Buku Panduan -Aplikasi Spectrum v.5.46 Beta 1 dan FPET untuk Pelaksana Teknis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Buku Panduan -Aplikasi Spectrum v.5.46 Beta 1 dan FPET untuk Pelaksana Teknis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 2016"

Transkripsi

1

2

3 Buku Panduan -Aplikasi Spectrum v.5.46 Beta 1 dan FPET untuk Pelaksana Teknis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 2016 i

4 ii

5 KATA SAMBUTAN Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan buku Panduan Aplikasi Spectrum dan FPET untuk Pelaksana Teknis dapat dipublikasikan. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), sesuai amanat Undang-undang No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, merupakan institusi yang menangani bidang Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Di bidang pengendalian penduduk pada tingkat pusat maupun provinsi, diperlukan adanya penyediaan data dasar kependudukan untuk mendukung perencanaan program pembangunan kependudukan di waktu yang akan datang, salah satunya melalui proyeksi (pemodelan). Untuk itu, dikembangkan aplikasi Spectrum yang difasilitasi oleh Avenir-Health dan Family Planning Estimation Tool (FPET) oleh Track20. FPET dan spectrum merupakan salah satu alat pemodelan yang dikembangkan untuk membantu pelaksana teknis dalam memonitor pencapaian dan mengevaluasi pencapaian Program KKBPK, serta perencanaan kebijakan sebagai panduan implementasi di masa yang akan datang. Hasil yang diperoleh dari pemanfaatan aplikasi ini dapat membantu dalam menyusun proyeksi penduduk, Keluarga Berencana, dan dampak yang dihasilkan dari pertumbuhan penduduk. iii

6 Oleh karena itu, semoga panduan penggunaan aplikasi Spectrum dan FPET untuk pelaksana teknis ini dapat dimanfaatkan untuk membantu pelaksana teknis dalam memahami konsep pemodelan yang dapat digunakan dalam pengembangan Program KKBPK di masa datang. Jakarta, Desember 2016 Deputi Bidang Pengendalian Penduduk, DR. Wendy Hartanto, MA iv

7 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya buku Panduan Penggunaan Aplikasi Spectrum dan FPET untuk Pelaksana Teknis dapat disusun dengan baik. Buku ini secara umum berisi tentang konsep dasar modeling menggunakan program Spectrum dan FPET beserta langkah kerja teknisnya. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerjasama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada dalam penyusunan buku panduan ini. Selain Buku Panduan Aplikasi Spectrum dan FPET bagi pelaksana teknis, terdapat versi video yang berisi Cara Cepat dan Tepat Memahami Spectrum dan FPET yang terlampir pada buku ini. Buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi pelaksana teknis BKKBN di tingkat pusat maupun provinsi dalam memahami konsep pemodelan serta konsep umum dari program Spectrum dan FPET, memahami cara membuat proyeksi untuk memonitoring dan mengevaluasi program, serta dapat menyusun rencana strategis dan merencanakan kebijakan yang dapat diadvokasikan kepada pemerintah pusat, provinsi, atau daerah untuk perbaikan dan pencapaian Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga di masa yang akan datang. v

8 Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku Panduan Aplikasi Spectrum dan FPET untuk Pelaksana Teknis ini. Jakarta, Desember 2016 Direktur Perencanaan Pengendalian Penduduk, Benny Benu vi

9 DAFTAR ISI Kata Sambutan... Kata Pengantar... Daftar isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i iii vii ix x BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 3 C. Sasaran... 3 D. Ruang Lingkup... 4 BAB II. KONSEP DASAR PROGRAM SPECTRUM FPET... 5 A. Konsep Dasar Modeling... 5 B. Program Spectrum Pengertian Alat Bantu (tools) Metodologi Indikator C. Program FPET Pengertian Alat Bantu (Tools) Metodologi Indikator D. Sumber Data BAB III. LANGKAH KERJA TEKNIS A. Langkah Kerja Spectrum B. Langkah Kerja FPET C. Merasionalkan Target Modeling dengan FPET vii

10 D. Menggunakan Hasil Spectrum untuk Mengisi Tools FPET E. Menggunakan FPET untuk Menilai Skenario yang Dibuat di Spectrum F. Memvalidasi Skenario Spectrum G. Mengupdate Modeling dengan Data Terbaru H. Mengambil Trend dari Data yang Ada BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA viii

11 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Indikator berdasarkan Hirarki Sumber Data Tabel 2.2 Input dan Hasil Proyeksi pada Modul DemProj Tabel 2.3 Indikator Input dan Hasil Proyeksi pada Modul FamPlan Tabel 2.4 Indikator Input dan Hasil Proyeksi pada Modul Rapid Tabel 2.5 Indikator FPET Data Preparatin Tools Tabel 2.6 Sumber Data Menurut Kelebihan dan Kekurangannya. 38 ix

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Deskripsi dasar metode ilmiah terkait modeling... 6 Gambar 2.2 Tampilan Menu pada Module DemProj Gambar 2.3 Tampilan Menu pada Module Famplan Gambar 2.4 Tampilan Menu pada Module Rapid Gambar 2.5 FPET Data Preparation Tools Gambar 2.6 Tampilan FPET Web Gambar 2.7 Core Indicator Calculator Gambar 3.1 Langkah Kerja Spectrum Gambar 3.2 Excel Bantu Spectrum Gambar 3.3 Tampilan Awal Aplikasi Spectrum Gambar 3.4 Langkah Kerja Teknis FPET Gambar 3.5 Langkah Kerja Teknis Spectrum Gambar 3.6 Langkah Kerja Teknis dari Excel Bantu ke Spectrum 46 Gambar 3.7 Langkah Kerja Teknis dari Hasil Spectrum ke FPET Gambar 3.8 Pengujian Hasil Spectrum ke FPET Gambar 3.9 Hasil Pengujian Skenario Spectrum ke FPET Gambar 3.10 Hasil Pengujian Skenario Spectrum ke FPET Gambar 3.11 Hasil Pengujian Skenario Spectrum ke FPET Gambar 3.12 Rasionalisasi Skenario Spectrum ke FPET Gambar 3.13 Uji Probabilitas 2017 Sebelum Target Diturunkan Gambar 3.14 Uji Probabilitas 2017 Sebelum Target Diturunkan x

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga pemerintahan yang melaksanakan tugas di bidang pengendalian penduduk, keluarga berencana dan pembangunan keluarga. BKKBN memiliki tujuan menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas. Tugas yang dimiliki oleh BKKBN ini tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun yang dapat diukur dari enam indikator utama yaitu (1) penurunan persentase laju pertumbuhan penduduk (LPP) hingga 1.21 %, (2) penurunan angka kelahiran total pada wanita usia subur (WUS) menjadi 2,28 anak per perempuan, (3) peningkatan persentase pemakaian kontrasepsi (Contraceptive Prevalence Rate / CPR) dari 61,9% menjadi 66%, (4) penurunan persentase kebutuhan ber-kb yang tidak terpenuhi (unmet need) menjadi 9.91%, (5) penurunan angka kelahiran pada remaja usia tahun, dan (6) penurunan persentase kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS tahun dari 7.1% menjadi 6.6%. BKKBN memerlukan langkah strategis dalam bidang kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga, serta melakukan evaluasi pencapaian target setiap tahunnya. Pembangunan nasional di bidang kependudukan dan keluarga berencana telah memberikan dampak positif 1

14 terhadap pemecahan masalah-masalah kependudukan. Sesuai Undang-Undang Nomor 52 tahun BKKBN sebagai institusi pemerintah yang menangani bidang pengendalian penduduk serta keluarga berencana bertugas menyediakan data parameter dasar kependudukan. Analisis data parameter kependudukan dapat memberikan gambaran tentang keberhasilan program pembangunan khususnya pembangunan kependudukan. Kependudukan merupakan permasalahan jangka panjang sehingga penanggulangannya dilaksanakan secara berkesinambungan. Dengan pertimbangan tersebut, diperlukan alat bantu (tools) yang mampu membantu pelaksana teknis dalam memonitoring dan mengevaluasi pencapaian program kependudukan dan keluarga berencana serta merencanakan kebijakan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Salah satu alat bantu yang digunakan adalah Spectrum. Program Spectrum dikembangkan oleh Avenir Health. Spectrum dapat digunakan sebagai model kebijakan yang akan berguna bagi penyusun kebijakan dilengkapi dengan alat bantu analisis untuk mendukung pengambilan keputusan. Selain itu terdapat aplikasi Family Planning Estimation Tool (FPET) yang dikembangkan oleh Track20. Aplikasi ini digunakan untuk memonitor pencapaian program KB dan dapat memproyeksi situasi di waktu yang akan datang melalui konsep modeling (proyeksi) yang dihasilkan. Penggunaan kedua aplikasi diatas dapat menggunakan sumber data dari berbagai survey yang ada seperti SDKI, SUSENAS, dll. Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari hasil survey tersebut. Pentingnya kedua alat bantu ini mendorong diperlukannya panduan penggunaan aplikasi Spectrum dan FPET bagi pengelola program kependudukan dan KB yakni pelaksana teknis untuk memudahkan penggunaan aplikasi 2

15 dalam memonitor capaian program KB baik di tingkat pusat maupun provinsi. Selain itu, buku panduan ini dibuat untuk membantu pelaksana teknis dalam memahami konsep pemodelan serta mengembangkan pemodelan dengan alat bantu modeling yakni melalui Spectrum dan FPET. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Memberikan gambaran mengenai cara membuat proyeksi program kependudukan dan keluarga berencana dengan menggunakan alat bantu modeling bagi pelaksana teknis di tingkat pusat maupun provinsi. 2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan pengetahuan mengenai prinsip dasar modeling b. Meningkatkan pengetahuan mengenai alat bantu modeling yang ada c. Meningkatkan pengetahuan mengenai langkah teknis dalam menggunakan alat bantu modeling d. Meningkatkan keterampilan menggunakan alat bantu modeling C. Sasaran Buku panduan penggunaan aplikasi Spectrum dan FPET ini ditujukan kepada pelaksana teknis di tingkat pusat dan provinsi. 3

16 D. Ruang Lingkup Buku panduan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai cara membuat proyeksi program kependudukan dan keluarga berencana dengan menggunakan alat bantu modeling bagi pelaksana teknis BKKBN di tingkat pusat dan provinsi. Buku ini terdiri dari 4 (empat) bab. Bab I. Pendahuluan; Bab II. Konsep Dasar Program Spectrum dan FPET; Bab III. Langkah Kerja Teknis; Bab IV. Penutup. Dalam penggunaannya, pelaksana teknis akan dihubungkan dengan Video Tutorial Langkah Cepat dan Tepat Memahami Spectrum dan 30 Menit Paham FPET 4

17 BAB II KONSEP DASAR PROGRAM SPECTRUM DAN FPET A. Konsep Dasar Modeling Modeling adalah sekumpulan cara atau alat untuk mendeskripsikan data, hubungannya satu sama lain, serta batasan konsistensinya. Modeling juga dapat didefinisikan sebagai penyederhanaan karena beberapa komponen dalam sistem dapat dihilangkan ketika mengembangkan model. Melalui model yang dihasilkan, permasalahan atau keadan tertentu, konfigurasi dari semua komponen, dan korelasi antara komponen dapat dipahami dengan lebih sederhana. Modeling sangat bermanfaat bagi setiap program dalam memprediksi situasi yang akan terjadi di masa yang akan datang. Beberapa fungsi dari pemodelan diantaranya sebagai alat bantu untuk berpikir, berkomunikasi, serta alat bantu dalam proyeksi. Modeling memiliki kemampuan untuk menghasilkan sebuah kemiripan dengan kondisi aktual. Maka, penilaian kontras antara model dan kondisi aktual harus dimasukkan ke dalam langkah evaluasi. Model yang dihasilkan berupa proyeksi dalam bentuk skenarioskenario bisa memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Melalui modeling, pelaksana teknis dibantu untuk lebih mudah menilai dan mengevaluasi target RPJMN dan FP2020 antara model (skenario dan proyeksi) dengan kondisi nyata saat ini. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini: 5

18 Gambar 2.1. Deskripsi dasar metode ilmiah terkait modeling (Dym and Ivey, 1980) Spectrum dan FPET merupakan salah satu alat modeling yang dikembangkan untuk membantu memonitor pencapaian dan memproyeksi situasi program Keluarga Berencana (KB). Apabila dibandingkan dengan alat modeling lainnya, Spectrum dibuat berdasarkan sistem Windows yang mudah dipelajari dan digunakan. Sistem yang sederhana ini sangat bermanfaat bagi siapa saja yang memiliki pengetahuan terhadap perangkat lunak Windows untuk mengoperasikannya dengan hanya sedikit arahan. Sedangkan FPET dibuat untuk melihat perkiraan per tahun berdasarkan indikator inti dengan menggunakan modeling statistik yang bersumber dari data survei dan layanan statistik. Hal ini menjadikan FPET sebagai alat modeling yang dipercaya dapat menggambarkan proyeksi situasi program. B. Program Spectrum 1. Pengertian Program Spectrum merupakan suatu policy model yang berbasis pada sistem komputer, yaitu window. 6

19 Program Spectrum dikembangkan oleh United State Agency International Development (USAID) Health Policy Intitiave (HPI), sekarang menjadi Avenir Health, agar dapat digunakan para pemangku kebijakan untuk memberikan informasi mengenai suatu dampak pembangunan di masa yang akan datang berdasarkan informasi dari pembangunan saat ini. Salah satu kelebihan policy model Spectrum dari model-model sebelumnya yang telah dikembangkan adalah policy model Spectrum telah memadukan beberapa modulmodul kedalam satu sistem. Pada program Spectrum terdapat 9 modul yang tersedia antara lain: a. Modul Demographic Projection Modul Demographic Projection atau yang disingkat dengan istilah DemProj merupakan suatu program untuk menyusun proyeksi penduduk b. Modul Family Planning Modul Family Planning atau yang disingkat dengan istilah FamPlan merupakan suatu program untuk menghitung komponen dan kebutuhan program Keluarga Berencana. c. Modul Benefit Cost Modul Benefit Cost merupakan suatu program untuk memperkirakan perhitungan biaya dan keuntungan dari pelaksanaan program Keluarga Berencana. d. Modul AIDS Impact Model Modul AIDS impact model atau yang disingkat dengan istilah AIM merupakan suatu program untuk memperkirakan dampak dari epidemik AIDS, termasuk jumlah orang yang terinfeksi HIV, jumlah orang meninggal akibat AIDS, jumlah penderita HIV/AIDS yang memerlukan perawatan dan jumlah orang yang beresiko tinggi. 7

20 e. Modul Socioeconomic Impacts of High Fertility and Population Growth Modul Socioeconomic Impacts of High Fertility and Population Growth atau yang disingkat dengan istilah RAPID merupakan suatu program untuk melihat dampak dari pertumbuhan penduduk dan angka kelahiran terhadap beberapa sektor sosial ekonomi, seperti ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan, urbanisasi dan pertanian. f. Modul Adolescent Reproductive Health Modul Adolescent Reproductive Health atau yang disingkat dengan istilah NewGen merupakan suatu program untuk memperkirakan dampak dari perilaku kesehatan reproduksi remaja, termasuk informasi mengenai perilaku seksual, perkawinan, kehamilan, aborsi, dan HIV- IMS. g. Modul Prevention of Mother-To-Child Transmission Modul prevention of mother-to-child transmission atau yang disingkat dengan PMTCT merupakan suatu program untuk mengukur biaya dan manfaat program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak, termasuk perawatan antiretroviral, pilihan pemberian makan bayi dan alternatif cara melahirkan. h. Modul Safe Motherhood Modul Safe Motherhood merupakan suatu program untuk menentukan biaya yang dibutuhkan untuk menurunkan angka kematian ibu. i. Modul Allocate Modul Allocate merupakan suatu program mengembangkan perencanaan kesehatan reproduksi nasional untuk efisiensi penggunaan anggaran kesehatan reproduksi. 8

21 2. Alat bantu (Tools) Dalam buku panduan ini, hanya akan dibahas tiga modul yang berhubungan dengan program kependudukan dan keluarga berencana yaitu Demographic Projection (DemProj), Family Planning (FamPlan), dan Sosioeconomic Impact of High Fertility and Population Growth (RAPID). a. DemProj 1) Pengertian DemProj pertama kali dikembangkan pada tahun 1980 dalam bentuk program komputer yang mudah digunakan untuk menghasilkan informasi proyeksi penduduk di masa yang akan datang. Untuk menyusun proyeksi penduduk, DemProj mempertimbangkan dua aspek yaitu : a) Jumlah penduduk suatu wilayah pada tahun tertentu berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia b) Komponen demografi dari suatu wilayah yang terdiri dari tingkat kelahiran, kematian dan migrasi. DemProj merupakan program dasar untuk menyusun proyeksi pada modul-modul lainnya dalam program Spectrum. 2) Manfaat DemProj dapat digunakan sebagai: a) Dasar dalam perencanaan b) Tools untuk mendapatkan gambaran besarnya masalah yang dihadapi di masa yang akan datang pada proses dialog pemangku kebijakan c) Tools yang dibutuhkan pada proses penyusunan kebijakan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. 9

22 Gambar 2.2 Tampilan Menu pada Modules DemProj b. FamPlan 1) Pengertian FamPlan pertama kali dikembangkan pada tahun 1989 oleh Research Triangle Institute untuk memproyeksikan jumlah peserta KB dan akseptor yang diperlukan untuk memenuhi target fertilitas atau prevalensi. FamPlan dapat menghitung komponen dan kebutuhan dari program Keluarga Berencana khususnya mengenai ketersediaan kontrasepsi. FamPlan didesain untuk selalu digunakan secara terintegrasi dengan aplikasi DemProj. FamPlan umumnya digunakan untuk memproyeksikan implikasi pencapaian jumlah akseptor berbagai metode kontrasepsi dimasa yang akan dapat digunakan untuk menghitung biaya dan keuntungan program KB dan menghitung peningkatan cakupan per kapita dari layanan sosial yang dapat diharapkan sebagai hasil dari menurunnya pertumbuhan penduduk. 10

23 2) Manfaat Program FamPlan memiliki beberapa manfaat, antara lain: a) Menganalisis dampak demografi dan fertilitas dari CPR yang ditetapkan b) Menganalisis dampak program Keluarga Berencana atas penetapan fertilitas yang diinginkan c) Membandingkan beberapa skenario dari perencanaan program KB, fertilitas dan lain-lain d) Mengevaluasi perkembangan pencapaian indikator program KB e) Menganalisis dampak dari perubahan mix kontrasepsi f) Memperkirakan biaya program KB g) Menganalisis dampak dari perubahan proximate determinant. Gambar 2.3 Tampilan Menu pada Modules FamPlan 11

24 c. Rapid 1) Pengertian Rapid pertama kali dikembangkan pada tahun 1978 untuk menyusun proyeksi dampak sosial ekonomi (ekonomi, pendidikan, kesehatan, urbanisasi dan pertanian) akibat tingkat kelahiran dan laju pertumbuhan penduduk. Proyeksi yang dihasilkan Rapid dapat digunakan sebagai dasar pada materi advokasi yang disusun untuk menyampaikan informasi strategis bagi pemangku kebijakan guna terlaksananya dialog rancangan kebijakan mengenai peranan kependudukan dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Rapid menggabungkan indikator-indikator sosialekonomi (tingkat partisipasi angkatan kerja, tingkat partisipasi siswa sekolah dasar serta menengah, dan jumlah tenaga kesehatan) dengan data-data kependudukan dan proyeksi penduduk untuk mendapatkan gambaran dampak dinamika penduduk terhadap sektor-sektor pembangunan sosial ekonomi di masa mendatang. 2) Manfaat a) Mendapatkan gambaran konsekuensi dalam suatu negara/daerah dengan tingkat kelahiran yang tinggi dan tingkat kelahiran yang ditekan melalui program Kependudukan dan Keluarga Berencana. b) Meningkatkan pengetahuan penentu kebijakan terhadap pentingnya penurunan tingkat kelahiran dan laju pertumbuhan penduduk dalam pembangunan sosial dan ekonomi. 12

25 c) Memberikan gambaran bagaimana tingkat laju pertumbuhan penduduk dapat mempengaruhi pembangunan sosial ekonomi. Gambar 2.4 Tampilan Menu pada Modules Rapid 3. Metodologi Program Spectrum menggunakan pendekatan regresi Gaussian dimana sistem hanya bisa memilih salah satu sumber data yang diyakini paling valid dan reliable untuk menghasilkan proyeksi dalam satu waktu (single years projection). Dengan menggunakan pendekatan tersebut, dapat diketahui proyeksi beberapa variable output dengan memasukan data parameter yang dibutuhkan untuk menjalankan program tersebut. 4. Indikator Pada program Spectrum terdapat dua indikator yaitu indikator input dan output. Indikator yang terdapat pada buku panduan pelaksana teknis ini hanya indikator yang berkaitan dengan program Kependudukan dan Keluarga Berencana. Berikut ini adalah penjelasan indikator berdasarkan modules yang digunakan: 13

26 a. DemProj 1) Indikator Input a) First Year Population (Jumlah penduduk pada tahun dasar tertentu) Indikator ini dihitung berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur 5 tahun (0-4, 5-9, sampai 80+). Sumber data yang dapat digunakan adalah sensus penduduk & proyeksi penduduk Indonesia (Bappenas, BPS). b) Total Fertiliy Rate (TFR) Adalah rata-rata jumlah anak yang dilahirkan hidup oleh seorang perempuan sampai dengan akhir masa reproduksinya. Sumber data yang dapat digunakan adalah SDKI dan SUPAS. c) Age-Specific Fertility Rates (ASFR) Angka kelahiran menurut kelompok umur (ASFR) menunjukkan banyaknya anak yang dilahirkan oleh perempuan pada suatu tahun tertentu per perempuan menurut kelompok umur tertentu. Sumber data yang dapat digunakan adalah SDKI. d) Sex Ratio at Birth Adalah perbandingan banyaknya bayi laki-laki dengan bayi perempuan pada suatu daerah dan pada waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 jumlah penduduk perempuan. Sex ratio at Birth di beberapa negara umumnya berkisar antara bayi laki- laki per 100 bayi perempuan. Sumber data yang dapat digunakan adalah proyeksi penduduk Indonesia (Bappenas, BPS) 14

27 e) Life Expectancy Adalah perkiraan jumlah tahun hidup dari individu yang berdiam di suatu wilayah dari sekelompok makhluk hidup tertentu. Sumber data yang dapat digunakan adalah proyeksi penduduk Indonesia (Bappenas, BPS) f) Model life table Di Indonesia pada umumnya, model life table yang digunakan adalah Coale Demeny West. Model ini menyesuaikan dengan kondisi Indonesia yang merupakan Negara berkembang. g) Migration (Migrasi) Perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara ataupun batas administratif /batas bagian dalam suatu Negara. - Net Migration adalah selisih antara jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar. Apabila migrasi masuk lebih besar daripada migrasi keluar, maka disebut migrasi neto positif, sedangkan jika migrasi keluar lebih besar daripada migrasi masuk maka disebut migrasi nego negative. - Male age distribution adalah migrasi neto (net migration) laki- laki menurut kelompok umur - Male age distribution adalah migrasi neto (net migration) perempuan menurut kelompok umur Sumber data yang dapat digunakan adalah proyeksi penduduk Indonesia (Bappenas, BPS) 15

28 Berikut adalah tabel indikator berdasarkan hirarki sumber data. Tabel 2.1 Tabel Indikator berdasarkan Hirarki Sumber Data No Indikator Hirarki Sumber Data 1 First year population Sensus Penduduk Proyeksi Bappenas 2 Total Fertility Rate SDKI SUPAS 3 ASFR SDKI SUPAS 4 Sex ratio at birth Proyeksi penduduk Indonesia (Bappenas, BPS, UNFPA) 5 Life Expectancy Proyeksi penduduk Indonesia (Bappenas, BPS, UNFPA) 6 Migration - Net migration - Male age distribution - Female age distribution Proyeksi penduduk Indonesia (Bappenas, BPS, UNFPA) 2) Indikator Output Indikator output atau proyeksi yang dapat dihasilkan dari modul DemProj dapat dilihat pada table di bawah ini : Tabel 2.2 Indikator Output dari Modules DemPro No Indikator Output Rincian 1. Population a. Total population b. Population aged 0 4 c. Population aged 5 14 d. Population aged e. Population aged f. Population aged

29 2 Fertility a. Total Fertility Rate b. Gross Reproduction Rate c. Net Reproduction Rate d. Mean age of Childbearing (rata-rata usia subur) e. Child-woman Ratio (rasio anak perempuan 3 Vital Events a. Births (Angka kelahiran) b. Death (Angka kematian) c. CBR d. CDR e. LP 4 Ratio a. Sex ratio b. Dependency ratio 5 Age group a. All age group (semua usia) b. Define age group (kelompok c. Median age (usia median penduduk) b. FamPlan 1) Indikator Input a) Method Mix Adalah persentase dari seluruh peserta KB yang menggunakan metode kontrasepsi tertentu dan harus berjumlah 100%. Sumber data yang dapat digunakan adalah SDKI. b) Source Mix Adalah persentase pemakai alat kontrasepsi menurut sumber pelayanan kontrasepsi. Sumber data yang dapat digunakan diperoleh dari survei nasional. 17

30 c) Proximate determinant (faktor penentu fertilitas) Merupakan faktor yang secara langsung mempengaruhi ferrtilitas. Terdiri dari beberapa indikator, antara lain: - Percent of women in union Persentase wanita usia tahun yang berstatus kawin. Sumber data yang dapat digunakan adalah SDKI - Postpartum insusceptibility (months) Adalah periode setelah melahirkan dimana wanita tidak terpapar untuk hamil karena amenorrhea paska kelahiran. Sumber data yang dapat digunakan adalah SDKI - Unintended pregnancy terminated/induced abortion (%) Rata-rata jumlah aborsi yang dapat dialami wanita apabila dia bertahan hidup hingga usia 49 tahun dan mengalami aborsi pada usia tertentu. Apabila aborsi merupakan tindakan ilegal di suatu Negara, maka akan sulit mendapatkan data mengenai aborsi. - Sterility (%) Sterilitas diukur dari persentase wanita yang tidak memiliki anak hingga akhir masa reproduksi. d) Child Survival - Percent of births with any risk (persentase kelahiran dengan risiko) - IMR in survey year (angka kematian bayi pada tahun survey) 18

31 - Under-five mortality rate in survey year (angka kematian di bawah lima tahun pada tahun survey) - Relation of risky births to contraceptive use (Hubungan kelahiran berisiko dengan penggunakan kontrasepsi) - Relation of IMR (infant mortality rate) to risky births (Hubungan IMR (Angka Kematian Bayi) dengan kelahiran berisiko) - Relation of U5MR (under five mortality rate) to risky births (Hubungan U5MR (Angka Kematian anak di Bawah 5 Tahun) dengan kelahiran berisiko) e) Cost of services Biaya pelayanan kontrasepsi ditentukan oleh jasa pelayanan KB dan sumber pelayanan kontrasepsi. Biaya pelayanan kontrasepsi dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan metode dan sumber pelayanan. f) Effectiveness Adalah proporsi dari pemakai kontrasepsi yang tidak menjadi hamil selama satu tahun pemakaian. g) Fees Biaya adalah pada harga total terhadap suatu metode kontrasepsi dan dibayar oleh pengguna. Informasi ini dipakai untuk menentukan pendapatan sektor publik dan harga net sektor publik. h) Method Attributes Setiap metode kontrasepsi dapat dikelompokkan 19

32 menjadi permanent, metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan jangka pendek. Pada metode kontrasepsi permanen seperti MOW dan MOP, diperlukan data umur rata rata di mana akseptor mendapatkan metode tersebut. Pada MKJP diperlukan data jumlah tahun rata- rata seseorang menggunakan metode tersebut sebelum berhenti atau perlu memperbarui metode tersebut. Sedangkan metode kontrasepsi jangka pendek diperlukan data jumlah rata- rata komoditi yang dibutuhkan untuk penggunaan efektif metode tersebut. i) Goal Dalam aplikasi Spectrum terdapat beberapa target atau goal yang dapat dipilih, antara lain : i. Reducing Unmet Need for contraception Menurunkan angka unmet need sesuai target yang ingin dicapai pada waktu tertentu. Sumber data yang dapat digunakan adalah target RPJMN ii. Reaching a goal for Contraceptive Prevalence Rate Menetapkan CPR saat ini dan CPR yang ingin dicapai dalam waktu tertentu. Sumber data yang dapat digunakan adalah SDKI dan target RPJMN iii. Reaching a goal for Total Fertility Rate Menetapkan target TFR dimasa yang akan datang untuk level nasional atau provinsi. Sumber data yang dapat digunakan adalah target RPJMN

33 iv. Reaching a goal for Modern CPR Menetapkan mcpr saat ini dan mcpr yang ingin dicapai dalam waktu tertentu. 2) Indikator Output Beberapa Indikator output atau proyeksi yang dihasilkan dari modul FamPlan dapat dilihat pada table di bawah ini : Tabel 2.3 Indikator Ouput dari Modules FamPlan No Indikator Output Rincian 1 Fertility and family planning use a. TFR b. Prevalens c. Percent Unmet Need d. Average Effectiveness e. Total fecundity f. Users g. Acceptors 2 Woman of reproductive age a. Women of reproductive age b. Married women of reproductive age 3 Demographic event a. Pregnancies b. Births c. RAPID 1) Indikator Input a) Economy (bidang ekonomi) - Tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk tahun (Labour Force Participation Rate Males 10-14) Tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk tahun dibedakan menurut penduduk 21

34 laki-laki dan perempuan. Apabila tidak ada data tersebut, maka tingkat partisipasi angkatan kerja dapat diasumsikan 0 karena penduduk pada usia tersebut bukan merupakan bagian penduduk angkatan kerja - Tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk tahun (Labour Force Participation Rate Males 15-64) Dibedakan menurut penduduk laki-laki dan perempuan - Persentase angka pertumbuhan PDB per tahun Sumber data potensial yang dapat digunakan yaitu data rencana pembangunan nasional, laporan tahunan UNESCO (Organisasi Bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya PBB), web BPS, dsb. b) Education (bidang pendidikan) - Angka partisipasi murid sekolah dasar - Rasio murid sekolah dasar terhadap jumlah guru sekolah dasar - Rasio murid sekolah dasar terhadap jumlah sekolah dasar - Pengeluaran rutin rata-rata per murid sekolah dasar - Angka partisipasi murid sekolah menengah pertama - Rasio murid sekolah menengah terhadap jumlah guru sekolah menengah pertama - Rasio murid sekolah menengah terhadap 22

35 jumlah sekolah menengah pertama - Pengeluaran rutin rata-rata per murid sekolah menengah pertama Catatan : Angka Angka partisipasi murid sekolah dasar adalah angka partisipasi kasar, yaitu: jumlah murid sekolah dasar dibagi dengan jumlah penduduk yang dianggap berada pada usia sekolah dasar. Angka partisipasi murid sekolah menengah pertama adalah angka partisipasi kasar, yaitu: jumlah murid sekolah menengah pertama dibagi dengan jumlah penduduk yang dianggap berada pada usia sekolah menengah. c) Health (bidang kesehatan) - Rasio jumlah penduduk terhadap jumlah dokter Dihitung dengan membagi jumlah penduduk dalam satu tahun dengan jumlah dokter di tahun yang sama. - Rasio jumlah penduduk terhadap jumlah perawat Dihitung dengan membagi jumlah penduduk dalam satu tahun dengan jumlah perawat di tahun yang sama. - Rasio jumlah penduduk terhadap jumlah puskesmas Dihitung dengan membagi jumlah penduduk dalam satu tahun dengan jumlah Puskesmas pada tahun yang sama. 23

36 - Rasio jumlah penduduk terhadap jumlah rumah-sakit Dihitung dengan membagi jumlah penduduk dalam satu tahun dengan jumlah rumah-sakit pada tahun yang sama. - Rasio jumlah penduduk terhadap jumlah tempat tidur rumah sakit Dihitung dengan membagi jumlah penduduk di dalam satu tahun dengan jumlah tempat tidur rumah-sakit pada tahun yang sama. - Biaya kesehatan rutin rata-rata per orang Dihitung dengan membagi biaya rutin untuk kesehatan dalam satu tahun dengan jumlah penduduk di tahun yang sama. Asumsi terhadap jumlah penduduk terhadap setiap poin di atas dapat tetap konstan di masa yang akan datang atau dapat berubah untuk mencerminkan sasaran pada rencana pembangunan, begitu pula dengan biaya kesehatan rutin rata- rata per orang. d) Urbanization (Urbanisasi) - Persentase jumlah penduduk perkotaan yang tinggal di kota besar Dihitung dengan membagi penduduk yang tinggal di kota besar di suatu wilayah dalam satu tahun dengan jumlah penduduk perkotaan di suatu wilayah di tahun yang sama. Asumsi ini dapat tetap konstan di masa yang akan datang, atau dapat dirubah untuk mencerminkan kebijakan-kebijakan migrasi. Asumsi ini juga dapat dirubah berdasarkan pada pertumbuhan kota besar pada masa lalu. 24

37 - Jumlah orang per jumlah rumah tangga di kota besar e) Agriculture (Bidang pertanian) - Lahan subur - Konsumsi bahan pangan pokok per kapita per tahun Dihitung dengan membagi jumlah konsumsi bahan makanan pokok dalam satu tahun dengan jumlah penduduk di tahun yang sama. - Total produksi bahan pangan pokok pada tahun dasar - Peningkatan produksi bahan pangan pokok tahunan 2) Indikator Output Indikator output atau proyeksi yang dihasilkan dari modul RAPID dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.4 Indikator Output dari Modules Rapid No Indikator Output Rincian 1 Ekonomi (Economy) a. Jumlah tenaga kerja (Labour force) b. Jumlah pekerjaan baru yang dibutuhkan (New job required) c. Angka ketergantungan anak (Child dependents) d. Produk domestic bruto (GDP) e. Angka pertumbuhan PDB per kapita (GDP per capita) 25

38 2 Pendidikan (Education) a. Rata-rata usia masuk sekolah (Children of primary school age) b. Jumlah murid sekolah dasar (Primary students) c. Jumlah guru sekolah dasar yang dibutuhkan (Primary teachers required) d. Jumlah sekolah dasar yang dibutuhkan (Primary school required) e. Rata-rata biaya sekolah dasar yang diperlukan (Primary expenditure required) f. Rata-rata usia masuk sekolah menegah pertama (Children of secondary school age) g. Jumlah murid sekolah menengah pertama (Secondary students) h. Jumlah guru sekolah menengah pertama yang dibutuhkan (Secondary teachers required) i. Jumlah sekolah menengah pertama yang dibutuhkan (Secondary school required) j. Rata-rata biaya sekolah menengah pertama yang diperlukan (Secondary expenditure required) 3 Kesehatan (Health) a. Jumlah dokter yang dibutuhkan (Doctors required) b. Jumlah perawat yang dibutuhkan (Nurse required) c. Jumlah Puskesmas yang dibutuhkan (Health centers required) d. Jumlah rumah sakit yang dibutuhkan (Hospital required) e. Jumlah tempat tidur rumah sakit yang dibutuhkan (Hospital beds required) f. Rata-rata pengeluaran kesehatan per tahun (Annual recurrent health expenditure) g. Penduduk risiko kesehatan tinggi (Population at high health risk) 26

39 4 Urbanisasi (Urbanization) a. Jumlah penduduk daerah perkotaan (Total urban population) b. Jumlah penduduk di suatu wilayah perkotaan besar (Population of major city) c. Rumah tangga perkotaan (Urban households) d. Annual new urban household e. Jumlah penduduk usia tahun di daerah perkotaan (Urban youth 12-25) 5 Pertanian (Agriculture) a. Luas lahan subur per kapita (Arable land per capita (HA) b. Jumlah konsumsi bahan pangan pokok (Consumption of major crop (MT) c. Produksi bahan pangan pokok (Production of major crop (MT) C. Program FPET 1. Pengertian Family Planning Estimation Tool (FPET) merupakan alat bantu yang dibuat oleh Track20 bekerja sama dengan Divisi Kependudukan PBB (UNPD) dan National University of Singapore. FPET dapat digunakan untuk memperkirakan angka prevalensi kontrasepsi dan proporsi unmet need wanita usia subur dari berbagai survei yang ada. selain itu, FPET dapat digunakan untuk menghasilkan perkiraan (proyeksi) baik level nasional maupun provinsi tergantung pada data yang dimasukkan ke dalam alat ini. 2. Alat Bantu (Tools) Alat Bantu FPET terdiri dari FPET Data Preparation Tool, FPET Web, dan Core Indicator Calculator berbasis Excel (CIC/Kalkulator Indikator Inti). a. FPET Data Preparation Tool Adalah alat bantu yang disediakan oleh FPET untuk menginput data-data yang dibutuhkan. Data-data 27

40 yang dibutuhkan adalah hasil survei dari beberapa tahun yang telah dilakukan. Informasi yang dibutuhkan antara lain CPR, mcpr, dan unmet need. Data-data yang dimasukkan ke dalam tool ini akan tersimpan dalam format.csv untuk proses upload di website. Gambar 2.5. FPET Data Preparation Tool b. FPET web FPET Web adalah alat bantu yang digunakan untuk mengeluarkan output dengan pendekatan metode Bayesian. Metode Bayesian merupakan model hirarkis yang membentuk kurva berdasarkan historis data. FPET Web harus terkoneksi dengan website track20 dalam penggunaannya untuk proses mengunggah (upload) data dan pengolahannya. Setelah proses mengunggah data selesai, alat bantu ini akan bisa menghasilkan hasil (result) berupa indikator output, target, dan grafik. 28

41 Gambar 2.6 Tampilan FPET Web c. Core Indicator Calculator berbasis Excel FP2020 (CIC/Kalkulator Indikator Inti) CIC merupakan alat bantu untuk menghasilkan indikator inti FP2020 berbasis Microsoft Excel. CIC menghitung indikator 1-9 yang ada di dalam FP2020, yaitu 1) Jumlah pengguna tambahan metode kontrasepsi modern 2) Prevalensi Kontrasepsi Modern (mcpr) wanita usia subur 3) proporsi wanita unmeet need untuk alat kontrasepsi modern 4) Proporsi wanita dengan kebutuhan kontrasepsi terpenuhi oleh alat kontrasepsi modern 5) Jumlah kehamilan tidak diinginkan (KTD) 6) Jumlah kehamilan tidak diinginkan yang dapat dicegah oleh penggunaan alat kontrasepsi modern 29

42 7) Jumlah kematian ibu yang dapat dicegah oleh penggunaan alat kontrasepsi modern 8) Jumlah aborsi tidak aman yang dapat dicegah oleh penggunaan alat kontrasepsi modern 9) Proporsi distribusi pengguna alat kontrasepsi modern berdasarkan jenisnya. Salah satu data dasar yang digunakan untuk menghitung indikator dalam kalkulator ini yaitu data jumlah penduduk dunia berdasarkan UNPD. Namun, untuk perhitungan Indonesia menggunakan data proyeksi penduduk Bappenas. Gambar 2.7 Core Indicator Calculator 1-9 Track20 (CIC/Kalkulator Indikator Inti) 3. Metodologi FPET FPET menggunakan pendekatan Bayesian, dimana dalam pemodelannya menggunakan data historis untuk menentukan tren jangka panjang sesuai dengan kurva pertumbuhan logistik, dan menambahkan model time series dengan autokorelasi untuk menangkap penyimpangan sekitar tren. 4. Indikator FPET Data Preparation Tool, FPET Web, dan CIC berbasis Excel saling berkaitan. Proses input dilakukan di FPET Data Preparation Tool dan outputnya dikeluarkan oleh 30

43 FPET Web. Kemudian hasil dari FPET Web dipindahkan ke CIC dan ditambahkan beberapa input untuk menghasilkan output FP2020. a. FPET Data Preparation Tool Data yang akan diolah diinput melalui FPET Data Preparation Tool. Apabila dalam satu tahun terdiri dari beberapa survei, maka seluruh data dapat diinput secara bersamaan pada tahun yang sama. Data yang perlu disiapkan untuk diinput ke dalam FPET Data Preparation Tool antara lain : 1) CPR CPR adalah persentase pasangan usia subur berstatus kawin dan berumur tahun yang sedang menggunakan alat atau cara KB. Sumber data CPR terdiri dari beberapa data survei, antara lain SDKI, Susenas, dan PMA ) mcpr mcpr merupakan persentase pasangan usia subur berstatus kawin yang sedang menggunakan alat atau cara KB modern. Data mcpr dapat diambil dari data hasil survei SDKI, Susenas, dan PMA ) Unmet need Unmet need adalah proporsi wanita usia subur berstatus kawin yang tidak menggunakan alat kontrasepsi meskipun mereka menyatakan ingin menunda memiliki anak atau tidak menginginkan mempunyai anak lagi. Sumber-sumber data Unmet need terdiri dari SDKI, Susenas, dan PMA

44 4) Tahun survei dilakukan Merupakan keterangan tahun survei tersebut mulai dimulai dan berakhir. 5) Jumlah Wanita Menikah Usia Subur Untuk menghitung estimasi di level provinsi, perlu ditambahkan informasi jumlah wanita menikah usia subur pertahun dari tahun Data ini sudah tersedia secara default di FPET Data Preparation Tool untuk level nasional sehingga untuk menghitung estimasi di level nasional, input jumlah wanita menikah usia subur tidak diperlukan. Indikator berdasarkan hirarki sumber data dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.5 Indikator Input FPET Data Preparation Tool Berdasarkan Hirarki Sumber Data No Indikator Hirarki Sumber Data 1 CPR 1.SDKI 2.Susenas 3.PMA mcpr 1.SDKI 2.Susenas 3.PMA Unmet need 1.SDKI 2. Susenas PMA

45 b. FPET Web Variabel yang dihasilkan dari FPET Web adalah : 1) Contraceptive Prevalence (CPR) CPR digunakan untuk mengetahui perbandingan jumlah pemakai alat kontrasepsi terhadap pasangan usia subur yang berusia tahun. CPR yang dihasilkan di FPET Web merupakan CPR untuk mengetahui trend ke depan. Variabel ini dapat digunakan untuk memprediksi target FP2020 dan RPJMN. 2) Prevalence of Modern Modern Methods (mcpr) mcpr digunakan untuk melihat perbandingan jumlah pemakai alat kontrasepsi modern terhadap pasangan usia subur tahun. 3) Prevalence of Traditional Methods Adalah angka pemakaian kontrasepsi tradisional seperti senggama terputus, pantang berkala, dan metode amenorrhea laktasi terhadap pasangan usia subur tahun. 4) Unmetneed for modern methods Merupakan proporsi wanita usia subur berstatus kawin yang tidak ingin punya anak lagi atau yang ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal dua tahun tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi modern. 5) Total demand for Family Planning Total demand for FP atau total permintaan terhadap KB digunakan untuk melihat jumlah wanita di usia reproduktif (15 49 tahun) yang menikah dan yang sedang menggunakan 33

46 setidaknya satu alat kontrasepsi, serta unmeet need untuk keluarga berencana 6) Demand Satisfied Proporsi WUS (atau PUS) yang ingin menunda anak atau tidak lagi menambah anak yang sedang menggunakan alat kontrasepsi. 7) Demand Satisfied with a Modern Method Proporsi WUS (atau PUS) yang ingin menunda anak atau tidak lagi menambah anak yang sedang menggunakan alat kontrasepsi modern. c. Core Indicator Calculator (CIC/Kalkulator Indikator Inti) Indikator Variabel Input a) mcpr wanita menikah dan Unmet need untuk metode modern hasil perhitungan FPET Web b) Data-data terbaru untuk mcpr pasangan usia subur (PUS) dan mcpr wanita usia subur (WUS). Salah satu sumber data ini adalah SDKI. c) Jumlah wanita usia subur tahun. Data ini bisa bersumber dari Proyeksi Penduduk Indonesia BPS. d) Angka kelahiran hidup tahunan, merupakan angka default yang berasal dari estimasi dari UNPD WPP Angka ini dapat diubah dengan hasil perhitungan dari Spectrum. e) Persentase niat kehamilan yang ingin anak ditunda dan tidak ingin anak lagi. Data ini dapat diperoleh dari hasil survei SDKI. 34

47 f) Angka Kematian Ibu (AKI) dari hasil survei SDKI g) Prevalensi penggunaan alat kontrasepsi wanita tahun untuk masing-masing jenis alat kontrasepsi modern dari survei terbaru. Hasil penjumlahan total angka ini adalah mcpr. Angka ini dapat diambil dari data survei SDKI, Susenas, maupun PMA2020 terbaru. h) Metode Mix mcpr. Hasil penjumlahan total angka ini adalah 100%. Metode mix dapat bersumber dari SDKI, Susenas, maupun PMA Variabel yang dihasilkan Variabel yang dihasilkan dari perhitungan CIC adalah sebagai berikut: a) Indikator 1 : Jumlah pengguna tambahan metode kontrasepsi modern Merupakan selisih jumlah wanita usia subur (atau pasangannya) yang menggunakan alkon modern dalam satu kurun waktu tertentu. Variabel input yang mempengaruhi Indikator 1 adalah jumlah wanita usia subur, mcpr hasil perhitungan FPET, dan rasio mcpr WUS terhadap PUS. b) Indikator 2: Prevalensi Kontrasepsi Modern (mcpr) Wanita Usia Subur Merupakan proporsi wanita usia subur (atau pasangannya) yang menggunakan metode kontrasepsi modern. Variabel input yang mempengaruhi Indikator 2 antara lain mcpr hasil perhitungan FPET, dan rasio mcpr WUS terhadap PUS. 35

48 c) Indikator 3: Persentase wanita yang k ebutuhan kontrasepsinya belum terpenuhi untuk metode kontrasepsi modern Adalah proporsi wanita (atau pasangannya) yang ingin menunda anak atau tidak ingin memiliki anak lagi tetapi saat ini tidak sedang menggunakan alat kontrasepsi modern. Indikator 3 diperoleh dari unmet need hasil perhitungan FPET. d) Indikator 4: Persentase wanita yang kebutuhan kontrasepsinya terpenuhi dengan metode kontrasepsi modern Adalah proporsi wanita usia subur (atau pasangannya) yang ingin menunda anak atau tidak ingin memiliki anak lagi dan sedang menggunakan alat kontrasepsi. Indikator 4 dipengaruhi oleh variabel input unmet need dan mcpr WUS hasil perhitungan FPET. e) Indikator 5: Jumlah kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) Variabel input yang mempengaruhi jumlah kehamilan yang tidak diinginkan adalah proporsi kehamilan yang ingin ditunda, proporsi kehamilan yang tidak diinginkan, dan angka kelahiran hidup tahunan. f) Indikator 6: Jumlah kehamilan tidak diinginkan yang dapat dicegah oleh penggunaan alkon modern Indikator 6 dipengaruhi oleh variable input mcpr hasil perhitungan FPET dan proyeksi jumlah wanita usia subur. 36

49 D. Sumber data g) Indikator 7: Jumlah aborsi tidak aman yang dapat dicegah oleh penggunaan alat kontrasepsi modern. Adalah jumlah tindakan aborsi yang tidak aman yang dapat dicegah dalam kurun waktu tertentu sebagai hasil dari penggunaan kontrasepsi pada kurun waktu tersebut. h) Indikator 8: Jumlah kematian ibu yang dapat dicegah oleh penggunaan alkon modern Merupakan jumlah kematian ibu yang dapat dicegah dalam kurun waktu tertentu sebagai hasil dari penggunaan kontrasepsi pada kurun waktu tersebut. i) Indikator 9: Proporsi distribusi pengguna alat kontrasepsi modern berdasarkan jenisnya Indikator ini dihitung menggunakan variable input prevalensi penggunaan alat kontrasepsi untuk masing-masing jenis alat kontrasepsi. Program Spectrum dan FPET dapat menggunakan berbagai pilihan sumber data yang ada. Pada buku panduan ini lebih condong menggunakan SDKI sebagai sumber data utamanya. Hal ini dikarenakan SDKI didesain untuk mengukur parameter kependudukan, hanya saja durasi pengumpulan datanya setiap 5 tahun. Sehingga tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sumber data lain sesuai kebutuhan. Dibawah ini telah dirangkum berbagai kelebihan dan kekurangan dari masing masing sumber data dalam mempertimbangkan sumber data mana yang akan digunakan. 37

50 Tabel 2.6 Sumber Data Menurut Kelebihan dan Kekurangan No Sumber Data Kelebihan Kekurangan 1 Sensus Penduduk Merepresentasikan seluruh populasi Hanya dilakukan10 tahun sekali Membutuhkan waktu 4 tahun Hingga di publikasikan 2 Susenas Data yang tersedia sampai level kabupaten Dilaksanakan satu tahun sekali 3 SDKI SDKI merupakan survei berstandar internasional Dirancang untuk menggambarkan kependudukan dan kesehatan Data yang dihasilkan kurang representatif Tidak dirancang khusus untuk SDKI dilaksanakan l 5 tahun sekali Data yang tersedia sampai level Provinsi 4 Proyeksi Bappenas Sumber data resmi untuk seluruh kementrian dan lembaga 5 SUPAS Mencakup keterangan pokok penduduk, seperti kelahiran, kematian, perpindahan penduduk, ketenagakerjaan, perumahan, dan tempat tinggal. 6 PMA 2020 Dirancang khusus untuk mengevaluasi program KB Dilaksankan setiap tahun sejak 2015 SUPAS dilaksanakan sekali dalam 10 tahun Hanya merepresentasikan nasional 38

51 BAB III LANGKAH KERJA TEKNIS A. Langkah Kerja Spectrum Dalam menggunakan alat bantu Spectrum, langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan instalasi dari program Spectrum ke dalam computer. Terdapat dua cara, yaitu: melakukan instalasi dari CD- ROM atau melalui website dan mengunduh software yang ada. Spectrum yang tersedia pada website tersebut merupakan versi terbaru yaitu Spectrum v Saat ini sudah tersedia Spectrum bahasa Indonesia terbaru versi 5.46 Beta 1. Gambar 3.1 Langkah Kerja Spectrum Proses yang dapat memudahkan dalam pengisian data yaitu siapkan excel bantu berupa spreadsheet yang berisi data yang dikumpulkan dari berbagai sumber (Sensus Penduduk, laporan SDKI, Proyeksi Penduduk, Kota dalam angka, laporan khusus dari sector lain) untuk memudahkan pengisian indikator-indikator yang terdapat pada aplikasi Spectrum, khususnya modul DemProj, FamPlan, dan Rapid. Struktur dari excel bantu ini sudah didesain mengikuti format tampilan 39

52 kolom yang sama dengan Spectrum, agar memudahkan dalam mengisi data ke dalam indikator di Spectrum. Sebaiknya sebelum menjalankan Spectrum, dipastikan semua data sudah terisi dengan lengkap didalam excel bantu ini. salah satu teknik yang digunakan ketika tidak ditemukan data pada suatu indikator adalah dengan mengambil estimasi dari wilayah yang memiliki karakteristik serupa. Sebagai contoh: Data level kabupaten tidak tersedia dari survey SDKI maka penggunaan data provinsi yang diturunkan menjadi data daerah perkotaan dan pedesaan bisa digunakan untuk mengestimasi data dilevel kabupaten yang sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Sebagai ilustrasi, pada suatu provinsi telah diketahui karakteristik kabupaten yang ada sangat bervariasi, ada kabupaten yang cenderung perkotaan, dan ada yang cenderung pedesaan. Kabupaten X dan Y ada di provinsi tersebut, keduanya memiliki karakteristik pedesaan. Sehingga indikator yang digunakan untuk kedua kabupaten tersebut sama. Metode ini bisa dikecualikan jika terdapat sumber data dari survey lainnya yang dapat digunakan (misalnya PMA 2020). Data dari kab/kota dalam angka dapat digunakan sebagai sumber untuk modul rapid, akan tetapi, sangat disarankan memilih sumber data untuk modul famplan dan demproj dari SDKI. 40

53 Berikut contoh tampilan excel bantu Spectrum. Gambar 3.2 Excel Bantu Spectrum Setelah menyiapkan excel bantu, maka proses pengisian data dapat dilakukan. Buka aplikasi Spectrum, kemudian klik run spectrum seperti pada gambar di bawah ini Gambar 3.3 Tampilan Awal Aplikasi Spectrum 41

54 Dalam menentukan skenario dan goal perlu mempertimbangkan beberapa parameter yang ada disetiap level (nasional, provinsi, kabupaten). Parameter yang dimaksud adalah ASFR dan usia tahun, Mix Method tradisional, TFR, CPR. Semua proses dari mulai menyiapkan excel bantu, proses pengisian data pada modul DemProj, FamPlan, dan Rapid, pembuatan scenario program, serta mengeluarkan hasil / result dapat dilihat melalui video tutorial Langkah Cepat dan Tepat Memahami Spectrum yang terlampir pada buku ini. Selain itu, pelaksana teknis juga dapat merujuk pada Buku Materi yang diterbitkan oleh BKKBN melalui : o Softcopy Buku Materi Pembelajaran Program Spectrum dapat diakses pada alamat website : o Softcopy Buku Materi Pembelajaran Aplikasi Spectrum dapat diakses pada alamat website: B. Langkah Kerja FPET Saat menggunakan FPET ada beberapa hal yang harus dilakukan terlebih dahulu. Pelaksana teknis perlu mengunduh FPET Data Preparation Tool. FPET Data Preparation Tool merupakan aplikasi yang akan digunakan untuk menghasilkan data input. Semua data input dari FPET Data Preparation Tool akan tersimpan dalam format csv. Input berbentuk csv tersebut kemudian diunggah ke FPET berbasis web untuk menghasilkan output. Output ini adalah data hasil running dari FPET yang sewaktu-waktu bisa disimpan oleh user dengan ekstensi csv. Berikut ini merupakan bagan langkah kerja teknis FPET. 42

55 Gambar 3.4 Langkah Kerja Teknis FPET Untuk informasi yang lebih lengkap mengenai cara menggunakan dan langkah-langkah FPET dan Core Indicator Calculator (CIC/Kalkulator Indikator Inti) berbasis Excel, silahkan lihat pada Video tutorial 30 Menit Paham FPET yang dapat diunduh melalui dan dapat melalui ke FPET Data Preparation Tool dapat diunduh melalui dan hasilnya dapat diunggah melalui C. Merasionalkan Target Modeling Dengan FPET Meskipun menggunakan metodologi yang berbeda dalam perhitungannya, namun dalam pemanfaatannya aplikasi modeling SPECTRUM dan FPET merupakan aplikasi yang saling melengkapi satu sama lain, hasil perhitungan Spectrum digunakan sebagai data yang dibutuhkan dalam perhitungan FPET dan sebaiknya hasil FPET dapat digunakan untuk memvalidasi perhitungan Spectrum. Informasi yang dihasilkan dari masing-masing modeling dapat dikombinasikan untuk menghasilkan informasi yang lengkap Hal yang penting dalam sebuah modelling adalah bagaimana merasionalkan hasil yang dikeluarkan oleh model sehingga dapat diterima oleh pihak yang membutuhkan informasi, untuk menjawab kebutuhan tersebut 43

56 D. Menggunakan hasil spectrum untuk mengisi tools FPET Penggunaan data dari hasil modeling dengan tools Spectrum dapat menunjang kebutuhan data yang diperlukan dalam analisis menggunakan FPET. Salah satu hasil yang dapat kita gunakan dari Spectrum adalah angka lahir hidup. Angka ini diperlukan saat menggunakan CIC untuk mendapatkan: a) jumlah kehamilan yang tidak diinginkan b) jumlah kehamilan yang tidak diinginkan dihindari karena penggunaan kontrasepsi modern c) jumlah aborsi yang tidak aman dihindari karena penggunaan kontrasepsi modern d) jumlah kematian ibu dihindari karena penggunaan kontrasepsi modern: Adapun langkah langkah yang perlu dilakukan seperti berikut: 1. Buka aplikasi spectrum dengan file skenario yang sudah dibuat 2. kemudian masuk kedalam modul DemProj 3. pilih opsi hasil 4. pilih kejadian vital 5. pilih kelahiran 6. klik table, OK 44

57 Gambar 3.5 Langkah Kerja Teknis Spectrum 7. pada table, blok jumlah total kelahiran yang terjadi pada tahun , copy 8. buka tools CIC pada FPET 9. pilih sheet indicator 1-9 inputs 10. pada indikator 5 dalam sheet indicator1-9 inputs : masukkan angka kelahiran hidup tahunan dari hasil spectrum yang sudah di copy ke dalam kotak yang tersedia 45

58 Gambar 3.6 Langkah Kerja Teknis dari Excel bantu ke Spectrum E. Menggunakan FPET untuk menilai skenario yang dibuat di Spectrum Salah satu kelebihan FPET adalah FPET dapat menentukan seberapa besar kemungkinan target yang ditetapkan dapat tercapai. Skenario optimal yang dibuat di Spectrum menghasilkan target yang kemudian diuji di FPET. Langkah - langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. Mempersiapkan data FPET a. buka aplikasi FPET, pastikan anda terkoneksi dengan jaringan internet b. klik start run untuk menampilkan data FPET c. Pada bagian kiri, pilih bagian 1A. select database d. Pilih opsi Other e. Pilih file yang sudah disiapkan di FPET data preparation tools untuk diupload f. Lanjutkan ke bagian 1B, select MWRA database 46

59 g. Pilih file yang sudah disiapkan di FPET data preparation tools untuk diupload h. Lanjutkan ke bagian 2. Select country/population and view data i. Pilih provinsi yang akan dianalisis j. Lanjutkan ke bagian 3. Input overall run settings k. Berikan nama pada uji yang akan dijalankan l. Pada bagian header, klik Start run Gambar 3.7 Langkah Kerja Teknis dari Hasil Spectrum ke FPET m. Tunggu hasil pengujian selesai diolah n. Lihat pada bagian Log, jika proses analisis sudah selesai maka pada bagian ini akan muncul kata done. o. Indikator hasil FP-2020 akan muncul pada bagian result sebagai tanda hasil pengujian selesai dijalankan 47

60 2. Menguji hasil Spectrum Scenario yang dapat diuji di FPET adalah target CPR atau MCPR. Uji dilakukan untuk melihat kemungkinan scenario CPR atau mcpr yang ditetapkan dalam Spectrum dapat tercapai pada tahun tertentu. Kemungkinan scenario tercapai dapat diperkirakan dengan melihat letak nilai target diantara interval konfidensi FPET, yang berdasarkan pada keadaan saat ini. Gambar 3.8 Pengujian Hasil Spectrum ke FPET Langkah-langkah pengujian hasil Spectrum antara lain : a. Pada FPET, klik targets b. Pada kotak Q (question) bagian kiri, Tentukan indikator yang akan diuji c. Masukkan tahun pengujian d. Masukkan angka skenario hasil Spectrum dalam persentase 48

61 e. Tentukan apakah nilainya diatas atau dibawah persentase tersebut f. Pada bagian A (answer) akan muncul persentase probabilitas yang mungkin tercapai dengan skenario tersebut g. FPET dapat memberikan informasi seberapa besar kemungkinan skenario yang dibuat dalam Spectrum akan terjadi, semakin mendekati nilai tengah (50%) maka semakin rasional skenario yang dibuat Uji yang dilakukan menggunakan pendekatan kemungkinan skenario tersebut dapat terjadi, dengan melihat interval keyakinan dari perhitungan FPET yang mempertimbangkan seluruh hasil survey yang ada. Jika nilai skenario masih berada pada wilayah diantara batas bawah dan batas atas, maka skenario tersebut masih rasional untuk dijalankan. Gambar 3.9 Hasil Pengujian Skenario Spectrum ke FPET Batas Bawah (FPET) Batas Atas (FPET) Nilai Tengah (FPET) 49

62 Gambar 3.10 Hasil Pengujian Skenario Spectrum ke FPET Batas Bawah (FPET) Batas Atas (FPET) Skenario 1 (Spectrum) Nilai Tengah (FPET) Baseline (Spectrum) Skenario 2 (Spectrum) Selain menggunakan confident interval, kita juga dapat memprediksikan kemungkinan skenario yang kita buat dengan melihat besarnya probabilitas/kemungkinan. Membuat skenario dengan tool FPET seperti langkah persiapan data FPET diatas. FPET memberikan informasi probabilitas CPR/mCPR yang ditetapkan Spectrum akan terjadi. Sebagai contoh apabila skenario yagn kita buat di Spectrum diatas nilai tengah FPET maka probabilitas yang akan terjadi akan semakin kecil. Begitu juga sebaliknya, untuk itu perlu kejelian dari pelaksana teknis untuk melihat dan mempertimbangkan probabilitas dari skenario yang dibuat. 50

63 Gambar 3.11 Hasil Pengujian Skenario Spectrum ke FPET Dari grafik diatas, terlihat hasil skenario Spectrum masih diatas nilai tengah FPET. Setelah diuji, diketahui probabilitas diatas nilai baseline hanya 17%. Oleh karena itu, disarankan untuk mengganti nilai baseline Spectrum sejak tahun dengan nilai median FPET. Penggantian nilai baseline Spectrum didasari bahwa kalkulasi FPET mempertimbangkan beberapa survey termasuk SDKI sehingga trend yang dibuat masih konsisten dengan hasil SDKI (sumber data spectrum). F. Memvalidasi skenario Spectrum Setelah kita memperbaiki baseline Spectrum hingga tahun 2015, langkah selanjutnya adalah memvalidasi skenario yang dibuat di Spectrum. Yaitu dengan melihat rasionalisasi target skenario akan terjadi. Hal hal yang perlu dilakukan antara lain: 1. Menurunkan target Contoh: target CPR yang ditetapkan pada tahun 2019 adalah 66% setelah diuji dengan FPET, didapat probabilitas 51

64 target tersebut dapat tercapai sebesar 25%. Maka kita perlu membuat skenario baru dengan menurunkan target CPR dari 66% menjadi 60%, kemudian diuji probabilitasnya dengan FPET, lakukan proses ini hingga mendapat probabilitas target CPR yang mendekati 50%. Gambar 3.12 Rasionalisasi Skenario Spectrum ke FPET Gambar 3.13 Uji probabilitas 2017 sebelum target diturunkan 52

65 Gambar 3.14 uji probabilitas 2017 sebelum target diturunkan 2. Menetapkan rentang waktu target yang lebih panjang Contoh: target CPR yang ditetapkan pada tahun 2019 adalah 66% setelah diuji dengan FPET, didapat probabilitas target tersebut dapat tercapai sebesar 25%. Maka kita perlu membuat skenario baru dengan menambah rentang waktu target dari 2019 menjadi 2025 dengan target CPR tetap di 66%. Lakukan proses ini hingga mendapat probabilitas target CPR yang mendekati 50% G. Mengupdate modeling dengan data terbaru Skenario yang dihasilkan dari modeling dapat digunakan untuk memberikan gambaran tentang asumsi yang telah dibuat. Asumsi ini terbentuk dengan menggabungkan beberapa kelompok data serta melihat trend yang akan terjadi ditahun yang akan datang. Hasil modeling ini tidak digunakan untuk meramalkan angka pasti dari suatu kejadian, melainkan 53

66 memperkirakan trend yang akan muncul dengan mempertimbangkan asumsi asumsi yang ada. Modeling yang dihasilkan tidak mutlak untuk memperkirakan masa yang akan datang. Data survey yang merupakan sumber data untuk modeling akan mengalami pembaruan seiring waktu. Pembaruan data modeling secara berkala perlu dilakukan untuk mengkoreksi trend yang diproyeksikan pada modeling tersebut. Hal ini tentunya akan menimbulkan perubahan pada hasil proyeksi modeling, sehingga strategi program perlu disesuaikan lagi sesuai dengan hasil pembaruan modeling. H. Mengambil trend dari data yang ada Saat menentukan angka target dan rentang waktu capaian target tersebut, Spectrum dapat membantu menggambarkan capaian target per tahun yang idealnya dicapai. Dengan menarik garis pada tahun dimulainya proyeksi hingga akhir, kita dapat melihat bagaimana trend yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Dalam memperkirakan trend, kita dapat melihat indikator yang terpengaruh oleh target modeling yang ditetapkan pada skenario optimal dibandingkan dengan skenario baseline (no-intervention). Contoh: Pada skenario optimal ditetapkan target CPR sebesar 60% pada tahun 2019 maka jumlah additional user pada tahun tersebut akan menjadi , jika dibandingkan dengan skenario baseline dimana additional user pada tahun 2019 hanya maka terdapat trend kenaikan additional user sebanyak peserta pada tahun 2019 dengan menggunakan skenario optimal 54

67 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pemanfaatan melakukan modeling dalam program kependudukan dan keluarga berencana sangat diperlukan dalam melakukan monitoring dan mengevaluasi pencapaian program. Dari hasil modeling yang dilakukan, pelaksana teknis dapat menyusun rencana strategis serta merencanakan kebijakan yang dapat diadvokasikan kepada pemerintah pusat, provinsi, atau daerah untuk perbaikan dan pencapaian program kependudukan dan keluarga berencana di masa yang akan datang. Program Spectrum dan FPET saling melengkapi. Spectrum dapat digunakan sebagai model kebijakan yang akan berguna bagi penyusun kebijakan dalam pengambilan keputusan, sedangkan FPET digunakan untuk memonitor perkembangan pencapaian program KB untuk mendukung pengambilan keputusan. Melalui Buku Panduan Aplikasi Spectrum dan FPET untuk Pelaksana Teknis ini diharapkan dapat memudahkan pelaksana teknis baik level Pusat maupun Provinsi dalam memahami dan menjalankan kedua aplikasi tersebut, serta dapat membuat perencanaan program yang tepat. Buku Panduan Aplikasi Spectrum dan FPET untuk Pemangku Kebijakan, Buku Panduan Aplikasi Spectrum dan FPET untuk Pelaksana Teknis, video tutorial Cara Cepat dan Tepat Memahami Spectrum, dan 30 Menit Paham Spectrum dapat diunduh di link 55

68 B. Saran Proses modeling dilakukan ketika ingin melihat proyeksi program di masa mendatang sehingga bisa ditentukan langkah strategis yang harus dilakukan. Pelaksana teknis dan perencana program perlu terlibat dalam proses ini supaya langkah yang akan dilakukan tepat sasaran. Hasil modeling ini dapat digunakan sebagai bahan proses advokasi terhadap para pemangku kebijakan, baik pemerintah pusat, provinsi, maupun daerah. Buku panduan ini merujuk pada beberapa buku materi, alamat website, serta video Langkah Cepat dan Tepat Memahami Spectrum dan 30 Menit Paham FPET. Selain itu, penjelasan maupun langkah teknis yang terdapat pada buku ini dapat berubah sesuai dengan perkembangan versi dari aplikasi Spectrum dan FPET. Oleh karena itu bagi pengguna dan pembaca diharapkan terus melakukan pengembangan lebih lanjut sesuai perkembangan aplikasi tersebut. Masukan dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk penyempurnaan buku panduan ini. 56

69 DAFTAR PUSTAKA BKKBN Materi Pembelajaran Program Spectrum : ateri%2fdocuments%2fmateri%20spectrum&folderctid=0x B0A1AAB A3C0286C807047&View={4EAB025B-46A0-4D4A-BEA4- D889629A97A0}. Jakarta BKKBN Materi Pembelajaran Aplikasi Spectrum: ateri%2fdocuments%2fmateri%20spectrum&folderctid=0x B0A1AAB A3C0286C807047&View={4EAB025B-46A0-4D4A-BEA4- D889629A97A0}. Jakarta BKKBN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Jakarta JR and Alkema, L Track20 FPET & Data Prep Instructions February Washington DC 57

70 58

71

72

Buku Panduan -Aplikasi Spectrum dan FPET untuk Pemangku Kepentingan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 2016

Buku Panduan -Aplikasi Spectrum dan FPET untuk Pemangku Kepentingan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 2016 Buku Panduan -Aplikasi Spectrum dan FPET untuk Pemangku Kepentingan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 2016 i ii KATA SAMBUTAN Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

Lebih terperinci

ANALISA PENURUNAN TFR DAN BONUS DEMOGRAFI DI PROPINSI BENGKULU

ANALISA PENURUNAN TFR DAN BONUS DEMOGRAFI DI PROPINSI BENGKULU ANALISA PENURUNAN TFR DAN BONUS DEMOGRAFI DI PROPINSI BENGKULU I. Pendahuluan Propinsi Bengkulu telah berhasil melaksanakan Program Keluarga Berencana ditandai dengan penurunan fertilitas dari 3% hasil

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

PERTEMUAN 12 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA PERTEMUAN 12 : PROYEKSI PENDUDUK Oleh : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA (darmawan@esaunggul.ac.id) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik - Universitas ESA UNGGUL Semester Genap 2012/2013

Lebih terperinci

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation Demografi formal Pengumpulan dan analisis statistik atas data demografi Dilakukan ahli matematika dan statistika Contoh : jika jumlah perempuan usia subur (15-49) berubah, apa pengaruhnya pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kependudukan telah menjadi perhatian pemerintah Indonesia sejak ditandatanganinya deklarasi mengenai kependudukan oleh para pemimpin dunia termasuk presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara-negara berkembang diperkirakan selama kurun waktu 40 tahun program keluarga berencana (KB) telah berperan penting dalam peningkatan contraceptive prevalence

Lebih terperinci

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia Analisis Proyeksi Penduduk Jambi 2010-2035 Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi 2015 Analisis Proyeksi Penduduk Jambi 2010-2035 (Berdasarkan Proyeksi Penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu masalah yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu masalah yang dihadapi Indonesia di bidang kependudukan. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035

PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035 PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 200 SAMPAI DENGAN 2035 I. Pendahuluan Perkembangan kependudukan dilakukan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2010 2035 Dr. Sukamdi Agus Joko Pitoyo, M.A. Eddy Kiswanto, M.Si M. Arif Fahrudin Alfana PENDAHULUAN Proyeksi penduduk merupakan cara penggambaran jumlah penduduk

Lebih terperinci

Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dan Laporan Performance Monitoring and Accountability 2020 (PMA2020) gelombang

Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dan Laporan Performance Monitoring and Accountability 2020 (PMA2020) gelombang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program Keluarga Berencana (KB) dibentuk dengan tujuan untuk mengendalikan jumlah penduduk sehingga dapat mewujudkan penduduk tanpa pertumbuhan atau Zero Population

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Delapan tujuan Millenium Development Goals (MDG s) telah disepakati

BAB I PENDAHULUAN. Delapan tujuan Millenium Development Goals (MDG s) telah disepakati BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Delapan tujuan Millenium Development Goals (MDG s) telah disepakati oleh 191 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk dicapai pada tahun 2015 (WHO, 2013).

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KEPENDUDUKAN DAN KB HASIL SUSENAS

ANALISIS DATA KEPENDUDUKAN DAN KB HASIL SUSENAS ANALISIS DATA KEPENDUDUKAN DAN KB HASIL SUSENAS 2015 (Disarikan dari Hartanto, W 2016, Analisis Data Kependudukan dan KB Hasil Susenas 2015, disajikan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BKKBN,

Lebih terperinci

GAMBARAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (SURVEI DEMOGRAFI KESEHATAN INDONESIA 2007)

GAMBARAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (SURVEI DEMOGRAFI KESEHATAN INDONESIA 2007) GAMBARAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (SURVEI DEMOGRAFI KESEHATAN INDONESIA 2007) I. Pendahuluan Propinsi Bengkulu telah berhasil melaksanakan Program Keluarga

Lebih terperinci

PERTEMUAN 8 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

PERTEMUAN 8 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA PERTEMUAN 8 : FERTILITAS Oleh : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA (darmawan@esaunggul.ac.id) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik - Universitas ESA UNGGUL Semester Genap 2012/2013

Lebih terperinci

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2017

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2017 SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2017 Mariet Tetty Nuryetty Badan Pusat Statistik Forum Informatika Kesehatan Indonesia ke 5 Mercure Hotel Surabaya, 9 November 2017 SDKI? salah satu survei sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang serius. Program pembangunan termasuk pembangunan dibidang kesehatan harus didasarkan pada dinamika

Lebih terperinci

PARAMETER KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

PARAMETER KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA PARAMETER KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA DR. Sudibyo Alimoeso, MA Sekretaris Utama BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL JAKARTA, 2011 MARI KITA RENUNGKAN APA YANG MENJADI TANGGUNG JAWAB

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Program Keluarga Berencana (KB) Nasional yang dicanangkan sejak tahun 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan

Lebih terperinci

(S.5) SIMULASI PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR NAIK DAN TURUN Yayat Karyana

(S.5) SIMULASI PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR NAIK DAN TURUN Yayat Karyana (S.5) SIMULASI PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR NAIK DAN TURUN Yayat Karyana Jurusan Statistika FMIPA UNISBA E-mail : yayatkaryana@gmail.com ABSTRAK Berdasarkan hasil Sensus Penduduk dari

Lebih terperinci

Surat Kabar Harian PIKIRAN RAKYAT, terbit di Bandung, Edisi: 30 Desember 1995

Surat Kabar Harian PIKIRAN RAKYAT, terbit di Bandung, Edisi: 30 Desember 1995 Surat Kabar Harian PIKIRAN RAKYAT, terbit di Bandung, Edisi: 30 Desember 1995 PROFIL KEPENDUDUKAN DAN KESEHATAN DI JAWA BARAT Oleh : Ki Supriyoko Salah satu survei kependudukan, KB, dan kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa di tahun

BAB 1 PENDAHULUAN berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa di tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan laju pertumbuhan penduduk yang cukup cepat. Berdasarkan penelitian Noya, dkk. (2009), penduduk Indonesia pada tahun 1971 berjumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai tahun 1970 telah

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai tahun 1970 telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai tahun 1970 telah meningkatkan angka prevalensi kontrasepsi (CPR) di Indonesia dari 26 persen tahun 1976 menjadi 62 persen

Lebih terperinci

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER www.bimbinganalumniui.com 1. Pada umumnya bahan-bahan yang dikumpulkan dari sensus bersifat demografis, ekonomis, dan sosial. Bahanbahan yang bersifat demografis (1) Kewarganegaraan (2) Umur (3) Pendidikan

Lebih terperinci

HASIL PERTEMUAN PENDALAMAN TEKNIS DALAM PENETAPAN PARAMETER KEPENDUDUKAN PROPINSI BENGKULU TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035

HASIL PERTEMUAN PENDALAMAN TEKNIS DALAM PENETAPAN PARAMETER KEPENDUDUKAN PROPINSI BENGKULU TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035 HASIL PERTEMUAN PENDALAMAN TEKNIS DALAM PENETAPAN PARAMETER KEPENDUDUKAN PROPINSI BENGKULU TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035 I. Pendahuluan Laju pertumbuhan penduduk satu dasawarsa terakhir ini lebih tinggi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah kependudukan yang masih terjadi di Indonesia. Indonesia berada di urutan keempat negara dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan keluarga berencana (KB) telah dipromosikan menjadi bagian dari kesehatan reproduksi sejak International

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan keluarga berencana (KB) telah dipromosikan menjadi bagian dari kesehatan reproduksi sejak International BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan keluarga berencana (KB) telah dipromosikan menjadi bagian dari kesehatan reproduksi sejak International Conference on Population and Development (ICPD) 1994.

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KKBPK SEMESTER I-TAHUN 2016

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KKBPK SEMESTER I-TAHUN 2016 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KKBPK SEMESTER I-TAHUN 2016 Oleh: Plt. Sekretaris Utama BKKBN Ipin ZA Husni Rapat Telaah Tengah Tahun (Review) Program KKBPK Tahun 2016 Jakarta, 4-7 September 2016 SISTEMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Hasil penelitian PRB (Population

Lebih terperinci

CAPAIAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA BERENCANA DI INDONESIA: Sudah Setarakah Kita?

CAPAIAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA BERENCANA DI INDONESIA: Sudah Setarakah Kita? CAPAIAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA BERENCANA DI INDONESIA: Sudah Setarakah Kita? Anggriyani Wahyu Pinandari @track20project www.track20.org ICPD Cairo and SDGs Universal access to reproductive health

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Jakarta, September Kepala BKKBN, Prof. dr. H. Fasli Jalal, PhD, SpGK. PROFIL KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA ii ii

SAMBUTAN. Jakarta, September Kepala BKKBN, Prof. dr. H. Fasli Jalal, PhD, SpGK. PROFIL KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA ii ii SAMBUTAN Sesuai amanat Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangaan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, BKKBN mengalami pengayaan muatan program, selain menangani program Keluarga Berencana,

Lebih terperinci

hampir semua negara berkembang di dunia. Perubahan penduduk dipengaruhi oleh

hampir semua negara berkembang di dunia. Perubahan penduduk dipengaruhi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi hampir semua negara berkembang di dunia. Perubahan penduduk dipengaruhi oleh tiga komponen demografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan tidak diinginkan merupakan tantangan sosial dan kesehatan global meliputi kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted) dan kehamilan terjadi lebih cepat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. periode tahun yaitu 1,45%. Maka dari itu, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. periode tahun yaitu 1,45%. Maka dari itu, pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai laju pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah penduduk dari tahun 1971 yang berjumlah 119. 208. 229 orang

Lebih terperinci

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK 1 ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK Nanik Oktavia ¹, Trisnaningsih ², Zulkarnain ³ This study aimed to determine the effect of education

Lebih terperinci

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Geografi K e l a s XI ASPEK KEPENDUDUKAN III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami perhitungan angka kelahiran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,

Lebih terperinci

PENDUDUK. mencatat peristiwa peristiwa penting yang berhubungandengan kehidupan maka

PENDUDUK. mencatat peristiwa peristiwa penting yang berhubungandengan kehidupan maka DATA PARAMETER KEPENDUDUKAN PROV. DIY BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2012 PENDUDUK POPULATION (Penduduk) Jumlah orang yang mendiami suatu daerah pada waktu

Lebih terperinci

RH Costing. Estimasi untuk Perencanaan Kebutuhan untuk KB

RH Costing. Estimasi untuk Perencanaan Kebutuhan untuk KB RH Costing Estimasi untuk Perencanaan Kebutuhan untuk KB Lokakarya Advokasi KB/KR Berbasis Data Kerjasama Aisyiyah dan Program AFP Indonesia 24 25 Juni 2011 1 Apa itu RH Costing? RH costing - model dirancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relative tinggi. Esensi tugas program

Lebih terperinci

Fertilitas. Andri Wijanarko,SE,ME.

Fertilitas. Andri Wijanarko,SE,ME. Fertilitas Andri Wijanarko,SE,ME andri_wijanarko@yahoo.com Fertilitas Merupakan komponen pertumbuhan penduduk yang bersifat menambah jumlah penduduk. Fertilitas adalah kemampuan menghasilkan keturunan

Lebih terperinci

Pengaturan Akses Serta Penyelenggaraan Pelayanan dan Pembiayaan KB MOP dan MOW di Kota Salatiga

Pengaturan Akses Serta Penyelenggaraan Pelayanan dan Pembiayaan KB MOP dan MOW di Kota Salatiga Pengaturan Akses Serta Penyelenggaraan Pelayanan dan Pembiayaan KB MOP dan MOW di Kota Salatiga Nama Inovasi Pengaturan Akses Serta Penyelenggaraan Pelayanan dan Pembiayaan KB MOP dan MOW di Kota Salatiga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seluruh kebijaksanaan dan program pembangunan yang dilakukan. Penduduk

I. PENDAHULUAN. seluruh kebijaksanaan dan program pembangunan yang dilakukan. Penduduk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kependudukan, atau dalam hal ini adalah penduduk, merupakan pusat dari seluruh kebijaksanaan dan program pembangunan yang dilakukan. Penduduk adalah subyek dan obyek

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENURUNAN FERTILITAS DI PROVINSI BENGKULU (PERBAIKAN HASIL SDKI TAHUN 2007)

FAKTOR-FAKTOR PENURUNAN FERTILITAS DI PROVINSI BENGKULU (PERBAIKAN HASIL SDKI TAHUN 2007) FAKTOR-FAKTOR PENURUNAN FERTILITAS DI PROVINSI BENGKULU (PERBAIKAN HASIL SDKI TAHUN 2007) I. Pendahuluan Secara kuantitatif demografis Program KB Nasional mempunyai fungsi untuk mengendalikan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ISTILAH-ISTILAH 2.1.1 Dinamika Penduduk [Population Dynamics] Dinamika penduduk adalah proses perubahan yang terjadi secara terus menerus yang mempengaruhi jumlah penduduk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN SUMBER DATA

PENDAHULUAN SUMBER DATA PENDAHULUAN Masalah penduduk sangat mempengaruhi gerak pembangunan. KB merupakan salah satu program pembangunan di bidang kependudukan. Masalah kependudukan masih tetap mendapat perhatian yang besar dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk ke empat terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Masalah kependudukan yang dihadapi Indonesia

Lebih terperinci

PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs GOAL 5 DI PROVINSI BENGKULU

PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs GOAL 5 DI PROVINSI BENGKULU PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs GOAL 5 DI PROVINSI BENGKULU encegahan terhadap kehamilan yang tidak diinginkan dan pemenuhan kebutuhan melalui KB adalah langkah besar menuju perbaikan kesehatan ibu dan pengurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan populasi sewaktu-waktu, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan populasi sewaktu-waktu, dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit"

Lebih terperinci

Ambon, 20 Mei Drs. Djufry Assegaff Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku. iii

Ambon, 20 Mei Drs. Djufry Assegaff Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku. iii KATA PENGANTAR Menyatukan persepsi atau pemahaman tentang penting dan strategisnya Program Kependudukan dan Keluarga Berencana bagi kesejahteraan dan kemajuaan daerah atau bangsa di masa depan merupakan

Lebih terperinci

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2007-2011 PUSAT DATA DAN INFORMASI DEPARTEMEN KESEHATAN RI JAKARTA 2009 KATA PENGANTAR Salah satu permasalahan yang dihadapi saat ini adalah belum ada kesepakatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan angka fertilitas atau total fertility rate (TFR) 2,6. Indonesia masih berada

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan angka fertilitas atau total fertility rate (TFR) 2,6. Indonesia masih berada 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertumbuhan penduduk dunia semakin meningkat. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memprediksikan tahun 2016 jumlah penduduk dunia mencapai 7,3 miliyar, tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya sangat padat. Hal ini terlihat dari angka kelahiran yang terjadi di setiap tahunnya mengalami peningkatan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat jumlah

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat jumlah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Lampung dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat jumlah penduduk mencapai 7.608.405 jiwa, sedangkan hasil sensus penduduk tahun 2000 mencatat jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia berada di urutan ke empat dengan penduduk terbesar di dunia setelah Amerika, China, dan India. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Para pemakai data kependudukan, khususnya para perencana, pengambil kebijaksanaan, dan peneliti sangat membutuhkan data penduduk yang berkesinambungan dari tahun ke

Lebih terperinci

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan Ukuran-ukuran Demografi Angka absolut (count) adalah banyaknya peristiwa demografi tertentu di suatu wilayah dalam jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang

BAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia, tercatat saat ini jumlah penduduk sebanyak 237,6 juta jiwa (menurut sensus 2010) dan laju

Lebih terperinci

TUJUAN 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu

TUJUAN 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu TUJUAN 5 Meningkatkan Kesehatan Ibu 57 Tujuan 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu Target 6: Menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990 dan 2015. Indikator: Angka kematian ibu. Proporsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 menjelaskan bahwa sejak tahun laju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 menjelaskan bahwa sejak tahun laju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang mencapai 237 juta jiwa, memiliki laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% dan angka fertilitas

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2010 Edisi Eksakta ISSN:

Prosiding SNaPP2010 Edisi Eksakta ISSN: PROYEKSI PENDUDUK INDONESIASAMPAI DENGAN TAHUN 2060 DENGAN DATA DASAR HASIL SUPAS 2005 Yayat Karyana¹ ¹Jurusan Statistika FMIPA Universitas Islam Bandung e-mail: yayat@unisba.ac.id&yayatkaryana@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar menempatkan ibu pada risiko kematian (akibat kehamilan dan persalinan)

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar menempatkan ibu pada risiko kematian (akibat kehamilan dan persalinan) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontrasepsi modern memainkan peranan penting untuk menurunkan kehamilan yang tidak diinginkan yang merupakan salah satu penyebab terjadinya kematian ibu. Kehamilan

Lebih terperinci

ANALISA PELAKSANAAN PROGRAM KB PROPINSI BENGKULU

ANALISA PELAKSANAAN PROGRAM KB PROPINSI BENGKULU ANALISA PELAKSANAAN PROGRAM KB PROPINSI BENGKULU Pendahuluan Karakteristik pembangunan antara lain dilaksanakan melalui pengendalian pertumbuhan penduduk, Keluarga Berencana, dan dengan cara pengembangan

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007

Indonesia - Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 Laporan ditulis pada: December 30, 2014 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fertilitas (kelahiran) sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan misalnya bernafas,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar yaitu dengan jumlah penduduk sebanyak 237.641.326 juta jiwa penduduk (BPS, 2010). Di tingkat

Lebih terperinci

Data dan Informasi dalam Perencanaan

Data dan Informasi dalam Perencanaan Data dan Informasi dalam Perencanaan Sensus Penduduk (SP) dan Survey Penduduk antar Sensus (Supas) Data yang dikumpulkan meliputi Demografi : fertilitas, mortalitas dan migrasi, serta riwayat kelahiran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju

I. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat menjadi masalah yang membutuhkan perhatian serius dalam proses pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Uraian Teoritis Penduduk adalah orang atau manusia yang bertempat tinggal di suatu wilayah tertentu, sedangkan populasi mencakup seluruh organisme (manusia, hewan, dan tumbuhan)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontrasepsi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Pada saat ini telah banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju

BAB 1 PENDAHULUAN. Sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) 1,49% per tahun. Jika laju pertumbuhan tidak ditekan maka jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga berencana (KB) merupakan program yang bertujuan membantu individu dan pasangannya membatasi dan menjarakkan kelahiran anak melalui penggunaan kontrasepsi (Graff

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 mencapai 231,4 juta

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 mencapai 231,4 juta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah utama di Indonesia adalah penduduk yang cukup tingi. Laju pertumbuhan penduduk bervariasi pada tahun 2009 sebesar 2,4%, sedangkan jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi,

BAB 1 PENDAHULUAN. berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan sehat bagi setiap orang, menyangkut fisik, mental, maupun sosial

Lebih terperinci

M ISI V ISI.HOXDUJD %HUNXDOLWDV RENCANA STRATEGIS B K K B N N ILA I-N ILA I

M ISI V ISI.HOXDUJD %HUNXDOLWDV RENCANA STRATEGIS B K K B N N ILA I-N ILA I 28&7%/, 1( RENCANA STRATEGIS B K K B N Oleh: Dr. Sumarjati Arjoso, SKM VISI MISI NILAI-NILAI KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM V ISI.HOXDUJD %HUNXDOLWDV M ISI Membangun setiap keluarga Indonesia untuk memiliki

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012

Indonesia - Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Laporan ditulis pada: December 30, 2014 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja adalah periode perubahan fisik yang sangat monumental dimana terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu secara seksual

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGHITUNGAN PROYEKSI PENDUDUK DAN ANGKATAN KERJA

PEDOMAN PENGHITUNGAN PROYEKSI PENDUDUK DAN ANGKATAN KERJA Katalog: 2301018 PEDOMAN PENGHITUNGAN PROYEKSI PENDUDUK DAN ANGKATAN KERJA BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA PEDOMAN PENGHITUNGAN PROYEKSI PENDUDUK DAN ANGKATAN KERJA BADAN PUSAT STATISTIK, Jakarta

Lebih terperinci

RINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT

RINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT RINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 merupakan survey yang berskala Nasional, sehingga untuk menganalisa tingkat propinsi perlu dilakukan suatu

Lebih terperinci

SEKILAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI BENGKULU KURUN WAKTU 1980 SAMPAI DENGAN 2003

SEKILAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI BENGKULU KURUN WAKTU 1980 SAMPAI DENGAN 2003 SEKILAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI BENGKULU KURUN WAKTU 1980 SAMPAI DENGAN 2003 BAB I. PENDAHULUAN I. Latar Belakang Secara kuantitatif demografis Program KB Nasional mempunyai fungsi

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk di Provinsi Bali dari periode ke periode, selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 1971 jumlah penduduk

Lebih terperinci

PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

PERKAWINAN DAN PERCERAIAN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN 1. Pendahuluan Dalam demografi pertumbuhan penduduk antara lain dipengaruhi oleh fertilitas. Perkawinan merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat

Lebih terperinci

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Laporan Pendahuluan Badan Pusat Statistik Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kementerian Kesehatan MEASURE DHS ICF International 1 Survei Demografi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Masalah Kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina,

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk merupakan masalah besar bagi Negara di dunia khususnya Negara berkembang. Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat

Lebih terperinci

FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR

FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEFINISI Fertilitas (Fertility): merujuk pada jumlah kelahiran hidup dari penduduk wanita Fekunditas (Fecundity): merujuk pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia yang maju, mandiri, sejahtera, berkeadilan, berdasarkan iman dan takwa kepada Tuhan

Lebih terperinci

ii Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 ISBN : No. Publikasi: 04000.1 Katalog BPS: Ukuran Buku: B5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi kearah

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi kearah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melalui kesepakatan International Conference on Population and Development (ICPD) tahun 1994 terjadi perubahan paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional (KBN).

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DENGAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PUS. (Jurnal) Oleh AYU FITRI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DENGAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PUS. (Jurnal) Oleh AYU FITRI 1 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DENGAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PUS (Jurnal) Oleh AYU FITRI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2016 2

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. faktor risiko lain yang berperan terhadap kejadian kehamilan tidak diinginkan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. faktor risiko lain yang berperan terhadap kejadian kehamilan tidak diinginkan 59 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif dan dilakukan dengan menganalisis data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003.

Lebih terperinci

Kesesuaian Pilihan Metode KB dengan Motivasi Kontrasepsi, serta Upaya Peningkatan MKJP

Kesesuaian Pilihan Metode KB dengan Motivasi Kontrasepsi, serta Upaya Peningkatan MKJP Kesesuaian Pilihan Metode KB dengan Motivasi Kontrasepsi, serta Upaya Peningkatan MKJP Dwini Handayani SE MSI (Lembaga Demografi FEUI) Yusna Afrilda, SPd, MSi (BKKBN Propinsi Lampung) Latarbelakang ICPD

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu permasalahan global yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan ekonomi, masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) merupakan bagian program pembangunan nasional di Indonesia yang sudah dimulai sejak masa awal pembangunan lima tahun (1969) yang bertujuan

Lebih terperinci

) di Indonesia2 Strategi: kontrol unwanted pregnancy Contraceptive use Fakta: contra. prev abortion rate

) di Indonesia2 Strategi: kontrol unwanted pregnancy Contraceptive use Fakta: contra. prev abortion rate R. Sutiawan1 *Sub Topik Kuliah Demografi Kesehatan, Program Magister IKM 1Dept Biostatistika dan Kependudukan, FKMUI 15% kematian maternal disebabkan oleh Abortion1 2 jt/thn (37/1000 ) di Indonesia2 Strategi:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Indonesia dengan perkiraan jumlah penduduk sebanyak 252 juta jiwa pada tahun 2014 menempati peringkat keempat dunia sebagai negara dengan jumlah populasi

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997

Indonesia - Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997 Laporan ditulis pada: December 30, 2014 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMANFAATAN DATA RISET

PROSEDUR PEMANFAATAN DATA RISET PROSEDUR PEMANFAATAN DATA RISET Flourisa Juliaan S Pada acara : Sosialisasi Pemanfaatan Data Riset bagi Civitas Akademika FKMUI Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 8 Maret 2016 DEPUTI BIDANG

Lebih terperinci

MORTALITAS (KEMATIAN)

MORTALITAS (KEMATIAN) MORTALITAS (KEMATIAN) Pengantar: Kematian terkait dengan masalah sosial dan ekonomi Komitmen MDGs pada tahun 2015: - Angka Kematian Bayi menjadi 20 per 1000 kelahiran hidup - Angka Kematian Ibu menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya laju pertumbuhan penduduk yang terjadi merupakan suatu permasalahan yang dihadapi Indonesia, maka diperlukan perhatian serta penanganan yang sungguh sungguh

Lebih terperinci