PASANG SURUT TRANSPORTASI KERETA API BATUBARA SAWAHLUNTO- PADANG PANJANG-PADANG TAHUN Oleh

Transkripsi

1 PASANG SURUT TRANSPORTASI KERETA API BATUBARA SAWAHLUNTO- PADANG PANJANG-PADANG TAHUN Oleh Yennita Safitri 1 Liza Husnita 2 Kharles 3 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The train is one form of land transportation facilities that have special characteristics and advantages, including train could transport people and goods en masse. Allocation of coal mined is suitable Ombilin done by means of rail transport over time, in West Sumatra, more specifically on the track Long Sawahlunto - Padang - Padang. With the goal is ( 1 ) the development of rail freight transport coal Sawahlunto years , ( 2 ) determine the factors that influence the development path Sawahlunto - Padang - Padang Panjang as a means of mass transit. Based on the above research objective methods used in this study is the historical method. Producer encountered during this study were : ( 1 ) heuristic, ( 2 ) Criticism Sources, ( 3 ) Interpretation, ( 4 ) Historiography. Coal freight rail transportation Sawahlunto - Padang - Padang Panjang tide and tide had dropped, where the railway used by many people as a conveyance of choice for the community as the year that experienced high tide for rail because at that moment in coal exports have increased, are ups and downs in 1996 where the use of rail transport is no longer widely used by the public, especially PT. BA UPO, and 2002 was the year in which the train is experiencing changer function as a tourism train. Keywords : Tides of Railway Transport 1 Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat Pendidikan Sejarah 2 Staf Pengajar Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 3 Staf Pengajar Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

2 PENDAHULUAN Transportasi merupakan salah satu bentu8k sarana penghubung yang penting dalam kehidupan manusia, sehingga kebutuhan akan sarana transportasi yang memadai akan terus meningkat seiring dengan perkembangan zaman dan ragam kebutuhan itu sendiri. Efisiennya sarana transportasi yang ingin dicapai tidak hanya pada sistem dan daya, tetapi juga pada keefisienan waktu dan biaya angkut yang dikeluarkan. 4 Sawahlunto merupakan salah satu kota tambang di Indonesia. Kegiatan pertambangan di Kota Sawahlunto dimulai sejak ditemukannya cadangan Batubara pada pertengahan abad ke-19. Sawahlunto mulai menjadi kawasan permukiman pekerja tambang Batubara tahun 1990 berdasarkan PP No 56 tentang Pembubaran Perusahaan Umum (Perum) Tambang Batubara dan Penanaman Penyertaan Perseroan (Persero) PT. Tambang Batubara Bukit Asam. Semenjak adanya pembaharuan pada tambang batubara ini maka pada tahun 1990, jalur kereta api batubara mengalami kesibukan, dimana kereta api tersebut terus membawa Batubara dari Sawahlunto menuju pelabuhan Emmahaven (Teluk Bayur). 4 Drs. H. A. Abbas Salim, SE. M. A. Manajemn Transportasi. Hal 347 Transportasi kereta api tersebut sangat berguna bagi kehidupan perekonomian masyarakat Padang Panjang, mereka tidak memikirkan berapa uang yang akan dibayar untuk ongkos menuju Padang, mereka bisa menumpang secara gratis untuk menuju Padang. Tapi dari segi negatifnya bananyak bahaya dan resiko yang akan ditanggung oleh penumpang yang ingin menuju kota Padang, keselamatan mereka tidak ditanggung oleh PT. Kereta Api. PT. Kereta Api sebenarnya sudah melarang masyarakat Padang Panjang untuk tidak menaiki gerbong gerbong kereta api karena resiko yang cukup besar, tapi masyarakat Padang Panjang tidak mengacuhkan larangan larangan yang disampaikan oleh kereta api. 5 pihak Mencermati situasi dan kondisi saat ini, penulis merasa tertarik untuk mengkaji sejarah kereta api Sawahlunto-Padang Panjang-Padang pada periode Untuk lebih terfokusnya masalah ini dapat di rumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan transportasi kereta api angkutan batubara Sawahluto pada tahun Rusli Amran, (1981). Sumatera Barat Hingga Plakat Panjang, (Jakarta: Sinar Harapan). Hal 37

3 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan perkeretaapian jalur Sawahlunto-Padang Panjang-Padang sebagai sarana angkutan masal. Tulisan terdahulu yang relevan diantaranya tulisan Rommy Ferdian, meneliti tentang Dinamika Kereta Api Penumpang Di Sumatera Barat Tahun Hasil penelitiannya melihat pada periode kereta api penumpang mengalami penurunan jumlah penumpang, hal ini disebabkan oleh berkembangnya angkutan jalan raya dan selain itu juga disebabkan oleh bentuk permukaan bumi yang dilalui oleh kereta api terlalu sulit yang akan memperlambat jalan kereta api, tentu tidak efisien lagi dalam kegiatan ekonomi sehingga mengurangi minat masyarakat untuk menggunakan kereta api penumpang. 6 Tulisan yang membahas tentang batubara adalah Gustin Media, membahas tentang Tambang Batubara Rakyat di Bukitbual Kecamatan Koto Tjuh Kabupaten Sijunjung Tahun Hasil penelitiannya melihat dengan adanya tambang rakyat di Bukitbual ini maka kehidupan ekonomi masyarakat semakin meningkat. Masyarakat sudah bisa 6 Rommy Ferdian (Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat). memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, serta mengurangi angka pengangguran, termasuk pendidikan di Bukitbual yang masyarakat mendukung wajib belajar sembilan tahun dan banyak yang sudah melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang yang lebih tinggi. 7 Dengan melihat beberapa perbedaan tulisan diatas, maka judul penulis yaitu Pasang Surut Transportasi Kereta Api Angkutan Batubara Sawahlunto-Padang Panjang-Padang Tahun Dilihat dari latar belakang masalah penulis mengangkat judul ini karena transportasi kereta api yang digunakan untuk membawa batubara mengalami peningkatan dan penurunana. Pada tahun 1990 masyarakat banyak memilih kereta api sebagai alat angkut dibandingkan delman. METODE Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Melalui beberapa tahap: Pertama Heuristik (pengumpulan data) yaitu kegiatan pengumpulan sumber, dokumen, arsip, dan wawancara. Kedua Kritik Sumber adalah 7 Gustin Media (Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat). 8 Yennita Safitri (Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat).

4 pengujian terhadap keaslian dan keabsahan informasi. Ketiga adalah interpretasi adalah menafsirkan antara fakta satud dengan yang lain dan terakhir adalah Historiografi (mengkaji hasil penelitian) penyajian hasil penelitian dalam skripsi. 9 PEMBAHASAN Perkembangan transportasi kereta api angkutan batubara pada tahun 1990-an melunjak naik, karena pada tahun 1989 transportasi tersebut mulai merosot. Batubara yang dihasilkan pada tahun tersebut mulai merosot, namun tahun 1990an adalh tahun yang menggairahkan kembali oleh pihak PT. BA UPO, kenaikan produksi batubara yang berasal dari perut bumi di Sawahlunto tersebut memberikan dampak besar bagi trasnportasi kereta api di Sumatera Barat. Tahun 1990an aktifitas kereta api sangat sibuk, dalam sehari kereta api angkutan batubara tersebut bisa beraktifitas sebanyak tiga kali dalam sehari melakukan perjalanan menuju pelabuhan emmahaven. Batubara yang di ekspor keluar negri dan dalam negri ini sangat banyak di minati orang lain, batubara tersebur berguna untuk sebahai bahan bakar kapal-kapal perang 9 Mestika Zed Metodologi Sejarah. UNP: Padang, hal orang Amerika. Berat bersih satu gerbong kereta api mencapai 5 ton, sedangkan berat gerbong yang telah diisi dengan batubara mencapai 40 ton. Dalam sehari pengangkutan batu bara bisa mencapai 5000 ton dengan harga 1 ton Rp Perkembangan sarana transportasi kereta api angkutan baubara mulai mengalami pasang surut, tahun 1996 adalah tahun-tahun dimana kereta api memang tidak digunakan lagi oleh pihak PT. BA UPO untuk membawa batubara dari Sawahlunto menuju pelabuhan Emmahaven. Tahun 1996 sampai tahun 1998 di Sumatera Barat hanya ada kereta pariwisata dan kereta angkutan penumpang. Mak itam yang dikenal oleh masyarakat Sumatera barat di kembalikan ke museum Ambarawa, dengan dipulangkannya mak itam ke Ambarawa bisa disimpulkan bahwa transportasi kereta api mengalami surut yang sangat jauh dari tahun Namun pemerintahan kota Sawahlunto tidak mau menjadikan kota Sawahlunto sebagai kota yang hanya hilang ditelan oleh peristiwa yang sangat berarti, pemerintaha kota Sawahlunto ingin mengambil kembai mak itam yang telah berada di museum Ambarawa Pada tahun 1998, mak itam dibawa kembali ke Sumatera Barat atas permintaan

5 Wali Kota Sawahlunto dengan alasan mak itam akan dijadikan kereta api pariwisata di Sawahlunto. sesampainya mak itam di Sawahlunto PT. BA UPO meminta kembali agar kereta api mak itam bisa membawa batubara ke pelabuhaan Emmahaven. Angkutan batubara pada tahun 1998 sudah mulai merosot, batubara yang dibawa kepelabuhan Emmahaven tidak sebanyak tahun 1990-an. Karena volume batubara yang dibawa ke pelabuhan Emmahaven ini tidak banyak lagi. Setelah revormasi angkutan batubara diambil alih oleh pengusaha dan koperasi PT. BA UPO, karena pembawaan batubara melalui kereta api terlalu sedikit. Sehingga kereta api tidak diberi jatah lagi dalam pengangkutan batubara ke pelabuan Emmahaven. Penganglutan batubara digantikan oleh mobil, karena volume batubara mulai menipis dan waktu tempuhpun bisa lebih cepat dari angkutan kereta api. Sehingga kereta api tidak di pergunakan lagi oleh PT. BA UPO dalam mengangkut batubara, pada tanggal 28 Septrmber 2002 kereta api angkutan batubara berhenti total. Pembangunan ekonomi membutuhkan jasa angkut yang cukup serta memadai, tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat diharapkan tercapainya hasil yang memuaskan dalam usaha pembangunan ekonomi bagi negara. Untuk tiap angkutan perkembangan ekonomi diperlukan kapasitas angkuan yang optimal. Tiap negara bagaimanapun tingkat perkembangan ekonominya dalam rangka menyusun sistem transportasi nasional atau dalam menetapkan kebijakan nasional harus menentukan terlebih dahulu tujuan-tujuan mana yang membutuhkan jasa angkutan dalam sistem transportasi nasional Berdasarkan pada jenis barang yang diangkut, maka tarif angkutan terbagi kedalam tiga golongan, yaitu: 1. Barang bagasi atau barang bawaan penumpang, merupakan barang kecil yang beratnya tidak lebih dari 20kg setiap penumpang. Untuk bagasi yang lebih besar diproses tersendiri. 2. Barang antaran, merupakan barang barang yang tidak termasuk bagasi dan bukan barang bawaan. Biasanya barang antaran dikirim oleh biro perjalanan antar bus. 3. Barang kiriman, barang barang yang diangkut dalam rangkaian khusus dan jumlah besar, seperti beras, semen, batubara, pupuk, hasil perkebunan dan lain sebagainya.

6 KESIMPULAN Diberlakukannya Undang-undang no 32 tahun 2004 sebagai penganti Undangundang No.22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah (UU Otonomi Daerah), Setelah revormasi angkutan batubara diambil alih oleh pengusaha dan koperasi PT. BA UPO, karena pembawaan batubara melalui kereta api terlalu sedikit. Sehingga kereta api tidak diberi jatah lagi dalam pengangkutan batubara ke pelabuan Emmahaven. Penganglutan batubara digantikan oleh mobil, karena volume batubara mulai menipis dan waktu tempuhpun bisa lebih cepat dari angkutan kereta api. Sehingga kereta api tidak di pergunakan lagi oleh PT. BA UPO dalam mengangkut batubara, pada tanggal 28 Septrmber 2002 kereta api angkutan batubara berhenti total. Jadi kereta api di Sawahlunto pada tahun 1990-an sampai tahun 2002 berfungsi sebagai angkutan barang dan penumpang, namun angkutan barang lebih diutamakan karena dengan stabilnya angka pendapatan bagi pihak perusahaan kereta api dilihat dari pendapatan tahun sebelumnya, sedangkan angkutan penumpang yang semakin menurun terus di realisasikan oleh pihak perusahaan kereta api walaupun pendapatannya tidak sebaik angkutan barang di samping angkutan batubara. DAFTAR PUSTAKA Amran, Rusli Sumatera Barat Hingga Plakat Panjang. Sinar harapan: Jakarta. Asnan, Gusti Pemerintahan Daerah Sumatera Barat dari VOC Hingga Reformasi. Yogyakarta: Citra Pustaka. Bagian Hukum Sekretariat Kotamadya Daerah Tingkat II Padang Panjang Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Padang Panjang Tahun Padang Panjang: Padang panjang. Erman, Erwiza Membaranya Batubara: Konflik Klas dan Etnis Ombilin Sawahlunto, Sumatera Barat Jakarta: Desantara Utama. Erman, Erwiza Orang Rantai: Dari Penjara ke Penjara. Yogyakarta: Ombak dan Bidang Peninggalan Bersejarah dan Pemuseuman Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sawahlunto. Husein, Ahmad, dkk Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI di Minangkabau/ Riau , Jilid I. Jakarta: BPSIM. Kahin, Audrey Dari Pemberontakan ke Integrasi Sumatera Barat dan Politik Indonesia. Jakarta: Grafika Mardi Yuana.

7 Kuntowijoyo Metodologi Sejarah Jilid 2. Yogyakarta: UGM. Naim, Mochtar Merantau Pola Migrasi Minangkabau. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nasution. A Muluk Pemberontakan Rakyat Silungkang Sumatera Barat Jakarta: Mutiara Jakarta. Saputra, Yonni Jejak de Greve Dalam Kenangan Sawahlunto. Yogyakarta: Ombak. Siregar, Muchtarudin Beberapa Masalah Ekonomi dan Management Pengangkutan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Suhardi, Adeng Tambang Batubara Ombilin Sumatera Barat- Indonesia. Sawahlunto: PT. Tambang Batubara Bukit Asam (PERSERO) Unit Pertambangan Ombilin. Syafril, Elsa Putri E Menggali Bara, Menemu Bahasa. Bahasa Tansi: Bahasa Kreol Buruh dari Sawahlunto. Yogyakarta: Bidang Peninggalan Bersejarah dan Permuseum Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sawahlunto. Sjamsuddin, Helius Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Perpustakaan Nasional. Zed, Mestika Metodologi Sejarah. Padang: UNP.