PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 USULAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN PUTERA ALTAR KUASI PAROKI SANTO YUSUP BANDUNG, GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Fisilia Ari Kuswanti NIM: PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013

2 ii

3 iii

4 PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada : Kedua orang tua, adik, teman dekat, dan sahabat angkatan 2009 yang telah membantu dalam perjalanan suka dan duka untuk menyelesaikan Skripsi ini. Para dosen pembimbing yang dengan kesabaran dan ketekunan telah membimbing penulis dalam menyelesaikan Skripsi di Kampus IPPAK tercinta ini. Pastur Paroki dan seluruh putera altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengadakan penelitian demi kelancaran penulisan skripsi ini.. iv

5 MOTTO FIAT VOLUNTAS TUA (Jadilah Kehendak-Mu) v

6 vi

7 vii

8 ABSTRAK Judul skripsi USULAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN PUTERA ALTAR KUASI PAROKI SANTO YUSUP BANDUNG, GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA dipilih berdasarkan kenyataan bahwa penghayatan akan makna Sakramen Ekaristi bagi para remaja khususnya remaja yang tergabung dalam kegiatan putera altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta perlu ada peningkatan. Usia remaja merupakan usia yang masih banyak membutuhkan pendampingan, terutama dalam penemuan jati diri dan pembentukan iman yang tangguh. Kegiatan pendampingan remaja yang ada di dalam paroki salah satunya adalah putera altar. Pada kenyataannya kegiatan putera altar belum begitu diperhatikan sehingga banyak putera altar yang melakukan tugas pelayanan sebagai rutinitas belaka. Dalam melakukan tugas pelayanan, para putera altar mengobrol dengan temannya dan kurang memahami sikap Liturgi yang mereka lakukan. Putera altar belum sungguh-sungguh menyadari pentingnya penghayatan makna Sakramen Ekaristi yang mereka rayakan bersama umat dalam tugas pelayanan mereka dan demi perkembangan iman mereka dalam kehidupan sehari-hari. Persoalan pokok pada skripsi ini adalah bagaimana remaja Katolik yang tergabung dalam kegiatan putera altar dapat menemukan dan meningkatkan penghayatan makna Sakramen Ekaristi demi pengembangan iman mereka dalam kehidupan konkret. Putera altar yang menginjak usia remaja tentu mengalami banyak tantangan dan persoalan hidup, maka dari itu peran serta pendamping sangat berpengaruh dalam membantu perkembangan iman mereka supaya terbentuk iman yang kuat dan tangguh. Oleh karena itu untuk mengkaji lebih lanjut persoalan yang dihadapi oleh putera altar, penulis melakukan pengamatan, melakukan penyebaran kuesioner dan studi pustaka yang bersumber dari Kitab Suci, dokumen-dokumen Gereja, dan juga pandangan para ahli. Studi pustaka ini diperlukan untuk memperoleh inspirasi dan kemudian direfleksikan untuk membuat usulan program pendampingan yang menarik dan sesuai dengan tahap perkembangan iman mereka sehingga putera altar semakin meningkatkan pemahaman akan makna Sakramen Ekaristi dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Penulis dalam skripsi ini mengusulkan suatu program pendampingan iman remaja dalam bentuk rekoleksi remaja sebagai usaha untuk meningkatkan penghayatan putera altar akan makna sakramen Ekaristi dalam kehidupan seharihari. Putera altar diharapkan mampu menemukan dan meningkatkan makna Sakramen Ekaristi untuk pengembangan iman mereka. Iman mereka akan semakin tumbuh dan berkembang dengan tindakan nyata untuk sesama karena iman tanpa perbuatan adalah kesia-siaan belaka. viii

9 ABSTRACT The title of this small thesis THE SUGGESTION OF IMPROVING THE MEANING OF SACRAMENT EUCHARIST FOR IMPROVING THE FAITH OF THE ACOLYTES OF THE QUASI PARISH SAINT JOSEPH BANDUNG, GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA is chosen by the fact that the meaning of the Sacrament Eucharist for teenagers especially teenagers who joins in the Acolyte of the Quasi Parish Saint Joseph Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta need some improvement. Teenagers need much assistance especially to find the reality of themselves and to form strong faith. In fact, the assistance to Acolyte hasn t been cared therefore many Acolytes do the service to the people as routinities. Meanwhile serving people, Acolytes have some chats and they do not understand the Liturgy. Acolytes have not really understood how important full and total comprehension of Sacrament Eucharist that they celebrate together with people in their service and for developing their faith in daily activities. The main point in this small thesis is how teenagers who join in the Acolyte can find and improve the full dan total comprehension of the meaning of the Sacrament of Eucharist for improving their faith. They have many challenges and problems, therefore the role of assistance is very important to help them to improve their faith. For inquiring the Acolytes deeply, the writer has been doing monitoring, spreading quesionaire and studying the manuals like the Bible, the Church Documents and the opinion of some experts. Studying the manual is needed to get inspiration and then reflected to make interesting program to improve their faith and their understanding of the meaning of the Sacrament of the Eucharist and to practise in daily activities. In this small thesis, the writer has some ideas about teenagers in a recollection to improve the full and total comprehension of Acolytes about the meaning of the Sacrament of the Eucharist in daily activities. Their faith will grow up along their actions because faith without any action is useless. ix

10 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih karunia yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul USULAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN PUTERA ALTAR KUASI PAROKI SANTO YUSUP BANDUNG, GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA. Skripsi ini lahir dari pengamatan penulis tentang penghayatan makna Sakramen Ekaristi Putera Altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta. Putera altar sudah mampu menghayati makna Sakramen Ekaristi namun masih membutuhkan bimbingan sehingga semakin mantap dalam menghayati Sakramen Ekaristi ini. Putera altar diharapkan semakin mampu menghayati sekaligus memetik makna dari Sakramen Ekaristi yang mereka rayakan bersama dengan umat dan kemudian menerapkannya dalam hidup seharihari sehingga iman mereka semakin berkembang. Selama proses penulisan dan penyusunan karya tulis ini, penulis mendapatkan banyak dukungan dan perhatian dari berbagai pihak, untuk itu penulis dengan tulus hati mengucapkan banyak terimakasih terutama kepada: 1. Drs. FX. Heryatno W.W., S.J., M.Ed. selaku Kaprodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam penyelesaian Skripsi ini. 2. Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J. selaku dosen pembimbing utama yang selalu memberi perhatian sepenuhnya dalam mendampingi penulisan skripsi ini, dan dengan penuh kesabaran telah membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. x

11 3. Dr. C. Putranta, S.J selaku dosen penguji kedua yang juga dengan sabar dan ketulusan hati telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Dra. Y. Supriyati, M. Pd selaku dosen penguji ketiga dan dosen penelitian yang dengan penuh kesabaran mendampingi penulis terutama dalam proses penelitian dalam skripsi ini. 5. Segenap staf dosen dan seluruh karyawan prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang secara tidak langsung selalu memberikan semangat kepada penulis. 6. CT. Wahyono Djati Nugroho, Pr sebagai Pastur Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan memberi dukungan sepenuhnya demi perkembangan iman putera altar. 7. Keluarga tercinta: nenek Lusia Sakiyem, bapak Markus Sukarno, ibu Valentina Purwanti, adik tercinta Virdiana Inggried Marwanti, yang selalu dengan ketulusan hati mendoakan dan memberikan dukungan sepenuhnya bagi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan. 8. Markus Pracoyo, yang telah dengan setia mendampingi penulis. Ucapan syukur dan terima kasih atas bantuan, saran, perhatian serta cinta kasihnya yang selalu menguatkan penulis selama menyelesaikan skripsi ini. 9. Segenap sahabat-sahabat tercinta mahasiswa angkatan 2009 dan lintas angkatan yang telah mendukung dan berdinamika bersama dalam suka dan xi

12 xii

13 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN... i ii iii iv v vi vii viii ix x xiii xviii BAB I. USULAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN PUTERA ALTAR KUASI PAROKI SANTO YUSUP BANDUNG, GUNUNG KIDUL,YOGYAKARTA... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi Masalah... 6 C. Pembatasan Masalah... 7 D. Rumusan Masalah... 7 E. Tujuan Penulisan... 8 F. Manfaat Penulisan... 8 G. Metode Penulisan... 9 H. Sistematika Penulisan xiii

14 BAB II. SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN PUTERA ALTAR A. Iman Pengertian Iman Makna Iman Kristiani Dasar Iman Kristiani Ciri-ciri Iman Kristiani yang Dewasa Iman Gereja akan Yesus Kristus B. Sakramen Ekaristi Sakramen Ekaristi a. Pengertian Sakramen b. Ekaristi sebagai Sakramen Cinta Kasih c. Makna Sakramen Makna Sakramen Ekaristi a. Ekaristi sebagai Ungkapan Cinta Kasih Sehabis-habisnya. 25 b. Ekaristi sebagai Perjamuan dan Persekutuan Umat dengan Allah c. Ekaristi sebagai Perayaan Seruan Karunia Roh Kudus (Epiklese) d. Ekaristi sebagai Sumber Kekuatan Hidup Umat C. Ekaristi sebagai Pengembangan Iman Ekaristi Memberikan Semangat untuk Berbagi Kepada Sesama Pengembangan Iman D. Sejarah Putera Altar E. Putera Altar Definisi Putera Altar Keanggotaan Putera Altar Keberadaan Putera Altar di Paroki Dasar Putera Altar xiv

15 5. Tujuan Pelayanan Putera Altar Organisasi Putera Altar Kegiatan Putera Altar Tugas Khusus Putera Altar F. Rangkuman BAB III. PENGHAYATAN PUTERA ALTAR KUASI PAROKI SANTO YUSUP, BANDUNG, GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA TERHADAP MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN A. Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta Sejarah Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta Situasi Umum Umat Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta a. Kondisi Geografis-geologis b. Kondisi Wilayah c. Kondisi Sosio-budaya Gambaran Umum Mengenai Putera Altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta a. Santo Pelindung Putera Altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta b. Materi yang Disampaikan dalam Kegiatan Putera Altar ) Mengenal Peralatan yang Dipakai dalam Perayaan Ekaristi ) Mengenal Pakaian Romo ) Warna-warna Liturgi Kegiatan Putera Altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta xv

16 B. Penelitian tentang Penghayatan Putera Altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta terhadap Makna Sakramen Ekaristi demi Pengembangan Iman Metodologi Penelitian a. Tujuan Penelitian b. Manfaat Penelitian c. Jenis Penelitian d. Tempat dan Waktu Penelitian e. Responden Penelitian f. Instrumen Penelitian g. Variabel Penelitian C. Hasil Penelitian Gambaran Penghayatan Putera Altar tentang Makna Sakramen Ekaristi di Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta demi Pengembangan Iman Putera Altar Pengembangan Iman Putera Altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta D. Pembahasan Hasil Penelitian Gambaran Penghayatan Putera Altar tentang Makna Sakramen Ekaristi di Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta demi Pengembangan Iman Putera Altar a. Pengetahuan Dasar tenang Alat dan Sikap Liturgi b. Makna Sakramen Ekaristi Pengembangan Iman Putera Altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta a. Kegiatan Pengembangan Iman b. Peranan Penghayatan Makna Sakramen Ekaristi terhadap Pengembangan Iman c. Hambatan dan Harapan Putera Altar xvi

17 E. Keterbatasan Penelitian BAB IV. REKOLEKSI REMAJA SEBAGAI USULAN MENINGKATKAN PENGHAYATAN MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN PUTERA ALTAR KUASI PAROKI SANTO YUSUP BANDUNG, GUNUNG KIDUL A. Pendampingan Remaja dalam Bentuk Rekoleksi B. Usulan Program Pembinaan Iman Remaja dalam Bentuk Rekoleksi Remaja yang Tergabung dalam Putera Altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta Latar Belakang Tema dan Tujuan Program Rekoleksi C. Gambaran Pelaksanaan Program D. Matriks Program E. Contoh Persiapan Salah Satu Sesi dalam Rekoleksi BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Lampiran 1: Surat Penelitian untuk Paroki... (1) Lampiran 2: Surat Pernyataan Penelitian... (2) Lampiran 3: Kuesioner untuk Putera Altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta... (3) Lampiran 5:Gambar Alat-alat Liturgi untuk Puzzle... (7) xvii

18 DAFTAR SINGKATAN A. Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Alkitab Deuterokanonika, Lembaga Biblika Indonesia, B. Dokumen Resmi Gereja DV : Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi, 18 November KGK KHK : Katekismus Gereja Katolik. : Kitab Hukum Kanonik (Codex luris Canonici), diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II tanggal 25 Januari LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November SC : Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Konsili Vatikan II tentang Liturgi Suci, 4 Desember C. Daftar Singkat Lain KWI OMK PIA PMKRI WK : Konferensi Waligereja Indonesia : Orang Muda Katolik : Pendampingan Iman Anak : Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia : Wanita Katolik xviii

19 1 BAB I USULAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN PUTERA ALTAR KUASI PAROKI SANTO YUSUP BANDUNG, GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA A. LATAR BELAKANG Remaja merupakan generasi sekarang dan yang akan datang. Mereka adalah generasi masa depan bangsa dan Gereja, disamping itu remaja harus menghadapi berbagai masalah dan kesulitan pada masa remajanya. Kesulitan itu dapat berupa bagaimana mereka mengalami kesulitan mengatasi masalah yang sering mereka hadapi, dan mengambil keputusan yang benar. Selain itu remaja sering terjebak pada situasi yang ada di sekitar mereka dan lingkungan yang membuat mereka labil dalam menentukan pilihan untuk bertindak. Remaja bukan lagi anak kecil, tetapi mereka juga belum dapat dikatakan orang dewasa. Remaja senang dan ingin dianggap dewasa, namun seringkali mereka belum mampu bertindak dewasa. Remaja belum bertindak dewasa itu dapat dilihat dari bagaimana mereka bertindak dan berperilaku dengan tidak berfikir panjang, mereka hanya melakukan tindakan yang mereka anggap benar tanpa memikirkan akibatnya bagi sesama. Menurut observasi di Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung,Gunung Kidul, Yogyakarta mengatakan bahwa remaja senang mencoba-coba untuk bisa diakui jati dirinya, namun sering kali mereka menemukan kesulitan karena sebenarnya mereka

20 2 belum siap. Penemuan jati diri itu membutuhkan proses dan tidak dapat berlangsung dalam waktu yang singkat. Pengalaman hidup dan kedalaman iman dalam menyikapi kehidupan itu dapat membantu remaja untuk menemukan jati diri mereka. Remaja masih labil dalam menentukan sikap yang harus mereka ambil. Remaja memiliki kecemasan dalam menghadapi masa depan mereka ataupun usaha menemukan jati diri mereka. Mengingat besarnya persoalan pribadi yang harus dihadapi sebagai remaja, maka menjadi sangat sulit bagi mereka untuk dapat memikul tanggung jawab mereka sebagai generasi penerus bangsa dan Gereja. Gereja secara khusus harus terlibat membantu remaja dalam penemuan jati diri mereka, Gereja secara penuh mempunyai tanggung jawab untuk membimbing kaum remaja untuk senantiasa menemukan jati diri yang selaras dengan nilai-nilai Injili. Kitab Hukum Kanonik (KHK) kanon 229 menyebutkan kaum awam, agar mampu hidup menurut ajaran kristiani, dan mewartakan sendiri dan jika perlu, dapat membelanya dan agar dapat menjalankan peranannya dalam merasul, terikat kewajiban dan mempunyai hak untuk memperoleh pengetahuan tentang ajaran itu yang disesuaikan dengan kemampuan dan kedudukan masing-masing. Maka, berdasarkan kanon tersebut Gereja harus melakukan pembinaan terhadap kaum awam yang di dalamnya terdapat remaja dan nantinya dapat menemukan makna dalam pelayanan mereka. Gereja senantiasa harus terus membantu kaum awam untuk terus menemukan peranannya dalam tugas perutusan mereka. Gereja hendaknya kembali merangkul remaja dalam masa pencarian jati diri mereka melalui sakramen atau tanda

21 3 keselamatan Allah yang ada di dalam Gereja. Salah satu Sakramen yang sering diikuti oleh remaja adalah sakramen Ekaristi, ini dapat dijadikan sarana untuk semakin membuat remaja menemukan jati diri mereka dan memperdalam iman mereka untuk memaknai tugas perutusan yang mereka emban sebagai pengikut Kristus. Sakramen Ekaristi, mengingatkan seluruh umat bahwa Yesus Kristus telah mengorbankan dirinya demi menebus dosa manusia dengan wafat di kayu Salib. Hal ini sebagai jaminan hidup bagi umat yang percaya bahwa kelak kita diundang untuk masuk ke dalam kemuliaan bersama Kristus (zaman eskatologis). Melalui sakramen Ekaristi umat termasuk para remaja dapat menimba kekuatan untuk bersatu dan bertindak sebagai murid-murid Yesus Kristus. Konsili Vatikan II menegaskan bahwa: Dengan ikut serta dalam kurban Ekaristi, sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani, mereka mempersembahkan Anak Domba Ilahi dan diri sendiri bersama dengan-nya kepada Allah; demikianlah semua menjalankan peranannya sendiri dalam perayaan liturgis, baik dalam persembahan maupun dalam komuni suci, bukan dengan campur baur, melainkan masing-masing dengan cara sendiri. Kemudian, sesudah memperoleh kekuatan dari Tubuh Kristus dalam perjamuan suci, mereka secara konkret menampilkan kesatuan umat Allah, yang oleh sakramen mahaluhur itu dilambangkan dengan tepat dan diwujudkan secara mengagumkan (LG, 11). Melalui Ekaristi umat dapat memperoleh kekuatan, kesegaran hidup, serta kepenuhan rahmat yang berlimpah dari Allah. Umat yang sungguh memaknai Ekaristi memiliki relasi yang erat dengan Allah dan memiliki keberanian untuk bersaksi mewartakan kabar gembira dalam kehidupan sehari-hari. Sakramen Ekaristi menjadi pusat dan puncak hidup Gereja karena semua kegiatan Gereja baik bersifat duniawi maupun rohani berhubungan erat dengan

22 4 Kristus yang hadir dalam Ekaristi, yang memberi kekuatan sekaligus menguduskan tindakan Gereja dalam rangka karya keselamatan Allah di dunia. Ekaristi memberikan penghidupan rohani, dan menjadikan kita taat dalam iman kepercayaan kepada Allah, sekaligus memiliki perhatian khusus dalam menjalankan hidup di dunia (Martasudjita, 2003: 297). Ini dapat menjadi sarana yang tepat untuk membuat umat khususnya para remaja untuk semakin menimba penghidupan rohani yang semakin mendalam dan menjawab semua permasalahan dalam pencarian jati diri. Gereja mengajarkan kepada kita bagaimana memaknai perjamuan Ekaristi setiap kali kita merayakannya. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Yesus bersama dengan para murid. Yesus menghendaki agar wafat dan kebangkitannya selalu dikenang dan perjamuan malam terakhir selalu dilakukan oleh umat-nya melalui perayaan suci yakni Ekaristi. Gereja setiap kali merayakan Ekaristi sebagai bentuk kenangan akan Paska Kristus dalam Doa Syukur Agung. Yesus mengambil roti dan mengucap syukur dan membagikan kepada para murid sambil berkata Terimalah dan makanlah! Inilah tubuhku yang dikurbankan bagimu. Setelah perjamuan Yesus mengambil Piala yang berisi anggur dan mengucap syukur sambil mengedarkannya dan berkata Terimalah dan minumlah! Inilah piala darahku, darah perjanjian baru dan kekal, yang ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa. Kenangkanlah Aku dengan merayakan peristiwa ini (Doa Syukur Agung). Apa yang telah dilakukan Yesus dilanjutkan oleh Gereja yang didoakan oleh imam pada waktu konsekrasi. Ekaristi sebagai tindakan pengudusan yang paling istimewa oleh Allah terhadap umat beriman. Ekaristi sebagai pusat perjumpaan antara umat beriman dengan Sang Ilahi,

23 5 mengulang kembali peristiwa pemecahan roti, pengucapan syukur, pembagian roti seperti yang dilakukan Yesus dalam perjamuan malam terakhir bersama dengan para murid-nya. Remaja kurang mendapatkan kesempatan yang cukup untuk memperoleh pengetahuan tentang iman mereka terutama mengenai sakramen Ekaristi. Remaja hanya memperoleh pengetahuan dari Pendidikan Agama Katolik di bangku sekolah. Mereka kurang mendapatkan waktu untuk mendalami iman mereka apalagi untuk mendalami makna Ekaristi. Dalam kenyataannya muncullah semboyan Jesus Yes, but the Church No di kalangan para remaja bahkan umat secara umum. Semboyan ini haruslah menjadi pertimbangan bagi Gereja untuk memperbaharui diri dan menjadi tanggung jawab bersama untuk membina remaja sejak dini. Gereja sudah cukup melakukan pembinaan melalui berbagai paguyuban yang ada. PIA (Pendampingan Iman Anak) bagi anak-anak, OMK (Orang Muda Katolik) bagi kaum muda Katolik, lewat PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia) atau KMK bagi para mahasiswa, lewat WK ( Wanita Katolik) bagi para ibu rumah tangga dan sebagainya. Bagi remaja, terdapat putera altar yang melakukan pelayanan pada setiap perayaan Ekaristi. Putera altar merupakan salah satu bentuk pembinaan iman yang diprogramkan oleh Gereja dengan harapan bahwa remaja yang menjadi putera altar itu akan mendapatkan pengetahuan dan sekaligus pembinaan dalam iman mereka dan membantu mereka menemukan jati diri yang sesuai nilainilai Injili dan semakin menemukan makna Ekaristi. Akan tetapi dalam kenyataannya remaja yang tergabung dalam pelayanan putera altar di Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta kerap

24 6 kali kurang dapat menghayati iman mereka dan mereka melayani sebagai rutinitas belaka. Remaja memilih mengikuti kegiatan putera altar karena ada temannya yang mengikuti kegiatan tersebut, ini menjadi keprihatinan Gereja. Putera altar melakukan tugas pelayanan dengan kurangnya penghayatan iman mereka, putera altar sering berbicara dengan anggota putera altar lainnya saat melakukan tugas pelayanan di Gereja. Putera altar pun sering tidak rapi dalam memakai jubah, mereka melakukan perbuatan yang mengurangi kesakralan dari Ekaristi. Ini akan mengakibatkan dampak kemerosotan iman dan semakin banyak yang mengikuti semboyan Jesus Yes, but the Church No, seperti yang disharingkan oleh umat setempat. Oleh sebab itu, melalui skripsi ini penulis bermaksud ingin memberikan sumbangan pemikiran berupa usulan meningkatkan pemahaman tentang makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman remaja khususnya yang tergabung dalam putera altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta. Penulis mengangkat judul skripsi: USULAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN PUTERA ALTAR KUASI PAROKI SANTO YUSUP BANDUNG, GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA. B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

25 7 1. Remaja mengalami kesulitan dalam penemuan jati diri karena kurang adanya sarana untuk mengembangkan iman demi membantu penemuan jati diri mereka. 2. Pengaruh lingkungan terhadap kurangnya penghayatan terhadap makna perayaan Ekaristi sehingga muncul semboyan Jesus Yes but the Church No yang juga berdampak pada perkembangan iman remaja. 3. Kegiatan putera altar merupakan salah satu sarana untuk semakin meningkatkan penemuan makna perayaan Ekaristi bagi remaja. 4. Kurangnya kesadaran putera altar dalam memaknai pelayanan mereka sebagai putera altar terutama berkaitan dengan sikap Liturgi dan makna Sakramen Ekaristi. 5. Sebagian putera altar mau menjadi putera altar karena ikut temannya yang sudah menjadi putera altar. C. PEMBATASAN MASALAH Sehubungan dengan keterbatasan penulis, sumber pustaka yang ada, dan judul penelitian, maka pembatasan masalah terfokus pada USULAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN PUTERA ALTAR KUASI PAROKI SANTO YUSUP BANDUNG, GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA. D. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang ada, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

26 8 1. Sejauh mana remaja yang tergabung dalam Putera Altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta sudah menghayati makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman mereka? 2. Kegiatan seperti apa yang dapat membantu Putera Altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta menemukan makna sakramen Ekaristi untuk pengembangan iman mereka. E. TUJUAN PENULISAN Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah: 1. Menemukan makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman remaja yang tergabung di dalam Putera Altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta. 2. Menggambarkan sejauh mana penghayatan sakramen Ekaristi di dalam pengembangan iman Putera Altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta. 3. Memberi sumbangan pemikiran usulan program yang berupa kegiatan pendampingan yang dapat membantu Putera Altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta semakin memahami makna sakramen Ekaristi khususnya dalam pengembangan iman mereka. F. MANFAAT PENULISAN Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

27 9 1. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang makna sakramen Ekaristi demi mengembangkan iman dalam kehidupan sehari-hari. 2. Membantu remaja terutama yang tergabung di dalam Putera Altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta semakin menghayati sakramen Ekaristi demi pengembangan iman. 3. Memberikan sumbangan kepada para remaja yang tergabung dalam Putera Altar dalam memaknai sakramen Ekaristi demi pengembangan iman Putera Altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta. G. METODE PENULISAN Dalam tugas akhir ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis. Dengan metode ini, penulis menggambarkan sejauh mana remaja yang tergabung dalam Putera Altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta dapat meningkatkan pemahaman tentang makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman mereka. Penulis juga mencoba memahami apa yang menjadi hambatan Putera Altar untuk dapat menemukan makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman mereka. Kemudian penulis mengusulkan program kegiatan pendampingan yang dapat membantu Putera Altar meningkatkan pemahaman tentang makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman Putera Altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta.

28 10 H. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk memperoleh gambaran yang jelas, penulis menyampaikan pokokpokok sebagai berikut: BAB I : Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II : Dalam bab ini diuraikan tentang iman, pengertian iman, makna iman Kristiani, dasar iman Kristiani, ciri-ciri iman Kristiani yang dewasa, iman Gereja akan Yesus Kristus, sakramen, Ekaristi sebagai sakramen, makna sakramen, makna sakramen Ekaristi, Ekaristi sebagai ungkapan cinta kasih Yesus sehabishabisnya, Ekaristi sebagai perjamuan dan persekutuan umat dengan Allah, Ekaristi sebagai perayaan seruan karunia Roh Kudus (Epiklese), Ekaristi sebagai sumber kekuatan hidup umat, Ekaristi sebagai pengembangan iman, Ekaristi memberikan semangat untuk berbagi kepada sesama, Pengembangan iman. Sejarah putera altar, definisi putera altar, keanggotaan putera altar, keberadaaan putera altar di paroki, dasar putera altar, tujuan pelayanan putera altar, organisasi putera altar, kegiatan putera altar, tugas khusus putera altar BAB III: Bab ini membahas tentang penelitian yang akan dilakukan. Mulai dari penghayatan putera altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta terhadap makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman mereka, ini meliputi: Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul,

29 11 Yogyakarta, sejarah paroki, situasi umum umat paroki, gambaran umum mengenai putera altar dan kegiatan putera altar di Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta, penelitian tentang penghayatan putera altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta terhadap makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman, metodologi penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, responden penelitian, instrumen penelitian dan variabel penelitian, hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, keterbatasan penelitian. BAB IV: Bab ini berisi tentang usulan program dalam bentuk Rekoleksi putera altar sebagai usulan untuk meningkatkan penghayatan makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman Putera Altar di Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta, pendampingan remaja model rekoleksi, latar belakang penyusunan program, tema dan tujuan program, gambaran pelaksanaan program, matrik program, dan contoh persiapan salah satu sesi dalam rekoleksi remaja khusus untuk Putera Altar. BAB V: Bab ini berisi penutup yang mencakup kesimpulan dan saran.

30 12 BAB II SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN PUTERA ALTAR Bab II ini penulis menguraikan mengenai sakramen Ekaristi demi pengembangan iman putera altar yang memiliki kesinambungan dengan pembahasan pada bab sebelumnya. Pokok permasalahan yang akan diangkat dalam skripsi ini adalah bagaimana sumbangan makna sakramen Ekaristi bagi iman para remaja Katolik khususnya remaja (laki-laki maupun perempuan) yang tergabung dalam kegiatan putera altar dimana mereka sangat dekat dengan sakramen Ekaristi. Dalam kenyataannya, remaja yang tergabung dalam putera altar melaksanakan tugas pelayanan tanpa tahu makna dari apa yang dilakukan khususnya berkaitan dengan sakramen Ekaristi sehingga semua tugas pelayanan akan jatuh pada rutinitas belaka. Penulis berusaha memberikan sumbangan pemikiran untuk membantu para remaja yang tergabung di dalam putera altar menemukan makna sakramen Ekaristi dalam kehidupan mereka dan demi perkembangan iman mereka. Dalam bab ini, penulis membahas tentang sakramen Ekaristi dan maknanya melalui Kitab Suci, dokumen-dokumen Gereja, dan juga pandangan dari para ahli. Selain itu penulis juga membahas tentang putera altar, berkaitan dengan sejarah putera altar, dan seluk-beluk tentang putera altar. Perayaan Ekaristi hendaknya menjadi pusat dan puncak dari seluruh hidup rohani manusia. Melalui perayaan Ekaristi kita memiliki persatuan mesra dengan Kristus sehingga mengalami pembebasan yang sejati, dan hanya dalam kesatuan dengan Kristus saja kita mampu mempersembahkan diri secara layak kepada Allah.

31 13 Bab II lebih merupakan kajian pustaka. Penulis pada bab ini membagi uraian menjadi empat bagian, yakni pada bagian pertama penulis menjelaskan tentang iman. Pada bagian kedua penulis menjelaskan tentang sakramen Ekaristi. Pada bagian ketiga penulis menjelaskan Ekaristi sebagai tempat pengembangan iman umat. Kemudian secara khusus pada bagian terakhir, penulis menjelaskan sejarah putera altar dan seluk beluk tentang putera altar Penulis pada bagian awal bab ini didahului dengan penjelasan mengenai iman, sakramen Ekaristi dan dilanjutkan dengan putera altar. Kegiatan putera altar selalu berkaitan dengan perayaan Ekaristi maka dari itu perlu dipaparkan tentang kedua hal tersebut. Melalui Ekaristi, remaja Katolik yang tergabung dalam kegiatan putera altar memperoleh kekuatan rohani untuk berkembang dalam iman serta menghadapi berbagai permasalahan hidup dan memberi semangat untuk berbagi kepada sesama. A. IMAN 1. Pengertian Iman Menurut Konstitusi Dogmatis Dei Verbum (DV), dokumen Konsili Vatikan ke II tentang Wahyu Ilahi, iman adalah tanggapan atau keputusan atas wahyu ilahi yang diwujudkan dalam perbuatan dan perkataan yang bertalian satu sama lain (DV 2). Ikatan antara pribadi manusia dengan Allah secara utuh dan juga merupakan anugerah yang adikodrati dari pemberian wahyu Allah untuk manusia. Iman menjadi anugerah yang terindah yang telah Tuhan berikan kepada manusia maka dari itu umat memiliki kewajiban untuk memperkembangkannya (KGK 50).

32 14 Iman merupakan suatu penyerahan diri manusia secara total kepada Allah secara ikhlas tanpa terpaksa. Iman berkaitan dengan wahyu yang berasal dari Allah untuk manusia. Allah menyapa, menjumpai, dan menyerahkan diri hanya untuk manusia, hal ini menjadi sebuah perjumpaan yang menandakan suatu persahabatan mesra antara manusia dan Allah. Allah dengan penuh kelimpahan cinta kasih-nya menyapa manusia. Maka dengan menjadi sahabat, Allah tetap menginginkan suatu tanggapan dan jawaban dari manusia akan sapaannya atau wahyu yang mau menjalin hubungan mesra antara manusia dan Allah. Allah menyatakan memberikan kelimpahan Cinta Kasih kepada manusia dan tinggal memberikan jawaban yang tulus dari hati apakah mau menerima pemberian Allah itu (KWI, 1996: ). Pada dasarnya iman memiliki suatu kehendak yang bebas. Di dalam memilih suatu pilihan tidaklah mudah tetapi kita memiliki kebebasan yang ada dalam diri untuk memilih, menentukan pilihanpun juga dirasa sulit untuk mengambil keputusan. Kehendak yang bebas lebih dari mengikuti suara hati untuk menentukan arah hidup sendiri melainkan sampai pada manusia memasuki kemerdekaan Allah. Kemerdekaaan Allah yang dimaksud adalah dimana manusia memiliki kebebasan yang menjadikan manusia untuk masuk ke dalam kebebasan untuk merdeka bersama Allah, bebas untuk terhindar dari rasa takut dan merasa damai bersama Tuhan. Hidup seturut kehendak kasih Tuhan dari pada mementingkan diri sendiri. Kasih Allah menembus rasa takut dan cemas dan membebaskan manusia dari segala kegelisahan (KWI, 1996: 128). Iman memberikan suatu kesadaran diri pada Allah yang menyapa, memanggil manusia sekaligus merasuk dalam kehidupannya. Dengan menyadari akan hal itu,

33 15 maka manusialah yang memberikan jawaban atas panggilan Allah, dan melakukan penyerahan diri seutuhnya terhadap Allah yang menjumpai manusia secara pribadi. Iman menjadi suatu jawaban atas panggilan Allah serta pernyataan diri Allah secara pribadi kepada manusia secara langsung. Manusia akan menemukan imannya bila dirinya mengalami pengalaman religious yang sungguh memberikan penyadaran akan karya Allah terhadap manusia (KWI, 1996: 129). 2. Makna Iman Kristiani Iman berhubungan dengan kepercayaan (berkaitan dengan agama) dan keyakinan kepada Allah, atau ketetapan hati, keteguhan batin. Percaya berarti mengakui bahwa sesuatu memang benar atau nyata, menganggap bahwa sesuatu itu benar-benar ada, menganggap seseorang itu jujur dan sebagainya. Iman memiliki suatu kesamaan dengan percaya dan ini sama-sama menunjukkan suatu keyakinan terhadap yang benar dan nyata. Keyakinan di sini lebih pada suatu pernyataan hati atau ketetapan hati seseorang terhadap apa yang diyakini. Tetapi ketetapan hati itu tidaklah selalu terungkap dengan suatu pembuktian yang pasti. Pada umumnya kata iman digunakan dalam konteks hubungan dengan Allah dan kata percaya dapat digunakan dalam hubungan dengan Allah dan sesama manusia (Martasudjita, 2010: 12-16). Di dalam Gereja, iman atau percaya dipergunakan untuk menyatakan hati yang tulus untuk mengikuti Allah dan menjalankan segala ajaran-ajaran Allah. Orang yang ingin menyatakan diri untuk bergabung atau masuk dalam Gereja, maka ia harus mau untuk menerima baptis, dengan dibaptis orang menjadi menyakini apa

34 16 yang benar menurut hati nuraninya untuk bergabung atas apa yang diyakininya. Dalam Gereja pengungkapan iman sungguh nampak ketika mengucapkan syahadat para rasul yaitu Aku percaya. Dalam Perjanjian Lama, iman mengungkapkan tanggapan atas perwahyuan diri Allah kepada umat bangsa Israel. Umat bangsa Israel memiliki hubungan yang sungguh dekat dengan Allah. Bahkan bangsa Israel menjadi bangsa yang terpilih oleh Allah didalam pewahyuan-nya dan mereka menjadi umat yang sungguh dikasihi oleh Allah. Dalam Perjanjian Baru, iman yang mau dicapai dalam Perjanjian Baru tertuju pada tindakan Allah dalam dan melalui Yesus Kristus, yang terungkap dalam Kitab Suci. Banyak sekali ungkapan akan iman yang terlihat di dalam Kitab Suci, misalkan saja: Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan (bdk. Rom 10: 9). Iman Perjanjian Baru sesudah Yesus menjadi sebuah tumpuan iman dari pengalaman paskah yang memberikan suatu tanggapan akan wahyu Tuhan yang sungguh terjadi dalam diri Yesus Kristus. Menurut Paulus, iman memberikan suatu pembenaran, dan iman ada karena mendengarkan, menerima sabda Allah, ketaatan akan sabda Allah dan melepas keegoisan diri. Iman juga menjadi suatu ajaran yang membuat orang masuk dalam perbuatan-perbuatan kehendak Allah. Jadi, iman bila menjadi suatu ajaran pastinya takkan lepas dari tindakan atau perbuatan nyata.

35 17 3. Dasar Iman Kristiani Iman yang dimiliki tidaklah datang begitu saja tanpa sebuah dasar. Dasar Iman Kristiani yaitu wahyu. Melalui wahyu Allah, manusia disapa, Allah mengenalkan diri pada manusia, serta mengajak manusia untuk mengikuti jalan kebenaran. Dengan mewahyukan diri kepada manusia, Allah mengharapkan manusia untuk memberikan tanggapan atas wahyu-nya. Manusia menerima wahyu Allah berarti dapat mengenal siapa Allah itu dan bila ingin lebih mengenal maka ia harus bergaul dengan Allah dari hati kehati seperti halnya manusia menyatakan cintanya kepada sesamanya. Ini menjadi suatu tindakan yang konkrit manusia sebagai tanggapan dari wahyu Allah (Dister, 1991: 85-86). Selain Wahyu Ilahi, dasar Iman Kristiani yang lainnya adalah iman para rasul. Ini menjadi sebuah dasar karena kedua belas rasul yang telah bersama-sama dengan Yesus menyaksikan perbuatan, tindakan, dan mendengarkan ajaran-nya. Apa yang dikerjakan oleh Yesus merupakan ajaran yang benar karena berasal dari Bapa yaitu ajaran cinta kasih yang memberikan suatu pertobatan bagi manusia.yesus selalu mengajak untuk bertobat dan berdamai dengan Allah. Dengan tindakantindakan Yesus yang disenangi oleh banyak orang, membuat mereka sadar dan banyak yang mengikuti-nya. Banyak orang yang mengikuti Yesus membuat pemuka-pemuka agama yang iri dengan-nya. Dengan rasa iri ini membuat pemuka agama itu merencanakan untuk memasukkan Yesus dalam hukuman yang membawa Dia sampai pada kematian (Michel, 2001: 45-46). Yesus yang dianiaya sampai mati membuat orang-orang yang terdekat merasa sedih. Apa yang telah mereka yakini seolah-olah hanya kebohongan karena orang

36 18 yang dianggap Mesias telah mati dan misi yang telah dirintis-nya dianggap telah gagal. Dengan kejadian yang telah dialami, murid Yesus menyingkir sementara untuk berdoa memohon petunjuk dari Allah. Selama penyingkiran ke tempat yang tenang dan sampai pada hari ketiga kelompok kecil murid-murid Yesus (Maria Magdalena, Petrus dan Yohanes, dan dua orang murid yang berjalan ke Emaus) dan kelompok besar (10 murid, lalu 11 murid semuanya, kelompok besar 500 orang) menyatakan dan menyakini bahwa Yesus Kristus telah bangkit dari mati (bdk. 1Kor 15: 1-11). Pengalaman perjumpaan dengan Kristus selalu dialami oleh mereka selama sebulan (40 hari) dan setelah itu mereka tidak mengalami lagi. Dengan pengalaman yang mereka jumpai ini membuat mereka berfikir apa yang harus mereka lakukan. Mereka merenungkan dan berdoa memohon petunjuk pada Allah. Di dalam permenungan mereka merasakan Allah hadir dalam diri dan seolah-olah mereka sungguh dipenuhi Roh Allah yang berkarya dalam diri mereka. Dengan adanya kepenuhan akan Roh Allah mereka berupaya untuk menyebarluaskan apa yang telah mereka alami kepada semua orang ketika hidup bersama Yesus dengan cara berkhotbah. 4. Ciri-ciri Iman Kristiani yang Dewasa Iman Kristiani memiliki dimensi iman yang mampu membawanya pada arah yang dewasa. Dimensi iman itu di antaranya keyakinan, hubungan yang penuh kepercayaan, dan kehidupan cinta sejati yang hidup. Dimensi iman yang dimiliki umat Kristiani dapat direalitaskan dalam bentuk kegiatan yakni iman sebagai

37 19 kegiatan percaya, iman sebagai kegiatan mempercayai, dan iman sebagai kegiatan melakukan (Groome, 2010: 81). Iman Kristiani dinyatakan akan dikatakan semakin dewasa jika sampai pada tindakan-tindakan nyata perwujudan iman dengan karya kerasulan seperti yang tertulis dalam Dekrit Apostolicam Actuositatem, dokumen Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam artikel 9 yang berbunyi: Kaum awam menunaikan kerasulan mereka yang bermacam-macam dalam Gereja maupun masyarakat. Dalam kedua tata hidup itu terbukalah pelbagai bidang kegiatan merasul. Yang lebih penting di antaranya akan kami uraikan di sini, yakni: jemaat-jemaat gerejawi, keluarga, kaum muda, lingkungan sosial, tata nasional, dan internasional. Karena zaman sekarang ini kaum wanita semakin berperan aktif dalam seluruh hidup masyarakat, maka sangat pentinglah bahwa keikut-sertaan mereka diperluas, juga di pelbagai bidang kerasulan Gereja. Dalam Dekrit tentang Kerasulan Awam artikel 9 ini sangat jelas terlihat kedewasaan iman Kristiani yaitu dengan iman yang diwujudkan dalam tindakan nyata menjawab semua kebutuhan dan permasalahan iman baik itu dalam lingkup jemaat-jemaat gerejawi, keluarga, kaum muda, bahkan sampai pada kegiatan pelayanan untuk menjawab permasalahan sosial baik itu dalam skala nasional maupun internasional. 5. Iman Gereja akan Yesus Kristus Katekismus Gereja Katolik (KGK), menyatakan bahwa iman akan Yesus Kristus merupakan satu ikatan pribadi manusia seutuhnya kepada Allah yang mewahyukan Diri (KGK 176). Dengan kata lain beriman berarti kegiatan manusia yang sadar dan bebas yang sesuai dengan martabat pribadi manusiawi (KGK 180). Beriman adalah suatu kegiatan Gerejani. Iman Gereja adalah memberi kesaksian,

38 20 menopangnya dan memupuknya. Iman Gereja mendahului iman kita dan menjadi ibu semua orang beriman (KGK 181). Dalam Gereja yang menjadi pusat iman Kristiani adalah Yesus Kristus. Gereja sungguh berpegang teguh dalam iman untuk mewartakan-nya keseluruh dunia. Peristiwa-peristiwa hidup-nya menjadi sumber kekuatan untuk kehidupan Gereja. Gereja menjadi tempat untuk memunculkan kisah hidup Yesus, mengingat kenangan-nya dan sekaligus untuk memupuk iman manusia. Dengan menumbuhkan dan memupuk iman melalui Gereja berarti kita menghidupi dan mengambil bagian dari Gereja dan juga menanamkan sikap percaya bahwa Yesus Kristus selalu hadir di dalamnya. Peristiwa misteri paskah menjadi titik tolak kehidupan Gereja. Iman yang tumbuh dalam Gereja berasal dari Yesus Kristus yang hidup, sengsara, wafat, dan bangkit. Dengan peristiwa Yesus membuat Gereja-gereja yang ada di dunia ini mulai berkembang. Berkembangnya Gereja berawal dari pengalaman kebangkitan Yesus dan juga pengalaman para murid-nya yang juga merasakan kebangkitan. Melalui kebangkitan yang telah dirasakan para murid mulai membentuk sebuah kelompok perdana yang lama kelamaan menjadi besar dan akhirnya terbentuk sebuah Gereja.Terbentuknya sebuah Gereja memberikan sebuah pengharapan bagi misi Yesus untuk tetap menjaga umat-nya pada kepenuhan hidup. Gereja juga memiliki sebuah tugas yang penting yaitu mewartakan Injil keseluruh bangsa. Dengan pewartaan injil maka Gereja menjadi hidup seturut kehendak Allah (Martasudjita, 2010: 83-87).

39 21 B. SAKRAMEN EKARISTI 1. Sakramen Ekaristi a. Pengertian Sakramen Menurut Katekismus Gereja Katolik (KGK), Sakramen adalah kekuatankekuatan yang datang dari Tubuh Kristus (bdk. Luk 5:17; 6:19; 8:46), yang tetap hidup dan menghidupkan. Mereka adalah tindakan-tindakan Roh Kudus yang bekerja di dalam Tubuh-Nya, Gereja. Mereka adalah karya-karya agung Allah dalam perjanjian baru dan kekal (KGK 1116). Sakramen-sakramen ditetapkan Kristus dan dipercayakan kepada Gereja sebagai tanda berdaya guna yang menghasilkan rahmat dan memberikan kehidupan ilahi kepada kita. Ritus yang tampak dengan mana Sakramen-sakramen itu dirayakan, menyatakan dan menghasilkan rahmat, yang dimiliki setiap Sakramen. Bagi umat beriman yang menerimanya dengan sikap batin yang wajar, mereka menghasilkan buah (KGK 1131). Sakramen adalah suatu tanda lahir yang ditetapkan oleh Kristus dan terdiri dari suatu perbuatan dan perkataan yang menerangkannya sebagai lambang rahmat yang tidak kelihatan yang dikerjakan oleh Roh Kudus dalam diri si penerima. Setiap sakramen memberi rahmat yang khas berkat pertemuan dengan Kristus yang khas (Janssen, 1993: 38). Sakramen merupakan sebuah misteri penyelamatan yang dilakukan oleh Allah terhadap manusia dan sekaligus memberikan sebuah rahmat dengan cara manusia mampu untuk berhubungan mesra dengan Allah maupun dengan sesamanya. Sakramen memang memberi rahmat, akan tetapi perayaannya juga

40 22 mempersiapkan orang beriman dengan sangat baik untuk menerima rahmat dengan berdayaguna bagi kehidupan manusia, untuk menyembah Allah dengan tepat dan untuk melaksanakan cinta kasih (Janssen, 1993: 38). Gereja menjadi sebuah tanda atau perwujudan yang nyata dari penyelamatan Allah. Sakramen dapat diartikan sebagai peristiwa konkrit duniawi yang menandai karya keselamatan Allah di dunia. Sakramen secara tidak langsung berkaitan dengan simbol religius, keagamaan. Tetapi semua yang berkaitan dengan hal religius tidak dapat dikatakan sakramen. Simbol religius dapat dibedakan menjadi dua, yaitu simbol ekspresif, yang artinya sebuah realitas fisik (benda atau perbuatan) menjadi ungkapan dari suatu pengalaman keyakinan, perasaan, terhadap yang Transenden. Dengan simbol ekspresif, orang lain dapat sampai kepada pengalaman batiniah yang sama seperti halnya membuat sebuah tanda salib dan penyalaan lilin sebagai simbol Allah hadir dalam kehidupan. Simbol yang kedua yaitu simbol representatif, sebuah lambang yang menunjuk dan menghadirkan suatu realitas yang melampaui segala pengalaman biasa dan hanya tercapai melalui dan dalam simbol itu. Sakramen termasuk dalam macam simbol religius yang kedua ini yaitu simbol representatif (Groenen, 1990: 20-21). Sakramen merupakan sebuah rahmat yang tak kelihatan dalam bentuk yang kelihatan. Rahmat merupakan sebuah kasih yang telah diberikan Allah pada manusia untuk mengatasi segala angan-angan manusia. Rahmat yang telah diberikan oleh Allah kepada manusia, tidak bersifat paksaan tetapi membutuhkan jawaban yang bebas dari manusia dan memberikan sebuah tanggapan yang diberikannya. Melalui

41 23 sebuah imanlah manusia dapat menangkap akan rahmat Tuhan. Iman manusia dapat memupuk, meneguhkan, dan mengungkapkan tanggapannya itu terhadap Allah baik dengan benda maupun kata-kata, tindakan (KWI, 1996: 397). b. Ekaristi sebagai Sakramen Cinta Kasih Konstitusi Sacrosantum Concilium (SC), dokumen Konsili Vatikan II tentang Liturgi Suci menyatakan bahwa Kristus mempercayakan kepada Gereja, Mempelai- Nya yang terkasih, kenangan wafat dan kebangkitan-nya: Sakramen cinta kasih, lambang kesatuan ikatan cinta kasih (SC 47). Gereja dipercaya oleh Kristus untuk melanjutkan karya keselamatan dari Allah yang merupakan misteri Kristus sendiri yang tergambar dari kenangan wafat dan kebangkitan Kristus. Dengan melalui sakramen, Gereja mewujudkan Rahmat keselamatan dan cinta kasih bagi semua orang. Ekaristi menjadi sakramen cinta kasih melambangkan kesatuan antara Allah dengan Gereja-Nya (Martasudjita, 2005: 297). Dengan adanya Ekaristi akan menjadikan bukti kasih Allah kepada manusia dengan kesatuannya dengan manusia. Manusia sering bertindak dosa dan jauh dari Allah namun dengan cinta kasih-nya, Allah terus merangkul manusia kembali untuk bersatu dengan-nya. c. Makna Sakramen Sakramen berasal dari bahasa latin sacramentum, terdiri dari kata sacr, sacer berarti kudus, suci, lingkungan orang kudus, bidang yang suci. Kata Latin Sacrare artinya menyucikan, menguduskan, mengkhususkan sesuatu atau seseorang bagi

42 24 bidang yang suci atau kudus. Jadi kata sacramentum itu menunjuk pada suatu hal yang menguduskan (Martasudjita, 2003: 61). Sakramen memiliki sebuah kekhasan yaitu pengudusan itu berasal dari diri sendiri, bersifat rohani Ilahi karena itu tidak kelihatan. Dalam Gereja yang tidak kelihatan tersebut akan menjadi nyata melalui Sakramen. Perkataan manusia dan benda duniawi dibuatnya sebagai sarana untuk menyatakan apa yang dilakukan Yesus terhadap para murid (Janssen, 1993: 34). Sakramen dapat pula diartikan sebagai tanda pemberian Rahmat Allah, karena melalui sakramen, Allah berkarya dalam diri penerimanya yaitu melaksanakan misteri penyelamatan yang harus dihayati secara sungguh-sungguh sebagai ungkapan/tanggapan iman. Sakramen bukan hanya mengandalkan iman tetapi juga diharapkan dapat menghubungkannya dengan kehidupan dan meneguhkan dengan kata-kata sehingga sakramen dinamakan juga sebagai komunikasi iman umat beriman (Janssen, 1993: 41). Sakramen merupakan sebuah misteri, misteri yang berarti bahwa rahasia keselamatan Allah ditampakkan oleh Allah sendiri melalui peristiwa-peristiwa yang konkret di dunia ini. Rahasia itu dinyatakan di dalam seluruh ciptaan melalui penciptaan dan lebih sempurna dinyatakan dalam peristiwa Yesus Kristus. Sakramen dapat dimaknai sebagai peristiwa duniawi yang nyata dimana dapat menandai, menampakkan, dan melaksanakan atau menyampaikan karya penyelamatan yang dilakukan oleh Allah (KWI, 1996: 400). Berdasarkan Kitab Suci misteri atau mysterion menjadi sebuah titik untuk menggali sebuah makna sakramen. Sebab dengan adanya kata sacramentum sebenarnya untuk menerjemahkan kata mysterion. Kata mysterion (Yunani)

SPIRITUALITAS EKARISTI

SPIRITUALITAS EKARISTI SPIRITUALITAS EKARISTI SUSUNAN PERAYAAN EKARISTI RITUS PEMBUKA LITURGI SABDA LITURGI EKARISTI RITUS PENUTUP RITUS PEMBUKA Tanda Salib Salam Doa Tobat Madah Kemuliaan Doa Pembuka LITURGI SABDA Bacaan I

Lebih terperinci

5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu.

5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu. TATA CARA dan URUTAN PERAYAAN EKARISTI: Bagian 1 : RITUS PEMBUKA Bertujuan mempersatukan umat yang berkumpul dan mempersiapkan umat untuk mendengarkan sabda Allah dan merayakan Ekaristi dengan layak. Ritus

Lebih terperinci

USAHA MENEMUKAN MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS JOTON PAROKI SANTO YUSUF PEKERJA GONDANGWINANGUN KLATEN

USAHA MENEMUKAN MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS JOTON PAROKI SANTO YUSUF PEKERJA GONDANGWINANGUN KLATEN USAHA MENEMUKAN MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS JOTON PAROKI SANTO YUSUF PEKERJA GONDANGWINANGUN KLATEN S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap Pengantar Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap tahunnya oleh seluruh umat katolik sedunia untuk menghormati Santa Perawan Maria. Bapa Suci

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 Menit Jumlah soal : 40 + 5 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Uraian

Lebih terperinci

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri 1 RITUS PEMBUKA PERARAKAN MASUK LAGU PEMBUKA TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Umat : Amin. Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan

Lebih terperinci

RANGKUMAN PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS 3 SEMESTER

RANGKUMAN PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS 3 SEMESTER RANGKUMAN PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS 3 SEMESTER 2 Pelajaran 12. Sakramen Bapis 1) Ada 7 sakramen yang diakui oleh Gereja, yaitu: a) Sakramen Bapis b) Sakramen Ekarisi c) Sakramen Krisma d) Sakramen

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan

Lebih terperinci

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA 1 Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 10 : 34a. 37-43 Kami telah makan dan minum bersama dengan Yesus setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Bacaan diambil dari Kisah Para

Lebih terperinci

Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis

Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis BAHAN RENUNGAN (untuk kalangan sendiri) Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis semakin beriman, semakin bersaudara dan berbela rasa Kata Pengantar Saudara saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus,

Lebih terperinci

Tugas Agama. Mengapa Ekarisi menjadi pusat dan sumber liturgi Gereja Katolik?

Tugas Agama. Mengapa Ekarisi menjadi pusat dan sumber liturgi Gereja Katolik? Nama : Phoa, Wily Angpujana NIM : 4101412151 Fak/Jur: MIPA/Matemaika Tugas Agama Mengapa Ekarisi menjadi pusat dan sumber liturgi Gereja Katolik? Dalam Sacrosanctum Concilium (SC) (Konsitusi Tentang Liturgi

Lebih terperinci

Written by Tim carmelia.net Published Date

Written by Tim carmelia.net Published Date Pada masa akhir hidupnya, Paus Yohanes Paulus II menetapkan tahun Ekaristi yang dimulai pada bulan Oktober tahun 2004 sampai bulan Oktober tahun 2005. Hal ini menunjukkan suatu kecintaan yang luar biasa

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kurikulum : 2006 Jumlah Kisi-Kisi : 60 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NO KOMPETENSI DASAR

Lebih terperinci

BAB II EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi

BAB II EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi BAB II Modul ke: 03 EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id 1 A. Pengertian Ekaristi Istilah

Lebih terperinci

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus.

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus. 1 Tahun C Minggu Paskah III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 5:27b-32. 40b-41 Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul: Setelah ditangkap oleh pengawal

Lebih terperinci

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam Di masa sekarang ini banyak para novis dan seminaris yang mengabaikan satu atau lebih aspek dari latihan pembentukan mereka untuk menjadi imam. Beberapa

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan

SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan 1 SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Kelas : VIII Mata Pelajaran : Kompetensi Inti : KI 1:Menerima dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tangungjawab,

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen

BAB I PENDAHULUAN. Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen dalam Gereja. Melalui sakramen-sakramen dalam Gereja Tuhan hendak mencurahkan daya

Lebih terperinci

Suster-suster Notre Dame

Suster-suster Notre Dame Suster-suster Notre Dame Diutus untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara Para suster yang terkasih, Generalat/Rumah Induk Roma Paskah, 5 April 2015 Kisah sesudah kebangkitan dalam

Lebih terperinci

KAMIS DALAM PEKAN SUCI. Misa Krisma

KAMIS DALAM PEKAN SUCI. Misa Krisma KAMIS DALAM PEKAN SUCI 1. Seturut tradisi Gereja yang sangat tua, pada hari ini dilarang merayakan misa tanpa umat. Misa Krisma 2. Pemberkatan minyak orang sakit dan minyak katekumen serta konsekrasi minyak

Lebih terperinci

(mempelai wanita) & (mempelai pria) MISA KUDUS SAKRAMEN PERKAWINAN. Dipimpin oleh

(mempelai wanita) & (mempelai pria) MISA KUDUS SAKRAMEN PERKAWINAN. Dipimpin oleh MISA KUDUS SAKRAMEN PERKAWINAN (mempelai wanita) & (mempelai pria) Hari...,, Tanggal... Pukul ------- WIB Di... Paroko..., Kota... Dipimpin oleh ------------------------ PERSIAPAN Iringan mempelai bersiap

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Katolik

Pendidikan Agama Katolik Pendidikan Agama Katolik Modul ke: 03 EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro, M.M Pendahuluan Dalam suatu adegan yang mengharukan

Lebih terperinci

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif

Lebih terperinci

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a 1 Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a. 6-7. 9-11 Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti.

Lebih terperinci

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. 03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci

Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 40 :

Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 40 : 1 Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA Bacaan Pertama Yes. 40 : 1-5. 9-11 Kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya. Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya: Beginilah

Lebih terperinci

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017 1 Th A Hari Minggu Biasa V 26 Februari 2017 Antifon Pembuka Mzm. 18 : 19-20 Tuhan menjadi sandaranku. a membawa aku keluar ke tempat lapang. a menyelamatkan aku karena a berkenan kepadaku. Pengantar Rasa-rasanya

Lebih terperinci

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8 Yoh 15:1-8 POKOK ANGGUR YANG BENAR HARI MINGGU PASKAH V 03 MEI 2015 (1) Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. (2) Setiap ranting pada-ku yang tidak berbuah, dipotong-nya dan setiap

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas/Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi : Memahami

Lebih terperinci

Berdiri. 2. NYANYIAN JEMAAT Alangkah Baik dan Indahnya KMM 81:1-3. (prosesi Alkitab simbol Firman Allah yang siap untuk diberitakan)

Berdiri. 2. NYANYIAN JEMAAT Alangkah Baik dan Indahnya KMM 81:1-3. (prosesi Alkitab simbol Firman Allah yang siap untuk diberitakan) PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu gerejawi. c. Lonceng berbunyi. d. Penyalaan Lilin Kristus dan Pembacaan Pokok-pokok Warta Jemaat Berdiri 1. MAZMUR

Lebih terperinci

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menghasilkan keindahan melalui kegiatan bernyanyi. Bernyanyi adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menghasilkan keindahan melalui kegiatan bernyanyi. Bernyanyi adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Ia merupakan bagian dari kesenian atau keindahan yang dihasilkan melalui media bunyi atau suara. Suara

Lebih terperinci

Sekali peristiwa Allah menyuruh Petrus pergi ke rumah perwira Kornelius.

Sekali peristiwa Allah menyuruh Petrus pergi ke rumah perwira Kornelius. Thn B Hari Raya Paskah 5 April 2015 LTRG SABDA mat duduk Bacaan pertama (Kis. 10 : 34a. 37-43) Kami telah makan dan minum bersama dengan Yesus setelah a bangkit dari antara orang mati. Bacaan diambil dari

Lebih terperinci

SAKRAMEN (Pertemuan keempat) Membandingkan pelaksanaan sakramen di berbagai gereja dengan pengajaran Alkitab (C.4)

SAKRAMEN (Pertemuan keempat) Membandingkan pelaksanaan sakramen di berbagai gereja dengan pengajaran Alkitab (C.4) SAKRAMEN (Pertemuan keempat) Membandingkan pelaksanaan sakramen di berbagai gereja dengan pengajaran Alkitab (C.4) Tujuan Pembelajaran Memahami makna sakramen Memahami batasan penetapan sakramen Memahami

Lebih terperinci

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI *HATI YANG BERSYUKUR TERARAH PADA ALLAH *BERSYUKURLAH SENANTIASA SEBAB ALLAH PEDULI *ROH ALLAH MENGUDUSKAN KITA DALAM KEBENARAN *ROH

Lebih terperinci

TEMA MASA RAYA PASKAH: MENJADI SAKSI-SAKSI KEBANGKITAN KRISTUS

TEMA MASA RAYA PASKAH: MENJADI SAKSI-SAKSI KEBANGKITAN KRISTUS PRA-PASKAH III MINGGU, 4 MARET 2018 TEMA MASA RAYA PASKAH: MENJADI SAKSI-SAKSI KEBANGKITAN KRISTUS SUBTEMA PRA-PASKAH: YESUS BAIT ALLAH YANG SEJATI (Pnt: Penatua; U: Umat; PL: Pelayan Liturgi; L: Lektor;

Lebih terperinci

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 SURAT GEMBALA PRAPASKA 2014 KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 Allah Peduli dan kita menjadi perpanjangan Tangan Kasih-Nya untuk Melayani Saudari-saudaraku yang terkasih,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK 1 MODUL PERKULIAHAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK IMAN KATOLIK Fakultas Program Studi Tatap Muka Reguler Kode MK Disusun Oleh MKCU PSIKOLOGI 02 MK900022 Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Abstract Pada Bab

Lebih terperinci

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) 10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Kis. 4 : 32-35) Mereka sehati dan sejiwa. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Kis. 4 : 32-35) Mereka sehati dan sejiwa. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul TAHN B - Hari Minggu Paskah II 12 April 2015 LITRGI SABDA Bacaan pertama (Kis. 4 : 32-35) Mereka sehati dan sejiwa. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul Kumpulan orang yang telah percaya akan Yesus sehati

Lebih terperinci

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN Disampaikan sebagai pengganti khotbah dalam Perayaan Ekaristi Minggu Biasa VI tanggal 10-11

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah

Lebih terperinci

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) Berbeda dengan mereka yang sekarang mengubah pengaturan Yesus, Kisah 2 memberi contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. Cerita Awalnya Dalam Kisah 2 Petrus

Lebih terperinci

2. NYANYIAN JEMAAT Ajaib Nama-Nya PKJ 3 [2x] Semua

2. NYANYIAN JEMAAT Ajaib Nama-Nya PKJ 3 [2x] Semua PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu gerejawi. c. Lonceng berbunyi. d. Penyalaan Lilin Kristus dan Pembacaan Pokok-pokok Warta Jemaat Berdiri 1. MAZMUR

Lebih terperinci

KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO.

KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO. KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO. 29 (Sebuah Tinjauan Teologis) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Filsafat

Lebih terperinci

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Warta 22 November 2015 Tahun VI - No.47 KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia IV (sambungan minggu lalu) Tantangan Keluarga dalam Memperjuangkan Sukacita Anglia 9.

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan Keselamatan Saya sedang duduk di rumahnya yang kecil, ketika Amelia, yang berusia 95 tahun, menceritakan apa sebabnya ia menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Bertahun-tahun yang lalu ia berdiri di depan

Lebih terperinci

PENDADARAN. HOSANA : berilah kiranya keselamatan! PERJAMUAN KUDUS PASKAH. Minggu, 5 April 2015 GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO

PENDADARAN. HOSANA : berilah kiranya keselamatan! PERJAMUAN KUDUS PASKAH. Minggu, 5 April 2015 GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO PENDADARAN PERJAMUAN KUDUS PASKAH Minggu, 5 April 2015 HOSANA : berilah kiranya keselamatan! GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO Kompleks Taman Alfa Indah Blok A No. 9 Joglo Jakarta Barat I. PENDAHULUAN Jemaat yang

Lebih terperinci

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Roh Kudus Penolong dan Penghibur GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151

Lebih terperinci

Liturgi Anak yang Hidup

Liturgi Anak yang Hidup Liturgi Anak yang Hidup 50 Tahun Sacrosanctum Concilium Makasar, 16 Oktober 2013 RD.Sridanto Aribowo, MA.Lit Gereja yang Peduli kepada Anak Sejarah Gereja menunjukkan anak kerap menjadi subyek maupun obyek

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERANAN KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA TERHADAP PENGHAYATAN EKARISTI BAGI ANAK-ANAK DI PAROKI HATI KUDUS YESUS LAKTUTUS, ATAMBUA-NTT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria ANUGERAH ALLAH YANG MENYELAMATKAN Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam persatuan dengan Pencipta

Lebih terperinci

KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN

KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN Keluarga dan komunitas berperan sangat penting membangun kehidupan dunia dan alam raya ini. Dimana seseorang belajar banyak hal yang mempengaruhi kehidupan. Nilai iman dan kemanusiaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1

Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1 Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1 1. Lagu Pembukaan: HAI, ANGKATLAH KEPALAMU (PS 445 / MB 326) http://www.lagumisa.web.id/lagu.php?&f=ps-445 Pengantar Seruan Tobat Saudara-saudari, marilah mengakui

Lebih terperinci

Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49)

Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49) HR KENAIKAN TUHAN : Kis 1:1-11; Ef 1:17-23; Luk 24:46-53 Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49) Sebelum menerima tahbisan imamat,

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN Latihan Lagu-Lagu. Pembacaan Warta Lisan. Saat Hening. A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH

Lebih terperinci

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela. Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #5 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #5 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HIEROPHANY DALAM RITUAL PERJAMUAN KUDUS DI GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI) DAN GEREJA HATI KUDUS YESUS DI SURABAYA

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HIEROPHANY DALAM RITUAL PERJAMUAN KUDUS DI GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI) DAN GEREJA HATI KUDUS YESUS DI SURABAYA BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HIEROPHANY DALAM RITUAL PERJAMUAN KUDUS DI GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI) DAN GEREJA HATI KUDUS YESUS DI SURABAYA A. Pendahuluan Dalam suatu ritual keagamaan yang dilakukan

Lebih terperinci

UNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA. Fabianus Selatang 1

UNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA. Fabianus Selatang 1 UNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA Fabianus Selatang 1 Abstrak Konsep keselamatan dalam Katolik jelas berbeda dengan pengertian keselamatan dalam agama-agama

Lebih terperinci

BAGIAN SATU PENGAKUAN IMAN

BAGIAN SATU PENGAKUAN IMAN Bagian Satu 11 Kompendium Katekismus Gereja Katolik *************************************************************** BAGIAN SATU PENGAKUAN IMAN 12 Kompendium 14 Kompendium Lukisan ini menggambarkan tindakan

Lebih terperinci

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3 Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3 Pengantar Dalam dua bagian pertama pelajaran ini, kita telah belajar pentingnya menerima Roh Kudus, membaca Alkitab, dan berkembang di mana kita ditanamkan. Dalam

Lebih terperinci

Th A Hari Minggu Adven III

Th A Hari Minggu Adven III 1 Th A Hari Minggu Adven Antifon Pembuka Flp. 4 : 4-5 Pengantar Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan. Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Sebab Tuhan sudah dekat.. Warta gembira akan tahun rahmat Tuhan

Lebih terperinci

IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN

IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN Orang tua Kristiani mempunyai tanggung jawab, yang dipandang juga sebagai bentuk kerasulan khusus, untuk mendidik anak-anak dan membantu anak-anak dapat mempersiapkan diri

Lebih terperinci

Suster-suster Notre Dame

Suster-suster Notre Dame Suster-suster Notre Dame Diutus untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara Para Suster yang terkasih, Generalat/Rumah Induk Roma Natal, 2013 Natal adalah saat penuh misteri dan

Lebih terperinci

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Baptisan Mencuci Bersih Dosa GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151

Lebih terperinci

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET 1 TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET Seminar Religius di BKS 2016 Kanisius, 8 September 2016 Paul Suparno, SJ Pendahuluan Tema BKS tahun 2016 ini adalah agar keluarga mewartakan

Lebih terperinci

TATA IBADAH Minggu Adven I

TATA IBADAH Minggu Adven I TATA IBADAH Minggu Adven I PERSIAPAN Doa Konsistori dan Doa Pribadi Saat Teduh UNGKAPAN SITUASI P.2. Saudara - saudara yang terkasih dalam Yesus kristus Minggu, 29 Nopember 2015 kita memasuki minggu Adven

Lebih terperinci

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan subyek yang ikut berperan 14 1 7. PERTANYAAN UNTUK DISKUSI Menurut Anda pribadi, manakah rencana Allah bagi keluarga Anda? Dengan kata lain, apa yang menjadi harapan Allah dari keluarga Anda? Menurut Anda

Lebih terperinci

BAB IV CAWAN DAN SLOKI DALAM PERJAMUAN KUDUS. istilah orang Jawa wong jowo iku nggoning semu artinya orang Jawa itu peka

BAB IV CAWAN DAN SLOKI DALAM PERJAMUAN KUDUS. istilah orang Jawa wong jowo iku nggoning semu artinya orang Jawa itu peka BAB IV CAWAN DAN SLOKI DALAM PERJAMUAN KUDUS Dalam bagian ini akan mengemukakan pengaruh perubahan penggunaan cawan menjadi sloki dalam Perjamuan Kudus dalam kehidupan jemaat masa modern dengan melihat

Lebih terperinci

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Mistika dikenal oleh orang sekitar sebagai seorang yang suci, orang yang dekat dengan Tuhan,

Lebih terperinci

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Modul ke: 12Fakultas Psikologi Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Program Studi Psikologi Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M Sejarah Konsili Vatikan II Konsili

Lebih terperinci

Tahun A-B-C Hari Raya Natal - Allah menjadi manusia. Antifon Pembuka Yes. 9 : 6

Tahun A-B-C Hari Raya Natal - Allah menjadi manusia. Antifon Pembuka Yes. 9 : 6 1 Tahun A-B-C Hari Raya Natal - Allah menjadi manusia Antifon Pembuka Yes. 9 : 6 Pengantar Seorang anak telah lahir untuk kita, seorang Putera dianugerahkan kepada kita. Lambang pemerintahan ada di atas

Lebih terperinci

Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa.

Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa. 1. Allah, Sumber Segala Kasih Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa. Pada perjamuan malam ia boleh duduk dekat Yesus dan bersandar dekat dengan

Lebih terperinci

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Gereja Tubuh Kristus GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151 Faks.

Lebih terperinci

LITURGI SABDA. Bacaan pertama Aku bersukaria di dalam Tuhan Bacaan diambil dari Kitab Yesaya :

LITURGI SABDA. Bacaan pertama Aku bersukaria di dalam Tuhan Bacaan diambil dari Kitab Yesaya : Thn B Hari Minggu Adven 14 Desember 2014 LTRG SABDA Bacaan pertama Aku bersukaria di dalam Tuhan Bacaan diambil dari Kitab Yesaya : (Yes 61 : 1-2a.10-11) Kata nabi, Roh Tuhan ada padaku, sebab ia telah

Lebih terperinci

Mengapa Perlu Untuk Berjumpa Dengan Seorang Imam Untuk Membuat Pengakuan?

Mengapa Perlu Untuk Berjumpa Dengan Seorang Imam Untuk Membuat Pengakuan? Mohon beri perhatian dengan teliti. Selepas dosa mendatangkan malu; keberanian mengikuti pertaubatan. Apakah anda memberi perhatian dengan apa yang saya katakan? Syaitan mengganggu perintah itu; dia memberikan

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya Gereja Ada gedung-gedung dan katedral indah, pos penginjilan dan bangunan sederhana yang memakai nama "Gereja". Bangunan-bangunan itu mempunyai menara, salib, dan lonceng yang mempunyai caranya sendiri

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA - 165 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA KELAS VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

Tahun A-B-C Hari Raya Natal - Allah menjadi manusia LITURGI SABDA

Tahun A-B-C Hari Raya Natal - Allah menjadi manusia LITURGI SABDA 1 Tahun A-B-C Hari Raya Natal - Allah menjadi manusia LTRG SABDA Bacaan Pertama Yes. 52 : 7-10 Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya:

Lebih terperinci

KEBAHAGIAAN HIDUP MENGHAMBA

KEBAHAGIAAN HIDUP MENGHAMBA Tata Ibadah Kamis Putih GKI Soka Salatiga Kamis, 13 April 2017 Pukul 18.00 WIB KEBAHAGIAAN HIDUP MENGHAMBA JEMAAT BERHIMPUN PROSESI Lonceng 1 kali, para pelayan kebaktian mempersiapkan diri dengan berdoa

Lebih terperinci

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya.

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya. Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya. Sesungguhnya tujuan pembaruan karismatik bukan lain daripada tujuan hidup Kristiani pada umumnya, yaitu

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH Latihan Lagu-Lagu. Penayangan Warta Lisan. Saat Hening A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt. : Jemaat terkasih,

Lebih terperinci

Haec Dies! Warta 20 April 2014 Tahun V - No.16

Haec Dies! Warta 20 April 2014 Tahun V - No.16 Warta 20 April 2014 Tahun V - No.16 Haec Dies! haec est dies quam fecit Dominus exultemus et laetemur in ea. Alleluia. Suatu sore, ketika berkeliling di sekitar Gereja SanMaRe, terdengarlah lagu Haec Dies

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Geli, Jijik, Menakutkan, Bikin Gatal Kelahiran adalah waktu sukacita. Sebuah benih bertunas, dan munculnya dua daun pertama, menjadikan pemilik kebun akan senang. Seorang bayi dilahirkan, dan tangisannya

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNARUNGU

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNARUNGU - 554 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNARUNGU KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi

Lebih terperinci

Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam

Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam persatuan dengan Pencipta mereka. Yesus meninggikan kasih

Lebih terperinci

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN 2012 2013 Sekolah : Bentuk soal : PG Mata Pelajaran : Agama Katolik Alokasi wkatu : 120 Menit Kurikulum acuan : KTSP Penyusun : Lukas Sungkowo, SPd Standar Kompetensi

Lebih terperinci

Pada waktu itu Musa berkata kepada bangsanya tentang hal-ikhwal persembahan katanya,

Pada waktu itu Musa berkata kepada bangsanya tentang hal-ikhwal persembahan katanya, 1 Tahun C Hari Minggu Prapaskah I LITURGI SABDA Bacaan Pertama Ul. 26 : 4-10 Pengakuan iman bangsa terpilih. Bacaan diambil dari Kitab Ulangan: Pada waktu itu Musa berkata kepada bangsanya tentang hal-ikhwal

Lebih terperinci