PROSES DESAIN LANSKAP L AVENUE DI KAWASAN PANCORAN, JAKARTA SELATAN (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain) ARIEL DIESTO SITUMORANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROSES DESAIN LANSKAP L AVENUE DI KAWASAN PANCORAN, JAKARTA SELATAN (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain) ARIEL DIESTO SITUMORANG"

Transkripsi

1 PROSES DESAIN LANSKAP L AVENUE DI KAWASAN PANCORAN, JAKARTA SELATAN (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain) ARIEL DIESTO SITUMORANG DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

2 LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul PROSES DESAIN LANSKAP L AVENUE DI KAWASAN PANCORAN JAKARTA SELATAN (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain) adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini. Bogor, Februari 2013 Ariel Diesto Situmorang A

3 RINGKASAN ARIEL DIESTO SITUMORANG. Proses Desain Lanskap L Avenue di Kawasan Pancoran, Jakarta Selatan (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain). Dibimbing oleh INDUNG SITTI FATIMAH. Kegiatan magang dilakukan di Oemardi_Zain, konsultan yang bergerak di bidang arsitektur lanskap dan bertempat di Bogor. Kegiatan magang ini dilakukan dari Bulan Februari hingga Juni Konsultan Oemardi_zain masih berstatus studio namun telah memiliki organisasi, sistem kerja, dan teknologi yang baik. Struktur berjalan dengan baik dengan staf yang telah dibagi menjadi beberapa bagian seperti direktur utama, tim konsep dan desain, teknisi, administrasi dan keuangan, dan drafter. Direktur utama merupakan pemilik konsultan dan mempunyai tanggung jawab penuh atas segala urusan internal dan eksternal perusahaan. Tim konsep dan desain terbagi menjadi arsitek senior dan arsitek junior. Sistem dan pembagian kerja pada Oemardi_Zain mengacu pada struktur organisasi tersebut. Alur komunikasi tidak hanya melalui pertemuan langsung, tetapi juga menggunakan alat bantu sosial media sehingga dalam pengerjaannya menjadi lebih efektif. Komunikasi perusahaan pun tak hanya terjadi pada intern, tetapi juga antar konsultan desain lainnya. Berbagai kebijakan dan keputusan yang diambil berdasarkan hasil rapat dan diskusi oleh perusahaan, dengan direktur utama sebagai pemimpin rapat. Dalam setiap proyek yang dimiliki perusahaan, direktur memilih salah satu dari tim konsep dan desain sebagai pimpinan proyek, hal itu berguna untuk mengantisipasi loss control pada proyek. Proyek yang dibahas dalam karya tulis ini adalah proyek desain lanskap L Avenue di kawasan Pancoran Jakarta Selatan. Proyek tersebut terletak di dekat Patung Pancoran dan merupakan proyek tentang pembangunan kantor dan apartemen yang dikembangkan oleh PT Bintang Rajawali Perkasa yang menjadi klien bagi Oemardi_Zain. Dalam proyek desain lanskap L Avenue, Oemardi_Zain menerapkan konsep bangunan berkelanjutan yang ramah dalam lingkungan kerja sebagai ide dasar konsep. Dalam konsep tersebut, persepsi dan pandangan user dalam lahan proyek dikontrol dengan elemen lanskap seperti sculpture, ramp, tangga, pohon,

4 perkerasan, planter, perbedaan material dan lain sebagainya. Konsep tersebut juga mengontrol user dalam beraktivitas dalam lanskap. Selain itu terdapat pula beberapa permasalahan yang ditemui di tapak yang menjadi dasar perumusan tujuan dalam proses desain proyek tersebut. Antara lain, menciptakan area penerimaan, dan rute sirkulasi yang bersifat user-friendly dengan memaksimalkan lahan dan mengacu pada konsep awal proyek. Selain itu, meminimalisir suara atau kebisingan yang timbul dari luar lahan L Avenue dengan penambahan soft material sesuai kebutuhan. Pembentukan karakter ruang yang dimiliki, penerapan desain bangunan dan lahan berkelanjutan dapat terjadi dan keramahan dalam lingkungan kerja tercapai untuk pengembangan seluruh tapak. Manajemen kerja pada Oemardi_zain difokuskan pada lima bagian, yaitu: struktur organisasi, sistem kerja, proses desain, manajemen studio, dan manajemen proyek. Pada struktur organisasi terdiri atas direktur, manajer administrasi, penanggung jawab kantor, designer & drafter. Pada sistem kerja Oemardi_zain dalam pelaksanaan proyek L Avenue terbagi dalam empat bagian, antara lain: direktur yang bertugas untuk membuat konsep dan menerjemahkan keinginan klien dalam bentuk desain, project manager bertugas untuk mendesain tapak sesuai konsep, arsitek & arsitek lanskap bertugas untuk mendesain detail elemen lanskap softscape & hardscape, dan drafter & mahasiswa yang bertugas untuk membantu pengerjaan detail elemen lanskap softscape & hardscape. Proses desain L Avenue mempunyai beberapa tahap, yaitu tahap penerimaan proyek, riset dan analisis, konsep desain, preliminary concept, pengembangan desain, dan gambar kerja. Enam tahapan tersebut merupakan tahapan yang paling penting dan saling bersangkutan satu dengan yang lainnya. Dalam tahap penerimaan proyek klien memberikan proposal kepada konsultan Oemardi_zain dan klien menyampaikan persyaratan umum proyek, kemudian Oemardi_zain mempertimbangkan ide awal desain. Riset dan analisis merupakan tahap pengenalan karakter lanskap dalam segala aspek sehingga Oemardi_zain dapat mengeluarkan ide desain sesuai karakter lanskap yang ada. Setelah mendapatkan ide awal, kemudian dikembangkan melalui konsep desain yang ada. Sehingga mendapatkan konsep

5 awal mendesain lanskap. Setelah menyalurkan konsep desain di berbagai aspek, masuk ke tahap preliminary concept. Tahap ini menjelaskan desain dengan menggunakan image reference sebagai acuan desain yang akan diterapkan pada proyek. Setelah proses preliminary concept, selanjutnya dituangkan dalam tahap pengembangan desain, yaitu ide pada konsep desain dimatangkan dengan pertimbangan keinginan klien. Setelah sesuai dengan keinginan klien, konsep masuk dalam pembuatan gambar kerja. Pada tahap ini, gambar telah dibuat dengan informasi yang detail untuk ditenderkan pada kontraktor. Manajemen Studio di perusahaan Oemardi_zain meliputi pengolahan dan pengelolaan data setiap proyek berupa pengaturan pengarsipan, dan pengaturan format gambar kerja. Format gambar tersebut antara lain berisi mengenai informasi klien, konsultan penerima proyek, data gambar kerja (tanggal, pendesain, penggambar, skala dsb), dan nama proyek beserta judul gambar. Manajemen proyek ditinjau dari parameter kualitas, biaya dan jadwal. Kualitas produk gambar sebagai hasil dari kegiatan proyek disesuaikan dengan spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan. Pembayaran biaya dilakukan per tahapan untuk menghindari kegagalan pembayaran. Pengalokasian waktu (jadwal) dalam penyelesaian pekerjaan didukung dengan upaya teamwork. Proyek dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan. Kata kunci: L Avenue, kantor dan apartemen, bangunan berkelanjutan, manajemen proyek, proses desain

6 Hak Cipta Milik IPB, tahun 2013 Hak Cipta dilindungi undang-undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan ini hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

7 PROSES DESAIN LANSKAP L AVENUE DI KAWASAN PANCORAN, JAKARTA SELATAN (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain) ARIEL DIESTO SITUMORANG SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

8 LEMBAR PENGESAHAN Judul : Proses Desain Lanskap L Avenue di Kawasan Pancoran, Jakarta Selatan (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain) Nama : Ariel Diesto Situmorang NRP : A Program studi : Arsitektur Lanskap Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Indung Sitti Fatimah, MSi NIP Mengetahui, Ketua Departemen Arsitektur Lanskap Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP Tanggal Pengesahan :

9 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 1 September Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dengan ayahanda Johnny Walker Situmorang yang juga menyelesaikan pendidikan sarjana, magister, dan doktor dari Institut Pertanian Bogor, dan ibunda Iriana Barita Dame Pakpahan. Pendidikan awal penulis dimulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) Katholik Permata Bunda, Kabupaten Bogor. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di jenjang sekolah dasar SD Katholik Permata Bunda Kabupaten Bogor yang diselesaikan pada tahun Selanjutnya penulis meneruskan pendidikan menengah di SMP Negeri 7 Kota Depok dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 99 Jakarta pada tahun Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008 melalui jalur ujian masuk tes tertulis (dahulu bernama SNMPTN Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) pada Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian. Selama menjalankan studinya, penulis juga aktif di berbagai organisasi dan kepanitiaan yang ada di lingkungan kampus. Penulis aktif sebagai anggota dan pengurus dalam Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (Himaskap) periode dalam divisi Fund-Rising. Berbagai kepanitiaan pernah diikuti penulis baik itu menyangkut pendidikan formal maupun non-formal. Salah satunya, panitia masa perkenalan fakultas, panitia IPB Art Contest (IAC2010) dll. Penulis memiliki ketertarikan dalam bidang seni dan desain. Oleh karena ketertarikan itu, penulis pernah menjadi Asisten Mata Kuliah Pengantar Seni dan Arsitektur untuk semester 4 (2012) dan Asisten Mata Kuliah Proyek Studio untuk semester 7 (2012). Dalam pengembangan bakat dalam bidang seni dan desain serta keterampilannya, penulis melakukan kegiatan magang untuk proses pembuatan skripsi di Oemardi_Zain, perusahaan konsultan arsitektur lanskap. Dalam kurun empat bulan itu, penulis mendapatkan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan baru di bidang olah desain. i

10 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih dan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Proses Desain Lanskap L Avenue di Kawasan Pancoran, Jakarta Selatan (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain, Bogor) dengan baik. Pembuatan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian di Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Indung Sitti Fatimah, MSi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 2. Ir. Umar Zain selaku direktur dan pemilik Konsultan Oemardi_zain atas bimbingan dan pengarahan selama proses magang. Mas Hardian, Mba Citra, Mas Beni, Mas Yudi, Mas Adit, Mas Nanang, Mbak Dini, Kak Cancan, Mba Novi, Mba Jule, Mba Dwi, Mas Didin serta segenap staf perusahaan atas segala bantuan dan kerjasamanya selama proses magang. 3. Keluarga tercinta, Papa, Mama, Dr. Ir. Johnny W. Situmorang, MS dan Iriana BD. Pakpahan, Kakak, Abang, dan Adik untuk doa, kasih sayang, dan perhatiannya dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Reni, terima kasih sudah menemani hingga saat ini, atas kasih, canda tawa, perhatian, serta omelan demi kelancaran kuliah dan penyusunan skripsi. 5. Teman-teman penginapan mahos (Andre, Enjoy, Ali, Amin) dan penginapan Iki untuk waktu dan tempat selama proses penyusunan skripsi ini. 6. Pokraw area dan teman bernyanyi (Mario, Faris, Empe, Coco, Teris) atas canda tawa, pemberian semangat melalui lagu-lagu andalan dan pertukaran pikirannya. 7. Teman satu bimbingan skripsi, Niagara Satria Chandra untuk semangat, kritik dan sarannya. ii

11 8. Teman seperjuangan magang di Oemardi_zain, Aya dan Dimas untuk bahu-membahu dan saling mengingatkan dalam penyusunan skripsi ini. 9. Teman-teman (Denden, Qicy, Amelau, Lipexu, Ivi) untuk canda tawa dan kebersamaannya. 10. Teman angkatan 45 atas dorongan dan semangatnya, bahu-membahu, suka dan duka dilewati bersama-sama, waktu yang indah selama perkuliahan. 11. Kakak kelas dan adik kelas ARL atas bantuan, semangat, dan dorongan selama kegiatan di IPB. 12. Teman bermain, teman berpendapat, teman seperjuangan, teman asrama, teman kontrakan dan sekaligus menjadi teman kostan selama perkuliahan di IPB (Agung, Pion, Ato, Aji, Jumek, Valdi, Suneo, Dhani) atas kebersamaan, canda tawa, suka cita, bantuan, dorongan dan semangatnya. 13. Serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan secara khusus, atas bantuan dan dukungan semangatnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Bogor, Februari 2013 Penulis iii

12 DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat... 2 TINJAUAN PUSTAKA Arsitektur Lanskap Arsitektur Lanskap Perancangan Lanskap Proses Perancangan Lanskap Kantor (Office) Apartemen Konsultan Lanskap Evaluasi... 9 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang Metodologi Data iv

13 3.4 Batasan Magang KAJIAN LOKASI MAGANG Sejarah Umum Data Umum Oemardi_zain Struktur Organisasi Visi dan Misi Perusahaan Aplikasi Teknologi Informasi Sistem Kerja Studio HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Proyek L Avenue Gambaran Umum Kota Jakarta Selatan Gambaran Umum Kecamatan Pancoran Gambaran Umum L Avenue Hasil Contractual Stage Inventory and Data Collection Analysis, Synthesis, and Concept Preliminary Concept Drop off Garden Strip Paving Pattern Water Feature Planter Mounding Swimming Pool Alfresco v

14 Pedestrian Path Design Development Working Drawing Hardscape Softscape Struktur Organisasi Sistem Kerja Proses Desain Contractual Stage Inventory dan Data Collection Analysis, Synthesis, dan Concept Design Preliminary Concept Design Development Working Drawing Manajemen Studio Manajemen Proyek Faktor Pendukung dan Penghambat Faktor Pendukung Faktor Penghambat SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vi

15 DAFTAR TABEL 1. Data yang Dikumpulkan Software yang Digunakan di Oemardi_zain Hardware yang Digunakan di Oemardi_zain Kriteria Pohon Berdasarkan Fungsi Daftar Gambar Tahap Pengembangan Desain dan Gambar Kerja Jenis Pohon yang Digunakan Pada L Avenue Perbandingan Biaya Jasa vii

16 DAFTAR GAMBAR 1. Dua Tahap Proses Perancangan Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain Struktur Organisasi Kepengurusan Oemardi_zain Peta Kecamatan Pancoran Lokasi Proyek L Avenue (GoogleMaps) Lokasi Proyek L Avenue (GoogleEarth) Foto Lokasi Proyek L Avenue Konsep Ruang Konsep Sirkulasi Konsep Vegetasi Drop Off, Garden Strip, dan Paving Area Konsep Water Feature L Avenue Mounding, Pedestrian Path, Swimming Pool, Planter, dan Alfresco Area Tahap Design Development Site Plan Revisi 1 L Avenue Site Plan Revisi 2 L Avenue Final Site Plan L Avenue Potongan A A Potongan B B Potongan C C Potongan D D Pola Penyusunan Pavement Material Pada Ground Floor Pola Penyusunan Pavement Material Podium Floor... Error! Bookmark not defined. viii

17 24. Titik Penanaman Pohon Peneduh Utama Titik Penanaman Pohon Peneduh Titik Penanaman Pohon Aksen Arsitektural Titik Penanaman Pohon Aksen Berbunga Daftar Gambar Pohon Alur Komunikasi Oemardi_zain Lay Out Studio Oemardi_zain Sistem Kerja Perusahaan Oemardi_Zain Perbandingan Proses Desain Menurut Simonds dan Oemardi_zain Perbandingan Proses Desain Menurut Booth dan Oemardi_zain Proses Desain L Avenue Alur Komunikasi Proyek L Avenue Contoh Lay Out Gambar Kerja Pada Proyek L Avenue Bagan Parameter Manajemen Proyek Oemardi_zain ix

18 DAFTAR LAMPIRAN 1. Surat Perjanjian Kerja Image Reference Preliminary Concept Material Plan Ground Floor Material Plan Podium Floor x

19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai Ibu kota negara Indonesia telah mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. Selain menjadi pusat kegiatan pemerintah, Kota Jakarta juga menjadi sentral bisnis dan niaga yang paling maju di Indonesia. Oleh karena itu, pertumbuhan dan perkembangan penduduk Kota Jakarta menjadi begitu besar seiring dengan tujuan hidup penduduk dan warga perantau yang datang untuk mencari lapangan pekerjaan. Branch (1995) menyatakan bahwa meningkatnya jumlah penduduk, serta beban pembangunan wilayah termasuk di dalamnya tumbuh dan berkembangnya permukiman, industri, dan pusat-pusat kegiatan kota, cenderung menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat perkotaan itu sendiri, akibat semakin meningkatnya lingkungan fisik kritis perkotaan. Pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia semakin meningkat, dan tidak disertai dengan meluasnya lahan. Perubahan ini memberikan pengaruh terhadap perkembangan kota. Oleh sebab itu, untuk menanggulangi pemakaian lahan yang berlebihan di kota dan tidak mengurangi fungsi lahan tersebut didapat suatu pemahaman manusia untuk membangun alternatif fasilitas guna mendapatkan kenyamanan melalui pembuatan kawasan yang dapat mendukung kebutuhan manusia. Salah satu kawasan baru yang dibangun dan dikembangkan adalah L Avenue. L Avenue merupakan sebuah proyek yang dipilih oleh owner dan akan dijadikan sebagai nama kawasan di daerah Pancoran, Jakarta Selatan. Kawasan ini memiliki luas area m 2 dan merupakan proyek mixed-use development (pengembangan suatu kawasan dengan berbagai fungsi) yang meliputi office, apartemen dan retail. Kegiatan magang ini dilakukan di salah satu konsultan yang bergerak di bidang perencanaan dan perancangan lanskap, khususnya pada landscape designing consultant, Oemardi_zain. Keikutsertaan dalam kegiatan studio dalam proses perancangan lanskap diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme diri serta kompetensi sebagai arsitek lanskap. 1

20 1.2 Tujuan Tujuan dari kegiatan magang ini adalah sebagai berikut: 1. Memahami sistem dan teknik dalam perancangan serta mengikuti proses desain lanskap L Avenue yang dilakukan oleh perusahaan lanskap Oemardi_zain. 2. Menganalisis proses desain lanskap L Avenue sesuai dengan mekanisme kerja perusahaan lanskap Oemardi_zain. 3. Mempelajari dan mengikuti proses bekerja di studio dan di lapangan sesuai dengan manajemen kerja yang diterapkan oleh Oemardi_zain. 1.3 Manfaat Manfaat dari kegiatan magang ini adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan profesionalisme di bidang arsitektur lanskap dalam menghadapi kondisi lapangan kerja. 2. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidang perancangan lanskap. 3. Memberikan pengalaman kerja nyata dalam bidang perancangan lanskap. 2

21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut (Anonim, 2010). Berdasarkan kamus, kata arsitektur (architecture), berarti seni dan ilmu membangun bangunan. Menurut asal kata yang membentuknya, yaitu Archi = kepala, dan techton = tukang, maka architecture adalah karya kepala tukang. Berikut ini akan dijelaskan arti kata arsitektur menurut beberapa tokoh dalam seni, antara lain: 1. Amos Rapoport, mengatakan bahwa arsitektur adalah segala macam pembangunan yang secara sengaja dilakukan untuk mengubah lingkungan fisik dan menyesuaikannya dengan skema-skema tata cara tertentu untuk lebih menekankan pada unsur sosial-budaya. 2. Cornelis Van de Ven, memberikan pandangan mengenai arsitektur yang berarti menciptakan ruang dengan cara yang benar-benar direncanakan dan dipikirkan. Pembaharuan arsitektur yang berlangsung terus menerus sebenarnya berakar dari pembaharuan konsep-konsep ruang. 3. Benjamin Handler, mengatakan bahwa arsitek adalah seniman struktur yang menggunakan struktur secara estetis berdasarkan prinsip-prinsip struktur itu sendiri. 4. Djauhari Sumintardja, mengartikan bahwa arsitektur merupakan sesuatu yang dibangun manusia untuk kepentingan badannya (melindungi diri dari gangguan) dan kepentingan jiwanya (kenyamanan, ketenangan, dll). 5. Vitruvius, dalam pandangannya mengenai arsitektur dibagi dalam tiga aspek. Aspek yang harus disintesiskan dalam arsitektur yaitu firmitas (kekuatan atau konstruksi), utilitas (kegunaan atau fungsi) dan venustas (keindahan atau estetika). 3

22 6. Brinckmann, mengartikan bahwa arsitektur merupakan kesatuan antara ruang dan bentuk. Arsitektur adalah penciptaan ruang dan bentuk. 7. Buowkundige Encyclopedi, memberi pandangan bahwa arsitektur adalah mendirikan bangunan dari segi keindahan (sedangkan mendirikan bangunan dari segi konstruksi disebut ilmu bangunan). 2.2 Lanskap Lanskap atau bentang darat merujuk pada susunan daerah tanah dan representasi visualnya, khususnya seperti yang digambarkan dalam lukisan. Dalam hal fisik, istilah lanskap menyatakan penafsiran visual atas susunan tanah, karena ini adalah cara utama di mana lanskap dirasakan. Menurut Simond (1983), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Dalam suatu lanskap karakter harus menyatu secara harmonis dan alami untuk memperkuat karakter lanskap tersebut. Sedangkan Menurut Eckbo (1964), lanskap adalah keseluruhan elemen fisik secara kompleks di suatu area atau daerah. Lanskap terdiri atas beberapa kategori unsur utama: 1. Bentuk tanah 2. Vegetasi 3. Unsur struktural buatan manusia 4. Kedalaman dan luas pandangan Lanskap juga termasuk: 1. Badan air 2. Bentuk kehidupan lain, seperti fauna 3. Keberadaan manusia 4. Representasi artistik buatan manusia 5. Arah pencahayaan Bentuk tanah didasarkan pada sekumpulan unsur yang termasuk ketinggian, kecuraman, orientasi, stratifikasi, pajanan cadas, dan jenis tanah. Menurut namanya, bentuk tanah termasuk gundukan, bukit, tebing, lembah, dll. Praktek mendesain lanskap untuk kepuasan visual dan aspek fungsional lainnya 4

23 adalah arsitektur lanskap, yang ahlinya disebut arsitek lanskap. Bila istilah lanskap merujuk pada lukisan diam, cuaca dan keadaan udara juga merupakan unsur penting. 2.3 Arsitektur Lanskap Pada dasarnya Arsitektur Lanskap merupakan suatu ilmu dan seni perencanaan (planning) dan perancangan (design) serta pengaturan lahan, penyusunan elemen - elemen alam dan buatan melalui aplikasi ilmu pengetahuan dan budaya, dengan memperhatikan keseimbangan kebutuhan pelayanan dan pemeliharaan sumber daya, hingga pada akhirnya dapat tersajikan suatu lingkungan yang fungsional dan estetis (Hakim dan Utomo, 2004). Dengan demikian, arsitektur lanskap mempunyai wawasan dan berperan dalam berbagai proyek mulai dari yang berskala besar seperti: studi perancangan regional, studi kebijakan ruang terbuka, perancangan tapak daerah industri, perancangan kawasan rekreasi, public parks, sampai kepada desain dan konsultasi proyek-proyek dalam skala yang lebih kecil seperti taman lingkungan manusia (Hakim dan Utomo, 2004). 2.4 Perancangan Lanskap Perancangan lanskap merupakan perluasan dari perencanaan lanskap, dimana proses itu masih merupakan satu lingkup didalam perencanaan. Perencanaan ini lebih dimaksimalkan pada komponen rancangan, bahan tanaman, dan kombinasinya sebagai pemecah masalah terhadap kendala di dalam rencana tapak (Laurie, 1984). Sedangkan rencana tapak menunjukkan daerah-daerah kegunaan (fungsional) berikut jalur-jalur sirkulasinya, perancangan pertamanan yang terperinci bersangkutan dengan permukaan-permukaan, tepian-tepian dan jalur miring yang menghubungkan perbedaan ketinggian permukaan, perkerasan permukaan, dan pengaliran air permukaan, serta seluruh keputusan-keputusan yang harus dibuat sebelum proyeknya dapat dibangun dan ditanami (Laurie, 1990). Merancang tidak seperti pekerjaan seni, yang mana biasanya terkelola dan dibuat secara langsung, skala pekerjaan arsitektur lanskap pada dasarnya 5

24 membutuhkan persiapan perantara dalam langkah-langkah dari sebuah gambaran simbolik sebagai gagasan yang abstark dari realitas masa depan (Loidl dan Bernard, 2003). Menurut Simonds (1983), hasil dari perancangan yang menakjubkan dan mendapatkan hasil yang optimal terjadi karena penggunaan dan perpaduan kelebihan-kelebihan yang terdapat dalam tapak rancangannya. Laurie (1984) pun menambahkan bahwa bentuk dan wujud rancangan timbul dari potensi dan kendala tapak serta perumusan yang jelas dalam penentuan masalah perancangan. 2.5 Proses Perancangan Lanskap Menurut Simonds (1983), proses perencanaan/perancangan terdiri atas: 1. Comission, merupakan tahapan pemberian tugas dan persiapan, yang berhubungan dengan persetujuan kontrak dengan klien dalam bentuk tertulis sebagai dasar pegangan pelaksanaan tugas. 2. Research, merupakan tahap pengumpulan data berbagai informasi yang didapat dari kegiatan inventarisasi. 3. Analysis, pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data yang ada dan penentuan kendala serta potensi. 4. Syntesis, merupakan tahap pemecahan kendala dan pemanfaatan potensi sebagai bentuk persiapan dalam menentukan alternatif perencanaan. 5. Construction, merupakan tahap pelaksanaan dengan mempersiapkan dokumen, kontrak kerja, supervisi dan pengecekan pelaksanaan. 6. Operation, merupakan tahap penyelesaian proyek yang mencakup pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuaian dan perbaikan serta observasi penampakan. Booth (1983) memaparkan, proses perancangan dimulai dengan pemberian pemikiran yang logikal dan kerja tim yang baik, memberi informasi yang jelas tentang sebuah desain, memberikan solusi terbaik dalam alternatif sebuah desain, dan kemudian menjelaskan solusi tersebut kepada klien. Dalam hal ini, perancangan L Avenue akan menghasilkan desain yang menarik dengan mengikuti proses tahapan desain tersebut. Proses desain menurut Booth (1983) antara lain: 6

25 1. Project Acceptance, merupakan tahapan penerimaan proyek dengan persetujuan kontrak dengan klien. 2. Research and Analysis, merupakan tahap pengumpulan data berupa persiapan peta dasar, inventarisasi dan analisis, wawancara dengan klien, dan pengembangan program. 3. Design, merupakan tahap perancangan yang terbagi atas diagram fungsi, diagram hubungan tapak, concept plan, studi bentuk perancangan, preliminary design, schematic plan, master plan, design development. 4. Construction Drawing, merupakan tahap pembuatan gambar-gambar konstruksi dengan pembagian layout plan, grading plan, planting plan, dan construction details. 5. Implementation, merupakan tahap pelaksanaan dalam sebuah proyek. 6. Post-Construction Evaluation Maintenance, merupakan tahap evaluasi setelah konstruksi 7. Maintenance, merupakan tahap pengelolaan untuk hasil proyek yang sudah ditetapkan. Menurut tahapannya, proses perancangan dibagi menjadi 2 tahap yang dilakukan bersamaan, tetapi saling berdiri sendiri. Dua tahap ini adalah site analysis dan program analysis (Gambar 1). Selama site analysis, perancang mencari kompilasi alami, buatan, budaya, dan karakter visual dari suatu tapak. Kompilasi tersebut harus menginventarisasi atribut buatan tapak tanpa menganggap hal tersebut merupakan fitur yang positif atau negatif. Dalam waktu yang sama, program analysis dimulai dengan sebuah kompilasi yang detail mengenai kebutuhan dan keinginan klien. Program ini adalah kebutuhan awal untuk membuat inventarisasi (Ingels, 2004). Inventarisasi Kebutuhan Program Inventarisasi Tapak Analisis Kebutuhan Program Analisis Inventarisasi Tapak Diagram Fungsional Pengembangan Master Plan Gambar 1. Dua Tahap Proses Perancangan (Ingels, 2004) 7

26 2.6 Kantor (Office) Kantor (dari bahasa Belanda kantoor) adalah sebutan untuk tempat yang digunakan untuk perniagaan atau perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor bisa hanya berupa suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan bertingkat tinggi. Kantor sering dibagi kepada dua jenis; kantor yang terbesar dan terpenting biasanya dijadikan kantor pusat, sedangkan kantor lainnya dinamakan kantor cabang. 2.7 Apartemen Pengertian tentang apartemen itu sendiri memiliki beberapa penjelasan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Apartemen mempunyai pengertian yaitu suatu ruang atau kumpulan ruang yang digunakan untuk tempat tinggal yang sifatnya digunakan untuk keperluan 2. Apartemen mempunyai pengertian yaitu sebuah rumah atau wadah bagi serangkaian pengalaman emosional yang juga berarti tempat untuk bersantai atau melepas diri dari ketegangan kehidupan, keributan, dan kekhawatiran oleh karena itu apartemen harus menyediakan kenyamanan, keindahan, keamanan, privasi bagi kehidupan keluarga tinggal di dalamnya 3. Apartemen mempunyai pengertian yaitu suatu bangunan yang mempunyai tiga unit atau lebih runah tinggal di dalamnya, yang merupakan suatu kehidupan bersama dalam lingkungan tanah yang terbatas dimana masingmasing unit hunian itu dapat digunakan atau dimiliki secara terpisah 4. Apartemen mempunyai pengertian yaitu sebagai jenis unit tempat tinggal keluarga kecil. Sebuah rumah tinggal yang sendiri bagi satu keluarga. 2.8 Konsultan Lanskap Konsultan adalah seseorang atau lembaga yang secara profesional memberikan nasehat-nasehat, pelayanan, atau pelatihan, tentang hal-hal yang berhubungan dengan bidang pengetahuan tertentu yang dihadapinya. Gold (1980) mengatakan, konsultan lanskap adalah pengembangan swasta yang memiliki 8

27 tanggung jawab moral dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi dalam kota. Konsultan mampu mewujudkan loyalitas yang tinggi dan kokoh terhadap profesinya melalui azas profesionalisme, dengan sendirinya pula bersamaan dengan itu akan terbentuk loyalitas terhadap Pemberi Tugas seperti yang diharapkan oleh berbagai pihak. Sehingga seluruh kepentingan, maksud, dan tujuan pihak pemberi tugas akan terlindungi oleh karenanya (Dipohusodo, 1996). 2.9 Evaluasi Evaluasi adalah kegiatan menilai, mentaksir, dan mengkaji. Evaluasi diperlukan untuk mendukung pengambilan kesimpulan dan keputusan tentang suatu program serta nilainya. Evaluasi bertujuan untuk menyeleksi dan menampilkan informasi sehingga hasil yang didapat nyata. (Echols dan Shadily 1986). 9

28 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang Kegiatan magang dilaksanakan di konsultan lanskap Oemardi_zain. Perusahaan ini beralamat di Perumahan Bumi Menteng Asri, Blok BE No. 20, Bogor, Jawa Barat (Gambar 2). Kegiatan utama dalam pelaksanaan magang ini yaitu mempelajari proses perancangan dengan fokus pada proyek L Avenue Mixed-Used Development. Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (sumber: GoogleMaps) Dalam pelaksanaannya, kegiatan magang ini dilakukan selama empat bulan dari bulan Februari sampai dengan bulan Juli. Jadwal harian kegiatan magang adalah hari Senin - Jumat dimulai pukul waktu setempat. Kegiatan magang ini dibagi dalam beberapa bagian antara lain persiapan, pengenalan kantor, pembelajaran pembagian kerja dan prosedur dalam pengerjaan proyek, pengumpulan data awal, analisis-sintesis, survey untuk pengumpulan data, pembuatan konsep dan desain, dan terakhir adalah laporan hasil magang. 10

29 3.2 Metodologi Metode magang yang dilakukan dalam proses perancangan ini ialah dengan: 1. Aktif dalam kegiatan perusahaan terutama dalam bidang perancangan di studio dan di lapangan. 2. Melakukan studi pustaka untuk melakukan pengumpulan data dalam proses perancangan baik melalui buku maupun website yang terkait. 3. Mengenal dan memahami manajemen kerja studio. Tahapan pekerjaan magang yang dilaksanakan dalam kegiatan magang ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu: 1. Orientasi perusahaan, yaitu langkah awal untuk membiasakan diri dalam perusahaan, adaptasi terhadap perusahaan, mempelajari struktur organisasi dan profil perusahaan, pengenalan staf kerja, dan pembelajaran ilmu perancangan untuk bekal pembuatan karya lanskap suatu proyek pada nantinya. 2. Evaluasi, yaitu hasil review seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan untuk proses seleksi data yang dibutuhkan sesuai dengan rencana awal kegiatan magang. 3.3 Data Bentuk data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi lapang yang dilakukan selama mengikuti kegiatan perancangan, dalam kegiatan perancangan lanskap perusahaan baik pada kegiatan perancangan di studio maupun di lapangan. Sedangkan data sekunder diperoleh berdasarkan studi pustaka dengan melakukan pengumpulan data baik dari buku maupun website terkait. Data yang dikumpulkan selama kegiatan magang L Avenue di Konsultan Lanskap Oemardi_zain, Bogor dibagi menjadi dua bagian, yaitu data yang berhubungan dengan proyek yang dikerjakan dan data yang berhubungan dengan perusahaan. Berikut ini akan ditampilkan tabel jenis data perusahaan dan data dalam proyek L Avenue beserta sumbernya. 11

30 Tabel 1. Data yang Dikumpulkan Jenis Data Bentuk Data Sumber KELEMBAGAAN Sejarah Perusahaan Deskripsi Oemardi_zain Data Umum Perusahaan Deskripsi Oemardi_zain Struktur Organisasi Diagram Oemardi_zain Visi dan Misi Deskripsi Oemardi_zain Aplikasi Teknologi Deskripsi & Tabel Oemardi_zain Sistem Kerja Deskripsi & Diagram Oemardi_zain Manajemen Studio Deskripsi & Gambar Oemardi_zain Manajemen Proyek Deskripsi & Gambar Oemardi_zain DATA PROYEK L'AVENUE Skala Pekerjaan Deskripsi Klien & Oemardi_zain Kondisi Umum Deskripsi Arsitek & Oemardi_zain Penerimaan Proyek Deskripsi & Spasial Oemardi_zain Riset & Analisis Deskripsi & Spasial Oemardi_zain Konsep Desain Deskripsi & Spasial Oemardi_zain Preliminary Concept Deskripsi & Spasial Oemardi_zain Pengembangan Desain Deskripsi & Spasial Oemardi_zain Gambar Kerja Deskripsi & Spasial Oemardi_zain 3.4 Batasan Magang Kegiatan magang yang dilakukan meliputi pembelajaran dalam pekerjaan nyata dengan staf perusahaan melalui pengamatan dan mengikuti setiap kegiatan proses desain lanskap yang dilakukan perusahaan sesuai dengan mekanisme kerja di konsultan Oemardi_zain. Kegiatan magang difokuskan pada desain lanskap L Avenue dibawah bimbingan direktur OZ, project manager, dan tim pendukung lainnya. Kegiatan studio yang dilakukan berupa kegiatan drafting gambar meliputi gambar material dan dimension plan, planting plan, section, gambar perspektif dan beberapa gambar detail lainnya. 12

31 BAB IV KAJIAN LOKASI MAGANG 4.1 Sejarah Umum Konsultan Lanskap Oemardi_zain berdiri pada tahun 2004 dan didirikan oleh Ir. Umar Zain beserta istrinya Ir. Dini Arfianti. Bapak Umar Zain adalah seorang Sarjana Pertanian lulusan IPB tahun 1994 dengan bidang studi Arsitektur Lanskap. Setelah 12 tahun berkarir dibidang lanskap, Umar Zain mencoba untuk mendirikan sebuah konsultan yang bergerak di bidang lanskap. Pada awal pendiriannya konsultan lanskap ini terdiri atas 2 staf, namun saat ini Oemardi_zain telah memiliki 21 staf. Pengembangan terus dilakukan oleh konsultan lanskap Oemardi_zain, diantaranya menambah karyawan dengan basis arsitektur agar dapat membuat karya yang lebih variatif dan dapat bersaing dengan konsultan lanskap lainnya. Jasa yang diberikan oleh konsultan lanskap Oemardi_zain adalah pekerjaan perancangan lanskap. Lingkup pekerjaan perancangan Oemardi_zain meliputi perancangan lanskap hotel, club, resort, residential, theme park, civic, dan comercial park. 4.2 Data Umum Oemardi_zain Saat ini Oemardi_zain merupakan konsultan yang masih berbentuk studio (belum berupa badan hukum). Namun dalam perkembangan dan pengembangan, perusahaan ini akan diajukan menjadi bentuk lembaga resmi berupa badan hokum sesuai dengan pemberitahuan direktur perusahaan. Data umum Oemardi_zain dapat dijabarkan sebagai berikut: Nama Perusahaan : Oemardi_zain Asal Negara : Indonesia Tahun Pembentukan : 2004 Alamat : Perumahan Bumi Menteng Asri Blok BE no 2. Bogor. Jawa Barat No Telephone : No Fax : info@oemardizain.com 13

32 4.3 Struktur Organisasi Secara terstruktur organisasi Oemardi_zain terdiri atas Principal & Direktur, Associate, Manajer Administrasi, Penanggung Jawab, Design & Drafter yang dapat dilihat pada bagan dibawah (Gambar 3). Principal & Direktur Ir. Umar Zain Associate Ir. Dini Arfianti Manajer Administrasi Ir. Budi Nugraha K Penanggung Jawab Hardian Noviyanto Design Landscape Architect Beny Susanto Citra Indaharti Julina Purwaningsih Dwi Setyanti Nanang Sudrajat Chandra Nurnovita Irfan Muhammad Listya D. Nastitie Bulan Ramafriani Architect Aditya Nugraha Novie Indie Lisa Hardini Drafter Drafter Didin Syihabudin Acep Kiki Maenaki Muhammad Arif Nurdin Pujianto Pratama Rifandi Darmawan Gambar 3. Struktur Organisasi Kepengurusan Oemardi_zain (Sumber: Oemardi_zain, 2012) 14

33 Tugas masing-masing bagian dalam struktur organisasi Oemardi_zain dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Principal/Direktur, merupakan manager dan kepala dalam perusahaan. Bertanggung jawab terhadap kinerja staf, hubungan dengan klien, memutuskan dalam penerimaan proyek, membimbing dalam pelaksanaan proyek, dan bertugas sebagai konseptor dalam suatu proyek. 2. Associate, merupakan pihak yang membantu dan mendukung jalannya perusahaan dari awal terbentuknya perusahaan. 3. Manajer Administrasi, merupakan sesorang yang bertanggung jawab atas segala aktifitas pegawai dan administrasi yang ada di dalam perusahaan. 4. Penanggung Jawab, merupakan pihak pertama setelah direktur perusahaan yang mengkomandoi seluruh aktivitas proyek dalam perusahaan. 5. Drafter & Designer, merupakan bagian yang bertugas menggambar hasil desain yang telah ditentukan konsepnya. Pada bagian inilah mahasiswa melaksanakan kegiatan magang. 4.4 Visi dan Misi Perusahaan Visi konsultan lanskap Oemardi_zain adalah untuk menjadi leader, to be a world class landscape consultant. Visi perusahaan ini diterapkan karena beberapa perusahaan dan developer yang terdapat di Indonesia lebih percaya pada konsultan asing dibandingkan dengan konsultan yang ada di Indonesia. Sedangkan misi perusahaan ini adalah memberikan pelayanan lanskap dengan produk yang terbaik dengan harga yang relatif murah. 4.5 Aplikasi Teknologi Informasi Perusahaan Oemardi_zain menggunakan beberapa aplikasi teknologi dalam mendukung proses kerja pada perusahaan. Selama mahasiswa melaksanakan kegiatan magang di Oemardi_zain terdapat beberapa software (perangkat lunak) dan hardware (perangkat keras) yang digunakan untuk mengerjakan proyek, termasuk proyek L Avenue. Berikut ini dijelaskan beberapa software dan hardware yang digunakan di perusahaan Oemardi_zain beserta kegunaan dan jumlahnya. 15

34 Tabel 2. Software yang Digunakan di Oemardi_zain No Fasilitas Kegunaan 1 AutoCAD 2004 CAD drawing 2 3D Studio Max 3D Rendering dan animation 3 Google Sketch Up 3D Rendering dan animation 4 Google Earth Map Searching 5 Adobe Photoshop 7.0 dan CS4 Rendering dan image editing 6 Adobe Acrobat Dokumentasi dan publikasi 7 MS. Office 2003 dan 2007 Dokumentasi 8 Yahoo Messenger dan Digsby Komunikasi internal dan eksternal Sumber: Oemardi_zain, 2012 Tabel 3. Hardware yang Digunakan di Oemardi_zain No Hardware Jumlah 1 Server 1 2 Work station (Personal Computer) 17 3 Laptop 1 4 Pinter A3 3 5 Printer A4 1 6 Scanner A4 1 7 Mesin Fax dan Telepon 1 Sumber: Oemardi_zain, Sistem Kerja Studio Sistem kerja di konsultan lanskap Oemardi_zain adalah secara teamwork. Proyek yang dikerjakan di Oemardi_zain secara keseluruhan dikerjakan secara bersama-sama oleh staf perusahaan. Direktur perusahaan juga sebagai penganalisis proyek awal dan menjadi konseptor utama dalam seluruh proyek yang dikerjakan. Setiap pekerjaan dapat melibatkan seluruh anggota untuk saling membantu, mengisi, dan mendukung untuk mendapatkan hasil desain yang maksimal. Pelaksanaan studio di Oemardi_zain dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi. Sistem penggunaan komputer telah terstruktur dengan baik. Setiap proyek memiliki folder tersendiri yang diberi nama sesuai dengan nama proyek. Setiap komputer yang digunakan oleh masing-masing staf terhubung dengan jaringan LAN hingga peletakan data proyek dapat diketahui oleh setiap 16

35 pegawai. Selain itu setiap komputer terhubung dengan jaringan internet hingga mempermudah hubungan antara karyawan, owner dan pimpinan. Secara umum, hasil komputerisasi di Oemardi_zain berupa printout gambar CAD yang akan diberikan kepada klien maupun kontraktor. Kertas yang digunakan umumnya adalah kertas berukuran A3. Selain gambar CAD, terdapat pula hasil akhir berupa gambar ilustrasi dengan menggunakan software Adobe Photoshop, SketchUp dan 3Dmax. Hasil akhir Adobe Photoshop biasanya digunakan sebagai ilustrasi gambar perspektif dan potongan, untuk SketchUp dan 3Dmax biasanya digunakan sebagai gambar 3D secara keseluruhan sesuai permintaan klien. 17

36 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kondisi Umum Proyek L Avenue Gambaran Umum Kota Jakarta Selatan Jakarta Selatan terletak pada Bujur Timur (BT) s.d BT, dan Lintang Selatan (LS). Luas Wilayah sesuai dengan Keputusan Gubernur KDKI Nomor 1815 tahun 1989 adalah 145,37 km 2 atau 22,41% dari luas DKI Jakarta. Terbagi menjadi 10 kecamatan dan 65 kelurahan, berada di belahan selatan banjir kanal dengan batas-batas wilayah sebagai barikut: 1. Sebelah Utara : Banjir Kanal Jl. Jenderal Sudirman Kecamatan Tanah Abang, Jl. Kebayoran Lama dan Kebun Jeruk 2. Sebelah Timur : Kali Ciliwung 3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kota Administrasi Depok 4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Ciledug, Kota Administrasi Tangerang Topografi Wilayah Jakarta Selatan pada umumnya dapat dikategorikan sebagai daerah perbukitan rendah dengan tingkat kemiringan 0,25%. Ketinggian tanah rata-rata mencapai 5-50 meter di atas permukaan laut. Pada wilayah bagian selatan, banjir kanal relatif merupakan daerah perbukitan jika dibandingkan dengan wilayah bagian utara. Jakarta Selatan beriklim panas dengan suhu rata-rata pertahun 27 C dengan tingkat kelembapan berkisar antara 80-90%. Arah angin dipengaruhi angin Muson Barat terutama pada bulan Mei-Oktober Gambaran Umum Kecamatan Pancoran Kecamatan Pancoran merupakan pecahan dari kecamatan Mampang Prapatan pada tahun 1985, waktu itu bernama kecamatan perwakilan Pancoran. Kecamatan Pancoran terletak di Kotamadya Jakarta Selatan dengan luas mencapai 8,23 km 2 dan terdiri dari 6 Kelurahan antara lain: Pancoran, Duren Tiga, Kalibata, Cikoko, Pangadegan, dan Rawajati. Kecamatan Pancoran memiliki batas wilayah sebagai berikut: 18

37 1. Sebelah Utara : Tebet 2. Sebelah Timur : Kramat Jati Jakarta timur 3. Sebelah Selatan : Pasar Minggu 4. Sebelah Barat : Mampang Prapatan Gambar 4. Peta Kecamatan Pancoran (Sumber: Tatakota Jakartaku, 2012) Gambaran Umum L Avenue Salah satu proyek yang sedang dikerjakan konsultan lanskap Oemardi_zain selama mahasiswa melakukan kegiatan magang adalah proyek desain lanskap sebuah office dan apartment L Avenue. Proyek ini dirancang dengan tujuan dapat memberikan ketenangan untuk pengguna tapak dengan konsep komplek bangunan berkelanjutan yang ramah dalam lingkungan kerja. Pemilik atau pemberi kerja proyek ini adalah sebuah perusahaan pengembang yakni PT Bintang Rajawali Perkasa. Proyek perancangan L Avenue melibatkan beberapa konsultan yang diantaranya terdiri dari konsultan arsitektur, konsultan struktur, konsultan teknik sipil, konsultan pencahayaan, dan konsultan 19

38 lanskap. Proyek ini mulai dikerjakan oleh Oemardi_zain sejak Desember 2011 dengan batasan pekerjaan berupa desain lanskap perkantoran dan apartemen. Gambar 5. Lokasi Proyek L Avenue (Sumber: GoogleMaps) Proyek ini terletak di Jakarta Selatan, tepatnya di Jalan Raya Pasar Minggu KM. 16, Pancoran Jakarta Selatan. Proyek ini berada di pinggir jalan utama akses antara Kota Jakarta dan Kota Depok, sehingga termasuk dalam lokasi yang strategis dalam pengembangan tujuan proyek. Berikut ini adalah gambar lokasi proyek yang diambil melalui software GoogleEarth. Gambar 6. Lokasi Proyek L Avenue (Sumber: GoogleEarth) 20

39 5.2 Hasil Contractual Stage Contractual stage atau penerimaan proposal proyek baik dari arsitek lanskap maupun klien merupakan tahap awal proses dalam desin (Lampiran 1, Surat Perintah Kerja (SPK) Pasal II). Pada pertemuan pertama antara kedua pihak, klien menyampaikan keinginan dan persyaratan general/umum terhadap perancangan L Avenue dan arsitek lanskap menyampaikan proposal tertulis yang lebih detail tentang servis, produk, dan biaya servis. Pada proyek L Avenue, klien menyampaikan visi dan misi proyek serta keinginan desain lanskap L Avenue dengan mencakup lingkup pekerjaan: 1. Desain geometri dan komposisi material lanskap area perencanaan. 2. Desain dan penataan eksternal lighting, water feature, dan feature lainnya. 3. Desain dan penataan eksternal pavement, planters, walls, dan feature perkerasan lainnya. 4. Desain dan komposisi elemen hardscape penunjang seperti timber deck, pergola, shade, signage, seating, steps dan ramp, railing, dan elemen hardscape lainnya. 5. Pemilihan dan penataan jenis tanaman. 6. Desain sistem irigasi dan drainase lanskap kawasan. Klien juga menyampaikan tahap pekerjaan dalam area perencanaan L Avenue (Lampiran 1, SPK Pasal I). Area tersebut meliputi: 1. Main Entrance dan Drop Lobby Area Courtyard 2. Office Tower dan Apartment Main Courtyard 3. Apartment s Pool Courtyard 4. Apartment s Play dan Games Court 5. Office dan Retail Garden 6. Roof Garden 7. Area Batas Kawasan/ Green Tahap pekerjaan perencanaan lanskap meliputi kegiatan studio dan koordinasi dengan pihak yang bersangkutan. 21

40 5.2.2 Inventory and Data Collection Tahap ini berkaitan dengan inventarisasi dan pengambilan data. Inventarisasi dilakukan Oemardi_zain melalui wawancara, studi pustaka dan survei lapang. Pada proyek L Avenue, data awal tentang tapak yang didapatkan dari klien meliputi baseplan dan acuan desain. Gambar baseplan awal yang berasal dari klien berisi batas desain pada tapak lengkap dengan tata letak desain bangunan yang akan dibangun melalui rancangan konsultan arsitek yaitu Urbane Architecture Consultant. Kemudian, gambar baseplan yang telah dirancang arsitek diberikan kepada konsultan arsitek lanskap, Oemardi_zain. Gambar tersebut berguna bagi Oemardi_zain sebagai bahan pengamatan kondisi tapak dan bahan pengecekan secara langsung dengan lokasi tapak sebenarnya. Pada tahap ini, juga dilakukan pengambilan foto kondisi lokasi pada saat sebelum proyek (Gambar 7). Gambar 7. Foto Lokasi Proyek L Avenue (Diambil tanggal 30 November 2011) Lokasi proyek terletak di Jalan Raya Pasar, dimana jalan ini merupakan salah satu akses utama menuju Kota Jakarta melalui Pancoran. Oleh sebab itu daerah ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengguna L Avenue karena kebisingan dan polusi yang tinggi. Untuk menciptakan kondisi yang nyaman, maka desain taman didominasi oleh pepohonan yang disesuaikan dengan konsep. Penempatan tanaman untuk kenyamanan, tanaman untuk area terbuka hijau, tanaman sebagai penghalang juga dipertimbangkan sesuai lokasi tapak. Lahan yang digunakan untuk kawasan L Avenue awalnya adalah area kosong dan area terbuka yang sebagian besar adalah lahan kosong. 22

41 5.2.3 Analysis, Synthesis, and Concept Acuan desain yang diberikan oleh klien digunakan Oemardi_zain sebagai bahan analisis pembuatan konsep desain. Pembuatan konsep sebagai bentuk hasil riset, analisis, dan sintesis L Avenue dilakukan oleh konseptor sekaligus direktur utama perusahaan. Perancangan L Avenue ini secara keseluruhan mengusung satu visi yakni Sustainable Building Complex Comfortable Working Environment yang mempunyai arti Komplek Bangunan Berkelanjutan yang Ramah Dalam Lingkungan Kerja. Konsep ini dipilih dengan meneruskan keinginan klien yang ingin menciptakan suasana yang dapat memfasilitasi keinginan pengguna dalam melakukan aktivitas dalam satu area. Konsep umum perancangan L Avenue yang sudah ditentukan kemudian diterjemahkan oleh direktur Oemardi_zain yang bertindak sebagai konseptor utama dan dibantu oleh project manager beserta tim kerja. Aspek yang ditawarkan oleh L Avenue bervariasi dengan adanya tema mixed use didalam perancangan. Area tersebut dibagi menjadi beberapa bagian dengan bantuan zoning namun tetap memprioritaskan fungsi area tersebut. Bagian pertama adalah sebagai area office yang diarahkan pada bagian depan tapak. Bagian kedua dalam proyek adalah area apartment yang diarahkan pada bagian tengah tapak. Bagian terakhir adalah area retail yang mengelilingi seluruh tapak untuk mendukung aktivitas pengguna dalam tapak. Konsep ini kemudian ditingkatkan dengan penambahan ruang terbuka hijau diharapkan dapat meminimalisir polusi yang diakibatkan oleh kendaraan dalam kota melalui lanskap L Avenue Konsep Ruang Secara garis besar, pembagian ruang pada tapak ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu ruang kavling dan non kavling. Kavling merupakan ruang yang dimanfaatkan untuk bangunan sedangkan non kavling dimanfaatkan untuk sarana penunjang bangunan seperti jalan, saluran, taman, pathway dan fasilitas lainnya. Berdasarkan Surat Perintah Kerja (SPK) Pasal 1, perencanaan Lanskap L Avenue dibagi menjadi tujuh area (Lampiran 1). Mengacu pada SPK tersebut, 23

42 untuk mendukung konsep dasar proyek dihasilkan pembagian zona untuk desain lanskap L Avenue (Gambar 8). Tujuan dari pembagian zona ini adalah untuk menentukan prioritas ruang dalam hal kebutuhan dan fungsional. Setiap zona mempunyai perlakuan yang berbeda. Hal tersebut dimaksudkan agar tercipta ritme di setiap zona ruang yang ditentukan. Zona ruang tersebut terbagi menjadi 4 bagian dengan penjabaran sebagai berikut, 1. Drop off merupakan area masuk dan terdapat di tiga titik (office, apartment, retail). Zona ini berfungsi sebagai tempat penurunan penumpang atau barang sesuai dengan tujuannya. Pada ruang ini aktivitas utamanya adalah kendaraan. 2. Green amenities merupakan area di tengah tapak dan menjadi area aktivitas perkantoran dan apartemen ditunjang dengan retail. Area ini mengikuti konsep awal yang menerapkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk penggunaan pleasure (kesenangan) khususnya bagi pengguna. Oleh karena itu, area ini memungkinkan pengguna untuk beraktivitas, berkreasi dan menikmati keindahan taman. Zona ini mempunyai karakter dominan outdoor organik dengan sentuhan nuansa kayu (timber deck) di area retail juga penambahan fasilitas penunjang untuk aktivitas dalam tapak seperti water feature dan tempat duduk. 3. Green perimeter merupakan area yang terdapat di sepanjang utara, barat dan selatan tapak. Area ini mengelilingi tapak, berfungsi sebagai pembatas area dan penutup tapak sebagai perbatasan antara tapak dan luar tapak. Area ini juga berfungsi sebagai blocking badview di beberapa titik. Area ini didominasi dengan penanaman beberapa jenis pohon untuk memperkuat karakter desain lanskap L Avenue. 4. Amenities merupakan area penunjang apartemen untuk mendukung aktivitas tapak. Area ini bersifat privat yang hanya dapat dinikmati oleh pengguna apartemen saja. Pada area ini membentuk suatu kegiatan tertentu, seperti dalam tapak, antara lain adanya kolam renang, dan tenis. Area ini dihiasi dengan kolam resapan, leveling lanskap dan dipadu dengan pathway yang mengikuti alur desain. 24

43 Konsep Sirkulasi Proyek L Avenue terbagi menjadi tiga kelas dalam pengklarifikasian sirkulasi. Kelas ini dibagi berdasarkan lokasi, fungsi, dan tingkat keramaian. Hal ini bertujuan untuk membedakan secara jelas tiap sirkulasi berdasarkan kegunaan dan kegiatannya. Sirkulasi pertama adalah sirkulasi primer terletak di area depan tapak. Sirkulasi ini berupa jalan raya dan berbentuk aspal. Sirkulasi ini cukup besar, satu jalur memiliki lebar tujuh meter dan merupakan jalur penghubung antara Jakarta Depok, jadi banyak dilalui oleh kendaran roda dua maupun empat atau lebih. Sirkulasi ini juga merupakan sirkulasi utama untuk masuk kedalam tapak L Avenue. Sirkulasi kedua adalah sirkulasi sekunder yaitu sirkulasi yang terletak di dalam tapak dan dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Sirkulasi ini juga berupa aspal dan memiliki dua pintu utama, satu pintu menjadi pintu masuk ke dalam tapak dan pintu lainnya menjadi pintu keluar bagi pengguna tapak. Sirkulasi ini diakses oleh kendaraan bermotor dan pejalan serta mempunyai fungsi sebagai jalur kendaraan untuk area lobby office, lobby apartment, lobby retail dan parking lot. Sirkulasi terakhir adalah sirkulasi tersier berupa jalur pedestrian yang terletak di bagian belakang tapak dan memiliki lebar yang tidak beraturan tetapi kecil sehingga hanya dapat dilewati oleh pejalan kaki. Sirkulasi ini mengelilingi apartemen selatan dan berfungsi sebagai jogging track dan maintenance service. Sirkulasi ini bersifat privat dengan arti lain hanya user tapak yang dapat menggunakannya. Sesuai dengan fungsi dan kegunaannya, sirkulasi ini didesain dengan tema organik sehingga tidak terkesan kaku. Konsep sirkulasi pada proyek L Avenue ini dapat dilihat pada Gambar Konsep Vegetasi Konsep tata hijau yang direncanakan adalah penataan vegetasi sebagai sumberdaya lanskap yang disesuaikan dengan fungsi ruang pada tapak. Proyek L Avenue mempunyai area lahan hijau yang mengelilingi tapak. Area ini terbagi dalam beberapa bagian, salah satunya adalah area hijau dan vegetasi. Pada konsep vegetasi ini terbagi dalam empat kelas dalam pengklarifikasian jenis tanaman 25

44 berdasarkan fungsi, yaitu: tanaman peneduh utama, tanaman peneduh, aksen arsitektural, aksen berbunga (Gambar 10). Tanaman peneduh utama merupakan tanaman yang difungsikan sebagai penyeimbang bangunan terhadap lahan. Bangunan yang tinggi membutuhkan pohon yang dapat menghasilkan oksigen dan menyerap karbondiosida. Oleh dasar itu, dibutuhkan tanaman besar dan berfungsi sebagai peneduh dalam proyek perancangan L Avenue. Selain itu, tanaman ini juga difungsikan untuk menutup lahan, penetralisir panas matahari dan suhu daerah tapak. Tanaman ini terletak di area terbuka lahan, dan ditanam secara mengacak pada sudut-sudut tapak. Hanya terdapat dua pohon peneduh utama yang diterapkan pada L Avenue ini, yaitu Ficus religiosa (pohon bodhi), Delonix regia (flamboyan), dan Samanea saman (trembesi). Tanaman peneduh merupakan tanaman yang difungsikan sebagai penunjang aktivitas pengguna tapak ketika siang atau saat adanya cahaya matahari langsung. Tanaman ini tersebar merata di seluruh tapak dengan diterapkan dalam berbagai jenis tanaman. Pada wilayah utara tapak, tanaman peneduh ini didominasi oleh Manilkara kauki (sawo kecik), wilayah timur oleh Elaeocarpus angustifolius (anyang-anyang), dan wilayah selatan oleh Canarium commune (kenari). Aksen arsitektural merupakan tanaman dalam golongan unik dan indah yang difungsikan untuk menambah estetika area tapak melalui warna, pola pohon, bentuknya. Tanaman ini akan di padukan di beberapa area tertentu sesuai dengan kebutuhan tapak. Pada kelas ini, tanaman didominasi oleh Pinus merkusii (pinus). Aksen berbunga adalah tanaman pendukung dan tanaman pelengkap untuk tapak, tanaman ini disebar di beberapa titik utama tapak sebagai variasi dari bagian desain lanskap tapak tersebut. Tanaman ini dapat dinikmati melalui keindahan bunga yang diproduksi oleh pohon tersebut. Pada kelas ini, tanaman didominasi oleh Tabebuia chrysantha (tabebuia bunga kuning). Adapun data mengenai kriteria pohon berdasarkan fungsi dapat dilihat pada Tabel 4. 26

45 Gambar 8. Konsep Ruang (Digambar oleh: Situmorang) 27

46 Gambar 9. Konsep Sirkulasi (Digambar oleh: Situmorang) 28

47 Tabel 4. Kriteria Pohon Berdasarkan Fungsi No Kode Peneduh Aksen Aksen Peneduh Nama Latin Nama Lokal Utama Arsitektural Berbunga 1 Acacia mangium Akasia 2 Alstonia scholaris Pulai 3 Bouhinia blakeana Bunga Kupu-kupu 4 Bucida molinetii Ketapang Mini 5 Canarium commune Kenari 6 Cinnamomum iners Kayu Manis 7 Delonix regia Flamboyan 8 Elaeocarpus angustifolius Anyang-anyang 9 Erythrina crista-galli Dadap Merah 10 Ficus religiosa Pohon Bodhi 11 Lagerstromia floribunda Bungur 12 Livistonia rotundifolia Palem Sadeng 13 Manilkara kauki Sawo Kecik 14 Plumeria rubra Kamboja Putih Kuning 15 Pinus merkusii Pinus 16 Schizolobium parahybum Tower Tree 17 Samanea saman Trembesi 18 Tabebuia chrysantha Tabebuia Bunga Kuning 19 Terminalia cattapa Ketapang 20 Washingtonia robusta Palem Washington Sumber: Oemardi_zain,

48 Gambar 10. Konsep Vegetasi (Digambar oleh: Situmorang) 30

49 5.2.4 Preliminary Concept Oemardi_zain mempunyai tipe mendesain suatu proyek dengan cara penggunaan image reference dan akan dikembangkan dengan mengikuti bentukan, desain, pola, dan material yang terdapat dalam gambar. Image reference ini juga diambil dari library perusahaan Oemardi_zain ini sendiri. Tahap ini yang dinamakan tahap preliminary konsep. Preliminary konsep adalah tahap penjelasan konsep yang akan dikembangkan dalam perancangan sebuah proyek, termasuk L Avenue. Pada tahap ini konsultan memberikan ide dan gambaran sebuah desain dengan mencantumkan image reference pada area yang akan dikembangkan (Lampiran 2) Drop off Proyek ini memiliki tiga area drop off, yaitu public retail, public office, dan apartemen. Public retail terletak di depan tapak dan diarahkan langsung ke area retail melalui jalur selatan sehingga ketika user ingin ke retail tidak perlu melalui office atau apartemen Public office terletak di depan pintu utama office. Area ini terletak di bagian utara tapak dan berbentuk melingkar untuk memudahkan masuk atau keluarnya penumpang dari dalam kendaraan menuju lobby office. Drop off apartemen terletak di area belakang tapak. Lokasi tersebut terletak di bagian belakang tapak karena merupakan area pribadi (private area) sehingga tidak memungkinkan user office atau user retail untuk melewati area apartemen. Area drop off dapat dilihat pada Gambar Garden Strip Garden Strip adalah sebuah elemen estetika dalam suatu lanskap. Didesain dengan bentuk dan keinginan yang disesuaikan dengan konsep dan kebutuhan tapak suatu proyek. Desain garden strip juga dapat memperkaya kebutuhan area terbuka sebagai penambahan keindahan suatu area tertentu sehingga area tersebut dapat dinikmati ketika sedang dilewati user. Dengan garden strip ini, permainan pola dan material yang dipakai dalam penerapan desainnya sangat mempengaruhi keefektifan dan nilai estetika dalam area tersebut. 31

50 Pada proyek ini diketahui bahwa garis-garis yang membuat pola dalam garden strip adalah sebagai aksen estetik untuk area tersebut. Dengan adanya penambahan pohon palem dalam rangkaian desain garden strip tersebut menjadikan area ini sebagai grand view atau terkesan mewah karena ciri-ciri pohon palem yang mempunyai fisik tinggi, dengan batang yang rapi, bersih dan tertata dengan baik. Peletakan titik garden strip dapat dilihat pada Gambar Paving Pattern Paving Pattern dalam proyek ini mengikuti konsep awal yang berkecenderungan bersih, rapi, bertata dan modern. Dengan pemahaman tersebut muncul ide pola striping sebagai desain paving pattern pada green amenities area. Adapun material yang dipakai dalam proyek di area ini adalah batu alam. Batu alam dipakai karena selain bentuknya yang minimalis, bersih, pemeliharaannya mudah dan mempunyai kesan mewah. Batu alam juga mempunyai warna yang tidak beragam dan tidak banyak bentukan sehingga terlihat simpel namun tetap modern. Konsep area drop off, garden strip, dan paving pattern disajikan pada Gambar Water Feature Water Feature dalam proyek ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama terletak di area drop off office dan menjadi main decoration area office, bagian kedua terletak di area green amenities sebagai aksen penyelarasan tempat dengan adanya aksen air. Dengan desain lanskap yang telah dibuat, didapatkan gagasan bahwa agar dapat menyejukkan area dari bagian satu ke bagian lainnya, dibuatlah konsep water feature yang mengindikasikan bahwa seakan-akan mengalir dari satu tempat ke tempat lainnya. Konsep ini dimulai dari water feature office kemudian mengalir ke area green amenities dan berakhir pada kolam resapan yang terletak di belakang tapak. Konsep Water Feature dalam proyek ini dibuat dengan model dan pola bentuk seperti pada image reference yang telah ditentukan. Desainnya dengan permainan air mancur dan mengalir melalui badan water feature. Konsep water feature yang dirancang dengan pemahaman desain dituangkan pada Gambar

51 Gambar 11. Drop Off, Garden Strip, dan Paving Area (Digambar oleh: Situmorang) 33

52 Gambar 12. Konsep Water Feature L Avenue (Digambar oleh: Situmorang) 34

53 Planter Planter dalam proyek ini dibangun dibeberapa titik, tergantung keinginan dan kebutuhan area tapak tersebut. Planter mempunyai fungsi utama sebagai tempat untuk media tanam. Selain itu, planter juga mempunyai fungsi sebagai aksen area dan tempat duduk. Planter banyak ditemukan pada level podium, karena di level ini terdapat slept beton untuk kebutuhan area basement. Artinya level ini tidak mempunyai media tanam yang cukup untuk menanam tanaman sehingga dibuat planter dibeberapa titik untuk kebutuhan penghijauan area. Planter pada proyek ini mempunyai beberapa desain. Planter yang didesain hanya sebagai tempat media tanam dan planter yang didesain untuk media tanam beserta tempat duduk. Desain planter sebagai media tanam dan tempat duduk ini mengikuti pola image reference yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Begitu pula dengan besar dan ukurannya berbeda-beda. Contohnya pada zona green amenities terdapat tiga planter yang difungsikan untuk tempat media tanam juga sebagai tempat duduk dengan desain yang berbeda-beda. Titik peletakan planter ini dapat dilihat pada Gambar Mounding Mounding mempunyai fungsi yang hampir sama dengan planter, yaitu untuk menaikkan tanah sebagai media tanam, tetapi strategi ini lebih terkesan alami dibandingkan dengan planter. Mounding juga berfungsi sebagai suatu variasi dalam kontur, menciptakan aksen, dan sebagai alat untuk menciptakan ruang (enclosement) sehingga area yang ditimbulkan menjadi dinamis menambahkan estetika. Desain mounding ini mengikuti pola image reference yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Mengikuti pola desain tersebut, proyek ini memaksimalkan fungsi mounding untuk penambahan variasi kontur, estetika ruangan dan menutup area-area tertentu dalam sebuah aktivitas agar area tersebut menjadi lebih privat. Contohnya pada zona green amenities, mounding difungsikan sebagai enclosement area retail sehingga aktivitas retail tidak terganggu oleh kegiatan lainnya. Area mounding ini dapat dilihat pada Gambar

54 Swimming Pool Swimming pool dalam proyek ini terbagi dalam tiga area. Dua swimming pool terletak di dua tower apartemen yang berbeda, tower utara difungsikan untuk condotel dan disewakan, lebih bersifat publik. Dan di tower selatan difungsikan hanya untuk residential, bersifat privat sehingga hanya penghuni apartemen yang dapat memakai kolam renang tersebut. Area terakhir terletak di level ground, swimming pool ini difungsikan untuk umum dan dapat digunakan dengan memakai sistem member. Swimming pool ini mempunyai desain yang organik, tidak kaku karena terletak di bawah bangunan dan sebagai penyeimbang desain bangunan di area ini. Desain ini mengikuti pola image reference yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Mengikuti pola tersebut, swimming pool ini juga didesain dengan adanya penambahan area tanam untuk penanaman pohon (Plumeria rubra kamboja putih kuning) di tengah kolam untuk menambah aksen estetik pada area tersebut. Swimming pool di level ground ini dapat dilihat pada Gambar Alfresco Alfresco adalah area outdoor yang dimanfaatkan untuk aktivitas santai. Area ini biasanya terletak di teras sebuah bangunan dan dibuat untuk bersantai atau sekedar duduk-duduk untuk pengguna. Pada proyek L Avenue, alfresco didesain untuk penunjang aktivitas retail. Desain alfresco pada proyek ini mengikuti pola image reference yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Desain peletakan alfresco dapat dilihat pada Gambar Pedestrian Path Pedestrian path pada proyek ini terletak di belakang tapak, dan berfungsi sebagai sarana penghubung antara satu fasilitas ke fasilitas lainnya dalam tapak. Pedestrian path ini berfungsi sebagai jogging track bagi pengguna dan akses maintenance pekerja untuk pemeliharaan tapak L Avenue. Desain ini mengikuti pola image reference yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Mengikuti pola tersebut, desain bersifat organik sehingga terkesan alami ketika melewati jalur ini. Area pedestrian path disajikan pada Gambar

55 Gambar 13. Mounding, Pedestrian Path, Swimming Pool, Planter, dan Alfresco Area (Digambar oleh: Situmorang) 37

56 5.2.5 Design Development Tahap design development (DD) atau pengembangan desain dilakukan setelah adanya konfirmasi bahwa proposal dalam tahap konsep desain disetujui, dan sudah diterima oleh pihak klien. Tahapan ini dapat ditambahkan dengan masukan-masukan dari klien yang bersangkutan untuk memperkuat desain, dan akan menjadi pertimbangan desain untuk direvisi. Produk gambar dalam tahapan ini sudah menggunakan format gambar secara resmi, dengan menggunakan syarat dan ketentuan yang berlaku dalam perusahaan. Format kertas gambar yang digunakan A3 dengan nomor judul gambar yang berbeda di masing-masing gambar, sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan proyek. Masterplan konsep yang telah dibuat dalam tahap sebelumnya mulai diperbaiki dengan ukuran yang lebih detail dan diperinci. Dengan proses revisi yang dilakukan beberapa kali, dihasilkan penyesuaian terhadap material softscape maupun hardscape yang digunakan. Adapun material softscape berupa jenis-jenis vegetasi yang digunakan, ukuran, dan jumlah. Sedangkan material hardscape yang disajikan seperti jenis dan ukuran material, bentuk, dan letak fasilitas. Proses penggambaran pada tahap ini adalah tahap yang selalu berkomunikasi dengan pihak klien, maupun dengan konsultan lain mengenai grading, lighting, drainase, dan sebagainya. Melalui proses perbaikan dan adanya revisi serta masukan dari klien dapat menciptakan final product sesuai dengan keinginan. Berikut ini adalah bagan tahap design development sampai pada site plan. Disetujui klien Gambar kerja adalah hasil dari AutoCAD dengan format A3 Konsep DD SP Material Bentuk Grid Level Spesifikasi Penomoran untuk potongan Gambar 14. Tahap Design Development (Sumber: Oemardi_zain, 2012) 38

57 Tahapan ini sudah merupakan tahap teknis dalam proses desain. Sebagian besar hasilnya merupakan gambar CAD. Gambar yang dihasilkan pada proyek L Avenue ini terdiri dari gambar secara keseluruhan dan beberapa gambar parsial yang telah di perbesar. Gambar yang disajikan secara parsial terdiri dari area-area yang telah dibagi berdasarkan level Site Plan Tahap site plan (SP) adalah tahap rencana penggambaran denah seluruh area lanskap dalam perancangan yang akan dikerjakan. Sebuah dokumen yang menjelaskan bagaimana sebidang tanah yang akan diperbaiki. Ini mencakup dengan penguraian semua struktur dan perbaikan situs, seperti jalan masuk, tempat parkir, elemen taman, lanskap dan utilitas koneksi. Denah lanskap menggunakan format CAD yang berisi gambar tapak dengan desain keseluruhan area dan di perjelas dengan grid, leveling, serta penomoran angka untuk bagian yang sudah ditetapkan sehingga dapat memperjelas gambar kerja yang akan dikerjakan di tahap selanjutnya seperti potongan dan detail. Setelah format CAD dikerjakan, jika diperlukan (untuk kebutuhan presentasi dengan klien), dapat diperhalus dan dipertajam dengan penggunaan software Adobe Photoshop untuk menghasilkan gambar yang lebih baik. Gambar yang dihasilkan oleh software tersebut adalah gambar yang akan dipresentasikan untuk klien agar klien dapat memahami baik maksud dan tujuan desain. Dalam perancangan lanskap L Avenue, setelah konsep site plan awal di presentasikan, terjadi perubahan desain dengan adanya keinginan dan masukan dari klien. Beberapa perubahan tersebut direvisi dan dilakukan desain ulang terhadap area yang ditujukan. Dalam proyek ini terjadi dua kali revisi terhadap site plan. Revisi pertama terletak pada perubahan hardscape, dan revisi kedua terletak pada perubahan softscape. Revisi pertama adalah perubahan hardscape dan softscape dengan beberapa perubahan titik pohon. Pada area green amenities, ada penambahan unsur water feature, perubahan pola desain paving, dan penambahan lebih banyak area paving. Pada area ini juga terdapat penambahan alfresco untuk melengkapi 39

58 kebutuhan retail yang berada di sekitar office dan apartment. Perubahan juga terdapat pada desain mounding dengan penambahan di beberapa titik tapak. Perubahan juga terjadi dengan adanya pengurangan beberapa titik penanaman pohon. Pada area amenities, perubahan desain terjadi pada swimming pool yang letak dan desainnya berubah. Penambahan ruang aktivitas dengan adanya lapangan tenis dan pengurangan titik penanaman pohon di area swimming pool. Kolam resapan yang terletak di belakang tapak juga mengalami pembesaran desain. Penambahan desain alfresco juga terdapat di belakang apartemen. Perubahan desain dapat dilihat pada Gambar 15. Pelaksanaan revisi satu terhadap desain hardscape selesai, setelah itu dipresentasikan kepada klien. Klien menyetujui desain tersebut dan kemudian merevisi dengan memberikan beberapa masukan pada titik penanaman pohon. Adanya perubahan mengenai softscape dan kemudian masuk ke dalam revisi dua. Revisi ini berubah dengan adanya penambahan pohon peneduh utama di depan tapak dan beberapa perubahan titik tanam pada pohon peneduh yang mengelilingi tapak. Perubahan desain dapat dilihat pada Gambar 16. Pelaksanaan revisi dua terhadap softscape site plan selesai, kemudian dipresentasikan kepada klien. Klien menyetujui dan menerima site plan sehingga menghasilkan final site plan. Adapun final site plan disajikan pada Gambar 17. Setelah menghasilkan produk final site plan, diketahui bahwa dalam proses desain mencakup penetapan site plan dapat terjadi beberapa kali revisi. Hal ini disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda antara klien dengan konsultan. Sudut pandang tersebut dapat berupa perbedaan keinginan klien dengan desain yang diajukan oleh konsultan terkait, dalam hal ini adalah Oemardi_zain. Untuk menghasilkan data yang lebih baik, produk gambar site plan disajikan dengan penambahan potongan gambar di beberapa titik. Potongan gambar tersebut dapat dilihat pada Gambar Potongan pada site plan terdapat 4 gambar. Potongan A dan B memotong area drop off office, untuk potongan gambar C memotong retail pada area green amenities, dan potongan gambar D memotong area drop off apartemen. Keseluruhan gambar potongan memberikan informasi mengenai elevasi dan level tapak yang diperlukan sebagai referensi untuk konstruksi. 40

59 Gambar 15. Site Plan Revisi 1 L Avenue (Sumber: Oemardi_zain, 2012) 41

60 Gambar 16. Site Plan Revisi 2 L Avenue (Sumber: Oemardi_zain, 2012) 42

61 Gambar 17. Final Site Plan L Avenue (Sumber: Oemardi_zain, 2012) 43

62 Gambar 18. Potongan A A (Digambar oleh: Situmorang) 44

63 Gambar 19. Potongan B B (Digambar oleh: Situmorang) 45

64 Gambar 20. Potongan C C (Digambar oleh: Situmorang) 46

65 Gambar 21. Potongan D D (Digambar oleh: Situmorang) 47

66 5.2.6 Working Drawing Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam proses desain proyek L Avenue. Tahap ini menghasilkan gambar konstruksi (Construction Drawing) dan Dokumen Tender. Adapun hasil yang didapat dalam tahap ini adalah berupa gambar kerja yang detil dan data lengkap dalam bagian penunjang lainnya pada pelaksanaan pekerjaan di lapangan, baik yang berhubungan dengan softscape maupun hardscape yang telah disetujui dan siap untuk dilaksanakan. Produk dalam tahap ini adalah gambar teknis yang akan ditenderkan untuk kontraktor. Tahap ini memperkenalkan produk yang dihasilkan lebih rinci dan lebih detil untuk aspek yang akan diperlukan dalam detail konstruksi seperti spesifikasi detail, ukuran detail, dan potongan detail. Format gambar yang digunakan dalam tahap ini adalah sama dengan yang digunakan pada tahap pengembangan desain. Dalam proyek L Avenue ini gambar yang dihasilkan berupa gambar detail konstruksi yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan desain per level. Daftar gambar yang terdapat dalam tahap pengembangan desain dan gambar kerja dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Daftar Gambar Tahap Pengembangan Desain dan Gambar Kerja NO NO GAMBAR JUDUL GAMBAR SKALA UMUM 1. LA-000 DAFTAR GAMBAR NTS GROUND FLOOR DENAH 2. LA-GF-100 DENAH REFERENSI 1: LA-GF-101 DENAH LANSKAP 1: LA-GF-102 DENAH LEVEL, DIMENSI & MATERIAL 1; 200/NTS 5. LA-GF-103 DENAH DRAINASE & IRIGASI 1: LA-GF-104 DENAH PENANAMAN 1: 200/NTS POTONGAN 7 LA-GF-201 POTONGAN 1: 100 DETAIL 8 LA-GF-301 ROUNDABOUT 1: 20/50/100 9 LA-GF-302 FEATURE WALL 1: 25/40/50 10 LA-GF-303 LAPANGAN TENIS 1: 20/50/ LA-GF-304 KOLAM RENANG 1: 10/20/50/75/100 48

67 Tabel 5. Lanjutan NO NO GAMBAR JUDUL GAMBAR SKALA 12 LA-GF-305 PERGOLA 1: 10/20/30 13 LA-GF-306 POLA LANTAI POOL DECK & TANGGA 1: LA-GF-307 POLA JALAN & DROP OFF 1: 30/50/250/ LA-GF-308 TIPIKAL PLANTER 1: 10/20/60/100/ LA-GF-309 CURB 1: 10/20 17 LA-GF-310 RAMP 1: 40/50 18 LA-GF-311 RAILING KACA 1: 20/50 19 LA-GF-312 TIPIKAL PATHWAY 1: 20/40/125/ LA-GF-313 DINDING POOL DECK 1: LA-GF-314 BANGKU TAMAN 1: 10/ LA-GF-315 SHOWER AREA 1: 10/ LA-GF-316 PLAZA 1: 20/ LA-GF-317 REFLECTING POOL & STAGE 1: 20/150 PODIUM FLOOR DENAH 25 LA-PF-100 DENAH REFERENSI 1: LA-PF-101 DENAH LANSKAP 1: LA-PF-102 DENAH LEVEL, DIMENSI & MATERIAL 1: LA-PF-103 DENAH DRAINASE & IRIGASI 1: LA-PF-104 DENAH PENANAMAN 1: 200/NTS POTONGAN 30 LA-PF-201 POTONGAN 1: 50/75 DETAIL 31 LA-PF-301 WATER FEATURE OFFICE 1: 20/50 32 LA-PF-302 PLANTER TIPE 1 1: 20/ LA-PF-303 PLANTER TIPE 2 & 3 1: 10/ LA-PF-304 PLANTER TIPE 4 1: LA-PF-305 PLANTER TIPE 5 1: 20/40/ LA-PF-306 FEATURE WALL 1: 40/ LA-PF-307 WATER FEATURE PLAZA 1: 20/ LA-PF-308 SHELTER 1: 10/40 39 LA-PF-309 LOW WALL & STRIPE BANDING 1: 30/40/ LA-PF-310 MOUNDING 1: 20/40/60 41 LA-PF-311 PATHWAY 1: LA-PF-312 JEMBATAN 1: 15/30/40 43 LA-PF-313 TIMBER DECK 1: 30/60/ LA-PF-314 PLANTER TIPE 6 1: 20/ LA-PF-315 PLANTER TIPE 7 1: LA-PF-316 PLANTER TIPE 8 1: 20/50 47 LA-PF-317 POLA DROP OFF 1: 20/50/200 49

68 Tabel 5. Lanjutan NO NO GAMBAR JUDUL GAMBAR SKALA 48 LA-PF-318 PEDESTRIAN 1: 20/ LA-PF-319 OUTDOOR TERRACE-PLANTER TIPE 1 1: 25/80 50 LA-PF-320 OUTDOOR TERRACE-PLANTER TIPE 2 1: 25/80 51 LA-PF-321 OUTDOOR TERRACE-TIMBER DECK 1: 25/ LA-PF-322 OUTDOOR TERRACE-DINDING PAGAR 1: 25/30/80 53 LA-PF-323 DINDING PERIMETER PODIUM 1: 20/40/ LA-PF-324 TURF PAVE & BETON JEPIT 1: LA-PF-325 RAMP 1: 20/50 56 LA-PF-326 POLA LANTAI 1, 2 & 3 1: 20/40/50/100 LANTAI 7 DENAH 57 LA-L7-101 DENAH LANSKAP 1: LA-L7-102 DENAH LEVEL, DIMENSI, & MATERIAL 1: LA-L7-103 DENAH DRAINASE & IRIGASI 1: LA-L7-104 DENAH PENANAMAN 1: 100/NTS POTONGAN 61 LA-L7-201 POTONGAN 1: 50 DETAIL 62 LA-L7-301 CPG EQUIPMENT 1: 20/30 63 LA-L7-302 PERKERASAN & POLA LANTAI 1: 20/60 64 LA-L7-303 PLAYGROUND 1: 20/25/60 65 LA-L7-304 TIPIKAL PLANTER 1: 20/50 66 LA-L7-305 REFLECTIVE POOL 1: LA-L7-306 BANGKU TAMAN 1: LA-L7-307 TIPIKAL POT TANAMAN 1: 20/30 69 LA-L7-308 GRAVEL GARDEN 1: 25/50 LANTAI DENAH 70 LA-L DENAH LANSKAP 1: LA-L DENAH LEVEL, DIMENSI & MATERIAL 1: LA-L DENAH DRAINASE & IRIGASI 1: LA-L DENAH PENANAMAN 1: 100/NTS POTONGAN 74 LA-L POTONGAN 1: 50 DETAIL 75 LA-L REFLECTIVE POOL LT 17 1: 20/25/80 76 LA-L TIPIKAL PLANTER 1: 20/25/60 50

69 Tabel 5. Lanjutan NO NO GAMBAR JUDUL GAMBAR SKALA 77 LA-L SEATING 1: 25/NTS 78 LA-L POT TANAMAN 1: 10/15 79 LA-L SYNTHETIC TURP 1: 10/ LA-L REFLECTIVE POOL LT 18 1: 40/60 81 LA-L TIMBER DECK 1: 30/50 LANTAI 23 DENAH 82 LA-L DENAH LANSKAP 1: LA-L DENAH LEVEL, DIMENSI & MATERIAL 1: LA-L DENAH DRAINASE & IRIGASI 1: LA-L DENAH PENANAMAN 1: 100/NTS POTONGAN 86 LA-L POTONGAN 1: 50 DETAIL 87 LA-L TIMBER DECK 1: 25/80 88 LA-L TIPIKAL PLANTER 1: 20/25 89 LA-L KOLAM RENANG 1: 10/50/60 90 LA-L SEATING & LOUNGE 1: LA-L POT TANAMAN 1: LA-L SHADE SAIL 1: 20/80 LANTAI ATAP DENAH DENAH LANSKAP, LEVEL & 93 LA-ATAP-101 PENANAMAN 1: 100/NTS 94 LA-ATAP-102 DENAH DRAINASE & IRIGASI 1: 100 DETAIL 95 LA-ATAP-301 PLANTER 1: 20 Sumber: Oemardi_zain, Hardscape Pemilihan material untuk pengerjaan hardscape lanskap L Avenue, yaitu mengutamakan penggunaan material yang mempunyai kesan minimalis, modern, dan urban. Material dengan konsep tersebut yang biasanya dipakai oleh Oemardi_zain dalam perancangan sebuah proyek. Pada desain lanskap L Avenue, hardscape dibagi menjadi dua yaitu pavement dan facilities. Pavement yaitu 51

70 material yang digunakan untuk penutup lahan L Avenue dan facilities yaitu material yang digunakan untuk penunjang lanskap L Avenue. o Pavement 1. Ground Floor Pada level ground floor, material yang dipakai untuk jalan menggunakan kombinasi paving block 200x100x80 mm warna putih dan abu-abu, dengan paving block 200x100x80 mm warna hitam. Pada area drop off apartment material yang digunakan adalah batu andesit RTA 300x300x50 mm ex. mowilex/ propan (sicosol). Pada pedestrian track, material yang digunakan adalah koral sikat pancawarna diameter 3 5 mm, dan kombinasi batu sandstone acak putih dengan water repellent coating nat koral sikat pancawarna diameter 3 5 mm (Gambar 22 dan Lampiran 3). 2. Podium Floor Pada level podium floor, material yang dipakai untuk jalan masuk tapak adalah aspal. Area drop off retail menggunakan material kombinasi antara batu andesit 300x300x50 mm berwarna abu-abu dengan water repellent coating ex. mowilex/ propan (sicosol) dan batu andesit rata alam 200x200x50 mm berwarna abu-abu dengan water repellant coating ex. mowilex/ propan (sicosol). Pada area drop off office menggunakan granit coble stone 100x100x50 mm berwarna abu-abu dengan water repellent coating ex. mowilex/ propan. kombinasi paving block 200x100x80 mm warna putih dan abu-abu, dengan paving block 200x100x80 mm warna hitam. Pada area drop off apartment material yang digunakan adalah batu andesit RTA 300x300x50 mm ex. mowilex/ propan (sicosol). Pada timber deck menggunakan jenis kayu yang disesuaikan untuk area outdoor, yaitu kayu bangkirai. Jenis material pada pavement area dalam, dibagi menjadi lima tipe berdasarkan letaknya dan sebagian besar menggunakan material batu andesit. Untuk area retail belakang tapak menggunakan kombinasi homogenous tile 300x300x20 mm berwarna abu-abu ex. azul niro granite (Gambar 23 dan Lampiran 4). 52

71 Gambar 22. Pola Penyusunan Pavement Material Pada Ground Floor 53

72 Gambar 23. Pola Penyusunan Pavement Material Podium Floor (Digambar oleh: Situmorang) 54

73 o Facilites Material utama yang dipakai Oemardi_zain dalam perancangan L Avenue adalah batu alam andesit. Batu alam andesit adalah batu yang paling sering dipakai oleh perusahaan Oemardi_zain dalam mendesain tapak proyek. Batu alam andesit adalah jenis batu alam yang mempunyai tingkat kekerasan (density) cukup tinggi dan umumnya berwarna gelap/hitam (Anonim, 2012). Batu alam andesit dapat diaplikasikan pada dinding maupun lantai baik untuk interior maupun exterior. Batu andesit juga mempunyai ciri yang baik dalam peranannya dalam lanskap, antara lain adalah warnanya yang tidak mencolok, baik untuk pencahayaan, tidak cepat pudar dibandingkan dengan marmer karena batu andesit dapat menyerap sinar ultraviolet, bernilai estetika tinggi, dan alami. Material lainnya antara lain batu koral, paving block dsb. Material-material tersebut dikombinasikan dengan pola-pola yang disesuaikan bergantung dengan area dan luasannya. 1. Ground Floor Pada level ini terdapat beberapa facilites dalam tapak, yaitu roundabout, feature wall, lapangan tenis, kolam renang, pergola, pola lantai pool deck, tipikal planter, curb, ramp, dinding pool deck, shower area, plaza, stage & reflecting pool. Material plan pada level ground floor disajikan pada Lampiran Podium Floor Podium floor terbagi menjadi beberapa bagian dalam tapak, antara lain: water feature, planter, feature wall, shelter, low wall & stripe banding, monding, jembatan, timber deck, outdoor terrace, dinding perimeter, turf pave & beton jepit, dan ramp. Material plan pada level podium floor disajikan pada Lampiran 4. 55

74 Softscape Berdasarkan pemilihan tanaman pada lanskap L Avenue, terbagi dalam empat kriteria berdasarkan fungsi. Kriteria pertama dan kedua adalah sebagai pohon peneduh, kriteria ketiga sebagai aksen arsitektural, dan terakhir aksen berbunga. Pohon sebagai peneduh adalah pohon besar, dan pada proyek ini pohon besar terbagi dalam beberapa jenis tanaman (Gambar 24 & 25). Pohon sebagai aksen arsitektural merupakan pohon yang berfungsi sebagai estetik area. Suatu tanaman dapat dikatakan mempunyai aksen arsitektural apabila ditinjau dari bentuk fisik tanaman (batang, percabangan, tajuk), warna (daun, buah, batang, bunga), tekstur tanaman, skala tanaman, aroma yang ditimbulkan, dan komposisi tanaman yang berada di sekitarnya (Gambar 26). Pohon sebagai aksen berbunga adalah pohon yang menghasilkan bunga dalam produksinya (Gambar 27). Berikut ini adalah jenis pohon yang digunakan pada lanskap L Avenue. Tabel 6. Jenis Pohon yang Digunakan Pada L Avenue No Kd Nama Latin Nama Lokal Tinggi (m) Diameter Batang (cm) 1 AM Acacia mangium Akasia AS Alstonia scholaris Pulai BB Bauhinia blakeana Bunga kupu-kupu BM Bucida molineti Ketapang Mini Ketapang Mini Daun 5 BMT Bucida molineti tricolor Belang CC Canarium commune Kenari CI Cinnamomum iners Kayu Manis DR Delonix regia Flamboyan EA Elaeocarpus angustifolius Anyang-anyang EC Erythrina crista-galli Dadap Merah FR Ficus religiosa Pohon Bodhi LR Livistonia rotundifolia Palem Sadeng MK Manilkara kauki Sawo Kecik PR1 Plumeria rubra Kamboja Putih Kuning PR2 Plumeria rubra Kamboja Putih Kuning PM Pinus merkusii Pinus SP Schizolobium parahybum Tower Tree SS Samanea saman Trembesi TC Tabebuia chrysantha Tabebuia Bunga Kuning TCT Terminalia cattapa Ketapang WR Washingtonia robusta Palem Washington Sumber: Oemardi_zain,

75 Gambar 24. Titik Penanaman Pohon Peneduh Utama (Digambar oleh: Situmorang) 57

76 Gambar 25. Titik Penanaman Pohon Peneduh (Digambar oleh: Situmorang) 58

77 Gambar 26. Titik Penanaman Pohon Aksen Arsitektural (Digambar oleh: Situmorang) 59

78 Gambar 27. Titik Penanaman Pohon Aksen Berbunga (Digambar oleh: Situmorang) 60

79 Acacia mangium Alstonia scholaris Bauhinia blakeana Bucida molineti Canarium commune Cinnamomum iners Delonix regia Erythrina crista-galli Elaeocarpus angustifolius Ficus religiosa Livistonia rotundifolia Manilkara kauki Pinus merkusii Plumeria rubra Samanea saman Schizolobium parahybum Tabebuia chrysantha Terminalia cattapa Terminalia mantaly tricolor Washingtonia robusta Gambar 28. Daftar Gambar Pohon (Sumber: Oemardi_zain, 2012) 61

80 5.3 Manajemen Kerja Oemardi_zain untuk menjalankan perusahaannya tidak lepas dari pengawasan dalam manajemen kerja agar perusahaan berjalan dengan baik. Robbins dan Coulter (2003) menjelaskan bahwa manajemen merupakan proses koordinasi kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Manajemen kerja pada perusahaan Oemardi_zain dibagi menjadi lima klasifikasi yaitu: struktur organisasi, sistem kerja, proses desain, manajemen studio, dan manajemen proyek Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan bagian utama dalam sebuah organisasi. Adanya struktur organisasi dapat membantu pekerjaan sebuah tim kerja. Struktur organisasi berfungsi untuk membagi, mengelompokkan, mengkoordinasikan tugas pekerjaan dan lingkup didalam sebuah tim kerja. Struktur organisasi dalam perusahaan Oemardi_zain tergolong sederhana dan tidak memiliki banyak hirarki, hanya direktur, manajer administrasi, penanggung jawab kantor, designer & drafter. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh pendiri yang menjabat sebagai direktur utama perusahaan, dan dibantu oleh koleganya dalam menjalankan sebuah perusahaan ini. Direktur berhubungan langsung dengan manajer administrasi sehingga direktur tetap mengetahui alur keluar dan masuk keuangan dalam perusahaan. Direktur juga berhubungan langsung dengan penanggung jawab kantor sehingga direktur mengetahui kegiatan dalam perusahaan baik itu kegiatan pembagian kerja proyek maupun alur komunikasi dalam perusahaan. Designer & drafter dalam perusahaan mempunya tiga bagian yaitu, arsitek, arsitek lanskap, dan drafter. Meskipun bergerak dalam struktur kerja yang kecil, perusahaan dapat menjalankan kegiatan pekerjaannya dengan tetap menjaga konsistensi kinerja staf dalam keberlangsungan perusahaan khususnya perusahaan yang sedang berkembang. 62

81 Principal & Direktur Manajer Administrasi Penanggung Jawab Architect & Landscape Architect Drafter Gambar 29. Alur Komunikasi Oemardi_zain (Sumber: Oemardi_zain 2012) Gambar 29 menunjukkan alur komunikasi dalam perusahaan lanskap Oemardi_zain. Direktur berhubungan langsung dengan Manajer Administrasi untuk mengetahui alur keluar dan masuk keuangan perusahaan. Direktur juga berhubungan langsung dengan Penanggung Jawab untuk mengetahui kegiatan dan perkembangan tiap proyek yang dilaksanakan. Manajer Administrasi berhubungan langsung dengan Penanggung Jawab sehingga kedua bagian inti perusahaan mengetahui perkembangan dalam perusahaan mengenai keuangan dan proyek yang dilaksanakan. Penanggung Jawab berhubungan langsung dengan Arsitek & Arsitek Lanskap, dan Arsitek & Arsitek Lanskap berhubungan langsung dengan Drafter sehingga setiap bagian mengetahui perkembangan dalam proyek yang dilaksanakan. Struktur Organisasi yang sederhana menghasilkan suasana kerja dalam perusahaan lebih santai. Gambar 30 menunjukkan lay out studio Oemardi_zain yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan ruang berdasarkan tingkatan jabatan dalam perusahaan dan setiap staf mendapatkan fasilitas yang sama.studio Oemardi_zain terbagi menjadi dua ruang. Ruang pertama terdapat 12 meja kerja dan ruang lainnya terdapat 8 meja kerja. Adapun fasilitas penunjang studio antara lain, ruang rapat, gazebo, perpustakaan, dan ruang barang contoh material. 63

82 Keterangan : 1. BN = Budi Nugroho 2. DS = Didin Syihabudin 3. HN = Hardian Noviyanto 4. AN = Aditya Nugraha 5. BS = Beny Susanto 6. DS = Dwi Setyanti 7. LD = Listya D. Nastitie 8. BR = Bulan Ramafriani 9. AK = Acep Kiki Maenaki 10. MA = M. Arif Nurdin 11. PP = Pujianto Pratama 12. RD = Rifandi Darmawan JP = Julina Purwaningsih 15. NI = Novie Indie 16. LH = Lisa Hardini 17. CI = Citra Indaharti 18. CN = Chandra Nurnovita 19. IM = Irfan Muhammad 20. NS = Nanang Sudrajat Gambar 30. Lay Out Studio Oemardi_zain (Sumber: Oemardi_zain, 2012) 64

83 5.3.2 Sistem Kerja Sistem kerja perusahaan Oemardi_zain dilatarbelakangi oleh disiplin ilmu arsitektur lanskap, sehingga tidak sedikit staf yang mempunyai dasar arsitektur lanskap yang dapat ditemui dalam perusahaan. Perusahaan juga didukung oleh disiplin ilmu arsitektur dan konstruksi bangunan sehingga terdapat staf yang bergerak di bidang arsitektur. Dengan penggabungan disiplin ilmu ini, perusahaan dapat bekerja dengan baik karena kolaborasi ide dan ilmu dalam aspek-aspek yang diperlukan untuk membuat sebuah desain dalam sebuah proyek. Sehingga seluruh designer dalam perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam hal desain dan juga membuat gambar detil dengan menguasai software yang telah ditentukan perusahaan. Sistem kerja dalam penanganan proyek L Avenue berada dibawah arahan direktur. Direktur mengepalai semua proyek yang ada dalam perusahaan dan terlibat aktif dalam setiap pengambilan keputusan mengenai desain yang dibuat. Direktur juga yang akan menentukan siapa project manager dalam proyek-proyek yang akan dijalani dalam perusahaan. Setelah menentukan project manager, direktur menentukan tim kerja dengan memilih anggota untuk proyek tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi yang dimiliki masing-masing anggota. Setiap staf memiliki ahli khusus dalam menjalankan suatu pekerjaan, sehingga penentuan tim kerja dapat mempercepat proses penyelesaian pekerjaan proyek. Direktur Membuat konsep dan menerjemahkan keinginan klien dalam bentuk desain Project Manager Mendesain tapak sesuai konsep Arsitek Lanskap Arsitek Mendesain detail elemen lanskap softscape dan hardscape Drafter Mahasiswa Membantu pengerjaan detail elemen lanskap softscape dan hardscape Gambar 31. Sistem Kerja Perusahaan Oemardi_Zain (Sumber: Oemardi_zain, 2012) 65

84 Setiap staf selain drafter dapat menjadi project manager sebuah proyek, staf tersebut juga tidak menutup kemungkinan menjadi tim kerja dalam proyek lainnya. Artinya setiap staf tidak hanya terlibat dalam satu proyek saja. Jumlah anggota dalam sebuah tim kerja untuk menjalankan sebuah proyek tergantung dengan kebutuhan proyek tersebut dan diatur berdasarkan skala proyek. Tim kerja proyek tidak mewajibkan hanya mempekerjakan proyek tersebut, dengan adanya deadline yang ditentukan oleh klien untuk sebuah proyek. Tim kerja dengan deadline yang lebih panjang akan melakukan kerja sama dan saling membantu dengan tim kerja yang mempunyai deadline lebih pendek Proses Desain Simonds (1983) menguraikan proses perencanaan dan perancangan dalam arsitektur lanskap terdiri dari commission, research/inventory, analysis, synthesis, construction, dan operation. Sementara Booth (1983) menyatakan bahwa proses desain umumnya memiliki tahapan antara lain commission, research/analysis, design, construction drawing, implementation, post construction-evaluation, maintenance. Proses desain yang dilakukan di Oemardi_zain dilakukan sesuai kesepakatan kontrak kerja pada setiap proyek. Namun dalam menjalankan setiap proyek yang ada akan selalu terdapat perbedaan dalam kontrak kerja sehingga perusahaan akan menyesuaikan proses pekerjaan yang akan dilakukan. Pada Oemardi_zain, alur proses desain secara garis besar sama dengan alur proses desain menurut Simonds dan Booth. Beberapa hal yang membedakan lebih ke istilah penamaan serta adanya tahapan-tahaan yang dipisah. Pada proses desain menurut Simonds dan Oemardi_zain terdapat beberapa perbedaan. Pada Oemardi_zain, tahap analysis, synthesis dan concept tergabung menjadi satu bagian, sedangkan menurut Simonds, analysis berbeda dengan synthesis. Pada Gambar 32 akan disajikan perbandingan proses desain menurut Simonds dan Oemardi_zain. Perbandingan proses desain menurut Booth dan Oemardi_zain dapat dilihat pada Gambar 33. Terdapat beberapa perbedaan antara proses desain Booth dan Oemardi_zain. Pada Booth, tahap analysis termasuk dalam proses desain nomor 2, sedangkan Oemardi_zain analysis berada di nomor 3. 66

85 Commission 1 Contractual Stage Research/ Inventory 2 Inventory/ Data Collection Analysis 3 Analysis, Synthesis, & Design Concept Synthesis Preliminary Concept Construction 4 Design Development Working Drawing 5 End of Project Optional Operation 6 Implementation & Build Simonds Oemardi_zain Gambar 32. Perbandingan Proses Desain Menurut Simonds dan Oemardi_zain (Digambar oleh: Situmorang) 67

86 Project Acceptance 1 Contractual Stage Research/ Analysis 2 Inventory/ Data Collection 3 Analysis, Synthesis, & Design Concept Preliminary Concept Design Construction Drawing 4 Design Development Working Drawing 5 End of Project Implementation Optional Post-Construction Evaluation 6 Implementation & Build Maintenance Booth Oemardi_zain Gambar 33. Perbandingan Proses Desain Menurut Booth dan Oemardi_zain (Digambar oleh: Situmorang) 68

87 Perbandingan diatas menjelaskan bahwa proses desain menurut Oemardi_zain memiliki kemiripan dengan proses desain menurut Simonds. Pada Oemardi_zain dan Simonds memiliki tahap proses desain nomor 3 sedangkan Booth tidak. Perbedaan antara proses desain Oemardi_zain dengan kedua proses desain lainnya terletak pada preliminary concept. Oemardi_zain memiliki tahap ini, sedangkan proses lainnya tidak. Perbedaan proses desain juga terdapat pada nomor 6. Pada Oemardi_zain, implementation & build masuk ke dalam tahap optional, artinya tahap ini dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja (SPK) tiap proyek yang dikerjakan. Jika pada SPK terdapat kegiatan sampai pembangunan, maka proses desain Oemardi_zain akan dilakukan sampai implementation & build, dan begitu juga sebaliknya. Proses desain L Avenue oleh Oemardi_zain dapat dilihat pada Gambar Contractual Stage Tahap contractual stage memiliki kandungan makna sama dengan yang dikemukakan Simonds (commission) dan Booth (project acceptance). Pada Oemardi_zain, tahap ini adalah tahap paling awal yang berisi mengenai proses kesepakatan kerja proyek yang didapatkan dari klien (Lampiran 1). Melalui SPK yang dibuat oleh klien, secara resmi Oemardi_zain dapat memulai pelaksanaan proses desain lanskap L Avenue (Gambar 34). Selain itu, Oemardi_zain juga berhak melakukan konsultasi rutin kepada klien untuk mengetahui keinginan klien. Oemardi_zain juga mendapatkan data ataupun informasi yang dibutuhkan selama proses desain berlangsung. Tahap ini ditandai dengan pembayaran tahap satu sebesar 10% sebagai uang muka setelah penandatanganan kontrak Inventory dan Data Collection Inventory dan data collection merupakan tahap pengambilan data. Data tersebut berupa data sekunder proyek yang akan dikerjakan yang diberikan klien dan informasi tambahan yang belum didapat dari klien yang berguna pada pelaksanaan proses desain. Kemudian data desain bangunan dari arsitek, dan data primer yang artinya pihak konsultan Oemardi_zain langsung turun lapang untuk mengecek situasi dan konsidi tapak. Oemardi_zain dalam kegiatan turun lapang mengambil beberapa foto kondisi tapak pada beberapa titik lokasi. Menurut Booth 69

88 (1983), kamera merupakan alat yang berguna untuk prosedur ini karena foto dapat memeriksa hasil informasi saat di kantor dan dapat mengingat kembali kondisi tapak dari waktu ke waktu. Data yang diperoleh dari hasil inventarisasi ini akan digunakan untuk melakukan proses desain Analysis, Synthesis, dan Concept Design Reigh (1993) memaparkan bahwa pendekatan tradisional untuk desain arsitektur lanskap biasanya dimulai dengan riset yang menyelidiki tujuan akhir dari klien, parameter dari tapak, dan kebutuhan dari penggunaan potensial. Proses analisis yang dilakukan Oemardi_zain dilakukan dengan melihat hasil inventarisasi yang diperoleh, data dari klien, dan data dari arsitek. Tahapan analisis ini yaitu berusaha melihat potensi yang ada pada tapak berdasarkan karakteristiknya serta mengatasi dampak negatif atau kendala yang ada. Pada tahap ini, konsultan Oemardi_zain menyatukan tiga aspek (analysis, synthesis, dan concept design) dalam satu bagian dengan mengikuti filosofi perusahaan yaitu quick analysis. Quick analysis dalam filosofi perusahaan ini mempunyai arti bahwa perusahaan mencari data untuk menganalisis proyek yang dilaksanakan, kemudian menyintesis data tersebut lalu menemukan konsep desain dengan cepat. Direktur perusahaan menganalisis dengan skala besar berdasarkan kebutuhan proyek dan meneruskan konsep yang telah dituangkan oleh arsitek mengenai desain bangunan yang telah ditetapkan. Analysis dan synthesis utama yang diterapkan mengacu pada data faktor view tapak, drainase, kebisingan, dan sirkulasi. Tapak proyek L Avenue dikelilingi oleh sebagian besar bangunan lain dan area penduduk sehingga dilakukan penanganan berupa tanaman yang dapat menjadi screen di area bad view. Drainase yang diterapkan pada proyek ini adalah pembanngunan resapan air yang di proyeksikan di belakang tapak. Hal ini diperoleh berdasarkan tapak yang membutuhkan area pembuangan untuk menanggulangi adanya kelebihan air di tapak. Faktor kebisingan terletak pada area depan tapak yang merupakan jalur utama kendaraan sehingga desain bangunan juga terletak agak menjauh dari kendala dan adanya peletakan tanaman untuk mengurangi tingkat kebisingan yang didapat dari kendaraan. Faktor 70

89 sirkulasi menjadi bagian penting lainnya dalam tahap ini untuk bahan acu dalam pelaksanaan desain tahap selanjutnya. Dengan aspek tersebut didapat sebuah konsep untuk perancangan lanskap L Avenue. Dalam pelaksanaannya mengenai konsep proyek, desain pertama dan utama yang dibuat adalah konsep ruang dan konsep sirkulasi. Semua konsep yang diterapkan dalam perancangan lanskap L Avenue adalah hasil dari pertimbangan konsep ruang dan sirkulasi. Tahap ini didasari oleh Booth (1983) bahwa tema merupakan kerangka kerja dari desain. Setelah mendapatkan konsep dalam proyek L Avenue, masuklah dalam meeting 2 dimana klien mempertemukan dengan semua kolega yang terdapat dalam proyek seperti, Owner/klien, Quantity Surveyor, Architecture Consultant, Structure Consultant, Mechanical and Electrical Consultant, Architectural Lighting Consultant, dan Landscape Consultant. Tugas Oemardi_zain adalah mempresentasikan hasil konsep dengan penambahan gambar-gambar referensi yang didesain dalam proyek. Adapun content dalam presentasi berupa Landscape Concept, Siteplan Zoning, Illustrative Landscape Plan, Illustrative Landscape Section, Landscape Perspective, Material Strategy, Landscape Ambience, Planting Pallete Preliminary Concept Setelah menyelesaikan tahap konsep, proses desain masuk dalam tahap 4 yaitu preliminary concept. Tahap ini menjelaskan desain yang akan dilakukan dengan merujuk pada image reference. Image reference didapat dari library Oemardi_zain dan referensi pada desain-desain proyek yang sudah dilakukan oleh Oemardi_zain. Image reference dalam tahap ini berfungsi sebagai gambaran umum desain mengikuti bentuk, pola, material, tekstur, dan warna. Tahap ini dilakukan pada area-area tertentu tapak seperti garden strip, paving pattern, timber deck, water feature, planter, mounding & seating, drop off area, swimming pool, alfresco, dan pedestrian track. Setelah mendapatkan gambar yang sesuai dengan tema proyek dan akan dikembangkan pada pelaksanaan desain, tahap ini dipresentasikan melalui meeting 3 dan klien memberi masukan terhadap desain yang akan dikerjakan. 71

90 Design Development Sebelum melakukan tahap design development, Oemardi_zain harus memastikan bahwa design concept dan preliminary concept yang diajukan sudah disetujui oleh klien. Tahap ini ditandai dengan adanya pembayaran tahap dua sebesar 20% oleh klien setelah menyetujui tahap tersebut. Untuk itu, Oemardi_zain segera melakukan proses design development. Booth (1983) mengatakan bahwa proses pemahaman terhadap perbedaan tipe dan karakteristik masing-masing material serta pengaturan dengan elemen desain lainnya sangat penting dilakukan agar desain dapat berguna secara fungsional dan estetik. Oleh sebab itu, Oemardi_zain berusaha mempelajari kecocokan antara material softscape maupun material hardscape yang akan digunakan pada proyek L Avenue. Booth (1983) juga memaparkan bahwa material softscape adalah elemen fisik yang sangat penting dalam perencanaan dan manajemen lingkungan di luar ruangan. Bentukan site plan mulai diperinci berdasarkan tanaman yang cocok. Sedangkan pada hardscape, bentukan site plan didesain berdasarkan kebutuhan tapak dan memperlihatkan titik lokasi yang cocok untuk diletakkan pada tapak tersebut. Pada tahap ini Oemardi_zain memberikan gambar kerja tidak detail, antara lain: material, spesifikasi, ukuran, dan bentuk. Tahap ini dilakukan dengan berhubungan langsung dengan klien melalui masukan ataupun persetujuan dari klien melalui meeting 4. Hasil produk pada tahapan ini dibuat dengan menggunakan software AutoCAD sedangkan produk gambar yang akan masuk ke dalam meeting akan dibuat secara grafis agar terlihat lebih menarik dan lebih mudah proses penjelasan. Hal ini berguna untuk mendapatkan pemahaman dari klien akan bentukan desain yang akan dipakai Working Drawing Booth (1983) memaparkan bahwa setelah melengkapi fase perancangan, desainer mempersiapkan gambar konstruksi. Tahapan kerja ini pada Oemardi_zain dinamakan working drawing. Tahap ini dimulai sejak tahapan design development disetujui oleh klien dengan adanya pembayaran ketiga oleh klien sebesar 30% dari total proyek. 72

91 Tahap ini hampir sama dengan tahapan design development, tetapi pada tahap ini gambar yang dihasilkan detail, baik itu softscape ataupun hardscape. Tahap ini dilakukan untuk melihat material yang lebih lengkap mulai dari ukuran jelas, material yang dipakai, tampak, detail-detail, potongan, juga denah dalam proyek, serta Rencana Anggaran Biaya (RAB) pelaksanaan proyek tersebut. Setelah melewati revisi terakhir melalui meeting 5 yang telah disetujui oleh klien, penyelesaian tahap akhir dalam sebuah proyek dilaksanakan dengan perbaikan gambar kerja dan kemudian dipresentasikan dalam hasil akhir proyek. Tahap ini selesai setelah produk working drawing disetujui klien dan adanya pembayaran keempat sebesar 35%, kemudian pembayaran 5% terakhir akan dilakukan pada saat pekerjaan konstruksi lanskap selesai. Pada setiap proyek yang dilakukan oleh Oemardi_zain, tahap pembuatan 3D tergantung dengan kontrak perjanjian dalam proyek dengan klien. Tahap pembuatan 3D sering kali ditemukan pada proyek Oemardi_zain mengenai perumahan, office, park dsb. Tahap ini dilakukan agar menjadi pertimbangan klien untuk marketing proyek. Dalam Oemardi_zain juga tidak mengharuskan adanya build & implementation didalam prosesnya, tergantung dengan keinginan klien dalam menyelesaikan proyeknya. Jika klien meminta dalam proyek untuk mengikutsertakan tahap implementation & build, maka pihak perusahaan Oemardi_zain mengirimkan salah satu karyawan untuk mengikuti dan memantau proses pelaksanaan proyek itu. Setiap satu minggu, klien meminta perkembangan proses desain yang dilaksanakan Oemardi_zain baik melalui meeting atapun . Kegiatan ini menghasilkan revisi dari klien mengenai perkembangan desain proyek. Pada proses desain L Avenue, terdapat beberapa meeting dalam pelaksanaannya. Meeting point setiap tahap menghasilkan revisi akhir yang akan dilanjutkan ke tahap berikutnya. Pada proyek ini, alur komunikasi setiap konsultan yang ikut serta dalam proyek selaras dengan klien. Setiap diadakan meeting, semua konsultan turut berperan dalam setiap tahap proyek. Pada Oemardi_zain, direktur dan project manager berkomunikasi langsung dengan klien selama pelaksanaan proyek. Bagan alur komunikasi pada proyek L Avenue dapat dilihat pada Gambar

92 Contractual Stage Inventory/ Data Collection Analysis, Sinthesis, & Design Concept Meeting 1 Meeting 2 Penerimaan SPK yang melingkupi area perencanaan dan lingkup pekerjaan lanskap L Avenue Presentasi konsep desain dan revisi dari klien Preliminary Concept Design Development Working Drawing Meeting 3 Meeting 4 Presentasi preliminary concept dan revisi dari klien berupa masukan mengenai perubahan bentuk, pola, dan material dalam desain Presentasi pengembangan desain dan revisi dari klien berupa perubahan gambar kerja mengenai bentuk, pola dan material desain Final Design Meeting 5 Presentasi detail gambar kerja (denah, detail hardscape & softscape, potongan, ukuran, material dsb) dan revisi dari klien berupa perubahan ukuran, dan jenis material yang akan dilaksanakan Gambar 34. Proses Desain L Avenue (Sumber: Oemardi_zain, 2012) 74

93 Klien Quantity Surveyor Arcshitecture Consultant Proyek Direktur Project Manager Interior Consultant Structure Consultant ME Consultant Architecture Lighting Tim Proyek Gambar 35. Alur Komunikasi Proyek L Avenue (Sumber: Oemardi_zain, 2012) Proses desain Oemardi_zain jika dibandingkan dengan Simonds dan Booth tidak jauh berbeda, semua kegiatan dilakukan secara bertahap sesuai dengan aspek yang dibandingkan. Perbedaan antara ketiga proses desain hanya terdapat pada pengklasifikasian tahapan kerja dan penamaan dalam setiap tahapan. Oleh sebab itu proses desain Oemardi_zain dapat dikatakan baik dan berjalan dengan benar sesuai dengan ketentuan menurut Simonds dan Booth Manajemen Studio Manajemen Studio di perusahaan Oemardi_zain meliputi pengolahan dan pengelolaan data setiap proyek berupa pengaturan pengarsipan, dan pengaturan format gambar kerja. Format gambar tersebut adalah layout gambar hasil komputerisasi terutama pada aplikasi program AutoCAD (Gambar 36). Pada format tersebut terdapat data yang digunakan untuk penjelasan gambar kerja, data tersebut dikelompokkan kedalam beberapa bagian, antara lain: 1. Client Data ini menginformasikan pemilik atau badan perusahaan pemberi tugas dari proyek yang dikerjakan. 75

94 2. Landscape Architects Data ini menginformasikan penanggung jawab konsultan lanskap yang mengerjakan tugas, berupa contact person konsultan. 3. Date, Drawn, Designed, dan Checked Data ini menginformasikan tanggal penyelesaian gambar, nama pembuat gambar, desainer dan pemeriksa hasil gambar. Informasi tersebut berupa inisial nama dengan dua huruf alfabet. 4. Drawing Title dan Project Name Data ini menginformasikan judul proyek yang dikerjakan dan judul gambar yang dikerjakan dalam gambar tersebut. 5. Plot Scale, Discipline, Drawing Number, Page Number dan Revision Data ini menginformasikan pengerjaan gambar dalam skala, disiplin ilmu yang diterapkan dalam pengerjaan proyek, nomor dalam gambar, halaman gambar dan jumlah revisi yang telah dikerjakan dalam gambar. 76

95 Gambar 36. Contoh Lay Out Gambar Kerja Pada Proyek L Avenue (Sumber: Oemardi_zain 2012) 77

96 Adapun pengaturan pengarsipan berupa sistem penyimpanan data hasil kerja berupa gambar dalam bentuk softcopy dan hardcopy. Data softcopy dapat diakses oleh semua staf perusahaan melalui jaringan server internet internal dalam perusahaan. Data perusahaan dikelompokkan sesuai tanggal pengerjaan. Sistem kelengkapan gambar kerja secara umum dalam perusahaan memuat informasi mengenai klien, konsultan, judul dan tanggal pembuatan gambar, desainer, skala, dan nomor gambar. Dengan adanya pengelompokan dalam sebuah file dalam gambar kerja, hasil dan dokumen kerja perusahaan dapat terkoordinir dengan baik. Data softcopy dalam proyek terbagi dalam beberapa bagian antara lain: 1. 3D, merupakan data kerja yang dihasilkan melalui software AutoCAD (.dwg) dan Sketch Up (.skp), Yang kemudian diperhalus dengan sentuhan software Adobe Photoshop. biasanya bagian ini dilakukan untuk presentasi dan penggunaan untuk marketing proyek sehingga tidak semua proyek menggunakan 3D, hal ini disesuaikan dengan permintaan owner. 2. Data, merupakan data yang diperoleh dari owner. Sebagian besar isi folder ini berupa - dari pihak owner, termasuk di dalamnya kiriman file-file gambar yang diperlukan bagi pihak Oemardi_zain. 3. Dokumentasi, berisi surat-surat yang berkaitan dengan proyek tersebut, misalnya RAB, BOQ, cost plan, proposal, surat kontrak, dan tahap pembayaran. 4. Drawing, merupakan folder yang berisi gambar-gambar dengan format dwg (AutoCAD). Pada folder ini terdapat beberapa folder yang diberi nama sesuai dengan tanggal pembuatan gambar, sehingga perkembangan dari revisi ke revisi dapat termonitoring. 5. Image, folder ini berisi gambar-gambar hasil pewarnaan dengan hasil dari penggunaan software Adobe Photoshop. Gambar-gambar yang ada terdiri dari siteplan, potongan, perspektif, dll. 6. Image Precedent, pada folder ini terdapat foto-foto elemen lanskap yang dijadikan referensi dalam pembuatan site plan. Foto-foto yang terdapat pada folder ini meliputi elemen softscape dan hardscape. 78

97 7. Reference, merupakan folder berisi gambar-gambar referensi berformat dwg meliputi desain hardscape dalam sebuah proyek. 8. Report, adalah folder yang berisi powerpoint yang akan dipresentasikan pada owner Manajemen Proyek Manajemen proyek terdiri atas tahap-tahap dalam pekerjaan suatu proyek dimulai dari tahap inventarisasi dan analisis, pembuatan konsep sampai dengan pembuatan gambar kerja dan tahap pelaksanaan desain. Setiap proyek dalam perusahaan Oemardi_zain berjalan dengan baik apabila tahap tersebut tertuang dalam manajemen proyek perusahaan tersebut. Sesuai dengan proyek yang dilakukan Oemardi_zain pada perancangan lanskap L Avenue yang memiliki pokok inti sebagai area mixed use kawasan Pancoran, artinya pengembangan satu kawasan dengan berbagai fungsi yang dikombinasikan melalui zoning office, residential, dan retail. Proyek ini adalah salah satu penanggulangan tingkat kesesakan penduduk Jakarta yang semakin padat sehingga dibuat satu kawasan yang dapat memfasilitasi keinginan pengguna untuk menghindari pemakaian ruang-ruang yang banyak dan pada akhirnya kawasan tersebut lebih terkontrol. Quality Delivery Cost Gambar 37. Bagan Parameter Manajemen Proyek Oemardi_zain (Digambar oleh: Situmorang) 79

98 Oemardi_zain mempunyai parameter manajemen dalam menjalankan sebuah proyek. Parameter tersebut dibagi menjadi tiga kriteria berdasarkan kebutuhan perusahaan (Gambar 37). Tanda panah pada gambar menunjukkan bahwa setiap parameter manajemen proyek Oemardi_zain saling berkesinambungan. Parameter tersebut antara lain: 1. Mutu (quality). Didalam proyek L Avenue, produk gambar merupakan hasil akhir dalam penyelesaian desain suatu proyek. Untuk menjaga kualitas produk, gambar yang dihasilkan pada proses desain L Avenue mengacu pada sistem kelengkapan gambar kerja Oemardi_zain (layout). Layout gambar kerja ini mempermudah penyampaian informasi gambar kepada pembaca, dalam hal ini adalah klien. 2. Anggaran biaya (cost). Proyek yang dikerjakan harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi batas anggaran yang ditentukan. Biaya dalam setiap proyek berbeda tergantung kontrak kerja dan perihal yang dilaksanakan (Tabel 7). Pada manajemen proyek Oemardi_zain, sistem pembayaran dan jadwal waktu pembayaran dilakukan sesuai kontrak yang tertulis didalam sebuah proyek, dan biasanya sistem pembayaran setiap proyek yang ada dilakukan dengan beberapa tahap. Proyek L Avenue sesuai dengan SPK Pasal V mempunyai nilai kontrak sebesar Rp ,-. Adapun cara pembayaran disepakati melalui SPK Tahap VI dengan lima tahap. Masing-masing tahap dibayar berdasarkan proses desain sesuai bobot pelaksanaan melalui presentase dari biaya total. Tahap awal dilakukan proses pembayaran sebesar 10% sebagai uang muka dibayarkan setelah penandatanganan kontrak. Kemudian proses pembayaran kedua sebesar 20% dibayarkan setelah tahap conceptual design telah selesai, disetujui dan diserahkan kepada klien. Pembayaran ketiga dilakukan sebesar 30% setelah tahap design development selesai, disetujui dan diserahkan kepada klien. Proses pembayaran keempat sebesar 35% dibayarkan setelah tahap gambar kerja dan dokumen tender selesai, disetujui dan diserahkan kepada klien. Sisa pembayaran terakhir sebesar 5% dibayarkan setelah tahap pengawasan pekerjaan konstruksi lanskap selesai dan dikuatkan dengan 80

99 Berita Acara Serah Terima dari kontraktor. Biaya jasa desain dipengaruhi oleh luas tapak yang dikerjakan, keinginan klien, lingkup & produk kerja yang dihasilkan, dan waktu pengerjaan. Umumnya, perbandingan setiap perihal yang mempengaruhi level proyek berbanding lurus dengan biaya yang dikeluarkan untuk proyek tersebut. Tabel 7. Perbandingan Biaya Jasa Perihal Level Biaya Luas Tapak Keinginan Klien Produk Kerja Waktu 3. Jadwal (delivery). Setiap proyek pekerjaan yang terdapat dalam perusahaan Oemardi_zain berpatokan dengan waktu pengerjaan proyek. Setiap penyelesaian pekerjaan didukung dengan upaya pengerjaan secara teamwork. Proyek L Avenue dikerjakan sesuai dengan waktu yang ditetapkan adalah selama enam belas minggu kalender terhitung dari tanggal 12 Desember 2011 atau sekitar empat bulan pelaksanaan (Lampiran 1, SPK Pasal IV). Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk dan deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Melalui kegiatan proyek ini, produk dan deliverable yang dihasilkan berupa tahapan-tahapan dalam melaksanakan sebuah proyek seperti yang dilakukan oleh Oemardi_zain. Menurut Cleland dan Ireland (2002), manajemen proyek merupakan hal terpenting dalam sebuah pelaksanaan pembangunan. Manajemen proyek yang terstruktur baik menentukan hasil dari setiap program kerja proyek itu sendiri. Manajemen proyek memiliki dua komponen utama, yaitu strategi dan implementasi. Strategi adalah rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, sedangkan implementasi merupakan penerapan yang 81

100 berarti pelaksanaan sebuah kegiatan. Manajemen ini didukung oleh perencanaan proyek yang mendeterminasikan secara rasional dan berkelanjutan. Cleland dan Ireland (2002) juga menambahkan bahwa perencanaan proyek merupakan penentuan rasional untuk memulai, mempertahankan dan menghentikan proyek. Konsep dasar perencanaan dan rencana pemantauan pengembangan proyek dianalisis sesuai dengan kebutuhan dan penggunaan utilitas yang tersedia. Pada Oemardi_zain, strategi komponen utama ini dituangkan pada pembentukan tiga parameter tersebut kemudian diimplementasikan pada pelaksanaan proyek melalui setiap tahapan sehingga proyek yang masuk dalam perusahaan tertata dengan baik. Tiga parameter ini mewakili setiap proyek yang dijalankan. Pada parameter mutu ditekankan pada format gambar yang ditampilkan kepada klien. Semakin detail gambar dan keterangan gambar yang dihasilkan akan semakin mudah dalam pembacaan sebuah gambar kerja oleh klien (Gambar 36). Parameter anggaran biaya pada perusahaan Oemardi_zain ditekankan pada pembayaran kontrak kerja proyek. Pada proyek L Avenue terdapat beberapa kali pembayaran dalam pelaksanaannya, hal ini meminimalisir kerugian terhadap perusahaan Oemardi_zain apabila kontrak kerja sewaktu-waktu diputus sepihak oleh klien. Kerugian itu dapat terjadi jika pembayaran kontrak kerja tidak dilakukan dengan sesi tahap pembayaran, kemudian perusahaan telah melaksanakan desain dan klien memutus kontrak secara sepihak maka perusahaan tersebut mengalami kerugian karena belum adanya pembayaran dalam proyek. Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa biaya jasa yang dilakukan oleh perusahaan Oemardi_zain bergantung dengan empat hal yaitu luas tapak, keinginan klien, produk kerja, dan waktu. Semakin besar luas tapak yang masuk ke dalam proyek maka semakin tinggi kontrak kerja yang dihasilkan. Kebutuhan klien yang semakin rumit dalam mendesain sebuah proyek maka semakin tinggi pula kontrak kerja yang dihasilkan. Semakin banyak produk kerja yang dihasilkan misalnya dalam satu tapak terdapat banyak desain, maka semakin tinggi juga kontrak kerja yang dihasilkan. Semakin lama waktu pengerjaan yang dilakukan dalam pengerjaan sebuah proyek maka semakin tinggi juga kontrak kerja yang dihasilkan. 82

101 Parameter terakhir adalah jadwal. Jadwal berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Semakin panjang jadwal pelaksanaan sebuah proyek maka semakin tinggi biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya. Oemardi_zain dalam melaksanakan sebuah proyek tertata dengan jelas sesuai dengan kesepakatan kontrak kerja. Jika ada perubahan dalam waktu pelaksanaan maka akan ada perubahan biaya dalam proyek tersebut. Manajemen proyek ini telah diterapkan oleh Oemardi_zain dengan terstruktur, terbukti selama mahasiswa mengikuti magang (4 bulan) dalam perusahaan ini terdapat 38 proyek yang ditangani oleh perusahaan. Setiap proyek mempunyai waktu dan pelaksanaan yang berbeda. Dengan waktu dan pelaksanaan yang berbeda tersebut diikuti oleh tingkat keinginan dan kebutuhan klien yang tinggi mampu diatasi Oemardi_zain dengan menyelesaikan proyek yang telah ditentukan. 5.4 Faktor Pendukung dan Penghambat Banyak yang terjadi dalam pekerjaan proyek dalam sebuah perusahaan konsultan. Memaksimalkan pekerjaan dan penyelesaian tepat waktu merupakan target yang diinginkan setiap perusahaan konsultan. Begitupun selama kegiatan magang di perusahaan konsultan lanskap Oemardi_zain, berbagai aspek telah didapat antara lain dimulai dengan pengetahuan dalam berkarya di dalam sebuah kehidupan nyata, dan pembelajaran ilmu lanjutan yang akan dipakai dalam pekerjaan. Berikut ini ada berbagai faktor yang mendukung dan menghambat sebuah pekerjaan dalam perusahaan konsultan Oemardi_zain Faktor Pendukung Ada beberapa faktor pendukung dalam kegiatan magang di Oemardi_zain dalam menjalankan proyek melalui tahap-tahap proses desainnya, antara lain: 1. Struktur kerja, pembagian kerja yang baik antara setiap staf dan karyawan yang ada dalam perusahaan. Dalam lingkup umumnya, Oemardi_zain membagi dalam beberapa tingkat dalam pengerjaan, yaitu project manager, arsitek senior, arsitek junior, dan drafter. Setiap tingkat mempunyai bobot pekerjaan yang berbeda, dengan bobot yang paling tinggi adalah project manager sampai diakhiri dengan drafter. 83

102 2. Tahapan kerja yang tertata dengan baik dalam setiap pekerjaan proyek dimulai dengan tahap penerimaan proyek, riset dan analisis, konsep desain, pengembangan desain, dan terakhir oleh tahap pembuatan gambar kerja. Tahap ini sudah dimengerti dengan baik oleh setiap staf dan karyawan, sehingga tidak membingungkan dalam proses pekerjaannya. 3. Fasilitas kerja dalam perusahaan konsultan Oemardi_zain sangat membantu dalam pekerjaan proyek-proyek kantor. Software maupun hardware yang dimiliki oleh perusahaan difungsikan dengan tepat sasaran dan sesuai dengan kegunaannya. Peninjauan fasilitas kerja yang tidak layak pakai dilakukan secara berkala dalam upaya peningkatan kualitas kerja yang lebih produktif Faktor Penghambat Hambatan umum yang terjadi dalam kegiatan di perusahaan konsultan lanskap Oemardi_zain adalah masa waktu pekerjaan suatu proyek. Tidak jarang dijumpai bahwa waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaan proyek sesuai dengan kontrak kerja sewaktu-waktu diundur dengan keinginan klien. Oleh sebab itu, dengan adanya keputusan tersebut akan mengganggu pengerjaan proyek lainnya yang ada di perusahaan Oemardi_zain. 84

103 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Proses desain pada perusahaan konsultan lanskap Oemardi_zain mempunyai beberapa tahap, yaitu tahap penerimaan proyek, riset dan analisis, konsep desain, preliminary concept, pengembangan desain, dan gambar kerja. Enam tahapan tersebut merupakan tahapan yang paling penting dan saling bersangkutan satu dengan yang lainnya pada setiap pekerjaan yang dilakukan Oemardi_zain. Proyek lanskap L Avenue secara garis besar dapat dikatakan berurutan dalam mengikuti konsep proses desain oleh Booth dan Simonds, namun Oemardi_zain mempunyai aturan dan penggolongan tahapan tersendiri dalam pengerjaan proyeknya. Setiap proyek memiliki syarat dan ketentuan dalam pengerjaannya. Hal ini tergantung pada kesepakatan (Surat Perintah Kerja) yang dibuat antara klien dan Oemardi_zain. Terdapat banyak keuntungan dan manfaat dalam mengikuti proses magang ini. Pengalaman, ilmu, bekerja sama dengan tim, meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidang perancangan lanskap, dan penempatan posisi dalam bekerja menjadi hal yang signifikan dalam bekerja pada sebuah konsultan lanskap. 6.2 Saran Sistem kerja di konsultan lanskap Oemardi_zain secara teamwork berjalan efektif karena memudahkan proses pelaksanaan dalam proyek. Struktur, tahapan, dan fasilitas kerja pada Oemardi_zain juga terorganisir dengan baik sehingga menguntungkan aktivitas kerja dalam perusahaan. Waktu yang terbatas (4 bulan) untuk mahasiswa magang diharapkan mampu bergerak aktif dalam setiap aktivitas kerja secara teamwork. Hal ini menguntungkan bagi mahasiswa magang untuk meningkatkan level profesionalitas di tingkat kerja. Mahasiswa magang juga diharapkan mampu memberikan ide-ide terkait dengan topik proyek yang dibutuhkan sehingga mahasiswa tidak hanya terfokus menjadi drafter tapi juga bisa menjadi konseptor dan bahkan pemimpin dalam proyek di kemudian hari. 85

104 DAFTAR PUSTAKA Anonim Definisi Arsitektur Menurut Para Ahli. Ahli. [16 Januari 2012] Pengertian Habitat. [16 Januari 2012] Aricoutama. Batu Andesit. [tanggal 22 Oktober 2012] Booth NK Basic Elements of Landscape Architectural Design. USA: Waveland Press. Branch MC Perencanaan Kota Komperehensif: Pengantar dan Penjelasan (Terjemahan). Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Cleland DI. Ireland LR Project Management: Strategic Design and Implementation. New York: McGraw Hill Dipohusodo I Manajemen Proyek dan Konstruksi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 209 hal. Echols J, Shadily H Kamus Inggirs-Indonesia. Jakarta. Gramedia. Eckbo G Urban Landscape Design. New York: McGraw-Hill Book Co. Inc.. 248p. Gold SM Recreation Planning and Design. New York: McGraw-Hill Book Company. Hakim R, Utomo H Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap. Jakarta: Bumi Aksara. Ingels JE Landscaping. Delmar Learning. United State of America. Laurie M Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan (Terjemahan). Intermedia: Bandung. Laurie M Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan. Bandung: Intermatra 86

105 Loidl H, Bernard S Opening Spaces (Design as Landscape Architecture). Birkhauser. Berlin Reigh GW From Concept to Form in LandscapeDesign. New York: Van Nostrand Reinhold. Robbins SP, Coulter M Manajemen Jilid 1 (Terjemahan) Edisi ke-7. Jakarta: PT Intan Sejati Klaten. Simonds JO Landscape Architecture: A Manual of Site Planning and Design. New York. McGraw-Hill Book Co. Soeharto I Manajemen Proyek. Dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta: Erlangga. Sudrajat N Perencanaan Lanskap Jalan Tol Kanci-Pejagan Pada Oemardi_zain Landscape Consultant Bogor [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, Departemen Arsitektur Lanskap. Mellandina VM Proses Desain Taman Lingkungan Di Perumahan Jakarta Garden City [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, Departemen Arsitektur Lanskap. 87

106 LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Perintah Kerja 88

107 Lampiran 1. Surat Perintah Kerja (lanjutan) 89

108 Lampiran 1. Surat Perintah Kerja (lanjutan) 90

109 Lampiran 1. Surat Perintah Kerja (lanjutan) 91

110 Lampiran 1. Surat Perintah Kerja (lanjutan) 92

111 Lampiran 1. Surat Perintah Kerja (lanjutan) 93

112 Lampiran 1. Surat Perintah Kerja (lanjutan) 94

113 Lampiran 1. Surat Perintah Kerja (lanjutan) 95

114 Lampiran 1. Surat Perintah Kerja (lanjutan) 96

115 Lampiran 2. Image Reference Preliminary Concept 97

116 No Area Image Material Item Content Product Dimension Colour GROUND FLOOR 1 ROUNDABOUT Tangga Batu Andesit RTM 300x300x20 mm Abu-abu Banding Batu Andesit RTM 200x200x20 mm Abu-abu Andesit RTM 2 FEATURE WALL Koping Coping Batu Paras Putih Uk. 300x300x50 mm Putih/Krem Dinding Batu Kebumen Pecah Putih/Krem Batu Paras Putih Batu Kebumen 3 LAPANGAN TENIS Pagar Steel Column WF 200x100 mm Hitam Kawat Harmonika 50x50 mm Hitam Stell UNP 50x100 mm Hitam Besi RHS 50x50 mm Hitam Lantai Lapisan Lapangan Tenis Tennokote Propan Hijau, Merah, Putih 4 KOLAM RENANG Koping Batu Andesit RTM 200X200X20 mm Abu-abu Gutter Batu Andesit RTM 200X250X30 mm Abu-abu Andesit RTM Tangga Batu Andesit RTM 300X200X20 mm Abu-abu Dinding & Lantai Keramik Mosaik Kuda Laut SQM X60 mm Biru Laut Lantai Keramik Mosaik Kuda Laut JIS 2 25x25 mm Biru Laut Keramik Mosaik 5 PERGOLA Kisi-Kisi Kayu Bangkirai Kaso 30x40mm 30x40mm Woodstain finish Mowilex Palisander WS 502 Rangka Pergola Besi RHS Uk. 80x80mm Powder Coating Hitam Tiang Besi WF 200x100mm Powder Coating Hitam Atap Polycarbonate Twinlite - Silver Blue Abu-abu 6 POLA LANTAI Banding Batu candi RTM Uk. 600x600x20 mm Hitam a. POOL DECK Batu andesit RTM Uk. 300x300x20 mm Abu-abu Andesit Honed Andesit RTM Batu andesit Honed Uk. 300x300x20 mm Abu-abu Candi RTM Lampiran 3. Material Plan Ground Floor 98

117 No Area Image Material Item Content Product Dimension Colour b. Platform Batu sandstone acak putih Putih/Krem Batu Andesit RTM Uk. 300x300x20 mm Abu-abu sandstone Andesit RTM c.tangga Batu Andesit RTM Uk. 300x140x20 mm Abu-abu Batu Andesit RTM Uk. 300x300x20 mm Abu-abu Andesit RTM d.railing Pipa stainless steel %%C 2" 7 FEATURE POT Rangka besi siku fin. Cat T=5mm orange Rangka besi streep fin. Cat orange Kawat Loket Besi fin Cat uk. 500x500 mm dia 3 mm orange Batu kerikil Hitam tumpul uk dia mm Hitam 8 PLANTER a. Tipe 1 Koping & Dinding Batu Andesit RTM 200X200X20 mm Abu-abu Andesit RTM b.tipe 2 Cat Abu-abu Koping Batu Andesit RTM 200X200X20 mm Abu-abu 200X130X20 mm Abu-abu 200X80X20 mm Abu-abu Dinding Plaster Kamprot Fin Cat Mowilex (Mercury B.S.00A05) Abu-abu c.tipe 3 Koping & Dinding Batu Andesit RTM 200X200X20 mm Abu-abu d.tipe 4 Koping & Dinding Batu Andesit RTM 200X200X20 mm Abu-abu 9 CURB BATU a. Tipe 1 Batu Andesit RTM 150X200X20 mm Abu-abu 130X200X20 mm Andesit RTM Abu-abu b. Tipe 2 Batu Andesit RTM 200X200X20 mm Abu-abu 80X200X20 mm Abu-abu 10 RAMP Banding Batu candi RTM Uk. 600x600x20 mm Hitam Andesit Honed Andesit RTM Batu andesit RTM Uk. 300x300x20 mm Abu-abu Batu andesit Honed Uk. 300x300x20 mm Abu-abu Candi RTM 11 RAILING KACA Kaca Tempered t = 12 mm Bening Lampiran 3. Material Plan Ground Floor (lanjutan) 99

118 No Area Image Material Item Content Product Dimension Colour 12 PATHWAY Koral Sikat dia. 3-5 mm Pancawarna Koral Sikat Pancawarna Abu-abu 13 PLAZA MATERIAL Batu Palimanan Random Nat Koral Sikat Pancawarna Palimanan acak 14 DINDING POOL DECK Plaster Halus fin Cat Dulux Dove M Abu-abu Weathershield Max 15 SEATING Kayu Bangkirai, Uk. 20x100x1340mm Woodstain finish Mowilex Palisander WS 502 Besi RHS Uk. 40x40mm Powder Coating Hitam Uk. 80x80mm Powder Coating Hitam 16 GREEN PLAZA Rumput Artificial/Synthetic DOMO Hijau 17 POLA JALAN Paving Block Ex. Cisangkan 200x100x80mm Hitam Cisangkan Paving Block Ex. Cisangkan 200x100x80mm Abu-abu Paving Block Ex. Cisangkan 200x100x80mm Putih 18 SHOWER AREA Batu Breksi RTM Random T= 20mm TOTO TX465SE Candi RTM TOTO TX443SE Andesit Breksi RTM Plaster Kamprot Fin. Cat Mowilex Cream BS 3040 Krem Batu Candi 300x50x30mm Hitam Batu Andesit Cut To Size T= 20mm Abu-abu Batu Andesit 100x100x20mm Abu-abu Showe Head TOTO Tipe TX465SE Watertap TOTO Tipe TX443SE 19 REFLECTING POOL Koping Batu Candi 300x300x50 mm Hitam Candi RTM Andesit RTM Batu Koral Hijau Lantai Plaster Fin. Cat Batu Koral Dia. 3-5mm Hijau Dinding Batu Andesit 200x200x20mm Abu-abu 20 STAGE Tangga Batu Andesit 300x300x20 mm Abu-abu Andesit RTM Batu Andesit 100x300x20 mm Abu-abu Lantai Batu Andesit RTM 300x200x20 mm Merah Batu Andesit RTM 200x200x20 mm Abu-abu Lampiran 3. Material Plan Ground Floor (lanjutan) 100

119 No Area Image Material Item Content Product Dimension Colour PODIUM FLOOR 1 WATER FEATURE Koping Batu Andesit Polished 200X200X50 mm Abu-abu Batu Andesit Polished 150x150x50 mm Abu-abu Lantai Plaster halus Fin. Cat Hitam Andesit Polished Koral Hitam Batu Koral Hitam Lepas dia mm Dinding Granite Hitam Fin Bushhammered 100x100x20 mm Hitam Batu Andesit Polished 160x200x20 mm Abu-abu Pedestal Batu Andesit Polished 200x200x20 mm Abu-abu Granit Hitam 2PLANTER a. Tipe 1 Koping Batu Paras 200X200X20 mm Putih Dinding Batu Paras 400x200x20 mm Putih Batu Paras 100X200X20 mm Putih b.tipe 2 Koping Batu Paras 100X100X50 mm Putih Dinding Batu Paras 200X100X20 mm Putih 200X80X20 mm Putih Batu Paras Putih c.tipe 3 Koping Batu Paras 150X200X50 mm Putih Batu Paras 120X200X20 mm Putih Dinding Batu Paras 200X200X20 mm Putih d.tipe 4 Koping Batu Andesit RTM 100X100X20 mm Abu-abu Teraso Fin. Putih Teraso Putih Dinding Teraso Putih e.tipe 5 Andesit RTM Cat Abu-abu Koping Batu Andesit RTM 300X200X50 mm Abu-abu Dinding Batu Andesit RTM 300X200X20 mm Abu-abu Plaster Kamprot Fin Cat Mowilex (Mercury B.S.00A05) Abu-abu 3 FEATURE WALL Dinding Plaster Kamprot Fin. Cat Mowilex (Mercury B.S.00A05) Abu-abu Cat Abu-abu Palimanan Putih Mosaik Batu Palimanan Putih 4 WATER FEATURE Koping Batu Andesit Bakar 200X200X20 mm Abu-abu PLAZA Andesit RTM Dinding Batu Andesit RTM 200X200X20 mm Abu-abu Granit Hitam Lantai Batu tebar dia mm (Alor) Hitam Granite Hitam Bintik Polished 600x600x20 mm Hitam Plaster halus Fin. Cat Hitam Koral Hitam Andesit Bakar Lampiran 4. Material Plan Podium Floor 101

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan,

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM PERUSAHAAN

BAB IV KONDISI UMUM PERUSAHAAN 16 BAB IV KONDISI UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Oemardi_Zain Landscape Consultant (OZ) adalah sebuah perusahaan konsultan lanskap yang berdiri pada tahun 2004 di Bogor. Pendiri Oemardi_Zain atau sering disingkat

Lebih terperinci

BAB 4 PROSES MAGANG DI KONSULTAN LANSKAP OEMARDI_ZAIN

BAB 4 PROSES MAGANG DI KONSULTAN LANSKAP OEMARDI_ZAIN 20 BAB 4 PROSES MAGANG DI KONSULTAN LANSKAP OEMARDI_ZAIN 4.1 Kondisi Umum Konsultan Lanskap Oemardi_zain Konsultan Lanskap Oemardi_zain didirikan tahun 2004 oleh Ir. Umar Zain beserta istrinya Ir. Dini

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA

IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA 25 IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA 4.1 Sejarah Perusahaan PT. Envirospace Consultant Indonesia (ESCI) berdiri pada tahun 2005. Perusahaan ini merupakan cabang dari perusahaan Envirospace

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI JL.TERAPI PERUM. BUMI MENTENG ASRI. Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (googlemaps.com, serigama.

BAB 3 METODOLOGI JL.TERAPI PERUM. BUMI MENTENG ASRI. Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (googlemaps.com, serigama. 14 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Lokasi Magang Kegiatan magang dilakukan di kantor Konsultan Lanskap Oemardi_zain yang terletak di Perumahan Bumi Menteng Asri, Blok BE No. 2, Bogor Jawa Barat. Kantor ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Peta Lokasi Magang (Sumber:

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Peta Lokasi Magang (Sumber: BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Magang Kegiatan magang studi perancangan lanskap Green Permata Residence (GPR) ini dilaksanakan selama 3,5 bulan yang terhitung sejak tanggal 7 Februari 2012 hingga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang

III. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang 3.1 Lokasi dan Waktu Magang III. METODOLOGI Kegiatan magang dilakukan di perusahaan AECOM Singapore Pte. Ltd, divisi Planning, Design, Development (PDD), tim Landscape Architecture (LA team). Perusahaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di konsultan lanskap Oemardi_Zain (OZ) yang berlokasi di Perumahan Menteng Asri, Blok BE No. 2 Bogor Barat, Bogor, Jawa Barat

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Lokasi Magang

Gambar 2. Peta Lokasi Magang 12 METODOLOGI Tempat dan Waktu Pelaksanaan kegiatan magang dilakukan di Oemadi_Zain Landscape Consultant, sebuah konsultan yang berlokasi di Bumi Menteng Asri blok BE no.2, Kota Bogor, Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

Proses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10

Proses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10 MK. DASAR DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

Perencanaan DESAIN/PERANCANGAN 16/09/2015. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006)

Perencanaan DESAIN/PERANCANGAN 16/09/2015. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) Perencanaan MK. DASAR-DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP JALAN TOL KANCI-PEJAGAN PADA OEMARDI_ZAIN LANDSCAPE CONSULTANT BOGOR NANANG SUDRAJAT

PERENCANAAN LANSKAP JALAN TOL KANCI-PEJAGAN PADA OEMARDI_ZAIN LANDSCAPE CONSULTANT BOGOR NANANG SUDRAJAT PERENCANAAN LANSKAP JALAN TOL KANCI-PEJAGAN PADA OEMARDI_ZAIN LANDSCAPE CONSULTANT BOGOR NANANG SUDRAJAT DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang 2011 di PT. Tropica Greeneries JENIS KEGIATAN

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang 2011 di PT. Tropica Greeneries JENIS KEGIATAN 13 Dalam pelaksanaannya, mahasiswa magang mengikuti sistem kerja sesuai dengan arahan dan peraturan yang berlaku di perusahaan. Berikut ini adalah jadwal kegiatan magang yang dilakukan mahasiswa yang dalam

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Dalam perencanaan dan perancangan RSUD Jakarta Selatan harus memperhatikan beberapa macam kondisi fisik wilayah secara spesifik

Lebih terperinci

METODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Metode Magang

METODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Metode Magang 36 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di perusahaan PT. Envirospace Consultants Indonesia (ESCI) yang bertempat di Jl Bambu Apus Raya No.6 Sektor 7 Taman Yasmin, Bogor, Jawa Barat,

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A34201023 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YULIANANTO

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang 22 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di Oemardi_zain Landscape Consultant, yaitu sebuah studio konsultan lanskap yang berlokasi di Bumi Menteng Asri Blok BE No.

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1. Sejarah dan Tujuan Perusahaan 4.2. Struktur Organisasi

IV. KONDISI UMUM 4.1. Sejarah dan Tujuan Perusahaan 4.2. Struktur Organisasi 23 IV. KONDISI UMUM 4.1. Sejarah dan Tujuan Perusahaan Oemardi_Zain Landscape Consultant ini didirikan pada tahun 2004. Pendiri konsultan ini adalah Ir. Umar Zain dan Ir. Dini Afrianti. Ir. Umar Zain sebagai

Lebih terperinci

METODOLOGI. Gambar 4 Peta Orientasi Lokasi Magang. Peta Kotamadya Bogor. Peta Jawa Barat. : Lokasi PT. Sheils Flynn Asia (SFA) U Tanpa Skala

METODOLOGI. Gambar 4 Peta Orientasi Lokasi Magang. Peta Kotamadya Bogor. Peta Jawa Barat. : Lokasi PT. Sheils Flynn Asia (SFA) U Tanpa Skala III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di PT. Sheils Flynn Asia yang berlokasi di Kebun Raya Bogor, Jl. H. Juanda No. 13, Bogor, Jawa Barat, Indonesia (Gambar 4). Kegiatan

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP RESORT DI LAEM KA, PHUKET, THAILAND DINNY OKTAVIANY A

PERANCANGAN LANSKAP RESORT DI LAEM KA, PHUKET, THAILAND DINNY OKTAVIANY A PERANCANGAN LANSKAP RESORT DI LAEM KA, PHUKET, THAILAND DINNY OKTAVIANY A34204054 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DINNY OKTAVIANY. Perancangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A34203044 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON

Lebih terperinci

Gambar 65. Tipikal Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan

Gambar 65. Tipikal Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan 97 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Produk Perancangan Lanskap Pada setiap perancangan lanskap yang dihasilkan oleh BCI terdapat karakter dan keunikan tersendiri pada masing-masing proyek. Pada perancangan lanskap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011).

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011). 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Bandara Internasional SoekarnoHatta, Tangerang, Banten dengan lokasi yang berada pada Terminal 3 (Gambar 2). Waktu penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota identik dengan adanya bangunan-bangunan yang dibuat manusia. Bangunan perumahan, perkantoran, serta sarana umum dibangun demi kepentingan manusia (Nazaruddin,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Agustus Oktober 2010, mencakup pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 11. Peta Lokasi PT.Envirospace Consultant Indonesia (Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011)

III. METODOLOGI. Gambar 11. Peta Lokasi PT.Envirospace Consultant Indonesia (Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011) 17 III. METODOLOGI 3.1 Lokasi Magang Kegiatan magang dilakukan di perusahaan PT. Envirospace Consultant Indonesia (ESCI). Perusahaan ini bergerak di bidang pertamanan atau lanskap penyedia jasa konsultasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak

BAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak 12 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi ini dilaksanakan pada wilayah pemakaman Tanah Kusir di jalan Bintaro Raya Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Tapak yang berada di sebelah timur Kali Pesanggrahan

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR. Oleh : Hendy Satrio Aji A

PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR. Oleh : Hendy Satrio Aji A PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR Oleh : Hendy Satrio Aji A34204030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap 5 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Lanskap berdasarkan Simonds (1983) merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dimana suatu lanskap dikatakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN Oleh: Syahroji A34204015 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SYAHROJI. Perancangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP TRANQUILITY MODERN HILL DI KONSULTAN LANSKAP OEMARDI_ZAIN, BOGOR BAYU WICAKSANA

PERANCANGAN LANSKAP TRANQUILITY MODERN HILL DI KONSULTAN LANSKAP OEMARDI_ZAIN, BOGOR BAYU WICAKSANA PERANCANGAN LANSKAP TRANQUILITY MODERN HILL DI KONSULTAN LANSKAP OEMARDI_ZAIN, BOGOR BAYU WICAKSANA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A34203058 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Dengan ini

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kondisi Umum Proyek L Avenue 5.1.1 Gambaran Umum Kota Jakarta Selatan Jakarta Selatan terletak pada 106 22 42 Bujur Timur (BT) s.d. 106 58 18 BT, dan 5 19 12 Lintang Selatan

Lebih terperinci

PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI

PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 Judul Nama NRP : Pengaruh

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG. Kelembagaan Perusahaan

PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG. Kelembagaan Perusahaan 116 PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG Kelembagaan Perusahaan PT. Envirospace Consultans Indonesia (ECI) merupakan sebuah konsultan yang bergerak dalam bidang arsitektur lanskap. Dalam melakukan proses manajemen,

Lebih terperinci

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A34203039 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN INDRA SAPUTRA. A34203039.

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A 34202006 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA Oleh : RIDHO DWIANTO A34204013 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang

Lebih terperinci

KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI

KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN INDAH CAHYA IRIANTI. A44050251.

Lebih terperinci

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR.

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR. PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh Carolina 1301028500 08 PAR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN Oleh : Mutiara Ayuputri A34201043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 33 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Studi ini dilakukan di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Secara administrasi pemerintahan Kota Padang Panjang terletak di Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK Oleh : Dina Dwi Wahyuni A 34201030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Terminal BaranangsiangJalan Raya Pajajaran, Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor, Jawa Barat (Gambar 9). Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. PENDAHULUAN 1. Gambaran Umum Ibukota Rumbia. 2. Gagasan pembangunan Kawasan MTQ.

DAFTAR ISI. A. PENDAHULUAN 1. Gambaran Umum Ibukota Rumbia. 2. Gagasan pembangunan Kawasan MTQ. PEMBUKA Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini memaparkan peraturan yang mengikat pihak pelaksana dan peserta Sayembara Desain Kawasan MTQ di Rumbia, Kabupaten Bombana. Peraturan tersebut telah mengikuti peraturan

Lebih terperinci

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN Disusun oleh: DENI HERYANI A34203018 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DENI

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT Oleh : RINRIN KODARIYAH A 34201017 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA. Oleh : Mustika Retno Arsyanur A

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA. Oleh : Mustika Retno Arsyanur A PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA Oleh : Mustika Retno Arsyanur A34204025 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

RINGKASAN. Denpasar, bawah bimbingan Nurhajati A. Mattjik).

RINGKASAN. Denpasar, bawah bimbingan Nurhajati A. Mattjik). RINGKASAN INE NILASARI. Perencanaan Lanskap Jalan Westertz By Pass di Kotamadya Denpasar, Bali @i bawah bimbingan Nurhajati A. Mattjik). Jalan Western By Pass dengan panjang keseluruhan.t 13 km merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Studi mengenai Perencanaan Jalur Hijau Jalan sebagai Identitas Kota Banjarnegara dilakukan di jalan utama Kota Banjarnegara yang terdiri dari empat segmen,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang 12 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang Kegiatan magang berlangsung sekitar tiga bulan (Tabel 1) dimulai pada bulan Februari dan berakhir pada bulan Mei Tabel 1 Kegiatan dan Alokasi Waktu Magang Jenis Kegiatan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Kajian Lokasi Magang

PEMBAHASAN. Kajian Lokasi Magang PEMBAHASAN Kajian Lokasi Magang Struktur Organisasi Pada perusahaan yang umumnya dimiliki dan dikelola oleh pemilik sendiri, maka penugasan setiap masing-masing fungsi langsung berada pada pemilik tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Lanskap memiliki arti yang luas, namun orang-orang awam mengartikan lanskap sebagai taman atau pertamanan. Simonds (1983) menyatakan lanskap merupakan suatu bentang

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 3.1. Latar Belakang Proyek Proyek adalah suatu pekerjaan yang unik untuk membangun (konstruksi atau di luar konstruksi) dengan satu tujuan penting yang dibatasi oleh bidang,

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK, KWITANG OFFICE PARK

BAB III DESKRIPSI PROYEK, KWITANG OFFICE PARK BAB III DESKRIPSI PROYEK, KWITANG OFFICE PARK 3.1 Uraian Singkat Proyek 3.1.1. Data Umum Proyek : 3.1.1.1. Nama Proyek : (10 lantai) 3.1.1.2. Lokasi : Jl.Prapatan No. 14 16 Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.

Lebih terperinci

Perancangan Ruang Terbuka Rumah Susun Tambora, Jakarta Barat. (Di bawah bimbingan SIT1 NURISJAH).

Perancangan Ruang Terbuka Rumah Susun Tambora, Jakarta Barat. (Di bawah bimbingan SIT1 NURISJAH). FRZIANI KEMALAPUTRI. Perancangan Ruang Terbuka Rumah Susun Tambora, Jakarta Barat. (Di bawah bimbingan SIT1 NURISJAH). Kebijaksanaan pembangunan mmah susun mempakan salah satu strategi dalam usaha-usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap adalah suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung 1.2. LATAR BELAKANG Tanaman dapat memberikan keindahan, kenyamanan, dan berbagai fungsi lainnya

Lebih terperinci

ANALISIS MANFAAT RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS EKOSISTEM KOTA BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GIS ARIEV BUDIMAN A

ANALISIS MANFAAT RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS EKOSISTEM KOTA BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GIS ARIEV BUDIMAN A ANALISIS MANFAAT RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS EKOSISTEM KOTA BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GIS ARIEV BUDIMAN A34203009 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A34204018 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia termasuk dalam universitas yang bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Persaingan yang ketat di

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A

PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A Skripsi PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A34203012 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA

KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN ARSYAD KHRISNA A44052252. Kajian Pencahayaan

Lebih terperinci

APARTEMEN DI GEDEBAGE

APARTEMEN DI GEDEBAGE APARTEMEN DI GEDEBAGE LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER II TAHUN 2007/2008 Sebagai Sebagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Teknik Arsitektur Oleh : FERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek 1.1.1. Gagasan Awal Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini. Pendidikan yang berkualitas sangat bermanfaat untuk menentukan

Lebih terperinci

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG -BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berlibur merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi bagi masyarakat urban pada saat ini guna melepas kejenuhan dari padatnya aktivitas perkotaan. Banyaknya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desain Tapak

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desain Tapak 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desain Tapak Menurut Simonds dan Starke (2006), desain merupakan proses pemberian bentuk adalah kreasi dari tempat, ruang, atau segala sesuatu yang dibuat manusia untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka BAB III METODELOGI PERANCANGAN Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka kajian yang diuraikan dalam beberapa tahap, antara lain: 3.1 Pencarian Ide / Gagasan Tahapan kajian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Menurut Simond & Strake (2006), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Dalam suatu lanskap,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Beji sebagai pusat Kota Depok, Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 1. LATAR BELAKANG

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 1. LATAR BELAKANG BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 1. LATAR BELAKANG a. Dasar Hukum Landasan yuridis kegiatan ini adalah : 1) Undang-Undang Nomor : 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung; 2) Undang-undang Nomor 25 Tahun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Lanskap 2.2. Desain Lanskap

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Lanskap 2.2. Desain Lanskap 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Lanskap Menurut Eckbo dalam Laurie (1985), arsitektur lanskap merupakan bagian dari kawasan lahan yang dibangun atau dibentuk oleh manusia, di luar bangunan, jalan,

Lebih terperinci

STUDI ELEMEN MENTAL MAP LANSKAP KAMPUS UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK HADRIAN PRANA PUTRA

STUDI ELEMEN MENTAL MAP LANSKAP KAMPUS UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK HADRIAN PRANA PUTRA STUDI ELEMEN MENTAL MAP LANSKAP KAMPUS UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK HADRIAN PRANA PUTRA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN HADRIAN PRANA PUTRA.

Lebih terperinci

BAB II METODA DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

BAB II METODA DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN BAB II METODA DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN 2.1 Metoda Pembahasan Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Studi Kelayakan dan Master Plan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, Konsultan akan melaksanakan kegiatan

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LANSKAP HOTEL JAKARTA HILTON INTERNATIONAL. Oleh : FAIKA RAHIMA ZORAIDA A

PEMELIHARAAN LANSKAP HOTEL JAKARTA HILTON INTERNATIONAL. Oleh : FAIKA RAHIMA ZORAIDA A PEMELIHARAAN LANSKAP HOTEL JAKARTA HILTON INTERNATIONAL Oleh : FAIKA RAHIMA ZORAIDA A34201024 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 RINGKASAN FAIKA RAHIMA ZORAIDA.

Lebih terperinci

SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A

SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A i SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A34203053 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMELIHARAAN POHON PENGISI JALUR HIJAU JALAN DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR OLEH : RR. RIALUN WULANSARI A

PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMELIHARAAN POHON PENGISI JALUR HIJAU JALAN DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR OLEH : RR. RIALUN WULANSARI A PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMELIHARAAN POHON PENGISI JALUR HIJAU JALAN DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR OLEH : RR. RIALUN WULANSARI A 34201036 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta Timur, Kota Jakarta, Propinsi DKI Jakarta dengan sampel tujuh Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dan lokasi

Lebih terperinci

PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL PARK DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR RAHMAT HIDAYAT A

PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL PARK DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR RAHMAT HIDAYAT A PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL PARK DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR RAHMAT HIDAYAT A34204005 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN RAHMAT HIDAYAT,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Proses Perancangan 3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang ini mempunyai ruang lingkup

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG KARTIKA NURHAYATI

PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG KARTIKA NURHAYATI PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG KARTIKA NURHAYATI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN KARTIKA NURHAYATI. Pemeliharaan Lanskap Padang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Perumahan dan Permukiman

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Perumahan dan Permukiman 5 TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Lanskap adalah bentang alam, total keseluruhan tapak ataupun pemandangan baik yang alami maupun buatan. Menurut Simonds (1983), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik

Lebih terperinci

ARSITEKTUR KONTEKSTUAL SEBAGAI SOLUSI PERANCANGAN KAWASAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN

ARSITEKTUR KONTEKSTUAL SEBAGAI SOLUSI PERANCANGAN KAWASAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN TUGAS AKHIR ARSITEKTUR KONTEKSTUAL SEBAGAI SOLUSI PERANCANGAN KAWASAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN ARSITEKTUR HIJAU DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR STRATA-1

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN WILAYAH JAKARTA SELATAN

BAB IV TINJAUAN WILAYAH JAKARTA SELATAN BAB IV TINJAUAN WILAYAH JAKARTA SELATAN 4.1 Tinjauan Jakarta Selatan Lokasi menjadi tolak ukur utama nilai suatu proyek konstruksi bangunan, semakin strategis letak suatu gedung semakin mahal pulanilai

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Fenomena kepadatan penduduk merupakan permasalahan yang sudah tidak asing terjadi di kota kota di Indonesia terutama yang berada

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK RUANG TERBUKA HIJAU PADA KOTA DATARAN RENDAH DI INDONESIA (Studi Kasus: Kota Banjarmasin, Yogyakarta, dan Medan)

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK RUANG TERBUKA HIJAU PADA KOTA DATARAN RENDAH DI INDONESIA (Studi Kasus: Kota Banjarmasin, Yogyakarta, dan Medan) IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK RUANG TERBUKA HIJAU PADA KOTA DATARAN RENDAH DI INDONESIA (Studi Kasus: Kota Banjarmasin, Yogyakarta, dan Medan) YUNI PUJIRAHAYU DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PERANCANGAN VERTICAL GARDEN PADA DINDING JALAN UNDERPASS BOGOR MENGGUNAKAN BARANG BEKAS, SEBAGAI SOLUSI MENGHINDARI VANDALISME DAN PERBAIKAN LINGKUNGAN BIDANG KEGIATAN : PKM

Lebih terperinci

PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG DAN KENYAMANAN DI WILAYAH PENGEMBANGAN TEGALLEGA, KOTA BANDUNG

PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG DAN KENYAMANAN DI WILAYAH PENGEMBANGAN TEGALLEGA, KOTA BANDUNG PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG DAN KENYAMANAN DI WILAYAH PENGEMBANGAN TEGALLEGA, KOTA BANDUNG DIAR ERSTANTYO DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior Peningkatan kualitas hidup suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, hal tersebut dapat dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

4/AGIZ.200' PENGARUH TAMAN LINGKUNGAN TERHADAP SURU UDARA SEKIT ARNY A. CITRA INDA HARTl A

4/AGIZ.200' PENGARUH TAMAN LINGKUNGAN TERHADAP SURU UDARA SEKIT ARNY A. CITRA INDA HARTl A 4/AGIZ.200'-1 097 PENGARUH TAMAN LINGKUNGAN TERHADAP SURU UDARA SEKIT ARNY A CITRA INDA HARTl A02499033 DEPARTEMEN BUDI DAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2004 RINGKASAN CITRA INDA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Pos Indonesia yang selanjutnya disebut Kantor Pos merupakan badan usaha milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang layanan sarana komunikasi seperti mengirimkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan kota metropolitan dan kota wisata, yang perekonominnya berkembang pesat. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Lebih terperinci