BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. beberapa rasio lalu kemudian dimasukan dalam suatu persamaan diskriminan,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. beberapa rasio lalu kemudian dimasukan dalam suatu persamaan diskriminan,"

Transkripsi

1 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data Analisis Kebangkrutan Z-Score, adalah suatu alat yang digunakan untuk meramalkan tingkat kebangkrutan suatu perusahaan dengan menghitung nilai dari beberapa rasio lalu kemudian dimasukan dalam suatu persamaan diskriminan, maka berdasarkan analisis ini apabila nilai Z dari perusahaan yang diteliti lebih kecil dari 1,80 berisiko tinggi terhadap kebangkrutan, bila nilai Z berada diantara 1,81 sampai dengan 2,99 dikatakan masih memiliki resiko kebangkrutan, bila di atas nilai 2,99 atau Z > 2,99 aman dari kebangkrutan. Untuk menghitung nilai Z, terlebih dahulu kita harus menghitung lima jenis rasio keuangan, yaitu : 1. Working Capital to Total Asset Rasio ini digunakan untuk mengukur likuiditas dengan membandingkan aktiva likuid bersih dengan total aktiva. Aktiva likuid bersih atau modal kerja didefinisikan sebagai total aktiva lancar dikurangi total kewajiban lancar. Umumnya, bila perusahaan mengalami kesulitan keuangan, modal kerja turun lebih cepat daripada total aktiva dan menyebabkan rasio ini menurun 2. Retained earning to Total Asset Rasio ini merupakan ukuran dari profitabilitas kumulatif perusahaan. Usia perusahaan dinyatakan secara implicit dalam rasio ini. Bila perusahaan 42

2 mulai merugi, tentu saja nilai dari total laba ditahan dan rasio X2 akan menjadi negatif 3. Earning before interest and tax to Total asset Rasio ini mengukur kemampulabaan tingkat pengembalian dari aktiva, yang dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak dengan total aktiva 4. Market Value of Equity to Total Liabilities Nilai modal sendiri atau nilai pasar modal sendiri yaitu jumlah saham beredar dikalikan harga pasar perlembar saham pada periode yang bersangkutan. 5. Sales to Total asset Rasio ini mengukur kemampuan manajemen dalam menghadapi kondisi persaingan dan sebagai ukuran kinerja manajemen serta menunjukkan efektifitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Sampel dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan farmasi dengan kriteria merupakan perusahaan farmasi go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.1 Daftar sampel penelitian NO KODE SAHAM NAMA EMITTEN TANGGAL IPO 1 DVLA PT. DARYA VARIA LABORATORIA TBK

3 2 INAF PT. INDOFARMA ( PERSERO ) TBK KAEF PT KIMIA FARMA ( PERSERO ) TBK KLBF PT KALBE FARMA TBK MERK PT. MERCK TBK PYFA PT. PYRIDAM FARMA TBK SCPI PT. SCHERING PLOUGH INDONESIA TBK SIDO PT. INDUSTRI JAMU & FARMASI SIDO MUNCUL TBK SQBB PT. TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA TBK TSPC PT. TEMPO SCAN PASIFIK TBK Dari kesepuluh sampel diatas hanya 4 sampel yang dianalisis dikarenakan data keuangan yang lengkap. Keempat sampel tersebut adalah Perusahaan Darya Varia Laboratoria Tbk, Perusahaan Tempo Scan Tbk, Perusahaan Kimia Farma Tbk, dan Perusahaan Kalbe Farma Tbk Profil PT. Darya Varia Laboratoria,Tbk Tabel 4.2 Profil PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk Nama : Darya-Varia Laboratoria Tbk Kode : DVLA Alamat Kantor : Talavera Office Park 8th-10th Floor Jl. Letjen T.B. Simatupang No Jakarta 12430, Indonesia Alamat info@darya-varia.com No. Telepon : Faks : NPWP : NPKP : - Situs : Tanggal IPO : 11-Nop-1994 Papan : Utama Bidang Usaha Utama : Industri Farmasi dan Kesehatan Sektor : MISCELLANEOUS INDUSTRY 44

4 Sub Sektor : OTHERS MISCELLANEOUS INDUSTRY Biro Administrasi Efek : PT Sirca Datapro Perdana PT Darya-Varia Laboratoria Tbk ( Darya-Varia atau Perseroan) adalah perusahaan farmasi yang memulai operasinya di Indonesia pada 1976 dan menjadi perusahaan terbuka pada Sebagai bagian dari rencana pengembangannya di 1995 Perseroan mengakuisisi PT Pradja Pharin (Prafa), dan memperkuat bisnis Perseroan dalam memproduksi berbagai macam produk obat resep dan Consumer Health. Darya-Varia memiliki dua fasilitas manufaktur kelas dunia di Gunung Putri dan Citeureup Bogor, keduanya bersertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) ASEAN, memproduksi merek-merek produk Perseroan serta toll manufacturing bagi para mitra bisnis domestik dan internasional, baik untuk kebutuhan pasar lokal maupun ekspor. Pabrik Darya-Varia di Gunung Putri, Bogor, memproduksi kapsul gelatin lunak dan produk-produk cair, sementara pabrik Prafa di Citeureup, Bogor, khusus memproduksi injeksi steril dan produk-produk padat. Darya-Varia juga melakukan kerja sama toll manufacturing dengan perusahaan afiliasinya, PT Medifarma Laboratories, di pabrik Cimanggis, Depok. Sejalan dengan misi Perseroan untuk membangun Indonesia yang sehat secara bertahap setiap orang di setiap waktu, Darya Varia selama bertahun-tahun telah memproduksi produk-produk berkualitas tinggi dan membangun merek yang kuat, terpercaya dan dikenal di seluruh Indonesia. Kami akan melanjutkan upaya tersebut dan berencana untuk memperluas bisnis kami di segmen kesehatan yang 45

5 lain, seiring dengan visi kami menjadi salah satu dari lima perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Saat ini 92,66% saham Darya-Varia dimiliki oleh Blue Sphere Singapore Pte.Ltd. (BSSPL). BSSPL merupakan afiliasi dari United Laboratories, Inc. (Unilab). Ringkasan kegiatan korporat selengkapnya dapat dibaca di halaman Tonggak Sejarah Darya-Varia. Unilab berdiri pada tahun 1945 dengan kantor pusat di Filipina. Unilab merupakan perusahaan farmasi terbesar di Filipina dan memiliki jaringan afiliasi yang tersebar di seluruh Asia termasuk Indonesia, Vietnam, Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura, Laos, Kamboja dan Cina. Tabel 4.3 Tonggak Sejarah PT. Darya Varia Laboratoria 1976 Darya Varia didirikan dengan nama PT. Darya Varia Laboratoria 1989 Aliansi strategis dengan Fist Pasific Company Ltd. Hongkong 1994 Penawaran perdana untuk saham 1995 Akuisisi 60 % saham PT. Pradja Pharin Pemegang saham menyetujui stock split rp. 500 per saham, bonus 1 untuk 1 saham dan peningkatan modal dasar menjadi Rp. 100 miliar 1996 Akuisisi sisa saham 40 % PT. Pradja Pharin Penawaran umum terbatas I saham 1998 Peningkatan modal dasar menjadi Rp. 280 miliar, penawaran umum terbatas II saham 2001 Far East Drug (BVI) Co.Ltd (FED) afiliasi Unilab, mengakuisisi 100 % Saham DVL Investment Ltd. ( DVLIL ) dari Fist Pasific Co.Ltd HK. DVLIL memiliki 89,5 % saham pada Darya Varia 2002 FED membeli saham Darya Varia melalui penawaran tender sehingga FED menjadi pemegang saham Darya Varia 3,16 % 2003 Darya Varia memulai sinergi dengan afiliasi afiliasinya dibawah 46

6 Unilab di bidang pemasaran ( Ethical & OTC ), pengembangan bisnis dan optimalisasi penggunaan jasa dan fasilitas FED dan DVLIL mengalihkan saham mereka di Darya Varia kepada Blue Sphere yang kemudian menjadi pemegang saham mayoritas Darya Varia sebanyak 92,66 % 2008 Darya Varia melalui penjanjian lisensi dengan beberapa pihak terafiliasi, mendapatkan lisensi untuk memproduksi dan memasarkan 28 merek produk obat resep ( ethical ) danobat bebas ( OTC ) yang efektif berlaku pada 1 januari Pemegang saham menyetujui perubahan nilai nominal saham stock split 1 : 2 dari Rp. 500 per saham menjadi Rp. 250 per saham dan peningkatan modal dasar dari Rp menjadi Rp Visi Menjadi salah satu dari Lima Perusahaan Farmasi Terbesar di Indonesia. Misi Kami membangun Indonesia yang sehat secara bertahap setiap orang di setiap waktu, dengan menyediakan produk dan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau, serta mendorong promosi kesehatan, bekerja sama dalam sebuah keluarga BERSATU Profil PT. Kalbe Farma, Tbk Tabel 4.4. Profil PT. Kalbe Farma, Tbk Nama : Kalbe Farma Tbk Kode : KLBF Alamat Kantor : Gedung KALBE Let.Jend Suprato Kav. 4 Jakarta Alamat info@kalbe.co.id No. Telepon : Faks :

7 NPWP : NPKP : - Situs : Tanggal IPO : 30-Jul-1991 Papan : Utama Bidang Usaha Utama : Farmasi Sektor : CONSUMER GOODS INDUSTRY Sub Sektor : PHARMACEUTICALS Biro Administrasi Efek : PT Adimitra Transferindo Sejarah Kalbe Farma diawali dari garasi pendiri Perseroan tahun 1966 sebagai perusahaan produk kesehatan dengan prinsip - prinsip dasar: inovasi, merek yang kuat dan manajemen prima. Dengan pedoman Panca Sradha Kalbe sebagai nilai dasar Perseroan, Kalbe berhasil meraih pertumbuhan yang solid dan mencatatkan sebagai perusahaan publik tahun 1991 di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia). Melalui proses pertumbuhan organik dan penggabungan usaha & akuisisi, kegiatan usaha Kalbe berkembang meliputi 22 anak perusahaan, dalam empat kelompok divisi usaha: divisi obat resep dengan kontribusi sebesar 24% terhadap pendapatan total, divisi produk kesehatan dengan kontribusi 16%, divisi nutrisi dengan kontribusi 22%, serta divisi distribusi dan logistik dengan kontribusi 38%. Pada tahun 2012, Perseroan melakukan akusisi 100% saham PT Hale International, produsen minuman kesehatan, untuk terus memperkuat posisi Kalbe di pasar Indonesia yang terus berkembang. Dengan dukungan lebih dari karyawan, termasuk tenaga penjualan dan pemasaran, kegiatan usaha 48

8 Perseroan mencakup seluruh wilayah kepulauan Indonesia dan keberadaan di pasar internasional yang terus berkembang. Di Indonesia, Kalbe mampu menjangkau 70% dokter umum, 90% dokter spesialis, 100% rumah sakit, 100% apotek untuk pasar obat-obat resep serta 80% untuk pasar produk kesehatan dan nutrisi. Di pasar internasional, Perseroan telah hadir di pasar Asia Tenggara dan Afrika, serta menjadi perusahaan produk kesehatan nasional yang dapat bersaing di pasar ekspor. Semangat inovasi untuk kehidupan yang lebih baik menjadi bagian tak terpisahkan dari seluruh kegiatan usaha Kalbe. Aktivitas riset dan pengembangan telah menghasilkan produkproduk inovatif dengan nilai unggul untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Agar dapat menjangkau seluruh kepulauan nusantara, Kalbe terus meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan distribusinya. Upaya penyempurnaan integrasi mata rantai pasokan senantiasa menjadi salah satu prioritas utama Kalbe guna meningkatkan efisiensi dan tingkat layanan. Kini, Kalbe merupakan penyedia layanan kesehatan komprehensif yang terdepan, produk obat-obatan, nutrisi, makanan dan minuman kesehatan hingga alat-alat kesehatan termasuk pelayanan kesehatan primer. Kalbe adalah perusahaan produk kesehatan publik yang terbesar di Asia Tenggara dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 53,8 triliun dan omset penjualan Rp 13,6 triliun di akhir

9 Tabel 4.5 Tonggak Sejarah PT. Kalbe Farma 1966 Pendirian perseroan dengan nama PT. Kalbe Farma 1977 Memperkuat bisnis farmasi melalui pendirian PT. Dankos Laboratories 1981 Pengalihan bisnis distribusi kepada PT. Enseval sesuai dengan ketentuan peraturan pemerintah 1985 Ekspansi ke usaha produk kesehatan melalui akuisisi PT. Bintang Toedjoe dan memperkuat usaha farmasi melalui akuisisi PT. Hexpharm Jaya 1989 Pt. Igar Jaya dan PT. Dankos Laboratories melalukan penawaran umum perdana 1991 PT. Kalbe Farma melakukan penawaran umum perdana Akuisisi PT. Sanghian perkasa dan konsolidasi bisnis nutrisi ke dalam anak perusahaan ini Memulai bisnis minuman berenergi dengan peluncuran extra joss PT. Enseval Putera Megatrading Tbk ( EPMT ) melakukan penawaran umum perdana 1995 Dilusi 50 % kepemilikan pada PT. Helios Arnott s indonesia yang bergerak dalam bisnis makanan Penjualan sisa 50 % kepemilikan pada PT. Helios Arnott s Indonesia. Penjualan divisi pengemasan gelas kepada Schott Glasswerke Beteiligungs GmbH Akuisisi merk Woods Akuisisi 80 % saham PT. Saka Farma Laboratories 2005 Konsolidasi PT. Kalbe Farma 2006 Memperluas cakupan regional Membangun merek dan infrastruktur global Meningkatkan fokus bisnis melalui penggabungan usaha dan akuisisi Meningkatkan pengembangan penemuan obat Membangun jaringan dan kemitraan global 2007 Meluncurkan logo perusahaan yang baru sebagai bagian dari proses transformasi. Produk produk memasuki semua negara ASEAN kecuali laos Pendirian Stem Cell dan Cancer Institute Implementasi perbaikan pengelolaan rantai pasokan secara menyeluruh. 50

10 Sistem teknologi informasi yang terintegrasi. Memulai program pembelian kembali saham Akuisisi PT. Renalmed Tiara Utama yang bergerak di bidang perdangan peralatan kesehatan. Perolehan izin edar TheraCim di Indonesia dan Filipina Peresmian outlet pertama klinik Mitrasana di Cikarang 2009 Peningkatan kepemilikan atas PT. Saka Farma laboratories hingga 100 % melalui PT. Bintang Toedjoe Peningkatan kepemilikan atas EPMT hingga 83,75 % melalui penawaran tender. Pelunasan obligasi kalbe farma 1 tahun 2006 sejumlah Rp. 300 miliar Pelaksanaan strategi productivity Innovation Cash Flow ( PIC ) 2010 Pembentukan perusahaan joint venture di filipina. Divestasi PT. Kageo Igar Jaya Tbk, yang merupakan divisi kemasan perseroan EPMT melakukan penawaran hak memesan efek terlebih dahulu untuk membiayai ekspansi. Peningkatan kepemilikan atas EPMT, anak perusahaan perseroan hingga 91,75 %. Peningkatan rasio pembayaran dividen menjadi 51 %. Visi Menjadi perusahaan produk kesehatan Indonesia terbaik yang didukung oleh inovasi, merek yang kuat, dan manajemen yang prima. Misi Meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik. Motto The Scientific Pursuit of Health for a Better Life 51

11 Profil PT. Kimia Farma, Tbk Tabel 4.6 Profil PT. Kimia Farma, Tbk Nama : Kimia Farma (Persero) Tbk Kode : KAEF Alamat Kantor : Jalan Veteran No. 9, Jakarta Alamat ipo@kimiafarma.co.id No. Telepon : Faks : , , NPWP : NPKP : - Situs : Tanggal IPO : 04-Jul-2001 Papan : Utama Bidang Usaha Utama : Farmasi Sektor : CONSUMER GOODS INDUSTRY Sub Sektor : PHARMACEUTICALS Biro Administrasi Efek : PT Datindo Entrycom Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero). 52

12 Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah statusnya menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam penulisan berikutnya disebut Perseroan. Bersamaan dengan perubahan tersebut, Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa Efek Indonesia). Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah berkembang menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. Perseroan kian diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan bangsa, khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia. VISI Menjadi korporasi bidang kesehatan terintegrasi dan mampu menghasilkan pertumbuhan nilai yang berkesinambungan melalui konfigurasi dan koordinasi bisnis yang sinergis. MISI Menghasilkan pertumbuhan nilai korporasi melalui usaha di bidang-bidang : 1.Industri kimia dan farmasi dengan basis penelitian dan pengembangan produk yang inovatif. 2.Perdagangan dan jaringan distribusi. 3.Pelayanan kesehatan yang berbasis jaringan ritel farmasi dan jaringan pelayanan kesehatan lainnya. 4.Pengelolaan aset-aset yang dikaitkan dengan pengembangan usaha perusahaan. 53

13 Profil PT. Tempo Scan, Tbk Tabel 4.7 Profil PT. Tempo Scan, Tbk Nama : Tempo Scan Pacific Tbk Kode : TSPC Alamat Kantor : Gedung Tempo Scan Tower Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 3-4 Jakarta Alamat investorrelation@thetempogroup.com No. Telepon : (5438) Faks : NPWP : NPKP : - Situs : - Tanggal IPO : 17-Jun-1994 Papan : UTAMA Bidang Usaha Utama : Industri Farmasi Sektor : MISCELLANEOUS INDUSTRY Sub Sektor : OTHERS Biro Administrasi Efek : PT. Blue Chip Mulia PT Tempo Scan Pacific Tbk dan anak perusahaannya (Perseroan) merupakan bagian dari kelompok usaha swasta nasional Grup Tempo yang telah memulai usaha perdagangan produk farmasi sejak tahun PT Tempo Scan Pacific Tbk semula bernama PT Scanchemie yang pada tahun 1970 memulai kegiatan produksi komersial produk farmasi dalam skala besar. Seiring dengan perjalanan waktu, Perseroan melalui anak perusahaannya memproduksi produk kosmetika dan produk konsumen sejak tahun Pada tahun 1994 Perseroan menjadi perusahaan Publik dan mencatatkan saham-sahamnya sejumlah lembar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 1995 jumlah saham tersebut telah meningkat menjadi 54

14 lembar saham dengan dirubahnya nilai nominal masing-masing saham Perseroan dari Rp menjadi Rp. 500 per lembar saham (pemecahan saham). Selanjutnya pada tahun 1998, BEI telah menyetujui pencatatan saham Perseroan sebanyak lembar saham yang berasal dari Penawaran Umum Terbatas yang Pertama, sehingga jumlah saham tercatat Perseroan seluruhnya berjumlah lembar saham. Pada tahun 2006 jumlah saham tercatat meningkat menjadi lembar saham dengan dirubahnya nilai nominal masing-masing saham Perseroan dari Rp. 500 menjadi Rp. 50 per lembar saham (pemecahan saham). Pada tanggal 31 Desember 2010, lebih dari 95% saham Perseroan dimiliki oleh PT Bogamulia Nagadi dan sisanya hampir 5% dimiliki oleh masyarakat dengan kepemilikan masing-masing kurang dari 5%. Adapun nilai kapitalisasi pasar Perseroan per akhir tahun 2010 adalah sebesar Rp. 7,695 triliun. Pada tanggal 31 Desember 2010 Perseroan mempunyai pegawai tetap sekitar orang. Misi PT. Tempo Scan Kami adalah organisasi yang dinamis dari para profesional handal dan berkomitmen di bawah kepemimpinan yang kuat dengan tujuan utama menjadi pemimpin pasar farmasi, produk konsumen dan kosmetika melalui kompetensi di bidang manufaktur, pemasaran dan distribusi. Ekuitas merek kami menawarkan produk berkualitas dan inovasi berkelanjutan dengan proposisi nilai yang unggul dan dipasarkan melalui penjualan multi-jalur yang efektif dan dikirimkan dengan 55

15 kecakapan rantai-suplai yang handal. Dipandu oleh tata kelola perusahaan yang baik dengan tujuan membentuk kondisi keuangan yang sehat dan menciptakan nilai bagi para pemangku kepentingan serta dihormati oleh masyarakat ANALISIS DATA Penyajian data proses dan hasil analisis Variabel Rasio Working Capital to Total Assets Rasio modal kerja terhadap total aktiva, ini sering kali dijumpai dalam studi kasus permasalahan perusahaan, ini adalah ukuran bersih pada aktiva lancar perusahaan terhadap modal perusahaan. Modal kerja bersih adalah selisih antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Karakteristik likuiditas benar - benar ditentukan secara jelas biasanya sebuah perusahaan yang rnengalami kerugian operasi yang terus menerus akan menyusutkan aktiva lancar sehubungan dengan total aktiva. Berikut ini adalah modal kerja yang dimiliki perusahaan selama tiga tahun yang disajikan dalam bentuk tabel 4.8 sebagai berikut. No Nama Perusahaan Tabel 4.8 Working capital tahun Tahun Aset Lancar Hutang Lancar Modal Bersih 1 Kalbe Farma

16 2 Tempo Scan Pasifik Darya Varia Laboratoria Kimia farma Sumber data diolah Dari data tersebut diatas dapat dilihat bahwa perusahaan Kalbe Farma adalah perusahaan dengan kepemilikan modal bersih yang cukup banyak yaitu sekitar 3 4 M ditiap tahunnya dibandingkan dengan yang lain yang hanya sekitar 1 2 M, ini juga dilhat dari jumlah aset yang dimiliki perusahaan terus naik di tiap tahunnya. Berikutnya pada tabel 4.9 yang menunjukkan besarnya total aset yang dimiliki oleh perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tabel 4.9 Total Asset tahun No Nama Perusahaan Tahun Total Aktiva 1 Kalbe Farma Tempo Scan Pasifik

17 Darya Varia Laboratoria Kimia Farma Sumber data diolah Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa perusahaan Kalbe farma memiliki total aktiva yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Dari tabel di atas dapat dilihat secara jelas modal kerja dan total asset yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dihitung rasio Working Capital to Total Asset yang digunakan dalam metode Z-score sebagai berikut : a. Kalbe Farma Tahun 2010 Working Capital = = 0,55 Total Asset Tahun 2011 Working Capital = = 0,52 Total Asset Tahun 2012 Working Capital = = 0,48 Total Asset b. Tempo Scan Tahun 2010 Working Capital = = 0,52 Total Asset Tahun 2011 Working Capital = = 0,50 Total Asset

18 Tahun 2012 Working Capital = = 0,50 Total Asset c. Darya Varia Tahun 2010 Working Capital = = 0,55 Total Asset Tahun 2011 Working Capital = = 0,60 Total Asset Tahun 2012 Working Capital = = 0,59 Total Asset d. Kimia Farma Tahun 2010 Working Capital = = 0,40 Total Asset Tahun 2011 Working Capital = = 0,45 Total Asset Tahun 2012 Working Capital = = 0,47 Total Asset Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut : Tabel 4.10 Rasio Working Capital to Total Assets tahun No Nama Perusahaan Tahun Kalbe Farma 0,55 0,52 0,48 2 Tempo Scan 0,52 0,50 0,50 3 Darya Varia Laboratoria 0,56 0,60 0,59 4 Kimia Farma 0,40 0,45 0,47 Sumber data diolah. 59

19 Dari perhitungan untuk rasio Working Capital diatas dalam kurun waktu tiga waktu terakhir dapat dilihat bahwa hanya satu perusahaan yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yaitu perusahaan Kimia Farma dan sedangkan yang lainnya mengalami penurunan atau stabil Rasio Retained Earnings to Total Assets Retained Earning To Total Assets adalah ukuran dari profitabilitas kumulatif lewat waktu disebutkan pada awalnya sebagai satu dari rasio baru. Usia perusahaan dinyatakan secara implisit dalam rasio ini, sebagai contoh, sebuah perusahaan baru relatif mungkin akan menunjukan rasio laba ditahan/total aktiva yang rendah karena tidak adanya waktu untuk menambah laba kumulatifnya. Berikut ini adalah tabel 4.11 yang menunjukkan besarnya laba ditahan yang dimiliki oleh perusahaan. Tabel Retained Earnings tahun No Nama Tahun Perusahaan Kalbe Farma Tempo Scan Darya Varia Kimia Farma Sumber data diolah Dari data tersebut, perusahaan darya varia dan perusahaan kimia farma memiliki retained Earnings yang paling rendah diantara perusahaan lainnya, yang 60

20 mana hal tersebut dapat dilihat dari total retained earnings yang jumlahnya tidak mencapai 1 M. Dengan adanya tabel tersebut diatas maka dapat dihitung besarnya nilai rasio Retained Earning to Total Assets yang digunakan dalam metode Z- Score sebagai berikut : 1. Kalbe Farma Tahun 2010 Retained Earnings = = 0,79 Total Asset Tahun 2011 Retained Earnings = = 0,77 Total Asset Tahun 2012 Retained Earnings = = 0,76 Total Assets Tempo Scan Tahun 2010 Retained Earnings = = 0,60 Total Asset Tahun 2011 Retained Earnings = = 0,60 Total Asset Tahun 2012 Retained Earnings = = 0,61 Total Asset Darya Varia Tahun 2010 Retained Earnings = = 0,32 Total Asset

21 Tahun 2011 Retained Earnings = = 0,39 Total Asset Tahun 2012 Retained Earnings = = 0,44 Total Asset Kimia Farma Tahun 2010 Retained Earnings = = 0,08 Total Asset Tahun 2011 Retained Earnings = = 0,10 Total Asset Tahun 2012 Retained Earnings = = 0,10 Total Asset Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel 4.12 sebagai berikut : Tabel 4.12 Rasio Retained Earnings to Total Assets tahun No Nama Perusahaan Tahun Kalbe Farma 0,79 0,77 0,76 2 Tempo Scan 0,60 0,60 0,61 3 Darya Varia Laboratoria 0,32 0,39 0,44 4 Kimia Farma 0,08 0,10 0,10 Dari perhitungan untuk rasio Retained Earnings diatas dalam kurun waktu tiga waktu terakhir dapat dilihat bahwa dua perusahaan yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yaitu perusahaan Kimia Farma dan perusahaan Darya Varia 62

22 laboratoria sedangkan untuk perusahaan Tempo Scan cukup stabil dan untuk perusahaan Kalbe Farma mengalami penurunan yang tidak terlalu dratis Rasio Earning Before Interest & Taxes to Total Assets Rasio ini dihitung dengan membagi penghasilan sebelum bunga dan potongan pajak dengan total aktiva. Pada pokoknya, merupakan ukuran produktivitas dari aktiva perusahaan yang sesungguhnya terlepas dari pajak atau faktor leverage. Sejak keberadaan pokok perusahaan didasarkan pada kemampuan menghasilkan laba dari aktiva - aktivanya, rasio ini muncul menjadi yang paling utama sesuai untuk studi yang berhubungan dengan kegagalan perusahaan. Selanjutuya keadaan bangkrut dalam pengertian kebangkrutan terjadi saat total kewajiban melebihi penilaian wajar perusahaan terhadap aktiva perusahaan dengan nilai ditentukan oleh kemampuan aktiva menghasilkan laba. Berikut ini adalah modal kerja yang dimiliki perusahaan selama tiga tahun yang disajikan dalam bentuk tabel 4.13 sebagai berikut : Tabel 4.13 Earnings Before Interest and Taxes tahun No Nama tahun Earnings before Interest Earning before Perusahaan taxes Interest and Taxes 1 Kalbe ( ) Farma ( ) ( ) Tempo Scan ( )

23 Pasific ( ) ( ) Darya Varia Laboratoria Kimia Farma ( ) ( ) ( ) Sumber data diolah Perusahaan kalbe farma memiliki EBIT yang cukup besar di antara perusahaan lain, ini dapat dilihat dari hasil dalam tabel tersebut diatas yang mana nilai EBIT perusahaan kalbe farma di tahun 2010 sebesar , dan ditiap tahunnya terus bertambah. Dengan adanya tabel tersebut diatas maka dapat dihitung besarnya nilai rasio Earning before Interest and Taxes to Total Assets yang digunakan dalam metode Z- Score sebagai berikut : 1) Kalbe farma Tahun 2010 EBIT = = 0,26 Total Asset Tahun 2011 EBIT = = 0,24 Total Asset Tahun 2012 EBIT = = 0,25 Total Asset

24 2) Tempo Scan Tahun 2010 EBIT = = 0,18 Total Asset Tahun 2011 EBIT = = 0,18 Total Asset Tahun 2012 EBIT = = 0,18 Total Asset ) Darya Varia Laboratoria Tahun 2010 EBIT = = 0,18 Total Asset Tahun 2011 EBIT = = 0,18 Total Asset Tahun 2012 EBIT = = 0,19 Total Asset ) Kimia Farma Tahun 2010 EBIT = = 0,12 Total Asset Tahun 2011 EBIT = = 0,14 Total Asset Tahun 2012 EBIT = = 0,14 Total Asset

25 Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel 4.14 sebagai berikut : Tabel 4.14 Rasio Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets tahun No Nama Perusahaan Tahun Kalbe Farma 0,26 0,24 0,25 2 Tempo Scan 0,18 0,18 0,18 3 Darya Varia Laboratoria 0,18 0,18 0,19 4 Kimia Farma 0,12 0,14 0,14 Dari perhitungan untuk rasio Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets diatas dalam kurun waktu tiga waktu terakhir dapat dilihat bahwa dua dari perusahaan tersebut diatas cukup stabil dengan tidak mengalami penurunan maupun peningkatan yang cukup berpengaruh karenadilihat dari hasil diatas selama tiga tahun berturut turut prosentasenya 18 %, sedangkan satu perusahaan lainnya mengalami penurunan sedangkan yang lainnya lagi mengalami peningkatan di tiap tahunnya Rasio Market Value of Equity to Total Liabilities Modal diukur melalui gabungan nilai pasar dan keseluruhan lembar saham preferen dan biasa. Sementara hutang meliputi hutang lancar dan hutang jangka panjang. Ukuran tersebut menunjukan seberapa banyak aktiva perusahaan dapat menurun nilainya (diukur dari nilai pasar modal dilambah hutang) sebelum kewajiban (hutang) melebihi aktiva dan perusahaan menjadi bangkrut. 66

26 Berikut ini adalah modal kerja yang dimiliki perusahaan selama tiga tahun yang disajikan dalam bentuk tabel 4.15 sebagai berikut Tabel 4.15 Market Value of Equity tahun No Nama Tahun Jumlah lembar harga lembar MVE (market perusahaan saham saham Value of Equity) 1 Kalbe farma Tempo Scan Pasific Darya Varia Laboratoria Kimia Farma Sumber data diolah Berikutnya pada tabel 4.16 yang menunjukkan besarnya total hutang yang dimiliki oleh perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tabel 4.16 Total liabilities tahun No Nama Tahun Perusahaan Kalbe Farma Tempo Scan Darya Varia Kimia Farma Sumber data diolah 67

27 Perusahaan darya varia memiliki total hutang yang paling rendah diantara perusahaan lainnya ini dilhat dari total hutang pada tahun 2010 sebesar yang mana jumlah tersebut turun pada tahun berikutnya. Dengan adanya tabel tersebut diatas maka dapat dihitung besarnya nilai Market Value of Equity to Total Liabilities yang digunakan dalam metode Z- Score sebagai berikut : 1) Kalbe Farma Tahun 2010 Market Value of Equity = = 1,11 Total Liabilities Tahun 2011 Market Value of Equity = = 1,40 Total Liabilities Tahun 2012 Market Value of Equity = = 0,84 Total Liabilities ) Tempo Scan Tahun 2010 Market value of Equity = = 0,56 Total Liabilities Tahun 2011 Market value of Equity = = 0,44 Total Liabilities Tahun 2012 Market value of Equity = = 0,41 Total Liabilities

28 3) Darya Varia Tahun 2010 Market value of Equity = = 6648,26 Total Liabilities Tahun 2011 Market value of Equity = = 7084,05 Total Liabilities Tahun 2012 Market value of Equity = = 6088,30 Total Liabilities ) Kimia Farma Tahun 2010 Market value of Equity = = 12,73 Total Liabilities Tahun 2011 Market value of Equity = = 12,76 Total Liabilities Tahun 2012 Market value of Equity = = 10,89 Total Liabilities Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel 4.17 sebagai berikut : Tabel 4.17 Rasio Market Value of Equity to Total Liabilities tahun No Nama Perusahaan Tahun Kalbe Farma 1,11 1,40 0,84 2 Tempo Scan 0,56 0,44 0,41 3 Darya Varia 6648, , ,30 4 Kimia Farma 12,73 12,76 10,89 69

29 Rasio Sales to Total Assets Rasio perputaran modal adalah standar rasio keuangan yang menggambarkan kemampuan peningkatan penjualan dari aktiva perusahaan merupakan suatu ukuran dari kemampuan manajemen dalam menghadapi kondisi yang kompetitif. Rasio akhir ini cukup penlting, walaupun dalam faktanya signifikan dari ukuran rasio ini tidak dapat ditampakkan semuanya tapi karena relasi yang unik diantara variabel dalam model ini, rasio penjualan/total aktiva menjadi rangking kedua dalam kontribusi keseluruhan ketepatan model diskriminan. Berikut ini adalah penjualan yang dihasilkan perusahaan selama tiga tahun yang disajikan dalam bentuk tabel 4.18 sebagai berikut : Tabel 4.18 Sales tahun No Nama Tahun Perusahaan Kalbe Farma Tempo Scan Pasific 3 Darya Varia Laboratoria 4 Kimia Farma Sumber data diolah Dari keempat perusahaan farmasi tersebut diatas,perusahaan kalbe farma merupakan perusahaan dengan penghasilan yang paling tinggi, sedangkan perusahaan darya varia adalah perusahaan dengan penghasilan yang cukup rendah bila dibandingkan dengan yang lain. Didapat dilihat dari hasil penjualan perusahaan kalbe farma di tahun 2010 sebesar yang mana 70

30 ditiap tahunnya hasil penjualan tersebut meningkat. Sedangkan untuk perusahaan darya varia pada tahun 2010 sebesar walaupun ditiap tahunnya mengalami peningkatan tapi peningkatan tersebut tetap masih di bawah perusahaan lainnya. Dengan adanya tabel tersebut diatas maka dapat dihitung besarnya nilai rasio Sales to Total Assets yang digunakan dalam metode Z- Score sebagai berikut : 1) Kalbe Farma Tahun 2010 Sales = = 1,45 Total Asset Tahun 2011 Sales = = 1,32 Total Asset Tahun 2012 Sales = = 1,45 Total Asset ) Tempo Scan Pasific Tahun 2010 Sales = = 1,43 Total Asset Tahun 2011 Sales = = 1,36 Total Asset Tahun 2012 Sales = = 1,43 Total Asset

31 3) Darya Varia Laboratoria Tahun 2010 Sales = = 1,09 Total Asset Tahun 2011 Sales = = 1,05 Total Asset Tahun 2012 Sales = = 1,01 Total Asset ) Kimia Farma Tahun 2010 Sales = = 1,92 Total Asset Tahun 2011 Sales = = 1,94 Total Asset Tahun 2012 Sales = = 1,80 Total Asset Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel 4.19 sebagai berikut : Tabel 4.19 Rasio Sales to Total Assets tahun No Nama Perusahaan Tahun Kalbe Farma 1,45 1,32 1,45 2 Tempo Scan 1,43 1,36 1,43 3 Darya Varia Laboratoria 1,09 1,05 1,01 4 Kimia Farma 1,92 1,94 1,80 72

32 Dari perhitungan untuk rasio Sales to Total Asset diatas dalam kurun waktu tiga waktu terakhir dapat dilihat bahwa tiga dari empat perusahaan tersebut mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak terlalu drastis di tiap tahunnya, kecuali untuk perusahaan PT. Darya Varia laboratoria yang terus mengalami penurunan selam tiga periode waktu tersebut Hasil perhitungan dan analisis Z -Score Setelah dilakukan perhitungan semua rasio, maka hasil dari perhitungan rasio tersebut akan dikalikan dengan nilai standarnya masing-masing sesuai dengan ketentuan metode perhitungan Altman Z-Score, kemudian hasil perkalian tersebut akan ditambahkan seluruhnya sehingga akan diperoleh skor (Z-Score), yang memperlihatkan seberapa besar tingkat kegagalan usaha dari perusahaan ini. Model Z-Score adalah suatu alat yang digunakan untuk meramalkan tingkat kebangkrutan suatu perusahaan dengan menghitung nilai dari beberapa rasio lalu kemudian dimasukan dalam suatu persamaan diskriminan atau dengan kata lain suatu model prediksi untuk menentukan bangkrut tidaknya suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan dengan mengalikan score yang telah ditentukan dengan rasio-rasio keuangan. Berikut ini adalah rumus yang digunakan: Z = 1,2 (Working Capital/Total Asset) + 1,4 (Retained Earnings/Total Asset) + 3,3 (EBIT/Total Asset) + 0,6 (Market Value of Equity/Total Liabilities) + 1,0 (Sales/Total Asset) 73

33 Kemudian nilai dari perhitungan tersebut dibandingkan dengan ketentuan yang sudah berlaku yaitu. 1. Bila Z < 1,81 maka termasuk perusahaan bangkrut/ tidak sehat. 2. Bila 1,81< Z < 2,99 maka termasuk grey area (kondisi kritis rawan). 3. Bila Z > 2,99 maka termasuk perusahaan sehat tidak mengalami kebangkrutan. Berikut ini adalah perhitungan Z-Score dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan pada metoda penelitian untuk empat perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI selama tiga tahun terakhir. 1. Kalbe Farma Tahun 2010 Z = 1,2 (Working Capital/Total Asset) + 1,4 (Retained Earnings/Total Asset) + 3,3 (EBIT/Total Asset) + 0,6 (Market Value of Equity/Total Liabilities) + 1,0 (Sales/Total Asset) = 1,2 (0,55) + 1,4 (0,79) + 3,3 (0,26) + 0,6 (1,11) + 1,0 (1,45) = 0,66 + 1, , , ,45 = 4,74 Tahun 2011 Z = 1,2 (Working Capital/Total Asset) + 1,4 (Retained Earnings/Total Asset) + 3,3 (EBIT/Total Asset) + 0,6 (Market Value of Equity/Total Liabilities) + 1,0 (Sales/Total Asset) = 1,2 ( 0,52 ) + 1,4 ( 0,77 ) + 3,3 ( 0,24 ) + 0,6 ( 1,40 ) + 1,0 ( 1,32 ) = 0,624 +1, , ,84 + 1,32 = 4,654 74

34 Tahun 2012 Z = 1,2 (Working Capital/Total Asset) + 1,4 (Retained Earnings/Total Asset) + 3,3 (EBIT/Total Asset) + 0,6 (Market Value of Equity/Total Liabilities) + 1,0 (Sales/Total Asset) = 1,2 ( 0,48 ) + 1,4 ( 0,76 ) + 3,3 ( 0,25 ) +0,6 ( 0,84 ) + 1, 0 ( 1,45 ) = 0, , , , ,45 = 4, Tempo Scan Pasific Tahun 2010 Z = 1,2 (Working Capital/Total Asset) + 1,4 (Retained Earnings/Total Asset) + 3,3 (EBIT/Total Asset) + 0,6 (Market Value of Equity/Total Liabilities) + 1,0 (Sales/Total Asset) = 1,2 ( 0,52 ) + 1,4 ( 0,60 ) + 3,3 ( 0,18 ) + 0,6 ( 0,56 ) + 1,0 ( 1,43 ) = 0, ,84 + 0, , ,43 = 3,824 Tahun 2011 Z = 1,2 (Working Capital/Total Asset) + 1,4 (Retained Earnings/Total Asset) + 3,3 (EBIT/Total Asset) + 0,6 (Market Value of Equity/Total Liabilities) + 1,0 (Sales/Total Asset) = 1,2 ( 0,50 ) + 1,4 ( 0,60 ) + 3,3 ( 0,18 ) + 0,6 ( 0,44 ) + 1,0 ( 1,36 ) = 0,6 + 0,84 + 0, , ,36 = 3,658 Tahun 2012 Z = 1,2 (Working Capital/Total Asset) + 1,4 (Retained Earnings/Total Asset) + 3,3 (EBIT/Total Asset) + 0,6 (Market Value of Equity/Total Liabilities) + 1,0 (Sales/Total Asset) = 1,2 ( 0,50 ) + 1,4 ( 0,61 ) + 3,3 ( 0,18 ) + 0,6 (0,41 ) + 1,0 ( 1,43 ) 75

35 = 0,6 + 0, , , ,43 = 3, Darya Varia Laboratoria Tahun 2010 Z = 1,2 (Working Capital/Total Asset) + 1,4 (Retained Earnings/Total Asset) + 3,3 (EBIT/Total Asset) + 0,6 (Market Value of Equity/Total Liabilities) + 1,0 (Sales/Total Asset) = 1,2 ( 0,56 ) + 1,4 ( 0,32 ) + 3,3 ( 0,18 ) + 0,6 ( 6648,26 ) + 1,0 ( 1,09 ) = 0, ,448 +0, ,96 + 1,09 = 3991,76 Tahun 2011 Z = 1,2 (Working Capital/Total Asset) + 1,4 (Retained Earnings/Total Asset) + 3,3 (EBIT/Total Asset) + 0,6 (Market Value of Equity/Total Liabilities) + 1,0 (Sales/Total Asset) = 1,2 ( 0,60 ) + 1,4 ( 0,39 ) + 3,3, ( 0,18 ) + 0,6 ( 7084,25 ) + 1,0 ( 1,05 ) = 0,72 + 0, , ,55 + 1,05 = 4253,46 Tahun 2012 Z = 1,2 (Working Capital/Total Asset) + 1,4 (Retained Earnings/Total Asset) + 3,3 (EBIT/Total Asset) + 0,6 (Market Value of Equity/Total Liabilities) + 1,0 (Sales/Total Asset) = 1,2 ( 0,59 ) + 1,4 ( 0,44 ) +3,3, ( 0,19 ) + 0,6 ( 6088,30 ) + 1,0 ( 1,01 ) = 0, , , ,98 + 1,01 = 3655,94 76

36 4. Kimia Farma Tahun 2010 Z = 1,2 (Working Capital/Total Asset) + 1,4 (Retained Earnings/Total Asset) + 3,3 (EBIT/Total Asset) + 0,6 (Market Value of Equity/Total Liabilities) + 1,0 (Sales/Total Asset) = 1,2 ( 0,40 ) + 1,4 ( 0,08 ) + 3,3 ( 0,12 ) + 0,6 ( 12,73 ) + 1,0 ( 1,92 ) = 0,48 + 0, , , ,92 = 10,546 Tahun 2011 Z = 1,2 (Working Capital/Total Asset) + 1,4 (Retained Earnings/Total Asset) + 3,3 (EBIT/Total Asset) + 0,6 (Market Value of Equity/Total Liabilities) + 1,0 (Sales/Total Asset) = 1,2 ( 0,45 ) + 1,4 ( 0,10 ) + 3,3 ( 0,14 ) + 0,6 ( 12,76 ) + 1,0 ( 1,94 ) = 0,54 + 0,14 + 0, , ,94 = 10,738 Tahun 2012 Z = 1,2 (Working Capital/Total Asset) + 1,4 (Retained Earnings/Total Asset) + 3,3 (EBIT/Total Asset) + 0,6 (Market Value of Equity/Total Liabilities) + 1,0 (Sales/Total Asset) = 1,2 ( 0,47 ) + 1,4 ( 0,10 ) + 3,3 ( 0,14 ) + 0,6 ( 10,89 ) + 1,0 ( 1,80 ) = 0, ,14 + 0, , ,80 = 9,5 Hasil perhitungan nilai Z Score diatas dapat dilihat lebih jelas dengan tabel berikut : 77

37 Tabel 4.20 Hasil nilai Z Score dan prediksi Financial Distress tahun 2010 sampai 2012 No Nama Perusahaan Tahun Nilai Z Score prediksi kebangkrutan ,74 tidak bangkrut 1 Kalbe Farma ,654 tidak bangkrut ,419 tidak bangkrut ,824 tidak bangkrut 2 Tempo Scan ,658 tidak bangkrut ,724 tidak bangkrut ,76 tidak bangkrut 3 Darya Varia ,46 tidak bangkrut ,94 tidak bangkrut ,546 tidak bangkrut 4 Kimia Farma ,738 tidak bangkrut ,5 tidak bangkrut Berdasarkan hasil perhitungan nilai Z-Score, dapat dilihat bahwa nilai Z-Score dari empat perusahaan farmasi di atas mengalami penurunan kemudian kenaikan pada tahun tahun berikutnya dengan perbedaan nilai yang tidak terlalu dratis bisa dikatakan cukup stabil karena perubahan nilai Z-Score hanya terdapat di angka belakang koma. Kecuali untuk perusahaan Darya Varia pada tahun 2012 yang mengalami penurunan cukup dratis. Semua perusahaan farmasi tersebut diatas dinyatakan sehat karena nilai Z-Score melebihi ambang batas aman dari nilai Z- Score itu sendiri. 78

38 Interpretasi metode Z-Score Setelah diketahui nilai Z dari hasil perhitungan Z-Score, selanjutnya dilakukan analisis dengan menyesuaikan nilai Z tersebut terhadap interpretasi yang telah disediakan sesuai dengan rumus yang digunakan untuk mengetahui kemungkinan kebangkrutan yang dapat dialami oleh perusahaan farmasi tersebut diatas. Berikut ini adalah interpretasi nilai Z-score dari rumus yang digunakan di atas: Tabel 4.21 Intrerpretasi nilai Z-Score Nilai Z-score Interpretasi Z > 2,99 Perusahaan tidak mengalami masalah dengan kondisi keuangan. (Non-Bankrut). 1,81< Z < 2,99 Perusahaan akan mengalami permasalahan keuangan jika tidak melakukan perbaikan yang berarti dalam manajemen maupun struktur keuangan. (grey area). Z < 1,81 Perusahaan mengalami masalah keuangan yang serius (bankrut). Berdasarkan tabel tesebut diatas, maka interpretasi dari hasil perhitungan metode Z Score terhadap empat perusahaan famasi diatas adalah sebagai berikut : 1. Pada perusahaan Kalbe Farma dinyatakan tidak bangkrut hal ini dikarenakan berdasarkan perhitungan semua rasio dalam metode Z-Score pada tahun menunjukkan hasil melebihi standart Z-Score yaitu 2,99. 79

39 2. Pada perusahaan Tempo Scan dinyatakan tidak bangkrut hal ini dikarenakan berdasarkan perhitungan semua rasio dalam metode Z-Score pada tahun menunjukkan hasil melebihi standart Z-Score yaitu 2, Pada perusahaan Darya Varia dinyatakan tidak bangkrut hal ini dikarenakan berdasarkan perhitungan semua rasio dalam metode Z-Score pada tahun menunjukkan hasil melebihi standart Z-Score yaitu 2, Pada perusahaan Kimia Farma dinyatakan tidak bangkrut hal ini dikarenakan berdasarkan perhitungan semua rasio dalam metode Z-Score pada tahun menunjukkan hasil melebihi standart Z-Score yaitu 2,99. Hasil dari tiap tahun keempat perusahaan farmasi tersebut diatas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.22 Hasil Perbandingan nilai Z-Score dengan standart Z - Score Empat perusahaan farmasi tahun Nama Perusahaan Tahun Nilai Z Score ,74 > 2,99 Kalbe Farma ,654 > 2, ,419 > 2, ,824 > 2,99 Tempo Scan ,658 > 2, ,724 > 2, ,76 > 2,99 Darya Varia ,46 > 2, ,94 > 2, ,546 > 2,99 Kimia Farma ,738 > 2, ,5 > 2,99 Sumber: Data Diolah dari Laporan Keuangan perusahaan farmasi. 80

40 Berdasarkan tabel tesebut diatas, maka interpretasi dari hasil perhitungan metode Z Score terhadap empat perusahaan famasi diatas adalah sebagai berikut : 1. Pada perusahaan Kalbe Farma dinyatakan tidak bangkrut hal ini dikarenakan berdasarkan perhitungan semua rasio dalam metode Z-Score menunjukkan hasil melebihi standart Z-Score yaitu 2,99. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2010 hasil yang diperoleh sebesar 4.74, dan pada tahun 2011 sebesar 4,654 dan pada tahun 2012 sebesar 4, Pada perusahaan Tempo Scan dinyatakan tidak bangkrut hal ini dikarenakan berdasarkan perhitungan semua rasio dalam metode Z-Score menunjukkan hasil melebihi standart Z-Score yaitu 2,99. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2010 hasil yang diperoleh sebesar 3,824, dan pada tahun 2011 sebesar 3,658 dan pada tahun 2012 sebesar 3, Pada perusahaan Darya Varia dinyatakan tidak bangkrut hal ini dikarenakan berdasarkan perhitungan semua rasio dalam metode Z-Score menunjukkan hasil melebihi standart Z-Score yaitu 2,99. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2010 hasil yang diperoleh sebesar 3991,76, dan pada tahun 2011 sebesar 4253,46, dan pada tahun 2012 sebesar 3655, Pada perusahaan Kimia Farma dinyatakan tidak bangkrut hal ini dikarenakan berdasarkan perhitungan semua rasio dalam metode Z-Score menunjukkan hasil melebihi standart Z-Score yaitu 2,99. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2010 hasil yang diperoleh sebesar 10,546, dan pada tahun 2011 sebesar 10,738 dan pada tahun 2012 sebesar 9,5. 81

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Sesuai dengan judul penelitian skripsi ini, maka data yang dipergunakan adalah laporan keuangan yang dapat menggambarkan kinerja keuangan dari perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perusahaan terbuka pada tahun 1994, dengan kode saham DVLA.Darya-

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perusahaan terbuka pada tahun 1994, dengan kode saham DVLA.Darya- BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk PT. Darya Varia Laboratoria Tbk adalah perusahaan farmasi yang telah lama berdiri di Indonesia, beroperasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan obyek penelitian perusahaan perusahaan sektor farmasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia ( BEI ). Dalam penelitian ini,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

I. PENDAHULUAN. dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lokal dan sisanya merupakan perusahaan penanaman modal asing.

BAB I PENDAHULUAN. lokal dan sisanya merupakan perusahaan penanaman modal asing. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan kondisi perekonomian dunia yang semakin cepat dan fluktuatif menuntut dunia usaha untuk terus selalu mengikuti perubahanperubahan yang ada. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN KONSUMSI BIDANG FARMASI YANG TERDAFTAR DI DAFTAR EFEK SYARIAH (DES) TAHUN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN KONSUMSI BIDANG FARMASI YANG TERDAFTAR DI DAFTAR EFEK SYARIAH (DES) TAHUN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN KONSUMSI BIDANG FARMASI YANG TERDAFTAR DI DAFTAR EFEK SYARIAH (DES) TAHUN 2010-2014 Sejak November 2007, Bapepam & LK telah mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Objek Penelitian Sebagai objek dari pelaksanaan penelitian ini adalah posisi keuangan perusahaan farmasi sebagaimana tercantum dalam laporan keuangan Analisa Pengaruh Perubahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Komponen Z-Score Uraian pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa model Altman (Z-Score) yang telah dikemukakan oleh Altman untuk negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era sekarang ini investasi dan pasar modal sudah tidak asing lagi bagi

BAB I PENDAHULUAN. Di era sekarang ini investasi dan pasar modal sudah tidak asing lagi bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era sekarang ini investasi dan pasar modal sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Kecanggihan teknologi terutama internet menyebabkan masyarakat mendapatkan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil sekalipun, yang terlihat dari kemampuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Kalbe Farma Tbk yang beralamat di Gedung Kalbe Jl. Let. Jend. Suprapto

BAB I PENDAHULUAN. PT Kalbe Farma Tbk yang beralamat di Gedung Kalbe Jl. Let. Jend. Suprapto BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Kalbe Farma Tbk yang beralamat di Gedung Kalbe Jl. Let. Jend. Suprapto Kav. 4 Cempaka Putih Jakarta Pusat Didirikan pada tahun 1966. PT Kalbe Farma Tbk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Semua hasil kegiatan dari perusahaan diringkas. didalamnya. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Semua hasil kegiatan dari perusahaan diringkas. didalamnya. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Semua hasil kegiatan dari perusahaan diringkas didalamnya. Laporan keuangan menjadi penting

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Syariah (DES) yang berisi daftar saham syariah yang ada di Indonesia. Dengan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Syariah (DES) yang berisi daftar saham syariah yang ada di Indonesia. Dengan BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejak November 2007, Bapepam & LK telah mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang berisi daftar saham syariah yang ada di Indonesia. Dengan adanya DES maka masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kondisi Rasio-Rasio Keuangan Bank di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Altman Z-score. Analisis kesulitan keuangan yang dapat menyebabkan kebangkrutan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai untuk mendapatkan modal yaitu dengan melalui pasar modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai untuk mendapatkan modal yaitu dengan melalui pasar modal. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, Indonesia mengulang kembali sejarah tahun 1988, yaitu melemahnya rupiah terhadap dolar AS pada saat ini. Dengan melemahnya rupiah memberikan

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN FARMASI MANAJEMEN PEMASARAN PROCOLD PT. KALBE FARMA

MAKALAH MANAJEMEN FARMASI MANAJEMEN PEMASARAN PROCOLD PT. KALBE FARMA MAKALAH MANAJEMEN FARMASI MANAJEMEN PEMASARAN PROCOLD PT. KALBE FARMA DISUSUN OLEH : Hijrah ika f mauranan ( G 701 12 053 ) UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN FARMASI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Hasil Perhitungan Variabel Independen Model Altman (z-score) Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa rumus (formula)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Industri farmasi merupakan industri yang menyediakan ataupun memproduksi obat-obatan ataupun bahan baku pembuatan obat. Industri ini memiliki andil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pengambilan semple pada tanggal 29 Maret sampai bulan Desember 2016 pada Bursa Efek Indonesia yang menyediakan data laporan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis

I. PENDAHULUAN. Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis komersial yang fokus dalam meneliti, mengembangkan dan mendistribusikan obat, terutama dalam hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Industri farmasi merupakan industri yang secara ketat diatur dengan pertimbangan perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai Desember 2016. Waktu penelitian yang diambil oleh peneliti selama periode 2010 hingga tahun

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Keuangan

Evaluasi Kinerja Keuangan Evaluasi Kinerja Keuangan Untuk mengevaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan hal yang pertama dilakukan adalah dengan menganalisis kinerja keuangan. Untuk menganalisis kinerja keuangan ada beberapa analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini direncanakan selama enam bulan yang dimulai dari September 2013 sampai dengan Februari 2014 dimana penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui website objek penelitian yang digunakan dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui website  objek penelitian yang digunakan dalam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pengambilan semple pada tanggal 29 Maret sampai bulan Desember 2016 pada Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian meliputi: tujuan studi, tipe hubungan variabel, setting penelitian,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian meliputi: tujuan studi, tipe hubungan variabel, setting penelitian, BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meliputi: tujuan studi, tipe hubungan variabel, setting penelitian, unit analisis, horizon waktu, skala pengukuran dan metode pengujian data

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. Pharmaceutische Handel Svereneging J. Van Gorkom & Co. (Jakarta), N.V.

BAB II PROFIL PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. Pharmaceutische Handel Svereneging J. Van Gorkom & Co. (Jakarta), N.V. BAB II PROFIL PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK A. Sejarah Ringkas PT Kimia Farma (Persero) Tbk Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda

Lebih terperinci

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing : Tri Utami Saputri : 2A214851 : S1 - Akuntansi : Dr. Renny, SE., MM LATAR

Lebih terperinci

... Hubungi Kami : Kinerja 25 TOP GROUP PERUSAHAAN FARMASI di Indonesia, Beserta Laporan Keuangannya. Mohon Kirimkan. eksemplar.

... Hubungi Kami : Kinerja 25 TOP GROUP PERUSAHAAN FARMASI di Indonesia, Beserta Laporan Keuangannya. Mohon Kirimkan. eksemplar. Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com M elambatnya pertumbuhan ekononi Indonesia ditahun 2015 yang tumbuh dibawah 5%, berdampak negatif terhadap beberapa sektor industri

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT PYRIDAM FARMA, TBK PERIODE

ANALISIS PENGGUNAAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT PYRIDAM FARMA, TBK PERIODE ANALISIS PENGGUNAAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT PYRIDAM FARMA, TBK PERIODE 2010-2014 YENIASARI RIZKIA BUDI 27212802 PEMBIMBING BU ISTICHANAH, SE., MMSI PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Secara umum, jenis penelitan terbagi menjadi dua jenis, yaitu penelitian dasar

METODE PENELITIAN. Secara umum, jenis penelitan terbagi menjadi dua jenis, yaitu penelitian dasar III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Secara umum, jenis penelitan terbagi menjadi dua jenis, yaitu penelitian dasar (basic research) dan penelitian terapan (applied research) (Nazir, 1998). Jenis

Lebih terperinci

Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT ADHI KARYA (PERSERO),TBK PERIODE 2007-2011 Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM :23209191 Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perusahaan. Dalam perkembangannya PT. Enseval juga berkembang menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perusahaan. Dalam perkembangannya PT. Enseval juga berkembang menjadi BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan PT. Enseval didirikan pada Oktober 1973, sebagai akibat dari pemisahan fungsi distribusi dari pemasaran dan produksi PT. Kalbe Farma bersama anak perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat / lokasi pada penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009 2012. Alasan mengapa penelitian dilakukan ditempat

Lebih terperinci

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE SPRINGATE KONVENSIONAL DAN METODE FUZZY SPRINGATE PADA PERUSAHAAN INDUSTRI FARMASI Cahaya Santika Taqwa/

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE SPRINGATE KONVENSIONAL DAN METODE FUZZY SPRINGATE PADA PERUSAHAAN INDUSTRI FARMASI Cahaya Santika Taqwa/ ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE SPRINGATE KONVENSIONAL DAN METODE FUZZY SPRINGATE PADA PERUSAHAAN INDUSTRI FARMASI Cahaya Santika Taqwa/ 20208269 Pembimbing: Dr.Ir. Sudaryanto, MSc Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat memenuhi tujuan lainnya yaitu pertumbuhan terus-menerus (going

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat memenuhi tujuan lainnya yaitu pertumbuhan terus-menerus (going 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat, dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang saling bermunculan, menyebabkan persaingan diantara pelaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis laporan keuangan Laporan keuangan merupakan dasar menyediakan banyak informasi yang diperlukan para pemakai untuk membuat keputusan ekonomis sehubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan metode yang. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan metode yang. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 34 III. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan metode yang sistematis untuk memperoleh data yang meliputi pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data. 3.1 Variabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. diolah, dianalisis, dan diproses berdasarkan teori yang relevan sehingga diperoleh

METODE PENELITIAN. diolah, dianalisis, dan diproses berdasarkan teori yang relevan sehingga diperoleh 32 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode ini mengkhususkan pada studi kasus. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Selama kurun waktu belakangan ini dunia ekonomi dan bisnis berkembang dengan pesat. Perusahaaan-perusahaan telah berkembang menjadi semaki

PENDAHULUAN Selama kurun waktu belakangan ini dunia ekonomi dan bisnis berkembang dengan pesat. Perusahaaan-perusahaan telah berkembang menjadi semaki ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE SPRINGATE KONVENSIONAL DAN METODE FUZZY SPRINGATE PADA PERUSAHAAN INDUSTRI FARMASI Cahaya Santika Taqwa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Situasi perekonomian yang tidak menentu dan sulit diramalkan dewasa ini

I. PENDAHULUAN. Situasi perekonomian yang tidak menentu dan sulit diramalkan dewasa ini 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi perekonomian yang tidak menentu dan sulit diramalkan dewasa ini berpengaruh besar terhadap dunia bisnis. Perubahan lingkungan yang cepat, dinamik dan rumit di

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai rasio working capital terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI PARAMETER KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT SMARTFREN TELECOM, TBK NAMA : RIZKY AMANDA PUTRI NPM :

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI PARAMETER KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT SMARTFREN TELECOM, TBK NAMA : RIZKY AMANDA PUTRI NPM : ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI PARAMETER KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT SMARTFREN TELECOM, TBK NAMA : RIZKY AMANDA PUTRI NPM : 26210162 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi dan keputusan yang tepat dapat menunjang tingkat laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Strategi dan keputusan yang tepat dapat menunjang tingkat laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tingkat persaingan yang semakin kompetitif saat ini mengharuskan perusahaan melakukan strategi dalam menjalankan usahanya. Kemampuan bersaing perusahaan dapat

Lebih terperinci

ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN : DINO FAJAR C.R.

ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN : DINO FAJAR C.R. ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN 2008-2012 NAMA : DINO FAJAR C.R. KELAS : 3EB03 NPM : 22210086 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu yang diambil dalam penelitian tersebut yaitu pada tanggal 29 Maret sampai bulan Desember 2016. Tempat penelitian yang dipilih ialah Bursa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Liquidity Ratios IV.1.1 Current Ratio Rasio lancar (current ratio), dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan

Lebih terperinci

Daftar Populasi Sampel Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI selama Periode Populasi Kode Nama Perusahaan

Daftar Populasi Sampel Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI selama Periode Populasi Kode Nama Perusahaan Lampiran i Daftar Populasi Sampel Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI selama Periode 2008-2012 Populasi Kode Nama Perusahaan Kriteria 1 2 3 Sampel 1. DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 1 2. INAF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah menghasilkan barang atau jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Krisis perekonomian global telah mengubah tatanan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Krisis perekonomian global telah mengubah tatanan perekonomian dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis perekonomian global telah mengubah tatanan perekonomian dunia yang berawal di Amerika Serikat pada tahun 2007 kini mulai semakin dirasakan dampaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Berdasarkan judul yang dipilih, penulis mengadakan penelitian pada Perusahaan Pertambangan yang ada di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada sektor riil di tingkat lokal, karena kekuatan akumulasi modal

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada sektor riil di tingkat lokal, karena kekuatan akumulasi modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi Amerika kemudian menjadi krisis global yang berpengaruh pada sektor riil di tingkat lokal, karena kekuatan akumulasi modal kapitalis berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang didirikan harus memiliki tujuan yang jelas. Harjito dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang didirikan harus memiliki tujuan yang jelas. Harjito dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang didirikan harus memiliki tujuan yang jelas. Harjito dan Martono (2002: 3) mengemukakan beberapa tujuan dari berdirinya perusahaan. Tujuan pertama adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan

I. PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan tujuan investasi yang dinyatakan dalam risiko maupun return. Investor harus memahami bahwa ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi global yang dimulai pada tahun 2008 mengakibatkan kondisi resesi pada banyak perusahaan di berbagai negara, sehingga dihadapkan dengan situasi perdagangan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang. Perusahaan adalah suatu organisasi yang mempunyai sumber daya dasar seperti

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang. Perusahaan adalah suatu organisasi yang mempunyai sumber daya dasar seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Perusahaan adalah suatu organisasi yang mempunyai sumber daya dasar seperti bahan dan tenaga kerja yang dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang atau jasa.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data sekunder yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber lain yang telah tersedia sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Farmasi yang Tercatat di BEI No.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Farmasi yang Tercatat di BEI No. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1799/MENKES/PER/XII/2010 tentang Industri Farmasi Pasal 1, Industri Farmasi adalah

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE 2008-2012 DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE NAMA : Heri Kurniawan NPM : 23210252 JURUSAN : Akuntansi PEMBIMBING : Erna Kustyarini, SE., MMSI PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE

ANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE ANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE 2007-2012 Nama : Nur Fadhillah NPM : 25210123 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bertilia Lina Kusrina, SE.,

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. keuangan jangka pendek bersifat sementara dan belum begitu parah. Tetapi

BAB II TELAAH PUSTAKA. keuangan jangka pendek bersifat sementara dan belum begitu parah. Tetapi BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Pengertian Financial Distress (Kebangkrutan) Kesehatan suatu perusahaan bisa digambarkan dari titik sehat yang paling \ ekstrem sampai ke titik tidak sehat yang paling ekstrem.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score )

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score ) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score ) Uraian pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa model Altman (Z-Score) yang telah dikemukakan Altman

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditentukan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil penelitian mengenai analisis

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE 2008-2012 SEMINAR PENULISAN ILMIAH Diajukan guna melengkapi syarat- syarat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG PENELITIAN Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia semakin pesat sehingga persaingan diantara pengusaha juga semakin ketat. Oleh karena itu

Lebih terperinci

Penyusun Penulisan Ilmiah: YOGA KOMARA NPM: Dosen Pembimbing: Lina Kusrina, SE., MM

Penyusun Penulisan Ilmiah: YOGA KOMARA NPM: Dosen Pembimbing: Lina Kusrina, SE., MM ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN DENGA METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN PLASTIK-KEMASAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Penyusun Penulisan Ilmiah:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Competitiveness Index Sejak tahun 2005, daya saing Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Competitiveness Index Sejak tahun 2005, daya saing Indonesia telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia menduduki peringkat ke 44 dari 139 negara pada Global Competitiveness Index 2011. Sejak tahun 2005, daya saing Indonesia telah berkembang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang di dalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta Anak Perusahaan Periode 2007-2011 berdasarkan Analisa Rasio Keuangan Perhitungan rasio-rasio keuangan PT. BAKRIE

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Adanya pasar modal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan 2 2.1 Sejarah PT Kimia Farma TBK BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling umum adalah meningkatkan laba yang maksimal. Perusahaan yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. paling umum adalah meningkatkan laba yang maksimal. Perusahaan yang sedang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan didirikan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan yang paling umum adalah meningkatkan laba yang maksimal. Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian selalu mengalami perubahan dan persaingan bisnis semakin tajam dalam dunia usaha, sehingga menuntut para pelaku ekonomi untuk menerapkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Penyebab, dan Manfaat Informasi Kebangkrutan 2.1.1 Pengertian Kebangkrutan Dalam kenyataannya, tidak semua perusahaan mampu bertahan hidup dalam jangka panjang.

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB21 23210838 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan ekonomi mengalami perubahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman i iii v vii viii I II PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Pembatasan Masalah... 4 1.3. Rumusan Masalah... 5 1.3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi makanan dan non makanan. Tingkat konsumsi makanan dan non. Gambar 1.1. Pengeluaran per Kapita di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi makanan dan non makanan. Tingkat konsumsi makanan dan non. Gambar 1.1. Pengeluaran per Kapita di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat memiliki kebutuhan pokok harian yang harus dipenuhi, yakni berupa konsumsi makanan dan non makanan. Tingkat konsumsi makanan dan non makanan masyarakat

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Metode Altman Z-score untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT Mayora Indah,Tbk Periode

Analisis Penggunaan Metode Altman Z-score untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT Mayora Indah,Tbk Periode Analisis Penggunaan Metode Altman Z-score untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT Mayora Indah,Tbk Periode 2010-2014 Dewi Khamala Rizkiani 21212951 Pembimbing : Haryono, SE.,MM. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di semua level. Istilah publik internal atau publik karyawan mengacu pada baik itu

BAB I PENDAHULUAN. di semua level. Istilah publik internal atau publik karyawan mengacu pada baik itu BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Hubungan terpenting dalam organisasi adalah hubungannya dengan karyawan di semua level. Istilah publik internal atau publik karyawan mengacu pada baik itu

Lebih terperinci

PRAKATA... ABSTRACK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

PRAKATA... ABSTRACK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI Halaman PRAKATA... ABSTRAK... ABSTRACK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR..... DAFTAR GRAFIK... i iii iv v viii x xi BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misi tersebut merupakan pernyataan tertulis tentang tujuan-tujuan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. misi tersebut merupakan pernyataan tertulis tentang tujuan-tujuan kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki visi dan misi dari keberadaannya. Visi dan misi tersebut merupakan pernyataan tertulis tentang tujuan-tujuan kegiatan usaha yang

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat di gunakan sabgai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang semakin beragam, perbankan dihadapkan dengan risiko yang semakin kompleks terutama karena kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berada di daerah tropis merupakan negara yang kaya

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berada di daerah tropis merupakan negara yang kaya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang berada di daerah tropis merupakan negara yang kaya akan jenis tanaman termasuk tanaman obat. Tanaman obat yang telah diketahui memiliki khasiat adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dengan mengambil data dari PT. Advanced Offshore Services yang bertempat di Gedung Ventura Lt. 6 Suite 601, JL. RA. Kartini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengalami kemajuan ataupun kemunduran dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengalami kemajuan ataupun kemunduran dalam menjalankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi ekonomi yang dalam setiap aktivitasnya memiliki tujuan. Perusahaan membutuhkan informasi sebagai alat pemantau perkembangan dari

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DITINJAU DARI RENTABILITAS DAN MODEL ALTMAN DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN ALAT BERAT YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DITINJAU DARI RENTABILITAS DAN MODEL ALTMAN DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN ALAT BERAT YANG TERDAFTAR DI BEI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DITINJAU DARI RENTABILITAS DAN MODEL ALTMAN DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN ALAT BERAT YANG TERDAFTAR DI BEI Nur Said 20205906 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya era perdagangan bebas atau globalisasi. Dalam menghadapi era perdagangan bebas tersebut,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERUSAHAAN FARMASI (SAMPEL PERUSAHAAN)

LAMPIRAN 1 PERUSAHAAN FARMASI (SAMPEL PERUSAHAAN) LAMPIRAN 1 PERUSAHAAN FARMASI (SAMPEL PERUSAHAAN) NO KODE NAMA PERUSAHAAN 1 DVLA PT Darya Varial Laboratoria 2 INAF PT Indofarma (Persero) 3 KAEF PT Kimia Farma ( Persero) 4 KLBF PT kalbe Farma 5 MERK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya. Namun apabila perusahaan mengalami kegagalan dalam menjalankan usahanya kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia atau BEI (dulu BEJ=Bursa Efek Jakarta) diklasifikasikan kedalam 9 sektor yang didasarkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun modal sendiri yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.

BAB 3 METODE PENELITIAN. consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009. 20 BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1. Objek Penelitian Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009. 1.2. Populasi dan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya perekonomian di era globalisasi yang semakin pesat telah mengakibatkan timbulnya persaingan antar perusahaan yang semakin

Lebih terperinci

Reni Susanti Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

Reni Susanti   Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR FARMASI YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK Reni Susanti email: renneyxu@gmail.com Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan teknologi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan teknologi yang terjadi saat ini, mengakibatkan berkembangnya pula usaha yang dilakukan oleh para pengusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu era globalisasi mendorong manusia untuk giat bekerja guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu era globalisasi mendorong manusia untuk giat bekerja guna meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan kemajuan zaman yang terus meningkat dengan diiringi suatu era globalisasi mendorong manusia untuk giat bekerja guna meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar dunia mengalami keruntuhan / degresi dan mempengaruhi sektor lainnya di

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar dunia mengalami keruntuhan / degresi dan mempengaruhi sektor lainnya di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi Global adalah peristiwa dimana seluruh sektor ekonomi pasar dunia mengalami keruntuhan / degresi dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Financial Distress. Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan. Financial distress terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dan didukung oleh teoriteori yang dipelajari dan hasil pembahasan yang diperoleh mengenai analisis kebangkrutan perusahaan

Lebih terperinci