BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 40 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Hasil Perhitungan Variabel Independen Model Altman (z-score) Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa rumus (formula) Model Altman adalah sebagai berikut: Z-score = 0,717 X 1 + 0,847 X 2 + 3,107 X 3 + 0,42 X 4 + 0,998 X 5 Keterangan : Aktiva lancar-hutang lancar X 1 = Working capital to total assets = Total Aktiva Laba yang ditahan X 2 = Retained earning to total assets = Total aktiva X 3 = Earning before interest and tax to total assets Laba sebelum bunga dan pajak = Total aktiva

2 41 Nilai buku ekuitas X 4 = Book value of equity to book value of debt = Nilai buku total hutang Penjualan X 5 = sales to total assets = Total aktiva Setelah nilai X1, X2, X3, X4 dan X5 hasilnya telah dihitung, maka nilai z- score bisa dihitung bersadarkan rumus di atas. Nilai z-score kemudian diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang mencerminkan kondisi keuangan perusahaan, yaitu : a) Jika nilai z-score lebih besar dari 2,90 (z-score >2,90), maka kondisi keuangan perusahaan dalam keadaan sehat. b) Jika nilai z-score diantara 1,20 sampai dengan 2,90 (1,20 < z-score < 2,90), maka kondisi keuangan perusahaan dianggap dalam keadaan rawan kebangkrutan (grey area). c) Jika nilai z-score lebih kecil dari 1,20 (z-score<1,20), maka kondisi keuangan perusahaan dalam keadaan bangkrut/memiliki resiko kebangkrutan yang tinggi di masa depan. 1) Hasil Perhitungan X1 (working capital to total assets) Menurut Adnan dan Taufiq (dalam Liliana, 2009 ;46), rasio X1 yaitu working capital/total assets merupakan rasio yang mendeteksi likuditas dari total

3 42 aktiva dan posisi modal kerja netto. Dalam hal ini, modal kerja (working capital) diperoleh dari selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Jika dikaitkan dengan indikator-indikator kebangkrutan dapat digunakan untuk mendeteksi adanya masalah pada tingkat likuiditas perusahaan adalah indikator-indikator dalam internal perusahaan tersebut bisa berupa : ketidakcukupan kas, utang dagang yang membengkak, harta kekayaan menurun dan penambahan utang yang tidak terkendali. Tabel 4.1 Perhitungan X1 pada PT Matahari Putra Prima, Tbk dan PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Tahun Matahari Ramayana X1 X ,2914 0, , ,74% 0, ,63% , ,16% 0,3530-5,83% , ,78% 0,3613 2,37% , ,21% 0,3599-0,40% , ,79% 0,3554-1,24% Ratarata 0, ,56% 0,3706-3,15% Sumber : lampiran 5 dan 6 variabel X1 mulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 pada perusahaan perdagangan retail relatif berfluktuasi. Nilai varibel X1 PT Matahari Putra Prima, Tbk sangat fluktuatif, namun masih mengalami kenaikan rata-rata 88,56%. Sedangkan variabel X1 pada PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk

4 43 relatif menurun tetapi rata-ratanya masih lebih tinggi dari rata-rata nilai variabel X1 PT Matahari Putra Prima, Tbk yaitu sebesar 0,3706. Pada tahun 2008, PT Matahari Putra Prima, Tbk mengalami penurunan drastis nilai variabel X1 sebesar 80,74%. Penurunan juga terjadi pada nilai variabel X1 PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk tetapi hanya sebesar 10,63%. Pada tahun 2009, kinerja PT Matahari Putra Prima, Tbk kembali membaik dengan meningkatnya nilai variabel X1 sebesar 224,16%, sedangkan nilai variabel X1 pada PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk kembali menurun sebesar 5,83% dibandingkan tahun sebelumnya. PT Matahari Putra Prima, Tbk antara tahun mengalami penurunan nilai variabel X1 secara signifikan pada tahun 2008 dan 2009, tetapi kemudian dapat memperbaiki kinerjanya dengan naiknya nilai variabel X1 pada tahun 2009 dan 2012 sebesar 224,16% dan 355,79%. Sedangkan PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk selama tahun relatif mengalami penurunan nilai variabel X1, rata-rata sebesar 3,15%. Penurunan variabel X1 pada PT Matahari Putra Prima, Tbk di tahun 2008 sebesar 80,57% disebabkan oleh meningkatnya hutang lancar sebesar 130,62%,kenaikan aktiva lancar hanya sebesar 14,80% dan kenaikan total aktiva sebesar 16,03%. Seperti telah kita ketahui, variabel X1 dibentuk dari selisih aktiva lancar dengan hutang lancar dibagi dengan total aktiva perusahaan, jika kenaikan hutang lancar lebih besar dari kenaikan aktiva lancar, maka working capital-nya semakin kecil dan kenaikan total aktiva akan semakin memperkecil nilai variabel X1 di

5 44 tahun Kenaikan hutang lancar pada PT Matahari Putra Prima, Tbk di tahun 2008 disebabkan oleh timbulnya akun hutang notes-bersih sebesar Rp , Hutang obligasi-bersih sebesar Rp ,- dan kewajiban kontrak swap sebesar Rp ,- Sedangkan penurunan variabel X1 pada PT Matahari Putra Prima, Tbk di tahun 2011 sebesar 69,21% disebabkan oleh penurunan aktiva lancar sebesar 33,21%, tidak sebanding dengan penurunan hutang lancar yang hanya sebesar 3,38%, sehingga terjadi penurunan modal kerja sebesar 72,21%. Seperti penjelasan paragraf sebelumnya, variabel X1 dibentuk dari selisih aktiva lancar dengan hutang lancar dibagi dengan total aktiva perusahaan, jika penurunan aktiva lancar lebih besar dari penurunan hutang lancar, maka working capital-nya semakin kecil sehingga memperkecil nilai variabel X1 di tahun Penurunan nilai aktiva lancar pada PT Matahari Putra Prima, Tbk di tahun 2011 disebabkan oleh turunnya julah investasi jangka pendek menjadi hanya sebesar Rp , Piutang Pihak Ketiga menjadi sebesar Rp ,- dan persediaan menjadi sebesar Rp ,- Jika dicermati lagi, pada tahun 2012 terjadi kenaikan signifikan nilai variabel X 1 pada PT Matahari Putra Prima, Tbk sebesar 355,79%. Hal ini disebabkan oleh peningkatan aktiva lancar sebesar 40,78%, sehigga meningkatkan modal kerja sebesar 263,69%. Di sisi lain total aktiva mengalami penurunan sebesar 20, 21%.

6 45 2) Hasil Perhitungan X2 (Retained earning to total assets) Rasio X2 didapat dari laba ditahan dibagi dengan total aset perusahaan. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dibandingkan dengan tingkat perputaran operating assets. Para manajer sangat berkepentingan untuk mengetahuii nilai rasio ini untuk melihat tingkat efisiensi perusahaan. Tabel 4.2 Perhitungan X2 pada PT Matahari Putra Prima, Tbk dan PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Tahun Matahari Ramayana X2 X ,0019 0, ,0018-3,05% 0,0150 8,06% ,0019 3,12% 0,0156 4,01% ,0019 1,71% 0,0158 1,27% , ,86% 0,0160 1,17% , ,77% 0,0160-0,03% Ratarata 0, ,68% 0,0154 2,90% Sumber : lampiran 5 dan 6 nilai variabel X2 pada perusahaan perdagangan retail cenderung fluktuatif. Di tahun 2008, variabel X2 PT Matahari Putra Prima, Tbk mengalami penurunan sebesar 3,05% dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi yang berbeda terlihat dari nilai variabel X2 PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk yang mengalami kenaikan sebesar 8,06%.

7 46 Di tahun 2009, kinerja PT Matahari Putra Prima, Tbk terlihat membaik dengan meningkatnya nilai variabel X2 sebesar 3,12% sedangkan nilai variabel X2 PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk juga mengalami kenaikan 4,01%. Kenaikan variabel X 2 PT Matahari Putra Prima, Tbk yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2011 dan 2012 yaitu masing-masing sebesar 20,86% dan 35,77%. Kenaikan ini disebabkan oleh penurunan nilai Total Aktiva dan kenaikan nilai laba ditahan. Secara keseluruhan, variabel X2 PT Matahari Putra Prima, Tbk mengalami kenaikan sebesar 11,68% dengan rata nilai variabel sebesar 0,0022. Sedangkan PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk, variabel X2-nya mengalami kenaikan sebesar 2,90% dengan nilai variabel sebesar 0,0154. Sedangkan untuk PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk, pada tahun 2008 nilai variabel X2 mengalami kenaikan yang disebabkan oleh kenaikan laba ditahan sebesar 12,50%, sedangkan total aktiva hanya mengalami kenaikan sebesar 4,11%. 3) Hasil Perhitungan X3 (earning before interest and tax to total assets) Rasio X3 merupakan rasio yang mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor termasuk pemegang saham dan obligasi. Beberapa indikator yang dapat digunakan dalam mendeteksi adanya masalah pada kemampuan profitabilitas perusahaan diantaranya adalah piutang dagang yang meningkat, rugi terus-menerus dalam beberapa kuartal, persediaan meningkat, penjualan menurun, penagihan piutang terlambat, kredibilitas perusahaan berkurang, dan kesediaan

8 47 memberikan kredit pada konsumen yang tidak dapat membayar pada waktu yang ditetapkan. Tabel 4.3 Perhitungan X3 pada PT Matahari Putra Prima, Tbk dan PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Tahun Matahari Ramayana X3 X ,0253 0, , ,46% 0,1735 7,05% , ,77% 0, ,42% , ,64% 0,1181-6,18% , ,73% 0,1155-2,21% , ,68% 0,1215 5,16% Ratarata 0, ,98% 0,1361-4,72% Sumber : lampiran 5 dan 6 Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, nilai variabel X3 selama kurun waktu cenderung fluktuatif, namun demikian variabel X3 PT Matahari Putra Prima, Tbk masih meningkat 309,98% rata-rata setiap tahunnya. Kondisi yang berbeda terjadi pada nilai variabel X3 pada PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk menurun 4,72% rata-rata setiap tahunnya. Menurunnya nilai variabel X3 sebesar 128,46% pada PT Matahari Putra Prima, Tbk di tahun 2008 disebabkan oleh menurunnya EBIT sebesar 133,02% menjadi Rp Di sisi lain, total aktiva mengalami kenaikan sebesar 16,03%, sehingga semakin menurunkan nilai variabel X3. Jika diperhatikan lebih seksama, terjadi kenaikan signifikan nilai variabel X3 di tahun 2009 sebesar

9 48 391,77%. Ini terjadi akibat terjadi peningkatan EBIT sebesar 429,88% menjadi Rp , total aktiva meningkat namun hanya sebesar 7,75%. Di tahun 2010 terjadi peningkatan nilai variabel X 3 sebesar 1278,64%, hal ini disebabkan oleh peningkatan drastis nilai EBIT sebesar 1390%. Peningkatan signifikan nilai EBIT disebabkan oleh adanya laba pelepasan entitas anak sebesar Rp ) Hasil Perhitungan X4 (book value equity to book value of debt) Rasio X4 yaitu book value of equity/book value of total debt yang melambangkan solvabilitas (leverage) atau kemampuan finansial jangka panjang dari suatu perusahaan. Tabel 4.4 Perhitungan X4 pada PT Matahari Putra Prima, Tbk dan PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Tahun Matahari Ramayana X4 X ,6239 2, , ,04% 3, ,85% ,4888 3,14% 3,3568-2,42% , ,43% 3,3275-0,87% , ,80% 3,0964-6,94% , ,12% 2,9490-4,76% Ratarata 0, ,12% 3,1857 0,37% Sumber : lampiran 5 dan 6 Variabel X4 pada kedua perusahaan sangat fluktuatif seperti variabel terdahulu. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, nilai variabel X4 tahun 2008

10 49 PT Matahari Putra Prima, Tbk turun sebesar 24,04% menjadi 0,4739. Sedangkan untuk varabel X4 PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk menunjukkan kondisi yang berbeda dengan adanya kenaikan sebesar 16,85% menjadi 3,4401. Kondisi tahun 2009 kembali menunjukkan kondisi yang sebaliknya, variabel X4 PT Matahari Putra Prima, Tbk naik sebesar 3,14% sedanglah variabel X4 PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk turun sebesar 2,42%. Secara rata-rata variabel X4 PT Matahari Putra Prima, Tbk naik sebesar 33,12% seedangkan variabel X4 PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk masih positif 0,37%. Penurunan variabel X4 pada PT Matahari Putra Prima, Tbk di tahun 2008 disebabkan oleh menurunnya ekuitas yang dimiliki perusahaan sebesar 2,90% dan kenaikan total hutang perusahaan sebesar 27,84%. Sedangkan di tahun 2009, kenaikan variabel X4 disebabkan oleh kenaikan ekuitas perusahaan 10,02% tetapi kenaikan total hutang perusahaan hanya sebesar 6,67%. Kenaikan variabel X4 PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk di tahun 2008 disebabkan kenaikan ekuitas perusahaan sebesar 8,06% dan penurunan total hutang perusahaan sebesar 7,52%. Sedangkan di tahun 2009, penurunan variabel X4 disebabkan oleh kenaikan total hutang perusahaan sebesar 8.87%. Yang menarik adalah kenaikan signifikan nilai X4 pada PT Matahari Putra Prima, Tbk di tahun 2010 sebesar 241,43% yang disebabkan oleh kenaikan ekuitas perusahaan sebesar 105,98% dan penurunan total hutang perusahaan sebesar 39,67%.

11 50 5) Hasil Perhitungan X5 (sales to total assets) Rasio X5 adalah sales/total assets merupakan rasio-rasio yang mengukur aktivitas perusahaan. Dapat pula dikatakan sebagai rasio yang mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan oleh perusahaan untuk menghasilkan revenue. Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya masalah aktivitas perusahaan yang kemudian akan berpengaruh pada rasio-rasio lainnya (rasio X1-X4) adalah pangsa pasar produk menurun, berpindahnya penguasaan pangsa pasar pada pesaing, modal kerja menurun secara drastis, perputaran persediaan menurun, kepercayaan konsumen berkurang dan faktor lain yang mungkin. Tabel 4.5 Perhitungan X5 pada PT Matahari Putra Prima, Tbk dan PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Tahun Matahari Ramayana X5 X ,1565 1, , ,35% 1, ,47% ,9735 5,69% 1,3431-8,46% , ,15% 1,3698 1,99% , ,51% 1,3530-1,22% , ,89% 1,3993 3,42% Ratarata 0,9975 6,12% 1,4380-3,55% Sumber : lampiran 5 dan 6

12 51 Di tahun 2008, variabel X5 pada kedua perusahaan cenderung menurun sebesar 20,35% pada PT Matahari Putra Prima, Tbk dan penurunan sebesar 13.47% pada PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Penurunan variabel X5 pada PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk di tahun 2008 disebabkan oleh penurunan penjualan sebesar 9,91% menjadi Rp ,- dan peningkatan total aktiva perusahaan sebesar 4,11%. Sedangkan di tahun 2009, terjadi penurunan yang disebabkan oleh turunnya penjualan sebesar 2.20% menjadi Rp dan peningkatan aktiva sebesar 6.83%. Penurunan variabel X5 pada PT Matahari Putra Prima, Tbk di tahun 2008 disebabkan oleh Penurunan penjualan sebesar 7,58% menjadi Rp ,- dan peningkatan total aktiva perusahaan sebesar 16,03%. Sedangkan di tahun 2009, terjadi peningkatan yang disebabkan oleh naiknya penjualan sebesar 13,88% menjadi Rp ,- dan peningkatan aktiva sebesar 7,75%. Sedangkan di tahun 2011 dan 2012, variabel X5 pada PT Matahari Putra Prima, Tbk mengalami peningkatan masing-masing sebesar 15,51% dan 52, 89%. Hal ini disebabkan oleh kenaikan penjualan sebesar 4,26% di tahun 2011 dan 22,00% di tahun Selain itu total aktiva perusahaan megalami penurunan sebesar 9,74% di tahun 2011 dan 20,21% di tahun 2012.

13 52 2. Hasil Perhitungan Z-score Berdasarkan titik cut off metode Altman (Z-score) maka skor 2,90 merupakan ambang batas untuk perusahaan sehat. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai skor di atas 2,90 dapat dikatakan sebagai perusahaan sehat. Sedangkan perusahaan yang mempunyai skor di bawah 1,20 diklasifikasikan sebagai perusahaan yang berpotensi bangkrut. Kemudian jika skor antara 1,20 sampai 2,90 diklasifikasikan sebagai perusahaan yang berada pada daerah abu-abu (grey area) atau rawan bangkrut. Tabel berikut ini menyajikan perhitungan Z-score masing-masing perusahaan, yang didasarkan pada laporan keuangan yang tersedia di Bursa Efek Indonesia. Agar lebih mudah dianalisis, disajikan rangkuman hasil perhitungan z- score masing-masing perusahaan antara tahun Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Perhitungan Z-score pada Perusahaan Perdagangan Retail yang Go Public di BEI Nama Perusahaan Tahun PT Matahari Putra Prima, Tbk PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk ,7054 RB 3,7447 S ,1377 RB 3,7296 S ,4189 RB 3,4078 S ,1131 S 3,4041 S ,4654 RB 3,2813 S ,9981 RB 3,2809 S Sumber : lampiran 5 dan 6

14 53 Keterangan : B : Bangkrut (Z-score < 1,20) RB : Rawan Bangkrut/Grey Area (1,20 < Z-score < 2,90) S : Sehat (Z-score > 2,90) Gambar 4.1 Rangkuman Hasil Perhitungan Z-score pada Perusahaan Perdagangan Retail yang Go Public di BEI 4,0000 3,5000 3,0000 2,5000 2,0000 1,5000 1,0000 PT. Matahari Putra Prima, Tbk PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk 0,5000 0, Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa selama tahun penelitian , hanya PT Matahari Putra Prima, Tbk yang mempunyai nilai z-score antara 1,20 sampai 2,90, kecuali di tahun 2010 nilai z-score nya lebih dari 2,90. Sehingga dapat dikatakan perusahaan berada dalam keadaan grey area atau rawan

15 54 bangkrut. Hal yang berlainan terjadi pada PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk yang berada pada kategori sehat karena Z-score berada di atas 2,90. PT Matahari Putra Prima, Tbk selalu berada pada grey area selama lima tahun karena rendahnya nilai variabel X3 yang memiliki koefisien besar dalam perhitungan nilai z-score. Berdasarkan tabel 4.1- tabel 4.5, PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk selalu unggul dalam semua variabel dari PT Matahari Putra Prima, Tbk sehingga menghasilkan z-score yang lebih besar dan berada pada posisi sehat. Pada tahun PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk berada pada posisi sehat walaupun nilai z-score nya terus mengalami penurunan sedangkan PT Matahari Putra Prima, Tbk masih berada pada daerah rawan bangkrut. a) PT Matahari Putra Prima, Tbk Nilai Variabel Independen dan Z-score PT Matahari Putra Prima, Tbk relatif fluktuatif. Pada tahun 2008, semua variabel mengalami penurunan. Akibatnya nilai z-score mengalami penurunan sebesar 33,29%.

16 55 Tabel 4.7 Nilai Variabel Independen dan Z-score PT Matahari Putra Prima, Tbk Tahun X1 X2 X3 X4 X ,2914 0,0019 0,0253 0,6239 1,1565 1, , ,74% 0,0018-3,05% - 0,0072 Z -128,46% 0, ,04% 0, ,35% 1, ,29% , ,16% 0,0019 3,12% 0, ,77% 0,4888 3,14% 0,9735 5,69% 1, ,72% , ,78% 0,0019 1,71% 0, ,64% 1, ,43% 0, ,15% 3, ,40% , ,21% 0, ,86% 0, ,73% 1, ,80% 0, ,51% 1, ,93% , ,79% 0, ,77% 0, ,68% 0, ,12% 1, ,89% 1, ,35% Ratarata 0, ,56% 0, ,68% 0, ,98% 0, ,12% 0,9975 6,12% 1, ,85% Sumber : lampiran 5 Pada tahun 2009 dan 2012, nilai semua variabel independen relatif mengalami peningkatan. b) PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk nilai variabel independen pada PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk selama kurun waktu relatif fluktuatif. Pada tahun 2008, variabel yang mengalami peningkatan yaitu X2, X3 dan X4, sedangkan variabel yang mengalami penurunan adalah X1 dan X 5 Dengan kenaikan sebagian besar variabel tersebut mengakibatkan nilai z-score juga naik sebesar 0,40%.

17 56 Tabel 4.8 Nilai Variabel Independen dan Z-score PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Tabel 4.8 Nilai Variabel Independen dan Z-score PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Tahun X1 X2 X3 X4 X5 Z ,4194 0,0139 0,1621 2,9441 1,6955 3, , ,63% 0,0150 8,06% 0,1735 7,05% 3, ,85% 1, ,47% 3,7296-0,40% ,3530-5,83% 0,0156 4,01% 0, ,42% 3,3568-2,42% 1,3431-8,46% 3,4078-8,63% ,3613 2,37% 0,0158 1,27% 0,1181-6,18% 3,3275-0,87% 1,3698 1,99% 3,4041-0,11% ,3599-0,40% 0,0160 1,17% 0,1155-2,21% 3,0964-6,94% 1,3530-1,22% 3,2813-3,61% ,3554-1,24% 0,0160-0,03% 0,1215 5,16% 2,9490-4,76% 1,3993 3,42% 3,2809-0,01% Ratarata 0,3706-3,15% 0,0154 2,90% 0,1361-4,72% 3,1857 0,37% 1,4380-3,55% 3,4747-2,55% Sumber : lampiran 6 Pada tahun 2011, semua variabel kecuali X2, mengalami penurunan, sehingga nilai z-score-nya juga ikut mengalami penurunan sebesar 3,61%. B. Pembahasan Sampel dalam penelitian sangat terbatas, hanya diambil 2 (dua) perusahaan sebagai sampel dan sumber data dalam pembahasan ini sehingga tidak begitu representatif dalam menjelaskan keadaan perusahaan perdagangan retail yang ada di Indonesia. Selain itu, metode yang digunakan hanya satu yaitu Metode Altman (z-score) sehingga kurang membuktikan posisi keuangan perusahaan dalam keadaan sehat, rawan bangkrut atau terancam bangkrut. Diharapkan ada metode lain yang dapat digunakan untuk memperkuat kesimpulan yang diperoleh dari perhitungan Metode Alman (z-score).

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Komponen Z-Score Uraian pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa model Altman (Z-Score) yang telah dikemukakan oleh Altman untuk negara-negara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score )

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score ) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score ) Uraian pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa model Altman (Z-Score) yang telah dikemukakan Altman

Lebih terperinci

Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT ADHI KARYA (PERSERO),TBK PERIODE 2007-2011 Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM :23209191 Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat / lokasi pada penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009 2012. Alasan mengapa penelitian dilakukan ditempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis laporan keuangan Laporan keuangan merupakan dasar menyediakan banyak informasi yang diperlukan para pemakai untuk membuat keputusan ekonomis sehubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambaran Umum Penelitian 1. PT. Matahari Putra Prima, Tbk Sejarah Perusahaan Cikal bakal PT. Matahari Putra Prima, Tbk (perseroan) ditandai dengan pembukaan Toko/Gerai

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta Anak Perusahaan Periode 2007-2011 berdasarkan Analisa Rasio Keuangan Perhitungan rasio-rasio keuangan PT. BAKRIE

Lebih terperinci

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing : Tri Utami Saputri : 2A214851 : S1 - Akuntansi : Dr. Renny, SE., MM LATAR

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB21 23210838 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan ekonomi mengalami perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan berisi tentang posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya selama beberapa

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 Nama : Nurulinar Handayani NPM : 25212555

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DITINJAU DARI RENTABILITAS DAN MODEL ALTMAN DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN ALAT BERAT YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DITINJAU DARI RENTABILITAS DAN MODEL ALTMAN DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN ALAT BERAT YANG TERDAFTAR DI BEI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DITINJAU DARI RENTABILITAS DAN MODEL ALTMAN DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN ALAT BERAT YANG TERDAFTAR DI BEI Nur Said 20205906 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Liquidity Ratios IV.1.1 Current Ratio Rasio lancar (current ratio), dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditentukan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil penelitian mengenai analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dengan mengambil data dari PT. Advanced Offshore Services yang bertempat di Gedung Ventura Lt. 6 Suite 601, JL. RA. Kartini

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE 2008-2012 DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE NAMA : Heri Kurniawan NPM : 23210252 JURUSAN : Akuntansi PEMBIMBING : Erna Kustyarini, SE., MMSI PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pengambilan semple pada tanggal 29 Maret sampai bulan Desember 2016 pada Bursa Efek Indonesia yang menyediakan data laporan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya.

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya. BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uaraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kondisi Rasio-Rasio Keuangan Bank di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Altman Z-score. Analisis kesulitan keuangan yang dapat menyebabkan kebangkrutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang di dalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat di gunakan sabgai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya artinya perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya artinya perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress (Kesulitan Keuangan) Financial distress adalah suatu kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dimana dihapuskan batasan antar Negara, menyebabkan persaingan antar perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI PARAMETER KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT SMARTFREN TELECOM, TBK NAMA : RIZKY AMANDA PUTRI NPM :

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI PARAMETER KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT SMARTFREN TELECOM, TBK NAMA : RIZKY AMANDA PUTRI NPM : ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI PARAMETER KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT SMARTFREN TELECOM, TBK NAMA : RIZKY AMANDA PUTRI NPM : 26210162 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 24 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, meliputi Neraca, Perhitungan Laba-Rugi dan laba ditahan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai Desember 2016. Waktu penelitian yang diambil oleh peneliti selama periode 2010 hingga tahun

Lebih terperinci

deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang diperoleh langsung pada laporan keuangan di ICMD Bursa Efek Jakarta, kemudian

deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang diperoleh langsung pada laporan keuangan di ICMD Bursa Efek Jakarta, kemudian BAB HI METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang

Lebih terperinci

ANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE

ANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE ANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE 2007-2012 Nama : Nur Fadhillah NPM : 25210123 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bertilia Lina Kusrina, SE.,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Adanya pasar modal

Lebih terperinci

Nama : Dessy Septiyani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Nova Anggrainie, SE., MMSI

Nama : Dessy Septiyani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Nova Anggrainie, SE., MMSI ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z - SCORE PADA PT TRIAS SENTOSA Tbk TAHUN 2009 2013 Nama : Dessy Septiyani NPM : 21211902 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Nova Anggrainie,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk sebuah perusahaan Telekomunikasi sebagai obyek penelitian dengan menggunakan rasio-rasio

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. model ALTMAN (z-score) dalam mengukur kinerja keuangan dan memprediksikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. model ALTMAN (z-score) dalam mengukur kinerja keuangan dan memprediksikan Bab V Simpulan Dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan analisis rasio keuangan dan penerapan model ALTMAN (z-score) dalam mengukur kinerja keuangan dan memprediksikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai rasio working capital terhadap

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. diolah, dianalisis, dan diproses berdasarkan teori yang relevan sehingga diperoleh

METODE PENELITIAN. diolah, dianalisis, dan diproses berdasarkan teori yang relevan sehingga diperoleh 32 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode ini mengkhususkan pada studi kasus. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT PYRIDAM FARMA, TBK PERIODE

ANALISIS PENGGUNAAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT PYRIDAM FARMA, TBK PERIODE ANALISIS PENGGUNAAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT PYRIDAM FARMA, TBK PERIODE 2010-2014 YENIASARI RIZKIA BUDI 27212802 PEMBIMBING BU ISTICHANAH, SE., MMSI PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Penyebab, dan Manfaat Informasi Kebangkrutan 2.1.1 Pengertian Kebangkrutan Dalam kenyataannya, tidak semua perusahaan mampu bertahan hidup dalam jangka panjang.

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Metode Altman Z-score untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT Mayora Indah,Tbk Periode

Analisis Penggunaan Metode Altman Z-score untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT Mayora Indah,Tbk Periode Analisis Penggunaan Metode Altman Z-score untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT Mayora Indah,Tbk Periode 2010-2014 Dewi Khamala Rizkiani 21212951 Pembimbing : Haryono, SE.,MM. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada PT. Sumalindo Lestari Jaya, Tbk yang berdasarkan laporan keuangan pada periode 2005, 2006, dan 2007 dengan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI

Lebih terperinci

ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN : DINO FAJAR C.R.

ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN : DINO FAJAR C.R. ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN 2008-2012 NAMA : DINO FAJAR C.R. KELAS : 3EB03 NPM : 22210086 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dalam menjaga dan memaksimalkan profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dalam menjaga dan memaksimalkan profitabilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki strategi-strategi manajemen keuangan yang berbeda dalam menjaga dan memaksimalkan profitabilitas perusahaan.keuntungan atau laba maksimal

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE 2008-2012 SEMINAR PENULISAN ILMIAH Diajukan guna melengkapi syarat- syarat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang semakin beragam, perbankan dihadapkan dengan risiko yang semakin kompleks terutama karena kegiatan

Lebih terperinci

BAB-II TINJAUAN PUSTAKA

BAB-II TINJAUAN PUSTAKA BAB-II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Saham Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, saham merupakan surat berharga sebagai bukti pemilikan individu/institusi dalam suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Data yang diperlukan berupa laporan keuangan perusahaan Tekstil 2008-2012. Namun sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang biasanya ditandai dengan mengalami kerugian.

BAB I PENDAHULUAN. yang biasanya ditandai dengan mengalami kerugian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia sebagian besar didukung oleh sektor manufaktur karena perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya, dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi IV.1.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk dengan menggunakan Rasio Keuangan IV.1.1.1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Financial Distress. Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan. Financial distress terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini direncanakan selama enam bulan yang dimulai dari September 2013 sampai dengan Februari 2014 dimana penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT.Indo Citra Finance Tbk

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT.Indo Citra Finance Tbk BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kinerja Keuangan Untuk mengetahui kinerja keuangan PT.Indo Citra Finance Tbk maka pada bab ini, penulis akan melakukan analisa laporan keuangan periode

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penulisan dalam bab ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan

Lebih terperinci

dengan pada saat ekonomi dalam keadaan normal. Hal ini diakibatkan oleh rupiah terhadap mata uang asing dan kenaikan suku bunga kredit.

dengan pada saat ekonomi dalam keadaan normal. Hal ini diakibatkan oleh rupiah terhadap mata uang asing dan kenaikan suku bunga kredit. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebangkrutan merupakan salah satu fenomena yang dapat dilihat dalam semua bidang usaha, baik dimasa krisis maupun dimasa normal. Dimasa krisis potensi terjadinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angkaangka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan assetaset

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Saham dan Pasar Modal Saham adalah bukti penyertaan modal pada sebuah perusahaan. untuk digunakan pihak manajemen dalam membiayai kegiatan operasional. Imbal hasil investasi yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENILAIAN KINERJA KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN ANALISIS MODEL Z-SCORE ALTMAN (Studi Empiris: Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan Rasio adalah satu angka yang dinyatakan dalam hubugannya dengan yang lain (Harvarindo 2010:12). Dimana angka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kebangkrutan. 1. Pengertian Kebangkrutan. Kebangkrutan atau kepailitan adalah biasanya diartikan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kebangkrutan. 1. Pengertian Kebangkrutan. Kebangkrutan atau kepailitan adalah biasanya diartikan sebagai BAB II LANDASAN TEORI A. Kebangkrutan 1. Pengertian Kebangkrutan Kebangkrutan atau kepailitan adalah biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemenm, pemerintah, karyawan, serta pelaku pasar modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemenm, pemerintah, karyawan, serta pelaku pasar modal. 19 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kondisi perekonomian saat ini, laporan keuangan sudah merupakan media penting dalam proses pengambilan keputusan ekonomis. Laporan keuangan perusahaan merupakan

Lebih terperinci

Penyusun Penulisan Ilmiah: YOGA KOMARA NPM: Dosen Pembimbing: Lina Kusrina, SE., MM

Penyusun Penulisan Ilmiah: YOGA KOMARA NPM: Dosen Pembimbing: Lina Kusrina, SE., MM ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN DENGA METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN PLASTIK-KEMASAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Penyusun Penulisan Ilmiah:

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Nama : R. Hudy Adinurwijaya Npm : 25210478 Kelas : 4EB23 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Disini penulis akan menyimpulkan hasil kinerja PT Telkom Tbk dan PT Indosat Tbk yang keduanya merupakan perusahaan yang terdaftar di BEJ setelah dianalisis dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF RESIKO KEUANGAN ANTARA PT.BANK NEGARA INDONESIA Tbk DAN PT. BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH Tbk PERIODE

ANALISIS KOMPARATIF RESIKO KEUANGAN ANTARA PT.BANK NEGARA INDONESIA Tbk DAN PT. BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH Tbk PERIODE ANALISIS KOMPARATIF RESIKO KEUANGAN ANTARA PT.BANK NEGARA INDONESIA Tbk DAN PT. BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH Tbk PERIODE 2010-2012. ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan tidak hanya merugikan pihak internal perusahaan itu sendiri saja, namun banyak pihak yang akan juga dirugikan terutama

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE

ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan pada umumnya dalam melakukan kegiatan operasional memiliki tujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro Lestari Tbk. yang selanjutnya dibandingkan dengan PT. PP London Sumatra Tbk. dengan menggunakan

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah menghasilkan barang atau jasa

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penelitian ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terkait dengan rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab pertama antara lain:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terkait dengan rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab pertama antara lain: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka terdapat beberapa simpulan yang terkait dengan rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab pertama antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi fungsi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat panjang bahkan hingga ribuan tahun. Pada periode waktu yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat panjang bahkan hingga ribuan tahun. Pada periode waktu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berkembang seiring dengan pertumbuhan dunia usaha terutama sektor perdagangan. Dunia usaha dan perdagangan itu sendiri telah memiliki usia yang sangat panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mengoptimalkan keuntungan atau laba. Dimana tujuan ini dapat dicapai jika perusahaan melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami

BAB II LANDASAN TEORI. Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Kebangkrutan Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami ketidakcukupan dana untuk menjalankan usahanya. Menurut Undang-Undang Kepailitan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia usaha, semakin banyak pula perusahaan yang bermunculan sehingga menimbulkan persaingan yang ketat. Pemerintah Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 financial distress merupakan proses yang mana perusahaan mengalami kesulitan keuangan, sehingga perusahaan tidak mampu dalam memenuhi kewajibannya. Perusahaan akan mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang relatif sulit dipecahkan. Dipandang dari sisi kreditur,

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang relatif sulit dipecahkan. Dipandang dari sisi kreditur, A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan jangka pendek atau yang harus segera dibayar. Masalah likuiditas merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keuangan merupakan salah satu masalah pendanaan yang sangat vital bagi perusahaan. Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk menunjang jalannya aktifitas perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH xi xi xii xii 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 8 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MODEL ALTMAN REVISI

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MODEL ALTMAN REVISI APRIL 2013, VOLUME 14 NOMOR 1 ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MODEL ALTMAN REVISI Soelistijono Boedi Devi Tiara Sekolah Tinggi Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang semakin pesat, didukung dengan peluang usaha yang sangat besar membuat persaingan bisnis antar perusahaan menjadi semakin

Lebih terperinci