STRATEGI PEMASARAN KONVEKSI XYZ DI KAWASAN KAMPUS IPB DARMAGA BOGOR. Oleh SITI RINA AGUSTINANINGRUM H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PEMASARAN KONVEKSI XYZ DI KAWASAN KAMPUS IPB DARMAGA BOGOR. Oleh SITI RINA AGUSTINANINGRUM H"

Transkripsi

1 STRATEGI PEMASARAN KONVEKSI XYZ DI KAWASAN KAMPUS IPB DARMAGA BOGOR Oleh SITI RINA AGUSTINANINGRUM H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

2 RINGKASAN SITI RINA AGUSTINANINGRUM. H Strategi Pemasaran pada konveksi XYZ di kawasan kampus IPB Darmaga Bogor. Di bawah bimbingan H. MUSA HUBEIS. Bisnis konveksi yang bergerak dalam pembuatan seragam saat ini berada pada tahap pertumbuhan. Salah satu penyebab berkembangnya bisnis ini dikarenakan beberapa faktor, salah satunya peningkatan pemakaian corporate identity sebagai simbol dari sebuah organisasi tertentu. Jika dilihat dari potensi pasarnya di wilayah lingkar kampus IPB merupakan wilayah cocok bagi perkembangan bisnis, karena jumlah mahasiswa yang banyak, daya beli relatif tinggi dan selain itu wilayah lingkar kampus merupakan wilayah pendidikan yang mempunyai kebutuhan sangat tinggi. Agar perusahaan tetap mampu bersaing dengan perusahaan lain yang mengeluarkan produk sejenis dan produk subsitusi, maka manajemen perusahaan harus mampu mengelola perusahaannya dengan baik dan pemasaran yang baik untuk meningkatkan penjualan dan merebut pangsa pasar dalam mendapatkan laba maksimal. Penelitian ini bertujuan : (1) Mengidentifikasi bentuk kegiatan pemasaran yang telah dilakukan oleh konveksi XYZ, (2) Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi dan menjadi unsur penyusun strategi pemasaran strategi pemasaran konveksi XYZ dan (3) Memberikan alternatif strategi pemasaran yang lebih tepat untuk diterapkan oleh perusahaan konveksi XYZ. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dari kuesioner, data sekunder didapatkan dari berbagai sumber seperti dokumen tertulis dari pihak konveksi XYZ, buku referensi, internet dan lainnya. Alat analisis yang digunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) diproses dengan program Expert Choice 11 dan Microsoft Excel Berdasarkan hasil penelitian, Faktor-faktor yang teridentifikasi sebagai faktor penyusun strategi pemasaran konveksi XYZ adalah tingkat persaingan, karakteristik pasar, saluran distribusi, teknologi dan harga. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam pemilihan strategi pemasaran konveksi XYZ adalah karakteristik pasar dengan bobot 0,309, faktor kedua dengan bobot 0,307 adalah harga, faktor tingkat Persaingan menempati prioritas ketiga dengan bobot 0,177, dan faktor saluran distribusi menempati prioritas keempat dengan bobot 0,112. Faktor teknologi menempati prioritas terakhir (0,094). Alternatif strategi pemasaran konveksi XYZ yang diprioritaskan pertamatama ialah meningkatkan kegiatan promosi (0,3146), alternatif kedua memberikan diskon dengan bobot 0,274, alternatif ketiga menentukan lokasi strategik usaha dengan bobot 0,1845, meningkatkan mutu produk menjadi prioritas ke empat dengan bobot 0,1431 dan kelima memberikan pelatihan kepada SDM dengan bobot 0,0838.

3 STRATEGI PEMASARAN KONVEKSI XYZ DI KAWASAN KAMPUS IPB DARMAGA BOGOR SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh : SITI RINA AGUSTINANINGRUM H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

4 Judul Skripsi : Strategi Pemasaran Konveksi XYZ di Kawasan Kampus IPB Darmaga Bogor Nama Nim : Siti Rina Agustinaningrum : H Menyetujui, Pembimbing (Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing., DEA) NIP : Mengetahui, Ketua Departemen (Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc) NIP: Tanggal Lulus:

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Blora, pada tanggal 10 Agustus Penulis merupakan anak sulung dari tiga (3) bersaudara dari pasangan Ahmad Akhsan Tundhoni dan Siti Sri Nastutik. Jenjang pendidikan penulis dimulai dari Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Balongsari pada tahun 1996, kemudian pada tahun 2002 penulis melanjutkan pendidikanya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Banjarejo dan pada tahun 2005 melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Blora pada pada program studi ilmu pengetahuan alam (IPA). Pada tahun 2008 penulis diterima menjadi Mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan menjalani Tingkat Persiapan Bersama, kemudian diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen (FEM) pada tahun Selama berada di jenjang pendidikannya penulis beberapa kali meraih prestasi dalam beberapa kejuaraan ditingkat kota. Keberhasilan yang pernah diraihnya lomba keteladanan siswa dari jenjang SD sampai SMA. Selain itu, penulis aktif dalam organisasi seperti organisasi siswa intra sekolah (OSIS) dan Pramuka, pada jenjang SMP Penulis pernah menjabat menjadi ketua OSIS sedangkan pada jenjang SMA penulis lebih aktif di Organisasi Pramuka. Selama masa perkuliahan, penulis berpartisipasi aktif dalam organisasi di periode sebagai staf Enterpreneursip unit kegiatan mahasiawa koperasi mahasiswa IPB (UKM KOPMA) IPB, menjabat sebagai staff SDI di organisasi SES-c. Selain itu, penulis aktif dalam kegiatan di lingkungan kampus seperti kepanitiaan-kepanitiaan Masa Perkenalan FEM IPB, Masa Perkenalan Departemen (MPD) Manajemen, kepanitiaan beberapa seminar dan perlombaan.

6 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat dapat menyelesaikan penyusunan skripsi berjudul Strategi Pemasaran Konveksi XYZ di Kawasan Kampus IPB Darmaga Bogor sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, FEM IPB. Skripsi ini membahas pemilihan strategi pemasaran yang tepat pada konveksi icon clothing. Salah satu penyebab berkembangnya industri ini dikarenakan beberapa faktor, salah satunya peningkatan pemakaian corporate identity sebagai simbol dari sebuah organisasi tertentu, disamping potensi pasarnya di wilayah lingkar kampus IPB yang cocok untuk perkembangan industri ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, maka kritik dan saran membangun diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang, serta dapat menjadi bahan referensi dan berguna bagi semua pihak. Bogor, Maret 2012 Penulis

7 UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesarbesarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing., DEA. Sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan dengan penuh kesabaran kepada penulis dalam penyusunan skripsi. 2. Bapak Dr. Ir. Ma mun Sarma, MS, M.Ec dan Ibu Dra. Siti Rahmawati, M.Pd. selaku dosen penguji skripsi yang bersedia meluangkan waktunya menjadi penguji dalam ujian skripsi dan memberikan bimbingan, serta saran dalam penulisan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, FEM IPB. 4. Kedua orang tua tercinta (Ahmad Ahsantudhonni dan Siti Sri Nastutik), serta adikadik tersayang (Siti Devi Nurul Azizah dan Siti Siska Hikmatul Ummah) yang selalu mendoakan, memberikan motivasi, bantuan moril dan materiil selama penyusunan skripsi. 5. Seluruh dosen dan staf tata usaha Departemen Manajemen FEM IPB yang sangat membantu terlaksananya penyelesaian skripsi ini. 6. Sahabat sekaligus saudara terkasih (sello, namnam, ito, uci kudo, unnie della, dan dewo) yang selalu mengajarkan pengalaman kebersamaan dan saling membantu dalam suka dan duka. 7. Teman-teman sebimbingan (nayla, iponk, mega, ruth, septi, fitri, puspa, david, dan gembung). 8. Teman-teman kosan Queen Castle tercinta (mb di, mb im, mb I, mb il, mb the, indah, banteng dan muti) yang telah memberikan keluarga baru, pengalaman baru, kenangan berharga, ilmu, persahabatan, perhatian, kasih sayang. 9. Seluruh teman-teman Manajemen 45 dan Mahasiswa IPB yang lain yang selalu mendoakan dan memberikan semangat motivasi. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

8 Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak,baik yang disebutkan maupun yang tidak dalam penyusunan skripsi ini. Bogor, Maret 2012 Penulis

9 DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP..iv KATA PENGANTAR...v DAFTAR TABEL..x DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR LAMPIRAN.. xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Ruang lingkup Penelitian..3 II. TINJAUAN PUSTAKA Garment dan Konveksi Pengertiaan pemasaran Metode Proses Hierarki Analitik Penelitian Terdahulu yang relevan III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Lokasi dan waktu Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data V. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Perusahaan Sejarah Perkembangan Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Kegiatan Pemasaran Konveksi XYZ Bentuk kegiatan pemasaran yang dilakukan konveksi XYZ Strategi Produk Strategi Harga Strategi Promosi Strategi Lokasi dan Distribusi Segmentation, Targeting dan Positioning Analisis Pengambilan Keputusan Strategi Pemasaran Konveksi XYZ

10 4.3.1 Faktor yang berpengaruh dalam penyusunan strategi Pemasaran konveksi XYZ Aktor yang berpengaruh dalam penyusunan strategi pemasaran konveksi XYZ Tujuan penyusunan strategi pemasaran konveksi XYZ Alternatif strategi pemasaran konveksi XYZ Analisis Pemilihan Strategi Pemasaran Analisis Hasil Pengolahan Horisontal Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Implikasi Manajerial KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN...62

11 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Definisi dan nilai pendapat kualitatif skala perbandingan Saaty Matriks pendapat individu Matriks pendapat gabungan Indeks acak Susunan bobot hasil pengolahan horizontal antar unsur pada tingkat Susunan bobot hasil pengolahan horizontal antar unsur pada tingkat Susunan bobot hasil pengolahan horizontal antar unsur pada tingkat Bobot prioritas faktor-faktor penyusun strategi pemasaran konveksi XYZ Bobot prioritas aktor-aktor penyusun strategi pemasaran konveksi XYZ Bobot prioritas tujuan penyusun strategi pemasaran konveksi XYZ Bobot prioritas alternatif penyusun strategi pemasaran konveksi XYZ 55

12 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Langkah-langkah dalam desain strategi pemasaran 6 2. Struktur hirarki AHP yang umum digunakan Kerangka penelitian Struktur AHP konveksi XYZ Struktur organisasi perusahaan Logo atau merk perusahaan Rantai kelahiran teknologi Struktur hirarki pemilihan strategi pemasaran 42

13 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Kuesioner penelitian Matriks pendapat gabungan antar unsur 80

14 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang sangat pesat dan modern, akan memberikan dampak positif bagi perusahaan yang bergerak di bidang industri, penjualan maupun jasa. Dengan keadaan seperti ini, tentu saja tidak menutup kemungkinan perusahaan-perusahaan tersebut akan bersaing ketat dengan perusahaan yang mengeluarkan produk sejenis. Perusahaan hendaknya menyadari bahwa dengan adanya persaingan tersebut sangat sulit bagi perusahaan untuk membangun reputasi perusahaan, demikian pula sebaliknya sangat mudah untuk kehilangan reputasi perusahaan tersebut (Supariyani, 2004). Untuk perusahaan tetap mampu bersaing dengan perusahaan lain yang mengeluarkan produk sejenis dan produk subsitusi, maka manajemen perusahaan harus mampu mengelola perusahaannya dengan baik, agar konsumen atau pelanggan yang ada tidak beralih kepada perusahaan lain. Maka dari itu, perusahaan dituntut untuk lebih memahami segala kebutuhan dan keinginan konsumen atau perusahaan harus mampu menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan memerlukan pemasaran yang baik (Supariyani, 2004). Pemasaran produk yang baik, akan dapat ditingkatkan penjualan dan merebut pangsa pasar. Jika itu sudah terjadi, maka dapat dipastikan perusahaan akan mendapatkan laba maksimal. Jika pemasaran produk yang dilakukan tidak atau kurang tepat, maka akan terjadi penurunan penjualan yang berdampak pada penurunan pendapatan yang diterima oleh perusahaan tersebut. Bisnis konveksi yang bergerak dalam pembuatan pakaian seragam saat ini merupakan salah satu bisnis yang sedang naik daun dan berada pada tahap pertumbuhan. Salah satu penyebab berkembangnya bisnis ini dikarenakan beberapa faktor, salah satunya peningkatan pemakaian corporate identity

15 2 sebagai simbol dari sebuah organisasi tertentu. Menurut Direktorat Administrasi dan Pendidikan Institut Pertanian Bogor memiliki sembilan (9) fakultas, 39 departemen. Selain itu ada banyak sarana aktivitas kegiatan mahasiswa diantaranya terdapat dua (2) organisasi tingkat kampus (BEMKM dan DPMKM), sembilan (9) Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat fakultas, 37 Himpunan profesi tingkat departemen dan 42 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Dari banyaknya organisasi di kampus yang memerlukan kaos atau jaket sebagai identitas organisasi menggambarkan pentingnya keberadaan bisnis konveksi (produksi pakaian). Belum lagi banyak produk-produk merchandise IPB berupa kaos, sweater atau jaket yang banyak dicari oleh orang-orang yang berkunjung ke IPB, atau sebagai oleh-oleh mahasiswa pada saat pulang kampung. Oleh karena itu keberadaan konveksi ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat di wilayah kampus. Jika dilihat dari potensi pasarnya di wilayah lingkar kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan wilayah cocok untuk perkembangan bisnis ini karena beberapa faktor, yaitu jumlah mahasiswa yang banyak, daya beli relatif cukup tinggi dan selain itu wilayah lingkar kampus IPB Darmaga merupakan wilayah pendidikan dengan kebutuhan sangat tinggi. Penambahan jumlah mahasiswa yang nyata menjadi salah satu peluang bagi industri ini. Menurut Direktorat Administrasi dan Pendidikan data jumlah penerimaan mahasiswa IPB S1 per tahun mencapai sekitar mahasiswa. CV. XYZ adalah salah satu konveksi yang berada di lingkar kampus, bergerak dibidang jasa pembuatan berbagai macam bentuk atau model seragam seperti kaos, kemeja, sweater, jaket, almamater, training, pakaian lapang dan lain-lain, yang produknya tersebut ditujukan untuk semua gender. Dalam hal ini perusahaan dituntut memenangkan persaingan melalui bauran pemasaran dari sejumlah peubah pemasaran inti (Product, Price, Place dan Promotion) yang terkontrol oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai target pasar yang telah ditetapkan dan mencapai kepuasan konsumen. Untuk itu, perusahaan harus menerapkan strategi pemasaran yang tepat, dalam

16 3 menentukan berhasil atau tidaknya perusahaan dalam berbisnis. Dari uraian yang telah di kemukakan tersebut maka, diteliti Strategi Pemasaran Konveksi XYZ di Kawasan Kampus IPB Darmaga Bogor. 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang yang dikemukakan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah bentuk kegiatan pemasaran yang telah dilakukan oleh konveksi XYZ saat ini? 2. Faktor-faktor apakah yang berpengaruh dan menjadi unsur penyusun strategi pemasaran strategi pemasaran konveksi XYZ? 3. Alternatif strategi pemasaran apa yang sesuai untuk dilaksanakan oleh konveksi XYZ? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi bentuk kegiatan pemasaran yang telah dilakukan oleh konveksi XYZ 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dan menjadi unsur penyusun strategi pemasaran strategi pemasaran konveksi XYZ. 3. Memberikan alternatif strategi pemasaran yang lebih tepat untuk diterapkan oleh perusahaan konveksi XYZ. 1.4 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini terfokus pada CV. XYZ dalam meningkatkan penjualannya atas produk kaos, kemeja, sweater, jaket, almamater, seragam, training, pakaian lapang dan lain-lain.

17 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Garment dan Konveksi Menurut Kurniadi (2012) Perusahaan Garment adalah perusahaan yang memproses bahan baku kain menjadi pakaian jadi yang hasilnya akan dijual kepada konsumen. Dalam menghasilkan sebuah produk yaitu pakaian jadi, perusahaan garment harus mempunyai tiga (3) aset yang paling utama yaitu bahan kain yang akan dibuat menjadi pakaian, mesin jahit, dan operator mesin jahit. Proses mengubah material setengah jadi menjadi pakaian terdiri dari tiga (3) bagian besar yaitu proses memotong (cutting) sesuai pola pakaian, proses menjahit (making), dan proses merapikan (trimming) seperti memasang kancing, memberikan border. Perbedaan antara perusahaan garment dan konveksi dari segi proses produksi. Pada ruang lingkup industri garment manajemen usaha telah terkoordinir dengan baik, kuantitas peralatan yang digunakan dalam jumlah yang banyak. Sedangkan pada bidang konveksi peralatan yang digunakan terbatas dan dalam kuantitas yang sedikit. Pada proses pengerjaan CMT (cutting, making, dan trimming), masing-masing pekerja atau operator jahit pada sektor usaha konveksi biasanya mengerjakan langsung semua proses ini dari mulai memotong hingga merapikan pakaian jadi. Berbeda dengan Industri garment di mana pada pengerjaan suatu produk busana dikerjakan berdasarkan proses secara step by step. Misalnya sebuah Industri garment memproduksi pakaian kaos. maka tiap pekerja akan melakukan tugas yang seragam dari mulai menjadi rangka pakaian, kemudian bila potongan lengan sudah terbentuk maka masing-masing pekerja akan serentak melakukan proses penyambungan antara lengan dan badan pakaian hingga proses finishing.

18 5 2.2 Pemasaran Pemasaran pada dasarnya mencakup semua kegiatan yang berkaitan dengan pasar dan berusaha mencapai suatu pertukaran potensial. Konsep pemasaran menganggap bahwa kunci untuk mencapai tujuan perusahaan adalah melalui penentuan kebutuhan dan keinginan dari pasar sasaran. Tujuan pemasaran adalah membantu dan merangsang pertukaran-pertukaran, sedangkan tujuan pertukaran adalah memuaskan kebutuhan, serta keinginan manusia, dimana kebutuhan dan keinginan adalah sesuatu hal yang mutlak. Menurut (Kotler, 2004), pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan di inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi (Kotler, 2004). Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu usaha organisasi dalam mempertemukan manusia, keuangan dan sumber-sumber fisik yang dimilikinya guna memenuhi kebutuhan, serta keinginan individu maupun kelompok. Pemenuhan kebutuhan dilaksanakan melalui proses perencanaan dan pelaksanaan akan perwujudan konsepkonsep, pemberian harga, promosi dan distribusi barang-barang dan jasa, serta gagasan yang dapat diciptakan melalui pertukaran yang bernilai satu sama lain Strategi Pemasaran Menurut Tjiptono (2008), Strategi pemasaran didefinisikan sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

19 6 Menurut Kotler (2008), dalam mendesain suatu strategi pemasaran, hal terpenting yang perlu dilakukan oleh manajemen pemasaran adalah penerapan konsep STP (segmentation, Targeting dan Positioning). Konsep ini saling terkait satu sama lainnya dan secara garis besar langkah-langkah STP terlihat pada Gambar 1. Segmentasi Pasar 1. Mengindentifikasikan peubah segmentasi pasar dan segmentasi pasar. 2. Mengembangkan gambaran segmen yang dihasilkan. Target Pasar 1. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen 2. Memilih segmen-segmen pasar Market Positioninng 1. Mengindentifikasikan konsep positioning yang memungkinkan bagi masing-masing segmen pasar. 2. Memilih mengembangkan dan mengkomunikasikan konsep positioning yang terpilih Gambar 1. Langkah-langkah dalam desain strategi pemasaran Bauran Pemasaran Dalam pemasaran terdapat salah satu strategi yang disebut bauran pemasaran (marketing mix) yang mempunyai peranan penting dalam mem pengaruhi konsumen untuk membeli produk, atau jasa yang ditawarkan dan keberhasilan suatu pemasaran, baik pemasaran produk, maupun untuk pemasaran jasa di pasar.

20 7 Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran. Unsur-unsur bauran pemasaran terdiri dari semua peubah yang dapat dikontrol perusahaan dalam komunikasinya dengan dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen sasaran. Definisi bauran pemasaran menurut Kotler (2002), Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Dalam pemasaran, bauran pemasaran merupakan alat yang dapat digunakan produsen untuk mempengaruhi sikap dan tindakan konsumen. Menurut McCarthy dalam Kotler (2007) bauran pemasaran atau marketing mix merupakan kumpulan variabel produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion). Penjelasan dari masing-masing bauran pemasaran menurut Tjiptono (2008) adalah : a. Produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. b. Harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. c. Distribusi dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). d. Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

21 8 Program pemasaran yang efektif menggabungkan semua unsur bauran pemasaran ke dalam suatu program pemasaran terintegrasi yang dirancang untuk mencapai tujuan pemasaran perusahaan dengan menghantarkan nilai bagi konsumen. Bauran pemasaran merupakan sarana taktis perusahaan untuk menentukan positioning yang kuat dalam perusahaan. 2.3 Metode Proses Hierarki Analitik Proses Hirarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of Business pada tahun 1970-an untuk mengorganisasikan informasi dan unsur penilaian atas setiap alternatif yang disukai (Marimin, 2004). Analisis AHP ditujukan untuk membuat model permasalahan yang tidak terstruktur dan biasanya diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah terukur, maupun masalah-masalah yang memerlukan pendapat (judgement). Selain itu, metode ini digunakan untuk memecahkan masalah kualitatif yang kompleks dengan cara kuantitatif, melalui proses pengekspresian masalah didalam sebuah kerangka berpikir terorganisir, sehingga memungkinkan dilakukannya proses pengambilan keputusan secara efektif. Metode ini memiliki keunggulan tertentu, karena mampu membantu menyederhanakan persoalan yang kompleks menjadi persoalan terstruktur, sehingga mendorong dipercepatnya proses pengambilan keputusan. AHP memasukan aspek kualitatif dan kuantitatif pikiran manusia (Saaty, 1991). Aspek kualitatif mendefinisikan persoalan dan hirarkinya dan aspek kuantitatif mengekspresikan penilaian dan preferensi secara ringkas dan padat. Proses itu, sendiri dirancang untuk mengintegrasikan dua (2) sifat ini. Proses ini dengan jelas menunjukkan bahwa demi pengambilan keputusan yang sehat dalam situasi yang kompleks, sehingga diperlukan menetapkan prioritas dan memerlukan pertimbangan. Pada penerapan AHP yang diutamakan adalah mutu data dari responden dan tidak tergantung pada kuantitasnya (Saaty, 1991). Oleh karena itu, penilaian AHP memerlukan para pakar sebagai responden dalam pengambilan keputusan

22 9 dalam pemilihan alternatif. Para pakar disini merupakan orang-orang kompeten yang benar-benar menguasai, mempengaruhi pengambilan kebijakan atau benarbenar mengetahui informasi yang dibutuhkan. Untuk jumlah responden dalam metode AHP tidak memiliki perumusan tertentu, namun hanya ada batas minimum, yaitu dua (2) orang responden. AHP telah banyak digunakan oleh para pengambil keputusan untuk membantu memecahkan masalah yang kompleks. Menurut Saaty (1991), AHP dapat digunakan untuk pengambilan keputusan seperti menetapkan prioritas, menghasilkan seperangkat alternatif, memilih alternatif, memilih alternatif kebijakan yang terbaik, menetapkan berbagai persyaratan, mengalokasikan sumber daya, meramalkan hasil dan menaksir risiko, mengukur prestasi, merancang sistem, merencanakan dan memecahkan konflik Keuntungan AHP Menurut Marimin (2004) beberapa keuntungan yang diperoleh bila memecahkan persoalan dan mengambil keputusan dengan menggunakan AHP adalah : a. Kesatuan AHP memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan tidak terstruktur. b. Kompleksitas. AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan masalah kompleks. c. Saling ketergantungan. AHP dapat menangani saling ketergantungan unsurunsur dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linear. d. Penyusunan hirarki. AHP mencerminkan kecenderungan alami pemikiran untuk memilah-milah unsur-unsur suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokan unsur yang serupa dalam setiap tingkat. e. Pengukuran. AHP memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan terwujud suatu metode untuk menetapkan prioritas. f. Konsistensi. AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan yang digunakan untuk menetapkan prioritas.

23 10 g. Sintesis. AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif. h. Tawar-menawar. AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan organisasi memilih alternatif terbaik berdasarkantujuan-tujuan mereka. i. Penilaian dan konsensus. AHP tidak memaksakan konsensus, tetapi mensintesiskan suatu hasil representatif dari berbagai penilaian berbeda. j. Pengulangan proses. AHP memungkinkan organisasi memperhalus definisinya pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian melalui pengulangan Prinsip Kerja AHP Dalam metode AHP terdapat tiga (3) prinsip dalam memecahkan masalah, yaitu : a. Menyusun Hirarki Hirarki merupakan alat mendasar dari pikiran manusia yang melibatkan pengidentifikasian unsur-unsur suatu persoalan, mengelompokkan unsur-unsur itu kedalam beberapa kumpulan yang homogen dan menata kumpulan-kumpulan ini pada tingkat yang berbeda. Pada prinsip ini, perusahaan berusaha menggambarkan, atau menguraikan permasalahan atau realita secara hirarki. Untuk memecahkan permasalahan kompleks, maka sebelumnya permasalahan terlebih dahulu didefinisikan. Lalu dilakukan pemecahan persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya, bahkan sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tersebut. Karena alasan ini maka proses analisis dinamakan hirarki. Secara umum unsur yang digunakan pada hirarki adalah focus, forces, actors, objectives dan scenario. b. Menetapkan Prioritas

24 11 Prinsip ini membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua (2) unsur pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas unsur. Hasil dari penilaian ini akan disajikan dalam bentuk matriks pairwase comparison. c. Konsistensi Logis Konsistensi memiliki dua (2) makna. Pertama adalah obyek-obyek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Arti kedua, menyangkut pada tingkat hubungan antara obyek-obyek yang didasarkan pada kriteria tertentu. Dengan konsistensi logis menjamin unsur dikelompokan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteria logis Langkah-Langkah Penggunaan AHP Saaty (1991) menjelaskan terdapat beberapa langkah dalam penggunaan metode AHP sebagai suatu alat untuk memecahkan persoalan. Langkah-langkah yang dimaksud adalah : a. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan yang diinginkan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi persoalan dengan melakukan analisa atau pemahaman yang mendalam terhadap persoalan yang dihadapi dan ingin dipecahkan. Setelah itu dapat dilakukan pengidentifikasian dan pemilihan unsur-unsur yang masuk komponen sistem, seperti focus, forces, actors, objectives dan scenario. Dalam AHP sendiri tidak terdapat prosedur yang pasti untuk mengidentifikasi komponen-komponen sistem. Komponen-komponen sistem dapat diidentifikasikan berdasarkan kemampuan pada analisa untuk menemukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan dalam suatu sistem. b. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajerial secara menyeluruh. Hirarki merupakan suatu abstraksi struktur suatu sistem yang mempelajari fungsi interaksi antar komponen dan dampaknya terhadap

25 12 sistem. Abstraksi ini mempunyai bentuk saling berkaitan. Struktur hirarki disusun berdasarkan jenis keputusan yang akan diambil berdasarkan sudut pandang dari tingkat puncak sampai ke tingkat dimana dimungkinkan campur tangan untuk memecahkan persoalan tersebut. Hirarki yang terbentuk dalam metode AHP sendiri dapat berupa hirarki lengkap dan tak lengkap. Dalam suatu hirarki lengkap, semua unsur pada satu unsur pada satu tingkat memiliki hubungan dengan semua unsur yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidak demikian, hirarki yang terbentuk adalah hirarki tidak lengkap. Pada struktur hirarki lengkap, jumlah tingkatan komponen sistem yang terdapat dalam hirarki tergantung pada pilihan peneliti. Tingkat 1 Fokus G Tingkat 2 Faktor F 1 F 2 F 3 F n Tingkat 3 Aktor A 1 A 2 A 3 A n Tingkat 4 Tujuan O 11 O 21 O 31 O n1 Tingkat 5 Alternatif S 111 S 211 S 311 S n11 Gambar 2. Model struktur hirarki dalam metode AHP (Fewidarto, 1996)

26 13 c. Menyusun matriks banding berpasangan. Matriks perbandingan berpasangan ini berfungsi untuk mengetahui kontribusi dan pengaruh setiap unsur yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh yang berada di tingkat atasnya. Pada matriks ini, pasanganpasangan unsur dibandingkan berkenaan suatu kriteria di tingkat lebih tinggi. Dalam membandingkan dua (2) unsur, biasanya memberi suatu pertimbangan yang menunjukkan dominasi bilangan bulat. Matriks ini memiliki satu (1) tempat untuk memasukkan bilangan itu dan satu tempat lain untuk memasukkan nilai kebalikannya. d. Mendapatkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk mengembangkan perangkat matriks dilangkah tiga (3). Setelah matriks pembanding berpasangan antar unsur dibuat, dilakukan pembandingan berpasangan antar setiap unsur pada kolom ke-i dengan setiap kolom pada baris ke-j. Pembandingan berpasangan antar unsur tersebut dilakukan dengan pertanyaan seberapa kuat unsur pada baris ke-1 didominasi atau dipengaruhi, dipenuhi, diuntungkan oleh focus dipuncak hirarki, dibandingkan dengan kolom ke-j?, apabila unsur-unsur yang dipertimbangkan merupakan sebuah peluang atau waktu, maka pertanyaannya adalah seberapa lebih mungkin suatu elemen baris ke-i dibandingkan dengan elemen dipuncak hirarki?. Untuk mengisi matriks banding berpasangan, digunakan skala banding yang tertera pada Tabel 1. Angka-angka yang tertera menggambarkan relatif pentingnya suatu unsur dibandingkan dengan unsur lainnya sehubungan dengan sifat kriteria tertentu. Pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian di atas garis diagonal dari kiri ke kanan bawah.

27 14 Tabel 1. Definisi dan nilai pendapat kualitatif skala perbandingan Saaty Intensitas pentingnya Definisi Penjelasan 1 Kedua unsur sama pentingnya Dua unsur menyumbang sama besar pada sifat itu 3 unsur yang satu sedikit lebih Pengalaman dan penting daripada lainnya pertimbangan sedikit menyokong satu unsur atas unsur lainnya 5 Unsur yang satu sangat penting Pengalaman dan daripada unsur lainnya pertimbangan dengan kuat menyokong satu unsur atas unsur lainnya 7 Satu unsur jelas lebih penting Bukti yang menyokong daripada unsur lainya unsur yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan yang tertinggi yang mungkin menguatkan 9 Satu unsur mutlak lebih penting Bukti yang menyokong daripada unsur lainnya unsur yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan yang tertinggi yang mungkin menguatkan 2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua Kompromi diperhatikan di pertimbangan yang berdekatan antara dua pertimbangan Kebalikan Jika untuk aktivitas I mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i. Sumber : Saaty, 1991

28 15 e. Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama. Angka 1 sampai 9 digunakan bila F 1 lebih mendominasi atau mempengaruhi sifat fokus puncak hirarki (x) dibandingkan F jx namun bila F 1 kurang mendominasi, atau kurang mempengaruhi sifat X dibandingkan F jx maka digunakan angka kebalikannya. Matriks di bawah garis diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya. Contoh, bila unsur F 24 memiliki nilai 7, maka nilai unsur F 24 adalah 1/7. f. Melaksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk sesama tingkat dan gugusan dalam hirarki tersebut. Pembandingan dilanjutkan untuk semua unsur pada setiap tingkat keputusan yang terdapat pada hirarki, berkenaan dengan kriteria unsur di atasnya. Matriks perbandingan dalam AHP dibedakan menjadi dua (2) yaitu Matriks Pendapat Individu (MPI) dan Matriks Pendapat Gabungan (MPG) 1) MPI adalah matriks hasil pembandingan yang dilakukan individu. MPI memiliki unsur yang disimbolkan dengan a ij yaitu unsur matriks pada baris kolom ke-i dan kolom ke-j. MPI dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. MPI G A1 A2 A3 An A1 a 11 a 12 a 13 a 1n A2 a 21 a 22 a 23 a 2n A3 a 31 a 32 a 33 a 3n An a n1 a n2 a n3 a nn (Sumber : Marimin, 2004) 2) MPG adalah matriks baru yang unsurnya (g ij ) berasal dari rataan geometrik pendapat-pendapat individu yang rasio inkonsistensinya lebih kecil atau sama dengan 10% dan setiap unsur pada baris dan kolom yang sama dari MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik. MPG dapat dilihat pada Tabel 3.

29 16 Tabel 3. MPG X G1 G2 G3 G n G1 G 11 G 12 G 13 G 1n G2 G 21 G 22 G 23 G 2n G3 G 31 G 32 G 33 G 3n Gn G n1 G n2 G n3 G nn Rumus Rataan geometrik adalah : g ij = ij (1) dengan : n = jumlah responden (pakar) a ij(k) = sel penilaian setiap pakar g. Menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobotkan vektor-vektor mutu prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Vektor prioritas dapat dihitung dengan rumus : VP (Vektor Prioritas) = (2) Dimana : VE (Vaktor Eigen) = ij.(3) Dengan : a ij = unsur MPB pada baris ke-i dan kolom ke j n = jumlah unsur yang diperbandingkan h. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki. Pengukuran konsistensi ini diperlukan untuk mengetahui konsistensi jawaban yang berpengaruh terhadap kesahihan hasil. Langkah yang digunakan adalah mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas kriteria bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi

30 17 dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara yang sama setiap indeks konsistensi acak juga dibobot berdasarkan prioritas kriteria bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Rasio konsistensi hirarki harus 10% atau kurang. Jika tidak, mutu informasi harus diperbaiki, antara lain dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika melakukan pengisian ulang kuesioner, atau lebih baik dalam mengarahkan responden yang mengisi kuesioner. Namun batasan diterima, atau tidaknya konsistensi suatu matriks sebenarnya tidak ada yang baku, seperti Fewidarto (1996) menjelaskan bahwa jika tingkat inkonsistensi 10% ke bawah tidak dicapai maka dapat digunakan batas lebih besar, atau bahkan rataan CR penilaian pakar. Rumus untuk perhitungan uji konsistensi adalah : 1) CI (Indeks Konsistensi) CI = (4) Dengan : CI = Indeks Konsistensi λ max = Eigen value maksimum n = jumlah unsur yang diperbandingkan dimana : λmax =.(5) i) VB (Nilai Eigen) = (6) ii) VA (Vektor Antara) = a ij x VP.(7) Lebih lanjut ingin diketahui apakah CI dengan besaran cukup baik atau tidak, maka perlu diketahui rasio konsistensinya (CR) dengan rumus yaitu :

31 18 2) CR (Rasio Konsistensi) CR = (8) RI adalah indeks acak yang dikeluarkan oleh OAK RIDGE LABORATORY, dari matrik berorde 1 15 dengan menggunakan contoh berukuran 100. Tabel RI tersebut dimuat pada Tabel 4 : Tabel 4. Indeks Acak N RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 N RI 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 Sumber : Fewidarto, Penelitian yang Relevan Oktaviani (2008) melakukan penelitian tentang analisis strategi pemasaran ekspor tekstil pada PT.X di Jawa Barat. Pada penelitian ini teridentifikasi enam (6) faktor yang berpengaruh pada penyusunan strategi pemasaran ekspor pada PT.X yaitu tingkat persaingan (0,319), karakteristik pasar (0,266), saluran distribusi (0,136), teknologi (0,121), harga (0,121) dan kebijakan pemerintah (0,037). Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, alternatif strategi pemasaran ekspor yang menjadi prioritas utama adalah pembentukan divisi riset pasar dan riset pesaing agar perusahaan lebih siap menghadapi persaingan dan mengetahui kondisi pasar (0,357). Alternatif kedua yang dapat dilakukan adalah meningkatkan mutu produk melalui kontrol dan pengawasan mutu ketat (0,261). Sedangkan alternatif ketiga dan keempat adalah aktif memperkuat kemitraan dan kerjasama dengan agen (0,253), serta melakukan strategi penetapan harga fleksibel (0,130) Simatupang (2007) melakukan penelitian tentang perancangan strategi pemasaran dengan proses AHP pada RS BMC. Berdasarkan hasil analisis

32 19 diketahui bahwa strategi operasional yang menjadi prioritas pada masing-masing bauran pemasaran untuk mencapai tujuan meningkatkan penjualan adalah strategi mutu (0,465), strategi struktur diskon (0,408), strategi humas (0,376), strategi lokasi (0,733), strategi pelatihan SDM (0,533), strategi pelayanan (0,799), strategi reliabilitas (0,501) dan strategi brosur (0,593).

33 20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian CV. XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam produksi seragam seperti kaos, jaket, kemeja, sweater yang berada di wilayah kampus. Dalam menghadapi persaingan di pasar, CV.XYZ perlu merumuskan strategi pemasaran yang efektif agar dapat mencapai tujuan pemasaran yang diinginkan. Adapun perumusan strategi pemasaran tersebut harus didasarkan pada visi dan misi perusahaan. Visi dan misi mencerminkan suatu perusahaan dan apa yang menjadi tujuannya dalam jangka waktu tertentu. Tanpa adanya visi dan misi tersebut perusahaan akan seperti kehilangan arah tujuan dan hasil yang akan dicapai. CV. XYZ merumuskan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan menetapkan terlebih dahulu pasar mana yang menjadi target penerapan strategi, serta bauran pemasaran perusahaan yang terdiri dari produk (product), harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion). Setelah melakukan identifikasi, selanjutnya disusun strategi yang memungkinkan untuk dipilih dan diterapkan oleh perusahaan konveksi XYZ dengan menggunakan alat analisis metode AHP. Metode AHP merupakan suatu metode yang luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Metode AHP juga memasukan pertimbangan nilai-nilai pribadi secara logis. Setelah melewati proses penilaian oleh pakar dan pengolahan bobot prioritas, maka diperoleh hasil strategi terpilih, yakni strategi dengan nilai prioritas terbesar. Strategi tersebut kemudian diterapkan pada pasar sasaran yang sudah diidentifikasi sebelumnya.

34 21 Perusahaan Konveksi XYZ Visi dan Misi Perusahaan Identifikasi Pasar Perusahaan XYZ Bauran Pemasaran 1. Produk 2. Lokasi 3. Harga 4. Promosi AHP Alternatif-alternatif Strategi Strategi Pemasaran Terpilih Gambar. 3 Kerangka pemikiran penelitian 3.2 Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Perusahaan konveksi XYZ yang beralamat di Jl. Bara 4 No.94 Kampus Dalam Darmaga-Bogor CV. XYZ adalah salah satu perusahaan konveksi yang memproduksi berbagai model atau bentuk seragam seperti kaos, kemeja, sweater, jaket, almamater, training, pakaian lapang dan lain-lain. Waktu Penelitian dilakukan selama bulan Desember 2011 Januari 2012.

35 Pengumpulan Data Data yang digunakan untuk kepentingan analisis adalah data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dari hasil wawancara tatap muka dan wawancara dengan kuesioner (Lampiran 1). Data sekunder didapatkan dari berbagai sumber, yaitu dokumen tertulis yang diperoleh dari pihak CV.XYZ buku referensi, internet dan skripsi. Pemilihan narasumber pada penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive sampling) yang terkait dengan pemahamannya mengenai strategi pemasaran dan besarnya peranan para narasumber yang dipilih dalam perumusan dan pelaksanaan strategi pemasaran perusahaan. Jumlah narasumber terdiri dari empat (4) orang, karena dalam metode AHP sendiri tidak memiliki perumusan tertentu untuk mengambil jumlah contoh yang tepat, atau tepatnya terdapat batas minimum (dua orang narasumber). Narasumber dipilih dengan pertimbangan benar-benar menguasai, mempengaruhi pengambilan kebijakan atau benar-benar mengetahui informasi yang dibutuhkan, sehingga cukup kompeten dalam mewakili keseluruhan populasi. Namun, responden tidak berarti mewakili suatu unsur tertentu pada hirarki, karena kedua hal ini merupakan peubah bebas. Responden sendiri berasal dari CV.XYZ, yaitu pemilik (manajer umum), manajer pemasaran, manajer keuangan dan staff penjahit. 3.4 Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data menggunakan Microsoft Excel 2007 dan analisis data dengan Metode AHP. Metode AHP dipilih, karena cocok digunakan untuk mengorganisasi informasi yang tidak terstruktur dan kompleks untuk mengambil sebuah keputusan atau memilih sebuah prioritas melalui proses kuantitatif. Informasi yang tidak terstruktur ini diorganisasikan kedalam sebuah hirarki yang menunjukkan hubungan antar kriteria dan tujuan didalamnya. Berdasarkan kerangka kerja AHP, penelitian ini diawali dengan pembuatan hirarki yang disusun berdasarkan studi literatur, data dokumenter

36 23 perusahaan, observasi, hasil wawancara dan dengan konfirmasi dari pihak perusahaan. Struktur hirarki yang telah disusun akan menjadi dasar dalam pembuatan kuesioner yang akan disebarkan kepada responden. Hirarki yang sudah sesuai dengan permasalahan dan dapat menggambarkan hubungan secara tepat kemudian diberi penilaian oleh pakar melalui kuesioner. Pakar yang dimaksud adalah orang yang menguasai bidang yang dibahas dalam penelitian ini pakar yang dipilih yaitu manajer umum, manajer pemasaran, manajer keuangan dan staff penjahit. Kuesioner diberikan untuk mengetahui pembobotan setiap unsur pada seluruh tingkat pada struktur hirarki. Validitas kuesioner untuk pemilihan strategi pemasaran dilihat melalui konsistensi setiap matriks, baik itu individu maupun gabungan dan juga konfirmasi yang dilakukan dengan pakar. Hasil pengolahan data primer ini dimulai dengan memeriksa terlebih dahulu kekonsistenaan pembobotan yang diberikan responden. Pengolahan kekonsistenan pembobotan dilakukan dengan menggunakan expert choice. Dimana dalam penelitian ini batas tingkat inkonsistensi 10% dan selanjutnya masing-masing pembobotan per individu terbukti konsisten, keseluruhan pembobotan oleh masing-masing individu akan digabungkan dalam satu matriks gabungan. Setelah itu matriks gabungan inilah yang akan diukur kembali pembobotannya lewat mekanisme perhitungan AHP dengan Microsoft Excel yang akan melahirkan pengolahan data vertikal dan pengolahan data horizontal. Hasil pengolahan vertikal menjadi dasar pemilihan alternatif pemilihan strategi pemasaran, sedangkan hasil pengolahan horizontal memperlihatkan keterkaitan dan tingkat pengaruh antara satu faktor dengan unsur lain dalam satu tingkat hirarki dengan unsur lain dalam tingkat hirarki di bawahnya. Hasil pengolahan dari metode AHP tersebut akan menghasilkan pilihan strategi yang disukai berdasarkan penilaian pakar yang sudah diuji konsistensinya. Berikut ini disajikan gambar struktur hirarki yang digunakan (Gambar 4)

37 24 GOAL PEMILIHAN STRATEGI PEMASARAN CV. XYZ. FAKTOR Tingkat persaingan Karakteristik pasar Saluran distribusi Teknologi Harga AKTOR Manajer Umum (pemilik) Manajer Pemasaran Manajer Keuangan Staff pekerja (penjahit) TUJUAN Menguatnya brand XYZ Pengembangan pasar Meningkatnya penjualan dan keuntungan Pengembangan produk ALTERNATIF Strategi 1 Meningkatkan mutu produk Strategi 2 Memberikan diskon Strategi 3 Meningkatkan promosi Strategi 4 Membentuk lokasi Usaha strategis Strategi 5 Memberikan pelatihan kepada SDM Gambar 4. Struktur Standar AHP

38 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Perusahaan Sejarah Perkembangan Perusahaan CV.XYZ merupakan perusahaan perseorangan yang bergerak dalam pembuatan seragam seperti kaos, sweater, jaket, kemeja, pakaian lapang, jas lab, jas almamater. Dengan desain-desain yang unik dan fungsional, perusahaan ini mampu mengeluarkan produk-produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif untuk pasaran lokal. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 1 Maret 2008 dengan workshop di daerah Babakan Raya IV No 94, Darmaga, Bogor. Pada dasarnya ada dua (2) nilai tambah yang ditawarkan oleh bisnis konveksi ini kepada konsumennya. Yang pertama adalah dari segi biaya, ongkos yang dikeluarkan oleh konsumen menjadi lebih murah dibandingkan jika mereka memproduksi ke Bandung atau Jakarta yang terkenal sebagai pusat konveksi. Hal ini disebabkan lokasi yang lebih dekat dengan keberadaan konsumen, yaitu di kawasan lingkar kampus. Nilai tambah yang kedua yaitu konsumen lebih mudah manjangkau lokasi ketika terjadi keluhan, sehingga kepuasan konsumen bisa dijaga. Pemasok dan Mitra Dalam menjalankan usaha ini konveksi ini bekerjasama dengan mitra yaitu Konveksi Trijaya Group dan Toko Amida di Bogor, Toko Ping di Jakarta dan Toko Kota Indah di Bandung. Posisi mitra ini adalah sebagai vendor dari produk-produk sekunder dan pemasok bahan baku. Selain itu konveksi ini juga bisa melakukan benchmarking dari segi operasional dan troubleshooting dari bisnis ini.

39 Visi dan Misi Visi : Menjadi perusahaan konveksi terkreatif di Bogor yang mengkombinasikan skill dan teknologi dalam produk bermutu. Misi : a. Menjadi perusahaan yang memiliki layanan yang baik, harga murah dan bermutu tinggi. b. Menciptakan produk-produk yang inovatif, mempunyai nilai tambah, dan berdaya saing tinggi. c. Menjadi perusahaan konveksi yang profesional yang memiliki manajemen yang tepat guna dalam mengelola organisasi dan menjalankan usaha. d. Memberikan kesempatan kepada berbagai lapisan masyarakat untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Spesifikasi : CV. XYZ menerima pemesanan produksi untuk seragam seperti kaos, jaket, kemeja, sweater dengan mutu distro. Produkproduk di produksi dengan pengawasan kualitas yang detail. Produk ditujukan untuk semua gender dan diharapkan memenuhi kebutuhan konsumen Struktur Organisasi dan Uraian tugas Struktur atau hierarki organisasi yang dibuat adalah struktur organisasi matriks. Struktur ini dibuat untuk mempermudah koordinasi dan membentuk organisasi yang efisien untuk menekan seminimal mungkin biaya overhead perusahaan yang berasal dari gaji. Dalam menjalankan tugas pokoknya CV. XYZ dipimpin oleh seorang General manager (GM). Perusahaan ini memiliki tiga (3) bagian utama yaitu, pemasaran, keuangan (administrasi), serta produksi operasi termasuk tenaga teknis. Berikut ini adalah penjelasan tugas dan tanggungjawab dari struktur pada Gambar 5 :

40 27 GENERAL MANAGER PEMASARAN KEUANGAN PRODUKSI DAN OPERASI Gambar 5. Struktur organisasi perusahaan General Manager : a. Penanggung jawab utama perusahaan. b. Menentukan keputusan-keputusan strategis perusahaan. c. Menentukan target setiap periode. d. Membuat mekanisme pengangkatan dan pemecatan karyawan. e. Membuat sistem untuk meningkatkan motivasi, knowledge dan skill karyawan. f. Bertanggung jawab membina hubungan baik dengan karyawan dan Shareholder. Keuangan : a. Membuat system pencatatan keadministrasian perusahaan. b. Membuat laporan keuangan perusahaan dan mengelola Cash Flow perusahaan. c. Menyimpan uang perusahaan. d. Melakukan analisis biaya dan keuangan perusahaan, serta membuat anggaran. e. Bertanggungjawab membina hubungan baik dengan pemasok dan rekanan. Pemasaran : a. Mengkoordinasikan agen-agen pemasaran. b. Membuat kerjasama dengan instansi/perusahaan/organisasi. c. Membuat desain katalog. d. Membuat sistem pendistribusian produk. e. Melakukan evaluasi dan riset pasar. f. Bertanggungjawab membina hubungan baik dengan konsumen, agen dan instansi.

41 28 g. Bertanggungjawab atas segala lay out pemesanan dan promosi Produksi dan Operasi : a. Bertanggungjawab sebagai kepala produksi harian. b. Mengkoordinasikan karyawan setiap hari. c. Bertanggungjawab atas pengadaan mesin, peralatan dan bahan baku d. Melakukan perencanaan produksi. e. Melakukan perawatan terhadap alat-alat produksi. f. Membuat sistem pengembangan produk Research and Development, atau (R&D). g. Melakukan kontrol terhadap mutu produk yang dihasilkan. 4.2 Kegiatan Pemasaran CV. XYZ Bentuk kegiatan pemasaran yang dilakukan CV. XYZ a. Menggunakan logo atau merk sebagai identitas produk. (Gambar.6) Personal selling : Dengan Lobbying presentasi penjualan saat mengikuti open tender untuk sebuah acara kepanitiaan di kampus. b. Mengikuti pameran dan acara bazar di kampus. c. Melakukan promosi dengan memberikan diskon kusus, jaminan produk, membagikan brosur, selebaran, kalender, dan pembatas buku. e. Memasang spanduk lokasi usaha. Gambar 6. Logo, atau merk perusahaan Strategi Produk Secara umum, produk dibagi menjadi dua (2) kelompok besar, yaitu kelompok produk utama (Primer) dan kelompok produk pelengkap (Sekunder). Produk utama merupakan produk yang diproyeksikan sebagai sumber pendapatan utama dan keseluruhan proses produksi dikerjakan

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian CV. XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam produksi seragam seperti kaos, jaket, kemeja, sweater yang berada di wilayah kampus.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 25 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan miniatur keseluruhan dari proses penelitian. Kerangka pemikiran akan memberikan arah yang dapat dijadikan pedoman bagi para

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran

METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran 24 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran San Diego Hills Visi dan Misi Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran Bauran Pemasaran Perusahaan: 1. Produk 2. Harga 3. Lokasi 4. Promosi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) ini dilaksanakan di PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat pada

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pengembangan agroindustri kelapa sawit sebagai strategi pembangunan nasional merupakan suatu keniscayaan guna memperkecil kesenjangan pembangunan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperkuat dan mendukung analisis penelitian adalah:

IV METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperkuat dan mendukung analisis penelitian adalah: IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Balai Pengembangan Teknologi (BPT) Mekanisasi Pertanian Jawa Barat yang terletak di Jalan Darmaga Timur Bojongpicung, Cihea,

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 4.1. Objek Pengambilan Keputusan Dalam bidang manajemen operasi, fleksibilitas manufaktur telah ditetapkan sebagai sebuah prioritas daya saing utama dalam sistem

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian mengenai strategi bauran pemasaran pertama kali peneliti akan mempelajari mengenai visi misi dan tujuan perusahaan, dimana perusahaan yang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis memberikan beberapa teori dalam upaya pemecahan masalah yang kan diteliti. Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa konsep

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di 135 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian merupakan studi kasus yang dilakukan pada suatu usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT NIC merupakan perusahaan yang memproduksi roti tawar spesial (RTS). Permintaan RTS menunjukkan bahwa dari tahun 2009 ke tahun 2010 meningkat sebanyak

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, 98 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENYUSUNAN STRATEGI PROMOSI PADA CV. GINTERA ERKY ISTYANTO H

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENYUSUNAN STRATEGI PROMOSI PADA CV. GINTERA ERKY ISTYANTO H PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENYUSUNAN STRATEGI PROMOSI PADA CV. GINTERA Oleh ERKY ISTYANTO H 24066013 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

A. KERANGKA PEMIKIRAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Persaingan yang terjadi pada industri minuman ringan membuat setiap industri yang bergerak memproduksi minuman ringan harus selalu mengkaji ulang secara terus-menerus

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PT. UNITEX Tbk, BOGOR. Oleh RETNA WULANDARI H

KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PT. UNITEX Tbk, BOGOR. Oleh RETNA WULANDARI H KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PT. UNITEX Tbk, BOGOR Oleh RETNA WULANDARI H24052635 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam

BAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam BAB III METODOLOGI Metodologi merupakan kumpulan prosedur atau metode yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian. Menurut Mulyana (2001, p114), Metodologi diukur berdasarkan kemanfaatannya dan tidak

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PROMOSI KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK X CABANG BOGOR. Oleh WIDI ADIYANTO H

ANALISIS STRATEGI PROMOSI KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK X CABANG BOGOR. Oleh WIDI ADIYANTO H ANALISIS STRATEGI PROMOSI KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK X CABANG BOGOR Oleh WIDI ADIYANTO H 24066033 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran

III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Indonesia merupakan negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Namun, hal ini tidak sejalan dengan jumlah produk agroindustrinya yang tembus dijual di pasar ekspor.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran

Lebih terperinci

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK 3.1 Pengertian Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) pertama kali dikembangkan oleh Thomas Lorie Saaty dari Wharton

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 14 LANDASAN TEORI 2.1 Proses Hierarki Analitik 2.1.1 Pengenalan Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Process AHP) dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton

Lebih terperinci

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta meliputi: 1. Strategi Pemasaran (Relation Marketing) dilaksanakan dengan fokus terhadap pelayanan masyarakat pengguna, sosialisasi kepada masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT

ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT PT. INDOSAT, Tbk. SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Oleh SITI CHOERIAH H24104026 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Untuk memperkenalkan AHP, lihat contoh masalah keputusan berikut: Sebuah kawasan menghadapi kemungkinan urbanisasi yang mempengaruhi lingkungan. Tindakan apa yang harus dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MUTU PRODUK DAN JASA PELAYANAN DI RESTORAN BURGER & GRILL - DEPOK. Oleh : EVA PUSPITASARI H

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MUTU PRODUK DAN JASA PELAYANAN DI RESTORAN BURGER & GRILL - DEPOK. Oleh : EVA PUSPITASARI H ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MUTU PRODUK DAN JASA PELAYANAN DI RESTORAN BURGER & GRILL - DEPOK Oleh : EVA PUSPITASARI H24053915 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi perusahaan menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR KOMUNIKASI PEMASARAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

PENGARUH FAKTOR KOMUNIKASI PEMASARAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PENGARUH FAKTOR KOMUNIKASI PEMASARAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Studi Kasus pada Wisatawan Domestik di Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor) Oleh EKA TAMIA MAHAKAMI H24104056 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI Jakarta Imam Sunoto, Fiqih Ismawan, Ade Lukman Nulhakim,, Dosen Universitas Indraprasta PGRI Email : raidersimam@gmail.com, vq.ismaone@gmail.com,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran

III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Pemilihan stretegi bersaing yang tepat sangat diperlukan perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis yang ada. Tahapan dimulai dengan pembangunan konstruksi hirarki

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR Oleh : YULI HERNANTO H 24076139 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perkembangan teknologi yang begitu pesat, secara langsung mempengaruhi pola pikir masyarakat dan budaya hidup yang serba praktis dan modern.

Lebih terperinci

Oleh MELLY SILVIANI H

Oleh MELLY SILVIANI H ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA KANTOR POS BOGOR Oleh MELLY SILVIANI H24104063 s DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 2 ANALISIS EFEKTIVITAS

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PROMOSI BEDAK Marcks VENUS PADA PT. KIMIA FARMA TBK. Oleh RIHZA SYAFRIZAL H

ANALISIS STRATEGI PROMOSI BEDAK Marcks VENUS PADA PT. KIMIA FARMA TBK. Oleh RIHZA SYAFRIZAL H ANALISIS STRATEGI PROMOSI BEDAK Marcks VENUS PADA PT. KIMIA FARMA TBK Oleh RIHZA SYAFRIZAL H24102009 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 ABSTRAK Rihza Syafrizal.

Lebih terperinci

ANALISA KEEFEKTIFAN PROMOSI TERHADAP JUMLAH PENJUALAN PONSEL MEREK XYZ OLEH PT X (STUDI KASUS MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR)

ANALISA KEEFEKTIFAN PROMOSI TERHADAP JUMLAH PENJUALAN PONSEL MEREK XYZ OLEH PT X (STUDI KASUS MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR) ANALISA KEEFEKTIFAN PROMOSI TERHADAP JUMLAH PENJUALAN PONSEL MEREK XYZ OLEH PT X (STUDI KASUS MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR) Oleh FEZZI UKTOLSEJA H24102038 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN 47 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan

Lebih terperinci

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi ABSTRAK Tulisan ini memaparkan tentang penerapan Analitycal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Keuntungan melalui kepuasan pelanggan. Pemasaran yang terintegrasi. Gambar 1. Model konsep pemasaran (Kotler dan Amstrong, 2008)

TINJAUAN PUSTAKA. Keuntungan melalui kepuasan pelanggan. Pemasaran yang terintegrasi. Gambar 1. Model konsep pemasaran (Kotler dan Amstrong, 2008) 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

Lebih terperinci

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Usaha pengolahan pindang ikan dipengaruhi 2 (dua) faktor penting yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek produksi, manajerial,

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP OBJEK WISATA PEMANCINGAN FISHING VALLEY BOGOR. Oleh DEVI FITRIYANA H

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP OBJEK WISATA PEMANCINGAN FISHING VALLEY BOGOR. Oleh DEVI FITRIYANA H ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP OBJEK WISATA PEMANCINGAN FISHING VALLEY BOGOR Oleh DEVI FITRIYANA H24066045 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS SALURAN DISTRIBUSI FRUIT TEA DI WILAYAH BOGOR (STUDI KASUS PADA KANTOR PENJUALAN (KP) BOGOR PT. SINAR SOSRO)

ANALISIS EFEKTIVITAS SALURAN DISTRIBUSI FRUIT TEA DI WILAYAH BOGOR (STUDI KASUS PADA KANTOR PENJUALAN (KP) BOGOR PT. SINAR SOSRO) ANALISIS EFEKTIVITAS SALURAN DISTRIBUSI FRUIT TEA DI WILAYAH BOGOR (STUDI KASUS PADA KANTOR PENJUALAN (KP) BOGOR PT. SINAR SOSRO) Oleh ETTY NUR BAETI H24103062 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metode penelitian berkaitan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN ISO 9001: 2000 PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk, BOGOR. Oleh WIDIANINGRUM H

ANALISIS PENERAPAN ISO 9001: 2000 PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk, BOGOR. Oleh WIDIANINGRUM H ANALISIS PENERAPAN ISO 9001: 2000 PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk, BOGOR Oleh WIDIANINGRUM H24102015 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 iv ABSTRAK WIDIANINGRUM.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data primer mencakup hasil penggalian pendapat atau

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PROMOSI ONLINE DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS BUKUKITA.COM, JAKARTA) Oleh NURIKA KURNIA H

ANALISIS STRATEGI PROMOSI ONLINE DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS BUKUKITA.COM, JAKARTA) Oleh NURIKA KURNIA H ANALISIS STRATEGI PROMOSI ONLINE DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS BUKUKITA.COM, JAKARTA) Oleh NURIKA KURNIA H24104074 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan pemasaran merupakan suatu proses yang berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Pemasaran

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN PADA MEDIA TELEVISI (STUDI KASUS PADA PRODUK TEBS DI KOTA BOGOR) Oleh KURNIA DEWI H

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN PADA MEDIA TELEVISI (STUDI KASUS PADA PRODUK TEBS DI KOTA BOGOR) Oleh KURNIA DEWI H ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN PADA MEDIA TELEVISI (STUDI KASUS PADA PRODUK TEBS DI KOTA BOGOR) Oleh KURNIA DEWI H24104097 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemasok merupakan salah satu mitra bisnis yang memegang peranan sangat penting dalam menjamin ketersediaan barang pasokan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA Oleh EKO SUGENG HARAFI H24103082 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS KERANJANG BELANJA PADA DATA TRANSAKSI PENJUALAN (STUDI KASUS TOSERBA YOGYA BANJAR) SKRIPSI. Oleh TRI LESTARI H

ANALISIS KERANJANG BELANJA PADA DATA TRANSAKSI PENJUALAN (STUDI KASUS TOSERBA YOGYA BANJAR) SKRIPSI. Oleh TRI LESTARI H ANALISIS KERANJANG BELANJA PADA DATA TRANSAKSI PENJUALAN (STUDI KASUS TOSERBA YOGYA BANJAR) SKRIPSI Oleh TRI LESTARI H24052006 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PRODUK BUSANA MUSLIM MEREK AZKA PADA CV AZKA SYAHRANI. Oleh PUJI NURYADIN H

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PRODUK BUSANA MUSLIM MEREK AZKA PADA CV AZKA SYAHRANI. Oleh PUJI NURYADIN H ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PRODUK BUSANA MUSLIM MEREK AZKA PADA CV AZKA SYAHRANI Oleh PUJI NURYADIN H24076096 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemilihan Supplier Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan kegiatan strategis terutama apabila supplier tersebut memasok item yang kritis atau akan digunakan

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI Dwi Nurul Izzhati Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang 50131 E-mail : dwinurul@dosen.dinus.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan ( decision support systems disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis computer termasuk sistem berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN PERSEPSI SISWA - SISWI SMU DI BOGOR. Oleh TUBAGUS M EIDRI H

ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN PERSEPSI SISWA - SISWI SMU DI BOGOR. Oleh TUBAGUS M EIDRI H ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN PERSEPSI SISWA - SISWI SMU DI BOGOR Oleh TUBAGUS M EIDRI H24104125 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP MUTU PELAYANAN PADA HOTEL HOLIDAY INN BANDUNG. Oleh: ANDIKA BUCHORI H

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP MUTU PELAYANAN PADA HOTEL HOLIDAY INN BANDUNG. Oleh: ANDIKA BUCHORI H ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP MUTU PELAYANAN PADA HOTEL HOLIDAY INN BANDUNG Oleh: ANDIKA BUCHORI H24102111 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT JASA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA (STUDI KASUS BIMBEL PRIMAGAMA, BOGOR) Oleh RENOVA H

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT JASA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA (STUDI KASUS BIMBEL PRIMAGAMA, BOGOR) Oleh RENOVA H ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT JASA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA (STUDI KASUS BIMBEL PRIMAGAMA, BOGOR) Oleh RENOVA H24102034 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Tahap II 1. Apa saja kegiatan pemasaran yang telah dilaksanakan selama ini oleh perusahaan?

Tahap II 1. Apa saja kegiatan pemasaran yang telah dilaksanakan selama ini oleh perusahaan? 71 LAMPIRAN 71 72 Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Awal kepada Perusahaan Tahap I 1. Bagaimana sejarah berdirinya PT XL Axiata Tbk? 2. Apa visi dan misi PT XL Axiata Tbk? 3. Bagaimana struktur organisasi

Lebih terperinci

Gambar 4. Tahapan kajian

Gambar 4. Tahapan kajian III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian Survei lapangan dilakukan untuk menganalisa kinerja bisnis usaha tahu dan kebutuhan pasar. Hasil analisa kebutuhan pasar menjadi masukan dalam pengembangan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN UMMAT (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT INDONESIA UNIT PELAYANAN SYARIAH, GARUT)

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN UMMAT (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT INDONESIA UNIT PELAYANAN SYARIAH, GARUT) ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN UMMAT (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT INDONESIA UNIT PELAYANAN SYARIAH, GARUT) Oleh HENDRA BUDIMAN H24103069 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, membuat setiap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, membuat setiap masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, membuat setiap masyarakat berlomba-lomba untuk mulai berusaha dan beraktivitas untuk mendapatkan penghasilan agar dapat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 56 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Penelitian ini memiliki 2 (dua) tujuan,

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS Endang Widuri Asih 1 1) Jurusan Teknik Industri Institut Sains

Lebih terperinci

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015 SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN METODE MULTI-CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Faisal Piliang Sistem Informasi Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI. Oleh HENNY H

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI. Oleh HENNY H HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI Oleh HENNY H24103029 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP MUTU PELAYANAN PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BOGOR. Oleh MAHARDHIKA YUDA H

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP MUTU PELAYANAN PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BOGOR. Oleh MAHARDHIKA YUDA H ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP MUTU PELAYANAN PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BOGOR Oleh MAHARDHIKA YUDA H24077025 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT Multi-Attribute Decision Making (MADM) Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan beberapa teknik,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor mulai Desember 2010 Maret 2011. 3.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di restoran Mie Jogja Pak Karso dan Ayam Penyet Surabaya di jalan Padjajaran No. 28 B Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

RANCANGAN STRATEGI PEMASARAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN MARKETING MIX

RANCANGAN STRATEGI PEMASARAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN MARKETING MIX RANCANGAN STRATEGI PEMASARAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN MARKETING MIX (Studi Kasus PT. XXX Pekanbaru) Tengku Nurainun 1, Yanbro Avta Malva 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele.

BAB II LANDASAN TEORI. pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manusia dan Pengambilan Keputusan Setiap detik, setiap saat, manusia selalu dihadapkan dengan masalah pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele. Bagaimanapun

Lebih terperinci

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ELIS SUSANTI H

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ELIS SUSANTI H ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR Oleh ELIS SUSANTI H24104069 s DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BUKU BERTEMAKAN ISLAM (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor)

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BUKU BERTEMAKAN ISLAM (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor) ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BUKU BERTEMAKAN ISLAM (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor) Oleh KUSUMANINGRUM FATIMAH H24101049 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk pembuat keputusan, pengambil keputusan,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk pembuat keputusan, pengambil keputusan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk pembuat keputusan, pengambil keputusan, penentu atas sebuah pilihan dari sejumlah pilihan. Pengambilan keputusan terjadi setiap saat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prioritas pemasok terbaik untuk produkproduk yang paling laris dijual di Toko Besi Nusantara Semarang. Prioritas pemasok terbaik ditentukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh : DEVIANI PERTIWI H

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh : DEVIANI PERTIWI H PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus PD Pasar Jaya Unit Area 03 Pramuka, Jakarta Timur) Oleh : DEVIANI PERTIWI H24051693 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN EKSPOR TEKSTIL PADA PT X, BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh VENNY OKTAVIANI H

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN EKSPOR TEKSTIL PADA PT X, BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh VENNY OKTAVIANI H ANALISIS STRATEGI PEMASARAN EKSPOR TEKSTIL PADA PT X, BANDUNG, JAWA BARAT Oleh VENNY OKTAVIANI H24104122 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ANALISIS STRATEGI

Lebih terperinci

STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI JABATAN UNDERWRITING STAFF PADA PT ASURANSI MSIG INDONESIA

STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI JABATAN UNDERWRITING STAFF PADA PT ASURANSI MSIG INDONESIA STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI JABATAN UNDERWRITING STAFF PADA PT ASURANSI MSIG INDONESIA Diandra Rizko Siswanto, Lindawati Kartika Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen - Institut Pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP PRODUK PERMATA TABUNGAN SYARIAH (STUDI KASUS PERMATABANK SYARIAH CABANG ARTERI PONDOK INDAH)

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP PRODUK PERMATA TABUNGAN SYARIAH (STUDI KASUS PERMATABANK SYARIAH CABANG ARTERI PONDOK INDAH) ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP PRODUK PERMATA TABUNGAN SYARIAH (STUDI KASUS PERMATABANK SYARIAH CABANG ARTERI PONDOK INDAH) Oleh YULI ASTRIA H24103097 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan melakukan studi kasus di UMKM sulam usus Galeri Aan Ibrahim. Pengolahan

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BAURAN PROMOSI AJB BUMIPUTERA 1912 CABANG SILIWANGI BOGOR. Oleh YULDHASTIYA RACHMANDA H

ANALISIS STRATEGI BAURAN PROMOSI AJB BUMIPUTERA 1912 CABANG SILIWANGI BOGOR. Oleh YULDHASTIYA RACHMANDA H ANALISIS STRATEGI BAURAN PROMOSI AJB BUMIPUTERA 1912 CABANG SILIWANGI BOGOR Oleh YULDHASTIYA RACHMANDA H 24066043 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS KANTOR CABANG PT.

PENGARUH PERUBAHAN BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS KANTOR CABANG PT. PENGARUH PERUBAHAN BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS KANTOR CABANG PT. BANK X) Oleh DHANIA RAMADHANI H24104052 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM

Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM Dian Gustina 1, Rendi Haposan Siahaan 2 1 Universitas Persada Indonesia Y.A.I, 2 STMIK Nusa Mandiri 1 Jl Salemba

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI PEMEGANG POLIS AJB BUMIPUTERA 1912 TERHADAP EFEKTIVITAS PERSONAL SELLING (STUDI KASUS : KANTOR OPERASIONAL BOGOR SILIWANGI)

ANALISIS PERSEPSI PEMEGANG POLIS AJB BUMIPUTERA 1912 TERHADAP EFEKTIVITAS PERSONAL SELLING (STUDI KASUS : KANTOR OPERASIONAL BOGOR SILIWANGI) ANALISIS PERSEPSI PEMEGANG POLIS AJB BUMIPUTERA 1912 TERHADAP EFEKTIVITAS PERSONAL SELLING (STUDI KASUS : KANTOR OPERASIONAL BOGOR SILIWANGI) Oleh: Nur Hamidah H24102100 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN SISTEM BONUS TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN SERVIS DAN BAGIAN SALES AND MARKETING (STUDI KASUS PT. SETIAJAYA MOBILINDO BOGOR)

ANALISIS HUBUNGAN SISTEM BONUS TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN SERVIS DAN BAGIAN SALES AND MARKETING (STUDI KASUS PT. SETIAJAYA MOBILINDO BOGOR) ANALISIS HUBUNGAN SISTEM BONUS TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN SERVIS DAN BAGIAN SALES AND MARKETING (STUDI KASUS PT. SETIAJAYA MOBILINDO BOGOR) Oleh BHASKARA KUSEN H24101135 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, yaitu suatu metode penelitian mengenai gambaran lengkap tentang hal-hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Kecil Menengah di Kota Tasikmalaya Departemen Perindustrian pada tahun 1991 mendefinisikan usaha kecil dan kerajinan sebagai kelompok perusahaan yang dimiliki penduduk

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KOMPETENSI 360 DERAJAT PADA PT X BOGOR Oleh RESTY LHARANSIA H24051549 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUTT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) Hendang Setyo Rukmi Hari Adianto Dhevi Avianti Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BAN MEDIUM COMMERCIAL TRUCK DI PASAR DOMESTIK PADA PT GOODYEAR INDONESIA, TBK. Oleh RATIH KUMALA DEWI H

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BAN MEDIUM COMMERCIAL TRUCK DI PASAR DOMESTIK PADA PT GOODYEAR INDONESIA, TBK. Oleh RATIH KUMALA DEWI H ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BAN MEDIUM COMMERCIAL TRUCK DI PASAR DOMESTIK PADA PT GOODYEAR INDONESIA, TBK Oleh RATIH KUMALA DEWI H24102082 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA Oleh AIDI RAHMAN H 24066055 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan mengenai metode Analytic Hierarchy Process (AHP) sebagai metode yang digunakan untuk memilih obat terbaik dalam penelitian ini. Disini juga dijelaskan prosedur

Lebih terperinci

Perancangan Penilaian Karyawan di Bank X

Perancangan Penilaian Karyawan di Bank X Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Penilaian Karyawan di Bank X 1 Andre Wardhana, 2 Dewi Shofi, 3 Asep Nana 1,2,3 Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung, Jl.

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT BANK BUKOPIN KANTOR CABANG CILEGON. Oleh ROSMIA MEGAWATI H

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT BANK BUKOPIN KANTOR CABANG CILEGON. Oleh ROSMIA MEGAWATI H ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT BANK BUKOPIN KANTOR CABANG CILEGON Oleh ROSMIA MEGAWATI H24077033 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci