MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG"

Transkripsi

1 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 114/PHPU.D-IX/2011 PERKARA NOMOR 115/PHPU.D-IX/2011 PERKARA NOMOR 116/PHPU.D-IX/2011 PERIHAL PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2011 ACARA PENGUCAPAN PUTUSAN J A K A R T A SELASA, 22 NOVEMBER

2 RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 114/PHPU.D-IX/2011 PERKARA NOMOR 115/PHPU.D-IX/2011 PERKARA NOMOR 116/PHPU.D-IX/2011 PERIHAL PEMOHON TERMOHON ACARA - Permohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Banten Tahun H. Wahidin Halim dan Hj. Irna Narulita (Pemohon Nomor 114/PHPU.D IX/2011) - H. Jazuli Juwaini dan Makmun Muzakki (Pemohon Nomor 115/PHPU.D-IX/2011) - Dwi Jatmiko dan Tjejep Mulyadinata (Pemohon Nomor 116/PHPU.D-IX/2011) - KPU Provinsi Banten - Pengucapan Putusan Selasa, 22 November 2011, Pukul WIB Ruang Sidang Pleno Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Moh. Mahfud MD (Ketua) 2) Achmad Sodiki (Anggota) 3) M. Akil Mochtar (Anggota) 4) Maria Farida Indrati (Anggota) 5) Ahmad Fadlil Sumadi (Anggota) 6) Harjono (Anggota) 7) Muhammad Alim (Anggota) 8) Hamdan Zoelva (Anggota) 9) Anwar Usman Mardian Wibowo Panitera Pengganti (Perkara 114) Cholidin Nasir Panitera Pengganti (Perkara 115) Eddy Purwanto Panitera Pengganti (Perkara 116) 2

3 Pihak yang hadir: Kuasa Hukum Pemohon Perkara Nomor 114/PHPU.D-IX/2011: 1. Andi Syafrani 2. Eni Sri Handajani Kuasa Hukum Pemohon Perkara Nomor 115/PHPU.D-IX/2011: 1. Irfan Rifa i 2. Susanto 3. Rianto Wibowo 4. Ari Kuasa Hukum Pemohon Perkara Nomor 116/PHPU.D-IX/2011: 1. Solihin 2. Ari Nizam 3. Ilham Aditya Tama KPU Provinsi Banten: 1. Hambali 2. Agus Priyatna 3. Lukman 4. Didih 5. Nasrullah Kuasa Hukum Termohon Perkara Nomor 114, 115, dan 116/PHPU.D-IX/2011: 1. Agus Setiawan 2. Andre Pakasa 3. Mukhtar Latief 4. Ihsan Budi Apriadi Kuasa Hukum Pihak Terkait Perkara Nomor 114, 115, dan 116/PHPU.D- IX/2011: 1. Muhammad Asrun 2. Arteria Dahlan 3. Rudi Alfonso 4. Dorel Almir 5. Daniel Tonapa Masiku 3

4 SIDANG DIBUKA PUKUL 15:42 WIB 1. KETUA: MOH. MAHFUD MD Bismillahirrahmaanirrahiim. Sidang Mahkamah Konstitusi untuk Pengucapan Putusan Perkara Sengketa Pemilu Kepala Daerah Provinsi Banten yang diregistrasi dalam tiga nomor perkara, masing-masing Nomor 114, 115, dan 116/PHPU.D-IX/2011 dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3X Pemohon Perkara Nomor 114 perkenalkan diri dulu. 2. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 114: ANDI SYAFRANI Assalamualaikum wr. wb. Terima kasih, Yang Mulia. Kami dari Kuasa Hukum dari Pemohon Nomor 114 hadir dua orang, Yang Mulia. Saya Andi Syafrani dan ( ) 3. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 114: ENI SRI HANDAJANI Dan saya Eni Sri Handajani. 4. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 114: ANDI SYAFRANI Terima kasih, Yang Mulia. 5. KETUA: MOH. MAHFUD MD Nomor 115? 6. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 115: IRFAN RIFA I Assalamualaikum wr. wb. Terima kasih, Yang Mulia. Saya dari Kuasa Hukum Nomor 115, hadir saya sendiri Irfan Rifa i, Susanto, kemudian di sampingnya Rianto Wibowo, dan di sebelah belakang adalah Pak Ari. Terima kasih, Yang Mulia. 7. KETUA: MOH. MAHFUD MD Nomor 116? 4

5 8. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 116: SOLIHIN Assalamualaikum wr. wb. Pemohon Nomor 116 hadir saya sendiri Solihin, sebelah kanan saya Ari Nizam, sebelah kiri saya Ilham Aditya Tama, dan Prinsipal ( ) 9. KETUA: MOH. MAHFUD MD Pihak Termohon? 10. KUASA HUKUM TERMOHON: AGUS SETIAWAN Terima kasih, Yang Mulia Panel Majelis. Hadir Kuasa Agus Setiawan, Andre Pakasa, Mukhtar Latief, dan Ihsan Budi Apriadi, serta Prinsipal lima orang dari Komisioner, Pak Hambali, Agus Priyatna, Lukman, Didih, dan Nasrullah, serta beberapa Komisioner Kabupaten Provinsi Kabupaten/Kota. Terima kasih. 11. KETUA: MOH. MAHFUD MD Kemudian Pihak Tekait? 12. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: A. MUHAMMAD ASRUN Terima kasih, Yang Mulia. Dari Pihak Terkait hadir Kuasa Hukum, sebelah kiri adalah Saudara Arteria Dahlan, dan paling pojok adalah Saudara Rudi Alfonso, saya sendiri Muhammad Asrun, sebelah kanan adalah Saudara Dorel Almir, dan di sebelah kanan lagi adalah Saudara Daniel, hadir juga tim pendukung, Yang Mulia. Terima kasih. 13. KETUA: MOH. MAHFUD MD Baik, sudah lengkap. Saudara ada tiga putusan dalam satu tiga perkara, tiga nomor register karena tiga Pemohon yang diini ada keseluruhannya ada sera 736 halaman putusan ini yang masing-masing itu 106 Nomor 114 mendapat 167 halaman, Nomor 115=172 halaman, dan Nomor 116 itu 95 halaman. Tetapi tidak akan dibaca semuanya, nanti dibaca sendiri di rumah. Untuk jalannya persidangan itu dan setiap perkataan orang yang menjadi saksi resmi di sini dicatat, termasuk pandangan-pandangan dari pihak-pihak. Nah, sekarang saya bacakan berjalan mundur dari Nomor 116 dulu. 5

6 PUTUSAN Nomor 116/PHPU.D-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan dalam perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Banten Tahun 2011, yang diajukan oleh: [1.2] 1. Nama : Dwi Jatmiko Tanggal Lahir : Kampar, 28 Juni 1968 Alamat : Kp. Candu RT 03 RW 07, Curug Kulon, Curug, Tangerang 2. Nama : Tjejep Mulyadinata Tanggal Lahir : 12 Desember 1956 Alamat : Kp. Candu RT 03 RW 07, Curug Kulon, Curug, Tangerang Bakal Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Banten dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Banten Tahun 2011; Berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 2 November 2011, memberi kuasa kepada 1). Syarifuddin P. Simbolon, S.H., 2). Hadi Purwanto, S.H., 3). Solihin, S.H., 4). Ary Nizam, S.H., 5). Moch. Aziz, S.H,. 6). Dewi Sartika, S.H., M.H., 7). Ilham Adhyatama, S.H., dan 8). Surya Arthika, S.H., kesemuanya para advokat/konsultan hukum yang tergabung pada SMARTS Law Firm beralamat di Gedung Selmis, Lantai 1/14, Jalan Asembaris Raya Nomor 52, Tebet, Jakarta Selatan, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, bertindak untuk dan atas nama kepentingan pemberi kuasa; Selanjutnya disebut sebagai pemohon; Terhadap: [1.3] Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten, berkedudukan di Jalan KH. Sokhari, Nomor 42, Cipare, Kota Serang, Provinsi Banten; Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 354/KPU-15/XI/2011, tanggal 8 November 2011, memberi kuasa kepada 1) Agus Setiawan, S.H., 2) Andi Suhernandi, S.H., M.H., 3) Holil, S.H., M.H., 4) Andri Prakasa, S.H., 5) Muhtar Latief, S.Hi., 6) Agus Sugiantoro, S.H., 7) Ainal Hukman, S.H., 8) Desriana Fajrin, S.H., 9) Musyafah Achmad, S.H., 10) Razid Chaniago, S.H., M.H., 11) Epi Rivai Hasan, S.H., M.H., 12) Ridwan Kusnandar, S.H., 13) Ichsan Budi Afriyadi, S.H., 13) Fajar Indrawati, S.H., 14) Eko Budiantoro, S.H., dan 15) Yuswandi Yusuf, S.H., seluruhnya adalah 6

7 Advokat/Konsultan Hukum pada Law Firm Asrek & Co, yang berkedudukan di Jalan Trip K. Jamaksari, Nomor 1, Kota Serang, Banten 42118, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa; Selanjutnya disebut sebagai Termohon; [1.4] 1. Nama : Hj. Ratu Atut Chosiyah Pekerjaan : Calon Gubernur Provinsi Banten Alamat : Jalan Bhayangkara Nomor 51 Cipocok Jaya, Kota Serang 2. Nama : H. Rano Karno Pekerjaan : Calon Wakil Gubernur Provinsi Banten Alamat : Jalan Bhayangkara Nomor 51 Cipocok Jaya, Kota Serang Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Banten dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Banten Tahun 2011, Nomor Urut 1; Berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 2 November 2011 memberi kuasa kepada 1) Dr. A. Muhammad Asrun, S.H., M.H., 2) Rudi Alfonso, S.H., 3) Arteria Dahlan, S.H., S.T., 4) Merlina, S.H., 5) Samsul Huda, S.H., 6) Dorel Almir, S.H., M.Kn., 7) Misbahuddin Gasma, S.H., dan 8) Danil Tonapa Masiku, S.H., seluruhnya adalah para Advokat yang bergabung dalam Tim Advokasi Banten-1, yang memilih domisili di Jalan Tanah Abang III, Nomor 24, Jakarta Pusat, baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa; Selanjutnya disebut sebagai Pihak Terkait; [1.5] Membaca permohonan Pemohon; Mendengar keterangan Pemohon; Mendengar keterangan dan membaca jawaban tertulis dari Termohon; Mendengar keterangan dan membaca keterangan tertulis dari Pihak Terkait; Memeriksa bukti-bukti dari Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait; Mendengar keterangan saksi dari Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait; Mendengar dan membaca keterangan dari Badan Pengawas Pemilu; Mendengar dan membaca keterangan dari Panwaslu Provinsi Banten; Mendengar dan membaca keterangan dari Panwaslu Kabupaten Tangerang; Membaca kesimpulan tertulis dari Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait; 7

8 14. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN PERTIMBANGAN HUKUM [3.1] Menimbang bahwa permasalahan hukum utama permohonan Pemohon adalah keberatan atas Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten Nomor 050/Kpts/KPU-Prov-015/VIII/2011 tentang Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur pada Pemilihan Umum Gubernur Banten Tahun 2011 Yang Memenuhi Persyaratan dan Tidak Memenuhi Persyaratan tanggal 24 Agustus 2011; [3.2] Menimbang bahwa sebelum mempertimbangkan pokok permohonan, Mahkamah Konstitusi (selanjutnya disebut Mahkamah) terlebih dahulu akan mempertimbangkan hal-hal berikut: a. kewenangan Mahkamah untuk mengadili permohonan a quo; b. kedudukan hukum (legal standing) Pemohon; c. tenggang waktu pengajuan permohonan; Terhadap ketiga hal tersebut di atas, Mahkamah berpendapat sebagai berikut. Kewenangan Mahkamah [3.3] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 24C ayat (1) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945), Pasal 10 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5226, selanjutnya disebut UU MK), Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (selanjutnya disebut UU 32/2004) sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan 140 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844, selanjutnya disebut UU 12/2008), dan Pasal 29 ayat (1) huruf d Undang- Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5076), salah satu kewenangan konstitusional Mahkamah adalah memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum; Semula, berdasarkan ketentuan Pasal 106 ayat (1) dan ayat (2) UU 32/2004 keberatan berkenaan dengan hasil penghitungan suara yang 8

9 mempengaruhi terpilihnya Pasangan Calon diajukan ke Mahkamah Agung. Kewenangan Mahkamah Agung tersebut dicantumkan lagi dalam Pasal 94 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4865); Dalam Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721) ditentukan, Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah pemilihan umum untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ; Dalam Pasal 236C UU 12/2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU 32/2004, menetapkan, Penanganan sengketa hasil penghitungan suara pemilihan kepala daerah oleh Mahkamah Agung dialihkan kepada Mahkamah Konstitusi paling lama 18 (delapan belas) bulan sejak undangundang ini diundangkan ; Pada tanggal 29 Oktober 2008, Ketua Mahkamah Agung dan Ketua Mahkamah Konstitusi bersama-sama telah menandatangani Berita Acara Pengalihan Wewenang Mengadili, sebagai pelaksanaan Pasal 236C UU 12/2008 di atas; [3.4] Menimbang bahwa terhadap kewenangan Mahkamah tersebut Termohon dan Pihak Terkait dalam jawaban tertulisnya mengajukan eksepsi yang pada pokoknya menyatakan bahwa permohonan Pemohon salah objek (eror in objecto) karena Pemohon bukan mempermasalahkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten Nomor 055/Kpts/KPU-Prov- 015/Tahun 2011 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Tingkat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten pada Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Tahun 2011, tanggal 30 Oktober 2011 (bukti T-3), akan tetapi mempermasalahkan Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten Nomor 050/Kpts/KPU-Prov-015/VIII/Tahun 2011 tentang Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Tahun 2011 Yang Memenuhi Persyaratan dan Tidak Memenuhi Persyaratan, tanggal 24 Agustus 2011 (bukti P-1); [3.5] Menimbang bahwa terhadap eksepsi Termohon dan Pihak Terkait tersebut, Mahkamah mempertimbangkan sebagai berikut. 9

10 [3.5.1] Bahwa berdasarkan Pasal 106 ayat (1) UU 32/2004 juncto Pasal 4 PMK 15/2008 objek perselisihan Pemilukada adalah sebagai berikut: Pasal 106 ayat (1) UU 32/2004 juncto UU 12/2008, menentukan, Keberatan terhadap penetapan hasil pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah dst. Demikian pula Pasal 4 PMK 15/2008 menegaskan, Objek perselisihan Pemilukada adalah hasil penghitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon yang mempengaruhi: a. Penentuan Pasangan Calon yang dapat mengikuti putaran kedua Pemilukada; atau b. Terpilihnya Pasangan Calon sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah. [3.5.2] Bahwa berdasarkan ketentuan di atas, jelas bahwa objek sengketa Pemilukada yang dimaksud adalah hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara yang ditetapkan oleh Termohon; [3.5.3] Bahwa dalam pemeriksaan persidangan pendahuluan tanggal 8 November 2011 Pemohon telah memperbaiki permohonan, namun Pemohon tetap mempermasalahkan Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi banten Nomor 050/Kpts/KPU- Prov-015/VIII/Tahun 2011 tentang Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Tahun 2011 Yang Memenuhi Persyaratan dan Tidak Memenuhi Persyaratan tanggal 24 Agustus 2011 (bukti P-1), bukan terhadap Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten Nomor 055/Kpts/KPU-Prov-015/Tahun 2011 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Tingkat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten pada Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Tahun 2011, tanggal 30 Oktober 2011 (bukti T-3); [3.6] Menimbang bahwa terhadap permohonan bakal pasangan calon, Mahkamah dalam Putusan Nomor /PHPU.D-VIII/2010, tanggal 25 November 2010 dan Putusan Nomor /PHPU.D-VIII/ 2010, tanggal 30 Desember 2010) telah menerima permohonan Pemohon namun objek permohonannya tetap yaitu penetapan rekapitulasi hasil penghitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon, bukan Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur sebagaimana didalilkan oleh Pemohon; [3.7] Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan hukum di atas Mahkamah berpendapat, permohonan Pemohon salah objek (error in objecto) dan tidak memenuhi syarat permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) UU 32/2004 sebagaimana diubah terakhir dengan UU 10

11 12/2008 dan Pasal 4 PMK 15/2008, sehingga eksepsi Termohon dan Pihak Terkait tentang salah objek tersebut beralasan menurut hukum; [3.8] Menimbang bahwa jikapun permohonan Pemohon mempermasalahkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten Nomor 055/Kpts/KPU- Prov-015/Tahun 2011 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Tingkat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten pada Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Tahun 2011, tanggal 30 Oktober 2011 (bukti T-3) sesuai fakta di persidangan tanggal 14 November 2011 dan tanggal 15 November 2011 sebagaimana keterangan yang disampaikan oleh Termohon, Bawaslu, Panwaslu Povinsi Banten, dan Panwaslu Kabupaten Tangerang telah ternyata bahwa: pasangan calon perseorangan atas nama Dwi Jatmiko dan Tjetjep Mulyadinata dinyatakan tidak memenuhi persyaratan dukungan minimal calon perseorangan ( dukungan), berdasarkan Surat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tangerang Nomor 292/KPU- Kab.Tng /VIII/2011 tertanggal 22 Agustus 2011, perihal penyampaian Model BA 1-KWK.KPU Perseorangan Perbaikan, yang memenuhi persyaratan berjumlah dukungan; Dengan demikian jumlah dukungan bakal calon perseorangan atas nama Dwi Jatmiko dan Tjetjep Mulyadinata adalah: a. Memenuhi syarat (dukungan awal) : Orang b. Memenuhi syarat (dukungan perbaikan) : Orang c. Total jumlah dukungan yang memenuhi syarat : Orang Bahwa berdasarkan surat KPU Kabupaten Tangerang Nomor 292/KPU/Kab-Tgr /VIII/2011 tentang penyampaian Model BA I-KWK-KPU Perseorangan Perbaikan tanggal 22 Agustus 2011, KPU Provinsi Banten telah mengeluarkan Surat Keputusan KPU Provinsi Banten Nomor 050/Kpts/KPU-Prov.-015/VIII/Tahun 2011, tentang Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Tahun 2011 yang Memenuhi Persyaratan dan Tidak Memenuhi Persyaratan tanggal 24 Agustus 2011, dan berdasarkan Surat Keputusan tersebut Bakal Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten atas nama Dwi Jatmiko-Tjetjep Mulyadinata dinyatakan tidak memenuhi persyaratan; [3.9] Menimbang bahwa oleh karena eksepsi Termohon dan Pihak Terkait beralasan hukum, maka tentang kedudukan hukum, tenggang waktu, serta pokok permohonan tidak dipertimbangkan; 11

12 15. KETUA: MOH. MAHFUD MD KONKLUSI Berdasarkan penilaian atas fakta dan hukum sebagaimana diuraikan di atas, Mahkamah berkesimpulan: [4.1] Eksepsi Termohon dan Pihak Terkait beralasan menurut hukum; [4.2] Objek permohonan Pemohon salah; [4.3] Kedudukan hukum, tenggang waktu dan pokok permohonan Pemohon tidak dipertimbangkan. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5226), Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844), serta Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5076); AMAR PUTUSAN Mengadili, Menyatakan: Dalam Eksepsi: Mengabulkan Eksepsi Termohon dan Pihak Terkait; Dalam Pokok Perkara: Permohonan Pemohon tidak dapat diterima. KETUK PALU 1X Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Hakim oleh sembilan Hakim Konstitusi, yaitu, Moh. Mahfud MD, sebagai Ketua merangkap Anggota, Achmad Sodiki, Maria Farida Indrati, Anwar Usman, Ahmad Fadlil Sumadi, Hamdan Zoelva, Harjono, M. Akil Mochtar, dan Muhammad Alim, masing-masing sebagai Anggota, pada hari Kamis tanggal tujuh belas bulan November tahun dua ribu sebelas yang diucapkan dalam Sidang Pleno terbuka untuk umum pada hari Selasa 12

13 tanggal dua puluh dua bulan November tahun dua ribu sebelas oleh sembilan Hakim Konstitusi, yaitu, Moh. Mahfud MD, sebagai Ketua merangkap Anggota, Achmad Sodiki, Maria Farida Indrati, Anwar Usman, Ahmad Fadlil Sumadi, Hamdan Zoelva, Harjono, M. Akil Mochtar, dan Muhammad Alim, masing-masing sebagai Anggota dengan didampingi oleh Fadzlun Budi SN sebagai Panitera Pengganti, dihadiri oleh Pemohon dan/atau kuasanya, Termohon dan/atau kuasanya, dan Pihak Terkait dan/atau kuasanya. Nomor 115. PUTUSAN Nomor 115/PHPU.D-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan dalam perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Banten Tahun 2011, yang diajukan oleh: [1.2] 1. Nama : H. Jazuli Juwaini, LC, MA Tempat Tanggal Lahir : Bekasi, 02 Maret 1968 Pekerjaan Alamat : Anggota DPR RI : Jalan Parkit, RT. 004, RW. 004, Kelurahan Sawah Lama, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten 2. Nama : Drs. Makmun Muzakki Tempat Tanggal Lahir : Metro, 22 Juni 1964 Pekerjaan : Karyawan Swasta Alamat : Villa Balaraja, Blok D2, Nomor 32, RT. 005, RW.004, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Banten dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Banten Tahun 2011, Nomor Urut 3; Berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 30 Oktober 2011 memberi kuasa kepada 1) Irfan Rifa i, S.H., 2) Ari Wibowo Sulistyo, S.Si; 3) Riyan Priyanto Wibowo, S.H., 4) Susanto, S.H., S.E., dan 5) Eko Wahyu Widodo, S.H., seluruhnya adalah para Advokat/Konsultan Hukum yang tergabung dalam Tim Advokasi Koalisi Keumatan, JAZULI-ZAKKI, berkantor di Jalan KH. Fatah Hasan, Nomor 37, Cijawa, Serang, Banten, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa; Selanjutnya disebut sebagai Pemohon; 13

14 Terhadap: [1.3] Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten, berkedudukan di Jalan KH. Sokhari, Nomor 42, Cipare, Kota Serang, Provinsi Banten; Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 353/KPU-15/XI/2011, tanggal 8 November 2011, memberi kuasa kepada 1) Agus Setiawan, S.H., 2) Andi Suhernandi, S.H., M.H., 3) Holil, S.H., M.H., 4) Andri Prakasa, S.H., 5) Muhtar Latief, S.H., 6) Agus Sugiantoro, S.H., 7) Ainal Hukman, S.H., 8) Desriana Fajrin, S.H., 9) Musyafah Achmad, S.H., 10) Razid Chaniago, S.H., M.H., 11) Epi Rivai Hasan, S.H., M.H., 12) Ridwan Kusnandar, S.H., 13) Ichsan Budi Afriyadi, S.H., 13) Fajar Indrawati, S.H., 14) Eko Budiantoro, S.H., dan 15) Yuswandi Yusuf, S.H., seluruhnya adalah Advokat/Konsultan Hukum pada Law Firm ASREK & Co, yang berkedudukan di Jalan Trip K. Jamaksari, Nomor 1, Kota Serang, Banten, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa; Selanjutnya disebut sebagai Termohon; [1.4] 1. Nama : Hj. Ratu Atut Chosiyah Pekerjaan : Calon Gubernur Provinsi Banten Alamat : Jalan Bhayangkara Nomor 51 Cipocok Jaya, Kota Serang 2. Nama : H. Rano Karno Pekerjaan : Calon Wakil Gubernur Provinsi Banten Alamat : Jalan Bhayangkara Nomor 51 Cipocok Jaya, Kota Serang Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Banten dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Banten Tahun 2011, Nomor Urut 1; Berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 2 November 2011 memberi kuasa kepada 1) Dr. A. Muhammad Asrun, S.H., M.H., 2) Rudi Alfonso, S.H., 3) Arteria Dahlan, S.H., S.T., 4) Merlina, S.H., 5) Samsul Huda, S.H., 6) Dorel Almir, S.H., M.Kn., 7) Misbahuddin Gasma, S.H., dan 8) Danil Tonapa Masiku, S.H., seluruhnya adalah para Advokat yang bergabung dalam Tim Advokasi Banten-1, yang memilih domisili di Jalan Tanah Abang III, Nomor 24, Jakarta Pusat, baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa; Selanjutnya disebut sebagai Pihak Terkait; [1.5] Membaca permohonan dari Pemohon; Mendengar keterangan dari Pemohon; Mendengar keterangan dan membaca jawaban tertulis dari Termohon; Mendengar keterangan dan membaca tanggapan tertulis dari Pihak Terkait; Memeriksa bukti-bukti dari Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait; 14

15 Mendengar keterangan para saksi dari Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait; Mendengar dan membaca keterangan dari Badan Pengawas Pemilu; Mendengar dan membaca keterangan dari Panwaslu Provinsi Banten; Membaca kesimpulan tertulis dari Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait; 16. HAKIM ANGGOTA: MARIA FARIDA INDRATI PERTIMBANGAN HUKUM [3.1] Menimbang bahwa permasalahan hukum utama permohonan Pemohon adalah keberatan atas Berita Acara Rapat Pleno Terbuka KPU Provinsi Banten, Nomor 30/BA/X/Tahun 2011 tentang Penetapan Calon Terpilih Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Tahun 2011, tanggal 30 Oktober 2011 dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Di Tingkat Provinsi tanggal 30 Oktober 2011; [3.2] Menimbang bahwa atas permohonan Pemohon tersebut, Termohon mengajukan eksepsi mengenai 1) Permohonan Pemohon tidak memenuhi syarat Pasal 106 UU 32/2004 dan Pasal 4 PMK 15/2008 dan 2) permohonan Pemohon bersifat kabur (obscuur libel), sedangkan Pihak Terkait mengajukan eksepsi mengenai kewenangan Mahkamah karena Pemohon salah objek (error in objecto), oleh karena itu Mahkamah mempertimbangkan terlebih dahulu mengenai eksepsi tersebut; [3.3] Menimbang bahwa terhadap eksepsi Termohon dan Pihak Terkait mengenai permohonan Pemohon tidak memenuhi syarat Pasal 106 UU 32/2004 dan Pasal 4 PMK 15/2008 serta salah objek (error in objecto), karena berkaitan dengan kewenangan Mahkamah, maka Mahkamah akan mempertimbangkan eksepsi a quo terlebih dahulu; [3.4] Menimbang bahwa Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (UU 32/2004) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menentukan Keberatan terhadap penetapan hasil pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah... dst. Demikian pula Pasal 4 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah (PMK 15/2008) menentukan bahwa, Objek perselisihan Pemilukada adalah hasil penghitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon yang mempengaruhi: 15

16 a. penentuan Pasangan Calon yang dapat mengikuti putaran kedua Pemilukada; atau b. terpilihnya Pasangan Calon sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah. [3.5] Menimbang bahwa setelah Mahkamah memeriksa dengan saksama buktibukti yang diajukan oleh para pihak didapati fakta: - Pada tanggal 30 Oktober 2011 dilakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara di tingkat Provinsi Banten. Terhadap rekapitulasi tersebut Termohon kemudian membuat Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Banten di Tingkat Provinsi Banten oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten, tanggal 30 Oktober 2011 (Model DC KWK.KPU, bukti T-5 = bukti PT.I-4); - Pada tanggal 30 Oktober 2011 terhadap Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Banten di Tingkat Provinsi Banten oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten, tertanggal 30 Oktober 2011 (Model DC KWK.KPU, bukti T-5=bukti PT.I-4) a quo, Termohon menindaklanjutinya dengan menerbitkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten Nomor 55/Kpts/KPU-Prov-015/Tahun 2011 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Tingkat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten pada Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Tahun 2011, tanggal 30 Oktober 2011 (bukti T-3 = bukti PT.I-3); [3.6] Menimbang bahwa Mahkamah dalam Putusan Nomor 23/PHPU.D- VIII/2010, tanggal 3 Juni 2010, Putusan Nomor 29/PHPU.D-VIII/2010, tanggal 21 Juni 2010, Putusan Nomor 43/PHPU.D-VIII/2010, tanggal 7 Juli 2010, Putusan Nomor 49/PHPU.D-VIII/2010, tanggal 8 Juli 2010, Putusan Nomor 60/PHPU.D-VIII/2010, tanggal 15 Juli 2010, dan Putusan Nomor 74/PHPU.D-VIII/2010, tanggal 26 Juli 2010, telah menyatakan objek sengketa Pemilukada adalah Keputusan Komisi Pemilihan Umum tentang penetapan hasil perolehan suara dan/atau Berita Acara Komisi Pemilihan Umum tentang penetapan hasil perolehan suara; [3.7] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 106 ayat (1) UU 32/2004 dan Pasal 4 PMK 15/2008 serta Putusan-putusan Mahkamah mengenai objek permohonan kemudian dikaitkan dengan bukti T-3 = bukti PT.I-3, menurut Mahkamah, dalam perkara Pemohon a quo yang seharusnya menjadi objek permohonan adalah Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten Nomor 55/Kpts/KPU-Prov-015/Tahun 2011 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Tingkat 16

17 Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten pada Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Tahun 2011, tanggal 30 Oktober 2011 (bukti T-3 = bukti PT.I-3) bukan Berita Acara Rapat Pleno Terbuka KPU Provinsi Banten Nomor 30/BA/X/Tahun 2011 tentang Penetapan Calon Terpilih Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Tahun 2011, tanggal 30 Oktober 2011, ataupun Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Di Tingkat Provinsi tanggal 30 Oktober 2011; [3.8] Menimbang bahwa dalam pemeriksaan persidangan pendahuluan tanggal 8 November 2011 Pemohon telah memperbaiki permohonannya, namun Pemohon tetap mempermasalahkan Berita Acara Rapat Pleno Terbuka KPU Provinsi Banten Nomor 30/BA/X/Tahun 2011 tentang Penetapan Calon Terpilih Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Tahun 2011, tanggal 30 Oktober 2011 dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Di Tingkat Provinsi tanggal 30 Oktober 2011, bukan terhadap Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten Nomor 55/Kpts/KPU-Prov-015/Tahun 2011 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Tingkat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten pada Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Tahun 2011, tanggal 30 Oktober 2011 (bukti T-3 = bukti PT.I-3); [3.9] Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan hukum di atas Mahkamah berpendapat, permohonan Pemohon salah objek (error in objecto) dan tidak memenuhi syarat permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) UU 32/2004 sebagaimana diubah terakhir dengan UU 12/2008 dan Pasal 4 PMK 15/2008, sehingga eksepsi Termohon dan Pihak Terkait tersebut beralasan menurut hukum, dan oleh karenanya eksepsi Termohon selain dan selebihnya tidak dipertimbangkan; [3.10] Menimbang bahwa oleh karena eksepsi Termohon dan Pihak Terkait beralasan menurut hukum maka kedudukan hukum, tenggang waktu dan pokok permohonan Pemohon tidak dipertimbangkan; 17. KETUA: MOH. MAHFUD MD KONKLUSI Berdasarkan penilaian fakta dan hukum sebagaimana diuraikan di atas, Mahkamah berkesimpulan: [4.1] Eksepsi Termohon dan Pihak Terkait beralasan menurut hukum; [4.2] Objek permohonan Pemohon salah; 17

18 [4.3] Kedudukan hukum, tenggang waktu, dan pokok permohonan Pemohon tidak dipertimbangkan. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan mengingat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5226), Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844), serta Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5076); AMAR PUTUSAN Mengadili, Menyatakan: Dalam Eksepsi: Mengabulkan Eksepsi Termohon dan Pihak Terkait; Dalam Pokok Perkara: Permohonan Pemohon tidak dapat diterima. KETUK PALU 1X Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Hakim oleh sembilan Hakim Konstitusi, yaitu, Moh. Mahfud MD, sebagai Ketua merangkap Anggota, Achmad Sodiki, Maria Farida Indrati, Anwar Usman, Ahmad Fadlil Sumadi, Hamdan Zoelva, Harjono, Muhammad Alim, dan M. Akil Mochtar, masing-masing sebagai Anggota, pada hari Kamis tanggal tujuh belas bulan November tahun dua ribu sebelas yang diucapkan dalam Sidang Pleno terbuka untuk umum pada hari Selasa, tanggal dua puluh dua bulan November tahun dua ribu sebelas oleh sembilan Hakim Konstitusi, yaitu, Moh. Mahfud MD, sebagai Ketua merangkap Anggota, Achmad Sodiki, Maria Farida Indrati, Anwar Usman, Ahmad Fadlil Sumadi, Hamdan Zoelva, Harjono, Muhammad Alim, dan M. Akil Mochtar, masingmasing sebagai Anggota dengan didampingi oleh Cholidin Nasir sebagai Panitera Pengganti, dihadiri oleh Pemohon dan/atau kuasanya, Termohon dan/atau kuasanya, dan Pihak Terkait dan/atau kuasanya. Terakhir finalnya ya. 18

19 PUTUSAN Nomor 114/PHPU.D-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan dalam perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Banten Tahun 2011, yang diajukan oleh: [1.2] 1. Nama : Drs. H. Wahidin Halim, M.Si. Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 14 Agustus 1954 Pekerjaan : Walikota Alamat : Jalan H. Jiran Nomor 1 RT 01 RW 01 Kelurahan Pinang, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang 2. Nama : Hj. Irna Narulita, S.E., M.M. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Juli 1970 Pekerjaan Alamat : Anggota DPR RI : Jalan Kp Cigadung RT 01 RW 08 Desa Cigadung, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Banten dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Banten Tahun 2011 Nomor Urut 2; Berdasarkan Surat Kuasa bertanggal 31 Oktober 2011, memberi kuasa kepada i) Denny Kailimang, S.H., M.H.; ii) Drs. M. Utomo A. Karim T., S.H.; iii) Yandri Sudarso, S.H., M.H.; iv) A. Patra M. Zen, S.H., LLM.; v) Enny Sri Handajani, S.H.; vi) Yanti S. Nurdin, S.H., M.H.; vii) Tisye Erlina Yunus, S.H., M.M.; viii) Said Damanik, S.H., M.H.; ix) Muhammad Ibadi, S.H.; x) Rachmat Basuki, S.H.; xi) Daroe Rijanto, S.H.; xii) Didit Sumarno, S.H.; dan xiii) Bastian Noor Pribadi, S.H.; yaitu advokat dari Tim Advokasi dan Bantuan Hukum WH-IRNA yang beralamat di Jalan H. Djiran Nomor 1 RT 01 RW 01, Kelurahan Pinang, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, serta berdasarkan Surat Kuasa bertanggal 9 November 2011, memberi kuasa kepada Andi Syafrani, S.H., MCCL, yaitu advokat dari Tim Advokasi dan Bantuan Hukum yang beralamat di Jalan H. Djiran Nomor 1 RT 01 RW 01, Kelurahan Pinang, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri bertindak untuk dan atas nama Pemohon; Selanjutnya disebut sebagai Pemohon; Terhadap: [1.3] Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten, berkedudukan di Jalan KH. Sokhari, Nomor 42, Cipare, Kota Serang, Provinsi Banten; 19

20 Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 354/KPU-15/XI/2011, tanggal 8 November 2011, memberi kuasa kepada 1) Agus Setiawan, S.H., 2) Andi Suhernandi, S.H., M.H., 3) Holil, S.H., M.H., 4) Andri Prakasa, S.H., 5) Muhtar Latief, S.Hi., 6) Agus Sugiantoro, S.H., 7) Ainal Hukman, S.H., 8) Desriana Fajrin, S.H., 9) Musyafah Achmad, S.H., 10) Razid Chaniago, S.H., M.H., 11) Epi Rivai Hasan, S.H., M.H., 12) Ridwan Kusnandar, S.H., 13) Ichsan Budi Afriyadi, S.H., 13) Fajar Indrawati, S.H., 14) Eko Budiantoro, S.H., dan 15) Yuswandi Yusuf, S.H., seluruhnya adalah Advokat/Konsultan Hukum pada Law Firm Asrek & Co, yang berkedudukan di Jalan Trip K. Jamaksari, Nomor 1, Kota Serang, Banten 42118, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa; Selanjutnya disebut sebagai Termohon; [1.4] 1. Nama : Hj. Ratu Atut Chosiyah Pekerjaan : Gubernur Provinsi Banten Alamat : Jalan Bhayangkara Nomor 51 Cipocok Jaya, Kota Serang 2. Nama : H. Rano Karno Pekerjaan : Wakil Bupati Tangerang Alamat : Jalan Bhayangkara Nomor 51 Cipocok Jaya, Kota Serang Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Banten dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Banten Tahun 2011, Nomor Urut 1; Berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 2 November 2011 memberi kuasa kepada 1) Dr. A. Muhammad Asrun, S.H., M.H., 2) Rudi Alfonso, S.H., 3) Arteria Dahlan, S.H., S.T., 4) Merlina, S.H., 5) Samsul Huda, S.H., 6) Dorel Almir, S.H., M.Kn., 7) Misbahuddin Gasma, S.H., dan 8) Danil Tonapa Masiku, S.H., seluruhnya adalah para Advokat yang bergabung dalam Tim Advokasi Banten-1, yang memilih domisili di Jalan Tanah Abang III, Nomor 24, Jakarta Pusat, baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa; Selanjutnya disebut sebagai Pihak Terkait; [1.5] Membaca permohonan dari Pemohon; Mendengar keterangan dari Pemohon; Mendengar keterangan dan membaca jawaban tertulis dari Termohon dan Pihak Terkait; Memeriksa bukti-bukti dari Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait; Mendengar keterangan saksi dari Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait; Mendengar keterangan Sekretaris Daerah Provinsi Banten; Mendengar keterangan Badan Pengawas Pemilu; Mendengar keterangan Panwaslu Provinsi Banten; 20

21 Mendengar keterangan Panwaslu Kabupaten Tangerang; Membaca kesimpulan tertulis dari Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait; 18. HAKIM ANGGOTA: AHMAD FADLIL SUMADI Pendapat Mahkamah Dalam Eksepsi [3.10] Menimbang bahwa dalam jawaban dan tanggapannya, Termohon dan Pihak Terkait mengajukan eksepsi terhadap permohonan Pemohon yang pada pokoknya menyatakan: Permohonan Pemohon tidak memenuhi syarat sebagai sengketa Pemilukada; Permohonan Pemohon kabur dan tidak jelas (obscuur libel); [3.10.1] Terhadap eksepsi Termohon bahwa permohonan Pemohon tidak memenuhi syarat sebagai sengketa Pemilukada, Mahkamah memberikan penilaian hukum sebagai berikut. Bahwa pelanggaran-pelanggaran di dalam sengketa Pemilukada dapat dikategorikan ke dalam beberapa pelanggaran Pemilu ataupun pelanggaran Pemilukada seperti pelanggaran administratif dan pelanggaran pidana Pemilu, misalnya money politic, intimidasi, dan penganiayaan. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, jenis-jenis pelanggaran tersebut masingmasing diadili oleh instansi yang fungsi dan wewenangnya telah ditentukan oleh Undang-Undang; Bahwa Mahkamah dalam menangani sengketa Pemilu ataupun Pemilukada telah memaknai dan memberikan pandangan hukumnya melalui putusan-putusannya dengan memberikan penafsiran yang luas demi tegaknya keadilan, yaitu Mahkamah tidak hanya terpaku secara harfiah dalam memaknai Pasal 106 ayat (2) UU 32/2004 juncto UU 12/2008 dan Pasal 4 PMK 15/2008 yang pada pokoknya menyatakan Mahkamah mengadili perkara Pemilukada terbatas hanya persoalan hasil perolehan suara. Selengkapnya Pasal 106 ayat (2) UU 32/2004 juncto UU 12/2008 menyatakan, Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya berkenaan dengan hasil penghitungan suara yang mempengaruhi terpilihnya pasangan calon, dan Pasal 4 PMK 15/2008 menyatakan, Objek perselisihan Pemilukada adalah hasil penghitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon yang mempengaruhi: a. penentuan Pasangan Calon yang dapat mengikuti putaran kedua Pemilukada; atau b. terpilihnya Pasangan Calon sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah. 21

22 Bahwa dalam mengemban misinya Mahkamah sebagai pengawal konstitusi dan pemberi keadilan tidak dapat memainkan perannya dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan negara dalam memberikan keadilan dan kesejahteraan bagi warga masyarakat jika dalam menangani sengketa Pemilukada hanya menghitung perolehan suara secara matematis. Sebab kalau demikian, Mahkamah tidak dapat atau dilarang memasuki proses peradilan dengan memutus fakta hukum yang nyatanyata terbukti tentang terjadinya suatu tindakan hukum yang menciderai hak-hak asasi manusia, terutama hak politik. Lebih dari itu, apabila Mahkamah diposisikan untuk membiarkan proses Pemilu ataupun Pemilukada berlangsung tanpa ketertiban hukum maka pada akhirnya sama saja dengan membiarkan terjadinya pelanggaran atas prinsip Pemilu yang Luber dan Jurdil. Jika demikian maka Mahkamah selaku institusi negara pemegang kekuasaan kehakiman hanya diposisikan sebagai tukang stempel dalam menilai kinerja Komisi Pemilihan Umum. Jika hal itu terjadi berarti akan melenceng jauh dari filosofi dan tujuan diadakannya peradilan atas sengketa hasil Pemilu atau Pemilukada tersebut. Terlebih lagi banyak fakta terjadinya pelanggaran yang belum dapat diselesaikan oleh peradilan umum karena waktu penyelidikan atau penyidikannya telah habis sedangkan KPU dan KPU Provinsi/Kabupaten/Kota harus segera menetapkan hasil Pemilukada sesuai dengan tenggat yang telah ditentukan oleh Undang-Undang; Bahwa dari pertimbangan hukum di atas, Mahkamah dalam mengadili sengketa Pemilukada tidak hanya membedah permohonan dengan melihat hasil perolehan suara an sich, melainkan Mahkamah juga meneliti secara mendalam adanya pelanggaran yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif yang mempengaruhi hasil perolehan suara tersebut. Dalam berbagai putusan Mahkamah yang seperti itu terbukti telah memberikan makna hukum dan keadilan dalam penanganan permohonan, baik dalam rangka pengujian Undang-Undang maupun sengketa Pemilu atau Pemilukada. Dalam praktik yang sudah menjadi yurisprudensi dan diterima sebagai solusi hukum itu, Mahkamah dapat menilai pelanggaran-pelanggaran yang terstruktur, sistematis, dan masif sebagai penentu putusan dengan alasan pelanggaran yang memiliki tiga sifat itu dapat mempengaruhi hasil peringkat perolehan suara yang signifikan dalam Pemilu atau Pemilukada (vide Putusan Mahkamah dalam Perkara Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 bertanggal 2 Desember 2008); 22

23 Bahwa dasar konstitusional atas sikap Mahkamah yang seperti itu adalah ketentuan Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan, Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili..., dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. Di dalam ketentuan tersebut jelas dinyatakan bahwa Mahkamah mengadili dan memutus hasil pemilihan umum dan bukan sekedar hasil penghitungan suara pemilihan umum saja. Mahkamah sebagai lembaga peradilan menjadi lebih tepat jika mengadili hasil pemilihan umum dan bukan sebagai peradilan angka hasil penghitungan suara, melainkan sebagai peradilan yang mengadili masalah-masalah yang juga terjadi dalam proses-proses pelaksanaan Pemilu dan Pemilukada; Bahwa berdasar pandangan dan paradigma yang dianut tersebut maka Mahkamah menegaskan bahwa pembatalan hasil Pemilu atau Pemilukada karena pelanggaran-pelanggaran yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif sama sekali tidak dimaksudkan oleh Mahkamah untuk mengambil alih kewenangan badan peradilan lain. Mahkamah tidak akan pernah mengadili pelanggaran pidana atau administrasi dalam Pemilu atau Pemilukada, melainkan hanya mengambil pelanggaranpelanggaran yang terbukti di bidang itu yang berpengaruh terhadap hasil Pemilu atau Pemilukada sebagai dasar putusan tetapi tidak menjatuhkan sanksi pidana dan sanksi administrasi terhadap para pelakunya. Oleh sebab itu, setiap pelanggaran yang terbukti menurut hukum acara Mahkamah Konstitusi dan dijadikan dasar putusan pembatalan oleh Mahkamah tetap dapat diambil langkah hukum lebih lanjut untuk diadili oleh lembaga peradilan umum atau Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) sebab Mahkamah tidak pernah memutus dalam konteks pidana atau administratif. Bahkan terkait dengan itu, khusus untuk pelanggaran pidana, Mahkamah Konstitusi sudah menandatangani Nota Kesepahaman dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, yaitu Nota Kesepahaman Nomor 016/PK/SET.MK/2010 dan Nomor B/18/VIII/2010 bertanggal 10 Agustus 2010 yang isinya mendorong agar temuan-temuan pidana dari persidangan-persidangan Pemilukada di Mahkamah dapat terus ditindaklanjuti; Bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka eksepsi bahwa permohonan Pemohon tidak memenuhi syarat sebagai sengketa Pemilukada adalah tidak tepat dan tidak beralasan hukum, sehingga Mahkamah berwenang mengadili pelanggaran Pemilu atau Pemilukada untuk menentukan apakah ada pelanggaran-pelanggaran yang bersifat terstruktur, sistematis, 23

24 dan masif, termasuk penghitungan hasil perolehan suara yang berpengaruh terhadap penetapan hasil Pemilu atau Pemilukada; [3.10.2] Terhadap eksepsi Termohon bahwa permohonan Pemohon kabur (obscuur libel), karena hal tersebut berhubungan erat dengan pokok permohonan, maka Mahkamah akan mempertimbangkan hal tersebut bersama dengan pokok permohonan; [3.11] Menimbang oleh karena Mahkamah berwenang mengadili permohonan a quo, Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan, dan permohonan diajukan masih dalam tenggang waktu yang ditentukan, maka Mahkamah selanjutnya akan mempertimbangkan pokok permohonan; Dalam Pokok Permohonan [3.12] Menimbang bahwa dari fakta hukum, baik dalil Pemohon, jawaban Termohon, jawaban Pihak Terkait, serta bukti-bukti surat dan keterangan saksi Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait, Mahkamah menemukan hal-hal yang menjadi pokok perselisihan, yaitu: 1. Permasalahan DPS dan DPT; 2. Keberpihakan penyelenggara Pemilukada; 3. Kesalahan cetak Formulir C1 dan C2 KWK; 4. Penggunaan software yang menguntungkan pasangan calon tertentu; 5. Praktek politik uang; 6. Keberpihakan aparat pemerintahan; 7. Intimidasi; dan 8. Keberpihakan Panwaslu; [3.13] Menimbang bahwa terhadap hal-hal yang menjadi perselisihan hukum sebagaimana disebutkan dalam paragraf [3.12], Mahkamah akan memberikan pertimbangan dan penilaian hukum sebagai berikut. Pokok-Pokok Permohonan [3.14] Menimbang bahwa Pemohon mendalilkan Termohon telah menghilangkan nama pemilih dari DPS dan DPT, terutama di daerah perkotaan; Termohon membantah dalil Pemohon dan menyatakan bahwa pemutakhiran daftar pemilih dilaksanakan berdasarkan Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Tata Cara Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Komisi Pemilihan Umum. Selain itu saksi masing-masing pasangan calon telah menyepakati dan menandatangani Berita Acara 24

25 Nomor: 25/BA/KPU.Prov-Btn/VIII/2011 tertanggal 29 Agustus 2011 mengenai rapat pleno penetapan rekapitulasi DPT Provinsi Banten. Untuk membuktikan bantahannya Termohon mengajukan Bukti T-9 sampai dengan Bukti T-9.3, Bukti T-12, Bukti T-13, dan Bukti T-20 berupa softcopy DPS dan DPT, berita acara serah terima softcopy DPS dan DPT, contoh rekapitulasi DP4, sampel pemilih dari TPS lain di Kota Cilegon, serta usulan revisi DPT; Pihak Terkait membantah dalil Pemohon dan menyatakan dalil Pemohon tidak dapat diverifikasi kebenarannya; Berdasarkan bukti dan fakta dalam persidangan, Mahkamah tidak menemukan adanya penghilangan sekitar pemilih dari DPS dan DPT sebagaimana didalilkan Pemohon. Apalagi Pemohon tidak mengajukan dokumen maupun saksi untuk membuktikan dalilnya. Dengan demikian, menurut Mahkamah, dalil Pemohon harus dinyatakan tidak terbukti menurut hukum; [3.15] Menimbang bahwa Pemohon mendalilkan terjadi duplikasi (DPT ganda) terhadap pendukung Pasangan Calon Nomor Urut 1, yaitu di Kabupaten Tangerang 6.337; di Kota Tangerang 1.762; di Kabupaten Serang 2.943; di Kabupaten Lebak 2.497; di Kabupaten Pandeglang 1.872; dan Kota Cilegon 1.215; dengan total keseluruhan Untuk membuktikan dalilnya Pemohon mengajukan Bukti P-4 berupa surat pernyataan Mahfud Murad dan DPT Kabupaten Serang, serta mengajukan saksi Mahfud yang pada pokoknya menerangkan terdapat pemilih ganda di Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Cilegon, dan Kabupaten Lebak. Termohon membantah dalil Pemohon dan menyatakan bahwa terhadap duplikasi dalam DPT telah dilakukan penghapusan/pencoretan nama pemilih yang diindikasikan ganda. Untuk membuktikan bantahannya Termohon mengajukan Bukti T-11 dan Bukti T-14 berupa sampel inventarisasi pemilih ganda dan pemilih yang meninggal di Kota Cilegon serta kartu pemilih di TPS 14 di Desa Belimbing, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang; Terhadap dalil Pemohon mengenai DPT, sebagaimana telah diuraikan Mahkamah dalam putusan-putusan terdahulu, kesalahan yang terjadi dalam penyusunan DPT terutama terkait NIK adalah karena kekurangsempurnaan sistem pencatatan dalam administrasi kependudukan secara nasional, terlebih lagi pihak Kementerian Dalam Negeri menyatakan bahwa sistem pencatatan dengan komputerisasi belum siap. Dengan demikian, hal tersebut bukan merupakan kesalahan penyelenggara Pemilukada sebagai pengguna data kependudukan. Meskipun demikian, penyelenggara Pemilukada dan semua pihak tetap memiliki kewajiban untuk menyempurnakan DPT agar tidak terdapat pemilih fiktif dan/atau ganda. Menurut Mahkamah, Termohon dalam hal ini telah melakukan upaya yang cukup untuk menjamin tidak terdapatnya 25

26 pemilih fiktif dan/atau ganda melalui identifikasi dan pencoretan sebagaimana antara lain ditunjukkan dengan Bukti T-11 dan Bukti T-14. Berdasarkan pertimbangan tersebut, menurut Mahkamah dalil Pemohon harus dinyatakan tidak terbukti menurut hukum; [3.16] Menimbang bahwa Pemohon mendalilkan anggota Pokja Sosialisasi KPU Banten (Nasrullah) mencetak media sosialisasi Pilkada Banten, stiker, baliho dan spanduk dengan kalimat Coblos Gubernur Banten. Pelanggaran telah dilaporkan ke Panwaslu Banten dan ditindaklanjuti dengan rekomendasi memberhentikan Nasrullah sebagai anggota KPU Banten; Termohon dan Pihak Terkait membantah dalil Pemohon. Termohon menyatakan bahwa media sosialisasi yang dibuat oleh Nasrullah selalu menggunakan kalimat Jadikan Banten sesuai dengan keinginan anda Ayo coblos pilih langsung Gubernur dan Wakilnya pastikan anda terdaftar sebagai pemilih Sabtu 22 Oktober Untuk membuktikan bantahannya Termohon mengajukan Bukti T-24 dan Bukti T-28 berupa softcopy desain logo dan baliho KPU Banten, serta surat KPU Banten; Berdasarkan bukti dan fakta hukum dalam persidangan, Mahkamah memang menemukan adanya potensi permasalahan berupa multitafsir terhadap kalimat Coblos Gubernur Banten yang dipergunakan dalam media sosialisasi Termohon. Keberadaan bahasa memang secara alamiah membawa perbedaan persepsi tergantung kepada latar belakang pengalaman dan perspektif pembaca bersangkutan. Mahkamah berpandangan bahwa penggunaan kalimat dimaksud masih dalam kewajaran, serta tidak ada kalimat yang secara langsung mengarahkan pemilih agar memilih pasangan calon tertentu (vide Bukti T-24); Selain itu, terhadap hal tersebut, Panwaslu Provinsi Banten telah melakukan pemeriksaan dan merekomendasikan kepada KPU sebagai tindakan pelanggaran administrasi dan kode etik, sebagaimana diterangkan oleh Panwaslu Banten dalam persidangan. KPU telah menindaklanjuti permasalahan tersebut dengan melakukan klarifikasi kepada anggota KPU Provinsi Banten bernama Nasrullah, dan menurut KPU pilihan kalimat tersebut bukan merupakan pelanggaran kode etik (vide Bukti T-28); Berdasarkan pertimbangan tersebut, menurut Mahkamah, dalil Pemohon harus dinyatakan tidak terbukti menurut hukum; [3.17] Menimbang bahwa Pemohon mendalilkan Termohon melakukan kesalahan cetak berupa formulir C1 KWK dan formulir C2 KWK tanpa adanya kolom tanda tangan saksi dan baru dilakukan perbaikan pada H-1 sebelum pemungutan suara. Hampir 50% atau formulir C1 dan C2 yang sudah diperbaiki ternyata tidak didistribusikan, sehingga membuka peluang manipulasi. Untuk membuktikan dalilnya Pemohon mengajukan 26

PUTUSAN Nomor 168/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 168/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 168/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

KETETAPAN Nomor 63/PHPU.D-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

KETETAPAN Nomor 63/PHPU.D-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN Nomor 63/PHPU.D-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa membaca surat dari Komisi Pemilihan Umum Kota Pekanbaru Nomor

Lebih terperinci

KETETAPAN Nomor 10/PUU-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,

KETETAPAN Nomor 10/PUU-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, KETETAPAN 10/PUU-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Mahkamah Konstitusi telah mencatat dalam Buku Registrasi Perkara

Lebih terperinci

KETETAPAN. Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

KETETAPAN. Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Membaca : a. Surat Permohonan Keberatan atas Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 190/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 190/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 190/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 65/PUU-VIII/2010 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

KETETAPAN Nomor 97/PHPU.D-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

KETETAPAN Nomor 97/PHPU.D-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN 97/PHPU.D-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Putusan 97/PHPU.DX/2012, 20 Desember 2012, amarnya menyatakan: Mengadili,

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor /PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA 1 PUTUSAN Nomor 209-210/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

KETETAPAN Nomor 57/PHPU.D-VI/2008

KETETAPAN Nomor 57/PHPU.D-VI/2008 KETETAPAN Nomor 57/PHPU.D-VI/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa membaca Surat Permohonan dari Komisi Pemilihan Umum Kabupaten

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 81/PHPU.D-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN. Nomor 81/PHPU.D-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA 1 PUTUSAN Nomor 81/PHPU.DX/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 27/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN. Nomor 27/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA 1 PUTUSAN Nomor 27/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

I. PARA PIHAK A. Pemohon Drs. Sunjaya Purwadi,S.MSi. dan H. Tasiya Soemadi (Pasangan Calon Nomor Urut 2)

I. PARA PIHAK A. Pemohon Drs. Sunjaya Purwadi,S.MSi. dan H. Tasiya Soemadi (Pasangan Calon Nomor Urut 2) RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 165/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Cirebon I. PARA PIHAK A. Pemohon Drs. Sunjaya Purwadi,S.MSi.

Lebih terperinci

KETETAPAN. Nomor 13/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

KETETAPAN. Nomor 13/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN Nomor 13/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Mahkamah Konstitusi telah mencatat dalam Buku Registrasi Perkara

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 108/PHPU.D-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 108/PHPU.D-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA 1 PUTUSAN Nomor 108/PHPU.D-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua [Pasal

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-VI/2008 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-VI/2008 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 139/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kota Makassar

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 139/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kota Makassar RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 139/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kota Makassar I. PARA PIHAK A. Pemohon: Hj. ST. MUHYINA MUIN, SP. MM

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 158/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 158/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 158/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 37/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN. Nomor 37/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 37/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat pertama

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 102/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. : Paulus Agustinus Kafiar

PUTUSAN Nomor 102/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. : Paulus Agustinus Kafiar PUTUSAN Nomor 102/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-VIII/2010

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-VIII/2010 PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 137/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 137/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA 1 PUTUSAN Nomor 137/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 44/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 44/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 44/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 82/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 82/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 82/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

NIK. : Tempat/Tanggal Lahir : Gresik, 07 Agustus Agama : Islam. Pekerjaan : Wiraswasta

NIK. : Tempat/Tanggal Lahir : Gresik, 07 Agustus Agama : Islam. Pekerjaan : Wiraswasta 1 PUTUSAN Nomor 28/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 1/SKLN-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. : TB Mansjur Abubakar, SH.

PUTUSAN. Nomor 1/SKLN-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. : TB Mansjur Abubakar, SH. PUTUSAN Nomor 1/SKLN-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH KOTA TANJUNGBALAI

PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH KOTA TANJUNGBALAI MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 166/PHPU.D-VIII/2010 PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH KOTA

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Banten) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Banten) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 05-14-13/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Banten) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 116/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 116/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 116/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Barat)

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Barat) PUTUSAN Nomor 05-14-20/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Barat) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi

Lebih terperinci

I. PARA PIHAK A. Pemohon Ir. H. Ami Taher. dan Drs.H. Suhaimi Surah, M.Si, MBA. (Bakal Pasangan Calon)

I. PARA PIHAK A. Pemohon Ir. H. Ami Taher. dan Drs.H. Suhaimi Surah, M.Si, MBA. (Bakal Pasangan Calon) RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 126/PHPU.D-XI/2013 Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Kerinci I. PARA PIHAK A. Pemohon Ir. H. Ami Taher. dan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 23/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 23/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 23/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

PUTUSAN NOMOR 85/PHPU.C-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA.

PUTUSAN NOMOR 85/PHPU.C-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. 1 F PUTUSAN NOMOR 85/PHPU.C-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PHPU.D-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PHPU.D-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PHPU.D-XI/2013 PERIHAL Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Madiun Tahun 2013

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 9/PHPU.D-X/2012 Tentang Permohonan Keberatan Terhadap Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bekasi Tahun 2012 I. PIHAK-PIHAK - PEMOHON 1. Dr. H. Sa duddin,

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 34/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 34/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 34/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

PUTUSAN PUTUSAN Nomor 91/PUU-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN PUTUSAN Nomor 91/PUU-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN PUTUSAN Nomor 91/PUU-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir,

Lebih terperinci

I. PARA PIHAK A. Pemohon Saul Essarue Elokpere dan Alfius Tabuni, S.E. (Bakal Pasangan Calon)

I. PARA PIHAK A. Pemohon Saul Essarue Elokpere dan Alfius Tabuni, S.E. (Bakal Pasangan Calon) RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA 148/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Jayawijaya I. PARA PIHAK A. Pemohon Saul Essarue Elokpere dan Alfius

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 140/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 140/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 140/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR

PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 217/PHPU.D-VIII/2010 PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 1/PUU-XI/2013 PERKARA NOMOR 3/SKLN -XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 1/PUU-XI/2013 PERKARA NOMOR 3/SKLN -XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 1/PUU-XI/2013 PERKARA NOMOR 3/SKLN -XI/2013 PERIHAL 1. Pengujian Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang KUHP (1/PUU-XI/2013)

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 20/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 20/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 20/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat pertama

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 70/PUU-IX/2011

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 70/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 70/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XI/2013 PERKARA NOMOR 74/PUU-X/2012 PERKARA NOMOR 85/PUU-X/2012 PERKARA NOMOR 87/PUU-X/2012 PERKARA NOMOR

Lebih terperinci

KETETAPAN Nomor 1/PHPU-PRES/XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

KETETAPAN Nomor 1/PHPU-PRES/XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN Nomor 1/PHPU-PRES/XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Mahkamah Konstitusi telah menerima permohonan dari Pasangan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 48/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 48/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 48/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

KETETAPAN. Nomor 12/PUU-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,

KETETAPAN. Nomor 12/PUU-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, KETETAPAN Nomor 12/PUU-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Mahkamah Konstitusi telah mencatat dalam Buku Registrasi Perkara

Lebih terperinci

P U T U S A N. Perkara Nomor 025/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Perkara Nomor 025/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N Perkara Nomor 025/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 22/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 22/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 22/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 42/PUU-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 42/PUU-VI/2008 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 42/PUU-VI/2008 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945 ACARA

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 48/PUU-XIV/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 48/PUU-XIV/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA SALINAN PUTUSAN Nomor 48/PUU-XIV/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir,

Lebih terperinci

P U T U S A N. Perkara Nomor : 032/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Perkara Nomor : 032/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N Perkara Nomor : 032/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-X/2012 PERKARA NOMOR 48/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-X/2012 PERKARA NOMOR 48/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-X/2012 PERKARA NOMOR 48/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN KETERANGAN DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 153/PHPU.D-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 153/PHPU.D-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 153/PHPU.D-XI/2013 PERIHAL Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Alor Tahun

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 65/PUU-XIV/2016 Konstitusinalitas KPU Sebagai Penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah Pada Rezim Pemilihan Kepala Daerah Bukan Pemilihan Umum I. PEMOHON 1. Muhammad Syukur

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006 irvanag MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 12 TAHUN 2003 TENTANG PEMILU ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD, UU NO. 23

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 189/PHPU.D-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 189/PHPU.D-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 189/PHPU.D-XI/2013 PERIHAL Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Riau Tahun

Lebih terperinci

P U T U S A N. Perkara Nomor :013/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Perkara Nomor :013/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N Perkara Nomor :013/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 2/PHPU.D-VIII/2010

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 2/PHPU.D-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 2/PHPU.D-VIII/2010 PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

I. PARA PIHAK A. Pemohon Hi IDRUS MT MOPILI, SE. MM. Dan Drs. RISJON KUJIMAN SUNGE, M.Si. (Pasangan Calon Nomor Urut 1)

I. PARA PIHAK A. Pemohon Hi IDRUS MT MOPILI, SE. MM. Dan Drs. RISJON KUJIMAN SUNGE, M.Si. (Pasangan Calon Nomor Urut 1) RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 154/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Gorontalo Utara I. PARA PIHAK A. Pemohon Hi IDRUS MT MOPILI,

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 75/PUU-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 75/PUU-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 75/PUU-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 57/PUU-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 57/PUU-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 57/PUU-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH

PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 84/PHPU.C-VII/2009 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N Nomor 84/PHPU.C-VII/2009 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA 1 P U T U S A N Nomor 84/PHPU.C-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDA SARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1] Menimbang bahwa sebelum memeriksa, mengadili, memutus pokok perkara

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 52/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N Nomor 52/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N Nomor 52/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

Kuasa Hukum Iwan Gunawan, SH., MH. dan Unoto Dwi Yulianto, SH. MH. berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 6 Januari 2013

Kuasa Hukum Iwan Gunawan, SH., MH. dan Unoto Dwi Yulianto, SH. MH. berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 6 Januari 2013 RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 6/PHPU.DXII/2014 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Cirebon I. PARA PIHAK A. Pemohon Hj. Raden Sri Heviyana

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-IX/2011 PERKARA NOMOR 92/PHPU.

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-IX/2011 PERKARA NOMOR 92/PHPU. MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-IX/2011 PERKARA NOMOR 92/PHPU.D-IX/2011 PERIHAL Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 179/PHPU.D-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 179/PHPU.D-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 179/PHPU.D-XI/2013 PERIHAL Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Tegal Tahun

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 23/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 23/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 23/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/SKLN-IX/2011 PERIHAL

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/SKLN-IX/2011 PERIHAL MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/SKLN-IX/2011 PERIHAL SENGKETA KEWENANGAN LEMBAGA NEGARA ANTARA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ACEH DENGAN KOMISI INDEPENDEN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 53/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PHPU.D-IX/2011 PERIHAL PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN LANDAK

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PUU-IX/2011

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH, UNDANG UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

ACARA PEMERIKSAAN PERBAIKAN PERMOHONAN (II)

ACARA PEMERIKSAAN PERBAIKAN PERMOHONAN (II) MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 10/PUU-VIII/2010 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN, UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

KETETAPAN Nomor 100/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

KETETAPAN Nomor 100/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN Nomor 100/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Mahkamah Konstitusi telah menerima permohonan bertanggal 29

Lebih terperinci

P U T U S A N Perkara Nomor : 019/PHPU.A-II/2004

P U T U S A N Perkara Nomor : 019/PHPU.A-II/2004 P U T U S A N Perkara Nomor : 019/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

BERITA ACARA PERSIDANGAN Nomor 70/PUU-X/2012

BERITA ACARA PERSIDANGAN Nomor 70/PUU-X/2012 BERITA ACARA PERSIDANGAN Nomor 70/PUU-X/2012 Sidang Pleno Pemeriksaan Persidangan Mahkamah Konstitusi yang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang bersidang di gedung yang telah ditentukan untuk

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 46/PHPU.A-VII/2009

P U T U S A N Nomor 46/PHPU.A-VII/2009 P U T U S A N Nomor 46/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

I. PARA PIHAK A. Pemohon drg. Hj. Anita Bugiswaty Noerdin, M.Kes. dan Drs. H. Abd. Chair A. Mahmud, M.Si. (Pasangan Calon Nomor Urut 8)

I. PARA PIHAK A. Pemohon drg. Hj. Anita Bugiswaty Noerdin, M.Kes. dan Drs. H. Abd. Chair A. Mahmud, M.Si. (Pasangan Calon Nomor Urut 8) RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 188/PHPU.DXI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Donggala I. PARA PIHAK A. Pemohon drg. Hj. Anita Bugiswaty

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-VIII/2010

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-VIII/2010 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 148/PHP.BUP-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 148/PHP.BUP-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 148/PHP.BUP-XIV/2016 PERIHAL PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN BUPATI FAKFAK TAHUN 2016 ACARA PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 23/PUU-XIII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 23/PUU-XIII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA SALINAN PUTUSAN Nomor 23/PUU-XIII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 211, 212/PHPU.D-VIII/2010

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 211, 212/PHPU.D-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 211, 212/PHPU.D-VIII/2010 PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan sosial terhadap

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 65/PHPU.D-VIII/2010

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 65/PHPU.D-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 65/PHPU.D-VIII/2010 PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Lebih terperinci

PERIHAL PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN NUNUKAN

PERIHAL PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN NUNUKAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 29/PHPU.D-IX/2011 PERIHAL PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN NUNUKAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 133/PHPU.D-VIII/2010 PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 132/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kota Serang

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 132/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kota Serang RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 132/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kota Serang I. PARA PIHAK A. Pemohon H. Suciazhi, S.E dan H. Agus Tugiman,

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PHPU.D-XI/2013 Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Bali

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PHPU.D-XI/2013 Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Bali RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PHPU.D-XI/2013 Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Bali I. PARA PIHAK A. Pemohon Drs. Anak Agung Gede Ngurah

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PHPU.D-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PHPU.D-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PHPU.D-X/2012 PERIHAL Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Banda Aceh Tahun

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 14/PUU-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 14/PUU-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 14/PUU-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

I. PARA PIHAK A. Pemohon Alfridel Jinu, SH dan Ude Arnold Pisy (Pasangan Bakal Calon)

I. PARA PIHAK A. Pemohon Alfridel Jinu, SH dan Ude Arnold Pisy (Pasangan Bakal Calon) RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 121/PHPU.D-XI/2013 Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Gunung Mas I. PARA PIHAK A. Pemohon Alfridel Jinu, SH dan

Lebih terperinci

I. PARA PIHAK A. Pemohon Abdullah Vanath, S.Sos.MMP dan Drs. Marthin Jonas Maspaitella, M.Si. (Pasangan Calon Nomor Urut 3)

I. PARA PIHAK A. Pemohon Abdullah Vanath, S.Sos.MMP dan Drs. Marthin Jonas Maspaitella, M.Si. (Pasangan Calon Nomor Urut 3) RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 4/PHPU.DXII/2014 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Maluku I. PARA PIHAK A. Pemohon Abdullah Vanath, S.Sos.MMP

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 63/PHPU.D-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 63/PHPU.D-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 63/PHPU.D-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENULISAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENULISAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENULISAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 79/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 79/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 79/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan [Pasal 3 beserta Penjelasannya]

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 29/PUU-VIII/2010

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 29/PUU-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 29/PUU-VIII/2010 PERIHAL PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP

Lebih terperinci