TUNTUNAN KEBAKTIAN. Berdasar Kitab Suci Tripitaka Pāli SAṄGHA THERAVĀDA INDONESIA
|
|
- Deddy Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TUNTUNAN KEBAKTIAN Berdasar Kitab Suci Tripitaka Pāli SAṄGHA THERAVĀDA INDONESIA
2 Buku Paritta Suci ini dipersembahkan kepada seluruh umat Buddha Oleh : Para Donatur Buddha.id Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia
3
4 DAFTAR ISI Halaman i. Kata Pengantar...5 ii. Kata Sambutan...7 iii. Catatan Tentang lafal huruf-huruf Pali Pembukaan Namakāra Gāthā Pūjā Gāthā Pubbabhāganamakāra Tisaraṇa Pancasīla Buddhānussati Dhammānussati Saṅghānussati Saccakiriyā Gāthā Maṅgala Sutta Karaṇīya Mettā Sutta Brahmavihāra Pharaṇā Abhiṇhapaccavekkhaṇa Samādhi: Mettā Bhāvanā Permohonan Tisaraṇa Pancasīla Ārādhanā Paritta Ārādhanā Dhammadesanā Dhammadesanā Ettāvatā Penutup Cara Wisuda Upasaka / Upasika...38
5 KATA PENGANTAR. Dalam taraf perkembangan Agama Buddha di Indonesia pada dewasa ini, dimana aliran-aliran dalam Agama Buddha mulai mengambil bentuknya yang konkrit sesuai dengan tradisi serta pustaka suci sebagai dasarnya, sangat dirasakan kebutuhan akan suatu Buku Tuntunan Kebaktian yang berdasar pada Pustaka Suci Tripitaka Pāli, yang dapat dipergunakan oleh para Pandita serta masyarakat awam luas untuk melaksanakan kebaktian serta upacara-upacara keagamaan Buddhis Lainnya Untuk memenuhi kebutuhan tersebut majelis Pandita Buddha Dhamma Indonesia (MAPAN BUDHI) telah mempersiapkan dan menerbitkan buku kecil ini yang memuat tata pelaksanaan upacara kebaktian yang baku, yang berpedoman sepenuhnya pada Pustaka Suci Tripitaka Pāli. Penyusunan tata pelaksanaan kebaktian ini bertolak dari pelaksanaan kebaktian-kebaktian yang telah lazim dijalankan oleh sebagian besar umat Buddha di Indonesia pada dewasa ini, dengan sedikit perbaikan dan tambahan serta penyempurnaan di sana-sini setelah mendapatkan petunjuk-petunjuk dari Sangha Theravada Indonesia. Terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia dalam kitab-kitab terdahulunya telah diperbaiki seluruhnya dengan berpedoman pada makna sesungguhnya yang terkandung dalam Pustaka Suci Tipitaka Pāli. 5
6 ( Lihat, misalnya : terjemahan Vandanā / Pubbabhāga namask āra). Demikian pula, penempatan terjemahan dari Paritta aslinya dimaksudkan untuk mendorong para pemakai buku ini agar tidak hanya dapat mengucapkan paritta-paritta dalam Bahasa Pāli, melainkan juga memahami isi dan artinya. Diharapkan buku kecil ini dapat memenuhi kebutuhan para Pandita serta masyarakat luas Buddhis di Indonesia Untuk dapat menguasai tata pelaksanaan kebaktian yang tercantum dalam buku ini dengan sebaik-baiknya, hendaknya masyarakat awam mengikuti teladan dari para Bhikkhu Theravāda Indonesia Akhir kata, segala saran dan kritik untuk penyempurnaan Buku Tuntunan Kebaktian ini kami terima dengan hati terbuka. Semoga Sang Tiratana selalu membimbing kita sekalian Bandung, Agustus 1977 (T.B. 2521) Majelis Pandita Buddha Dhamma Indonesia Sekretaris Jendral Karbono 6
7 KATA SAMBUTAN Untuk memenuhi sarana kebutuhan pokok umat Budha dalam pelaksanaan kebaktian di Vihara, Cetiya maupun di sekolahsekolah, yang terus menanjak, maka Buku Tuntunan Kebaktian ini diterbitkan lagi. Kita mengetahui bahwa ada banyak sekali terdapat buku-buku Tuntunan Kebaktian semacam ini, namun buku kecil ini tetap diminati oleh banyak pengemar di berbagai tempat, karena buku ini sengaja dibuat untuk keperluan kebaktian saja, dengan maksud agar bisa dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dengan biaya yang serendah-rendahnya. Pada penerbitan kali ini untuk memudahkan pengunaannya maka terjemahan dari tiap-tiap paritta tidak lagi terpisah letaknya, tetapi langsung dicantumkan dibawahnya Akhirnya semoga berkah Sang Tiratana terlimpah pada para pemakai buku kecil ini. Jakarta, Waisak 2534/1990 Yayasan Dhammadipa Arama Ketua, (B. Khantidharo) Dicetak Ulang : Mei 2016 oleh Buddha.id 7
8
9 Catatan tentang lafal huruf- huruf Pāli Catatan : CA sering diucapkan secara salah sebagai : CE Seharusnya diucapkan : CA (pendek) sesuai Dengan hurufnya ****************** 9
10 TUNTUNAN KEBAKTIAN (1). PEMBUKAAN Pemimpin Puja Bakti : Memberi tanda Puja Bakti dimulai (dengan gong, lonceng, dan sebagainya). Pemimpin Puja Bakti menyalakan lilin dan dupa (hio), kemudian meletakkan dupa di tempatnya, sementara hadirin duduk bertumpu lutut dan bersikap anjali. Setelah dupa diletakkan di tempatnya, Pemimpin Puja Bakti dan para hadirin menghormat dengan menundukkan kepala (bersikap anjali dengan menyentuh dahi). (2). NAMAKĀRA GĀTHĀ (Syair Penghormatan) Pemimpin Puja Bakti mengucapkan kalimat per kalimat dan diikuti oleh hadirin : Arahaṁ Sammā-Sambuddho Bhagavā, Buddhaṁ Bhagavantaṁ abhivādemi. Sang Bhagavā, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna; aku bersujud di hadapan Sang Buddha, Sang Bhagavā. (namaskāra) Svākkhāto Bhagavatā Dhammo, Dhammaṁ namassāmi. Dhamma telah sempurna dibabarkan oleh Sang Bhagavā; aku bersujud di hadapan Dhamma.(namaskāra) Supaṭipanno Bhagavato sāvaka-saṅgho, Saṅghaṁ namāmi. 10
11 Saṅgha Siswa Sang Bhagavā telah bertindak sempurna; aku bersujud di hadapan Saṅgha. (namaskāra) *) Sikap dalam namaskāra, lima titik (1.lutut, 2.ujung jari-jari kaki, 3.dahi,4.siku, 5.telapak tangan) menyentuh lantai. (3). PŪJĀ GĀTHĀ (Syair Puja) (Hadirin tetap duduk bertumpu lutut dan bersikap anjali) Pemimpin Puja Bakti : Yam-amha kho mayaṁ Bhagavantaṁ saraṇaṁ gatā, yo no Bhagavā satthā, yassa ca mayaṁ Bhagavato Dhammaṁ rocema, imehi sakkārehi taṁ Bhagavantaṁ sasaddhammaṁ sasāvaka-saṅghaṁ abhipūjayāma. Kami berlindung kepada Sang Bhagavā, Sang Bhagavā Guru Junjungan kita, dalam Dhamma Sang Bhagavā kami berbahagia. Dengan persembahan ini kami melakukan pūjā kepada Sang Bhagavā, Dhamma Sejati serta Saṅgha para Siswa. (4). PUBBABHĀGANAMAKĀRA (Penghormatan Awal) (Hadirin duduk bersimpuh/bersila) Pemimpin Puja Bakti : Handa mayaṁ Buddhassa Bhagavato Pubba-bhāganamakāraṁ karoma se. 11
12 Marilah kita mengucapkan Penghormatan Awal kepada Sang Buddha, Sang Bhagavā. Bersama-sama : Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammā-Sambuddhassa (tiga kali) Terpujilah Sang Bhagavā, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna (tiga kali) (5) TISARAṆA (Tiga Perlindungan) Pemimpin Puja Bakti : Handa mayaṁ Ti-saraṇa-gamana-pāṭhaṁ bhaṇāma se. Marilah kita mengucapkan Tiga Perlindungan. Bersama-sama : Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi. Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi. Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi. Dutiyampi Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi. Dutiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi. Dutiyampi Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi. Tatiyampi Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi. Tatiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi. Tatiyampi Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi. Aku berlindung kepada Buddha. Aku berlindung kepada Dhamma. Aku berlindung kepada Saṅgha (baca: Sang-gha). 12
13 Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Buddha. Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Dhamma. Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Saṅgha. Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Buddha. Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Dhamma. Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Saṅgha. (6). PANCASĪLA (Lima Latihan Sīla) Pemimpin Puja Bakti : Handa mayaṁ Panca-sikkhā-pada-pāṭhaṁ bhaṇāma se. Marilah kita mengucapkan Lima Latihan Sīla. Bersama-sama : Pāṇātipātā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi. Adinnādānā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi. Kāmesu micchācārā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi. Musāvādā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi. Surā-meraya-majja-pamādaṭṭhānā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi. Aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup. Aku bertekad akan melatih diri menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan. Aku bertekad akan melatih diri menghindari perbuatan asusila. Aku bertekad akan melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar. 13
14 Aku bertekad akan melatih diri menghindari segala minuman keras yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran. 7. BUDDHĀNUSSATI (Perenungan terhadap Buddha) Pemimpin Puja Bakti : Handa mayaṁ Buddhānussati-nayaṁ karoma se. Marilah kita mengucapkan Perenungan terhadap Buddha. Bersama-sama : Iti pi so Bhagavā Arahaṁ Sammā-Sambuddho, Vijjā-caraṇa-sampanno Sugato Lokavidū, Anuttaro purisa-damma-sārathi satthā deva-manussānaṁ Buddho Bhagavā'ti. (Diam sejenak merenungkan sifat-sifat Saṅgha) Demikianlah Sang Bhagavā, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna; Sempurna pengetahuan serta tindak-tanduk-nya, Sempurna menempuh Sang Jalan (ke Nibbāna), Pengenal segenap alam; Pembimbing manusia yang tiada taranya, Guru para dewa dan manusia, Yang Sadar (Bangun), Yang patut Dimuliakan. (8). DHAMMĀNUSSATI (Perenungan terhadap Dhamma) 14
15 PEMIMPIN PUJA BAKTI : Handa mayaṁ Dhammānussati-nayaṁ karoma se. Bersama-sama : Svākkhāto Bhagavatā Dhammo, Sandiṭṭhiko akāliko ehipassiko, Opanayiko paccattaṁ veditabbo vinnūhī'ti. (Diam sejenak merenungkan sifat-sifat Dhamma) Dhamma Sang Bhagavā telah sempurna dibabarkan; Berada sangat dekat, tak lapuk oleh waktu, mengundang untuk dibuktikan; Menuntun ke dalam batin, dapat diselami oleh para bijaksana dalam batin masing-masing. (9). SAṄGHĀNUSSATI (Perenungan terhadap Saṅgha) Handa mayaṁ Saṅghānussati-nayaṁ karoma se. Pemimpin Puja Bakti : Handa mayaṁ Saṅghānussati-nayaṁ karoma se. Marilah kita mengucapkan Perenungan terhadap Saṅgha. Bersama-sama : Supaṭipanno Bhagavato sāvaka-saṅgho, Uju-paṭipanno Bhagavato sāvaka-saṅgho, Nāya-paṭipanno Bhagavato sāvaka-saṅgho, Sāmīci-paṭipanno Bhagavato sāvaka-saṅgho, 15
16 Yadidaṁ cattāri purisa-yugāni aṭṭha purisa-puggalā: Esa Bhagavato sāvaka-saṅgho, Āhuneyyo pāhuneyyo dakkhiṇeyyo anjali-karaṇīyo, Anuttaraṁ punnakkhettaṁ lokassā'ti. (Diam sejenak merenungkan sifat-sifat Saṅgha) Saṅgha Siswa Sang Bhagavā telah bertindak baik; Saṅgha Siswa Sang Bhagavā telah bertindak lurus; Saṅgha Siswa Sang Bhagavā telah bertindak benar; Saṅgha Siswa Sang Bhagavā telah bertindak patut; Mereka, merupakan empat pasang makhluk, terdiri dari delapan jenis Makhluk Suci *): Itulah Saṅgha Siswa Sang Bhagavā; Patut menerima pemberian, tempat bernaung, persembahan serta penghormatan; Lapangan untuk menanam jasa, yang tiada taranya di alam semesta. (*) Mereka disebut Ariya Saṅgha: makhluk-makhluk yang telah mencapai Sotāpatti Magga dan Phala, Sakadāgāmī Magga dan Phala, Anāgāmī Magga dan Phala, dan Arahatta Magga dan Phala. (10) SACCAKIRIYĀ GĀTHĀ (Pernyataan Kebenaran) Pemimpin Puja Bakti : Handa mayaṁ Sacca-kiriyā gāthāyo bhaṇāma se. Marilah kita mengucapkan Pernyataan Kebenaran. Bersama-sama : Natthi me saraṇaṁ annaṁ 16
17 Buddho me saraṇaṁ varaṁ Etena sacca-vajjena Sotthi me/te hotu sabbadā. Natthi me saraṇaṁ annaṁ Dhammo me saraṇaṁ varaṁ Etena sacca-vajjena Sotthi me/te hotu sabbadā. Natthi me saraṇaṁ annaṁ Saṅgho me saraṇaṁ varaṁ Etena sacca-vajjena Sotthi me/te hotu sabbadā. Tiada perlindungan lain bagiku Sang Buddha-lah sesungguhnya Pelindungku Berkat kesungguhan pernyataan ini Semoga aku/anda selamat sejahtera. Tiada perlindungan lain bagiku Dhamma-lah sesungguhnya Pelindungku Berkat kesungguhan pernyataan ini Semoga aku/anda selamat sejahtera. Tiada perlindungan lain bagiku Saṅgha-lah sesungguhnya Pelindungku Berkat kesungguhan pernyataan ini Semoga aku/anda selamat sejahtera. (11). MAṄGALA SUTTA (Sutta tentang Berkah Utama) Pemimpin Puja Bakti : Handa mayaṁ Maṅgala suttaṁ bhaṇāma se. 17
18 Marilah kita mengucapkan Sutta tentang Berkah Utama. Bersama-sama : Evam-me sutaṁ: Ekaṁ samayaṁ Bhagavā Sāvatthiyaṁ viharati Jetavane Anāthapiṇḍikassa Ārāme. Atha kho annatarā devatā, abhikkantāya rattiyā abhikkanta-vaṇṇā kevala-kappaṁ Jetavanaṁ obhāsetva. Yena Bhagavā tenupasaṅkami, upasaṅkamitvā Bhagavantaṁ abhivādetvā ekamantaṁ aṭṭhāsi, Ekam-antaṁ ṭhitā kho sā devatā Bhagavantaṁ gāthāya ajjhabhāsi: Bahū devā manussā ca Maṅgalāni acintayuṁ Ākaṅkhamānā sotthānaṁ Brūhi maṅgalam-uttamaṁ. Asevanā ca bālānaṁ paṇḍitānanca sevanā Pūjā ca pūjanīyānaṁ etam-maṅgalam-uttamaṁ. Paṭirūpa-desa-vāso ca pubbe ca kata-punnatā Atta-sammā-paṇidhi ca etam-maṅgalam-uttamaṁ. Bāhu-saccanca sippanca vinayo ca susikkhito 18
19 Subhāsitā ca yā vācā etam-maṅgalam-uttamaṁ. Mātā-pitu-upaṭṭhānaṁ putta-dārassa saṅgaho Anākulā ca kammantā etam-maṅgalam-uttamaṁ. Dānanca Dhamma-cariyā ca nātakānanca saṅgaho Anavajjāni kammāni etam-maṅgalam-uttamaṁ. Āratī viratī pāpā majja-pānā ca sannamo Appamādo ca dhammesu etam-maṅgalam-uttamaṁ. Gāravo ca nivāto ca santuṭṭhī ca katannutā Kālena dhammassavanaṁ etam-maṅgalam-uttamaṁ. Khantī ca sovacassatā samaṇānanca dassanaṁ Kālena Dhamma-sākacchā etam-maṅgalam-uttamaṁ. Tapo ca brahma-cariyanca ariya-saccāna-dassanaṁ Nibbāna-sacchi-kiriyā ca etam-maṅgalam-uttamaṁ. Phuṭṭhassa loka-dhammehi cittaṁ yassa na kampati 19
20 Asokaṁ virajaṁ khemaṁ Etam-maṅgalam-uttamaṁ. Etādisāni katvāna sabbattham-aparājitā Sabbattha sotthiṁ gacchanti tan-tesaṁ maṅgalam-uttaman'ti. Demikianlah telah kudengar Pada suatu ketika Sang Bhagavā menetap di dekat Sāvatthī, Di hutan Jeta, di Vihāra Anāthapiṇḍika. Maka datanglah dewa, ketika hari menjelang pagi, dengan cahaya yang cemerlang menerangi seluruh hutan Jeta. Menghampiri Sang Bhagavā, menghormati Beliau, lalu berdiri di satu sisi. Sambil berdiri di satu sisi, dewa itu berkata kepada Sang Bhagavā dalam syair ini: Banyak dewa dan manusia Berselisih paham tentang Berkah Yang diharap membawa keselamatan; Terangkanlah, apakah Berkah Utama itu? Tak bergaul dengan orang yang tak bijaksana Bergaul dengan mereka yang bijaksana Menghormat mereka yang patut dihormat: Itulah Berkah Utama. Hidup di tempat yang sesuai Berkat jasa-jasa dalam hidup yang lampau Menuntun diri ke arah yang benar: Itulah Berkah Utama. 20
21 Memiliki pengetahuan dan keterampilan Terlatih baik dalam tata susila Ramah tamah dalam ucapan: Itulah Berkah Utama. Membantu ayah dan ibu Menyokong anak dan istri Bekerja bebas dari pertentangan: Itulah Berkah Utama. Berdana dan hidup sesuai dengan Dhamma Menolong sanak keluarga Bekerja tanpa cela: Itulah Berkah Utama. Menjauhi, tak melakukan kejahatan Menghindari minuman keras Tekun melaksanakan Dhamma: Itulah Berkah Utama. Selalu hormat dan rendah hati Merasa puas dan berterima kasih Mendengarkan Dhamma pada saat yang sesuai: Itulah Berkah Utama. Sabar, rendah hati bila diperingatkan Mengunjungi para pertapa Membahas Dhamma pada saat yang sesuai: Itulah Berkah Utama. Bersemangat menjalankan hidup suci Menembus Empat Kesunyataan Mulia Serta mencapai Nibbāna:Itulah Berkah Utama. 21
22 Meski tergoda oleh hal-hal duniawi Namun batin tak tergoyahkan Tiada susah, tanpa noda, penuh damai: Itulah Berkah Utama. Karena dengan mengusahakan hal-hal itu Manusia tak terkalahkan di mana pun juga Serta berjalan aman ke mana juga: Itulah Berkah Utama. (12). KARAṆĪYA METTĀ SUTTA (Sutta tentang Kasih Sayang yang harus dikembangkan) Pemimpin Puja Bakti : Handa mayaṁ Karaṇīya-mettā suttaṁ bhaṇāma se. Marilah kita mengucapkan Sutta tentang Kasih Sayang yang harus dikembangkan. Bersama-sama : Karaṇīyam-attha-kusalena yantaṁ santaṁ padaṁ abhisamecca, Sakko ujū ca suhujū ca suvaco cassa mudu anatimānī, Santussako ca subharo ca appakicco ca sallahuka-vutti, Santindriyo ca nipako ca appagabbho kulesu ananugiddho. Na ca khuddaṁ samācare kinci yena vinnū pare upavadeyyuṁ. Sukhino vā khemino hontu sabbe sattā bhavantu sukhitattā. 22
23 Ye keci pāṇa-bhūtatthi Tasā vā thāvarā vā anavasesā, Dīghā vā ye mahantā vā Majjhimā rassakā aṇuka-thūlā, Diṭṭhā vā ye va adiṭṭhā Ye ca dūre vasanti avidūre, Bhūtā vā sambhavesī vā Sabbe sattā bhavantu sukhitattā. Na paro paraṁ nikubbetha Nātimannetha katthaci naṁ kinci, Byārosanā paṭīgha-sannā Nānnam-annassa dukkham-iccheyya. Mātā yathā niyaṁ puttaṁ Āyusā eka-puttam-anurakkhe, Evam-pi sabba-bhūtesu Māna-sambhāvaye aparimāṇaṁ. Mettanca sabba-lokasmiṁ Māna-sambhāvaye aparimāṇaṁ, Uddhaṁ adho ca tiriyanca Asambādhaṁ averaṁ asapattaṁ. Tiṭṭhancaraṁ nisinno vā Sayāno vā yāvatassa vigatam-iddho, Etaṁ satiṁ adhiṭṭheyya Brahmam-etaṁ vihāraṁ idham-āhu. Diṭṭhinca anupagamma Sīlavā dassanena sampanno, Kāmesu vineyya gedhaṁ, Na hi jātu gabbha-seyyaṁ punaretī'ti. 23
24 Inilah yang harus dikerjakan oleh mereka yang tangkas dalam kebaikan; Untuk mencapai ketenangan batin, Ia harus mampu, jujur, sungguh jujur, Rendah hati, lemah lembut, tiada sombong. Merasa puas, mudah disokong/dilayani, Tiada sibuk, sederhana hidupnya, Tenang inderanya, berhati-hati, Tahu malu, tak melekat pada keluarga. Tak berbuat kesalahan walau pun kecil, Yang dapat dicela oleh Para Bijaksana, Hendaklah ia berpikir: Semoga semua makhluk berbahagia dan tenteram; Semoga semua makhluk berbahagia. Makhluk hidup apa pun juga, Yang lemah dan kuat tanpa kecuali, Yang panjang atau besar, Yang sedang, pendek, kecil atau gemuk. Yang tampak atau tidak tampak, Yang jauh atau pun dekat, Yang telah lahir atau yang akan lahir, Semoga semua makhluk berbahagia. Jangan menipu orang lain, Atau menghina siapa saja, Jangan karena marah dan benci, Mengharap orang lain celaka. Bagaikan seorang ibu yang mempertaruhkan jiwanya, 24
25 Melindungi anaknya yang tunggal, Demikianlah terhadap semua makhluk, Dipancarkannya pikiran (kasih sayangnya)tanpa batas. Kasih sayangnya ke segenap alam semesta, Dipancarkannya pikirannya itu tanpa batas, Ke atas, ke bawah dan ke sekeliling, Tanpa rintangan, tanpa benci dan permusuhan. Selagi berdiri, berjalan atau duduk, Atau berbaring, selagi tiada lelap, Ia tekun mengembangkan kesadaran ini, Yang dikatakan: Berdiam dalam Brahma. Tidak berpegang pada pandangan salah (tentang attā atau aku), Dengan Sīla dan Penglihatan yang sempurna, Hingga bersih dari nafsu indera, Ia tak akan lahir dalam rahim mana pun juga. (13) BRAHMAVIHĀRA PHARAṆĀ (Peresapan Brahma-Vihāra) Pemimpin Puja Bakti : Handa mayaṁ Brahma-vihāra-pharaṇā karoma se. Marilah kita mengucapkan Peresapan Brahma-Vihāra. Bersama-sama : (METTĀ) : Ahaṁ sukhito homi Niddukkho homi Avero homi 25
26 Abyāpajjho homi Anīgho homi Sukhī attānaṁ pariharāmi. Sabbe sattā sukhitā hontu Niddukkhā hontu Averā hontu Abyāpajjhā hontu Anīghā hontu Sukhī attānaṁ pariharantu. (KARUṆĀ) : Sabbe sattā dukkhā pamuccantu. (MUDITĀ) : Sabbe sattā ma laddha-sampattito vigacchantu. (UPEKKHĀ) : Sabbe sattā kammassakā kamma-dāyādā kamma-yonī kamma-bandhū kamma-paṭisaraṇā. Yaṁ kammaṁ karissanti kalyāṇaṁ vā pāpakaṁ vā tassa dāyādā bhavissanti. Semoga aku berbahagia Bebas dari penderitaan Bebas dari kebencian 26
27 Bebas dari penyakit Bebas dari kesukaran Semoga aku dapat mempertahankan kebahagiaanku sendiri. Semoga semua makhluk berbahagia Bebas dari penderitaan Bebas dari kebencian Bebas dari kesakitan Bebas dari kesukaran Semoga mereka dapat mempertahankan kebahagiaan mereka sendiri. (BELAS KASIH) : Semoga semua makhluk bebas dari penderitaan. (TURUT BAHAGIA) : Semoga semua makhluk tidak kehilangan kesejahteraan yang telah mereka peroleh. (KESEIMBANGAN BATIN) : Semua makhluk Memiliki karmanya sendiri Mewarisi karmanya sendiri Lahir dari karmanya sendiri Berhubungan dengan karmanya sendiri Terlindung oleh karmanya sendiri. Apa pun karma yang diperbuatnya, baik atau buruk, itulah yang akan diwarisinya. (14). ABHIṆHAPACCAVEKKHAṆA (Kerap Kali Direnungkan) Pemimpin Puja Bakti : 27
28 Handa mayaṁ Abhiṇha-paccavekkhaṇa-pāthaṁ bhaṇāma se. Marilah kita mengucapkan Perenungan Kerap Kali. Bersama-sama : Jarā-dhammomhi jaraṁ anatīto. Byādhi-dhammomhi byādhiṁ anatīto. Maraṇa-dhammomhi maraṇaṁ anatīto. Sabbehi me piyehi manāpehi nānā-bhāvo vinā-bhāvo. Kammassakomhi kamma-dāyādo kamma-yoni kamma-bandhu kamma-paṭisaraṇo. Yaṁ kammaṁ karissāmi kalyāṇaṁ vā pāpakaṁ vā tassa dāyādo bhavissāmi. Evaṁ amhehi abhiṇhaṁ paccavekkhitabbaṁ. Aku akan menderita usia tua, Aku belum mengatasi usia tua. Aku akan menderita sakit, Aku belum mengatasi penyakit. Aku akan menderita kematian, Aku belum mengatasi kematian. Segala milikku yang kucintai dan kusenangi akan 28
29 berubah, akan terpisah dariku. Aku adalah pemilik karmaku sendiri Pewaris karmaku sendiri Lahir dari karmaku sendiri Berhubungan dengan karmaku sendiri Terlindung oleh karmaku sendiri. Apa pun karma yang kuperbuat, baik atau buruk, itulah yang akan kuwarisi. Hendaklah ini kerap kali direnungkan. (15). SAMĀDHI : METTĀ BHĀVANĀ (Meditasi : Pengembangan Kasih Sayang) Pada akhir Samādhi, Pemimpin Puja Bakti mengucapkan : Sabbe sattā bhavantu sukhitattā. Semoga semua makhluk berbahagia atau Sabbe sattā sadā hontu, averā sukha-jīvino. Semoga semua makhluk selamanya hidup berbahagia, bebas dari kebencian. (16).PERMOHONAN TISARAṆA PANCASĪLA Apabila Puja Bakti dihadiri oleh bhikkhu, maka Pancasīla (nomor 6) dalam Tuntunan Puja Bakti ini tidak dibacakan. Setelah pembacaan paritta selesai, hadirin memohon tuntunan Tisaraṇa dan Pancasīla kepada bhikkhu, sebagai berikut : 29
30 Hadirin Bersama-sama : Mayaṁ bhante, Ti-saraṇena saha panca sīlāni yācāma. Dutiyampi mayaṁ bhante, Ti-saraṇena saha panca sīlāni yācāma. Tatiyampi mayaṁ bhante, Ti-saraṇena saha panca sīlāni yācāma. Bhante, Kami memohon Tisaraṇa dan Pancasīla. Untuk kedua kalinya, Bhante, Kami memohon Tisaraṇa dan Pancasīla. Untuk ketiga kalinya, Bhante, Kami memohon Tisaraṇa dan Pancasīla atau Okāsa ahaṁ bhante, Ti-saraṇena saddhiṁ panca-sīlaṁ dhammaṁ yācāmi, Anuggahaṁ katvā sīlaṁ detha me bhante. Dutiyampi okāsa ahaṁ bhante, Ti-saraṇena saddhiṁ panca-sīlaṁ dhammaṁ yācāmi, Anuggahaṁ katvā sīlaṁ detha me bhante. Tatiyampi okāsa ahaṁ bhante, Ti-saraṇena saddhiṁ panca-sīlaṁ dhammaṁ yācāmi, Anuggahaṁ katvā sīlaṁ detha me bhante. Perkenankanlah, Bhante, Berikan padaku Tisaraṇa serta Pancasīla, 30
31 Anugerahkanlah padaku Sīla itu, Bhante. Untuk kedua kalinya, perkenankanlah, Bhante, Berikan padaku Tisaraṇa serta Pancasīla, Anugerahkanlah padaku Sīla itu, Bhante. Untuk ketiga kalinya, perkenankanlah, Bhante, Berikan padaku Tisaraṇa serta Pancasīla, Anugerahkanlah padaku Sīla itu, Bhante. Bhikkhu : Yam-ahaṁ vadāmi taṁ vadetha. Ikutilah apa yang saya ucapkan. Hadirin : Āma bhante. Baik, Bhante. Bhikkhu : Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammā-Sambuddhassa (tiga kali) Terpujilah Sang Bhagavā, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna (tiga kali) Hadirin : (mengikuti) Bhikkhu : (mengucapkan Tisaraṇa) Hadirin : (mengikuti ) Bhikkhu : Ti-saraṇa gamanaṁ paripuṇṇaṁ. Tisaraṇa telah diambil dengan lengkap. 31
32 Hadirin : Āma bhante. Baik, Bhante. Bhikkhu : (Mengucapkan Pancasīla) Hadirin : (Mengikuti) Bhikkhu : Imāni panca sikkhā-padāni. Sīlena sugatiṁ yanti. Sīlena bhoga-sampadā. Sīlena nibbutiṁ yanti. Tasmā sīlaṁ visodhaye. Itulah yang dinamakan Lima Latihan. Dengan melaksanakan Sīla akan berakibat terlahir di alam bahagia. Dengan melaksanakan Sīla akan berakibat memperoleh kekayaan (dunia dan Dhamma). Dengan melaksanakan Sīla akan berakibat tercapainya Nibbāna. Sebab itu laksanakanlah Sīla dengan sempurna. Hadirin : Āma bhante. Baik, Bhante. SĀDHU! SĀDHU! SĀDHU! (17). ĀRĀDHANĀ PARITTA (Permohonan Paritta) 32
33 Permohonan Paritta ini dibacakan apabila umat mengundang bhikkhu/sāmaṇera ke rumah atau pada acara upacara di vihāra, cetiya, dan sebagainya. Hal ini dilakukan setelah permohonan Pancasīla. Permohonan Paritta ini adalah sebagai berikut : Vipatti-paṭibāhāya sabba-sampatti-siddhiyā, Sabba-dukkha-vināsāya parittaṁ brūtha maṅgalaṁ. Vipatti-paṭibāhāya sabba-sampatti-siddhiyā, Sabba-bhaya-vināsāya parittaṁ brūtha maṅgalaṁ. Vipatti-paṭibāhāya sabba-sampatti-siddhiyā, Sabba-roga-vināsāya parittaṁ brūtha maṅgalaṁ. Untuk menolak mara bahaya Untuk memperoleh rejeki Untuk melenyapkan semua dukkha Sudilah membacakan paritta perlindungan. Untuk menolak mara bahaya Untuk memperoleh rejeki Untuk melenyapkan semua rasa takut Sudilah membacakan paritta perlindungan. Untuk menolak mara bahaya Untuk memperoleh rejeki Untuk melenyapkan semua penyakit Sudilah membacakan paritta perlindungan 33
34 (18). ĀRĀDHANĀ DHAMMADESANĀ (Permohonan Dhammadesanā) Permohonan Dhammadesanā ini dilaksanakan setelah Permohonan Pancasila di vihāra, cetiya, dan sebagainya pada bhikkhu, sāmaṇera yang hadir pada waktu itu : Brahmā ca lokādhipatī sahampati Katanjalī andhivaraṁ ayācatha: Santīdha sattāpparajakkha-jātikā Desetu Dhammaṁ anukampimaṁ pajaṁ. Brahma Sahampati, penguasa dunia ini Merangkap kedua tangannya (beranjali) dan memohon: Ada makhluk-makhluk yang memiliki sedikit debu di mata mereka; Ajarkanlah Dhamma demi kasih sayang kepada mereka. 19. DHAMMADESANĀ (Khotbah Dhamma) Hadirin mendengarkan pembabaran Dhamma dengan sikap hormat* dan penuh perhatian. * Sikap hormat ini bisa berbentuk sikap duduk tenang beranjali dan sebagainya. (20). ETTĀVATĀ (Pelimpahan Jasa) Pemimpin Puja Bakti : Handa mayaṁ Ettāvatā diṇṇaṁ bhaṇāma se. Marilah kita mengucapkan paritta Ettāvatā. Bersama-sama : Ettāvatā ca amhehi Sambhataṁ punna-sampadaṁ Sabbe devā anumodantu Sabba-sampatti-siddhiyā. 34
35 Ettāvatā ca amhehi Sambhataṁ punna-sampadaṁ Sabbe bhūtā anumodantu Sabba-sampatti-siddhiyā. Ettāvatā ca amhehi Sambhataṁ punna-sampadaṁ Sabbe sattā anumodantu Sabba-sampatti-siddhiyā. Ākāsaṭṭhā ca bhummaṭṭhā Devā nāgā mahiddhikā Punnaṁ taṁ anumoditvā Ciraṁ rakkhantu lokasanti Ākāsaṭṭhā ca bhummaṭṭhā Devā nāgā mahiddhikā Punnaṁ taṁ anumoditvā Ciraṁ rakkhantu Indonesia Idaṁ vo nātinaṁ hotu Sukhitā hontu nātayo (tiga kali) Devo vassatu kālena Sassa sampatti hotu ca Phīto bhavatu loko ca Rājā bhavatu dhammiko Ākāsaṭṭhā ca bhummaṭṭhā Devā nāgā mahiddhikā Punnaṁ taṁ anumoditvā Ciraṁ rakkhantu Sāsanaṁ Ākāsaṭṭhā ca bhummaṭṭhā 35
36 Devā nāgā mahiddhikā Punnaṁ taṁ anumoditvā Ciraṁ rakkhantu Desanaṁ Ākāsaṭṭhā ca bhummaṭṭhā Devā nāgā mahiddhikā Punnaṁ taṁ anumoditvā Ciraṁ rakkhantu maṁ paraṁ'ti Sebanyak kami telah Mencapai dan mengumpulkan jasa; Semoga semua dewa turut bergembira, Agar mendapat keuntungan beraneka warna. Sebanyak kami telah Mencapai dan mengumpulkan jasa; Semoga semua makhluk halus turut bergembira, Agar mendapat keuntungan beraneka warna. Sebanyak kami telah Mencapai dan mengumpulkan jasa; Semoga semua makhluk hidup turut bergembira, Agar mendapat keuntungan beraneka warna. Semoga para makhluk di angkasa dan di bumi, Para dewa dan naga yang perkasa; Setelah menikmati jasa-jasa ini, Selalu melindungi perdamaian dunia. Semoga para makhluk di angkasa dan di bumi, Para dewa dan naga yang perkasa; Setelah menikmati jasa-jasa ini, Selalu melindungi Indonesia. 36
37 Semoga jasa-jasa ini melimpah Pada sanak keluarga yang telah meninggal; Semoga mereka berbahagia. (tiga kali) Semoga hujan tepat pada musimnya Semoga dunia maju dengan pesat Serta selalu bahagia dan damai Semoga Pemerintah/Pemimpin berlaku lurus. Semoga para makhluk di angkasa dan di bumi, Para dewa dan naga yang perkasa; Setelah menikmati jasa-jasa ini, Selalu melindungi Ajaran. Semoga para makhluk di angkasa dan di bumi, Para dewa dan naga yang perkasa; Setelah menikmati jasa-jasa ini, Selalu melindungi pembabaran Dhamma. Semoga para makhluk di angkasa dan di bumi, Para dewa dan naga yang perkasa; Setelah menikmati jasa-jasa ini, Selalu melindungi kita semua. (21). PENUTUP Apabila kebaktian dihadiri bhikkhu, sebelum penutupan bhikku memberi pemberkahan. Setelah itu hadirin membacakan paritta Ettāvatā. Kemudian kebaktian ditutup dengan namaskara. Catatan : Bagian nomor 11 dan 12, dapat dipilih salah satu. Bagian nomor 13 dan 14, dapat dipilih salah satu. 37
38 Paritta-Paritta : Pubbabhāganamakāra,Tisaraṇa, Buddhānussati, Dhammānussati, Saṅghānussati, Saccakiriyā Gāthā, Maṅgala Sutta, Karaṇīya Mettā Sutta dan diakhiri dengan Ettāvatā, dapat dipergunakan dalam upacara-upacara untuk : Hari ulang tahun, perkawinan, rumah baru/ perusahaan baru dan sebagainya. Parita-paritta ini dibacakan supaya kita mendapat kemajuan, keselamatan, kesejahteraan serta jauh dari malapetaka dan sebagainya. 22. CARA WISUDA UPĀSAKA/UPĀSIKĀ Calon Mengucapkan : Selanjutnya mengucapkan : - Vandana - Tisarana Esāhaṁ bhante, sucira-parinibbutampitaṁ Bhagavantaṁ saraṇaṁ gacchāmi, dhammanca bhikkhu-saṅghanca. Upāsakaṁ (upāsikaṁ) maṁ bhante dhāretu, ajjatagge pānupetaṁ saraṇaṁ gataṁ. Bhante, saya mohon kepada Sang Buddha, yang walau pun telah lama Parinibbāna, bersama Dhamma dan Saṅgha menjadi Pelindung saya. Semoga Bhante mengetahui, bahwa sejak hari ini saya adalah upāsaka (upāsikā), menerima TIRATANA sebagai pembimbingku untuk selana- 38
39 Lamanya Bhikkhu mengucapkan PANCASĪLA diikuti oleh upāsaka/upāsika baru kalimat demi kalimat Bhikkhu memberi wejangan Dhamma, dilanjutkan dengan percikan air pemberkahan kepada upāsaka/upāsika baru Upāsaka/upāsika baru bernamaskara tiga kali kepada bhikkhu yang memberikan tuntunan Tiratana dan Pancasīla Upacara ditutup dengan mengucapkan Namakāara Gāthā 39
40
41 Idha modati pecca modati Katapuñño ubhayattha modati So modati so pamodati Disvā kammavisuddhamattano Ia berbahagia di dunia ini, ia berbahagia di dunia sana, pelaku kebajikan akan berbahagia di kedua alam itu. Ia bergembira dan akan lebih bergembira dan akan lebih bergembira lagi setelah melihat (hasil) perbuatan bajiknya sendiri. (Dhammapada I:16)
Karaniya Metta Sutta. Mereka lalu duduk diam di bawah pohon. Tetapi keesokkan harinya setelah para bhikkhu. Diposkan pada 02 Januari 2016
Karaniya Metta Sutta Diposkan pada 02 Januari 2016 Ketika Sang Buddha sedang berdiam di Savatthi bersama dengan murid-muridnya, Sang Buddha memerintahkan kelima ratus orang muridnya untuk berlatih diri,
Lebih terperinciPARITTA SUCI. Kumpulan Paritta dan Penggunaannya Dalam Upacara-Upacara. Penerbit Yayasan Dhammadīpa Ārāma
PARITTA SUCI Kumpulan Paritta dan Penggunaannya Dalam Upacara-Upacara Penerbit Yayasan Dhammadīpa Ārāma PARITTA SUCI Yayasan Dhammadīpa Ārāma Bagian Penerbit Jl. Terusan Lembang D-59 Jakarta 10310 Cetakan
Lebih terperinciMANFAAT MEMBACA PARITTA
MANFAAT MEMBACA PARITTA Phra Rājsuddhiñāṇamongkol (Jarun Thitadhammo) 1 Manfaat Membaca Paritta Oleh: Phra Rājsuddhiñāṇamongkol (Jarun Thitadhammo) Wat Ambhavan Promburi, Singhburi, Thailand www.jarun.org
Lebih terperinciBAB III PERSAKSIAN DALAM AGAMA BUDDHA DAN ISLAM
22 BAB III PERSAKSIAN DALAM AGAMA BUDDHA DAN ISLAM A. Persaksian dalam Agama Buddha Agama Buddha adalah merupakan agama besar yang kedua yang banyak penganutnya di dunia dan banyak mempengaruhi budaya
Lebih terperinciTidak diperjualbelikan. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku dalam bentuk apapun tanpa seizin penerbit.
METTA & MANGALA METTA & MANGALA Penerjemah : Upa. Sasanasanto Seng Hansun Editor : Upi. Pemasuryani Fei Ling Desain & Tata Letak : poise design Ukuran Buku Jadi Kertas Cover Kertas Isi Jumlah Halaman Jenis
Lebih terperinciWELAS ASIH DAN KEHARMONISAN SOSIAL. Dewa Made Jaya Ambara*
WELAS ASIH DAN KEHARMONISAN SOSIAL Dewa Made Jaya Ambara* Abstrak Warga negara yang berkarakter welas asih bebas dari kecacatan moral, sosial, dan spiritual dalam tatanan masyarakat yang serasi antara
Lebih terperinciD. ucapan benar E. usaha benar
1. Keyakinan yang dituntut dalam agama Buddha adalah A. keyakinan tanpa dasar terhadap seluruh ajaran Buddha B. keyakinan yang muncul dari proses pembelajaran, pengalaman, dan perenungan C. keyakinan yang
Lebih terperinciMengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu?
TENTANG SANG BUDDHA 1. Apa arti kata Buddha? Kata Buddha berarti "Yang telah Bangun" atau "Yang telah Sadar", yaitu seseorang yang dengan usahanya sendiri telah mencapai Penerangan Sempurna. 2. Apakah
Lebih terperinciAsadhananda. Asadhananda METTA
Metta Asadhananda Asadhananda METTA Metta METTA Edisi electronic-book Penyusun: Asadhananda Penyunting/Editor: Suryananda Penata Letak dan Grafis: Indra Demi menghormati karya cipta pihak lain, seyogianya
Lebih terperinciKasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih
Namo tassa bhagavato arahato sammā sambuddhassa. Pada kesempatan yang sangat baik ini saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran pengurus Dhammavihārī Buddhist Studies (DBS)
Lebih terperinciKompetensi Dasar: - Menumbuhkan kesadaran luhur dalam melaksanakan peringatan hari raya
Pendidikan Agama Buddha 2 Hari Raya Agama Buddha Petunjuk Belajar Sebelum belajar materi ini Anda diharapkan berdoa terlebih dahulu dan membaca materi dengan benar serta ketika mengerjakan latihan soal
Lebih terperinciKetuhanan Yang Maha Esa
MODUL 1 Ketuhanan Yang Maha Esa Sapardi, S.Ag., M. Hum. P PENDAHULUAN uja dan puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Sang Triratana sehingga dapat tersusunnya modul Ketuhanan Yang Maha
Lebih terperinciAgama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama
Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Kata agama berasal dari kata dalam bahasa Pali atau bisa juga dari kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata gacc, yang artinya adalah pergi
Lebih terperinciDPD Patria Sumatera Utara. Juara II. Lomba Berkarya Dhamma PIKIRAN ADALAH PELOPOR DARI SEGALA SESUATU DODI PURNOMO WIJAKSONO, SURABAYA
DPD Patria Sumatera Utara Juara II Lomba Berkarya Dhamma PIKIRAN ADALAH PELOPOR DARI SEGALA SESUATU DODI PURNOMO WIJAKSONO, SURABAYA Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa Namo Tassa Bhagavato
Lebih terperinciSutta Nipata menyebut keempat faktor sebagai berikut: Lebih lanjut, murid para
1 Ciri-ciri Seorang Sotapanna (The Character of a Stream-enterer) Pada umumnya Tipitaka menjelaskan seorang Sotapanna sehubungan dengan empat faktor. Tiga faktor pertama dari keempat faktor Sotapatti ini
Lebih terperinciPARITTA KEBAKTIAN UMUM
PARITTA KEBAKTIAN UMUM PARITTA KEBAKTIAN UMUM 1. PEMBUKAAN Pemimpin Kebaktian memberi tanda kebaktian dimulai (dengan gong, lonceng dan sebagainya). Pemimpin Kebaktian menyalakan lilin, dupa dan melektakkan
Lebih terperinciParābhava (2) Khotbah tentang Keruntuhan
Dhammavihārī Buddhist Studies DHAMMAVIHARI B U D D H I S T S T U D I E S www.dhammavihari.or.id Parābhava (2) Khotbah tentang Keruntuhan Parābhava Sutta (Khotbah tentang Keruntuhan) Sn 1.6; KN 5.6 Demikianlah
Lebih terperinciPembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings)
Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings) Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Ada beberapa alasan dari tidak tercapainya Dhamma Mulia. Sebuah contoh dari tidak terealisasinya Dhamma Mulia
Lebih terperinciSifat Agung Dari Tiga Permata 2
Sifat Agung Dari Tiga Permata 2 Pariyatti Sāsana www.pjbi.org; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD Sugata: yang telah pergi [ke tempat sempurna] dan membabarkan Dhamma dengan benar. Sobhaṇagamana: dikarenakan
Lebih terperinciLEMBAR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD
LEMBAR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2016-2017 SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hari, Tanggal : Rabu 8 Maret 2017 Kelas/Semester : XII/VI Alokasi Waktu : 120 menit
Lebih terperinciSutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas)
1 Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas) [Anguttara Nikaya 3.65] Demikianlah telah saya dengar. Bhagavan sedang melakukan perjalanan bersama orang-orang Kosala dengan sekumpulan
Lebih terperincimanusia lainnya. Dengan kehadiran manusia yang lainnya maka individu dengan mudah akan dibantu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
ARTIKEL SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM MENINGKATKAN SIKAP SOSIAL SISWA PADA PEMBELAJARAN AGAMA BUDDHA KELAS 4 SD (STUDI KASUS DI
Lebih terperinciTIGA KUSALAMULA TIGA AKAR KEBAIKAN
Hai Saudara-saudari Se-Dhamma Marilah kita melatih diri menjalankan Atthangasila di hari Uposatha-sila di bulan Oktober 2008 {06(8), 13(15), 21(23), 29(1)}. Selamat menjalankan Uposatha-sila (Pengamalan
Lebih terperinciKUMPULAN 50 TANYA JAWAB (5) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 23 Maret 2004 s.d.
KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (5) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 23 Maret 2004 s.d. 10 Mei 2004 01. Dari: Sunaryo, Jakarta Bhante Uttamo yang terhormat, Bhante, didalam
Lebih terperinciBRAHMAVIHĀRA (2) KEDIAMAN LUHUR
BRAHMAVIHĀRA (2) KEDIAMAN LUHUR DEFINISI 4 BRAHMAVIHĀRA Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin 7E9064DE Mettā: Mejjatīti mettā, siniyhatīti attho. mitte vā bhavā, mittassa vā
Lebih terperinciLEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD
LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2016-2017 SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hari, Tgl : Rabu, 8 Maret 2017 Kelas/Semester : X/ganjil Alokasi Waktu : 10.30-12.30
Lebih terperinciMari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur, agar ajaran
book Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur, agar ajaran Buddha bisa kita sebar kepada banyak orang. KARMA Ajaran
Lebih terperinciHARTA SESUNGGUHNYA Lokuttara Dhamma BHIKKHU ASSAJI
HARTA SESUNGGUHNYA Lokuttara Dhamma BHIKKHU ASSAJI NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMA SAMBUDDHASSA Buku ini dipublikasikan hanya untuk dibagikan secara GRATIS dan TIDAK UNTUK DIJUAL Materi di dalam buku
Lebih terperinci6. Pattidāna. (Pelimpahan Kebajikan) hp , pin bb.2965f5fd
6. Pattidāna (Pelimpahan Kebajikan) Tirkuḍḍa sutta 1 (Khp. 6) Makanan dan minuman berlimpah, makanan keras maupun lunak dihidangkan, tetapi tidak ada serangpun yang mengingat mereka. Mahluk-mahluk terkndisi
Lebih terperinciPemberkahan Perkawinan dan Pengurusan Akta Perkawinan di Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya
Pemberkahan Perkawinan dan Pengurusan Akta Perkawinan di Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya A. Persyaratan Umum Sesuai dengan Undang-Undang Perkawinan No. 1/1974 Bab II, persyaratan umum perkawinan adalah
Lebih terperinciMerenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka
Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Seseorang harus benar-benar mempertimbangkan dan merenungkan penderitaan yang akan dijalaninya di neraka. Sewaktu Sang Buddha
Lebih terperinciKebahagiaan Berdana. Diposkan pada 02 Desember 2015
Kebahagiaan Berdana Diposkan pada 02 Desember 2015 Berdana dan melaksanakan Dhamma di dalam kehidupan sehari-hari, itulah berkah utama Kehidupan berlangsung terus dari waktu ke waktu. Hari berganti bulan
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBINAAN UMAT OLEH DHARMADUTA. Oleh: Warsito. Abstrak:
STRATEGI PEMBINAAN UMAT OLEH DHARMADUTA Oleh: Warsito Abstrak: Perkembangan Dharmaduta di Indonesia telah berkembang pesat sejak masa kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur.
Lebih terperinciAN 7.63 Sutta Nagara: Benteng (Nagara Sutta: The Fortress)
1 AN 7.63 Sutta Nagara: Benteng (Nagara Sutta: The Fortress) Para bhikkhu, jika benteng batas kerajaan dilengkapi dengan tujuh syarat untuk suatu benteng dan bisa mendapatkan empat jenis makanan sekehendak
Lebih terperinciDharmayatra tempat suci Buddha
Dharmayatra tempat suci Buddha 1. Pengertian Dharmayatra Dharmayatra terdiri dari dua kata, yaitu : dhamma dan yatra. Dharmma (Pali) atau Dharma (Sanskerta) artinya kesunyataan, benar, kebenaran, hukum,
Lebih terperinciKUMPULAN 50 TANYA JAWAB (15) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 05 Agustus 2005 s.d. tanggal 23 September 2005
KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (15) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 05 Agustus 2005 s.d. tanggal 23 September 2005 01. Dari: Hansen Tsai, Tangerang Menurut Bhante, apakah
Lebih terperinciSutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta)
1 Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta) Demikianlah telah saya dengar. Suatu ketika Bhagavan sedang berada di Kalantakanivapa, Hutan Bambu, di Rajagaha. Kemudian Samana Vacchagotta
Lebih terperinciKEPUTUSAN SIDANG MAHASANGHASABHA (PERSAMUHAN AGUNG) TAHUN 2007 SANGHA THERAVADA INDONESIA. Nomor : 01/PA/VII/2007
Menimbang : Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya, Jl. Agung Permai XV/12 Jakarta 14350 Vihara Mendut, Kotak Pos 111, Kota Mungkid 56501 Magelang KEPUTUSAN SIDANG Nomor : 01/PA/VII/2007 TATA TERTIB SIDANG MAHASANGHASABHA
Lebih terperinciMeditasi. Oleh : Taridi ( ) KTP. Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri
Meditasi Oleh : Taridi (0104510015) KTP Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri Kompetensi Dasar Mendeskripsikan meditasi sebagai bagian dari jalan mulia berunsur delapan.
Lebih terperinciKUMPULAN 50 TANYA JAWAB (18) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 2 Januari 2006 s.d. tanggal 20 Februari 2006
KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (18) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 2 Januari 2006 s.d. tanggal 20 Februari 2006 01. Dari: Ricky, Tangerang Namo Buddhaya Bhante, Saya
Lebih terperinciKUMPULAN 50 TANYA JAWAB (8) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 21 Agustus 2004 s.d. tanggal 09 Oktober 2004
KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (8) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 21 Agustus 2004 s.d. tanggal 09 Oktober 2004 01. Dari: Jaya Mudita, Jakarta Namo Buddhaya, Bhante,
Lebih terperinciPendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
EDISI REVISI 2017 Buku Teks Siswa Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Sekolah Dasar Kelas 1 merupakan buku pokok sebagai pedoman siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Buddha di sekolah formal.
Lebih terperinciMengapa berdana? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13
Dāna-3 Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana www.pjbi.org; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD 1 Pandangan Tentang Dāna Kaum materialis: Dāna tidak ada buah karena tidak ada kehidupan setelah ini. Kaum Theis:
Lebih terperinciagenda special events regular events contents puja bhakti minggu olahraga pagi minggu latihan meditasi kamis
contents 43 sajian utama Kebijaksanaan Dhamma Samma Ditthi Fenomena Kehidupan news on Penyebaran Dhamma dengan Metode "PURE" orang bijak Dalai Lama jalan-jalan Bodh Gaya pandegiling news Ceramah Dhamma
Lebih terperinciMEDITASI VIPASSANĀ & EMPAT KESUNYATAAN MULIA
(edited version 15/8/06, Daung) (edited version 17/8/06, Andi Kusnadi) CERAMAH DI CAMBRIDGE MEDITASI VIPASSANĀ & EMPAT KESUNYATAAN MULIA OLEH : SAYADAW CHANMYAY Kata Pengantar Minggu sore 11 Juli 2004
Lebih terperinciUNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya
1 UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya Kelahiran Bodhisattva berikut menunjukkan bagaimana sebagai seorang pertapa, beliau mempraktikkan kemurahan hati dan pemberian secara terusmenerus,
Lebih terperinciCalyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016) Theravada. Wisjaya Mastiono. Teknik Multimedia / Fakultas Teknik
Pembuatan Aplikasi Video Panduan Puja Bakti Agama Buddha Theravada Wisjaya Mastiono Teknik Multimedia / Fakultas Teknik mastionowisjaya@gmail.com Abstraksi - Agama adalah ajaran yang mengatur kepercayaan
Lebih terperinciMahā Maṅgala Sutta (1)
Mahā Maṅgala Sutta (1) Azimat Buddhis Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Pseudo Sebab-Akibat Jangan memindah guci-abu-jenasah yang sudah disimpan di vihāra. Penempatan guci-abu. Ibu mengandung
Lebih terperinciKUMPULAN 50 TANYA JAWAB (16) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 24 September 2005 s.d.
KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (16) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 24 September 2005 s.d. 12 November 2005 1. Dari: Herlina, Medan Bhante, Selama ini sering ada pandangan
Lebih terperinciMANFAATKANLAH WAKTU ANDA
MANFAATKANLAH WAKTU ANDA Oleh : Lie Jan Tjong ( Aji ) 1. Waktu tidak terbatas. Berbicara tentang waktu, tentunya tidak terlepas dari putaran bumi yang mengelilingi matahari, yang disebut rotasi. Kita tidak
Lebih terperincio Di dalam tradisi Theravāda, pāramī bukanlah untuk Buddha saja, tetapi sebagai prak/k yang juga harus dipenuhi oleh Paccekabuddha dan sāvakā.
o Apakah yang dimaksud dengan pāramī? Pāramī adalah kualitas mulia seper/ memberi, dll., yang disertai oleh belas kasih dan cara- cara yang baik (upāya kosalla) serta /dak ternoda oleh nafsu- keinginan,
Lebih terperinciKāmāvacarasobhana Cittaṃ (1)
Kāmāvacarasobhana Cittaṃ (1) Kesadaran Indah-Lingkup Inderawi Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Saṅgaha: Pāpāhetukamuttāni, sobhanānīti vuccare. Ekūnasaṭṭhi cittāni, athekanavutīpi vā.
Lebih terperinciPermintaan Untuk Membabarkan Dhamma. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin
Permintaan Untuk Membabarkan Dhamma Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD Aspirasi Superior (Abhinīhāra) Setelah Aku menyeberang lautan saṃsāra d e n g a n u s a h a
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERKAWINAN MENURUT AGAMA BUDDHA. 3.1 Hakikat Perkawinan Menurut Agama Buddha
46 BAB III KONSEP PERKAWINAN MENURUT AGAMA BUDDHA 3.1 Hakikat Perkawinan Menurut Agama Buddha Perkawinan menurut Hukum Perkawinan Agama Buddha (HPAB), diartikan sebagai suatu ikatan lahir bathin antara
Lebih terperinciMari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur.
book Bakti Kepada Bakti Kepada Orangtua merupakan paduan ajaran klasik Buddha yang inspiratif dengan tampilan modern yang atraktif, sehingga merupakan sarana efektif untuk: membelajarkan sifat luhur sejak
Lebih terperinciMENJADI PEMENANG ARUS
MENJADI PEMENANG ARUS PENDAHULUAN Di dalam Agama Buddha kita mengenal adanya tingkat-tingkat kesucian yang dapat dicapai oleh seorang umat Buddha yang telah dapat mengerti melaksanakan dan menembus EMPAT
Lebih terperinciKEPUTUSAN MAHA SANGHA SABHA (PASAMUAN AGUNG) TAHUN 2002 SANGHA THERAVADA INDONESIA. Nomor : 02/PA/VII/2002
KEPUTUSAN Nomor : 02/PA/VII/2002 Tentang: PROGRAM KERJA LIMA TAHUN ( TAHUN 2002 2007 ) NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMASAMBUDDHASSA Memperhatikan : Musyawarah dan mufakat dalam Mahã Sangha Sabhã (Pesamuan
Lebih terperinciKUMPULAN 50 TANYA JAWAB (17) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 13 November 2005 s.
KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (17) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 13 November 2005 s.d 1 Januari 2006 1. Dari: Wibowo, Jakarta Namo Buddhaya, Bhante, saya ada beberapa
Lebih terperinciDiterbitkan Oleh: Sampul & Tata Letak: Jimmy Halim, Leonard Halim Tim Dana: Artafanti, Edwin Darius, Laura Perdana
Perlindungan Beruas Tiga Judul Asli: The Threefold Refuge Penulis: Nyanaponika Thera Penerjemah: Laura Perdana Editor: Andrea Kurniawan, Anne Martani, Sidharta Suryametta Apakah Tiga Permata Itu? Judul
Lebih terperinciVISUDDHI TISARANA DALAM TRADISI AGAMA BUDDHA THERĀVADA
VISUDDHI TISARANA DALAM TRADISI AGAMA BUDDHA THERĀVADA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Theologi Islam Pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Disusun Oleh : Rina Afriani 104032101000 JURUSAN
Lebih terperinciManfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin
Manfaatkan Waktu Semaksimal Mungkin Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Pernahkah anda merenungkan seberapa baik anda memanfaatkan waktu yang anda miliki? Dapat dipastikan jawabannya adalah TIDAK. Sebagian
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM INFORMASI Semester : 1
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM INFORMASI Semester : 1 Berlaku mulai: Gasal/2010 MATA KULIAH : AGAMA BUDHA KODE MATA KULIAH / SKS : 410101029 / 2 SKS MATA KULIAH PRASYARAT
Lebih terperinciKUMPULAN 50 TANYA JAWAB (3) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo
KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (3) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo 01. Dari: Rudi Hardjon Dhammaraja (Lim), Medan, Sumatera Utara Namo Buddhaya, Bhante dalam Ratana Sutta dinyatakan "Serta
Lebih terperincicontents 48 LIPUTAN 57 Sejuta Pelita Sejuta Harapan PANDEGILING NEWS 59 Sebulan Dalam Dhamma 2007
contents 48 4 Tiratana Salah satu fondasi terpenting dalam Buddhisme. Sudah saatnya kita belajar kembali tentang nilainilai mulia Buddha, Dhamma, dan Sangha, dan memahami apa sebenarnya makna perlindungan
Lebih terperinciVinaya: Yang Perlu Diketahui oleh Umat
DHAMMAVIHARI B U D D H I S T S T U D I E S Vinaya: Yang Perlu Diketahui oleh Umat Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Sepuluh Alasan Buddha Menetapkan Vinaya 1. Untuk kebaikan saṅgha (saṅghasuṭṭhutāya).
Lebih terperinciDāna. Pariyatti Sāsana hp ; pin. Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin. Sunday, October 6, 13
Dāna Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin Pariyatti Sāsana www.pjbi.org; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD Posisi Dāna di dalam Praktik Spiritual Buddhis Dāna menempati urutan pertama di: Penjelasan
Lebih terperinciKUMPULAN 50 TANYA JAWAB (12) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 08 Maret 2005 s.d. tanggal 26 April 2005
KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (12) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 08 Maret 2005 s.d. tanggal 26 April 2005 01. Dari: Harry Simanirja S, Banjarmasin Namo Buddhaya Bhante,
Lebih terperinciBHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN. Om Swastyastu, Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah, (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru)
BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN Om Swastyastu, Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah, (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru) Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang
Lebih terperinciKamma (7) Kamma Baik Lingkup-Indra. Dhammavihārī Buddhist Studies
Kamma (7) Kamma Baik Lingkup-Indra Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Tiga Jenis Virati 1. Pantangan kesempatan telah datang (sampattavirati) Seseorang, walaupun tidak sedang melatih
Lebih terperinciBAB V ANALISIS KOMPARATIF. daerah yang sama, yaitu India. Sehingga memiliki corak, budaya serta ritual
BAB V ANALISIS KOMPARATIF A. Persamaan Agama Hindu dan Budha merupakan satu rumpun agama dan berasal dari daerah yang sama, yaitu India. Sehingga memiliki corak, budaya serta ritual keagamaan yang terkandung
Lebih terperinciKaṭhina dan Serba-Serbinya. Bhikkhu Sikkhānanda
Kaṭhina dan Serba-Serbinya Oleh Bhikkhu Sikkhānanda Dipersembahkan sebagai Dana Dhamma Oleh Keluarga Besar Amir Sujono & Rima Sulastri Pendahuluan Pertama-tama penulis ucapkan semoga semua makhluk hidup
Lebih terperinciTIGA PERMATA MULIA. --Hari Asadha--
TIGA PERMATA MULIA --Hari Asadha-- Redaksi Sukhemadewi Tiandi Widayat Yensita Layout and Editing Andre Krislee Hery Ciaputra Michael Tanoto Pandapotan Sitinjak Renardi Winata Diterbitkan oleh: Sekretariat
Lebih terperinci"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.
Malam di Perkuburan Diposkan pada 03 Januari 2016 Sebelumnya saya tidak pernah tinggal di tanah perkuburan. Dan tak ingin tinggal di sana. Namun suatu saat saya mengajak seorang pa-kow. Ketika saya sampai
Lebih terperinciPūjā for Buddhist Culture Kids Compiled by Ashin Kusaladhamma
Pūjā for Buddhist Culture Kids Compiled by Ashin Kusaladhamma Published by Jakarta 2015 Title Pūjā for Buddhist Culture Kids Compiled & Edited by Ashin Kusaladhamma Indonesian translation by Tim Yasati
Lebih terperinciDhammacakka Pavattana Sutta!
Khotbah Pertama Dhammacakka Pavattana Sutta! (S 5:420-424) Bagian1 Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin! 2965F5FD Bertemu Pertapa Telanjang Upaka Setelah 49 hari retret, Buddha
Lebih terperinciSutta Magandiya: Kepada Magandiya (Magandiya Sutta: To Magandiya) [Majjhima Nikaya 75]
1 Sutta Magandiya: Kepada Magandiya (Magandiya Sutta: To Magandiya) [Majjhima Nikaya 75] Magandiya, seandainya ada seorang penderita kusta yang dipenuhi luka- luka dan infeksi, dimakan oleh cacing, menggaruk
Lebih terperinciKEPUTUSAN RAPAT KARAKA SANGHA SABHA (DEWAN PIMPINAN SANGHA) I/2001 SANGHA THERAVADA INDONESIA
Nomor : 01/RAPIM-I/II/01 MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN RAPAT KARAKA SANGHA SABHA (DEWAN PIMPINAN SANGHA) I/2001 BAB I : PROGRAM PELAKSANAAN KEGIATAN 2001 2002 SANGHA THERAVADA INDONESIA Pasal 1 : Program
Lebih terperinci21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)
21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya
Lebih terperinciI. Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b,c,d dan e pada jawaban yang tepat!
YAYASAN DHARMA BHAKTI SARIPUTRA SMA SARIPUTRA ULANGAN TENGAH SEMESTER Jl. RE. Martadinata Gg. Nakula No. 35 A Cikarang Utara Bekasi 17530 Telp (021) 8902473 Fax 89110570 Email : Sariputraschool@yahoo.com
Lebih terperinciKAMMA 1 Bukan kata lain dari fatalisme atau takdir. Pariyatti Sāsana hp ; pin!
KAMMA 1 Bukan kata lain dari fatalisme atau takdir Pariyatti Sāsana www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin! 2965F5FD KEMUNCULAN TEORI KAMMA Ciri khas agama-agama di India sejak awal periode Vedic (1750-500
Lebih terperinciKUMPULAN 50 TANYA JAWAB (11) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 18 Januari 2005 s.d. tanggal 07 Maret 2005
KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (11) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 18 Januari 2005 s.d. tanggal 07 Maret 2005 01. Dari: Jazica, Bandung 1. Apa arti kejahatan menurut
Lebih terperinciDhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015
Dhamma Inside Vol. 22 - September 2015 Kematian Yang Indah Akhir dari Keragu-raguan Orang-orang Kematian Yang Indah Oleh : Bhikkhu Santacitto Kematian adalah peristiwa yang tidak dapat dihindari oleh siapapun,
Lebih terperinciKEPUTUSAN KARAKASANGHASABHA (DEWAN PIMPINAN) SANGHA THERAVADA INDONESIA NOMOR: 01/RAPIM-I/III/2012 NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMASAMBUDDHASSA
Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya, JI. Agung Permai XV/12, Jakarta 14350 Telp (021) 64716739. Faks (021) 6450206. Vihara Mendut, Kotakpos 111, Kota Mungkid 56501, Magelang Telp (0293) 788236, Faks (0293)
Lebih terperinciPERTAPA GOTAMA MEMILIH JALAN TENGAH & ARIYASĀVAKA TANPA JHĀNA. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin!
PERTAPA GOTAMA MEMILIH JALAN TENGAH & ARIYASĀVAKA TANPA JHĀNA Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin! 2965F5FD JALAN TENGAH PERUMPAMAAN TENTANG KECAPI Gb: Vīnā (kecapi India)
Lebih terperinciSobhanacetasika (3) Dhammavihārī Buddhist Studies
Sobhanacetasika (3) Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Abhidhammatthasaṅgaha: (1) Ucapan-benar; (2) Perbuatan-benar; (3) Penghidupan-benar. Ketiganya dinamakan pantangan. (Sammāvācā sammākammanto
Lebih terperinciv 1 5 7 10 13 16 24 27 29 32 36 43 44 50 55 57 59 63 68 74 76 A. Pûjâbhatti Minggu (Tintin bertanya:) Apakah umat Buddha wajib ke vihâra setiap minggu? Kalau seseorang mengatakan umat Buddha wajib (harus)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pergilah, bekerjalah untuk keselamatan orang banyak, untuk kebahagiaan orang banyak, karena belas kasihan pada dunia, untuk kesejahteraan, untuk keselamatan,
Lebih terperinciKUMPULAN 50 TANYA JAWAB (6) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 11 Mei 2004 s.d. tanggal 30 Juni 2004
KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (6) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 11 Mei 2004 s.d. tanggal 30 Juni 2004 01. Dari: Jesika, Surabaya Namo Buddhaya, Bhante. Beberapa hari
Lebih terperinciDI MANAKAH SANG BUDDHA?
Y.M. Dr. K. Sri Dhammananda DI MANAKAH SANG BUDDHA? Where is The Buddha? DI MANAKAH SANG BUDDHA? Where is The Buddha? Di manakah sekarang Sang Buddha berada atau ke manakah Sang Buddha pergi? Ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada satu objek tertentu agar pikiran dapat lebih fokus. Dalam bahasa Pāli
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meditasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memusatkan pikiran pada satu objek tertentu agar pikiran dapat lebih fokus. Dalam bahasa Pāli meditasi disebut juga
Lebih terperinciDHAMMAPADA DHAMMAPADA
DHAMMAPADA BAB I. YAMAKA VAGGA - Syair Berpasangan BAB II. APPAMADA VAGGA - Kewaspadaan BAB III. CITTA VAGGA - Pikiran BAB IV. PUPPHA VAGGA - Bunga Bunga BAB V. BALA VAGGA - Orang Bodoh BAB VI. PANDITA
Lebih terperinciKUMPULAN 50 TANYA JAWAB (13) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 27 April 2005 s.d. tanggal 15 Juni 2005
KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (13) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 27 April 2005 s.d. tanggal 15 Juni 2005 01. Dari: Diah, Jakarta Bhante, Saya seorang Buddhis yang
Lebih terperinciPentahbisan Yasa dan Buddha Memulai Misinya. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin
Pentahbisan Yasa dan Buddha Memulai Misinya Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD Anattalakkhaṇa Sutta (S 3:67) Sutta tentang Karakteristik Bukan-diri dibabarkan 5 hari
Lebih terperinciLITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN
LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH PERSIAPAN - Umat bersaat teduh - Lonceng berbunyi - Penyalaan Lilin JEMAAT BERHIMPUN PANGGILAN
Lebih terperinciSurat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika
1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam
Lebih terperinciDhamma INSPIRASI KEHIDUPAN. (Kumpulan Tulisan)
Dhamma INSPIRASI KEHIDUPAN (Kumpulan Tulisan) 2 Cetakan kedua, Tangerang 2007 Desain cover : Finish Lay Out : Yudi Penerbit : Vihara Dharma Ratna Oleh : Bhikkhu Abhayanando Sebuah ungkapan Perjalanan yang
Lebih terperinciDEWAN PENGURUS DAERAH PEMUDA THERAVADA INDONESIA SUMATERA UTARA
www.patria.or.id Pesan Sang Buddha Bhikkhu Dhammavuddho Maha Thera DEWAN PENGURUS DAERAH PEMUDA THERAVADA INDONESIA SUMATERA UTARA www.patria.or.id 1 Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa PENDAHULUAN
Lebih terperinciSifat Agung dari Tiga Permata
Sifat Agung dari Tiga Permata Buddha Puncak proses evolusi spiritual selama 4 asaṅkheyya kappa dan 100.000 putaran dunia. Budh = memahami, mengerti, telah bangun : karena dia telah memahami 4KM dan bangkit
Lebih terperinciEmpat Kebenaran Mulia. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin 7E9064DE
Empat Kebenaran Mulia Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin 7E9064DE Nilai Penting Empat Kebenaran Mulia Para bhikkhu, dikarenakan tidak memahami, tidak menembus Empat Kebenaran
Lebih terperinciDhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015
Dhamma Inside Vol. 23 - Oktober 2015 Bersikap Ramah Standar Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri Bersikap Ramah Oleh : Bhikkhu Santacitto Pada umumnya, ramah dipahami sebagai sikap positif yang
Lebih terperinci