BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pergilah, bekerjalah untuk keselamatan orang banyak, untuk kebahagiaan orang banyak, karena belas kasihan pada dunia, untuk kesejahteraan, untuk keselamatan, untuk kebahagiaan dewadewa dan manusia 1 Perintah ini merupakan salah satu ajaran kasih Sang Buddha kepada sesama mahluk hidup, terutama manusia. Ajaran yang mengajak manusia, khususnya umat Buddhis, untuk hidup demi terciptanya kebahagiaan orang lain. Ajaran tersebut dipahami sebagai jalan hidup yang membutuhkan pengorbanan diri untuk orang lain. Selain ajaran Buddha, sebagaimana diuraikan di atas, kita pun dapat menjumpai ajaran tentang pengorbanan diri untuk kebahagiaan orang lain dalam Kekristenan. Ajaran itu tercermin, misalnya dalam perintah Yesus:...Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri... (Matius 22 : 39). Dalam perintah di atas Yesus mengajarkan agar murid-muridnya mengasihi sesama manusia, yatiu siapa saja, atau semua manusia. Contoh yang dikemukakan oleh Yesus adalah perumpamaan tentang seorang Samaria yang baik hati (Lukas 10 : 25-37). Dalam perumpamaan itu diungkapkan bahwa menjadi sesama manusia bagi orang yang dirampok adalah orang yang mau menolong dan berkorban untuk orang lain. Yesus mengumpamakan bahwa korban perampokan tersebut adalah orang Yahudi, yang dalam keadaan terluka parah. Kemudian seorang Samaria memberikan pertolongan dan menyerahkannya ke sebuah penginapan untuk dirawat sampai sembuh, dia juga meninggalkan sejumlah uang untuk perawatan orang Yahudi itu. Sedangkan pada masa itu orang Samaria dan orang Yahudi sedang dalam keadaan tidak rukun. Demikianlah seorang kristen seharsunya bersikap sebagai sesama bagi orang lain. Berdasarkan uraian di atas, kita dapat melihat adanya kesamaan, yaitu agar manusia, dalam kehidupannya menerapkan kasih. Hal inilah yang akan menjadi pokok bahasan penulis dalam karya ini, yatiu melihat lebih dalam ajaran Buddha yang mengajarkan agar umatnya melakukan banyak kebaikan dalam kehidupan sehari-hari, yang dikenal dengan istilah Sila atau peraturan/disiplin. 1 Honig Jr, Ilmu Agama, Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1988, hal Bdk. S. Tachibana, The Ethics Of Budhhism, New York, Barnes & Noble Book 1975, hal ; Maha Pandita Sumedha Widyadharma, Dhamma-Sari, Jakarta, Yayasan Kanthaka Kencana, 1991, hal Pandita Sumedha berpendapat bahwa Agama Buddha didasarkan pada Cinta Kasih - belas kasihan. Demikian juga etika budhhis diusahakan demi kepentingan/ kebaikan (kebahagiaan) bagi banyak orang.

2 2 Bhikkhu Jotidhammo menyatakan bahwa, teori etika Buddhis ditemukan dalam perwujudanperwujudan praktek dari beberapa peraturan/disiplin. 2 Dengan menerapkan ajaran buddha dalam Pancasila atau Sila dalam 8 jalan kebenaran, berarti umat Buddha sudah mempraktekkan peraturan atau disiplin. Dengan demikian mereka telah melakukan etika Buddhis 3. B. Pokok Permasalahan Penelitian Apabila kedua ajaran tersebut sama-sama menuntut penerapan etika dalam kehidupan seharihari, apakah keduanya juga mempunyai pokok-pokok ajaran yang sama sehingga menuntut penerapan etika yang sama dalam kehidupan? Pertanyaan ini muncul karena tampak dengan jelas bahwa kedua ajaran di atas muncul dari tokoh yang berbeda, yang hidup dalam zaman dan tempat yang berbeda juga. Sebagai orang Kristen yang melihat adanya persamaan tuntutan penerapan nilai etis dalam kehidupan sehari-hari dari kedua ajaran tersebut, penyusun tertarik untuk meneliti tentang alasan yang menyebabkan munculnya tuntutan penerapan etika dari Sang Buddha. Mengapa tuntutan penerapan etika dalam kehidupan itu muncul? Hal inilah yang menjadi pergulumulan penyusun, yaitu ingin mengetahui lebih dalam lagi mengenai etika Budhhis. Mengapa etika Buddhis menjadi sesuatu yang menarik dan perlu dijadikan pergumulan? etika Budhhis dikenal sebagai kode moral yang sempurna, menurut Prof. Max Muller, Kode moral agama Buddha adalah salah satu yang paling sempurna di dunia ini 4. Dan menurut Prof. Rhys Davids mengatakan: Umat Buddha atau bukan umat Buddha, saya telah menguji setiap agama yang paling besar di dunia; dan tak satupun dari mereka saya temukan sesuatu yang melebihi keindahan dan kelengkapan Jalan Mulia Berunsur Delapan Sang Buddha Etika Budhhis berorientasi pada praktek nyata dalam kehidupan umat, mengedepankan praktek dalam kehidupan sehari-hari. 2 Bhikkhu Joti Dhammo, Pancasila Buddhis dalam Etika-Sejarah, Teologi dan Etika Agama-Agama, Yogyakarta, Interfidei, 2003, hal Bagi umat Buddhis istilah etika tidak akrab bagi mereka, istilah yang lebih dikenal adalah Sila (kesusilaan, tata susila, tindakan moral). Hal ini penyusun dapatkan dari hasil wawancara dengan samanera...tanggal,...di Vihara Mendut. Selain itu penyusun juga menemukan istilah sila lebih banyak digunakan dalam literatur atau buku-buku agama Buddha. Sehingga penggunaan etika Buddhis akan dipahami sebagai sila oleh umat Buddhis. Dalam pembahasan selanjutnya kedua istilah ini akan digunakan. 4 Mahathera Ven. NARADA, Sang Buddha dan Ajaran-AjaranNya, Jakarta, Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda, hal Ven. NARADA Mahathera, hal. 15.

3 3 Berdasarkan alasan di atas, dalam skripsi ini, penyusun akan membahas tentang etika Buddhis. Untuk membahas etika Buddhis kita pun harus berbicara tentang inti dari ajaran Buddha karena inti ajaran Buddha merupakan landasan (dasar) praktek etika Buddhis dan juga penerapannya. Etika Buddhis yang dimaksud (bahkan oleh kita yang bukan umat Buddhis), misalnya perintah jangan membunuh, artinya sama sekali tidak diperbolehkan menyakiti apalagi membunuh mahkluk yang bernyawa yakni tumbuhan, hewan, manusia. Di samping itu, etika Buddhis juga menawarkan hubungan antara manusia yang sangat praktis, yang didasarkan pada filosofi yang dalam. Dalam pandangan tentang materi, Buddha mengajarkan bahwa materi tidak mampu membahagiakan manusia. 6 Bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah fana, sehingga tidak dapat memberikan kebahagiaan sejati. Sila atau kesusilaan dalam agama Buddha sangat beragam dan detail. Disebut beragam karena sila tersebut diberikan berbeda-beda untuk tiap pelaksananya, dan dikatakan detail karena sila tersebut disesuaikan dengan kemampuan pelaksaannya. Sila ini terkandung dalam inti ajaran Sang Buddha, yaitu dalam Kebenaran/ Kesunyataan Mulia tentang lenyapnya Dukkha; Jalan (tengah) Utama beruas 8 ialah: 1.Pengertian Benar, 2.Pikiran Benar, 3.Ucapan Benar, 4.Perbuatan Benar, 5.Pencaharian Benar, 6.Daya-upaya Benar, 7.Perhatian Benar, 8.Konsentrasi Benar. Sila yang dimaksud terdiri dari point 3.Ucapan Benar, 4.Perbuatan Benar, 5.Pencaharian Benar. Selain sila yang terkandung dalam Jalan Utama Beruas 8 ini, terdapat juga Pancasila. Yaitu lima Peraturan Moral, yang berlaku untuk umat awam. Perintah-perintah itu adalah ; 1.Jangan membunuh, 2.Jangan mencuri, 3.Jangan berzinah, 4.Jangan mengucapkan yang tidak benar, 5.Jangan minum-minuman yang memabukkan atau menikmati makanan secara berlehihan. 7 Kedua Sila ini berlaku baik untuk umat awam, untuk para samenera (calon Bhikkhu), dan Bhikkhu. Namun untuk kedua golongan terakhir ada tambahan sila, dalam kitab Vinaya, mereka mempunyai sekitar 227 sila untuk Bhikku dan 300 sila untuk Bhikkuni. 8 Penerapan etika Buddhis diharapkan akan menjadikan manusia yang lebih baik dan berbudi luhur. Seseorang yang taat dalam agamanya akan ditunjukkan lewat sikap dan tingkah laku orang itu. Sebab seseorang yang mengaku taat beragama, tidak tega merusak dan menghancurkan barang 6 Pandangan bahwa segala sesuatu yang ada didalam dunia ini tidak kekal (anicca), dan setiap yang tidak kekal akan menimbulkan penderitaan. Lebih jauh lagi hal ini diterapkan dalam menilai setiap benda dan materi bahkan mahkluk hidup yang ada disekitar kita. Bahwa segala sesuatu itu harus dilihat dari sudut pandang yang benar dan apa adanya (realitas) sesungguhnya. 7 Larangan-larangan tersebut kita dapat lihat tertulis dalam Keluaran 20: 1-17, Ulangan 5: S. Tachibana,.hal, 80.

4 4 milik orang lain, apalagi kehidupan sesama. Buddha menolak secara tegas cara-cara yang penuh kekerasan (ahimsa). Dalam agama Buddha seseorang semakin mendalami ajaran Buddha, maka orang itu semakin bijak dalam pikiran dan perbuatan. Oleh sebab itu Jalan Utama beruas 8 dan Lima Perintah Moral adalah etika (petunjuk moral dalam membangun hubungan baik dengan manusia dan alam) bagi pemeluk agama Buddha. 9 Demikian halnya apa yang diajarkan oleh Yesus Kristus, kasih kepada sesama manusia, menjadi dasar dari sikap dan tingkah laku sehari-hari. Mengasihi manusia bukanlah sesuatu yang hanya ada di dalam hati, tetapi secara nyata diwujudkan dalam hubungan dengan sesama dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai ajaran dari Yesus didasarkan pada kasih dan anugerah Allah. Di mana peranan Allah adalah yang utama, baik dalam penciptaan maupun dalam menyelamatkan manusia. Selain itu Yesus juga mengajarkan tentang Kerajaan Allah (adanya syalom) yang dinyatakan dalam dunia. Sedangkan pengajaran Buddha didasarkan pada pencapaian pencerahan sempurna. Lalu apa yang dapat diteliti dari kedua hal di atas? Adakah relevansi pengajaran Etika Buddhis bagi kehidupan umat Kristen? Artinya, apakah Etika Buddhis dapat memberikan makna baru dan penghayatan yang lebih dalam bagi umat Kristen untuk mengahayati iman dan ajaran Yesus lebih dalam lagi? Berdasarkan seluruh uraian tentang pokok permasalahan tersebut, penyusun ingin meneliti beberapa pertanyaan yang menjadi pokok permasalahan dalam skripsi. Berikut pertanyaanpertanyaan yang akan dijawab dalam skripsi ini: 1. Apakah inti ajaran agama Buddha (sebagai pemandu untuk memahami etika budhhis)? 2. Apakah etika Buddha itu? 3. Apakah dasar dan tujuan (yang ingin dicapai) dari penerapan etika budhhis bagi pelaksananya? 4. Apakah relevansi Etika Buddhis bagi kehidupan umat Kristen? Judul Skripsi yang diajukan penyusun adalah : Etika Budhhis (Relevansinya bagi umat Kristen ) 9 Dikutip oleh Honig Jr, hal Bdk Bhikkhu Joti Dhammo, hal Lih. Bikkhu Jotidhammo, hal

5 5 C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai penyusun dari penelitian ini adalah untuk memahami pokokpokok ajaran agama Buddha, khususnya etika Budhhis. Dengan mengenal nilai-nilai etika yang dimikili oleh umat Budhhis dengan benar. Dengan begitu sebagai umat Kristen kita dapat bersikap dengan benar terhadap umat Buddhis, selain itu penyusun telah meneliti relevansi dari etika Buddhis bagi kehidupan umat Kristen, sehingga dengan demikian kita (umat Kristen) dapat diperkaya 10, dan dapat memaknai keimanan kita dalam Yesus Kristus lebih dalam lagi.. D. Metode Penelitian Dalam penyusunan karya ini penyusun menggunakan metode deskriptif-analitis. Metode deskripsi digunakan untuk memaparkan atau menguraikan pokok-pokok ajaran Buddha dan etika Buddhis. Penyusun menggunakan metode ini karena pokok-pokok ajaran Buddha dan etika Buddhis akan lebih mudah dipahami dengan cara dijelaskan atau diuraikan. Sedangkan penggunaan metode analisa adalah untuk menemukan melihat relevansi etika Buddhis bagi umat Kristen. Untuk mendapatkan data, penyusun mengadakan penelitian yang sifatnya observasi dan juga melakukan studi kepustakaan. Penelitian yang sifatnya observasi ini dilakukan bertujuan untuk mengenal dan mengetahui langsung dari umat Buddhis sendiri dan dari samanera atau bhikkhu, yang sehari-hari menerapkan etika tesebut. Caranya adalah dengan tinggal bersama dengan mereka di Vihara Mendut, mengadakan wawancara, atau bentuk dialog ringan. Sedangkan tujuan dari studi kepustakaan adalah untuk mengumpulkan data yang akurat dari sumber-sumber tertulis atau bukubuku agama Buddha. Karena data yang dibutuhkan adalah mengenai konsep-konsep dan teori-teori baik inti ajaran Buddha maupun teori dari etika buddhis sendiri. Data-data berupa teori dan konsep seperti di atas banyak ditemukan dalam buku-buku atau sumber tertulis agama Buddha. 10 Lih. Eka Darmaputera, Seri Etika sederhana untuk semua-perkenalan pertama, Jakarta, BPK Gunung Mulia, hal. 96. Bahwa belajar etika, harus menyadari bahwa etika itu sendiri harus merupakan sesuatu yang terbuka dan dinamis. Analisa etis harus merupakan interaksi antar disiplin ilmu, dengan konteks budaya sekitar, berorientasi pada masalah-masalah kongkret, dan peka terhadap perkembangan.

6 6 E. Sistematika Penulisan Berdasarkan pertimbangan dalam pembahasan sebelumnya, mengenai latar belakang, pokok pembahasan, tujuan dan metode penelitian maka untuk memudahan pembahasan karya ini penyusun akan menulisnya dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Bab II Membahas Inti agama Buddha. Dalam bab ini penyusun akan menguraikan riwayat hidup Sang Buddha dan pokok-pokok ajarannya. Di antaranya adalah : 1. Empat Kesunyataan Mulia, 2. Kamma,3. Tilakhana, 4. Paticcasamuppada, 5. Nibbana. Bab III Membahas Etika Buddhis dan penerapannya dalam kehidupan umat Buddha. Penyusun akan menguraikan tentang Etika Buddha dan penerapannya. Baik dalam kehidupan umat, mau pun yang biasa dipraktekkan oleh para samanera dan para bhikkhu. Bab IV Relevansi dan sumbangan bagi kehidupan umat Kristen. Penyusun akan meneliti relevansi dari etika Buddhis bagi kehidupan umat Kristen. Sebagai karya teologi maka karya ini akan memuat pembahasan Etika Kristen dengan nilai-nilai kekristenan yang terkandung di dalamnya. Yaitu dalam hal ini peraturan-peraturan moral, yang diteladankan Yesus, dan diperintahkan kepada para pengikutnya. Pada akhirnya penyusun akan membuktikkan bahwa etika buddhis memberikan makna atau penghayatan lebih dalam bagi umat Kristen dalam memahami ajaran dan perintah Yesus. Bab V Kesimpulan dan saran. Sebagai penutup karya ini, penyusun akan mencoba membuat kesimpulan dan berusaha memberikan saran sesuai dengan pembahasan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. 1 Ucapan Petrus dalam suatu dialog dengan Yesus ini mungkin

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (6/6)

Seri Kedewasaan Kristen (6/6) Seri Kedewasaan Kristen (6/6) Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Bersaksi dan Memuridkan Orang Lain Kode Pelajaran : OKB-T06 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB Kasih Allah Untuk Orang Berdosa Hari ini kita mau belajar tentang kasih Allah. Untuk menghargai kasih Allah kepada kita, kita harus pertama-tama

Lebih terperinci

WORLDWIDE BROTHERHOOD

WORLDWIDE BROTHERHOOD Ambassadors of a WORLDWIDE BROTHERHOOD MEDITASI KE-2 : PERUMPAMAAN TENTANG ORANG SAMARIA YANG MURAH HATI LECTIO / BACAAN: (Lukas 10: 25-37) Seorang peserta membacakan Injil ini dengan jelas. Anda juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Etika merupakan refleksi atas moralitas. Akan tetapi, sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, etika bukan sekedar refleksi tetapi refleksi ilmiah tentang tingkah

Lebih terperinci

DALAM AGAMA BUDDHA AGAMA DIKENAL DENGAN:

DALAM AGAMA BUDDHA AGAMA DIKENAL DENGAN: A. DEFINISI AGAMA 1. Mennurut KBBI : suatu sistem, prinsip kepercayaan kepada tuhan (dewa & sebagainya) dengan ajaran kebaktian dan kewajiba-kewajiban yang bertalian dengan ajaran itu 2. Atau seperangkat

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Seperti diketahui bersama bahwa dalam kehidupan orang Kristen saat ini, gereja adalah sebuah identitas yang sangat penting bagi orang-orang percaya kepada

Lebih terperinci

Pertemuan I Menyembuhkan Orang Busung Air (Lukas 14:1-6)

Pertemuan I Menyembuhkan Orang Busung Air (Lukas 14:1-6) Pertemuan I Menyembuhkan Orang Busung Air (Lukas 14:1-6) 13 Doa Pembuka Pemandu mengajak seluruh peserta berdoa memohon bimbingan Roh Kudus agar dapat memahami firman Allah yang hendak dibaca dan direnungkan.

Lebih terperinci

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Dasar (SD)

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Dasar (SD) 6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan

Lebih terperinci

B. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA

B. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA - 18 - B. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA KELAS: I ajaran agama yang dianutnya teman, dan guru 1.1 Menerima dirinya sebagai ciptaan Allah 1.2 Mensyukuri kegunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kebebasan merupakan hal yang menarik bagi hampir semua orang. Di Indonesia, kebebasan merupakan bagian dari hak setiap individu, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan sebuah bentuk perjumpaan manusia dengan Allah, pun juga dengan corak masing-masing sesuai dengan pengalaman iman dari setiap individu atau

Lebih terperinci

PEMBERIAN SEBAGAI WUJUD PELAYANAN KASIH 2 Korintus 8:1-15 I Gede Puji Arysantosa

PEMBERIAN SEBAGAI WUJUD PELAYANAN KASIH 2 Korintus 8:1-15 I Gede Puji Arysantosa PEMBERIAN SEBAGAI WUJUD PELAYANAN KASIH 2 Korintus 8:1-15 I Gede Puji Arysantosa Tujuan: Jemaat memahami bahwa pemberian (sumber daya, ide, waktu, dana, dan materi) merupakan salah satu wujud perbuatan

Lebih terperinci

Aturan -Moralitas Buddhis

Aturan -Moralitas Buddhis 1 35 Aturan -Moralitas Buddhis Pengertian, Penjelasan, dan Penerapan Ronald Satya Surya i 1 3ii 1 3Buku ini saya dedikasikan untuk: Ibu yang mencurahkan cinta dan kasih sayangnya tanpa pernah mengeluh,

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus Kristus, keempat injil ini adalah Injil Matius, Markus, Lukas dan

Lebih terperinci

25. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD

25. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD 25. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I 1. menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 1.1 menerima dan mensyukuri dirinya sebagai ciptaan 1.2 menerima dan

Lebih terperinci

I.1. PERMASALAHAN I.1.1.

I.1. PERMASALAHAN I.1.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. PERMASALAHAN I.1.1. Latar Belakang Masalah Gereja adalah perwujudan ajaran Kristus. AjaranNya tidak hanya untuk diucapkan, melainkan juga untuk diperlihatkan secara nyata di dalam

Lebih terperinci

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN BEKERJA UNTUK YANG KECANDUAN REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN Setiap reformasi yang benar mendapat tempat dalam pekerjaan keselamatan dan cenderung mengangkat jiwa kepada satu kehidupan yang baru

Lebih terperinci

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD)

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD) 21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban) EDISI KEDUA VERSI 2.0 Kata Pengantar Selama bertahun-tahun, umat Allah telah menggunakan sekumpulan pertanyaan dan jawaban untuk membantu

Lebih terperinci

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Kata agama berasal dari kata dalam bahasa Pali atau bisa juga dari kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata gacc, yang artinya adalah pergi

Lebih terperinci

Title: Preached by Dr. w eugene SCOTT, PhD., Stanford University Copyright 2007, Pastor Melissa Scott. - all rights reserved

Title: Preached by Dr. w eugene SCOTT, PhD., Stanford University Copyright 2007, Pastor Melissa Scott. - all rights reserved Title: Preached by Dr. w eugene SCOTT, PhD., Stanford University Copyright 2007, Pastor Melissa Scott. - all rights reserved KOMUNI (PERJAMUAN KUDUS) Disampaikan oleh Dr. w eugene SCOTT, PhD., Stanford

Lebih terperinci

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. 03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sejak manusia pertama (Adam) jatuh ke dalam dosa, seperti dikisahkan pada kitab Kejadian dari Alkitab Perjanjian Lama, maka pintu gerbang dunia terbuka

Lebih terperinci

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) 10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Tidak seorangpun ingin dilahirkan tanpa dekapan lembut seorang ibu dan perlindungan seorang ayah. Sebuah kehidupan baru yang telah hadir membutuhkan kasih untuk bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang

BAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Teks Membuka Kitab Suci Perjanjian Baru, kita akan berjumpa dengan empat karangan yang cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita

Lebih terperinci

SĪLA-2. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

SĪLA-2. Pariyatti Sāsana  hp ; pin! SĪLA-2 Pariyatti Sāsana www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin! 2965F5FD Murid-buangan (Upāsakacaṇḍāla) Vs Murid-permata (upāsakaratana) Murid buangan atau pengikut-yang-ternoda (upāsakamala) atau pengikut-kelas-bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila terutama pada sila yang pertama,

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #19 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

RESENSI BUKU Jesus Behaving Badly: The Puzzling Paradoxes of the Man from Galilee

RESENSI BUKU Jesus Behaving Badly: The Puzzling Paradoxes of the Man from Galilee RESENSI BUKU Judul : Jesus Behaving Badly: The Puzzling Paradoxes of the Man from Galilee Penulis : Mark L. Strauss Penerbit : Inter-Varsity Tahun : 2015 Halaman : 221 halaman Sekitar tahun 1990-an muncul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seringkali kita mendengar dan membaca bahwa negara kita yaitu negara Indonesia adalah negara yang beragama. Dikatakan demikian, karena pada umumnya setiap warga negara

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA - 165 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA KELAS VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas/Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi : Memahami

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Kematian merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Siapa saja bisa mengalami hal itu, baik tua atau pun muda, miskin atau pun kaya, baik perempuan atau

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MAHA SANGHA SABHA (PASAMUAN AGUNG) TAHUN 2002 SANGHA THERAVADA INDONESIA. Nomor : 02/PA/VII/2002

KEPUTUSAN MAHA SANGHA SABHA (PASAMUAN AGUNG) TAHUN 2002 SANGHA THERAVADA INDONESIA. Nomor : 02/PA/VII/2002 KEPUTUSAN Nomor : 02/PA/VII/2002 Tentang: PROGRAM KERJA LIMA TAHUN ( TAHUN 2002 2007 ) NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMASAMBUDDHASSA Memperhatikan : Musyawarah dan mufakat dalam Mahã Sangha Sabhã (Pesamuan

Lebih terperinci

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela. Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #5 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #5 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang tentunya pernah merasakan dan berada dalam keadaan sakit, baik itu sakit yang sifatnya hanya ringan-ringan saja seperti flu, batuk, pusing

Lebih terperinci

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) 6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tertentu. Untuk menjawab topik dari penelitian ini, yakni Etika Global menurut Hans Küng

BAB V PENUTUP. tertentu. Untuk menjawab topik dari penelitian ini, yakni Etika Global menurut Hans Küng BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Pertama, sebuah konsep etika dibangun berdasarkan konteks atau realita pada masa tertentu. Untuk menjawab topik dari penelitian ini, yakni Etika Global menurut Hans Küng ditinjau

Lebih terperinci

Basuh Kaki. Mendapat Bagian dalam Tuhan HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Basuh Kaki. Mendapat Bagian dalam Tuhan HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Basuh Kaki Mendapat Bagian dalam Tuhan GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150,

Lebih terperinci

KEPASTIAN KESELAMATAN DALAM YESUS KRISTUS KEMATIAN ORANG PERCAYA PERSEKUTUAN PENDALAMAN ALKITAB

KEPASTIAN KESELAMATAN DALAM YESUS KRISTUS KEMATIAN ORANG PERCAYA PERSEKUTUAN PENDALAMAN ALKITAB KEPASTIAN KESELAMATAN DALAM YESUS KRISTUS KEMATIAN ORANG PERCAYA PERSEKUTUAN PENDALAMAN ALKITAB Apakah tujuan dari kematian dalam hidup orang Kristen? Apa yang terjadi dengan tubuh dan jiwa saat kematian?

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL

PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL Lenda Dabora Sagala STT Simpson Ungaran Abstrak Menghadapi perubahan sosial, Pendidikan Agama Kristen berperan dengan meresponi perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2000, p.11

BAB I PENDAHULUAN. 2000, p.11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan Pandangan tradisional yang mengatakan bahwa keluarga yang ideal adalah keluarga dimana suami berperan sebagai pencari nafkah dan istri menjalankan fungsi pengasuhan

Lebih terperinci

Orang Kristen Dan Dirinya Sendiri

Orang Kristen Dan Dirinya Sendiri Orang Kristen Dan Dirinya Sendiri Negara kecil itu sedang dilanda perang saudara dan kaum gerilya bertempur di mana-mana. Seorang pemuda ditangkap dan nyawanya terancam jika ia tidak mau melepaskan agama

Lebih terperinci

BAB IV PEMAHAMAN TENTANG PERSEMBAHAN

BAB IV PEMAHAMAN TENTANG PERSEMBAHAN BAB IV PEMAHAMAN TENTANG PERSEMBAHAN Persembahan identik secara formal dengan memberikan sesuatu untuk Tuhan. Berkaitan dengan itu, maka dari penelitian dalam bab tiga, dapat disimpulkan bahwa, pemahaman

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KTSP DAN K13 PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI KELAS 7

PERBANDINGAN KTSP DAN K13 PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI KELAS 7 PERBANDINGAN KTSP DAN K13 PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI KELAS 7 (oleh aendydasaint.wordpress.com) KURIKULUM 2013 (Kompetensi Inti:) 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.

Lebih terperinci

LITURGI SABDA. Tahun C Hari Minggu Biasa XV

LITURGI SABDA. Tahun C Hari Minggu Biasa XV 1 Tahun C Hari Minggu Biasa XV LITURGI SABDA Bacaan Pertama Ul. 30 : 10-14 Firman itu sangat dekat padamu, hendaklah engkau melaksanakannya. Bacaan diambil dari Kitab Ulangan: Pada waktu itu, Musa memanggil

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Permasalahan The Meeting Place of World Religions. 1 Demikianlah predikat yang dikenakan pada Indonesia berkaitan dengan kemajemukan agama yang ada. Selain majemuk

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan keberagaman, di mana negara ini terdiri dari berbagai suku yang memiliki bahasa, budaya, bahkan kepercayaan (agama)

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #34 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #34 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #34 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #34 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Artikel ilmiah Tema Politik dan Agama Buddha MENUJU KEPEMIMPINAN YANG DEMOKRATIS MENURUT AJARAN BUDDHA

Artikel ilmiah Tema Politik dan Agama Buddha MENUJU KEPEMIMPINAN YANG DEMOKRATIS MENURUT AJARAN BUDDHA Artikel ilmiah Tema Politik dan Agama Buddha MENUJU KEPEMIMPINAN YANG DEMOKRATIS MENURUT AJARAN BUDDHA OLEH: SACCA HANDIKA MENUJU KEPEMIMPINAN YANG DEMOKRATIS MENURUT AJARAN BUDDHA SACCA HANDIKA ABSTRAK

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (3/6)

Seri Kedewasaan Kristen (3/6) Seri Kedewasaan Kristen (3/6) Nama Kursus   : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab untuk Hidup Benar dan Menggunakan                 Karunia-karunia

Lebih terperinci

Lesson 9 for May 27, 2017

Lesson 9 for May 27, 2017 Lesson 9 for May 27, 2017 Pada bagian awal dari surat Petrus yang kedua, dia menulis tentang iman sehingga kita supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu. (2 Pet 1:15). Dia

Lebih terperinci

Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, Ev. Andrew Kristanto

Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, Ev. Andrew Kristanto Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, 24 25 Ev. Andrew Kristanto Dalam Kitab Suci, Tuhan membangkitkan orang-orang untuk membuka jalan bagi Yesus Kristus. Salah satunya adalah Yohanes Pembaptis. Tuhan juga menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama memiliki pengaruh besar terhadap tindakan dan prilaku manusia yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan aturan-aturan dan ideologi

Lebih terperinci

ALKITAB. Alkitab The Bible Halaman 1

ALKITAB. Alkitab The Bible Halaman 1 ALKITAB Pengantar Perempuan manakah yang tidak menghargai surat cinta dari orang yang ia cintai? Dalam diri kita semua terdapat suatu kebutuhan untuk mengetahui bahwa kita diperhatikan dan dihargai, terutama

Lebih terperinci

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS MAKALAH 3 BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS Oleh Herlianto herlianto@yabina.org (Depok, Indonesia) ( Ya y a s a n b in a a w a m ) *) Makalah ini disampaikan dalam rangka Seminar Pneumatologi yang diselenggarakan

Lebih terperinci

40 Perumpamaan Yesus dalam 7 Kategori II: Allah Menyatakan Kebaikan-Nya Melalui

40 Perumpamaan Yesus dalam 7 Kategori II: Allah Menyatakan Kebaikan-Nya Melalui Ringkasan Khotbah 07 April 2013 40 Perumpamaan Yesus dalam 7 Kategori II: Allah Menyatakan Kebaikan-Nya Melalui Perbuatan Anak-anak-Nya: Pria Samaria yang Peduli (Lukas 10:25-37) Oleh: GI Peter Yoksan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pada saat ini, bangsa Indonesia dilanda dan masih berada di tengah-tengah krisis yang menyeluruh, krisis multidimensi. Kita dilanda oleh krisis politik,

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP GBPP

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP GBPP GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP GBPP 10.05.03 005 Revisi Ke 2 Tanggal 1 September 2015 Dikaji Ulang Oleh Ketua Program Studi Ilmu Gizi Dikendalikan Oleh GPM Disetujui

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 8 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) 6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 07Fakultas EKONOMI PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Sebagai Sistem Etika (1) Gunawan Wibisono SH MSi Program Studi Manajemen S1 Pengertian Etika Etika adalah kajian ilmiah terkait dengan etiket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk sosial karena merupakan bagian dari masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami kecelakaan lalu lintaspun pasti

Lebih terperinci

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

Yesus Adalah Juru Selamat Manusia. pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya

Yesus Adalah Juru Selamat Manusia. pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya Pelajaran Kedua Yesus Adalah Juru Selamat Manusia Apabila kita bicara tentang Juru Selamat, mungkin sementara orang mengajukan pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya diselamatkan?

Lebih terperinci

Para rasul dan orang-orang Kristen yang mula-mula menganggap kedatangan Kristus kedua kali adalah pengharapan yang penuh bahagia (Tit.

Para rasul dan orang-orang Kristen yang mula-mula menganggap kedatangan Kristus kedua kali adalah pengharapan yang penuh bahagia (Tit. Para rasul dan orang-orang Kristen yang mula-mula menganggap kedatangan Kristus kedua kali adalah pengharapan yang penuh bahagia (Tit. 2:13; bandingkan Ibr. 9:28). Kesaksian Kitab Suci. Kepastian Kedatangan

Lebih terperinci

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014)

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) (Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) Para Ibu/Bapak, Suster/Bruder/Frater, Kaum muda, remaja dan anak-anak yang yang terkasih dalam Kristus, 1. Bersama dengan

Lebih terperinci

D. ucapan benar E. usaha benar

D. ucapan benar E. usaha benar 1. Keyakinan yang dituntut dalam agama Buddha adalah A. keyakinan tanpa dasar terhadap seluruh ajaran Buddha B. keyakinan yang muncul dari proses pembelajaran, pengalaman, dan perenungan C. keyakinan yang

Lebih terperinci

PANCASILA. Sebagai Sistem Etika. Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK. H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Modul ke: Fakultas Teknik

PANCASILA. Sebagai Sistem Etika. Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK. H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Modul ke: Fakultas Teknik Modul ke: PANCASILA Sebagai Sistem Etika Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK Fakultas Teknik H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Program Studi Teknik Industri www.mercubuana.ac.id Latar Belakang

Lebih terperinci

MATERI V BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA

MATERI V BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA 1. PENGANTAR Keluarga Kristiani dipanggil untuk menjadi rasul kehidupan Setiap pasangan suami-istri dipanggil oleh Tuhan untuk bertumbuh dan berkembang dalam

Lebih terperinci

IDENTITAS KRISTEN DAN PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI TENGAH KEMAJEMUKAN Fonita Babang Noti, I Putu Ayub Darmawan STT Simpson

IDENTITAS KRISTEN DAN PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI TENGAH KEMAJEMUKAN Fonita Babang Noti, I Putu Ayub Darmawan STT Simpson IDENTITAS KRISTEN DAN PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI TENGAH KEMAJEMUKAN Fonita Babang Noti, I Putu Ayub Darmawan STT Simpson ABSTRAK Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk. Hidup dalam

Lebih terperinci

Apa yang dimulai dengan ketaatan sederhana pada panggilan Yesus akhirnya mengubah hidup mereka, dan pada puncaknya, mengubah dunia.

Apa yang dimulai dengan ketaatan sederhana pada panggilan Yesus akhirnya mengubah hidup mereka, dan pada puncaknya, mengubah dunia. L. E. V. E. L O. N. E BAGIAN PERTAMA: HIDUP YANG MEMURIDKAN ORANG LAIN (DISCIPLE MAKER) 1: Apakah itu seorang Murid? Dua ribu tahun yang lalu, Yesus berjalan ke segelintir orang dan berkata, "Ikutlah Aku."

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia tentunya memiliki masalah dan pergumulannya masing-masing. Persoalan-persoalan ini mungkin berkaitan dengan masalah orang per

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Memiliki anak adalah dambaan sebagian besar pasangan suami istri. Anak sebagai buah cinta pasangan suami-istri, kelahirannya dinantikan. Dalam usaha untuk

Lebih terperinci

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Orang-orang yang percaya pada pelayanan Ellen G. White sebagai seorang nabi sejati, seringkali menjadi yang paling sulit untuk menerima Sabat lunar. Alasannya

Lebih terperinci

Written by Administrator Wednesday, 25 January :43 - Last Updated Saturday, 28 January :28

Written by Administrator Wednesday, 25 January :43 - Last Updated Saturday, 28 January :28 Ven. Ajahn Karuniko (Christopher John Woodfine) dilahirkan pada tahun 1953 dekat wilayah Manchester di Inggris. Beliau adalah lulusan Universitas Sheffield dengan gelar kehormatan di bidang Teknik Elektronika

Lebih terperinci

B. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

B. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA - 1230 - B. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA KELAS: I disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan

Lebih terperinci

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A.

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Hari ini kita akan melihat mengapa kita harus memberitakan Injil Tuhan? Mengapa harus repot-repot mengadakan kebaktian penginjilan atau

Lebih terperinci

Hukum dan janji. Galatia 3:21. Tetap dibawah hukum Taurat. Galatia 3: Hukum sebagai pembimbing kita. Galatia 3:24.

Hukum dan janji. Galatia 3:21. Tetap dibawah hukum Taurat. Galatia 3: Hukum sebagai pembimbing kita. Galatia 3:24. Lesson 7 for August 12, 2017 Bagaimana hukum dan iman berkaitan? Apa peran kedua hal ini dalam rencana keselamatan? Apa yang dimaksud dengan berada dibawah hukum? Apakah hukum itu tidak berlaku lagi setelah

Lebih terperinci

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana PASTORAL DIALOGAL Erik Wahju Tjahjana Pendahuluan Konsili Vatikan II yang dijiwai oleh semangat aggiornamento 1 merupakan momentum yang telah menghantar Gereja Katolik memasuki Abad Pencerahan di mana

Lebih terperinci

ULANGAN TENGAH SEMESTER ( UTS ) SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Kelas : VIII ( delapan ) Hari/Tanggal : Waktu :

ULANGAN TENGAH SEMESTER ( UTS ) SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Kelas : VIII ( delapan ) Hari/Tanggal : Waktu : PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG Jln. Sompok No. 43 Telp/Fax. (024) 8226802 Semarang 50242 Website : www.smp37-smg.sch.id Email : smp37smg@yahoo.co.id ULANGAN TENGAH SEMESTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Hal-hal kecil yang ada di sekitar kita sering sekali terabaikan. Kita lebih terfokus pada hal-hal yang kita anggap lebih besar. Kita beranggapan demikian

Lebih terperinci

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Level 3 Pelajaran 6 RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Di Perjanjian Lama, apa yang membedakan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain adalah mereka merupakan sebuah teokrasi. Dengan kata lain, mereka diperintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Di dalam dogma Kristen dinyatakan bahwa hanya karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus, manusia dapat dibenarkan ataupun dibebaskan dari kuasa dan

Lebih terperinci

Perjamuan Kudus. Memperingati Kematian Tuhan HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Perjamuan Kudus. Memperingati Kematian Tuhan HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151 Faks. (021) 65304149 E-mail:

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 7 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen

Pendidikan Agama Kristen Pendidikan Agama Kristen 1. TUHAN YANG ESA 2. MANUSIA 3. MASYARAKAT 4. MORAL 5. BUDAYA 6. IPTEKNI 7. HUKUM 8. POLITIK 9. KERUKUNAN STANDAR KOMPETENSI STANDAR KOMPETENSI 1.TUHAN YANG ESA KOMPETENSI DASAR

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: Materi Ini Memuat : Fakultas Fikom Wahyudi Pramono, S.Ag. M.Si Program Studi Humas 2 Indikator Mampu melakukan kajian dengan proses kajian pemanfaatan literatur yang dapat

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN DHAMMASANTI WAISAK 2559 BUDDHIS ERA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN DHAMMASANTI WAISAK 2559 BUDDHIS ERA 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN DHAMMASANTI WAISAK 2559 BUDDHIS ERA TANGGAL 14 JUNI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera

Lebih terperinci

MENJAWAB BUKU MENJAWAB DOKTRIN TRITUNGGAL KARANGAN FRANS DONALD

MENJAWAB BUKU MENJAWAB DOKTRIN TRITUNGGAL KARANGAN FRANS DONALD MENJAWAB BUKU MENJAWAB DOKTRIN TRITUNGGAL KARANGAN FRANS DONALD Oleh: Sonny Prayitno Halaman 78-80 Yesus Maha Tahu dan berkuasa Membuat Mujizat KLAIM TRINITARIAN: Kitab suci menunjukkan bahwa Yesus mempunyai

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar: - Menumbuhkan kesadaran luhur dalam melaksanakan peringatan hari raya

Kompetensi Dasar: - Menumbuhkan kesadaran luhur dalam melaksanakan peringatan hari raya Pendidikan Agama Buddha 2 Hari Raya Agama Buddha Petunjuk Belajar Sebelum belajar materi ini Anda diharapkan berdoa terlebih dahulu dan membaca materi dengan benar serta ketika mengerjakan latihan soal

Lebih terperinci