JARINGAN KERJA PRODUKSI KAPAL PURSE SEINE DI GALANGAN KAPAL CV. PANTURA BERSAUDARA, TEGAL, JAWA TENGAH CHARIS WIBOWO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JARINGAN KERJA PRODUKSI KAPAL PURSE SEINE DI GALANGAN KAPAL CV. PANTURA BERSAUDARA, TEGAL, JAWA TENGAH CHARIS WIBOWO"

Transkripsi

1 JARINGAN KERJA PRODUKSI KAPAL PURSE SEINE DI GALANGAN KAPAL CV. PANTURA BERSAUDARA, TEGAL, JAWA TENGAH CHARIS WIBOWO DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Jaringan Kerja Produksi Kapal Purse Seine di Galangan Kapal CV. Pantura Bersaudara, Tegal, Jawa Tengah adalah benar karya saya denganarahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini. Bogor, Agustus 2014 Charis Wibowo NIM C

4 ii ABSTRAK CHARIS WIBOWO. Jaringan Kerja Produksi Kapal Purse Seine di Galangan Kapal CV. Pantura Bersaudara, Tegal, Jawa Tengah. Dibimbing oleh WAWAN OKTARIZA dan VITA RUMANTI KURNIAWATI. Penyusunan analisis jaringan kerja dari rangkaian tahap proses produksi pembangunan kapal purse seine diharapkan mampu menentukan urutan dan kurun waktu proses kegiatan produksi serta dapat digunakan untuk memperkirakan waktu produksi secara keseluruhan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi proses produksi kapal purse seine, menyusun jaringan kerja dan menentukan jalur kritis dalam proses produksi kapal purse seine. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan narasumber. Kapal purse seine yang akan diproduksi memiliki ukuran panjang total (LOA) 28 m, lebar (B) 7 m, dan dalam (D) 4,10 m. Total waktu pengerjaan kapal purse seine direncanakan berlangsung selama 163,5 hari, dengan jumlah total tenaga kerja sebanyak 7 orang. Hasil perhitungan jaringan kerja dengan menggunakan analisis CPM menunjukkan kegiatan yang merupakan jalur kritis yaitu pengerjaan lunas, pemasangan linggi haluan, pemasangan linggi buritan, pemasangan kulit papan, pengerjaan palka, peluncuran kapal, pemasangan geladak atau dek, pengerjaan bangunan atas, dan penyelesaian akhir. Kata kunci: Analisis CPM, jalur kritis, jaringan kerja, kapal purse seine ABSTRACT CHARIS WIBOWO. Production Networks of Purse Seiner in the Shipyard CV. Pantura Bersaudara, Tegal, Central Java.Supervised by WAWAN OKTARIZA and VITA RUMANTI KURNIAWATI. Network analysis of the production process of a Purse Seiner is expected to determine the order and the period of production processes and estimate the overall production time. Research aimed to identify the process and stages of production activities, to arrange network and to identify the activities which are critical related the processand stages of production activities. Data were collected through direct observationand interview with resource person. A PurseSeiner was built with length over all (LOA) was 28 m, breadth (B) was7 m, and depth (D) was 4.10 m. Total processing timeof purse seiner was planned for 163.5days, and a total workforce was 7people. CPM analysis showed that the critical path along production process of a Purse seiner were keel laying, assembly of bow frames and stern frames, hull assembly, fish hold construction, ship launching, deck assembly, superstructure assembly, andfinishing. Keywords: CPM analysis, critical path, networks, purse seiner

5 iii JARINGAN KERJA PRODUKSI KAPAL PURSE SEINE DI GALANGAN KAPAL CV. PANTURA BERSAUDARA, TEGAL, JAWA TENGAH CHARIS WIBOWO Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

6 iv

7 v Judul Skripsi : Jaringan Kerja Produksi Kapal Purse Seine di Galangan Kapal qcv. Pantura Bersaudara, Tegal, Jawa Tengah Nama : Charis Wibowo NIM : C Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap Disetujui oleh Ir Wawan Oktariza, MSi Pembimbing I Vita Rumanti Kurniawati, SPi, MT Pembimbing II Diketahui oleh Dr Ir Budy Wiryawan, MSc Ketua Departemen Tanggal Lulus:

8 vi PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wata ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan april 2013 ini adalah produksi kapal kayu, dengan judul skrispi Jaringan Kerja Produksi Kapal Purse Seine di Galangan Kapal CV. Pantura Bersaudara, Tegal, Jawa Tengah. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Wawan Oktariza, MSi, Vita Rumanti Kurniawati, SPi, MT, serta (Alm) Dr. Ir. Dinarwan, MS selaku pembimbing, Dr. Roza Yusfiandayani, SPi selaku dosen penguji, dan Dr. Iin Solihin, SPi, M Si selaku komisi pendidikan Departemen PSP, serta seluruh dosen dan staf di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan IPB. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada H. Sadikin atas izin lokasi penelitian, H. Warsito pemilik kapal, serta seluruh karyawan Grup Kembar Jaya yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ayah, ibu, adik, serta seluruh keluarga atas segala perhatian, do a dan kasih sayangnya, dan keluarga besar Hj. Bahijah Hamid dan KH. Yazid Ramly LC, keluarga besar Asrama Sylvasari IPB (khususnya USMAWAN 45), keluarga besar Asrama Sylvapinus IPB serta keluarga besar Departemen PSP (khususnya angkatan 45). Serta seluruh pihak yang telah memberikan saran dan masukan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Agustus 2014 Charis Wibowo

9 vii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 1 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 METODE PENELITIAN 2 Waktu dan Tempat 2 Metode Pengumpulan Data 2 Prosedur Analisis Data 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Spesifikasi Kapal Purse Seine 5 Material Kapal 6 Sistem Produksi Kapal di CV. Pantura Bersaudara 8 Tahapan Proses Produksi Kapal Purse Seine 9 Analisis Jaringan Kerja Produksi Kapal Purse Seine 12 KESIMPULAN DAN SARAN 15 Kesimpulan 15 Saran 15 DAFTAR PUSTAKA 15 LAMPIRAN 17

10 viii DAFTAR TABEL 1. Kebutuhan data 3 2. Ukuran dimensi utama kapal purse seine 6 3. Jenis kayu yang digunakan pada konstruksi utama kapal 7 4. Jenis material non-kayu dan bahan 8 5. Hasil perhitungan ES, EF, LS, dan LF, slack, dan critical path pada produksi kapal purse seine 13 DAFTAR GAMBAR 1. Diagram alir jaringan kerja produksi kapal purse seine 14 DAFTAR LAMPIRAN 1. Dokumentasi penelitian 17

11 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kota Tegal merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang memiliki potensi hasil tangkapan dengan jumlah cukup besar. Tahun 2012 Kota Tegal memiliki total produksi perikanan tangkap sebesar ton. Besarnya potensi perikanan tangkap tersebut salah satunya dikarenakan secara geografis Kota Tegal memiliki lokasi yang strategis yakni terletak di daerah pantura Jawa disertai dengan karakteristik demografi masyarakatnya yang bergantung pada potensi perikanan tersebut (Pemerintah Kota Tegal 2013). Pemanfaatan dan pengolalaan potensi tersebut tentunya harus didukung oleh unit operasi penangkapan yang memadai diantaranya nelayan, alat tangkap serta kapal perikanan. Proses pengembangan pada unit kapal perikanan tidak terlepas dari industri galangan kapal. Salah satu industri galangan kapal yang beroperasi di Kota Tegal yaitu CV. Pantura Bersaudara.CV. Pantura Bersaudara berdampingan dengan Dock KUD Karya Mina. Fasilitas pelayanan jasa yang diberikan oleh galangan kapal meliputi fasilitas penyewaan tempat, perbaikan kapal maupun pembuatan kapal baru. CV. Pantura Bersaudara memiliki lokasi yang cukup strategis dikarenakan letaknya tidak jauh dengan lokasi Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari Kota Tegal. Tentunya hal tersebut menjadi salah satu potensi bagi pengelola galangan kapal untuk dapat meningkatkan fasilitas layanan. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan lapang. Salah satu jenis kapal yang diproduksi yakni kapal purse seine dengan ukuran 68 GT. Waktu produksi dimulai dari bulan April 2013 dan direncanakan akan selesai pada bulan Oktober Namun, saat ini dari hasil terdapat permasalahan yang terjadi di galangan kapal yang mengakibatkan terhambatnya proses layanan produksi. Ada beberapa hal yang mengakibatkan terhambatnya proses layanansalah satu diantaranya kurangnya pemahaman pekerja dalam pembuatan jadwal produksi. Hal tersebut mengakibatkan beberapa kerugian diantaranya penambahan biaya yang harus dikeluarkan serta kemungkinan akanmengakibatkan waktu antrian baik pada aktivitas reparasi kapal maupun produksi kapal baru berikutnya. Metode Critical Path Method (CPM) dikembangkan untuk membantu dalam proses menjadwal, memonitor, dan mengendalikan kegiatan produksi. Kelebihan metode CPM diantaranya membantu menentukan jadwal proyek serta membantu menunjukkan kegiatan yang perlu diperhatikan lebih dekat (Heizer dan Render 2006). Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap beberapa faktor meliputi teknis proses produksi, serta penyusunan jaringan kerja dari proses produksi kapal purse seine. Perumusan Masalah Permasalahan pada manajemen produksi CV. Pantura Bersaudara salah satu diantaranya adalah keterlambatan waktu produksi khususnya pada aktivitas

12 2 layanan produksi kapal baru. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu masih kurangnya pemahaman pekerja dalam pembuatan jadwal produksi terkait tahapan proses produksi waktu produksi, minimnya fasilitas pendukung produksi meliputi gudang penyimpanan bahan baku, ketersediaan alat produksi serta adanya dugaan menurunnya ketersediaan bahan baku. Hal tersebut akan mengakibatkan terjadinya keterlambatan pada rangkaian tahapan produksi, beberapa kerugian yang terjadi diantaranya pemborosan waktu, penambahan biaya produksi, serta kemungkinan akan mengakibatkan waktu antrian layanan produksi kapal baru berikutnya. Berdasarkan keadaan tersebut, maka permasalahan yang akan dikaji diantaranya: 1. Bagaimana proses dan tahapan kegiatan produksi kapal Purse Seine di galangan kapal CV. Pantura Bersaudara?; dan 2. Proses dan tahapan mana saja yang termasuk ke dalam jalur kritis disepanjang proses produksi kapal? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.Mengidentifikasi proses produksi kapal purse seine; dan 2.Menyusun jaringan kerja dan menentukan jalur kritis dalam proses produksi kapal purse seine. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Menghasilkan informasi tentang pengelolaan proses jaringan kerja pada aktivitas produksi di suatu perusahaan galangan kapal; 2. Masukan bagi CV. Pantura Bersaudara dalam upaya mengembangkan fasilitas produksi, sehingga akan mampu memaksimalkan potensi pendapatan yang diperoleh; dan 3. Dasar penelitian lanjutan sebagai penyempurnaan penelitian. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2013, dengan penelitian lapang dan studi literatur.pengambilan data primer bertempat di galangan kapal CV. Pantura Bersaudara, Tegal, Jawa Tengah. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini merupakan metode studi kasus yang meneliti proses dan tahapan produksi kapal purse seine. Menurut Nazir (1983) metode penelitian kasus merupakan metode penelitian yang terinci tentang suatu unit dalam kurun

13 3 waktu tertentu.teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung pada proses produksi kapal purse seine dan wawancara dengan narasumber. Proses wawancara dibantu dengan menggunakan interview guided atau panduan wawancara. Narasumber pada penelitian ini adalah pengelola galangan, pembuat kapal dan pemilik kapal. Kebutuhan data penelitian disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Kebutuhan Data Data Sumber Jenis Data Sistem layanan produksi galangan Pengelola galangan Primer Penyediaan material kayu dan non-kayu, sistem upah tenaga kerja Spesifikasi kapal, dimensi utama kapal, kebutuhan waktu produksi, teknis produksi, dan tahapan proses produksi. Pemilik kapal Ketua tim pembuat kapal Primer Primer Analisis Deskriptif Prosedur Analisis Data Analisis deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran teknis produksi kapal purse seine yang dimulai dari pemasangan lunas sampai dengan proses penyelesaiaan akhir. Proses ini diamati berdasarkan alur prose atau tahapan yang terjadi. Tahapan tersebut selanjutnya digambarkan dalam bentuk diagram alir. Analisis Jaringan Kerja Analisis jaringan kerja menggunakan metode CPM.Heizer dan Render (2006) menyatakan proses analisis jaringan kerja CPM meliputi beberapa tahap, yaitu : 1. Mendefinisikan aktivitas dan menyiapkan struktur pecahan kerja; 2. Membangun hubungan antara kegiatan serta memutuskan kegiatan mana yang harus dahulu dan mana yang harus mengikuti yang lain; 3. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan kegiatan; 4. Menetapkan perkiraan waktu dan atau biaya untuk tiap kegiatan; 5. Menentukan jalur waktu terpanjang melalui jaringan yang sering disebut dengan jalur keritis; 6. Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian aktivitas. Analisis CPM dalam perhitungan waktu menggunakan tiga asumsi dasar yaitu: Pertama, proyek hanya memiliki satu initial event (start) dan satu terminal event (finish). Kedua, saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol. Ketiga, saat paling lambat terjadinya terminal event adalah LS = ES. Penentuan waktu penyelesaian diagram jaringan kerja menggunakan two-pass, yaitu perhitungan maju (forward pass) dan perhitungan mundur (backward pass), untuk menentukan jadwal waktu untuk tiap kegiatan. ES (earleist start) dan EF (earliest finish)

14 4 ditentukan selama forward pass. LS (latest start) dan LF (latest finish) ditentukan selama backward pass. 1. Hitungan Maju(Forward Pass) Hitungan maju dimulai dari start (initial event) menuju finish (terminal event) untuk menghitung waktu penyelesaian tercepat suatu kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya kegiatan (ES) dan saat paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E). Menurut Heizer dan Render (2006) menyatakan mengenai aturan perhitungan waktu mulai terdahulu (earliest start) dan waktu selesai terdahulu (earliest finish), sebagai berikut: Aturan waktu mulai terdahulu (earliest start) 1. Jika suatu kegiatan hanya mempunyai satu pendahulu langsung, maka waktu mulai terdahulu (earliest start) sama dengan waktu selesai terdahulu (earliest finish) dari pendahulunya. 2. Jika suatu kegiatan mempunyai beberapa pendahulu langsung, maka waktu mulai terdahulu adalah nilai maksimum dari semua waktu selesai terdahulu (earliest finish) pendahulunya yaitu: ES= Max [EF pendahulu langsung] Keterangan: ES = Waktu mulai terdahulu (earliest start) EF = Waktu selesai terdahulu (earliest finish) Aturan selesai terdahulu (earliest finish) Waktu selesai terdahulu dari suatu kegiatan adalah jumlah dari waktu mulai terdahulu (earliest start) dan waktu kegiatannya, yaitu: EF = ES + t Keterangan: EF = Waktu selesai terdahulu (earliest finish) ES = Waktu mulai terdahulu (earliest start) t = Waktu kegiatan 2. Hitungan Mundur(Backward Pass) Hitungan mundur dimulai dari finish menuju start untuk mengidentifikasi saat paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LS) dan saat paling lambat suatu peristiwa terjadi (L). Menurut Heizer dan Render (2006) dinyatakan mengenai aturan perhitungan waktu selesai terakhir (latest finish) dan waktu mulai terakhir (latest start), sebagai berikut: Aturan waktu selesai terakhir (latest finish) 1. Jika suatu kegiatan merupakan pendahulu langsung bagi hanya satu kegiatan, maka waktu selesai terakhir (latest finish) sama dengan waktu mulai terakhir (latest start) dari kegiatan yang secara langsung mengikutinya. 2. Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi lebih dari satu kegiatan, maka waktu selesai terakhir (latest finish) adalah minimum dari seluruh nilai waktu mulai terdahulu (latest start) dari kegiatan-kegiatan yang secara langsung mengikutinya, yaitu:

15 5 LF= Min [LS dari seluruh kegiatan yang langsung mengikutinya] Keterangan: LF = Waktu selesai terakhir (latest finish) LS = Waktu mulai terakhir (latest start) Aturan waktu mulai terakhir (latest start) Waktu mulai terakhir (latest start) dari suatu kegiatan adalah perbedaan antar waktu selesai terakhir (latest finish) dan waktu kegiatannya, yaitu: LS= LF- t Keterangan: LS = Waktu mulai terakhir (latest start) LF = Waktu selesai terakhir (latest finish) t = Waktu kegiatan Apabila kedua perhitungan tersebut telah selesai maka dapat diperoleh nilai slack atau float yang merupakan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas dalam sebuah jaringan kerja. Heizer dan Render (2006) menyatakan slack adalah waktu yang dimiliki oleh sebuah kegiatan untuk bisa diundur, tanpa menyebabkan keterlambatan proyek keseluruhan. Untuk menghitung nilai slack dapat menggunakan rumus: Slack (S) = LS ES atau LF EF Keterangan: LS = Waktu mulai terakhir (latest start) ES = Waktu mulai terdahulu (earliest start) LF = Waktu selesai terakhir (latest finish) EF = Waktu selesai terdahulu (earliest finish) HASIL DAN PEMBAHASAN Spesfikasi Kapal Purse Seine Fyson (1985) menyatakan kapal purse seine adalah jenis kapal ikan yang mempergunakan alat tangkap purse seine, dimana alat tangkap ini tidak membutuhkan tenaga penarikan yang besar untuk menghela jaring.perhitungan tenaga ditujukan untuk mencapai kecepatan melingkar serta memilki bentuk lambung yang dirancang khusus agar memiliki kemampuan olah gerak dan berputar yang baik.proses penangkapan ikan dilakukan dengan cara melingkarkan jaring pada gerombolan ikan secepat mungkin (encircling gear), dilanjutkan dengan mengangkat hasil tangkapan dari salah satu sisi kapal serta membawa hasil tangkapan menuju fishing base (pelabuhan). Oleh karena itu, maka dalam proses produksi kapal khususnya pada kapal purse seine harus

16 6 mempertimbangkan dengan benar stabilitas serta kemampuan olah gerak dari kapal tersebut. Kapal purse seine yang diteliti merupakan kapal kayu yang saat penelitian dilaksanakan sedang dalam proses pengerjaan. Pembangunan kapal tersebut dilakukan secara tradisional dan tidak menggunakan gambar-gambar desain yang terdiri dari rencana garis (lines plan), rencana umum (general arrangement), gambar konstruksi, dan perhitungan-perhitungan dalam ilmu perkapalan modern. Total waktu pengerjaan kapal purse seine ini berlangsung selama 163,5 hari.berdasarkan hasil penelitian lapang dapat diperoleh spesifikasi kapal purse seine, seperti disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Ukuran dimensi utama kapal purse seine No Spesifikasi Ukuran 1 Panjang seluruh kapal(loa) 28 m 2 Lebar kapal maksimum(b max ) 7 m 3 Dalam kapal (D) 4,10 m 4 Sarat air kapal (d) 2 m 5 Tonase kapal (GT) 68 GT Proses produksi kapal purse seine dimulai dari bulan April 2013 dan direncanakan akan selesai pada bulan Oktober Perkiraan biaya yang dibutuhkan yaitu untuk penyediaan kebutuhan material, upah tenaga kerja, sewa lokasi, serta penyediaan mesin dan alat pendukung sebesar Rp Proses produksi dilakukan dalam beberapa tahapan produksi yang dimulai dari proses persiapan, pengerjaan lunas, serta sampai dengan proses penyelesaian akhir. Kapal ini rencana akan dioperasikan disekitar perairan utara Pulau Jawa. Material Kapal Material kapal yang digunakan selama proses pembangunan kapal terdiri dari kayu sebagai material utama dan material non-kayu yang digunakan sebagai material penunjang konstruksi. Berikut penjelasan dari tiap material yang digunakan dalam proses pembangunan kapal purse seine: 1) Kayu Pemilihan jenis kayu untuk keperluan bahan bangunan struktural didasarkan pada sifat-sifatnya.umumnya sifat-sifat yang diperhatikan terdiri dari keawetan, kekuatan, masa jenis, dan kelembapan kayu sehingga dapat dipilih jenis kayu dengan struktur konstruksi yang kuat.selain itu, faktor yang menjadi pertimbangan yaitu cacat kayu yang ada serta mudah atau tidaknya jenis kayu tersebut dikerjakan dan dibentuk (BKI 1989). Proses produksi kapal purse seineyang diteliti dari tiap bagian konstruksi kapal memiliki jenis kayu yang berbeda. Perbedaan jenis kayu tersebut didasarkan pada persyaratan teknis pada bagian-bagian kapal kayu, seperti disajikan pada Tabel 3.

17 7 Tabel 3. Jenis kayu yang digunakan pada konstruksi utama kapal Nama Nama latin Kekuatan Bagian kontruksi yang No local menggunakan 1 Bangkirai Shorea laevis Awet I- Kuat I Lunas, linggi haluan, linggi buritan 2 Laban Vitexpubesceus vahl Awet I- Kuat II Gading-gading 3 Merbau Intsia bijuga Awet I- Kuat II Kulit, lantai dek, pondasi mesin Sumber: Data Primer, 2013 & Sutisna et al, 1998 Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa dalam proses pemilihan kayu disesuaikan dengan fungsi dari tiap-tiap bagian konstruksi. Konstruksi pada bagian lunas, linggi haluan, dan linggi buritan jenis kayu yang digunakan dari jenis kayu bangkirai.hal tersebut dikarenakan kayu bangkirai (Shorea laevis) memiliki kekuatan awet I - kuat I, dengan kekuatan tersebut akan mampu menunjang kekuatan dari konstruksi kapal khususnya pada bagian lunas, linggi haluan, dan linggi buritan yang merupakan bagian pondasi dari kapal. Jenis kayu yang digunakan pada bagian konstruksi gading-gading yaitu kayu laban. Salah satu pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pemilihan jenis kayu yang digunakan untuk konstruksi gading-gading yaitu mudah untuk dibentuk dan ukuran diameter batang kayu tidak terlalu besar. Hal tersebut bertujan untuk memudahkan mobilitas proses produksi. Kayu laban (Vitex pubesceus vahl) yang digunakan berasal dari daerah serang. Kekuatan dari kayu laban (Vitex pubesceus vahl) berada pada kekuatan awet I kuat II. Bagian konstruksi kulit, lantai dek, dan pondasi mesin jenis kayu yang digunakan yaitu kayu merbau (Intsia bijuga). Kayu merbau (Intsia bijuga) memiliki kekuatan awet I kuat II. Bagian konstruksi tersebut terutama pada kulit memerlukan jenis kayu yang tidak mudah pecah, karena selama proses produksi konstruksi kulit harus dibentuk dengan mengikuti rancangan bentuk kapal terutama pada bagian-bagian yang memiliki kelengkungan yang ekstrim. Proses pemasangan pada bagian tersebut dibantu dengan proses pemanasan papan. Sebelum dilakukan proses pemanasan, papan harus terlebih dahulu disesuaikan dengan papan yang sudah terpasang sebelumnya. Pemanasan berfungsi untuk menghindari kerusakan atau keretakan pada papan yang akan dibentuk. Lamanya proses pemanasan disesuaikan dengan tingkat kekuatan tekstur kayu serta tingkat kelengkungan yang diinginkan. 2) Non-Kayu Material non-kayu pada produksi kapal kayu digunakan untuk menyambung, menguatkan, melapisi bagian-bagian tiap bagian konstruksi kapal.pemasangan material-material ini selama proses produksi dibantu dengan menggunakan peralatan seperti bor, pendel, palu besi, dan palu kayu, klem, serkel dan sebagainya.pada produksi kapal purse seinejenis material non-kayu dan bahan pembuatnya yang digunakan disajikan pada Tabel 4.

18 8 Tabel 4. Jenis material non-kayu dan bahan No Jenis Material Bahan Material 1 Paku besi Besi 2 Paku tak Alumunium 3 Paku tandur Alumunium 4 Baut dan mur Alumunium 5 Gelam Kulit kayu putih 6 Lem FOX Bahan lem 7 Semen Putih Bahan semen Penggunaan material non-kayu pada proses produksi kapal purse seine disesuaikan dengan pengerjaan bagian dari tiap kontruksi. Jenis material non-kayu diantaranya pakubesi, paku tak, paku tandur, baut dan mur berfungsi untuk menghubungkan atau memasang antar tiap bagian kontruksi kapal. Gelam digunakan untuk melapisi antar sisi bangian antar papan terutama pada pemasangan kulit kapal. Penggunaan gelam berfungsi untuk menghindari gesekan antar tiap papan yang akan mengakibatkan keretakan atau kerusakan papan. Lem FOX dan semen putih digunakan pada proses pelapisan diding kulit kapal serta bagian sisi dari konstruki kapal. Sistem Produksi Kapal di CV. Pantura Bersaudara Sistem pengelolaan layanan produksi kapal baru di CV. Pantura Bersaudara dilakukan dengan dua cara. Pertama pengelola galangan bertanggung jawab penuh terhadap pemenuhan material dan tenaga kerja untuk melakukan produksi kapal yang dipesan oleh pemilik kapal. Kedua pengelola galangan hanya menyewakan tempat sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan material dan tenaga kerja menjadi tanggung jawab pemilik kapal atau penyewa tempat. Produksi kapal purse seine yang berlangsung pada saat penelitian pengelola galangan hanya menyewakan tempat, sehingga dalam pemenuhan material dan tenaga kerja menjadi tanggung jawab pemilik kapal. Sistem penggunaan tenaga kerja dan pembayaran upah pada produksi kapal purse seine yang dijalankan oleh pemilik kapal menggunakan sistem borongan. Definisi pekerja borongan atau tenaga kerja borongan diatur dalam Pasal 1 angka 3 Kepmenaker No. KEP- 150/MEN/1999 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.Tenaga kerja borongan adalah tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan menerima upah didasarkan atas volume pekerjaan atau satuan hasil kerja. Upah borongan adalah upah atau imbalan yang diterima atau diperoleh pegawai yang terutang atau dibayarkan berdasarkan penyelesaian suatu jenis pekerjaan tertentu. Proses produksi kapal purse seine yang diteliti total tenaga kerja yang digunakan sebanyak 7 orang. Total banyaknya tenaga kerja disesuaikan dengan besar kecilnya ukuran kapal yang akan diproduksi. Masing-masing tenaga kerja memiliki fungsi dan peran yang saling melengkapi. Fungsi dan peran tersebut berkaitan dengan tugas dan pengalaman dari tenaga kerja. Jabatan tenaga kerja dibagi menjadi dua yaitu ketua atau koordinator dan pekerja biasa. Ketua tim bertanggung jawab terhadap proses pelaksanaan produksi

19 9 yang dimulai dari peletakkan lunas sampai dengan terbentuk kasko kapal. Pekerja biasa merupakan pekerja yang secara teknis dan pengalaman dalam bidang konstruksi produksi kapal masih baru dengan pengalaman kerja rata-rata dibawah satu tahun. Sistem kerjapekerja biasa yang berjalan lebih pada mengikuti instruksi dari koordinator tim untuk memastikan proses produksi berjalan dengan optimal. Sistem pembayaran upah borongan tenaga kerja yang selama ini berjalan dari pemilik atau pemesan kapal diserahkan kepada ketua tim. Ketua tim membagi upah tersebut yang disesuaikan dengan tugas dan pengalaman dari setiap tenaga kerja. Upah yang diterima oleh masing-masing tenaga kerja terdiri dari upah kerja harian yang diambil dari upah borongan dan uang makan harian diluar upah borongan yang diberikan langsung oleh pemilik atau pemesan kapal. Upah kerja harian untuk ketua tim berkisar antara Rp , dan untuk pekerja biasa berkisar antara Rp Uang makan harian yang diterima tenaga kerja sebesar Rp / tenaga kerja yang diterima setiap hari kerja. Tahapan Proses Produksi Kapal Purse Seine Menurut Assauri (1980) menyatakan proses produksi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu proses produksi yang bersifat terus menerus dan proses produksi yang bersifat terputus. Salah satu karakteristik proses produksi terputus yakni produk yang dihasilkan dalam jumlah yang terbatas, serta memiliki tingkat variasi yang tinggi.proses produksi pada industri kapal kayu dapat dikatakan termasuk kedalam proses produksi yang bersifat terputus. Berikut proses dan tahapan kegiatan produksi kapal Purse Seine: 1) Pengerjaan lunas Soegiono (2006) menyatakan lunas adalah bagian konstruksi utama pada alas kapal yang membentang sepanjang garis tengah kapal dari haluan sampai buritan. Proses pemasangan konstruksi lunas diawali dengan persiapan lokasi yaitu dengan pemasangan bantalan balok sepanjang badan lunas. Kekuatan bantalan balok yang digunakan disesuaikan dengan bobot dan ukuran kapal yang akan dibangun. Peletakkan lunas pada bantalan balok dibantu dengan menggunakan crane atau penggerek, untuk memudahkan proses pengangkatan balok lunas. Proses selanjutnya dilakukan penyerutan bagian atas lunas serta pengukuran untuk menentukan titik pemasangan bangian konstruksi linggi haluan dan buritan. Balok yang digunakan pada konstruksi lunas merupakan balok panjang tanpa sambungan dengan panjang 19 meter. Penggunaan balok tanpa sambungan untuk konstruksi lunas sangat dianjurkan karena akan mampu menunjang kekuatan memanjang kapal. Iskandar (1990) menjelaskan bahwa sistem kapal dengan kayu tanpa sambungan (kayu utuh) akan memberikan beban konstruksi merata, sehingga beban kapal secara keseluruhan menjadi lebih kuat dan kokoh. Selain itu, sistem konstruksi kapal tersebut juga dapat menghindari kelemahan-kelemahan dari sifat kayu yang non-isotropic (mempunyai sifat-sifat mekanis yang tidak sama ke berbagai arah). 2) Pemasangan linggi haluan Linggi adalah kayu melengkung pada haluan dan buritan perahu atau kapal. Haluan adalah bagian perahu atau kapal yang sebelah muka. Linggi haluan merupakan lanjutan dari lunas dan berfungsi menghubungkan papan kulit

20 10 bagain kiri dan kanan, serta menghubungkan galar-galar pada kedua sisi kapal (KBBI 1999). Pemasangan linggi haluan dilakukan dengan cara menghubungkan balok linggi haluan pada titik lubang yang terdapat pada lunas. Ujung balok linggi haluan sebelumnya harus dibuat purus terlebih dahulu dengan ukuran penampang dan dalam lubang pada lunas. Linggi haluan dan lunas setelah terpasang, konstruksi linggihaluan terhadap lunas diperkuat oleh siku linggi. Pemasangan siku linggi diawali dengan pembuatan lubang dengan bor pada bagian siku terpasang. Pemasangan batang baut dan sekerup mur untuk memastikan bahwa pemasangan linggi haluan dan lunas terpasang dengan kuat dan kokoh. 3) Pemasangan linggi buritan Proses pemasangan linggi buritan secara umum sama dengan proses pada pemasangan linggi haluan. Balok untuk konstruki linggi buritan memiliki ukuran tebal yang lebih besar jika dibandingkan dengan balok untuk konstruksi linggi haluan. Hal tersebut disebabkan karena pada linggi buritan akan dibuat lubang poros baling-baling. Soegiono (2006) menyatakan linggi buritan adalah suatu kerangka konstruksi yang membentuk ujung buritan kapal dan yang menyangga kemudi serta poros baling-baling. 4) Pemasangan gading-gading Gading-gading adalah rangka atau penguat konstruksi kapal secara melintang serta tempat melekatnya kulit atau lambung kapal agar bentuk kapal tidak berubah (KBBI 1999). Pemasangan gading-gading terdiri dari beberapa tahapan pemasangan diantaranya gading-gading dasar (keprok), miring (sengkol), dan tegak.pemasangan gading-gading dimulai dari bagian tengah kapal (midship), untuk pemasangan gading-gading selanjutnya dilakukan dengan cara sambung-menyambung mengikuti gading-gading yang terpasang terlebih dahulu serta disesuaikan dengan kulit terpasang. 5) Pemasangan kulit atau papan Pemasangan kulit atau papan kapal terdiri dari beberapa tahap penyusunan papan yang memiliki perbedaan nama istilah disetiap tahapnya. Susunan papan-papan tersebut dari alas hingga lambung kapal adalah sebagai berikut: papan dasar atau papan pertama (papan pengapit), papan kedua (karon), papan ketiga sampai kelima (cantel), papan keenam sampai kesepuluh (gedok), papan kesebelas (golak). Pemasangan dimulai dengan pemilihan papan, setiap susunan kulit atau papan antara bagian kiri dan kanan menggunakan ukuran papan yang sama. Papan terpilih selanjutnya dilakukan proses penghalusan papan dan pengukuran untuk menentukan titik pemasangan paku. Titik pemasangan paku terdapat tepat ditengah sisi papan sehingga pada bagian konstruksi ini dibantu dengan menggunakan jangka, dilanjutkan dengan pengeboran pada bagian tersebut. Papan sudah siap dipasang, sebelumnya pada bagian sisi alas pemasangan papan dipasang gelam (kulit kayu putih) yang berfungsi untuk menghindari gesekan langsung antar kulit terpasang serta sebagai bahan pelapis yang mengisi celah antar kulit. Proses pemasangan papan selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama, namun untuk pemasangan kulit pada bagian yang lengkung sebelumnya harus dilakukan pelengkungan dengan cara pemanasan papan. Pemanasan papan berfungsi untuk menghindari keretakan atau kerusakan papan.

21 6) Pemasangan pondasi mesin Pemasangan pondasi mesin ditempatkan pada bagaian buritan kapal. Konstruksi pondasi mesin dilakukan dengan cara mempertimbangkan letak poros pemasangan baling-baling. Kontruksi pondasi mesin menggunakan papan dan balok yang kuat dan kokoh. Pengunaan dan pemasangan pondasi mesin yang kokoh dan kuat berfungsi untuk menjaga kedudukan mesin agar tetap pada posisinya yang diakibatkan dari olah gerak kapal dan getaran mesin itu sendiri. 7) Pengerjaan lambung kapal Pengerjaan lambung kapal terdiri dari beberapa proses kegiatan diantaranya pemakalan dan pendempulan, cat dasar seluruh sisi lambung kapal, dan cat warna seluruh sisi lambung kapal. Pemakalan dilakukan dengan cara memasang serat benang pada alas antar sambungan kulit kapal. Pendempulan berfungsi untuk melapisi bidang pemakalan sebelum dilakukan proses pengecatan dasar lambung kapal. Pengecatan dasar dan warna lambung kapal berfungsi untuk melapisi lambung kapal untuk mengurangi kerusakan lambung kapal diakibatkan oleh gangguan hewan air yang menempel dan perendaman lambung kapal. 8) Pengerjaan palka Pengerjaan palka dilakukan setelah kulit kapal dan gading-gading kapal terpasang. Proses pengerjaan palka dimulai dengan pemasangan alas palka. Pemasangan alas palka terdiri dari alas palka yang fungsi sebagai alas dasar dan dinding palka. Proses pemasangan alas palka menggunkan lembaranlembaran papan yang dilakukan dengan cara melakukan proses pengukuran dan penghalusan lapisan papan terlebih dahulu. Papan terpilih selanjutnya dieratkan pada bidang terpasang dengan menggunakan paku besi. Setelah alas palka terpasang dilanjutkan dengan pemasangan sekat palka. Proses pemasangan sekat palka sama halnya dengan proses pemasangan kulit kapal. Sekat dipasang menggunakan lembaran papan yang disusun secara berurutan. Proses tersebut dimulai dengan pengukuran dan penghalusan lapisan papan, selanjutnya dilakukan penentuan titik dan pengeboran untuk pemasangan paku pada papan terpasang. Setelah paku terpasang alas papan dilapisi dengan gelam barulah papan selanjutnya dapat dipasang. Proses terakhir pada pengerjaan palka yaitu pembuatan tutup palka. 9) Pemasangan instalasi mesin Pemasangan intalasi mesin merupakan proses intalasi antara baling-baling kapal, mesin kapal, serta instalasi pada ruang kemudi atau kapten. Pengerjaan pemasangan instalasi mesin dilakukan oleh tenaga kerja khusus yang khusus mengerjakan instalasi mesin, yakni berbeda dengan tenaga kerja pada konstruksi kasko kapal. 10) Peluncuran kapal Peluncuran kapal dilakukan setelah kasko atau lambung kapal terbentuk. Proses peluncuran kapal dilakukan dengan cara melepaskan bantalan balok yang digunakan sebagai penyangga. Proses selanjutnya dilakukan pelepasan tali yang terdapat pada slipway dengan perlahan untuk menghindari kapal terbalik pada saat proses peluncuran kapal. 11

22 12 11) Pemasangan geladak atau dek Pemasangan geladak atau dek menggunakan lembaran papan yang disusun secara berurutan. Geladak atau dek berfungsi sebagai lantai kapal yang menjadi salah satu pusat aktivitas nelayan diatas kapal. Proses pemasangan geladak atau dek dimulai dengan pemasangan balok penyangga yang dipasang secara melintang menghubungkan antar sisi kiri dan kanan dinding kapal. 12) Pengerjaan bangunan atas Pengerjaan bangunan atas terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya pemasangan tiang atau rangka, usuk, atap dan dinding. Pengerjaan bangunan atas salah satu diantaranya berfungsi sebagai ruang kemudi kapal serta tempat beristirahat anak buah kapal atau nelayan pada saat melakukan operasi penangkapan ikan. 13) Penyelesaian akhir Penyelesaian akhir meliputi pengecatan akhir bangunan kapal terdiri dari pengecetan bangunan atas, serta bagian kapal lainnya membutuhkan pengecetan, serta pengecekan pada instalasi mesin kapal. Analisis Jaringan Kerja Produksi Kapal Purse Seine Proses dan tahapan kegiatan produksi kapal purse seine terdiri pengerjaan lunas, pemasangan linggi haluan, pemasangan linggi buritan, pemasangan gadinggading, pemasangan kulit atau papan, pemasangan pondasi mesin, pengerjaan lambung kapal, pengerjaan palka, pemasangan instalasi mesin, peluncuran kapal, pemasangan geladak atau dek, pengerjaan bangunan atas, dan penyelesaian akhir. Analisis jaringan kerja pada produksi kapal purse seine dimulai dengan melakukan perhitungan waktu kerja menggunakan metode CPM. Heizer dan Render (2006) menyatakan metode CPM dikembangkan untuk membantu dalam proses menjadwal, memonitor, dan mengendalikan kegiatan produksi. Penentuan waktu penyelesaian jaringan kerja menggunakan two-pass, yaitu perhitungan maju (forward pass) dan perhitungan mundur (backward pass), untuk menentukan jadwal waktu untuk tiap kegiatan.es (earleist start) dan EF (earliest finish) ditentukan selama forward pass. LS (latest start) dan LF (latest finish) ditentukan selama backward. Asumsi yang digunakan selama proses produksi adalah: aliran bahan baku atau material yang dibutuhkan berjalan lancar, tenaga kerja selalu ada atau terpenuhi selama proses produksi, serta pembayaran upah tenaga kerja terpenuhi oleh pemilik atau pemesan kapal.

23 13 Tabel 5. Hasil perhitungan ES, EF, LS, dan LF, slack, dan critical path pada produksi kapal purse seine No Kegiatan Kode kegiatan Kegiatan sebelumnya Waktu (hari) ES EF LS LF Slack LS - ES Critical path 1 Pengerjaan lunas 2 Pemasangan linggi haluan 3 Pemasangan linggi buritan 4 Pemasangan gadinggading 5 Pemasangan kulit/papan 6 Pemasangan pondasi mesin 7 Pengerjaan lambung kapal 8 Pengerjaan palka 9 Pemasangan instalasi mesin 10 Peluncuran kapal 11 Pengerjaan geladak/dek 12 Pengerjaan bangunan atas 13 Penyelesaian akhir A Ya B A Ya C A Ya D B,C E B,C Ya F D,E G D,E H D,E Ya I F J G,H,I Ya K I Ya L K Ya M L Ya Tabel 5 menunjukkan diperolehnya nilai ES yaitu waktu paling cepat dimulainya kegiatan, EF yaitu waktu paling cepat berakhirnya kegiatan, LS yaitu waktu paling lambat dimulainya kegiatan, dan LF yaitu waktu paling lambat berakhirnya kegiatan dari setiap proses dan tahapan kegiatan produksi kapal purse seine. Berdasarkan hasil perhitungan dari total 13 kegiatan produksi kapal purse seine masing-masing terdapat 9 kegiatan yang berada pada jalur kritis dan 4 kegiatan tidak berada pada jalur kritis karena memiliki waktu tenggang (slack). Heizer dan Render (2006) menyatakan kegiatan yang berada pada jalur kritis adalah kegiatan yang tidak memiliki waktu tenggang (slack= 0), artinya kegiatan tersebut harus dimulai tepat pada saat waktu ES (earleist start) agar tidak mengakibatkan keterlambatan kegiatan secara keseluruhan. Salah satu kegiatan pada jalur kritis yaitu pemasangan kulit atau papan. Total hari kerja yang dibutuhkan berlangsung selama 72 hari, dengan nilai slack = 0.

24 14 Kegiatan pemasangan gading-gading merupakan salah satu kegiatan yang tidak berada pada jalur kritis. Nilai slack pada kegiatan tersebut sebanyak 4 hari. Heizer dan Render (2006) menyatakan Slack merupakan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas dalamsebuah jaringan kerja, serta waktu yang dimiliki oleh sebuah kegiatan untuk bisa diundur, tanpa menyebabkan keterlambatan proyek keseluruhan. Gambar diagram alir dari kegiatan proses produksi kapal purse seine, dengan menggunakan metode CPM disajikan pada Gambar G I K B 5 5 E 77 0 A H L C 5 5 D F J M Keterangan : A : Pengerjaan lunas B : Pemasangan linggi haluan C : Pemasangan linggi buritan D : Pemasangan gading-gading E : Pemasangan kulit/papan F : Pemasangan pondasi mesin G : Pengerjaan lambung kapal H : Pengerjaan palka I : Pemasangan instalasi mesin J : Peluncuran kapal K : Pengerjaan geladak/dek L : Pengerjaan bangunan atas M: Penyelesaian akhir : Alur kegiatan : Jalur kritis : Dummy Gambar 1. Diagram alir jaringan kerja produksi kapal purse seine Gambar 1 menunjukkan kegiatan yang berada di jalur kritis pada produksi kapal purse seine yaitu pengerjaan lunas, pemasangan linggi haluan, pemasangan linggi buritan, pemasangan kulit papan, pengerjaan palka, peluncuran kapal, pemasangan geladak atau dek, pengerjaan bangunan atas, dan penyelesaian akhir. Kegiatan pemasangan gading-gading, pemasangan pondasi mesin, pengerjaan lambung, dan pemasangan instalasi mesin memiliki waktu slack (kelonggaran) sehingga kegiatan tersebut tidak berada pada jalur kritis. Kegiatan yang berada pada jalur kritis dapat dilakukan beberapa alternatif kegiatan salah satunya dengan menambahkan jumlah tenaga kerja yang disesuaikan dengan beban kerja pada kegiatan kritis yang berlangsung. Hal tersebut dikarenakan akan berkaitan dengan penambahan upah tenaga kerja yang harus dikeluarkan.

25 15 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Proses dan tahapan kegiatan produksi kapal purse seine terdiri dari 13 kegiatan yaitu pengerjaan lunas, pemasangan linggi haluan, pemasangan linggi buritan, pemasangan gading-gading, pemasangan kulit atau papan, pemasangan pondasi mesin, pengerjaan lambung kapal, pengerjaan palka, pemasangan instalasi mesin, peluncuran kapal, pemasangan geladak atau dek, pengerjaan bangunan atas, dan penyelesaian akhir. 2. Total waktu pengerjaan kapal purse seine berlangsung selama 163,5 hari, dengan jumlah total tenaga kerja sebanyak 7 orang. Fungsi dan peran tenaga kerja dibagi menjadi dua yaitu ketua atau koordinator dan pekerja biasa. Kegiatan yang berada pada jalur kritis yaitu: pengerjaan lunas, pemasangan linggi haluan, pemasangan linggi buritan, pemasangan kulit papan, pengerjaan palka, peluncuran kapal, pemasangan geladak atau dek, pengerjaan bangunan atas, dan penyelesaian akhir. Kegiatan yang berada pada jalur kritis dapat dilakukan beberapa alternatif kegiatan salah satunya dengan menambahkan jumlah tenaga kerja yang disesuaikan dengan beban kerja pada kegiatan kritis yang berlangsung. Saran Penelitian selanjutannya mengenai jaringan kerja proses dan tahapan kegiatan produksi kapal baru perlu dilakukan pada lokasi penelitian yang berbeda dengan ukuran kapal yang seragam dan jenis kapal yang berbeda, sehingga dapat diketahui perbandingan dari jaringan kerja proses dan tahapan kegiatan produksi kapal baru yang dihasilkan. DAFTAR PUSTAKA Assauri, S Manajemen Produksi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. [BKI] Biro Klasifikasi Indonesia, Peraturan Konstruksi Kapal Kayu. Jakarta : Biro Klasifikasi Indonesia, 112 hal. Fyson, J Design of Small Fishing Vessel. Farnham, Surrey, England: Fishing News Book Ltd. Hal Heizer, J dan Render, B Manajemen Operasi. Edisi 7.Jakarta : Salemba Empat. Iskandar, B.H Studi Tentang Desain dan Konstruksi Kapal Gillnet di Indramayu. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. [KBBI] Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Cetakan ke-10. Jakarta: Balai Pustaka hal

26 16 KEPMENAKER, 1999.Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. [21 Mei 2014] [Kota Tegal] Pemerintah Kota Tegal Tegal Maritim Kota Tegal (ID): Pemerintah Kota Tegal Nazir, M Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Soegiono Kamus Teknik Perkapalan Edisis Empat. Surabaya: Airlangga University Press. Sutisna U, Kalima T, Purnadjaja Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia. N Wulijarni, Soetjipto, Soekotjo, Editor. Bogor: Yayasan PROSEA Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan Sumberdaya Manusia Kehutanan.

27 17 Lampiran 1. Dokumentasi penelitian LAMPIRAN Pembuatan lubang purus lunas Pengeboran linggi haluan Pemasangan baut linggi haluan Pelengkungan kulit/papan Penyerutan kulit/papan Penyambungan balok gading-gading

28 18 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kebumen, pada tanggal 09 September Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Muhammad Sunardi dan Sudarsih. Penulis memulai jenjang pendidikan formal di SDN 01 Wonotirto ( ), selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP AL-Hikmah ( ). Pendidikan menengah atas ditempuh penulis di SMA Muhammadiyah Cileungsi ( ). Pada tahun 2008, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam beberapa organisasi kemahasiswaan diantaranya Himpunan Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (HIMAFARIN) sebagai staf Divisi Penelitian dan Pengembangan periode , Pengurus Asrama Sylvasari IPB sebagai Staf Departemen Olahraga dan Seni periode , Pengurus Asrama Sylapinus IPB sebagai Staf Divisi Olahraga dan Seni periode Selain itu, penulis aktif dibeberapa kepanitian kegiatan mahasiswa diantaranya Ketua Pelaksana Up Grading Kepengurusan Himpunan Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (HIMAFARIN) periode , Staf Divisi Logistik dan Transportasi Pada Musyawarah Nasional Himpunan Mahasiswa Perikanan Tangkap Indonesia (HIMPATINDO) tahun 2011, serta Staf Divisi Humas Pada Dies Natalis Asrama Sylvasari IPB tahun Untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan IPB, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul Jaringan Kerja Produksi Kapal Purse Seine di Galangan Kapal CV Pantura Bersaudara Kota Tegal, Jawa Tengah dibimbing oleh Ir Wawan Oktariza, MSi dan Vita Rumanti Kurniawati, SPi, MT.

TEKNO EKONOMI KAPAL GILLNET DI KALIBARU DAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA LUSI ALMIRA KALYANA

TEKNO EKONOMI KAPAL GILLNET DI KALIBARU DAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA LUSI ALMIRA KALYANA TEKNO EKONOMI KAPAL GILLNET DI KALIBARU DAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA LUSI ALMIRA KALYANA DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan Menurut Nomura dan Yamazaki (1977) kapal perikanan sebagai kapal yang digunakan dalam kegiatan perikanan yang meliputi aktivitas penangkapan atau pengumpulan

Lebih terperinci

JARINGAN KERJA PRODUKSI KAPAL TROLL LINE DI GALANGAN KAPAL UPTD PPI BINUANGEUN, BANTEN SRI WAHYUNI

JARINGAN KERJA PRODUKSI KAPAL TROLL LINE DI GALANGAN KAPAL UPTD PPI BINUANGEUN, BANTEN SRI WAHYUNI JARINGAN KERJA PRODUKSI KAPAL TROLL LINE DI GALANGAN KAPAL UPTD PPI BINUANGEUN, BANTEN SRI WAHYUNI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan Terdapat beberapa definisi mengenai kapal perikanan, menurut Undang- Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat

Lebih terperinci

KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN PALABUHANRATU JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA

KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN PALABUHANRATU JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN PALABUHANRATU JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ARIEF MULLAH MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kapal Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kapal Perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan Kapal perikanan merupakan kapal yang digunakan untuk aktivitas penangkapan ikan di laut (Iskandar dan Pujiati, 1995). Kapal perikanan adalah kapal yang digunakan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN . HASIL DAN PEMBAHASAN yang dijadikan sampel dan diukur pada penelitian ini berjumlah 22 unit yang mempunyai wilayah pengoperasian lokal, yaitu di daerah yang tidak jauh dari teluk Palabuhanratu. Konstruksi

Lebih terperinci

TEKNO-EKONOMI PEMBANGUNAN KAPAL KAYU GALANGAN KAPAL RAKYAT DI DESA GEBANG, CIREBON, JAWA BARAT

TEKNO-EKONOMI PEMBANGUNAN KAPAL KAYU GALANGAN KAPAL RAKYAT DI DESA GEBANG, CIREBON, JAWA BARAT TEKNO-EKONOMI PEMBANGUNAN KAPAL KAYU GALANGAN KAPAL RAKYAT DI DESA GEBANG, CIREBON, JAWA BARAT Oleh : DEWI AYUNINGSARI C54103050 SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

BULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 3 Edisi Desember 2011 Hal

BULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 3 Edisi Desember 2011 Hal BULETIN PSP ISSN: 0251-286X Volume XIX No. 3 Edisi Desember 2011 Hal 219-228 TINGKAT PEMANFAATAN MATERIAL KAYU PADA PEMBUATAN GADING-GADING DI GALANGAN KAPAL RAKYAT UD. SEMANGAT UNTUNG, DESA TANAH BERU,

Lebih terperinci

Diterima: 7 Januari 2009; Disetujui: 20 November 2009

Diterima: 7 Januari 2009; Disetujui: 20 November 2009 KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL IKAN DI PPI MUARA ANGKE JAKARTA UTARA DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA Dimension Appropriatness of Some Construction Parts of Woodden Fishing

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIS KM PUTRA BIMANTARA III MENURUT PERATURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI

ANALISA TEKNIS KM PUTRA BIMANTARA III MENURUT PERATURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI ANALISA TEKNIS KM PUTRA BIMANTARA III MENURUT PERATURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI Sarjito Jokosisworo*, Ari Wibawa Budi Santosa* * Program Studi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik UNDIP ABSTRAK Mayoritas

Lebih terperinci

KONSTRUKSI KAPAL GILLNET (KM. KARUNIA NUSANTARA) DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN PIDIE ACEH DAVID DAMAYANA

KONSTRUKSI KAPAL GILLNET (KM. KARUNIA NUSANTARA) DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN PIDIE ACEH DAVID DAMAYANA KONSTRUKSI KAPAL GILLNET (KM. KARUNIA NUSANTARA) DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN PIDIE ACEH DAVID DAMAYANA DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI)

STUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI) STUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI) Oleh : Abdur Rachman 4108.100.111 Dosen Pembimbing : M. Nurul Misbah,

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Sejarah Analisa Network Konsep network mula-mula disusun oleh perusahaan jasa konsultan manajemen Booz Allen Hamilton yang disusun

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kapal Kayu 5.1.1 Gambaran Umum Kapal perikanan merupakan unit penangkapan ikan yang sangat penting dalam mendukung kegiatan operasi penangkapan ikan yang terdapat di perairan

Lebih terperinci

KAJIAN DIMENSI DAN MODEL SAMBUNGAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU PRODUKSI GALANGAN RAKYAT DI KABUPATEN BULUKUMBA

KAJIAN DIMENSI DAN MODEL SAMBUNGAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU PRODUKSI GALANGAN RAKYAT DI KABUPATEN BULUKUMBA PROSID ING 2011 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK KAJIAN DIMENSI DAN MODEL SAMBUNGAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU PRODUKSI GALANGAN RAKYAT DI KABUPATEN BULUKUMBA Azis Abdul Karim, Mansyur Hasbullah & Andi Haris

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional

Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337 3539 (2301 9271 Print) 1 Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional

Lebih terperinci

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA MODUL PERKULIAHAN Manajemen Operasi Modul Final Semester Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK, ST, MBA Abstract Mampu mengidentifikasi masalah dan memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Yang Digunakan Peneliti menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif dan komparatif, hal ini dipilih karena dalam penelitian ini peneliti mencoba

Lebih terperinci

STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG DI PALABUHANRATU PADA SAAT MEMBAWA HASIL TANGKAPAN MAKSIMUM NENI MARTIYANI SKRIPSI

STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG DI PALABUHANRATU PADA SAAT MEMBAWA HASIL TANGKAPAN MAKSIMUM NENI MARTIYANI SKRIPSI STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG DI PALABUHANRATU PADA SAAT MEMBAWA HASIL TANGKAPAN MAKSIMUM NENI MARTIYANI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

STUDIES ON THE USE OF WOOD ON FRAME IN TANJUNG BAKAU S VILLAGE RANGSANG S SUB-DISTRICT REGENCY OF KEPULAUAN MERANTI PROVINCE OF RIAU

STUDIES ON THE USE OF WOOD ON FRAME IN TANJUNG BAKAU S VILLAGE RANGSANG S SUB-DISTRICT REGENCY OF KEPULAUAN MERANTI PROVINCE OF RIAU STUDIES ON THE USE OF WOOD ON FRAME IN TANJUNG BAKAU S VILLAGE RANGSANG S SUB-DISTRICT REGENCY OF KEPULAUAN MERANTI PROVINCE OF RIAU By Tos arianto 1) Syaifuddin 2) and Ronald M hutauruk 3) 1) Student

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengerjaan pembangunan rumah selama ini, CV. XYZ belum menggunakan metode-metode khusus dalam merencanakan waktu yang dibutuhkan. Selama

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM)

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) Bahan Kuliah Fakultas : Ilmu Komputer Program Studi : Teknik Informatika Tahun Akademik : Ganjil 2012/2013 Kode - Nama Mata Kuliah : CCR314 Riset Operasional Pertemuan : 10

Lebih terperinci

DESAIN DAN STUDI KONSTRUKSI KAPAL PURSE SEINE BERMATERIAL KAYU DIPELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

DESAIN DAN STUDI KONSTRUKSI KAPAL PURSE SEINE BERMATERIAL KAYU DIPELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO DESAIN DAN STUDI KONSTRUKSI KAPAL PURSE SEINE BERMATERIAL KAYU DIPELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO Rizwan 1, Ichsan Setiawan, Sayyid Afdhal El Rahimi 1, Irma Dewiyanti 1, Nanda Rizki Purnama 1,

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. Gambar 9 Peta lokasi penelitian.

3 METODOLOGI. Gambar 9 Peta lokasi penelitian. 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 di galangan kapal PT Proskuneo Kadarusman Muara Baru, Jakarta Utara. Selanjutnya pembuatan

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management TEKNIK RISET OERASI William J. Stevenson 8 th edition ANALISA NETWORK 1. PERT (Program Evaluation and Review Technique). CPM (Critical Path Method) PERT didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek BAB II Tinjauan Pustaka Manajemen proyek secara harfiah terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu maka sebaiknya kita

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENGGUNAAN GADING BAJA PADA PEMBANGUNAN KAPAL KAYU 30 GT

ALTERNATIF PENGGUNAAN GADING BAJA PADA PEMBANGUNAN KAPAL KAYU 30 GT Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 10, Nomor 2, Juli - Desember 2012 ALTERNATIF PENGGUNAAN GADING BAJA PADA PEMBANGUNAN KAPAL KAYU 30 GT Lukman Bochary & Farid Larengi Jurusan Teknik Perkapalan

Lebih terperinci

STABILITAS STATIS KAPAL PURSE SEINE SEMANGAT BARU BUATAN GALANGAN KAPAL PULAU TIDUNG

STABILITAS STATIS KAPAL PURSE SEINE SEMANGAT BARU BUATAN GALANGAN KAPAL PULAU TIDUNG 1 STABILITAS STATIS KAPAL PURSE SEINE SEMANGAT BARU BUATAN GALANGAN KAPAL PULAU TIDUNG MEIDA SAPTUNAWATI SKRIPSI MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

Lebih terperinci

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 EMA02 Manajemen Operasional Definisi 2 Proyek Serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan beberapa output utama dan membutuhkan jangka waktu yang signifikan untuk melakukannya.

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Kapal Cumi-Cumi (Squid Jigging) Kapal penangkap cumi-cumi adalah kapal yang sasaran utama penangkapannya adalah cumi-cumi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat

Lebih terperinci

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang CPM dan PERT PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. PERT yang memiliki

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT TEKNOLOGI DOK PEMBINAAN UPT BTPI MUARA ANGKE JAKARTA ACHMAD FAUZAN

PENILAIAN TINGKAT TEKNOLOGI DOK PEMBINAAN UPT BTPI MUARA ANGKE JAKARTA ACHMAD FAUZAN PENILAIAN TINGKAT TEKNOLOGI DOK PEMBINAAN UPT BTPI MUARA ANGKE JAKARTA ACHMAD FAUZAN MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM GALANGAN

4 KEADAAN UMUM GALANGAN 28 4 KEADAAN UMUM GALANGAN Galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) terletak di Jalan Mandala Bahari No.1 Muara Angke, Jakarta Utara. Galangan kapal KPNDP berada satu wilayah komplek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan Sewage Treatment Plant (STP) pada proyek Jiexpo Sky City, waktu pengambilan data-data untuk penelitian

Lebih terperinci

Kajian rancang bangun kapal ikan fibreglass multifungsi 13 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara

Kajian rancang bangun kapal ikan fibreglass multifungsi 13 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(3): 87-92, Juni 2013 ISSN 2337-4306 Kajian rancang bangun kapal ikan fibreglass multifungsi 13 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis Definisi float Float (Waktu Jeda) Float adalah sejumlah waktu pada suatu kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian dan pemanfaatan sumber daya seoptimal

Lebih terperinci

KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN KEJAWANAN CIREBON JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ANTON

KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN KEJAWANAN CIREBON JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ANTON KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN KEJAWANAN CIREBON JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ANTON PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRACT. Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

ABSTRAK ABSTRACT. Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya PERBANDINGAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN LIFT BARANG DUA LANTAI DENGAN METODE CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : CV. Prisma Tehnik Gemilang Gresik) Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17

Lebih terperinci

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah : Critical Path Method (CPM) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga

Lebih terperinci

JALUR KRITIS (Critical Path)

JALUR KRITIS (Critical Path) Manajemen Proyek TKS 4208 JALUR KRITIS (Critical Path) Prepared by Dr. AZ PENDAHULUAN Untuk aktivitas brainstorming, diagram AOA sangat berguna saat perencanaan team di awal proyek karena diagram ini jauh

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM GALANGAN

4 KEADAAN UMUM GALANGAN 4 KEADAAN UMUM GALANGAN 4.1 Produktivitas Galangan Galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) merupakan galangan kapal yang terletak di komplek Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke

Lebih terperinci

UJI TAHANAN GERAK MODEL PERAHU KATIR PALABUHANRATU GALIH ARIEF SAKSONO SKRIPSI

UJI TAHANAN GERAK MODEL PERAHU KATIR PALABUHANRATU GALIH ARIEF SAKSONO SKRIPSI UJI TAHANAN GERAK MODEL PERAHU KATIR PALABUHANRATU GALIH ARIEF SAKSONO SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

5. KAJIAN DAN PEMBAHASAN

5. KAJIAN DAN PEMBAHASAN 109 5. KAJIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Kajian Desain Kayu dan Struktur Beton pada Rangka Kapal Pukat Cincin 5.1.1. Perbedaan Desain Kapal Kayu dan Kapal Gabungan Beton, Kayu. Perbedaan desain kapal kayu dan

Lebih terperinci

TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU GALANGAN KAPAL UD. SEMANGAT UNTUNG DI DESA TANAH BERU, BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN

TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU GALANGAN KAPAL UD. SEMANGAT UNTUNG DI DESA TANAH BERU, BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU GALANGAN KAPAL UD. SEMANGAT UNTUNG DI DESA TANAH BERU, BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN ANISA FATHIR RAHMAN MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) SIBOLGA SUMATERA UTARA

TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) SIBOLGA SUMATERA UTARA 1 TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) SIBOLGA SUMATERA UTARA Oleh : SAMSU RIZAL HAMIDI PANGGABEAN C54104008 Skripsi Sebagai salah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Obyek Penelitian Proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta merupakan salah satu proyek internal yang dilaksanakan

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIS PENENTUAN SPESIFIKASI KANTUNG UDARA (AIRBAG) SEBAGAI SARANA UNTUK PELUNCURAN TONGKANG

ANALISA TEKNIS PENENTUAN SPESIFIKASI KANTUNG UDARA (AIRBAG) SEBAGAI SARANA UNTUK PELUNCURAN TONGKANG ANALISA TEKNIS PENENTUAN SPESIFIKASI KANTUNG UDARA (AIRBAG) SEBAGAI SARANA UNTUK PELUNCURAN TONGKANG Alex Prastyawan*, Ir Heri Supomo, M.Sc** *Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan **Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

KAJIAN AKTIVITAS DAN KAPASITAS FASILITAS FUNGSIONAL DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KRONJO, TANGERANG

KAJIAN AKTIVITAS DAN KAPASITAS FASILITAS FUNGSIONAL DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KRONJO, TANGERANG KAJIAN AKTIVITAS DAN KAPASITAS FASILITAS FUNGSIONAL DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KRONJO, TANGERANG Oleh : Harry Priyaza C54103007 DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

Parno, SKom., MMSI. Personal Khusus Tugas

Parno, SKom., MMSI.  Personal  Khusus Tugas Parno, SKom., MMSI Email Personal parno@staff.gunadarma.ac.id Email Khusus Tugas parno2012@gmail.com Personal Website http://parno.staff.gunadarma.ac.id Personal Blog http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/parno

Lebih terperinci

OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPP SUNGAILIAT, BANGKA

OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPP SUNGAILIAT, BANGKA OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPP SUNGAILIAT, BANGKA DODY SIHONO SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek Manajemen konstruksi (construction management), adalah bagaimana agar sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh Manajer proyek

Lebih terperinci

MATERI 8 MEMULAI USAHA

MATERI 8 MEMULAI USAHA MATERI 8 MEMULAI USAHA 1. WORK BREAKDOWN STUCTURE Memulai usaha atau sebuah project membutuhkan perencanaan. Bagaimana kita dapat menyelesaikannya terdapat berbagai batasan pada definisi manajemen proyek

Lebih terperinci

PENGUKURAN KAPAL (Tonnage Measurement)

PENGUKURAN KAPAL (Tonnage Measurement) PENGUKURAN KAPAL (Tonnage Measurement) OLEH : LUKMAN HIDAYAT NRP. 49121110172 PROGRAM DIPLOMA IV JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN SEKOLAH TINGGI PERIKANAN JAKARTA

Lebih terperinci

KERAGAAN KONSTRUKSI KM PSP 01 DI PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT VIONA MAULIDIA

KERAGAAN KONSTRUKSI KM PSP 01 DI PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT VIONA MAULIDIA KERAGAAN KONSTRUKSI KM PSP 01 DI PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT VIONA MAULIDIA MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi

Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Febry Firghani Oemry - 4108100079 Dosen Pembimbing: Ir. Heri Supomo,

Lebih terperinci

4 Penyetelan gading {gading utuh). KESIMPULAJi

4 Penyetelan gading {gading utuh). KESIMPULAJi 89 BAB V KESIMPULAJi Seperti diketahui bahwa dalam mengadakan perhitungan pemakaian jam orang ini suli t diharapkan untuk menda patkan hasil yang tepat sekali,seperti yang dijelaskan pada bab-bab yang

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN PROGRAM APLIKASI DESAIN KAPAL TRADISIONAL PADA GALANGAN KAPAL KAYU DI KABUPATEN BATANG

KAJIAN PENGGUNAAN PROGRAM APLIKASI DESAIN KAPAL TRADISIONAL PADA GALANGAN KAPAL KAYU DI KABUPATEN BATANG KAJIAN PENGGUNAAN PROGRAM APLIKASI DESAIN KAPAL TRADISIONAL PADA GALANGAN KAPAL KAYU DI KABUPATEN BATANG Andi Trimulyono 1), Wilma Amiruddin 1), Eko Didik Purwanto 2), Bandi sasmito 3) 1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Gambaran Umum Perusahaan Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di PT. Cahaya Milenia Cemerlang, yang beralamat di : Jalan Rasamala

Lebih terperinci

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se PM (ritical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique) Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan

Lebih terperinci

Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) GT

Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) GT Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) 75 150 GT ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... I Prakata... II Pendahuluan... III 1 Ruang

Lebih terperinci

Seminar Nasional Inovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

Seminar Nasional Inovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017 TEKNIK PENJADWLAN PRODUKSI GRAPPLE FOR EXCAVATOR D313 PART ATTACMENT FOR TRAKINDO DENGAN METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PT. ARKHA JAYANTI PERSADA Selma Intan Praditya Sari Himawan 1), Niken Parwati

Lebih terperinci

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL Syahrizal & Johny Custer Teknik Perkapalan Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek Penjadwalan proyek Penjadwalan meliputi urutan dan membagi waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pendekatan yang dapat digunakan diantaranya adalah Diagram Gantt. Penjadwalan Proyek membantu dalam bidang

Lebih terperinci

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Materi #5 Ganjil 2014/2015 MANAJEMEN PROYEK Materi #4 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Pendahuluan 2 Proyek adalah pekerjaan besar yang mungkin tidak akan terulang secara persis sama di masa mendatang.

Lebih terperinci

Studi Modernisasi Industri Kapal Rakyat di Jawa Timur

Studi Modernisasi Industri Kapal Rakyat di Jawa Timur JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Studi Modernisasi Industri Kapal Rakyat di Jawa Timur Sa adatul Munawaroh, Sri Rejeki Wahyu Pribadi, Soejitno Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di Gedung X yang berlokasi di Jakarta Utara. Penelitian dilakukan pada 01

Lebih terperinci

CPM DAN PERT CRITICAL PATH METHOD AND PROGRAM EVALUATION REVIEW TECHNIQUE. Pertemuan Copyright By Nurul Adhayanti

CPM DAN PERT CRITICAL PATH METHOD AND PROGRAM EVALUATION REVIEW TECHNIQUE. Pertemuan Copyright By Nurul Adhayanti Pertemuan - PM DN PERT RITIL PTH METHOD ND PROGRM EVLUTION REVIEW TEHNIQUE Pengelolaan Proyek Sistem Informasi opyright y Nurul dhayanti PERT & PM Definisi PERT dan PM adalah suatu alat manajemen proyek

Lebih terperinci

NETWORK (Analisa Jaringan)

NETWORK (Analisa Jaringan) OR Teknik Industri UAD NETWORK (Analisa Jaringan) Network: sekumpulan titik yang disebut node, yang dihubungkan oleh busur atau cabang. Di dalam analisa network kita mengenal events (kejadiankejadian)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dalam suatu proyek konstruksi, waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, sebisa mungkin pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project Evaluation and Review Technique) Dadang Haryanto Prodi Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Manajemen proyek secara harfiah terbangun dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu, maka sebelum mengemukakan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPI CITUIS, TANGERANG MOHAMMAD FACHRIZAL HERLAMBANG SKRIPSI

OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPI CITUIS, TANGERANG MOHAMMAD FACHRIZAL HERLAMBANG SKRIPSI OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPI CITUIS, TANGERANG MOHAMMAD FACHRIZAL HERLAMBANG SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

RIKA PUJIYANI SKRIPSI

RIKA PUJIYANI SKRIPSI KONDISI PERIKANANN TANGKAP DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI LEMPASING, BANDAR LAMPUNG RIKA PUJIYANI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONG LINE 40 GT Dl GALAWGAN KAPAL PT PE N SAMODERA BESAR CABANG UJ

KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONG LINE 40 GT Dl GALAWGAN KAPAL PT PE N SAMODERA BESAR CABANG UJ KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONG LINE 40 GT Dl GALAWGAN KAPAL PT PE N SAMODERA BESAR CABANG UJ G FAKULTAS PERIKANAN INSTITUT PERTANIAN B060R 1 9 9 1 STUD1 TENTANG DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU LAMINAS1

Lebih terperinci

KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONG LINE 40 GT Dl GALAWGAN KAPAL PT PE N SAMODERA BESAR CABANG UJ

KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONG LINE 40 GT Dl GALAWGAN KAPAL PT PE N SAMODERA BESAR CABANG UJ KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONG LINE 40 GT Dl GALAWGAN KAPAL PT PE N SAMODERA BESAR CABANG UJ G FAKULTAS PERIKANAN INSTITUT PERTANIAN B060R 1 9 9 1 STUD1 TENTANG DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU LAMINAS1

Lebih terperinci

Pertemuan 5 Penjadwalan

Pertemuan 5 Penjadwalan Pertemuan 5 Penjadwalan Tujuan : Memahami konsep penjadwalan. Memahami langkah-langkah pembuatan PERT dan GNT Chart. Memahami alat bantu PERT dan GNT Chart. Penjadwalan Proyek Salah satu faktor utama menuju

Lebih terperinci

JARINGAN KERJA DAN EFEKTIVITAS PERBAIKAN KAPAL DI GALANGAN KPNDP DKI JAKARTA, MUARA ANGKE

JARINGAN KERJA DAN EFEKTIVITAS PERBAIKAN KAPAL DI GALANGAN KPNDP DKI JAKARTA, MUARA ANGKE Marine Fisheries ISSN 287-4235 Vol. 5, No. 1, Mei 214 Hal: 79-89 JARINGAN KERJA DAN EFEKTIVITAS PERBAIKAN KAPAL DI GALANGAN KPNDP DKI JAKARTA, MUARA ANGKE Network and Effectiveness of Ship Repair at KPNDP

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan Manajemen waktu proyek dilakukan oleh pengelola

Lebih terperinci

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini:

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini: Pada pembahasan sebelumnya tentang PROGRM DINMIS - MSLH STGECOCH, dasar pemikirannya adalah untuk menemukan rute terpendek dari aneka jaringan rute yang tersedia, yang pada akhirnya terkait upaya optimasi.

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya Manajemen Proyek Teknik Industri Universitas Brawijaya Lecture 16 Outline: Manajemen Proyek References: Azlia, Wifqi. PPT: Organisasi dan Manajemen Industri. PSTI- UB. 2011. Pendahuluan Proyek : kombinasi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN AIR BERSIH DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BUNGUS SUMATERA BARAT RULLI KURNIAWAN

PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN AIR BERSIH DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BUNGUS SUMATERA BARAT RULLI KURNIAWAN PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN AIR BERSIH DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BUNGUS SUMATERA BARAT RULLI KURNIAWAN DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DIMENSI UTAMA KAPAL PERIKANAN PUKAT PANTAI (BEACH SEINE) DI PANGANDARAN

KARAKTERISTIK DIMENSI UTAMA KAPAL PERIKANAN PUKAT PANTAI (BEACH SEINE) DI PANGANDARAN KARAKTERISTIK DIMENSI UTAMA KAPAL PERIKANAN PUKAT PANTAI (BEACH SEINE) DI PANGANDARAN Izza Mahdiana Apriliani, Lantun Paradhita Dewanti dan Irfan Zidni Program Studi Perikanan, FPIK Unpad Korespondensi:

Lebih terperinci

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-11 Membuat network proyek: simpul event, anak panah aktifitas,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. ANALISA PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM DAN PERT (Studi Kasus PT. FPI) Disusun oleh : Riska Luthfia Yediana

TUGAS AKHIR. ANALISA PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM DAN PERT (Studi Kasus PT. FPI) Disusun oleh : Riska Luthfia Yediana TUGAS AKHIR ANALISA PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM DAN PERT (Studi Kasus PT. FPI) Disusun oleh : Riska Luthfia Yediana 41611120060 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Manajemen Proyek Proyek Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Proyek adalah sekelompok aktivitas temporer yang dirancang untuk menghasilkan sebuah produk, jasa, ataupun

Lebih terperinci

SIMULASI PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM 4D CAD ABSTRAK

SIMULASI PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM 4D CAD ABSTRAK SIMULASI PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM 4D CAD Anthonius Boro Adimuntja NRP: 0321067 Pembimbing: Ir. Maksum Tanubrata, MT ABSTRAK Salah satu komponen dari perencanaan suatu proyek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek Proyek adalah suatu tugas yang perlu didefinisikan dan terarah ke suatu sasaran yang dituturkan secara konkrit serta harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Proyek 1.1 Pengertian Proyek Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penjadwalan Proyek Suatu proyek yang akan dilaksanakan harus terjadwal terlebih dahulu, sehingga kita dapat mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

STABILITAS BEBERAPA KAPAL TUNA LONGLINE DI INDONESIA

STABILITAS BEBERAPA KAPAL TUNA LONGLINE DI INDONESIA III - 555 STABILITAS BEBERAPA KAPAL TUNA LONGLINE DI INDONESIA Yopi Novita 1* dan Budhi Hascaryo Iskandar 1 * yopi1516@gmail.com / 0812 8182 6194 1 Departemen PSP FPIK IPB ABSTRAK Kapal merupakan bagian

Lebih terperinci

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP :

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP : TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 Erwan Santoso Djauhari NRP : 9921021 Pembimbing : Maksum Tanubrata., Ir., MT FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

ESTIMASI KAPASITAS DAN TITIK BERAT PADA PEMBUATAN KAPAL JARING TRADISIONAL DI GALANGAN KAPAL BAGAN SIAPIAPI KABUPATEN ROKAN HILIR MENGGUNAKAN SOFTWARE

ESTIMASI KAPASITAS DAN TITIK BERAT PADA PEMBUATAN KAPAL JARING TRADISIONAL DI GALANGAN KAPAL BAGAN SIAPIAPI KABUPATEN ROKAN HILIR MENGGUNAKAN SOFTWARE ESTIMASI KAPASITAS DAN TITIK BERAT PADA PEMBUATAN KAPAL JARING TRADISIONAL DI GALANGAN KAPAL BAGAN SIAPIAPI KABUPATEN ROKAN HILIR MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK INVENTOR 2010 Pindo Evans Manuel Damanik

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DIMENSI UTAMA KAPAL PERIKANAN PUKAT PANTAI (BEACH SEINE) DI PANGANDARAN

KARAKTERISTIK DIMENSI UTAMA KAPAL PERIKANAN PUKAT PANTAI (BEACH SEINE) DI PANGANDARAN KARAKTERISTIK DIMENSI UTAMA KAPAL PERIKANAN PUKAT PANTAI (BEACH SEINE) DI PANGANDARAN Izza Mahdiana Apriliani, Lantun Paradhita Dewanti dan Irfan Zidni Program Studi Perikanan, FPIK Unpad Korespondensi:

Lebih terperinci

NETWORK PLANNING. Oleh : Ir. Hartono, MT Aldin Ardian, ST, MT

NETWORK PLANNING. Oleh : Ir. Hartono, MT Aldin Ardian, ST, MT NETWORK PLANNING Oleh : Ir. Hartono, MT Aldin Ardian, ST, MT Kuliah Manajemen Tambang Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta 2015

Lebih terperinci

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA Pengamatan Aspek Operasional Penangkapan...di Selat Malaka (Yahya, Mohammad Fadli) PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA Mohammad Fadli Yahya Teknisi pada Balai

Lebih terperinci

ANALISlS KEBUTUllAN SOLAR UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) BAJOMULYO KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

ANALISlS KEBUTUllAN SOLAR UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) BAJOMULYO KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH ANALISlS KEBUTUllAN SOLAR UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) BAJOMULYO KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Ragil Utomo C54102006 DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

STUDI MODERNISASI INDUSTRI KAPAL RAKYAT DI JAWA TIMUR

STUDI MODERNISASI INDUSTRI KAPAL RAKYAT DI JAWA TIMUR STUDI MODERNISASI INDUSTRI KAPAL RAKYAT DI JAWA TIMUR Disusun Oleh: Sa adatul Munawaroh NRP: 4109100701 Dosen pembimbing: Sri Rejeki Wahyu Pribadi,ST.MT Ir. Soejitno Jurusan teknik perkapalan Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS ALAT TANGKAP TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN DI KELURAHAN TEGALSARI DAN MUARAREJA, TEGAL, JAWA TENGAH DINA MAHARDIKHA SKRIPSI

PENGARUH JENIS ALAT TANGKAP TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN DI KELURAHAN TEGALSARI DAN MUARAREJA, TEGAL, JAWA TENGAH DINA MAHARDIKHA SKRIPSI PENGARUH JENIS ALAT TANGKAP TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN DI KELURAHAN TEGALSARI DAN MUARAREJA, TEGAL, JAWA TENGAH DINA MAHARDIKHA SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS

Lebih terperinci