Studi Modernisasi Industri Kapal Rakyat di Jawa Timur

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Studi Modernisasi Industri Kapal Rakyat di Jawa Timur"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1 Studi Modernisasi Industri Kapal Rakyat di Jawa Timur Sa adatul Munawaroh, Sri Rejeki Wahyu Pribadi, Soejitno Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia sri-rejeki@na.its.ac.id Abstrak Kapal yang digunakan nelayan di Jawa Timur rata rata adalah kapal kayu. Untuk kemajuan industri kapal rakyat, maka diperlukan pengembangan strategis galangan kapal menuju modernisasi. Tugas akhir ini bertujuan untuk menentukan kelayakan modernisasi industri kapal rakyat di Jawa Timur ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis. Dengan kapasitas kapal yang direncanakan adalah 30 GT dan jumlah kapal yang dibangun adalah sebanyak 10 kapal per tahun. Dan mengerjakan reparasi kapal sebanyak 40 kapal per tahun. Metode analisis yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat). Dari analisis SWOT yang telah dilakukan, didapatkan hasil posisi analisis berada pada kuadran dua, sehingga dapat diterapkan strategi WO. Yaitu meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Untuk itu diperlukan modernisasi di bidang peralatan, SDM, fasilitas galangan dan struktur organisasi. Total biaya investasi untuk perubahan galangan ini sebesar Rp10,678,550,000 dengan pendapatan bersih pertahun diharapkan sebesar Rp5,100,000,000 Dengan bantuan metode NPV (Net Present Value), maka estimasi investasi dengan 100% modal pribadi layak dilaksanakan karena nilai NPV > 0 dan modal kembali pada tahun ke-14. Kata Kunci Modernisasi, Galangan, Kapal Rakyat, Jawa Timur K I. PENDAHULUAN apal rakyat bervariasi ukurannya, dari yang kecil dengan panjang 6-8 meter (2-3 GT/gross tonnage) hingga yang berpanjang 30 meter (100 GT) atau lebih. Pada saat ini lebih dari 50 kelompok perajin kapal rakyat yang aktif di Jawa Timur. Mereka tersebar mulai Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi, Jember, Tulungagung, Pacitan, Bangkalan, Pamekasan, dan Sumenep. Mereka bekerja dengan prasarana dan sarana yang terbatas. Galangan dibuat jika ada pesanan, jadi bersifat sementara; sebagian kecil permanen. Mereka termasuk usaha nonformal, tidak berbadan hukum, sehingga secara finansial terasing dari perbankan. Jawa Timur memiliki sekitar 400 pulau kecil, yang tersebar di pantai selatan Jawa Timur, Kabupaten Gresik, dan Madura, terutama di Kabupaten Sumenep. Yang sering diberitakan media massa tentang keterasingan pulau-pulau tersebut saat gelombang tinggi adalah Pulau Bawean, kira-kira 80 km di utara Gresik. Pulau penting lainnya adalah Kangean, kira 100 km dari Kalianget. Sebuah pulau yang jauh lebih kecil tapi memiliki peran perdagangan yang penting adalah Sapeken. Interaksi sosialekonomi Sapeken dengan Bali sangat tinggi. Kebutuhan daging Jawa Timur dan Bali sebagian disumbang dengan pengangkutan kapal-kapal rakyat ini. Mereka bergantung pada ketersediaan kapal, baik untuk aktivitas penangkapan ikan laut, penyeberangan, maupun angkutan laut antarpulau. Bertahuntahun ketersediaan kapal ini diupayakan oleh kelompokkelompok perajin kapal rakyat tradisional di pesisir utara dan selatan Jawa Timur maupun di Madura. Dinamika para perajin kapal rakyat ini masih amat tinggi. [1] Proses pembuatan kapal rakyat di jawa timur masih menggunakan cara yang tradisonal. Peralatan yang digunakan, metode pembuatan sampai alat alat yang di gunakan masih sangat sederhana. Pembuatan kapal rakyat dilakukan berdasarkan pengalaman dan kebiasaan turun temurun. Galangan kapal rakyat merupakan usaha nonformal dan tidak berbadan hukum. Hanya sebagian kecil galangan kapal rakyat yang bersifat permanen. Kebanyakan galangan kapal rakyat dibuat jika ada pesanan. Mengingat banyaknya kebutuhan untuk kapal rakyat terutama di jawa timur, produksi kapal rakyat perlu dikembangkan. Salah satu cara mengembangkannya adalah dengan modernisasi industri kapal rakyat. Dari metode yang digunakan, sarana dan prasarana, ataupun SDMnya. Dengan adanya modernisasi proses pembuatan kapal rakyat akan semakin cepat. A. Pengertian Modernisasi II. TINJAUAN PUSTAKA Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa modernisasi adalah proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju dalam rangka untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sebagai suatu bentuk perubahan sosial, modernisasi biasanya merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan terencana. Perencanaan sosial (social planning) dewasa ini menjadi ciri umum bagi masyarakat atau negara yang sedang mengalami perkembangan.

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 2 B. Industri Galangan Kapal Rakyat Galangan kapal rakyat adalah galangan yang tidak berbadan hukum dan biasanya khusus mengerjakan pembuatan dan reparasi kapal kayu. Proses produksi kapal kayu ini dilakukan dengan cara traditional, tanpa melalui tahapan perencanaan yang detail, dan tidak ada struktur galangan seperti galangan modern, karena galangan kapal rakyat biasanya merupakan usaha personal. Pada umumnya galangan kapal rakyat memiliki karakter yang hampir sama diantaranya: Pembuatan kapal dilakukan tanpa melalui perencanaan terlebih dahulu, akan tetapi merupakan kebiasaan dan keahlian yang dipelajari turun temurun. Penggunaan peralatan yang sangat sederhana, kurang memanfaatkan teknologi modern. Perusahaannya merupakan usaha individu sehingga kurang memperhatikan pengembangan. Pemilihan lokasi dekat pantai yang berpasir dan landai untuk mempermudah peluncuran. Peluncuran dilakukan dengan cara ditarik oleh banyak orang, tanpa adanya landasan peluncuran C. Konsep Pembangunan Kapal Kayu Dalam proses pembangunan kapal Kayu atau kapal rakyat, ada beberapa tahapan. Antara lain: Perhitungan bagian bagian konstruksi kapal kayu Pemasangan lunas dan linggi - Lunas Pemasangan pertama dalam pembangunan kapal kayu adalah lunas. Ujung belakang lunas berfungsi juga sebagai sepatu kemudi, yang panjangnya mulai dari linggi baling baling sampai tempat dudukan kemudi. Sepatu lunas dipasang pada alas lunas berfungsi sebagai pelindung lunas dari benturan benturan dari dasar perairan. - Linggi haluan dan linggi buritan Pemasangan linggi haluan dibantu dengan penguat bantu untuk menegakkan linggi haluan pada lunas. Untuk pemasangan kulit pada linggi haluan dibuat alur/sponeng. Kedalaman sponeng sama dengan tebal papan kulit sedangkan kemiringannya sama dengan kemiringan kulit. Kemudian diletakkan lutut atau knee diantara linggi haluan dan lunas, dibuat dari kayu yang melengkung. Pemasangan linggi buritan dengan cara meneruskan linggi baling baling pada lunas sampai dengan balok geladak. Pemasangan balok mati Fungsi balok mati adalah sebagai penopang bagian konstruksi yang mengapitnya agar posisinya tepat sesuai rencana. Balok mati dipakai juga sebagai penghubung balok tabung poros propeller dan lunas, sehingga ukuran balok mati tergantung propeller dan lunas. Balok mati juga diletakkan di antara balok tabung poros dan linggi buritan. Jenis kayu yang dipakai adalah jenis kayu bungur yang berasal dari daerah jawa dan sumatera. Pemasangan balok tabung poros propeller Bentuk dan ukuran balok tabung poros propeller tergantung ukuran poros propeller. Tabung poros propeller dipasang di antara balok mati dengan knee / lutut yang letaknya diusahakan agar propeller tetap di dalam air. Perakitan gading dan wrang Pemasangan gading yaitu dengan cara membentuk gading tersebut menjadi satu kesatuan (berbentuk U) dengan diperkuat oleh wrang wrang di tengah dan penguat bantu pada sisi atas dari gading gading tersebut. Dengan menggunakan alat material handling, gading yang telah diset (dirakit), dibawa dari assembly yard ke errection yard dan diletakkan atau dipasang pada lunas yang sebelumnya telah dipasang pada dudukan bantalan. Proses pengerjaan gading dimulai dari pemberian tanda pada lunas untuk letak gading, pemberian takik pada lunas atau linggi haluan dan buritan, penyetelan gading gading, pengeboran dan pembautan gading. Pemasangan galar - Galar balok Galar balok ipasang sepanjang kapal tanpa putus (menembus sekat) di sisi dalam gading gading pada lajur dibawah geladak dan pengikatan galar terhadap gading menggunakan baut. Untuk membantu tegaknya galar balok, dipasang lutut pengikat linggi yang kedua lengannya diikatkan pada galar balok atas sedangkan bagian tengahnya dikaitkan pada linggi. Pemasangan galar balok bawah sama cara pemasangan galar balok atas tetapi pelaksanaan pemasangannya dilakukan setelah balok balok geladak terpasang. - Galar kim (bilga) Galar kim fungsinya sama dengan galar balok hanya galar kim letaknya ada di bagian bawah gading, sehingga gading diikat olaeh galar pada bagian atas, tengah dan bawah. Pemasangan balok geladak Balok geladak diletakkan di atas galar balok dan berhimpit dengan gading kemudian dibentuk menjadi satu kesatuan yang merupakan kekuatan melintang kapal. Balok geladak tanpa terputus selebar kapal atau sampai tutup palkah. Konstruksi sekat Untuk pembagian ruangan di dalam kapal diperlukan sekat yang membatasi antar ruangan. Kapal ikan dibagi dalam beberapa ruangan, yaitu kamar mesin, ruang muatan, ruang akomodasi dan ruang fore peak. Pemasangan papan kulit dan papan geladak - Papan kulit Pemasangan papan kulit dimulai dari lajur lunas. Kusus papan lajur atau papan lajur alas yang berada dibawah pondasi mesin agar dipasang terakhir setelah pembautan pondasi mesin ke gading selesai dengan baik. Kayu yang

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 3 dipakai adalah jenis tembusu. - Papan geladak Macam dari papan geladak adalah: papan tutup sisi geladak, papan geladak tengah dan papan geladak lainnya. Pemasangan pagar Bagian bagian dari konstruksi pagar yaitu: - Tiang pagar Tiang pagar dapat dibuat dengan meneruskan satu dari setiap dua sisi gading atas / dapat dibuat dengan memasang tiang yang ditembuskan ke bawah geladak dan diikatkan pada gading sisi atau galar balok. - Papan tutup sisi pagar Papan tutup sisi pagar dibuat dari papan yang tebalnya lebih kecil dari tebal papan kulit, dipasang di sisi luar pagar. Pada bagian bawahnya dibuat bukaan bukaan agar air yang masuk ke geladak dapat keluar. Penguat memanjang Penguat memanjang terbuat dua lajur, dibuat dari papan yang tebalnya = tebal papan kulit. Lajur atas dipasang di sisi atas, lajur lainnya ditengah tiang pagar. Penutup atas Tebalnya dibuat sama dengan papan tutup sisi geladak. Konstruksi ruang muat ikan dan kamar mesin - Ruang muat kapal ikan Ruang muat kapal ikan digunakan untuk menampung hasil tangkapnya dimana didalamnya terdapat bongkakan es, sehingga papan papan dibuat selubung dan membentuk ruangan sampai dengan geladak utama. Di antara selubung dan kulit kapal terdapat ruangan kosong yang diisi dengan foam / sabut kelapa / serbuk gergaji untuk memperkuat posisi selubung tersebut. Bagian bagian konstruksi ruang muat terdiri dari: penumpu memanjang lantai, balok mati, papan lantai, papan dinding, ambang palkah dan papan selubung. Sedangkan konstruksi ambang palkah tersusun atas balok alas, papan dinding, tutup palkah. - Ruang mesin Bagian konstruksi di ruang mesin terdiri dari: pondasi mesin (mesin penggerak, genset dan pompa), balok lantai, papan lantai, ambang ruang mesin. Kemiringan pondasi mesin pada bagian sisi bawah disesuaikan dengan kemiringan gading gading tempat mendudukkan balok pondasi mesin. Pondasi mesin untuk mesin penggerak bantu dipasang mulai dari sekat depan ruang mesin sampai dengan sekat belakang ruang mesin. Konstruksi bangunan atas Bentuk, ukuran dan tata ruang bangunan atas tergantung pada keinginan pemesan atau pemilik kapal yang dapat dibuat bertingkat atau satu tingkat. Untuk keperluan penangkap ikan biasanya bangunan atas tidak bertingkat, dengan bagian bagian konstruksinya adalah: balok alas, topang, siku siku topang, balok balok penguat mendatar, papan papan dinding, balok, balok atap, balok penumpu memanjang atap, papan atap dan pagar atap. Pembuatan bangunan atas dimulai dari pembuatan kerangka, yang diperkuat oleh balok balok penguat. Kemudian dari kerangka tersebut dipasangkan pada dudukan yang telah direncanakan, kemudaian baru dipasang papan papannya. Pemakalan dan pendempulan Pemakalan dan pendempulan dilakukan pada celah celah antar lajur lajur, sambungan papan kulit, dinding, atap, ambang palkah, ambang kamar mesin, sekat sekat serta sambungan sambungan lainnya yang memerlukan kekedapan. Kebutuhan akan jumlah pakal didasarkan pada besarnya celah antara lajur lajur dan sambungan papan papan tersebut. Pengecatan Pengecatan dilakukan menurut petunjuk yang ada pada spesifikasi cat yang dipakai. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, bagian bagian konstruksi dan badan kapal yang akan di cat terutama papan kulit lambung yang berada di bawah garis air diratakan dan dilicinkan dengan menggunakan mesin serut sehingga rata dan licin. Kemudian setelah itu diplamir dengan bahan yang sering digunakan untuk kayu dan mutunya harus baik, setelah itu baru dilaksanakan pengecatan. Pemasangan mesin, perlengkapan dan instalasi lainnya Urutan pengerjaan pada pemasangan mesin penggerak perlengkapan kapal dan instalasi lainnya adalah sebagai berikut: - Pemasangan tabung poros - Pemasangan poros baling baling - Pemasangan baling baling - Pengangkatan dan penempatan mesin di atas pondasi - Penyetelan kedudukan pondasi mesin - Pemasangan penampang tumpahan minyak - Pengikatan mesin dengan pondasi - Pemasangan perlengkapan mesin - Pemasangan generator dan instalasi listrik - Pemasangan pompa pompa dan sistem perpipaan air laut - Pemasangan alat perlengkapan kapal lainnya Peluncuran kapal Peluncuran kapal dilakukan secara memanjang karena pada saat pembangunannya dalam posisi memanjang atau tegak lurus dengan jalur perairan. Pada galangan kapal kayu ini dipakai sistem landasan peluncuran dengan menggunakan slipway. Perlengkapan untuk peluncuran terdiri dari dua jalur rel, kereta tempat menempatkan kapal, winch untuk menarik dan menurunkan kereta ke perairan. Dalam meletakkan kapal diatas kereta (craddle) dibutuhkan balok

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 4 penumpu. Susunan balok penumpu terdiri dari: balok penumpu, balok alas, balok palang. Pelaksanaan peluncuran kapal dilaksanakan saat tinggi permukaan air di ujung landasan peluncuran mencukupi atau memenuhi (pada saat air pasang tertinggi). [7] A. Identifikasi Masalah III. METODOLOGI PENELITIAN Masalah yang dirumuskan dalan Tugas Akhir ini adalah kondisi Industri Kapal Rakyat di Jawa Timur, cara melakukan modernisasi Industri Kapal Rakyat dan analisa teknis dan ekonomis dari modernisasi Industri kapal rakyat. Perhitungan pay back period dilakukan dengan menggunakan metode NPV (Net Present Value) B. Studi Literatus Studi literatur berisi data data mengenai industri kapal rakyat, perencanaan galangan kapal kayu modern, konsep pembangunan kapal kayu, material pembangunan kapal kayu, sistem produksi, dan metode analisis SWOT. Yang digunakan sebagai referensi untuk Tugas Akhir ini. C. TahapPengumpulan Data Data data yang diperlukan dalam tugas akhir ini antara lain: Kondisi galangan kapal rakyat Kondisi galangan kapal rakyat di jawa timur saat ini. Diperoleh dari survey yang dilakukan di lokasi sampel yaitu banyuwangi, situbondo dan probolinggo. Proses pembuatan kapal rakyat Proses pembuatan kapal di industri kapal rakyat di jawa timur. Dari awal pembuatan hingga peluncuran Peralatan yang digunakan untuk pembangunan kapal rakyat Alat - alat yang digunakan selama proses pembuatan kapal rakyat. Material yang digunakan Material yang digunakan dalam pembuatan kapal rakyat di jawa timur. SDM yang dibutuhkan Jumlah SDM yang dibutuhkan dan seperti apa kriteria SDM yang dipakai. Investasi dan Biaya produksi sebuah kapal rakyat Besarnya Investasi dan biaya produksi yang dibutuhkan dalam proses produksi kapal rakyat. IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN Dari analisis yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa posisi analisis SWOT terhadap galangan kapal rakyat ini berada di kuadran dua, sehingga dapat diterapkan strategi WO. Yaitu meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Banyak peluang yang bisa dimanfaatkan. Tapi ada beberapa kelemahan yaitu kurangnya peralatan dan jumlah SDM, sulitnya mengubah kebiasaan para pekerja. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, yang perlu dilakukan adalah menambah peralatan dan jumlah pekerja. Peralatan yang rata rata masih manual, bisa ditambah atau diganti dengan teknologi yang modern atau dari yang semula hanya menggunakan hand tools diganti dengan power tools atau kombinasi keduanya. Selain itu, perlu juga disusun struktur organisasi. 1) Lokasi Survey Dari segi akses jalan raya, listrik, air dan jaringan komunikasi dari lokasi survey cukup baik. Lokasi galangan kapal rakyat berada dekat dengan pelabuhan. Jarak dari pemukiman masyarakat cukup dekat. Sehingga membutuhkan sosialisasi yang cukup tinggi untuk mengembangkan area galangan. Wilayah lokasi survey tidak membutuhkan perluasan lahan, karena luas lahan dirasa cukup untuk modernisasi industri kapal rakyat ini. Industri industri kapal rakyat ini berada di pinggir pantai, sehingga tidak ada masalah untuk keluar masuk aktivitas kapal rakyat. 2) Kondisi Eksisting Industri Kapal Rakyat Industri kapal rakyat tradisional tidak menggunakan slipway untuk peluncuran. Kapal diluncurkan dengan cara ditarik banyak orang atau ditarik dengan menggunakan boat atau truk pada saat air laut pasang tertinggi. Dari segi peralatan, seluruh pengerjaan kapal kayu dikerjakan menggunakan peralatan manual. Untuk fasilitas galangan, tidak ada gudang, tidak ada kantor, dan tidak ada bengkel. Material ditumpuk di area terbuka di sekitar tempat pembangunan kapal. Gudang peralatan juga tidak ada. Setelah selesai bekerja, peralatan bisa dibawa pulang kerumah karena alat alatnya tidak berat seperti peralatan yang menggunakan mesin. Jadi tidak dibutuhkan gedung untuk penyimpanannya. Kantor juga tidak ada. Karena pekerjanya hanya terdiri dari tukang dan kepala tukang. Juga tidak dibutuhkan ruang gambar karena pembangunan kapal rakyat secara tradisional tidak menggunakan design atau rencana garis. Kebutuhan biaya pembangunan kapal baru dijelaskan pada tabel 1. Dan untuk biaya operasional dijelaskan pada tabel 2. Tabel 1. rincian biaya produksi kapal NO keterangan biaya 1 material kayu untuk lambung, deck, gading dll Rp78,000,000 2 lem, sekrup, paku, cat, pakal dll Rp15,000,000 3 tangki bahan bakar Rp1,000,000 4 mesin utama Rp80,000,000 5 alat tangkap Rp15,000,000 6 perlengkapan navigasi, keselamatan, pemadam kebakaran dll Rp7,000,000 7 peralatan tambahan Rp7,000,000 Rp203,000,000 Tabel 2. Biaya Operasional NO jenis pengeluaran biaya per tahun keterangan 1 gaji karyawan a. Kepala tukang Rp18,000,000 1 per bulan b. Pekerja Rp86,400,000 6 per bulan 2 biaya lain - lain Rp2,000,000 listrik, air, telepon dll 3 pembuatan kapal Rp812,000,000 4 Rp918,400,000

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 5 Pemasukan galangan diperoleh dari pembangunan kapal baru sebanyak 4 kapal per tahun. Yaitu 4 x Rp = Rp Sehingga keuntungan yang didapat adalah sebesar Rp Rp = Rp ) Kapasitas Galangan Kapal rakyat yang beroperasi di tiap tiap daerah di jawa timur adalah sebagian besar kapal berukuran GT. Kapal kapal yang akan direparasi adalah kapal kapal ikan. Jumlah kapal rakyat yang berdomisili di daerah survey dijelaskan pada tabel 1. Tabel 3. Jumlah Kapal yang Berdomisili di Daerah Survey NO U.P.T kapal GT kapal >30 GT 1 Banyuwangi Probolinggo Pasuruan 40 4 Satu tahun diasumsikan 300 hari jam kerja, maka perhitungan dasar untuk reparasi dan perawatan kapal adalah sebagai berikut: Direncanakan lama pengerjaan reparasi kapal adalah 7 hari. Sehingga dalam satu tahun galangan mampu mengerjakan sekitar 42 kapal di masing masing daerah. Dari 125 kapal di Banyuwangi, 205 kapal di Probolinggo dan 44 kapal di Pasuruan. 4) Investasi Galangan Investasi galangan meliputi investasi fasilitas galangan, peralatan dan biaya pelatihan SDM. Resume investasi langsung yang meliputi investasi slipway, bengkel produksi, bengkel mekanik, bengkel listrik, bengkel cat dan pakal,bengkel design dan mouldloft, biaya bangunan dan biaya umum ditunjukkan pada tabel 4, Tabel rincian biaya operasional galangan ditunjukkan pada tabel 5 dan rencana pemasukan galangan yang diperoleh dari hasil pembangunan kapal baru dan reparasi kapal ditunjukkan pada tabel 6. Tabel 4. Resume investasi langsung NO jenis investasi langsung harga total 1 slipway bengkel produksi Rp906,850,000 3 bengkel mekanik Rp1,944,900,000 4 bengkel listrik Rp494,200,000 5 bengkel cat dan pakal Rp9,800,000 6 bengkel design dan mould loft Rp12,500,000 7 biaya bangunan Rp552,000,000 8 biaya umum Rp3,920,250,000 jumlah Rp3,920,250,000 Tabel 5. Rincian biaya operasional galangan NO keterangan biaya 1 material kayu untuk lambung, deck, gading dll Rp100,000,000 2 lem, sekrup, paku, cat, pakal dll Rp15,000,000 3 tangki bahan bakar Rp1,000,000 4 mesin utama Rp80,000,000 5 alat tangkap Rp15,000,000 6 perlengkapan navigasi, keselamatan, pemadam kebakaran dll Rp7,000,000 7 peralatan tambahan Rp7,000,000 Rp225,000,000 Tabel 6. Pemasukan yang diharapkan pemasukan per NO jenis pemasukan tahun 1 hasil penjualan kapal (10 kapal) Rp4,000,000,000 2 reparasi kapal (40 kapal) Rp600,000,000 Rp4,600,000,000 Dari perkiraan biaya diatas dapat ditentukan rencana perhitungan biaya investasi galangan kapal sebagai berikut: a. Biaya pelatihan dan training diasumsikan sama dengan industri kapal rakyat semi modern yaitu untuk 10 orang teknisi selama enam bulan dianggarkan sebesar Rp.50,000,000 dan tenaga pengajar Rp.15,000,000. Jadi biaya total pelatihan adalah Rp.65,000,000. b. Biaya langsung sebesar Rp3,920,250,000 c. Biaya perencanaan pembangunan galangan sudah termasuk ijin usaha dan pengurukan / perataan areal galangan, upah pekerja bangunan dll yang dianggarkan (10% dari jumlah biaya langsung) adalah Rp392,025,000 d. Jumlah total biaya adalah Rp10,678,550,000 (biaya pembangunan) e. Overhead cost (10% dari biaya pembangunan) Rp1,067,855,000 f. Contingency (5% dari biaya pembangunan) Rp533,927,500 g. Biaya operasional galangan per tahun Rp2,851,250,000 Sehingga jumlah total biaya investasi awal adalah Rp15,131,582,500 Perhitungan biaya untuk produksi 20 kapal per tahun adalah: Biaya pembuatan 10 kapal ikan per = Rp.2,250,000,000 Pendapatan galangan kapal: 1. Penjualan hasil produksi: 10 kapal = Rp Penjualan jasa galangan Reparasi Biaya reparasi 1 kapal rakyat Rp Rp Pendapatan minimum= Rp per tahun dan pendapatan maksimum = Rp per tahun (asumsi 40 kapal per tahun) Dalam satu tahun pendapatan dari hasil reparasi adalah Rp.200,000,000 s/d Rp.600,000,000. Diasumsikan galangan kapal rakyat ini memperoleh pendapatan maksimum mengingat pemasukan galangan dari reparasi masih mempunyai peluang pasar pada kapal kapal rakyat di jawa timur. Jadi pendapatan galangan per tahun dari hasil reparasi yang diharapkan adalah Rp.600,000,000. Sehingga pendapatan galangan yang diharapkan dari hasil

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 6 penjualan kapal dan reparasi adalah Rp.4,600,000,000 per tahun. 3. Pendapatan Galangan Jumlah total pendapatan galangan dari hasil penjualan kapal dan reparasi sebesar Rp.4,600,000,000 per tahun. Pendapatan galangan ini diasumsikan sama tiap tahunnya.untuk tahun pertama, pendapatan galangan dikurangi biaya investasi awal sebesar Rp.4,600,000,000 Rp15,131,582,500 = Nilai tersebut merupakan data untuk perhitungan titik impas (Break Event Point) dengan menggunakan metode NPV (Net Present Value) 5) Perhitungan Pay Back Period Salah satu cara menghitung pay back period atau jangka waktu balik modal adalah dengan metode NPV (Net Present Value). NPV adalah metode untuk menentukan kelayakan investasi suatu proyek. Data data yang diperlukan adalah sebagai berikut: Investasi awal Suku bunga bank Pengeluaran untuk operasi dalam satu tahun Pemasukan dalam satu tahun Untuk perhitungan NPV digunakan cara tabulasi karena memerlukan perhitungan berulang atau iterasi. Perhitungan NPV untuk tahun ke-n adalah sebagai berikut: NPV= (Pw) j (Rj-Yj) Dimana: Pw = present Worth = 1/(1+i) i = suku bunga bank R = pemasukan dalam satu tahun j = tahun ke 1,2,3,...,n parkir. Sedangkan untuk peralatan yang semula hanya menggunakan alat alat tradisional yang termasuk hand tools, diganti atau ditambah dengan mesin mesin atau biasa disebut power tools. Dari mulai mesin potong, mesin drill, mesin bubut dll. 3. Total biaya investasi untuk perubahan galangan ini sebesar Rp 10,531,582,500 dengan pendapatan bersih pertahun diharapkan sebesar Rp1,085,750,000. Dengan bantuan metode NPV (Net Present Value), maka estimasi investasi dengan 100% modal pribadi layak dilaksanakan karena nilai NPV > 0 dan modal kembali pada tahun ke-17. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis S.M. mengucapkan terima kasih kepada: Departemen Agama Republik Indonesia yang telah memberikan dukungan finansial melalui Beasiswa PBSB tahun , Sri Rejeki Wahyu Pribadi,ST.MT. dan Ir. Soejitno selaku dosen pembimbing dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. DAFTAR PUSTAKA [1] (t.thn.). Diambil kembali dari [2] Amantubillah, B. (2006). Studi Kelayakan Pembangunan galangan Kapal Kayu di Kawasan Pelabuhan Pasuruhan. Surabaya. [3] Anityasari, Maria dan Wessiani, Naning Aranti. (2011). Analisa Kelayakan Usaha Dilengkapi Kajian Manajemen Resiko. Surabaya: Guna Widya. [4] (2013, 10 18). [5] (2013, oktober 6). [6] Soejitno. (1985). Diktat Manajemen Teknologi dan Produksi 1. Surabaya. [7] Sriyadi. (2001). Perencanaan Galangan Kapal Kayu Modern Kapasitas 60 GT dengan Kapasitas Produksi 10 Buah per Bulan yang Layak Secara Teknis dan Ekonomis. Surabaya. Gambar 1. Grafik NPV V. KESIMPULAN/RINGKASAN Berdasarkan pembahasan pada bab dan sub bab sebelumnya, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengerjaan reparasi kapal dan bangunan baru di lakukan pada kapal kapal dengan kapasitas 10 sampai 30 GT. Jenis kapal yang dikerjakan adalah kapal motor dan kapal layar. Dengan banyaknya pekerjaan 20 bangunan baru per tahun dan 42 kapal untuk reparasi dan perawatan. 2. Perubahan fisik pada industri kapal rakyat ada pada bangunan dan peralatan. Pembangunan dilakukan pada kantor, bengkel produksi, gudang, sampai area

STUDI MODERNISASI INDUSTRI KAPAL RAKYAT DI JAWA TIMUR

STUDI MODERNISASI INDUSTRI KAPAL RAKYAT DI JAWA TIMUR STUDI MODERNISASI INDUSTRI KAPAL RAKYAT DI JAWA TIMUR Disusun Oleh: Sa adatul Munawaroh NRP: 4109100701 Dosen pembimbing: Sri Rejeki Wahyu Pribadi,ST.MT Ir. Soejitno Jurusan teknik perkapalan Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional

Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337 3539 (2301 9271 Print) 1 Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) G-332

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) G-332 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-332 Studi Peningkatan Kemampuan Galangan Kapal di Jawa Timur untuk Mendukung Program Pengadaan Kapal Penangkap Ikan Nasional

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan Menurut Nomura dan Yamazaki (1977) kapal perikanan sebagai kapal yang digunakan dalam kegiatan perikanan yang meliputi aktivitas penangkapan atau pengumpulan

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIS KM PUTRA BIMANTARA III MENURUT PERATURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI

ANALISA TEKNIS KM PUTRA BIMANTARA III MENURUT PERATURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI ANALISA TEKNIS KM PUTRA BIMANTARA III MENURUT PERATURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI Sarjito Jokosisworo*, Ari Wibawa Budi Santosa* * Program Studi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik UNDIP ABSTRAK Mayoritas

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 23373539 (23019271 Print) 1 Analisa Teknis Dan Ekonomis Pembangunan Fasilitas Terpadu untuk Meningkatkan Produktivitas Kapal Di Galangan Tepian Mahakam

Lebih terperinci

4 Penyetelan gading {gading utuh). KESIMPULAJi

4 Penyetelan gading {gading utuh). KESIMPULAJi 89 BAB V KESIMPULAJi Seperti diketahui bahwa dalam mengadakan perhitungan pemakaian jam orang ini suli t diharapkan untuk menda patkan hasil yang tepat sekali,seperti yang dijelaskan pada bab-bab yang

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN . HASIL DAN PEMBAHASAN yang dijadikan sampel dan diukur pada penelitian ini berjumlah 22 unit yang mempunyai wilayah pengoperasian lokal, yaitu di daerah yang tidak jauh dari teluk Palabuhanratu. Konstruksi

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan Terdapat beberapa definisi mengenai kapal perikanan, menurut Undang- Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI)

STUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI) STUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI) Oleh : Abdur Rachman 4108.100.111 Dosen Pembimbing : M. Nurul Misbah,

Lebih terperinci

KAJIAN DIMENSI DAN MODEL SAMBUNGAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU PRODUKSI GALANGAN RAKYAT DI KABUPATEN BULUKUMBA

KAJIAN DIMENSI DAN MODEL SAMBUNGAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU PRODUKSI GALANGAN RAKYAT DI KABUPATEN BULUKUMBA PROSID ING 2011 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK KAJIAN DIMENSI DAN MODEL SAMBUNGAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU PRODUKSI GALANGAN RAKYAT DI KABUPATEN BULUKUMBA Azis Abdul Karim, Mansyur Hasbullah & Andi Haris

Lebih terperinci

TEKNO EKONOMI KAPAL GILLNET DI KALIBARU DAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA LUSI ALMIRA KALYANA

TEKNO EKONOMI KAPAL GILLNET DI KALIBARU DAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA LUSI ALMIRA KALYANA TEKNO EKONOMI KAPAL GILLNET DI KALIBARU DAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA LUSI ALMIRA KALYANA DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi

Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Febry Firghani Oemry - 4108100079 Dosen Pembimbing: Ir. Heri Supomo,

Lebih terperinci

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah Di Perumahan Pakuwon City Surabaya

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah Di Perumahan Pakuwon City Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol.3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-65 Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah Di Perumahan Pakuwon City Surabaya Nila Oktafia, Retno Indryani dan Yusronia Eka

Lebih terperinci

BAB V DASAR BERGANDA ( DOUBLE BOTTOM )

BAB V DASAR BERGANDA ( DOUBLE BOTTOM ) BAB V DASAR BERGANDA ( DOUBLE BOTTOM ) PENGERTIAN DASAR BERGANDA Dasar Berganda ialah bagian dari konstruksi kapal yang dibatas, Bagian bawah - Oleh kulit kapal bagian bawah ( bottom shell planting ) Bagian

Lebih terperinci

KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN PALABUHANRATU JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA

KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN PALABUHANRATU JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN PALABUHANRATU JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ARIEF MULLAH MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Proses Pembuatan Kapal Baru Pada umumnya metode atau cara dalam proses pembuatan kapal terdiri dari dua cara yaitu cara pertama berdasarkan sistem, cara kedua berdasarkan tempat.

Lebih terperinci

BAB V SHELL EXPANSION

BAB V SHELL EXPANSION BAB V SHELL EXPANSION A. PERHITUNGAN BEBAN A.1. Beban Geladak Cuaca (Load and Weather Deck) Yang dianggap sebagai geladak cuaca adalah semua geladak yang bebas kecuali geladak yang tidak efektif yang terletak

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM GALANGAN

4 KEADAAN UMUM GALANGAN 4 KEADAAN UMUM GALANGAN 4.1 Produktivitas Galangan Galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) merupakan galangan kapal yang terletak di komplek Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBANGUNAN KAPAL KAYU TRADISIONAL DI TANAHBERU KABUPATEN BULUKUMBA

TEKNOLOGI PEMBANGUNAN KAPAL KAYU TRADISIONAL DI TANAHBERU KABUPATEN BULUKUMBA TEKNOLOGI PEMBANGUNAN KAPAL KAYU TRADISIONAL DI TANAHBERU KABUPATEN BULUKUMBA Syarifuddin DEWA *1 and A. Haris MUHAMMAD 1 1 Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Makassar *E-mail:

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I A. UMUM Untuk merencanakan sebuah kapal bangunan baru, ada beberapa masalah yang penting dan pokok untuk dijadikan dasar perencanaan, baik dari segi teknis, ekonomis maupun segi artistiknya.beberapa

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM GALANGAN

4 KEADAAN UMUM GALANGAN 28 4 KEADAAN UMUM GALANGAN Galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) terletak di Jalan Mandala Bahari No.1 Muara Angke, Jakarta Utara. Galangan kapal KPNDP berada satu wilayah komplek

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 26 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Produktivitas Galangan Dok Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Balai Teknologi Penangkapan Ikan (UPT BTPI) memiliki fungsi sebagai tempat membangun, merawat, dan memperbaiki

Lebih terperinci

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KONSTRUKSI KAPAL PERIKANAN BERDASAR PERATURAN KLASIFIKASI DAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI 1996

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KONSTRUKSI KAPAL PERIKANAN BERDASAR PERATURAN KLASIFIKASI DAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI 1996 PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KONSTRUKSI KAPAL PERIKANAN BERDASAR PERATURAN KLASIFIKASI DAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI 1996 Untung Budiarto, Sarjito Jokosisworo Program Studi S1 Teknik Perkapalan Fakultas Teknik

Lebih terperinci

SEKAT KEDAP AIR HALUAN MIRING KAPAL PENUMPANG : 5 % L M KAPAL BARANG : b = Jarak terkecil dari. ketentuan. b = 5 % L atau.

SEKAT KEDAP AIR HALUAN MIRING KAPAL PENUMPANG : 5 % L M KAPAL BARANG : b = Jarak terkecil dari. ketentuan. b = 5 % L atau. BAB III SEKAT KEDAP AIR HALUAN MIRING KAPAL PENUMPANG : 5 % L + 3.05 M KAPAL BARANG : b = Jarak terkecil dari ketentuan b = 5 % L atau b = 10 meter b = 8 % L ( Seijin Pemerintah ) SEKAT KEDAP AIR BULLBOUS

Lebih terperinci

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-17 Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta Dwitanti Wahyu Utami

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN

ANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN ANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN Disusun oleh : Yohanes Edo Wicaksono (4108.100.048) Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo, M.Sc Sri Rejeki

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kapal Kayu 5.1.1 Gambaran Umum Kapal perikanan merupakan unit penangkapan ikan yang sangat penting dalam mendukung kegiatan operasi penangkapan ikan yang terdapat di perairan

Lebih terperinci

Analisa Kelayakan Teknis dan Finansial pada Proyek Apartemen Dian Regency Surabaya

Analisa Kelayakan Teknis dan Finansial pada Proyek Apartemen Dian Regency Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-58 Analisa Kelayakan Teknis dan Finansial pada Proyek Apartemen Dian Regency Surabaya Leonardo Andos Roganda L.Gaol dan Farida

Lebih terperinci

Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Terampil untuk Mendukung Peningkatan Produksi Pembangunan Kapal Baru di Galangan- Galangan Kapal di Surabaya

Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Terampil untuk Mendukung Peningkatan Produksi Pembangunan Kapal Baru di Galangan- Galangan Kapal di Surabaya JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-331 Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Terampil untuk Mendukung Peningkatan Produksi Pembangunan Kapal Baru di Galangan- Galangan Kapal di Surabaya

Lebih terperinci

LAPORAN PEMERIKSAAN TONGKANG

LAPORAN PEMERIKSAAN TONGKANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MINISTRY OF TRANSPORTATION DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIRECTORATE GENERAL OF SEA TRANSPORTATION LAPORAN PEMERIKSAAN TONGKANG NAMA KAPAL : PEMILIK / OPERATOR : AGENT :

Lebih terperinci

PENGUKURAN KAPAL (Tonnage Measurement)

PENGUKURAN KAPAL (Tonnage Measurement) PENGUKURAN KAPAL (Tonnage Measurement) OLEH : LUKMAN HIDAYAT NRP. 49121110172 PROGRAM DIPLOMA IV JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN SEKOLAH TINGGI PERIKANAN JAKARTA

Lebih terperinci

Diterima: 7 Januari 2009; Disetujui: 20 November 2009

Diterima: 7 Januari 2009; Disetujui: 20 November 2009 KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL IKAN DI PPI MUARA ANGKE JAKARTA UTARA DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA Dimension Appropriatness of Some Construction Parts of Woodden Fishing

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENGGUNAAN GADING BAJA PADA PEMBANGUNAN KAPAL KAYU 30 GT

ALTERNATIF PENGGUNAAN GADING BAJA PADA PEMBANGUNAN KAPAL KAYU 30 GT Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 10, Nomor 2, Juli - Desember 2012 ALTERNATIF PENGGUNAAN GADING BAJA PADA PEMBANGUNAN KAPAL KAYU 30 GT Lukman Bochary & Farid Larengi Jurusan Teknik Perkapalan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.283, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Pengukuran Kapal. Tata cara. Metode. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGUKURAN KAPAL

Lebih terperinci

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta Dwitanti Wahyu Utami dan Retno Indryani Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-1 Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya Yessie Afriana W, dan A.A. Gde Kartika Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Terampil untuk Mendukung Peningkatan Produksi Pembangunan Kapal Baru di Galangan-galangan Kapal di Surabaya Dicky Hari Traymansah,

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Kapal Cumi-Cumi (Squid Jigging) Kapal penangkap cumi-cumi adalah kapal yang sasaran utama penangkapannya adalah cumi-cumi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat

Lebih terperinci

Bab XII. Spesifikasi Teknis dan Gambar

Bab XII. Spesifikasi Teknis dan Gambar Bab XII. Spesifikasi Teknis dan Gambar Pekerjaan : Pengadaan Kapal Pengawas (Long Boat) 1. KONDISI UMUM Spesifikasi teknis ini bersama dengan gambar-gambar yang diampirkan dimaksudkan untuk menerangkan

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL HALAMAN SURAT TUGAS

HALAMAN JUDUL HALAMAN SURAT TUGAS DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN SURAT TUGAS HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI HALAMAN PENGESAHAN KETUA PROGRAM STUDI HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kapal Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kapal Perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan Kapal perikanan merupakan kapal yang digunakan untuk aktivitas penangkapan ikan di laut (Iskandar dan Pujiati, 1995). Kapal perikanan adalah kapal yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PENDAHULUAN MT SAFINA SYUMADHANI Tanker 3600 BRT I - 1 PROGRAM STUDI D III TEKNIK PERKAPALAN PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. PENDAHULUAN MT SAFINA SYUMADHANI Tanker 3600 BRT I - 1 PROGRAM STUDI D III TEKNIK PERKAPALAN PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Untuk merencanakan sebuah kapal bangunan baru, ada beberapa masalah yang penting dan pokok untuk dijadikan dasar perencanaan, baik dari segi teknis, ekonomis maupun segi artistiknya.

Lebih terperinci

Analisis Kekuatan Kapal Bambu Laminasi dan Pengaruhnya Terhadap Ukuran Konstruksi dan Biaya Produksi

Analisis Kekuatan Kapal Bambu Laminasi dan Pengaruhnya Terhadap Ukuran Konstruksi dan Biaya Produksi Analisis Kekuatan Kapal Bambu Laminasi dan Pengaruhnya Terhadap Ukuran Konstruksi dan Biaya Produksi 1 Ahmad Purnomo, Heri Supomo Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya Yessie Afriana W, A.A. Gde Kartika, ST, MSc. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

Analisis Penetapan Harga Sewa Berdasarkan Tingkat Subsidi Tertentu Rusun Grudo Kota Surabaya

Analisis Penetapan Harga Sewa Berdasarkan Tingkat Subsidi Tertentu Rusun Grudo Kota Surabaya JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-50 Analisis Penetapan Harga Sewa Berdasarkan Tingkat Subsidi Tertentu Rusun Grudo Kota Surabaya Nuriyah Irkham dan Christiono

Lebih terperinci

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin BAB III METODE PROYEK AKHIR A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan dan perakitan mesin pemotong kerupuk ini di lakukan di Bengkel Kurnia Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisis Teknis dan Ekonomis Pemakaian Material Baja Karbon dengan Coating dan Material Duplex Tanpa Coating untuk Pembangunan

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-6 Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi Aulia Djeihan Setiajid dan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-98 Produksi Kapal Ikan Tradisional dengan Kulit Lambung dan Geladak Kayu Laminasi serta Konstruksi Gading dan Geladak Aluminium Ricky Andrianto

Lebih terperinci

b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a perlu diatur lebih lanjut mengenai perkapalan dengan Peraturan Pemerintah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a perlu diatur lebih lanjut mengenai perkapalan dengan Peraturan Pemerintah; PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2002 TENTANG P E R K A P A L A N PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran terdapat

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan Menurut Lubis (2000), Pelabuhan Perikanan adalah suatu pusat aktivitas dari sejumlah industri perikanan, merupakan pusat untuk semua kegiatan perikanan,

Lebih terperinci

Analisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Laminasi Bambu Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai Alternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Lambung Kapal

Analisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Laminasi Bambu Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai Alternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Lambung Kapal JURNL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) nalisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai lternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Kapal M. Bagus

Lebih terperinci

Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga

Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-183 Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga Ardianus, Septia Hardy Sujiatanti,

Lebih terperinci

Study Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System

Study Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-78 Study Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System Kembara

Lebih terperinci

Analisis Nilai Pasar Tanah Perumahan Kawasan Industri Tuban (KIT) dengan Metode Pengembangan Lahan

Analisis Nilai Pasar Tanah Perumahan Kawasan Industri Tuban (KIT) dengan Metode Pengembangan Lahan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-98 Analisis Nilai Pasar Tanah Perumahan Kawasan Industri Tuban (KIT) dengan Metode Pengembangan Lahan Devi Santi Maharani dan

Lebih terperinci

Analisa Investasi Perumahan Kalianget Paradise di Kabupaten Sumenep Ditinjau dari Aspek Finansial

Analisa Investasi Perumahan Kalianget Paradise di Kabupaten Sumenep Ditinjau dari Aspek Finansial JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-303 Perumahan Kalianget Paradise di Kabupaten Sumenep Ditinjau dari Aspek Finansial Erwin Ready, Cahyono Bintang Nurcahyo, dan

Lebih terperinci

STUDI PEMILIHAN MODEL GALANGAN KAPAL RAKYAT UNTUK INDUSTRI KECIL MENENGAH

STUDI PEMILIHAN MODEL GALANGAN KAPAL RAKYAT UNTUK INDUSTRI KECIL MENENGAH STUDI PEMILIHAN MODEL GALANGAN KAPAL RAKYAT UNTUK INDUSTRI KECIL MENENGAH Ali Yusa 1) dan Djauhar Manfaat 2) 1) Program Studi Magister Jurusan Teknik Produksi dan Material Kelautan, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PRESENTASI TUGAS AKHIR 2

PENDAHULUAN PRESENTASI TUGAS AKHIR 2 SIDANG TUGAS AKHIR ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PRODUKSI KAPAL PENAMPUNG IKAN DI DAERAH SULAWESI UTARA Oleh: M. MARTHEN OKTOUFAN N. N.R.P. 4106 100 074 Dosen Pembimbing: Sri Rejeki Wahyu Pribadi, ST, MT

Lebih terperinci

Analisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Menggunakan Laminasi Hybrid Antara Bambu Ori dengan Kayu Sonokembang dengan Variasi Arah Serat

Analisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Menggunakan Laminasi Hybrid Antara Bambu Ori dengan Kayu Sonokembang dengan Variasi Arah Serat JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (218), 2337-352 (231-928X Print) G 94 Analisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Menggunakan Hybrid Antara Bambu Ori dengan Kayu Sonokembang dengan Variasi Arah

Lebih terperinci

5. KAJIAN DAN PEMBAHASAN

5. KAJIAN DAN PEMBAHASAN 109 5. KAJIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Kajian Desain Kayu dan Struktur Beton pada Rangka Kapal Pukat Cincin 5.1.1. Perbedaan Desain Kapal Kayu dan Kapal Gabungan Beton, Kayu. Perbedaan desain kapal kayu dan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 21 1.1. Latar Belakang Perairan Aceh berhubungan langsung dengan Samudra Hindia berada di sebelah barat Sumatra dan mempunyai potensi sumberdaya perikanan yang cukup besar. Luas perairan

Lebih terperinci

Analisis Penetapan Harga Jual Unit Apartemen Bale Hinggil di Surabaya

Analisis Penetapan Harga Jual Unit Apartemen Bale Hinggil di Surabaya JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 4, No.1, (14) 337-35 (31-98X Print) 1 Analisis Penetapan Harga Jual Unit Apartemen Bale Hinggil di Surabaya Wahyu Ika Aprilia dan Christiono Utomo Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 20 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Letak Topografi dan Luas Sibolga Kota Sibolga berada pada posisi pantai Teluk Tapian Nauli menghadap kearah lautan Hindia. Bentuk kota memanjang

Lebih terperinci

Sungai Musi mempunyai panjang ± 750 km

Sungai Musi mempunyai panjang ± 750 km STUDI PENETAPAN TARIF ALUR PELAYARAN (CHANNEL FEE) : STUDI KASUS SUNGAI MUSI Septyan Adi Nugroho, Murdjito Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

TEKNO-EKONOMI PEMBANGUNAN KAPAL KAYU GALANGAN KAPAL RAKYAT DI DESA GEBANG, CIREBON, JAWA BARAT

TEKNO-EKONOMI PEMBANGUNAN KAPAL KAYU GALANGAN KAPAL RAKYAT DI DESA GEBANG, CIREBON, JAWA BARAT TEKNO-EKONOMI PEMBANGUNAN KAPAL KAYU GALANGAN KAPAL RAKYAT DI DESA GEBANG, CIREBON, JAWA BARAT Oleh : DEWI AYUNINGSARI C54103050 SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN DETAIL STRUKTUR DAN REKLAMASI PELABUHAN PARIWISATA DI DESA MERTASARI - BALI OLEH : SIMON ROYS TAMBUNAN 3101.100.105 PROGRAM SARJANA (S-1) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB V MIDSHIP AND SHELL EXPANSION

BAB V MIDSHIP AND SHELL EXPANSION BAB V MIDSHIP AND SHELL EXPANSION Perhitungan Midship & Shell Expansion berdasarkan ketentuan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) Th. 2006 Volume II. A. PERHITUNGAN PLAT KULIT DAN PLAT GELADAK KEKUATAN B.1.

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-131

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-131 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (04) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) D-3 Analisis Tata Letak Fasilitas Proyek Menggunakan Activity Relationship Chart dan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan

Lebih terperinci

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Disusun oleh : Christy Gery Buyang 3110106004 Dosen Pembimbing : FARIDA RACHMAWATI ST. MT. Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (Juli, 2014) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (Juli, 2014) ISSN: ( Print) JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (Juli, 04) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Analisis Tata Letak Fasilitas Proyek Menggunakan Activity Relationship Chart dan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan

Lebih terperinci

Penetepan Harga Sewa Ruang Rusunawa Sumur Welut Surabaya Dengan Metode Permenpera No.18 Tahun 2007

Penetepan Harga Sewa Ruang Rusunawa Sumur Welut Surabaya Dengan Metode Permenpera No.18 Tahun 2007 1 Penetepan Harga Sewa Ruang Rusunawa Sumur Welut Surabaya Dengan Metode Permenpera No.18 Tahun 2007 Tantio Cahyo Fajrin, Retno Indryani, Ir., MS. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL Syahrizal & Johny Custer Teknik Perkapalan Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Umum A.1. Jenis Kapal A.2. Kecepatan Kapal A.3. Masalah Lain

BAB I PENDAHULUAN A. Umum A.1. Jenis Kapal A.2. Kecepatan Kapal A.3. Masalah Lain BAB I PENDAHULUAN A. Umum Dalam merencanakan atau mendesain kapal bangunan baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan sebuah kapal, baik dari segi teknis, ekonomis maupun segi artistiknya.

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 95, 2002 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4227) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

Analisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada Kapal Ikan

Analisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada Kapal Ikan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271) 1 Analisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 109 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 109 TAHUN 2016 3 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI

Lebih terperinci

KAJIAN ASPEK TEKNIS DAN ASPEK EKONOMIS PROYEK PACKING PLANT PT. SEMEN INDONESIA DI BANJARMASIN

KAJIAN ASPEK TEKNIS DAN ASPEK EKONOMIS PROYEK PACKING PLANT PT. SEMEN INDONESIA DI BANJARMASIN TUGAS AKHIR KAJIAN ASPEK TEKNIS DAN ASPEK EKONOMIS PROYEK PACKING PLANT PT. SEMEN INDONESIA DI BANJARMASIN DIYAH TRI SULISTYORINI - 3111.105.037 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

STUDIES ON THE USE OF WOOD ON FRAME IN TANJUNG BAKAU S VILLAGE RANGSANG S SUB-DISTRICT REGENCY OF KEPULAUAN MERANTI PROVINCE OF RIAU

STUDIES ON THE USE OF WOOD ON FRAME IN TANJUNG BAKAU S VILLAGE RANGSANG S SUB-DISTRICT REGENCY OF KEPULAUAN MERANTI PROVINCE OF RIAU STUDIES ON THE USE OF WOOD ON FRAME IN TANJUNG BAKAU S VILLAGE RANGSANG S SUB-DISTRICT REGENCY OF KEPULAUAN MERANTI PROVINCE OF RIAU By Tos arianto 1) Syaifuddin 2) and Ronald M hutauruk 3) 1) Student

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi Salah satu cara yang dapat ditempuh manusia agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan tuntutan zaman adalah melalui penerapan dan pengembangan teknologi dalam

Lebih terperinci

Awak tidak memperhatikan bangunan dan stabilitas kapal. Kecelakaan kapal di laut atau dermaga. bahaya dalam pelayaran

Awak tidak memperhatikan bangunan dan stabilitas kapal. Kecelakaan kapal di laut atau dermaga. bahaya dalam pelayaran Bagian-bagian Kapal Awak tidak memperhatikan bangunan dan stabilitas kapal Kecelakaan kapal di laut atau dermaga bahaya dalam pelayaran merugikan harta benda, kapal, nyawa manusia bahkan dirinya sendiri.

Lebih terperinci

Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) GT

Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) GT Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) 75 150 GT ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... I Prakata... II Pendahuluan... III 1 Ruang

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BUKAAN KULIT SHELL EXPANTION

PERHITUNGAN BUKAAN KULIT SHELL EXPANTION BAB V PERHITUNGAN BUKAAN KULIT Perhitungan Shell Expansion ( bukaan kulit ) kapal MT. SADEWA diambil dari perhitungan Rencana Profil berdasarkan Peraturan Biro Klasifikasi Indonesia Volume II, Rules for

Lebih terperinci

Rendy Bagus Adhitya PRESENTASI TUGAS AKHIR ( ) Oleh:

Rendy Bagus Adhitya PRESENTASI TUGAS AKHIR ( ) Oleh: PRESENTASI TUGAS AKHIR Oleh: Rendy Bagus Adhitya (6607040013) PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN MANUFAKTUR POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 JUDUL :

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENAMBAHAN FASILITAS GRAND BLOCK ASSEMBLY UNTUK PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI GALANGAN PT PAL SURABAYA

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENAMBAHAN FASILITAS GRAND BLOCK ASSEMBLY UNTUK PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI GALANGAN PT PAL SURABAYA ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENAMBAHAN FASILITAS GRAND BLOCK ASSEMBLY UNTUK PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI GALANGAN PT PAL SURABAYA ABSTRAK Studi ini berisi tentang pengembangan galangan PT PAL Surabaya

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK Pedoman Umum 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN KAPAL

PROSES PEMBUATAN KAPAL PROSES PEMBUATAN KAPAL Pada umumnya metode atau cara dalam proses pembuatan kapal terdiri dari dua cara yaitu cara pertama berdasarkan sistem, cara kedua berdasarkan tempat. Proses pembuatan kapal berdasarkan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Posisi beberapa bagian konstruksi kapal

Lampiran 1 Posisi beberapa bagian konstruksi kapal LAMPIRAN Lampiran 1 Posisi beberapa bagian konstruksi kapal Lampiran 1 Lanjutan Lampiran 2 Tabel luas penampang lunas dan linggi No Nama kapal L(B/3+H) Lunas (cm²) BKI Hasil Deviasi 1 Hikmah Jaya 28.956

Lebih terperinci

Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar

Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-13 Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar Prasetyo Adi dan

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning suatu

Lebih terperinci

Analisis Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Bambu Ori Dengan Variasi Umur Untuk Pembuatan Kapal Kayu

Analisis Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Bambu Ori Dengan Variasi Umur Untuk Pembuatan Kapal Kayu JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print 1 Analisis Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Bambu Ori Dengan Variasi Untuk Pembuatan Kapal Kayu Nur Fatkhur Rohman dan Heri Supomo

Lebih terperinci

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-148 Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran Dira Arumsani dan Adjie Pamungkas

Lebih terperinci

Analisa Biaya Dan Permintaan Pada Penetapan Harga Marginal Unit Rumah Di Perumahan Royal Regency, Lumajang

Analisa Biaya Dan Permintaan Pada Penetapan Harga Marginal Unit Rumah Di Perumahan Royal Regency, Lumajang JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-36 Analisa Dan Permintaan Pada Penetapan Harga Marginal Unit Rumah Di Perumahan Royal Regency, Lumajang Rachma Damayanti dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Buku Informasi Transportasi Kementerian Perhubungan 2012 ini dapat tersusun sesuai rencana. Buku Informasi Transportasi

Lebih terperinci

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN 1829-8370 (p) 2301-9069 (e) http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kapal KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN Fabrikasi Kapal Fiberglass Sebagai Bahan Alternatif Pengganti Kapal Kayu Untuk

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIS PENENTUAN SPESIFIKASI KANTUNG UDARA (AIRBAG) SEBAGAI SARANA UNTUK PELUNCURAN TONGKANG

ANALISA TEKNIS PENENTUAN SPESIFIKASI KANTUNG UDARA (AIRBAG) SEBAGAI SARANA UNTUK PELUNCURAN TONGKANG ANALISA TEKNIS PENENTUAN SPESIFIKASI KANTUNG UDARA (AIRBAG) SEBAGAI SARANA UNTUK PELUNCURAN TONGKANG Alex Prastyawan*, Ir Heri Supomo, M.Sc** *Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan **Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2010, hlm ISSN

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2010, hlm ISSN Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2010, hlm 82-94 ISSN 0126-6265 Vol 38 No.1 82 Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2010, hlm 82-94 ISSN 0126-6265 Vol 38 No.1 STUDI BAHAN DAN KONSTRUKSI KAPAL PERIKANAN

Lebih terperinci