Apr 16. Jan 16. Mar 16. Feb 16

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Apr 16. Jan 16. Mar 16. Feb 16"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Al Firdaus Surakarta yang beralamat di Jalan Yosodipuro 56 Surakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2015 sampai Mei Berikut jadwal pelaksanaan penelitian: Bulan Jenis Kegiatan Des 15 Jan 16 Feb 16 Mar 16 Apr 16 Mei Persiapan Penelitian a. Mengajukan judul b. Penyusunan proposal c. Perizinan d. Koordinasi dengan kepala sekolah dan guru. e. Penyusunan behavior contract 2. Pelaksanaan Penelitian a. Pelaksanaan eksperimen b. Analisis data hasil eksperimen 3. Penyusunan 29

2 30 Laporan/Skripsi a. Penyusunan draf b. Pengetikan skripsi 4. Pelaksanaan Ujian Skripsi dan Revisi Gambar 3. 1 Bagan Jadwal Penelitian Pada Bulan Desember 2015, peneliti mengajukan judul penelitian kepada dosen pembimbing skripsi yang berjumlah dua orang. Setelah mendapatkan persetujuan dari kedua dosen pembimbing, proposal penelitian mulai disusun pada awal Bulan Januari Proposal penelitian dikonsultasikan pada Pembimbing II untuk mengetahui bagian-bagian yang perlu direvisi. Proposal penelitian yang telah direvisi, kemudian diajukan pada Pembimbing I untuk mendapatkan persetujuan dan beberapa perbaikan yang dianggap perlu. Pada pertengahan Bulan Januari 2016, proposal penelitian telah mendapatkan persetujuan dari kedua dosen pembimbing. Pada minggu terakhir Bulan Januari 2016 peneliti mendapatkan izin menyusun skripsi dari dekan dan izin melakukan penelitian dari universitas. Peneliti mendapatkan bimbingan dalam perbaikan bagian-bagian skripsi mulai dari Bab I sampai III dari dosen pembimbing pada Bulan Februari Setelah Bab I sampai III skripsi telah disetujui oleh dosen pembimbing, peneliti melakukan penelitian selama 20 hari di sekolah inklusi pada Bulan Maret hingga April Sebelum melakukan penelitian di kelas, peneliti berkoordinasi dengan kepala sekolah, koordinator inklusi, dan guru kelas untuk menentukan jadwal kegiatan selama penelitian. Setelah kegiatan di lapangan selesai, peneliti mengolah dan menganalisis data hasil penelitian pada minggu ketiga Bulan April Pada minggu keempat Bulan April sampai minggu pertama Bulan Mei 2016, penulis menyusun Bab IV dan V skripsi dengan bimbingan kedua dosen pembimbing. Setelah Bab IV dan V skripsi mendapatkan persetujuan dari kedua dosen pembimbing, lalu dilaksanakan ujian skripsi dan revisi pada minggu kedua hingga keempat Bulan Mei 2016.

3 31 B. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain multiple baseline cross variables. Menurut Sunanto, Takeuchi, dan Tanaka (2005: 74), desain multiple baseline cross variables digunakan jika guru ingin mengubah perilaku menggunakan satu intervensi yang dapat diterapkan untuk dua atau lebih target perilaku. Desain multiple baseline ini digunakan untuk menunjukkan efektivitas suatu tindakan atau perlakuan tanpa kembali ke kondisi baseline (Martin & Pear, 2011: 273). Penulis memilih desain multiple baseline cross variables karena desain ini dianggap paling cocok untuk mengukur perilaku maladaptif subjek yang sangat variatif. Subjek adalah siswa ADHD dengan karakteristik umum gangguan perhatian, hiperaktivitas dan impulsivitas yang dapat ditunjukkan dengan berbagai macam perilaku mengganggu. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan satu variabel bebas berupa teknik behavior contract untuk mengurangi tiga variabel terikat yang berupa perilaku maladaptif subjek ketika pembelajaran berlangsung, antara lain mengganggu teman secara verbal dan nonverbal, menyela penjelasan guru, dan tidak dapat menahan diri terhadap makanan dan minuman. C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seorang siswa ADHD kelas III A SD Al Firdaus Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Siswa ADHD secara umum memiliki karakteristik kurang perhatian, impulsif dan hiperaktif. Sehingga peneliti memilih subjek penelitian tersebut karena memenuhi karakteristik kurang perhatian dan impulsif yang tidak dimiliki oleh siswa lain. Dalam penelitian ini, subjek akan mendapatkan intervensi yang berupa penerapan behavior contract pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pencatatan dengan observasi langsung. Mengenai teknik pencatatan

4 32 dengan observasi langsung, Sunanto, dkk. (2005: 20) berpendapat, Prosedur pencatatan ini adalah kegiatan observasi secara langsung yang dilakukan untuk mencatat data variabel terikat pada saat kejadian atau perilaku terjadi. Jenis pencatatan dengan observasi langsung yang digunakan oleh peneliti adalah pencatatan sampel waktu. Pencatatan sampel waktu ini hampir sama dengan pencatatan interval yang membagi periode waktu observasi dalam interval waktu yang lebih kecil. Namun, dalam pencatatan sampel waktu, pengamatan target perilaku terjadi pada tiap akhir interval (Sunanto, 2005: 24). Data yang akan dikumpulkan oleh peneliti berupa frekuensi munculnya perilaku maladaptif seperti mengganggu teman, baik secara verbal maupun nonverbal, menyela penjelasan guru, dan tidak dapat menahan diri terhadap makanan dan minuman. Data tersebut akan dikumpulkan menggunakan instrumen pencatatan sampel waktu (terlampir). Instrumen pencatatan perilaku disusun oleh peneliti yang didasarkan pada teori dan divalidasi oleh ahli dalam modifikasi perilaku dan ahli pengukuran psikologi. Pengumpulan data dilakukan sebanyak 20 sesi (hari). Pada setiap sesi, data dikumpulkan dengan menggunakan video kamera selama dua jam (kurang lebih 70 menit). Urutan dalam pengumpulan datanya adalah: 1. Baseline mengganggu teman secara verbal dan nonverbal sebanyak 4 sesi, intervensi behavior contract 16 sesi, 2. Baseline menyela penjelasan guru sebanyak 7 sesi, intervensi behavior contract 13 sesi, dan 3. Baseline tidak dapat menahan diri terhadap makanan dan minuman sebanyak 10 sesi, intervensi behavior contract 10 sesi. Intervensi yang digunakan dalam penelitian ini berupa penerapan atau pemberlakuan behavior contract pada siswa ADHD. Sebelum dimulai intervensi, peneliti menyampaikan isi kontrak yaitu perilaku apa saja yang tidak boleh dilakukan dan masa berlaku kontrak tersebut. Kemudian peneliti dan subjek mendiskusikan sanksi dan penghargaan yang akan didapat atas perilaku subjek. Kontrak perilaku yang telah disetujui lalu ditanda-tangani oleh peneliti, subjek serta guru kelas.

5 33 Dalam pelaksanaannya, intervensi dapat dilaksanakan oleh peneliti dan atau guru kelas. Guru kelas dan guru mata berhak memberikan sanksi ketika subjek menunjukkan perilaku yang melanggar kontrak, dan memberikan penghargaan ketika subjek berperilaku sesuai kontrak sampai sesi berakhir. Intervensi yang dilakukan oleh peneliti dan atau guru kelas dapat berupa pemberian motivasi untuk terus berperilaku baik, atau review mengenai perilakuperilaku subjek yang sesuai dan tidak sesuai dengan behavior contract dan peraturan kelas, juga konsekuensi atau akibat langsung maupun tidak langsung dari setiap perilaku tersebut. Konsekuensi langsung dari perilaku maladaptif subjek dapat berupa mengerjakan tugas tertentu di luar kelas, mengurangi atau menunda snack siang, dan mengurangi waktu istirahat. Sedangkan konsekuensi yang tidak langsung dapat berupa dijauhi teman, tidak diperbolehkan ikut bermain bersama teman, tidak dipinjami alat tulis maupun alat bermain oleh teman, dan lain-lain. Intervensi tersebut dilakukan setelah subjek menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan kontrak atau pada setiap awal dan akhir sesi intervensi. Intervensi dengan menggunakan behavior contract ini dianggap cocok untuk mengurangi perilaku maladaptif subjek, karena subjek secara tidak langsung diajak untuk mengevaluasi perilakunya sendiri. Subjek akan memahami perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan, juga semua konsekuensinya berdasarkan behavior contract. Setelah memahami setiap konsekuensi dari perilakunya, subjek akan berusaha mengendalikan diri untuk berperilaku yang sesuai. Untuk menjamin validitas data, peneliti menerapkan triangulasi data. Sugiyono (Wibowo, 2013) menjelaskan triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang menggabungkan beberapa teknik pengumpulan data dan sumber data yang dianggap sesuai. Dalam penelitian ini, pengumpulan data tidak hanya menggunakan observasi semata, namun menggunakan wawancara kepada guru kelas, guru pendamping khusus, dan guru mata. Metode wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data awal perilaku subjek. Dari data awal perilaku subjek, peneliti menentukan tiga perilaku yang akan dijadikan baseline dalam penelitian ini, yaitu mengganggu teman secara verbal dan

6 34 nonverbal, menyela penjelasan guru, dan tidak dapat menahan diri terhadap makanan dan minuman. E. Validasi Instrumen Penelitian Untuk menghasilkan data yang akurat, diperlukan instrumen yang akurat pula. Untuk memastikan akurasi suatu instrumen penelitian diperlukan uji validitas instrumen. Sesuai dengan pendapat Somantri dan Muhidin (2006: 49) yang menyebutkan, Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Uji validitas instrumen dilakukan untuk menguji validitas (ketepatan) tiap bulir/item instrumen. Arikunto (2002: ) menjelaskan bahwa terdapat dua macam validitas instrumen berdasarkan cara pengujiannya, yaitu validitas eksternal dan validitas internal. Validitas eksternal adalah validitas instrumen berdasarkan fakta empiris yang ada, sedangkan validitas internal adalah validitas instrumen berdasarkan kesesuaian-kesesuaian isi dalam instrumen tersebut. Sedangkan menurut Sukardi (2012: ), validitas instrumen penelitian dibedakan menjadi empat macam, antara lain: 1. validitas isi yang merupakan validitas instrumen berdasarkan seberapa mampu instrumen tersebut mengukur substansi yang ingin diukur; 2. validitas konstruk yaitu validitas instrumen dapat mengukur suatu konstruk sementara; 3. validitas konkuren dengan cara menghubungkan skor hasil penggunaan suatu instrumen dengan skor lain yang telah ada; dan 4. validitas prediksi yaitu seberapa mampu suatu instrumen memprediksi bagaimana subjek melaksanakan prospek yang telah direncanakan. Validitas adalah hal yang paling penting pada instrumen penelitian. Sehingga, validitas dari instrumen penelitian perlu dipikirkan dengan cermat sejak awal penyusunannya. Terdapat hal yang dapat melemahkan validitas instrumen penelitian perlu diwaspadai, beberapa di antaranya adalah identifikasi kawasan ukur yang kurang jelas, operasionalisasi konsep kurang tepat, penulisan item yang

7 35 tidak sesuai kaidah, administrasi skala yang tidak cermat, pemberian skor yang tidak teliti, dan interpretasi data yang kurang tepat (Azwar, 2005: 7-10). Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi dari instrumen penelitian ditentukan oleh penilaian para ahli melalui beberapa tahapan, yaitu tahap pengamatan instrumen, tahap koreksi item dalam instrumen, dan tahap pertimbangan bagaimana instrumen menggambarkan cakupan substansi yang akan diukur (Sukardi, 2012: 123). Ahli yang menguji validitas instrumen penelitian ini adalah dua ahli, yaitu ahli dalam bidang penanganan perilaku menyimpang dan ahli pengukuran psikologi. F. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara urut datadata yang telah didapatkan melalui cara pengorganisasian, penjabaran, penyusunan sintesa, penyusunan pola, pemilihan data yang penting dan akan dipelajari, serta penarikan kesimpulan supaya mudah dipahami (Sugiyono, 2009: 244). Data-data yang telah didapatkan perlu dianalisis dan diinterpretasi, tujuannya supaya mudah diterima dan dipahami oleh diri sendiri juga orang lain. Menurut Martin dan Pear (2011: 277), analisis data dalam penelitian yang menggunakan desain eksperimental modifikasi perilaku biasanya tidak menggunakan kelompok kontrol dan teknik statistik yang biasa digunakan dalam penelitian di luar area psikologi. Teknik analisis data pada penelitian subjek tunggal dapat menggunakan teknik deskriptif yang sederhana, grafik, atau analisis visual. Langkah-langkah analisis data menurut Sunanto, dkk. (2005: ) meliputi dua tahap, yaitu analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Pada langkah analisis dalam kondisi, hal yang dianalisis adalah perubahan data pada suatu kondisi tertentu, meliputi tingkat stabilitas, kecenderungan arah, dan tingkat perubahan. Setelah suatu kondisi dianalisis, langkah selanjutnya adalah analisis perubahan antar kondisi yang mengharuskan keadaan data yang stabil (Sunanto, dkk., 2005: ). Untuk melakukan analisis data, terdapat tiga konsep yang harus dipahami oleh peneliti supaya mempermudah proses pemeriksaannya, yaitu level, trend, dan

8 36 variabilitas (Engel & Schutt, 2008: 218). Level adalah bagaimana jumlah target perilaku berubah dari periode baseline hingga periode intervensi. Sedangkan trend adalah bagaimana suatu kecenderungan perilaku target pada periode baseline yang kemudian dibandingkan dengan kecenderungan pada periode intervensi. Variabilitas menunjukkan seberapa banyak perbedaan atau perubahan skor dari baseline hingga intervensi. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan analisis data melalui dua tahap, yaitu tahap analisis dalam kondisi, dan tahap analisis antar kondisi. Pada tahap pertama, peneliti akan menganalisis bagaimana stabilitas target perilaku subjek dalam periode baseline. Kemudian dilakukan analisis stabilitas target perilaku dalam periode intervensi. Keduanya menggunakan analisis visual berbentuk grafik. Pada tahap selanjutnya, peneliti akan menganalisis bagaimana target perilaku dari subjek berubah pada saat periode baseline dan periode intervensi dengan menggunakan grafik pula. Sebelum melakukan analisis data, peneliti akan memastikan data yang terkumpul stabil terlebih dahulu. G. Prosedur Penelitian dan Mekanisme Pemberian Intervensi 1. Prosedur Penelitian Sunanto, dkk (2005: 72) menjelaskan bagaimana prosedur penelitian berdasarkan desain penelitian multiple baseline secara umum, yaitu:... prosedur dasar dimana peneliti mula-mula mengumpulkan data baseline secara simultan pada tiga atau lebih (variabel, kondisi, atau subjek). Setelah data baseline mencapai trend dan level stabil intervensi mulai diberikan kepada (variabel, kondisi, atau subjek) yang pertama. Secara logika, target behavior (variabel, kondisi, atau subjek) yang pertama ini akan berubah, sementara target behavior untuk (variabel, kondisi, atau subjek) yang lain masih tetap stabil seperti keadaan semula. Jika target behavior untuk (variabel, kondisi, atau subjek) yang pertamatelah stabil dan mencapai kriteria tertentu, intervensi kemudian diberikan pada (variabel, kondisi, atau subjek) kedua sambil intervensi untuk (variabel, kondisi, atau subjek) pertama tetap dilanjutkan dan pada (variabel, kondisi, atau subjek) ketiga masih tetap dalam kondisi baseline. Setelah data target behavior (variabel, kondisi, atau subjek) kedua juga sudah mencapai kriteria tertentu dan stabil, intervensi untuk (variabel, kondisi, atau subjek) ketiga mulai diberikan. Demikian

9 37 selanjutnya sampai semua (behavior, kondisi, atau subjek) mendapat intervensi. Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data baseline variabel pertama dari tiga variabel, kemudian dilakukan intervensi setelah data baseline pertama mencapai trend dan level stabil. Sementara itu, baseline variabel kedua dan ketiga tetap dalam fase baseline. Jika target perilaku pertama telah mencapai kriteria tertentu, intervensi diberikan pada variabel kedua, sementara variabel ketiga masih dalam pencatatan baseline. Demikian seterusnya hingga variabel ketiga mendapatkan intervensi. Sebelum melakukan pengumpulan data baseline, peneliti melakukan penelitian pendahuluan. Penelitian pendahuluan ini berupa observasi terhadap siswa-siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi SD Al Firdaus Surakarta pada saat kegiatan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan). Hasil dari observasi tersebut, peneliti menemukan seorang siswa yang sering terlihat melanggar peraturan di kelas III A. Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas dan koordinator inklusi di SD Alfirdaus Surakarta. Dari hasil wawancara tersebut, peneliti mengetahui bahwa siswa tersebut merupakan siswa berkebutuhan khusus yang mengalami ADHD. Siswa tersebut kesulitan mengendalikan perilakunya sehingga cenderung kurang adaptif dan sering melanggar peraturan di kelasnya. Perilaku-perilaku tersebut antara lain berupa perilaku mengganggu teman baik secara verbal maupun nonverbal saat berlangsung, menyela penjelasan guru saat mengajar, dan kurang dapat mengendalikan diri terhadap stimulus berupa makanan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut di atas, peneliti mengkaji penelitian-penelitian terdahulu mengenai cara mengurangi perilaku menyimpang. Kemudian peneliti menemukan bahwa metode behavior contract dapat digunakan untuk mengurangi atau meningkatkan perilaku tertentu yang diharapkan. Peneliti beranggapan bahwa metode behavior contract ini dapat mengurangi perilaku maladaptif dari siswa ADHD. Setelah memutuskan memilih metode tersebut, peneliti menyusun instrumen pencatatan perilaku

10 38 berdasarkan sampel waktu dalam teori penelitian subjek tunggal. Instrumen pencatatan perilaku dikonsultasikan pada dosen pembimbing skripsi dan divalidasi oleh ahli penanganan perilaku dan ahli pengukuran psikologi. Langkah selanjutnya adalah peneliti mulai melakukan pengumpulan data dengan cara mencatat data baseline dari ketiga variabel, yaitu mengganggu teman secara verbal dan nonverbal, menyela penjelasan guru, dan berusaha mendapatkan atau memakan makanan diam-diam. Ketika baseline pertama telah stabil, peneliti melakukan intervensi untuk variabel pertama tadi sementara variabel kedua dan ketiga masih dalam fase baseline. Jika target perilaku sudah mencapai kriteria tertentu, variabel kedua memasuki fase intervensi sementara variabel ketiga masih dalam fase baseline. Variabel ketiga memasuki fase intervensi setelah variabel kedua mencapai kriteria yang telah ditentukan. Setelah semua data terkumpul, peneliti melakukan analisis data menggunakan metode analisis visual yang tebagi dalam dua tahap, yaitu analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Analisis visual ini dilakukan dengan cara membuat grafik berdasarkan data dari pencatatan perilaku. Pada tahap pertama, analisis dilakukan dalam kondisi baseline variabel pertama, intervensi variabel pertama, baseline variabel kedua, dan seterusnya hingga kondisi intervensi variabel ketiga. Pada tahap selanjutnya, dilakukan analisis antarkondisi dalam satu variabel. Pada setiap variabel, grafik fase baseline dibandingkan dengan grafik fase intervensi. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas dapat mengurangi munculnya target perilaku yang diinginkan. Dari data-data pencatatan perilaku yang telah dianalisis, peneliti menyusun simpulan mengenai perubahan perilaku yang terjadi karena adanya intervensi. Setelah disimpulkan, peneliti menyusun laporan yang terdiri dari lima bab, yaitu pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan, implikasi dan saran. Berikut adalah prosedur penelitian yang disajikan secara ringkas dalam bentuk bagan:

11 39 Gambar 3. 2 Bagan Prosedur Penelitian 2. Mekanisme Pemberian Intervensi Intervensi dalam penelitian ini ditandai dengan penerapan isi behavior contract yang telah disetujui dan ditandatangani oleh peneliti dan subjek. Namun, dalam pelaksanaannya, tindakan atau perlakuan diberikan oleh peneliti dan guru kelas. Tindakan atau perlakuan tersebut berupa nasehat, motivasi, peringatan, hingga pemberian sanksi berdasarkan isi perjanjian. Berikut adalah rincian mekanisme pemberian tindakan atau perlakuan pada fase intervensi: Tabel 3.1 Mekanisme Pemberian Intervensi No Target Waktu Pemberi Jenis Perlakuan Perilaku Perlakuan Perlakuan 1 Mengganggu teman secara verbal dan Sebelum mulai sesi pencatatan Tingkat 1: Pemberian motivasi untuk berperilaku baik, tidak Peneliti

12 40 nonverbal (Fase intervensi-1) (sebelum dimulai) Setelah selesai sesi pencatatan (setelah selesai) Saat sesi pencatatan mengganggu teman baik secara verbal maupun nonverbal Tingkat 1: Pemberian penghargaan berupa pujian dan stiker jika subjek tidak mengganggu teman secara verbal dan nonverbal Tingkat 2: Diberikan jika saat subjek mengganggu teman secara verbal dan nonverbal (tidak mau diingatkan). Perlakuan dapat berupa: Pemberian nasehat melalui: - HR Al Bukhari tentang perintah saling menyayangi - HR Bukhari Muslim tentang muslim bersaudara - HR Thabrani tentang larangan marah - HR Bukhari Muslim tentang berkata baik atau diam, dan sebagainya Pemberian peringatan keras (misal: guru akan memanggil orang tua subjek) Tingkat 2: Diberikan pada subjek segera Peneliti Guru Kelas Guru Kelas

13 41 (saat berlangsung) setelah subjek mengganggu teman baik secara verbal maupun nonverbal saat KBM berlangsung, berupa: Pemberian nasehat melalui: - HR Al Bukhari tentang perintah saling menyayangi - HR Bukhari Muslim tentang muslim bersaudara - HR Thabrani tentang larangan marah - HR Bukhari Muslim tentang berkata baik atau diam, dan sebagainya Pemberian peringatan keras dengan cara: - Guru akan memanggil orang tua subjek - Guru akan memberikan sanksi sesuai perjanjian yaitu siswa harus mengerjakan tugas sendiri di luar kelas Tingkat 3: Perlakuan ini diberikan jika subjek masih mengganggu teman secara verbal maupun nonverbal, setelah diberi perlakuan tingkat 2 lebih dari 3 kali. Perlakuan berupa: Guru Kelas

14 42 Siswa diminta keluar kelas sampai dapat mengendalikan diri untuk tidak mengganggu teman secara verbal maupun nonverbal Pemberian sanksi sesuai perjanjian, yaitu siswa mengerjakan tugas sendiri di luar kelas. 2 Menyela Sebelum Tingkat 1: Peneliti penjelasan mulai Pemberian motivasi supaya guru pencatatan subjek tidak menyela (Fase (sebelum penjelasan guru saat intervensi-2) mulai berlangsung Setelah Tingkat 1: Peneliti pencatatan Pemberian penghargaan (setelah berupa pujian dan bolpen warna jika subjek tidak selesai) menyela penjelasan guru Tingkat 2: Guru Diberikan jika saat Kelas subjek menyela penjelasan guru (tidak mau diingatkan). Perlakuan dapat berupa: Pemberian nasehat melalui: - HR Ahmad dan Hakim tentang perintah menghormati yang lebih tua

15 43 Pada saat pencatatan (saat berlangsung) dan menyayangi yang lebih muda - HR Al Baihaqi tentang menghormati guru - QS Al Kahfi : 70 tentang jangan bertanya sebelum diijinkan oleh guru, dan sebagainya Pemberian peringatan keras (misal: guru akan memanggil orang tua subjek) Tingkat 2: Diberikan pada subjek segera setelah subjek menyela penjelasan guru saat KBM berlangsung, berupa: Pemberian nasehat melalui: - HR Ahmad dan Hakim tentang perintah menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda - HR Al Baihaqi tentang menghormati guru - QS Al Kahfi : 70 tentang jangan bertanya sebelum diijinkan oleh guru, dan sebagainya Pemberian peringatan keras dengan cara: Guru Kelas

16 44 - Guru akan memanggil orang tua subjek - Guru akan memberikan sanksi sesuai perjanjian yaitu jam istirahat siswa akan dikurangi Tingkat 3: Guru Perlakuan ini diberikan jika Kelas subjek masih menyela penjelasan guru, setelah diberi perlakuan tingkat 2 lebih dari 3 kali. Perlakuan berupa: Siswa diminta keluar kelas sampai dapat mengendalikan diri untuk tidak menyela penjelasan guru Pemberian sanksi sesuai perjanjian, yaitu waktu istirahat siswa dikurangi 3 Tidak dapat Sebelum Tingkat 1: Peneliti menahan diri mulai Pemberian motivasi supaya terhadap pencatatan subjek dapat menahan diri makanan dan (sebelum terhadap makanan dan minuman minuman saat (Fase mulai) berlangsung intervensi-3) Setelah Tingkat 1: Peneliti pencatatan Pemberian penghargaan (setelah berupa pujian dan kertas gambar jika subjek dapat

17 45 selesai) Saat sesi pencatatan (saat menahan diri terhadap makanan dan minuman saat Tingkat 2: Diberikan jika saat subjek tidak dapat menahan diri terhadap makanan dan minuman (tidak mau diingatkan). Perlakuan dapat berupa: Pemberian nasehat melalui: - HR Ahmad dan Abu Dawud tentang larangan makan dan minum berlebihan - QS Al A raf : 31 tentang larangan makan dan minum berlebihan - QS Al Isra : 27 tentang orang yang berbuat tabdzir seperti makan dan minum berlebihan itu saudara syaitan Pemberian peringatan keras (misal: guru akan memanggil orang tua subjek) Tingkat 2: Diberikan pada subjek segera setelah subjek tidak dapat menahan diri terhadap Guru Kelas Guru Kelas

18 46 berlangsung) makanan dan minuman saat KBM berlangsung, berupa: Pemberian nasehat melalui: - HR Ahmad dan Abu Dawud tentang larangan makan dan minum berlebihan - QS Al A raf : 31 tentang larangan makan dan minum berlebihan - QS Al Isra : 27 tentang orang yang berbuat tabdzir seperti makan dan minum berlebihan itu saudara syaitan Pemberian peringatan keras dengan cara: - Guru akan memanggil orang tua subjek - Guru akan memberikan sanksi sesuai perjanjian yaitu pengurangan atau penundaan pemberian snack siang Tingkat 3: Perlakuan ini diberikan jika subjek masih tidak dapat menahan diri terhadap makanan dan minuman, setelah diberi perlakuan tingkat 2 lebih Guru Kelas

19 47 dari 3 kali. Perlakuan berupa: Siswa diminta keluar kelas sampai dapat mengendalikan diri untuk tidak menyela penjelasan guru Pemberian sanksi sesuai perjanjian, yaitu pengurangan atau penundaan pemberian snack siang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SLB N Surakarta yang berlokasi di Jl. Cocak X Sidorejo, Sambeng, Mangkubumen, Banjarsari, Surakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah suatu cara yang sistematis untuk melakukan sesuatu yang sistematis pula. Sedangkan metodologi adalah ilmu-ilmu atau cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tempat yang digunakan untuk memperoleh data, informasi, keterangan, dan hal-hal lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan untuk memperoleh data, informasi, keterangan, dan hal-hal lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI PENDIDIKAN LUAR BIASA PENGGUNAAN BEHAVIOR CONTRACT UNTUK MENGURANGI PERILAKU MALADAPTIF SISWA ADHD

JURNAL SKRIPSI PENDIDIKAN LUAR BIASA PENGGUNAAN BEHAVIOR CONTRACT UNTUK MENGURANGI PERILAKU MALADAPTIF SISWA ADHD JURNAL SKRIPSI PENDIDIKAN LUAR BIASA PENGGUNAAN BEHAVIOR CONTRACT UNTUK MENGURANGI PERILAKU MALADAPTIF SISWA ADHD Nama : Zamzammiyah Nur Aini NIM : K5112080 Email : zamzammiyah.na@gmail.com No. HP : 089690488177

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian yang akan dilaksanakan haruslah berdasarkan kajian-kajian dan metode penelitian yang telah didesain sebelum penelitian dilaksanakan. Penelitian didasari oleh masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu diamati dalam penelitian. Dengan demikian variabel dapat berbentuk benda atau kejadian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel Bebas Menurut Sugiyono (2011, hlm. 61), variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel Variabel dapat diartikan sebagai atribut dalam penelitian berupa benda atau kejadian yang dapat diamati dan dapat di ukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel Variabel penelitian dapat diartikan sebagai (1) atribut mengenai sesuatu yang diamati dalam penelitian, (2) suatu konsep yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan masalah yang sedang dihadapi, yang dilakukan secara ilmiah dan sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses belajar seumur hidup yang didapatkan baik secara formal maupun nonformal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses belajar seumur hidup yang didapatkan baik secara formal maupun nonformal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses belajar seumur hidup yang didapatkan baik secara formal maupun nonformal. Pendidikan berlaku untuk semua anak, tanpa memandang jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 2 Sukoharjo yang beralamat di Kelurahan Begajah, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999 BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian Nama : MP Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999 Usia : 14 tahun. Alamat : Jln. H.Anwar No.34/189A Cijerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Penelitian yang berjudul Permainan Media Clay untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bangun Datar pada Anak Tunarungu Kelas 1 di SLB Az-Zakiyah Bandung,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Menurut Arikunto (2006:8) variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Atau secara lebih terperinci dirumuskan

Lebih terperinci

ZAMZAMMIYAH NUR AINI K

ZAMZAMMIYAH NUR AINI K PENGGUNAAN BEHAVIOR CONTRACT UNTUK MENGURANGI PERILAKU MALADAPTIF SISWA ADHD (ATTENTION DEFICIT HIPERACTIVITY DISORDER) KELAS III A DI SD AL FIRDAUS SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: ZAMZAMMIYAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terikat yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Variabel (dalam Sunanto, J.,

BAB III METODE PENELITIAN. terikat yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Variabel (dalam Sunanto, J., 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian eksperimen ini menggunakan variabel bebas dan variabel terikat yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Variabel (dalam Sunanto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Nawa Kartika, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, yang berlokasi di Jalan Raya Solo Wonogiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Eksperimen, merupakan bentuk metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan intervensi pada sasaran penelitian. Eksperimen yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan intervensi pada sasaran penelitian. Eksperimen yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penenlitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen, karena peneliti memberikan intervensi pada sasaran penelitian. Eksperimen yang dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

1) Langkah pertama tempelkan spons dan potongan plat.

1) Langkah pertama tempelkan spons dan potongan plat. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Penelitian yang mengangkat judul Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan untuk memperoleh data, informasi, keterangan dan hal-hal lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SLB-A YKAB Surakarta, JL. HOS Cokroaminoto No. 43 Jebres Surakarta. 2. Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Tempat penelitian adalah tempat dimana penelitian memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian. Tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah rancangan Case Experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah rancangan Case Experimental BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah rancangan Case Experimental Design atau disebut juga sebagai penelitian subjek tunggal (Single Subject Research). Subjek tunggal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara sistematis untuk melakukan sesuatu secara sistematis. Sementara metodologi ialah kajian yang mempelajari tata aturan untuk sebuah metode. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian dilaksanakan di SLB E Bhina Putera Surakarta yang beralamat di Jalan Bibis Baru nomor 03, Cengklik, Nusukan, Banjarsari,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SD Negeri Kebumen yang beralamat di Jalan Kaswari nomer 2 Kelurahan Kebumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang dipergunakan dalam pengumpulan dan analisis data, serta menginterpretasikan data yang diperoleh menjadi suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 72) metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL PENELITIAN 1. Definisi Konsep Variabel a. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media Power. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Lokasi tempat penulis melaksanakan penelitian adalah SMK Negeri 2 Sukoharjo yang beralamat di Jl. Solo-Wonogiri, Begajah, Sukoharjo Telp. 0271-591588 Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. komunikasi matematika siswa lamban belajar di SD Mutiara Bunda Sidoarjo,

BAB III METODE PENELITIAN. komunikasi matematika siswa lamban belajar di SD Mutiara Bunda Sidoarjo, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang menghasilkan gambaran tentang analisis kemampuan komunikasi

Lebih terperinci

BAB III. Metode merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu proses. penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu

BAB III. Metode merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu proses. penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu proses penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian, pengambilan data, informasi, keterangan dan hal-hal lain dilakukan di SLB Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel Variabel dalam penelitian ini merupakan objek yang diteliti. Objek penelitian yang diteliti ini saling berhubungan dan mempengaruhi

Lebih terperinci

X₁ X₂ X₃ X₄ X₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ O₁ O₂ O₃ O₄ O₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ Baselin1 (A1) Intervensi (B) Baseline (A2)

X₁ X₂ X₃ X₄ X₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ O₁ O₂ O₃ O₄ O₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ Baselin1 (A1) Intervensi (B) Baseline (A2) BAB III METODE PENELITIAN Sesuai dengan rumusan masalah maka penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan kasus tunggal atau Single Subject Research (SSR). Metode penelitian eksperimen yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tamanwinangun yang beralamat di Jalan Bocor Nomor 54, Kelurahan Tamanwinangun,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu yang diamati dalam penelitian. (dalam Sunanto, J., dkk, 2005:12). Menurut Hatch dan Farhady

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel dapat diartikan sebagai atribut dalam penelitian berupa benda atau kejadian yang dapat diamati dan dapat di ukur perubahannya. Sesuai pernyataan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian sebagai tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian Pada penelitian ini, pengujicobaan teknik klos melalui media kartu pas kalimat pada pembelajaran kosakata berprefiks dilakukan pada pembelajar BIPA yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian merupakan tempat untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel bebas (Variabel Independen), yaitu: variabel yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel a. Media Komunikasi Visual Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Penelitian yang berjudul Kegiatan Meronce Manik-Manik untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Sedang, memiliki dua variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terkendalikan. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment). dua variabel. Variabel-variabel tersebut adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. terkendalikan. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment). dua variabel. Variabel-variabel tersebut adalah : BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu objek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel yang terdapat pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tempat penelitian yang digunakan untuk judul Pengembangan Permainan Simulasi Untuk Meningkatkan Perencanaan Karier Peserta Didik Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 14 Surakarta yang beralamat Jalan Prof. WZ. Yohanes No 54 Jebres, Surakarta. Lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Candiwulan, UPT Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen, tepatnya di jalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen subjek tunggal. Metode eksperimen subjek tunggal berbeda dengan metode eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Paradigma Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu: a. Variabel bebas (variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah permainan bocce. Permainan adalah suatu bentuk aktivitas yang menyenangkan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan salah satu cara yang dipergunakan untuk menjawab suatu permasalahan, yang dihadapi dalam suatu penelitian agar tercapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Penelitian dilakukan untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang dinilai perlu adanya pembuktian dengan berbagai macam rangkaian pengujian sehingga didapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1) Tempat Penelitian Tempat penelitian merupakan lokasi untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel ini sering disebut stimulus,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel ini sering disebut stimulus, BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel ini sering disebut stimulus, prediktor, antecedent...variabel bebas adalah merupakan variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara sistematis untuk melakukan sesuatu secara sistematis. Sementara untuk metodologi ialah kajian yang mempelajari tata aturan untuk sebuah metode. Jadi intinya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. (Sunanto, et al. 2006 : 13) variabel bebas dalam penelitian subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan suatu masalah yang dihadapi dan dilakukan secara ilmiah, sistematis dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Work Shop Otomotif UPI yang terletak di Jl. Dr. Setiabudhi No. 299 Bandung Tlp./Fax. 022-2020162.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian Nama : I Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 27 April 2003 Agama : Islam Alamat : Kp. Lebak Cihideung Lembang Kelas :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menentukan metode merupakan langkah penting sebuah penelitian karena akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VII B SMP Negeri 14 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 semester genap.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang pengaruh motivasi belajar ekstrinsik terhadap kemampuan membaca permulaan siswa tunagrahita

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah proses penilaian di lapangan selesai, maka pada bab ini peneliti akan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah proses penilaian di lapangan selesai, maka pada bab ini peneliti akan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Setelah proses penilaian di lapangan selesai, maka pada bab ini peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah SMA Negeri 4 Surakarta, yang beralamatkan di Jalan LU Adi Sucipto No 1, Kecamatan Banjarsari,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu variabel bebas dan variabel terikat, adapun penjelasannya sebagai berikut : 1. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Boyolali yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Boyolali yang beralamat di BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Boyolali yang beralamat di Jalan Kates No. 8, Boyolali. Alasan pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media animasi komputer. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Single Subject Research (SSR), yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat akibat dari pemberian perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Grogol Sukoharjo tahun ajaran 2015/2016 semester genap. Alasan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Bahasan mengenai metode penelitian memuat beberapa komponen yaitu variabel penelitian,

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 5 Nomor 2 Juni 2016 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) ABSTRAK Cindri Wulan Alam Sari ( 2016 ) : Efektivitas Bermain Papan Pasak Untuk Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2007:3). Pada penelitian ini, peneliti bermaksud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 04 Ngringo. SD Negeri 04 Ngringo ini berlokasi di jalan Cempaka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen 19 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen dengan menggunakan desain Single Subject Research (SSR). Sugiyono (2007: 11) mengemukakan bahwa Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian dan Pengembangan (Research dan Development/ R&D). Secara sederhana R&D bisa didefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan suatu metode yang tepat, Tujuannya adalah untuk memperoleh suatu pemecahan masalah dari suatu fokus yang sedang

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 5 Nomor 1 Maret 2016 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) EFEKTIFITAS PROSEDUR AVERSI UNTUK MENGURANGI PERILAKU MENYIMPANG PADA ANAK TUNAGRAHITA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas D4 di SLB B Sukapura beinisial DN dan berjenis kelamin laki-laki berusia 11 tahun.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data dan pengumpulan hasil penelitian dengan tujuan dan kegunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Al Firdaus Surakarta yang beralamat di Jl. Yosodipuro No. 56 Surakarta, Jawa Tengah. Peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas XI IS 2 SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016, yang beralamat di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. R. W. Monginsidi Karanganyar. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data 3.1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan

Lebih terperinci

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017 Pengaruh Penggunaan Media Adobe Flash terhadap Kemampuan Membaca Huruf Hijaiyah Anak Cerebral Palsy di SLB D YPAC Bandung Nisa Nurmalani, dan Musjafak Assjari Departemen Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian akan dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian akan dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta yang beralamat di 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian akan dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta yang beralamat di Jl. Mr. Muh. Yamin 79 Kelurahan Tipes Kecamatan Serengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta, yang terdiri dari 30 kelas, yakni kelas X MIPA berjumlah 5 dan X IPS berjumlah 5 kelas, kelas XI

Lebih terperinci

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017 Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB Tira Haemi Ramadhani dan Iding Tarsidi Departemen Pendidikan Khusus Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri Gondangrejo yang beralamat di Jl. Solo-Purwodadi KM 11, Gondangrejo, Karanganyar. SMA Negeri Gondangrejo dikepalai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan subjek tunggal (Single Subject Tunggal) yaitu suatu metode yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian adalah rencana atau strategi yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian (Seniati, dkk, 2011). Kerlinger (2000) menambahkan bahwa desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Peneliti perlu menentukan terlebih dahulu metodologi penelitian yang akan digunakan Metodologi penelitian akan memudahkan peneliti untuk mendapatkan data di lapangan. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Meskipun SD ini SD inti, tetapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel yaitu batasan konsep-konsep atau pengertian yang terkandung dalam permasalahan penelitian. Hatch dan Farhady dalam Sugiyono (2007: 60) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Alokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lembaga Sosial Masyarakat Rumah Hebat Indonesia yang terletak di Rejosari RT 03 RW 15 Ngemplak, Gilingan, Banjarsari,

Lebih terperinci