PERAN SERTA INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN SERTA INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI"

Transkripsi

1 MODUL PERKULIAHAN PERAN SERTA INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI Pokok Bahasan 1. Peran Serta Individu Dalam Organisasi 2. Peran Serta Kelompok Dalam Organisasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public Relations Abstrak Modul ini menjelaskan tentang peran serta individu mauun kelompok dalam komunikasi organisasi Kompetensi Mampu menjelaskan peran serta individu dan kelompok dalam komunikasi organisasi

2 Pembahasan Kehidupan manusia tidak terlepas dari ruang lingkup komunikasi. Dalam konteks manusia sebagai mahluk sosial, maka komunikasi tidak saja sebagai alat untuk melakukan kontak hubungan dengan antar individu, namun komunikasi juga merupakan alat bagi manusia untuk bertahan hidup. Dalam bukunya Pengantar Komunikasi, Sasa Djuarsa (1999) menyatakan bahwa istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communicatus dan bersumber dari kata communis yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Sama disini adalah sama makna. Kegiatan komunikasi selain merupakan kegiatan penyampaian informasi, juga mengandung unsur persuasi, yakni agar orang lain bersedia menerima suatu pemahaman dan pengaruh, melakukan suatu perintah, bujukan, dan lainnya. Kendati komunikasi merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupannya, manusia tidak dapat menghindar dari timbulnya komunikasi yang tidak efektif. Salah satu alasan mengapa timbul komunikasi yang tidak efektif adalah karena komunikasi kerap dipandang sebagai proses yang sederhana. Padahal sebenarnya komunikasi adalah proses yang cukup rumit. William Albright dalam Rd Soemanagara (2006) memberikan definisi komunikasi sebagai: The process of transmitting meaningfull symbols between individuals. Definisi ini memberikan implikasi bahwa komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang terjadi antara paling sedikitnya dua orang, dimana seseorang mengirimkan sejumlah simbol tertentu kepada orang lain. Komunikasi terjadi bila kedua pihak saling mengolah dengan baik simbol-simbol yang disampaikan. Premis dasar komunikasi menjadi konsep stimulusrespon. Semakin banyak stimuli yang mirip atau hampir sama disampaikan, maka pesan yang disampaikan harus lebih kuat, sehingga komunikan dapat mengabaikan stimuli yang lebih lemah. Stimuli yang akan dipilih dan stimuli yang akan diabaikan tergantung dari sejauhmana stimuli tersebut dapat memberikan rangsangan yang lebih kuat dari stimulistimuli yang lain. Pengertian komunikasi yang sama juga disampaikan oleh Richard & Lynn (2003) yaitu, Communication is a social process in which individuals employ symbols to establish and interpret meaning in their environment. Dalam pemahaman ini terdapat lima komponen yaitu : social, process, symbols, meaning dan environment, dengan uraian sebagai berikut : 2

3 komunikasi adalah kebutuhan manusia sebagai mahluk sosial. Tidak ada manusia yang dapat bertahan hidup tanpa komunikasi. komunikasi adalah suatu proses, bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan serta berkaitan satu sama lain dalam kurun waktu tertentu. Sebagai suatu proses, komunikasi tidak statis tetapi dinamis dalam arti akan selalu mengalami perubahan dan berlangsung terus menerus. komunikasi bersifat simbolis, bahwa pada dasarnya komunikasi merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang verbal (kata-kata, kalimat, angka dll) maupun nonverbal (gesture, warna, sikap duduk atau berdiri dll). komunikasi adalah suatu kegiatan dengan tujuan atau keinginan tertentu. komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan : memberi dan menerima. Dua tindakan ini perlu dilakukan secara seimbang oleh para pelaku yang terlibat dalam komunikasi. Bahwa keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh salah satu pihak, tetapi oleh kedua belah pihak yang terlibat komunikasi. Komunikasi akan berhasil apabila kedua belah pihak yang terlibat mempunyai kesepakatan tentang hal-hal yang dikomunikasikan. KOMUNIKASI ORGANISASI DYADIC Kesuksesan pertemuan dalam hubungan yang bersifat dyadic dalam suatu organisasi terjadi ketika masing-masing memperlihatkan adanya saling kejujuran, kepercayaan dan cinta. Sisanya adalah dengan keterbukaan dan bersifat permisif satu sama lain, Sehingga dapat menumbuhkan dan mengembangkan suatu kemanfaatan bagi para individu dan organisasi. Carl Rogers menyatakan bahwa hubungan interpersonal yang efektif terjadi ketika keduanya telah memenuhi kondisi-kondisi sebagai berikut: Adanya pertemuan secara personal dalam basis satu orang dengan satu orang. Adanya saling memahami dan saling berempati. Adanya saling menghormati secara hangat dan positif. Saling menghormati tanpa evaluasi dan dan reservasi. Adanya perasaan keikhlasan, menerima dan berempati. Selalu memelihara keterbukaan dan iklim supportif yang mengurangi tendensi yang mengubah makna. 3

4 IKLIM DEFENSIF &SUPPORTIF Menurut Jack Gibb ada beberapa karakter defensive climate, yaitu: Strategy Strategi adalah penggunaan tipuan atau manipulasi untuk mempengaruhi orang lain. Netralitas Sikap impersonal memperlakukan orang lain tidak sebagai persona, melainkan sebagai objek. Superioritas Sikap menunjukkan anda lebih tinggi atau lebih baik daripada orang lain karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual, kekayaan atau kecantikan. Superioritas akan melahirkan sikap defensif dan mengkomunikasikan perilaku superior dalam posisi, kekayaan, kemampuan intelektual dan karakteristik fisik. Kepastian atau certainty Orang yang memiliki kepastian bersifat dogmatis, ingin menang sendiri dan melihat perbedaan sebagai kebenaran mutlak yang tidak dpaat diganggu gugat. Sementara itu, karateristik dari Iklim Suportive adalah sebagai berikut: Deskripsi: penyampaian perasaan dan persepsi anda tanpa menilai. Orientasi (masalah dengan perilaku kontrol): berusaha untuk mengubah orang lain, mengendalikan perilaku untuk mengubah sikap, pendapat dan tindakan yang berorientasi pada masalah. Spontanitas: sikap jujur dan dianggap tidak memiliki motif yang terpendam. Empati: berupaya memahami orang lain. Persamaan: sikap memperlakukan orang lain secara horizontal dan demokratis. Dalam sikap persamaan tidak mempertegas perbedaan. Profesionalisme: kesediaan untuk meninjau kembali pendapat pribadi, serta mengakui bahwa pendapat manusia adalah tempat kesalahan. 4

5 KOMUNIKASI ORGANISASI KELOMPOK KECIL Kelompok kecil adalah kumpulan perorangan yang relatif kecil (5 hingga 12 orang), dimana masing-masing orang terhubung oleh beberapa tujuan yang sama dan memiliki tingkatan organisasi tertentu diantara mereka. Adapun karakteristik yang dimiliki oleh kelompok kecil dalam organisasi adalah: Setiap anggota dalam kelompok harus bisa berfungsi sebagai sumber maupun penerima secara bergantian. Para anggota terhubung satu sama lain dengan tujuan yang sama sehingga perilaku anggota menjadi nyata bagi anggota lainnya. Para anggota kelompok terhubung oleh beberapa aturan dan struktur yang terorganisasi berdasarkan kesepakatan bersama. TIPE-TIPE KELOMPOK Brooks mengidentifikasi 5 tipe kelompok dalam suatu organisasi yaitu: Kelompok primer: biasanya terdiri dari individu dalam keluarga dan teman dekat. Kelompok kasual: kelompok terbentuk untuk pertukaran ide-ide yang bermanfaat dan mengembangkan hubungan sosial yang sifatnya informal. Kelompok pendidikan: kelompok terbentuk terkait proses pembelajaran. Kelompok terapeutik: biasanya terdiri dari para pekerja sosial, psikolog, psikater dan konselor yang bertujuan adanya perubahan perilaku diantara klien mereka. Kelompok pemecahan masalah: kelompok yang disusun untuk tugas yang spesifik. FORMAT KELOMPOK KECIL Panel atau meja bundar Dalam format ini anggota kelompok mengatur diri sendiri dalam pola melingkar atau semi melingkar. Mereka berbagi informasi atau memecahkan permasalahan tanpa pengaturan siapa dan kapan mereka bicara. Anggota akan memberikan kontribusi jika mereka sendiri merasa layak untuk itu. 5

6 Seminar Dalam format ini anggota kelompok adalah para pakar yang berpartisipasi dalam format panel atau meja bundar. Perbedaannya adalah dalam seminar terdapat peserta yang anggotanya diminta untuk berkontribusi. Mereka bisa diminta untuk mengajukan pertanyaan atau memberikan beberapa umpan balik. Symposium Dalam format ini setiap anggota menyajikan presentasi yang telah disiapkan seperti pidato di depan umum. Semua pembicara menilik dari aspek yang berbeda mengenai satu topik. Dalam simposium, moderator akan memperkenalkan para pembicara mengatur alur dari satu pembicara ke pembicara lain dan menyampaikan ringkasan secara berkala. Symposium - forum Format ini terdiri dari bagian-bagian, yaitu simposium dengan pembicara yang sudah disiapkan dan forum yang mempersilahkan para hadirin untuk mengajukan pertanyaan dan dijawab oleh pembicara. Pimpinan dalam forum akan memperkenalkan para pembicara dan menjadi moderator dalam acara tanya jawab. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS DARI KELOMPOK KECIL Fungsi peran Peran dimainkan oleh anggota kelompok dapat membantu menyelesaikan tugas kelompok dan memelihara suasana emosional dengan baik. Ada dua peran, yaitu: Group task roles atau peran tugas kelompok Yaitu memecahkan masalah atau melahirkan gagasan-gagasan baru. Peran tugas berhubungan dengan upaya memudahkan dan mengkoordinasikan kegiatan yang menunjang tercapainya tujuan kelompok. Group building or maintenance roles Yaitu memelihara hubungan emosional diantara kelompok. 6

7 Conformity Perubahan perilaku atau kepercayaan berdasarkan norma kelompok sebagai konsekuensi kesepakatan bersama. Sebagai gambaran adalah orang dalam kelompok akan melakukan sesuatu hal berdasarkan norma kelompok, dimana perilaku ataupun perkataan tersebut akan ditiru oleh para anggota lainnya. Dalam hal in kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan keefektifan kelompok. KOMUNIKASI ORGANISASI PUBLIK Melibatkan pertukaran pesan dari organisasi ke audience atau publik, terdiri dari internal ataupun eksetrnal. Medium dari komunikasi dapat face to face atau melalui saluran bermedia. Suatu organisasi perlu berkoordinasi dengan publik dan berusaha mengkomunikasikan pesan secara sinergi dengan publik internal maupun eksternal. Menurut Zelko dan Dance komunikasi internal digunakan untuk memperbaiki efisiensi dalam operasional didalam organisasi, termasuk aspek dari fungsi manajemen dan sumber daya manusia. Yaitu orientasi, keamanan, kompensasi dan benefit, pelatihan dan pengembangan dan perbaikan moral pekerja dan kepuasan kerja. Komunikasi publik eksternal termasuk Korporat / komunikasi citra/image organisasi, isu dan opini publik, dan komunikasi komersial yang mempromosikan produk atau jasa BEBERAPA KEMUNGKINAN YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI PUBLIK Faktor ekonomi, yaitu sejumlah stabilitas dalam kompetisi pasar dan berpengaruh pada sumber modal yang tersedia bagi organisasi. Faktor teknologi, yaitu tingkatan inovasi dalam penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi yang mempengaruhi organisasi. Faktor legal sosiopolitik budaya, yaitu berkaitan dengan atuan, petunjuk atau undang-undang yang berlaku secara lokal, tingkat negara dan lain-lain. Faktor lingkungan dan kesehatan, yaitu tingkat pengaruh dari iklim, geografi, populasi, energi yang tersedia bagi organisasi 7

8 PERBEDAAN KOMUNIKASI ORGANISASI PUBLIK DENGAN KOMUNIKASI DYAD DAN KELOMPOK KECIL Komunikasi adalah lebih berorientasi pada sumber (pembicara) Kalau dalam komunikasi organisasi dyad dan kelompok kecil hubungan bersifat resiprokal antara sumber dengan penerima sedangkan dalam komunikasi organisasi publik lebih menekankan pada pembicara dimana pembicara/speaker lebih mendominasi. Mencakup sekelompok besar penerima yang dilibatkan Dalam hubungan dyad dan kelompok kecil tidak mencakup publik yang luas karena hanya terdiri tidak lebih dari dua belas anggota. Komunikasi dilakukan dengan tatap muka, manakala menjadi sulit dan tidak mungkin untuk berkomunikasi secara tatap muka dengan anggota maka perlu dipertimbangkan dengan komunikasi publik sehingga pembicara dapat mengakomodasi kelompok yang luas. Interaksi antara pembicara dan pendengar Menurut Brook tidak mungkin memahami masing-masing individu secara spesial seperti dalam kelompok kecil. Bahasa adalah lebih umum Dalam komunikasi organisasi publik, pembicara harus menggunakan bahasa yang umum karena besarnya audience. MENGAPA ORGANISASI MENGGUNAKAN KOMUNIKASI ORGANISASI PUBLIK Untuk menciptakan, memperkuat dan mendefinisikan kembali citra organisasi dimata publik maupun kastemer. Mempengaruhi legislatif dan isu-isu lain yang penting bagi organisasi. Mempromosikan produk-produk atau jasa-jasa yang diproduksinya. Berkomunikasi dengan pihak publik internal dan eksternal. 8

9 TEORI YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMUNIKASI DYAD. Uncertainty Reduction Theory Tokoh teori Uncertainty Reduction adalah Charles Berger. Ada dua hal penting dalam teori ini, yaitu :self awareness dan knowledge for others (kesadaran diri dan mengenal orang lain). Menurut Burger, self awareness tiap orang berbeda dan tergantung dari situasinya, yaitu: Objective self-awareness, bila seseorang memusatkan perhatian pada dirinya sendiri dan bukan pada obyek lain disekitarnya, contoh: narsisme. Subjective self-awareness, bila seseorang mengesampingkan identitas dirinya, dan menjadikan dirinya bukan sebagai sentral, serta menyatu dengan lingkungan yang ada. Ketika seseorang sadar bahwa dirinya menjadi obyek, keadaan ini disebut selfconciousness dan karena situasi tersebut - individu cenderung self-monitor atau watch yourself (tahu diri). Dalam situasi seperti ini, individu akan melakukan high self-monitor, yaitu kehati-hatian terkait dengan impresi yang akan diberikan kepada orang lain. Biasanya individu cenderung menjadi sensitif terhadap umpan balik, dan mencoba mengadaptasikan perilakunya sesuai dengan lingkungan dimana ia berada. Dengan kata lain, individu cenderung menjadi aktor. Sementara, low self-monitor adalah keadaan dimana seseorang cenderung kurang sensitif terhadap dirinya dan orang lain, dan tidak peduli apakah dirinya akan memberikan impresi pada orang lain atau tidak. Individu pada kondisi ini cenderung tampil apa adanya. Hal pokok dari teori mengurangi ketidakpastian, dan menjadi dimensi utama dalam membangun hubungan adalah bahwa ketika seseorang bertemu dengan orang yang asing, maka untuk mengurangi ketidakpastian tentang orang tersebut, orang yang bersangkutan akan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin terkait orang yang asing itu. Pada situasi ketidakpastian yang sangat tinggi, individu menjadi semakin sadar atau mindful pada apa yang akan dilakukannya. Tingkat ketidakpastian yang tinggi membuat jarak pada hubungan (relasi), dan mengurangi ketidakpastian cenderung membuang jarak dan menyatukan orang. Ada beberapa cara untuk mengurangi ketidakpastian: Passive Strategies: dalam mencari informasi, masing-masing pihak saling mengamati (mengobservasi). Ada dua cara dalam proses ini, yaitu: Reactivity Searching: individu bereaksi terhadap situasi. Contoh: untuk mengenal seseorang, terlebih dahulu akan diamati perilaku orang tersebut untuk beberapa 9

10 saat. Seperti mengamati bagaimana reaksi orang tersebut ketika berkomunikasi dengan orang lain. Disinhibition Searching: seseorang diamati ketika dalam situasi yang informal, dan berperilaku natural. Contoh: mengamati perilaku teman sekelas di luar kelas, misalnya ketika di kantin. Interactive Strategies: masing-masing berkomunikasi aktif untuk saling mendapat informasi. Misalnya: saling menginterogasi dan saling membuka diri (self disclosure). Adapun tiga tahapan dari perkembangan relasional menurut teori ini, adalah : Tahap entry - tahap dimana para pelaku komunikasi melakukan pendekatan awal dengan menanyakan hal-hal yang umum, seperti demografi, cuaca dan lainnya. Pada tahapan ini interaksi ditentukan oleh norma-norma sosial yang ada dalam masyarakat. Tahap personal pada tahapan ini individu melakukan pembicaraan yang lebih mendalam, seperti penilaian mengenai sikap, kepercayaan, politik dan lainnya. Interaksi pada tahapan ini tidak se-kaku seperti pada tahap entry. Tahap exit pada tahapan ini pembicaraan berkisar pada masalah - masalah yang bersifat pribadi. Tahapan ini disebut exit, karena setelah mencapai pembicaraan yang bersifat pribadi, seperti masalah anak, penghasilan, masalah suami/istri, seseorang akan memutuskan untuk melanjutkan atau tidak sebuah hubungan. Jika dirasakan hubungan bermanfaat, ada kemungkinan kedua orang bersepakat untuk merencanakan interaksi di masa mendatang. Menurut Berger, jika seseorang telah mencapai tahap ini maka orang tersebut dianggap telah berhasil dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Tahapan ini merupakan puncak dari sebuah hubungan. ANXIETY-UNCERTAINTY MANAGEMENT William Gudykunst, dan koleganya mengembangkan pemikiran Berger, terutama terkait dengan ketidakpastian (uncertainty) dan kecemasan (anxiety) dalam konteks antarbudaya. Mereka menemukan bahwa semua budaya berusaha mengurangi ketidakpastian dalam tahap awal suatu hubungan dengan gaya yang berbeda-beda. Perbedaan itu terlihat pada seseorang dari budaya konteks tinggi (high-context culture/hcc) atau budaya konteks rendah (low-context culture/lcc). HCC menekankan pada keseluruhan situasi untuk menginterpretasi peristiwa, sementara LCC mendasarkan pada isi pesan verbal yang eksplisit. 10

11 Ketika seseorang melihat orang dari kelompok budaya lain, mungkin akan timbul rasa cemas dan ketidakpastian meningkat. Pengalaman dan persahabatan dengan orang yang memiliki budaya yang berbeda akan membantu meningkatkan rasa percaya diri seseorang ketika bertemu dengan orang asing dari kelompok lain. Selain itu, pemahaman mengenai bahasa akan meningkatkan tolerasi seseorang terhadap ambiguitas (ketidakjelasan). Ketika seseorang lebih percaya diri dan kecemasan berkurang dalam menemui seseorang dari kelompok lain, maka akan lebih mudah memperoleh informasi dan mengurangi ketidakpastian. Ketidakpastian dan kecemasan dalam konteks antarbudaya ini menyebabkan komunikasi tidak efektif dan kurang adaptif. Semakin tidak tahu dan kecemasan meningkat, maka komunikasi makin tidak efektif dalam konteks antarbudaya. Hal ini membuat upaya pengurangan atau manajemen ketidakpastian dan kecemasan menjadi penting. Setiap individu memiliki ambang-batas (tresholds) ketidakpastian dan kecemasan yang berbeda. Jika tingkat ketidakpastian melampaui ambang-batas atas, individu akan kehilangan kepercayaan diri dan kecemasan menjadi tinggi, sehingga mungkin menghindar untuk berkomunikasi. Namun bila ketidakpastian di bawah ambang-batas, seseorang juga tidak termotivasi atau cukup alasan untuk berkomunikasi karena sudah memiliki pengetahuan memadai. Dalam konteks komunikasi antarkelompok, idealnya ketidakpastian dan kecemasan berada di antara ambang-batas atas dan bawah sehingga memacu motivasi dan penerapan strategi untuk mengurangi ketidakpastian. Secara umum ada tiga tahap proses komunikasi dalam teori ini, yaitu: (a) Tahap awal - tahapan ini sama dengan tahapan awal pada teori Berger. Yaitu tahap untuk menjajaki hubungan dengan mencari informasi di antara dua orang yang berkomunikasi. Namun pada teori William, kerangka budaya dari masing-masing pelaku komunikasi turut mempengaruhi. Misalnya : orang Inggris yang belum pernah ke Jakarta, mempunyai bayangan bahwa di Jakarta masih banyak macan berkeliaran. Sehingga manakala orang Inggris tersebut bertemu dengan orang Indonesia, terbesit pemikiran bahwa orang Indonesia adalah suku primitif. (b) Tahap pengembangan hubungan. Pada tahap ini, masing-masing partisipan berusaha menurunkan ketidakpastian dengan gaya yang berbeda-beda. Perbedaan dapat terlihat pada seseorang dari budaya konteks tinggi (high-context culture/hcc) atau budaya konteks rendah (low-context culture/lcc). Misalnya: orang Inggris (LCC) mengajukan pertanyaan langsung terkait dengan pengalaman, sikap, dan kepercayaan. Sementara orang Jepang (HCC) mencari informasi nonverbal mengenai latarbelakang seseorang. 11

12 (c) Tahap mindfullness. Pada tahap ini, terjadi saling pengertian. Tidak ada lagi stereotipe. Misalnya, pada tahap ini antara orang Inggris dan Indonesia telah tercipta pengertian, rasa saling menghargai. Sehingga kecurigan bahwa orang Indonesia masih primitif- pun sirna. TEORI YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMUNIKASI KELOMPOK. TEORI FUNGSIONAL Teori-teori fungsional dari komunikasi kelompok memandang komunikasi sebagai sebuah alat melalui mana kelompok membuat keputusan, dan menekankan pada hubungan antara kualitas komunikasi dan kualitas hasil kelompok. Komunikasi melakukan beberapa hal atau fungsi-fungsi (functions) dengan beberapa cara untuk menentukan hasil kelompok. Ini yang disebut sebagai cara berbagi informasi, yaitu cara anggota kelompok mengeksplorasi, mengidentifikasi kesalahan serta sebuah alat untuk persuasi. Fungsionalisme dalam teori komunikasi kelompok sangat dipengaruhi oleh pragmatis dari pengajaran diskusi kelompok kecil, didasari karya filsuf John Dewey yang dipublikasikan dari How We Think di tahun Hingga abad ke 20 pemikiran pragmatis ini masih tetap berpengaruh. Versi Dewey pada proses pemecahan masalah memiliki 6 tahap, yaitu (1) mengungkapkan sebuah kesulitan, (2) mendefiniskan masalah, (3) analisa masalah, (4) mengusulkan solusi, (5) membandingkan alternatif dan mengujinya pada serangkaian tujuan atau kriteria dan (6) implementasi solusi terbaik. Teori Fungsional Umum Randy Hirokawa dan kawan-kawan, adalah para pemuka pada tradisi fungsi ini. Karya mereka melihat berbagai kesalahan yang dibuat oleh kelompok dan bertujuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang harus dipertimbangkan untuk menjadi lebih efektif. Teori versi Hirokawa pada proses pengambilan keputusan ini terlihat serupa dengan urutan penyelesaian masalah milik Dewey. Pada umumnya, kelompok mulai dengan mengidentifikasi dan memperhitungkan masalah serta akan timbul beberapa pertanyaan : Apa yang terjadi? Mengapa? Siapa yang terlibat? Apa kerugian yang timbul? Siapa yang terluka? Selanjutnya kelompok berkumpul dan mengevaluasi informasi. Kemudian kelompok membangun berbagai proposal alternatif untuk menangani masalah dan mendiskusikan tujuan yang ingin dicapai. Alternatif dan tujuan ini kemudian dievaluasi untuk mencapai konsensus. 12

13 Faktor-faktor yang berpengaruh pada diambilnya keputusan yang salah dapat disimpulkan dengan mudah dari proses pengambilan keputusan tersebut, yaitu: (1) perhitungan yang tidak tepat terkait masalah, yang berasal dari analisis situasi yang tidak akurat atau tidak memadai, (2) tujuan organisasi yang kurang tepat, (3) perhitungan yang kurang tepat pada hasil positif dan negatif, (4) kemungkinan kelompok mengembangkan basis informasi yang tidak memadai, (5) kelompok mungkin salah akibat pemikiran yang keliru dari basis informasi yang minim. Mengapa kelompok dapat masuk perangkap seperti ini? Hirokawa berpendapat bahwa kesalahan-kesalahan tersebut dikarenakan pengaruh anggota tertentu yang tanpa sengaja telah salah mengarahkan kelompok. TEORI BERPIKIR KELOMPOK DARI JANIS Hipotesis berpikir kelompok dari Irving Janis menekankan pada pemikiran kritis yang menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat mengarah kepada kepuasan kelompok yang tinggi dengan hasil yang tidak efektif. Berpikir kelompok merupakan hasil langsung dari kekompakan di dalam kelompok. Kekompakan (cohesiveness) adalah suatu akibat dari sejauhmana semua anggota memandang bahwa tujuan para anggota dapat dicapai di dalam kelompok. Keadaan ini tidak menuntut para anggota untuk memiliki sikap yang sama tetapi para anggota tersebut saling bergantung dan mengandalkan satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkan bersama. Semakin kompak suatu kelompok, semakin besar tekanan atas anggota-anggotanya. Menurut Janis, kekompakan selain mengandung nilai positif juga membahayakan. Kelompok yang sangat kompak mungkin menginvestasikan terlalu banyak energi untuk memelihara niat baik di dalam kelompok, sehingga mengorbankan pengambilan keputusan. Ada enam hasil negatif yang timbul dari cara berpikir kelompok, yaitu: 1. Kelompok membatasi diskusinya hanya pada sedikit alternatif, dan tidak banyak melakukan penelusuran terhadap pemikiran yang lain. 2. Kelompok tidak begitu kritis dalam meneliti penyimpangan-penyimpangan dari solusi yang dipilih. 3. Pendapat-pendapat yang minoritas dengan cepat diabaikan, tidak hanya oleh mayoritas tetapi juga oleh mereka yang awalnya mendukung. 4. Pendapat ahli tidak dicari. Kelompok puas dengan keputusannya sendiri, dan mungkin merasa terancam oleh pendapat pihak luar. 5. Kelompok sangat selektif dalam mengumpulkan dan memperhatikan informasi yang tersedia. 13

14 6. Kelompok merasa sangat yakin akan alternatif pilihannya, sehingga kelompok tidak mempertimbangkan rencana kemungkinan lain. Lebih lanjut, Janis menegaskan bahwa berpikir kelompok ditandai beberapa gejala, yaitu: (1) ilusi ketidakrentanan, yang menimbulkan suasana optimis yang berlebihan, (2) terbentuknya upaya bersama untuk merasionalkan tindakan yang sudah diputuskan, (3) mempertahankan sebuah keyakinan yang tidak perlu dipertanyakan dalam moralitas yang tertanam, dengan menganggap diri termotivasi kuat untuk bekerja mencapai hasil terbaik. Hal ini mengarahkan kelompok pada konsekuensi moral dan etis yang lemah. (4) Para pemimpin out-group distereotipekan sebagai jahat, atau tolol, (5) tekanan langsung pada anggota untuk tidak mengekspresikan pertentangan pendapat, (6) penyensoran diri dari ketidaksepakatan, (7) adanya ilusi kesepakatan bersama didalam kelompok, dan terakhir berpikir kelompok melibatkan munculnya pengawal pikiran yang ditunjuk untuk melindungi kelompok, dan pemimpin dari opini buruk dan informasi yang tidak dikehendaki. 14

15 Daftar Pustaka Arni Muhammad. Arni Jakarta: Bumi Aksara. Pace, Wayne., Faules, Don.F Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Robbins, Stephen Perilaku Organisasi. Jilid 2. Jakarta: PT Prenhallindo 15

PERAN SERTA INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI

PERAN SERTA INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: 10 Fakultas Ilmu Komunikasi PERAN SERTA INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI Pokok Bahasan 1. Peran Serta Individu Dalam Organisasi 2. Peran Serta Kelompok Dalam Organisasi Dr. Inge

Lebih terperinci

Harap hubungkan Speaker/Headset ke PC anda sebelum memulai Presentasi Modul ini

Harap hubungkan Speaker/Headset ke PC anda sebelum memulai Presentasi Modul ini Modul Versi Pengembang : Komunikasi Organisasi : 0314a : Dr. Nur Kholisoh, M.Si Harap hubungkan Speaker/Headset ke PC anda sebelum memulai Presentasi Modul ini Paket Modul Standar ini hanya digunakan untuk

Lebih terperinci

KEKUASAAN DALAM ORGANISASI

KEKUASAAN DALAM ORGANISASI MODUL PERKULIAHAN KEKUASAAN DALAM ORGANISASI Pokok Bahasan 1. Perspektif Kekuasaan Dalam Organisasi 2. Dinamika Kelompok 3. Politik Organisasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu

Lebih terperinci

Tradisi SosioPsikologi

Tradisi SosioPsikologi Tugas 3 Tradisi SosioPsikologi Mengelola Ketidakpastian dan Kecemasan Kelompok 4 Herdian Yudi H Lukni F Riski P Patrick L Metty A Hendri C Irfan J Fahrul F Bachtiar R Galang H Dodi A Teori Komunikasi Percakapan

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORGANISASI DAN ALIRAN INFORMASI

KOMUNIKASI ORGANISASI DAN ALIRAN INFORMASI Modul ke: 06 Fakultas Ilmu Komunikasi KOMUNIKASI ORGANISASI DAN ALIRAN INFORMASI Pokok Bahasan 1. Bentuk Komuniaksi Organisasi 2. Pola dan Arah Aliran Informasi Dr. Inge Hutagalung Program Studi Public

Lebih terperinci

PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI

PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI MODUL PERKULIAHAN PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI Pokok Bahasan 1. Alternatif Pandangan Organisasi 2. Perkembangan Teori Dalam Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public

Lebih terperinci

JARINGAN KOMUNIKASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Jaringan Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

JARINGAN KOMUNIKASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Jaringan Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN JARINGAN KOMUNIKASI Pokok Bahasan 1. Jaringan Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public Relations 09 42008 Abstrak Modul ini menjelaskan tentang jaringan

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 03FIKOM. Ruang Lingkup Komunikasi. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 03FIKOM. Ruang Lingkup Komunikasi. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas 03FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi MARCOMM Ruang Lingkup Komunikasi Dalam memahami ruang lingkup komunikasi sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu perusahaan, baik swasta maupun negeri. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hubungan kerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sarana paling utama dalam kehidupan manusia, yang berarti tak ada seorangpun yang dapat menarik diri dari proses ini baik dalam fungsinya

Lebih terperinci

IKLIM ORGANISASI MODUL PERKULIAHAN. Pokok Bahasan. 1. Pemahaman Iklim Komunikasi Dalam Organisasi 2. Analisa Iklim Komunikasi Dan Kepuasan Komunikasi

IKLIM ORGANISASI MODUL PERKULIAHAN. Pokok Bahasan. 1. Pemahaman Iklim Komunikasi Dalam Organisasi 2. Analisa Iklim Komunikasi Dan Kepuasan Komunikasi MODUL PERKULIAHAN IKLIM ORGANISASI Pokok Bahasan 1. Pemahaman Iklim Komunikasi Dalam Organisasi 2. Analisa Iklim Komunikasi Dan Kepuasan Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Komunikasi Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication, yang akar katanya adalah communis, tetapi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

Teori Komunikasi MODUL PERKULIAHAN. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Teori-Teori Dalam Konteks Komunikasi Antar Pribadi

Teori Komunikasi MODUL PERKULIAHAN. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Teori-Teori Dalam Konteks Komunikasi Antar Pribadi MODUL PERKULIAHAN Teori Komunikasi Pokok Bahasan 1 Antarpribadi 1.1 Elemen pembentuk kesadaran diri 1.2 Konsep-konsep yang mempengaruhi perkembangan kesadaran diri 1.3 Teori-Teori Tentang Diri (Konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lainnya adalah hal yang tidak bisa terhindarkan karena setiap

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lainnya adalah hal yang tidak bisa terhindarkan karena setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan hakikatnya sebagai makhluk social, manusia tidak bisa hidup tanpa pengaruh manusia lain, maka dari itu komunikasi antar manusia dengan manusia yang lainnya adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keterampilan intelektual. Karena itu pengorganisasian materi pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keterampilan intelektual. Karena itu pengorganisasian materi pembelajaran BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Intelektual Dalam proses belajar mengajar yang menekankan konstruksi pengetahuan, kegiatan utama yang berlangsung adalah berpikir atau mengembangkan keterampilan intelektual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam hubungan jaringan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan

Lebih terperinci

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations.

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations. Modul ke: PROFESSIONAL IMAGE Fakultas FIKOM Kompetensi komunikasi PR: Motivasi yang positif dan membangun komunikasi efektif dua arah dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom

Lebih terperinci

O u t l I n e. T P U & T P K P e n d a h u l u a n P e m b a h a s a n

O u t l I n e. T P U & T P K P e n d a h u l u a n P e m b a h a s a n Proses Komunikasi O u t l I n e T P U & T P K P e n d a h u l u a n P e m b a h a s a n T P U Diharapkan mampu ampu menjelaskan dan menerapkan konsep-konsep dasar dalam komunikasi, jenis dan teknik komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk dan berkembang secara signifikansi disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya

Lebih terperinci

Human Relations. Memahami Konsep Dasar Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat

Human Relations. Memahami Konsep Dasar Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat Human Relations Modul ke: Memahami Konsep Dasar Human Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Amin Shabana Program Studi Hubungan Masyarakat www.mercubuana.ac.id Konsep Diri dalam Human Relations Ternyata kita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana mahasiswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana mahasiswa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PBL (Problem Based Learning) 1. Definisi PBL PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana mahasiswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mahasiswa

Lebih terperinci

KOMUNIKASI EFEKTIF. By : Lastry. P, SST

KOMUNIKASI EFEKTIF. By : Lastry. P, SST KOMUNIKASI EFEKTIF By : Lastry. P, SST Pengertian Komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yg terlibat dalam komunikasi. Tujuan : memberi kemudahan dalam memahami

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Dalam penelitian yang berjudul ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PENCITRAAN INTERNAL THE BELLEZZA SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis menggunakan

Lebih terperinci

STRATEGI DAN MARKETING PUBLIC RELATIONS

STRATEGI DAN MARKETING PUBLIC RELATIONS Modul ke: 03 Fakultas Program Pascasarjana STRATEGI DAN MARKETING PUBLIC RELATIONS Pokok Bahasan 1. Strategi Pemasaran 2. Strategi Komunikasi 3. Marketing Public Relations Dr. Inge Hutagalung, M.Si Program

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan salah satu tugas penting yang tidak dapat diabaikan oleh pemerintah daerah sebab jika komponen pelayanan terjadi stagnasi maka hampir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare, yang berarti berpartisipasi untuk memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu organisasi karena merupakan sumber yang mengarahkan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan

Lebih terperinci

Psikologi Komunikasi

Psikologi Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Komunikasi Pokok Bahasan PROSES KOMUNIKASI KELOMPOK Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Advertising and Kode MK Marketing Communication 06

Lebih terperinci

Jenis dan Bentuk Perubahan Organisasi

Jenis dan Bentuk Perubahan Organisasi Modul ke: Jenis dan Bentuk Perubahan Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas

terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas Pengaruh Kualitas Komunikasi Interpersonal Pemimpin terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai dalam Budaya Organisasi di Mirota Batik Yogyakarta Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. Pertemuan ke 7. Public Relations. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi.

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. Pertemuan ke 7. Public Relations. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. PSIKOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pertemuan ke 7 Sistem Komunikasi Kelompok Dikaji Dalam Beberapa Bagian: Kelompok dan Pengaruhnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini mengacu pada bagaimana analisis pengaruh budaya organisasi, kompetensi karyawan dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. 2.1.1 Budaya Organisasi

Lebih terperinci

DI SUSUN OLEH : Arie Wahyuni Farasy Salvan Nurul Hikmah Robiatul Adawiyah

DI SUSUN OLEH : Arie Wahyuni Farasy Salvan Nurul Hikmah Robiatul Adawiyah DI SUSUN OLEH : Arie Wahyuni Farasy Salvan Nurul Hikmah Robiatul Adawiyah Hubungan Interpersonal Hubungan interpersonal adalah proses interaksi antara individu dengan individu lain dengan cara berkomunikasi.

Lebih terperinci

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA PERTEMUAN 3 MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : POKOK BAHASAN Konsep Dasar Komunikasi Antarbudaya DESKRIPSI Pokok bahasan konsep dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Tim Kerja Tim kerja adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi. Disusun oleh Dewi Sulistyo

Komunikasi Organisasi. Disusun oleh Dewi Sulistyo Komunikasi Organisasi Disusun oleh Dewi Sulistyo Konsep Dasar Komunikasi Komunikasi sebagai aktivitas dasar manusia Komunikasi sebagai syarat terjadinya interaksi dan proses belajar Komunikasi dalam organisasi

Lebih terperinci

KEKUASAAN DALAM ORGANISASI

KEKUASAAN DALAM ORGANISASI KEKUASAAN DALAM ORGANISASI Modul ke: 15 Fakultas Ilmu Komunikasi Pokok Bahasan 1. Perspektif Kekuasaan Dalam Organisasi 2. Dinamika Kelompok 3. Politik Organisasi Dr. Inge Hutagalung, M.Si Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia di kehidupannya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, yang artiya sama. Maksudnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, yang artiya sama. Maksudnya 15 BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Teori Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, yang artiya sama. Maksudnya adalah komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai

Lebih terperinci

Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai Makhluk Sosial persoalan makna menjadi sangat penting ditafsirkan oleh seseorang yang mendapat informasi (pemberitaan) karena makna yang dikirim oleh komunikator (receiver) dan penerima informasi (audience) menjadi sangat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara

Lebih terperinci

Psikologi Konseling Agustini, M.Psi., Psikolog MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Psikologi Konseling Agustini, M.Psi., Psikolog MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 12 61033 Agustini, M.Psi., Psikolog Abstract Dalam perkuliahan ini akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonal Komunikasi Interpersonal merupakan bagian dari ilmu komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam suatu organisasi untuk kelancaran kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adapun yang melatarbelakangi mengapa peneliti merasa tertarik

BAB I PENDAHULUAN. Adapun yang melatarbelakangi mengapa peneliti merasa tertarik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Adapun yang melatarbelakangi mengapa peneliti merasa tertarik untuk mengangkat topik penelitian ini bermula dari postulat atau asumsi bahwa setiap korporasi

Lebih terperinci

A. Proses Pengambilan Keputusan

A. Proses Pengambilan Keputusan A. Proses Pengambilan Keputusan a) Definisi Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan atas dasar

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada Bab IV, maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, Terdapat pengaruh langsung persepsi

Lebih terperinci

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah. BAB V KESIMPULAN, ILPIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil perhitungan pada Bab IV penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Kepemimpinan kepala sekolah harus didukung oleh nilai-nilai

Lebih terperinci

BAHAN AJAR / MATERI PELENGKAP MODUL DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. III DINAMIKA KELOMPOK. Oleh :

BAHAN AJAR / MATERI PELENGKAP MODUL DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. III DINAMIKA KELOMPOK. Oleh : BAHAN AJAR / MATERI PELENGKAP MODUL DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. III DINAMIKA KELOMPOK Oleh : BADAN PENGEMBANGAN SDMD PROVINSI JAWA TENGAH 2017 1 A. DESKRIPSI SINGKAT Mata diklat Dinamika Kelompok dimaksudkan

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki Komunikasi Interpersonal Dwi Kurnia Basuki Definisi Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Komunikasi Interpersonal 2.1.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh salah satu atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang

Lebih terperinci

Organizational Theory & Design

Organizational Theory & Design Modul ke: Organizational Theory & Design Budaya Organisasi Fakultas PASCA FEB Dr. Adi Nurmahdi MBA Program Studi MM www.mercubuana.ac.id PENGANTAR Stoner: budaya mempengaruhi pelaksanaan organisasi dan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA. dapat diperoleh temuan-temuan mengenai: 1. Pola Komunikasi elit NU Cabang Istimewa Malaysia dalam. nahdliyin di Malaysia.

BAB V ANALISIS DATA. dapat diperoleh temuan-temuan mengenai: 1. Pola Komunikasi elit NU Cabang Istimewa Malaysia dalam. nahdliyin di Malaysia. 64 BAB V ANALISIS DATA A. Hasil Temuan Peneliti Dari hasil deskripsi dan penyajian data yang dilakukan oleh peneliti dapat diperoleh temuan-temuan mengenai: 1. Pola Komunikasi elit NU Cabang Istimewa Malaysia

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 13FIKOM KOMUNIKASI KELOMPOK. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 13FIKOM KOMUNIKASI KELOMPOK. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi KOMUNIKASI KELOMPOK Fakultas 13FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM KOMUNIKASI KELOMPOK Komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KOMUNIKASI

KARAKTERISTIK KOMUNIKASI KARAKTERISTIK KOMUNIKASI Komunikasi Adalah Suatu Proses Komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahap atau sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang dilakukan oleh manusia merupakan suatu proses yang melibatkan individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berbagai aspek kehidupan sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi: Strategi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK. a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB II KAJIAN TEORETIK. a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Komunikasi Matematis a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis Agus (2003) komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri. Setiap individu membutuhkan orang lain untuk

Lebih terperinci

Selamat membaca, mempelajari dan memahami

Selamat membaca, mempelajari dan memahami Selamat membaca, mempelajari dan memahami Materi Kuliah E-Learning mata kuliah Wawancara BENTUK-BENTUK WAWANCARA Oleh Dr. Triana Noor Edwina D.S., M.Si Bentuk-bentuk wawancara 1. Wawancara terstruktur

Lebih terperinci

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public Relations sebagai salah satu divisi dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat penting keberadaanya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

KOMUNIKASI INTERPERSONAL Modul ke: 5Fakultas Muhamad Fakultas Ilmu Komunikasi KOMUNIKASI INTERPERSONAL ATRAKSI INTERPERSONAL DAN HUBUNGAN INTERPERSONAL Rosit, M.Si. Program Studi Public Relations ATRAKSI INTERPERONAL Kita dapat

Lebih terperinci

Psikologi Komunikasi Antar Pribadi

Psikologi Komunikasi Antar Pribadi Modul ke: Psikologi Komunikasi Antar Pribadi Fakultas 04FIKOM Komunikasi Antarpribadi Sebagai Proses Komponen-Komponen dalam Komunikasi Antarpribadi Saling Tergantung Para Pelaku dalam komunikasi Antarpribadi

Lebih terperinci

Human Relations. Faktor Manusia dalam Human Relations (Learning how to Learn)-Lanjutan. Ervan Ismail. S.Sos., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM

Human Relations. Faktor Manusia dalam Human Relations (Learning how to Learn)-Lanjutan. Ervan Ismail. S.Sos., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM Modul ke: Human Relations Faktor Manusia dalam Human Relations (Learning how to Learn)-Lanjutan Fakultas FIKOM Ervan Ismail. S.Sos., M.Si. Program Studi Public Relations http://www.mercubuana.ac.id Isi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk bersosialisasi, bekerjasama dan membutuhkan keberadaan manusia yang lainnya. Untuk itu keberadaan

Lebih terperinci

Interpersonal Communication Skill

Interpersonal Communication Skill MODUL PERKULIAHAN Interpersonal Communication Skill Introduksi Umpan Balik dan Membujuk Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi Advertising and Marketing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan pustaka 2.1.1 Komunikasi Teraupetik Menurut Stuart (1998), mengatakan komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dengan klien dalam memperbaiki

Lebih terperinci

Komunikasi Efektif. Menurut (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss)

Komunikasi Efektif. Menurut (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss) Komunikasi Efektif FIDEL BUSTAMI fidita@hotmail.com Menurut (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss) Komunikasi dianggap efektif paling tidak harus menghasilkan 5 hal : pengertian, kesenangan, pengaruh pada

Lebih terperinci

4 menginvestasikan waktu dan uang untuk mengembangkan dan memelihara kualitas website mereka, karena saat ini website mungkin menjadi salah satu alat

4 menginvestasikan waktu dan uang untuk mengembangkan dan memelihara kualitas website mereka, karena saat ini website mungkin menjadi salah satu alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Manusia melakukan interaksi dengan sesama agar dapat menjaga keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dijadikan bahan acuan adalah tulisan yang disusun oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : 469-487) berjudul Quality of Communication Experience:

Lebih terperinci

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Oleh: Muslikhah Dwihartanti Disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2004 Penyuluhan tentang Komunikasi yang Efektif bagi Guru TK di Kecamatan Panjatan A. Pendahuluan

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK61112 Aulia Kirana,

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

TEKNIK & ETIKA DISKUSI ILMIAH.

TEKNIK & ETIKA DISKUSI ILMIAH. TEKNIK & ETIKA DISKUSI ILMIAH Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng. Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng. bambangsulistyo@yahoo.com PENDAHULUAN Kata moral atau moralitas sering digunakan secara sinonim dengan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhankebutuhan tersebut manusia memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Dalam praktik

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK Modul ke: 08 Opini Publik Fakultas PASCASARJANA Program Studi Magister Ilmu Komunikasi http://mercubuana.ac.id Dr. Heri Budianto.M.Si Pengertian Opini Publik Opini publik berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan organisasi, dan secara keseluruhan ditentukan oleh cara berkomunikasi. Oleh karena itu komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan ataupun organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan ataupun organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan ataupun organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan manajemen. Sebelum kita memfokuskan pandangan kita terhadap perusahaan ataupun organisasi ada baiknya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir lo

PERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir lo KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MASA REMAJA (ADOLESENCE) PERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir logis

Lebih terperinci

PROSES DAN TEKNIK-TEKNIK KONSELING

PROSES DAN TEKNIK-TEKNIK KONSELING PROSES DAN TEKNIK-TEKNIK KONSELING Proses-proses konseling meliputi tahap awal, tahap pertengahan (tahap kerja), tahap akhir. Teknik-teknik konseling meliputi ragam teknik konseling, penguasaan teknik

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang Evaluasi Kompetensi Pustakawan Pelayanan Referensi di Perpustakaan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke:

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: Jaringan Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Gufroni Sakaril, Drs, MM Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Organisasi Informal Mengapa Organisasi Informal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant 1. Definisi Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant Komunikasi interpersonal (interpersonal communication)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu perusahaan. Menurut William I. Gordon (Mulyana, 2005), Komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci