PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI"

Transkripsi

1 MODUL PERKULIAHAN PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI Pokok Bahasan 1. Alternatif Pandangan Organisasi 2. Perkembangan Teori Dalam Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public Relations Abstrak Cara pandang terhadap organisasi mempengaruhi perkembangan teori dan metodologi penelitian komunikasi organisasi Kompetensi Mampu mengetahui pandangan dunia dan implikasinya terhadap kenyataan dan organisasi serta implikasi metodologis dari perkembangan pandangan tersebut

2 Pembahasan PANDANGAN TERHADAP ORGANISASI Dunia sosial dan apa yang dianggap realitas adalah proyeksi dari kesadaran individu. Orang-orang yang berbeda berperilaku dengan cara-cara yang berbeda terhadap objek yang diamati. Perbedaan tersebut didasari pada bagaimana orang berpikir tentang objek-objek termaksud. Suatu objek sosial adalah objek yang mempunyai makna dan menuntut tindakan manusia. Ada dua cara pandang yang dapat dijadikan acuan terhadap organisasi, yaitu objektif dan subyektif. Istilah objektif merujuk pada pandangan bahwa objek-objek, perilakuperilaku, dan peristiwa-peristiwa eksis di suatu dunia nyata. Dunia sosial adalah sesuatu di luar sana yang keras, dan nyata, yang mempengaruhi setiap orang dengan suatu cara. Dunia sosial dapat dianggap sebagai suatu struktur yang terdiri dari suatu jaringan hubungan tetap antara bagian-bagian pokok. Seorang objektivis memandang dunia sosial sama seperti memikirkan dunia fisik dan alam, sebagai sesuatu yang konkret dan terstruktur. Lebih lanjut menurut pandangan objektif, realitas merupakan suatu fenomena objektif yang dapat diamati dan diukur secara cermat. Setiap aspek dunia yang tidak menyatakan diri dalam suatu bentuk aktivitas atau perilaku yang dapat diamati harus dianggap sebagai hal yang meragukan. Realitas adalah sesuatu yang bersifat eksternal dan nyata. Oleh karenanya dunia sosial adalah konkret dan nyata sebagaimana dunia alam. Sementara itu, istilah subjektif menunjuk bahwa realitas adalah konstruksi sosial. Pandangan subjektif memandang bahwa pengetahuan tidak mempunyai sifat yang objektif dan tidak mempunyai sifat yang tidak dapat berubah. Dunia sosial dan apa yang dianggap realitas adalah projeksi dari kesadaran individu, merupakan suatu tindakan imajinasi kreatif. Realitas meliputi proses-proses manusia yang menilai dan menafsirkan fenomena dalam kesadaran sebelum memahami struktur makna yang ada. Pandangan subjektif menekankan penciptaan makna. Seorang subjektivis memandang realitas sebagai suatu proses kreatif yang memungkinkan orang menciptakan apa yang ada di luar sana. Berdasarkan pandangan seorang subjektivis, oreang menciptakan suatu keteraturan dari objek. Dunia, dan semua hal yang ada di dalamnya, pada dasarnya tidak terstruktur. 2

3 PENGORGANISASIAN Pendekatan objektif menyatakan organisasi adalah sesuatu yang bersifat fisik dan konkret, dan merupakan sebuah struktur yang pasti. Istilah organisasi mengisyaratkan bahwa organisasi adalah sesuatu yang nyata terdiri dari orang, hubungan dan tujuan. Organisasi dalam hal ini dipandang sebagai wadah. Organisasi adalah keranjang, dimana semua unsur yang membentuk organisasi berada di dalamnya. Bedasarkan pandangan objektif: organisasi berarti struktur, sesuatu yang stabil. Metafora pendekatan objektif adalah metafora mesin. Mesin adalah konkret, dan bagian-bagiannya dapat diamati secara langsung. Dalam hal ini ciri sistematik mesin diprojeksikan kepada organisasi. Gagasan pokoknya adalah bahwa organisasi memiliki seperangkat prinsip yang sama digunakan untuk memahami mesin. Namun demikian ada perbedaan antara organisasi manusia dengan mesin, antara lain: 1) manusia tidak dapat dipertukarkan seperti bagian-bagian mesin, 2) memahami perilaku manusia tidaklah semudah memahami bagian-bagian mesin. Adapun pendekatan subjektif memandang organisasi sebagai kegiatan yang dilakukan orang. Organisasi terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi, dan transaksi yang melibatkan orang. Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak yang terus menerus berubah yang dilakukan oleh orang-orang di dalam organisasi. Perilaku orangorang dalam organisasi akan membentuk organisasi. Lebih lanjut, kaum subjektivis menganggap organisasi sebagai pengorganisasian perilaku. Sebuah metafora yang menunjukkan pendekatan subjektif terhadap organisasi adalah metafora budaya. Budaya menunjukkan bahwa suatu organisasi eksis hanya melalui interaksi manusia. Budaya akan berubah sesuai dengan perkembangan perilaku manusia. SIFAT DAN TINDAKAN MANUSIA Pendekatan objektif sangat menekankan lingkungan sebagai faktor penentu dalam menjelaskan perilaku manusia. Manusia dibentuk oleh lingkungan, dan keberhasilan serta kelangsungan hidup sangat tergantung pada bagaimana manusia beradaptasi dengan realitas nyata. Karena lingkungan dan organisasi mempunyai struktur, penting untuk mencapai keselarasan diantara keduanya, agar adaptasi dapat berlangsung secara maksimal. Dengan kata lain, kelangsungan organisasi sangat tergantung pada kemampuan organisasi untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Dalam hal ini, manusia dilihat sebagai pemroses informasi yang memberikan respons terhadap lingkungan. 3

4 Hubungan antara manusia dan lingkungan sangat ditentukan oleh pertukaran informasi yang dilakukan. Untuk menjaga interaksi dengan lingkungan, kaum objektivis memiliki pandangan bahwa tindakan manusia harus memiliki tujuan, intensional, goal oriented, dan rasional. Dalam hal ini, tindakan ditentukan oleh lingkungan dan manusia berperilaku sesuai dengan ketentuan lingkungan dengan cara-cara tertentu. Karena tindakan manusia ditentukan oleh lingkungan, maka objektivis mempercayai bahwa organisasi dapat dikelola dan dikendalikan oleh keputusan-keputusan rasional yang menstrukturkan aktivitas sesuai dengan tuntutan lingkungan dan kemampuan individu. Pendekatan subjektif menekankan bahwa manusia punya peran yang lebih aktif dan kreatif. Kreasi manusia bukanlah produk lingkungan, namun merupakan kreatifitas dimana manusia menciptakan lingkungan. Hal ini yang membedakan pandangan subjektif dengan objektif. Pandangan subjektif beranggapan bahwa lingkungan akan terwujud tergantung pada kreatifitas manusia, semakin kreatifitas mausia berkembang maka lingkungan pun akan berkembang, dan sebaliknya. Menurut pandangan subjektif, lingkungan bukan sesuatu yang konkret dan independen terlepas dari tindakan manusia. Lebih lanjut, pandangan subjektif menekankan bahwa manusia hidup dalam dunia simbolik, dimana lingkungan simbolik akan berubah dan dapat ditafsirkan dengan berbagai cara. Manusia menciptakan, memelihara, dan memutuskan realitas melalui penggunaan simbol. Manusia tidak hanya merespons dan beradaptasi dengan lingkungan, namun juga menciptakan dan berpartisipasi dengan lingkungan. Perspektif kaum subjektivis terhadap tindakan manusia berbeda dengan kaum objektivis. Bagi kaum subjektivis, tindakan muncul dari proses sosial dalam interaksi manusia. Yaitu, bahwa perilaku manusia akan berkembang tergantung pada konstruksi sosial yang terjadi selama proses interaksi. Pandangan kaum subjektivis ini sangat mempengaruhi pandangan mereka terhadap sebuah organisasi. Menurut mereka, perkembangan organisasi akan sangat ditentukan oleh interaksi para anggota organisasi. Perilaku pegawai merupakan tanggapan dari perilaku manajer. Walaupun struktur telah ditetapkan, namun siapa yang akan menjamin bahwa manusia akan selalu mentaati dan mengikuti struktur yang ada. Bagaimana jika perilaku manusia adalah inefisien, tidak teramalkan, irasional, tidak kompeten, bebal dan berprasangka? Pandangan objektif dan subjektif sama-sama menegaskan bahwa organisasi senantiasa berorientasi pada manusia. Namun kedua pandangan ini memiliki cara pandang yang berbeda. Kaum objektivis menyatakan bahwa manusia dapat diramalkan, selama kekuatan-kekuatan pokok keteraturan alamiah dapat diuraikan. Manusia akan 4

5 berperilaku secara rasional yang akan menjadi penentu bagaimana manusia beradaptasi dengan lingkungan. Pendekatan objektif juga menegaskan akan adanya keteraturan eksis dalam dunia nyata. Karena keteraturan dunia adalah nyata, maka perilaku manusia pun dapat diramalkan. Berdasarkan pandangan ini, manusia akan berperilaku sesuai dengan ketentuan, peraturan, struktur yang ada dalam sebuah organisasi. Pandangan kaum subjektivis menekankan bahwa manusia menciptakan keteraturan dan situasi. Manusia tidak terikat pada keteraturan alamiah, namun menciptakan keteraturan, makna dalam keteraturan, dan akibat-akibat dari keteraturan yang diciptakan. Berdasarkan pandangan ini, manusia harus dimotivasi untuk senantiasa kreatif dan inovatif dalam mengembangkan gagasannya. Manusia yang menciptakan dunia sosial, keteraturan lingkungan dan mengembangkan semua ciptaannya untuk mencapai tujuan bersama. PENGARUH PANDANGAN TERHADAP DEFINISI ORGANISASI Kaum objektivis mendefinisikan organisasi sebagai suatu struktur yang nyata. Organisasi adalah sebuah wadah yang menampung orang-orang dan objek untuk mencapai tujuan bersama. Bila organisasi sehat, bagian-bagian yang interdependen akan bekerja sama secara sistematik untuk menghasilkan karya dalam upaya mencapai tujuan bersama. Kaum objektivis juga menekankan pada struktur, perencanaan dan pengawasan, dan tujuan. Lingkungan, menurut pandangan objektif akan sangat menentukan prinsip-prinsip organisasi. Pemahaman ini menyebabkan adanya upaya pencarian keselarasan antara struktur organisasi dengan faktor-faktor penentu lingkungan. Organisasi dianggap sebagai pemroses informasi, dimana sistem terstruktur yang mengatur jabatan-jabatan dan peran telah dirancang sebelum diisi oleh para pelaku organisasi. Singkat kata, kaum objektivis memandang organisasi sebagai suatu entitas besar dengan struktur yang terkendali yang terdiri dari kebijakan dan prosedur. Sistem organisasi ditata berdasarkan logika untuk mencapai tujuan bersama. Karena itu pendekatan objektif menekankan pentingnya struktur dalam memandu perilaku. Lebih lanjut menurut pandangan objektif, bila seseorang memahami struktur maka akan memahami organisasi. Pada sisi lain, lingkungan menurut kaum objektivis, merupakan pendorong di balik perilaku organisasi. Organisasi dikondisikan oleh lingkungan, dan keberlangsungan hidup organisasi sangat tergantung pada kemampuan para pelaku organisasi untuk menafsirkan lingkungan dan beradaptasi dengannya. Kaum subjektivis mendefinisikan organisasi sebagai perilaku pengorganisasian. Berdasarkan definisi ini, pemahaman organisasi diperoleh melalui pengamatan perilaku- 5

6 perilaku manusia, dan makna perilaku termaksud. Dalam hal ini, struktur diciptakan dan dikembangkan oleh para pelaku organisasi. Kaum subjektivitis menegaskan bahwa organisasi akan berkembang dan mencapai tujuan bersama sangat dipengaruhi oleh interaksi para pelaku organisasi. Organisasi tidak berperilaku, yang berperilaku adalah para anggotanya. Kaum subjektivis tertarik pada perilaku para anggota, akibat dan makna akibat bagi mereka. Bagi kaum subjektivis, organisasi adalah suatu kolektivitas dari tindakantindakan (perilaku) yang bertautan. Terkait dengan struktur, pandangan subjektif juga mengakui struktur namun tekanan mereka adalah perilaku manusia. Struktur tidaklah independen dari tindakan-tindakan manusia. Manusia yang menciptakan, memelihara, mengembangkan struktur. Untuk itu, suatu proses pengorganisasian yang kreatif sangat diperlukan. Pandangan subjektif juga menegaskan bahwa perilaku dan tindakan manusia merupakan kekuatan utama dalam organisasi. Dalam hal ini, struktur diposisikan sebagai hasil perilaku manusia. Oleh karena itu, para pelaku organisasi haruslah senantiasa peka terhadap proses interaksi dalam organisasi. Adapun lingkungan menurut kaum subjektivis adalah sesuatu yang diciptakan. Lingkungan diciptakan oleh manusia dan akan memengaruhi perilaku manusia. Karena lingkungan adalah ciptaan manusia maka adalah mungkin untuk melakukan perubahan organisasi melalui proses pembuatan kesepakatan bersama. Pada akhirnya dapatlah ditarik kesimpulan, bahwa 1) pendekatan objektif adalah sebuah pendekatan yang cenderung mereduksi organisasi menjadi bagian-bagian yang berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan. Organisasi adalah stabil dan merupakan sesuatu yang rutin. Sementara itu, 2) pandekatan subjektif adalah sebuah pendekatan yang menyatakan bahwa kaum objektivitis mengabaikan proses kreatif manusia dan menganggap bahwa proses dalam kehidupan manusia adalah niscaya. Lebih lanjut, pandangan subjektif menegaskan bahwa organisasi terbentuk dan berkembang karena proses kreatifitas dan interaksi manusia. Organisasi adalah sesuatu yang berkembang dinamis menuju tujuan bersama, dan bukanlah suatu rutinitas belaka. PERKEMBANGAN TEORI DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI Pada dasarnya, organisasi mempunyai sifat berusaha memenuhi jenjang keteraturan tertentu sehingga dapat bertahan dan mencapai tujuan. Hal ini berarti organisasi harus dapat mengajak anggotanya bersikap dengan cara-cara yang bermanfaat bagi organisasi. Ada dua cara pandang terhadap sebuah organisasi, yaitu objektif dan subjektif. Pandangan objektif menekankan arti pentingnya struktur pada organisasi. Sementara, pandangan subjektif menekankan pada interaksi manusia. 6

7 Kedua pandangan terhadap organisasi ini mempengaruhi perkembangan teori dalam komunikasi organisasi. Secara prinsip ada tiga kelompok teori dalam komunikasi organisasi, yaitu: teori klasik, teori transisional, dan teori modern. Teori klasik dalam komunikasi organisasi adalah teori-teori merupakan teori dengan pandangan objektif murni. Teori klasik membedakan antara struktur organisasi sosial dan struktur organisasi formal. Pada struktur organisasi sosial, dipahami bahwa adanya pola atau regularitas dalam interaksi sosial mengisyaratkan adanya hubungan antara sekelompok orang ataupun sejumlah kelompok untuk menjadi suatu sistem sosial yang lebih besar. Misalnya, satu bus orang yang pergi ketempat yang berbeda bukanlah organisasi sosial. Namun, satu bus anggota klub sepak bola merupakan organisasi sosial. Jaringan hubungan dalam kelompok akan membuat struktur yang akan menghasilkan budaya kelompok. Dalam hal ini, hubungan-hubungan berfungsi mengorganisasikan perilaku manusia dalam suatu organisasi. Ada tiga cara komunikasi dalam organisasi sosial, yaitu (1) sistem sosial dihasilkan lewat komunikasi. Keseragaman perilaku dan tekanan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma dihasilkan lewat komunikasi di antara anggota kelompok. (2) Pada sistem sosial yang sudah berkembang maka akan terbentuk status sosial tertentu. Sistem sosial akan mempengaruhi bagaimana, ke, dan dari siapa, dengan pengaruh bagaimana komunikasi terjadi di antara anggota sistem. (3) Melalui peran dalam sistem. Suatu peranan merujuk kepada seperangkat perilaku dan jabatan tertentu dalam suatu sistem sosial. Berbeda dengan organisasi sosial yang muncul manakala orang-orang berasosiasi antara satu dengan lainnya, maka organisasi formal didirikan dengan sengaja untuk tujuantujuan tertentu. Organisasi formal secara populer juga disebut birokrasi. Pada organisasi formal, komunikasi akan terjalin berdasarkan struktur dan hirarki organisasi. Ciri-ciri organisasi formal berkaitan dengan suatu fenomena yang disebut komunikasi jabatan. Hubungan dibentuk antara jabatan. Mereka yang memiliki jabatan tertentu akan berkomunikasi dengan cara yang sesuai dengan jabatan yang dimiliki. Menurut pandangan kaum subjektivis, model teori klasik menunjukkan pencarian keteraturan, rasionalitas atas perilaku manusia. Teori-teori klasik senantiasa menunjukkan bahwa bila struktur telah ditentukan maka perilaku manusia akan dapat diramalkan, rasional dan efisien. Setiap orang mengetahui peran mereka melalui struktur: tanggung jawab dan kepada siapa harus bertanggung jawab. Struktur menentukan perilaku dan menghasilkan keteramalan. Pertanyaan yang muncul dalam benak pikiran kaum subjektivis adalah bagaimana bila kewenangan dan tanggung jawab tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan 7

8 struktur? Berangkat dari pertanyaan inilah muncul teori-teori transisional yang mulai memperhatikan perilaku manusia. Sesuatu yang terabaikan dalam teori-teori klasik. Teori-teori transisional berpandangan bahwa organisasi adalah sistem orang, bukan struktur yang direkayasa secara mekanis. Dalam organisasi, struktur saja tidaklah cukup. Eksistensi suatu organisasi bergantung pada kemampuan manusia untuk berkomunikasi dan berkemauan untuk bekerja sama guna mencapai tujuan bersama. Adapun kewenangan merupakan suatu fungsi kemauan untuk bekerja sama. Singkat kata, teori-teori transisional mengubah teori-teori klasik kearah pandangan struktur murni dan pembagian tugas kepada pandangan mengenai manusia dan moral. Dalam setiap organisasi, akan tumbuh kelompokkelompok informal. Hubungan informal muncul sebagai tanggapan dari berbagai kesempatan yang diciptakan lingkungan. Biasanya, iklim yang tercipta dalam organisasi formal akan mempengaruhi kelompok informal. Semakin tidak kondusif iklim organisasi maka hubungan informal akan semakin bermunculan, dan sebaliknya. Menyadari bahwa organissai informal senantiasa akan muncul sebagai bayangan dari organisasi formal, maka sebaiknya organisasi informal juga harus diperhatikan. Organisasi informal dan organisasi formal harus seiring dalam gerak sebuah organisasi. Organisasi informal sebagai hasil dari interaksi para pelaku organisasi juga perlu mendapatkan perhatian, sehingga tidak mengganggu kerja nyata organisasi secara formal. Teori komunikasi organisasi pada perkembangan selanjutnya semakin menggambarkan pengaruh subjektivisme yang tergambar pada adanya pengorganisasian dan budaya organisasi. Pengorganisasian yang terdiri dari struktur, perilaku dan lingkungan dipandang sebagai aktivitas komunikasi. Aktivitas komuniaksi yang menghasilkan interaksi diantara para pelaku organisasi dalam kurun waktu tertentu akan membentuk sebuah budaya. Setiap budaya akan mengembangkan harapan-harapan yang tertulis maupun tidak tertulis tentang perilaku (aturan dan norma-norma) yang akan mempengaruhi para anggota organissai dimana budaya dikembangkan. Peranan komunikasi dalam budaya organisasi sangatlah penting sebagai sarana pembentukan makna pemahaman bersama dalam upaya untuk mencapai sebuah tujuan. Para pelaku organisasi harus memahami organisasi. Pemahaman tersebut akan dapat dilakukan melalui pemahaman budaya organisasi. Melalui budaya organisasi akan dapat dipahami pula pola komunikasi dalam sebuah organisasi. Budaya diciptakan melalui interaksi. Lebih lanjut, pandangan subjektif menegaskan bahwa organisasi adalah perilaku simbolik, dan eksitensinya bergantung pada makna bersama, yang penafsirannya diperoleh melalui interaksi manusia. Lambang-lambang dan perilaku simbolik membuat kehidupan organisasi berlangsung. Memahami perilaku simbolik adalah memahami bagaimana sebuah organisasi tertentu mewarnai apa yang dilakukan dan yang tidak dilakukan. 8

9 Selain perkembangan teori komunikasi organisasi berdasarkan pandangan objektif dan subjektif, teori komunikasi organisasi juga membicarakan masalah yang muncul dalam organisasi. Teori-teori ini merupakan kepanjangan pemikiran dari kaum subjektivis, yang memerhatikan akibat-akibat yang akan muncul sebagai akibat interaksi para anggota organisasi. Beberapa isu yang senantiasa diperhatikan terkait masalah organisasi antara lain adalah motivasi, iklim organisasi, maupun gaya kepemimpinan. Motivasi, yang merupakan faktor-x dalam efisiensi dipahami sebagi salah satu isu penting dalam pengembangan organisasi. Motivasi menyangkut alasan-alasan mengapa orang mencurahkan tenaga untuk melakukan pekerjaan. Di sisi lain, seseorang akan termotivasi sangatlah tergantung pada iklim organisasi. Iklim organisasi yang kondusif akan memotivasi orang untuk berkembang dalam karya dan karsa. Sebaliknya, iklim organisasi yang kurang atau tidak kondusif akan menjadi penghambat orang untuk berkembang. Menurut kaum subjektivis, interaksi-interaksi dan proses yang terbentuk merupakan hal yang penting untuk perkembangan iklim organisasi. Iklim bukanlah sifat seorang individu, tetapi sifat yang dibentuk, dimiliki bersama, dan dipelihara oleh para anggota organisasi. Iklim suatu organisasi diungkapkan melalui isi pesan dan bentuk-bentuk simbolik yang digunakan dalam interaksi. Pada saat anggota organisasi berinteraksi dan menggunakan bentuk-bentuk simbolik, maka bentuk-bentuk tersebut akan memberikan rasionalisasi atas tindakan organisasi, dan sekaligus menunjukkan apa yang diharapkan dari iklim organisasi. Adapun gaya kepemimpinan perlu diperhatikan, karena kepemimpinan hanya akan mempunyai makna bila dibentuk dan ditentukan oleh anggota organisasi. Seorang pemimpin akan peka dan tanggap pada tuntutan organisasi dengan memahami interaksi yang dilakukan oleh para anggotanya. 9

10 Daftar Pustaka Arni Muhammad. Arni Jakarta: Bumi Aksara. Pace, Wayne., Faules, Don.F Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 10

CARA PANDANG TERHADAP ORGANISASI

CARA PANDANG TERHADAP ORGANISASI CARA PANDANG TERHADAP ORGANISASI Modul ke: 02 Fakultas Ilmu Komunikasi Pokok Bahasan 1. Alternatif Pandangan Organisasi 2. Perkembangan Teori Dalam Komunikasi Organisasi Dr. Inge Hutagalung Program Studi

Lebih terperinci

PENDEKATAN KLASIK DAN HUMAN RELATIONS

PENDEKATAN KLASIK DAN HUMAN RELATIONS MODUL PERKULIAHAN PENDEKATAN KLASIK DAN HUMAN RELATIONS Pokok Bahasan 1. Pendekatan Klasik 2. Pendekatan Human Relations Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public Relations

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi Modul ke: Komunikasi Organisasi Pandangan Alternatif tentang Kenyataan, Manusia dan Organisasi Fakultas KOMUNIKASI Ida Anggraeni Ananda Program Studi Public Relarions www.mercubuana.ac.id Pembuka Pandangan

Lebih terperinci

PENDEKATAN KLASIK DAN HUMAN RELATIONS

PENDEKATAN KLASIK DAN HUMAN RELATIONS PENDEKATAN KLASIK DAN HUMAN RELATIONS Modul ke: 03 Fakultas Ilmu Komunikasi Pokok Bahasan 1. Pendekatan Klasik 2. Pendekatan Human Relations Dr. Inge Hutagalung Program Studi Public Relations PENDEKATAN

Lebih terperinci

Harap hubungkan Speaker/Headset ke PC anda sebelum memulai Presentasi Modul ini

Harap hubungkan Speaker/Headset ke PC anda sebelum memulai Presentasi Modul ini Modul Versi Pengembang : Komunikasi Organisasi : 0314a : Dr. Nur Kholisoh, M.Si Harap hubungkan Speaker/Headset ke PC anda sebelum memulai Presentasi Modul ini Paket Modul Standar ini hanya digunakan untuk

Lebih terperinci

Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi

Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi Summary Skripsi Penyusun Nama : Khairunnisya Sholikhah NIM : 14030110151036

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

BUDAYA ORGANISASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Konsep Budaya Organisasi 2. Budaya Dan Keberhasilan Organisasi

BUDAYA ORGANISASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Konsep Budaya Organisasi 2. Budaya Dan Keberhasilan Organisasi MODUL PERKULIAHAN BUDAYA ORGANISASI Pokok Bahasan 1. Konsep Budaya Organisasi 2. Budaya Dan Keberhasilan Organisasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public Relations

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke:

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: Jaringan Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Gufroni Sakaril, Drs, MM Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Organisasi Informal Mengapa Organisasi Informal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia didunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia didunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia didunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan

Lebih terperinci

Tantangan Dasar Desain Organisasi

Tantangan Dasar Desain Organisasi Modul ke: Tantangan Dasar Desain Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga

Lebih terperinci

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public Relations sebagai salah satu divisi dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat penting keberadaanya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Alat kelengkapan DPRD terdiri atas pimpinan, badan musyawarah, komisi, badan legislasi daerah, badan anggaran, badan kehormatan, dan alat kelengkapan lain

Lebih terperinci

PENGARUH HUMAN RELATIONS DAN GAYA KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

PENGARUH HUMAN RELATIONS DAN GAYA KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN 0 PENGARUH HUMAN RELATIONS DAN GAYA KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN S K R I P S I Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KOMUNIKASI

KARAKTERISTIK KOMUNIKASI KARAKTERISTIK KOMUNIKASI Komunikasi Adalah Suatu Proses Komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahap atau sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya

Lebih terperinci

Iklim Komunikasi pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung

Iklim Komunikasi pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung Iklim Komunikasi pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung Gandyar Afriandi Hidayat 1, Asep Suryana 2, Teddy Kurnia Wirakusumah 3 Jurusan Ilmu Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi Modul ke: Komunikasi Organisasi Iklim Komunikasi Organisasi Fakultas FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi PUBLIC RELATIONS www.mercubuana.ac.id b A. Iklim Organisasi Payne dan Pugh (1976)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset perusahaan. Pentingnya karyawan dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset perusahaan. Pentingnya karyawan dalam suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karyawan merupakan aset perusahaan. Pentingnya karyawan dalam suatu perusahaan demi kelangsungan hidup perusahaan membuat perusahaan sudah mulai berfikir bagaimana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. dijadikan sebagai suatu temuan penelitian yang akan mengupas

BAB IV ANALISIS DATA. dijadikan sebagai suatu temuan penelitian yang akan mengupas BAB IV ANALISIS DATA Salah satu proses analisis data ini telah dikembangkan lebih lanjut yang materinya diambil dari hasil deskripsi data penelitian untuk nantinya dijadikan sebagai suatu temuan penelitian

Lebih terperinci

Human Relations. Memahami Konsep Dasar Komunikasi dalam Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

Human Relations. Memahami Konsep Dasar Komunikasi dalam Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi Human Relations Modul ke: Memahami Konsep Dasar Komunikasi dalam Human Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Amin Shabana Program Studi Hubungan Masyarakat www.mercubuana.ac.id Kepemimpinan dalam Human Relations

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not communicate) sebab setiap manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri dan akan selalu memerlukan

Lebih terperinci

Modul ke: TEORI INTERPRETIF 15FIKOM INTERAKSIONAL SIMBOLIK. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations

Modul ke: TEORI INTERPRETIF 15FIKOM INTERAKSIONAL SIMBOLIK. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations Modul ke: TEORI INTERPRETIF INTERAKSIONAL SIMBOLIK Fakultas 15FIKOM Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations Interaksionisme Simbolik Teori interaksionisme simbolik sangat berpengaruh dalam

Lebih terperinci

JARINGAN KOMUNIKASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Jaringan Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

JARINGAN KOMUNIKASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Jaringan Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN JARINGAN KOMUNIKASI Pokok Bahasan 1. Jaringan Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public Relations 09 42008 Abstrak Modul ini menjelaskan tentang jaringan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi Modul ke: Komunikasi Organisasi TEORI-TEORI ORGANISASI: TEORI STRUKTURAL Fakultas FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi PUBLIC RELATIONS www.mercubuana.ac.id A. Anggapan Dasar Teori Klasik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu perusahaan, baik swasta maupun negeri. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hubungan kerjasama

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi Modul ke: Komunikasi Organisasi Peranan Jaringan dalam Komunikasi Organisasi Fakultas FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi PUBLIC RELATIONS www.mercubuana.ac.id A. Peranan Jaringan dalam

Lebih terperinci

IKLIM ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

IKLIM ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 IKLIM ORGANISASI Sebuah mesin memiliki batas kapasitas yang tidak dapat dilampaui berapapun besaran jumlah energi yang diberikan pada alat itu. Mesin hanya dapat menghasilkan produk dalam batas yang telah

Lebih terperinci

Tugas : e Learning Administrasi Bisnis Nama : Erwin Febrian Nim :

Tugas : e Learning Administrasi Bisnis Nama : Erwin Febrian Nim : Tugas : e Learning Administrasi Bisnis Nama : Erwin Febrian Nim : 14121005 A. Pengertian Manajemen Bisnis memliki arti luas, bisa diartikan menjadi beberapa arti, antara lain 1) Manajemen sebagai suatu

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Sosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07

Sosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07 MODUL PERKULIAHAN Kelompok & Organisasi Sosial Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 07 MK61004 Nurwidiana, SKM MPH Abstract Mata kuliah ini merupakan pengantar bagi

Lebih terperinci

PENDEKATAN HUMAN RELATIONS DAN SISTEM

PENDEKATAN HUMAN RELATIONS DAN SISTEM Modul ke: 04 Fakultas Ilmu Komunikasi PENDEKATAN HUMAN RELATIONS DAN SISTEM Pokok Bahasan 1. Teori Berdasarkan Human Relations 2. Teori Berdasarkan Sistem Dr. Inge Hutagalung Program Studi Public Relations

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas Dalam penelitian kualitatif, analisis data

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI II. TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI Motivasi berasal dari kata dasar motif yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA. dapat diperoleh temuan-temuan mengenai: 1. Pola Komunikasi elit NU Cabang Istimewa Malaysia dalam. nahdliyin di Malaysia.

BAB V ANALISIS DATA. dapat diperoleh temuan-temuan mengenai: 1. Pola Komunikasi elit NU Cabang Istimewa Malaysia dalam. nahdliyin di Malaysia. 64 BAB V ANALISIS DATA A. Hasil Temuan Peneliti Dari hasil deskripsi dan penyajian data yang dilakukan oleh peneliti dapat diperoleh temuan-temuan mengenai: 1. Pola Komunikasi elit NU Cabang Istimewa Malaysia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam berorganisasi. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam berorganisasi. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam berorganisasi. Komunikasi merupakan hal yang mengikat kesatuan organisasi. Yang mana komunikasi dapat membantu anggota-anggota

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi Modul ke: Komunikasi Organisasi Manajemen & Komunikasi dalam Organisasi Fakultas FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi PUBLIC RELATIONS www.mercubuana.ac.id Organisasi pada dasarnya adalah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tata pemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntutan gencar misalnya aksi-aksi demonstrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Melalui pendidikan, manusia mendapatkan pembelajaran secara kognitif, afektif dan psikomotor yang kemudian

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

PERANAN KELOMPOK INFORMAL DI DALAM PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN HAMIDAH. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

PERANAN KELOMPOK INFORMAL DI DALAM PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN HAMIDAH. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN PERANAN KELOMPOK INFORMAL DI DALAM PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN HAMIDAH Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja secara bersamasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang yang terdapat dalam instansi tersebut. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang yang terdapat dalam instansi tersebut. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu instansi didirikan karena mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai tujuannya setiap instansi dipengaruhi oleh perilaku dan sikap orang-orang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. mengenai program Kampung Ramah Anak, lahir melalui proses yang simultan dan

BAB V PENUTUP. mengenai program Kampung Ramah Anak, lahir melalui proses yang simultan dan BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Konstruksi sosial yang dibangun oleh warga RW 11 Kampung Badran mengenai program Kampung Ramah Anak, lahir melalui proses yang simultan dan berlangsung secara dialektis yakni

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Dalam penelitian yang berjudul ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PENCITRAAN INTERNAL THE BELLEZZA SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis menggunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. penelitian yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepemimpinan Kepala

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. penelitian yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepemimpinan Kepala 121 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Pada bab V ini akan dibahas mengenai kesimpulan, implikasi dan saran dari penelitian yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap

Lebih terperinci

BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL. A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons

BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL. A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons Teori ini digunakan oleh peneliti untuk menganalisis pesantren dan pangajian taaruf (studi kasus eksistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, yang mengakibatkan adanya hubungan timbal balik. Dalam interaksi

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, yang mengakibatkan adanya hubungan timbal balik. Dalam interaksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, sehingga membutuhkan interaksi dengan orang lain, yang mengakibatkan adanya hubungan timbal balik. Dalam interaksi dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam hubungan jaringan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian akan dilakukan yaitu di Kelompok Bermain Bunga Nusantara

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF BAGI KEPALA SEKOLAH

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF BAGI KEPALA SEKOLAH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF BAGI KEPALA SEKOLAH OLEH A. MULIATI, AM Kepala sekolah dalam meningkatkan profesonalisme guru diakui sebagai salah satu faktor yang sangat penting dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Humas sebagai salah satu divisi dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan dan kaidah-kaidah apa yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan dan kaidah-kaidah apa yang 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma menggariskan apa yang seharusnya dipelajari, penyataanpernyataan apa yang seharusnya dikemukakan dan kaidah-kaidah apa yang seharusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membuat perusahaan secara maksimal berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membuat perusahaan secara maksimal berlomba-lomba untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Era globalisasi membuat perusahaan secara maksimal berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik guna mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan. Persaingan saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada awalnya komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada awalnya komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada awalnya komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organisasi. Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman dengan menggunakan bentuk-bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika profesi menjadi topik pembicaraan yang sangat penting dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis multidimensi di Indonesia menyadarkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan SDM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu bangsa. Melalui pendidikan setiap peserta didik difasilitasi, dibimbing

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur Organisasi Fakultas Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 09 35008 Abstract Kompetensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah organisasi tidak terlepas dari permasalah yang bisa terjadi di dalamnya. Terdapat hierarki dalam sebuah struktur organisasi yang diisi dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal di Indonesia merupakan rangkaian jenjang pendidikan yang wajib dilakukan oleh seluruh warga Negara Indonesia, di mulai dari Sekolah Dasar

Lebih terperinci

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi Fakultas 05FIKOM Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM 1. PROSES KOMUNIKASI Salah satu prinsip komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan menjadi semakin ketat dan hanya mereka yang siap dan mempunyai bekal serta sikap profesionalisme yang memadai saja yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan bagian penting dalam kehidupan bermasyarakat. Penggunaan bahasa yang baik menunjukkan jati diri masyarakat yang baik. Agar dapat menggunakan

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM

KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM Modul ke: KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM DISAMPAIKAN PADA MATA KULIAH ETIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 Fakultas FASILKOM Asrori,MA Program Studi Teknik Informatika http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Lembaga pendidikan ini diharapkan mampu untuk mewujudkan suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Judi Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan teori-teori yang menjadi kerangka berfikir dalam melaksanakan penelitian ini. Beberapa teori yang dipakai adalah teori yang berkaitan dengan komitmen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah (Rachmat

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah (Rachmat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Komunikasi Organisasi Definisi komunikasi organisasi adalah proses penciptaan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung

Lebih terperinci

Perilaku Kepemimpinan Transpormasional Kepala SMA di Kabupaten Karawang

Perilaku Kepemimpinan Transpormasional Kepala SMA di Kabupaten Karawang Perilaku Kepemimpinan Transpormasional Kepala SMA di Kabupaten Karawang Oleh : Sutarjo, Drs., M.Pd A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional merupakan salah satu tujuan negara, sebagaimana tertuang

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Teori Berdasarkan Pendekatan Subyektif. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

TEORI KOMUNIKASI. Teori Berdasarkan Pendekatan Subyektif. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Teori Berdasarkan Pendekatan Subyektif Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Teori Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam latar belakang ini, ada beberapa hal yang akan disampaikan penulis. hal tersebut terkait masalah yang diangkat. masalah atau isu yang diangkat tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran. Keterampilan menyimak merupakan dasar keterampilan dalam komunikasi lisan. Apabila

Lebih terperinci

Perspektif dalam Ilmu Komunikasi

Perspektif dalam Ilmu Komunikasi TEORI KOMUNIKASI MODUL 4 Perspektif dalam Ilmu Komunikasi Membicarakan teori pada dasarnya membicarakan perspektif yang melatarbelakanginya. Dalam materi ini, kita menggunakan perspektif dan paradigma

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI GURU DAN PARTISIPASI GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 2 KARTASURA

PENGARUH KOMUNIKASI GURU DAN PARTISIPASI GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 2 KARTASURA PENGARUH KOMUNIKASI GURU DAN PARTISIPASI GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 2 KARTASURA SKRIPSI Disusun Untuk memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Progdi. Pendidikan Ekonomi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari seluruh pembahasan sebelumnya, maka kajian tentang pemberdayaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari seluruh pembahasan sebelumnya, maka kajian tentang pemberdayaan 67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari seluruh pembahasan sebelumnya, maka kajian tentang pemberdayaan anak jalanan melalui pelatihan bermusik, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Proses pemberdayaan

Lebih terperinci

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI MODUL PERKULIAHAN ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI FILSAFAT, ETIKA, DAN KOMUNIKASI Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Broadcasting Sofia Aunul Abstract Dalam istilah filsafat, etika

Lebih terperinci

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN Euis Nurul B FIKOM - Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara Tol Tomang, Kebun Jeruk, Jakarta 11510 euisnurulb@yahoo.com ABSTRAK Artikel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah faktor sumber daya manusia.

I. PENDAHULUAN. oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah faktor sumber daya manusia. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi pada dasarnya dipengaruhi oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah faktor sumber daya manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Organisasi 1. Pengertian Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi dapat diartikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 02 Dr. Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Komunikasi Sebagai Proses Interaksi Heri Budianto,M.Si Program Studi PUBLIC RELATIONS KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Setiap manusia pasti

Lebih terperinci

Bab 1 Kewirausahaan. 1. Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah

Bab 1 Kewirausahaan. 1. Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah K e w i r a u s a h a a n 1 Bab 1 Kewirausahaan Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menguasai terkait latar belakang kewirausahaan dan perkembangannya. K emakmuran dari suatu negara bisa dinilai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia di kehidupannya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi

Lebih terperinci

Pemberdayaan SDM melalui Komunikasi Organisasi: Suatu Pendekatan Subjektivis

Pemberdayaan SDM melalui Komunikasi Organisasi: Suatu Pendekatan Subjektivis Pemberdayaan SDM melalui Komunikasi Organisasi: Suatu Pendekatan Subjektivis Dede Lilis Ch. Subandy ABSTRAK Organisasi, sebagai wadah pemenuhan kebutuhan manusia, semakin berkembang pesat dengan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam hidup, karena pendidikan mempunyai peranan penting guna kelangsungan hidup manusia. Dengan

Lebih terperinci

LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI

LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI Jabatan/Eselon : Unit Kerja : NO. KOMPETENSI LEVEL KOMPETENSI STANKOM 1 ANALISIS STRATEGI (AS) Mengidentifikasi,menguraikan, 1. Mempelajari informasi yang didapatkan meghubungkan

Lebih terperinci

BAB II HUBUNGAN ANTARA IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. A. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan

BAB II HUBUNGAN ANTARA IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. A. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan 20 BAB II HUBUNGAN ANTARA IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN A. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan 1. Iklim Komunikasi Organisasi a. Organisasi Proses interaksi dan kerjasama

Lebih terperinci

MOTIVASI. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Internal Kegiatan yang dapat diamati Kepuasan Eksternal. Motivasi. Hambatan pencapai Tujuan Mengurangi Tekanan

MOTIVASI. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Internal Kegiatan yang dapat diamati Kepuasan Eksternal. Motivasi. Hambatan pencapai Tujuan Mengurangi Tekanan Harrison Papande Siregar Tugas Resumé Mata Kuliah Perilaku Organisasi MOTIVASI Di dalam manajemen, kepemimpinan, atau perilaku organisasi, barangkali tidak ada isu paling terkenal selain motivasi. Hal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Multi Level Marketing disebut juga dengan Networking Marketing

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Multi Level Marketing disebut juga dengan Networking Marketing BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Multi Level Marketing (MLM) Multi Level Marketing disebut juga dengan Networking Marketing (pemasaran berjenjang) atau direct selling yang merupakan salah satu bisnis yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di zaman globalisasi sekarang ini, perusahaan dihadapkan pada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di zaman globalisasi sekarang ini, perusahaan dihadapkan pada perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di zaman globalisasi sekarang ini, perusahaan dihadapkan pada perkembangan teknologi yang semakin maju. Pesatnya perkembangan teknologi memudahkan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan organisasi, dan secara keseluruhan ditentukan oleh cara berkomunikasi. Oleh karena itu komunikasi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada Bab IV, maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, Terdapat pengaruh langsung persepsi

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat memahami tentang arti interaksi, kontak dan komunikasi. 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan pembelajaran yang menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan terdahulu dan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Suparno : pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme hipotesis; ketiga, konstruktivisme

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN DAN IKLIM KOMUNIKASI (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Peranan Pemimpin terhadap Iklim Komunikasi di KOMPAS-USU)

KEPEMIMPINAN DAN IKLIM KOMUNIKASI (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Peranan Pemimpin terhadap Iklim Komunikasi di KOMPAS-USU) KEPEMIMPINAN DAN IKLIM KOMUNIKASI (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Peranan Pemimpin terhadap Iklim Komunikasi di KOMPAS-USU) NOVIA SAREPA GINTING 100904057 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Kepemimpinan

Lebih terperinci