GAMBARAN DARAH KUCING KAMPUNG (Felis domestica) DI DAERAH BOGOR FINA NOER TRIASTUTY FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN DARAH KUCING KAMPUNG (Felis domestica) DI DAERAH BOGOR FINA NOER TRIASTUTY FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006"

Transkripsi

1 i GAMBARAN DARAH KUCING KAMPUNG (Felis domestica) DI DAERAH BOGOR FINA NOER TRIASTUTY FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006

2 ii ABSTRAK FINA NOER TRIASTUTY. Gambaran Darah Kucing Kampung (Felis domestica) di Daerah Bogor. Dibimbing oleh GUNANTI dan ENDANG RACHMAN. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perbedaan pada gambaran darah tiap individu adalah perbedaan umur, lingkungan bahkan perbedaan jenis kelamin. Penelitian ini dilakukan untuk untuk mengetahui gambaran hematologi kucing kampung (Felis domestica) secara deskriptif di wilayah Bogor, meliputi eritrosit (RBC, hemoglobin, hematokrit, MCV, MCHC), leukosit (WBC, neutrofil, limfosit, eosinofil, dan basofil) dan trombosit. Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 14 ekor kucing kampung sehat secara klinis, berumur di atas 1 tahun yang masing-masing diambil darahnya secara intravena. Nilai-nilai sel darah dihitung dengan menggunakan mesin penghitung elektronik (Hemavet). Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah total eritrosit, total leukosit, diffrensiasi leukosit, hemoglobin, hematokrit, MCV (Mean Corpuscular Volume), MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin), MCHC (Mean Corpuscular Hemaglobin Concentration), RDW (Red Cell Distribution Width) dan trombosit. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 14 sampel darah kucing lokal adalah sebagai berikut RBC : 6,12 ± 2.03 x10 6 /μl ), hemoglobin : 9.69 ± 4.09 g/dl PCV : ± %), MCV : ± 9.94 fl, MCH : ± 4.20 pg, MCHC : ± 4.21 g/dl, RDW: 6.12 ±2.03 %, WBC : ± 6.21 x10 3 /μl, neutrofil : 0.68 ± 0.56 x10 3 /μl, lymphosit : ± 5.98 x10 3 /μl, eosinofil : 0.06 ± 0.06 x10 3 /μl. Trombosit : ± x10 3 /μl

3 iii GAMBARAN DARAH KUCING KAMPUNG (Felis domestica) DI DAERAH BOGOR FINA NOER TRIASTUTY SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006

4 iv Judul Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi : Gambaran Darah Kucing Kampung (Felis domestica) di Daerah Bogor : Fina Noer Triastuty : B : Kedokteran Hewan Disetujui : Dr. drh. Hj. Gunanti, MS Pembimbing I drh.endang Rachman S, MS Pembimbing II Diketahui : Dr. drh. I Wayan Teguh Wibawan, MS Wakil Dekan Tanggal lulus :

5 v PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Gambaran Darah Kucing Kampung (Felis domestica) di Daerah Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. drh. Gunanti, MS dan drh Endang Rachman S, MS atas segala perhatian dan bimbingannya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Kepada penguji Dr. Drh Susd Derthi Widyari, MS penulis ucapkan terimakasih. Terimakasih pula penulis ucapkan kepada drh. Muhamad Kusdiantoro MS selaku pembimbing akademik penulis. Kepada keluarga tercinta (Bapak, Ibu, Ka Erwin, Teh Iyut, Teh Weni, Ka Ikram, dan para keponakan yang lucu), Teman sepenelitian (Mba Helni, Wira, Dwi) atas kerjasama, bantuan, pengertian dan kekompakannya. Arie yang selalu sabar dan terus menyemangati Thanks 4 all honey. Kepada teman-temanku ( Ka2, Piet, Ory, Wini, Ning, Achiet, Indah) yang telah mewarnai perjalanan selama ini. Gastro 38 yang telah memberikan pengalaman hidup bagi penulis. Dan tak lupa kepada semua pihak yang telah membantu dalam penelitan dan pembuatan skripsi ini. Penulis mengaharapkan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua. Bogor, Februari 2006 Fina Noer Triastuty

6 vi RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Wamena pada tanggal 11 Februari 1983 dari ayah Wawan Hendrawan dan ibu Wike Noerwiyatun. Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri Ibu Jenab 1 Cianjur Jawa Barat pada tahun 1995 dan SLTP Negeri 1 kalianda Lampung Selatan pada tahun Pada tahun 2001 penulis menyelesaikan pendidikan di SMU Negeri 1 Sukabumi Jawa Barat dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur undangan seleksi masuk IPB. Penulis memilih Program Studi Kedokteran Hewan di Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten di laboratorium Fisiologi Reproduksi dan di laboratorium Ilmu Bedah Khusus Veteriner 1. penulis juga menjadi anggota Himpunan Minat Profesi Satwa Liar Fakultas Kedokteran Hewan IPB.

7 vii DAFTAR ISI Bab Hal DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix PENDAHULUAN 1 Latar Belakang.. 1 Tujuan... 2 Manfaat... 2 TINJAUAN PUSTAKA... 3 Klasifikasi kucing kampung... 3 Darah... 3 Hematopoiesis... 5 Eritropoiesis... 5 Leukopoiesis Thrombositopoiesis... 7 Eritrosit... 8 Hemoglobin... 8 Leukosit... 9 Neutrofil... 9 Eosinofil Basofil Limfosit Monosit Trombosit Plasma darah Hematokrit Indeks eritrosit BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat penelitian Bahan dan Alat Hewan yang digunakan... 15

8 viii Metode Penelitian... Parameter yang diamati HASIL DAN PEMBAHASAN Eritrosit, Hemoglobin, Hematokrit dan Indeks Eritrosit Leukosit Trombosit SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA 24 LAMPIRAN... 26

9 ix DAFTAR TABEL Gambaran normal darah kucing... Perbandingan rata-rata parameter eritrosit hasil dengan literatur Jain (1993) Nilai eritrosit dan indeks eritrosit berdasarkan perbedaan jenis kelamin... Perbandingan rata-rata leukosit hasil penelitian dengan rata-rata leukosit pada literatur (Jain 1993)... Nilai leukosit berdasarkan perbedaan jenis kelamin... Perbandingan rata-rata trombosit hasil penelitian dengan literatur Jain (1993)... Nilai trombosit berdasarkan perbedaan jenis kelamin... Hal

10 x DAFTAR LAMPIRAN Hal 1 Data kucing penelitian Parameter normal status kesehatan kucing Data nilai gambaran darah kucing yang digunakan sebagai sampel Kisaran normal parameter darah menurut hemavet... 29

11 xi

12 1 PENDAHULUAN Latar belakang Kucing kampung (Felis domestica) merupakan salah satu contoh hewan kesayangan yang digemari dan dipelihara banyak orang. Selain penampilan dan perilaku yang menarik, kucing kampung merupakan hewan kesayangan yang memiliki kemampuan beradaptasi cukup baik, sehingga dapat mempertahankan diri di lingkungannya. Selain itu alasan lain memilih kucing kampung sebagai hewan kesayangan adalah biaya pemeliharaan yang cukup murah. Bagi pemilik hewan, kesehatan hewan kesayangan merupakan hal yang sangat penting. Begitu pula sama halnya dengan pemilik kucing kampung. Beberapa tindakan yang dilakukan oleh pemilik hewan, dapat berupa pencegahan maupun pengobatan. Tindakan pencegahan merupakan suatu upaya untuk mencegah terjadinya serangan penyakit. Beberapa usaha yang termasuk dalam tindakan pencegahan antara lain melalui pemberian pakan yang berkualitas, pemberian vaksin, pemeliharaan kesehatan dan sanitasi kandang serta mengontrol kesehatan hewan kesayangan secara periodik kepada dokter hewan. Tetapi terkadang usaha pencegahan tidak dapat melindungi hewan terhindar dari penyakit, untuk itu diperlukan tindakan pengobatan. Salah satu cara yang sering dilakukan dalam tindakan pengobatan maupun pencegahan adalah pemeriksaan terhadap status kesehatan hewan. Untuk mengetahui status kesehatan hewan, diperlukan data status fisiologis yang tepat dan akurat. Dalam penegakan diagnosis diperlukan beberapa data yang dapat diperoleh baik melalui pemeriksaan secara klinis maupun laboratoris. Pemeriksaan secara subklinis dapat dilakukan dengan berbagai macam pemeriksaan. Baik pemeriksaan terhadap urine, darah, feces dan lainnya. Pemeriksaan darah merupakan salah satu pemeriksaan laboratoris yang sangat penting. Gambaran darah mudah diperoleh dan merupakan cerminan status kesehatan bagi setiap individu. Menurut Jain (1993) pengujian darah dilakukan untuk pemeriksaan kesehatan secara umum, penunjang diagnosis terhadap pasien, pemeriksaan kemampuan tubuh melawan infeksi dan mengevaluasi perkembangan dari status penyakit tertentu.

13 2 Tujuan Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran darah kucing kampung yang sehat secara klinis dan laboratoris di wilayah Bogor. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi gambaran darah kucing kampung yang sehat secara klinis di daerah Bogor serta diharapkan dapat digunakan dalam membantu menegakan diagnosa, terutama pada pemeriksaan darah di laboratorium.

14 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kucing Kampung Kucing kampung (Felis domestica) merupakan salah satu jenis hewan kesayangan yang dimiliki banyak orang. Hewan ini dimasukan dalam ordo karnivora (pemakan daging). Populasi kucing kampung banyak terdapat di Indonesia. Fowler (1993) mengklasifikasikan kucing kampung (Felis domestica) sebagai berikut : kingdom : Animalia phylum : Chordata subphylum : Vertebrata kelas : Mamalia ordo : Carnivora subordo : Conoidea famili : Felidae subfamily : Felinae genus : Felis spesies : Felis domestica Darah Darah merupakan jaringan yang mengalir dan bersirkulasi melalui saluran vascular. Darah membawa berbagai kebutuhan hidup bagi semua sel-sel tubuh dan menerima produk buangan hasil metabolisme untuk diekskresikan melalui organ ekskresi (Jain 1993). Darah juga merupakan komponen esensial bagi berbagai fungsi tubuh. Hal tersebut dapat dibuktikan karena darah bekerja melindungi sel terhadap oksigen toksik (katalase dan perioksidase), berperan dalam transport oksigen (hemoglobin dan myoglobin), transfer elektron dan sintesis ATP (microsomal cytochromes) (Schalm 1975).

15 4 Volume darah umumnya mencapai 6-8 % berat badan, jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan volume plasma. Volume darah kucing berkisar antara 4.7 % - 9.6% berat badan (Mitruka and Rawnsley 1977). Darah terdiri dari kumpulan elemen dalam bentuk suspensi atau kumpulan sel yang terendam dalam plasma darah (William 1987). Warna merah pada darah segar disebabkan oleh adanya hemoglobin dalam eritrosit (Dellman and Brown 1989). Cairan plasma darah bewarna kuning sampai tidak bewarna tergantung kuantitas, spesies dan makanan. Beberapa spesies seperti anjing, kucing, kambing dan domba cairan plasmanya tidak bewarna (Swenson 1984). Darah terdiri dari sel-sel darah (eritrosit, platelet dan lima tipe besar leukosit) dan plasma (Stockham and Scott 2002). Adapun nilai darah kucing kampung normal terdapat dalam tabel 1. Pembentukan darah disebut hematopoiesis mencakup eritropoiesis, leukopoiesis, dan trombopoiesis. Tabel 1 Gambaran normal darah kucing Parameter Range Rata-rata Eritrosit (x10 6 /μl) Hemoglobin (g/dl) Hematokrit (%) MCV (fl ) MCH ( pg ) MCHC (%) Leukosit (x10 3 /μl) Neutrofil (x10 3 /μl) Lymfosit(x10 3 /μl) Monosit(/μl) Eosinofil(/μl) Basofil(/μl) Trombosit ( x10 5 / μl) ,500 Rare (Jain 1993)

16 5 Hematopoiesis Hematopoiesis atau haemopoiesis merupakan pembentukan dan perkembangan sel-sel darah (Dorland 1995). Secara umum aktivitas hematopoeisis pada kucing dapat dideteksi pada minggu ketiga kehidupan prenatal. Selama kehidupan postnatal, hematopoiesis pada hampir semua mamalia terikat pada sumsum tulang. Hati dan limpa biasanya tidak aktif tetapi potensial terjadi hematopoiesis (Jain 1993). Hematopoiesis terjadi di jaringan seluruh tubuh dan melibatkan beberapa organ yang memiliki fungsi dalam sirkulasi darah (Schalm 1975). Menurut Jain (1993) sumsum tulang memiliki fungsi hematopoiesis yaitu memproduksi eritrosit, granulosit, monosit, platelet dan limposit B serta menyimpan stem cell untuk produksi limfosit di lain tempat. Pada sumsum tulang terdapat sel-sel yang disebut Pluripoten Hemapoeitik Stem Cell (PHSC), yang merupakan awal dari seluruh sel-sel dalam sirkulasi darah. PHSC tersebut mengalami beberapa pembelahan untuk membentuk bermacam-macam sel tepi. Sebagian besar dari beberapa stem cell yang direproduksi akan berdeferensiasi membentuk sel-sel lain. Sel yang pada mulanya tidak dikenali asalnya merupakan sel yang berbeda dengan sel stem pluripoten, sel-sel tersebut telah membentuk jalur khusus yang disebut stem cell commited. Berbagai stem cell commited, tumbuh dan menghasilkan koloni tipe sel darah yang spesifik. Suatu sel stem committed yang menghasilkan eritrosit disebut unit pembentuk koloni eritrosit (CFU-E) demikian pula unit yang membentuk granulosit dan monosit disebut CFU-GM dan seterusnya. Pertumbuhan dan reproduksi berbagai stem cell diatur oleh beberapa macam protein yang disebut penginduksi pertumbuhan. Sedangkan penginduksi diferensiasi merupakan penginduksi yang membedakan sel-sel. Pembentukan penginduksi pertumbuhan dan penginduksi diferensiasi dikendalikan oleh faktor-faktor di luar sumsum tulang (Guyton and Hall 1992). Eritropoiesis Eritropoiesis merupakan pembentukan eritrosit (Dorland 1995). Faktor utama yang dapat merangsang produksi sel darah merah adalah hormon

17 6 glikoprotein dalam sirkulasi yaitu eritropoeitin atau disebut juga EPO (Guyton and Hall 1992). Eritropoeitin merupakan glikoprotein yang diproduksi secara primer oleh ginjal sebagai hasil rangsangan dari hipoksia jaringan renal. Beberapa eritropoetin juga disintesis oleh hati (Jain 1993). Sel pertama yang dapat dikenali dari rangkaian sel darah merah adalah proeritroblast, dengan rangsangan dari eritropoeitin maka dari sel-sel stem CFU- E dapat dibentuk banyak sekali sel ini. Sekali proeritroblast terbentuk maka sel tersebut akan membelah terus sampai banyak sel darah yang matur. Generasi pertama sel-sel ini disebut basofil eritroblast karena keberadaan ribosom menjadi lebih basofilik. Pada tahap ini, sedikit sekali sel mengumpulkan hemoglobin. Untuk generasi berikutnya, setelah mengumpulkan banyak hemoglobin maka nukleus akan memadat dan mengecil dan sisa akhirnya terdorong dari sel, pada saat yang sama retikulum endoplasma diabsorbsi, tahap ini disebut juga tahap retikulosit karena mengandung sedikit bahan basofilik, yaitu terdiri dari sisa-sisa aparatus golgi, mitokondria dan sedikit organel sitoplasmik lainnya. Selama tahap retikulosit sel-sel berjalan dari sumsum tulang masuk ke kapiler darah dengan cara diapedesis. Bahan basofilik yang tersisa dalam retikulosit normal akan menghilang dalam waktu 1-2 hari dan sel kemudian menjadi eritrosit matur. Karena waktu hidup eritrosit ini pendek, maka konsentrasinya di antara seluruh sel darah merah dalam keadaan normal kurang dari satu persen (Guyton and Hall 1992). Hematopoiesis memerlukan banyak nutrisi seperti vitamin B12 (cyanocobalamin) dan asam folat (pteroyglutamic acid). Kedua vitamin tersebut berperan sebagai koenzim dalam sintesis asam nukleat dan unsur-unsurnya yaitu basa purine dan pyrimidine (Swenson 1984). Leukopoiesis Leukopoiesis merupakan pembentukan sel darah putih (Dorlan 1995). Leukopoiesis merupakan bagian dari hematopoiesis yang melibatkan stem cell dapat beregenerasi atau berdiferensiasi menjadi lymfoid stem cell dan myeloid stem cell ( Stockham and Scott 2002 ).

18 7 Selain sel-sel commited membentuk sel darah merah, terbentuk pula dua silsilah utama dari sel darah putih. Dua silsilah tersebut adalah mielositik yang dimulai dengan mieloblas dan limfositik yang dimulai dengan limfoblast (Guyton and Hall 1992). Sel darah putih terutama granulosit dan monosit dibentuk dan disimpan di sumsum tulang (Schalm 1975). Hormon yang mengatur dan merangsang pembentukan sel darah merah dan sel darah putih disebut Colony Stimulatinf Faktor (CSF). Proses pembentukan sel granulosit dipengaruh interleukin-3 (IL-3) dan Granulosit Coloni Stimulating Factor (G-CSF). Sedangkan pembentukan monosit dipengaruhi oleh Granulocyte/Monocyte Colony Stimulating Factor (GM-CSF) (Jain 1993). Sel darah putih yang dibentuk dalam sumsum tulang terutama granulosit, disimpan dalam sumsum sampai diperlukan dalam sistem sirkulasi. Bila kebutuhannya meningkat maka akan menyebabkan granulosit tersebut dilepaskan.(guyton and Hall1992) Proses pembentukan limfosit (lymphopoiesis), ditemukan pada jaringan yang berbeda seperti sumsum tulang, thymus, limpa dan limfonoduli (Jain 1993). Limfosit dan sel plasma diproduksi oleh berbagai organ limfogen, termasuk kelenjar limfe, limpa, timus, tonsil dan berbagai jaringan limfoid yang terdapat di berbagai di dalam tubuh. Proses pembentukan limfosit dirangsang oleh timus dan paparan antigen (Guyton and Hall 1992). Thrombositopoiesis Thrombositopoiesis merupakan pembentukan trombosit (Dorland 1995). Dalam tahap mielositik, mieloblast berdeferensiasi menjadi promielosit. Kemudian promielosit tersebut berdeferensiasi menjadi megakariosit, setelah itu megakariosit pecah dan kemudian menjadi fragmen kecil yang dikenal sebagai platelets atau trombosit yang selanjutnya masuk dalam darah. Tahap tersebut terjadi dalam sumsum tulang (Guyton and Hall 1992). Menurut Jain (1993) megakariosit diatur oleh IL-3, GM-CSFM, microenvirontment local dan thrombopoietin.

19 8 Eritrosit Menurut Jain (1993) secara biokimia membran eritrosit terdiri dari protein (48%), lemak (44%) dan karbohidrat (8%). Membran sel darah merah bersifat flexible tetapi tidak elastis. Beberapa materi esensial yang mempengaruhi produktivitas eritrosit adalah protein, mineral dan vitamin. Masing-masing dari materi tersebut memiliki peranan tersendiri yang menentukan produktivitas eritrosit (Schalm 1975). Eritrosit dihasilkan dalam sumsum tulang merah dari hemositoblast (Craigmyle 1994). Fungsi utama dari sel darah merah (eritrosit) adalah mengangkut hemoglobin dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Selain itu beberapa fungsi lainnya adalah eritosit ini memiliki banyak sekali karbonik anhidrase yang mengkatalis antara karbon dioksida dan air, sehingga meningkatkan kecepatan reaksi bolak-balik. Kecepatan reaksi tersebut akan membuat air dalam darah bereaksi dengan karbondioksida dalam jumlah yang cukup banyak, maka hal tersebut akan mengakibatkan terangkutnya ion bikarbonat (HCO - 3 ) dari jaringan menuju paru-paru (Guyton and Hall1992). Eritrosit kucing lokal berbentuk cakram bikonkaf tanpa inti dan ada dalam sirkulasi sekitar 120 hari (Craigmyle 1994). Menurut Mitruka and Ranswley (1977) jumlah eritrosit pada kucing adalah 7.3 juta per mm 3 dan berkisar antara 5-9 juta per mm 3. Hemoglobin Hemoglobin merupakan pembawa oksigen dalam darah dan merupakan salah satu molekul protein yang dikenal oleh banyak orang (Dickerson and Geis 1983). Hemoglobin adalah komponen yang penting dalam eritrosit yang menyebabkan warna merah pada eritrosit. Jumlah Hemoglobin darah sebagian besar mamalia adalah diantara g/dl darah (Swenson 1984). Terdapat beberapa variasi kecil pada rantai subunit hemoglobin yang berbeda, hal tersebut tergantung pada susunan asam amino di bagian polipeptida. Tipe-tipe rantai itu disebut rantai alfa, rantai beta, rantai gamma dan rantai delta. Bentuk hemoglobin yang paling umum dalah bentuk hemoglobin dewasa yaitu

20 9 hemoglobin A, yang merupakan kombinasi dari dua rantai alfa dan dua rantai beta (Guyton and Hall 1992). Leukosit Leukosit merupakan unit yang aktif dalam sistem pertahanan tubuh. Leukosit sebagian dibentuk dalam sumsum tulang dan sebagian lagi dibentuk di jaringan limfe (Guyton and Hall 1992). Dellman and Brown (1989) membagi leukosit menjadi dua golongan, yaitu : granulosit (neutrofil, eosinofil dan basofil) dan agranulosit (limfosit dan monosit). Fungsi dari sel darah putih (leukosit) yaitu menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat terhadap setiap bahan infeksius yang mungkin ada. (Guyton and Hall 1992). Granulosit Neutrofil Neutrofil atau yang disebut juga microphages, memiliki aktivitas terhadap tahap inflamasi dan menghancurkan materi yang bersifat phagosit (Schalm 1975). Menurut Jain (1993) neutrofil merupakan garis depan dalam pertahanan seluler terhadap infeksi mikrobial. Peradangan akut akan meningkatkan jumlah dan migrasi neutrofil ke dalam jaringan (Meyer et al 1992). Fungsi yang terpenting dari neutrofil adalah fagositosis, yaitu proses pencernaan seluler terhadap zat yang mengganggu (Guyton and Hall 1992). Sel neutrofil memiliki kemampuan membunuh bakteri dan mencernakan reruntuhan jaringan. (Meyer et al 1992). Sebagian besar efek tersebut adalah hasil dari beberapa bahan pengoksidasi kuat yang dibentuk oleh enzim fagosom atau oleh organel lainnya seperti perioksisom (Guyton and Hall 1992). Neutrofil pada kucing memiliki sel inti yang relatif lebih besar, yang agak tidak teratur dan biasanya kurang menunjukan lobulasi yang nyata dibanding dengan anjing. Sitoplasma sel ini beraspek kelabu pucat dan mengandung butir halus bewarna ungu (Dellman and Brown 1989). Neutrofil menempati % dari volume total leukosit yang bersirkulasi. Neutrofil pada kucing dewasa memiliki bentuk inti U dengan kromatin retikuler yang menunjukan adanya daerah kondensasi yang tidak begitu terlihat (Chandler et al. 1985).

21 10 Eosinofil Eosinofil merupakan sel darah putih yang memiliki fungsi detoksifikasi dan berperan dalam reaksi antigen antibody. Eosinofil ditemukan pada saat material asing masuk ke dalam tubuh di bagian subkutis dan sepanjang traktus respiratorius. (Schalm 1975). Menurut Guyton and Hall (1992) dalam keadaan normal eosinofil merupakan 2 % dari leukosit darah. Eosinofil seringkali diproduksi dalam jumlah besar pada penderita infeksi parasit. Eosinofil bermigrasi ke jaringan yang menderita infeksi parasit lalu melekatkan diri pada parasit bentuk muda dan membunuh banyak parasit dengan berbagai cara yaitu: (1) dengan melepaskan enzim hidrolitik dan granulanya, yang dimodifikasi lisosom; (2) dengan melepaskan bentuk oksigen yang sangat reaktif yang khususnya mematikan; (3) dengan melepaskan suatu polipeptida yang sangat larvasidal. Stockham and Scott (2002) menyatakan bahwa eosinofil memiliki kemampuan fagosit dan bakterisidal dan juga merupakan mediator inaktif dari sel mast. Selain itu eosinofil juga menyerang beberapa larva dan parasit dewasa. Jumlah eosinofil rata-rata pada kucing berkisar 2-12 % dari total leukosit (Rukmono 1996). Dellman and Brown (1989) menyatakan bahwa eosinofil memiliki inti bilobus dan sitoplasma penuh dengan butir asidofil yang besar, eosinofil juga memiliki ukuran diameter berkisar antara mikron. Basofil Basofil berasal dari sumsum tulang. Produksi dan diferensiasinya dikendalikan oleh IL-3 dan sitokenes lain. Waktu transit dalam sumsum setidaknya 2,5 hari dan basofil dapat bertahan hidup selama dua minggu dalam jaringan (Stockham and Scott 2002). Sel mast dan basofil melepaskan heparin ke dalam darah, yaitu suatu bahan yang dapat mencegah pembekuan darah dan dapat mempercepat perpindahan partikel lemak dari darah. Selain itu sel mast dan basofil juga melepaskan histamin dan sedikit bradikinin dan serotonin (Guyton and Hall 1992).

22 11 Basofil dapat bermigrasi menuju tempat terjadinya perlukaan, dengan menembus endotel kapiler untuk berkumpul pada jaringan yang rusak. Kemudian basofil melepaskan respon inflamasi pada lokasi perlukaan (Martini et al 1992). Diameter basofil 10-12μm dengan inti dua gelambir atau tidak teratur. Butirnya bewarna biru tua sampai ungu sering menutupi inti yang bewarna agak cerah. Butir-butir tersebut mengandung heparin, histamin, asam hialuron, kondroitin sulfat, serotonin dan beberapa faktor kemotaktik (Dellman and Brown 1989). Pada kucing butir basofil berjumlah sedikit, berbentuk lonjong dan bewarna biru ungu kotor dan dalam sitoplasmanya tampak vakuola, yang diduga sebagian butir bersifat mudah larut dalam air (Hartono 1989). Agranulosit Limfosit Limfosit terletak secara tersebar dalam nodus limfe, namun dapat juga dijumpai dalam jaringan limfoid khusus, seperti limpa, daerah submukosa dari traktus gastrointestinal dan sumsum tulang (Guyton and Hall 1992). Sel limfosit memiliki dua bentuk, yaitu limfosit besar yang merupakan bentuk belum dewasa dan limfosit kecil yang merupakan bentuk limfosit dewasa. Pada limfosit dewasa ditemukan lebih banyak sitoplasma, nukleus lebih besar dan sedikit pucat dari limfosit kecil. Sedangkan limfosit kecil nukleus besar dan kuat mengambil zat warna, dikitari sitoplasma bewarna biru pucat (Dellman and Brown 1989). Pada kucing limfosit yang paling banyak ditemukan adalah limfosit kecil (Jain 1993). Limfosit sebagai pertahanan terdiri dari 2 sel yaitu : limfosit T bertindak sebagai pertahanan seluler sedangkan limfosit B sebagai pertahanan humoral (Martini at al 1992). Menurut Guyton and Hall (1992) limfosit T bertanggung jawab dalam pembentukan limfosit teraktivasi yang dapat membentuk imunitas diperantai sel. Sedangkan limfosit B bertanggung jawab dalam pembentukan imunitas humoral. Monosit Monosit merupakan makrofag yang memiliki sistem enzim yang dapat menangani hal patogen, khususnya yang disebabkan respon inflamasi

23 12 granulomatosa. Respon tersebut disebabkan oleh fungi, protozoa dan bakteri (Schalm 1975). Diameter monosit μm, inti berbentuk tapal kuda atau oval (Dellman and Brown 1989). Dalam sirkulasi darah kucing, jumlah monosit berkisar 1-4 % dari total leukosit (Jain 1993). Monosit mempunyai siklus hidup hari dan dibentuk dalam sumsum tulang (Breazile 1971). Trombosit Trombosit atau keping darah (platelets) adalah benda darah yang paling kecil, berukuran 2 sampai 4 μm, berasal dari bagian sitoplasma sel besar dalam sumsum tulang yang disebut megakariosit (Dellman and Brown 1989). Ukuran trombosit bervariasi, memiliki bentuk yang besar menyerupai eritrosit sampai dengan berukuran eritrosit. Terkadang mereka tampak seperti tabung yang berdampingan dan terdapat kecenderungan untuk membentuk massa amorphus (Schalm 1975). Fungsi utama trombosis adalah mencegah pendarahan ketika terjadi kerusakan pembuluh darah (Swenson 1984). Membran sel trombosit juga memiliki fungsi yang cukup penting. Membran trombosit mengandung banyak fosfolipid yang berperan dalam mengaktifkan berbagai hal dalam proses pembekuan darah (Guyton and Hall 1992). Plasma darah Plasma adalah campuran protein anion kation yang sangat kompleks. Plasma protein terdiri dari beberapa kelompok. Kelompok pertama yaitu kelompok protein yang dapat menyediakan nutrisi sel-sel, kelompok kedua yaitu kelompok protein yang terlibat dalam transpor bahan kimia lainnya termasuk hormon, mineral dan intermediet dan yang terakhir adalah kelompok protein yang berkaitan dengan pertahanan terhadap penyakit. Plasma didapat dengan mencampurkan darah segar dengan antikoagulan dan disentrifugasi, maka supernatannya adalah plasma (Williams 1987). Protein plasma tidak ditujukan untuk kebutuhan nutrisi tetapi tetap dipertahankan keberadaannya dalam plasma. Secara eksperimental kandungan

24 13 protein bisa diturunkan kemudian beberapa hari akan normal kembali (Copenhaver et.al 1978). Protein plasma yang telah diidentifikasi adalah albumin, globulin dan fibrinogen (Swenson 1984). Jumlah plasma darah yaitu % total darah Hati mensintesa dan melepaskan lebih dari 90% protein plasma (Martini et al 1992). Selain terdapat protein, dalam plasma juga terdapat air. Interaksi antara protein yang ada dalam plasma dan molekul protein yang mengelilinginya membuat plasma relatif lengket, kohesif dan tetap mengalir. Sifat ini menentukan viskositas cairan (Martini et al 1992). Hematokrit Hematokrit atau Packed Corpuscular Volume (PCV) adalah suatu ukuran yang mewakili volume eritrosit di dalam 100 ml darah (Duncan and Prase 1977). Dalam pengukuran nilai hematokrit, darah dibagi menjadi tiga bagian yaitu : (1) masa eritrosit bagian bawah atau yang disebut PCV (Packed Call Volume), (2) lapisan leukosit dan trombosit yang bewarna putih atau abu-abu, yang muncul di atas sel darah merah, (3) plasma darah pada bagian paling atas (Schalm 1975). Pada saat pendarahan jumlah eritrosit yang hilang berbanding lurus dengan plasma darah sehingga nilai hematokrit tidak berubah. Namun anemia menyebabkan nilai hematokrit turun (Duncan and Prase 1977). Indeks Eritrosit Menurut Nordenson (2002) indeks sel darah merah digunakan untuk mndefinisikan ukuran dan kandungan hemoglobin dari sel darah merah yang terdiri dari Mean Corpuscular Volume (MCV), Mean Corpuscular Hemaglobin (MCH), Mean Corpuscular Hemaglobin Concentration (MCHC) dan Red Cell distribution Width (RDW). MCV (Mean Corpuscular Volume ) Nilai MCV mengindikasi volume rata-rata sel darah merah. Bila nilai MCV berada di bawah kisaran normal disebut mikrositik, sedangkan bila nilai MCV berada di atas kisaran normal disebut makrositik (Brown 1980).

25 14 MCV (dalam satuan femtoliter/fl)= (PCV/RBC) x 10 MCH ( Mean Corpuscular Hemoglobin ) MCH merupakan perhitungan massa hemoglobin dalam eritrosit (Schalm 1975). Menurut Raphael (1987) MCH adalah jumlah perbandingan antara kadar Hemoglobin dengan jumlah Eritrosit dengan satuan pg ( pica gram ). MCH (dalam satuan pica gram/pg) = (Hb/RBC) X 10 MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Consentration) MCHC merupakan perhitungan yang menjelaskan persen volume hemoglobin dalam eritrosit (Schalm 1975). Sedangkan menurut Brown (1980) MCHC merupakan nilai konsentrasi hemoglobin di dalam sebuah sel darah merah. Bila nilai MCHC berada di atas kisaran normal maka disebut hiperkromik, sedangkan bila nilai MCHC berada di bawah kisaran normal disebut hipokromik (Nordenson 2002) MCHC (%) = (Hb / PCV) X 100 RDW (Red Cell Distribution Width) RDW merupakan nilai yang mendeskripsikan variasi ukuran eritrosit dalam suatu populasi eritrosit (Nordenson 2002). RDW (dalam persen) = standar deviasi volume eritrosit x 100 rata-rata volume sel

26 15 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan mendatangi rumah pemilik kucing kampung di daerah sekitar Cimanggu-Darmaga dan dari hewan percobaan praktikum Imu Bedah Khusus Veteriner I. Pemeriksaan sample dilakukan di laboratorium Patologi klinik bagian klinik veteriner Fakultas Kedokteran Hewan IPB dan Lab Rumah Sakit Hewan Darmaga. Penelitian ini berlangsung dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei Bahan dan Alat Bahan dan peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan darah adalah alkohol 70%, Heparin, Kassa, Tissue, dysposable syringue 3 ml dan alat pemeriksa darah Hemavet. Hewan yang digunakan Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 14 ekor kucing kampung sehat secara klinis, berumur lebih dari sama dengan 1 tahun. Data hewan yang dipakai dilampirkan pada lampiran 1. Metode Penelitian Pengambilan darah dilakukan dengan mengunakan dysposable syringue berkapasitas 3 ml sebanyak 1 cc dari Vena Cephalica Antibrachii. Sebelum dilakukan pengambilan darah dilakukan pemeriksaan terhadap status kesehatan kucing. Parameter normal status kesehatan kucing dapat dilihat pada lampiran 2. Teknik pengendalian hewan dapat mempengaruhi frekuensi nafas dan denyut jantung. Teknik pengendalian yang kurang benar akan mengakibatkan kucing tersebut stress hingga mempengaruhi frekuensi nafas dan denyut jantung. Sampel darah yang diperoleh diperiksa dengan menggunakan hemavet.

27 16 Parameter yang Diamati Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah nilai eritrosit, hemoglobin, hematokrit, indeks eritrosit, leukosit dan trombosit.

28 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Eritrosit, Hemoglobin, Hematokrit dan Indeks Eritrosit Jumlah eritrosit dalam darah dipengaruhi jumlah darah pada saat fetus, perbedaan umur, perbedaan jenis kelamin, pengaruh parturisi dan laktasi, pengaruh tekanan udara dan peranan limpa (Jain 1993). Schalm (1975) berpendapat bahwa jumlah eritrosit dipengaruhi oleh nutrisi dan temperatur lingkungan. Selain itu jumlah eritrosit dipengaruhi oleh keadaan lingkungan (Swenson 1984). Hasil penelitian yang didapat jika dibandingkan dengan parameter nilai rata-rata yang terdapat di dalam Jain (1993) dapat dilihat pada tabel 2. Perbedaan umur hewan percobaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit dalam darah. Secara umum pada saat fetus, jumlah RBC, hemoglobin dan hematokrit meningkat secara progresif dan paling tinggi pada saat kelahiran, tetapi menurun secara cepat pada waktu berikutnya. MCV dan MCH menurun secara bertahap. Namun jumlah eritrosit tersebut mengalami peningkatan seiring pertambahan umur dan relatif stabil pada umur satu tahun ( Jain 1993). Menurut Schalm (1975) pada saat kelahiran sel darah merah hampir berjumlah 12 kali lipat dari dewasa. Pada saat fetus, jumlah hemoglobin lebih kecil dari pada saat dewasa. Pada saat periode menyusui, MCHC dapat menurun karena kekurangan asupan Fe. Perbedaan jenis kelamin juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit dalam darah. Schlam (1975) menyatakan pada jantan jumlah eritrosit sedikit lebih tinggi daripada betina. Pembentukan eritrosit dipengaruhi juga oleh hormon kelamin. Androgen atau hormon kelamin jantan diketahui meningkatkan produksi eritropoietin, namun mekanismenya pada eritropoiesis belum diketahui secara pasti (Navarro 1993). Sementara estrogen cenderung menekan produksi eritropoietin (Spence and Mason 1987). Dari hasil penelitian jika dikelompokan berdasarkan perbedaan jenis kelamin, dapat dilihat pada tabel 3. Faktor lain yang dapat mempengaruhi jumlah eritrosit adalah faktor nutrisi. Defisiensi vitamin B12 dan asam folat dapat menyebabkan kegagalan

29 18 pematangan dalam proses eritropoiesis, hal tersebut mengakibatkan jumlah eritrosit dalam darah rendah (Guyton and Hall 1992). Menurut Guyton and Hall (1992) pada suatu daerah dengan ketinggian yang sangat tinggi, jumlah oksigen dalam udara sangat rendah sehingga jumlah oksigen yang diangkut ke dalam jaringan tidak cukup dan produksi sel darah merah meningkat. Jadi, bukan konsentrasi sel darah merah yang mengatur kecepatan produksi sel, melainkan kemampuan fungsional sel untuk mengangkut oksigen ke jaringan sehubungan dengan kebutuhannya akan oksigen. Jain (1993) berpendapat bahwa tekanan oksigen yang dikurangi dapat mengakibatkan peningkatan produksi dan pelepasan eritrophoietin. RDW merupakan status keseragaman ukuran eritrosit. Nilai RDW dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya variasi ukuran eritrosit diantaranya: defisiensi zat besi, vitamin B12, asam folat dan fragmenfragmen hasil hemolisis (Nordenson 2002). Nilai RDW yang dihasilkan dari hasil penelitian berdasarkan kisaran normal hemavet yang terdapat pada lampiran 3 menunjukan bahwa nilai RDW hasil penelitian berada di atas rata-rata kisaran normal. Hal ini menunjukan keadaan anisocytosis yaitu adanya eritrosit dalam darah yang menunjukan variasi ukuran yang besar. Hal tersebut kemungkinan diakibatkan oleh beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya variasi ukuran eritrosit seperti yang telah dijelaskan pada pernyataan di atas. Tabel 2 Perbandingan rata-rata parameter eritrosit hasil dengan literatur Jain (1993) Parameter Hasil penelitian Jain 1993 RBC (10 6 / ±µl) HB (g/dl) Hematokrit (%) MCV (fl) MCH (pg) MCHC (g/dl) RDW (%) Tabel 3 Nilai eritrosit dan indeks eritrosit berdasarkan perbedaan jenis kelamin

30 19 Parameter Jantan (rata-rata±standar deviasi) Betina (rata-rata±standar deviasi) Jumlah kucing 5 9 RBC( 10 6 /μl ) ± ± Hb(g/dl) 9.74 ± ± 4.24 Hematokrit(%) ± ± MCV (fl) ± ± MCH (pg) ± ± 4.98 MCHC (g/dl) ± ± 4.68 RDW ± ± 1.39 Leukosit Jumlah leukosit dalam darah dipengaruhi oleh umur, perbandingan neutrofil dan limfosit dipengaruhi oleh keadaan leukositosis fisiologis. Sedangkan perbedaan jenis kelamin antara kelamin jantan dan kelamin betina tidak terlalu mempengaruhi jumlah leukosit (Jain 1993). Menurut Schalm (1975) jumlah leukosit dalam darah dipengaruhi oleh umur dan pelepasan ephineprin. Jumlah leukosit pada umumnya dipengaruhi oleh jumlah sel neutrofil ataupun limfosit di dalam sirkulasi darah, karena kedua tipe sel darah putih tersebut jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan leukosit tipe lainnya (Kelly 1984). Hasil penelitian yang didapat jika dibandingkan dengan parameter nilai rata-rata yang terdapat di dalam Jain (1993) dapat dilihat pada tabel 4. Perbedaan umur merupakan faktor yang dapat mempengaruhi jumlah leukosit dalam darah. Pada umumnya jumlah leukosit pada tahap awal fetus rendah kemudian meningkat lagi hingga stabil pada umur kurang lebih satu tahun (Jain 1993). Menurut Jain (1993) perbedaan jenis kelamin antara kelamin jantan dan kelamin betina tidak terlalu mempengaruhi jumlah leukosit dalam darah. Hasil penelitian tersebut jika dikelompokan berdasarkan perbedaan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.

31 20 Jumlah leukosit pada kucing dapat meningkat sebagai hasil dari reaksi stres emosional. Oleh karena itu, salah satu hal yang harus diperhatikan ketika pengambilan darah dilakukan adalah mengetahui apakah kucing tersebut dalam keadaan stres atau takut. Hal tersebut dapat menyebabkan jumlah total leukosit menjadi sedikit lebih tinggi dari keadaan normalnya (Schalm 1975). Leukositosis fisiologis sering terjadi pada hewan yang mengalami stres akut. Stres tersebut dapat berupa fisik, emosional atau dipicu oleh penyakit. Perubahan WBC pada kondisi seperti stres tersebut dikarenakan oleh pelepasan ephineprin dan kortikosteroid. Ephineprin bekerja dengan meningkatkan sirkulasi darah dan limfe serta menyebabkan demarginasi neutrofil sehingga meningkatkan jumlah sel dalam sirkulasi (Jain 1993). Sedangkan kortikosteroid menyebabkan peningkatan pelepasan neutrofil dari dalam sumsum tulang, menurunkan kemampuan diapedesis, dan meningkatkan jumlah neutrofil dalam sirkulasi yang bersumber dari marginal pool (Stockham dan Scott 2002). Tabel 4 Perbandingan rata-rata leukosit hasil penelitian dengan rata-rata leukosit pada literatur (Jain 1993) Parameter Hasil penelitian Jain 1993 Leukosit (10 3 /µl)* Neutrofil (10 3 /µl) Limfosit (10 3 /µl) Monosit (10 3 /µl) Eosinofil (10 3 /µl) Basofil (10 3 /µl) (*)belum termasuk nilai monosit dan basofil Tabel 5 Nilai leukosit berdasarkan perbedaan jenis kelamin Parameter Jantan (rata-rata±standar deviasi) Betina (rata-rata±standar deviasi) Jumlah kucing 5 9

32 21 WBC (10 3 /μl)* ± ± 3.79 Neutrofil (10 3 /μl) 0.49 ± ± 0.34 Lymfosit (10 3 /μl) 9.60 ± ± 3.48 Monosit (10 3 /μl) Eosinofil (10 3 /μl) 0.05 ± ± 0.06 Basofil (10 3 /µl) (*)belum termasuk nilai monosit dan basofil Trombosit Jumlah trombosit dalam sirkulasi darah hewan normal selalu dalam keadaan dinamis. Hal tersebut terjadi karena adanya mekanisme positif dan negative feedback. Peningkatan jumlah trombosit disebabkan oleh adanya gangguan-gangguan seperti neoplasia, gangguan gastrointestinal dan hormonal (Jain 1993). Pada saat terjadi penurunan jumlah trombosit yang beredar dalam sirkulasi, maka tubuh akan berespon dengan menghasilkan trombopoietin (Jain 1993). Menurut Harrison (2005) penurunan jumlah trombosit dapat disebabkan oleh adanya gangguan pada pembentukan trombosit dan juga dikarenakan adanya distribusi trombosit yang abnormal. Menurut Kelly (1984) jumlah trombosit dalam sirkulasi darah pada hewan normal selalu berfluktuasi beberapa waktu setiap hari karena adanya pengaruh kelelahan, exercise dan temperatur lingkungan. Hasil penelitian yang didapat jika dibandingkan dengan parameter nilai rata-rata yang terdapat di dalam Jain (1993) dapat dilihat pada tabel 6. Perbedaan jenis kelamin pada kucing kampung tidak mempengaruhi jumlah trombosit dalam darah. Hasil penelitian terhadap nilai trombosit berdasarkan perbedaan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 7. Perbedaan nilai yang diperoleh kemungkinan disebabkan adanya kondisi fisiologis ataupun patologis tertentu yang tidak menunjukan gejala klinis, namun sangat mempengaruhi gambaran nilai trombosit dalam sirkulasi darah, misalnya pelepasan ephineprin oleh tubuh, hipoplasia sumsum tulang, serta proses imunologis dan non immunologis (Stockham and Scott 2002).

33 22 Tabel 6 Perbandingan rata-rata trombosit hasil penelitian dengan literatur (Jain 1993) Parameter Hasil penelitian Jain 1993 Trombosit (10 3 /µl) ± Tabel 7 Nilai trombosit berdasarkan perbedaan jenis kelamin Parameter Jantan (rata-rata±standar deviasi) Betina (rata-rata±standar deviasi) Jumlah kucing 5 9 Trombosit (10 3 /µl) ± ±

34 23 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Gambaran darah kucing kampung yang sehat secara klinis didapat kisaran sebagai berikut : RBC: 6.12 ± 2.03 x10 6 /μl, hemoglobin: 9.69 ± 4.09 g/dl, hematokrit: ± %), MCV: ± 9.94 fl, MCH: ± 4.20 pg, MCHC: ± 4.21 g/dl, RDW: 6.12 ±2.03 %, WBC: ± 6.21 x10 3 /μl, neutrofil: 0.68 ± 0.56 x10 3 /μl, limfosit: ± 5.98 x10 3 /μl, eosinofil: 0.06 ± 0.06 x10 3 /μl. Trombosit : ± x10 3 /μl Saran Perlu diadakan penelitian dengan pemeriksaan paramater darah yang lebih lengkap seperti parameter terhadap laju endap darah, fibrinogen, atau lainnya.

35 24 DAFTAR PUSTAKA Anonimus What Is Normal In Cat. [terhubung berkala]. petplace.com/cats/what-is-normal-in-cats/page1.aspx. [7 Februari 2006]. Breazile JE Textbook of Veterinary Physiology, Philadelphia : Lea and Febiger. Brown BA Hematology : principles and procedures. Ed ke-3. Philadelphia : Lea and Febiger Craigmyle S A color atlas of histology. New York : Harper Collins Collage Publishers. Delmann HD and Brown EM Histologi Veteriner. Ed ke-3. Jakarta : UI- Press. Dickerson and Geis Hemoglobin. California : The Benjamin/Cummings Publishing Company Inc. Duncan JR and Prase KW Veterinary Laboratory Medicine. Ame. Lowa Clinical Pathology. The Lowa State University press. Dorland Kamus Saku Kedokteran Dorland. Ed ke-25. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC. Fowler ME Wild Life Medicine Caurse. USA : Directorate General of Livestock Services. Guyton and Hall Fisiologi kedokteran. Ed Ke-9. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC. Harisson C Thrombocytopenia (Reduced Platelet Count) [terhubung berkala]. [20 Desember 2005]. Jain NC Febiger. Essential of Veterinary Hematology. Philadelphia : Lea & Kelly WR Veterinary Clinical Diagnosis. Ed ke-3. London : Bailliere Tindal. Martini FH, Ober WC, Garrison C and Weleh K Fundamentals of Anatomy and Physiology. Ed ke-2. New Jersey : Prentice Hall, Englewood Cliffs. Meyer DJ, Cole EH and Rich LJ Veterinary Laboratory Medicine Interpretation and Diagnosis. Philadelphia : Saunders Company.

36 25 Mitruka BM and Rawnsley HM Clinical Biochemical and Haematological Refference Value in Normal Experimental Animals. USA : Mason Publishing. Nordenson JN Gale Encyclopedia of Medicine. Red Blood Cell Indices. [terhubung berkala]. blood_cell_indices. jsp. [29 Mei 2005] Raphael SS Medical Laboratory technology. Ed ke-4. W.B. London : Saunders Company. Rukmono Patologi. Jakarta : Bagian Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Schalm OW Veterinary Hematology. Febiger. Ed ke-2. Philadelphia : Lea & Spence AP and Mason EB Human Anatomy and Physiology. Ed ke-3. California : the Benjamin/Cummings Publishing Company.inc Stockham SL and Scott MA Fundamental of Veterinary Clinical Pathology. Ed ke-1. USA : Iowa state press. Swenson MJ Dukes Physiology of Domestic Animals. Ed ke-10. Ithaca and London : Cornell University Press. Williams DF Blood Compability. Ed ke-1. Florida : CRC. Press Inc. Bocarotan.

37 26 Lampiran 1 Data kucing penelitian no Nama sex Berat umur Suhu Ferkuensi Frekuensi Mukosa limfonodus badan ( o C) nafas nadi 1 Obit 4 kg 2 tahun x/menit 87x/menit rose (Taks) 2 Belang 2kg 2 tahun x/menit 120x/menit rose (Taks) 3 Coklat 2 kg x/menit 120x/menit rose (Taks) tahun 4 Karkun 1,6 kg x/menit 120x/menit rose (Taks) tahun 5 Kuro 2 kg 2 tahun x/menit 132x/menit rose (Taks) 6 Gina 2 kg 1 tahun x/menit 132x/menit rose (Taks) 7 Uprit 4,5 kg 2 tahun x/menit 120x/menit rose (Taks) 8 Miu 3 kg 1, x/menit 120x/menit rose (Taks) tahun 9 Mau 2 kg x/menit 168x/menit rose (Taks) tahun 10 Anta 2 kg x/menit 116x/menit rose (Taks) tahun 11 Belang2 2 kg 1 tahun x/menit 100x/menit rose (Taks) 12 cemong 2 kg 1 tahun x/menit 100x/menit rose (Taks) 13 Ibil 2.5 kg x/menit 108x/menit rose (Taks) tahun 14 unyil 1.5 kg 1tahun x/menit 112/menit rose (Taks) Keterangan : Taks = Tidak ada kelainan khusus

38 27 Lampiran 2 Parameter normal status kesehatan kucing Parameter Keadaan normal Suhu ( o C) Frekuensi nafas (x/menit) Frekuensi nadi (x/menit) Mukosa rose Limfonodus Tidak ada kelainan khusus seperti adanya kebengkakan, atau lainnya. (anonimus 2006)

39 28 Lampiran 3 Data nilai gambaran darah kucing yang digunakan sebagai sampel No Leukosit (K/µl) Neutrofil (K/µl) Limfosit (K/µl) Eosinofil (K/µl) RBC (M/μl) Hb (g/dl) Hct (%) MCV (fl) MCH (pg) MCHC (g/dl) RDW (%) Trombosit (K/µl)

40 29 Lampiran 4 Kisaran normal parameter darah menurut hemavet Parameter Kisaran normal RBC (M/μl) Hemoglobin (g/dl) Hematokrit (%) MCV (fl) MCH ( pg ) MCHC (%) RDW (%) Leukosit (K/μl) Neutrofil (K/μl) Limfosit (K/μl) Monosit (K/μl) Eosinofil (K/μl) Basofil (K/μl) Trombosit (K/μl)

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Eritrosit, Hemoglobin, Hematokrit dan Indeks Eritrosit Jumlah eritrosit dalam darah dipengaruhi jumlah darah pada saat fetus, perbedaan umur, perbedaan jenis kelamin, pengaruh parturisi

Lebih terperinci

3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kucing Kampung Kucing kampung (Felis domestica)

3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kucing Kampung Kucing kampung (Felis domestica) 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kucing Kampung Kucing kampung (Felis domestica) merupakan salah satu jenis hewan kesayangan yang dimiliki banyak orang. Hewan ini dimasukan dalam ordo karnivora (pemakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Eritrosit (Sel Darah Merah) Profil parameter eritrosit yang meliputi jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit kucing kampung (Felis domestica) ditampilkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil perhitungan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, MCV, MCH, dan MCHC pada kerbau lumpur betina yang diperoleh dari rata-rata empat kerbau setiap

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah LeukositTotal Leukosit merupakan unit darah yang aktif dari sistem pertahanan tubuh dalam menghadapi serangan agen-agen patogen, zat racun, dan menyingkirkan sel-sel rusak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Kucing Karakteristik Kucing

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Kucing Karakteristik Kucing 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Kucing Kucing kampung (Felis domestica) termasuk dalam ordo karnivora (pemakan daging). Fowler (1993) mengklasifikasikan kucing kampung (Felis domestica) sebagai berikut: kingdom

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran darah berupa jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit sapi perah FH umur satu sampai dua belas bulan ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3 Gambaran Eritrosit

Lebih terperinci

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS HEMATOLOGI Darah Tempat produksi darah (sumsum tulang dan nodus limpa) DARAH Merupakan medium transport tubuh 7-10% BB normal Pada orang dewasa + 5 liter Keadaan

Lebih terperinci

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya SISTEM SIRKULASI Kompetensi Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya Suatu sistem yang memungkinkan pengangkutan berbagai bahan dari satu tempat ke tempat lain di dalam tubuh organisme Sistem

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH

SISTEM PEREDARAN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH Tujuan Pembelajaran Menjelaskan komponen-komponen darah manusia Menjelaskan fungsi darah pada manusia Menjelaskan prinsip dasar-dasar penggolongan darah Menjelaskan golongan darah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 8 HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Parasitemia Menurut Ndungu et al. (2005), tingkat parasitemia diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat ringan (mild reaction), tingkat sedang (severe reaction),

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga pada bulan Desember 2012 - Februari 2013. Jumlah sampel yang diambil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hematologi Hasil pemeriksaan hematologi disajikan dalam bentuk rataan±simpangan baku (Tabel 1). Hasil pemeriksaan hematologi individual (Tabel 5) dapat dilihat pada lampiran dan dibandingkan

Lebih terperinci

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC) Indek (MCV, MCH, & MCHC) Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon

Lebih terperinci

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) FUNGSI SISTEM IMUN: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Total Leukosit Pada Tikus Putih Leukosit atau disebut dengan sel darah putih merupakan sel darah yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh dan merespon kekebalan tubuh

Lebih terperinci

Bila Darah Disentifus

Bila Darah Disentifus Judul Fungsi Darah Bila Darah Disentifus Terdiri dari 3 lapisan yaitu : Darah di sentrifuse q Lapis paling bawah (merah) 45% adalah Eritrosit atau hematokrit q Lapis tengah (abu-abu putih) 1 % adalah

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. Praktikum IDK 1 dan Biologi, 2009 Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. 1 TUJUAN Mengetahui asal sel-sel

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat pada Tabel 5.

HASIL DAN PEMBAHASAN. diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat pada Tabel 5. 50 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kadar Hemoglobin Itik Cihateup Data hasil pengamatan kadar hemoglobin itik cihateup fase grower yang diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepadatan Ayam Petelur Fase Grower Ayam petelur adalah ayam yang efisien sebagai penghasil telur (Wiharto, 2002). Keberhasilan pengelolaan usaha ayam ras petelur sangat ditentukan

Lebih terperinci

Tabel 1 Nilai (rataan ± SD) PBBH, FEC, dan gambaran darah domba selama masa infeksi Parameter Amatan Domba

Tabel 1 Nilai (rataan ± SD) PBBH, FEC, dan gambaran darah domba selama masa infeksi Parameter Amatan Domba 3 Diferensiasi SDP dilakukan berbasis preparat ulas darah total. Darah diulas di preparat kemudian difiksasi dengan metanol selama 2 menit. Preparat ulas darah diwarnai menggunakan pewarna giemsa selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah dalam tubuh berfungsi untuk mensuplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi (sistem

Lebih terperinci

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, persentase hematokrit, MCV, MCH dan MCHC ayam broiler dengan perlakuan

Lebih terperinci

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Apersepsi 1. Pernahkan bagian tubuhmu terluka, misalnya karena terjatuh atau terkena bagian tajam seperti pisau dan paku? 2. Apakah bagian tubuh yang terluka tersebut

Lebih terperinci

IMUNITAS NON-SPESIFIK DAN SINTASAN LELE MASAMO (Clarias sp.) DENGAN APLIKASI PROBIOTIK, VITAMIN C DAN DASAR KOLAM BUATAN ABSTRAK

IMUNITAS NON-SPESIFIK DAN SINTASAN LELE MASAMO (Clarias sp.) DENGAN APLIKASI PROBIOTIK, VITAMIN C DAN DASAR KOLAM BUATAN ABSTRAK e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume IV No 2 Februari 2016 ISSN: 2302-3600 IMUNITAS NON-SPESIFIK DAN SINTASAN LELE MASAMO (Clarias sp.) DENGAN APLIKASI PROBIOTIK, VITAMIN C DAN DASAR

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH Dosen Pengampu: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes Disusun Oleh : Nama: Sofyan Dwi Nugroho NIM : 16708251021 Prodi : Pendidikana IPA PRODI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 28 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Tingkat Energi Protein Ransum Berbeda Terhadap Total Protein Darah Ayam KUB Rataan total protein darah ayam kampung unggul Balitbangnak (KUB) pada penelitian ini

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul Pengaruh tingkat energi protein dalam ransum terhadap total protein darah ayam Sentul dapat dilihat pada Tabel 6.

Lebih terperinci

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI 1 BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas praktikum brosing artikel dari internet HaloSehat.com Editor SHOBIBA TURROHMAH NIM: G0C015075 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian dari tubuh rusa dapat dimanfaatkan, antara lain daging, ranggah dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian dari tubuh rusa dapat dimanfaatkan, antara lain daging, ranggah dan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rusa Timor (Rusa timorensis) Rusa Timor (Rusa timorensis) merupakan salah satu contoh rusa yang ada di Indonesia yang memiliki potensi cukup baik untuk dikembangkan. Hampir

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. yang bisa menyesuaikan tubuh dengan lingkungannya. Karena itik termasuk ke

I PENDAHULUAN. yang bisa menyesuaikan tubuh dengan lingkungannya. Karena itik termasuk ke 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Itik adalah golongan unggas air dan itik merupakan hewan homoiterm yang bisa menyesuaikan tubuh dengan lingkungannya. Karena itik termasuk ke dalam hewan berdarah panas,

Lebih terperinci

GAMBARAN HEMATOLOGI ANJING PELACAK OPERASIONAL RAS LABRADOR RETRIEVER DI SUBDIT SATWA POLRI-DEPOK GITA WIDARTI ANGGAYASTI

GAMBARAN HEMATOLOGI ANJING PELACAK OPERASIONAL RAS LABRADOR RETRIEVER DI SUBDIT SATWA POLRI-DEPOK GITA WIDARTI ANGGAYASTI GAMBARAN HEMATOLOGI ANJING PELACAK OPERASIONAL RAS LABRADOR RETRIEVER DI SUBDIT SATWA POLRI-DEPOK GITA WIDARTI ANGGAYASTI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 RINGKASAN GITA WIDARTI

Lebih terperinci

Makalah Sistem Hematologi

Makalah Sistem Hematologi Makalah Sistem Hematologi TUGAS I untuk menyelesaikan tugas browsing informasi ilmiah Disusun Oleh: IBNU NAJIB NIM. G1C015004 PROGRAM DIPLOMA IV ANALISI KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang mengandung elektrolit. Peranannya sebagai medium pertukaran antara sel-sel yang terfiksasi

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI II MODUL 2.3 KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI DARAH

PANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI II MODUL 2.3 KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI DARAH PANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI II MODUL 2.3 KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI DARAH Tujuan pembelajaran: 1. Mahasiswa mampu memahami istilah plasma, serum, hematokrit 2. Mahasiswa mampu memahami komposisi plasma

Lebih terperinci

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Mengetahui penyusun jaringan ikat 2. Memahami klasifikasi jaringan ikat 3. Mengetahui komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Plasma darah, merupakan bagian yang cair dan bagian korpuskuli yakni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Plasma darah, merupakan bagian yang cair dan bagian korpuskuli yakni BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian Darah Darah merupakan bagian penting dari system transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari dua bagian besar, yaitu: Plasma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan transfusi darah adalah upaya kesehatan berupa penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Sebelum dilakukan transfusi darah

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Eritrosit Fungsi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FISIOLOGI HEWAN I. April 2008 DARAH DAN SIRKULASI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FISIOLOGI HEWAN I. April 2008 DARAH DAN SIRKULASI FISIOLOGI HEWAN I April 2008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DARAH DAN SIRKULASI Darah Darah dan hemolymph, cairan sirkulasi pada sistem sirkulasi terbuka dan tertutup, adalah cairan kompleks berisi banyak

Lebih terperinci

Anatomi Fisiologi Sistem Hematologi

Anatomi Fisiologi Sistem Hematologi Anatomi Fisiologi Sistem Hematologi A. Pengertian Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yg mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya. Hematologi berasal dari bahasa Yunani haima yang artinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Peking Itik Peking merupakan itik tipe pedaging yang termasuk dalam kategori unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem pemeliharaan itik Peking

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN Sel yang terlibat dalam sistem imun normalnya berupa sel yang bersirkulasi dalam darah juga pada cairan lymph. Sel-sel tersebut dapat dijumpai dalam

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Fungsi utama eritrosit:

Lebih terperinci

Review Sistem Hematology

Review Sistem Hematology Nama : rp, S.Kp., MNS. NIP : 19720826 200212 1 002 Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar Mata Kuliah : Kep. Medikal Bedah Topik : Pengkajian Sistem Hematologi 1 Review Sistem Hematology Ikhsanuddin

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi dan Persentase Parasit Darah Hasil pengamatan preparat ulas darah pada enam ekor kuda yang berada di Unit Rehabilitasi Reproduksi (URR FKH IPB) dapat dilihat sebagai berikut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. : Carnivora. : Felis domestica

TINJAUAN PUSTAKA. : Carnivora. : Felis domestica 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Kucing Kucing termasuk keluarga Felidae, termasuk di dalamnya spesies kucing besar seperti singa, harimau dan macan. Kucing tersebar secara luas di seluruh Eropa, Asia Selatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian umum darah Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang primitif sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hemoglobin. Hemoglobin Burung Merpati Jantan dan Betina sebelum dan sesudah Dilatih Terbang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hemoglobin. Hemoglobin Burung Merpati Jantan dan Betina sebelum dan sesudah Dilatih Terbang HASIL DAN PEMBAHASAN Hemoglobin Hemoglobin Burung Merpati Jantan dan Betina sebelum dan sesudah Dilatih Terbang Hemoglobin burung merpati jantan dan betina sebelum dan sesudah dilatih terbang selama penelitian

Lebih terperinci

HEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS. Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung

HEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS. Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung 16 HEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung memiliki kelainan hematologi pada tingkat ringan berupa anemia, neutrofilia, eosinofilia,

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret PROFIL DARAH KAMBING JAWARANDU PENGARUH SUBTITUSI ARAS DAUN PEPAYA (Carica Papaya Leaf)

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret PROFIL DARAH KAMBING JAWARANDU PENGARUH SUBTITUSI ARAS DAUN PEPAYA (Carica Papaya Leaf) PROFIL DARAH KAMBING JAWARANDU PENGARUH SUBTITUSI ARAS DAUN PEPAYA (Carica Papaya Leaf) Hanung Dhidhik Arifin 1) Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Ayam petelur adalah ayam yang mempunyai sifat unggul dalam produksi telur atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur yaitu

Lebih terperinci

GAMBARAN DARAH ANJING KAMPUNG JANTAN (Canis familiaris) UMUR 3 SAMPAI 7 BULAN KRESNA NURDIN NUNU NUGRAHA

GAMBARAN DARAH ANJING KAMPUNG JANTAN (Canis familiaris) UMUR 3 SAMPAI 7 BULAN KRESNA NURDIN NUNU NUGRAHA 1 GAMBARAN DARAH ANJING KAMPUNG JANTAN (Canis familiaris) UMUR 3 SAMPAI 7 BULAN KRESNA NURDIN NUNU NUGRAHA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 2 GAMBARAN DARAH ANJING KAMPUNG

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gathot Gathot merupakan hasil fermentasi secara alami pada ketela pohon. Ketela pohon tersebut memerlukan suasana lembab untuk ditumbuhi jamur secara alami. Secara umum,

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB IV Darah Darah berfungsi sebagai : 1. Alat transport O 2 dari paruparu diangkut keseluruh tubuh. CO 2 diangkut dari seluruh tubuh ke paruparu. Sari makanan diangkut dari jonjot usus ke seluruh jaringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia Anemia adalah penurunan jumlah normal eritrosit, konsentrasi hemoglobin, atau hematokrit. Anemia merupakan kondisi yang sangat umum dan sering merupakan komplikasi dari

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Jumlah Leukosit Data perhitungan terhadap jumlah leukosit pada tikus yang diberikan dari perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 6. Rata-rata leukosit pada tikus dari perlakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang paling sederhana yang ada di dalam tubuh. Eritrosit tidak memiliki nukleus dan merupakan sel terbanyak dalam darah.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan telur terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Untuk memenuhi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kerbau lumpur betina, diperoleh jumlah rataan dan simpangan baku dari total leukosit, masing-masing jenis leukosit, serta rasio neutrofil/limfosit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian Darah Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup yang dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Konsumsi merupakan jumlah makanan yang dimakan oleh ternak, zat makanan yang dikandungnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan untuk produksi hewan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (cairan darah) dan 45% sel-sel darah.jumlah darah yang ada dalam tubuh sekitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (cairan darah) dan 45% sel-sel darah.jumlah darah yang ada dalam tubuh sekitar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang mengalir ke seluruh tubuh melalui vena atau arteri yang mengangkat oksigen dan bahan makanan ke seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta

BAB I PENDAHULUAN. Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta mengobati dan mencegah penyakit pada manusia maupun hewan (Koga, 2010). Pada saat ini banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik karena mencari perbedaan antara dua variabel yaitu perbedaan darah lengkap kanker payudara positif dan diduga kanker payudara.

Lebih terperinci

INTERPRETASI HASIL LABORATORIUM DISTEMPER ANJING

INTERPRETASI HASIL LABORATORIUM DISTEMPER ANJING PATOLOGI KLINIK VETERINER INTERPRETASI HASIL LABORATORIUM DISTEMPER ANJING OLEH: Drh. Anak Agung Sagung Kendran, M.Kes. LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian darah Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam transport oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jumlah dan Komposisi Sel Somatik pada Kelompok Kontrol

PEMBAHASAN Jumlah dan Komposisi Sel Somatik pada Kelompok Kontrol 30 PEMBAHASAN Jumlah dan Komposisi Sel Somatik pada Kelompok Kontrol Sel somatik merupakan kumpulan sel yang terdiri atas kelompok sel leukosit dan runtuhan sel epitel. Sel somatik dapat ditemukan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrak fisik atau bahan kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai jumlah tertentu.( Fardiaz S, 1992

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian darah Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam transport oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Kuda (Dokumentasi)

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Kuda (Dokumentasi) TINJAUAN PUSTAKA Kuda Gambar 1 Kuda (Dokumentasi) Kuda (Equus caballus) masih satu famili dengan keledai dan zebra, berjalan menggunakan kuku, memiliki sistem pencernaan monogastrik, dan memiliki sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah 2.1.1 Definisi Darah Darah merupakan jaringan cair yang terdiri dari dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Plasma darah adalah bagian cair yang terdiri dari air,

Lebih terperinci

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Kelompok 2 : INDRIANA ARIYANTI (141810401016) MITA YUNI ADITIYA (161810401011) AYU DIAH ANGGRAINI (161810401014) NURIL NUZULIA (161810401021) FITRI AZHARI (161810401024) ANDINI KURNIA DEWI (161810401063)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 11 Adaptasi (kelompok AP,AIS,AIP) H H + 2 H - 14 Pengambilan darah simpan (kelompok AP) pre post Perdarahan 30% via splenektomi + autotransfusi (kelompok AP,AIS,AIP) H + 7 Panen (kelompok AP,AIS,AIP) Gambar

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Pertemuan : Minggu ke 3 Waktu : 50 menit Pokok Bahasan : 1. Evaluasi Eritrosit dan Interpretasinya (Lanjutan) Subpokok Bahasan : a. Fase fase proses pembentukan eritrosit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di era globalisasi menuntut penyedia

Lebih terperinci

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH Mata Kuliah : Pengembangan Media Pembelajaran Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Sasaran : Pemahaman siswa akan materi sistem peredaran darah menjadi lebih baik. Kompetensi

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. putih (leukosit). Eritrosit berperan dalam transpor oksigen dan. Sebagian dari sel-sel leukosit bersifat fagositik, yaitu memakan dan

I. PENDAHULUAN. putih (leukosit). Eritrosit berperan dalam transpor oksigen dan. Sebagian dari sel-sel leukosit bersifat fagositik, yaitu memakan dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Darah merupakan komponen yang berfungsi dalam sistem transportasi pada tubuh hewan tingkat tinggi. Jaringan cair ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian cair yang disebut

Lebih terperinci

STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah

STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN Achmad Farajallah Sistem Sirkulasi: mode umum Sistem transportasi internal akibat ukuran & strukturnya menempatkan sel-sel tubuh berada jauh dari lingkungan luar sistem yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar eritrosit, haemoglobin, hematokrit, dan MCV ayam peterlur yang diberi dan tanpa kitosan dalam pakan, berdasarkan hasil penelitian disajikan pada Tabel 1. Tabel.1 Kadar Eritrosit,

Lebih terperinci

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah - - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp5darah Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA Transportasi ialah proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan ke seluruh tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh. Alat transportasi

Lebih terperinci

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum Anda pasti sudah sering mendengar istilah plasma dan serum, ketika sedang melakukan tes darah. Kedua cairan mungkin tampak membingungkan, karena mereka sangat mirip dan memiliki penampilan yang sama, yaitu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan adanya kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal dan gangguan metabolisme karbohidrat,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring bertambahnya usia, daya fungsi makhluk hidup akan menurun secara progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada beberapa faktor yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Landak Hystrix javanica, Sunda Porcupine/ Javan Porcupine

TINJAUAN PUSTAKA Landak Hystrix javanica, Sunda Porcupine/ Javan Porcupine TINJAUAN PUSTAKA Landak Landakmerupakan salah satu hewan mamalia dengan ordo rodensia dan famili Hystrixdae (Cigremiset al. 2008). Landak memiliki sifat soliter dan nokturnal. Selain itu, landak memiliki

Lebih terperinci

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Nama : Cokhy Indira Fasha NIM : 10699044 Kelompok : 4 Tanggal Praktikum : 11 September 2001 Tanggal Laporan : 19 September 2001 Asisten : Astania Departemen Biologi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Leukosit Total Data hasil penghitungan jumlah leukosit total, diferensial leukosit, dan rasio neutrofil/limfosit (N/L) pada empat ekor kerbau lumpur betina yang dihitung

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Penyakit keturunan di mana penderitanya mengalami gangguan dalam pembekuan darah disebut... Leukopeni Leukositosis Anemia Hemofilia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tikus Putih Tikus putih termasuk dalam kingdom Animalia, Filum Chordata, Klas Mamalia, Ordo Rodentina, Famili Muridae, Subfamily Muroidae, Genus Rattus, Species Rattus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan ternak yang termasuk kelas : Mammalia ordo : Artiodactyla, sub-ordo ruminansia, dan familia : Bovidiae.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan ternak yang termasuk kelas : Mammalia ordo : Artiodactyla, sub-ordo ruminansia, dan familia : Bovidiae. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Peranakan Ettawa Kambing merupakan ternak yang termasuk kelas : Mammalia ordo : Artiodactyla, sub-ordo ruminansia, dan familia : Bovidiae. Kambing PE merupakan kambing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus mengalami peningkatan sehingga permintaan akan ketersediaan makanan yang memiliki nilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 2.1. Taksonomi dan Biologi Luak BAB II TINJAUAN PUSTAKA Luak atau Paradoxurus hemaphroditus yang berada di daerah pulau Jawa menurut Shiroff (2002) memiliki susunan taksonomi sebagai berikut: Kingdom

Lebih terperinci

PENGARUH DEHIDRASI DENGAN PEMBERIAN BISACODYL TERHADAP GAMBARAN HEMATOKRIT TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus)

PENGARUH DEHIDRASI DENGAN PEMBERIAN BISACODYL TERHADAP GAMBARAN HEMATOKRIT TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) PENGARUH DEHIDRASI DENGAN PEMBERIAN BISACODYL TERHADAP GAMBARAN HEMATOKRIT TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) DANI WANGSIT NARENDRA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK DANI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tingkat keperluan terhadap hasil produksi dan permintaan masyarakat berupa daging

PENDAHULUAN. Tingkat keperluan terhadap hasil produksi dan permintaan masyarakat berupa daging I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayam lokal saat ini menjadi salah satu bahan pangan yang digemari masyarakat luas untuk dikonsumsi baik dalam bentuk telur maupun dagingnya. Tingkat keperluan terhadap

Lebih terperinci