BAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan salah satu dari kebutuhan primer manusia. Tanpa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan salah satu dari kebutuhan primer manusia. Tanpa"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan salah satu dari kebutuhan primer manusia. Tanpa makanan manusia tidak dapat bertahan hidup. Selain itu, makanan juga termasuk salah satu budaya. Massimo Montanari dalam bukunya Food is Culture secara gamblang mengatakan bahwa makanan adalah budaya ketika ia diproduksi, karena manusia tidak begitu saja menggunakan apa saja yang ditemukan dari alam, tetapi juga mencari untuk menciptakan makanannya sendiri yang spesifik. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa makanan adalah budaya ketika ia dimakan, karena meskipun manusia dapat memakan apapun, tetapi pada kenyataannya ia tidak memakan segala hal tetapi memilih makanannya sendiri 1. Pernyataan dari Massimo Montanari ini selaras dengan pernyataan Koentjaraningrat mengenai wujud dari kebudayaan. Menurutnya kebudayaan memiliki tiga wujud, yaitu ide, sistem sosial dan kebudayaan fisik. Wujud kebudayaan fisik adalah wujud kebudayaan berupa seluruh hasil fisik dan aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat 2. Oleh karena itu, makanan yang merupakan suatu hal yang dibuat, diciptakan, serta dimakan oleh manusia dengan segala cipta, karsa dan rasanya sendiri membuatnya termasuk sebagai salah satu wujud kebudayaan. 1 Montanari, Massimo, Food is Culture (New York: Columbia University Press, 2006 ), hlm xi 2 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Aksara Biru, 1985), hlm

2 2 Makanan dipengaruhi oleh perbedaan sejarah dan letak geografis daerah asalnya. Hal ini menyebabkan terdapat perbedaan jenis makanan di pelbagai daerah. Dalam lingkup yang lebih luas, hal ini menyebabkan pelbagai negara mempunyai makanan khas. Contohnya, Italia mempunyai makanan khas seperti pizza atau pasta, sedangkan Indonesia yang terdiri dari pelbagai macam suku memiliki pelbagai macam makanan khas di tiap daerahnya. Makanan khas yang berbeda-beda ini kemudian menjadi salah satu daya tarik orang asing terhadap suatu negara. Jepang merupakan salah satu negara yang juga memiliki makanan khas. Makanan Jepang merupakan hasil dari pengalaman beratus-ratus tahun yang mempunyai latar belakang budaya 3. Jepang memiliki pelbagai macam makanan khas, seperti sushi, sashimi, tempura dan lain-lain. Beberapa makanan khas Jepang telah menjadi populer bukan hanya di Jepang tetapi juga di pelbagai negara, termasuk Indonesia. Salah satu makanan yang sangat populer saat ini adalah sushi. Sushi adalah salah satu makanan Jepang yang terbuat dari nasi yang dimasak dengan cuka kemudian dikombinasikan dengan bahan lain, biasanya dengan ikan mentah atau makanan laut yang lain. Meskipun demikian, pelbagai macam jenis sayuran juga dapat digunakan dalam sushi. Selain itu, sushi juga merupakan makanan yang sehat. Topping atau isi dari sushi selain mengandung lemak yang baik untuk kesehatan, juga kaya akan protein dan beberapa mineral seperti kalsium, fosfor, dan zat besi. Cuka yang ditambahkan pada nasi sushi 3 Colotte, Rossant, Colette s Japanese Cuisine (Tokyo: Kodansha International Ltd, 1985), hlm. 11

3 3 memiliki zat anti bakteri, mencegah kelelahan, dan mengurangi risiko penyempitan pembuluh nadi dan darah tinggi 4. Sushi kini telah menjadi sebuah produk budaya Jepang yang telah mengglobal. Theodore Bestor, seorang profesor antropologi di Universitas Cornell, menulis sebuah artikel yang berjudul How sushi went global? bahwa sushi telah berubah dari sesuatu yang eksotis dan hampir tidak disukai menjadi makanan yang berkelas tinggi 5. Kepopuleran sushi ditandai dengan menjamurnya restoran-restoran sushi di pelbagai belahan dunia. Di Amerika Serikat, banyak keturunan campuran orang Amerika dan Jepang yang menjalankan bisnis sushibar yang menyediakan sushi yang telah mengalami perubahan (misalnya California Sushi) dengan harga yang lebih terjangkau untuk masyarakat 6. Di Singapura, sushi menjadi booming pada akhir tahun 90-an dan awal tahun Hingga kini terdapat ratusan restoran Jepang di Singapura dan sepertiganya merupakan restoran sushi. Tetapi, sushi di Singapura hanya dikonsumsi oleh beberapa kalangan masyarakat saja 7. Demikian pula sushi juga telah menjadi populer di Indonesia. Seperti di Singapura, kepopuleran sushi berkaitan pula dengan kepopuleran budaya populer Jepang di Indonesia. Budaya populer Jepang memang telah menjadi booming di Indonesia. Hingga kini para penggemar budaya populer Jepang terbilang cukup banyak. Hal ini dapat kita lihat dari pelbagai festival Jepang yang diadakan, 4 Omae, Kinjiro dan Yuzuru Tachibana, The Book of Sushi, (Tokyo: Kodansha International Ltd, 1988), hlm Bestor, Theodore, How Sushi Went Global, Foreign Policy, 121 ( November, 2000) hlm Feng, Yang, dkk, Eastern Standard Time, (Boston: Mariner, 1997) hlm Ng, Wai-ming, Popularization and Localization of Sushi in Singapore: An Ethnography Survey, New Zealand Journal of Asian Studies 3, 7 (Juni, 2001), hlm. 7-19

4 4 Harajuku Style, dan fenomena munculnya band-band beraliran Japan Rock. Booming-nya budaya populer juga meningkatkan konsumsi barang-barang Jepang, salah satunya adalah makanan, karena makanan merupakan salah satu hal yang dapat menarik perhatian para penggemar. Selaras dengan perkembangan budaya populer tersebut, sushi pun menjadi semakin populer. Banyak dari produk budaya populer Jepang seperti anime dan manga yang memperkenalkan sushi. Sekarang ini telah banyak restoran Jepang yang dibuka, salah satunya adalah restoran sushi. Restoran-restoran ini banyak terdapat di pelbagai kota besar di Indonesia. Sushi juga telah populer di kota Yogyakarta. Yulia Sandhi Kristianti mengatakan bahwa pada saat ia melakukan penelitian pada tahun 2006, belum banyak restoran yang menjual sushi 8. Tetapi, sekarang ini telah banyak bermunculan restoran-restoran yang menjual sushi di Yogyakarta, bahkan ada restoran yang menjual sushi sebagai menu utamanya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai bagaimana perkembangan Sushi di Yogyakarta, faktor-faktor yang mendorongnya, dan prospek restoran sushi, melalui penelitian yang berjudul Kepopuleran Sushi di Yogyakarta. 1.2 Rumusan Masalah Sushi merupakan salah satu makanan khas Jepang yang semakin populer di dunia. Kepopuleran sushi juga telah merambah di Yogyakarta. Dari identifikasi 8 Yuli Sandhi Kristianti adalah seorang mahasiswa di Universitas Gadjah Mada. Ia menulis Tugas Akhir berjudul Sushi Di Restoran jepang Yanagi Sushi Jogjakarta pada tahun 2006 sebagai syarat kelulusan. Dalam tugas akhir itu, ia memaparkan mengenai restoran Yanagi Sushi. Akan tetapi, pada saat ini restoran Yanagi Sushi telah tutup dikarenakan oleh masalah internal.

5 5 permasalahan tersebut, maka dapat dikembangkan pertanyaan penelitian yang dibahas dalam karya tulis ini, antara lain : 1. Bagaimana proses masuknya dan berkembang sushi di Yogyakarta? 2. Faktor-faktor apa saja yang mendorong perkembangan Sushi di Yogyakarta? 3. Bagaimana prospek restoran sushi yang ada di Yogyakarta? 1.3 Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dipaparkan pada rumusan masalah di atas. Dengan kata lain, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menjelaskan bagaimana masuk dan berkembang sushi di Yogyakarta 2. Menjelaskan faktor-faktor apa saja yang mendorong perkembangan sushi tersebut 3. Menjelaskan bagaimana prospek restoran sushi yang ada di Yogyakarta. 1.4 Landasan teori Secara antropologi, kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar 9. Terdapat tiga wujud kebudayaan yang tak dapat terpisahkan satu dengan lainnya. Wujud yang pertama adalah 9 Koentjaraningrat, op.cit., hlm. 180

6 6 kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, norma-norma, peraturan, dan sebagainya. Kedua, kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas dari manusia dalam masyarakat, serta ketiga kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Sebagai salah satu bentuk kebudayaan Jepang, sushi kini telah menjadi populer. Menurut Raymond William dalam bukunya, Keyword 10, populer berasal dari istilah politik dalam bahasa latin popularis, yang berarti dimiliki orang. Akan tetapi, sejak abad 18-19, makna populer bergeser menjadi banyak disukai orang. Selain itu, Raymond William juga menjelaskan bahwa populer, dalam konteks budaya populer, juga mempunyai makna jenis kerja rendahan dan pekerjaan yang sengaja dilakukan agar disukai orang. Jenis kerja rendahan merupakan istilah untuk membedakan budaya populer dengan budaya tinggi. Budaya populer merupakan budaya komersial yang diproduksi secara massal, sedangkan budaya tinggi merupakan suatu bentuk kreativitas individu 11. Meskipun begitu, untuk dikategorikan ke dalam budaya populer, suatu komoditas juga harus membawa kepentingan-kepentingan masyarakat 12. Komoditas budaya populer bersifat polisemi yakni mampu menghasilkan makna dan kepuasan berganda, serta didistribusikan oleh media yang bentuk konsumsinya terbuka dan luwes 13. Kepopuleran sushi ini bukan hanya di negara asalnya, Jepang, tetapi juga telah berkembang ke seluruh dunia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 10 William, Raymond, Keywords, (New York: Oxford University Press, 1983) hlm Storey, John, Teori Budaya dan Budaya Pop, (Yogyakarta: Penerbit Qalam, 1993) hlm 6 12 Fiske, John, Memahami Budaya Populer, (London: Routledge, 1995) hlm Ibid, hlm 182

7 7 berkembang berarti menjadi banyak atau merata atau meluas 14. Perkembangan sushi ke lingkup dunia ini juga merupakan salah satu bentuk dari globalisasi. Globalisasi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, globalization. Globalisasi merupakan proses masuknya ke ruang lingkup dunia 15. Globalisasi merupakan sebuah proses yang menimbulkan transformasi budaya yang cukup unik, yang membias dari budaya aslinya, tetapi ditangkap oleh sebagian masyarakat sebagai budaya baru yang serasa pas dengan konteks situasi yang ada. Hal ini menggambarkan adanya interpretasi produk global dalam konteks lokal oleh masyarakat setempat 16. Selain itu, dalam buku The anthropology of globalization, Ted C. Lawellen mendefinisikan globalisasi sebagai pertumbuhan arus perdagangan, ekonomi, budaya, ide dan manusia oleh teknologi transportasi dan komunikasi. Hal ini juga menandakan adanya adaptasi maupun penolakan terhadap arus ini oleh pihak lokal 17. Dari penjelasan-penjelasan mengenai globalisasi di atas dapat disimpulkan bahwa budaya yang mengalami globalisasi berarti juga mengalami perubahan dari bentuk aslinya ketika ia masuk ke dalam suatu ruang yang baru. Demikian pula pada sushi ketika masuk dan berkembang di Yogyakarta telah mengalami perubahan yang disebabkan oleh proses adaptasi. Salah satu bentuk dari adaptasi yang terjadi adalah akulturasi. Akulturasi adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu 14 Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005) hlm Ibid, hlm Sutrisno, Adi, Globalisasi dan Hibridisasi, dalam Sumijati Atmosudiro dan Marsono (ed), Potret Transformasi Budaya di Era Global (Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 2005) hal 1 17 Lawellen, Ted C., The Anthropology of Globalization (United State of America: Greenwood Publishing Group, 2002), hlm. 7

8 8 kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri Tinjauan Pustaka Terdapat banyak penelitian yang membahas mengenai perkembangan budaya Jepang. Beberapa dari penelitian tersebut menjadi acuan dalam penelitian skripsi ini, antara lain Popularization and Localization of Sushi in Singapore: An Ethnographic Survey, Penyebaran Takoyaki di Yogyakarta dan Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Kemunculan Komunitas Pecinta Budaya Populer Jepang di Yogyakarta. Penelitian yang berjudul Popularization and Localization of Sushi in Singapore: An Ethnographic Survey merupakan sebuah penelitian yang ditulis oleh Wai-Ming NG, seorang asisten profesor program studi Jepang di National University of Singapore. Penelitian ini dimuat dalam New Zealand Journals of Asian Studies 3 pada tahun Penelitian ini menjelaskan bahwa meskipun sushi telah menjadi sangat populer di Singapura, tetapi sushi baru diterima oleh beberapa kalangan saja. Sushi juga telah mengalami perubahan baik dari segi rasa, konsumsi, dan harga. Lokalisasi ini merupakan kunci kepopuleran sushi di Singapura. 18 Koentjaraningrat, op.cit., 248

9 9 Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang berjudul Penyebaran Takoyaki di Yogyakarta ditulis oleh Alfiani Wulan Kurniawati Haryono mahasiswa jurusan sastra Jepang UGM pada tahun Penelitian ini menunjukkan bahwa takoyaki adalah salah satu makanan Jepang yang mulai dikenal luas oleh masyarakat di Yogyakarta pada tahun Usaha takoyaki masih dalam tahap perkembangan sehingga takoyaki di Yogyakarta belum menjadi makanan yang sepopuler dengan budaya populer Jepang lainnya, seperti anime, manga, dan dorama. Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Kemunculan Komunitas Pecinta Budaya Populer Jepang di Yogyakarta adalah judul penelitian yang ditulis oleh Prima Nur Cahyaningrum mahasiswa sastra Jepang UGM pada tahun Penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh budaya populer Jepang, peran media massa, pengaruh Soft Power Jepang, serta motif individu untuk masuk dalam suatu komunitas cinta budaya Jepang merupakan faktor-faktor yang melatarbelakangi kemunculan komunitas pecinta budaya populer Jepang di Yogyakarta. Kemunculan komunitas ini memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif meliputi adanya tempat bagi munculnya ide-ide dan kreativitas baru, serta penyaluran hobi sehingga mengurangi kecenderungan aksi yang tidak bertanggung jawab dalam masyarakat. Dampak negatifnya adalah munculnya sikap ekslusif akan kelompoknya. Setelah mengkaji penelitian-penelitian tersebut, penulis berusaha memperkaya penelitian yang sebelumnya. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini mengungkapkan perkembangan sushi di Yogyakarta serta faktor-

10 10 faktor yang melatarbelakanginya. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai penambah referensi penelitian tentang budaya Jepang yang berkaitan dengan budaya kuliner, khususnya sushi. 1.6 Metode Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan bahwa Kota Yogyakarta merupakan pusat dari provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu, lokasi ini dekat dengan keseharian peneliti, sehingga memudahkan dalam melakukan penelitian Teknik Pengumpulan Data Data adalah sesuatu yang diperoleh melalui suatu teknik pengumpulan data yang akan diolah dan dianalisis yang selanjutnya akan menghasilkan suatu hal yang dapat menggambarkan sesuatu 19. Dalam penelitian ini terdapat data kualitatif. Teknik pengumpulan data tersebut dilakukan dengan beberapa cara, yakni : 1. Wawancara yaitu memperoleh informasi secara langsung kepada tujuh orang konsumen sushi di Yogyakarta. Pemilihan tersebut dilaksanakan berdasarkan beberapa kategori, yakni umur, latar belakang pendidikan, 19 Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010) hlm. 135

11 11 dan pekerjaan. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara terhadap beberapa pemilik atau suvervisor restoran sushi di Kota Yogyakarta. Restoran-restoran ini dipilih berdasarkan kelas restoran tersebut dan keunikan masing-masing restoran. Beberapa restoran sushi yang menjadi sumber data dalam penelitian ini antara lain: a. Kawaii sushi Kawaii sushi merupakan restoran sushi yang menjual sushi sebagai menu utamanya. Kawaii sushi berlokasi di SPBU COCO, Jalan Lempuyangan, Baciro. Alasan pemilihan restoran ini sebagai salah satu sumber data adalah keunikan dari restoran ini yang membuat sushi dengan rasa Indonesia. Hal ini disebutkan dengan jelas dalam moto restoran ini yakni, Japanese Food, Indonesian Taste yang berarti Makanan Jepang, Rasa Indonesia. b. Sushi Story Sushi Story merupakan salah satu restoran sushi di Yogyakarta yang sedang naik daun. Restoran ini memiliki dua outlet, yakni di Galeria Mall lantai 1 dan di Jalan Seturan. Alasan pemilihan restoran ini adalah selain konsep restoran ini yang menjual sushi dengan harga yang cukup terjangkau. Sushi Story juga beberapa kali mengisi stand di acara-acara Kejepangan di Yogyakarta. Meskipun sushi merupakan menu utama, kini restoran ini telah menyediakan beberapa menu lain, seperti Ramen, Takoyaki dan Okonomiyaki.

12 12 c. Takigawa Resto Takigawa Resto merupakan restoran Jepang yang telah membuka restorannya di pelbagai kota di Indonesia, antara lain Jakarta, Bandung, Balikpapan serta Yogyakarta. Takigawa Resto Yogyakarta dibuka pada Maret 2011 bertempatkan di Jalan Wolter Monginsidi No 23. Pemilihan Takigawa Resto sebagai salah satu sumber data dikarenakan Takigawa Resto merupakan salah satu restoran Jepang yang cukup elite di Yogyakarta dan telah mempunyai banyak cabang di Indonesia. d. Silla Resto Silla Resto merupakan sebuah restoran campuran masakan Korea, Jepang, dan China. Restoran ini terletak di Jalan Arteri ( Ring Road Utara) No 33. Pemilihan Silla Resto sebagai salah satu sumber data dikarenakan Silla Resto merupakan salah satu restoran yang telah menjual sushi cukup lama dan cukup dikenal di kalangan konsumen sushi. e. Sushi Kaki Lima Sushi Kaki Lima awalnya berlokasi di Jalan Prof. Yohanes Sagan (timur Galleria Mall), tetapi saat ini Sushi Kaki Lima berlokasi di Jalan Merican Baru nomor 27. Pemilihan Sushi Kaki Lima karena harganya yang terjangkau, dan meskipun sekarang telah mempunyai ruangan seperti layaknya restoran, tetapi restoran ini tetap menggunakan gerobak.

13 13 2. Observasi yaitu dengan terjun langsung ke pelbagai restoran yang menjual sushi. Selain itu, peneliti juga telah tinggal di Yogyakarta sejak Agustus 2009 hingga sekarang, sehingga secara tidak langsung telah melakukan observasi terhadap restoran-restoran sushi yang ada di Yogyakarta dalam kurun waktu tersebut. Data-data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis untuk menjawab masalah penelitian. Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data-data yang telah terkumpul ke dalam kategori, menginterpretasikan sehingga dapat merumuskan sesuatu hipotesis Sistematika Penyajian Hasil penelitian yang berjudul Kepopuleran Sushi di Yogyakarta ini akan terdiri dari 4 bab. Bab 1 akan memuat penjelasan mengenai pendahuluan, yang terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup, landasan teori, tinjauan pustaka, metode penelitian serta sistematika penyajian. Bab 2 akan memuat mengenai penjelasan sushi secara umum. Penjelasan tersebut antara lain adalah mengenai apakah penjelasan mengenai apa sushi itu, sejarah sushi serta perkembangan sushi secara umum di dunia. Bab 3 akan menjelaskan hasil analisis dari penelitian ini, yakni merupakan penjabaran bagaimana sushi masuk ke kota Yogyakarta. Berikutnya, bab ini akan 20 Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remadja Karya CV, 1989), hlm. 112

14 14 menjabarkan dalam bagaimana sushi di kota Yogyakarta berkembang serta faktorfaktor apa saja yang mendukung perkembangan tersebut. Terakhir, pada bab 4 berisi kesimpulan dari keseluruhan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. promosi sehingga dapat diterima masyarakat dengan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. promosi sehingga dapat diterima masyarakat dengan cepat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya populer yaitu budaya yang terjadi karena adanya budaya massa. Budaya massa lahir karena adanya masyarakat (massa) yang menggeser masyarakat berbasis tradisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menunjukkan skala berkembang, tumbuh besar, mempercepat dan memperdalam dampak arus dan pola interaksi sosial antar benua (Held dan McGrew, 2002:12). Globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surakarta selain dikenal sebagai kota batik, juga populer dengan keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki kekhasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan

Lebih terperinci

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebudayaan sebagai warisan leluhur yang dimiliki oleh masyarakat setempat, hal ini memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rempah-rempah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan manusia di dunia. Kehidupan masyarakat Indonesia pun sangat dekat dengan beragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Globalisasi adalah proses di mana manusia akan bersatu dan menjadi satu masyarakat tunggal dunia, masyarakat global (Albrow, 1990: 9). Globalisasi telah membawa perubahan

Lebih terperinci

2015 ANALISIS SWOT DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS DI RAMEN AA BANDUNG

2015 ANALISIS SWOT DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS DI RAMEN AA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dan negara paling beragam di dunia. Terletak tepat di garis katulistiwa dengan 17.000 pulau dan 300 suku bangsa yang tersebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jepang merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan dan tradisi yang cukup dikenal oleh negara lain. Kebudayaan Jepang berhasil disebarkan ke berbagai negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion merupakan hal yang memiliki berbagai macam arti. Fashion sendiri sebenarnya tidak hanya mengacu kepada gaya berbusana saja. Dengan kata lain, fashion merujuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi

BAB I PENDAHULUAN. terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi 1 BAB I PENDAHULUAN B. LATAR BELAKANG Jepang telah menyebarkan pengaruh budayanya ke seluruh dunia terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi Jepang) dan Manga (Komik Jepang)

Lebih terperinci

inovatif, sekarang ini kita kenal rice burger yang berasal dari Jepang yang mengganti

inovatif, sekarang ini kita kenal rice burger yang berasal dari Jepang yang mengganti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burger telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Bermula dari pedagang asal Timur Tengah yang menikmati daging kambing cincang di salah satu restoran di Hamburg,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dahulu, usaha di bidang industri kuliner banyak diminati oleh para

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dahulu, usaha di bidang industri kuliner banyak diminati oleh para BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu, usaha di bidang industri kuliner banyak diminati oleh para pengusaha ataupun para individu yang ingin memulai bisnis karena diyakini memiliki prospek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan manusia yang selalu tidak puas itulah yang membuat sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan manusia yang selalu tidak puas itulah yang membuat sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan dunia yang pesat sekarang ini. Banyak orang yang lebih menginginkan sesuatu yang lebih baik dan terus meningkat. Tidak banyak pula dari mereka yang

Lebih terperinci

Pusat pembangunan sekaligus pusat pertumbuhan ekonomi nasional telah berkembang begitu pesat terutama pada industri restoran. Data di atas menunjukan

Pusat pembangunan sekaligus pusat pertumbuhan ekonomi nasional telah berkembang begitu pesat terutama pada industri restoran. Data di atas menunjukan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan makanan selalu menjadi salah satu kebutuhan utama. Dengan melihat ini, pengusaha dapat menjadikan prospek berbisnis berupa restoran. Restoran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat bekerja, manusia mengandalkan fisik dan mental untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat bekerja, manusia mengandalkan fisik dan mental untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekerja merupakan proses mental dan fisik dalam mencapai beberapa tujuan yang produktif (Anoraga, 1998). Bekerja sudah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya, Nina W. Syam (2012 : 234) berpendapat,

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya, Nina W. Syam (2012 : 234) berpendapat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini budaya Korea Selatan sedang menjadi topik pembicaraan tidak hanya di Indonesia tetapi di berbagai negara. Khususnya karena booming musik K-POP nya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap hari khalayak mengakses televisi. Menurut data BPS tahun 2006 yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menunjukkan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin cepatnya arus informasi pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air berasal dari Negeri Sakura alias Jepang. Jenis-jenisnya pun beragam, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. air berasal dari Negeri Sakura alias Jepang. Jenis-jenisnya pun beragam, mulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Istilah Pop Culture atau Budaya Populer sudah bukan merupakan kata-kata yang asing lagi di telinga kita. Secara umum, istilah tersebut dapat dimaknai sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara yang terkenal karena banyak hal, salah satunya adalah bidang hiburan. Baik budaya tradisional maupun modern yang dihasilkannya sering kali berhasil

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. Kucingan Sushi. (Kuliner Jepang Pas di Kantong) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN.

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. Kucingan Sushi. (Kuliner Jepang Pas di Kantong) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN. USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Kucingan Sushi (Kuliner Jepang Pas di Kantong) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : Arrow Aviani Ramadhan Ratri Islamawardani Teguh Prawiro (C12.2010.00319)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang terbesar di dunia, yang terdiri dari 5 pulau besar dan belasan ribu pulau kecil lainnya. Negara kepulauan yang terletak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. permintaan atas penyedia makanan siap saji meningkat, disamping itu faktor

I. PENDAHULUAN. permintaan atas penyedia makanan siap saji meningkat, disamping itu faktor I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan perubahan yang cukup signifikan pada gaya hidup masyarakat. Perubahan ini juga terlihat pada pola konsumsi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh negara lain mulai dari. ekonomi, globalisasi dapat diketahui dari satu pihak yang akan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh negara lain mulai dari. ekonomi, globalisasi dapat diketahui dari satu pihak yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi merupakan fenomena dimana masyarakat saat ini mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh negara lain mulai dari bidang politik, sosial, budaya, dan juga ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti saat ini, pemanfaatannya sangat cepat dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti saat ini, pemanfaatannya sangat cepat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada era globalisasi seperti saat ini, pemanfaatannya sangat cepat dan menghasilkan inovasi - inovasi baru yang harus

Lebih terperinci

PERILAKU MAHASISWA DALAM MEMILIH TEMPAT MAKAN BERCIRI INTERNASIONAL. Oleh : Muliasari Pinilih 1, Intan Shaferi 2. Abstrak

PERILAKU MAHASISWA DALAM MEMILIH TEMPAT MAKAN BERCIRI INTERNASIONAL. Oleh : Muliasari Pinilih 1, Intan Shaferi 2. Abstrak PERILAKU MAHASISWA DALAM MEMILIH TEMPAT MAKAN BERCIRI INTERNASIONAL Oleh : Muliasari Pinilih 1, Intan Shaferi 2 1 Dosen STMIK AMIKOM Purwokerto 2 Dosen Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan di masyarakat akan mempengaruhi pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan di masyarakat akan mempengaruhi pengetahuan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, masuknya budaya asing ke Indonesia menyebabkan pengaruh yang berdampak pada gaya hidup dan pola makan serta kebudayaan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan. hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan. hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan dijadikan milik diri manusia dengan belajar. 1

Lebih terperinci

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, negara-negara di dunia sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam berbagai hal. Perkembangan yang pesat ini kerap kali disebut globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara memasak yang berkembang di Jepang dan. menggunakan bahan-bahan makanan yang diambil dari wilayah Jepang dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara memasak yang berkembang di Jepang dan. menggunakan bahan-bahan makanan yang diambil dari wilayah Jepang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Masakan Jepang ( 日本料理 nihon ryōri, nippon ryōri) adalah makanan yang dimasak dengan cara memasak yang berkembang di Jepang dan menggunakan bahan-bahan makanan

Lebih terperinci

RINGKASAN SUSHI. dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah

RINGKASAN SUSHI. dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah RINGKASAN SUSHI Salah satu makanan Jepang yang sangat digemari oleh banyak orang baik dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makan untuk memasarkan produk produk makanan dari perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. makan untuk memasarkan produk produk makanan dari perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar bisa menjadi pasar yang sangat potensional bagi perusahaan perusahaan restoran, kafe, ataupun rumah makan untuk memasarkan

Lebih terperinci

2016 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA RUMAH MAKAN SAUNG POJOK DADAHA KOTA TASIKMALAYA

2016 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA RUMAH MAKAN SAUNG POJOK DADAHA KOTA TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri pariwisata dapat menghasilkan manfaat ekonomi yang sangat besar baik bagi negara, bagi wilayah setempat yang bersangkutan, maupun bagi negara asal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. minuman sangatlah besar. Jumlah penduduk yang semakin besar dan terus

BAB 1 PENDAHULUAN. minuman sangatlah besar. Jumlah penduduk yang semakin besar dan terus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, persaingan usaha bisnis makanan dan minuman sangatlah besar. Jumlah penduduk yang semakin besar dan terus bertambah juga meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuliner bukan lagi dianggap dunianya chef yang mengukir buah dan sayuran untuk hiasan makanan, atau sekelompok ibu-ibu yang gemar memasak makanan, tapi sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ide baru untuk menemukan cara-cara baru untuk melihat masalah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. ide baru untuk menemukan cara-cara baru untuk melihat masalah dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Zimmerer, Scarborough, & Wilson dalam Wijatno (2009: 42) kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan suatu gagasan atau ide baru untuk menemukan cara-cara

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan terluas di dunia dengan lebih dari 17.000 Pulau serta dengan luas perairan yang berupa danau, selat, teluk serta lautan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan 116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 155 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang berjudul PENGARUH KOREAN WAVE TERHADAP PERUBAHAN GAYA HIDUP REMAJA (Studi Kasus terhadap Grup Cover

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alternatif yang sering dilakukan adalah dengan membuat suatu bisnis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Alternatif yang sering dilakukan adalah dengan membuat suatu bisnis yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, semakin banyak lulusan perguruan tinggi baik Sarjana maupun Diploma. Sedangkan penyediaan tenaga kerja tidak sepenuhnya dapat menampung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, distirbusi informasi serta mobilitas manusia menjadi lebih mudah. Hal ini merupakan dampak langsung dari adanya pengembangan

Lebih terperinci

PROSPEK USAHA AGRO OUTLET MAKANAN JAJANAN TRADISIONAL KHAS SUNDA DAN KENDALANYA. Ana

PROSPEK USAHA AGRO OUTLET MAKANAN JAJANAN TRADISIONAL KHAS SUNDA DAN KENDALANYA. Ana PROSPEK USAHA AGRO OUTLET MAKANAN JAJANAN TRADISIONAL KHAS SUNDA DAN KENDALANYA Ana Pengembangan usaha kecil menengah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari usaha pemerintah untuk pemerataan pembangunan

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS TELO UNGU

TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS TELO UNGU TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS TELO UNGU Disusun oleh : Nama : Sinta Gionofi Noya NIM : 10.01.2765 Kelas : D3/TI-2B D3 TEKNIK INFORMATIKA TAHUN AJARAN 2010/2011 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dinikmati oleh koloni-koloni Belanda yang pada masa itu ketika menjajah. yang diambil adalah Kolonial Belanda.

BAB V KESIMPULAN. dinikmati oleh koloni-koloni Belanda yang pada masa itu ketika menjajah. yang diambil adalah Kolonial Belanda. BAB V KESIMPULAN 5.1. Ide Gagasan Terispirasi dari rijsttafel, yaitu kemewahan pesta makan nan elegan khas orang kaya pada masa kolonial Belanda sekaligus menampilkan keanekaragaman seni kuliner Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Logistik Nasional memiliki peran strategis dalam menyelaraskan kemajuan antar sektor ekonomi dan antar wilayah demi terwujudnya sistem pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 Villia Octariana Putri Binus University, Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN Alasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya tarik utama wisata kuliner adalah produk makanan. Produk makanan merupakan hasil proses pengolahan bahan mentah menjadi makanan siap di hidangkan melalui kegiatan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan maksud tertentu oleh seseorang kepada orang lain. Dengan kata lain, untuk berkomunikasi. Menurut Keraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi, maka kehadiran makanan siap saji semakin memanjakan konsumen dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pola konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam yang dapat memberikan sumber zat gizi yang cukup bagi tubuh, dengan adanya program

Lebih terperinci

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF I.1 Deskripsi Konsep Bisnis Konsep bisnis yang akan dibuat adalah sejenis Korean Street Food atau dinamakan Pojangmacha. Pemilihan industri makanan dipilih sebagai perencanaan

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM : Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT Nama : Dewi Ratnasari NPM : 11210912 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Manajemen Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Serat pangan adalah makanan berbentuk karbohidrat kompleks yang banyak terdapat pada dinding sel tanaman pangan. Serat pangan tidak dapat dicerna dan tidak diserap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Latar belakang..., Ardhanariswari, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Latar belakang..., Ardhanariswari, FIB UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Novel Shitsurakuen karya Watanabe Jun ichi adalah sebuah karya yang relatif baru dalam dunia kesusastraan Jepang. Meskipun dianggap sebagai novel yang kontroversial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi untuk menyampaikan ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk mengungkapkan kembali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, Indonesia dihadapi dengan berbagai pengaruh, terutama pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, Indonesia dihadapi dengan berbagai pengaruh, terutama pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, Indonesia dihadapi dengan berbagai pengaruh, terutama pengaruh yang berasal dari luar Indonesia. Globalisasi merupakan istilah yang semakin gencar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura memiliki posisi yang sangat baik di pertanian Indonesia, karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi serta nilai tambah daripada komoditas lainnya.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan penggemar boyband Korea

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan penggemar boyband Korea 65 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Aktivitas-aktivitas yang dilakukan penggemar boyband Korea menunjukkan perilaku fanatisme sebagai penggemar. Aktivitas-aktivitas tersebut meliputi mengikuti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Tato merupakan salah satu karya seni rupa dua dimensi yang layak untuk dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TUJUAN DAN KONSEP EVENT. Tema yang akan diangkat dalam acara HM Ethnic and Cultural Expo 13

BAB 2 TUJUAN DAN KONSEP EVENT. Tema yang akan diangkat dalam acara HM Ethnic and Cultural Expo 13 BAB 2 TUJUAN DAN KONSEP EVENT 2.1 Tema dan Konsep Event Tema yang akan diangkat dalam acara HM Ethnic and Cultural Expo 13 adalah mengenai Culinary Art. Seni kulinari adalah seni memasak. Seni kulinari

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti akal atau budi dan dapat diartikan sebagai hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dilihat baik dipasar domestik (nasional) atau di pasar

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dilihat baik dipasar domestik (nasional) atau di pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam zaman atau era globalisasi ini persaingan bisnis sangat kompetitif dan tidak dapat dilihat baik dipasar domestik (nasional) atau di pasar internasional/global.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penulisan skripsi ini berangkat dari pengamatan dan kesan penulis ketika melihat sikap dan tingkah laku anak muda yang cenderung tidak mengenal dan tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu hal dalam adat istiadat yang menjadi kebiasaan turun temurun yang erat hubungannya dengan masyarakat di setiap negara. Dengan adanya keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Jember fashion..., Raudlatul Jannah, FISIP UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Jember fashion..., Raudlatul Jannah, FISIP UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan 7 sub bab antara lain latar belakang penelitian yang menjelaskan mengapa mengangkat tema JFC, Identitas Kota Jember dan diskursus masyarakat jaringan. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang kreatif dalam membuat

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang kreatif dalam membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang kreatif dalam membuat cenderamata yang unik khas kota Bandung. Begitu pula para wisatawan kota Bandung yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan melihat fenomena yang terjadi dunia saat ini, dimana perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan melihat fenomena yang terjadi dunia saat ini, dimana perdagangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan melihat fenomena yang terjadi dunia saat ini, dimana perdagangan pasar bebas mulai terbuka dikarenakan oleh dampak globalisasi yang terjadi sekarang. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini semakin tingginya kesadaran khalayak untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini semakin tingginya kesadaran khalayak untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini semakin tingginya kesadaran khalayak untuk mendapatkan informasi serta perkembangan teknologi yang begitu cepat membuat dunia jurnalistik berkembang pesat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada garis khatulistiwa. Hal ini mempengaruhi segi iklim, dimana Indonesia hanya memiliki 2 musim

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1 Occupation of Japan : Policy and Progress (New York: Greenwood Prees,1969), hlm 38.

1. PENDAHULUAN. 1 Occupation of Japan : Policy and Progress (New York: Greenwood Prees,1969), hlm 38. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II menyebabkan negara ini kehilangan kedaulatannya dan dikuasai oleh Sekutu. Berdasarkan isi dari Deklarasi Potsdam, Sekutu sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target

BAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Majalah merupakan salah satu dari bentuk media massa yang memiliki fungsi untuk menyampaikan komunikasi kepada khalayak yang bersifat massal. Majalah memiliki

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Tuanmuda Takoyaki, outlet kuliner Jepang yang sukses dilahirkan normal tanpa sengaja di sudut kota Yogyakarta, tepatnya pada jam 9 tanggal 9 bulan 9 tahun 2009

Lebih terperinci

Indeks Kepercayaan Konsumen Indonesia Tertinggi dan Optimisme Masyarakat Jumat, 14 Juni 2013

Indeks Kepercayaan Konsumen Indonesia Tertinggi dan Optimisme Masyarakat Jumat, 14 Juni 2013 Indeks Kepercayaan Konsumen Indonesia Tertinggi dan Optimisme Masyarakat Jumat, 14 Juni 2013 Consumer confidence Index (Indeks Kepercayaan Konsumen) merupakan salah satu indikator ekonomi yang mengukur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuliner berkaitan erat dengan proses dalam menyiapkan makanan atau memasak yang merupakan kegiatan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Beberapa antropolog

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih luas dari sekedar sumber nutrisi. Terkait dengan kepercayaan, status, prestise, kesetiakawanan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu

BAB I. Pendahuluan. Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu BAB I Pendahuluan I. Latar Belakang Tesis ini menjelaskan tentang perubahan identitas kultur yang terkandung dalam Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di jaman sekarang ini budaya asing sangat besar pengaruhnya terhadap kebudayaan di Indonesia. Salah satunya adalah budaya Barat. Tetapi seiring berubahnya waktu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan memasak timbul karena adanya kebutuhan manusia yang tidak bisa lepas akan makanan. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow menjelaskan bahwa makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diri bangsa. Wujud budaya yang terdiri atas ide, benda, dan aktivitas khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. diri bangsa. Wujud budaya yang terdiri atas ide, benda, dan aktivitas khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik adalah budaya Indonesia yang menjadi salah satu ciri khas dan jati diri bangsa. Wujud budaya yang terdiri atas ide, benda, dan aktivitas khususnya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan informasi di era globalisasi ini, komunikasi menjadi sebuah kegiatan penting. Informasi sangat dibutuhkan dalam mendukung

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Budaya kebudayaan

1.1 Latar Belakang Budaya kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri, mulai dari lagu kedaerahan, pakaian adat, rumah adat sampai ke makanan

Lebih terperinci

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) A. Latar Belakang Masalah Setiap agama bagi para pemeluknya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dipasarkan. Dalam era teknologi informasi, keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dipasarkan. Dalam era teknologi informasi, keberhasilan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman serta ilmu pengetahuan dan teknologi, perusahaan dituntut untuk melakukan inovasi dan kreativitas terhadap produk yang akan dipasarkan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui Smartphone. Mulai dari chatting, jejaring sosial, bermain game,

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui Smartphone. Mulai dari chatting, jejaring sosial, bermain game, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada jaman era ponsel pintar sekarang ini, banyak hal yang bisa dilakukan melalui Smartphone. Mulai dari chatting, jejaring sosial, bermain game, membaca berita

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK GERAK TARI KREASI GEUNTA PADA SANGGAR SEULAWEUET

ANALISIS BENTUK GERAK TARI KREASI GEUNTA PADA SANGGAR SEULAWEUET ANALISIS BENTUK GERAK TARI KREASI GEUNTA PADA SANGGAR SEULAWEUET Rina Syafriana 1*, Tri Supadmi 1, Aida Fitri 1 1 Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zaman globalisasi saat ini banyak kemajuan dan perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis modern. Perubahan yang terjadi ditandai dengan adanya kemajuan teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan menarik bagi sebagian orang adalah mencoba berbagai makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mempengaruhi jenis kuliner daerah masing-masing. Wisata kuliner atau

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mempengaruhi jenis kuliner daerah masing-masing. Wisata kuliner atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman daya tarik wisata seperti alam, pendidikan, religi dan kuliner. Indonesia memiliki banyak suku dan budaya sehingga mempengaruhi jenis

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN 2.1 Uraina Tentang Seni Kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Menurut kajian ilmu di eropa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan salah satu seni budaya Indonesia yang sudah menyatu dengan masyarakat Indonesia sejak beberapa abad lalu. Batik menjadi salah satu jenis seni kriya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN kali peperangan di seluruh dunia. Kemudian sejak abad 19, manusia mulai

BAB I PENDAHULUAN kali peperangan di seluruh dunia. Kemudian sejak abad 19, manusia mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak zaman dahulu manusia tak henti-hentinya berperang. Bahkan menurut catatan sejarah, sejak 6000 tahun yang lalu sudah terjadi lebih dari 15.000 kali peperangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris. Bahasa Mandarin digunakan oleh lebih dari satu miliar orang di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris. Bahasa Mandarin digunakan oleh lebih dari satu miliar orang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bahasa Mandarin telah menjadi bahasa internasional kedua setelah Bahasa Inggris. Bahasa Mandarin digunakan oleh lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia.

Lebih terperinci

SUDAH SAATNYA UNTUK BERUBAH Ima Normalia Kusmayanti (Dikompilasikan dalam tugas Sociolinguistics -2003)

SUDAH SAATNYA UNTUK BERUBAH Ima Normalia Kusmayanti (Dikompilasikan dalam tugas Sociolinguistics -2003) SUDAH SAATNYA UNTUK BERUBAH Ima Normalia Kusmayanti (Dikompilasikan dalam tugas Sociolinguistics -2003) Secara bertahap kita sedang memasuki era globalisasi dimana komunikasi global sudah menjadi trend

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini, semakin pesat perkembangan teknologi informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini, semakin pesat perkembangan teknologi informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, semakin pesat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di dunia, disertai pula dengan adanya deregulasi keuangan, telah menghilangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi kreatif merupakan pengembangan konsep berdasarkan modal kreatifitas yang dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut Presiden Susilo Bambang

Lebih terperinci