BAB I PENDAHULUAN. promosi sehingga dapat diterima masyarakat dengan cepat.
|
|
- Hadi Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya populer yaitu budaya yang terjadi karena adanya budaya massa. Budaya massa lahir karena adanya masyarakat (massa) yang menggeser masyarakat berbasis tradisi, sehingga budaya populer sering disebut juga dengan budaya massa. Dalam budaya massa, semua bersifat massal yang dikonsumsi oleh semua orang (Strinati, 2007 : 16). Produk budaya populer mempunyai kekuatan promosi sehingga dapat diterima masyarakat dengan cepat. Budaya populer muncul di Jepang setelah media terutama televisi dan radio mulai dikenal. Produk dari media tersebut seperti acara televisi dan radio serta iklan dari produk-produk industri pun kemudian mempengaruhi masyarakat, menjadi tren, digemari, bahkan menjadi konsumsi sehari-hari. Beberapa produk budaya populer Jepang antara lain berupa manga 1, film, musik, anime 2, game, fashion, dan lainnya. Produk-produk budaya populer Jepang mulai menyebar ke seluruh dunia dan memiliki pengaruh dalam banyaknya jumlah pembelajar Bahasa Jepang di seluruh dunia. Ketertarikan dalam budaya populer Jepang meningkat tajam di Amerika, bahkan terdapat artikel dengan judul Learning Japanese, once about resumes, is 1 Komik dalam Bahasa Jepang 2 Animasi dalam Bahasa Jepang 1
2 now about cool di halaman depan The Wall Street Journal. Ada juga jurnal di tahun 2009 yang menyebutkan bahwa semakin banyak pelajar yang menyebutkan kebudayaan populer Jepang seperti anime, manga, J-Pop dan lainnya sebagai alasan pembelajaran Bahasa Jepang (Kinnen, nihongo gakushuu no keiki ni animeeshon, manga, J-Pop nado no nihon no gendaibunka o ageru gakusei ga zouka shiteiru.). Pengaruh budaya populer Jepang dirasakan di Indonesia setelah produknya seperti film dan musik mulai memasuki media seperti televisi. Media televisi dapat dijangkau oleh siapa saja sehingga budaya populer Jepang ini dapat dinikmati oleh siapa pun, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Hal tersebut memicu produk budaya populer Jepang lainnya semakin berkembang di Indonesia, selain melalui televisi, merambah ke radio, permainan, buku dan sebagainya. Semakin banyaknya produk budaya populer Jepang masuk ke Indonesia, semakin banyak pula penggemarnya di Indonesia. Para penggemar budaya populer Jepang ini mulai membentuk komunitas pencinta budaya populer Jepang yang biasanya dikenal dengan komunitas Jejepangan sehingga mereka bisa saling bertukar informasi, berdiskusi, belajar dan lainnya. Komunitas Jejepangan biasanya hanya mengambil satu budaya populer Jepang sebagai inti dari komunitas tersebut, contohnya komunitas Seigiryu Kenbujutsu Indonesia yang fokus pada olahraga Kendo, komunitas Amanogawa yang fokus pada kegiatan cosplay (berpakaian dan memainkan peran sesuai karakter atau tokoh fiksi anime, komik, film dan lainnya), komunitas Igo yang fokus pada kegiatan Igo (semacam olahraga catur dari Jepang) dan lainnya. 2
3 Anggota komunitas Jejepangan berasal dari berbagai kalangan meskipun sebagian besar tentu saja berasal dari pelajar dan mahasiswa. Yogyakarta yang merupakan kota pelajar pun tentu saja memiliki komunitas Jejepangan karena banyak sekali mahasiswa yang menyukai kebudayaan populer Jepang. Di Yogyakarta, tepatnya di kampus Universitas Gadjah Mada, komunitas Jejepangan biasanya terbentuk untuk kalangan internal saja, contohnya hanya untuk mahasiswa di satu fakultas atau jurusan tertentu. Mengetahui hal ini, beberapa mahasiswa UGM lintas fakultas pun memiliki ide untuk membentuk komunitas Jejepangan yang meliputi satu universitas agar ruang lingkupnya lebih luas. Pada November 2011 terbentuklah komunitas Gadjah Mada Bunka Taika atau yang biasa disebut GAMABUNTA. Gamabunta beranggotakan mahasiswa UGM dari berbagai jurusan, fakultas dan angkatan, bahkan mahasiswa dari universitas lain di Yogya pun ikut bergabung. Sampai Desember 2014, tercatat anggota Gamabunta lebih dari 750 orang (Gamabunta, 2015). Anggota komunitas Jejepangan tentu saja menyukai Jepang dan banyak dari mereka yang tertarik untuk mempelajari Bahasa Jepang secara lebih mendalam, termasuk anggota komunitas Gamabunta. Sebagian dari anggota Gamabunta berasal dari Bahasa dan Sastra Jepang UGM sehingga belajar Bahasa Jepang melalui pendidikan formal. Sebagian anggota lain belajar saat menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) di sekolahnya. Sedangkan anggota lainnya ada yang pernah tinggal di Jepang, ada juga yang belajar melalui pendidikan non formal seperti kursus dan ada juga yang belajar sendiri melalui buku-buku yang dijual di pasaran alias autodidak. Beberapa anggota Gamabunta 3
4 yang belajar Bahasa Jepang melalui pendidikan non formal bahkan memiliki sertifikat lulus JLPT 3 yang beragam, mulai dari level N5 sampai level N1. Banyaknya anggota Gamabunta yang mempelajari Bahasa Jepang dan memiliki sertifikat JLPT membuat peneliti tertarik untuk mengetahui latar belakang mereka belajar Bahasa Jepang dan pengaruh positif mengikuti komunitas Jejepangan seperti Gamabunta dalam pembelajaran Bahasa Jepang mereka. Tema ini dipilih karena peneliti pernah menjadi bagian dari komunitas Gamabunta sehingga memudahkan komunikasi dan pencarian data. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh positif komunitas Gamabunta dalam pembelajaran Bahasa Jepang non formal untuk anggota Gamabunta. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah disebutkan, rumusan masalah yang akan dibahas di penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apa latar belakang dan motivasi anggota Gamabunta mempelajari Bahasa Jepang melalui pendidikan non formal atau secara autodidak? 2. Apakah ada pengaruh positif dari keikutsertaan komunitas Gamabunta dalam pembelajaran Bahasa Jepang anggota Gamabunta? 3 JLPT adalah singkatan dari The Japanese Language Proficiency Test yang ditawarkan oleh Japan Foundation dan Japan Educational Exchanges and Services sejak 1984 sebagai sarana evaluasi dan sertifikasi tepercaya kemampuan Bahasa Jepang untuk non penutur asli. Sertifikat JLPT adalah bukti resmi pembelajaran Bahasa Jepang sehingga dapat digunakan untuk pengajuan pekerjaan dan pendidikan. JLPT memiliki lima level yaitu N5, N4, N3, N2 dan N1 dimana N5 adalah level yang paling mudah dan N1 adalah level yang paling sulit. Setiap level akan diujikan empat kompetensi yang sama namun berbeda porsi di setiap levelnya yaitu kosakata, tata bahasa, membaca dan mendengar. Setiap level memiliki skor minimal yang harus dipenuhi untuk bisa lulus level tersebut. Sertifikat JLPT bersifat internasional sehingga dapat digunakan hampir di seluruh dunia. 4
5 1.3 Ruang Lingkup Penelitian Objek penelitian ini dibatasi hanya untuk anggota aktif komunitas Gamabunta yang masih tercatat sebagai mahasiswa aktif di Universitas Gadjah Mada angkatan 2008 sampai 2014, mempelajari Bahasa Jepang bukan sebagai mahasiswa Bahasa dan Sastra Jepang UGM antara tahun 2009 sampai 2014, dan memiliki sertifikat JLPT melalui pendidikan Bahasa Jepang non formal 4. Lokasi penelitian dibatasi di D.I.Y. Pembatasan penelitian dilakukan agar materi penelitian tidak terlalu luas dan hasil penelitian lebih lengkap dan rinci. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut, 1) Menjelaskan latar belakang dan motivasi anggota Gamabunta mempelajari Bahasa Jepang melalui pendidikan non formal atau secara autodidak, 2) Mengetahui adanya pengaruh positif dari keikutsertaan komunitas Gamabunta dalam pembelajaran Bahasa Jepang anggota Gamabunta. 1.5 Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai pembelajaran Bahasa Jepang di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan studi kasus komunitas Jejepangan telah beberapa kali diteliti oleh Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Pusat Studi Jepang Universitas Gadjah Mada. Penelitian-penelitian tersebut diwujudkan dalam bentuk skripsi dan laporan penelitian. 4 Kegiatan di luar jalur sekolah atau tidak resmi yang membantu meningkatkan keterampilan ( 5
6 Pada tahun 1994, terdapat laporan penelitian berjudul Perkembangan Bahasa Jepang di Propinsi DIY dan Jawa Tengah oleh Tim Peneliti Pusat Studi Jepang (PSJ) UGM (Salam dkk.). Laporan penelitian tersebut membahas tentang faktor pendorong berkembangnya Bahasa Jepang, motivasi masyarakat yang mempelajari Bahasa Jepang, informasi lembaga-lembaga pengajaran Bahasa Jepang, permasalahan dan prospek pembelajaran Bahasa Jepang serta dampak perkembangan Bahasa Jepang di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah terhadap pembangunan nasional. Penelitian dilakukan dengan cara mewawancarai dan menyebar angket kepada peserta, guru dan pemilik penyelenggara pengajaran Bahasa Jepang, serta observasi langsung di tempat. Penelitian tersebut membantu penulis dalam ide penulisan dan data awal penelitian ini. Penelitian studi kasus komunitas dalam bentuk skripsi dilakukan oleh Prima Nur Cahyaningrum (2009) dengan judul Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Kemunculan Komunitas Pencinta Budaya Populer Jepang di Yogyakarta (Studi Kasus Tiga Komunitas Pencinta Budaya Populer Jepang di Yogyakarta). Penelitian tersebut membahas latar belakang kemunculan komunitas Jejepangan serta dampak yang ditimbulkannya dengan objek penelitian komunitas Shimatta, Hikaru dan Sinyuu di Yogyakarta. Penelitian tersebut membantu penulis dalam mendapatkan informasi dasar tentang komunitas-komunitas Jejepangan yang ada di Yogyakarta. Penelitian mengenai pembelajaran Bahasa Jepang juga sudah banyak diteliti tidak hanya di Indonesia tetapi juga Asia, bahkan di seluruh dunia. Salah satu penelitian tersebut adalah tesis berjudul Japanese Popular Culture As A Major 6
7 Motivation For Japanese Language Study oleh John Alvan Gale pada tahun Penelitian tersebut membahas tentang pengaruh budaya populer Jepang terhadap JFL (Japanese Foreign Language) dalam mempelajari Bahasa Jepang. Penelitian tersebut memiliki kemiripan dengan penelitian ini, sehingga membantu penulis dalam penulisan isi penelitian dan sumber-sumber penelitian. Perbedaan penelitian ini dengan kedua penelitian diatas adalah objek penelitiannya. Pada laporan penelitian yang dilakukan oleh Tim Peneliti PSJ UGM, permasalahan yang dibahas dan ruang lingkupnya terlalu luas serta objeknya berbeda dengan penelitian ini. Pada penelitian oleh Prima Nur Cahyaningrum, meskipun menggunakan metode penelitian yang sama yaitu studi kasus komunitas, namun rumusan masalah jauh berbeda, objeknya pun berbeda. Pada penelitian oleh John Alvan Gale, secara garis besar sangat mirip dengan penelitian ini namun penelitian tersebut membahas pengaruh dari budaya populer Jepang terhadap pembelajar Bahasa Jepang sedangkan penelitian ini membahas pengaruh dari komunitas yang terbentuk dari budaya populer Jepang tersebut. Penelitian ini menggunakan komunitas Gamabunta sebagai objek penelitian karena komunitas Gamabunta terbilang baru dan sampai tahun 2016 belum pernah digunakan dalam objek penelitian manapun. 1.6 Landasan Teori Untuk mendefinisikan budaya populer kita perlu mengkombinasikan dua istilah yaitu budaya dan populer. Definisi budaya menurut Williams yaitu pandangan hidup tertentu dari masyarakat, periode atau kelompok tertentu dan 7
8 juga bisa merujuk pada karya dan praktik-praktik intelektual (Williams via Supardan, 1983 : 90). Sedangkan kata populer diberi makna yaitu banyak disukai orang dan juga karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang (Williams via Supardan, 1983 : 237). Teori budaya populer dipakai dalam penelitian ini karena merupakan landasan komunitas Gamabunta terbentuk dan juga digunakan untuk menganalisis latar belakang pembelajaran Bahasa Jepang bagi anggota Gamabunta. Psikologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagaimana makhluk tersebut berpikir dan berperasaan (Gleitman, via Syah, 2004 : 8), sedangkan pendidikan didefinisikan sebagai seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan (Tardif, via Syah, 2004 : 10). Melihat definisi psikologi dan pendidikan yang sudah disebutkan, Tardif (1987) mendefinisikan psikologi pendidikan semata-mata sebagai ilmu terapan. Baginya, psikologi pendidikan adalah...sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan. Adapun ruang lingkupnya meliputi situasi atau tempat yang berhubungan dengan mengajar dan belajar, tahapan-tahapan dalam mengajar dan belajar, dan hasil-hasil yang dicapai oleh proses mengajar dan belajar (Syah, 2004 : 13). Penelitian ini menggunakan teori psikologi pendidikan untuk menganalisis pembelajaran Bahasa Jepang anggota Gamabunta. 8
9 Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dalam masyarakat. Setiap manusia sejak lahir telah memiliki hasrat atau keinginan dasar yaitu adanya dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia (Koentjaraningrat, 1979: 124). Oleh karena itu, manusia mempunyai kecenderungan untuk berinteraksi dengan manusia lain serta lingkungannya untuk membentuk sebuah masyarakat. Manusia adalah jenis makhluk yang juga hidup secara kolektif, yaitu disebut kehidupan berkelompok (Koentjaraningrat, 1990: 137). Penelitian studi kasus komunitas ini mengacu pada definisi komunitas sebagai suatu kesatuan hidup manusia, yang menempati suatu wilayah yang nyata, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas komunitas (Maciver, Page via Koentjaraningrat, 1979: 162). 1.7 Metode Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Universitas Gadjah Mada. UGM dipilih karena peneliti adalah salah satu civitas akademika di UGM, juga karena lokasinya di Yogyakarta yang merupakan salah satu kota pelajar di Indonesia ( UGM memiliki Fakultas Ilmu Budaya sehingga kemungkinan besar banyak mahasiswa yang belajar bahasa asing termasuk Bahasa Jepang. 9
10 1.7.2 Penentuan Informan Dalam penelitian ini, yang dijadikan informan adalah mahasiswa Universitas Gadjah Mada angkatan yang masih aktif, anggota aktif komunitas Gamabunta sampai Juli 2015, mempelajari Bahasa Jepang tahun diluar Bahasa dan Sastra Jepang UGM dan memiliki sertifikat JLPT Teknik Pengumpulan Data Metode penelitian yang akan dilakukan penulis adalah studi kasus. Penelitian studi kasus adalah prosedur penelitian terhadap satu kasus secara intensif dan mendalam. Dalam metode studi kasus psikologi pendidikan, studi kasus adalah metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh gambaran rinci mengenai aspek-aspek psikologis seorang siswa atau sekelompok siswa tertentu (Syah, 2004 : 30). Data penelitian yang dipakai adalah data primer dan sekunder. Data primer dihasilkan melalui observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder didapat dari data pustaka seperti literatur, majalah, jurnal, terutama hasil-hasil penelitian yang sudah ada (Narbuko, 2003: 138). Penelitian ini akan menggunakan jenis observasi partisipan dan wawancara bebas terpimpin. Dalam penelitian ini pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung pewawancara harus pandai mengarahkan yang diwawancarai (Narbuko, 2003: 85). 10
11 Data yang dihasilkan akan berbentuk data kualitatif. Data kualitatif umumnya adalah data yang berupa non angka, seperti kalimat-kalimat/catatan foto, rekaman suara dan gambar (Mukhtar, 2007: 92). Dalam penelitian ini, penulis sudah bergabung dengan Gamabunta sejak 2011 namun baru menjadikannya sebagai objek penelitian pada tahun Penulis berperan aktif sebagai pengurus Gamabunta sampai Januari 2013 sehingga sangat mengenal internal komunitas tersebut dan memiliki hubungan baik dengan pengurus dulu, pengurus sekarang dan anggota aktif Gamabunta yang sangat membantu dalam penelitian ini. Adanya hubungan baik penulis dengan komunitas Gamabunta membuat penulis dengan mudah mendapatkan data-data internal Gamabunta seperti jumlah dan data anggota, rancangan kegiatan, foto kegiatan dan lainnya. Hal pertama yang dilakukan penulis setelah merumuskan masalah adalah mencari pengurus ataupun anggota Gamabunta yang dapat berbahasa Jepang yang sesuai dengan kriteria informan. Dalam hal ini, penulis sedikit menemukan kesulitan. Permasalahannya beberapa pengurus dan anggota Gamabunta memang menempuh pendidikan di Sastra dan Bahasa Jepang UGM ataupun non UGM sehingga tidak sesuai kriteria, juga karena banyak pengurus dan anggota Gamabunta yang bisa berbahasa Jepang, namun hanya sedikit sekali yang mempunyai sertifikat atau lulus JLPT (penulis mengatakan pengurus dan anggota dapat berbahasa Jepang dikarenakan dapat berkomunikasi dengan penulis menggunakan Bahasa Jepang). Adapun beberapa yang memiliki sertifikat atau lulus JLPT tidak bisa diwawancarai dengan berbagai alasan seperti jadwal 11
12 wawancara yang tidak cocok antara penulis dengan informan, lulus JLPT namun tidak mengambil surat keterangan lulus JLPT (karena malas, jauh, sibuk, lupa, dan lainnya), juga karena memang tidak bersedia untuk diwawancarai. Setelah menemukan pengurus dan anggota Gamabunta yang sesuai kriteria untuk dijadikan informan, penulis mewawancarai informan tersebut dengan pokok-pokok masalah penelitian (daftar pertanyaan terlampir). Hal selanjutnya yang dilakukan penulis adalah mengolah hasil wawancara tersebut (data primer), lalu mengolah data primer bersama dengan data internal Gamabunta yang sudah didapatkan sebelumnya, juga mencari data pustaka melalui literatur, jurnal, website dan hasil penelitian yang sudah ada (data sekunder). Data hasil penelitian ini akan berbentuk kalimat-kalimat hasil olahan data primer dan data sekunder Langkah Penelitian Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut. 1) Menentukan permasalah pokok dan objek penelitian. 2) Mencari data dan mengobservasi komunitas Gamabunta. 3) Mewawancarai empat orang anggota komunitas Gamabunta yang sesuai dengan objek penelitian yang disebut diatas. 4) Mengumpulkan bahan, data dan mengklasifikasikannya. 5) Menganalisis data yang sudah diklasifikasi serta menganalisis hasil wawancara. 6) Membuat kesimpulan. 12
13 1.8 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini meliputi empat bab. Adapun pembagian masing-masing bab adalah sebagai berikut. Bab I berisi pendahuluan berupa latar belakang penelitian, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II berisi data tentang Bahasa Jepang dan komunitas Gamabunta. Bab III berisi pembahasan penelitian (analisis wawancara). Bab IV berisi kesimpulan. 13
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Budaya populer Jepang beragam, ia mempresentasikan cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya populer adalah budaya yang bersifat produksi, artistik dan komersial, diciptakan sebagai konsumsi massa dan dapat diproduksi kembali serta dapat digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Globalisasi adalah proses di mana manusia akan bersatu dan menjadi satu masyarakat tunggal dunia, masyarakat global (Albrow, 1990: 9). Globalisasi telah membawa perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menunjukkan skala berkembang, tumbuh besar, mempercepat dan memperdalam dampak arus dan pola interaksi sosial antar benua (Held dan McGrew, 2002:12). Globalisasi
Lebih terperinci2015 EFEKTIVITAS DRAMA CD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan bahasa Jepang di Indonesia cukup pesat dari tahun ke tahun, hal ini bisa dilihat dari survei yang dilakukan oleh The Japan Foundation yang berpusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi
1 BAB I PENDAHULUAN B. LATAR BELAKANG Jepang telah menyebarkan pengaruh budayanya ke seluruh dunia terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi Jepang) dan Manga (Komik Jepang)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu hal dalam adat istiadat yang menjadi kebiasaan turun temurun yang erat hubungannya dengan masyarakat di setiap negara. Dengan adanya keanekaragaman
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Manusia adalah makhluk yang memiliki akal budi dan juga makhluk sosial. Dalam bersosialisasi dan berinteraksi antar sesamanya, manusia diperlukan alat yang bernama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara yang terkenal karena banyak hal, salah satunya adalah bidang hiburan. Baik budaya tradisional maupun modern yang dihasilkannya sering kali berhasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kartun Jepang atau biasanya disebut anime sangat digemari saat ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kartun Jepang atau biasanya disebut anime sangat digemari saat ini. Anime adalah animasi khas Jepang yang biasanya dicirikan melalui gambargambar berwarna-warni yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,dan mengidentifikasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Animasi Jepang dan video game adalah salah satu hal yang menjadi pusat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Animasi Jepang dan video game adalah salah satu hal yang menjadi pusat perhatian seluruh dunia. Dikatakan industri ini setiap tahunnya menghasilkan lebih dari 20 triliun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, distirbusi informasi serta mobilitas manusia menjadi lebih mudah. Hal ini merupakan dampak langsung dari adanya pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap hari khalayak mengakses televisi. Menurut data BPS tahun 2006 yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menunjukkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. air berasal dari Negeri Sakura alias Jepang. Jenis-jenisnya pun beragam, mulai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Istilah Pop Culture atau Budaya Populer sudah bukan merupakan kata-kata yang asing lagi di telinga kita. Secara umum, istilah tersebut dapat dimaknai sebagai suatu
Lebih terperinciBAB II SEKILAS TENTANG COSPLAY JEPANG. Cosplay merupakan salah satu budaya pop dari negara Jepang yang
BAB II SEKILAS TENTANG COSPLAY JEPANG 2.1 Pengertian Cosplay Cosplay merupakan salah satu budaya pop dari negara Jepang yang mendunia selain harajuku style. Istilah cosplay ( コスプレ dalam bahasa Jepang)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya.meski masyarakat Jepang sangat menjaga budaya dan tradisi dari leluhurnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang adalah negara maju yang terkenal dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat, namun tidak begitu saja meninggalkan budaya lama yang sudah lama melekat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebudayaan sebagai warisan leluhur yang dimiliki oleh masyarakat setempat, hal ini memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nenek moyang kita telah memperkaya khazanah kebudayaan nasional sebagai aset
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebudayaan dalam perspektif klasik pernah didefinisikan oleh Koentjaraningrat sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
Lebih terperinciHARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO
HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah salah satu negara maju di Asia Timur yang dikenal memiliki berbagai macam budaya dan keunikan tersendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara individual maupun secara kolektif sosial. Secara individual, bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal itu ditandai dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan informasi bagi masyarakat. Pesatnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting. Dengan bahasa itu, orang dapat menyampaikan berbagai berita batin, pikiran, dan harapan kepada sesama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media.
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas secara berturut-turut mengenai (1) latar belakang, (2) pembatasan masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion merupakan hal yang memiliki berbagai macam arti. Fashion sendiri sebenarnya tidak hanya mengacu kepada gaya berbusana saja. Dengan kata lain, fashion merujuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jika di Jepang juga terdapat bahasa daerah atau dialek. Pada awalnya penulis. yang sedang penulis pelajari di dalam perkuliahan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika penulis belajar bahasa Jepang di tahun pertama memasuki jurusan Sastra Jepang, dapat dikatakan bahwa pengetahuan penulis terhadap bahasa Jepang adalah nol besar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan musik industri diawali oleh lahirnya musik classic, dan setelah itu muncullah kecenderungan musik kontemporer, yang di dalamnya terdapat musik
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. seseorang perlu untuk mempelajari bahasa negara tersebut. Selain sebagai bahasa negara,
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan elemen yang penting untuk berkomunikasi. Setiap negara mempunyai bahasa yang berbeda sehingga untuk berbicara dengan penduduk negara lain, seseorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data The Japan Foundation tahun 2006 lalu menyebutkan jumlah pelajar bahasa Jepang di Indonesia meningkat tiga kali lipat lebih dari data penelitian tahun 2003 lalu
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. dilihat dari bagaimana masyarakatnya dapat berubah sangat cepat mengikuti. proses perkembangan negara dan manusia, bahwa:
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang berbeda dengan negara maju lainnya di dunia, hal ini dapat dilihat dari bagaimana masyarakatnya dapat berubah sangat cepat mengikuti derasnya pengaruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. juga budaya. Joseph S. Nye, Jr. (2004) menyatakan bahwa sumber kekuatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dalam upaya mengejar kepentingan nasionalnya, negaranegara tidak hanya menekankan pada kekuatan militer atau ekonomi melainkan juga budaya. Joseph S. Nye,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Budaya Jepang modern belakangan ini sangat identik dengan keceriaan manga / komik khas Jepang, anime / kartun Jepang, keberanian gadis Harajuku dalam berekspresi, dan
Lebih terperinciBAB 5. Simpulan dan Saran
BAB 5 Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan Sebagai simpulan, penulis menarik beberapa simpulan kecil yang berasal dari penelitian yang sudah dilakukan penulis pada bab 4 mengenai hubungan antara fashion Jepang
Lebih terperinciPENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1
PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 Villia Octariana Putri Binus University, Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN Alasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk dapat berlangsung hidup.
Lebih terperinciBAHASA KIASAN DAN VARIASI DIKSI PADA TUTURAN KOMENTATOR SEPAKBOLA INDONESIA SUPER LEAGUE 2008/2009 DI ANTV
BAHASA KIASAN DAN VARIASI DIKSI PADA TUTURAN KOMENTATOR SEPAKBOLA INDONESIA SUPER LEAGUE 2008/2009 DI ANTV SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran bahasa, aspek keterampilan berbahasa adalah salah satu hal yang diperlukan. Berdasarkan jenisnya, aspek keterampilan berbahasa dibagi menjadi 4 yaitu:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia teknologi sangat cepat dan beragam. Kegiatan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi sangat cepat dan beragam. Kegiatan yang semula dikerjakan oleh tenaga manusia dengan kecepatan yang terbatas. Namun dengan teknologi, kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Demikian pula halnya dengan kegiatan pendidikan yang meliputi
Lebih terperinciMOTIVASI BELAJAR BAHASA JEPANG MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UMY. -Studi Survey pada mahasiswa PBJ UMY angkatan
MOTIVASI BELAJAR BAHASA JEPANG MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UMY -Studi Survey pada mahasiswa PBJ UMY angkatan 2013-2016- Dedi Suryadi Rosi Rosiah Email: dedisuryadi@umy.ac.id Email
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih
1 BAB I PENDAHULUAN 1 Latar belakang Banyak kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia dan dijadikan trend bagi masyarakat Indonesia. Kebudayaan yang masuk pun datang dari barat dan timur dunia. Kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tergesernya budaya setempat dari lingkungannya disebabkan oleh kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif, fleksibel dan mudah dipahami sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan
1 A. Latar Belakang Penciptaan BAB I PENDAHULUAN Pengembangan dan penelitian adalah hal yang terus bergulir di segala aspek terutama pada aspek-aspek yang krusial dalam pembentukan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Indonesia merupakan negara yang kaya akan produk seni. Berbagai produk seni yang khas dapat ditemukan di hampir seluruh daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan disampaikan secara turun menurun. Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan peranan media. Media massa dianggap penting karena berfungsi sebagai pemberi informasi dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam hidup ini setiap manusia selalu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus terpenuhi, baik itu kebutuhan secara jasmani ataupun secara rohani. Salah satu
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Banyak cara yang dapat digunakan untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi
Lebih terperinciPIPIT PURI APRODITA,2014
BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Banyak para ahli mengemukakan pendapatnya tentang keadaan pembelajaran bahasa Jepang dewasa ini. Pembelajaranbahasa Jepang khususnya di SMA belum bisa dianggap berhasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jepang merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan dan tradisi yang cukup dikenal oleh negara lain. Kebudayaan Jepang berhasil disebarkan ke berbagai negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu media bagi pembelajar bahasa Jepang di Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan memperdalam bahasa Jepang.
Lebih terperinciMenonton TV Favorit via
Menonton TV Favorit via www.openflv.com Bab 6 Menonton TV Favorit via www.openflv.com Tampilan OpenFLV.Com memang sederhana. Tapi selalu saja ada yang baru di dalam situs-situs seperti ini. Misalnya saja,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP KESIMPULAN
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Penelitian ini mengambil latar belakang akan adanya keinginan sebagian masyarakat untuk hidup dalam tatanan sistem pemerintahan yang baik dan dapat mengatasi sejumlah persoalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan oleh semua makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri berfungsi untuk berinteraksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam jenis kesenian seperti tarian adat, alat musik, lagu, pakaian daerah dan sebagainya, yang menampilan ciri
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
104 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap komunitas Harajuku Style Skoater Akademi, peneliti mendapatkan kesimpulan-kesimpulan yang mengacu pada kajian penilaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah sesuatu yang bersifat lucu dan menghibur sehingga dapat menghilangkan stres dan membuat suasana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Landasan Dasar, Asas, dan Prinsip K3BS Keanggotaan Masa Waktu Keanggotaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Berdasarkan Undang Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat satu dan dua maka Negara Indonesia menjamin kebebasan berserikat dan berkeyakinan. Bahwa agama Katolik adalah salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang L Arc-en-Ciel, manga, anime, Harajuku style, J-Pop, J-Rock mungkin sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang tinggal di kota-kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Menyimak merupakan salah satu aspek dasar dari empat keterampilan berbahasa yang dimana juga adalah aspek yang paling pertama kali dilakukan oleh seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak menimbulkan isu-isu dan permasalahan dalam hubungan antar negara, berbagai macam seperti permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hidup kita tidak akan lepas dari peran media massa, mulai dari bangun tidur sampai mau tidur lagi pikiran kita dipenuhi informasi dari media massa. Betapa media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Afrilia Rahmani R, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajar bahasa Jepang di Indonesia menunjukkan peningkatan pada tahun 2012 terutama jumlah pelajar di tingkat sekolah menengah. Menurut survey yang dilakukan Japan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak individu menganggap bahwa tampil menarik di hadapan orang lain merupakan suatu hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai hal yang biasa, seperti bernafas atau berjalan. (Bloomfield,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Lazimnya, manusia tersebut jarang memperhatikan peranan bahasa itu sendiri dan lebih sering menganggapnya sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korea Selatan termasuk salah satu negara yang sangat unik dan menarik untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan kehidupan bermasyarakatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki naluri untuk berinteraksi dan hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan peradaban dan semenjak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingginya aktifitas sektor industri Tiongkok, serta banyaknya pengguna bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Memasuki jaman globalisasi peran bahasa Mandarin sangatlah penting. Tingginya aktifitas sektor industri Tiongkok, serta banyaknya pengguna bahasa Mandarin yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini segala hal yang berkaitan dengan Korea menjadi begitu diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya Korean wave (Gelombang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan. pentingnya bahasa asing itu sendiri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, minat terhadap pembelajaran bahasa asing di Indonesia cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan pentingnya bahasa asing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya populer dari Jepang saat ini menjadi tren di beberapa kalangan masyarakat Indonesia. Seiring dengan perkembangan akses informasi, produk budaya Jepang yang masuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dikenal dengan kota pendidikan. Banyaknya pelajar atau mahasiswa yang datang ke DIY
Lebih terperincisatu alasannya adalah sebagai industri, Indonesia sudah kalah waktu. Industri game di Indonesia belum ada 15 tahun dibanding negara lain. Tentunya sei
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah di dalamnya. Kisah Ken Arok dan Ken Dedes adalah salah satunya. Kisah ini cukup populer dengan intrik-intrik
Lebih terperinciMenulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2
Menulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2 A. Pendahuluan Menulis belum menjadi tradisi bagi bangsa Indonesia, meskipun sudah sejak abad IV bangsa ini masuk ke zaman sejarah. Aktivitas berbicara
Lebih terperinciPenulisan: Karya Tulis Ilmiah dan PTK. Dedi Sutedi (Materi PLPG, Nopember 2008)
Penulisan: Karya Tulis Ilmiah dan PTK Dedi Sutedi (Materi PLPG, 20-28 Nopember 2008) 1. Apa itu karya tulis? 1. Buku harian 2. Catatan lapangan (kantor, rumah, kelas, dll.) 3. Surat, E-mail, SMS, dll.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khalayak dengan menggunakan bahasa visual. Baik itu berupa tulisan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desain komunikasi visual merupakan disiplin ilmu yang berperan dalam penyampaian informasi, ide, konsep, ajakan dan sebagainya kepada khalayak dengan menggunakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Animasi (anime) merupakan sebuah produk entertaintment, media, bahkan industri yang sangat pesat perkembangannya seiring dengan perkembangan teknologi. Penggunaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan hal di luar teks sastra seperti pembaca dan pengarang. Sebuah karya sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian sastra tidak hanya menyangkut penelitian mengenai teks sastra, tetapi juga berkaitan dengan hal di luar teks sastra seperti pembaca dan pengarang. Sebuah
Lebih terperinciKARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS COSPLAY
KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS COSPLAY Disusun oleh: ARIF WICAKSONO NIM : 10.12.4365 S1 SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Abstrak COSPLAY Cosplay ( コスプレ, Kosupure?) adalah istilah bahasa Inggris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia ditingkatkan untuk disesuaikan dengan taraf perkembangan teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat, menuntut mutu pendidikan di Indonesia ditingkatkan untuk disesuaikan dengan taraf perkembangan teknologi saat ini. Contoh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. data dari JLPT (Japannese Language Proficiency Test) yang menyatakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program pendidikan Bahasa Jepang di seluruh dunia dewasa ini, cukup meluas di kalangan pembelajar tingkat mahasiswa.terbukti dengan adanya data dari JLPT (Japannese
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan salah satu dari kebutuhan primer manusia. Tanpa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan salah satu dari kebutuhan primer manusia. Tanpa makanan manusia tidak dapat bertahan hidup. Selain itu, makanan juga termasuk salah satu budaya. Massimo
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. maju apabila rakyatnya memiliki pendidikan yang tinggi dan berkualitas,
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Suatu negara dan bangsa akan menjadi negara dan bangsa yang maju apabila rakyatnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Larson (1984: 3), dalam bukunya Meaning-Based Translation: A
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Larson (1984: 3), dalam bukunya Meaning-Based Translation: A Guide to Cross-Language Equivalence mendefinisikan terjemahan sebagai suatu perubahan bentuk dari
Lebih terperinciBAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan medium manusia untuk mencapai sesuatu. Kita juga tidak dapat menghindari komunikasi. Dengan komunikasi kita dapat mempengaruhi seseorang
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang sebagai negara Asia yang penting. Begitu juga dengan kebudayaannya. Jepang merupakan negara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi dengan manusia. Untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang tidak terlepas dari penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kita perhatikan (Kotler, Keller, 2007:3). Di dalam pemasaran itu sendiri
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran ada dimana-mana. Formal atau informal, orang dan organisasi terlibat dalam sejumlah kegiatan yang dapat disebut pemasaran. Pemasaran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pemerintah Korea Selatan dalam penyebaran budaya Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat global, yang biasa disebut Korean
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini televisi telah berkembang secara pesat dan menjadi media yang dibutuhkan oleh masyarakat. Berbagai acara televisi dapat disaksikan baik dari stasiun televisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. publik juga merupakan penghubung antara kehidupan sosial dan kehidupan politik
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Opini publik merupakan salah satu kekuatan sosial yang secara langsung maupun tidak langsung, dapat menentukan kehidupan sehari-hari suatu bangsa. Opini publik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek yang mengalami perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesat dewasa ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek yang mengalami perubahan adalah media komunikasi dan sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari kejadian atau peristiwa di masa lalu yang sungguh-sungguh terjadi. Dalam sejarah, terkandung nilai-nilai yang dijadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat
Lebih terperinciSILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN
SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009-2010 Kompetensi Dasar MENDENGARKAN 1.1 Menyimpulkan isi berita yang didengar dari televisi atau radio. Indikator Pencapaian (peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Istilah hallyu, pertama kali dimunculkan oleh para jurnalis di Beijing terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu tersebut. Hal
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Kushartanti dan Untung (2005,hal.3) menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kushartanti dan Untung (2005,hal.3) menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu
Lebih terperinci