BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menunjukkan skala berkembang, tumbuh besar, mempercepat dan memperdalam dampak arus dan pola interaksi sosial antar benua (Held dan McGrew, 2002:12). Globalisasi menyebabkan pemadatan dunia dan menimbulkan kesadaran pada masyarakat tentang dunia, membawa masyarakat kedalam lingkup pergaulan yang lebih luas, dan menyajikan berbagai macam hal yang ada diseluruh dunia. Seiring dengan kemajuan zaman, perkembangan teknologi komunikasi dan informasi membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk berinteraksi, menyebabkan dunia seolah menyempit, sehingga jarak dan waktu tidak lagi menjadi batasan dalam interaksi sosial antar masyarakat. Seiring dengan pemudaran batasan-batasan tersebut, interaksi sosial masyarakat antar negara, menyebabkan kesadaran dan kemudahan penyebaran kebudayaan yang dimiliki masing-masing negara. Secara kultural, globalisasi menghubungkan antar kebudayaan ataupun masyarakat. Sebagian budaya, dalam hal penyebarannya, tak jarang menekan dan menghiraukan batasan-batasan budaya lain. Sebagai contohnya adalah penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, yang secara tidak langsung memaksa masyarakat untuk menerima dan menggunakan produk budaya Barat tersebut. Sebagian lagi menyebar baik secara sadar maupun secara spontan, merembes keluar dari wilayah asal

2 budayanya secara damai (penetration pacifique). Dalam perkembangannya, penyebaran budaya akibat globalisasi, menyebabkan terjadinya percampuran antar unsur budaya (akulturasi dan difusi), maupun pembentukan budaya baru (asimilasi). Dampak globalisasi, salah satunya adalah menyebabkan semakin mudahnya penyebaran budaya antar negara. Tak terkecuali Indonesia, yang semakin digempur dengan datangnya berbagai macam budaya populer dari negara lain. Diawali dengan kedatangan budaya Barat, dan disusul dengan berbagai macam budaya populer lainnya, seperti budaya populer Jepang dan Korea yang sedang melanda akhir-akhir ini. Salah satu budaya populer Jepang yang cukup digemari di Indonesia adalah J-Pop. J-Pop dapat diartikan sebagai musik populer, yang di dalamnya terdiri dari berbagai macam genre dan bentuk penyajian. Istilah J-Pop sendiri muncul pada tahun 1980-an, yang berakar pada peniruan atas budaya Barat yang melanda Jepang pasca Perang Dunia Kedua. 1 Berbagai aliran dalam J-Pop, misalnya R&B, J-Rock maupun vocal grup menyebar ke seluruh dunia dan semakin menanjak popularitasnya pada pertengahan dan akhir dekade 1990-an, dimana saat itu Hikaru Utada mampu merilis album First Love yang terjual hingga kopi. Hal tersebut memicu kemunculan artis-artis baru, yang lazim disebut aidoru 1 Prima Nur Cahyaningrum. Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Kemunculan Komunitas Pecinta Budaya Populer Jepang di Yogyakarta. Skripsi. Universitas Gadjah Mada

3 (idol/idola). Dalam bentuk vocal group, terutama vocal group perempuan, musik J-Pop mulai merambah ke negara-negara lain pada akhir dekade 1990-an hingga 2000-an. Vokal grup atau yang sering disebut aidoru guruppu (idol group/kelompok idola) yang muncul antara lain SPEED dan Morning Musume, yang mampu meraih rekor penjualan hingga jutaan kopi. Di Indonesia sendiri, budaya populer Jepang mulai merambah pada dekade 1990-an. Budaya populer Jepang yang cukup terkenal di Indonesia, misalnya game, manga (komik Jepang), anime (animasi Jepang) maupun musik J-Pop. Dalam bidang musik sendiri, musik J-Pop mendapat tempat tersendiri di kalangan masyarakat Indonesia, baik muda maupun tua. Di pertengahan dan akhir dekade 2000, Indonesia dilanda oleh demam idol group dengan kemunculan idol grup Jepang AKB48. AKB48 yang dibentuk oleh Yasushi Akimoto di Akihabara, Tokyo, mampu membangkitkan kepopuleran J- Pop di Indonesia setelah sempat terpinggirkan oleh gempuran budaya populer Korea (K-Pop) yang melanda Indonesia. AKB48 yang menyandang konsep idola yang dapat kalian temui, menampilkan bentuk penampilan J-Pop yang unik. Tak hanya menggelar konser dan pertunjukan di televisi, akan tetapi juga menggelar pertunjukan teater di gedung yang mereka miliki. Selain AKB48 juga muncul idol group lainya, yang masing-masing mengusung genre dan identitas masingmasing. Salah satunya adalah BABYMETAL, sub-idol group dari Sakura Gakuin, yang mengusung musik metal yang dipadukan dengan identitas idol group yang umumnya centil/genit. Popularitas BABYMETAL semakin menanjak, dengan keikutsertaan dalam berbagai pertunjukan musik metal yang diadakan di berbagai

4 negara, tak terkecuali di Indonesia. Hal tersebut membawa pengaruh pada beberapa komunitas yang telah ada sebelumnya. Kemunculan dan pengidolaan terhadap berbagai aliran musik J-Pop tidak dapat dipisahkan dari kajian budaya populer. Kepopuleran J-Pop yang menyebar di seluruh dunia, tidak terbatas di negara Jepang saja, membawa pengaruh dan perubahan bagi masyarakat di negara lain, tak terkecuali di Indonesia. Ketertarikan generasi muda di Indonesia terhadap J-Pop menyebar di berbagai daerah di Indonesia, baik kota-kota besar maupun di daerah/kota kecil. Tak terkecuali di Boyolali. Penyebaran budaya asing di Indonesia, memicu kemunculan berbagai individu maupun komunitas yang berisikan para penggemar budaya asing tersebut. Sebagai contoh adalah kemunculan sister group AKB48, yaitu JKT48. JKT48 membawa berbagai pengaruh pada masyarakat dan komunitas yang ada di Indonesia, terutama di kalangan remaja. Fase remaja merupakan periode peralihan dari masa awal anak-anak menuju ke masa awal dewasa. Pada fase ini remaja membutuhkan pengakuan dan penerimaan atas jati dirinya. Dalam proses pencarian jati diri dapat diperoleh baik dari lingkungan keluarga maupun lingkungan pergaulan. Dalam hal ini, kemunculan JKT48 sebagai idol group beranggotakan gadis-gadis remaja turut berperan membentuk identitas pada remaja yang sedang dalam proses pencarian jati dirinya. Hal ini memicu kemunculan penggemar JKT48 baik secara individu maupun yang bergabung dalam berbagai komunitas, hingga perubahan identitas komunitas yang telah ada.

5 Begitupun dengan BABYMETAL, yang dalam kemunculan dan penyebarannya sedikit banyak membawa pengaruh dan perubahan pada diri remaja. Di Boyolali sendiri, BABYMETAL mulai mendapat tempat tersendiri di kalangan remaja baik yang tergabung dalam berbagai komunitas maupun individual. Hal tersebut ditandai dengan adanya band-band lokal yang terdiri dari remaja SMA, yang membawakan lagu-lagu milik BABYMETAL di beberapa ajang pertunjukan. Penelitian mengenai pengaruh kemunculan idol group BABYMETAL ini menjadikan beberapa remaja anggota komunitas musik Metal sebagai obyek. Alasan pemilihan obyek dikarenakan BABYMETAL merupakan idol group yang mengusung dua unsur yang berbeda, yang masing-masing memiliki komunitas tersendiri di Boyolali, yaitu komunitas pecinta budaya Jepang dan komunitas pecinta musik Metal. Alasan dipilihnya kota Boyolali sebagai tempat penelitian dikarenakan cakupan wilayah yang tidak terlalu luas, akan tetapi memiliki berbagai macam komunitas. Berdasarkan hal-hal di atas, penulis memutuskan untuk meneliti beberapa remaja pecinta musik Metal di Boyolali untuk mengetahui alasan yang mendasari mereka menggemari BABYMETAL. Selain itu juga untuk mengetahui wujud apresiasi dan bagaimana pengaruh yang muncul baik pada responden maupun lingkungan sekitarnya pasca kemunculan dan pengidolaan terhadap BABYMETAL.

6 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan atas latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut: 1. Bagaimanakah proses pengidolaan BABYMETAL pada kalangan penggemarnya di Boyolali? 2. Bagaimanakah pengaruh yang terjadi pada para penggemar pasca kemunculan dan pengidolaan BABYMETAL serta wujud apresiasinya? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menjelaskan latar belakang pengidolaan dan peningkatan popularitas BABYMETAL di kota Boyolali. 2. Mengetahui pengaruh kemunculan BABYMETAL pada pribadi dan cara pandang lingkungan sekitar terhadap penggemar BABYMETAL. 1.4 Landasan Teori Globalisasi adalah pemadatan dunia dan membawa kesadaran masyarakat dunia secara keseluruhan (Robertson, 1992:8). Kemajuan dan perkembangan zaman membawa dunia menjadi satu kesatuan, melebur batasan-batasan yang

7 sebelumnya menghambat penyebaran berbagai hal. Jarak dan waktu yang sebelumnya menjadi halangan, seakan menghilang dan menjadi tidak berarti. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin memudahkan penyebaran dan transfer berbagai macam hal, turut serta didalamnya adalah penyebaran budaya antar daerah maupun antar negara. Budaya adalah sistem gagasan, tindakan dan hasil dari karya manusia dalam proses kehidupan yang didapatkan dengan cara belajar (Koentjaraningrat, 2000:180). Budaya populer adalah suatu budaya yang terjadi karena adanya budaya massa. Budaya massa lahir karena adanya masyarakat massa yang menggeser masyarakat berbasis tradisi, sehingga budaya populer sering disebut dengan budaya massa dan biasa dibandingkan dengan high culture (budaya tinggi). Budaya tinggi mengacu pada kesenian yang mengandung nilai seni tinggi dan dipenuhi dengan simbol (Strinati, 2007:16). Budaya populer merupakan pendobrakan dari sekumpulan massa atas budaya maupun tradisi yang telah ada sebelumnya. Hal tersebut berkaitan dengan sifat manusia yang selalu berkembang mengikuti perkembangan zaman. Semakin kompleks suatu masyarakat, maka akan melahirkan suatu budaya yang juga kompleks dan rumit. Budaya populer dilahirkan oleh kalangan yang termarjinalkan yang tidak berorientasi pada nilai ekonomis/ mencari keuntungan (Fiske, 1989:2). Budaya populer merupakan bentuk ungkapan/ ekspresi kebebasan dari tradisi lama dan cenderung melawan mainstream (arus utama). Dalam penyebarannya, tidak jarang budaya populer menyebar melalui cara-cara keras dan radikal. Seperti halnya penyebaran budaya populer Punk dan Metal, yang cenderung radikal dan tidak

8 jarang harus bersinggungan dengan aturan hukum yang berlaku. Walaupun tidak jarang ada beberapa wujud budaya populer yang menyebar secara damai dan sukarela, dengan membangkitkan potensi-potensi minat dalam tubuh masyarakat untuk menerima dan mengakui budaya populer tersebut. Dalam proses perkembangan suatu budaya, tidak dapat dipungkiri sebuah budaya dapat menyebar dan menggantikan maupun mencampur dengan budaya di daerah lain. Proses penyebaran suatu budaya sendiri dapat melalui beberapa cara. Antara lain difusi, akulturasi dan asimilasi. Difusi, menurut W.A. Haviland, adalah proses penyebaran kebiasaan atau adat istiadat dari kebudayaan satu kepada kebudayaan lain. Akulturasi atau acculturation dalam bahasa Inggris diartikan sebagai pencampuran kebudayaan. Koentjaraningrat menjabarkan akulturasi sebagai proses sosial yang timbul jika sekelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing. Pada akhirnya unsur-unsur kebudayaan asing diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan asli. Sedangkan asimilasi atau pembauran kebudayaan adalah proses perubahan kebudayaan secara total sebagai akibat membaurnya dua kebudayaan atau lebih sehingga menyebabkan unsur-unsur kebudayaan asli menjadi tidak tampak. Dalam perkembangan dan penyebaran budaya populer, pada akhirnya memunculkan berbagai identitas baru, baik secara individual maupun secara komunitas. Menurut Koentjaraningrat, komunitas adalah suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah yang nyata dan berinteraksi secara berkesinambungan sesuai dengan suatu sistem adat istiadat dan terikat oleh suatu

9 rasa identitas komunitas (community sentiment). Dalam era globalisasi, penyebaran budaya yang semakin mudah menyebabkan pembentukan maupun perubahan identitas individu dan komunitas. Tak jarang dengan diterimanya budaya baru, komunitas mewujudkannya dengan mengubah identitas dan membentuk komunitas baru maupun melebur dengan komunitas yang telah ada sebelumnya. 1.5 Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai budaya populer Jepang pernah dilakukan sebelumnya, yaitu Perbedaan Perspektif Para Musisi Visual-Kei di Jepang dengan di Yogyakarta: Sebuah Analisis Lintas Budaya oleh Ari Kusumah, mahasiswa jurusan Sastra Jepang Universitas Gadjah Mada. Skripsi tersebut membahas tentang Visual-Kei sebagai salah satu produk dari budaya populer Jepang yang terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Visual-Kei yang awalnya muncul sebagai budaya minoritas, lambat laun menyebar ke negara-negara lain. Visual-Kei memiliki pengaruh pada gaya hidup seperti tata busana maupun gaya rambut. Dalam skripsi ini, Ari Kusumah mengambil data dengan melakukan wawancara terhadap sebuah band indie beraliran Visual-Kei yang ada di kota Yogyakarta. Hasil dari penelitian skripsi ini adalah terdapat perbedaan mendasar mengenai konsep Visual-Kei di Jepang dan di Yogyakarta. Secara umum konsep Visual-Kei di Yogyakarta cenderung hanya ke arah tren budaya baru, sedangkan

10 di Jepang sebaga revolusi musikal dan pendobrakan bagi musik dan gaya yang telah ada sebelumnya. Kedua, adalah skripsi yang berjudul Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Kemunculan Komunitas Pecinta Budaya Populer Jepang di Yogyakarta oleh Prima Nur Cahyaningrum, mahasiswi jurusan Sastra Jepang Universitas Gadjah Mada. Skripsi ini membahas mengenai motivasi dan faktor-faktor baik individu maupun komunitas golongan yang melatarbelakangi kemunculan komunitas pecinta budaya populer Jepang di Indonesia, khususnya di Yogyakarta yang terkenal sebagai kota pelajar. Selain itu, skripsi ini juga menganalisis dampak akibat kemunculan komunitas tersebut. Hasil penelitian menjelaskan bahwa ada 2 faktor yang melatarbelakangi kemunculan komunitas pecinta budaya populer Jepang yaitu faktor internal (motivasi individu untuk pemenuhan kebutuhan pribadi) dan faktor eksternal (pengaruh budaya populer Jepang, media massa sebagai sarana penyebaran). Ketiga adalah skripsi dari mahasiswi jurusan Sastra Jepang Universitas Gadjah Mada, Syefitri Yandikasari yang berjudul Wujud Apresiasi Remaja di Jakarta terhadap Sister Group AKB48 di Indonesia: Studi Kasus Idol group JKT48. Dalam skripsi ini mengulas pengaruh dan apresiasi kalangan remaja di Indonesia terhadap JKT48. Skripsi ini membahas mulai dari kemunculan hingga perkembangan JKT48 di Indonesia, yang merupakan sister group dari AKB48 yang telah lebih dulu terbentuk di Jepang. Penelitian ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor dan alasan yang mendasari kalangan remaja di Indonesia dalam

11 mengidolakan JKT48, serta bagaimana wujud apresiasi dari para penggemar tersebut. 1.6 Metode Penelitian Penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menjadi rumusan permasalahan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatis, yaitu peneliti mempelajari permasalahan dan mengaitkannya dengan orang-orang yang dianggap bersangkutan dengan permasalahan tersebut. Dalam metode kualitatif, peneliti berusaha masuk dan menggunakan kerangka berpikir subjek penelitian, untuk memahami apa dan bagaimana pemikiran subjek penelitian pada fenomena/permasalahan yang akan diteliti (Moleong, 1989: 10). Dalam penelitian kualitatif, data dapat berupa tulisan, rekaman lisan, angka maupun bentuk-bentuk lain yang diubah ke dalam wujud teks. Data dapat bersumber dari wawancara, observasi, dokumen dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap, diantaranya: 1. Studi Kepustakaan Data-data dikumpulkan dari berbagai literatur, dengan membaca dan mempelajari sumber-sumber data yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. 2. Interview (wawancara)

12 Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui interaksi dan komunikasi secara lisan, dengan diarahkan pada daftar pertanyaan yang telah disediakan sebelumnya. Wawancara dilakukan dengan beberapa narasumber dari beberapa remaja di Boyolali, dengan dibatasi pada anggota Komunitas Metal yang merangkap menjadi anggota Komunitas Penggemar BABYMETAL di Kabupaten Boyolali. Teknik wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari narasumber, baik yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan tema permasalahan yang akan diteliti, dengan melakukan permintaan keterangan/informasi berupa daftar pertanyaan yang diajukan. Setelah data terkumpul, dilakukan uji validitas data. Validitas dilakukan dengan memeriksa data dalam penelitian dan dibandingkan dengan sumber data lain. Peneliti tidak hanya menggunakan satu sumber data maupun pemahaman pribadi peneliti, tetapi mencoba mencocokkan dan memeriksa kembali dengan penelitian lain. Untuk menghasilkan penelitian yang valid, peneliti perlu menggunakan pola pikir fenomenologi dan menggunakan cara pandang yang multiperspektif, tidak hanya satu cara pandang. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini meliputi 4 Bab.

13 Bab I adalah pendahuluan yang merupakan gambaran mengenai penelitian ini. Bab I terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II berisikan penjelasan-penjelasan mengenai budaya populer Jepang, BABYMETAL, dan gambaran komunitas musik Metal yang ada di Boyolali. Bab III berisi hasil wawancara, analisis dan pengolahan data-data yang telah terkumpul untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada rumusan permasalahan. Bab IV adalah kesimpulan berisikan hasil analisis terhadap data-data yang telah terkumpul pada bab sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Globalisasi adalah proses di mana manusia akan bersatu dan menjadi satu masyarakat tunggal dunia, masyarakat global (Albrow, 1990: 9). Globalisasi telah membawa perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. promosi sehingga dapat diterima masyarakat dengan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. promosi sehingga dapat diterima masyarakat dengan cepat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya populer yaitu budaya yang terjadi karena adanya budaya massa. Budaya massa lahir karena adanya masyarakat (massa) yang menggeser masyarakat berbasis tradisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebudayaan sebagai warisan leluhur yang dimiliki oleh masyarakat setempat, hal ini memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak 4 tahun yang lalu, industri musik Jepang tengah mengalami pergeseran kekuasaan dan kejayaan dari para penyanyi solo bersuara merdu dan juga band beraliran Japanese-Rock,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi

BAB I PENDAHULUAN. terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi 1 BAB I PENDAHULUAN B. LATAR BELAKANG Jepang telah menyebarkan pengaruh budayanya ke seluruh dunia terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi Jepang) dan Manga (Komik Jepang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk dapat berlangsung hidup.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peneliti mengambil lirik lagu dari sebuah grup band yang beraliran rock / metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada Seringai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Korea Selatan sudah dapat dikatakan berhasil dalam menyebar luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea telah menyebarkan budayanya

Lebih terperinci

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, negara-negara di dunia sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam berbagai hal. Perkembangan yang pesat ini kerap kali disebut globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan hasil karya seni yang mengekspresikan ide, dimana ide merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni musik, bunyi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya.meski masyarakat Jepang sangat menjaga budaya dan tradisi dari leluhurnya,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya.meski masyarakat Jepang sangat menjaga budaya dan tradisi dari leluhurnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang adalah negara maju yang terkenal dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat, namun tidak begitu saja meninggalkan budaya lama yang sudah lama melekat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 155 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang berjudul PENGARUH KOREAN WAVE TERHADAP PERUBAHAN GAYA HIDUP REMAJA (Studi Kasus terhadap Grup Cover

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu hal dalam adat istiadat yang menjadi kebiasaan turun temurun yang erat hubungannya dengan masyarakat di setiap negara. Dengan adanya keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011),

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya Korea, terutama musik, telah menjadi sebuah fenomena yang sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011), disebutkan bahwa debut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai musik, disadari atau tidak, siapapun dan dimanapun setiap orang selalu menikmati sebuah musik. Musik dapat didefinisikan secara luas oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aliran musik Grunge merupakan sebuah inovasi dari aliran musik rock

BAB I PENDAHULUAN. Aliran musik Grunge merupakan sebuah inovasi dari aliran musik rock 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran musik Grunge merupakan sebuah inovasi dari aliran musik rock dan punk yang sudah ada sebelumnya. Yang tentunya tidak terlepas dari pengaruh perkembangan musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap hari khalayak mengakses televisi. Menurut data BPS tahun 2006 yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menunjukkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh perkembangan musik yang sangat fenomenal di dunia yaitu musik rock.

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh perkembangan musik yang sangat fenomenal di dunia yaitu musik rock. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran musik Death Metal merupakan sebuah inovasi dari beberapa aliran musik-musik metal yang sudah ada sebelumnya. Yang tentunya tidak terlepas dari pengaruh perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. budaya dalam negeri. Dunia musik telah mengalami perkembangan, genre musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. budaya dalam negeri. Dunia musik telah mengalami perkembangan, genre musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia hiburan di tanah air banyak memiliki ragam bintang. Salah satunya melalui industri musik yang menjadi salah satu mata pencaharian yang cukup berkembang di dunia

Lebih terperinci

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku dan daerahnya yang sangat bermacam-macam. Banyaknya kebudayaan yang ada di Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelompok anak punk oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai kelompok yang meresahkan serta mengganggu ketertiban umum. Di setiap sudut kota sering pula kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya sekelompok laki-laki ataupun perempuan yang menari dan menyanyi

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya sekelompok laki-laki ataupun perempuan yang menari dan menyanyi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya sekelompok laki-laki ataupun perempuan yang menari dan menyanyi dalam penampilan mereka atau yang biasa disebut dengan boyband dan girlband menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berbagai suku bangsa dan budaya yang beraneka ragam. Budaya maupun kesenian di setiap daerah tentunya berbeda beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.dengan kata lain, serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.dengan kata lain, serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan soal kebudayaan. Juga dalam kehidupan sehari- hari orang tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Korean Wave atau Demam Korea sangat digemari di Indonesia, popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang mencakup

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan 116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 Tentang Kebudayaan ayat 1 bahwa Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik yang mengandung irama, lagu, dan keharmonisan yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tergesernya budaya setempat dari lingkungannya disebabkan oleh kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif, fleksibel dan mudah dipahami sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era globalisasi pada berbagai aspek kehidupan kian merebak. Persaingan tersebut terjadi dalam aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini banyak orang sibuk dengan ponselnya saat perjalanan di kereta, di ruang tunggu, bahkan ketika sedang makan. Mereka menganggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara harus memiliki Soft Power (kekuatan lunak). Kekuatan lunak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. negara harus memiliki Soft Power (kekuatan lunak). Kekuatan lunak memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, meningkatkan perekonomian dan memperluas kekuasaan tidak perlu lagi dilakukan dengan genjatan senjata atau peperangan. Jalan lain untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Budaya populer Jepang beragam, ia mempresentasikan cara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Budaya populer Jepang beragam, ia mempresentasikan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya populer adalah budaya yang bersifat produksi, artistik dan komersial, diciptakan sebagai konsumsi massa dan dapat diproduksi kembali serta dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya, Nina W. Syam (2012 : 234) berpendapat,

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya, Nina W. Syam (2012 : 234) berpendapat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini budaya Korea Selatan sedang menjadi topik pembicaraan tidak hanya di Indonesia tetapi di berbagai negara. Khususnya karena booming musik K-POP nya yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai Representasi Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur (Studi Fenomenologi Pada Universe Cover Ease Entry (U-CEE)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki naluri untuk berinteraksi dan hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan peradaban dan semenjak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan definisi budaya Edward T.Hall (1959) dalam Aloliliweri

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan definisi budaya Edward T.Hall (1959) dalam Aloliliweri BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan definisi budaya Edward T.Hall (1959) dalam Aloliliweri (2003: 8) yang menyebutkan bahwa budaya adalah alat kehidupan bagi manusia. Budaya juga dikatakannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil seperti inilah yang memunculkan ide dasar dunia kosmetika.

BAB I PENDAHULUAN. kecil seperti inilah yang memunculkan ide dasar dunia kosmetika. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Benni Yohanes, S. Sen., M. Hum. dalam bukunya berjudul Seni Tata Rias dalam Dimensi Sosial, pada dasarnya tata rias adalah sebuah seni dalam menciptakan keindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan kreatif yang objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,1989:8).

Lebih terperinci

MUSIK POPULER. Untuk Kelas VIII. Kesenian Nusantara. Penulis: Mauly Purba Ben M. Pasaribu

MUSIK POPULER. Untuk Kelas VIII. Kesenian Nusantara. Penulis: Mauly Purba Ben M. Pasaribu Buku Pelajaran Kesenian Nusantara MUSIK POPULER Untuk Kelas VIII Penulis: Mauly Purba Ben M. Pasaribu Kontributor: Philip Yampolsky Esther L. Siagian Jabatin Bangun ii MUSIK POPULER MUSIK POPULER Buku

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMIK UNGGAH-UNGGUH DI DIY BERJUDUL ORA ILOK!

PERANCANGAN KOMIK UNGGAH-UNGGUH DI DIY BERJUDUL ORA ILOK! PERANCANGAN KOMIK UNGGAH-UNGGUH DI DIY BERJUDUL ORA ILOK! PENCIPTAAN KARYA DESAIN Oleh : Yusup Amy Purwadi NIM 0911932024 PROGRAM STUDI S-1 DISAIN KOMUNIKASI VISUAL JURUSAN DISAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Musik dangdut merupakan sebuah genre musik yang mengalami dinamika di setiap jamannya. Genre musik ini digemari oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Berkembangnya dangdut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemikiran Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang cukup pesat dan berarti, baik musik etnik maupun Barat, dengan ditunjang oleh teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak empat tahun yang lalu, industri musik Jepang tengah mengalami pergeseran kekuasaan dan kejayaan dari para penyanyi solo bersuara merdu dan juga band beraliran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk

BAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini manusia sudah sangat bergantung pada media massa baik cetak maupun elektronik. Media massa hadir untuk mempermudah arus informasi yang

Lebih terperinci

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion merupakan hal yang memiliki berbagai macam arti. Fashion sendiri sebenarnya tidak hanya mengacu kepada gaya berbusana saja. Dengan kata lain, fashion merujuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui jaringan internet atau yang dikenal dengan istilah streaming.

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui jaringan internet atau yang dikenal dengan istilah streaming. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radio merupakan teknologi yang menggunakan peralatan radio dan menghasilkan sinyal radio. Sinyal radio kemudian ditransmisikan dengan metode analog melalui gelombang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. Model, Katou Shizuko:2) disebutkan bahwa Idol adalah sebutan bagi

Bab I. Pendahuluan. Model, Katou Shizuko:2) disebutkan bahwa Idol adalah sebutan bagi Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah jurnal penelitian yang dikeluarkan oleh Universitas Meiji yang berjudul AKB48 ビジネスモデルについての考察 ( AKB48 bijinesu moderu nit tsuite no kousatsu, Investigation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan negara-negara lain di dunia, tak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan kita tidak dapat melihatnya sebagai sesuatu yang statis, tetapi merupakan sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya zaman semakin berubahnya budaya lama menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya zaman semakin berubahnya budaya lama menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman semakin berubahnya budaya lama menjadi budaya baru, seperti budaya traditional menajadi budaya populer. Contoh dari budaya tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri telah berkembang secara pesat seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri telah berkembang secara pesat seiring dengan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia media audio visual pada saat ini tak dapat dipungkiri telah berkembang secara pesat seiring dengan perkembangan dibidang lain. Media audio visual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pemerintah Korea Selatan dalam penyebaran budaya Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat global, yang biasa disebut Korean

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Sebuah karya seni terlahir dari proses berfikir seorang seniman yang dituangkan ke dalam sebuah media dan menjadi identitas pencipta seni. WPAP (Wedha s

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945. Kemudian dalam waktu empat dekade sejak merdeka, negara tersebut berubah menjadi salah satu negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pada jaman sekarang, musik sudah menjadi nafas dan teman sejati tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi bagian dari momen

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Dewasa ini musik telah menjadi budaya pop Jepang yang tak tergantikan. Industri

Bab 1. Pendahuluan. Dewasa ini musik telah menjadi budaya pop Jepang yang tak tergantikan. Industri Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dewasa ini musik telah menjadi budaya pop Jepang yang tak tergantikan. Industri musik telah menjadi salah satu yang paling berpengaruh di dunia. Di Jepang sendiri musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa Negara sangat strategis dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Sebagai salah satu pilar pendukung

Lebih terperinci

2014 PROSEDUR TEKNIS PENGGUNAAN DAW UNTUK LAGU CINTA ITU BUTA OLEH GRUP MAHADEWA

2014 PROSEDUR TEKNIS PENGGUNAAN DAW UNTUK LAGU CINTA ITU BUTA OLEH GRUP MAHADEWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman yang semakin maju ini, teknologi pun semakin berkembang pesat. Tidak dapat dipungkiri kemajuan teknologi ini sangat berpengaruh terhadap berbagai bidang, seperti:

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu dari budaya pop Jepang yang terkenal ke mancanegara adalah industri

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu dari budaya pop Jepang yang terkenal ke mancanegara adalah industri Bab 1 Pendahuluan 1. 1. Latar Belakang Salah satu dari budaya pop Jepang yang terkenal ke mancanegara adalah industri musiknya. Industri musik Jepang saat ini telah menjadi urutan kedua terbesar setelah

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. dikatakan mengalami kepunahan dikalangan anak. Anak-anak lebih condong

BAB IV PENUTUP. dikatakan mengalami kepunahan dikalangan anak. Anak-anak lebih condong BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Lagu anak-anak pada saat ini mengalami degradasi rating, bahkan bisa dikatakan mengalami kepunahan dikalangan anak. Anak-anak lebih condong memilih lagu-lagu remaja dan dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai

BAB I PENDAHULUAN. Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai yaitu dengan munculnya kayo. Kayo lahir di Jepang dari kebudayaan bercocok tanam yang mana kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaannya, kemudian hanya sekadar mendengarkannya saja atau meminta ke. stasiun radio untuk memutarkan lagu tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. perasaannya, kemudian hanya sekadar mendengarkannya saja atau meminta ke. stasiun radio untuk memutarkan lagu tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Lagu merupakan aspek yang sudah tidak asing dalam kehidupan manusia, terutama karena lagu berperan sebagai sarana untuk mengekspresikan perasaan. Ketika manusia tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia hiburan saat ini berkembang sangat pesat, industri musik merupakan salah satu elemen dari dunia hiburan yang sifatnya menghibur dan sangat diminati oleh

Lebih terperinci

SEMESTER I-2007/2008 STUDIO PERANCANGAN AKHIR A. A. Putra Munchana / BAB I PENDAHULUAN

SEMESTER I-2007/2008 STUDIO PERANCANGAN AKHIR A. A. Putra Munchana / BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam perjalanan hidupnya, manusia mengalami beberapa tahapan hidup seiring dengan pertumbuhan fisiknya. Masing masing tahapan tersebut unik, memiliki ciri khas, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, berhasil mempengaruhi sebagian besar masyarakat dunia dengan cara memperkenalkan atau menjual produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dipadukan dengan adanya perkembangan bidang multimedia

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dipadukan dengan adanya perkembangan bidang multimedia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi multimedia sekarang ini telah berkembang semakin pesat sehingga membuat kehidupan manusia sekarang ini menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya baik dalam hal produksi ataupun berakting. Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya baik dalam hal produksi ataupun berakting. Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, film merupakan salah satu media massa yang sering digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan. Film juga merupakan media dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Fenomena Budaya Populer Korea saat ini telah merambah ke segala penjuru baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih aktif.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 80 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dikaji sebelumnya, ada beberapa hal penting dalam kesenian Brai ini. 1. Kesenian Brai memiliki peran serta fungsi tersendiri bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman budaya mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan telinga kita atau mengkomunikasikan perasaan atau suasana hati. Musik mempunyai ritme, melodi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aliran musik Emo merupakan sub aliran dan musil punk rock yang

BAB I PENDAHULUAN. Aliran musik Emo merupakan sub aliran dan musil punk rock yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran musik Emo merupakan sub aliran dan musil punk rock yang tentunya tidak terlepas dari pengaruh perkembangan musik yang sangat fenomenal di dunia yaitu musik rock.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG Ditinjau dari kegiatan komersil, kota Medan memperlihatkan peningkatan di bidang hiburan musik khususnya. Hal ini terlihat pada statistic social budaya, presentase

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui Smartphone. Mulai dari chatting, jejaring sosial, bermain game,

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui Smartphone. Mulai dari chatting, jejaring sosial, bermain game, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada jaman era ponsel pintar sekarang ini, banyak hal yang bisa dilakukan melalui Smartphone. Mulai dari chatting, jejaring sosial, bermain game, membaca berita

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses BAB 3 METODE PERANCANGAN Pada perancangan Malang Indie Culture Center sebagai wadah kreatifitas, apresiasi dan pengenalan komunitas indie ini metode perancangan berisi sebuah paparan deskriptif mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok yang lain, bahkan memecahkan suatu permasalahan. 1 Kelompok adalah

BAB I PENDAHULUAN. kelompok yang lain, bahkan memecahkan suatu permasalahan. 1 Kelompok adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi dalam kelompok adalah bagian dari kegiatan keseharian kita. Kelompok merupakan bagian yang tidak terpisahkan bagi kehidupan, karena melalui kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai identitas budaya yang sangat beragam. Namun pada saat ini identitas tersebut mulai terpudarkan karena adanya pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan musik sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat Semarang dan sekitarnya seiring dengan perkembangan media audio (radio dan televisi) yang dapat diterima

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah salah satu negara maju di Asia Timur yang dikenal memiliki berbagai macam budaya dan keunikan tersendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menulis di sekolah saat ini masih belum terlaksana dengan baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu penyebab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gitar merupakan alat musik berdawai yang banyak digemari masyarakat pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Gitar merupakan alat musik berdawai yang banyak digemari masyarakat pada BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gitar merupakan alat musik berdawai yang banyak digemari masyarakat pada umumnya. Hal ini tidak dipungkiri berdasarkan hasil yang diperoleh dari situs wikipedia, 60%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam hidup ini setiap manusia selalu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus terpenuhi, baik itu kebutuhan secara jasmani ataupun secara rohani. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman telah menunjukkan kemajuan yang tinggi dalam berbagai aspek kehidupan. Selain menunjukkan kemajuan juga memunculkan gaya hidup baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai cara dilakukan manusia dalam menyampaikan pendapatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai cara dilakukan manusia dalam menyampaikan pendapatnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai cara dilakukan manusia dalam menyampaikan pendapatnya. Komunikasi dapat disampaikan dapat dalam bentuk apa saja. Namun, pesan yang disampaikan tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis

Lebih terperinci

BAB 3 EKSISTENSI TIGA ALIRAN MUSIK POPULER CINA DALAM MUSIK CINA: SEBUAH ANALISIS

BAB 3 EKSISTENSI TIGA ALIRAN MUSIK POPULER CINA DALAM MUSIK CINA: SEBUAH ANALISIS BAB 3 EKSISTENSI TIGA ALIRAN MUSIK POPULER CINA DALAM MUSIK CINA: SEBUAH ANALISIS Seluruh dunia sejak tahun 1970an sedang mengalami sebuah tren baru di bidang musik, tren tersebut dikenal dengan musik

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu 12 BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Pustaka Perilaku Konsumtif Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada terkadang membawa hal yang positif dan negatif, tergantung dari

BAB I PENDAHULUAN. yang ada terkadang membawa hal yang positif dan negatif, tergantung dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di zaman era globalisasi seperti saat ini keinginan untuk membuat suatu karya bukanlah hal yang mudah untuk dikerjakan butuh kreatifitas dan kesegaran ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki berbagai macam budaya. Dari Sabang sampai Merauke dapat ditemukan keanekaragaman ciri khas budaya daerah masing-masing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Musik adalah salah satu bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam elemen kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat menghipnotis, membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surakarta selain dikenal sebagai kota batik, juga populer dengan keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki kekhasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang kita telah memperkaya khazanah kebudayaan nasional sebagai aset

BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang kita telah memperkaya khazanah kebudayaan nasional sebagai aset BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebudayaan dalam perspektif klasik pernah didefinisikan oleh Koentjaraningrat sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam

Lebih terperinci