BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara
|
|
- Indra Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara yang terkenal karena banyak hal, salah satunya adalah bidang hiburan. Baik budaya tradisional maupun modern yang dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara Jepang sendiri maupun negara-negara lain. Dewasa ini, bentuk budaya yang lebih digemari oleh anak muda adalah jenis-jenis budaya populer. Budaya populer ini sendiri berasal dari dua kata, yaitu budaya, yang berarti sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat (Soemardjan dan Soemardi, 2003:136) dan populer, yang berarti: (1) banyak disukai orang; (2) jenis kerja rendahan; (3) karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang; (4) budaya yang memang dibuat..oleh..orang..untuk..dirinya..sendiri..(williams,.1983:237). Secara harfiah, budaya populer berarti hasil karya manusia yang banyak disukai orang. Bentuk dari budaya populer Jepang yang banyak dikenal masyarakat dunia diantaranya adalah manga, light novel, anime, game, dan dorama. Akan tetapi, selain semua bentuk di atas, terdapat satu jenis budaya populer lagi yang masih jarang dibahas, yaitu drama CD. 1
2 2 Drama CD merupakan bentuk audio dari drama dan dikemas dalam bentuk digital (CD), yang disuarakan oleh seiyuu (pengisi suara) profesional. Budaya drama CD yang berawal dari drama radio dimulai oleh Amerika Serikat. Menurut Chicago Tribune, salah satu koran lokal di Amerika, melalui artikelnya yang berjudul Opera Carries 1,500 Miles by Radio Phones (12 November 1921) dan Radi-Opera (17 November 1921), disebutkan bahwa saluran radio KYW di Amerika Serikat telah menyiarkan opera melalui radio pada tahun tersebut. Itu adalah catatan tertua yang bisa ditemukan mengenai drama radio yang..pertama..kali..muncul. Budaya drama CD di Jepang sendiri berawal dari sebuah drama di radio Jepang yang berjudul Kirihitoha yang disiarkan pada tahun Kirihitoha ini sendiri diadaptasi dari sebuah pementasan kabuki pada tahun 1894 dengan judul yang sama. Drama CD berbeda dengan storytelling, dimana pada umumnya storytelling adalah kegiatan membacakan sebuah cerita atau dongeng oleh seorang pencerita ( storyteller), dengan teknik pengubahan suara untuk menyuarakan karakter-karakter yang berbeda secara langsung (face-to-face) pada pendengarnya. Drama CD pada umumnya disuarakan oleh satu orang atau lebih (satu orang menyuarakan satu karakter) dan berisi skenario tertentu, lengkap dengan dialogdialog dan efek musik atau suara yang ditambahkan secara digital, seperti layaknya sebuah pementasan drama. Berawal dari adaptasi pementasan panggung, drama CD saat ini tidak lagi merupakan bentuk adaptasi audio dari drama panggung, melainkan suatu bentuk karya drama yang memiliki skenario sendiri.
3 3 Berbeda dengan anime atau manga yang didukung oleh aspek visual, dalam drama CD hanya ada aspek suara. Karenanya, untuk menikmati alur cerita drama CD dibutuhkan pemahaman mendasar mengenai bahasa Jepang, yang mungkin menjadi penyebab mengapa drama CD tidak sepopuler anime atau manga di luar Jepang. Di Indonesia sendiri, drama CD ini baru populer sekitar tahun 2010, dimana mulai bermunculan blog dan forum yang menyediakan link untuk mendownload drama CD secara gratis. Selain itu, masyarakat Indonesia juga sudah dapat mengakses internet dengan sangat mudah dan murah, dimana saja dan kapan saja. Didukung oleh industri seiyuu yang berkembang pesat di Jepang dan teknologi perekaman yang semakin canggih, dua faktor diatas mendukung alasan mengapa media ini banyak digemari, baik oleh kalangan remaja dan dewasa di dalam maupun luar Jepang. Kepopuleran drama CD dapat terlihat dengan jelas dari banyaknya judul yang dihasilkan oleh berbagai perusahaan rekaman, yang jumlahnya terus bertambah dari tahun ke tahun. Di antara banyaknya genre yang ditawarkan pada drama CD, salah satu yang paling menarik adalah situation CD. Situation CD adalah sebuah jenis drama CD yang pada umumnya hanya berisi suara satu orang seiyuu (kebanyakan laki-laki) saja. Pemilihan dialog, setting, dan skenario yang ditawarkan dalam situation CD ini dibuat sedemikian rupa, sehingga timbul kesan bahwa karakter dalam situation CD tersebut sedang berbicara dan berinteraksi langsung dengan sang pendengar. Pada umumnya, skenario yang ditawarkan adalah sebuah cerita di mana sang karakter (laki -laki) dalam situation CD menjadi kekasih dari pendengar CD tersebut (perempuan).
4 4 Karena kekasih dari karakter laki-laki tersebut memang sengaja tidak diberi suara, timbul efek yang mengesankan bahwa sang laki-laki benar-benar sedang berbicara pada pendengarnya. Banyaknya seiyuu dengan suara menarik (yang kebanyakan dikenal karena perannya dalam mengisi suara pada media lain, seperti anime, game, dubbing untuk film Barat, atau bahkan lagu) yang berpartisipasi dalam drama CD juga menambah daya tarik situation CD ini. Melihat semua faktor di atas, tidak heran apabila banyak perempuan yang menggemari jenis hiburan yang satu ini. Situation CD menawarkan suatu jenis hiburan yang unik dan lain daripada jenis hiburan yang sudah ada selama ini pada penikmatnya. Apabila selama ini seseorang mengagumi sebuah karakter dalam novel, anime, dan manga, dan berimajinasi ingin menjadi kekasih karakter tersebut, sensasi menjadi kekasih ini dibuat terasa jauh lebih nyata dalam situation CD. Dengan banyaknya jenis suara, sifat karakter, jenis interaksi, dan cerita yang ditawarkan, tidaklah sulit untuk menemukan sosok kekasih ideal dan menarik yang diinginkan oleh pendengar. Segala hal yang tidak mungkin ditemui di dunia nyata bisa didapatkan dari situation CD ini. Karenanya, tidak heran apabila sebagian pendengar mencari atau membayangkan sosok kekasih ideal yang diinginkannya melalui CD ini. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa seseorang dapat merasa diperhatikan oleh orang lain dengan mendengarkan dialog-dialog drama CD yang terkesan perhatian dan simpatik terhadap pendengarnya. Akan tetapi, tentu saja perlu diingat bahwa tidak semua orang merasakan hal yang sama saat mendengarkan drama CD.
5 5 Bagi beberapa orang, kisah drama CD yang didominasi oleh cerita-cerita romansa dengan berbagai latar ini terlihat sangat menarik, bahkan terkadang melebihi manga atau anime. Cerita yang terasa lebih nyata karena melibatkan pendengarnya membuat beberapa orang menggandrungi drama CD, bukan karena mencari sosok yang disukai pada drama CD, tetapi karena cerita pada drama CD itu sendiri. Selain itu, karena tidak membutuhkan gambaran visual, terkadang drama CD justru memiliki cerita yang lebih bebas dan bervariasi daripada hiburan yang memiliki aspek visual. Melihat kasus di atas, fenomena ini dapat dikaitkan dengan sifat manusia yang selalu berusaha untuk mendapatkan perasaan dicintai atau mencintai untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti yang dikatakan Abraham Maslow dalam Teori Hierarki Kebutuhannya, Maslow menyatakan bahwa manusia memiliki suatu kebutuhan untuk mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Mengenai pernyataan ini, Sarwono (2002) dalam bukunya, Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi, menyebutkan bahwa setiap orang ingin mempunyai hubungan yang hangat dan akrab, bahkan mesra dengan orang lain. Bagi beberapa orang, memungkinkan bahwa ia dapat merasa dicintai dan memiliki hubungan yang hangat dengan orang lain, atau setidak-tidaknya memiliki seseorang yang bersimpati padanya melalui dialog-dialog yang ada dalam situation CD.
6 6 Meski tanpa aspek visual, drama CD mampu memikat pendengarnya sedemikian rupa hingga mereka terhanyut dalam cerita. Tentunya hal ini tidak berlaku bagi semua orang. Butuh daya imajinasi yang kuat untuk bisa membayangkan situasi-situasi yang ada di drama CD tanpa bantuan gambar. Akan tetapi, bagi seseorang yang memiliki daya imajinasi tinggi, tentunya tidak sulit untuk mendalami isi cerita tanpa gambar tersebut. Tidak jarang seseorang yang menghayati drama CD kemudian bersikap histeris, tersipu, terbahak, bahkan menangis ketika mendengarkan drama CD. Melihat bagaimana drama CD yang hanya berupa rekaman suara dapat mempengaruhi pendengarnya sedemikian rupa, tentunya sangat menarik untuk meneliti alasan seseorang mendengarkan drama CD, serta sejauh apa drama CD tersebut dapat mempengaruhi perasaan mereka. 1.2 Permasalahan Tidak diragukan lagi, drama CD adalah suatu jenis hiburan yang tergolong baru dan belum banyak diperhatikan oleh orang awam. Berbeda dengan anime atau manga yang menyajikan aspek visual, drama CD hanya memiliki aspek audio. Sekilas, hal ini terlihat sebagai kelemahan dari drama CD, namun justru karena tidak memiliki aspek visual itulah kedalaman cerita dan kemampuan seiyuu untuk membawakan karakternya sebaik mungkin menjadi lebih menonjol. Selain itu, drama CD juga memberikan sensasi baru menjadi tokoh utama dalam cerita melalui drama CD, yang bisa membuat orang seakan masuk ke dalam cerita.
7 7 berikut: Dari paparan di atas, penulis merumuskan pertanyaan penelitian sebagai 1. Mengapa seseorang tertarik untuk mendengarkan drama CD? 2. Faktor apa sajakah yang membuat seseorang menyukai drama CD? 3. Bagaimana pengaruh drama CD terhadap perasaan pendengarnya? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1.) Memahami lebih dalam alasan-alasan seseorang mendengarkan drama CD. 2.) Mengetahui sejauh apa drama CD dapat memengaruhi pendengarnya. 1.4 Tinjauan Pustaka Sampai saat ini, penelitian yang membahas mengenai drama CD masih sangat sedikit. Tidak hanya pada jurusan Sastra Jepang, penelitian mengenai drama CD ini juga belum ditemukan di Universitas Gadjah Mada. Akan tetapi, ditemukan beberapa penelitian dengan objek budaya populer lainnya, seperti J- Pop, tokusatsu, anime, dan manga. Sebelum penelitian ini dibuat, sudah ada satu penelitian terdahulu yang meneliti objek yang berbeda, namun menggunakan metode yang mirip dengan penelitian ini, yaitu penelitian berjudul Alasan Beberapa Wanita Indonesia Menyukai Doojinshi Yaoi yang ditulis oleh Maita Mega Puspita, mahasiswi jurusan Sastra Jepang UGM pada tahun 2007.
8 8 1.5 Landasan Teori Teori yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Kebutuhan..Maslow. Teori Kebutuhan Maslow ini terdiri dari lima tingkatan yang berbentuk piramida yang lebih dikenal dengan sebutan Hierarki Kebutuhan Maslow. Dalam bukunya, Berkenalan dengan Aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi, Sarwono (2002) menjelaskan hierarki kebutuhan Maslow sebagai berikut: 1.) Kebutuhan fisiologis, berupa kebutuhan dasar yang bersifat fisik, misalnya kelaparan. 2.) Kebutuhan akan rasa aman, dapat diwujudkan dalam bentuk rumah atau asuransi kesehatan. 3.) Kebutuhan untuk dicintai dan mencintai 4.) Kebutuhan harga diri, dapat diwujudkan melalui ketenaran dan apresiasi orang lain. 5.) Kebutuhan aktualisasi diri Penelitian ini akan berfokus pada tingkatan ketiga, yaitu kebutuhan untuk dicintai dan mencintai. 1.6 Metode Penelitian Penelitian ini adalah studi kasus yang dilakukan dengan dua metode. Metode yang pertama adalah mendengarkan secara langsung beberapa jenis drama CD untuk bisa mengungkapkan apa yang disebut sebagai drama CD secara mendetil. Metode berikutnya adalah pengumpulan data melalui wawancara
9 9 mendalam pada enam perempuan pendengar drama CD yang berasal dari Indonesia dengan latar belakang pekerjaan dan usia yang berbeda-beda. Penulis memberikan permintaan terbuka pada anggota komunitas penggemar drama CD di Facebook. Dari permintaan yang telah diajukan, didapatlah enam orang informan tersebut. Wawancara dilakukan melalui media internet dengan cara chatting menggunakan media online messenger. Hasil wawancara tersebut kemudian dibandingkan dalam sebuah tabel dan kemudian dianalisis menggunakan teori yang dipilih untuk diambil sebuah kesimpulan. 1.7 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembahasan, maka skripsi ini akan dibagi menjadi enam bab sebagai berikut: Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Permasalahan 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Tinjauan Pustaka 1.5 Landasan Teori 1.6 Metode Penelitian 1.7 Sistematika Penulisan Bab II Drama CD 2.1 Sejarah Drama CD 2.2 Pengertian Drama CD
10 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kepopuleran Drama CD 2.4 Jenis-Jenis Drama CD 2.5 Isi Drama CD Bab III Landasan Teori 3.1 Sejarah Abraham Maslow 3.2 Teori Kebutuhan 3.3 Kritik Terhadap Teori Maslow Bab IV Drama CD dan Pendengarnya 4.1 Hasil Wawancara 4.2 Variasi Jawaban Antar Informan Bab V Analisis Kebutuhan Cinta 5.1 Kebutuhan-kebutuhan Manusia 5.2 Pemenuhan Kebutuhan Cinta 5.3 Pemenuhan Kebutuhan Penghargaan 5.4 Drama CD di Mata Orang Lain 5.5 Alasan Menyukai BLCD 5.6 Alasan Menyukai Drama CD R Kesan Yang Ditimbulkan Drama CD 5.8 Rasa Bangga dan Komunitas Drama CD Bab VI Kesimpulan
2015 EFEKTIVITAS DRAMA CD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan bahasa Jepang di Indonesia cukup pesat dari tahun ke tahun, hal ini bisa dilihat dari survei yang dilakukan oleh The Japan Foundation yang berpusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Globalisasi adalah proses di mana manusia akan bersatu dan menjadi satu masyarakat tunggal dunia, masyarakat global (Albrow, 1990: 9). Globalisasi telah membawa perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu elemen yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian. Musik juga memberi ketenangan ketika seseorang sedang mengalami permasalahan,
Lebih terperinciINTISARI BAB I PENDAHULUAN
INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Membaca dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang digemari oleh mayoritas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang digemari oleh mayoritas orang dari segala jenjang usia. Namun, apakah semua orang bisa menikmati sebuah novel tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari kejadian atau peristiwa di masa lalu yang sungguh-sungguh terjadi. Dalam sejarah, terkandung nilai-nilai yang dijadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, tugas sekolah, tugas kuliah, ataupun masalah-masalah pribadi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hiburan bagi manusia berguna untuk menyegarkan kembali otak dari tekanantekanan pekerjaan, tugas sekolah, tugas kuliah, ataupun masalah-masalah pribadi. Dengan berkembangnya
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. elektronik. Media hiburan ini yang sering disebut dengan dorama atau serial televisi
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang seperti yang banyak kita ketahui adalah negara maju dan modern hampir di segala bidang. Kemajuan di segala bidang ini tidak terkecuali media hiburan. Media hiburan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara maju dan modern, tetapi negara Jepang tidak pernah meninggalkan tradisi dan budaya mereka serta mempertahankan nilai-nilai tradisi yang ada sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya populer dari Jepang saat ini menjadi tren di beberapa kalangan masyarakat Indonesia. Seiring dengan perkembangan akses informasi, produk budaya Jepang yang masuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan Film Pendek Passing note merupakan salah satu media Audio Visual yang menceritakan tentang note cinta yang berlalu begitu saja tanpa sempat cinta itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Animasi Jepang dan video game adalah salah satu hal yang menjadi pusat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Animasi Jepang dan video game adalah salah satu hal yang menjadi pusat perhatian seluruh dunia. Dikatakan industri ini setiap tahunnya menghasilkan lebih dari 20 triliun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang dengan menggunakan media bahasa untuk menyampaikan sesuatu kepada pembacanya. Melalui
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Jepang seperti yang banyak kita ketahui merupakan suatu negara maju dan
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Jepang seperti yang banyak kita ketahui merupakan suatu negara maju dan modern hampir di segala bidang. Kemajuan di segala bidang ini tidak terkecuali media hiburan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua macam sifat yaitu, karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non imajinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Film adalah salah satu bentuk media komunikasi dengan cakupan massa yang luas. Biasanya, film digunakan sebagai sarana hiburan yang cukup digemari masyarakat.
Lebih terperinciPENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1
PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 Villia Octariana Putri Binus University, Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN Alasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sansekerta yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya media penyampaian suatu cerita sejak Tahun 70-an, film mulai banyak mengambil inspirasi atau karya- karya sastra yang telah ada sebelumnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra, dalam hal ini novel, ditulis berdasarkan kekayaan pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah diungkapkan oleh Teeuw (1981:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.
PENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN UNSUR INSTRINSIK DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI TAHUN AJARAN 2008/ 2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk dapat berlangsung hidup.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat kaitannya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering bermula dari persoalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam kebudayaannya. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna yang dianyam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang ini, dapat dilihat bahwa perkembangan entertaiment di Negara Korea Selatan, berkembang dengan sangat pesat. Seperti munculnya dramadrama yang membanjiri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media massa elektronik yang fungsinya sebagai
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Radio merupakan salah satu media massa elektronik yang fungsinya sebagai penyampaian informasi kepada khalayak dalam ruang lingkup yang luas dan dapat dilakukan secara
Lebih terperinciModul ke: 15Fakultas. 15Ilmu. Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting
Modul ke: Penulisan Skenario Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom 15Fakultas 15Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting Penguatan Ide Cerita 082112790223// patriciarobin23@gmail.com 082112790223// patriciarobin23@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. promosi sehingga dapat diterima masyarakat dengan cepat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya populer yaitu budaya yang terjadi karena adanya budaya massa. Budaya massa lahir karena adanya masyarakat (massa) yang menggeser masyarakat berbasis tradisi,
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah.
BAB I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia mempunyai kekayaan tradisi berupa budaya tulis (kitab, nota-perjanjian, stempel) dan budaya tutur (pantun, puisi tradisional,dongeng). Penikmat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebanyakan orang mendefinisikan karya sastra sebagai karangan dalam bentuk prosa tertulis yang hanya terdiri dari puisi, novel, cerpen, naskah drama dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek dan Warren,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1993: 3). Sastra adalah sebuah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika
Lebih terperincinegeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari
3.1 Metodologi BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari informasi lebih mendalam tentang eksistensi Ludruk sebagai seni tradisional.
Lebih terperinciII. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi
II. METODOLOGI A. Kerangka Berpikir Studi Kerangka berpikir studi diatas merupakan tahap dari konsep berpikir penulis, berikut penjelasan secara singkat: 1. Passing note Judul dari film pendek yang diangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia komik Indonesia, atau yang biasa disebut cergam (cerita bergambar) saat ini didominasi oleh komik-komik yang berasal dari luar negeri seperti komik Jepang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak dapat terbendung lagi. Perkembangan tersebut diiringi juga dengan perkembangan media internet yang biasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini, media komunikasi berkembang secara menonjol
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di dunia saat ini tidak dapat dibendung lagi. Banyaknya penemuan-penemuan, pada akhirnya memudahkan manusia dalam menjalankan aktivitas sosialnya.
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk hidup dan berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam setiap faktor kehidupan, baik dalam hal organisasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam berekspresi dapat diwujudkan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan sebuah karya sastra baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya mengalami perubahan baik dari segi isi maupun bahasanya. Salah satu perubahan di dalam
Lebih terperincisatu alasannya adalah sebagai industri, Indonesia sudah kalah waktu. Industri game di Indonesia belum ada 15 tahun dibanding negara lain. Tentunya sei
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah di dalamnya. Kisah Ken Arok dan Ken Dedes adalah salah satunya. Kisah ini cukup populer dengan intrik-intrik
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi
Bab 1 Pendahuluan 1.1 latar belakang Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi kedisiplinan dalam tatanan hidup umat manusia sebagai makhluk sosial secara menyeluruh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia pasti memiliki kebutuhan seperti makan, minum, bernafas, bahkan kebutuhan untuk membuat kontribusi positif bagi lingkungan sekitarnya. Selain itu, manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pada jaman sekarang, musik sudah menjadi nafas dan teman sejati tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi bagian dari momen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu hal dalam adat istiadat yang menjadi kebiasaan turun temurun yang erat hubungannya dengan masyarakat di setiap negara. Dengan adanya keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, baik yang bergabung dalam major label maupun indie label. Indie label dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia hiburan saat ini berkembang sangat pesat. Industri musik merupakan salah satu elemen dunia hiburan yang sifatnya menghibur dan sangat diminati oleh masyarakat.
Lebih terperincidapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang- Undang No 33 tahun 2009 dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat
Lebih terperinciBAB III DATA DAN TEORY
BAB III DATA DAN TEORY A. Data Perancangan 1. Data Anak Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Di masa ini pendidikan untuk mereka sangatlah penting
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah
14 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori membuat Komik Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah Gambar-gambar dan lambing-lambang yang terjukstaposisi dalam turutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan makna, untuk itu manusia disebut sebagai homo signifikan yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi didefinisikan oleh Tubbs dan Moss (Mulyana, 2014:65) adalah sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Drama merupakan kisah utama yang memiliki konflik yang disusun untuk sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini drama bukan hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deskripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan.
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. di negara Jepang. Menurut Sapardi Joko Damono dalam Prasetyo (2012), sastra adalah
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kesusastraan, atau sastra, dapat ditemukan di berbagai negara, salah satunya adalah di negara Jepang. Menurut Sapardi Joko Damono dalam Prasetyo (2012), sastra adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra hadir sebagai wujud nyata hasil imajinasi dari seorang penulis. Penciptaan suatu karya sastra bermula dari pengalaman batin pengarang yang dikontruksikan
Lebih terperinci2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Tokoh pahlawan atau superhero Indonesia sepertinya sudah lama sekali hilang di dunia perfilman dan media lainnya di tanah air. Tidak bisa dipungkiri, hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut beberapa situs di internet, naskah-naskah teater Molière
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut beberapa situs di internet, naskah-naskah teater Molière khususnya naskah Dom Juan masih sering dipentaskan hingga saat sekarang, padahal teater tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung mempunyai potensi yang tinggi di bidang hiburan. Ada beragam tempat yang mempunyai daya tarik bagi masyarakat lokal maupun internasional, misalnya ada
Lebih terperinci2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi seni adalah sebagai media komunikasi, dimana dalam setiap unsur seni memiliki pesan yang ingin dikomunikasikan kepada penikmatnya, baik tersirat
Lebih terperinciKuesioner Analisis Kebutuhan
Kuesioner Analisis Kebutuhan Untuk membantu penyusunan skripsi mengenai storytelling interaktif tentang kemerdekaan Indonesia, dibutuhkan data dari siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Budaya populer Jepang beragam, ia mempresentasikan cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya populer adalah budaya yang bersifat produksi, artistik dan komersial, diciptakan sebagai konsumsi massa dan dapat diproduksi kembali serta dapat digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Kata komik berasal dari bahasa Inggris comic yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komik adalah media bercerita melalui gambar-gambar yang disusun sedemikian rupa membentuk narasi. Dalam perkembangannya, komik sempat reaksi keras dari pemerintah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Korean Wave atau Demam Korea sangat digemari di Indonesia, popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang mencakup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ridha Wulan Kartika, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah salah satu mata pelajaran wajib di sekolah. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bertujuan agar empat keterampilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari setiap orang pada umumnya, sehingga mereka sulit membayangkan hidup tanpa media, tanpa koran pagi, tanpa majalah
Lebih terperinciPerancangan Media Komik Dari Buku Gajahmada Karangan Langit K.Hariadi. Gilbert Jansen
Perancangan Media Komik Dari Buku Gajahmada Karangan Langit K.Hariadi Gilbert Jansen 3405100071 Siapakah Gajah Mada? Gajah Mada dikenal sebagai sosok yang berperan besar dalam kejayaan Majapahit dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini game telah menjadi hal yang biasa di keseharian kita. Awalnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini game telah menjadi hal yang biasa di keseharian kita. Awalnya, game hanya dijadikan sebagai sarana hiburan dan mengisi waktu luang, tapi sekarang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan oleh semua makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri berfungsi untuk berinteraksi
Lebih terperinciABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser
1 ABSTRAK Film pendek memiliki banyak genre mulai drama cerita, documenter, kartun, bisu, animasi, boneka, stop-motion, dll, dengan waktu yang pendek. Film ANTOMIME bergenre bisu atau silent movie. Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini segala hal yang berkaitan dengan Korea menjadi begitu diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya Korean wave (Gelombang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. waktu). Tetapi, ternyata terdapat hal lain yang membuat gig itu menjadi sebuah
125 BAB V KESIMPULAN Pada mulanya saya hanya memahami gig sebagai sebuah pertunjukan musik independen yang berskala kecil dan diadakan pada satu malam saja (sekali waktu). Tetapi, ternyata terdapat hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang kaya akan cerita dongeng. Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan
Lebih terperinci1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN
1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cirebon adalah sebuah kota yang berada di pesisir utara pulau Jawa, berbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Karena letak geografisnya yang strategis membuat
Lebih terperinci2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Peran bahasa asing sangatlah penting dalam menunjang eksistensi para insan pendidikan di era globalisasi ini. Tidak bisa dipungkiri, agar menjadi pribadi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerita rakyat adalah salah satu budaya Indonesia yang menambah keragaman budaya di negeri kita dan patut dilestarikan. Setiap daerah di Indonesia pada umumnya mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kartun Jepang atau biasanya disebut anime sangat digemari saat ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kartun Jepang atau biasanya disebut anime sangat digemari saat ini. Anime adalah animasi khas Jepang yang biasanya dicirikan melalui gambargambar berwarna-warni yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi semakin pesat. Perkembangan ini telah
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi semakin pesat. Perkembangan ini telah membawa masyarakat menuju era digitalisasi. Banyak kegiatan manusia yang sangat bergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia dengan segala kompleks persoalan hidup sebagai objeknya, dan bahasa sebagai mediumnya. Peristiwa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh beberapa hal. Guru sebagai pendidik, fasilitas, metode pembelajaran,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar apabila didukung oleh beberapa hal. Guru sebagai pendidik, fasilitas, metode pembelajaran, kurikulum, dan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan berkomunikasi, karena untuk mencapai segala tujuanya, manusia memerlukan sebuah alat atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pukul 09:00 WIB untuk menanyakan kendala atau hambatan pada saat. pembelajaran Mendengarkan Pementasan Drama di dalam kelas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di SMA Negeri 2 Batu, pembelajaran sastra masih kurang maksimal untuk mengapresiasi pementasan drama. Hal ini terjadi karena dengan metode memutarkan video
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra dijadikan sebagai pandangan kehidupan bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua orang, khususnya pecinta sastra.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan istilah seniman. Pada umumnya, seorang seniman dalam menuangkan idenya menjadi sebuah karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa. dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Berbicara adalah salah satu aspek keterampilan berbahasa yang dipelajari siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari hiburan. Alasannya karena film adalah sebuah hiburan yang dapat dijangkau dari segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu sarana hiburan bagi masyarakat. Baik itu seni musik, seni rupa, seni tari maupun seni teater. Seiring dengan kemajuan zaman, seni juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada masa indonesia di tahun lalu. saat ini mayoritas penikmat musik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan musik dunia makin lama perkembang kian pesat, khusunya di indonesia musik pada era saat ini telah berbeda dengan musik pada masa indonesia di tahun
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI. Skripsi
HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Diajukan oleh : Rachmat Al Fajar F 100 950 017 /
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap hari khalayak mengakses televisi. Menurut data BPS tahun 2006 yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menunjukkan,
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang sebagai negara Asia yang penting. Begitu juga dengan kebudayaannya. Jepang merupakan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang populer di antara bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain sebagainya. Sebutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Film merupakan suatu media komunikasi massa dan digunakan sebagai sarana hiburan. Perfilman Indonesia sempat menguasai bioskop-bioskop lokal di tahun 1980-an.
Lebih terperinci