DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM INDONESIA OLEH VAGHA JULIVANTO H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM INDONESIA OLEH VAGHA JULIVANTO H"

Transkripsi

1 DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM INDONESIA OLEH VAGHA JULIVANTO H DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

2 RINGKASAN VAGHA JULIVANTO. Dinamika Ekspor Karet Alam Indonesia (dibimbing oleh IDQAN FAHMI). Sektor perkebunan adalah salah satu penyumbang devisa yang besar bagi Indonesia. Hal ini wajar apabila dilihat dari keunggulan perekonomian Indonesia yang lebih banyak terdapat pada kegiatan produksi yang berbasis sumber daya alam dibandingkan dengan kegiatan produksi yang berbasis teknologi maupun modal (Dumairy, 1996). Komoditi karet alam adalah salah satu komoditi unggulan yang menjadi primadona ekspor Indonesia. Tanaman karet dapat berproduksi sepanjang tahun di Indonesia dan hampir semua daerah di Indonesia cocok untuk ditanami karet. Hal tersebut yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara produsen karet di dunia. Indonesia merupakan negara penghasil utama karet alam dunia bersama dengan Thailand dan Malaysia. Indonesia menghasilkan 2,55 juta ton karet alam pada tahun 2007 setelah Thailand dengan produksi karet alam sebesar 2,97 juta ton. Hal ini membuat Indonesia menjadi negara pengeskpor kedua karet alam terbesar di dunia, tapi kondisi ini tidak membuat ekspor karet alam Indonesia bebas dari masalah. Ekspor karet alam Indonesia masih mengalami beberapa kendala seperti harga karet alam yang fluktuatif, produktifitas yang rendah, faktor minyak mentah dunia, ketidakstabilan nilai tukar serta kondisi perekonomian dunia mempengaruhi volume ekspor karet alam Indonesia. Ekspor karet alam Indonesia juga rentan terhadap guncangan dalam perekonomian. Penelitian ini menggunakan analisis Vector Auto Regression (VAR) dan Vector Error Correction Model (VECM) untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor karet alam Indonesia. Melalui pendekatan Impulse Respon Function (IRF) dapat dilihat respon dari variabel dependen selama beberapa periode kedepan jika mendapat guncangan dari variabel independen lainnya sebesar satu standar deviasi. Sedangkan melalui pendekatan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen selama periode tertentu. Variabel independen yang akan digunakan adalah produksi karet alam Indonesia, harga minyak mentah dunia, harga ekspor karet alam Indonesia, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar. Sedangkan variabel dependennya adalah volume ekpor karet alam Indonesia. Berdasarkan hasil dari IRF, dapat diketahui variabel yang paling berpengaruh terhadap volume ekspor pada saat terjadi goncangan adalah produksi karet alam Indonesia. Apabila terjadi guncangan sebesar satu deviasi maka akan langsung direspon negatif oleh volume ekspor dengan penurunan sebesar 1 persen pada periode ketiga. Namun setelah itu akan direspon positif dengan kenaikan sebesar 1,6 persen sebelum akhirnya mulai stabil pada periode ke-9. Sedangkan variabel lainnya pada saat terjadi goncangan tidak terlalu mempengaruhi volume ekspor karet alam Indonesia.

3 Berdasarkan hasil dari FEVD, dapat diketahui volume ekspor pada jangka panjang lebih banyak dipengaruhi oleh produksi karet alam yaitu sebesar 50 persen dan nilai tukar sebesar 29 persen. Peran nilai tukar terhadap volume ekspor dalam jangka panjang dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada jangka panjang kestabilan nilai tukar akan meningkatkan volume ekspor. Hal ini disebabkan karena dengan menurunnya faktor ketidakpastian maka resiko yang ditanggung oleh para importir menurun juga sehingga para importir karet alam tidak akan ragu-ragu dalam meningkatkan impor karet alam dari Indonesia. Pada jangka panjang, ekspor karet alam Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh produksi karet alamnya. Hal ini disebabkan karena volume ekspor tergantung pada produksi karet alam Indonesia. Tanaman karet adalah tanaman tahunan yang memerlukan waktu untuk dapat berproduksi. Kenaikan permintaan karet alam tidak dapat direspon secara cepat oleh produksi karet alam tersebut. Pada jangka panjang apabila produksi karet alam meningkat, maka volume ekspor akan meningkat. Dari hasil IRF dan FEVD maka dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap volume ekspor pada saat terjadi guncangan adalah variabel produksi karet alam. Namun pada kenyataannya variabel ini jarang terjadi guncangan yang berarti. Hal ini disebabkan karena tanaman karet merupakan tanaman tahunan sehingga tingkat produksi karet dapat diantisipasi dan dapat diperkirakan produksi setiap tahunnya. Sedangkan variabel lain yang sering mengalami guncangan seperti harga minyak mentah dunia dan harga ekspor karet alam Indonesia, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor karet alam Indonesia. Pada jangka pendek dan jangka panjang, kontribusi terhadap pembentukan volume ekspor karet alam lebih banyak didominasi oleh produksi karet alam itu sendiri. Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diketahui bahwa dinamika ekspor karet alam Indonesia tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap perubahan volume ekspor karet alam Indonesia serta perlu adanya usaha pemerintah untuk dapat meningkatkan produksi karet alam dalam rangka meningkatkan volume ekspor karet alam Indonesia.

4 DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM INDONESIA Oleh VAGHA JULIVANTO H Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

5 Judul Skripsi Nama NIM : Dinamika Ekspor Karet Alam Indonesia : Vagha Julivanto : H Menyetujui, Dosen Pembimbing, Ir. Idqan Fahmi, M.Ec NIP Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi, Rina Oktaviani, Ph.D NIP Tanggal Lulus :

6 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM INDONESIA ADALAH BENAR- BENAR KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Agustus 2009 Vagha Julivanto H

7 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Vagha Julivanto. Penulis dilahirkan di Palembang tanggal 25 Juli Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan Raymond Selamin dan Amina Yossi. Jenjang pendidikan penulis dilalui tanpa hambatan. Penulis menamatkan sekolah dasar pada SD Islam Az-Zahrah, Palembang, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 17 Palembang dan lulus pada tahun Pada tahun yang sama penulis diterima di SMA Negeri 1 Palembang dan lulus pada tahun Pada tahun 2005, penulis melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Institut Pertanian Bogor (IPB). IPB menjadi pilihan penulis dengan harapan agar dapat memperoleh ilmu dan mengembangkan pola pikir, sehingga menjadi sumberdaya manusia yang tangguh dan berguna bagi pembangunan Indonesia tercinta. Penulis masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI IPB) dan diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam beberapa organisasi kemahasiswaan dan organisasi daerah diantaranya Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HIPOTESA), Center of Enterpreneurship and Development for Youth (CENTURY), Music Agricultural and Expression (MAX!! ) dan Ikatan Keluarga Mahasiswa Bumi Sriwijaya (IKAMUSI).

8 KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena nikmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Judul skripsi ini adalah Dinamika Ekspor Karet Alam Indonesia. Skripsi ini disusun untuk melihat dinamika yang terjadi di dalam ekspor karet alam Indonesia. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini terutama kepada : 1. Allah SWT yang selalu memberikan perlindungan dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Idqan Fahmi, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberi ide dan saran yang sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Bapak Muhammad Firdaus, selaku dosen Penguji Utama yang telah memberikan saran dan kritiknya demi penyempurnaan skripsi ini. 4. Bapak Muhammad Findi, selaku dosen penguji Komisi Pendidikan yang telah memberikan masukan dalam perbaikan tatabahasa dan pedoman penulisan skripsi serta telah memberikan saran dan kritiknya demi penyempurnaan skripsi ini.. 5. Kedua orangtua, terutama ibunda tercinta yang selalu memberikan kasih sayang dan dorongan yang tiada hentinya sehingga penulis selalu bersemangat. 6. Kakak dan adik penulis yang selalu memberikan motivasi dan doanya. 7. Orang-orang yang selalu memberikan semangat dan motivasi bagi penulis : Novika Widyasari, Novia Muthmainah, dan Diyah Utama Putri. 8. Sahabat-sahabat penulis tercinta : Lukman, Adit, Gerry, Tara, Gita, Tyas, Ginna, Bebeh, Anggi, Renny, Moron, Joger, Cumi, Dewinta, Arissa, Eja, yang selalu memberikan semangat. 9. Teman-teman IE 42 semua yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 10. Teman-teman seperjuangan satu PS : Adrian, Hendra, dan Riza. 11. Teman-teman Hipotesa khususnya Distro i

9 ii 12. Sahabat-sahabat di Wisma Malian : Evan, Erik, Martha, Awang, Nenek, teh Rita. 13. Adek-adek Omda Ikamusi di Dramaga Regency blok D-19 yang telah memberikan bantuan dan doanya dalam pengerjaan skripsi ini. 14. Seluruh pihak yang telah membantu penulis hingga akhir penyelesaian skripsi. Segenap usaha maksimal telah penulis lakukan dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun, penulis mengakui penulisan skripsi belumlah sempurna, baik dalam segi materi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kririk yang bersifat membangun sehingga skripsi ini dapat lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Bogor, Agustus 2009 Vagha Julivanto H

10 iii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... i iii vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Perdagangan Internasional Teori Keunggulan Absolut Teori Keunggulan Komparatif Teori Penawaran Ekspor Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kajian Terdahulu Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Metode Analisis dan Pengolahan Data Analisis Vector Auto Regression (VAR) Model Umum Vector Auto Regression (VAR) Model Penelitian Analisis Vector Error Correction Model (VECM) Impulse Response Function (IRF)

11 iv Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) Pengujian Pra Estimasi Uji Stasioneritas Data Pengujian Lag Optimal Uji Stabilitas VAR Uji Kointegrasi Kausalitas Bivariat Granger Matriks Korelasi IV. GAMBARAN UMUM EKSPOR KARET ALAM INDONESIA Sejarah Perkaretan Nasional Jenis-Jenis Karet Karet Alam Karet Sintetis Ekspor Karet Alam Indonesia Kebijakan Ekspor Karet Alam Indonesia Kebijakan Dalam Negeri Bagi Ekspor Karet Alam Indonesia Kebijakan Luar Negeri Bagi Ekspor Karet Alam Indonesia V. HASIL DAN PEMBAHASAN Trend Ekspor Karet Alam Indonesia Uji Ekonometrika Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Karet Alam Indonesia Respon Volume Ekspor Karet Alam terhadap Shock Variabel Lainnya Analisis Jangka Pendek Analisis Jangka Panjang Kontribusi Variabel yang Mempengaruhi Ekspor Karet Alam terhadap Perubahan Variabel Ekspor Karet Alam Indonesia VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... 67

12 v 6.2. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 72

13 vi DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1.1. Perkembangan Produksi Karet Alam Berdasarkan Produsen Utama Dunia Konsumsi Negara Konsumen Karet Alam Utama Negara Utama Tujuan Ekspor dan Volume Ekspor ( 000 ton), Hasil Uji Unit Root pada Level Hasil Uji Unit Root Pada First Difference Penetapan Lag Optimal Berdasarkan Kriteria nilai Akaike Information Criteria AIC Dekomposisi Varians Volume Ekspor Karet Alam Indonesia

14 vii DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 2.1. Diagram Alur Kerangka Penelitian Volume Ekspor Karet Alam Indonesia Nilai Ekspor Karet Alam Indonesia Trend volume ekspor karet alam Indonesia Respon dinamis volume ekspor karet alam Indonesia terhadap shock variabel lainnya Respon volume ekspor karet alam Indonesia terhadap shock variabel lainnya Dekomposisi varians dari volume ekspor karet alam Indonesia

15 viii DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Hasil Uji Unit Root pada Level pada taraf nyata 10% Hasil Uji Unit Root Pada First Difference pada taraf nyata 10% Penetapan Lag Optimal Berdasarkan Kriteria nilai Akaike Information Criteria AIC Uji Kestabilan VAR Uji Signifikansi data VECM Uji korelasi granger Hasil Uji Kointegrasi Hasil summary dari Johansen Cointegration Test Hasil Impulse Response Function variabel ekpor karet alam terhadap shockvariabel lainnya Hasil simulasi Forecast Error Variance Decomposition variabel ekspor karet alam Indonesia... 76

16 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara yang kaya hasil alamnya memiliki suatu kelebihan yang tidak dimiliki oleh negara lainnya di dunia. Indonesia terkenal sebagai negara pengekspor komoditi migas maupun komoditi nonmigas. Minyak bumi, gas, bahan tambang, batubara merupakan salah satu sektor andalan dari komoditi migas sedangkan dari sektor nonmigas sendiri terdapat beberapa komoditi unggulan seperti karet, kelapa sawit, kakao, kopi, teh, dan sebagainya. Subsektor perkebunan adalah salah satu subsektor unggulan yang mampu menghasilkan devisa negara dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini wajar apabila dilihat dari keunggulan perekonomian Indonesia yang lebih banyak terdapat pada kegiatan produksi yang berbasis sumber daya alam dibandingkan dengan kegiatan produksi yang berbasis teknologi maupun modal (Dumairy, 1996). Salah satu komoditas yang selama ini menjadi andalan ekspor adalah karet alam dan barang olahan dari karet. Ekspor karet alam mengalami perkembangan yang signifikan semenjak dunia otomotif mengalami perkembangan, khususnya dalam hal vulkanisir ban karet. Hal ini membuat permintaan dunia akan karet alam terus bertambah setiap tahunnya. Kondisi ini menguntungkan Indonesia karena Indonesia memiliki iklim yang sangat cocok untuk tanaman karet. Tanaman karet dapat berproduksi sepanjang tahun di Indonesia dan hampir semua

17 2 daerah di Indonesia cocok untuk ditanami karet. Hal tersebut yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara produsen karet di dunia. Karet sejak dahulu telah menjadi komoditi andalan Indonesia dalam mencetak devisa. Perkembangan harga serta pertumbuhan permintaan akan karet alam dunia direspon dengan baik peningkatan produksi karet alam Indonesia. Namun ketika terjadinya krisis tahun 1997, harga karet alam dunia mulai menurun. Kondisi ini membuat nilai mata uang negara-negara produsen karet alam (seperti Thailand, Malaysia dan Indonesia) terdepresiasi terhadap nilai mata uang Amerika Serikat (US Dollar). Pada saat itu juga terjadi kenaikan permintaan karet alam di dunia. Hal ini merangsang produksi karet alam Indonesia yang pada akhirnya menyebabkan over supply dan mendorong turun harga karet alam itu sendiri. Keadaan ini membuat para produsen karet untuk membentuk suatu Organisasi Karet Alam Internasional atau International Natural Rubber Organization (INRO) yang diharapkan dapat menstabilkan harga karet alam dunia, namun organisasi ini tidak berhasil dan kemudian dinyatakan bubar pada tahun Harga karet alam yang terus merosot tajam, membuat para produsen utama karet alam, yaitu Thailand, Indonesia, dan Malaysia memutuskan untuk membentuk International Rubber Contortium Limited (IRCo) yang diharapkan dapat menstabilkan harga karet dunia kembali. Dewasa ini, ketika negara-negara Asia mulai pulih dari krisis yang terjadi pada tahun 1997 dan 1998, menyebabkan harga karet dalam perkembangannya cukup fluktuatif. Harga karet alam sempat menyentuh level terendah dalam 10 tahun terakhir yaitu pada tahun 2001 di harga 51,53 UScent/kg, namun pada tahun

18 3 setelah itu harga karet kembali naik. Level harga tertinggi karet terjadi pada bulan Juni 2008 di harga 329,75 UScent/kg (Gapkindo,2008). Kenaikan harga tersebut membuat komoditas karet kembali menjadi salah satu andalan dalam perdagangan ekspor Indonesia. Ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekspor karet dan barang olahan karet yang mencapai sekitar 65% dalam 3 tahun terakhir, di samping Crude Palm Oil yang tetap menjadi primadona ekspor (Gapkindo,2008). Harga karet alam Indonesia yang lebih rendah dari karet alam Malaysia dan Thailand membuat karet alam Indonesia lebih banyak diminta oleh negara importir karet alam seperti Jepang dan Amerika Serikat. Hal ini membuat peranan ekspor karet alam dan barang olahan karet terhadap ekspor nasional tidak dapat dianggap kecil (Tabel 1). Berdasarkan tabel tersebut Indonesia merupakan produsen karet alam nomor dua terbesar di dunia dengan produksi sebesar 2,55 juta ton pada tahun 2007 setelah Thailand (produksi sebesar 2,97 juta ton). Indonesia terus mengalami pertumbuhan produksi karet alam yang positif dalam 6 tahun terakhir. Pertumbuhan produksi yang terus meningkat diikuti dengan trend kenaikan harga karet yang menyebabkan volume ekspor karet alam Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini membuat karet alam menjadi salah satu komoditi andalan yang menyumbang pendapatan nasional Indonesia. Dengan posisi yang cukup strategis tersebut, karet diharapkan menjadi salah satu komoditi penggerak perekonomian melalui peningkatan produksi yang akan meningkatkan volume ekspor karet. Strategi optimalisasi ekspor karet dinilai tepat mengingat harganya yang cukup tinggi di pasar internasional dan

19 4 kemampuan pasar dalam negeri untuk mengolah karet menjadi barang industri masih rendah. Tabel 1.1. Perkembangan Produksi Karet Alam Berdasarkan Produsen Utama Dunia (dalam 000 ton) Thailand Indonesia Malaysia India China Lain-lain Sumber : International Rubber Study Group, Perkembangan harga karet alam dunia pun menunjukkan perkembangan yang cukup baik akibat meningkatnya permintaan dari negara berkembang yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi yang dimotori oleh industrialisasi seperti Cina (rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 10%) dan India (pertumbuhan ekonomi sebesar 8%). Disamping dari negara tersebut, permintaan dari negara industri juga cukup tinggi seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan serta negara-negara industri di Eropa. Adapun negara-negara yang paling banyak mengkonsumsi karet adalah Jepang, China dan Amerika Serikat (Tabel 2). Ketiga negara tersebut menjadi negara tujuan ekspor utama karet alam Indonesia. Seiring dengan membaiknya perekonomian dunia, maka terjadi kenaikan pula dalam permintaan karet dari negara konsumen utama karet dunia dari tahun ke tahun. Cina adalah negara yang menduduki peringkat pertama dari pertumbuhan konsumsi karet alam dunia.

20 5 Tabel 1.2. Konsumsi Negara Konsumen Karet Alam Utama China AS Jepang India Malaysia Korea Thailand n.a Sumber : International Rubber Study Group, Namun tingginya pertumbuhan permintaan dari negara tersebut tidak diikuti dengan pertumbuhan produksi dari negara-negara produsen karet. Produksi karet alam Indonesia tidak responsif terhadap permintaan karet alam dunia. Produksi karet tidak serta merta mengikuti kenaikan permintaan karena produktifitas yang rendah. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya lack of supply di pasar karet dunia yang akhirnya mendorong terjadinya peningkatan harga karet di pasar internasional, disamping terjadinya kenaikan harga minyak dunia yang juga berperan dalam mendorong kenaikan harga karet sintetis yang merupakan komplementer maupun subtitusi dari karet alam. Menurut perkiraan International Rubber Study Group (IRSG) pada tahun 2020 dengan proyeksi permintaan dunia mencapai 10,9 juta ton dengan rata-rata pertumbuhan konsumsi per tahun sebesar 9%, akan terjadi kekurangan pasokan karet bila produksi karet tidak mengalami pertumbuhan yang tinggi atau diatas 9%. Melihat permintaan karet yang terus meningkat dari tahun ke tahun merupakan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor karetnya, namun ekspor karet alam Indonesia sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Beberapa faktor yang tidak dapat dihitung

21 6 secara kuantitaif akan dimasukkan kedalam variabel dummy. Adapun contohnya seperti faktor krisis ekonomi, teknologi, serta kebijakan-kebijakan yang terjadi di dalam ekspor karet alam Indonesia. Komoditas karet merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia karena sumbangannya terhadap devisa negara yang besar oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi ekspor karet alam Indonesia dan seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut dalam memengaruhi ekspor karet alam Indonesia baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Hal ini akan dapat menjadi pertimbangan dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan ekspor karet alam Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Sebagian besar karet alam Indonesia diproduksi untuk diekspor, 98% dari total produksi yang diekspor berupa karet mentah. Sebagian kecil lagi digunakan untuk kebutuhan dalam negeri, hanya 360 ribu ton hasil karet alam atau sekitar 1,5% dari 2,4 juta ton produksi karet alam yang dapat diserap industri dan dimanfaatkan sektor industri untuk menjadi barang jadi baik yang berupa ban, sarung tangan maupun alat-alat kesehatan dan berbagai barang jadi lainnya. (International Rubber Study Group, 2008). Di Indonesia, terjadi masalah peralihan lahan karet menjadi kelapa sawit. Hal ini disebabkan karena terjadi fluktuasi dalam harga karet dan kenaikan harga CPO sehingga terjadi konversi lahan dari perkebunan karet menjadi perkebunan kelapa sawit. Umur tanaman karet yang semakin tua dan kurangnya peremajaan

22 7 dalam perkebunan karet menyebabkan tidak optimalnya produksi karet alam di Indonesia. Produksi tanaman karet di Indonesia juga dipengaruhi oleh permintaan karet alam di pasar Internasional. Tingginya permintaan karet alam di dunia tidak serta merta menaikkan penawaran karet dunia. Kondisi ini seringkali mengakibatkan terjadinya over demand yang membuat harga karet melambung naik namun keadaan ini direspon dengan terlambat oleh negara-negara penghasil karet yang kemudian mendorong terjadinya over supply dan mengembalikan harga karet kembali level normal. Negara-negara produsen karet alam tidak dapat langsung memenuhi kebutuhan karet dunia karena tanaman karet memerlukan waktu untuk berproduksi. Ekspor karet alam Indonesia sendiri sangat dipengaruhi oleh keadaan perekonomian dunia. Suatu shock atau guncangan di dalam perekonomian dunia akan memengaruhi ekspor karet alam Indonesia. Salah satu contoh guncangan tersebut adalah harga minyak mentah dunia. Kenaikan maupun penurunan minyak mentah dunia akan menyebabkan kenaikan maupun penurunan dalam ekspor karet alam Indonesia. Selain harga minyak juga banyak guncangan lain yang berpengaruh terhadap ekspor karet alam Indonesia. Guncangan tersebut masingmasing memiliki pengaruh terhadap faktor-faktor termasuk ke dalam ekspor karet alam Indonesia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sebagai negara utama penghasil karet alam dunia, ekspor karet alam Indonesia menyumbang devisa yang cukup besar. Oleh karena itu, ekspor komoditas karet alam perlu mendapatkan perhatian yang lebih.

23 8 Dari berbagai hal yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan di teliti dalam penelitian ini 1. Faktor-faktor apa yang memengaruhi ekspor karet alam Indonesia ke dunia Internasional. 2. Bagaimana respon ekspor karet alam Indonesia terhadap shock variabel yang memengaruhinya. 3. Bagaimana kontribusi dari variabel yang memengaruhi ekspor karet alam terhadap perubahan variabel ekspor karet alam Indonesia. 4. Bagaimana strategi perumusan kebijakan untuk meningkatkan ekspor karet alam Indonesia. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekpor karet alam Indonesia. 2. Menganalisis respon ekspor karet alam Indonesia terhadap shock variabel yang memengaruhinya. 3. Mengetahui kontribusi dari variabel yang memengaruhi ekspor karet alam terhadap perubahan variabel ekspor karet alam Indonesia. 4. Menganalisis implikasi kebijakan untuk meningkatkan ekspor karet alam Indonesia.

24 9 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan rujukan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam industri perkaretan seperti petani, pengusaha, produsen karet, dan eksportir. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat berguna bagi penelitian selanjutnya, khususnya penelitian dengan topik karet. Sedangkan bagi pemerintah, hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dalam penyusunan kebijakan dalam bidang perkaretan nasional khususnya yang menyangkut strategi pengembangan kegiatan ekspor karet Indonesia, dengan mempertimbangkan kebijakan dan kondisi negara produsen lainnya. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada perdagangan luar negeri komoditi karet. Karet yang dianalisis adalah jenis karet alam atau karet mentah, tidak termasuk di dalamnya karet olahan, karet sintetis maupun barang-barang hasil turunan dari komoditi karet alam. Penelitian ini dibatasi pada analisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor karet alam Indonesia serta dampak guncangan terhadap variabel volume ekspor karet alam Indonesia. Variabel yang diteliti adalah volume ekspor karet alam Indonesia, produksi karet alam Indonesia, kurs (nilai tukar) Rupiah terhadap Dollar, harga minyak dunia, harga karet alam dunia.

25 10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional dapat didefinisikan menjadi suatu proses yang terdiri dari kegiatan-kegiatan perniagaan dari suatu negara asal yang melintasi perbatasan menuju suatu negara tujuan yang dilakukan oleh perusahaan multinasional untuk melakukan perpindahan barang dan jasa, perpindahan modal, perpindahan tenaga kerja, perpindahan teknologi (pabrik) dan perpindahan merek dagang. Beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam teori perdagangan Internasional (Hamdy,2001) adalah 1. Neutrality of money, dalam arti uang tidak berpengaruh atas harga relatif. 2. Jumlah faktor produksi dari setiap negara tetap. 3. Faktor produksi secara Internasional tidak dapat berpindah. 4. Teknologi yang tersedia sama. 5. Taste an income distribution dianggap sebagai sesuatu yang given dan tidak berubah. 6. Tidak terdapat hambatan perdagangan atau trade barrier dalam bentuk biaya transport, informasi, dan komunikasi. 7. Adanya full employment faktor produksi dan tidak terjadi excess supplies ataupun shortage of commodities.

26 Teori Keunggulan Absolut Setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan Internasional karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak, serta mengimpor barang jika negara tersebut memiliki ketidakunggulan mutlak (Hamdy, 2001). Teori absolute advantage ini didasarkan kepada beberapa asumsi pokok antara lain : faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja, kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama, serta pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang, dan biaya transportasi ditiadakan Teori Keunggulan Komparatif Teori keunggulan absolut dari Adam Smith memiliki kelemahan yang akhirnya disempurnakan oleh David Ricardo dengan teori comparative advantage atau keunggulan komparatif, baik secara cost comparative (labor efficiency) maupun production comparative (labor productivity) (Hamdy, 2001). Teori David Ricardo didasarkan pada nilai tenaga kerja atau theory of labor value yang menyatakan bahwa nilai atau harga suatu produk ditentukan oleh jumlah waktu atau jam kerja yang diperlukan untuk memproduksinya. Menurut teori cost comparative (labor efficiency), suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan Internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang/tidak efisien. Sedangkan menurut production comparative advantage (labor productivity), suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan

27 12 internasioanal jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang/tidak produktif (Hamdy, 2001) Teori Penawaran Ekpor Ekspor adalah total penjualan barang yang dapat dihasilkan oleh suatu negara, kemudian diperdagangkan kepada negara lain dengan tujuan mendapatkan devisa. Suatu negara dapat mengekspor barang-barang yang dihasilkannya ke negara lain yang tidak dapat menghasilkan barang yang dihasilkan oleh negara pengekspor (Lipsey, 1997). Ekspor dapat meningkatkan pendayagunaan sumberdaya domestik suatu negara, menciptakan dan meningkatkan pembagian lapangan kerja dan skala setiap produsen domestik agar mampu menghadapi persaingan dari yang lainnya (Salvaltore, 1997). Penawaran ekspor merupakan jumlah komoditi yang ditawarkan oleh suatu negara (produsen) ke negara lain (konsumen) dan juga untuk memenuhi permintaan negara lain. Menurut Labys, sebagaimana dikutip dalam Ermy Tety (2002) ekspor ke suatu negara merupakan kelebihan penawaran domestik atau produksi barang atau jasa yang tidak dikonsumsi oleh konsumen negara yang bersangkutan dan tidak disimpan dalam bentuk stok. Ekspor karet alam dapat dirumuskan sebagai berikut : Qx t = Q t - C t - S t-1.. (2.1) dimana : Qx t : Jumlah ekspor pada tahun ke-t

28 13 Q t C t S t-1 : Jumlah produksi domestik pada tahun ke-t : Jumlah konsumsi domestik pada tahun ke-t : Jumlah stok awal tahun ke-t atau akhir tahun lalu (tahun ke t-1) 2.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor. Penawaran ekspor dipengaruhi oleh jumlah produksi komoditas yang bersangkutan, harga komoditas itu sendiri, harga komoditas subtitusi, dan pajak (Salvatore, 1997). 1. Jumlah produksi komoditas yang besangkutan Suatu teori dasar ekonomi menyatakan bahwa kenaikan produksi akan menyebabkan kenaikan penawaran ekspornya, begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena peningkatan produksi akan diserap oleh pasar luar negeri melalui ekspor. 2. Harga komoditas itu sendiri Suatu hipotesis ekonomi mengatakan bahwa harga produk suatu komoditas mempunyai hubungan yang positif dengan jumlah yang ditawarkan, dan sebaliknya, ceteris paribus. Hal ini terjadi karena peningkatan harga komoditas menyebabkan peningkatan keuntungan yang akan memacu peningkatan produksi maupun penjualan hasil produksinya yang pada akhirnya akan meningkatkan penawaran ekspor komoditas tersebut. 3. Harga komoditas subtitusi Perubahan harga pada komoditas subtitusi akan mempengaruhi jumlah penawaran pada komoditas yang bersangkutan. Harga komoditas subtitusi memiliki hubungan yang negatif dengan penawaran ekspor komoditas yang

29 14 bersangkutan. Peningkatan harga komoditas subtitusi akan menurunkan penawaran komoditas yang bersangkutan. 4. Pajak Pajak mempengaruhi penawaran secara negatif, jika pajak meningkat maka penawaran akan mengalami penurunan. Pajak dikeluarkan oleh pemerintah dalam kebijakan perekonomian negaranya Kajian Terdahulu Ada beberapa penelitian mengenai karet yang telah terlebih dahulu dilakukan. Pada umumnya penelitian tersebut menjelaskan pengaruh berbagai faktor terhadap ekspor karet Indonesia. Yulianti (1993) dalam skripsinya yang berjudul Beberapa Faktor yang Memengaruhi Ekspor Karet Alam Indonesia menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi ekspor karet alam Indonesia adalah harga ekspor karet alam Indonesia, nilai tukar terhadap Dollar, dan tingkat pendapatan nasional Indonesia. Sarannya adalah perlu adanya standardisasi dalam bahan olah karet. Purwanti (1995) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor-Impor Karet Alam Indonesia-Amerika Serikat menyimpulkan bahwa kebijakan pemerintah, jumlah penduduk Indonesia, serta harga ekspor karet alam Indonesia berpengaruh positif terhadap ekspor-impor karet alam Indonesia. Sedangkan harga karet sintetis berpengaruh negatif terhadap ekspor-impor karet alam Indonesia ke Amerika Serikat. Sarannya adalah perlu adanya peningkatan produktifitas dengan cara perluasan lahan karet, perlu adanya

30 15 produksi karet sintetis sebagai barang komplementer serta perlunya memperbaiki saluran tataniaga karet alam yang ada. Tetty (2002) dalam tesisnya yang berjudul Penawaran dan Permintaan Karet Alam Indonesia di Pasar Domestik dan Internasional menyimpulkan bahwa depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$, kombinasi peningkatan upah dan depresiasi Rupiah, produksi karet alam negara pesaing turun, apresiasi nilai tukar mata uang negara importir, peningkatan pendapatan perkapita negara importer serta kombinasi depresiasi nilai tukar mata uang negara importir dan peningkatan pendapatan perkapita negara importer akan menyebabkan peningkatan produksi karet alam Indonesia. Namun alternatif penurunan produksi karet alam negara pesaing memberi dampak relatif besar terhadap perubahan harga internasional. Mamlukat (2005) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Harga Ekspor Karet Alam Indonesia menyimpulkan bahwa terjadi pergeseran preferensi importir karet alam ke karet sintetis, harga karet sintetis dipengaruhi oleh harga minyak dunia, fluktuasi harga karet alam Indonesia sendiri dipengaruhi oleh produksi yang tidak stabil serta elastisitas karet alam Indonesia yang rendah. Anwar (2005) dalam disertasinya yang berjudul Prospek Karet Alam Indonesia di Pasar Internasional : Suatu Analisis Integrasi Pasar dan Keragaan Ekspor menyimpulkan bahwa secara umum prospek karet alam Indonesia di pasar Internasional sangat tergantung pada

31 16 1. Efisiensi pasar karet alam, baik pasar karet alam domestik maupun pasar dunia. 2. Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap US$. 3. Pertumbuhan ekonomi di negara konsumen, harga minyak mentah dunia dan rasio harga karet sintetik dan alam. 4. Perkembangan daya saing ekspor dengan negara produsen atau eksportir lainnya, distribusi pasar, dan jenis produk. 5. Pemilihan daerah pemasaran yang responsif terhadap perubahan harga atau pendapatan. Berdasarkan penelitian terdahulu, maka dapat diketahui bahwa perlu dilakukan suatu perubahan terhadap industri karet Indonesia dengan harapan dapat meningkatkan daya saing serta volume ekspor karet alam Indonesia di pasar Internasional Kerangka Pemikiran Pengembangan ekspor karet alam Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam penelitian ini akan dianalisis faktor-faktor yang memengaruhi penawaran ekspor karet alam Indonesia, baik faktor kualitatif maupun kuantitatif. Analisis faktor kualitatif yang dilakukan adalah dengan mengevaluasi kebijakan ekspor karet yang ada dan pernah ada, baik kebijakan dalam negeri maupun luar negeri termasuk didalamnya pembentukan organisasi karet dunia maupun domestik dan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Evaluasi kebijakan yang dilakukan yaitu dengan membandingkan tahun kebijakan berlaku dengan kondisi ekspor karet alam Indonesia seperti volume, nilai, dan harga ekspor karet alam

32 17 Indonesia pada tahun tersebut. Sedangkan untuk faktor kuantitatif akan dianalisis dengan menggunakan metode Vektor Error Correction Model (VECM) untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi penawaran karet alam Indonesia. Variabel yang diteliti adalah volume ekspor karet alam Indonesia, produksi karet alam Indonesia, nilai tukar (nilai tukar) Rupiah terhadap Dollar, harga minyak dunia, harga karet alam dunia. Ekspor Karet Alam Indonesia Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor Karet alam Indonesia Analisis Vektor Error Correction Model (VECM) Respon ekspor karet alam Indonesia terhadap shock Kontribusi variabel lainnya terhadap perubahan variabel ekspor karet alam Indonesia Impulse Response Function (IRF) Jangka Panjang Jangka Pendek Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) Perumusan kebijakan untuk meningkatkan ekspor karet alam Indonesia Gambar 2.1. Diagram Alur Kerangka Penelitian

33 18 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari statistik International Rubber Study Group (IRSG), statistik Gapkindo (Gabungan Pengusaha Karet Indonesia), data dari Badan Pusat Statistik, serta data statistik Departemen Pertanian Direktorat Jendral Perkebunan. Bentuk data adalah data time series tahunan dari tahun 1971 sampai dengan tahun Data yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Jumlah volume ekspor karet alam Indonesia (ton) 2. Jumlah produksi karet alam Indonesia (ton) 3. Nilai tukar negara pengimpor karet alam Indonesia (Rp/US$) 4. Harga minyak mentah dunia (US Dollar/barel) 5. Harga karet alam dunia jenis RSS 1 (US Dollar/ton) 3.2. Metode Analisis dan Pengolahan Data Ekspor karet alam Indonesia merupakan salah satu andalan devisa dari sektor nonmigas Indonesia. Namun dalam perkembangannya ekspor karet alam Indonesia tidak terlepas dari dinamika yang terjadi dalam perdagangan Internasional. Pada penelitian ini dinamika ekspor karet alam Indonesia akan dianalisis dengan menggunakan analisis VAR dan VECM, diharapkan dengan menggunakan analisis ini dapat diketahui faktor-faktor yang memengaruhi volume ekspor karet alam Indonesia baik dalam jangka pendek maupun dalam

34 19 jangka panjang serta pengaruh shock atau goncangan perekonomian terhadap volume ekspor karet alam Indonesia melalui analisis Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD). Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian adalah Microsoft Excel 2007 untuk mengelompokkan data dan selanjutnya diolah menggunakan program Eviews Vektor Autoregression (VAR) Metode VAR adalah suatu sistem persamaan yang memperlihatkan setiap peubah sebagai fungsi linear dari konstansta dan nilai lag dari peubah itu sendiri serta nilai lag dari peubah lain yang ada di dalam sistem. Jadi, peubah penjelas dalam VAR meliputi nilai lag seluruh peubah tak bebas dalam sistem. Model ini dikembangkan oleh Cristoper Sims pada tahun Model ini dasarnya hampir sama dengan model untuk menguji Granger s Causality. Model VAR adalah model a-theory terhadap teori ekonomi. Namun demikian model ini sangat berguna dalam menentukan tingkat eksogenitas suatu variabel ekonomi dalam sebuah sistem ekonomi dimana terjadi saling ketergantungan antar variabel dalam ekonomi (Enders, 2004). Model ini juga menjadi dasar munculnya metode co-integrasi Johansen yang sangat baik dalam menjelaskan perilaku variabel dalam perekonomian. Model VAR memiliki beberapa kelebihan apabila dibandingkan dengan metode ekonometrika konvensional yang lain (Laksani, 2004). Keunggulan tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Metode VAR mengembangkan model secara bersamaan di dalam suatu sistem yang kompleks (multivariate) sehingga dapat menangkap hubungan

35 20 keseluruhan variabel yang bersifat langsung maupun tidak langsung di dalam persamaan tersebut. 2. Uji VAR yang multivariate bisa menghindari parameter yang bias sebagai akibat tidak dimasukkannya variabel yang relevan. 3. Metode VAR dapat mendeteksi hubungan antar variabel di dalam sistem persamaan dengan menjadikan seluruh variabel sebagai endogenous. Hal ini menjadikan model VAR sebagai model yang sederhana karena semua variabel pada model VAR dianggap sebagai variabel endogen. 4. Metode VAR bekerja berdasarkan data sehingga bebas dari batasan teori ekonomi yang sering muncul termasuk gejala perbedaan palsu (spurious variabel endogenety and exogenety) di dalam model ekonometrik konvensional terutama dalam persamaan simultan sehingga menghindari penafsiran yang salah. 5. Dengan teknik VAR maka variabel yang terpilih hanyalah variabel yang relevan untuk disinkronisasikan dengan teori yang ada. 6. Peramalan menggunakan model VAR pada beberapa hal lebih baik dibanding menggunakan model dengan persamaan simultan yang lebih kompleks. Sekalipun model VAR banyak memiliki kelebihan, namun model ini tetap mempunyai sisi lemah. Ada beberapa kelemahan yang dimiliki model tersebut antara lain:

36 21 1. Model VAR bersifat a-theory karena tidak memanfaatkan informasi atau teori terdahulu. Oleh karena itu model VAR sering disebut model yang tidak struktural. 2. Model VAR tidak cocok untuk menganalisis kebijakan karena tujuan utama model ini adalah untuk peramalan. 3. Pemilihan banyaknya lag yang digunakan dalam persamaan juga dapat menimbulkan permasalahan. Misalnya kita mempunyai tiga variabel bebas dengan masing masing lag sebanyak delapan. Hal tersebut berarti kita harus mengestimasi paling sedikit 24 parameter. Untuk kepentingan tersebut, kita harus mempunyai data atau pengamatan yang relatif banyak. 4. Semua variabel dalam VAR harus stasioner, jika tidak stasioner, maka harus ditransformasi terlebih dahulu. 5. Interpretasi koefisien yang didapat berdasarkan model VAR tidak mudah Model Umum Vector Autoregression (VAR) Sistem persamaan multivariate memiliki hubungan kausalitas antarvariabel yang lebih rumit dibandingkan sistem persamaan bivariat. Metode VAR membuat seluruh variabel menjadi endegenous dan menurunkan distributed lag-nya. Secara umum persamaan VAR dengan orde p dengan n buah peubah tak bebas pada waktu ke-t dapat dimodelkan sebagai berikut (Enders, 2004) : (3.1) Dimana : = vektor peubah tak bebas (,t..,t) berukuran n x 1

37 22 = vektor intersep berukuran n x 1 = matrik parameter berukuran n x 1 untuk setiap i=1,2, p = vektor sisaan (1,t n,t) berukuran n x 1 Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis VAR adalah semua peubah tak bebas bersifat stasioner, semua sisaan bersifat white noise yang artinya memiliki rataan nol, ragam konstan, dan diantara peubah tak bebas tidak ada korelasi Model Penelitian Dalam penelitian ini digunakan lima variabel yang terdiri dari volume ekspor karet alam Indonesia (LNVX), produksi karet alam (LNQ), harga ekspor karet alam Indonesia (LNPX), harga minyak mentah dunia (LNPM), dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar (LNER). Model persamaan VAR yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :!"!" #!" $!" %!"!"!" #!" $!" %!" #!" #!" ##!" #$!" #%!" $!" $!" $#!" $$!" $%!" %!" %!" %#!" %$!" %%!" Dimana : & #..(3.2) $ % LNVX LNQ LNPX LNPM LNER ' it = Volume ekspor karet alam Indonesia (ton) = Produksi karet alam Indonesia (ton) = Harga ekspor karet alam Indonesia (US$/ton) = Harga minyak mentah dunia (US$/barel) = Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar (RP/$) = error

38 23 ()!" = koofisien lag peubah ke-j untuk persamaan ke-i t = periode (t=1,2,3 ) Sebuah model sederhana yang memuat variabel diuji dengan menggunakan metode VAR VECM untuk menganalisis respon dari volume ekspor karet alam Indonesia terhadap guncangan variabel makroekonomi seperti produksi karet alam, harga ekspor karet alam Indonesia, harga minyak mentah dunia, dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar. Meningkatnya harga ekspor karet alam Indonesia, dan meningkatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar (apresiasi Rupiah) akan menurunkan volume ekspor karet alam Indonesia. Sedangkan meningkatnya produksi karet alam, dan meningkatnya harga minyak mentah dunia serta akan meningkatkan volume ekspor karet alam Indonesia Analisis Vektor Error Correction Model (VECM) Pada data time series kebanyakan memiliki tingkat stasioneritas pada perbedaan pertama atau first difference atau I(1). Oleh karena itu untuk mengantisipasi hilangnya informasi jangka panjang, maka dalam penelitian dapat digunakan analisis VECM apabila ternyata data yang digunakan memiliki derajat stasioneritas I(1). Variabel yang digunakan dalam,model VECM dipilih sesuai dengan model ekonomi yang relevan dan hubungan antara variabel tidak diperlukan secara apriori. Dengan kata lain semua variabel dalam sistem diperlakukan sebagai variabel endogen (Thomas, 1997).

39 24 Dua syarat penting dari analisis VECM adalah pertama data harus terintegrasi pada derajat 1 atau 2, dan kedua data-data yang digunakan harus terkointegrasi. VECM digunakan untuk mendapatkan hubungan antara variabelvariabel dalam bentuk regresi kointegrasi. Kointegrasi adalah terdapatnya kombinasi linear antara variabel yang nonstasioner yang terkointegrasi pada ordo yang sama (Enders, 2004). Setelah dilakukan pengujian kointegrasi pada model yang digunakan, maka dianjurkan untuk memasukkan persamaan kointegrasi ke dalam model yang digunakan. Secara umum model VECM (k-1) adalah sebagai berikut (Siregar dan Ward, 2005): y t = k 1 i = 1 Γi y t 1 + µ 0 + µ 1t + αβyt 1 + εt...(3.3) Dimana : yt = y t y t-1, k-1 = lag VECM dari VAR, Γ i = matriks koefisien regresi (b 1,..b i ), µ 0 = vektor intercept, µ 1 = vektor koefisien regresi, t α β y = time trend, = matriks loading, = vektor kointegrasi, = variabel yang digunakan dalam analisis.

40 Impulse Response Function (IRF) Cara yang paling baik untuk mencirikan struktur dinamis dalam model adalah dengan menganalisa respon dari model terhadap guncangan (Enders, 2004). Ada dua cara dalam melakukan hal tersebut, yaitu dengan analisis Impulse Response Function (IRF) atau analisis Forecast Error Variance Decomposition (FEVD). IRF dapat meneliti hubungan antar variabel dengan menunjukkan bagaimana variabel endogen bereaksi terhadap sebuah shock dalam variabel itu sendiri dan variabel endogen lainnya. IRF adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan respon suatu variabel endogen terhadap suatu shock tertentu karena sebenarnya shock variabel misalnya ke-i tidak hanya berpengaruh terhadap variabel ke-i itu saja tetapi ditransmisikan kepada semua variabel endogen lainnya melalui struktur dinamis atau struktur lag dalam VAR. Oleh karena itu, IRF juga dapat mengukur pengaruh suatu shock pada suatu waktu kepada inovasi variabel endogen pada saat tersebut dan dimasa yang akan datang. Analisis fungsi impuls respon (Impulse Response Function) atau disingkat dengan IRF dalam analisis ini dilakukan untuk menilai respon dinamik variabel volume ekspor karet alam Indonesia, produksi karet alam Indonesia, nilai tukar (nilai tukar) Rupiah terhadap Dollar, harga minyak dunia, dan harga karet alam dunia. terhadap adanya guncangan (shock) variabel tertentu. IRF juga bertujuan untuk mengisolasi suatu guncangan agar lebih spesifik artinya suatu variabel yang dapat dipengaruhi oleh shock atau guncangan tertentu. Apabila suatu variabel

41 26 tidak dapat dipengaruhi oleh shock, maka shock spesifik tersebut tidak dapat diketahui melainkan shock secara umum Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) Metode yang dapat dilakukan untuk melihat bagaimana perubahan dalam suatu variabel yang ditunjukkan oleh perubahan error variance dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya adalah FEVD. Metode ini mencirikan suatu struktur dinamis dalam model VAR. Dimana dalam metode ini dapat dilihat kekuatan dan kelemahan masing-masing variabel dalam memengaruhi variabel lainnya dalam kurun waktu yang panjang. FEVD merinci ragam dari peramalan galat menjadi komponen-komponen yang dapat dihubungkan dengan setiap variabel endogen dalam model. Dengan menghitung persentase kuadrat prediksi galat k-tahap ke depan dari sebuah variabel akibat inovasi dalam variabel-variabel lain maka akan dapat dilihat seberapa besar perbedaan antara error variance sebelum dan sesudah terjadinya shock yang berasal dari dirinya sendiri maupun dari variabel lain. Jadi melalui FEVD dapat diketahui secara pasti faktor-faktor yang memberikan kontribusi yang paling signifikan terhadap perubahan dari variabel tertentu. Dalam analisis ini variabel tersebut yaitu volume ekspor karet alam Indonesia, produksi karet alam Indonesia, nilai tukar (nilai tukar) Rupiah terhadap Dollar, harga minyak dunia, dan harga karet alam dunia.

42 Pengujian Pra Estimasi Uji Stasioneritas Data Dalam mengestimasi sebuah model yang akan digunakan, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah uji stasioneritas data atau disebut dengan unit root test. Data yang stasioner akan mempunyai kecenderungan untuk mendekati nilai rata-rata dan berfluktuasi di sekitar nilai rata-ratanya (Gujarati, 1997). Untuk itu, pengujian stasioneritas data sangat penting dilakukan apabila menggunakan data time series dalam analisis. Hal tersebut dikarenakan data time series pada umumnya mengandung akar unit (unit root) dan nilai rata-rata serta variansnya berubah sepanjang waktu. Nilai yang mengandung unit root atau nonstasioner, apabila dimasukkan dalam perhitungan statistik pada model regresi sederhana, maka kemungkinan besar estimasi akan gagal mencapai nilai yang sebenarnya atau disebut sebagai spourious estimation (Thomas, 1997). Untuk menguji ada atau tidaknya akar unit pada data yang digunakan, maka dalam penelitian ini menggunakan uji Augmented Dickey-Fuller (Gujarati, 1997). Uji stasioneritas data dengan menggunakan uji Dickey-Fuller, dimulai dari sebuah proses autoregresi orde pertama, yaitu: Y ρ + u... (3.4) t = Y t 1 t dimana: Y t u t = variabel yang diestimasi = white noise error term dengan mean nol dan varians konstan. Y t-1 = variabel sebelumnya

DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM INDONESIA OLEH VAGHA JULIVANTO H

DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM INDONESIA OLEH VAGHA JULIVANTO H DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM INDONESIA OLEH VAGHA JULIVANTO H14050086 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN VAGHA JULIVANTO. Dinamika Ekspor Karet

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu badan hukum yang memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai salah satunya yaitu mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk menggambarkan bagaimana pengaruh capital gain IHSG dengan pergerakan yield obligasi pemerintah dan pengaruh tingkat suku bunga terhadap IHSG dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian dapat dijadikan landasan dalam setiap tahap penelitian. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui metode

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 18 III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Mengetahui kointegrasi pada setiap produk adalah salah satu permasalahan yang perlu dikaji dan diteliti oleh perusahaan. Dengan melihat kointegrasi produk,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2012. Penelitian dilakukan di Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo). Penentuan tempat dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang relevan dengan penelitian. Semua data yang digunakan merupakan data deret

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series 30 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series bulanan periode Mei 2006 sampai dengan Desember 2010. Sumber data di dapat dari Statistik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Definisi Karet Remah (crumb rubber) Karet remah (crumb rubber) adalah karet alam yang dibuat secara khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih impor beras sebagai objek melakukan riset di Indonesia pada tahun 1985-2015. Data bersumber dari Badan Pusat Statistika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kuartalan. Periode waktu penelitian ini dimulai dari kuartal pertama tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen dan independen. Variabel dependen

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data 23 III. METODE PENELITIN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember 2009. Data

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Stasioneritas Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji VECM, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas. Uji stationaritas yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan memiliki tujuan yang pada dasarnya mendapatkan keuntungan demi kelancaran usahanya dan mampu bersaing dalam lingkungan bisnis secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah pengeluaran riil pemerintah (G t ), PBD riil (Y t ), konsumsi (CC t ), investasi (I t ), Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pengembangan bahan bakar alternatif untuk menjawab isu berkurangnya bahan bakar fosil akan meningkatkan permintaan terhadap bahan bakar alternatif, dimana salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Obyek/Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Modal Kerja UMKM dengan variabel independen DPK, NPF, Margin, dan Inflasi sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA OLEH Zainul Abidin H14103065 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penilitian ini adalah pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit 48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Kestasioneritasan Data Uji stasioneritas data dilakukan pada setiap variabel yang digunakan pada model. Langkah ini digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 0 tahun terakhir terus menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari 40 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Berdsarkan kajian beberapa literatur penelitian ini akan menggunakan data sekunder. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 46 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa data time series dari tahun 1986-2010. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini akan menganalisis kinerja kebijakan

Lebih terperinci

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H14103001 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 STABILITAS MONETER PADA SISTEM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI 3 BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait dengan permasalahan penelitian seperti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan orientasi yaitu dari orientasi peningkatan produksi ke orientasi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek penelitian, maka penelitian ini hanya menganalisis mengenai harga BBM dan nilai tukar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam pencarian metode peramalan terbaik, diperlukan berbagai informasi relevan sebagai data penunjang untuk pasar kue. Peramalan pasar kue dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas. Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan dengan cara mengukur variabel yang di lingkari oleh teori atau satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa seberapa besar volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak kelapa

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H

ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H14104090 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember Data-data

METODE PENELITIAN. time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember Data-data III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember 2011. Datadata yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI OLEH RATNA VIDYANI H14102077 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

VII. DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKONOMI TERHADAP DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM

VII. DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKONOMI TERHADAP DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM VII. DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKONOMI TERHADAP DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM 7.1. Dampak Kenaikan Pendapatan Dampak kenaikan pendapatan dapat dilihat dengan melakukan simulasi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua data mengenai variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total pembiayaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang 60 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini akan didasarkan pada langkahlangkah yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab III. Langkah pertama merupakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang 40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi 4.1.1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang telah ditentukan harus dipenuhi. Salah satu asumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis dan Sumber Data 41 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Sumber Data Analisis integrasi pasar dan transmisi harga merupakan bagian dari analisis data time series. Penelitian ini menggunakan data bulanan pada periode Januari

Lebih terperinci

INTEGRASI PASAR OBLIGASI NEGARA DI ANTARA NEGARA NEGARA ASEAN+6 OLEH SURYARISMAN PRATAMA H

INTEGRASI PASAR OBLIGASI NEGARA DI ANTARA NEGARA NEGARA ASEAN+6 OLEH SURYARISMAN PRATAMA H INTEGRASI PASAR OBLIGASI NEGARA DI ANTARA NEGARA NEGARA ASEAN+6 OLEH SURYARISMAN PRATAMA H14053246 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN SURYARISMAN

Lebih terperinci

DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DI SEKTOR INDUSTRI CPO TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR MINYAK GORENG SAWIT DALAM NEGERI OLEH WIDA KUSUMA WARDANI H

DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DI SEKTOR INDUSTRI CPO TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR MINYAK GORENG SAWIT DALAM NEGERI OLEH WIDA KUSUMA WARDANI H DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DI SEKTOR INDUSTRI CPO TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR MINYAK GORENG SAWIT DALAM NEGERI OLEH WIDA KUSUMA WARDANI H14104036 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock 40 III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock kredit perbankan, pembiayaan pada lembaga keuangan non bank dan nilai emisi saham pada pasar modal

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Estimasi VAR 4.1.1 Uji Stasioneritas Uji kestasioneran data pada seluruh variabel sangat penting dilakukan untuk data yang bersifat runtut waktu guna mengetahui apakah

Lebih terperinci

INTEGRASI PASAR CPO DUNIA DAN DOMESTIK

INTEGRASI PASAR CPO DUNIA DAN DOMESTIK 81 VII. INTEGRASI PASAR CPO DUNIA DAN DOMESTIK Indonesia merupakan produsen CPO terbesar di dunia saat ini dengan produksi CPO pada tahun 2010 mencapai 23,6 juta ton atau mencapai 44% dari total produksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur,

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur, BAB III METODE PENELITIN A. Jenis dan Pendektan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini setiap negara melakukan perdagangan internasional. Salah satu kegiatan perdagangan internasional yang sangat penting bagi keberlangsungan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious 48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) Pengujian akar unit merupakan tahap awal sebelum melakukan estimasi model time series. Pemahaman tentang pengujian akar unit ini mengandung

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Data penelitian Penelitian interdependensi pasar saham indonesia dengan pasar saham dunia ini menggunakan data sekunder berupa nilai penutupan harian/daily

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif 4.1.1 Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Produksi padi Indonesia meskipun mengalami fluktuasi namun masih menunjukkan pertumbuhan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H14053157 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2011. Penelitian dilakukan dengan mengunjungi PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah pertumbuhan indeks pembangungan manusia Indonesia dan metode penelitiannya adalah analisis kuantitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia mulai mengalami liberalisasi perdagangan ditandai dengan munculnya General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947 yang

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 51 Universitas Indonesia. Keterangan : Semua signifikan dalam level 1%

BAB 4 PEMBAHASAN. 51 Universitas Indonesia. Keterangan : Semua signifikan dalam level 1% BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Hasil Uji Stasioneritas Data Data yang akan digunakan untuk estimasi VAR perlu dilakukan uji stasioneritasnya terlebih dahulu. Suatu data dikatakan stasioner jika nilai rata-rata

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN.... ix I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 9 1.3. Tujuan Penelitian... 10 1.4. Manfaat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini 51 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan pelaksanaan tahapan-tahapan metode VECM yang terbentuk dari variabel-variabel capital gain IHSG (capihsg), yield obligasi 10 tahun (yieldobl10)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data bulanan periode 1998-2010. Variabel, data, satuan dan sumber data yang digunakan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SEKTOR-SEKTOR UNGGULAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN TANGERANG PERIODE OLEH ADHITIA KUSUMA NEGARA H

KONTRIBUSI SEKTOR-SEKTOR UNGGULAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN TANGERANG PERIODE OLEH ADHITIA KUSUMA NEGARA H KONTRIBUSI SEKTOR-SEKTOR UNGGULAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN TANGERANG PERIODE 2003-2007 OLEH ADHITIA KUSUMA NEGARA H14052528 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN Analisis data dilakukan melalui serangkaian tahapan pengujian menggunakan analis Vector Auto Regression (VAR). Pada tahap pertama dilakukan pengujian terhadap variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, dimana banyak Negara yang melakukan perdagangan internasional, Sumberdaya yang melimpah tidak

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BIJI KAKAO INDONESIA DI MALAYSIA, SINGAPURA DAN CINA OLEH YULI WIDIANINGSIH H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BIJI KAKAO INDONESIA DI MALAYSIA, SINGAPURA DAN CINA OLEH YULI WIDIANINGSIH H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BIJI KAKAO INDONESIA DI MALAYSIA, SINGAPURA DAN CINA OLEH YULI WIDIANINGSIH H14053143 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perdagangan internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perdagangan internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Perdagangan Internasional Perdagangan internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa yang dilakukan penduduk suatu negara dengan penduduk

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Dalam mendapatkan estimasi model VECM, tahap pertama yang harus dilakukan pada pengujian data adalah dengan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DOMESTIK MINYAK SAWIT (CPO) DI INDONESIA TAHUN Oleh HARIYANTO H

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DOMESTIK MINYAK SAWIT (CPO) DI INDONESIA TAHUN Oleh HARIYANTO H FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DOMESTIK MINYAK SAWIT (CPO) DI INDONESIA TAHUN 1980-2007 Oleh HARIYANTO H14084006 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL INDONESIA DI PASAR AMERIKA SERIKAT

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL INDONESIA DI PASAR AMERIKA SERIKAT ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL INDONESIA DI PASAR AMERIKA SERIKAT OLEH : AHMAD HERI FIRDAUS H14103079 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha perkebunan merupakan usaha yang berperan penting bagi perekonomian nasional, antara lain sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi petani, sumber

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT OLEH ERIKA H14104023 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 2 RINGKASAN

Lebih terperinci

INTEGRASI SPASIAL PADA PASAR MINYAK GORENG DI INDONESIA

INTEGRASI SPASIAL PADA PASAR MINYAK GORENG DI INDONESIA 101 IX. INTEGRASI SPASIAL PADA PASAR MINYAK GORENG DI INDONESIA Meskipun industri minyak goreng sawit telah tersebar di 19 propinsi, sentra produksi minyak goreng yang utama masih terpusat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan salah satu upaya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah bagi suatu negara dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Banyak keuntungan yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH DAN EMPAT MATA UANG NEGARA ASEAN OLEH RUSNIAR H14102056

ANALISIS PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH DAN EMPAT MATA UANG NEGARA ASEAN OLEH RUSNIAR H14102056 i ANALISIS PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH DAN EMPAT MATA UANG NEGARA ASEAN OLEH RUSNIAR H14102056 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ii RINGKASAN RUSNIAR.

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. HASIL ANALISIS Pengujian vektor autoregresi pada penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi perangkat lunak Eviews versi 6 yang dikembangkan dan didistribusikan oleh Quantitative

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak nabati merupakan salah satu komoditas penting dalam perdagangan minyak pangan dunia. Tahun 2008 minyak nabati menguasai pangsa 84.8% dari konsumsi minyak pangan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 69 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian menggunakan data sekunder, baik data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif yang digunakan adalah data sekunder dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H14102098 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci