PROPOSAL DESIGN PROJECT SANGGAR BACA PANDA (Sanggar Baca Harapan Anak Desa)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROPOSAL DESIGN PROJECT SANGGAR BACA PANDA (Sanggar Baca Harapan Anak Desa)"

Transkripsi

1 PROPOSAL DESIGN PROJECT SANGGAR BACA PANDA (Sanggar Baca Harapan Anak Desa) Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Manajemen Proyek Pembangunan Dosen Pengampu: Joko Purnomo, S.IP.,M.A. Oleh : Arnis Bella Safira NIM PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

2 BASIC DATA PROJECT Nama Proyek Lokasi Nama Organisasi Mitra Kerja : Sanggar Baca PANDA : Desa Tegalweru - (perbatasan Kota Malang-Batu) : Sanggar Baca PANDA : Komunitas Jendela 1001 Buku Sahabat Pulau Kemitraan kontrak dengan Yamaha Music, Greebel, dan Gramedia Warehouse. Durasi Kegiatan : 1 tahun (sustainable) Proyek ini dibangun dalam jangka waktu 1 tahun, akan tetapi dapat terus bersifat sustainable selama masyarakat berkomitmen menjaga pengelolaan untuk tetap berjalan baik, dengan evaluasi berkala dari organisasi.

3 ORGANIZATIONAL BACKGROUND Nama Organisasi : Sanggar Baca PANDA (Sanggar Baca Harapan Anak Desa) Fokus Organisasi : Merupakan organisasi nonprofit di bidang Seni Budaya & Pendidikan Informal yang memfasilitasi akses bagi anak-anak di wilayah pedesaan terhadap rumah baca multimedia dan sanggar seni. Citra Organisasi : Sanggar Baca PANDA merupakan sebuah organsisasi berbasis aksi kepemudaan yang bergerak di bidang pendidikan alternatif (non-formal) bagi anak-anak di desa tertinggal di seluruh Indonesia. Kami mendedikasikan diri bagi anak-anak desa dengan jalan memfasilitasi pendirian rumah baca multimedia sekaligus sanggar seni (Studio Seni), untuk memberikan kesempatan bagi mereka dalam mengekspresikan kebutuhan seni sekaligus membuka cakrawala dunia. Kami percaya bahwa seni dan kreativitas serta ilmu pengetahuan akan membawa perubahan berarti bagi anak-anak bangsa. Namun keterbatasan perekonomian pedesaan, terutama di desa desa yang belum tersentuh pembangunan merata, selama ini masih menjadi kendala terbesar dalam mewujudkan cita-cita mulia untuk membangun generasi muda. Banyak anak-anak desa dengan latar belakang perekonomian keluarga berpenghasilan rendah, tidak mampu memenuhi kebutuhan pendidikan dasar apalagi untuk menjamin kebutuhan akan ekspresi seni. Maka dari itu, dengan membukakan akses anak-anak desa terhadap seni dan literasi, Sanggar Baca PANDA berharap dapat memberikan kesempatan belajar bagi mereka untuk menciptakan generasi muda yang berwawasan luas dan memiliki kreatifitas tanpa batas. Nama Sanggar Baca PANDA memiliki sejumlah makna yang mencerminkan tujuannya. Sanggar merupakan tempat untuk mengekspresikan kebutuhan seni, baik itu seni tari, lukis, musik, dan lain sebagainya. Kata 'Baca' menunjukkan visi kami untuk menyebarkan budaya membaca yang diharapkan akan memperkaya pengetahuan maupun daya imajinasi anakanak. PANDA atau yang merupakan singkatan dari "Harapan Anak Desa" memperlihatkan cita-cita kami untuk mengembangkan potensi generasi muda (anak-anak) yang nantinya akan menggerakkan desanya menuju kesejahteraan.

4 Dengan demikian fokus kegiatan Sanggar Baca PANDA berlandaskan pada tujuan human development dibidang pendidikan non-formal, melalui program pendirian rumah bacamultimedia dan sanggar seni, donasi buku, donasi dana, kegiatan bermain dan belajar, dan lain sebagainya. Visi Organisasi Berdedikasi kepada anak negeri dengan jalan berbagi sumber ilmu pengetahuan serta ruang mengekspresikan seni. Misi Organisasi (1) Menjadi wadah kepedulian pemuda terhadap pendidikan non-formal bagi anak-anak di wilayah pedesaan tertinggal. (2) Memfasilitasi anak-anak desa terhadap media infomasi literasi dan ekspresi seni, dengan mempelopori pendirian rumah baca dan pengelolaan sanggar seni multimedia interaktif. (3) Menyebarkan budaya baca dan ekspresi seni sebagai pendidikan alternatif untuk mengembangkan potensi anak, melalui kegiatan-kegiatan yang dimotori oleh para relawan. (4) Membuka cakrawala anak-anak di desa tertinggal untuk tumbuh menjadi generasi penerus yang berwawasan dan penuh kreatifitas serta inovasi. Nilai-nilai Nilai yang menjadi orientasi terpenting dalam Sanggar Baca PANDA adalah untuk peduli terhadap kebutuhan anak-anak pedesaan, menyumbangkan tenaga dan ide untuk menciptakan ruang belajar non formal yang menyenangkan, dan kemauan untuk memajukan pendidikan bagi anak-anak di desa tertinggal.

5 CONTEXTUAL ANALYSIS A. Problem Specifics Sebagai sebuah kota yang telah lama dikenal dengan ikon Kota Pendidikan, setiap tahunnya Kota Malang telah mampu menarik minat ribuan pendatang untuk mengenyam pendidikan. Sektor pendidikan memang selalu menjadi daya tarik utama dari kota Malang karena didukung dengan banyaknya institusi pendidikan di berbagai jenjang, mulai dari tingkat Playgroup yang berstandar Internasional, hingga jajaran Kampus yang menjulang tinggi memenuhi ruang kota Malang. Seiring potensi peningkatan jumlah pendatang yang membutuhkan pendidikan, setiap institusi kini bersaing ketat untuk meningkatkan fasilitas maupun pelayanan pendidikan mereka. Oleh sebab itu, tak heran apabila berbagai sarana pendukung di masing-masing institusi mulai dilengkapi agar tetap menarik minat para pelajar. Fenomena pembangunan ini bahkan tidak hanya gencar dilakukan oleh institusi pendidikan formal, melainkan telah merambah juga ke sektor pendidikan non formal seperti lembaga bimbingan belajar, lembaga bimbingan bahasa, dan lain sebagainya. Dengan demikian, maka sudah sewajarnya masyarakat Kota Malang akan selalu memiliki pilihan yang beragam dalam menentukan manakah institusi pendidikan yang terbaik bagi mereka, yang dapat mengakomodasi tidak hanya kebutuhan akademis saja, namun juga kebutuhan non akademis seperti seni dan keterampilan. Hal ini seringkali menjadi prioritas karena adanya pertimbangan bahwa di era sekarang ini, seseorang tidak hanya dituntut memiliki kecerdasan agar bisa bersaing dan sukses, namun juga perlu memiliki nilai plus dalam hal skill tertentu serta berwawasan yang luas. Namun, gemerlapnya pembangunan pendidikan di Kota Malang sesungguhnya tidak benar-benar bisa dirasakan oleh semua warganya. Beberapa desa di pinggiran kota Malang, misalnya, hampir tidak merasakan adanya sentuhan pembangunan pendidikan yang berarti. Sekolah-sekolah memang dibangun, namun dengan fasilitas seadanya. Belum lagi soal fakta bahwa hanya dibangun satu sekolah dalam suatu lingkungan, sehingga bagi sebagian orang harus ditempuh lebih jauh dan dengan akses transportasi tidak mudah. Salah satu kondisi nyata dalam permasalahan ini adalah di Desa Tegalweru yang terletak di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Berbatasan dengan kota Batu dan Kecamatan Karangploso di sebelah Utara, Desa Tegalweru terletak di wilayah dataran tinggi perbatasan kota Malang. Wilayah di bagian utara didominasi oleh perkebunan jeruk dan sayuran, sehingga mata pencaharian

6 utama di daerah ini adalah di sektor agraria. Melihat kondisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa desa Tegalweru merupakan salah satu wilayah di kota Malang yang terbilang cukup terpencil dari akses pendidikan (keberadaan sekolah yang jarang dan jarak tempuh yang jauh), tidak tersedianya akses perpustakaan yang berstandar baik, dan juga tidak adanya fasilitas seni (studio musik, sanggar tari, dsb). Melihat kondisi dari lingkungan sekitar juga mengindikasikan bahwa desa tersebut masih belum secara maksimal tersentuh pembangunan dari pemerintah, khususnya di bidang pendidikan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dalam kegiatan survei lapangan, penulis berupaya melakukan pendekatan terhadap target sasaran masyarakat dalam memahami permasalahan kurangnya akses terhadap pendidikan non formal. Temuan yang didapat menunjukkan bahwa sekolah memang ada, namun fasilitas yang diberikan tidak dapat menunjang kebutuhan siswa untuk mengembangkan potensi diri secara lebih maksimal agar dapat bersaing di dunia kerja nantinya. Padahal, seni dan kreativitas serta luasnya cakrawala pengetahuan adalah suatu modal yang akan membawa perubahan berarti bagi anak-anak bangsa, terutama dalam menggerakkan kemajuan bagi desanya. Tidak cukup hanya dengan belajar menyerap ilmu, namun salah satu yang terpenting adalah bagaimana individu dapat membentuk identitas uniknya dengan kemampuan tertentu yang akan menjadi nilai jual bagi dirinya di masa depan. Selama ini, kegiatan yang menjadi rutinitas anak-anak di desa Tegalweru setelah sekolah hanyalah bermain-main saja, atau bagi mereka yang kurang beruntung, harus membantu perekonomian keluarga. Dengan keterbatasan akses terhadap pemenuhan kebutuhan akan ekspresi seni, misalnya, menjadikan kebutuhan ini terpaksa ditinggalkan oleh anak-anak desa Tegalweru yang tidak memiliki kesempatan sama seperti anak-anak lainnya di Kota Malang. Maka dari itu, Sanggar Baca PANDA hadir untuk memberikan perhatian lebih terhadap permasalahan tersebut. Dengan membukakan akses anak-anak desa Tegalweru terhadap seni dan literasi, Sanggar Baca PANDA berharap dapat memberikan kesempatan belajar bagi mereka untuk menciptakan generasi muda yang berwawasan luas, berketerampilan, dan memiliki kreatifitas tanpa batas.

7 B. Context Lokasi Desa Tegalweru, Dau, Malang (Perbatasan kota Malang Kota Batu) Foto. Perbatasan masuk kawasan desa Tegalweru. Isu Seni Budaya Pendidikan Non Formal.

8 Kultur Budaya yang melatarbelakangi adanya kebutuhan ini adalah mengenai rendahnya minat membaca di kalangan anak-anak desa Tegalweru karena kurangnya keterbukaan akses terhadap buku bacaan, serta tidak adanya fasilitas atau sarana bagi anak-anak untuk menyalurkan kebutuhan akan seni budaya. Akibatnya adalah anakanak kurang terbuka wawasannya, tidak memiliki tempat untuk mengembangkan bakat minat (akses ke pusat kota Malang sangat jauh), serta hanya menghabiskan waktu diluar sekolah untuk kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat seperti bermain game. Institusi Sanggar Baca PANDA (Sanggar Baca Harapan Desa) C. Actors Proyek yang dilaksanakan Sanggar Baca PANDA melibatkan sejumlah pihak demi keberhasilannya, diantaranya adalah pengurus organisasi, anggota organisasi, Pemerintah Kota Malang, Kepala Desa Tegalweru Dau, Ketua RT/RW setempat, Organisasi Mitra (1001 Buku, Komunitas Jendela, Sahabat Pulau), Mitra Sponsorship (Greebel, Yamaha Music, Gramedia Pustaka Utama Warehouse), donatur tetap, donatur tidak tetap (masyarakat kota Malang), serta dukungan penuh dari seluruh warga setempat di wilayah Desa Tegalweru, Dau. Dalam mewujudkan visi dedikasi kepada anak-anak di wilayah pedesaan Tegalweru, Sanggar Baca PANDA membangun kemitraan jaringan dengan sejumlah organisasi yang memiliki kepedulian yang sama dalam hal membangun fasilitas pendidikan bagi anak-anak, serta berupaya untuk membangun koneksi dengan lembaga pemerintahan seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial guna mendapatkan dukungan yang lebih formil, disamping juga tetap mengharapkan bantuan dari Pemerintah Kota Malang. Kemitraan proyek yang dibangun oleh Sanggar Baca PANDA mencakup sejumlah organsisasi dan komunitas lainnya seperti Sahabat Pulau (organisasi kepemudaan yang melaksakan pemberdayaan berbasis socio-entrepreneurship dan berfokus utama pada penyelesaian masalah pendidikan), Komunitas Jendela (komunitas pemuda yang

9 fokus berkarya dan berkontribusi pada pendidikan anak), dan 1001 Buku (organisasi nirlaba dan jaringan relawan dalam pengelolaan taman bacaan anak). Organisasi dan komunitas diatas nantinya akan saling bersinergi bersama Sanggar Baca PANDA dalam hal membangun jaringan taman bacaan dengan sistem rotasi buku agar tiap-tiap rumah baca dapat menyediakan bacaan yang lebih beragam. Namun khusus dalam pembangunan Studio Seni, Sanggar Baca PANDA akan mengerahkan upayanya untuk membangun secara mandiri organisasi dan bercita-cita untuk mempelopori pendirian ruang semacam ini untuk menyeimbangkan kebutuhan yang tidak hanya di sisi pendidikan saja, melainkan juga memperhatikan kebutuhan mengekspresikan seni bagi anak-anak. Para relawan dalam Sanggar Baca PANDA dapat berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa, maupun sarjana muda tanpa memperdulikan latar belakang keilmuan. Pada dasarnya, keanggotaan sangat terbuka bagi siapapun yang memiliki kepedulian lebih terhadap pendidikan non-formal untuk anak-anak di desa tertinggal, dan bagi mereka yang berkomitmen untuk bersedia turun lapangan mewujudkan cita-cita organisasi tanpa mengharapkan imbalan materil. Struktur kerja yang fleksibel tetap memungkinkan organisasi untuk merekrut tenaga yang ahli di bidang pendidikan, namun tidak bersifat mandatoris. Para relawan juga akan diberdayakan untuk membangun koneksi personal terhadap pejabat pemerintahan dalam Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial, dan Pemerintah Kota Malang. D. What Has Been Done? Dalam gagsan proyek ini, organisasi Sanggar Baca PANDA melakukan serangkaian tahapan yang diperlukan dalam mewujudkan kelangsungan proyek. Pertama-tama, kami menentukan susunan kepengurusan proyek untuk menentukan tanggung jawab dari masing-masing anggota, agar pelaksanaan dapat berlangsung lebih terarah karena dikondisikan oleh masing-masing penanggung jawab. Langkah selanjutnya adalah dengan merancang proposal untuk menggalang dana dari berbagai donatur dan mitra: a. Proposal Pengajuan Proyek kepada Kepala Desa Tegalweru, Dau. b. Proposal Bantuan Dana kepada Pemerintah Kota Malang, Dinas Pendidikan, ataupun Dinas Pendidikan.

10 c. Proposal Kemitraan dengan Yamaha Music, Greebel, serta Gramedia Pustaka Utama Warehouse. d. Proposal Kemitraan Jangka Panjang dengan Organisasi 1001 Buku, Komunitas Jendela, dan Sahabat Pulau. Kemudian tahapan selanjutnya adalah dengan menyusun strategi penggalangan dana dari donatur tetap dan donatur tidak tetap, yakni dari masyarakat Kota Malang melalui publikasi intens mengenai donasi di media sosial dan kerjasama publikasi dengan Toko Buku Gramedia Kota Malang & Toko Buku Togamas Malang. Termasuk diantaranya adalah strategi untuk melakukan pendekatan dengan komunitaskomunitas pecinta buku baik di wilayah Malang maupun di luar Malang, untuk menggalang sumbangan berupa buku (fisik) secara langsung. Promosi ini dilakukan semenarik mungkin dengan memberikan sentuhan totalitas pada desain web (agar menimbulkan kesan profesional dan terpercaya), desain poster penggalangan yang disebarkan di toko-toko buku, serta publikasi media sosial. Penggalangan donasi ini dilakukan dalam jangka waktu 5 bulan sebelum proyek pembangunan dilaksanakan, dan dilaksanakan melalui sistem transfer maupun kiriman (atau jemput bola) apabila donasi berupa buku. Langkah berikutnya dilakukan beriringan dengan tahapan penggalangan dana, yakni Sanggar Baca PANDA juga sekaligus membuka tawaran volunteer bagi kalangan mahasiswa kota Malang maupun untuk umum. Volunteer ini dimaksudkan sebagai penggerak organisasi, yang sangat dibutuhkan baik sebelum proyek pembangunan dilakukan yakni untuk penggalangan donasi, hingga setelah Studio Seni dan Rumah Baca Multimedia telah selesai didirikan yakni sebagai tenaga pengajar sukarelawan.

11 PROJECT DESCRIPTION Proyek ini bernama Sanggar Baca PANDA DAU. Tujuan utama dari didirikannya organisasi serta pelaksanaan proyek ini adalah untuk membukakan akses bagi anak-anak di Desa Tegalweru terhadap fasilitas seni dan literasi, yang selama ini tidak bisa mereka dapatkan karena belum tersentuh pembangunan pendidikan yang lebih komprehensif. Kebutuhan akan penguasaan kemampuan diluar akademis (kemampuan seni sebagai salah satunya) menjadi mutlak dibutuhkan mengingat persaingan di era saat ini tidak hanya mengandalkan kemampuan akademis saja. Anak-anak desa menjadi perlu untuk memiliki wawasan yang terbuka, dan memiliki skill tertentu yang akan memberikan nilai tambah bagi dirinya, agar tidak kalah dari mereka yang mengenyam pendidikan berstandar tinggi di kota. Selain dari tujuan diatas, terdapat sejumlah tujuan khusus dari proyek ini sebagai berikut: 1. Sebagai wadah menyalurkan kepedulian sosial bagi masyarakat khususnya kota Malang. Pada dasarnya, kepedulian sosial di kalangan anak muda merupakan suatu bentuk tren tersendiri. Namun yang terpenting adalah bagaimana kita dapat menumbukan kepekaan masyarakat agar ikut turun tangan dalam sebuah permasalahan tanpa menunggu perhatian pemerintah, bahkan lebih baik lagi apabila kita dapat menggerakkan pemerintah untuk mulai ikut memberikan perhatian lebih terhadap isu yang kita angkat. 2. Menyebarkan budaya membaca dan ekspresi seni sebagai pendidikan alternatif untuk mengembangkan potensi anak, melalui kegiatan-kegiatan yang dimotori oleh para relawan. Hal ini sekaligus akan meningkatkan angka literasi bagi anakanak di pedesaan, dalam tujuan membuka cakrawala anak-anak di desa tertinggal untuk tumbuh menjadi generasi penerus yang berwawasan dan penuh kreatifitas serta inovasi. 3. Menggerakkan Pemerintah untuk turun tangan di bidang pendidikan yang lebih merata bagi seluruh anak-anak di wilayah Malang Raya, dan juga agar terlibat secara aktif dan memiliki kepedulian terhadap nasib anak-anak di wilayah sekitar perbatasan Kota. Output atau hasil yang diharapkan dari pelaksanaan proyek ini adalah anak-anak desa Tegalweru memiliki kesempatan yang sama untuk berwawasan luas, serta berekspresi seni dan mengembangkan potensinya agar ada nilai tambah yang bisa ia maksimalkan untuk

12 kebutuhan ekonomi di masa depan. Harapannya ialah bahwa anak-anak desa Tegalweru dapat tumbuh menjadi pemuda-pemudi yang nantinya mampu menggerakkan desanya menuju kemakmuran, karena dengan menjadi pandai dan berkemampuan, maka seseorang akan memiliki potensi lebih untuk dapat memberikan gagasan baik bagi kemakmuran bersama. Sementara itu indikator dari keberhasilan proyek dapat diukur dengan 2 hal: sustainibilitas (keberlangsungan proyek yang tetap berjalan setelah dilepastangankan oleh Organisasi untuk diserahkan sepenuhnya kepada pengelola desa), dan meningkatnya jumlah donatur dan relawan, termasuk dengan terjalinnya kemitraan sinergis dengan organisasiorganisasi lain yang serupa dalam merumuskan program-program yang baik bagi pembangunan pendidikan non-formal, atau bahkan dalam poin tertinggi dapat tercipta joint cooperation untuk mengatur penggunaan sumber daya (pendanaan, donasi fisik seperti buku dan alat musik) secara bersama-sama. Namun dalam mencapai keberhasilan proyek, tentunya kami juga mengadapi sejumlah hambatan tersendiri, diantaranya adalah hambatan dana yang mungkin terjadi karena jumlah dana yang didapatkan mungkin tidak sebanding dengan kebutuhan proyek. Kami menyadari bahwa proyek ini terbilang high-cost, dan maka dari itu kami berupaya untuk menjalin koneksi seluas-luasnya kepada berbagai sumber dana dan kemitraan agar dapat memenuhi kebutuhan dana yang diperlukan. Berikutnya adalah mengenai aktifitas yang dilakukan dalam proyek. Tahap pertama adalah perkenalan organisasi yang akan membutuhkan promosi atau sosialisasi organisasi dan apa yang menjadi tujuan organisasi untuk menggalang dukungan publik, mencari relawan, dan menarik perhatian donator. Setelah dana terkumpul dan seluruh perijinan telah diselesaikan, maka kami memulai pendirian Rumah Baca PANDA di salah satu lokasi yang telah ditentukan. Studio Seni dibangun di lokasi yang sama apabila ruang yang disediakan memungkinkan, namun juga dapat dibangun di lokasi yang berbeda. Dalam program organisasi jangka panjang, pembangunan lokasi pertama akan menjadi sangat penting karena menjadi pondasi pelaksaan program ditahun pertama yang nantinya akan berpengaruh dalam menilai kebutuhan pembangunan di lokasi-lokasi berikutnya. Selanjutnya, relawan diminta untuk aktif menggalang bantuan dana dari berbagai sumber dan bantuan literatur anak, dan melakukan tahapan approaching kepada anak-anak di wilayah tersebut. Relawan mulai aktif menyusun program harian untuk mengisi kegiatan baik di Rumah Baca Panda maupun Studio Seni, dengan jenis kegiatan/program sebagai berikut:

13 1. Rumah Baca PANDA Pendirian rumah baca yang terkoneksi dalam jaringan taman baca hasil dari program kerja organisasi lainnya, untuk memungkinkan adanya sistem rotasi buku yang memberikan bacaan baru dan lebih beragam setelah jangka waktu tertentu (berkaitan dengan efisiensi dana pengadaan buku). 2. Sanggar Seni Multimedia Studio Seni Pendirian Studio Seni yang memiliki fasilitas multimedia (audio-video), alat musik, dan perlengkapan seni untuk menunjang aktifitas berkreasi seni. Fasilitas multimedia juga dapat dimanfaatkan untuk program lain seperti pemutaran film atau dongeng. 3. Dari Negeri Dongeng Yakni kegiatan mendongeng cerita-cerita rakyat nusantara untuk memperkenalkan keragaman budaya dan kearifan lokal. 4. Layar Bercerita Program pemutaran film-film edukatif yang akan mengajarkan pesan moral kehidupan sebagai bekal menanamkan nilai-nilai luhur bagi anak-anak. Termasuk dalam hal ini adalah kreatifitas dari para relawan untuk mentranfromasikan isi buku bacaan kedalam film-film indie untuk mengajarkan metode lain dalam memahami literatur. Dari seluruh hal dan kegiatan dalam pelaksanaan proyek ini, tentunya terdapat sejumlah manfaat atau keuntungan yang diperoleh baik bagi para volunteer organisasi maupun bagi anak-anak sebagai sasaran proyek. Bagi para volunteer, manfaat yang diperoleh adalah sarana untuk menyalurkan kepedulian sosial, serta berperan dalam membangun jiwa pendidik yang lebih kreatif dan berbudi luhur. Skill dalam hal soft skill dan kecerdasan emosional dari tiap-tiap volunteer akan sangat dikembangkan dalam keseluruhan rangkaian proyek ini. Kemudian yang paling utama ialah manfaat bagi para anak-anak desa Tegalweru yang seperti telah berulangkali disinggung sebelumnya, adalah agar mereka mendapatkan nilai-nilai tambahan dalam hal keterbukaan wawasan dan kemampuan di bidang seni yang dapat menjadi bekal mereka di masa depan, baik bagi diri sendiri maupun bagi kemajuan desanya. Harapan kami dari terlaksananya proyek ini adalah agar pendidikan tidak lagi hanya dinilai sebagai segala sesuatu dibidang akademis, atau untuk mengejar nilai-nilai berupa

14 angka saja. Di era sekarang hingga masa depan, setiap individu ditantang untuk mengembangkan potensi dirinya, untuk menemukan apa keistimewaan pada diri mereka yang menjadikan mereka berbeda dari orang lain. Setiap anak pasti terlahir memiliki desire for art, entah dalam wujud apapun baik itu di bidang seni lukis, seni tari, seni musik, atau seni-seni lainnya. Namun yang menjadi tugas kita adalah bagaimana kita dapat memfasilitasi hal tersebut, memastikannya agar dapat dikembangkan secara maksimal untuk membentuk individu yang tidak hanya terkungkung karena keterbatasan. Hadirnya Sanggar Baca PANDA adalah demi mendukung sebuah tujuan mulia yang kami letakkan sebagai prioritas utama: harapan bagi kesejahteraan anak-anak desa.

15 MANAGEMENT & ARRANGEMENT Dalam tujuan agar pelaksanaan proyek Sanggar Baca PANDA ini dapat berjalan dengan lancar dan terstruktur, maka kami menyusun sistem kepengurusan bagi setiap anggota Sanggar Baca PANDA sesuai dengan tanggung jawab masing-masing bidang, dengan susunan sebagai berikut: Nama Dennis Reynaldi Arnis Bella Safira Eka Putri Perwita Dimas Antarizky Rizky Nanda Adhira Alfin Rachman Dhani Tanggung Jawab Ketua Organisasi Ketua Pelaksana Proyek Koordinator Penggalangan Donasi Sekretaris Bendahara Koordinator Humas Lupita Anggraini Koordinator Divisi Publikasi, Dokumentasi, Media Ita Mustikasari Putri Imas Fideli Pragistha Koordinator Transportasi & Perlengkapan Koordinator Pengadaan 1. Ketua Organisasi Bertanggung jawab atas segala bidang dalam kelangsungan organisasi, yakni bertindak sebagai pemimpin yang mampu untuk membimbing dan menetukan garis besar arah organisasi dalam jangka panjang. Tanggung jawab ini meliputi kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan dari dalam dan luar organisasi. 2. Ketua Pelaksana Proyek Ketua Pelaksana Proyek memiliki masa jabatan satu kali selama proyek, yang artinya dalam setiap pergantian proyek akan diikuti dengan pergantian Pelaksana. Ketua pelaksana proyek bertindak sebagai pemimpin yang mengarahkan setiap divisi agar proyek dapat berjalan dengan baik, serta memastikan agar proyek yang

16 dijalankan dapat selesai tepat sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Ketua pelaksana juga bertugas merancang proyek dan proposal dengan renstra yang terukur. 3. Koordinator Penggalangan Donasi Bertugas sebagai penanggung jawab Divisi Penggalangan Donasi. Tanggung jawabnya meliputi merencanakan strategi-strategi untuk menggalang donasi secara efisien, serta menjalin komunikasi dengan mitra sponsorship, donatur tetap maupun tidak tetap. Pelaksanaan penggalangan menjadi bagian dari tugas anggota divisi penggalangan donasi. 4. Sekretaris Bertugas mencatat seluruh inventaris yang dimiliki, dan menghimpun data kebutuhan dalam pelaksanaan proyek. Termasuk juga bertugas untuk mencatat seluruh laporan kegiatan dan progress kegiatan selama proyek berjalan, dan menyediakan surat-surat yang dibutuhkan untuk keperluan perizinan. 5. Bendahara Bertugas mengelola keuangan organisasi (seluruh pengeluaran dan pemasukan), serta merumuskan anggaran sesuai dengan kebutuhan proyek, dan menyusun laporan keuangan. 6. Koordinator Humas Bertanggung jawab dalam melaksanakan upaya-upaya membangun koneksi dengan Pemerintah dan Dinas, menjembatani komunikasi antara organisasi dengan warga sasaran, dan membangun koneksi dengan kemitraan. 7. Koordinator Divisi Publikasi, Dokumentasi & Media Melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan publikasi kegiatan selama proyek berlangsung, mendokumentasikan setiap kegiatan, mengelola media sosial milik organisasi, dan keperluan digital lainnya. 8. Koordinator Transportasi dan Perlengkapan Bertanggung jawab di bidang penyediaan transportasi dan perlengkapan dalam pembangunan selama proyek berlangsung. 9. Koordinator Pengadaan Mengkoordinasikan kepada divisi untuk melakukan pengadaan berbagai kebutuhan proyek (buku, almari, komputer, alat musik, alat seni, dsb) dan bertanggung jawab dalam peremajaan inventori proyek maupun organisasi.

17 APPENDIX Logical Framework Sanggar Baca PANDA Project Description Indicators Means of Verification Assumptions Goal Purpose Compone n Objective Menyalurkan kebutuhan seni serta memperluas wawasan anakanak di desa Tegalweru dengan pendidikan non formal. Menyediakan fasilitas sanggar seni multimedia /studio desa. Meningkatkan minat membaca buku di kalangan anak-anak desa Tegalweru. Dibangunnya fasilitas sanggar seni multimedia / studio desa untuk penggunaan komunal. Adanya peningkatan minat baca di kalangan anak-anak desa Tegalweru. Adanya bantuan dana untuk pembangunan fasilitas sanggar seni multimedia /studio desa. Adanya penghargaan terhadap ekspresi seni sebagai salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi (non-tersier). Lebih terjangkanya harga buku-buku bacaan selain buku paket pelajaran. Anak-anak mengenal varian bacaan yang lebih beragam, menarik, berwawasan, dan menghibur. 1. Surat perjanjian dengan Kepala Desa setempat yang menyatakan persetujuan alih fungsi salah satu gedung milik pemerintah desa yang terbengkalai, untuk dijadikan sebagai ruang sanggar studio dan taman bacaan. 2. Catatan keuangan pembanguna n fasilitas. 3. Dokumentasi pembanguna n sanggar dan taman bacaan (pembangun an bagian tambahan untuk ruang & pengadaan [+] Sambutan masyarakat cenderung baik, karena pembangunan sanggar seni memiliki nilai manfaat yang baik tanpa adanya dampak positif. [+] Adanya penekanan nilai kemampuan seni dipandang para orang tua akan dapat memberikan skill tambahan bagi anakanak mereka sebagai bekal untuk kebutuhan ekonomi di masa depan.

18 Output Memberikan bantuan dana untuk pembangunan fasilitas sanggar seni multimedia /studio desa. Adanya bantuan dana untuk pembangunan ruang sanggar seni multimedia /studio desa Adanya bantuan biaya pengadaan alat musik dan seni melalui donasi dan kerjasama sponshorship dari produsen besar alat musik dan seni. barang) 4. Dokumentasi kegiatan harian di sanggar dan taman bacaan (kegiatan mendongeng, belajar mengajar, pagelaran seni, dan kegiatan rutin harian) dalam bentuk video dan foto serta laporan rutin. [-] Sponsorship pengadaan alat musik mungkin hanya akan berjalan sementara dalam jangka waktu tertentu (apabila kontrak yang diberikan adalah model penyewaan) [-] Pengumpulan dana dilakukan dari berbagai sumber dana, akan tetapi apabila untuk biaya perawatan dan pengelolaan jangka panjang akan dibebankan kepada masyarakat dan organisasi. Memberikan penghargaan atas ekspresi seni anakanak desa Tegalweru sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi. Dibentuknya kelompok seni anak untuk mengasah skill yang dapat menghasilkan pemasukan ekonomi. Adanya kegiatan perlombaan /pementasan seni [+] Sambutan dari masyarakat baik karena selain memberikan nilai hiburan,

19 Mengupayakan agar harga buku bacaan selain buku paket pelajaran dapat lebih terjangkau masyarakat. Memperkenalkan anak-anak desa Tegalweru dengan varian bacaan yang lebih beragam, menarik, berwawasan, dan menghibur. rutin di desa Tegalweru. Terdorongnya pemerintah untuk membuat kebijakan subsidi buku yang lebih terdiversivikasi (bagi buku non paket pelajaran). Adanya pembangunan rumah bacaan yang gratis bagi anak-anak desa Tegalweru. Didirikannya rumah bacaan dengan koleksi buku yang beragam jenis selain buku pelajaran Anak-anak mengenal metode lain dalam memahami literatur selain dengan cara membaca (yakni melalui adaptasi film, dongeng, wayang, dsb). juga memberikan manfaat dari pelatihan skill kesenian. [+] Salah satu bentuk aspirasi dari masyarakat mengenai kebijakan subsidi buku akan mendapatkan perhatian tersendiri dari Pemerintah, khususnya bagi citra kota Malang sebagai kota Pendidikan. Terutama jika pendekatan berhasil dilakukan dengan baik dan seluruh maksud dan tujuan organisasi dapat tersampaikan. [+] Partisipasi dari anak-anak sebagai target proyek dapat diproyeksikan baik, terutama karena wilayah Tegalweru kekurangan akses terhadap hiburan dan

20 sumber literatur. [+] Pembangunan yang dimaksud hanya dilakukan secara sederhana, sehingga tidak membebanka n biaya yang sangat berat. Activities Pemberian bantuan dana untuk pembangunan ruang sanggar seni multimedia /studio desa Pemberian bantuan biaya pengadaan alat musik dan seni melalui donasi dan kerjasama sponshorship dari produsen besar alat musik dan seni. Pembentukan kelompok seni anak untuk mengasah skill yang dapat menghasilkan pemasukan ekonomi. Pelaksanaan kegiatan perlombaan /pementasan seni rutin di desa Tegalweru. Mendorong pemerintah kota Malang Penyerahan proposal bantuan dana kepada Pemerintah Kota Malang & Kepala Desa Tegalweru (untuk alokasi dana pembangunan desa) Proposal sponshorship dengan Yamaha, Greebel, dan Stabilo. Penggalangan dana dari donatur (termasuk dari donatur tetap, dana sukarela anggota, penggalangan dana sukarela dari masyarakat) Membentuk kelompok seni tari dan seni musik & memberikan pelatihan rutin dari seniman desa setempat atau menghadirkan tentor khusus. Penyelenggaraan pagelaran seni bulanan untuk desa Tegalweru. Mengajukan proposal kepada Pemerintah Kota Malang terkait

21 untuk membuat kebijakan subsidi buku yang lebih terdiversivikasi (bagi buku non paket pelajaran). Membangun rumah bacaan yang gratis bagi anak-anak desa Tegalweru. Mendirikan rumah bacaan dengan koleksi buku yang beragam jenis selain buku pelajaran Memperkenalka n metode lain dalam memahami literatur selain dengan cara membaca (yakni melalui adaptasi film, dongeng, wayang, dsb) kepada anakanak. kebijakan subsidi buku (apabila tidak memungkinkan untuk terbitan baru, maka diupayakan untuk terbitan lama yang tidak laku namun berkualitas baik di pasaran). Pembangunan rumah baca multimedia. Mengadakan penggalangan donasi buku dengan publikasi rutin melalui media sosial, kerjasama dengan organisasi rumah buku lainnya. Mengupayakan kerjasama jangka panjang dengan Gramedia Warehouse (gudang buku Gramedia di Jakarta untuk terbitan lama yg over-cetak yang umumnya dihargai 1/8 harga dari harga asli) untuk pengadaan buku. Pengadaan buku untuk tahun pertama sebanyak 1000 buku (terdiri atas 5 jenis buku yakni buku cerita anak, novel, majalah, ensiklopedia/pengetah uan, dan komik) dan melakukan rotasi buku dengan koleksi buku dari organsasi taman bacaan lainnya. Pengadaan 1 Proyektor + LCD beserta 1 set sound system (home theatre) Pengadaan almari/rak buku dan 1 meja besar berkaki rendah Pengadaan 1 set computer

22

PROJECT PROPOSAL DESIGN NOT FOR SALE (2) LEMBAGA PEDULI HUMAN TRAFFICKING. Dosen Pengampu: Joko Purnomo, S.IP,M.A

PROJECT PROPOSAL DESIGN NOT FOR SALE (2) LEMBAGA PEDULI HUMAN TRAFFICKING. Dosen Pengampu: Joko Purnomo, S.IP,M.A PROJECT PROPOSAL DESIGN NOT FOR SALE (2) LEMBAGA PEDULI HUMAN TRAFFICKING Dalam rangka memenuhi tugas Ujian Tengah Semester Manajemen Proyek Pembangunan Dosen Pengampu: Joko Purnomo, S.IP,M.A Disusun oleh:

Lebih terperinci

PROPOSAL MANAJEMEN PROYEK DAN PEMBANGUNAN. Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Masyarakat Sejak Usia Dini di Kota Malang oleh Anti Buta Huruf

PROPOSAL MANAJEMEN PROYEK DAN PEMBANGUNAN. Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Masyarakat Sejak Usia Dini di Kota Malang oleh Anti Buta Huruf PROPOSAL MANAJEMEN PROYEK DAN PEMBANGUNAN Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Masyarakat Sejak Usia Dini di Kota Malang oleh Anti Buta Huruf Diajukan untuk memenuhi nilai untuk mata kuliah Manajemen Proyek

Lebih terperinci

Rencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM)

Rencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM) Rencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM) Shafira Rizki Aulia 145120400111048 A. ORIENTASI ORGANISASI 1. Identifikasi organisasi a. Citra diri: OPSIM adalah sebuah organisasi

Lebih terperinci

Disusun oleh: Anthea Reynda Fauztina PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Disusun oleh: Anthea Reynda Fauztina PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG PROPOSAL PROYEK PEMBANGUNAN PEDULI STROKE Disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester matakuliah Manajemen Proyek Pembangunan Dosen Pengampu: Joko Purnomo, S.IP,. M.A Disusun oleh: Anthea Reynda Fauztina

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GETAR GAWAT (Gerakan Pelestarian Gamelan Jawa Tengah) Sebagai Upaya Pembentukan Karakter Kreatif dan Cinta Budaya Indonesia Bagi Anak dan Pemuda Dusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Dari ilmu pengetahuan, kita bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Dari ilmu pengetahuan, kita bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Dari ilmu pengetahuan, kita bisa mempelajari berbagai hal serta mengembangkan diri. Buku yang menuntun kita menjelajah berbagai

Lebih terperinci

Logframe. Indicators Means of Verification. Adanya. Meningkatkan. terutama komunikasi

Logframe. Indicators Means of Verification. Adanya. Meningkatkan. terutama komunikasi Logframe Goal Purpose Component Objective Project Description Meningkatkan pendidikan bagi kalangan pemuda dan remaja di Mojolangu, Malang. Peningkatan skill terutama verbal Indicators Means of Verification

Lebih terperinci

PROPOSAL DESIGNING PROJECT ONE BAG MILLION DREAMS SAVE STREET CHILD MALANG

PROPOSAL DESIGNING PROJECT ONE BAG MILLION DREAMS SAVE STREET CHILD MALANG PROPOSAL DESIGNING PROJECT ONE BAG MILLION DREAMS SAVE STREET CHILD MALANG Disusun sebagai Tugas Ujian Tengah Semester Manajemen Proyek Pembangunan Dosen Pengampu : Joko Purnomo, S.IP,M.A Disusun oleh

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Bappeda Kota Bogor Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Komunitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Komunitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Gambaran Umum Komunitas Komunitas Hobi Foto Bandung yang disingkat dengan HFB adalah salah satu komunitas yang bergerak pada bidang fotografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang manusiawi dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini tidak saja terjadi tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan istilah bagi orang-orang yang sedang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, baik itu pada jenjang diploma, sarjana, magister, maupun doktor.

Lebih terperinci

PROPOSAL DESIGNING PROJECT SER(I)BU AKSARA UNTUK MASYARAKAT MALANG

PROPOSAL DESIGNING PROJECT SER(I)BU AKSARA UNTUK MASYARAKAT MALANG PROPOSAL DESIGNING PROJECT SER(I)BU AKSARA UNTUK MASYARAKAT MALANG Disusun sebagai Tugas Ujian Tengah Semester Manajemen Proyek Pembangunan Dosen Pengampu : Joko Purnomo, S.IP,M.A Disusun oleh : Bachrul

Lebih terperinci

Proposal Radio Siaran Pendidikan, Seni dan Budaya Kandis FM dalam Menunjang Kemajuan

Proposal Radio Siaran Pendidikan, Seni dan Budaya Kandis FM dalam Menunjang Kemajuan proposal radio Proposal Radio Siaran Pendidikan, Seni dan Budaya Kandis FM dalam Menunjang Kemajuan Sekolah dan Komunikasi Siswa SMA Negeri 1 Pantai Cermin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media radio

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. Latar belakang

PENDAHULUAN BAB I. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Animasi (anime) merupakan sebuah produk entertaintment, media, bahkan industri yang sangat pesat perkembangannya seiring dengan perkembangan teknologi. Penggunaannya

Lebih terperinci

PROPOSAL DESIGNING PROJECT PENANGANAN SAMPAH DAN PENCEMARAN SUNGAI BRANTAS DI KAWASAN SPLENDID-MALANG. Oleh. WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia)

PROPOSAL DESIGNING PROJECT PENANGANAN SAMPAH DAN PENCEMARAN SUNGAI BRANTAS DI KAWASAN SPLENDID-MALANG. Oleh. WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) PROPOSAL DESIGNING PROJECT PENANGANAN SAMPAH DAN PENCEMARAN SUNGAI BRANTAS DI KAWASAN SPLENDID-MALANG Oleh WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) (Untuk memenuhi tugas pengganti UTS mata kuliah Manajemen

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam mengembangkan kreativitas generasi muda, peneliti dapat menarik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam mengembangkan kreativitas generasi muda, peneliti dapat menarik 127 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap organisasi Karang Taruna Gemmas dalam mengembangkan kreativitas generasi muda, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TAMAN BACA SEBAGAI WUJUD PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN BAGI ANAK-ANAK DI DESA BERTA, KECAMATAN SUSUKAN, KABUPATEN BANJARNEGARA

PEMBENTUKAN TAMAN BACA SEBAGAI WUJUD PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN BAGI ANAK-ANAK DI DESA BERTA, KECAMATAN SUSUKAN, KABUPATEN BANJARNEGARA PEMBENTUKAN TAMAN BACA SEBAGAI WUJUD PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN BAGI ANAK-ANAK DI DESA BERTA, KECAMATAN SUSUKAN, KABUPATEN BANJARNEGARA Cahya Wulandari, Rindia Fanny Kusumaningtyas Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi kerakyatan, sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 33 UUD 1945, adalah sebuah sistem perekonomian yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 profesi anak jalanan.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 profesi anak jalanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang telah dilakukan selama ini oleh pemerintah Indonesia memang telah menghasilkan kemajuan di beberapa sektor ekonomi, namun dibalik itu semua

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

PERAN PERPUSTAKAAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PERAN PERPUSTAKAAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERAN PERPUSTAKAAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Pendahuluan Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. Tidak banyak orang tahu bahwa di Indonesia ada hari kunjung perpustakaan yang jatuh pada 14 September 2003.

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : ANANG MARWANTO NIM

Lebih terperinci

PANDUAN OPREC PANITIA GILS 2017 INOVATOR NUSANTARA Kolaborasi Karya Kita

PANDUAN OPREC PANITIA GILS 2017 INOVATOR NUSANTARA Kolaborasi Karya Kita PANDUAN OPREC PANITIA GILS 2017 Kolaborasi Karya Kita INDONESIA 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur alhamdulillah kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga

Lebih terperinci

TERMS OF REFERENCE (TOR) EAGLE AWARDS DOCUMENTARY COMPETITION 2014

TERMS OF REFERENCE (TOR) EAGLE AWARDS DOCUMENTARY COMPETITION 2014 TERMS OF REFERENCE (TOR) EAGLE AWARDS DOCUMENTARY COMPETITION 2014 ============================================================== Tahun 2014 ini adalah 1 dekade Eagle Award Documentary Competition menginspirasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1990-an, dimulailah era baru ekonomi dunia yang mengintensifkan informasi dan kreativitas, era tersebut populer dengan sebutan ekonomi kreatif atau industri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah penting yang dihadapi oleh lembaga-lembaga baik ekonomi, sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan hubungan yang baik

Lebih terperinci

VISI, MISI, DAN PROGRAM PRIORITAS SEANDAINYA MENJADI MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

VISI, MISI, DAN PROGRAM PRIORITAS SEANDAINYA MENJADI MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TUGAS UAS MATA KULIAH ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN VISI, MISI, DAN PROGRAM PRIORITAS SEANDAINYA MENJADI MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Dosen Pengampu: Prof. Dr. Aceng Rahmat, M.Pd. Atikah Solihah

Lebih terperinci

Fotografer Freelance, Kantongi Laba Dari Moment Istimewa

Fotografer Freelance, Kantongi Laba Dari Moment Istimewa Fotografer Freelance, Kantongi Laba Dari Moment Istimewa Merintis sebuah usaha memang bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Termasuk juga ketika kita masih duduk di bangku kuliah dan menekuni sebuah

Lebih terperinci

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG SALINAN QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA LANGSA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cerita tidak hanya sekedar hiburan melainkan merupakan suatu cara yang dipandang cukup efektif digunakan dalam mencapai target pendidikan. Oleh karena itu melalui

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LILO (LITTLE THING WITH LOVE) BERSENI DENGAN ANAK JALANAN BIDANG KEGIATAN :

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LILO (LITTLE THING WITH LOVE) BERSENI DENGAN ANAK JALANAN BIDANG KEGIATAN : USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LILO (LITTLE THING WITH LOVE) BERSENI DENGAN ANAK JALANAN BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Diusulkan oleh : Satria Bagus Pamungkas A12.2012.04545

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, bahwa segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman kehidupan manusiap musik saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman kehidupan manusiap musik saat ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan zaman kehidupan manusiap musik saat ini telah menjadi suatu kebutuhan pendidikan. Karena pengaruh musik terhadap perkembangan anak, membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi masyarakat, karena dengan pendidikan akan terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kecakapan dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan kualitas sumberdaya manusia di Indonesia masih perlu mendapat prioritas dalam pembangunan nasional. Berdasarkan laporan United Nation for Development Programme

Lebih terperinci

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014 LKPJ WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2014 4.1.17 URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN 4.1.17.1 UMUM Keberadaan seni dan budaya memerlukan pelestarian agar tidak punah, dalam hal ini Pemerintah Kota Semarang melakukan fasilitasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang >< BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah sesuatu yang tidak dipisahkan dari negara Indonesia yang terkenal akan keanekaragamannya. Keanekaragaman ini menjadi unsur perekat kesatuan dan persatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga investasi dalam pendidikan bukan hanya memberikan dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga investasi dalam pendidikan bukan hanya memberikan dampak bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan jaminan pencapaian hak dalam masyarakat, sehingga investasi dalam pendidikan bukan hanya memberikan dampak bagi peningkatan kualitas kehidupan dan

Lebih terperinci

Uraikan situasi yang ada sebelum inovasi pelayanan publik ini dimulai

Uraikan situasi yang ada sebelum inovasi pelayanan publik ini dimulai PROPOSAL Dongkel With Mobile Library Tanggal pelaksanaan inovasi pelayanan publik Monday, 18 January 2016 Kategori inovasi pelayanan publik Pelayanan langsung kepada masyarakat RINGKASAN PROPOSAL Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009 BB I PENDHULUN 1.1. LTR BELKNG, sebagai suatu bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreativ, maka seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan Art Development Center di Banda Aceh sudah menjadi hal yang penting untuk dibahas. Terutama saat Tsunami membumihanguskan berbagai fasilitas yang ada, namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada. Fenomena ini tidak bisa lepas dari sistem pendidikan kita yang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. ada. Fenomena ini tidak bisa lepas dari sistem pendidikan kita yang mengutamakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, tingkat pengangguran di Indonesia di antara Negara-negara Asociation of South Asean Nation (ASEAN) paling tinggi. Banyak sarjana di Indonesia berstatus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modern sekarang ini, industri memiliki peran yang besar dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Khususnya di Indonesia yang sering di bahas oleh

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan manusia seutuhnya bertujuan agar individu dapat mengekspresikan dan mengaktualisasi diri dengan mengembangkan secara optimal dimensi-dimensi kepribadian

Lebih terperinci

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS 8.1. Rancangan Program Peningkatan Peran LSM dalam Program PHBM Peran LSM dalam pelaksanaan program PHBM belum sepenuhnya diikuti dengan terciptanya suatu sistem penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki segudang kesenian dan kebudayaan yang sangat menarik untuk kita gali. Banyak sekali kebudayaan serta kesenian Indonesia yang sudah mulai punah karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai industri gelombang ke-4 setelah pertanian, industri dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai industri gelombang ke-4 setelah pertanian, industri dan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kreatif sering dikemukakan oleh berbagai pakar ekonomi sebagai industri gelombang ke-4 setelah pertanian, industri dan teknologi informasi. Walaupun masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara. Negara yang mengaku dirinya adalah negara demokrasi, sejatinya memiliki kekuatan ada pada warga negara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Surabaya Sekolah Tinggi Imu Kesehatan (STIKES) Surabaya merupakan sekolah tinggi yang terletak di Jl.Medokan Semampir

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR, Menimbang : a. bahwa program kepemudaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T

KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T PANDUAN LOMBA sains dan TERAPAN (LST) KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T. POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DEPOK 2017 1 I. PENDAHULUAN Era globalisasi memberi memberi dampak ganda yaitu di samping membuka

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. tahun Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta telah melaksanakan

BAB VI PENUTUP. tahun Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta telah melaksanakan BAB VI PENUTUP Untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat terhadap museum, pada tahun 2006-2012 Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta telah melaksanakan program publik. Keterlibatan masyarakat dalam program

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. merupakan amanah Muktamar Muhammadiyah ke-43 di Banda Aceh

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. merupakan amanah Muktamar Muhammadiyah ke-43 di Banda Aceh BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Stasiun ADITV didirikan oleh persyarikatan Muhammadiyah yang merupakan amanah Muktamar Muhammadiyah ke-43 di Banda Aceh tahun1995 dan hasil Musyawarah

Lebih terperinci

1. IDENTIFIKASI a. Orientasi Organisasi

1. IDENTIFIKASI a. Orientasi Organisasi 1. IDENTIFIKASI a. Orientasi Organisasi Organisasi yang dinamakan Rotaract (Rotary in Action) adalah bersifat sosial pendidikan yang ditujukan untuk pemuda-pemuda profesional dan para pelajar di Malang.

Lebih terperinci

SKRIPSI RITA SRI WAHYUTI NIM: A

SKRIPSI RITA SRI WAHYUTI NIM: A PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING MELALUI PETA KONSEP SECARA KLASIKAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG KERAGAMAN KENAMPAKAN ALAM KELAS V SEMESTER I SDN 03 KARANGREJO TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG Ditinjau dari kegiatan komersil, kota Medan memperlihatkan peningkatan di bidang hiburan musik khususnya. Hal ini terlihat pada statistic social budaya, presentase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sepakbola di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1930, pada era penjajahan kolonial Belanda. Sejak itu sepakbola di Indonesia terus mengalami kemajuan.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas dan semangat rasa ingin tahu seseorang. Sang penguasa alam

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas dan semangat rasa ingin tahu seseorang. Sang penguasa alam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca merupakan suatu kegiatan yang dapat menambah wawasan dan mengasah otak untuk semua orang. Kegiatan membaca (teks, literatur) yang dibiasakan sejak dini (baca:

Lebih terperinci

1.4 Metodologi Penelitian

1.4 Metodologi Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior Seni dan desain (art and design) dipandang sebagai dua elemen menyatu yang tidak terpisahkan. Tiap perkembangan seni selalu diikuti oleh visualisasi

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN DAN PELATIHAN PENGELOLAAN WEBSITE UNTUK MENDUKUNG PROMOSI KAMPUNG WIRAUSAHA (E-LUN) KELURAHAN SISIR KOTA BATU

PEMBANGUNAN DAN PELATIHAN PENGELOLAAN WEBSITE UNTUK MENDUKUNG PROMOSI KAMPUNG WIRAUSAHA (E-LUN) KELURAHAN SISIR KOTA BATU PEMBANGUNAN DAN PELATIHAN PENGELOLAAN WEBSITE UNTUK MENDUKUNG PROMOSI KAMPUNG WIRAUSAHA (E-LUN) KELURAHAN SISIR KOTA BATU Nur Hayatin 1, Dini Kurniawati 2, Evi D. Wahyuni 3 1,2,3 Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) PEMILU TAHUN 2014

PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) PEMILU TAHUN 2014 PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) PEMILU TAHUN 2014 I. PENDAHULUAN Program relawan demokrasi adalah gerakan sosial yang dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Zaman sekarang ini, media elektronik merupakan salah satu pemberi informasi tercepat, namun walaupun media elektronik dapat cukup memberi informasi yang menjanjikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi informasi di dunia. Media telah mengubah fungsi menjadi lebih praktis, dinamis dan mengglobal.

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah

Lebih terperinci

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh apapun seperti yang di temui pada kehidupan sehari-harinya. besarnya investas dan rutinitas sumber daya manusia yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. oleh apapun seperti yang di temui pada kehidupan sehari-harinya. besarnya investas dan rutinitas sumber daya manusia yang ada. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Game animasi yang di tayangkan di internet banyak di senangi oleh banyak pemirsa, tidak hanya oleh anak-anak, tetapi juga orang dewasa. ini di karenakan game animasi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S1 Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya. Berbagai jenis seni yang dimiliki Indonesia sangat beragam mulai dari bentuk, ciri khas,

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) AKADEMI KEPERAWATAN PAMENANG TAHUN

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) AKADEMI KEPERAWATAN PAMENANG TAHUN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) AKADEMI KEPERAWATAN PAMENANG TAHUN 2015-2018 Oleh : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Akper Pamenang AKADEMI KEPERAWATAN PAMENANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan teknologi semakin berkembang. Salah satu teknologi yang berkembang paling pesat adalah internet. Seperti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perancangan Pendidikan formal di universitas memiliki berbagai macam pilihan jurusan, dengan harapan bisa membantu generasi muda agar bisa mencapai cita-citanya di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era globalisasi pada berbagai aspek kehidupan kian merebak. Persaingan tersebut terjadi dalam aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUA N. mensejahterakan kehidupan masyarakat. Ketatnya persaingan dunia dengan

BAB I PENDAHULUA N. mensejahterakan kehidupan masyarakat. Ketatnya persaingan dunia dengan BAB I PENDAHULUA N A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia saat ini pendidikan sangatlah penting, sebagai sarana dalam mengembangkan generasi muda di era globalisasi untuk mensejahterakan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia berhak menentukan nasib bangsanya sendiri, hal ini diwujudkan dalam bentuk pembangunan. Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan 2016 2019 PUSKAMUDA Isu Strategis dalam Kerangka Strategi Kebijakan 1. Penyadaran Pemuda Nasionalisme Bina Mental Spiritual Pelestarian Budaya Partisipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pengangguran yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini diakibatkan oleh jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009

newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009 newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009 Mengapa Kebudayaan? Tujuan, Komponen Utama Bagaimana cara kerjanya?, Tentang PNPM Mandiri Perdesaan, Kegiatan Kegiatan Mendatang Kegiatan Budaya Meramaikan Pertemuan

Lebih terperinci

1 Survey melalui kuesioner pola kegiatan belajar di Perpustakaan dan Kota Depok, 2013 via Google Drive

1 Survey melalui kuesioner pola kegiatan belajar di Perpustakaan dan Kota Depok, 2013 via Google Drive BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perpustakaan, Pelajar, dan Masyarakat Perpustakaan merupakan suatu tempat yang mempunyai fungsi mengumpulkan, menyimpan,dan memelihara koleksi pustaka apapun

Lebih terperinci

PENELITIAN KEBIJAKAN DAN INOVASI PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA

PENELITIAN KEBIJAKAN DAN INOVASI PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA Contoh: Model TBM Karmidah, dkk PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN DAN INOVASI PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA 2009 MODEL TBM DI TEMPAT UMUM A. Konsep Model

Lebih terperinci

Optimalisasi Tri Pusat Pendidikan dalam Program Penguatan Pendidikan Karakter Siswa SMKN 2 Metro

Optimalisasi Tri Pusat Pendidikan dalam Program Penguatan Pendidikan Karakter Siswa SMKN 2 Metro Optimalisasi Tri Pusat Pendidikan dalam Program Penguatan Pendidikan Karakter Siswa SMKN 2 Metro Disusun Oleh : Nama : Dr. Armina, M.Pd. NIP : 197502272005012005 Unit Kerja : SMK Negeri 2 Metro DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Yogyakarta telah lama dikenal sebagai kota pelajar. Hal ini didasarkan dari beberapa faktor, salah satunya adalah dalam segi tingginya kuantitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara,

BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Upaya mencerdaskan bangsa yang diamanatkan UUD 1945 ditempuh pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas sasaran pendidikan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL UNTUK MENGURANGI JUMLAH PERNIKAHAN ANAK

BAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL UNTUK MENGURANGI JUMLAH PERNIKAHAN ANAK BAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL UNTUK MENGURANGI JUMLAH PERNIKAHAN ANAK Pemerintah Indonesia yang telah meratifikasi Konvensi Hak Anak yang berisi perjanjian-perjanjian yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang pertumbuhan perekonomian mengalir dalam era ilmu pengetahuan dan ide yang menjadi motor dalam perkembangan ekonomi. Era tersebut pada saat ini dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Lebih terperinci

Industri Kreatif Jawa Barat

Industri Kreatif Jawa Barat Industri Kreatif Jawa Barat Dr. Togar M. Simatupang Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB Masukan Kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat 2007 Daftar Isi Pengantar Industri Kreatif Asal-usul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci