PROJECT PROPOSAL DESIGN NOT FOR SALE (2) LEMBAGA PEDULI HUMAN TRAFFICKING. Dosen Pengampu: Joko Purnomo, S.IP,M.A
|
|
- Hadi Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROJECT PROPOSAL DESIGN NOT FOR SALE (2) LEMBAGA PEDULI HUMAN TRAFFICKING Dalam rangka memenuhi tugas Ujian Tengah Semester Manajemen Proyek Pembangunan Dosen Pengampu: Joko Purnomo, S.IP,M.A Disusun oleh: Yonanda Dea Cahyono PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017
2 DAFTAR ISI Basic Data...3 Contextual Analysis...4 A. Problem Specific...4 B. Context...5 C. Aktor D. What Has Been Done?...6 Project Description...7 A. Description of Activities B. Beneficiary Selection and Participation...10 Management Arrangement...11 Appendix...12 A. Logical Framework B. Organization Background C. Budget D. Workplan
3 Nama Program : Not For Sale (2) BASIC DATA Lokasi Nama organisasi Mitra Kerja : Desa X Kabupaten Malang : Lembaga Peduli Human Trafficking : LSM Pelangi Sejati di Jawa Timur Biaya Proyek : Rp ,- Durasi kegiatan : 1 tahun 3
4 CONTEXTUAL ANALYSIS A. Problem Specific Maraknya perdagangan manusia di dunia internasional saat ini sangat mengkhawatirkan berbagai kalangan. Indonesia merupakan salah satu negara transit untuk perdagangan manusia. Tidak hanya itu banyak daerah-daerah di berbagai provinsi Indonesia menjadi masyarakatnya menjadi korban untuk di dunia internasional. Terutama wanita dimana saat ini wanita banyak diperdagangkan untuk menjadi pekerja paksa atau buruh yang tanpa dibayar maupun dipekerjakan secara paksa untuk menjadi pekerja seks, tidak hanya itu bahkan anak-anak perempuan juga diperjual belikan untuk menjadi budak ataupun diambil organnya untuk dijual dipasar gelap. Berdasarkan data yang didapat oleh kedutaan besar Amerika Serikat yang berada di Indonesia, sekitar 1,9 juta dari 4,5 juta warga Indonesia terutama wanita bekerja diluar negeri dan tidak memiliki dokumen resmi maupun ijin tinggal. 1 Tidak hanya itu diluar negeri hak-hak mereka tidak terpenuhi dan menjadi korban dari berbagai tindak kekerasan dan pelecehan karena mereka tidak memiliki hak untuk melaporkan kekerasan yang dialaminya tersebut. Khususnya masyarakat daerah pedesaan atau kabupaten merupakan sasaran utama dari para sindikat human trafficking, salah satunya adalah Desa X yang berada di Kabupaten Malang. Meningkatnya human trafficking yang berada di desa X ini dilatar belakangi oleh berbagai faktor. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh lembaga kami, faktor utama dari meningkatnya human trafficking ini adalah karena banyaknya kelompokkelompok sindikat human trafficking dan juga kurangnya edukasi tentang human trafficking bagi warga Desa X sehingga banyak dari mereka menjadi korban dari human trafficking ini. Buruknya kondisi sosial yang ada di Desa X ini juga menjadi penyebab banyaknya kelompok-kelompok sindikat atau pelaku dari human trafficking ini. Faktor pendidikan dan juga faktor ekonomi juga merupakan penyebab utama masyarakat Desa X ini menjadi atau dijadikan korban human trafficking. Maka dari itu lembaga kami berusaha membuat beberapa program yang memiliki tujuan utama yaitu untuk mengurangi jumlah korban human trafficking di Desa X yang ada di Kabupaten Malang. 1 US Embassy Laporan Perdagangan Orang Diakses dari Pada 18 maret
5 B. Context - Lokasi: Desa X Kabupaten Malang - Isu: Human Trafficking - Budaya: Budaya yang mempengaruhi terbentuknya proyek ini adalah kepedulian terhadap korban human trafficking yang semakin meningkat, sehingga dibuatnya berbagai program pencegahan awal human trafficking. Permasalahan dari proyek ini adalah masyarakat desa X ini masih sangat kurang perduli terhadap isu seperti ini. - Policy: Berdasarkan Keputusan Presiden no. 88 tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) Penghapusan Trafficking Perempuan dan Anak, bahwa pentingnya untuk melawan tindakan human trafficking ini. Selain itu seperti yang disebutkan pada butir D, bahwa diperlukan penanganan secara sistematis, komprehensif, berkesinambungan, dan terpadu sangat dibutuhkan untuk mendukung rencana aksi nasional ini, seperti proyek yang akan kami lakukan kali ini. Tidak hanya itu berdasarkan Keputusan Bupati Malang no. 180 tahun 2009 tentang Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang di Kabupaten Malang bahwa sangat diperlukannya tindakan pencegahan human trafficking terutama di Kabupaten Malang ini. - Institusi: Proyek ini akan dilakukan oleh lembaga kami dan juga kami berusaha bekerjasama dengan lembaga sosial pendidikan di Jawa Timur seperti LSM Pelangi Sejati serta berbagai stakeholders yang ada di Kabupaten Malang. C. Aktor Proyek yang akan dilakukan oleh lembaga kami yaitu Lembaga Peduli Human Trafficking. Tidak hanya itu kami juga akan bekerjasama dengan beberapa pihak: 1. LSM yang menangani sosial dan pendidikan di Jawa Timur yaitu LSM Pelangi Sejati. 2. Pemerintah dan stakeholders yang menangani keamanan, pembangunan jalan, dan jasa transportasi umum. 5
6 3. Perusahaan maupun organisasi lain dimana kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi atau promosi pekerjaan ke desa X. D. What Has Been Done? Lembaga kami telah melakukan proyek sebelumnya yang bernama Not For Sale 1. Pada proyek tersebut kami melakukan perbaikan beberapa akses jalan untuk menuju ke Desa X di tahun Tetapi perbaikan akses jalan tersebut masih bersifat sementara hal ini dikarenakan kurangnya dana yang dimiliki oleh lembaga kami pada saat itu. Perbaikan akses jalan yang tidak sempurna pada tahun 2015 tersebut juga diakibatkan kami juga mengutamakan pembangunan gedung sekolah yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan warga Desa X. Pembangunan gedung sekolah tersebut merupakan salah satu proyek lembaga kami yang berhasil, karena gedung tersebut masih digunakan saat ini oleh warga Desa X. 6
7 PROJECT DESCRIPTION Proyek Not For Sale 2 ini merupakan proyek pencegahan human trafficking atau perdagangan manusia. Not For Sale 2 ini merupakan proyek lanjutan pencegahan human trafficking yang kami lakukan di Desa X, proyek sebelumnya kami lakukan pada tahun 2015 yaitu perbaikan jalan yang bersifat sementara dan juga pembangunan gedung sekolah multifungsi yang diperuntukan warga Desa X. Proyek kami sebelum dapat dibilang berhasil karena gedung sekolah multifungsi yang kami lakukan telah dimanfaatkan dengan baik hingga saat ini. Proyek Not For Sale 2 yang lembaga kami rencanakan merupakan tindakan lanjutan untuk proyek yang pertama dengan tujuan utama penurunan jumlah korban human trafficking di Desa X Kabupaten Malang. A. Description of Activities Pada proyek Not For Sale 2 lembaga kami akan melakukan beberapa program: 1. Program peningkatan keamanan lingkungan Desa X Kabupaten Malang. Peningkatan keamanan ini sangat diperlukan untuk memberantas kelompok-kelompok sindikat human trafficking yang ada di Desa X. Maka dari itu lembaga kami bekerjasama dengan pihak berwajib daerah Kabupaten Malang serta lembaga-lembaga yang mengurus tentang keamanan di daerah tersebut. 2. Program perbaikan jalan bersifat permanen. Program ini merupakan kelanjutan dari program sebelumnya yaitu program perbaikan jalan bersifat sementara. Program ini dilanjutkan karena kemudahan akses ini sangat diperlukan oleh masyarakat Desa X. Dengan adanya kemudahan akses jalan ini maka akan banyak perusahaan, tenaga pendidik, maupun pihak-pihak lainnya untuk masuk ke daerah ini dan membantu memberikan solusi untuk permasalahan-permasalahan yang ada disana, terutama masalah ekonomi sehingga warga tidak perlu menjadi pelaku maupun korban dari human trafficking. Untuk melancarkan program ini maka organisasi kami melakukan kerjasama dengan pemerintah yang menangani pembangunan akses jalan di Desa X ini. 3. Program pengadaan transportasi. Program ini tidak dapat dipisahkan dengan program perbaikan jalan. Dengan adanya kemudahan transportasi bagi 7
8 warga maupun pihak luar akan dapat meningkatkan perekonomian dan juga edukasi bagi warga juga. Untuk berjalannya program ini maka kami berkerjasama dengan pemerintah bagian jasa transportasi. Selain itu pengadaan transportasi umum juga dapat memberi peluang pekerjaan bagi warga Desa X untuk menjadi supir angkutan umum atau lainnya dan warga dapat terhindar untuk menjadi pelaku dan korban human trafficking. 4. Program peningkatan sosialisasi atau promosi pekerjaan di Desa X. Program ini sangat membantu masyarakat Desa X untuk meningkatkan perekonomian mereka. Dengan masuknya promosi maupun sosialisasi pekerjaan atau meningkatnya lowongan pekerjaan di desa tersebut maka warga desa akan mudah untuk mendapatkan pekerjaan dan meningkatkan kualitas hidupnya. Maka dari itu kami bekerjasama dengan beberapa perusahaan maupun organisasi terpercaya yang membutuhkan pekerja agar dapat mensosialisasikan atau mempromosikan pekerjaan yang mereka butuhkan di Desa X tersebut, sehingga masyarakat desa bisa terhindar dari human trafficking. 5. Program pengadaan fasilitas dan transportasi bagi tenaga pendidik dan aktor sosialisasi. Program ini akan memudahkan pihak luar agar mereka mau membantu memberikan edukasi dan juga sosialisasi untuk warga desa X. Dengan adanya program ini maka tujuan program-program lainnya akan lebih mudah untuk dicapai. Maka dari itu kami bekerjasama dengan pemerintah dan organisasi lainnya untuk pengadaan fasilitas dan transportasi bagi pihak luar yang memiliki tujuan memberikan edukasi maupun sosialisasi bagi warga desa X. 6. Program penyuluhan/sosialisasi human trafficking. Program ini akan diimplementasikan melalui beberapa proyek yaitu: Sosialisasi ke warga desa. Mengadakan event untuk menyebarkan info tentang perdagangan wanita di desa X. Menayangkan film tentang perdagangan wanita. Program ini sangat penting untuk meningkatkan edukasi masyarakat desa tentang human trafficking. Dalam program sosialisasi ini kami juga 8
9 bekerjasama dengan pemerintah, stakeholders dan pihak berwajib setempat supaya dapat memudahkan akses penanggulangan kasus perdagangan manusia ini. Tidak hanya itu kami juga bekerjasama dengan LSM lain agar aktor sosialisasi untuk desa X lebih banyak dan tujuan utama dapat tercapai. 7. Program pemberian edukasi akademik dan non akademik. Program ini sangat penting untuk meningkatkan pendidikan warga Desa X, tidak hanya itu dengan adanya pemberian edukasi ini maka juga dapat meningkatkan skill dan juga pengalaman kerja warga Desa X. Program ini akan kami lakukan dalam beberapa proyek: Pemberian edukasi akademik dan agama ke warga desa (sesuai usia, seperti TK, SD, SMP, dan lainnya atau warga-warga yang masih buta huruf). Pemberian edukasi non akademik (pembelajaran seperti memasak, tata rias, perbaikan mesin, menjahit, manajemen mendirikan usaha, penggunaan teknologi seperti komputer, dan lainnya). Pemberian edukasi non akademik ini diberikan setiap minggu dengan durasi yang berbeda-beda tiap sub-program sesuai kebutuhan (misalkan pemberian edukasi penggunaan teknologi dilakukan tiap hari di sore hari, lalu pemberian edukasi memasak diberi selama 2 minggu pada sabtu dan minggu saja, dan lainnya). Untuk pemberian edukasi akademik akan dilakukan dihari senin hingga jumat dan jamnya disesuaikan oleh kondisi masyarakat yang ada disana (misalkan pemberian edukasi akademik ke anak-anak dapat dilakukan setiap pagi-sore, tetapi untuk usia lainnya dilakukan di malam atau sore hari karena mereka bekerja). Program ini agar berjalan dengan lancar kami bekerjasama dengan LSM Pelangi Sejati dan pemerintah serta stakeholders setempat untuk menjadi tenaga pendidik bagi warga Desa X. 8. Program pemberian komputer dan internet. Program ini akan sangat berguna bagi warga Desa X agar masyarakat lebih mudah mendapatkan informasi dari dunia luar sehingga dapat memudahkan untuk meningkatkan perekonomian dan pendidikan disana. Serta dengan adanya melek teknologi 9
10 juga dapat menambah skill mereka agar mudah mendapatkan pekerjaan. Diharapkan dengan adanya program ini jumlah korban human trafficking di Desa X dapat berkurang. B. Beneficiary Selection and Participation Peningkatan keamanan di desa X dapat berdampak kepada penurunan jumlah kelompok-kelompok sindikat human trafficking di desa Xi. Tidak hanya itu dengan pembangunan jalan, pengadaan transportasi umum, serta pengadaan fasilitas dan transportasi bagi tenaga pendidik atau aktor sosialisasi ini dapat memudahkan peningkatan kualitas pendidikan serta perekonomian warga desa X. Dengan adanya program pemberian edukasi dan juga pemberian internet serta komputer dapat meningkatkan skill dan pengalaman kerja bagi warga desa X sehingga mereka dapat terhindarkan untuk menjadi pelaku maupun korban dari human trafficking. Dengan adanya program-program diatas diharapkan tujuan utama dari proyek Not For Sale 2 ini yaitu penurunan jumlah korban human trafficking Desa X ini dapat segera tercapai. 10
11 MANAGEMENT ARRANGEMENT Proyek Not For Sale ini dilakukan dengan pembagian tugas dalam organisasi sebagai berikut: Posisi Deskripsi tugas Ketua pelaksana Bertanggung jawab atas proyek Not For Sale 2 secara keseluruhan. Bendahara Bertanggung jawab atas keuangan proyek Not For Sale 2. Divisi Humas Bertanggung jawab untuk menghubungkan atau kerjasama dengan pihak luar seperti pemerintah, pihak berwajib, perusahaan, LSM lain, stakeholders, serta masyarakat setempat. Divisi Bertanggung jawab atas segala keperluan fasilitas, alat-alat, serta Perlengkapan transportasi untuk proyek ini. Divisi Bertanggung jawab untuk pencarian tambahan dana bagi proyek Pengumpulan Not For Sale 2 ini. Dana Divisi Edukasi Bertanggung jawab untuk program-program edukasi akademik dan non akademik dalam proyek ini. Divisi Sosialisasi Bertanggung jawab untuk program-program sosialisasi human trafficking dalam proyek ini. 11
12 APPENDIX A. Logical Framework GOAL PURPOSE COMPONE NT DESKRIPSI PROJECT Menurunnya korban human trafficking masyarakat Desa X di Kabupaten Malang. a. Menurunnya pelaku human trafficking di Desa X. b. Meningkatnya edukasi tentang human trafficking. a. Meningkatnya perekonomian warga Desa X agar tidak INDIKATOR VERIFIKASI ASUMSI a. Adanya penurunnan a. DATA GRAFIK pelaku human DARI trafficking di Desa X. PEMERINTAH / b. Adanya peningkatan PIHAK edukasi human BERWAJIB. trafficking di Desa X. b. DOKUMENTAS I KEGIATAN. a. Adanya peningkatan a. DATA GRAFIK. a. Adanya hambatan dari kelompokkelompok perekonomian warga b. DOKUMENTAS sindikat human trafficking Desa X. I KEGIATAN. dalam mengadakan program di desa b. Adanya penurunnan c. TESTIMONI tersebut. kelompok sindikat WARGA. b. Kurangnya bantuan dari human trafficking. stakeholders setempat. c. Adanya peningkatan c. Banyaknya warga yang antusias pendidikan warga Desa dalam mengikuti sosialisasi human X. trafficking. d. Adanya peningkatan sosialisasi human trafficking di Desa X. a. Ada banyaknya warga a. DATA GRAFIK. a. Kurang antusiasnya warga setempat Desa X yang bekerja. b. DOKUMENTAS untuk mendapatkan pendidikan. b. Adanya peningkatan I KEGIATAN. b. Tenaga pendidik dan aktor lapangan kerja di Desa c. TESTIMONI sosialisasi takut untuk mengajar 12
13 menjadi sindikat X. WARGA. didaerah dengan lingkungan keras. human c. Adanya kondisi d. LAPORAN c. Keinginan warga untuk trafficking. lingkungan sosial yang KEGIATAN. meningkatkan perekonomian dapat b. Menurunnya baik di Desa X. menimbulkan antusias untuk kelompok d. Adanya peningkatan mengikuti berbagai program yang sindikat human pendidikan agar dibuat. trafficking di masyarakat Desa X tidak d. Dengan adanya peningkatan Desa X. menjadi sindikat human pendidkan formal maupun non c. Meningkatnya trafficking. formal maka akan mempermudah pendidikan warga e. Adanya peningkatan tercapainya peningkatan ekonomi Desa X agar tidak ekonomi warga Desa X masyarakat desa. menjadi korban agar bisa bersekolah. human f. Adanya tenaga pendidik trafficking. untuk mengajar warga d. Meningkatnya Desa X. sosialisasi human g. Adanya peningkatan trafficking untuk akses untuk warga Desa warga Desa X X agar bisa menerima agar tidak sosialisasi human menjadi korban trafficking. dari human h. Ada banyaknya aktor trafficking. untuk sosialisasi human trafficking di Desa X. OBJECT a. Banyaknya warga a. Adanya peningkatan a. DATA GRAFIK. a. Susahnya untuk mengubah keadaan yang bekerja. skill warga Desa X. b. DOKUMENTAS sosial suatu lingkungan. b. Meningkatnya b. Adanya peningkatan I KEGIATAN. b. Semakin mudah mendapatkan akses lapangan pengalaman kerja warga c. TESTIMONI sosialisasi warga semakin antusias 13
14 pekerjaan di Desa desa X. WARGA. untuk mengikuti sosialisasi sehingga X. c. Adanya kemudahan d. LAPORAN tujuan utama dapat tercapai. c. Kondisi mencari akses lowongan KEGIATAN. c. Peningkatan lapangan pekerjaan lingkungan sosial bagi warga Desa X. akan memudahkan mencapai Desa X yang baik. d. Ada banyaknya keberhasilan program-program d. Meningkatnya sosialisasi atau promosi lainnya. pendidikan warga pekerjaan dari d. Banyak tenaga pendidik dan aktor Desa X. perusahaan di Desa X. sosialisasi yang antusias untuk e. Meningkatnya e. Adanya peningkatan mendedikasikan dirinya untuk perekonomian pengarahan sosial untuk mencapai tujuan utama. warga Desa X. warga Desa X untuk f. Meningkatnya menurunkan jumlah tenaga pendidik pelaku dan korban di Desa X. human trafficking. g. Meningkatnya f. Adanya peningkatan akses untuk keamanan di Desa X mendapat agar kelompok sindikat sosialisasi human human trafficking trafficking bagi semakin berkurang. warga desa X. g. Adanya kemudahan h. Banyaknya aktor akses geografis agar sosialisasi human tenaga pendidik mau trafficking. masuk ke Desa X. h. Ada peningkatan jumlah gedung sekolah di Desa X. i. Ada penurunan 14
15 pengangguran di Desa X. j. Ada sekolah murah bagi warga Desa X. k. Adanya fasilitas transportasi untuk ke Desa X. l. Adanya peningkatan penggunaan media sosial di Desa X. m. Adanya keterbukaan warga Desa X dengan dunia luar. ACTIVITY a. Peningkatan skill *(RINCIAN BIAYA a. DATA GRAFIK. a. Adanya kondisi alam yang tiba-tiba bagi warga Desa KEGIATAN BERADA DI b. DOKUMENTAS buruk (seperti adanya bencana alam) X. HALAMAN 19 dan 20) I KEGIATAN. dapat menghambat program b. Peningkatan c. TESTIMONI pembenahan akses geografis. pengalaman kerja WARGA. b. Kurangnya bantuan dari perusahaan warga Desa X. d. LAPORAN maupun stakeholders untuk c. Kemudahan akses KEGIATAN. membantu program kita. untuk mencari c. Warga desa susah dan tidak mau lowongan. terbuka dengan dunia luar ataupun d. Banyaknya media sosial. sosialisasi atau d. Dengan adanya program promosi pembangunan akses geografis dan pekerjaan dari fasilitas kedesa dapat memberi perusahaan di pekerjaan juga ke masyarakat desa. Desa X. e. Dengan adanya sekolah murah dapat 15
16 e. Peningkatan pengarahan sosial bagi warga Desa X. f. Peningkatan keamanan lingkungan Desa X. g. Kemudahan akses geografis ke Desa X untuk tenaga pendidik maupun aktor sosialisasi. h. Dibuatnya gedung sekolah di Desa X. i. Penurunan pengangguran warga Desa X. j. Dibuatnya sekolah murah atau gratis bagi warga desa X. k. Pengadaan fasilitas transportasi ke Desa X bagi membuka peluang agar warga dapat belajar teknologi dan media sosial untuk peningkatan skill mereka. f. Dengan terbukanya warga terutama remaja ke dunia luar dan media sosial dapat membantu pencapaian tujuan utama. 16
17 tenaga pendidik atau aktor sosialisasi. l. Peningkatan penggunaan sosial media atau teknologi bagi warga Desa X. m. Keterbukaan warga Desa X dengan dunia luar. 17
18 B. Organization Background Citra diri Lembaga Peduli Human Trafficking ini merupakan organisasi sosial non profit yang berada di Kota Malang yang berfokus pada human trafficking. Terutama kami berfokus pada pencegahan terjadinya human trafficking. Lembaga ini telah berdiri sejak bulan Desember tahun Lembaga kami telah memiliki anggota aktif sebanyak 350 yang berasal dari berbagai kalangan yang memiliki fokus yang sama yaitu human trafficking. Tidak hanya itu kami setiap tahunnya memiliki beberapa tambahan volunteer untuk proyek-proyek yang kami lakukan, kebanyakan mereka berasal dari mahasiswa yang tertarik dengan isu-isu sosial. Lembaga sosial yang kami miliki ini sumber finansialnya berasal dari iuran anggota dan juga donasi-donasi dari pihak luar. Selama ini kegiatan dari proyekproyek yang telah kami lakukan masih dalam lingkup kota dan kabupaten Malang saja, tetapi kami tidak menolak untuk tawaran kerjasama proyek-proyek human trafficking diluar kota dan kabupaten Malang. Tujuan Untuk memenuhi program Sustainable Development Goals pada poin: 1. No poverty. Poin ini sangat berkaitan dengan human trafficking, dimana faktor penyebab terjadinya human trafficking ini kebanyakan karena adanya faktor ekonomi atau kemiskinan. 2. Quality Education. Poin keempat dari SDGs ini sangat berkaitan dengan human trafficking karena rendahnya edukasi dapat berdampak kepada warga untuk menjadi pelaku maupun korban human trafficking. Dan juga rendahnya edukasi juga berdampak kepada rendahnya skill dan pengalaman kerja yang dimiliki individu sehingga terjadi peningkatan pengangguran. 3. Gender Equality. Poin kelima dari SDGs ini berkaitan pula dengan human trafficking karena tidak dapat dipungkiri bahwa mayoritas dari korban human trafficking ini kebanyakan adalah wanita dan anak-anak Lembaga Peduli Human Trafficking ini memiliki tujuan umum yaitu menjadi organisasi yang dapat membuat berbagai proyek untuk mencegah terjadinya human 18
19 trafficking. Lembaga kami juga bertujuan untuk menjadi aktor sosialisasi anti human trafficking agar dampak-dampak negatif dari human trafficking ini tidak terjadi di masyarakat. Nilai-nilai 1. Sosial, lembaga kami selalu berfokus pada isu sosial terutama isu human trafficking. 2. Komitmen tinggi, lembaga ini berkomitmen tinggi untuk melakukan segala program untuk mencegah peningkatan perdagangan wanita di Indonesia terutama Kota dan Kabupaten Malang. 3. Kerjasama, lembaga ini berusaha membangun kerjasama di internal lembaga sendiri dan dengan pihak eksternal atau lembaga lain untuk mencapai visi misi lembaga ini. 4. Pemberdayaan manusia, lembaga ini berusaha memberikan program-program pemberdayaan manusia agar masyarakat tidak mudah untuk menjadi pelaku maupun korban perdagangan manusia. Visi Sebagai lembaga sosial yang peduli akan isu perdagangan manusia, kami ingin mencegah dan menghapuskan perdagangan manusia tidak hanya itu kami juga akan meningkatkan pemberdayaan manusia khususnya daerah kota dan kabupaten Malang. Misi 1. Memberi penyuluhan tentang perdagangan manusia agar meningkatkan kesadaran bahwa hal tersebut melanggar hak asasi manusia. 2. Mendukung dan mendorong kajian-kajian tentang anti perdagangan manusia dan pelanggaran hak asasi manusia serta pemberdayaan manusia. 3. Melakukan program pemberdayaan manusia terutama di daerah pedesaan untuk mencegah meningkatnya perdagangan manusia. 4. Mendorong kerjasama dengan berbagai organisasi lokal maupun internasional, pemerintah, dan masyarakat dalam rangka mencegah meningkatnya perdagangan manusia di dunia. 19
20 C. Budget No. Kegiatan Dana Lain-lain 1 Kerjasama dengan pemerintah (pihak keamanan) : Rp ,- Bensin : Rp ,- - Birokrasi (print proposal, materai, dll). 2 Kerjasama dengan pemerintah (pembangunan jalan dan angkutan umum): Rp ,- Bensin : Rp ,- - Birokrasi (print proposal, materai, dll). 3 Kerjasama dengan perusahaan / organisasi (promosi / sosialisasi pekerjaan): Rp ,- Bensin : Rp ,- - Birokrasi (print proposal, materai, dll). 4 Kerjasama dengan lembaga / organisasi pendidikan (untuk tenaga pendidik): Rp ,- Bensin : Rp ,- - Birokrasi (print proposal, materai, dll). 5 Pembangunan perbaikan Rp ,- jalan / akses ke Desa X. 6 Pengadaan fasilitas transportasi ke Desa X (untuk tenaga pendidik dan Rp ,- Bensin satu tahun: Rp x 12= Rp ,- 20
21 aktor sosialisasi, sewa mobil dan motor perbulan). 7 Pengadaan komputer dan internet bagi warga Desa X (5 komputer dan internet perbulan) Rincian: - Komputer ( Rp x 5) = Rp ,- - Internet (perbulan) = Rp ,- Satu tahun: Rp x 12 = Rp ,- Biaya perawatan satu tahun : Rp x 12= Rp ,- 8 Biaya fasilitas dan alat sosialisasi, edukasi dan pengarahan (satu tahun). Rp ,- TOTAL Rp ,- Rp ,- TOTAL BIAYA Rp ,- D. Work Plan Oktober- Desember 2016 Pencarian dana tambahan untuk Proyek Not for Sale 2. Melakukan lobbying kerjasama dengan pemerintah bagian keamanan, pembangunan jalan, dan pengadaan transportasi umum. Melakukan lobbying kerjasama dengan LSM / Organisasi lain untuk tenaga pendidik edukasi dan aktor sosialisasi. Melakukan lobbying kerjasama dengan masyarakat setempat agar proyek ini dapat dilakukan kembali disana. Evaluasi program pencarian dana untuk proyek, lobbying kerjasama dengan pemerintah (bagian keamanan, pembangunan jalan, dan pengadaan transportasi umum), lobbying kerjasama dengan LSM / 21
22 Organisasi lain untuk tenaga pendidik edukasi dan aktor sosialisasi, dan lobbying kerjasama dengan masyarakat setempat. Januari Maret 2017 Berjalannya program peningkatan keamanan bekerjasama dengan pihak berwajib dan keamanan setempat. Berjalannya program perbaikan jalan permanen. Berjalannya program pengadaan transportasi umum. Berjalannya program pengadaan internet dan komputer. Berjalannya program pengadaan fasilitas dan alat transportasi untuk tenaga pendidik dan aktor sosialisasi. April Juni 2017 Berjalannya program peningkatan keamanan bekerjasama dengan pihak berwajib dan keamanan setempat. Selesainya program perbaikan jalan permanen. Selesainya program pengadaan transportasi umum. Selesainya program pengadaan internet dan komputer. Melakukan lobbying kerjasama dengan Perusahaan / Organisasi untuk peningkatan sosialisasi atau promosi lowongan pekerjaan. Berjalannya program pemberian edukasi non akademik dan akademik. Berjalannya program penyuluhan sosialisasi human trafficking. Evaluasi program peningkatan keamanan, perbaikan jalan permanen, pengadaan transportasi umum, pengadaan internet dan komputer. Juli September Berjalannya program peningkatan keamanan bekerjasama dengan pihak berwajib dan keamanan setempat. Berjalannya program pemberian edukasi non akademik dan akademik. Berjalannya program penyuluhan sosialisasi human trafficking. Berjalannya program pemberian sosialisasi atau promosi dari perusahaan dan organisasi untuk lowongan pekerjaan. Evaluasi program peningkatan keamanan, perbaikan jalan permanen, pengadaan transportasi umum, pengadaan internet dan komputer, pemberian edukasi non akademik dan akademik, penyuluhan 22
23 sosialisasi human trafficking, pemberian sosialisasi atau promosi dari perusahaan dan organisasi untuk lowongan pekerjaan. Oktober Desember Berjalannya program peningkatan keamanan bekerjasama dengan pihak berwajib dan keamanan setempat. Berjalannya program pemberian edukasi non akademik dan akademik. Berjalannya program penyuluhan sosialisasi human trafficking. Berjalannya program pemberian sosialisasi atau promosi dari perusahaan dan organisasi untuk lowongan pekerjaan. Evaluasi program peningkatan keamanan, perbaikan jalan permanen, pengadaan transportasi umum, pengadaan internet dan komputer, pemberian edukasi non akademik dan akademik, penyuluhan sosialisasi human trafficking, pemberian sosialisasi atau promosi dari perusahaan dan organisasi untuk lowongan pekerjaan. 23
Contoh Log Frame DESKRIPSI PROJECT INDIKATOR VERIFIKASI ASUMSI. human trafficking di Desa X. Kabupaten Malang. BERWAJIB. b. Adanya peningkatan edukasi
Contoh Log Frame GOAL PURPOSE COMPONENT DESKRIPSI PROJECT INDIKATOR VERIFIKASI ASUMSI Menurunnya korban human a. Adanya penurunnan pelaku a. DATA GRAFIK DARI trafficking masyarakat Desa X di human trafficking
Lebih terperinciDisusun oleh: Anthea Reynda Fauztina PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
PROPOSAL PROYEK PEMBANGUNAN PEDULI STROKE Disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester matakuliah Manajemen Proyek Pembangunan Dosen Pengampu: Joko Purnomo, S.IP,. M.A Disusun oleh: Anthea Reynda Fauztina
Lebih terperinciPROPOSAL MANAJEMEN PROYEK PEMBANGUNAN. Organisasi Kasih Ibu : Peningkatan Kesehatan bagi Ibu Hamil di Kecamatan Lowokwaru Tahun 2017
PROPOSAL MANAJEMEN PROYEK PEMBANGUNAN Organisasi Kasih Ibu : Peningkatan Kesehatan bagi Ibu Hamil di Kecamatan Lowokwaru Tahun 2017 Disusun untuk memenuhi nilai Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Manajemen
Lebih terperinciPROPOSAL MANAJEMEN PROYEK DAN PEMBANGUNAN. Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Masyarakat Sejak Usia Dini di Kota Malang oleh Anti Buta Huruf
PROPOSAL MANAJEMEN PROYEK DAN PEMBANGUNAN Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Masyarakat Sejak Usia Dini di Kota Malang oleh Anti Buta Huruf Diajukan untuk memenuhi nilai untuk mata kuliah Manajemen Proyek
Lebih terperinciPROPOSAL DESIGNING PROJECT PENANGANAN SAMPAH DAN PENCEMARAN SUNGAI BRANTAS DI KAWASAN SPLENDID-MALANG. Oleh. WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia)
PROPOSAL DESIGNING PROJECT PENANGANAN SAMPAH DAN PENCEMARAN SUNGAI BRANTAS DI KAWASAN SPLENDID-MALANG Oleh WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) (Untuk memenuhi tugas pengganti UTS mata kuliah Manajemen
Lebih terperinciBasic Data Sheet. : Peningkatan Minat Baca Anak-Anak di Desa Lorog, Pacitan, Jawa Timur. : Menteri Pendidikan. Dana Project :
Basic Data Sheet Nama Project Nama Organisasi Lokasi Partner : Peningkatan Minat Baca Anak-Anak di Desa Lorog, Pacitan, Jawa Timur. : Komunitas Jendela : Yogyakarta : Menteri Pendidikan Dana Project :
Lebih terperinciLogframe. Indicators Means of Verification. Adanya. Meningkatkan. terutama komunikasi
Logframe Goal Purpose Component Objective Project Description Meningkatkan pendidikan bagi kalangan pemuda dan remaja di Mojolangu, Malang. Peningkatan skill terutama verbal Indicators Means of Verification
Lebih terperinci1.8.(2) Peremajaan Permukiman Kota Bandarharjo. Semarang
1.8.(2) Peremajaan Permukiman Kota Bandarharjo Semarang Tipe kegiatan: Peremajaan kota Inisiatif dalam manajemen perkotaan: Penciptaan pola kemitraan yang mempertemukan pendekatan top-down dan bottom-up
Lebih terperinciPROPOSAL DESIGNING PROJECT SER(I)BU AKSARA UNTUK MASYARAKAT MALANG
PROPOSAL DESIGNING PROJECT SER(I)BU AKSARA UNTUK MASYARAKAT MALANG Disusun sebagai Tugas Ujian Tengah Semester Manajemen Proyek Pembangunan Dosen Pengampu : Joko Purnomo, S.IP,M.A Disusun oleh : Bachrul
Lebih terperinciPELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA SEHUBUNGAN DENGAN PERDAGANGAN MANUSIA (ANAK)
PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA SEHUBUNGAN DENGAN PERDAGANGAN MANUSIA (ANAK) Disusun oleh : NAMA : ELI JOY AMANDOW NRS : 084 MATA KULIAH : HAM PENDIDIKAN KHUSUS KEIMIGRASIAN ANGKATAN II 2013
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kriminalitas namun perdagangan anak juga menyangkut tentang pelanggaran terhadap
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Eksploitasi seksual komersial anak merupakan sebuah bentuk pelanggaran HAM yang terjadi pada anak. Salah satu contoh eksploitasi seksual komersial anak tersebut adalah perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdagangan manusia atau istilah Human Trafficking merupakan sebuah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan manusia atau istilah Human Trafficking merupakan sebuah kejahatan yang sangat sulit diberantas dan disebut oleh masyarakat Internasional sebagai bentuk perbudakan
Lebih terperinciPROPOSAL DESIGNING PROJECT ONE BAG MILLION DREAMS SAVE STREET CHILD MALANG
PROPOSAL DESIGNING PROJECT ONE BAG MILLION DREAMS SAVE STREET CHILD MALANG Disusun sebagai Tugas Ujian Tengah Semester Manajemen Proyek Pembangunan Dosen Pengampu : Joko Purnomo, S.IP,M.A Disusun oleh
Lebih terperinciPeningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender
XVII Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender Salah satu strategi pokok pembangunan Propinsi Jawa Timur 2009-2014 adalah pengarusutamaan gender. Itu artinya, seluruh proses perencanaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini dalam pembaharuan hukum, indonesia telah melahirkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini dalam pembaharuan hukum, indonesia telah melahirkan beberapa peraturan, khususnya tentang hukum hak asasi manusia dan meratifikasi beberapa konvensi internasional
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Ini merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Di masa lalu,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdagangan perempuan dan anak (trafiking) telah lama terjadi di muka bumi ini dan merupakan tindakan yang bertentangan dengan harkat dan martabat manusia. Ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia. Perbudakan adalah kondisi seseorang di bawah kepemilikan orang lain. Praktek serupa perbudakan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ANAK DAN PEREMPUAN
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ANAK DAN PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, Menimbang
Lebih terperinciGUBERNUR KEPULAUAN RIAU
GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENGHAPUSAN PERDAGANGAN (TRAFIKING) PEREMPUAN DAN ANAK DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan.
BAB I PENDAHULUAN Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan. Penanggulangan kemiskinan memerlukan upaya yang sungguh-sungguh, terusmenerus, dan terpadu dengan menekankan pendekatan
Lebih terperinciKOMITMEN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN KEAKSARAAN
KOMITMEN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN KEAKSARAAN Dasar Hukum Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 : Setiap warga negara mempuyai hak untuk memperoleh pengajaran Undang-Undang Nomor 20 Tahun
Lebih terperinciSEMARANG, 22 Oktober 2014
SAMBUTAN ASISTEN KESRA SEKDA PROV. JATENG PADA PEMBUKAAN RAKOR Upaya Percepatan Kerjasama Pencegahan dan Penanganan Trafficking Terhadap Perempuan Dan Anak Se-Wilayah Mitra Praja Utama Di Jawa Tengah Tahun
Lebih terperinciInstitute for Criminal Justice Reform
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat mengkhawatirkan. Pada era globalisasi sekarang ini, modern slavery marak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan human trafficking yang terjadi di Indonesia kini kondisinya sangat mengkhawatirkan. Pada era globalisasi sekarang ini, modern slavery marak dalam wujudnya
Lebih terperinciRESUME. Situasi anak secara umum di India menunjukkan banyak. ketidakadilan yang serius yang dialami oleh anak-anak
RESUME Situasi anak secara umum di India menunjukkan banyak ketidakadilan yang serius yang dialami oleh anak-anak seperti tingginya angka kematian anak, perawatan kesehatan yang buruk,terbatasnya kesempatan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN I. UMUM Letak Geografis Kabupaten Bogor yang berbatasan dengan ibukota
Lebih terperinciH. RIADI, SKM, MPH KEPALA BIRO PENGEMBANGAN SOSIAL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
H. RIADI, SKM, MPH KEPALA BIRO PENGEMBANGAN SOSIAL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Pada RAKOR UPAYA PENINGKATAN KERJASAMA PENCEGAHAN TRAFFICKING TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK SE WILAYAH MITRA PRAJA
Lebih terperinciRencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM)
Rencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM) Shafira Rizki Aulia 145120400111048 A. ORIENTASI ORGANISASI 1. Identifikasi organisasi a. Citra diri: OPSIM adalah sebuah organisasi
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014
PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,
Lebih terperinciDEPUTI PERLINDUNGAN PEREMPUAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI
DEPUTI PERLINDUNGAN PEREMPUAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Sakernas BPS Sep 2010, Jumlah angkatan kerja : 116,5 juta Jumlah yang bekerja sebesar
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS ORGANISASI DESA CEGAH NARKOBA (DCN) OLEH : MUHAMMAD FAUZI C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI
RENCANA STRATEGIS ORGANISASI DESA CEGAH NARKOBA (DCN) OLEH : MUHAMMAD FAUZI 145120407111043 C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI Citra Diri : Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perdagangan Manusia untuk tenaga kerja (Trafficking in persons for labor) merupakan masalah yang sangat besar. Data Perdagangan Manusia di Indonesia sejak 1993-2003
Lebih terperinciLampiran. Harap diisi dulu kolom data diri berikut sebelum memulai pengisian kuesioner. Nama Perusahaan Bagian
Lampiran Kuesioner CSR A. Data Diri Responden Harap diisi dulu kolom data diri berikut sebelum memulai pengisian kuesioner Nama Perusahaan Bagian : : Umur : a. Dibawah 20 tahun (Lingkari salah satu) b.
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a.bahwa setiap warga negara berhak untuk
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN SARAN
167 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan (1) Faktor-faktor yang berhubungan dalam manajemen pemerintahan dan pembangunan perdesaan partisipatif di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan
Lebih terperinciASK Laporan Analisis Kebijakan
A. Informasi Wawancara Laporan Analisis Kebijakan Provinsi Kota/Kabupaten Jenis Kelamin Informan Nama Informan Nama Lembaga Nama Pewawancara 1. DKI Jakarta 2. DI Yogyakarta 3. Jawa Timur Surabaya 1. Laki-laki
Lebih terperinciSTIMIK AMIKOM YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA HUMAN TRAFFICKING PENERAPAN PANCASILA KE-1 DISUSUN OLEH : ANANG EDI KUSNANTO 11.11.4753 S1-TI.02 KELOMPOK C DRs.TAHAJUDDIN SUDIBYO STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA HUMAN TAFFICKING
Lebih terperinciWALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 30 TAHUN 2014
WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 30 TAHUN 2014 T E N T A N G GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DAN EKSPLOTASI SEKSUAL ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perdagangan perempuan dan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan perempuan dan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka bumi ini dan merupakan tindakan yang bertentangan dengan harkat dan martabat manusia, dan telah
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA MASYARAKAT DI BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa setiap warga negara berhak untuk
Lebih terperinciPulang ke rumah. Tantangan dalam reintegrasi korban perdagangan orang (trafficking) di Indonesia
Pulang ke rumah. Tantangan dalam reintegrasi korban perdagangan orang (trafficking) di Indonesia 2016 Rebecca Surtees, Laura S. Johnson, Thaufiek Zulbahary dan Suarni Daeng Caya Penelitian dan publikasi
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2014
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung
Lebih terperinciK143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975
K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 1 K-143 Konvensi Pekerja Migran (Ketentuan Tambahan), 1975 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lama. Hanya saja masyarakat belum menyadari sepenuhnya akan kejahatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktek perdagangan orang di Indonesia, sebenarnya sudah ada sejak lama. Hanya saja masyarakat belum menyadari sepenuhnya akan kejahatan tersebut, serta belum
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG
BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang
Lebih terperinciPerempuan dan Industri Rumahan
A B PEREMPUAN DAN INDUSTRI RUMAHAN PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAHAN DALAM SISTEM EKONOMI RUMAH TANGGA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN DAN ANAK C ...gender equality is critical to the development
Lebih terperinciB A B 1 P E N D A H U L U A N. Perdagangan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka bumi ini dan terjadi
B A B 1 P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Perdagangan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka bumi ini dan terjadi hampir di seluruh belahan dunia ini, dan merupakan tindakan yang bertentangan
Lebih terperinciDeputi Bidang Pengarusutamaan Gender Bidang Politik, Sosial dan Hukum Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Deputi Bidang Pengarusutamaan Gender Bidang Politik, Sosial dan Hukum Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Masih rendahnya perlindungan terhadap perempuan dan anak dari tindak kekerasan
Lebih terperinciRENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN
LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TANGGAL 11 MEI 2004 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN 2004 2009 I. Mukadimah 1. Sesungguhnya Hak Asasi Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Isu kemiskinan masih menjadi isu strategik dan utama dalam pembangunan, baik di tingkat nasional, regional, maupun di provinsi dan kabupaten/kota. Di era pemerintahan
Lebih terperinciSURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.1048, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Perdagangan Orang. Pencegahan. Penanganan. Panduan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1048, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Perdagangan Orang. Pencegahan. Penanganan. Panduan. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG
PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 04 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat multidimensional yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah dalam pembangunan.
Lebih terperinciPEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) Dr. Wartanto (Sekretaris Ditjen PAUD dan Dikmas) DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TUJUAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciPengantar. responsibility (CSR).
Pengantar Perusahaan mengejar laba memang sudah menjadi wataknya. Tetapi jika kemudian sebuah perusahaan juga ikut repot-repot melibatkan diri dalam suatu gerakan mencerdaskan bangsa melalui pemberian
Lebih terperinciPosition Paper Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan
Position Paper Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan Wagiran Pokja Gender Bidang Pendidikan DIY Disampaikan dalam FGD Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan Kabupaten Sleman Tanggal 8 Januari 2008
Lebih terperinciGUBERNUR KEPULAUAN RIAU
GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR : 8 TAHUN 2014 TENTANG GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA DALAM WILAYAH PROVINSI
Lebih terperinciBAB III DAMPAK DAN USAHA MENGATASI FENOMENA SEKKUSU SHINAI SHOKOGUN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT JEPANG
BAB III DAMPAK DAN USAHA MENGATASI FENOMENA SEKKUSU SHINAI SHOKOGUN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT JEPANG Seperti halnya masalah sosial lainnya, fenomena Sekkusu shinai shokogun ini turut memberi dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals) adalah Deklarasi Millennium hasil kesepakatan yang ditandatangani oleh kepala negara dan perwakilan dari
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. human trafficking di Indonesia yang berkedok dengan menjadi TKI di luar negeri
BAB V KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kondisi human trafficking di Indonesia yang berkedok dengan menjadi TKI di luar negeri masih banyak terjadi, walaupun dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. merumuskan kesimpulan yang bersifat umum yaitu UPT P2TP2A berperan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis, maka peneliti merumuskan kesimpulan yang bersifat umum yaitu UPT P2TP2A berperan aktif dalam upaya penanggulangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perjalanan waktu dan kemajuan teknologi. tiga bagian yang saling terkait, yakni adanya produksi narkotika secara gelap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan internasional, regional dan nasional. Sampai dengan saat ini, penyalahgunaan narkotika di seluruh
Lebih terperinciPENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME
PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME I. UMUM Sejalan dengan tujuan nasional Negara Republik Indonesia sebagaimana
Lebih terperinciBAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL UNTUK MENGURANGI JUMLAH PERNIKAHAN ANAK
BAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL UNTUK MENGURANGI JUMLAH PERNIKAHAN ANAK Pemerintah Indonesia yang telah meratifikasi Konvensi Hak Anak yang berisi perjanjian-perjanjian yang memiliki
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur 2014-2019 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Lebih terperinciAsesmen Gender Indonesia
Asesmen Gender Indonesia (Indonesia Country Gender Assessment) Southeast Asia Regional Department Regional and Sustainable Development Department Asian Development Bank Manila, Philippines July 2006 2
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,
BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN
Lebih terperinciTanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan), yang dalam Pedoman ini disebut BADAN, adalah badan hukum publik yang dibentuk dengan
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG TAHUN 2016-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
40 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Sejarah dan Organisasi PKBM Negeri 17 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 17 yang berada di wilayah Penjaringan ini pada awalnya merupakan Lembaga Pendidikan dan
Lebih terperinciPENGERTIAN TRAFFICKING
PENGERTIAN TRAFFICKING 2 Trafficking adalah tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan,
Lebih terperinciBUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK
SALINAN BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kasus HIV/AIDS di Indonesia saat ini tergolong tinggi. Banyak ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS)
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. HASIL PENELITIAN 1. Defenisi Human Trafficking Protokol Palermo Tahun 2000 : Perdagangan orang haruslah berarti perekrutan, pengiriman, pemindahan, menyembunyikan
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Tinjauan Umum Data yang digunakan untuk menunjang proyek Tugas Akhir ini didapat dari berbagai sumber, yaitu : Data teori dan literatur yang didapat dari buku-buku referensi
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER
SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang Mengingat :
Lebih terperinciPOINTERS PESAN MENTERI PADA RAPAT KOORDINASI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK TAHUN 2016 Nusa Tenggara Timur, 28 April 2016
POINTERS PESAN MENTERI PADA RAPAT KOORDINASI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK TAHUN 2016 Nusa Tenggara Timur, 28 April 2016 Yang saya hormati: 1. Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur; 2. Para
Lebih terperinciHapus Dahaga Desa Nelayan
Menelisik Sistem Air Limbah Pondok Pesantren 12 Bang Unan, Ikon Kampanye Sosialisasi UUBG Lima Kabupaten/Kota Terima Hibah 100 Juta USD Bangun TPA Terpadu kementerian pekerjaan umum Edisi 8/Tahun X/Agustus
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bagian perumusan isu strategi berdasarkan tugas dan fungsi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan mengemukakan beberapa isu strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. multidimensi, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek. hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensi, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya. Kemiskinan juga didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang/manusia bukan kejahatan biasa (extra ordinary), terorganisir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan orang (human trafficking) merupakan bentuk perbudakan secara modern, terjadi baik dalam tingkat nasional dan internasional. Dengan berkembangnya
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG. BAB I KETENTUAN UMUM
BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DIDAERAH
1 BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DIDAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang
Lebih terperinci1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru
Artikel 1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya Tidak dapat dipungkiri, epidemi HIV/AIDS telah berkembang begitu pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kasus ini paling
Lebih terperinciBAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Pada dasarnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2011-2016 diarahkan untuk menjadi
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER
BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK UTARA, Menimbang
Lebih terperinciPERDAGANGAN ORANG (TRAFFICKING) TERUTAMA PEREMPUAN & ANAK DI KALIMANTAN BARAT
PERDAGANGAN ORANG (TRAFFICKING) TERUTAMA PEREMPUAN & ANAK DI KALIMANTAN BARAT BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, ANAK, MASYARAKAT DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI KALIMANTAN BARAT JL. SULTAN ABDURRACHMAN NO.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER BIDANG PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI MALUKU
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR : 21 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI MALUKU GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwa percepatan penurunan angka
Lebih terperinciKEPUTUSAN BUPATI MALANG NOMOR: 180/ 291 /KEP/421
BUPATI MALANG KEPUTUSAN BUPATI MALANG NOMOR: 180/ 291 /KEP/421.013/2009 TENTANG GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita jumpai di berbagai macam media cetak maupun media elektronik. Kekerasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di Kabupaten Malang sering kita jumpai di berbagai macam media cetak maupun media elektronik. Kekerasan dalam rumah tangga
Lebih terperinciP Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan
P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan engembangan program pendidikan keaksaraan dan kesetaraan terus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan dinamika masyarakat di luar sistem persekolahan, sebagai
Lebih terperinci