LAMPIRAN. Preparasi sampel daun binahong. Ekstraksi Daun Binahong

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAMPIRAN. Preparasi sampel daun binahong. Ekstraksi Daun Binahong"

Transkripsi

1 LAMPIRAN Lampiran 1. Diagram Alir Kerja Preparasi sampel daun binahong Ekstraksi Daun Binahong Membuat konsentrasi ekstrak daun binahong : 1 Gram ekstrak ditambah aquades 10 ml kemudian di tambah larutan Twen 80 sebanyak 0,001 - Pengenceran serial larutan ekstrak daun binahong - Penanaman biakan bakteri pada tabung reaksi Di Inkubasi selama jam pada suhu 37 o C mengamati kekeruhan sampel dan dibandingkan dengan kontrol positif, kemudian tentukan KHM (sampel di streak pada media NA) Uji KBM, sampel di encerkan pada media NaCl 0,9 % sebanyak 9 ml. pengenceran sesuai kepadatan sel bakteri (10 6 ) pada kamar hitung (Haemocytometer) pengamatan menggunakan Mikroskop. Inkubasi selama jam pada suhu 37 o C Hitung Koloni dengan colony counter dan menentukan KBM

2 Lampiran 2.Skema kerja 2.1 Preparasi Sampel Daun Binahong Segar Sampel - Dicuci bersih dan ditiriskan - Dikeringkan dengan cara diangin-anginkan - Dikeringkan di dalam green house selam 5 hari tidak terkena sinar matahari secara langsung pada suhu 35 0 C - Dihaluskan menggunakan blender sampai berbentuk serbuk

3 2.2.Ekstraksi Daun Binahong Dengan Metode Maserasi 200 gr Sampel - Sampel dimasukkan Erlenmeyer - Ditambahkan pelarut Etil asetat sebanyak 500 ml - Direndam sambil di Shaker selama 1 jam - Dimaserasi selama 24 jam pada suhu 50º C - Difiltrasi/dipisahkan dengan kertas saring Filtrat 1 Residu - Direndam sambil dishaker selama 1 jam - Dimaserasi selama 24 jam seperti langkah - Difiltrasi/dipisahkan dengan kertas saring Filtrat 2 Residu - Direndam sambil dishaker selama 1 jam - Dimaserasi selama 24 jam - Difiltrasi/dipisahkan dengan kertas saring Filtrat 3 Residu Dibuang - Filtrat 1,2,3 digabung kemudian di evaporasi dengan Rotary Evaporator Vakum pada suhu 50 0 C Ekstrak Pekat - Ekstrak siap diujikan

4 2.3. Identifikasi Senyawa Kimia Uji Alkaloid 0,5 gram ekstrak sampel Hasil - ditambahkan 0,5 ml HCL 2% - ditambahkan 2-3 tetes reagen dragendrof dan 2-3 tetes mayer Uji Flavanoid 5 ml filtrate Hasil -ditambah serbuk Mg. 1 ml HCL pekat dan 2 ml amil alkohol - di kocok kuat-kuat - terjadi perubahan warna, ditunjukkan dengan imbulnya warna merah, kuning atau jingga pada lapisan amilalkohol Uji Polifenol 0,2 Mg Ekstrak Pekat Hasil -dilarukan dalam 10 ml air -dipanaskan selama 10 menit - laruan didinginkan dan disaring - filtrate di tetesi dengan FeCl3 sebanyak 3 tetes. - lalu diamati perubahan warnanya. - hasil positif polifenol terbentuk warna hijau kehitaman Uji Fitokimia secara kualitatatif dan kuantitatif Dilakukan di Lab Kimia UIN MALIKI Malang dan Lab Kimia Universitas Muhammadiyah Malang.

5 2.4 Pengenceran Larutan Ekstrak Daun Binahong 1. Uji Konsentrasi Hambat Minimum (Pendahuluan) - 1 gram ekstrak pekat daun binahong - diencerkan dengan menggunakan pelarut aquades 10 ml, - kemudian ditambahkan larutan tween 80 sebanyak 100 µl - kemudian divortek sampai homogeny - Kemudian di ujikan dengan pengenceran berseri dari konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25% dan 3,125% pada masing-masing bakteri. 2. Uji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) Untuk Uji Pada Bakteri Staphylococcus aureus - 50% : 0,5 gram ektrak pekat + 9,5 ml aquades - 45% : 0,45 gram ekstrak pekat + 9,55 ml aquades - 40% : 0,4 gram ekstrak pekat + 9,6 ml aquades - 35% : 0,35 gram ektrak pekat + 9,65 ml aquades - 30% : 0,3 gram ektrak pekat + 9,7 ml aquades - 25% : 0,25 gram ektrak pekat + 9,75 ml aquades Untuk Uji Pada Bakteri Pseudomonas aeruginosa - 100% : 1 Gram ekstrak pekat + 9 ml aquades - 90% : 0,9 gram ekstrak pekat+ 9,1 ml aquades - 80% : 0,8 gram ekstrak pekat + 9,2 ml aquades - 70% : 0,7 gram ekstrak pekat + 9,3 ml aquades - 60% : 0,6 gram ekstrak pekat + 9,4 ml aquades - 50% : 0,5 gram ekstrak pekat + 9,5 ml aquades. Untuk Seluruh Pengenceran ditambahkan 1 ml larutan dari (campuran aquades 10 ml dan larutan tween 80 sebanyak 100 µl.)

6 Lampiran 3. Uji Aktivitas Antibakteri 3.1 Pembuatan Media 1. Media Nutrient Agar 6 gram nutrient agar Media agar miring - dilarutkan dengan aquades 500 ml dalam Erlenmeyer - dipanaskan sampai mendidih - dimasukkan dalam beberapa tabung reaksi dan ditutup dg kapas - disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit. - Diletakkan dalam posisi miring selama 24 jam pada suhu - 37 C 2. Media Nutrient Broth 14,5 gram nutrient broth Media agar miring - dilarutkan dengan aquades 500 ml dalam Erlenmeyer - dipanaskan sampai mendidih - dimasukkan dalam beberapa tabung reaksi dan ditutup dg kapas - disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit. - Diletakkan dalam posisi miring selama 24 jam pada suhu - 37 C

7 3.2 Peremajaan Biakan Bakteri Murni Biakan Murni Bakteri - di goreskan pada media agar padat pada cawan secara aseptis - Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C dalam incubator. - diambil satu koloni, ditumbuhkan dimedia NB dinkubasi selama 24 Pada suhu 37 C kemudian, -kekeruhan bakteri pada media dibandingka dengan NB tanpa bakteri Peremajaan Bakteri 3.3 Pembuatan Suspensi Bakteri Hasil peremajaan bakteri - diambil 1 ose, kemudian dilarutkan pada media NaCL fisiologis 0,9% sebanyak 5 ml. - di vortek biar homogen - dibandingkan dengan standar Mc Farland 10 8 sel/ml. - diencerkan 100x pada media NaCl fisiologis 0,9% dan media NB - didapatkan suspensi bakteri sebanyak 10 6 bakteri sel/ml, Bakteri siap di ujikan

8 3.4 Uji Aktivistas Bakteri Dengan Metode Dilusi Tabung HASIL Uji (KHM) - Menyiapkan tabung sebanyak 8, 2 kontrol 6 perlakuan - ditambahkan 4 ml media Nutrient Broth - ditambahkan larutan ekstrak dg konsenrasi 100% sebanyak 1 ml - kemudian di encerkan dengam mengambil 1 ml ke setiap tabung - ditambahkan suspensi bakteri sebanya 1 ml pada tiap tabung - diinkubasi selama jam pada suhu 37 0 C - diamati kejernihan pada media tabung - di streaking/ di gores pada media NA pada cawan petri - di inkubasikan pada suhu 37 C selama jam - diamati pertumhan bakteri untuk hasil KHM Hasil dari KHM - Menyiapkan tabung sebanyak 8, 2 kontrol 6 perlakuan - ditambahkan 1 ml suspensi biakan bakteri aktif dan dihomogenkan - ditambahkan larutan ekstrak sesuai konsenrasi sebanyak 1 ml - diinkubasi selama jam pada suhu 37 0 C - diamati kejernihan pada media tabung - diambil suspensi bakteri sebanyak 1 ml (10 6 ) - diencerkan pada media FeCL 0,9% sebanyak 9 ml - di streaking/ di gores pada media NAP pada cawan petri - di inkubasikan pada suhu 37 C selama jam - dihitung jumlah koloni menggunakan colony counter HASIL

9 Lampiran : 4 Tabel 1. Data pengaruh pemberian konsentrasi ekstrak daun binahong (Anredera cordifoilia (Ten) Steenis) Terhadap Penurunan Jumlah Koloni bakteri Staphylococcus aureus Per ml (10 6 sel/ml) Konsentrasi Ulangan I II III Total Rerata Kontrol Positif mg mg mg mg mg Total Tabel 2. Data pengaruh pemberian konsentrasi ekstrak daun binahong (Anredera cordifoilia (Ten) Steenis) Terhadap Penurunan Jumlah Koloni bakteri Pseudomonas aeruginosa Per ml (10 6 sel/ml) Konsentrasi Ulangan I II III Total Rerata Kontrol Positif mg mg mg mg mg Total

10 Lampiran 5. Data Penghitungan Analisis Variansi dalam RAL a. Bakteri Staphylococcus aureus 1. Faktor Koreksi (FK) = = = = 4,091 x Menghitung JK a. JK Total = = ( ) FK = 2,804 x ,091 x = 2,395 x b. JK Perlakuan = = = 2,803 x ,091 x = 2,394 x c. JK Galat = JK Total JK Perlakuan = 2,395 x ,394 x = 5,067 x Menghitung db a. db Total = N -1 = 21-1= 20 b. db Perlakuan = n 1= 7 1 = 6 c. db Galat = db Total db Perlakuan = 20 6 = 14

11 4. Menghitung KT a. KT Perlakuan = = = 3,999 x b. KT Galat = = = 3,619 x Mencari F hitung = = = 11024, Mencari BNT BNT 5% = t (α)(db galat) x = t (0,05)(14) x = 2,145 x (155335,19) = ,847 BNT 1% = t (α)(db galat) x = t (0,01)(14) x = 2,977 x (155335,19) = ,432

12 b. Bakteri Pseudomonas aeruginosa 1. Faktor Koreksi (FK) = = = = 4,308 x Menghitung JK a. JK Total = = ( ) FK = 2,964 x ,308 x = 2,533 x b. JK Perlakuan = = = 2,958 x ,308 x = 2,527 x c. JK Galat = JK Total JK Perlakuan = 2,533 x ,527 x = 5,661 x Menghitung db a. db Total = N -1 = 21-1= 20 b. db Perlakuan = n 1= 7 1 = 6 c. db Galat = db Total db Perlakuan = 20 6 = 14

13 4. Menghitung KT a. KT Perlakuan = = = b. KT Galat = = = 5. Mencari F hitung = = = 1041, Mencari BNT BNT 5% = t (α)(db galat) x = t (0,05)(16) x = 2,145 x (519190,46) = ,776 BNT 1% = t (α)(db galat) x = t (0,01)(16) x = 2,977 x (519190,46) = ,338

14 Lampiran 6. Analisisa Data Dengan One Wey ANOVA Ringkasan ANOVA Pengaruh Ekstrak Daun Binahong terhadap Bakteri Staphylococcus aureus SK db JK KT F hit F 5% F 1% Sig Perlakuan 5 2,394 x ,9902 x ,958 4,694 0,000 Galat 12 5,067 x ,6194 x Total 17 2,395 x Ringkasan ANOVA Pengaruh Ekstrak Daun Binahong Terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa SK db JK KT F hit F 5% F 1% Sig Perlakuan 5 2,52732 x ,2122 x ,7525 2,958 4,694 0,000 Galat 12 5, x ,0434 x Total 17 2,53298 x 10 15

15 Lampiran 7: Perhitungan Analisa Varian dengan menggunakan SPSS versi 15 A. Bakteri Staphylococcus aureus One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. b. a,b Test distribution is Normal. Calculated from data. Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Standardized Residual Test of Homogeneity of Variances Aktivitas_penghambatan Levene Statistic df1 df2 Sig Oneway Aktivitas_penghambatan 250 mg 300 mg 350 mg 400 mg 450 mg Total Descriptives 95% Confidence Interval for Mean N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum 3 3E Aktivitas_penghambatan Between Groups Within Groups Total ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. 2.4E E E E E

16 Post Hoc Tests Dependent Variable: Aktivitas_penghambatan LSD Multiple Comparisons (I) Konsentrasi 250 mg 300 mg 350 mg 400 mg 450 mg (J) Konsentrasi 250 mg 300 mg 350 mg 400 mg 450 mg 300 mg 350 mg 400 mg 450 mg 250 mg 350 mg 400 mg 450 mg 250 mg 300 mg 400 mg 450 mg 250 mg 300 mg 350 mg 450 mg 250 mg 300 mg 350 mg 400 mg 250 mg 300 mg 350 mg 400 mg 450 mg *. The mean difference is significant at the.05 level. Mean Difference 95% Confidence Interval (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound * * * * * * * * * * * *

17 Tukey HSD a Konsentrasi 450 mg 400 mg 350 mg 300 mg 250 mg Sig. Aktivitas_penghambatan Subset for alpha =.05 N E Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = Notasi LSD/BNT Pengaruh Ekstrak Daun Binahong Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Konsentrasi ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) 50 %(/ml) 45% (450 mg/ml) 40%(400 mg/ml) 35% (350 mg/ml) 30% (300 mg/ml) 25%(250 mg/ml) Kontrol positif Rerata Rerata jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus per ml (10 6 ) 0,000 a 43,667 a 137,000 a 1733,333 a 29066,670 a ,000 b b Keterangan: Angka yang diikuti notasi huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji LSD/BNT

18 B. Bakteri Pseudomonas aeruginosa One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. b. a,b Test distribution is Normal. Calculated from data. Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Standardized Residual Test of Homogeneity of Variances Aktivitas_penghambatan Levene Statistic df1 df2 Sig Oneway Aktivitas_penghambatan 600 mg 700 mg 800 mg 900 mg 1000 mg Total Descriptives 95% Confidence Interval for Mean N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum 3 3E Aktivitas_penghambatan Between Groups Within Groups Total ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. 2.5E E E E E

19 Post Hoc Tests Dependent Variable: Aktivitas_penghambatan LSD Multiple Comparisons (I) Konsentrasi 600 mg 700 mg 800 mg 900 mg 1000 mg (J) Konsentrasi 600 mg 700 mg 800 mg 900 mg 1000 mg 600 mg 700 mg 800 mg 900 mg 1000 mg 700 mg 800 mg 900 mg 1000 mg 600 mg 800 mg 900 mg 1000 mg 600 mg 700 mg 900 mg 1000 mg 600 mg 700 mg 800 mg 1000 mg 600 mg 700 mg 800 mg 900 mg *. The mean difference is significant at the.05 level. Mean Difference 95% Confidence Interval (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound * * * * * * * * * * * *

20 Tukey HSD Konsentrasi 1000 mg 900 mg 800 mg 700 mg 600 mg Sig. a Aktivitas_penghambatan N Subset for alpha = E+007 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = Notasi LSD/BNT Pengaruh Ekstrak Daun Binahong Terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa Konsentrasi ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) 100% (1000 mg/ml) 90% (900 mg/ml) 80% (800 mg/ml) 70% (700 mg/ml) 60% (600 mg/ml) 50% (/ml) Kontrol positif (0%) Rerata jumlah koloni bakteri Pseudomonas aeruginosa per ml (10 6 ) 0,000 a 64,667 a 1246,667 a 1690,000 a 26433,333 a ,000 b b Keterangan: Angka yang diikuti notasi huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji LSD/BNT

21 Lampiran 8: Uji Korelasi dan Regresi Linear Jumlah Koloni Bakteri Staphylococcus aureus per ml (10 6 sel/ml) Regression Descriptive Statistics jumlah koloni per ml konsentrasi ekstrak Mean Std. Deviation N Correlations Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N jumlah koloni konsentrasi per ml ekstrak Jumlah koloni per ml Konsentrasi ekstrak Jumlah koloni per ml..007 Konsentrasi ekstrak.007. Jumlah koloni per ml 7 7 Konsentrasi ekstrak 7 7 Variables Entered/Removed(b) Model 1 Variables Entered konsentrasi ekstrak(a) Variables Removed Method. Enter a All requested variables entered. b Dependent Variable: jumlah koloni per ml

22 Model Summary(b) Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate 1.860(a) a Predictors: (Constant), konsentrasi ekstrak b Dependent Variable: jumlah koloni per ml ANOVA(b) Mode l Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression (a) Residual Total a Predictors: (Constant), konsentrasi ekstrak b Dependent Variable: jumlah koloni per ml Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) konsentra si ekstrak a Dependent Variable: jumlah koloni per ml

23 Jumlah Koloni Bakteri Pseudomonas aeruginosa per ml (10 6 sel/ml) Regression Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N jumlah koloni bakteri Pseudomonas per ml konsentrasi ekstrak daun binahong Correlations Pearson Correlation jumlah koloni bakteri Pseudomonas per ml Sig. (1-tailed) N konsentrasi ekstrak daun binahong jumlah koloni bakteri Pseudomonas per ml konsentrasi ekstrak daun binahong jumlah koloni bakteri Pseudomonas per ml konsentrasi ekstrak daun binahong jumlah koloni bakteri Pseudomonas per ml konsentrasi ekstrak daun binahong Variables Entered/Removed(b) Model 1 Variables Entered konsentrasi ekstrak daun binahong(a) Variables Removed Method. Enter a All requested variables entered. b Dependent Variable: jumlah koloni bakteri Pseudomonas per ml

24 Model Summary(b) Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate 1.860(a) a Predictors: (Constant), konsentrasi ekstrak daun binahong b Dependent Variable: jumlah koloni bakteri Pseudomonas per ml ANOVA(b) Sum of Model Squares 1 Regression Residual Total df Mean Square F Sig (a) a Predictors: (Constant), konsentrasi ekstrak daun binahong b Dependent Variable: jumlah koloni bakteri Pseudomonas per ml Model Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) konsentrasi ekstrak daun binahong a Dependent Variable: jumlah koloni bakteri Pseudomonas per ml

25 Lampiran 9 Pengaruh Konsentrasi Ekstrak daun Binahong dengan Penurunan 99,9% Asal Sub Biakan (0%) Pada Kedua Bakteri Uji 1. Kadar Bunuh Minimum Ekstrak Daun Binahong Anredera cordifolia (Ten) Steenis pada bakteri Staphylococcus aureus per ml (10 6 sel/ml) dengan penurunan 99,9% asal sub biakan 0% (kontrol) Konsentrasi Ulangan I II III Total Rerata % KBM Kontrol Positif mg mg mg mg mg Total Kadar Bunuh Minimum Ekstrak Daun Binahong Anredera cordifolia (Ten) Steenis pada bakteri Pseudomonas aureginosa per ml (10 6 sel/ml) dengan penurunan 99,9% asal sub biakan 0% (kontrol) Konsentrasi Ulangan I II III Total Rerata % KBM Kontrol Positif mg mg mg mg mg Total

26 Lampiran 10: Alat Dan Bahan Penelitian Timbangan Analitik Blender Penyaring Buchner Rotary Evaporator Vakum Sheker oven Bahan-Bahan Penelitian Alat-Alat Gelas Penelitian

27 Inkubator Autoklaf Colony Counter Vortek Hotplate/Stirrer Alat Uji Antibakteri

28 Lampiran 11. Ekstraksi Secara Maserasi Daun Binahong Anredera cordifolia (Ten) Steenis. Serbuk Daun Binahong Maserasi Ekstrak etil Asetat Ekstrak Daun Binahong di Shaker Penyaringan Ekstrak Daun Binahong Ekstrak di Rotary Evaporator vakum Ekstrak Pekat Etil Asetat Daun Binahong

29 Lampiran 12 : A. Hasil Uji KHM (Konsentrasi hambat minimum) Uji dilusi bakteri S.aureus Uji dilusi bakteri P.aureginosa Penanaman bakteri pada media NA Penanaman bakteri pada media NA Uji tween pada bakteri S.aureus Uji tween pada bakteri P.aureginosa

30 B. Hasil Uji kadar bunuh minimum (KBM) Bakteri Staphylococcus aureus Uji Dilusi Tabung Kontrol positif

31 C.Hasil Uji kadar bunuh minimum (KBM) Bakteri Pseudomonas aureginosa

32

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperiment.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperiment. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperiment. Rancangan penelitian ini yaitu menguji konsentrasi ekstrak daun Binahong

Lebih terperinci

= 0,5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 100 ml akuades.

= 0,5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 100 ml akuades. 47 Lampiran : Perhitungan dosis : Dosis 5% Dosis 3% Dosis % Dosis % Dosis 0,5% = 5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 00 ml akuades. = 3 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 00 ml akuades. = gr

Lebih terperinci

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi. Limbah udang (kulit) 1000 gram. Dibersihkan dari benda asing

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi. Limbah udang (kulit) 1000 gram. Dibersihkan dari benda asing 78 Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi Limbah udang (kulit) 1000 gram Dibersihkan dari benda asing Direndam dengan Filtrat Abu Air Sekam (FAAS) selama 48 jam Dikukus selama

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L).

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L). Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L). 1 Lampiran 1. Lanjutan 2 3 Lampiran 2. Hasil Pemeriksaan Organoleptis, Daya Lekat, Kekentalan, Susut Pengeringan Ekstrak

Lebih terperinci

1 atm selama 15 menit

1 atm selama 15 menit 85 Lampiran 1. Prosedur Kerja L.1.1 Pembuatan Media Nutrient Agar Media Nutrient Agar - ditimbang sebanyak 20 gram dan dimasukkan dalam erlenmeyer 1000 ml - dilarutkandengan aquades 1000 ml - dipanaskan

Lebih terperinci

Perlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid

Perlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Histologi Preparat Jaringan Hati Tikus Putih (Rattus norvegicus) pada luasan sel 25 µm dengan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 10 x 10. Perlakuan Lama Waktu 2 Kontrol

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI 85 LAMPIRAN B SERTIFIKAT ANALISIS ETANOL 96% 86 LAMPIRAN C HASIL PEMERIKSAAN STANDARISASI PARAMETER NON SPESIFIK SIMPLISIA DAUN MONDOKAKI A. Perhitungan randemen

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA Biji pala diperoleh dari Bogor karena dari penelitian yang dilakukan oleh jurusan Farmasi FMIPA ITB dengan menggunakan destilasi uap diketahui bahwa biji pala

Lebih terperinci

Sampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge

Sampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge 36 Lampiran 1. Sampel Darah Hewan Uji Sampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge 37 Lampiran 2. Hewan Uji Kelinci jantan albino 38 Lampiran 3. Tanaman Jaka Tuwa Tanaman Jaka Tuwa

Lebih terperinci

Lampiran Universitas Kristen Maranatha

Lampiran Universitas Kristen Maranatha Lampiran 1 Cara Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Mahoni 1. Biji mahoni yang sudah dikupas kemudian dikeringkan dan digiling hingga halus. 2. Serbuk simplisia tersebut di bungkus dengan kain kasa dan dimasukkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan 43 Lampiran 2. Komite Etik Penelitian Hewan 44 Lampiran 3. Gambar Tumbuhan Pecut Kuda 45 Lampiran 4. Bagan alur penelitian uji toksisitas subkronik EEPK Hewan uji

Lebih terperinci

Pembuatan Ekstrak Menggunakan Pelarut Organik

Pembuatan Ekstrak Menggunakan Pelarut Organik 60 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Pembuatan Simplisia Kering Akar Pasak Bumi Iris atau rajang bahan baku (akar Pasak Bumi) dengan ketebalan 1 2 cm kemudian masukkan ke dalam oven dengan suhu 500 selama 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Diagram Alir Pembuatan Kefir dan Uji Kualitas Susu Sapi. Pasteurisasi susu sapi. Pendinginan susu pasteurisasi

Lampiran 1. Diagram Alir Pembuatan Kefir dan Uji Kualitas Susu Sapi. Pasteurisasi susu sapi. Pendinginan susu pasteurisasi LAMPIRAN Lampiran 1. Diagram Alir Pembuatan Kefir dan Uji Kualitas Susu Sapi Pasteurisasi susu sapi Pendinginan susu pasteurisasi Inokulasi starter kefir 2, 3, dan 5% Inkubasi selama 2 jam Penyaringan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22 gram. A. Dosis Asetosal Dosis asetosal = 30 mg/100 g tikus (Wahjoedi, 1989) Konversi dari tikus 200 g untuk mencit

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik 59 Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik 59 60 Lampiran 2 Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam, Fluoxetin 1. Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam Dosis coklat hitam untuk manusia adalah 85 gram

Lebih terperinci

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih Lampiran 1 Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih Cara perhitungan dosis buah Bawang Putih Dosis buah bawang putih untuk manusia = 0,5g / kg BB Faktor konversi untuk manusia ke mencit 20g =

Lebih terperinci

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) 95 LAMPIRAN B SERTIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR 96 LAMPIRAN C HASIL PERHITUNGAN KLT Hasil Perhitungan Harga Rf pada pemeriksaan

Lebih terperinci

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu.

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu. Lampiran 1 : Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu. 1. Dosis aloksan : Dosis aloksan pada tikus 120 mg/kgbb Pada tikus 200 g : = ( 200 g/1000 g ) x 120 mg/kgbb = 24

Lebih terperinci

- Lama bekerja sebagai pekerja Amalgamasi dalam sehari : jam. - Lama bekerja sebagai pekerja amalgamasi dalam (tahun ): Tahun

- Lama bekerja sebagai pekerja Amalgamasi dalam sehari : jam. - Lama bekerja sebagai pekerja amalgamasi dalam (tahun ): Tahun A. Identitas Subjek No. Subjek : Nama Subjek (Inisial) : Umur : Pendidikan : - Tidak Sekolah : - SD : - SMP : - SMA : - Perguruan Tinggi : - Lama bekerja sebagai pekerja Amalgamasi dalam sehari : jam -

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol)

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol) LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis pembanding (Andriol) Kandungan Andriol (1 kaplet/tablet)= 40 mg Faktor konversi dari dosis manusia (80 mg/70 kg BB) ke dosis mencit yang beratnya 20 g adalah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 54 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 1. Perhitungan Dosis Asetosal Dosis Asetosal untuk menimbulkan tukak pada tikus = 800 mg/kg BB (Soewarni Mansjoer, 1994) Berat badan rata-rata tikus = ± 150 gram Dosis Asetosal

Lebih terperinci

Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi. 2.1 Uji Kadar Air 35

Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi. 2.1 Uji Kadar Air 35 Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi 2.1 Uji Kadar Air Sampel yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 35 3 gram dalam cawan porselin yang telah diketahui berat konstannya. Lalu sampel dikeringkan dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM 79 80 Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Peminjaman Alat di Laboratorium Biologi FK UKM 81 Lampiran 3 Perhitungan Statistik

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis presentase karkas ayam pedaging. Perlakuan

Lampiran 1. Analisis presentase karkas ayam pedaging. Perlakuan Lampiran 1. Analisis presentase karkas ayam pedaging Perlakuan 1 2 3 4 5 total Rata-rata P0 61.50 61.23 61.51 62.00 61.02 307.26 61.45 P1 61.19 62.30 62.06 62.46 62.00 310.01 62.002 P2 62.30 63.20 63.20

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah karyawan atau pegawai divisi fashion pada PT. Mitra Adiperkasa, tbk sebanyak 52 karyawan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 49 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan 50 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam. ) Tanaman kelor Daun kelor 51 Lampiran 3. (Lanjutan)

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Pembuatan Infusa daun Sirih (IDS)

Lampiran 1 : Pembuatan Infusa daun Sirih (IDS) Lampiran 1 : Pembuatan Infusa daun Sirih (IDS) Penelitian ini menggunakan dosis dengan dasar penelitian Vivin K (2008) yang menggunakan ekstrak daun sirih dengan dosis 0,01% sampai 0,1%. Diketahui : 240

Lebih terperinci

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Dioven pada suhu 40 0 C

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Dioven pada suhu 40 0 C 70 Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler Kaki Ayam Broiler Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit Tulang dan daging dipisahkan untk mempermudah pengeringan Dioven pada suhu 40 0 C Penggilingan

Lebih terperinci

FORMULIR DAYA TERIMA (UJI KESUKAAN) MIE BASAH JAMUR TIRAM

FORMULIR DAYA TERIMA (UJI KESUKAAN) MIE BASAH JAMUR TIRAM Lampiran 1 FORMULIR DAYA TERIMA (UJI KESUKAAN) MIE BASAH JAMUR TIRAM Nama : Tanggal : Nama Produk : Mie Basah Jamur Tiram Dihadapan Saudara terdapat empat sampel produk mie basah. Saudara diminta untuk

Lebih terperinci

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Kelompok Perlakuan (n = 4) Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan Setelah Perlakuan Penurunan Persentase penurunan (%) I 211 51 160 75.83

Lebih terperinci

Lampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010).

Lampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010). Lampiran 1 Perhitungan Dosis Perhitungan Dosis Kunyit Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010). Berat serbuk rimpang kunyit

Lebih terperinci

Lampiran 1. : Bila Saudara sangat setuju dengan pernyataan. : Bila Saudara setuju dengan pernyataan. : Bila Saudara tidak setuju dengan pernyataan

Lampiran 1. : Bila Saudara sangat setuju dengan pernyataan. : Bila Saudara setuju dengan pernyataan. : Bila Saudara tidak setuju dengan pernyataan Lampiran 1 IDENTITAS DIRI Nama : Alamat : Jenis Kelamin : Pendidikan : Golongan PNS : PETUNJUK 1. Isilah identitas diri saudara pada tempat yang telah disediakan. 2. Bacalah daftar pertanyaan berikut ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian eksperimental laboratorik. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut methanol

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Jumlah Tabungan, Deposito, dan Kredit Tahun (dalam Rp 000)

LAMPIRAN. Jumlah Tabungan, Deposito, dan Kredit Tahun (dalam Rp 000) LAMPIRAN Lampiran i Jumlah Tabungan, Deposito, dan Kredit Tahun 2005-2008 (dalam Rp 000) 2005 2006 2007 2008 Tabungan 3,505,782,603 3,580,721,966 4,266,928,564 5,191,304,160 Deposito 303,031,000 408,810,750

Lebih terperinci

Perhitungan dosis ekstrak etanol buah mengkudu (EEBM) (Morinda citrifolia)

Perhitungan dosis ekstrak etanol buah mengkudu (EEBM) (Morinda citrifolia) 42 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis asetosal Dosis asetosal 30 mg /100 g BB tikus (Wahjoedi, Yun Astuti N., B. Nuratmi, 1997) Faktor konversi dari tikus yang beratnya ± 200 g ke mencit yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SKALA KEMATANGAN EMOSI DAN PENYESUAIAN AKADEMIK

LAMPIRAN A SKALA KEMATANGAN EMOSI DAN PENYESUAIAN AKADEMIK DATA LAMPIRAN 60 61 LAMPIRAN A SKALA KEMATANGAN EMOSI DAN PENYESUAIAN AKADEMIK 62 Selamat Pagi Saya mahasiswi Fakultas Psikologi yang saat ini sedang melakukan penelitian sebagai tugas akhir guna merampungkan

Lebih terperinci

Lampiran 1: Pengukuran kadar SOD dan kadar MDA Mencit a. Pengukuran kadar SOD mencit HEPAR. Dicuci dalam 1 ml PBS

Lampiran 1: Pengukuran kadar SOD dan kadar MDA Mencit a. Pengukuran kadar SOD mencit HEPAR. Dicuci dalam 1 ml PBS Lampiran 1: Pengukuran kadar SOD dan kadar MDA Mencit a. Pengukuran kadar SOD mencit HEPAR Dicuci dalam 1 ml PBS Ditambahkan 400 μl larutan kloroform/etanol dingin ke dalam 150 μl lisat hati Divortex selama

Lebih terperinci

Laporan Anggaran dan Realisasi Produktivitas Perusahaan Handuk Lumintu Tahun 2003

Laporan Anggaran dan Realisasi Produktivitas Perusahaan Handuk Lumintu Tahun 2003 Laporan Anggaran dan Realisasi Produktivitas Perusahaan Handuk Lumintu Tahun 2003 Laporan Anggaran dan Realisasi Bahan Baku Perusahaan Handuk Lumintu Tahun 2003 Bulan Produksi (Unit) Harga Satuan (Rp)

Lebih terperinci

Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya.

Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya. 59 LAMPIRAN 1 Penghitungan Jumlah Sel Sebelum Perlakuan Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya. Hasil penghitungan

Lebih terperinci

Lampiran 1 : KUESIONER PENELITIAN PERAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI KECAMATAN GEBANG KABUPATEN LANGKAT

Lampiran 1 : KUESIONER PENELITIAN PERAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI KECAMATAN GEBANG KABUPATEN LANGKAT Lampiran 1 : KUESIONER PENELITIAN PERAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI KECAMATAN GEBANG KABUPATEN LANGKAT No. Responden:... I. Petunjuk Pengisian Responden yang terhormat,

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU 69 LAMPIRAN B SERTIFIKAT HEWAN COBA 70 LAMPIRAN C SERTIFIKAT KODE ETIK 71 LAMPIRAN D DASAR PENGGUNAAN DOSIS Dalam penelitian ini penggunaan dosis ditingkatkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Ethical Clearanc

Lampiran 1. Ethical Clearanc Lampiran 1. Ethical Clearanc 4 Lampiran. Hasil Identifikasi Tumbuhan 4 Lampiran. Tanaman anting-anting Lampiran 4. Bagian tanaman anting-anting yang digunakan 44 Lampiran. Simplisia tanaman anting-anting

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota 58,25 66,09 74,57 24,14 27,38 30,66 23,78 26,43 28,68 29,58 36,27 36,27 119,35 136,05 150,45 35,59 40,61

Lebih terperinci

responden untuk variabel Perilaku Konsumen yaitu: 1) Pada item pertanyaan 1 (memilih produk makanan yang banyak beredar

responden untuk variabel Perilaku Konsumen yaitu: 1) Pada item pertanyaan 1 (memilih produk makanan yang banyak beredar Lampiran 1 Tabel 4.1 menunjukan hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 75 responden untuk variabel Perilaku Konsumen yaitu: 1) Pada item pertanyaan 1 (memilih produk makanan yang banyak beredar dipasaran),

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01. LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1. Hasil Perhitungan ph Replikasi ph 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01 2. Hasil Perhitungan Kadar Sari Larut Air Replikasi

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke)

PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke) 49 LAMPIRAN 1 PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke) Pembuatan dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung

Lebih terperinci

Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif

Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif 56 Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif Mukosa normal (perbesaran objektif 4x) Dinding normal(perbesaran objektif 10x) Sel Goblet (+)(perbesaran objektif 40x) 57 Lampiran 2 Jaringan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Cases. VolumeUdem KontrolNegatif % 0.0% % VolumeUdem KontrolNegatif Mean % Confidence Interval for Mean

LAMPIRAN. Cases. VolumeUdem KontrolNegatif % 0.0% % VolumeUdem KontrolNegatif Mean % Confidence Interval for Mean LAMPIRAN Lampiran 1. Interpretasi hasil SPSS Case Processing Summary Cases Kelompok Perlakuan Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent VolumeUdem KontrolNegatif 13 100.0% 0.0% 13 100.0% Pembanding

Lebih terperinci

LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK

LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK 1. Hasil Perhitungan Kadar sari larut air Replikasi Berat ekstrak (g) Berat cawan kosong (g) Berat cawan + ekstrak setelah pemanasan % kadar sari larut air

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Keterangan Hasil Determinasi Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.)

Lampiran 1. Surat Keterangan Hasil Determinasi Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) Lampiran 1. Surat Keterangan Hasil Determinasi Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) 38 Lampiran 1. Lanjutan... 39 Lampiran 1. Lanjutan... 40 Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1 Prosedur uji TPC dan TVBN

Lampiran 1 Prosedur uji TPC dan TVBN 57 Lampiran 1 Prosedur uji TPC dan TVBN A. Prosedur uji TPC 1. Peralatan a. Timbangan dengan ketelitian 0,0001 g; b. Autoklaf; c. Inkubator 35 o C ± 1 o C; d. Anaerobic jar; e. Cawan petri 15 mm x 90 mm;

Lebih terperinci

DUKUNGAN SOSIAL. Item-Total Statistics

DUKUNGAN SOSIAL. Item-Total Statistics 55 DUKUNGAN SOSIAL Reliability Item-Total Statistics Soal_1 Soal_2 Soal_3 Soal_4 Soal_5 Soal_6 Soal_7 Soal_8 Soal_9 Soal_10 Soal_11 Soal_12 Soal_13 Soal_14 Soal_15 Soal_16 Soal_17 Soal_18 Soal_19 Soal_20

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun kolesterol total untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006).

Lebih terperinci

2 Saya tidak mendapatkan jaminan apapun di SS S TS STS

2 Saya tidak mendapatkan jaminan apapun di SS S TS STS Lama Bekerja :. Tahun Keterangan : *) coret yang tidak perlu PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Baca dan pahami baikbaik setiap pernyataan tersebut. Bapak/Ibu diminta untuk

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) 114 Lampiran 2 Simplisia daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) A a b Keterangan: a. Gambar daun poguntano b. Gambar simplisia

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan Perlakuan Rata-rata jumlah sel Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3 Mencit 4 Mencit 5 % Deg Rata-rata jumlah sel % Deg Rata-rata jumlah

Lebih terperinci

Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun

Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun 79 Lampiran 2. Surat Rekomendasi Persetujuan Etik Penelitian Kesehatan 80 Lampiran 3. Gambar Makroskopik DaunBangun-bangun Gambar Tumbuhan Daun Bangun-bangun

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 89 A. Umum Responden yang terhormat, KUESIONER PENELITIAN Saya mohon kesediaan Saudara untuk mengisi daftar pernyataan atas penelitian tentang Analisis Kualitas Pelayanan terhadap Perilaku Konsumen pada

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ethical clearance

Lampiran 1. Surat Ethical clearance Lampiran 1. Surat Ethical clearance 41 Lampiran 2. Surat identifikasi tumbuhan 42 Lampiran 3. Karakteristik tumbuhan mahkota dewa Gambar : Tumbuhan mahkota dewa Gambar : Daun mahkota dewa 43 Lampiran 3

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi 40 Lampiran 2. Hasil Determinasi Daun Kersen 41 Lampiran 2. Lanjutan 42 Lampiran 3. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian 43 44 Lampiran 4. Perhitungan Susut

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA Biji pala yng digunakan pada penelitian diperoleh dari Bogor karena berdasarkan penelitian jurusan Farmasi FMIPA ITB dengan destilasi uap diketahui bahwa biji

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik.

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik. 101 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya religius dan pembentukan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 51 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tanaman 52 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Alpukat ( Persea americana Mill. ) Tanaman Alpukat Buah alpukat 53 Lampiran

Lebih terperinci

KONVERSI DOSIS. Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram. Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989)

KONVERSI DOSIS. Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram. Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989) LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram A. Dosis Asetosal Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989) Konversi dari tikus 200 g untuk mencit

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran : KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PENGARUH MODAL AWAL DAN MODAL PINJAMAN PADA BANK SYARIAH TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA UKM DI KECAMATAN MEDAN JOHOR MEDAN I. Petunjuk Pengisian No. Responden:.

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN PENGARUH CITRA MEREK DAN REPUTASI PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama lengkap : Tgl lahir : NRP : Alamat : Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit

Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit 83 Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler Kaki Ayam Broiler Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit Tulang dan daging dipisahkan untk mempermudah pengeringan Dioven pada suhu 0 0 C Penggilingan

Lebih terperinci

STATISTIK DESKRIPTIF. Statistics. Strategi Membaca

STATISTIK DESKRIPTIF. Statistics. Strategi Membaca 2 Lampiran 8 Statistics N Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum Valid Missing STATISTIK DESKRIPTIF Statistics Strategi Membaca Variables Penguasaan Kosakata Kemampuan Memahami

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun berat badan untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006). 2 buah

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data Absensi dan Pengeluaran Tenaga Kerja

Lampiran 1 Data Absensi dan Pengeluaran Tenaga Kerja Lampiran 1 Data dan Tenaga Kerja Jumlah Karyawan Sakit Cuti Keperluan lainnya Jumlah Tahun (orang) (hari/tahun) (hari/tahun) (hari/tahun) (hari/tahun) 1997 87 76 13 9 37 1998 9 71 146 6 43 1999 98 7 130

Lebih terperinci

Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Daun Papaya (EEDP)

Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Daun Papaya (EEDP) Lampiran 1 Perhitungan dosis dan Proses Ektraksi Daun pepaya Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Daun Papaya (EEDP) Dosis daun papaya sebagai antidiare untuk manusia dengan berat badan 70 kg adalah 1 lembar

Lebih terperinci

Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2 Karakteristik Tumbuhan Temu Giring Tumbuhan Temu giring Rimpang Temu Giring Simplisia Rimpang Temu Giring Lampiran 2 (sambungan) 1 2 3 4 5 6 Mikroskopik serbuk

Lebih terperinci

Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas

Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas a. Pemeliharaan hewan coba Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat rata-rata 20-30 g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Kandang

Lebih terperinci

LATIHAN SPSS I. A. Entri Data

LATIHAN SPSS I. A. Entri Data A. Entri Data LATIHAN SPSS I Variabel Name Label Type Nama Nama Mahasiswa String NIM Nomor Induk Mahasiswa String JK Numeris 1. 2. TglLahir Tanggal Lahir Date da Daerah Asal Numeris 1. Perkotaan 2. Pinggiran

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS)

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS) LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS) Prosedur pembuatan ekstrak air daun stroberi dilakukan di Sekolah Ilmu & Teknologi Hayati ITB: 1. 500 gram daun stroberi kering ditumbuk menggunakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja LAMPIRAN 1 Prosedur Kerja Hewan coba yang digunakan adalah mencit Swiss Webster jantan dewasa berusia 6-8 minggu dengan berat badan 25-30 gram sebanyak 25 ekor. Hewan coba diperoleh dari Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

I. Identitas Responden. 1. Nama : 2. Alamat : 3. Agama : a. Islam b. Kristen c. Katolik d. Hindu e. Budha II. Karakteristik Responden

I. Identitas Responden. 1. Nama : 2. Alamat : 3. Agama : a. Islam b. Kristen c. Katolik d. Hindu e. Budha II. Karakteristik Responden KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KARAKTERISTIK IBU BALITA TERHADAP PARTISIPASI DALAM PENIMBANGAN BALITA (D/S) DI POSYANDU DESA BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2010 I. Identitas Responden 1.

Lebih terperinci

Lampiran 1: Skema Alur Pengujian Efek Antifungal

Lampiran 1: Skema Alur Pengujian Efek Antifungal Lampiran 1: Skema Alur Pengujian Efek Antifungal Pembuatan media Luria Berthani Agar 12 gr Aquadest 240 ml Dipanaskan hingga mendidih Dimasukkan ke dalam 10 tabung reaksi (20ml/tabung) Disterilkan di dalam

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa

LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian Gambar 1. Membuat Media Tanam M0 Gambar 3. Umur 1 Minggu Tanpa Mulsa Gambar 2. Lahan Penelitian Setelah 1 Bulan M1 Gambar 5. Umur 1 Minggu Dengan Mulsa M0 Gambar 6. Bunga

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 41 Hasil Uji Statistik 411 Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil pengolahan data statistik deskriptif dari variabel-variabel yang diteliti Langkah

Lebih terperinci

Bagian 1. Angket Uji Coba Rekapitulasi Data Uji Coba Instrumen Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Bagian 1. Angket Uji Coba Rekapitulasi Data Uji Coba Instrumen Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 111 112 Bagian 1 Angket Uji Coba Rekapitulasi Data Uji Coba Instrumen Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 113 ANGKET UJI COBA Identitas Responden Nama : No. Absen : Kelas : Berikut terdapat sejumlah

Lebih terperinci

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Lampiran 1: Rencana Kerja Penelitian Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Hari ke-8 Induksi aloksan untuk

Lebih terperinci

PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu

PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu LAMPIRAN LAMPIRAN 1 PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu No X Y X 2 Y 2 XY 1 0,05 0,0009 0,0025 0,00000081

Lebih terperinci

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS UJI RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM a. Pindahkan hasil data item dari tabulasi di Excel ke data view SPSS b. Di bagian variable view rubah

Lebih terperinci

Responden. Yang terhormat,

Responden. Yang terhormat, LAMPIRAN 113 114 PENGARUH BESAR MODAL USAHA (MODAL SENDIRI), PEMBERIAN KREDIT, DAN TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI DESA TIRTONIRMOLO KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

Lampiran 1. LEMBAR PENJELASAN CALON SUBJEK PENELITIAN

Lampiran 1. LEMBAR PENJELASAN CALON SUBJEK PENELITIAN Lampiran 1. LEMBAR PENJELASAN CALON SUBJEK PENELITIAN Salam Hormat, Saya yang bernama Anita, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, ingin melakukan penelitian tentang PERUBAHAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan Alur Posedur Pembuatan Pakan Diet Tinggi Lemak. Dicampur rata sampai setengah padat

Lampiran 1. Bagan Alur Posedur Pembuatan Pakan Diet Tinggi Lemak. Dicampur rata sampai setengah padat Lampiran 1. Bagan Alur Posedur Pembuatan Pakan Diet Tinggi Lemak 81% Pakan Standar pellet 551 10% Lemak Kambing 1% Kuning Telur Dicampur rata sampai setengah padat Dibentuk berupa silinder dengan ukuran

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 3. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Kadar Bilangan Peroksida dan Pengamatan Warna Minyak Goreng Bekas LAMPIRAN 4. Hasil Pengukuran Kadar Bilangan Peroksida dan Pengamatan Warna Sebelum Penambahan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. 4. Pendidikan Formal : SMU/SLTA D-3 S-1 S-2

KUESIONER PENELITIAN. 4. Pendidikan Formal : SMU/SLTA D-3 S-1 S-2 Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER PENELITIAN Bagian ini menyatakan data diri Bapak/Ibu yang akan membantu peneliti untuk mengklarifikasi jawaban. 1. Masa Kerja : < < 1 tahun 1 5 tahun 5 10 tahun > 10 tahun

Lebih terperinci

UJI PRASYARAT DATA 1. UJI NORMALITAS DATA a. Uji Normalitas Data Kinerja Mengajar Guru (Y) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N 104

UJI PRASYARAT DATA 1. UJI NORMALITAS DATA a. Uji Normalitas Data Kinerja Mengajar Guru (Y) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N 104 UJI PRASYARAT DATA 1. UJI NORMALITAS DATA a. Uji Normalitas Data Kinerja Mengajar (Y) Lampiran 5 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kinerja Mengajar N 104 Normal Parameters a,b Mean 79.51 Std. Deviation

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Pembuatan Infusa Kulit Batang Angsana : Dosis Loperamid

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Pembuatan Infusa Kulit Batang Angsana : Dosis Loperamid LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Kadar infus yang digunakan pada percobaan yaitu 10%, 20%, 30% Tikus 200 g 2 ml x 10% = 10 g/100 ml = 0,1 g/ml x 2 = 0,2 mg/ml Konversi tikus ke mencit = 0,14 Dosis 1 mencit

Lebih terperinci

Lampiran 1 67

Lampiran 1 67 LAMPIRAN 66 Lampiran 1 67 Lampiran 2 68 Lampiran 3 69 Lampiran 4 70 Lampiran 5 71 72 Lampiran 6 PROSEDUR PENELITIAN Petunjuk pelaksanaan tes : a. Kelincahan Instrumen yang digunakkan untuk mengukur kelincahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium organik Jurusan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Sains

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat 19 Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penghitungan Dosis Ekstrak dan Fraksi Teripang Phyllophorus sp.

Lampiran 1. Penghitungan Dosis Ekstrak dan Fraksi Teripang Phyllophorus sp. Lampiran 1. Penghitungan Dosis Ekstrak dan Fraksi Teripang Phyllophorus sp. Menurut Dick, et al., (2010) tiap 1 gr berat basah teripang setara dengan 0,025-0,04 mg glikosida triterpen dengan kadar air

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil TPC pada media selektif dari tiap mikroba

Lampiran 1. Hasil TPC pada media selektif dari tiap mikroba Lampiran 1. Hasil TPC pada media selektif dari tiap mikroba No. Media Selektif Jenis Mikroba Pengenceran Jumlah mikroba 1. Pikovskaya Pseudomonas sp. 10-5 3,3 x 10 6 10-5 7,1 x 10 6 2. MSA Rhizobium sp.

Lebih terperinci

Perwakilan Provinsi Sumatera Utara. Yang bertanda tangan dibawah ini. N a m a : Tohirin. N I M : /Akt

Perwakilan Provinsi Sumatera Utara. Yang bertanda tangan dibawah ini. N a m a : Tohirin. N I M : /Akt Lampiran 1. Permohonan Pengisian Kuesioner Medan, Mei 2012 Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner Kepada Yth. Auditor BPK - RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara di- Tempat Dengan hormat Yang bertanda

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kode etik penelitian

Lampiran 1. Kode etik penelitian Lampiran 1. Kode etik penelitian 38 Lampiran 2. Skema Penelitian 1. Pembuatan Seduhan Teh Hijau dan Teh Hitam Ditimbang teh hijau dan teh hitam sebanyak 1750 /kg, 3500 /kg dan 7000 /kg Seduhan teh dosis1750

Lebih terperinci