Lampiran 1 Prosedur uji TPC dan TVBN
|
|
- Leony Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 57 Lampiran 1 Prosedur uji TPC dan TVBN A. Prosedur uji TPC 1. Peralatan a. Timbangan dengan ketelitian 0,0001 g; b. Autoklaf; c. Inkubator 35 o C ± 1 o C; d. Anaerobic jar; e. Cawan petri 15 mm x 90 mm; f. Botol pengencer 20 ml; g. Alat penghitung koloni; h. Stomacher; i. Batang gelas bengkok diameter 3 mm 4 mm, dengan panjang tangkai 15 cm 20 cm; j. Pipet gelas: 0,1 ml; 1 ml; 5 ml; dan 10 ml. 2. Media dan pereaksi a. Plate Count Agar (dibuat dari tryptone 5 g, yeast extract 22,5 g, dextrose 1 g, agar 15 g, aquades 1 l yang dipanaskan hingga mendidih kemudian disterilisasi selama 15 menit pada suhu 121 o C); b. Larutan butterfield s phosphate buffered; c. Gas pack dan indikator air anaerob. 3. Prosedur a. Timbang contoh secara aseptis sebanyak 25 g. b. Tambahkan 225 ml larutan butterfield s phosphate buffered, homogenkan selama 2 menit. Homogenat ini merupakan larutan pengenceran c. Dengan menggunakan pipet steril, ambil 1 ml homogenat di atas dan masukkan ke dalam 9 ml larutan butterfield s phosphate buffered untuk mendapatkan pengenceran d. Untuk pengenceran selanjutnya (10-3 ) ambil 1 ml contoh dari pengenceran 10-2 dan masukkan ke dalam 9 ml larutan butterfield s phosphate buffered.
2 58 e. Hal yang sama dilakukan untuk pengenceran selanjutnya. Pada setiap pengenceran dilakukan pengosokan minimal 25 kali. f. Pipet 1 ml dari setiap pengenceran dan masukkan ke dalam cawan petri steril. Lakukan duplo untuk setiap pengenceran. g. Tambahkan 12 ml 15 ml PCA yang sudah didinginkan dalam waterbath hingga mencapai suhu 45 o C ± 1 o C ke dalam masingmasing cawan yang sudah berisi contoh. Supaya contoh dan media PCA tercampur sempurna lakukan pemutaran cawan ke depan ke belakang dan ke kiri ke kanan. h. Setelah agar menjadi padat, cawan-cawan tersebut diinkubasi dalam posisi terbalik dalam inkubator selama 48 ± 2 jam pada suhu 35 o C ± 1 o C. i. Catat pengenceran yang digunakan dan hitung jumlah total koloni. Perhitungan Angka Lempeng Total sebagai berikut: N C 1 n 0, n d Keterangan: N: jumlah koloni produk, dinyatakan dalam koloni per g; ΣC: jumlah koloni pada semua cawan yang dihitung; n 1 : jumlah cawan pada pengenceran pertama yang dihitung; n 2 : jumlah cawan pada pengenceran kedua yang dihitung; d: pengenceran pertama yang dihitung. B. Prosedur uji TVBN 1. Peralatan a. Blender; b. Buret; c. Corong gelas; d. Erlenmeyer; e. Gelas piala; f. Kertas saring kasar; g. Labu takar; h. Seperangkat alat destilasi uap;
3 59 i. Timbangan analitik dengan ketelitian 0,0001 g. 2. Pereaksi a. Asam perklorat 6%; b. NaOH 20%; c. H 3 BO 4 3%; d. Na 2 B 4 O 7 0,02 N; e. Silicon anti-foaming; f. Indikator fenolftalein; g. Indikator tashiro; h. Indikator metil merah. 3. Prosedur a. Ekstraksi 1. Timbang 10 g contoh ± 0,1 g dengan menggunakan gelas piala; 2. Tambahkan 90 ml asam perklorat 6%; 3. Homogenkan contoh dengan menggunakan homogenizer selama 2 menit; 4. Saring contoh dengan menggunakan kertas saring kasar. b. Destilasi 1. Masukkan ekstrak sebanyak 50 ml ke tabung destilasi; 2. Tambahkan beberapa tetes indikator fenolftalein. Tambahkan beberapa tetes silicon anti-foaming; 3. Pasangkan tabung destilasi pada peralatan destilasi uap. Tambahkan 10 ml NaOH 20% (pada tahap ini campuran bersifat basa yang ditandai dengan warna merah); 4. Siapkan penampung erlenmeyer yang berisi 100 ml H 3 BO 4 3% dan 3 tetes 5 tetes indikator tashiro; 5. Lakukan destilasi uap kurang lebih 10 menit sampai memperoleh destilat 100 ml sehingga pada volume akhir terdapat kurang lebih 200 ml larutan berwarna hijau; 6. Lakukan destilasi larutan blanko dengan mengganti ekstrak contoh dengan 50 ml asam perklorat 6%, pengerjaan selanjutnya sama dengan contoh.
4 60 c. Titrasi 1. Lakukan titrasi terhadap destilat contoh dan blanko dengan menggunakan larutan HCl 0,02 N; 2. Titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya kembali warna ungu. d. Perhitungan TVB N( mg /100g) Keterangan: Vc Vb N 14, W V c : volume larutan HCl pada titrasi contoh; V b : volume larutan HCl pada titrasi blanko; N: normalitas larutan HCl; W: berat contoh (g); 14,007: berat atom nitrogen; 2: faktor pengenceran.
5 61 Lampiran 2 Score sheet organoleptic daging keong emas mentah Deskripsi organoleptik Nilai Bau Segar spesifik keong emas mentah 10 Basi 7 Sangat basi 5 Busuk 3 Sangat busuk 1 Kenampakan Coklat cerah spesifik keong emas mentah 10 Coklat dan sebagian kehitaman 7 Kehitaman, masih ada kekuningan 5 Kehitaman 3 Sangat kehitaman 1 Tekstur Kenyal, liat, kompak 10 Sebagian masih kenyal, sebagian melunak 7 Lebih banyak bagian lunak, sedikit bagian yang kenyal 5 Lunak, kebanyakan hancur 3 Hancur menjadi cairan kental 1 Rerata Total/3
6 62 Lampiran 3 Uji t lebar karapas kepiting bakau uji One-Sample Statistics N Mean Std. Deviation Std. Error Mean lebar One-Sample Test Test Value = 0 99% Confidence Interval of the Difference t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper lebar Kesimpulan: Lebar karapas kepiting bakau dengan tingkat kepercayaan 99% (tingkat kesalahan 1%) adalah tidak berbeda nyata dengan 12 cm. Ini bisa dilihat dengan nilai t hitung sebesar 130,7; lebih besar dari nilai t tabel (0,01/2; 21-1) sebesar 2,845.
7 63 Lampiran 4 Uji t berat tubuh kepiting bakau uji One-Sample Statistics N Mean Std. Deviation Std. Error Mean berat E One-Sample Test Test Value = 0 99% Confidence Interval of the Difference t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper berat Kesimpulan: Berat tubuh kepiting bakau dengan tingkat kepercayaan 99% (tingkat kesalahan 1%) adalah tidak berbeda nyata dengan 350 gram. Nilai t hitung untuk berat adalah 133,6, lebih besar dari nilai t tabel (0,01/2; 21-1) sebesar 2,845.
8 64 Lampiran 5 Nilai ph sampel umpan keong emas pada berbagai umur simpan Ulangan ke- ph pada 5 umur simpan U 0 U 3 U 6 U 9 U ,22 6,82 7,29 7,26 7,14 2 7,43 6,96 7,36 7,33 7,14 3 7,42 6,95 7,35 7,32 7,14 4 7,36 6,94 7,30 7,27 7,10 5 7,40 6,93 7,31 7,30 7,11 Rerata 7,37 6,92 7,32 7,30 7,13 SD 0,08 0,05 0,03 0,03 0,02 Keterangan: Metode uji: ph meter 220 Merk Corning Lampiran 6 Nilai TVBN sampel umpan keong emas pada berbagai umur simpan (mg/100 gr sampel bahan umpan) Ulangan ke- TVBN (mg/100g) pada 5 umur simpan U 0 U 3 U 6 U 9 U , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,3040 Rerata 16, , , , ,3341 SD 0,3692 1,9833 3, , ,3454 Keterangan: Metode uji: SNI :2009
9 65 Lampiran 7 Uji homogenitas kadar TVBN sampel umpan keong emas Descriptives TVBN 95% Confidence Interval for Mean N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum E E E E Total E Test of Homogeneity of Variances TVBN Levene Statistic df1 df2 Sig Kesimpulan: Hasil uji Homogenity-of-Variances Box menunjukkan nilai Sig. (P-value) sebesar 0,000. Ini mengindikasikan bahwa kita menolak H 0, berarti cukup bukti untuk menyatakan bahwa mean dari dua atau lebih kelompok metode tidak sama (homogenitas tidak terpenuhi).
10 66 Lampiran 8 Uji normalitas kadar TVBN sampel umpan keong emas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test TVBN N 25 Normal Parameters a Mean E2 Std. Deviation E2 Most Extreme Differences Absolute.278 Positive.157 Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed).042 a. Test distribution is Normal. Kesimpulan: Data tidak menyebar secara normal karena nilai Sig. 0,042 < 0,05.
11 67 Lampiran 9 Uji Kruskal-Wallis kadar TVBN sampel umpan keong emas Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum TBVN E E3 UmurSimpanUmpan Ranks UmurSi mpanu mpan N Mean Rank TBVN Total 25 Test Statistics a,b TBVN Chi-Square df 4 Asymp. Sig..000 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: UmurSimpanUmpan Kesimpulan: Nilai P-value sebesar 0,000 < nilai kritis 0,05, karena itu hipotesis nol ditolak, bahwa terdapat cukup bukti dimana terdapat perbedaan dari kelima umur simpan umpan terhadap TBVN.
12 68 Lampiran 10 Nilai organoleptik sampel umpan pada berbagai umur simpan Nilai organoleptik pada 5 umur simpan U 0 U 3 U 6 U 9 U 12 Bau Kenampakan Tekstur Rerata Keterangan: Metode uji: sensori
13 69 Lampiran 11 Uji homogenitas periode gerak kepiting bakau menuju umpan keong emas Descriptives Periode 95% Confidence Interval for Mean N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum Total Test of Homogeneity of Variances Waktu Levene Statistic df1 df2 Sig Kesimpulan: Hasil uji Homogenity-of-Variances Box menunjukkan nilai Sig. (P-value) sebesar 0,353. Ini mengindikasikan bahwa kita gagal menolak H 0, berarti tidak cukup bukti untuk menyatakan bahwa mean dari dua atau lebih kelompok metode tidak sama (homogenitas terpenuhi).
14 70 Lampiran 12 Uji normalitas periode gerak kepiting bakau menuju umpan keong emas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Waktu N 21 Normal Parameters a Mean Std. Deviation E1 Most Extreme Differences Absolute.153 Positive.153 Negative Kolmogorov-Smirnov Z.700 Asymp. Sig. (2-tailed).711 Test distribution is Normal. Kesimpulan: Data menyebar secara normal karena nilai Sig. 0,711 > 0,05.
15 71 Lampiran 13 Uji anova periode gerak kepiting bakau menuju umpan keong emas ANOVA Waktu Sum of Squares df Mean Square F Sig. Umpan Galat Total Kesimpulan: Hasil uji one way anova yang telah dilakukan mengindikasikan bahwa nilai uji F signifikan pada kelompok uji. Ini ditunjukkan oleh nilai F hitung sebesar 0,719 yang lebih kecil daripada F (2,18) sebesar (Fhitung < Ftabel), diperkuat dengan nilai p = 0,501 lebih besar daripada nilai kritik α=0,05.
16 72 Lampiran 14 Pencatatan pola dan arah gerak kepiting bakau Rekaman foto-foto gerakan kepiting bakau: Menit ke-0 Menit ke-20 Menit ke-40 Menit ke-60 Foto ini ditransfer ke ilustrasi sebagai berikut:
17 73 Lampiran 15 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 0 hari, ulangan pertama Pada perlakuan ke-1 (umpan 0 hari) ulangan ke-1, kepiting bakau bergerak dari area A ke area C pada menit ke-20, kemudian dari area C ke area E pada menit ke-40, dan pada menit ke-60 kepiting bakau menuju ke area F dan menyentuh umpan keong emas.
18 74 Lampiran 16 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 0 hari, ulangan kedua Pada perlakuan ke-1 (umpan 0 hari) ulangan ke-2, kepiting bakau bergerak dari area A ke area B pada menit ke-19, kemudian dari area B ke area F pada menit ke- 35, dan menyentuh umpan keong emas.
19 75 Lampiran 17 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 0 hari, ulangan ketiga Pada perlakuan ke-1 (umpan 0 hari) ulangan ke-3, kepiting bakau tetap pada area A tetapi bergerak dari sisi satu ke sisi satunya pada menit ke-15, kemudian dari area A ke area E pada menit ke-31, dan pada menit ke 46 kepiting bakau menuju ke area F dan menyentuh umpan keong emas.
20 76 Lampiran 18 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 0 hari, ulangan keempat Pada perlakuan ke-1 (umpan 0 hari) ulangan ke-4, kepiting bakau tetap pada area A tetapi bergerak dari sisi satu ke sisi satunya pada menit ke-20, kemudian dari area A ke area F pada menit ke-55, dan menyentuh umpan keong emas.
21 77 Lampiran 19 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 0 hari, ulangan kelima Pada perlakuan ke-1 (umpan 0 hari) ulangan ke-5, kepiting bakau bergerak dari area A ke area C pada menit ke-20, kemudian dari area C ke area F pada menit ke- 43, dan menyentuh umpan keong emas.
22 78 Lampiran 20 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 0 hari, ulangan keenam Pada perlakuan ke-1 (umpan 0 hari) ulangan ke-6, kepiting bakau bergerak dari area A ke area B pada menit ke-27, kemudian dari area B ke area F pada menit ke- 56, dan menyentuh umpan keong emas.
23 79 Lampiran 21 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 0 hari, ulangan ketujuh Pada perlakuan ke-1 (umpan 0 hari) ulangan ke-7, kepiting bakau bergerak dari area A ke area B pada menit ke-43, kemudian dari area B ke area E pada menit ke-55, serta dari area E ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-70.
24 80 Lampiran 22 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 3 hari, ulangan pertama Pada perlakuan ke-2 (umpan 3 hari) ulangan ke-1, kepiting bakau bergerak dari area A ke area E pada menit ke-19, kemudian dari area E ke area F pada menit ke- 41 dan menyentuh umpan keong emas.
25 81 Lampiran 23 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 3 hari, ulangan kedua Pada perlakuan ke-2 (umpan 3 hari) ulangan ke-2, kepiting bakau bergerak masih di area A pada menit ke-15, kemudian dari area A ke area E pada menit ke-35, selanjutnya pada menit ke-55 dari area E ke area F dan menyentuh umpan keong emas.
26 82 Lampiran 24 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 3 hari, ulangan ketiga Pada perlakuan ke-2 (umpan 3 hari) ulangan ke-3, kepiting bakau bergerak dari area A ke area E pada menit ke-20, kemudian pada menit ke-65 dari area E ke area F dan menyentuh umpan keong emas.
27 83 Lampiran 25 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 3 hari, ulangan keempat Pada perlakuan ke-2 (umpan 3 hari) ulangan ke-4, kepiting bakau bergerak dari area A ke area antara C dan D pada menit ke-46, kemudian pada menit ke-90 dari area antara C dan D ke area F dan menyentuh umpan keong emas.
28 84 Lampiran 26 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 3 hari, ulangan kelima Pada perlakuan ke-2 (umpan 3 hari) ulangan ke-5, kepiting bakau bergerak dari area A ke area antara E pada menit ke-27, kemudian pada menit ke-45 bergerak masih di area E, selanjutnya pada menit ke-77 kepiting bergerak dari area E ke area F dan menyentuh umpan keong emas.
29 85 Lampiran 27 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 3 hari, ulangan keenam Pada perlakuan ke-2 (umpan 3 hari) ulangan ke-6, kepiting bakau bergerak dari area A ke area antara B pada menit ke-15, kemudian pada menit ke-50 kepiting bergerak dari area B ke area F dan menyentuh umpan keong emas.
30 86 Lampiran 28 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 3 hari, ulangan ketujuh Pada perlakuan ke-2 (umpan 3 hari) ulangan ke-7, kepiting bakau bergerak dari area A ke area antara B pada menit ke-23, kemudian pada menit ke-45 kepiting bergerak dari area B ke area C, terakhir bergerak dari area C ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-53.
31 87 Lampiran 29 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 6 hari, ulangan pertama Pada perlakuan ke-3 (umpan 6 hari) ulangan ke-1, pada menit ke-26 kepiting bakau masih bergerak di area A dari satu sisi ke sisi lainnya, kemudian ke area antara E pada menit ke-46, terakhir bergerak dari area E ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-50.
32 88 Lampiran 30 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 6 hari, ulangan kedua Pada perlakuan ke-3 (umpan 6 hari) ulangan ke-2, pada menit ke-15 kepiting bakau masih bergerak di area A dari tengah ke sisi lainnya, kemudian langsung ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-30.
33 89 Lampiran 31 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 6 hari, ulangan ketiga Pada perlakuan ke-3 (umpan 6 hari) ulangan ke-3, pada menit ke-20 kepiting bakau masih bergerak di area A dari salah satu sisi ke tengah, pada menit ke-40 dari tengah ke sisi lainnya di area A, kemudian langsung ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-81.
34 90 Lampiran 32 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 6 hari, ulangan keempat Pada perlakuan ke-3 (umpan 6 hari) ulangan ke-4, pada menit ke-16 kepiting bakau masih bergerak dari area A ke area B, kemudian dari area B ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-45.
35 91 Lampiran 33 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 6 hari, ulangan kelima Pada perlakuan ke-3 (umpan 6 hari) ulangan ke-5, pada menit ke-32 kepiting bakau bergerak dari area A ke area B, kemudian kembali ke area A dari area B pada menit ke-35, dari area A kemudian langsung ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-44.
36 92 Lampiran 34 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 6 hari, ulangan keenam Pada perlakuan ke-3 (umpan 6 hari) ulangan ke-6, pada menit ke-35 kepiting bakau bergerak dari area A ke area B, pada menit ke-40 dari area B ke area C, kemudian dari area C ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke- 80.
37 93 Lampiran 35 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 6 hari, ulangan ketujuh Pada perlakuan ke-3 (umpan 6 hari) ulangan ke-7, pada menit ke-17 kepiting bakau bergerak dari area A ke area C, kemudian dari area C ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-38.
Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L).
Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L). 1 Lampiran 1. Lanjutan 2 3 Lampiran 2. Hasil Pemeriksaan Organoleptis, Daya Lekat, Kekentalan, Susut Pengeringan Ekstrak
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan
3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan September 2010, bertempat di PT. Lautan Niaga Jaya, Muara Baru Jakarta Utara, dan Balai Pengujian Mutu dan
Lebih terperinciLampiran 2. Metode Analisa Kimiawi. 2.1 Uji Kadar Air 35
Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi 2.1 Uji Kadar Air Sampel yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 35 3 gram dalam cawan porselin yang telah diketahui berat konstannya. Lalu sampel dikeringkan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahap selama bulan April-Oktober 2010. Tahap pertama adalah proses pencekokan serbuk buah kepel dan akuades dilakukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Penelitian ini dilakukan pada Polisi Lalu Lintas, mulai tanggal 1 Juli 2011-25 Juli 2011 dengan menyebar 100 kuesioner. Berikut ini akan dibahas mengenai
Lebih terperinciFORMULIR DAYA TERIMA (UJI KESUKAAN) MIE BASAH JAMUR TIRAM
Lampiran 1 FORMULIR DAYA TERIMA (UJI KESUKAAN) MIE BASAH JAMUR TIRAM Nama : Tanggal : Nama Produk : Mie Basah Jamur Tiram Dihadapan Saudara terdapat empat sampel produk mie basah. Saudara diminta untuk
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 3. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Kadar Bilangan Peroksida dan Pengamatan Warna Minyak Goreng Bekas LAMPIRAN 4. Hasil Pengukuran Kadar Bilangan Peroksida dan Pengamatan Warna Sebelum Penambahan
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Angket Penelitian
LAMPIRAN A Angket Penelitian PENILAIAN GAYA BELAJAR VISUAL-AUDITORIAL-KINESTETIK Identitas Responden Nama : Kelas : Petunjuk 1. Perhatikan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan rumpun mata
Lebih terperinciSampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge
36 Lampiran 1. Sampel Darah Hewan Uji Sampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge 37 Lampiran 2. Hewan Uji Kelinci jantan albino 38 Lampiran 3. Tanaman Jaka Tuwa Tanaman Jaka Tuwa
Lebih terperinciLampiran 1: Pengukuran kadar SOD dan kadar MDA Mencit a. Pengukuran kadar SOD mencit HEPAR. Dicuci dalam 1 ml PBS
Lampiran 1: Pengukuran kadar SOD dan kadar MDA Mencit a. Pengukuran kadar SOD mencit HEPAR Dicuci dalam 1 ml PBS Ditambahkan 400 μl larutan kloroform/etanol dingin ke dalam 150 μl lisat hati Divortex selama
Lebih terperinciLampiran 1. Diagram Alir Pembuatan Kefir dan Uji Kualitas Susu Sapi. Pasteurisasi susu sapi. Pendinginan susu pasteurisasi
LAMPIRAN Lampiran 1. Diagram Alir Pembuatan Kefir dan Uji Kualitas Susu Sapi Pasteurisasi susu sapi Pendinginan susu pasteurisasi Inokulasi starter kefir 2, 3, dan 5% Inkubasi selama 2 jam Penyaringan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan
Lebih terperinciLampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi. Limbah udang (kulit) 1000 gram. Dibersihkan dari benda asing
78 Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi Limbah udang (kulit) 1000 gram Dibersihkan dari benda asing Direndam dengan Filtrat Abu Air Sekam (FAAS) selama 48 jam Dikukus selama
Lebih terperinciPerlakuan ph ulangan 1 ph ulangan 2 Total Rataan. Yoghurt 1 4,00 4,00 8,00 4,00. Yoghurt 2 4,20 4,10 8,30 4,15. Yoghurt 3 4,10 3,90 8,00 4,00
Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran ph Yoghurt Perlakuan ph ulangan 1 ph ulangan 2 Total Rataan Yoghurt 1 4,00 4,00 8,00 4,00 Yoghurt 2 4,20 4,10 8,30 4,15 Yoghurt 3 4,10 3,90 8,00 4,00 Yoghurt 4 3,90 4,00
Lebih terperinciLAMPIRAN C. Skrining Kandungan Kimia
LAMPIRAN A 75 LAMPIRAN B 76 LAMPIRAN C Skrining Kandungan Kimia Alkaloid : Ekstrak dibasahi dengan sedikit alkohol, lalu digerus, kemudian tambahkan sedikit pasir, gerus. Tambahkan 10 ml kloform amoniak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Oktober 2012 sampai Januari 2013 dan bertempat di Desa Tabulo, Kecamatan Mananggu, Kabupaten Boalemo, Propinsi
Lebih terperinciLAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.
LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1. Hasil Perhitungan ph Replikasi ph 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01 2. Hasil Perhitungan Kadar Sari Larut Air Replikasi
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan Alur Posedur Pembuatan Pakan Diet Tinggi Lemak. Dicampur rata sampai setengah padat
Lampiran 1. Bagan Alur Posedur Pembuatan Pakan Diet Tinggi Lemak 81% Pakan Standar pellet 551 10% Lemak Kambing 1% Kuning Telur Dicampur rata sampai setengah padat Dibentuk berupa silinder dengan ukuran
Lebih terperinci1 atm selama 15 menit
85 Lampiran 1. Prosedur Kerja L.1.1 Pembuatan Media Nutrient Agar Media Nutrient Agar - ditimbang sebanyak 20 gram dan dimasukkan dalam erlenmeyer 1000 ml - dilarutkandengan aquades 1000 ml - dipanaskan
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil TPC pada media selektif dari tiap mikroba
Lampiran 1. Hasil TPC pada media selektif dari tiap mikroba No. Media Selektif Jenis Mikroba Pengenceran Jumlah mikroba 1. Pikovskaya Pseudomonas sp. 10-5 3,3 x 10 6 10-5 7,1 x 10 6 2. MSA Rhizobium sp.
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari 2017
19 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari 2017 untuk pengujian TPC di Laboratorium Mikrobiologi PPOMN (Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional), Badan
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan 43 Lampiran 2. Komite Etik Penelitian Hewan 44 Lampiran 3. Gambar Tumbuhan Pecut Kuda 45 Lampiran 4. Bagan alur penelitian uji toksisitas subkronik EEPK Hewan uji
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013. Ikan teri (Stolephorus sp) asin kering yang dijadikan sampel berasal dari
Lebih terperinciLAMPIRAN A SURAT DETERMINASI SIMPLISIA BUAH APEL
LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI SIMPLISIA BUAH APEL 113 LAMPIRAN B SERTIFIKAT CMC-Na 114 LAMPIRAN C PERHITUNGAN KONVERSI EKSTRAK KENTAL BUAH APEL 115 LAMPIRAN D HASIL STANDARISASI NON SPESIFIK SIMPLISIA a.
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS
LAMPIRAN KONVERSI DOSIS Perhitungan dosis jamu ekstrak daun salam produksi pabrik jamu B dalam bentuk kapsul Berat J kapsul = 550 mg Konversi dosis dari manusia 70 kg ke mencit 0 gram = 0,006 Maka, dosis
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara atasan memimpin dan kinerja bawahan yang meliputi hasil penelitian data, hasil pembahasan penelitian yang
Lebih terperinciUmur kelompok. Valid < 45 tahun tahun >65 tahun Total
80 Frequency Table Umur kelompok Valid < 45 tahun 9 7.7 7.7 7.7 45-65 tahun 77 65.8 65.8 73.5 >65 tahun 31 26.5 26.5 100.0 Jenis Kelamin Valid laki-laki 67 57.3 57.3 57.3 perempuan 50 42.7 42.7 100.0 Agama
Lebih terperinciLAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa
LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian Gambar 1. Membuat Media Tanam M0 Gambar 3. Umur 1 Minggu Tanpa Mulsa Gambar 2. Lahan Penelitian Setelah 1 Bulan M1 Gambar 5. Umur 1 Minggu Dengan Mulsa M0 Gambar 6. Bunga
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Keterangan Hasil Determinasi Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.)
Lampiran 1. Surat Keterangan Hasil Determinasi Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) 38 Lampiran 1. Lanjutan... 39 Lampiran 1. Lanjutan... 40 Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lebih terperinciLAMPIRAN ANALISIS HASIL PENELITIAN. Tabel 1. Analisis pertambahan bobot cacing tanah Eudrilus eugeniae.
LAMPIRAN ANALISIS HASIL PENELITIAN Tabel 1. Analisis pertambahan bobot cacing tanah Eudrilus eugeniae. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Media Statistic df Sig. Statistic df Sig. pertambahanbobot
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,
81 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini berjudul perbedaan kompetensi guru PAI tersertifikasi melalui portofolio dan PLPG pada hasil belajar siswa SMKN se Kota Kediri, penyajian hasil
Lebih terperinciLAMPIRAN HASIL OUTPUT PENILAIAN UJI HEDONIK. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Warna K. Overall K N
LAMPIRAN HASIL OUTPUT PENILAIAN UJI HEDONIK One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Warna K Aroma K Rasa K Tekstur K Overall K N 31 31 31 31 31 Normal Parameters a,b 80,419 74,258 Mean 65,2258 69,8710 71,2581
Lebih terperinciLAMPIRAN. Komposisi Media Murashige & Skoog (MS). Bahan penyusun a. Makronutrien NH 4 NO KNO CaCl 2.2H 2 O
LAMPIRAN Lampiran 1 Komposisi Media Murashige & Skoog (MS). Bahan penyusun mg/l a. Makronutrien NH 4 NO 3 1650 KNO 3 1900 CaCl 2.2H 2 O 440 370 MgSO 4.7H 2 O 170 KH 2 PO 4 b. Mikronutrien MnSO 4.H 2 O
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama ± 3 bulan dimulai bulan Oktober sampai Desember 2013. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
LAMPIRAN 52 LAMPIRAN 1 ب س م للا الر ح م ن الر ح ي م LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Dengan ini saya Nama : Usia : Jenis Kelamin : Alamat : Pendidikan terakhir : Tanggal Pengambilan Data : Menyatakan
Lebih terperinciLampiran 1. Desk Analysis Bahan Baku Serbuk Bayam Merah. Desk Analysis. Air (gr) 66,37 17,2 4,05 87,62. Energi (Kkal) 30,9 9,8 2,95 43,65
Lampiran 1. Desk Analysis Bahan Baku Serbuk Bayam Merah Desk Analysis Zat Gizi Bayam Jambu Biji Daun Katuk Total Merah 7 gr 20 gr gr Air (gr) 66,37 17,2 4,0 87,62 Energi (Kkal) 30,9 9,8 2,9 43,6 Protein
Lebih terperinciHasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data Kadar Estrogen
Lampiran 1. Analisis Data Kadar atau Estradiol Tabel 1. Data Kadar pada berbagai perlakuan penelitian (pg/ml) Perlakuan Ulangan 1 16,17 19,23 57,52 47,20 36,77 40,78 2 16,32 18,20 62,00 47,23 13,74 31,14
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Deskripsi dari pelaksanaan pembelajaran menggunakan model
Lebih terperinciKadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis. 1. Kadar Air (AOAC, 1999) Sebanyak 3 gram sampel ditimbang dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobot keringnya. tersebut selanjutnya dikeringkan dalam oven
Lebih terperinciLampiran I Pembuatan Infusa Daun Lidah Buaya Cara kerja : 1. Sediakan bahan baku berupa daun lidah buaya dengan berat 80 gram yang telah
Lampiran I Pembuatan Infusa Daun Lidah Buaya Cara kerja : 1. Sediakan bahan baku berupa daun lidah buaya dengan berat 80 gram yang telah dipotong-potong halus. 2. Buat infusa daun lidah buaya konsentrasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa, Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil
Lebih terperinciPENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu No X Y X 2 Y 2 XY 1 0,05 0,0009 0,0025 0,00000081
Lebih terperinciLampiran 1 Tahapan Penelitian. Penirisan. 1 ekor karkas ayam segar. Tanpa perlakuan kitosan (Kontrol) Serbuk kitosan komersil.
LAMPIRAN 59 60 Lampiran Tahapan Penelitian Serbuk kitosan komersil ekor karkas ayam segar Tanpa perlakuan kitosan (Kontrol) Pembuatan larutan kitosan (0,5 %; %;,5%) Pemotongan Proses perendaman Penirisan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data 4.1.1.1 Analisis Deskriptif Variabel Gaya Belajar Visual, Auditori, Kinestetik. Data angket gaya belajar dapat dideskripsikan
Lebih terperinciPerlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid
LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Histologi Preparat Jaringan Hati Tikus Putih (Rattus norvegicus) pada luasan sel 25 µm dengan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 10 x 10. Perlakuan Lama Waktu 2 Kontrol
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dibagi menjadi lokasi pengambilan sampel dan lokasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dibagi menjadi lokasi pengambilan sampel dan lokasi pengujian sampel. Untuk lokasi pengambilan sampel
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Keterangan Determinasi
Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi 40 Lampiran 2. Hasil Determinasi Daun Kersen 41 Lampiran 2. Lanjutan 42 Lampiran 3. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian 43 44 Lampiran 4. Perhitungan Susut
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Pembuatan Infusa Kulit Batang Angsana : Dosis Loperamid
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Kadar infus yang digunakan pada percobaan yaitu 10%, 20%, 30% Tikus 200 g 2 ml x 10% = 10 g/100 ml = 0,1 g/ml x 2 = 0,2 mg/ml Konversi tikus ke mencit = 0,14 Dosis 1 mencit
Lebih terperinciLAMPIRAN. Pengukuran Tekanan Darah Lansia Pada Pelatihan Senam Lansia Menurunkan Tekanan Darah Lansia Di Banjar Tuka Dalung
LAMPIRAN Pengukuran Darah Lansia Pada Pelatihan Senam Lansia Menurunkan Darah Lansia Di Banjar Tuka Dalung LAMPIRAN Peserta Senam Lansia Di Banjar Tuka Desa Dalung MASTER TABEL Darah Lansia Di Banjar Tuka
Lebih terperinciTests of Normality Kolmogorov-Smirnov a
Uji statistik N-Gain Idikator berpikir kritis a. Mengidentifikasi/memformulasikan jawaban yang mungkin 1. Hasil Uji normalitas Tabel uji normalitas pada Indikator Mengidentifikasi/memformulasikan jawaban
Lebih terperinciLampiran 1 Format Data Hasil Pengukuran Ketahanan Fraktur Load
97 Lampiran 1 Format Data Hasil Pengukuran Ketahanan Fraktur Load Load Kelompok No. Kgf Newton Stroke Kelompok No. Kgf Newton Stroke Sampel Sampel A 1 143,8 1409,24 5,60 C 1 170,3 1668,94 5,75 2 135,4
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )
41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September - Desember 2013 di
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September - Desember 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo.
Lebih terperinciTotal Aktiva Perusahaan Perbankan (dalam rupiah) NAMA PERUSAHAAAN Rata-rata
Lampiran 1 Total Aktiva Perusahaan Perbankan 2009-2013 (dalam rupiah) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 316,547,02 9 225,541,32 8 404,285,60 2 469,899,284 551,336,790
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini diadakan di SD Negeri Gedong 02 kecamatan Banyubiru dan SD Negeri Gedong 03 kecamatan Banyubiru kabupaten Semarang.
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERBANDINGAN LUAS PERMUKAAN TUBUH BERBAGAI HEWAN PERCOBAAN DAN MANUSIA
LAMPIRAN 1 PERBANDINGAN LUAS PERMUKAAN TUBUH BERBAGAI HEWAN PERCOBAAN DAN MANUSIA Hewan dengan dosis diketahui Mencit 20 g Tikus 200 g Marmot 400 g Kelinci 1,5 kg Kucing 2 kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia
Lebih terperinciLampiran 7 Persentase bumbu berdasarkan berat daging (Resep Standar) Lampiran 8 Rekap Data Uji Beda Sie Reuboh pada Penelitian Pendahuluan
67 Lampiran 7 Persentase bumbu berdasarkan berat daging (Resep Standar) Bahan Berat (gr) persen bahan per jumlah persen bahan per persen daging 2000 kg daging Daging sapi 2000 59.88 2000 Lemak sapi 600
Lebih terperinciLampiran 1. Perubahan bobot tubuh ikan selais (Ompok hypopthalmus) pada setiap perlakuan selama penelitian
Lampiran 1. Perubahan bobot tubuh ikan selais (Ompok hypopthalmus) pada setiap perlakuan selama penelitian P1 P2 bobot rata-rata tubuh ikan (g) awal akhir minggu minggu minggu Ulangan (minggu (minggu ke-4
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota 58,25 66,09 74,57 24,14 27,38 30,66 23,78 26,43 28,68 29,58 36,27 36,27 119,35 136,05 150,45 35,59 40,61
Lebih terperinciLAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI
LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI 85 LAMPIRAN B SERTIFIKAT ANALISIS ETANOL 96% 86 LAMPIRAN C HASIL PEMERIKSAAN STANDARISASI PARAMETER NON SPESIFIK SIMPLISIA DAUN MONDOKAKI A. Perhitungan randemen
Lebih terperinciKeterangan : E = L 2 + a 2 + b 2 E = intensitas warna L, a, b = dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan chromameter
7. LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Nilai Intensitas Warna Rumus : Keterangan : E = L 2 + a 2 + b 2 E = intensitas warna L, a, b = dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan chromameter Tepung tempe
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga. No. formula waktu inkubasi hasil SPC. 1 K 0 7 x K 0 1,1 x K 0 5,5 x 10 6.
LAMPIRAN 1. Data hasil penelitian A. Data Standart Plate Count (SPC) No. formula waktu inkubasi hasil SPC 1 K 0 7 x 10 6 2 K 0 1,1 x 10 5 3 K 0 5,5 x 10 6 4 K 7 1,2 x 10 21 5 K 7 3,1 x 10 16 6 K 7 7,1
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2011 sampai Januari 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Cisolok, Palabuhanratu, Jawa Barat. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Bagian Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Lebih terperinciDaftar Lampiran. Lampiran 1 Reliabilitas Skala Kecemasan Komunikasi. Lampiran 2 Data Mentah Skala Kecemasan Komunikasi
Daftar Lampiran Lampiran 1 Reliabilitas Skala Kecemasan Komunikasi Lampiran 2 Data Mentah Skala Kecemasan Komunikasi Lampiran 3 Output SPSS Lampiran 4 Contoh Item Skala Kecemasan Komunikasi LAMPIRAN 1
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian kefir dari susu sapi dengan kualitas terbaik
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA
LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA Biji pala diperoleh dari Bogor karena dari penelitian yang dilakukan oleh jurusan Farmasi FMIPA ITB dengan menggunakan destilasi uap diketahui bahwa biji pala
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Penilitian ini diadakan di SD Negeri Mangunsari 03 yang terletak di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Madya Salatiga Jawa
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini
BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April 26. Penelitian ini dilakukan di Pasar Tradisional di Kabupaten Semarang yaitu Pasar Projo Ambarawa, Pasar Sumowono, Pasar Babadan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan antara lain : oven, autoklap, ph meter, spatula, saringan, shaker waterbath,
Lebih terperinci3. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Bahan dan Alat
3. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2009 di Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan Hasil Pertanian, Departemen Teknik Pertanian,
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Prosedur Kerja
LAMPIRAN 1 Prosedur Kerja Hewan coba yang digunakan adalah mencit Swiss Webster jantan dewasa berusia 6-8 minggu dengan berat badan 25-30 gram sebanyak 25 ekor. Hewan coba diperoleh dari Laboratorium Biologi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian akan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor pertama adalah kadar kitosan yang terdiri dari : 2%, 2,5%, dan 3%.
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di
III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Sukarame Bandar Lampung, Laboratorium
Lebih terperinciLampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit
83 Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler Kaki Ayam Broiler Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit Tulang dan daging dipisahkan untk mempermudah pengeringan Dioven pada suhu 0 0 C Penggilingan
Lebih terperinciLampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010).
Lampiran 1 Perhitungan Dosis Perhitungan Dosis Kunyit Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010). Berat serbuk rimpang kunyit
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Bandung dengan mengambil populasi seluruh kelas VII. Dengan sampel yang digunakan ada dua kelas yaitu,
Lebih terperinciMencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas
a. Pemeliharaan hewan coba Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat rata-rata 20-30 g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Kandang
Lebih terperinciLAMPIRAN. 1. Pertambahan tinggi tanaman kacang hijau (Vigna radiata) Jenis Perlakuan
74 LAMPIRAN 1. Pertambahan tinggi tanaman kacang hijau (Vigna radiata) Jenis Perlakuan Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 P0a 12.6 20.2 24 24.2 30 30.4 31 31 P0b 10.7 16.7 17 18.1 21.6 24.8 27.1 27.3 P0c 8.6 16.8
Lebih terperinciSURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPLE PENELITIAN
LAMPIRAN - LAMPIRAN Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPLE PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama : Jenis kelamin : Umur : Alamat : Dengan ini menyatakan bahwa saya telah diberikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana
Lebih terperinciLAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK
LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK 1. Hasil Perhitungan Kadar sari larut air Replikasi Berat ekstrak (g) Berat cawan kosong (g) Berat cawan + ekstrak setelah pemanasan % kadar sari larut air
Lebih terperinciLampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Dioven pada suhu 40 0 C
70 Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler Kaki Ayam Broiler Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit Tulang dan daging dipisahkan untk mempermudah pengeringan Dioven pada suhu 40 0 C Penggilingan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS)
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS) Prosedur pembuatan ekstrak air daun stroberi dilakukan di Sekolah Ilmu & Teknologi Hayati ITB: 1. 500 gram daun stroberi kering ditumbuk menggunakan
Lebih terperinci3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan
3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November hingga Desember 2009 di Laboratorium Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian, Departemen Teknik Pertanian,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan
Lebih terperinciKadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat dan penurunan mutu produk kopi instan formula a. Kadar air (AOAC, 1995) Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Prinsip dari metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya
Lebih terperinciLampiran 1. Protokol Hypobaric Chamber untuk Bedah Tikus
66 Lampiran 1. Protokol Hypobaric Chamber untuk Bedah Tikus 1. Dengan standard rate of climb 5.000 kaki/ menit, setting sampai ke ketinggian 35.000 kaki, dan dibuat perlakuan hipoksia akut selama 1 menit
Lebih terperinciKalsium Hidroksida (Ca(OH)2 merupakan medikamen saluran akar yang paling sering digunakan sejak tahun 1920.
LAMPIRAN 1.SKEMA ALUR PIKIR Pada perawatan endodontik, medikamen saluran akar digunakan sebagai agen antimikroba beberapa diantaranya untuk mengeliminasi organisme, mengurangi rasa sakit, mempercepat penyembuhan
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Keterangan Telah Melakukan Determinasi di Laboratorium Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Melakukan Determinasi di Laboratorium Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang 56 57 Lampiran 2. Surat Keterangan
Lebih terperinciLAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein
LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN 1.1 Hasil Pengamatan Analisa 1.1.1 Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein No. 1. Perlakuan Pengamatan Sampel sebanyak 1 gr K2SO4 Larutan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
56 BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Pair Checks Berbasis Masalah Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi
Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi azeotropik kontinyu dengan menggunakan pelarut non polar.
Lebih terperinci