BAB VII PENGEMBANGAN SAUM KOTA SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VII PENGEMBANGAN SAUM KOTA SURABAYA"

Transkripsi

1 BAB VII PENGEMBANGAN SAUM KOTA SURABAYA A. Model Jaringan Eksisting Kota Surabaya Model jaringan eksisting kota Surabaya 1) meliputi jaringan jalan raya (highway) dan sistem jaringan angkutan umum (transit). Model dikembangkan dengan mengelompokkan potensi perjalanan dalam beberapa zona dengan klasifikasi zoning yang dibentuk berdasarkan batas administrasi kelurahan. Sistem zona dengan basis kelurahan diambil guna menyesuaikan ketersediaan data sosial ekonomi dalam level administrasi terkecil yaitu kelurahan. Zona internal terdiri atas 163 zona yang mewakili kelurahan yang ada (jumlah kelurahan tahun 2012) dan 5 zona eksternal yang mewakili pergerakan luar kota Surabaya (algomerasi GERBANG KERTOSUSILO). Gambar Pemodelan Transportasi Eksisting Kota Surabaya 1 ) 2012, Studi Pengembangan Model Transportasi di Kota Surabaya, DISHUB Kota Surabaya BAB VII Pengembangan SAUM Kota Surabaya VII-1

2 Tabel Sistem Zona Pergerakan Internal Kota Surabaya KODE ZONA KECAMATAN KELURAHAN Krembangan Utara 1 Krembangan Selatan 2 Kemayoran 3 Perak Barat 4 Dupak 5 Morokrembangan Pabean Cantian Utara 6 Bongkaran 7 Nyamplungan 8 Krembangan Utara 9 Perak Timur 10 Perak Utara Semampir Utara 11 Ampel 12 Pegirian 13 Wonokusumo 14 Ujung 15 Sidotopo Kenjeran Utara 16 Tanah Kali Kedinding 17 Sidotopo Wetan 18 Bulak Banteng 19 Tambak Wedi Bulak Utara 20 Kedung Cowek 21 Komplek Kenjeran 22 Kenjeran 23 Bulak 24 Sukolilo Mulyorejo Timur 25 Mulyorejo 26 Manyar Sabrangan 27 Kejawan Putih Tambak 28 Kalisari 29 Dukuh Sutorejo 30 Kalijudan Tambaksari Timur 31 Tambaksari 32 Ploso 33 Gading 34 Pacar Kembang 35 Rangkah 36 Pacar Keling Simokerto Pusat 37 Simokerto 38 Kapasan 39 Sidodadi 40 Simolawang 41 Tambakrejo KODE ZONA KECAMATAN KELURAHAN Genteng Pusat 42 Embong Kaliasin 43 Genteng 44 Kapasari 45 Ketabang 46 Peneleh Bubutan Pusat 47 Alon Alon Contong 48 Bubutan 49 Gundih 50 Jepara 51 Tembok Dukuh Asemrowo Barat 52 Asemrowo 53 Genting 54 Kalianak 55 Greges 56 Tambak Langon Tandes Barat 57 Gedangasin 58 Tandes Lor 59 Gadel 60 Tandes Kidul 61 Tubanan 62 Karangpoh 63 Balongsari 64 Bibis 65 Manukan Kulon 66 Buntaran 67 Manukan Wetan 68 Banjar Sugihan Benowo Barat 69 Kandangan 70 Klakah Rejo 71 Sememi 72 Tambak Osowilangun 73 Romokalisari Pakal Barat 74 Pakal 75 Babat Jerawat 76 Tambakdono 77 Sumber Rejo 78 Benowo Sambikerep Barat 79 Sambikerep 80 Made 81 Bringin 82 Lontar Sukomanunggal Barat 83 Suko Manunggal 84 Tanjungsari BAB VII Pengembangan SAUM Kota Surabaya VII-2

3 KODE ZONA KECAMATAN KELURAHAN 85 Sono Kwijenan 86 Putat Gede 87 Simomulyo Sawahan Selatan 88 Petemon 89 Sawahan 90 Banyu Urip 91 Putat Jaya 92 Kupang Krajan 93 Pakis Tegalsari Pusat 94 Tegalsari 95 Dr. Sutomo 96 Kedungdoro 97 Keputran 98 Wonorejo Gubeng Timur 99 Gubeng 100 Mojo 101 Airlangga 102 Kertajaya 103 Baratajaya 104 Pucang Sewu Sukolilo Timur 105 Keputih 106 Gebang Putih 107 Klampis Ngasem 108 Menur Pumpungan 109 Nginden Jangkungan 110 Semolowaru 111 Medokan Semampir Rungkut Timur 112 Kalirungkut 113 Rungkut Kidul 114 Kedung Baruk 115 Penjaringan Sari 116 Wonorejo 117 Medokan Ayu Tenggilis Mejoyo Timur 118 Kutisari 119 Kendangsari 120 Tenggilis Mejoyo 121 Panjang Jiwo 122 Prapen Wonocolo Selatan 123 Sidosermo 124 Bendul Merisi 125 Margorejo 126 Jemur Wonosari 127 Siwalankerto Wonokromo Selatan KODE ZONA KECAMATAN KELURAHAN 128 Wonokromo 129 Jagir 130 Ngagel 131 Ngagelrejo 132 Darmo 133 Sawunggaling Jambangan Selatan 134 Jambangan 135 Karah 136 Kebonsari 137 Pagesangan Dukuh Pakis Selatan 138 Dukuh Pakis 139 Dukuh Kupang 140 Gunungsari 141 Pradahkalikendal Wiyung Selatan 142 Wiyung 143 Jajartunggal 144 Babatan 145 Balas Klumprik Lakarsantri Barat 146 Bangkingan 147 Jeruk 148 Lakarsantri 149 Lidah Kulon 150 Lidah Wetan 151 Sumur Welut Karangpilang Selatan 152 Karangpilang 153 Kebraon 154 Kedurus 155 Warugunung Gayungan Selatan 156 Ketintang 157 Menanggal 158 Dukuh Menanggal 159 Gayungan Gunung Anyar Timur 160 Gunung Anyar 161 Rungkut Tengah 162 Rungkut Menanggal 163 Gunung Anyar Tambak BAB VII Pengembangan SAUM Kota Surabaya VII-3

4 B. Demand Angkutan Umum Kota Surabaya Total perjalanan angkutan umum kota Surabaya pada tahun 2012 saat jam sibuk pagi diperkirakan sebesar 101,000 orang/jam atau setara dengan orang/hari. Besaran bangkitan dan tarikan perjalanan untuk masing-masing zona dapat dilihat dalam Gambar 7.2. Berdasarkan data hasil survai HIS, rata-rata panjang perjalanan pengguna angkutan umum di Kota Surabaya sebesar 18 menit 2) dengan sebaran distribusi perjalanan seperti yang ditunjukan dalam Gambar 7.3. Gambar 7.2. Bangkitan dan Tarikan Perjalanan Pengguna Angkutan Umum Kota Surabaya Tahun ) Nilai yang diperoleh merupakan rata-trata panjang perjalanan data home base trips VII-4

5 Gambar 7.3. Distribusi Panjang Perjalanan Pengguna Angkutan Umum Kota Surabaya (Home Based Trips) Dengan sedikit memodifikasi tampilan gambar besaran bangkitan dan tarikan perjalanan maka sesungguhnya sudah dapat tergambarkan perkiraan awal daerah yang memiliki pangsa pasar tinggi untuk angkutan umum. Tinjau gambar berikut ini. Gambar 7.4. Klasifikasi Jumlah Pengguna Angkutan Umum Eksisting untuk Tiap Zona (Kelurahan) VII-5

6 Dengan melihat jumlah bangkitan dan tarikan perjalanan lebih dari 200 perjalanan dalam satu jam sibuk, maka terlihat perjalanan pengguna angkutan umum dominan berada di pusat kota. Gambar 7.4 diatas kemudian dibandingkan dengan gambar pola pemanfaatan ruang eksisting dan terlihat model yang dikembangkan dapat dianggap mewakili pola pemanfaatan ruang yang ada. Gambar 7.5. Komparasi Sebaran Demand Model dan Pola Ruang Eksisting VII-6

7 C. Model Jaringan Angkutan Umum Eksisting Gambar 7.6. Model Trayek Jaringan Angkutan Umum Kota Surabaya Eksisting 2012 Tabel 7.2. Deksripsi Jaringan Angkutan Umum Kota Surabaya Line Deskripsi Tipe Headway Length (menit) (km) AC-2a Bungurasih-Perak Bus AC AC-2b Perak-Bungurasih Bus AC AC-5a Bungur-Osowilangon Bus AC AC-5b Osowilangon-Bungur Bus AC B-C1 BUNGURASIH-PEL TJ PE bus B-C2 Tj Perak-Bungurasih bus B-P1a no description bus B-P1b Tj Perak-Bungurasih bus BI-b Kalimas-Benowo Small BIS-A1 BUNGUR-SEMUT bus BIS-A2 SEMUT-BNGRASIH bus BIS-D1 BUNGUR-BRATANG bus BIS-D2 BRATANG-BUNGUR bus BIS-F1 BungurAsih-Perak bus BIS-F2 Perak-BungurAsih bus BJ-a Benowo-Kalimas Small BM-1 Bratang-Menanggal Small BM-2 Menanggal-Bratang Small BP-a BalongPanjang-Turi Small BP-b Turi-BalongPanjang Small VII-7

8 Line Deskripsi Tipe Headway Length (menit) (km) BisonA Sidoarjo-Ngangel Elf BisonB Ngangel-Sidoarjo Elf C1-a Sedayu-Menjangan Small C1-b Menjangan-Sedayu Small C2-a Sedayu-Menjangan Small C2-b Menjangan-Sedayu Small D-a Joyoboyo-Sidorame Small D-b Sidorame-Joyoboyo Small DA-a Kalimas-Citra Raya Small DA-b CitraRaya-Kalimas Small DKB-a DukuhKupang-Benowo Small DKB-b Benowo-DukuhKupang Small DKM-a DKHKupang-Menanggal Small DKM-b Menanggal-DKHKupang Small DP-a Petekan-ManukanKln Small DP-b ManukanKln-Petekan Small E1-a Balongsari-Petojo Small E1-b Petojo-Balongsari Small E2-a DharmaHusada-Sawahan Small E2-b Sawahan-DharmaHusada Small F-a Endrosono-Jyboyo Small F-b Jyboyo-Endrosono Small G1-a Joyoboyo-Lakarsanti Small G1-b Lakarsanti-Joyoboyo Small G2-a Joyoboyo-PsSepanjang Small G2-b PsSepanjang-Joyoboyo Small G3-a Joyoboyo-DhrmHusada Small G3-b DhrmHusada-Joyoboyo Small GL-a PsLoak-Gadung Small GL-b Gadung-PsLoak Small GS-a GnAnyar-Sidorame Small GS-b Sidorame-GnAnyar Small H2-a RSI-Pagesangan Small H2-b Pagesangan-RSI Small H2P-a Ps.Wonokromo-Mnanggl Small H2P-b Menanggal-Wnkromo Small H4-a Joyoboyo-Juanda Small H4-b Juanda-Joyoboyo Small H4J-a Joyoboyo-Juanda Small H4J-b Juanda-Joyoboyo Small H4W-a Wonokromo-Juanda Small H4W-b Juanda-Wonokromo Small I-a DkhKupang-Benowo Small I-b Benowo-DkKupang Small IJO-a Joyoboyo-Mojokerto bus IJO-b Mojokerto-Joyoboyo bus IM-a Benowo-Simokerto Small IM-b Simokerto-Benowo Small JM-a Menganti-Joyoboyo Small JM-b Joyoboyo-Menganti Small P1-a JyBoyo-AbdulLatif Small VII-8

9 Line Deskripsi Tipe Headway Length (menit) (km) P1-b AbdLatif-JyBoyo Small P2-a Petojo=Ketingtang Small P2-b Ketingtang-Petojo Small P3-a Joyoboyo-Kenjeran Small P3-b Kenjeran-Joyoboyo Small PTG-a Joyoboyo-Sidoarjo Small PTG-b Sidoarjo-Joyoboyo Small Q-a Jayenggrono-Bratang Small Q-b Bratang-Jayenggrono Small R1-a Petekan-Kenjeran Small R1-b Kenjeran-Petekan Small R2-a Petekan-Kenjeran Small R2-b Kenjeran-Petekan Small R3-a Petekan-Kenjeran Small R3-b Kenjeran-Petekan Small RBK-a RKTBarata-Kenjeran Small RBK-b Kenjeran-RKTBarata Small RDK-a DKHKupang-Benowo Small RDK-b Benowo-DkhKupang Small RT1-a Rungkut-PsTuri Small RT1-b PsTuri-Rungkut Small RT2-a RKTHarapan-Turi Small RT2-b Turi-RKTHarapan Small S1-a Joyoboyo-Bratang Small S1-b Bratang-Joyoboyo Small S2-a Kenjeran-Bratang Small S2-b Bratang-Kenjeran Small T2A-a no description Small T2A-b Kenjeran-Joyoboyo Small T2B-a Joyoboyo-Kenjeran Small T2B-b Kenjeran-Joyoboyo Small TV1-a CitraRy-Joyoboyo Small TV1-b Joyoboyo-CitraRy Small TV2-a BjSugihan-Joyoboyo Small TV2-b Joyoboyo-BjSugihan Small TV3-a ManukanKl-Joyoboyo Small TV3-b Joyoboyo-ManukanKl Small TWM-a TambakWedi-Keputihan Small TWM-b Keputihan-TambakWedi Small U1-a Joyoboyo-WigunaTmr Small U1-b WigunaTmr-Joyoboyo Small U2-a Joyoboyo-Wonorejo Small U2-b Wonorejo-Joyoboyo Small UBB-a UjungBaru-Bratang Small UBB-b Bratang-UjungBr Small UBK-a Kenjeran-UjungBaru Small UBK-b UjungBaru-Kenjeran Small V-a Joyoboyo-TambakRejo Small V-b TambakRejo-Joyoboyo Small W1-a Kenjeran-DKHKupang Small W1-b DkhKupang-Kenjeran Small VII-9

10 Line Deskripsi Tipe Headway Length (menit) (km) W2-a DkhKupang-Mustopo Small W2-b Mustopo-DkhKupang Small WB-a Bratang-BulakBanteng Small WB-b BulakBanteng-Bratang Small WK-a TOW-MarinaMAs Small WK-b MarinaMas-TOW Small WLD-a Kupang-Wonoarum Small WLD-b Wonoarum-Kupang Small WLD2-a Kupang-BulakBanteng Small WLD2-b BulangBanteng-Kupang Small XXX-a Joyoboyo-Sidoarjo Small XXX-b Sidoarjo-Joyoboyo Small Y-a Joyoboyo-Sedayu Small Y-b Sedayu-Joyoboyo Small YYY-a Turi-Gresik Small YYY-b Gresik-Turi Small Z-a Benowo-JMP Small Z-b JMP-Benowo Small Z1-a Benowo-UjungBaru Small Z1-b UjungBaru-Benowo Small Z1B-a Benowo-UjungBaru Small Z1B-b UjungBaru-Benowo Small Hasil pembebanan jaringan angkutan umum eksisting dapat dilihat dalam gambar berikut. Gambar 7.7. Pembebanan Jaringan Eksisting Angkutan Umum Kota Surabaya VII-10

11 Gambar 7.8. Titik-Titik Aktifitas Naik-Turun Penumpang Angkutan Umum Kota Surabaya Eksisting 2012 Dari dua gambar diatas (Gambar 7.7 dan Gambar 7.8) dapat ditarik gariskoridor utama angkutan umum yang dapat dikembangkan menjadi suatu sistem angkutan umum baru. Ujung Baru Bulak Banteng Citra Raya Terminal Purabaya Rungkut Gambar 7.9. Perkiraan Koridor Utama SAUM Kota Surabaya VII-11

12 Jika diambil 3 koridor yang akan dijadikan koridor SAUM kota Surabaya 3), maka 3 koridor utamatersebut yaitu: 1) Koridor A :Terminal Purabaya- Kenjeran-Ujung Baru 2) Koridor B : Terminal Purabaya- Bulak Banteng 3) Koridor C :Citra Raya Rungkut (UNESA) Keseluruhan koridor SAUM rencana bertemu di satu titik membentuk satu stasiun transfer dengan memilih Darmo Trade Center (DTC) atau stasiun Wonokromo sebagai titik transfer. D. Data Geometrik Jalan dan Peruntukan Lahan Eksisting Sepanjang Koridor Rencana Setelah dilakukan penetapan koridor SAUM, tahap selanjutnya adalah mengumpulkan informasi geometrik jalan eksisting yang akan dijadikan koridor SAUM. Koridor A Koridor B Koridor C Transfere Point Gambar Konektifitas 3 Koridor SAUM di Sta.Wonokromo/DTC 1. Koridor A: Terminal Purabaya Ujung Baru Di sisi selatan, koridor ini dimulai dari terminal bus Purabaya, terus melintas JL. A. Yani yang merupakan jalan utama kota Surabaya. Selanjutnya setelah flyover Wonokromo, koridor menerus ke Jl. Raya Darmo hingga Jl. Urip Sumoharjo. Adanya sistem SSA di Jl. Basuki Rachmad,Jend. Sudirman, Jl. Embong Malang dan Jl. Tunjungan maka trase koridor A akan dimodifikasi mengikuti SSA yang ada. Dengan demikian dari 3 ) Penetapan akhir trase koridor berkaitan dengan geometrik (dan juga komponen lainnya seperti biaya, sosial, ekonomi, kebijakan dan kesiapan PEMDA dll) akan di finalisasi dalam satu studi kusus mengenai detail desain teknis (detail engineering desain, DED) yang tidak disertakan pembahasannya dalam studi ini. VII-12

13 arah selatan koridor dibelokan ke Jl. Basuki Rachmad terus menuju tugu Pahlawan melalui Jl. Embong Malang, Blauran dan Bubutan. Selanjutnya koridor melalui Jl. Indrapura- Jl. Rajawali - Jl. Tanjung Perak Barat dan berakhir di Jl. Prapat Kurung Selatan (Sekitar RS. Phc Surabaya). Untuk pergerakan utaraselatan modifikasi koridor akibat SSA dilakukan mulai dari Jl. Rajawali terus menuju Jl Jembatan Merah- Jl. Veteran/ Jl. Niaga- Jl. Pahlawan- Jl. Kramat Gantung- Jl. Tunjungan- Jl. Gubernur Suryo Jl Sudirman dan kembali bertemu di Jl. Urip Sumoharjo. 2. Koridor B: Terminal Purabaya Bulak Banteng Rute koridor B dari sisi selatan dimulai dari terminal Purabaya menuju utara melalui Jl. A.Yani- Kl. Wonokromo Pasar Ngagel Jl. Bungtomo Jl. Ngagel Jaya Selatan Surabaya Ngagel Raya Jl. Darmawangsa Jl. MayJend. Prof. DR. Moestopo- Sta. Gubeng Jl. Anggrek Jl. Kusuma Bangsa Jl. Kapasari Jl. Simokerto Jl. Sidotopo Lor Raya Jl. Sidorame Karang Tembok Jl. Wonosari Lor Jl. Bulaksari Jl. Tenggumung Mulai Jl. Karang Tembok hingga Jl. Temenggung dapat dikatakan peruntukan lahan disekitar koridor tersebut adalah kawasan hunian padat, sedangkan untuk segmen Jl. Sidorame hingga Terminal Purabaya kawasan komersial dan pusat pelayanan umum (rumah sakit, universitas dll) masih lebih dominan dibanding kawasan hunian. 3. Koridor C: Citra Raya Rungkut (UNESA) Koridor C di sisi barat dimulai dari Jl. Lakarsantri (simpang Citra Raya) terus ke timur melalui Menganti Jeruk hingga bertemu Jl. Raya Manstrip. Koridor kemudian menyusuri Jl. Gunungsari. Di Jl. Darmo koridor ini akan bertemu koridor A dan pada titik halte pertama pertemuan koridor akan terjadi transfer penumpang. Koridor C kemudian menerus kearah selatan menuju Jl. A.Yani dan berbelelok ke arah Jl. Wonokromo Pasar dan disi koridor C akan bertemu dengan koridor B. Titik transfer kedua koridor terjadi di halte Sta. Wonokromo. Koridor C akan terus menuju arah timur menyusuri Jl. Jagir Wonokromo-Jl Panjang Jiwo kemudia berbelok kea rah selatan melalui Jl. Rungkut Lor. dan menuju UNESA melalui Jl. Rungkut Madya. Lebar perkerasan untuk jalan-jalan yang dilalui dapat dilihat pada tabel berikut. VII-13

14 ID Tabel 7.3. Geometrik Jalan Rencana Koridor SAUM Kota Surabaya Nama Jalan Lebar/arah (m) Median (m) Keterangan Beberapa segmen <5m 1 A. Yani Raya Darmo Urip Sumoharjo Basuki Rachmad Way 5 Embong Malang Way 6 Blauran Way 7 Bubutan (Barat) Way 8 Bubutan (Timur) Way 9 Bubutan Way 10 Indrapura Way 11 Indrapura Way 12 Rajawali Tanjung Perak Barat Rajawali Way 15 Jembatan Merah Way 16 Veteran Way 17 Pahlawan Way 18 Gemblongan Way 19 Tunjungan Way 20 Gubernur Suryo Way 21 Sudirman Wonokromo Pasar Ngagel Bung Tomo Ngagel Jaya Selatan Ngagel Jaya Puncang Anom Timur Darmawangsa MayJend.Prof.DR.Moestopo Gubeng Pojok Sta. Gubeng Kusuma Bangsa Kapasari Simokerto Sidotopo Lor Raya Sidorame Karang Tembok Wonosari Lor Tenggumung Lakarsanti Menganti Jeruk Menganti Lidah Wetan Menganti Karangan Raya Menganti Mastrip Gunung Sari Jagir Wonokromo Panjang Jiwo Rungkut Rungkut Madya Medokan Ayu 5.00 VII-14

15 Jl. Wonosari Lor dan Jl. Tenggumung memiliki lebar perkerasan hanya 3 meter/arah, dengan kondisi padat hunian sepanjang kedua jalan ini. Dalam implementasinya perlu penanganan khusus dan hati-hati mengingat dibutuhkan sumber daya dan memunculkan dampak sosial yang tinggi. Untuk Jl Laskarsantri hingga Jl. Menganti Karangan juga memiliki lebar perkerasan hanya 3 meter, namun melihat adanya rencana pelebaran jalan Raya Menganti maka koridor ini memiliki peluang pelebaran dan perbaikan infrastruktur yang mendukung koridor SAUM. E. Uji Skenario Demand 3 Koridor SAUM Kota Surabaya Dalam bagian ini akan dilakukan uji simulasi untuk mengetahui demand 3 koridor SAUM kota Surabaya. Parameter-parameter dan asumsi yang digunakan dalam uji skenario ini adalah sebagai berikut: 1) Menggunakan moda berbasis jalan raya (bus); 2) SAUM memiliki lajur khusus (exclusive) namun tanpa penyertaan pengaturan prioritas di simpang yang ada; 3) Integrasi sistem dan tarif hanya untuk antar koridor BRT; 4) Headway rencana diambil sebesar 3 menit; 5) Diambil nilai tarif untuk SAUM sebesar Rp3.500; 6) Berdasarkan kondisi diatas maka diambil pendekatan kecepatan pelayanan SAUM sebesar 20 km/jam 4) (sudah termasuk waktu proses naik-turun penumpang); 7) Tidak menyertakan batasan kapasitas (capacity restraint) dalam uji skenario ini. 1. Uji Skenario Koridor Tunggal Skenario ini dilakukan untuk mengetahui besaran demand masing-masing koridor, dengan demikian akan diperoleh kirakira koridor mana yang akan diimplementasikan terlebih dahulu (implementasi hanya memperhatikan sisi demand). a) Demand Koridor A Panjang total rata-rata 17,2 km dengan total demand di kedua arah sebesar pax/jam. Rata-rata panjang perjalanan sebesar pengguna koridor A sebesar 6.94 km. Volume rata-rata koridor A sebesar pax/jam dengan volume maksimum terjadi pada pergerakan Utara-Selatan sebesar pax/jam. 4 ) Nilai 20 km/jam diambil berdasarkan pendekatan rata-rata hasil survai kinerja kecepatan BRT Transjakarta tahun 2011 VII-15

16 Gambar Profil Penumpang Koridor A Pergerakan Selatan- Utara (Purabaya-Kenjeran) Gambar Profil Penumpang Koridor A Pergerakan Utara- Selatan (Kenjeran-Purabaya) Gambar Profil Line Loading Koridor A VII-16

17 b) Demand Koridor B Panjang total rata-rata koridor 22.2 km. Total penumpang koridor B sebesar pax/jam. Volume maksimum sebesar pax/jam untuk arah pergerakan Utara-Selatan dan nilai volume rata-rata sebesar pax/jam. Panjang perjalanan rata-rata penumpang koridor B sebesar 7,3 km. Gambar Profil Penumpang Koridor B Pergerakan Selatan- Utara (Purabaya-Sidorame) Gambar Profil Penumpang Koridor B Pergerakan Utara- Selatan (Sidorame -Purabaya) VII-17

18 Gambar Profil Line Loading Koridor B c) Demand Koridor C Panjang rata-rata koridor 22.7 km, total penumpang sebesar pax/jam untuk kedua arah. Volume maksimum terjadi pada pergerakan barat-timur sebesar pax/jam dan rata-rata volume segmen untuk keseluruhan koridor sebesar pax/jam. Panjang perjalanan rata-rata penumpang dikoridor ini sebesesar 8.06 km. Gambar Profil Penumpang Koridor C Pergerakan Barat - Timur (Citra-UNESA) VII-18

19 Gambar Profil Penumpang Koridor C Pergerakan Timur- Barat (UNESA-Citra) Gambar Profil Line Loading Koridor C Tabel 7.4. Resume Uji Skenario Koridor Tunggal SAUM Kota Surabaya Corridor Dir Length Passanger Max Vol Av. Vol Seat (km) (pax/hour) (pax/hour) (pax/hour) Turn Over A S-U ,070 1,752 1, U-S ,045 3,162 1, B S-U ,405 1,517 1, U-S ,616 2,548 1, C B-T ,107 2,798 1, T-B ,072 2,603 1, VII-19

20 Dari hasil uji skenario tunggal diprediksi koridor C memiliki keunggulan dari jumlah demand eksisting yang ada. Nilai seat turn-over (pertukaran penumpang dalam kendaraan) di koridor yang ada cukup besar menandakan koridor ini dapat dipotong menjadi 2 koridor terpisah. Selama sistem dan tarif antar BRT terjadi pemisahan/pemotongan koridor tidak berpengaruh besar terhadap jumlah demand (tetap menjaga frekuensi armada koridor berikutnya agar tidak membuat penumpang menunggu terlalu lama). Selain pemotongan koridor, tingginya nilai seat turn-over dapat disiasati dengan menerapkan pola operasional khusus dimana dalam satu koridor terdapat lebih dari satu rute pelayanan. 2. Uji Skenario Multi Koridor Keseluruhan koridor BRT dalam uji skenario ini diasumsikan telah beroperasi secara bersamaan. Berikut tabulasi besaran demand untuk keseluruhan koridor dalam skenario multi koridor. Tabel 7.5. Resume Uji Skenario Multi Koridor SAUM Kota Surabaya Cor Dir Length Passangers (pax/hour) Volume Seat Turn-Over Ticket Transfer Total Max Average A S-U , ,566 2,235 1, U-S , ,561 3,486 1, B S-U , ,139 1,867 1, U-S , ,894 2,486 1, C B-T , ,829 3,508 2, T-B , ,165 2,958 2, Total penumpang yang diangkut seluruh koridor BRT meningkat 19% dibandingkan total penumpang seluruh koridor BRT skenario tunggal. Jika dilihat dari jumlah transaksi, jumlah transaksi skenario multi koridor lebih besar 6.8% dibandingkan skenario tunggal. Pada koridor A terjadi peningkatan jumlah transaksi sebesar 3% dan total penumpang koridor A 14% lebih tinggi dibandingkan skenario tunggal. Peningkatan jumlah penumpang tertinggi terjadi pada koridor C dengan peningkatan sebesar 28% (peningkatan jumlah transaksi 13%) sedangkan untuk koridor B peningkatan jumlah penumpang yang terjadi sebesar 2% (meningkat 13% untuk jumlah transaksi). Jumlah penumpang yang transfer antar koridor sebesar 3,111 pax/jam (10.32% dari total penumpang seluruh koridor). VII-20

21 Gambar Profil Line Loading Koridor BRT Skenario Multi Koridor Gambar Profil Penumpang Koridor A Pergerakan Selatan- Utara (Skenario Multi Koridor) Gambar Profil Penumpang Koridor A Pergerakan Utara- Selatan (Skenario Multi Koridor) VII-21

22 Gambar Profil Penumpang Koridor B Pergerakan Selatan- Utara (Skenario Multi Koridor) Gambar Profil Penumpang Koridor B Pergerakan Utara- Selatan (Skenario Multi Koridor) Gambar Profil Penumpang Koridor C Pergerakan Barat- Timur (Skenario Multi Koridor) VII-22

23 Gambar Profil Penumpang Koridor C Pergerakan Timur- Barat (Skenario Multi Koridor) F. Kebutuhan Armada SAUM Surabaya Kebutuhan armada dihitung dari demand tahun dasar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kapasitas minimum SAUM yang dibutuhkan. 1. Jumlah Armada Operasional Tahap awal dilakukan perhitungan jumlah armada yang dapat melayani koridor dengan kecepatan pelayanan v, panjang koridor L danheadway pelayanan h. Jumlah armada yang dibutuhkan dihitung menggunakan rumus berikut: N 0 = (2L v 60) + T L h N = N o (1 + C) dimana: N = jumlah kebutuhan armada; L = panjang trayek (km); v = kecepatan tempuh rencana (km/jam); T L = layover time (menit); h = headway (menit); C = Konstanta, jumlah kendaraan cadangan 10% dari jumlah armada operasional. Secara keseluruhan kebutuhan armada untuk masing-masing koridor dapat dilihat dalam tabel berikut: VII-23

24 Tabel 7.6. Tabulasi Kebutuhan Jumlah Armada SAUM Surabaya Koridor L v Tl h N o N A B C Perkiraan Dimensi Moda Tahap selanjutnya memperkirakan besaran kapasitas moda (dimensi) yang dapat melayani penumpang dalam berdasarkanvolume tersibuk atau volume rata-rata. Perhitungan kapasitas satu buah moda dapat menggunakan pendekatan rumus berikut: dimana: C o C b = LF F N sb C b = Kapasitas moda (penumpang/kendaraan); C o = Jumlah penumpang (demand, pax/jam); LF = Load Factor (faktor muat desain); N sb = Jumlah platform; F = Frekuensi (kendaraan/jam); Dan berikut ini hasil perhitungan dimensi SAUM kota Surabaya. Cor Tabel 7.7. Perkiraan Dimensi SAUM Kota Surabaya Volume Maximum Volume Rata-Rata LF 5) Nsb F Cbmax Cbvrg LFvrg Cbmax A 3,486 1, B 2,486 1, C 3,508 2, Berdasarkan Tabel 7.7diatas, maka untuk SAUM kota Surabaya membutuhkan kapasitas satu moda pax/jam. Dari kebutuhan ini maka jenis moda yang bisa digunakan adalah jenis bus tempel (articulated bus). 5 ) Nilai LF ijin diambil 1 dengan asumsi kapasitas kendaraan adalah jumlah total penumpang maksimum yang dapat diangkut bukan berdasarkan jumlah kursi yang ada VII-24

25 Volume (pax/jam) Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan 4,000 C bmax adalah nilai dimensi bus jika dihitung berdasarkan volume maksimum dari masing-masing koridor dan C bvrg dihitung berdasarkan volume rata-rata tiap koridor. Jika dihitung besaran faktor muat rata-rata koridor berdasarkan kapasitas bus terbesar (LF vrg C bmax ) koridor A akan memiliki nilai LF sebesar 0.43 sedangkan untuk koridor B dan C masing-masing adalah 0.55 dan Penentuan dimensi dengan memperhatikan volume maksimum akan menjamin seluruh penumpang akan terangkut dalam satu jam namun tidak menjamin memberikan nilai LF rata-rata yang baik diseluruh koridor. Penentuan nilai dimensi dengan memperhatikan volume rata-rata ruas akan mengakibatkan penumpukan penumpang (berakibat sebagian penumpang tidak terangkut atau beralih ke moda lain) dan nilai LF rata-rata koridor belum tentu mendekati nilai 1,0. Tinjau kasus berikut, jika pergerakan rute X memiliki nilai flow maksimum pax/jam. 3,500 Capacity Max (~C bmax * F) 3,000 2,500 2,000 1,500 ~C bvrg * F 1, Direct Line Shelter ID Gambar Komparasi Demand Skenario Kapasitas Moda Moda yang digunakan dalam contoh diatas adalah bus kapasitas 170 pax/bus dan 80 pax/bus. Dari Gambar 7.27 terlihat, saat jumlah penumpang di segmen telah menyamai kapasitas moda maka otomatis penumpang pada shelter berikutnya dapat masuk kedalam kendaraan hanya jika ada penumpang yang turun pada shelter tersebut. Pada Gambar 7.27, terlihat pada halte ID 15 hingga halte ID 18 sebagian penumpangnya tidak dapat menggunakan pelayanan yang ada. Untuk menanggulangi hal VII-25

26 tersebut di buat satu rute khusus (direct line) yang mulai melayani dari halte ID 15 dengan jenis bus dan frekuensi yang sama. Nilai LF untuk rute pertama (full corridor) sebesar 0.6 sedangkan untuk bus ke-2 (direct line) sebesar Lokasi Halte Lokasi titik-titik naik-turun dan transfer penumpang dapat direncanakan berdasarkan gambar hasil model baik titik boarding, titik alighting maupun total keduanya. Ukuran dimensi halte dan platform hendaknya memperhatikan jumlah total aktivitas penumpang di titik tersebut. Gambar Titik Aktivitas Penumpang Naik di Koridor SAUM Kota Surabaya Gambar Titik Aktivitas Penumpang Turun di Koridor SAUM Kota Surabaya VII-26

27 Gambar Jumlah Aktivitas Naik-Turun Penumpang di Halte Koridor SAUM Kota Surabaya 4. Estimasi Biaya Operasional Biaya operasional bus sangat dipengaruhi oleh beberapa komponen berikut: a) Biaya investasi bus :Meliputi biaya investasi bus, asuransi, bunga atas modal serta perkiraan nilai residu setelah masa waktu depresiasi. b) Biaya profit investasi bus, diambil sebesar 10% dari biaya investasi bus. c) Biaya operasional dan pemeliharaan meliputi: 1) Biaya Bahan Bakar per bus per tahun; 2) Biaya perawatan dan suku cadang per bus per tahun; 3) Biaya pramudi per bus per tahun; 4) Biaya mekanik per bus per tahun; 5) Biaya terminal per bus per tahun; 6) Pajak dan KIR per bus. d) Biaya operasional kantor dan manajemen meliputi: 1) Biaya SDM Bengkel dan Pool; 2) Biaya SDM Management dan Kantor Per Bus; 3) Biaya operasional kantor Per Bus; 4) Biaya operasional bengkel Per Bus; 5) Biaya perawatan pool dan bengkel per bus; 6) Biaya depresiasi peralatan kantor dan bengkel per bus; 7) Biaya depresiasi bangunan dan Lahan pool per bus; VII-27

28 8) Biaya perawatan peralatan kantor per bus. a) Biaya Investasi Bus Asumsi untuk biaya bus adalah sebagai berikut: 1) Harga bus tempel diesel (articulatedbus) EURO 2 sebesar Rp 4 Miliar sedangkan untuk bus tempel CNGdan EURO 6 diasumsikan 1,2 dari harga bus diesel EURO 2; 2) Suku bunga flat 8%; 3) Masa penyusutan 7 tahun; 4) Nilai residu bus dari harga bus setelah 7 tahun sebesar 30% untuk diesel bus dan 50% untuk CNG bus; 5) Biaya profisi sebesar 2.5% dari harga bus; 6) Asuransi sebesar 1.5% dari harga bus. Tabel 7.8. Tabulasi Perhitungan Biaya Investasi Bus SAUM Kota Surabaya (EURO 2 Diesel Bus) NO Investasi Bus KORIDOR A KORIDOR B KORIDOR C I Umum 1 Harga Unit Bus (Rupiah) 4,000,000,000 4,000,000,000 4,000,000,000 Investasi pengadaan bus per koridor 2 (rupiah) 120,000,000, ,000,000, ,000,000,000 3 Suku bunga flat (%) 8.00% 8.00% 8.00% 4 Masa penyusutan sasis dan mesin (tahun) Nilai residu sasis dan mesin pada umur 5 akhir body 7 tahun (%) 30% 30% 30% 6 Harga residu (rupiah) 1,200,000,000 1,200,000,000 1,200,000,000 7 Masa pinjaman (tahun) II Investasi Bus Biaya profisi (legal admin) 2,5% harga 1 bus 14,285,714 14,285,714 14,285,714 Asuransi Total Loss Only (TLO) per bus 2 1,5% harga bis 60,000,000 60,000,000 60,000,000 3 Nilai depresiasi per bus pertahun 400,000, ,000, ,000,000 4 Biaya bunga atas modal per bus per tahun 320,000, ,000, ,000,000 Biaya investasi per bus pertahun (rupiah/bus/tahun) 794,285, ,285, ,285,714 Total biaya investasi per koridor pertahun (rupiah/koridor/tahun) 23,828,571,429 28,594,285,714 30,977,142,857 Biaya investasi per bus per bulan (rupiah/bus/bulan) 66,190,476 66,190,476 66,190,476 Biaya investasi per koridor per bulan (rupiah/koridor/bulan) 1,985,714,286 2,382,857,143 2,581,428,571 Biaya Investasi Per Bus Per Kilometer (Rp/km) 7,163 6,855 7,331 VII-28

29 Tabel 7.9. Tabulasi Perhitungan Biaya Investasi Bus SAUM Kota Surabaya (CNG Bus) NO Investasi Bus KORIDOR A KORIDOR B KORIDOR C I Umum 1 Harga Unit Bus (Rupiah) 4,800,000,000 4,800,000,000 4,800,000,000 Investasi pengadaan bus per koridor 2 (rupiah) 144,000,000, ,800,000, ,200,000,000 3 Suku bunga flat (%) 8.00% 8.00% 8.00% 4 Masa penyusutan sasis dan mesin (tahun) Nilai residu sasis dan mesin pada umur 5 akhir body 7 tahun (%) 50% 50% 50% 6 Harga residu (rupiah) 2,400,000,000 2,400,000,000 2,400,000,000 7 Masa pinjaman (tahun) II Investasi Bus 1 Biaya profisi (legal admin) 2,5% harga bus 17,142,857 17,142,857 17,142,857 Asuransi Total Loss Only (TLO) per bus 2 1,5% harga bis 72,000,000 72,000,000 72,000,000 3 Nilai depresiasi per bus pertahun 342,857, ,857, ,000,000 4 Biaya bunga atas modal per bus per tahun 384,000, ,000, ,000,000 Biaya investasi per bus pertahun (rupiah/bus/tahun) 816,000, ,000, ,142,857 Total biaya investasi per koridor pertahun (rupiah/koridor/tahun) 24,480,000,000 29,376,000,000 37,172,571,429 Biaya investasi per bus per bulan (rupiah/bus/bulan) 68,000,000 68,000,000 79,428,571 Biaya investasi per koridor per bulan (rupiah/koridor/bulan) 2,040,000,000 2,448,000,000 3,097,714,286 Biaya Investasi Per Bus Per Kilometer (Rp/km) 7,359 7,042 8,797 Tabel Tabulasi Perhitungan Biaya Investasi Bus SAUM Kota Surabaya (EURO 6 Diesel Bus) NO Investasi Bus KORIDOR A KORIDOR B KORIDOR C I Umum 1 Harga Unit Bus (Rupiah) 4,800,000,000 4,800,000,000 4,800,000,000 Investasi pengadaan bus per koridor 2 (rupiah) 144,000,000, ,800,000, ,200,000,000 3 Suku bunga flat (%) 8.00% 8.00% 8.00% 4 Masa penyusutan sasis dan mesin (tahun) Nilai residu sasis dan mesin pada umur 5 akhir body 7 tahun (%) 30% 50% 30% 6 Harga residu (rupiah) 1,440,000,000 2,400,000,000 1,440,000,000 7 Masa pinjaman (tahun) II Investasi Bus Biaya profisi (legal admin) 2,5% harga 1 bus 17,142,857 17,142,857 17,142,857 Asuransi Total Loss Only (TLO) per bus 2 1,5% harga bis 72,000,000 72,000,000 72,000,000 3 Nilai depresiasi per bus pertahun 480,000, ,857, ,000,000 4 Biaya bunga atas modal per bus per tahun 384,000, ,000, ,000,000 Biaya investasi per bus pertahun (rupiah/bus/tahun) 953,142, ,000, ,142,857 Total biaya investasi per koridor pertahun (rupiah/koridor/tahun) 28,594,285,714 29,376,000,000 37,172,571,429 Biaya investasi per bus per bulan (rupiah/bus/bulan) 79,428,571 68,000,000 79,428,571 Biaya investasi per koridor per bulan 2,382,857,143 2,448,000,000 3,097,714,286 VII-29

30 NO Investasi Bus KORIDOR A KORIDOR B KORIDOR C (rupiah/koridor/bulan) Biaya Investasi Per Bus Per Kilometer (Rp/km) 8,596 7,042 8,797 b) Biaya Operasional dan Pemeliharaan Asumsi dan parameter yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Harga BBG sebesar Rp 3.500/LSP, solar Rp 5.500/liter dan Solar DEX Rp /liter; 2) Rasio konsumsi bahan bakar bus standar Diesel EURO 2 sebesar 1,2 km/liter, untuk BBG sebesar 1,5 km/lsp dan untuk Diesel EURO 6 sebesar 2.5 km/liter 6) (dengan bahan bakar diesel DEX); 3) Biaya pemeliharaan mesin Bus CNG 1,23 lebih tinggi dari biaya pemeliharaanbus diesel 7) (Biaya pemeliharaan mesin CNG 5,7% lebih murah namun ada tambahan biaya maintenance compression electricitycomponents dan baterai bus CNG); 4) Rasio jumlah bus terhadap jumlah tenaga mekanik sebesar 0.8 bus/orang; 5) Biaya operasional terminal sebesar Rp 5 juta. Tabel Tabulasi Biaya Operasional dan Pemeliharaan SAUM Kota Surabaya (EURO 2, diesel) NO Biaya Operasional dan Pemeliharaan KORIDOR A KORIDOR B KORIDOR C 1 Biaya Bahan Bakar per bus per tahun 508,200, ,069, ,584,000 2 Biaya perawatan dan suku cadang per bus per tahun 479,000, ,000, ,000,000 3 Biaya pramudi per bus per tahun 146,688, ,688, ,688,143 4 Biaya mekanik per bus per tahun 68,968,853 78,870,319 80,037,921 5 Biaya terminal per bus per tahun 5,000,000 5,000,000 5,000,000 7 Pajak dan KIR per bus 5,100,000 5,100,000 5,100,000 Total biaya operasional per bus 1,212,956,996 1,266,727,462 1,201,410,064 Total biaya operasional per bus/km 10,939 10,932 11,089 6 ) /bus/home/buses world/ record_run/ result/ 7 ) FTA-WV , Transit Bus Life Cycle Cost and Emissions Estimation, Final Reports VII-30

31 Tabel Tabulasi Biaya Operasional dan Pemeliharaan SAUM Kota Surabaya (EURO 6, diesel) NO Biaya Operasional dan Pemeliharaan KORIDOR A KORIDOR B KORIDOR C 1 Biaya Bahan Bakar per bus per tahun 452,390, ,747, ,050,048 2 Biaya perawatan dan suku cadang per bus per tahun 479,000, ,000, ,000,000 3 Biaya pramudi per bus per tahun 146,688, ,688, ,688,143 4 Biaya mekanik per bus per tahun 68,968,853 78,870,319 80,037,921 5 Biaya terminal per bus per tahun 5,000,000 5,000,000 5,000,000 7 Pajak dan KIR per bus 5,100,000 5,100,000 5,100,000 Total biaya operasional per bus 1,157,147,396 1,208,406,430 1,146,876,112 Total biaya operasional per bus/km 10,436 10,429 10,585 Tabel Tabulasi Biaya Operasional dan Pemeliharaan SAUM Kota Surabaya (CNG) NO Biaya Operasional dan Pemeliharaan KORIDOR A KORIDOR B KORIDOR C 1 Biaya Bahan Bakar per bus per tahun 388,080, ,543, ,209,600 2 Biaya perawatan dan suku cadang per bus per tahun 589,000, ,000, ,000,000 3 Biaya pramudi per bus per tahun 146,688, ,688, ,688,143 4 Biaya mekanik per bus per tahun 68,968,853 78,870,319 80,037,921 5 Biaya terminal per bus per tahun 5,000,000 5,000,000 5,000,000 7 Pajak dan KIR per bus 5,100,000 5,100,000 5,100,000 Total biaya operasional per bus 1,202,836,996 1,256,202,062 1,191,035,664 Total biaya operasional per bus/km 10,848 10,842 10,993 c) Biaya OverheadOperasinal Manajemen Kantor Asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Jam operasi SAUM 17 jam (05:00 20:00) sedangkan jam kerja pengemudi 7 jam (1 jam digunakan sebagai istirahat); 2) Panjang rute opersional sebesar 1.1 dari panjang koridor; 3) Pekerjaan pengecekan dilakukan setiap 5000km/bus yang dilakukan oleh 0,5 mekanik (1 orang mekanik melakukan pengecekan 2 bus/hari); 4) Staff kantor (administrasi, operasional, keuangan dll) masing-masing jumlahnya diasumsikan sebesar 1/8 jumlah armada bus total; 5) Tukang cuci armada bus diambil sebesar ¼ jumlah bus; 6) Petugas bagian komunikasi diambil sebesar 1/8 jumlah bus untuk setiap shiftnya (2 shift/hari); 7) Untuk tenaga manajemen jumlah dan jenisnya seperti dijabarkan dalam 8) Tabel 7.14berikut. VII-31

32 Tabel Kebutuhan Tenaga Manajemen SAUM Kota Surabaya Jabatan Jumlah Satuan Keterangan Direktur 1.0 Orang direktur Kepala divisi maintenance 1.0 Orang manajer Kepala perbaikan & perawatan 1.0 Orang supervisor Kepala bagian gudang dan spare parts 1.0 Orang supervisor Kepala divisi operasi 1.0 Orang manajer Kepala bagian operasional 1.0 Orang supervisor Kepala bagian administrasi & keuangan 1.0 Orang supervisor Office boy 1.0 Orang staf Satpam 6.0 Orang masing-masing shift 2 orang Untuk kebutuhan luasan pool menggunakan perhitungan sebagaimana terlampir dalam Tabel 7.15 berikut. Tabel Pendekatan Menghitung Luasan Pool Deskripsi Spesifikasi Unit Area parker Parkir bus = 91 m2 x jumlah bus 91 m2 Parkir kendaraan karyawan = 6 m2 x 0,5 jumlah karyawan 3 m2 Parkir motor = 2 m2 x 0,5 jumlah karyawan 1 m2 Area service Bus Bay service dan perbaikan (jumlah pekerjaan harian x 0.2 x 60m2) 12 m2 Bay Reg Maintenance (jumlah pekerjaan harian x 0.4 x 60m2) 24 m2 Bay Body Repair (Jum Pekerjaan x 0.1 x 60 m2) 6 m2 Bay Pencucian (Jum Pekerjaan x 0.2 x 60 m2) 12 m2 Bay Pengecekan (Jum Pekerjaan x 0.2 x 60 m2) 12 m2 Area pengisian BBM = Jmlh bus operasi x 0,2 x 60 m2 12 m2 Gudang Alat = 1 x 3 x 4 12 m2 Bahan dan spare parts = 2 x (1x3 x 4) 12 m2 Kantor Management = 1 x 4 x 8 32 m2 Operasional = 1 x 4 x 8 32 m2 Bengkel = 1 x 4 x 8 32 m2 Ruang Ganti mekanik = 1,2 m2 x jumlah mekanik 1.2 m2 Istirahat driver = 2,2 m2 x jumlah driver 2.2 m2 Musholla = 0,8 m2 x jumlah karyawan 0.8 m2 Kamar mandi = 0,6 m2 x jumlah karyawan 0.6 m2 WC = 0,4 m2 x jumlah karyawan 0.4 m2 Ruang rapat = 1 x 4 x 8 32 m2 Loby dan ruang tamu = 1 x 3 x 4 12 m2 Pos Satpam = 1 x 2 x 3 6 m2 Taman (ruang hijau) = 0,2 m2 x luas total area pool 0.2 m2 VII-32

33 Tabel Biaya O-M SAUM Kota Surabaya No Biaya overhead O-M/BUS Koridor A Koridor B Koridor C 1 Biaya SDM Bengkel dan Pool 76,918,586 71,761,147 69,470,378 2 Biaya SDM Management dan Kantor Per Bus 8,602,069 7,337,059 6,742,162 3 Biaya operasional kantor Per Bus 47,131,034 40,200,000 36,940,541 4 Biaya operasional bengkel Per Bus 15,765,517 13,447,059 12,356,757 5 Biaya perawatan pool dan bengkel per bus 13,596,595 13,868,100 13,870,349 6 Biaya depresiasi peralatan kantor dan bengkel per bus 12,116,836 10,334,948 9,496,979 7 Biaya depresiasi bangunan dan Lahan pool per bus 29,431,527 30,017,892 30,023,729 8 Biaya perawatan peralatan kantor per bus 2,462,173 2,100,089 1,929,811 Total biaya operasional per bus 206,024, ,066, ,830,707 Total biaya operasional per bus/km 1,858 1,632 1,669 Dengan demikian dari total biaya seluruh koridor SAUM rencana dapat diperoleh gambaran tarif teknis untuk masing-masing koridor. Berikut hasil kalkulasi besaran biaya operasional SAUM kota Surabaya. Tabel Resume Biaya Operasional Koridor SAUM Kota Surabaya Item BBG EURO 2 EURO 6 Koridor A Cost/bus/km/jam Investasi Bus 7,359 7,163 8,596 Profit 10% Investasi Bus Biaya Operasional dan Pemeliharaan 10,848 10,939 10,436 Biaya overhead O-M 1,858 1,858 1,858 Total cost/bus/km/jam 20,801 20,677 21,750 Total cost/koridor/jam 21,841,490 21,711,133 22,837,395 Koridor B Cost/bus/km/jam Investasi Bus 7,042 7,042 7,042 Profit 10% Investasi Bus 704 Biaya Operasional dan Pemeliharaan 10,842 8,682 10,429 Biaya overhead O-M 1,632 1,632 1,632 Total 20,220 18,061 19,807 Total cost/koridor/jam 30,426,862 27,177,755 29,806,139 Koridor C Cost/bus/km Investasi Bus 8,797 7,331 8,797 Profit 10% Investasi Bus 880 Biaya Operasional dan Pemeliharaan 10,993 11,089 10,585 Biaya overhead O-M 1,669 1,669 1,669 Total 22,339 20,822 21,931 Total cost/koridor/jam 39,727,532 37,029,565 39,002,691 VII-33

34 Koridor A Tabel Estimasi Tarif Teknis SAUM Kota Surabaya Biaya(Rp 1,000,000) Permintaan (pax) Tarif (Rp/pax) Jam 2 an Tahunan Jam Puncak Tahunan BBG , ,177 EURO , ,610 21,940,479 6,140 EURO , ,459 Koridor B BBG , ,871 EURO , ,688 32,157,240 5,244 EURO , ,751 Koridor C BBG , ,942 EURO , ,499 41,487,752 5,538 EURO , ,833 Besaran tarif teknis diperoleh dari hasil pembagian biaya total tahunan denganestimasi permintaan total (demand) tahunan. Total biaya tahunan diperoleh dengan mengalikan nilai total biaya (cost) koridor/jam untuk masing-masing koridor dan moda dengan jumlah jam pelayanan dalam setahun (17 jam/hari x 365 hari/tahun =6,205 jam/tahun). Nilai permintaan (demand) tahunan tersebut diperoleh dengan menggunakan rumusan sebagai berikut: Demand anual = Demand peak 3320 Asumsi penetapan konstanta pengali tahunan sebesar 3,320 adalah sebagai berikut: 1) Permintaan (demand) harian(hari kerja)diperoleh dengan membagikan nilai permintaan (demand) satu jam sibuk dengan faktor jam sibuk(peak hour factor/phf) sebesar 10%; 2) weekend factor sebesar 75% hari kerja dengan jumlah weekend dalam setahun sebanyak 104 hari; 3) hari libur (holiday) sebesar 50% hari kerja. Dimana jumlah hari libur diambil sebesar 14 hari; 4) Hari kerja diambil sebanyak 247 hari yang merupakan pengurangan jumlah hari dalam satu tahun dikurangi total jumlah weekend day dan holiday; VII-34

35 Dari hasil perhitungan terlihat besaran nilai tarif teknis lebih besar dari tarif yang digunakan dalam simulasi (Rp. 3,500) hal ini menandakan dalam pelaksanaannya akan diperlukan subsidi dari pemerintah. G. Analisis Emisi SAUM Kota Surabaya Analisis emisi akan dibahas untuk masing-masing jenis bahan bakar yang digunakan. Besaran emisi dihitung melalui pendekatan volume bahan bakar yang digunakan selama operasional SAUM. Dalam studi ini tidak dibahas secara detail besaran konsumsi bahan bakar akibat pengaruh kemiringan jalan, kecepatan kendaraan, percepatan/perlambatan kendaraan dan pola penggunaan gear ratio selama pengoperasiannya karena dianggap telah direpresentasikan oleh asumsi kecepatan operasional/disain selama SAUM beroperasi. Perhitungan emisi akan menggunakan pendekatan yang dilakukan oleh Department of Climate Change and Energy Efficiency, Australia 8) dengan menggunakan konstanta berikut ini. Tabel Koefisien Emisi Bahan Bakar Kendaraan Transprtasi Transport Fuel Energy Emission factor (EF) kg Num Unit CO2 CH4 N2O General Transports Gasoline 34.2 GJ/KL Diesel oil 38.6 GJ/KL Kerosene 36.8 GJ/KL LPG 26.2 GJ/KL Biodiesel 34.6 GJ/KL Natural gas GJ/m Post-2004 vehicles Gasoline 34.2 GJ/KL Diesel 38.6 GJ/KL LPG 26.2 GJ/KL Ethanol 23.4 GJ/KL Euro design standards Euro i4 or higher Diesel Oil 38.6 GJ/KL EURO 3 Diesel Oil 38.6 GJ/KL EURO 2 Diesel Oil 38.6 GJ/KL Kemudian nilai emisi suatu bahan bakar dihitung dengan rumusan berikut: E ij = Q i EC i EF ij ) 2012, Department of Climate Change and Energy Efficiency, ISBN: VII-35

36 Dimana: E ij = Emisi gas i untuk jenis bahan bakar j (CO 2 -equivalen ton) Q j = Volume bahan bakar j yang digunakan (kilter, GJ) EC ij = Emisi gas i untuk jenis bahan bakar j (GJ/kL, GJ/m 3 ) EF ij = Emisi factor gas i untuk jenis bahan bakar j Tahap pertama untuk menghitung emisi adalah menghitung konsumsi bahan bakar dalam satu hari untuk setiap koridor SAUM. Kor Length NObus Tabel Konsumsi Bahan Bakar Tiap Koridor Bus Km (km/day/bus) Fuel Rate (liter/km/bus) Fuel Consumption (liter/day/coridor) BBG EURO 2 EURO 6 BBG EURO 2 EURO 6 A ,452 6,210 2,981 B ,044 7,537 3,618 C ,520 7,933 3,808 Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan emisi yang dihasilkan untuk masing-masing koridor. Tabel Perkiraan Besaran Emisi SAUM Kota Surabaya Corr Qj ECij EFij Emision (kg CO2-e) Total CO2-e vol unit factor Unit CO2 CH4 N2O CO2 CH4 N2O (kg/day) BBG A 7,452 liter GJ/m , ,578 B 9,044 liter GJ/m , ,906 C 9,520 liter GJ/m , ,901 EURO 2 Diesel A 6,210 liter 38.6 GJ/1000L , ,755 B 7,537 liter 38.6 GJ/1000L , ,335 C 7,933 liter 38.6 GJ/1000L , ,405 EURO 6 Diesel A 2,981 liter 38.6 GJ/1000L , ,025 B 3,618 liter 38.6 GJ/1000L , ,740 C 3,808 liter 38.6 GJ/1000L , ,252 VII-36

37 H. Perkiraan Pertumbuhan Demand SAUM Kota Surabaya di Masa Mendatang Pada bagian sebelumnya telah dilakukan perhitungan pada tahun dasar. Selanjutnya dilakukan simulasi untuk mengetahui perkembangan jumlah demand SAUM di masa mendatang yang berpengaruh pada sistem dan jenis SAUM masa depan. Selain itu, dengan mengetahui perkiraan kondisi masa mendatang maka dapat diperkirakan kebutuhan perbaikan sistem angkutan umum yang ada di koridor-koridor lain. Simulasi akan dilakukan untuk tahun 2030 yang kemudian akan dilakukan interpolasi sederhana untuk mengetahui trend pertumbuhan demand yang ada. Gambar Volume Penumpang Koridor SAUM Kota Surabaya Tahun 2030 Pertumbuhan penumpang rata-rata seluruh koridor di tahun 2030 sebesar 40.82%. Berkaitan dengan kapasitas kendaraan maka dilakukan analisis volume maksimum masing-masing ruas untuk mengetahui kebutuhan jenis moda yang tepat. VII-37

38 Tabel Perkiraan Volume Maksimum di Segmen SAUM Kota Surabaya Corr Vol Seg max Cbmax H=3 min H=2 min Cor A , , , , Cor B , , , , Cor C , , , , Bus yang digunakan dalam simulasi adalah bus tempel (articulated bus) dengan kapasitas tiap bus sebesar 170 penumpang (pax). Dengan mempertahankan headway 3 menit koridor A maupun koridor C telah mengalami over-demand. Jika peluang memperkecil headway masih dimungkinkan maka dengan membuat headway pelayanan menjadi 2 menit, kebutuhan kapasitas di koridor A dan C dapat teratasi. Jika diperkirakan kedepan kondisi beban lalu lintas sangat tinggi dan tidak dimungkinkan untuk memperkecil headway maka opsi lainnya adalah meningkatkan kapasitas moda BRT yang ada menjadi bus tempel ganda (Bi-Articulated Bus) atau transformasi ke moda jenis LRT. I. PerkembanganModa SAUM Kota Surabaya di Masa Mendatang Dengan tanpa memperhitungkan kendala fisik, ekonomi dan kebijakan Pemda, dimensi moda SAUM suatu kota selain dari sisi demand juga sangat dipengaruhi komponen lainnya yaitu desain headway dan kecepatan pelayanan. Kedua komponen tersebut akan berdampak langsung kepada besaran kapasitas yang disediakan. Melihat perkembangan demand SAUM kota Surabaya maka disusun suatu skenario penetapan moda sehingga akan diperoleh gambaran moda yang sesuai dan Pemda dapat mengambil langkah-langkah persiapan yang dianggap perlu. VII-38

39 Max Flow (pax/hour) Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1, Koridor A Koridor B Koridor C Gambar Perkiraan Arus Maksimum Koridor SAUM Kota Surabaya Asumsi desain headway pelayanan adalah 2.5, 3 dan 5 menit. BRT bisa lebih fleksibel untuk nilai headway, namun LRT dan MRT memiliki permasalahan untuk nilai headway yang kecil (<2menit) hal ini berkaitan dengan sistem persinyalan serta aspek keselamatan operasional. Minimum headway LRT dan MRT bisa mencapai 110 detik (~1.8 menit, dengan sistem sinyal yang sangat rumit dan teknologi yang terbaru) namun umumnya nilai headway desain terkecil untuk LRT dan MRT menggunakan nilai 140 detik (~2.3 menit). Untuk kecepatan desain, BRT memiliki hambatan lebih besar (khususnya di simpang dan jalur mix-traffic seperti flyover) kecuali jika didesain exclusive elevated. Kecepatan maksimum di ruas umumnya kurang dari 45 km/jam. Namun, dengan asumsi adanya tambahan waktu proses boarding-aligthing diperkirakan kecepatan layanan maksimum kurang dari 30 km/jam. LRT dan MRT dapat mencapai 70 km/jam (90 km/jam maksimum di dalam terowongan/tunnel). Kecepatan layanan maksimum bisa mencapai 50 km/jam. Berdasarkan batasan tersebut diambil kecepatan pelayanan yang akan disimulasikan sebesar 20, 25 dan 30 km/jam. Untuk kapasitas moda yang digunakan diambil nilai sebagai berikut: 1) Artikulated Bus : 170 pax/jam 2) Bi-Articulated Bus : 270 pax/jam 3) LRT : 350 pax/jam (Siemens Combino Plus, 2 cars) VII-39

40 Berikut hasil simulasi desain kapasitas moda berdasarkan desain headway dan kecepatan layanan. Tabel Perkiraan Moda SAUM Kota Surabaya Koridor A dan C (Berdasarkan Headway dan Kecepatan Desain) Koridor A dan Koridor C Mode Headway (min) Speed (kmph) LF ~ LF>1,0 LF>1, LF ~ Articulated Bus Bi-Articulated Bus LRT (caps 350 pax/h, 2 cars) LF ~ VII-40

KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU. REKAPITULASI BELUM REKAM ektp PERKELURAHAN

KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU. REKAPITULASI BELUM REKAM ektp PERKELURAHAN NO KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH 1 SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 2 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU 1 / 60 6,661 3 KENJERAN SIDOTOPO WETAN 5,683 4 TAMBAK SARI PLOSO 5,205 5 GUBENG 2 / 60 MOJO 5,195 6 SUKOMANUNGGAL

Lebih terperinci

DAFTAR INSTANSI GURU TENAGA HONORER KATEGORI II Lampiran Surat : Nomor : 800 / 3013 / /2013 Tanggal : 2 JULI 2013

DAFTAR INSTANSI GURU TENAGA HONORER KATEGORI II Lampiran Surat : Nomor : 800 / 3013 / /2013 Tanggal : 2 JULI 2013 DAFTAR INSTANSI GURU TENAGA HONORER KATEGORI II Lampiran Surat : Nomor : 800 / 3013 /436.7.6/2013 Tanggal : 2 JULI 2013 PUKUL/WAKTU SDN AIRLANGGA I/198 HARI : Kamis SDN AIRLANGGA III/200 TANGGAL : 04 Juli

Lebih terperinci

Lampiran Surat Nomor : 005/ / /2014 Tanggal :

Lampiran Surat Nomor : 005/ / /2014 Tanggal : Lampiran Surat Nomor : 005/ /436.6.4/2014 Tanggal : NO SEKOLAH JADWAL & TEMPAT PELAKSANAAN 1 SDN Kedung Baruk II No. 591 2 SDN Mojo VIII/227 3 SDN Kemayoran I / 24 4 SDN Kedung Cowek II No.254 5 SDN Kertajaya

Lebih terperinci

LAMPIRAN Nomor : 005/ / /2012 Tanggal : 04 Mei NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu

LAMPIRAN Nomor : 005/ / /2012 Tanggal : 04 Mei NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu LAMPIRAN Nomor : 005/ /436.6.4/2012 Tanggal : 04 Mei 2012 NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu 1 1 SDN AIRLANGGA I/198 2 2 SDN AIRLANGGA III/200 3 3 SDN AIRLANGGA V/573 (Digabung menjadi SDN AIRLANGGA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN

Lebih terperinci

JADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL

JADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL JADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI NO INSTANSI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL TEMPAT PEMOTRETAN KETERANGAN BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK 1 DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

1 SD NEGERI KEBONSARI I SDN ALON-ALON CONTONG I/ SDN Asemrowo SDN BABAT JERAWAT II/ 498 SURABAYA

1 SD NEGERI KEBONSARI I SDN ALON-ALON CONTONG I/ SDN Asemrowo SDN BABAT JERAWAT II/ 498 SURABAYA 1 SD NEGERI KEBONSARI I 200 0 0 2 SDN ALON-ALON CONTONG I/87 120 0 0 3 SDN Asemrowo 120 0 0 4 SDN BABAT JERAWAT II/ 498 SURABAYA 80 0 0 5 SDN BABATAN I/456 80 0 0 6 SDN BABATAN IV/459 80 0 0 7 SDN BANGKINGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

DATA POS PIN POLIO TAHUN 2016 SURABAYA SELATAN

DATA POS PIN POLIO TAHUN 2016 SURABAYA SELATAN BIDANG : SEKRETARIAT DATA POS PIN POLIO TAHUN 216 SURABAYA SELATAN NO KECAMATAN KELURAHAN PUSKESMAS / PUSTU PKM TTU POSYANDU TK/PAUD RS JUMLAH POS PIN TARGET PIN REALISASI PIN KET Pustu MALL PASAR STASIUN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 357 / / 2008 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 357 / / 2008 TENTANG WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45 / 357 / 436.1.2 / 2008 TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA.

TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA. SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/334/436.1.2/2014 TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA.

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/3/436.1.2/2017 TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK DAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2006 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 18 TAHUN

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 18 TAHUN SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/214/436.1.2/2009

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/214/436.1.2/2009 KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/214/436.1.2/2009 TENTANG PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN MILIK/DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA UNTUK PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA TENTANG

WALIKOTA SURABAYA TENTANG WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TAMBAHAN JAM PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN, KELURAHAN DAN PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI KOTA SURABAYA

BAGIAN ORGANISASI KOTA SURABAYA BAGIAN ORGANISASI KOTA SURABAYA 1 Amanat. KEGIATAN INI DILATAR BELAKANGI OLEH UU No. 25/2009 tentang Pelayanan Publik pasal 38 berbunyi penyelenggara pelayanan publik berkewajiban menilai kinerja pelayanan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA Nomor : 188.45/631/436.1.2/2011 TENTANG BATAS KELURAHAN DI KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan kepastian hukum terhadap

Lebih terperinci

PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 BAB II KEADAAN UMUM

PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 BAB II KEADAAN UMUM BAB II KEADAAN UMUM Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur dan kota terbesar nomor dua di Indonesia. Dalam struktur perwilayahan Provinsi Jawa Timur, Kota Surabaya merupakan kota orde I yang ditetapkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA ?il..ttt r77t ff./f PEMERNTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN OO1 TENTANG ORGANSAS KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALKOTA SURABAYA, Menimbang

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif 1

Ringkasan Eksekutif 1 A. PENDAHULUAN Sistem angkutan umum di sebagian besar kota-kota raya dan besar di Indonesia dilayani oleh angkutan umum jalan raya. Sistem angkutan umum yang baik, terencana, dan terkoordinasi dengan baik

Lebih terperinci

DATA JUMLAH MIKROLET DI KOTA SURABAYA 2017

DATA JUMLAH MIKROLET DI KOTA SURABAYA 2017 DATA JUMLAH MIKROLET DI KOTA SURABAYA 2017 NO. KODE TRAYEK JUMLAH 1 2 3 4 1 BJ Benowo-Kalimas Barat PP. 157 2 BK Bangkingan-Karang Pilang PP. 12 3 BM Bratang-Perumnas Menanggal PP. 40 4 C Pasar Loak/Sedayu-Karang

Lebih terperinci

OPTIMASI RUTE DAN JUMLAH FEEDER UNTUK SURABAYA MASS RAPID TRANSIT BOYORAIL

OPTIMASI RUTE DAN JUMLAH FEEDER UNTUK SURABAYA MASS RAPID TRANSIT BOYORAIL OPTIMASI RUTE DAN JUMLAH FEEDER UNTUK SURABAYA MASS RAPID TRANSIT BOYORAIL Siti Intan Khairani (2510100025) Dosen Pembimbing Co - Dosen Pembimbing : Iwan Vanany, S.T.,M.T.,PhD : Dody Hartanto, S.T, M.T

Lebih terperinci

PEMBAGIAN RAYON SISTEM DRAINASE

PEMBAGIAN RAYON SISTEM DRAINASE LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR : TANGGAL : PEMBAGIAN RAYON SISTEM DRAINASE RAYON SALURAN PRIMER SALURAN SEKUNDER Genteng Saluran Darmo Saluran Brawijaya Saluran Gajah Mada Saluran Hayam

Lebih terperinci

Daftar Alamat & Nama SMPN dan SMAN se Surabaya

Daftar Alamat & Nama SMPN dan SMAN se Surabaya Daftar Alamat & Nama SMPN dan SMAN se Surabaya Berikut dibawah ini adalah daftar nama, alamat dan no telpon SMP dan SMA Negeri yang ada di surabaya. SMP Negeri 1 Surabaya o Alamat : Jl Pacar No 4-6 Surabaya

Lebih terperinci

PERSEDIAAN AIR BERSIH JAMBAN TEMPAT SAMPAH % KK MEMILIKI JUMLAH KK JUMLAH KK MEMILIKI DIPERIKSA

PERSEDIAAN AIR BERSIH JAMBAN TEMPAT SAMPAH % KK MEMILIKI JUMLAH KK JUMLAH KK MEMILIKI DIPERIKSA Tabel Permukiman-1. Keluarga Dengan Sarana Sanitasi Dasar Menurut Kecamatan Kota Surabaya Tahun 2006 PERSEDIAAN AIR BERSIH JAMBAN TEMPAT SAMPAH PENGELOLAAN AIR LIMBAH NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KK 1

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG TAMBAHAN JAM PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DI

Lebih terperinci

TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Lampiran Undangan Pendampingan Kurikulum 2013 Nomor : 005/ 9095 / /2016 Tanggal : 30 September 2016

Lampiran Undangan Pendampingan Kurikulum 2013 Nomor : 005/ 9095 / /2016 Tanggal : 30 September 2016 Lampiran Undangan Pendampingan Kurikulum 2013 Nomor : 005/ 9095 /436.6.4/2016 Tanggal : 30 September 2016 SEKOLAH SASARAN PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013 JENJANG SD KOTA SURABAYA TAHUN 2016 No Tempat pelaksanaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 215 / /2009

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 215 / /2009 KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/ 215 /436.1.2/2009 TENTANG PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN BARANG MILIK/DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA BERUPA TAMAN DAN LAPANGAN BESERTA KELENGKAPANNYA OLEH DINAS

Lebih terperinci

Lampiran. Lampiran Data Kota Surabaya

Lampiran. Lampiran Data Kota Surabaya Lampiran Data Kota Surabaya 0 Lampiran 1. Rute/Trayek dan Jumlah Armada (Mikrolet) yang Terdaftar di Kota Surabaya NO KODE LYN RUTE PANJANG JUMLAH 1 BJ Benowo - Kalimas Barat PP 41 156 2 BK Bangkingan

Lebih terperinci

Lahan Terbangun (HA) Luas wilayah (HA)

Lahan Terbangun (HA) Luas wilayah (HA) Tabel Lahan-1. Proporsi Kegiatan Terbangun Terhadap Luas Lahan No. Kecamatan Luas wilayah (HA) Lahan Terbangun (HA) Proporsi keg. Terbangun dengan Luas Lahan (%) Klasifikasi 1 2 3 4 5=4/5*100 6 Surabaya

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1965 TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAPRAJA SURABAYA DAN DAERAH TINGKAT II SURABAYA DENGAN MENGUBAH UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1950, TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

STUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA

STUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 STUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA Ratih Sekartadji 1, Hera Widyastuti 2, Wahju Herijanto 3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 Tabel DS-1. Penduduk Laki-laki Berusia 5-24 Tahun Menurut Golongan Umur dan Status No. Umur Tidak Sekolah SD SLTP SLTA Diploma Universitas 1 5-6 - 67,293-2 7-12 - 146,464-3 13-15 - - 70,214 4 16-18 70,170

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN MASYARAKAT DI LUAR JAM KERJA DI KECAMATAN, KELURAHAN DAN PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 217 / /2009

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 217 / /2009 KEPUTUSAN WALIKOTA NOMOR : 188.45/ 217 /436.1.2/2009 TENTANG PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN MILIK/DIKUASAI PEMERINTAH KOTA BERUPA SEKOLAH OLEH DINAS PENDIDIKAN KOTA WALIKOTA, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA TAHUN 2014 DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA TAHUN 2014 Lampiran II : PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA No KEGIATAN PENETAPAN KINERJA Indikator Sasaran Uraian Kegiatan Satuan Anggaran Setelah PAK % Capaian Kinerja Total Realisasi

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 Tabel DE-1. Luas Wilayah, Jumlah, Pertumbuhan dan menurut Kecamatan No. KECAMATAN Luas (Km2) Jumlah Tahun 2012 Pertumbuhan 2012 2012 1 SUKOMANUNGGAL 9.23 104,564 6.42 11,329 2 TANDES 11.07 97,124 3.36

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /14/ /2010 TENTANG TIM PEMBINA USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI KOTA SURABAYA

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /14/ /2010 TENTANG TIM PEMBINA USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/14/436.1.2/2010 TENTANG TIM PEMBINA USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melakukan

Lebih terperinci

Rencana Pengembangan Jaringan Jalan No. RencanaJaringanJalan Keterangan RencanaTahap I RencanaTahap II 1 Fungsi Arteri Primer Jl. Lingkar Luar Barat

Rencana Pengembangan Jaringan Jalan No. RencanaJaringanJalan Keterangan RencanaTahap I RencanaTahap II 1 Fungsi Arteri Primer Jl. Lingkar Luar Barat LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR : TANGGAL : Rencana Pengembangan Jaringan Jalan No. RencanaJaringanJalan Keterangan RencanaTahap I RencanaTahap II 1 Fungsi Arteri Primer Jl. Lingkar Luar

Lebih terperinci

BAD V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengelompokkan Kecamatan berdasarkan nilai skor faktor dinilai cukup

BAD V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengelompokkan Kecamatan berdasarkan nilai skor faktor dinilai cukup BAD V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan basil analisa data dan pembahasan, serta melihat tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 28 TAHUN 2006

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 28 TAHUN 2006 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 28 TAHUN 2006 TENTANG PELAYANAN MASYARAKAT DI LUAR JAM KERJA DI KECAMATAN, KELURAHAN DAN PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA

Lebih terperinci

Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi BAB VIII PENUTUP

Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi BAB VIII PENUTUP BAB VIII PENUTUP A. Kesimpulan 1) Dari hasil kajian dan analisis terhadap berbagai literatur dapat ditarik satu kesimpulan sebagai berikut : a) Ada beberapa definisi tentang angkutan massal namun salah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN

Lebih terperinci

PANJANG SALURAN TAHUN ANGGARAN Saluran Tipe A (JL. BULAK CUMPAT SRONO III ) TERSIER 151

PANJANG SALURAN TAHUN ANGGARAN Saluran Tipe A (JL. BULAK CUMPAT SRONO III ) TERSIER 151 TAHUN ANGGARAN 2016 No Nama Paket Pekerjaan JENIS SALURAN 1 Saluran Tipe A (JL. BULAK CUMPAT SRONO III ) TERSIER 151 2 Saluran Tipe B (JL. LAKARSANTRI III A RT 02 RW 03 ) TERSIER 464 3 Saluran Tipe A (JL.

Lebih terperinci

POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN

POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN Achmad Miftahur Rozak 3609 100 052 Pembimbing Putu Gde Ariastita ST. MT Program Studi Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA TRAYEK LYN BM SURABAYA JURUSAN BRATANG MENANGGAL DISUSUN OLEH : BIMA PUTRA

EVALUASI KINERJA TRAYEK LYN BM SURABAYA JURUSAN BRATANG MENANGGAL DISUSUN OLEH : BIMA PUTRA TUGAS AKHIR RC 090412 EVALUASI KINERJA TRAYEK LYN BM SURABAYA JURUSAN BRATANG MENANGGAL DISUSUN OLEH : BIMA PUTRA 3109.040.505 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

NAMA SEKOLAH KETERANGAN KECAMATAN NAMA INSTRUKTUR ASAL LEMBAGA

NAMA SEKOLAH KETERANGAN KECAMATAN NAMA INSTRUKTUR ASAL LEMBAGA Lampiran Surat Perintah Tugas Nomor : 800/9086/436.6.4/2016 Tanggal : 30 September 2016 SEKOLAH SASARAN PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013 JENJANG SD KOTA SURABAYA TAHUN 2016 NO 1 SDN KAPASARI VIII INDUK KLUSTER

Lebih terperinci

NO NAMA SEKOLAH KETERANGAN KECAMATAN NAMA INSTRUKTUR ASAL LEMBAGA

NO NAMA SEKOLAH KETERANGAN KECAMATAN NAMA INSTRUKTUR ASAL LEMBAGA Lampiran Surat Perintah Tugas Nomor : 800/9086/436.6.4/2016 Tanggal : 30 September 2016 SEKOLAH SASARAN PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013 JENJANG SD KOTA SURABAYA TAHUN 2016 NO NAMA SEKOLAH KETERANGAN KECAMATAN

Lebih terperinci

NO NAMA SEKOLAH KETERANGAN KECAMATAN NAMA INSTRUKTUR ASAL LEMBAGA

NO NAMA SEKOLAH KETERANGAN KECAMATAN NAMA INSTRUKTUR ASAL LEMBAGA Lampiran Surat Perintah Tugas Nomor : 800/9086/436.6.4/2016 Tanggal : 30 September 2016 SEKOLAH SASARAN PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013 JENJANG SD KOTA SURABAYA TAHUN 2016 NO NAMA SEKOLAH KETERANGAN KECAMATAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) DENGAN PEMBANGUNAN BUSLANE PARSIAL PADA KORIDOR UTARA-SELATAN KOTA SURABAYA

ANALISIS PENERAPAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) DENGAN PEMBANGUNAN BUSLANE PARSIAL PADA KORIDOR UTARA-SELATAN KOTA SURABAYA ANALISIS PENERAPAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) DENGAN PEMBANGUNAN BUSLANE PARSIAL PADA KORIDOR UTARA-SELATAN KOTA SURABAYA Fitra Hapsari dan Wahju Herijanto Manajemen dan Rekayasa Transportasi Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PROFIL SANITASI KOTA SURABAYA

PROFIL SANITASI KOTA SURABAYA PROFIL SANITASI KOTA SURABAYA 3.1. KONDISI UMUM SANITASI Gambaran umum kondisi sanitasi Kota Surabaya akan lebih diarahkan pada perbedaan kondisi sanitasi setempat on site yang ditinjau berdasarkan kondisi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. program yang akan diimplementasikan, yaitu berupa kebutuhan perangkat lunak

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. program yang akan diimplementasikan, yaitu berupa kebutuhan perangkat lunak BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Implementasi program merupakan implementasi dari hasil analisis, diharapkan dengan adanya implementasi ini dapat membantu perusahaan dalam melakukan perencanaan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Jumlah penduduk dan luas wilayah Kota Surabaya tahun 2008

Lampiran 1 Jumlah penduduk dan luas wilayah Kota Surabaya tahun 2008 Lampiran Jumlah penduduk dan luas wilayah Kota Surabaya tahun 28 No. Kecamatan Luas wilayah (km 2 ) Jumlah Penduduk. Sukomanunggal 9.23 8.557 2. Tandes.7 3.6 3. Asemrowo 5.44 4.732 4. Benowo 23.74 38.297

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel Klasifikasi Fungsi Jalan

Lampiran 1. Tabel Klasifikasi Fungsi Jalan Lampiran 1. Tabel Klasifikasi Fungsi Jalan LAMPIRAN NO. NAMA 1 Raya Diponegoro Pasar Kembang Raya Wonokromo Arteri Primer Tegalsari 2 A. Yani Raya Wonokromo Raya Waru (Sda) Arteri Primer Gayungan 3 Demak

Lebih terperinci

Optimasi Rute dan Jumlah Feeder untuk Surabaya Mass Rapid Transit Boyorail

Optimasi Rute dan Jumlah Feeder untuk Surabaya Mass Rapid Transit Boyorail JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (213) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) 1 Optimasi Rute dan Jumlah untuk Surabaya Mass Rapid Transit Boyorail Siti Intan Khairani, Iwan Vanany ST., MT.Ph.D, dan Dody

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 Tabel SP-1. Jumlah Rumah Tangga menurut Cara Pembuangan Sampah Kota: Surabaya Tahun Data : 2012 No. Kecamatan Jumlah RT Cara Pembuangan Angkut Timbun Bakar Ke Kali Lainnya 1 Sukomanunggal 29,811 131 -

Lebih terperinci

Indikator pengukuran kinerja jalan perkotaan

Indikator pengukuran kinerja jalan perkotaan Indikator pengukuran kinerja jalan perkotaan (MKJI, 1997 ; Khisty, 1990) Kapasitas (Capacity) Kapasitas adalah arus lalu lintas (stabil) maksimum yang dapat dipertahankan pada kondisi tertentu (geometri,

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN PERWAKILAN KANTOR PERTANAHAN KOTA SURABAYA DI PROVINSI

Lebih terperinci

Kondisi Jalan Beraspal dan Kelas Jalan Road Length by Type of Road Surfaces, Condition of Asphalted Roads and Road Classifications

Kondisi Jalan Beraspal dan Kelas Jalan Road Length by Type of Road Surfaces, Condition of Asphalted Roads and Road Classifications Tabel : 08.01.01 Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan, Kondisi Jalan Beraspal dan Kelas Jalan Road Length by Type of Road Surfaces, Condition of Asphalted Roads and Road Classifications 2006 2010 U r

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGGANTIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON BAGI UNIT SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Persepsi Masyarakat Pada Figur Tri Rismaharini Dalam Pileg 2014 Di Kota Surabaya Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunga n-

Lebih terperinci

NO HARI TANGGAL NAMA SEKOLAH WILAYAH ALAMAT SEKOLAH KETERANGAN. 1 SMK ST. LOUIS (KORWIL) Jl. Tidar 117 Surabaya. 2 SMK ABI Jl. Gembong 48 Surabaya

NO HARI TANGGAL NAMA SEKOLAH WILAYAH ALAMAT SEKOLAH KETERANGAN. 1 SMK ST. LOUIS (KORWIL) Jl. Tidar 117 Surabaya. 2 SMK ABI Jl. Gembong 48 Surabaya 1 SMK ST. LOUIS (KORWIL) Jl. Tidar 117 Surabaya 2 SMK ABI Jl. Gembong 48 Surabaya 3 SMK ANTARTIKA Jl. Banyu Urip Kidul II / 39 Surabaya 4 SMK BERDIKARI I Jl. Mayjend Prof. Dr. Moestopo no 79A 5 SMK BUBUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan kota Surabaya yang diikuti dengan pertumbuhan penduduk serta laju pertumbuhan ekonomi mengakibatkan kebutuhan akan transportasi cukup tinggi. Saat ini

Lebih terperinci

DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA 2015

DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA 2015 PEMERINTAH KOTA SURABAYA LAPORAN KINERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA 2015 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 2 BAB I PENDAHULUAN... 4 A. Latar Belakang... 4 B. Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan...

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DALAM MENDUKUNG ANGKUTAN MASSAL BUSWAY YANG BERKELANJUTAN DI SURABAYA

INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DALAM MENDUKUNG ANGKUTAN MASSAL BUSWAY YANG BERKELANJUTAN DI SURABAYA INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DALAM MENDUKUNG ANGKUTAN MASSAL BUSWAY YANG BERKELANJUTAN DI SURABAYA Dadang Supriyatno Jurusan Teknik Sipil, Prodi Teknik Transportasi, Universitas Negeri Surabaya Ketintang,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM INDUSTRI KOTA SURABAYA DAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN PENCEMARAN ATMOSFER

GAMBARAN UMUM INDUSTRI KOTA SURABAYA DAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN PENCEMARAN ATMOSFER BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1-1 1.2. Maksud, Tujuan, Dan Sasaran... 1-1 1.3. Lokasi Pekerjaan... 1-2 1.4. Lingkup Pekerjaan... 1-2 1.5. Peraturan Perundangan... 1-2 1.6. Sistematika Pembahasan...

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /410/ /2009

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /410/ /2009 WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/410/436.1.2/2009 TENTANG PENETAPAN PEMENANG LOMBA KEBERSIHAN SURABAYA GREEN AND CLEAN TAHUN 2009 Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan peran

Lebih terperinci

PERENCANAAN TIPIKAL RUMAH KOMPOS UNTUK PENGOLAHAN SAMPAH PASAR TRADISIONAL (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA)

PERENCANAAN TIPIKAL RUMAH KOMPOS UNTUK PENGOLAHAN SAMPAH PASAR TRADISIONAL (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA) PERENCANAAN TIPIKAL RUMAH KOMPOS UNTUK PENGOLAHAN SAMPAH PASAR TRADISIONAL (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA) Fathoni, A.K.R. dan Soedjono, E.S. Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP - ITS Surabaya email: addieet_90@enviro.its.ac.id

Lebih terperinci

Implementasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota DAMRI (Studi Kasus di Surabaya)

Implementasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota DAMRI (Studi Kasus di Surabaya) Implementasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota DAMRI (Studi Kasus di Surabaya) Kresna Oktafianto 1, Subiono 2, Subchan 3 Jurusan Matematika Fakultas MIPA, Institut

Lebih terperinci

---2 WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /565/ / 2010 TENTANG

---2 WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /565/ / 2010 TENTANG WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/565/436.1.2/ 2010 TENTANG PENETAPAN PEMENANG LOMBA KEBERSIHAN SURABAYA GREEN AND CLEAN TAHUN 2010 SURABAYA BERWARNA BUNGA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Kenaikan jumlah lansia: 1990 ke tahun 2000 = 34,5% 2000 ke tahun 2010 = 32,8%

Kenaikan jumlah lansia: 1990 ke tahun 2000 = 34,5% 2000 ke tahun 2010 = 32,8% Kota yang baik adalah kota yang dapat mengakomodir kebutuhan penghuninya termasuk kebutuhan masyarakat lansia, dalam hal taman bagi lansia. Taman lansia sangat diperlukan dalam sebuah perkotaan karena

Lebih terperinci

ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN DAN SIMPANG UNTUK PERSIAPAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) KORIDOR TIMUR - BARAT

ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN DAN SIMPANG UNTUK PERSIAPAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) KORIDOR TIMUR - BARAT ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN DAN SIMPANG UNTUK PERSIAPAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) KORIDOR TIMUR - BARAT S U R A B A Y A Oleh : ADITYA PUTRANTONO 3108.100.639 OKTOBER 2010 DEFINISI Bus Rapid Transit (BRT)

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /104/ /2014 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /104/ /2014 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/104/436.1.2/2014 TENTANG SATUAN PELAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA (SATLAK PB) DAN SATUAN TUGAS SATUAN PELAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA (SATGAS SATLAK PB)

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN (SAKIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PENERAPAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN (SAKIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PENERAPAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN (SAKIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA MENUJU SURABAYA LEBIH BAIK sebagai KOTA JASA dan PERDAGANGAN yang CERDAS, MANUSIAWI, BERMARTABAT,

Lebih terperinci

,076,137, ,977,912,386 1,416,054,050,351 1,010,861,076, ,424,923,013 1,526,285,999, ,231,948,775 7.

,076,137, ,977,912,386 1,416,054,050,351 1,010,861,076, ,424,923,013 1,526,285,999, ,231,948,775 7. vi PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINGKASAN ANGGARAN DAN MENURUT DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2013 LAMPIRAN II NOMOR TANGGAL : PERATURAN : 8 : 28 Oktober 2013 TIDAK LANGSUNG LANGSUNG JUMLAH TIDAK LANGSUNG LANGSUNG

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006 1 WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENGGANTIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON BAGI UNIT SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

PERENCANAAN ANGKUTAN BUS KORIDOR TERMINAL TAMBAK OSOWILANGUN PERAK KENJERAN SURABAYA

PERENCANAAN ANGKUTAN BUS KORIDOR TERMINAL TAMBAK OSOWILANGUN PERAK KENJERAN SURABAYA PERENCANAAN ANGKUTAN BUS KORIDOR TERMINAL TAMBAK OSOWILANGUN PERAK KENJERAN SURABAYA Satria Adyaksa, Ir. Wahju Herijanto, MT, Istiar, ST. MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

Perencanaan Trase Tram Sebagai Moda Transportasi Terintegrasi Untuk Surabaya Pusat

Perencanaan Trase Tram Sebagai Moda Transportasi Terintegrasi Untuk Surabaya Pusat Perencanaan Trase Tram Sebagai Moda Transportasi Terintegrasi Untuk Surabaya Pusat Ryan Faza Prasetyo, Ir. Wahyu Herijanto, MT Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Identifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya

Identifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya E47 Identifikasi Panjang Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya Ayu Tarviana Dewi, Ketut Dewi Martha Erli Handayeni Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

2009/ / /2012 (1) (2) (3) (4) 01. Sekolah/ Schools. 02. Kelas/ Classes

2009/ / /2012 (1) (2) (3) (4) 01. Sekolah/ Schools. 02. Kelas/ Classes Tabel : 04.01.16 4. SOSIAL BUDAYA / CULTURE SOCIAL Banyaknya Sekolah, Kelas, Murid, Ruang Belajar dan Guru pada Madrasah Tsanawiyah*) Number of School, Classes, Pupils, Classrooms and Teachers on Madrasah

Lebih terperinci

KELOMPOK NAMA SEKOLAH ALAMAT SEKOLAH

KELOMPOK NAMA SEKOLAH ALAMAT SEKOLAH 1 1 SDN ROMOKALISARI JL. ROMOKALISARI NO. 11 2 1 SDN BUBUTAN II JL. KOBLEN TENGAH 21 3 1 SDN KENJERAN 248 JL. PANTAI KENJERAN NO. 1 4 1 SDN DUKUH PAKIS I-486 JL.DUKUH PAKIS NO.69-71 5 1 SDN DUKUH MENANGGAL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian adalah cara mencari kebenaran dan asas-asas gejala alam, masyarakat, atau kemanusiaan berdasarkan disiplin ilmu tertentu (Kamus Besar Bahasa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur.

BAB IV ANALISIS DATA. yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur. BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Hasil Survey Primer Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan secara langsung kepada operator yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur. Metode wawancara

Lebih terperinci

(1) (2) (3) (4)

(1) (2) (3) (4) Tabel : 08.01.01 Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan, Kondisi Jalan Beraspal dan Kelas Jalan Road Length by Type of Road Surfaces, Condition of Asphalted Roads and Road Classifications 2007-2011 U r

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai Kota Perdagangan dan Jasa Internasional, Surabaya memegang peranan penting sebagai hub pembangunan kawasan Indonesia Timur. Sedangkan di sisi regional, Surabaya

Lebih terperinci

DATA KEPALA SD NEGERI

DATA KEPALA SD NEGERI DATA KEPALA SD NEGERI NO 1 Suharti S.Pd SDN ASEMROWO II/63 ASEMROWO 2 Ismiyatun S.Pd SD NEGERI GREGES No. 129 ASEMROWO 3 Drs SIDIK WIJONO SD NEGERI SUKOLILO NO. 250 BULAK 4 DRA HJ SITI MAISAROH SD NEGERI

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM KEBAKARAN SURABAYA I, SURABAYA II, SURABAYA III, SURABAYA IV DAN SURABAYA

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1965 TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAPRAJA SURABAYA DAN DAERAH TINGKAT II SURABAYA DENGAN MENGUBAH UNDANG-UNDANG NO. 12 TAHUN 1950, TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

Persentase guru SD adalah perbandingan antara jumlah

Persentase guru SD adalah perbandingan antara jumlah Kenyataan saat ini masyarakat sudah mempunyai kepedulian yang cukup tinggi terhadap upaya peningkatan sumber daya manusia. Variabel-variabel pendidikan yang digunakan antara lain : 1. Persentase guru Taman

Lebih terperinci

Ruang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Ruang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6) Tabel : 04.01.01 4. SOSIAL BUDAYA / CULTURE SOCIAL Banyaknya Sekolah, Ruang Belajar, Kelas, Guru dan Murid menurut Jenis dan Status Sekolah Number of Schools, Classrooms, Classes, Teachers and Pupils by

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara data primer dan data sekunder. 4.1.1 Data - Data Primer Data primer adalah data-data yang didapat dengan

Lebih terperinci

TENTANG WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM KEBAKARAN SURABAYA I, SURABAYA II, SURABAYA III, SURABAYA IV DAN SURABAYA

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 91 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur dan merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota Surabaya mempunyai kedudukan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /674/ / 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /674/ / 2011 TENTANG WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/674/436.1.2/ 2011 TENTANG PENETAPAN PEMENANG LOMBA KEBERSIHAN SURABAYA GREEN AND CLEAN TAHUN 2011 Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan peran

Lebih terperinci