PROFIL SANITASI KOTA SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL SANITASI KOTA SURABAYA"

Transkripsi

1 PROFIL SANITASI KOTA SURABAYA 3.1. KONDISI UMUM SANITASI Gambaran umum kondisi sanitasi Kota Surabaya akan lebih diarahkan pada perbedaan kondisi sanitasi setempat on site yang ditinjau berdasarkan kondisi permukiman yaitu dan permukiman sepanjang permukiman kumuh, tertata perairan. Pembagian kategori permukiman tersebut diharapkan dapat mewakili seluruh wilayah Kota Surabaya dalam menggambarkan kondisi sanitasi, karena untuk beberapa aspek wilayah permukiman kumuh, tertata dan sepanjang perairan tipikal dari perumahan maupun kondisi sanitasi dan lingkungan adalah relatif homogen untuk masing-masing wilayah Kondisi Umum Sanitasi Berdasarkan Permukiman Kumuh Kawasan kumuh adalah kawasan dimana rumah dan kondisi hunian masyarakat di kawasan tersebut sangat buruk. Rumah maupun sarana dan prasarana yang ada tidak sesuai dengan standar yang berlaku, baik standar kebutuhan, kepadatan bangunan, persyaratan rumah sehat, kebutuhan sarana air bersih, sanitasi maupun persyaratan kelengkapan prasarana jalan, ruang terbuka, serta kelengkapan fasilitas sosialnya. Ciri ciri permukiman kumuh, seperti yang diungkapkan oleh Prof. Dr. Parsudi Suparlan dalam buku Segi Sosial dan Ekonomi Permukiman Kumuh (1990) adalah : 1. Fasilitas umum yang kondisinya kurang atau tidak memadai. 2. Kondisi hunian rumah dan permukiman serta penggunaan ruang ruangnya mencerminkan penghuninya yang kurang mampu atau 3. miskin. Adanya tingkat frekuensi dan kepadatan volume yang tinggi dalam penggunaan ruang-ruang yang ada di permukiman kumuh sehingga mencerminkan adanya kesemrawutan tata ruang dan ketidakberdayaan ekonomi penghuninya. III 1

2 4. Permukiman kumuh merupakan suatu satuan satuan komunitas yang hidup secara tersendiri dengan batas-batas kebudayaan dan sosial yang jelas, yaitu terwujud sebagai : a. Sebuah komunitas tunggal, berada di tanah milik Negara, b. dan arena itu dapat digolongkan sebagai hunian liar. Satuan komunitas tunggal yang merupakan bagian dari c. sebuah RT atau sebuah RW. Sebuah satuan komunitas tunggal yang terwujud sebagai sebuah RT atau RW atau bahkan terwujud sebagai sebuah 5. Kelurahan, dan bukan hunian liar. Penghuni permukiman kumuh secara sosial dan ekonomi tidak homogen, warganya mempunyai mata pencaharian dan tingkat kepadatan yang beranekaragam, begitu juga asal muasalnya. Dalam masyarakat permukiman kumuh juga dikenal adanya pelapisan sosial berdasarkan atas kemampuan ekonomi mereka 6. yang berbeda-beda tersebut. Sebagian besar penghuni permukiman kumuh adalah mereka yang bekerja di sektor informal atau mempunyai mata pencaharian tambahan di sektor informal. Perumahan kumuh tidak layak huni adalah kondisi dimana rumah beserta lingkungannya tidak memenuhi persyaratan yang layak untuk tempat tinggal baik secara fisik, kesehatan maupun sosial, dengan kriteria antara lain : Luas lantai perkapita, di kota kurang dari 4 m² sedangkan untuk di desa kurang dari 10 m². Jenis atap rumah terbuat dari daun dan lainnya. Jenis dinding rumah terbuat dari anyaman bambu yang belum diproses. Jenis lantai tanah. Tidak mempunyai fasilitas tempat untuk Mandi, Cuci, Kakus (MCK). Letak persebaran pemukiman kumuh beredar hampir merata di seluruh kawasan kota Surabaya. Akan tetapi kawasan utara kota Surabaya teridentifikasi lebih banyak titik titik kawasan kumuhnya dibandingkan dengan kawasan lainnya. Berdasarkan identifikasi RTRW Kota Surabaya pada Tahun 2005, kelurahan kelurahan yang memiliki kawasan kumuh ada 23 buah yaitu : Ujung, Bulak Banteng, III 2

3 Wonokusumo, Sidotopo Wetan, Tanah Kali Kedinding, Bulak, Gading, Dupak, Bongkaran, Sukolilo, Gebang Putih, Medokan Semampir, Keputih, Gununganyar, Rungkut Menanggal, Wiyung, Waru Gunung, Benowo, Moro Krembangan, Romo Kalisari, Pabean Cantian, Sememi dan Kandangan Kondisi Umum Sanitasi Berdasar Permukiman Tertata Kawasan tertata adalah dimana bangunan rumah tata letak teratur serta telah memiliki sarana sanitasi. Kawasan tertata ini biasanya berupa kampung tertata atau perumahan yang dibangun oleh pengembang. Di Kota Surabaya sistem sanitasi di kawasan tertata masing-masing rumah sudah memiliki jamban yang dilengkapi tangki septik dan saluran pembuangan air limbah meskipun masih dibuang ke saluran air hujan. Jenis bangunan pelengkap untuk kawasan perumahan berbeda-beda tergantung tipe rumah. Untuk tipe rumah sederhana rata-rata menggunakan 2 cubluk yang dipasang secara seri sedangkan tipe rumah mewah sudah dilengkapi tangki septik beton dilengkapi sumur resapan dan airnya dialirkan ke saluran air hujan sedangkan untuk tangki septik fiber tidak terdapat resapan langsung dialirkan ke got Kondisi Umum Sanitasi Berdasar Permukiman Sepanjang Perairan Salah satu tujuan teknis sanitasi adalah penjagaan kualitas perairan dari pencemaran air limbah domestik. Dalam kerangka tujuan tersebut dan keberadaan perairan yang ada di dalam wilayah kota maka Surabaya dapat dibagi dalam 3 batas zona perairan, yaitu Zona Barat Sungai (ZBS), Zona Timur Sungai (ZTS) dan Zona Selatan Sungai (ZSS). Kondisi umum sanitasi berdasar batas perairan dapat ditinjau atas : 1. Area pengaruh sanitasi, yaitu batas pemukiman sepanjang sungai yang sistem sanitasinya berpotensi mempengaruhi kualitas air sungai. Untuk area pemukiman sepanjang sungai yang mempunyai topografi datar (kemiringan kurang dari 1%) : area III 3

4 pengaruh sanitasi pada sungai umumnya menjangkau bentang jarak sekitar m dari bantaran sungai. Batasan ini 2. terdapat pada permukiman sepanjang Kali Surabaya. Tingkat dampak sanitasi setempat permukiman sepanjang perairan Kali Surabaya, Kali Wonorejo dan Kali Mas Kondisi sanitasi tersebut menunjukkan bahwa dengan berkembangnya Kota Surabaya ini sebagai kota metropolitan ternyata masih banyak terdapat masyarakat lingkungannya. yang sangat tertinggal dalam masalah Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat sekitar akan bahayanya pencemaran limbah yang dibuang ke sungai. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk kota pada beberapa tahun terakhir ini, menyebabkan terjadinya peningkatan volume air limbah domestik yang dihasilkan oleh warga kota. Pertambahan volume air limbah ini bila tidak diikuti dengan prasarana dan sarana yang memadai sudah pasti lambat laun akan menimbulkan dampak negatif terhadap kota itu sendiri. Beberapa permasalahan sanitasi di Kota Surabaya meliputi : a. Belum dimilikinya sistem penanganan sanitasi yang baik; b. Belum adanya manajemen sanitasi yang maksimal dari masingmasing permukiman; c. Kesadaran masyarakat yang belum optimal. d. Kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki pemerintah dan masyarakat. e. Belum optimalnya pengaturan hukum yang mengatur sanitasi. Rencana Induk Surabaya Sewerage and Sanitation Development Programme (Surabaya, SSDP) telah tersusun pada tahun 1997, sebagai dokumen SSDP Kajian SSDP 1997 menetapkan jumlah penduduk pada tahun 1995 sebesar 2.6 juta jiwa dan memprediksi jumlah penduduk menjadi 2.97 juta jiwa pada tahun 2010 dan 3.4 juta jiwa pada tahun Pada tahun 2008 ini, jumlah penduduk kota Surabaya sebesar jiwa (laporan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2008), yang artinya terbukti adanya pertambahan jumlah penduduk. Sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, pada umumnya disertai dengan perkembangan sosial ekonomi pada III 4

5 semua sektor pembangunan kota. Yang selanjutnya meningkatkan satuan volume pembuangan air limbah. Resultante pertambahan jumlah penduduk dan kemudahan perolehan air minum adalah peningkatan kuantitas (Q) air limbah domestik. Dari berbagai pengalaman perkembangan sosial ekonomi di banyak kota besar mengidentifikasikan adanya penurunan kualitas (C) air limbah. Indikatornya adalah penurunan rasio BOD / COD, yang menunjukkan kualitas air menjadi sulit diasimilasi lingkungan, atau meningkatkan beban lingkungan. Dengan asumsi yang sama, maka kota Surabaya menghadapi peningkatan beban (dari qc menjadi QC) air limbah domestik secara makro. Pertambahan jumlah penduduk pada luas kota yang tetap dengan sendirinya meningkatkan kepadatan penduduk secara makro. Pertambahan jumlah penduduk pada luas kota yang tetap dengan sendirinya meningkatkan kepadatan penduduk secara makro. Pertambahan jumlah penduduk disertai dengan penyebaran permukiman, yang telah menjangkau pada seluruh bagian kota. Dengan demikian, secara mikro, kepadatan penduduk kota Surabaya adalah meningkat dan menyebar pada seluruh bagian kota. Konsekuensinya adalah terdapat penyebaran spesial (dari A menjadi a) peningkatan beban (QC) air limbah domestik PENGELOLAAN LIMBAH CAIR Limbah cair adalah limbah yang berasal dari berbagai aktivitas rumah tangga berupa tinja dan buangan cair lainnya seperti air bekas cucian. Pengelolaan air limbah domestik dapat dilakukan dengan sistem offsite atau on-site atau kombinasi dari kedua sistem tersebut. Sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-site system) adalah sistem penanganan air limbah domestik melalui jaringan pengumpul yang diteruskan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Sistem pengelolaan air limbah setempat (on-site system) adalah sistem penanganan air limbah domestik yang dilakukan secara individual dan/atau komunal dengan fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa bangunan, yang pengolahanannya diselesaikan secara setempat atau di lokasi sumber. III 5

6 Secara umum Kota Surabaya menerapkan konsep pengelolaan air limbah sistem on-site, yaitu pengolahan air limbah dari suatu unit rumah dengan sistem cubluk atau tangki septik yang ditempatkan pada kapling rumah itu sendiri. Air limbah domestik yang diolah dalam tangki septik atau cubluk biasanya hanya blackwater saja. Sementara greywater akan dibuang masyarakat ke saluran drainase terdekat. Sarana dan prasarana pengelolaan air limbah yang ada di Kota Surabaya diterapkan. terkait dengan sistem pengelolaan air limbah yang Untuk sistem on-site, fasilitas air limbahnya adalah jamban (keluarga ataupun umum/mck) yang dilengkapi dengan cubluk atau tangki septik dan sumur resapan. Penerapan sitem ini membutuhkan keberadaaan IPLT untuk mengolah lumpur tinja yang berasal dari pengurasan tangki septik. Pengurasan tangki septik dan pengangkutan lumpur hasil pengurasan menuju IPLT dilakukan dengan unit mobil penguras tinja. Pengadaan prasarana pengelolaan air limbah on-site individual yang berupa jamban keluarga dan cubluk atau tangki septik beserta sumur resapannya dilakukan atau menjadi tanggungjawab masing-masing kepala keluarga. Adapun Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang diperlukan untuk mengolah lumpur tinja hasil pengurasan tangki septik harus disediakan oleh pemerintah kota melalui institusinya. Semenetara penyedotan tinja dilakukan oleh pemerintah ataupun oleh swasta yang menawarkan jasa sedot tinja. Jenis fasilitas pembuangan limbah domestik yang ada di Kota Surabaya adalah berdasarkan konstruksi bangunan atas : 1. Jamban Keluaga (Jaga) : Fasilitas ini biasanya dimiliki secara pribadi terdiri dari pelat jongkok dan leher angsa yang dilengkapi dengan saluran pembuangan berupa cubluk atau tangki septik. 2. Mandi Cuci Kakus (MCK) : Fasilitas ini merupakan fasilitas yang digunakan bersama yang terdiri dari kamar madi dan kakus. Pada umumnya pemeliharaan MCK tersebut makin kurang mendapat perhatian. III 6

7 3. Mandi Kakus (MK) : Fasilitas ini merupakan fasilitas umum yang terdiri dari kamar mandi dan kakus. Pada umumnya terdapat di tempat-tempat umum seperti terminal, statiun kereta api, sekolah dan lain-lain. 4. Tanpa Fasilitas : Sebagian penduduk Kota Surabaya yang belum mempunyai fasilitas sanitasi memanfaatkan sungai atau saluransaluran drainase sebagi tempat pembuangan air limbahnya. Sedangkan fasilitas pengolahan air kotor dari dapur, kamar mandi dan tempat cuci umumnya dibuang ke saluran atau sarana pembuangan air limbah (SPAL). SPAL tersebut menampung air kotor di dalam reservoir berukuran kecil. Penduduk yang belum memiliki fasilitas SPAL pada umumnya membuang langsung ke saluran terbuka (saluran pematusan) Sistem Penanganan Limbah Domestik Data mengenai sistem dan kondisi pembuangan air limbah domestik di Kota Surabaya, didasarkan atas informasi yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota. Indikasi dan penilaian terhadap sistem, terutama ditujukan untuk mengetahui cakupan pelayanan nyata sanitasi, jenisjenis sarana yang ada dan digunakan oleh masyarakat, serta kondisi dan tingkat kehidupan masyarakatnya. Berdasarkan pengamatan lapangan kondisi dan tingkat pelayanan sanitasi yang berkaitan dengan masalah pembuangan air kotor di Kota Surabaya masih kurang memenuhi syarat teknis dan kesehatan. Dibeberapa lokasi telah disediakan MCK, akan tetapi ada beberapa yang tidak dapat dipergunakan lagi. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk membiasakan hidup sehat maupun faktor biaya untuk pengoperasian dan pemeliharaan sarana tersebut. Diindikasikan pula sebagian penduduk di Kota Surabaya masih memanfaatkan air tanah dangkal/sumur untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. Berdasarkan jumlah sarana sanitasi yang diperiksa dimasing-masing Puskesmas dapat disimpulkan bahwa, penduduk yang sudah terlayani oleh sistem prasarana sanitasi dipekirakan III 7

8 sebanyak KK (lihat Tabel 3.1.) atau sekitar 26.95% jumlah penduduk kota yang sudah menggunakan sarana sanitasi, dengan rincian yang menggunakan jamban keluarga sebanyak unit dan MCK sebanyak 437 unit (lihat Tabel 3.2). Sedangkan kondisi Jamban Keluarga serta MCK di Kota Surabaya dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Gambar Instalasi dan Distribusinya Penjelasan Instalasi Pengolahan Limbah Domestik khususnya lumpur tinja di Surabaya adalah sebagai berikut : Terdapat 1 fasilitas pengolahan lumpur tinja di Surabaya yaitu di Keputih dengan kapasitas desain 400 m3/hari. Saat ini IPLT Sukolilo menerima sekitar 100 m3 buangan lumpur tinja setiap hari. Limbah tinja dikumpulkan dari tangki septik dari seluruh Surabaya dengan mobil-mobil tangki yang dioperasikan swasta/jasa pengurasan tinja. Setiap mobil tangki memiliki daya tampung 4 m3 dan jumlah rata-rata yang beroperasi tiap harinya 80 unit mobil. Tidak semua mobil tangki membuang limbahnya ke IPLT karena ada sarana di Kelurahan Wonorejo yang dipergunakan untuk membuang langsung ke Kali Wonokromo. Rata-rata 20 unit mobil tangki tiap harinya memanfaatkan pembuangan langsung ini. Atau sekitar 20 m3/hari masih dibuang ke kali Wonorejo, bagian hilir sungai Wonokromo. Tempat pembuangan langsung ini tidak menyediakan pengolahan lumpur tinja sama sekali. Tabel 3.1. Jumlah Jamban Keluarga di Kota Surabaya III 8

9 Jumlah No Puskesmas KK 1 Medokan Ayu Lontar Peneleh Wiyung Jagir Sidosermo Gunung Anyar Balongsari Kalirungkut Mulyorejo Kedurus Krembangan Sel Sidotopo Wetan T.K. Kedinding Banyu Urip Gayungan Lidah Kulon Dukuh Kupang Klampisngasem Kebonsari Jeruk Pucangsewu Tenggilis Rangkah Sememi Tanjungsari Ketabang Pakis Gundih Menur Putat Jaya Jemursari Pegirikan Tambakrejo Manukan Kulon Wonokusumo Simolawang Tembok Dukuh Simomulyo Pacarkeling Kenjeran Gading Dr. Soetomo Kedungdoro Wonokromo Sidotopo Ngagelrejo Dupak Sawahan Perak Timur Mojo Benowo Asemrowo Total Jamban Keluarga Diperiksa Memiliki Sehat Jumlah % Jumlah % Jumlah % 133 1, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,62 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surabaya (2008) Tabel 3.2. Jumlah Mandi Cuci Kakus (MCK) di Kota Surabaya III 9

10 III 10

11 Kecamatan Puskesmas 18 Gubeng - Pucang Sewu - Mojo 19 Rungkut - Kali Rungkut - Medokan Ayu 20 Tenggilis Mejoyo - Tenggilis 21 Gunung Anyar - Gunung Anyar 22 Sukolilo - Menur - Klampisngasem 23 Mulyorejo - Mulyorejo 24 Sawahan - Sawahan - Putat Jaya - Banyu Urip - Pakis 25 Wonokromo - Jagir - Wonokromo - Ngagelrejo 26 Karangpilang - Kedurus 27 Dukuh Pakis - Dukuh Kupang 28 Wiyung - Wiyung 29 Gayungan - Gayungan 30 Wonocolo -Jemursari - Sidosermo 31 Jambangan - Kebonsari Total No Jumlah MCK Kondisi MCK Baik Cukup Rusak Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surabaya (2008) III 11

12 Gambar 3.1. Grafik Kondisi Jamban Keluarga (JAGA) Sehat dan tidak sehat di kota Surabaya Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2008 III 12

13 Gambar 3.2. Grafik Kondisi MCK di Kota Surabaya Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun Pengelolaan Prasarana Sanitasi Tanggung jawab untuk pengelolaan prasarana sanitasi di Surabaya khususnya untuk pemusnahan limbah tinja menjadi tanggung jawab Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya seperti yang telah disebutkan dalam Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 257 tahun 1987 mengatur tentang penyelenggaraan kebersihan di Kota III 13

14 Surabaya. IPLT Keputih dikelola langsung oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. Pengangkutan tinja dari sumbernya sampai ke IPLT diserahkan kepada pihak swasta, di mana setiap mobil tinja yang membuang limbahnya ke IPLT harus mendapat ijin dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya serta dikenakan biaya retribusi sesuai yang ditetapkan pada lampiran Peraturan Daerah No.4 tahun 2000 tentang struktur dan besarnya tarif retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan dan Peraturan Wali Kota No. 91 Tahun 2008 tentang penanganan air limbah PENGELOLAAN PERSAMPAHAN Teknis operasional pengelolaan sampah di Kota Surabaya dimulai dari penanganan sampah dari sumbernya, pengumpulan di TPS, pengangkutan sampai TPA dan penimbunan di TPA Benowo Daerah Pelayanan Sumber Sampah Pelaksanaan penanganan persampahan di wilayah Kota Surabaya terbagi menjadi 5 (lima) zone daerah pelayanan yaitu Surabaya Pusat yang terdiri dari 4 (empat) kecamatan, Surabaya Timur terdiri dari 7 (tujuh) Kecamatan, Surabaya Selatan terdiri dari 8 (delapan) Kecamatan, Surabaya Utara terdiri dari 5 (lima) Kecamatan dan Surabaya Barat terdiri dari 7 (tujuh) Kecamatan. Pembagian ini sangat membantu dan mempermudah Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk memantau baik dalam pelaksanaan penanganan sampah maupun pengawasnya. Sedangkan daerah pelayanan untuk skala TPS masih banyak yang belum optimal, hal ini disebabkan tidak meratanya pembagian wilayah pelayanan. Misalnya 1 TPS melayani beberapa Kelurahan yang tergantung dari luas wilayah dan kepadatannya, sehingga ada TPS yang hanya melayani 1 kelurahan dan ada pula yang melayani beberapa kelurahan. Bahkan ada TPS yang mempunyai kapasitas daya tampung cukup besar tetapi daerah pelayanannya sedikit atau volume sampah di daerah pelayanan kecil. III 14

15 Kondisi Sumber, Timbulan dan Komposisi Sampah a. Sumber Sampah Sumber sampah di Kota Surabaya umumnya didominasi oleh sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga yang merupakan sampah basah, selain itu juga dari kegiatan lain seperti pasar, industri, perkantoran, jalan, fasilitas umum, pusat perdagangan dan lain-lain. Untuk jumlah sampah berdasarkan dari sumbernya dapat dilihat pada Tabel 3.3. b. Timbulan Sampah Jumlah timbulan sampah yang dihasilkan suatu kota sangat erat kaitannya dengan jenis sumber penghasil sampah, karena setiap sumber penghasil sampah akan memberikan kontribusi yang berbeda dalam hal jumlah sampah yang dihasilkan maupun komposisi sampahnya. Tabel 3.3. Sumber Sampah berdasarkan dari jenis kegiatannya No Berat Sumber Sampah 1 Pasar 2 Komersial 3 Permukiman Prosentase Ton/hr 4 Industri 5 Jalan 6 KBS/RPH 7 Rumah Sakit 92,47 22, ,37 10,66 17,83 7,95 9,94 Total 1.191,44 (%) 7,76 1,86 86,48 0,89 1,50 0,67 0,83 100,00 Sumber : Hasil Survey CDM (2007) Kondisi perekonomian yang semakin membaik akan berakibat kepada perubahan pola hidup masyarakat sehingga secara tidak langsung juga mempengaruhi jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya. Berdasarkan data dari Dinas kebersihan dan Pertamanan tahun 2005, saat ini jumlah sampah yang dihasilkan setiap orang dalam satu hari yang dinyatakan dalam satuan volume atau berat pada tahun 2005 sebesar 3.1 liter/hari atau 930 gram/hr dengan berat jenis sampah 3 ton/m³. Jadi total sampah yang dihasilkan di Kota Surabaya adalah ton/hari. III 15

16 Dari ton/hari sampah yang dihasilkan tidak seluruh sampah masuk TPA, karena terdapat pengurangan atau reduksi di beberapa TPS ataupun karena sejak awal telah dilakukan teknologi pengurangan volume sampah, baik melalui pengolahan secara mandiri atau berkelompok seperti komposting, pemulung sampah yang dilakukan di bak sampah rumah tangga dan di TPS maupun yang dibuang sembarangan diluar TPS yang disediakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. Secara rinci distribusi jumlah sampah berdasarkan cara-cara penanganan sampahnya dapat ditunjukkan pada Tabel Sistem Penanganan Persampahan Penanganan persampahan Kota Surabaya menjadi tanggung jawab Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. Terdapat pembagian pengelolaan sistem persampahan di Surabaya, di mana untuk pengumpulan sampah dari rumah tangga atau dari sumbernya sampai TPS dikelola oleh masyarakat. Pengangkutan dari TPS menuju TPA menjadi tanggung jawab pemerintah dalam Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. ditampung menggunakan container bin, hal ini Dinas Sampah dari rumah kemudian dikumpulkan dengan sarana gerobak untuk dibuang ke TPS yang telah ditentukan. Pengumpulan dikoordinir oleh organisasi masyarakat setempat misal RT/RW, Karang Taruna, dan lain-lain. TPS atau Tempat Pembuangan Sementara berupa landasan atau depo yang telah ditentukan letaknya oleh Dinas kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. Tabel 3.4. Perincian Jumlah Sampah di Kota Surabaya Indikator Jumlah Volume Sampah Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Volume tumpukan 950 m3/hari sampah di sampah TPS Volume yang 1640,73 masuk TPA ton/hari Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan 750 m3/hari 1480 ton/hari 512 m3/hari 1.258,7 ton/hari Instalasi dan Distribusi Spasialnya III 16

17 Tempat Pembuangan Sementara yang telah ditentukan oleh Dinas Kebersihan Kota dan Pertamanan Surabaya dapat berupa depo/landasan. Kapasitas tampung depo mencakup areal sekitar m2 dilengkapi tempat penyimpanan dan kantor, sedangkan landasan merupakan TPS dengan luas sekitar 100 m 2 tanpa kantor, hal ini berguna untuk mempermudah transfer pengumpulan sampah apabila Depo terlalu jauh dari sumber sampah. Depo biasanya menyediakan kontainer dari beton/baja untuk penimbunan sementara. Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 3.5 yaitu TPS/Depo yang ditangani oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta Tabel 3.6 yang ditangani oleh Dinas Pasar dan Swasta. Untuk pembuangan sampah akhir Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya memiliki lokasi di TPA Benowo (Romo Kalisari). TPA Benowo sudah difungsikan sebagai tempat pembuangan sampah. Lahan yang tersedia di TPA Benowo adalah Ha. Sistem pengolahan yang digunakan berupa Controlled Landfill. III 17

18 Tabel 3.5 Persebaran TPS/Transfer Depo di Kota Surabaya yang dikelola Dinas Kebersihan dan Pertamanan No Wilayah SURABAYA PUSAT KECAMATAN I TEGALSARI II II I KECAMATAN GENTENG KECAMATAN BUBUTAN Wilayah Pelayanan Nama TPS/Depo Lokasi Kel. Kedungdoro, Kel. Tegalsari, Kel. Wonorejo Kedung anyar jl. Kedung anyar Kel. Kupang Krajan Ps. Kupang jl. Pandegling Kel. Dr. Soetomo, Kel Darmo RS. Darmo / ketampon Jl. Taman Ketampon Kel. Ketabang, Kel. Genteng Simpang Dukuh jl. Simpang Dukuh Kel. Peneleh, Kel. Alun-alun Contong Makam Peneleh jl. Makam Peneleh Kel. Kapasari, Kel. Bongkaran Pecindilan jl. Raya Pecindilan Kel. Tembok Dukuh, Kel. Petemon, Kel. Gundih Demak (kali butuh) jl. Demak Kel. Bubutan, Kel. Tembok Dukuh Pringadi jl. Pringadi Kel. Alun-alun Contong Sulung Kali Jl. Sulung Kali Kel. Jepara Dupak jl. Babatan Dupak JUMLAH SBY. PUSAT Surabaya Utara KECAMATAN PABEAN I CANTKAN II KECAMATAN Kel. Bongkaran, kel. Kapasan, Kel. Sidodadi Kel. Krembangan Utara dan selatan Bunguran Jl. Bunguran pesapen pompa jl. Pesapen Kali Kel. Perak Utara Teluk Kumai jl. Teluk Kumai Kel. Ujung, Kel. Wonokusumo Jati srono jl. Jati srono Luas Lahan Luas Bangun an Jarak Angkut Vol. Sampah m² m² LPS ke LPA m³ 88,80 22,00 34,36 27,72 23,00 15,42 102,00 22,00 21,45 22,00 22,45 27,00 33,56 26,00 21,45 59,45 59,45 188,00 24,00 18,00 46,00 182,32 21,90 20,00 29,33 53,00 3,00 19,00 24,04 18,00 21,13 217,00 269,19 22,00 34,00 20,00 20,80 22,00 10,02 59,00 760,29 79,30 108,35 Wewena ng III 18

19 Tabel 3.5 Persebaran TPS/Transfer Depo di Kota Surabaya yang dikelola Dinas Kebersihan dan Pertamanan No Wilayah Wilayah Pelayanan Nama TPS/Depo Lokasi SEMAMPIR II I I V V KECAMATAN KREMBANGAN KECAMATAN KENJERAN KECAMATAN BULAK Kel. Ujung, Kel. Wonokusumo Mrutu Kalianyar jl. Mrutu Kalianyar Kel. Jepara, Kel. Gundih Bandarejo jl. Dupak Bandarejo I kel. Monokrembangan, Kel. Perak Barat, Kel. Kemayoran kel. Monokrembangan, Kel. Perak Barat, Kel. Kemayoran Krembangan mbah Ratu jl. Gresik Tanjung Sadari jl. Tanjung Sadari Kel. Sidotopo Wetan, Simokerto Sidotopo Wetan jl. Sidotopo Wetan Indah I Kel. Bulak Banteng Bulak Banteng jl. Bulak Banteng Kel. Tanah Kali Kedinding Tanah Kali Kedinding jl. Tanah Kali Kedinding Kel. Tambak Wedi Tambak Wedi jl. Tambak Wedi Kel. Bulak, kenjeran Tambak Deres jl. Tambak Deres Kel. Kenjeran THP Kenjeran jl. Kenjeran Memet Jl. Memet Sastro wirya Kel. Komp. Kenjeran JUMLAH SBY. UTARA Surabaya Timur KECAMATAN I TAMBAKSARI II KECAMATAN GUBENG Kel. Tambak Sari, ploso, pacar keling Bogen Jl. bogen Kel. Tambak Sari, Pacar Keling Karang Gayam jl. Karang Gayam Kel. Pacar Keling, Ketabang Pacar Keling jl. Pacar KelingIII Kel. Gubeng, Airlangga Gubenng masjid Airlangga Gubenng masjid pasar jl. Gubenng masjid jl. Gubenng masjid pasar Kaliwaron jl. Kaliwaron Mojoarum jl. Mojoarum Kel. Pacar kembang, ploso, pacar Keling Kel. Kalijudan, Sutorejo Luas Lahan Luas Bangun an m² m² Jarak Angkut Vol. Sampah 42,90 LPS ke LPA 26,00 23,10 95,06 29,00 32,80 m³ 198,00 25,00 23,00 16,70 300,00 25,00 19,00 46,06 400,00 25,00 21,00 35,00 200,00 30,00 25,00 9,64 300,00 25,00 27,00 10,06 176,00 25,00 29,00 15,25 315,00 25,00 32,00 9,40 310,00 25,00 32,00 15,10 34,00 3,34 64,00 Wewena ng 300,00 25,00 33,00 9, , ,00 394,00 290,41 300,00 100,00 27,00 31,06 27,00 23,45 25,00 18,36 26,00 12,44 27,00 6,57 28,00 26,80 III 19

20 Tabel 3.5 Persebaran TPS/Transfer Depo di Kota Surabaya yang dikelola Dinas Kebersihan dan Pertamanan No Wilayah Wilayah Pelayanan Nama TPS/Depo Lokasi Luas Lahan Luas Bangun an m² m² 90,00 Kel. Pacar Kembang, Mojo,Gubeng Kel. Airlangga, Mojo, Manyar Sabrangan, Gubeng Kel. Pucang Sewu, Kertajaya, Keputran Kel. Barata Jaya, Nginden Jangkungan II I Srikana jl. Srikana Kalibokor jl. Kalibokor Brata jaya Nginden jl. Brata jaya XXVII Jl. Komplek Prum RKT. Harapan jl. psr Rungkut Kidul jl. kendalsari (Barat Kebun Bibit) jl. Raya Medokan ayu/prm.kosagra Kel. Penjaringan sari Rungkut Harapan Kel. Rungkut Kidul Rungkut Kidul kel. Kedung Baruk Kendalsari / kedung baruk Kel. Gunung anyar, Medokan ayu Medokan ayu Kel. Wonorejo Bon Bibit Wonorejo jl. Raya Wonorejo Kel. Tenggilis Mejoyo, Kendangsari Tenggilis Utara jl. Tenggilis Utara Kel. Panjang Jiwo Prapen jl. Raya Prapen Kel. Panjang Jiwo Prapen JL. Raya Prapen (sisi timur) V KECAMATAN GUNUNG ANYAR Kel. Gunung anyar Tambak Wiguna Timur jl. Wiguna Timur V I KECAMATAN SUKOLILO Komp. ITS ITS Jl. AR Hakim Kel. Keputih Keputih JL. Keputih Bahari Kel. Semolowaru, Medokasn Semampir Semolowaru jl. Semolowaru I V VII KECAMATAN RUNGKUT Mojo / Bakti Husada Jl. Dharmahusada II KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO KECAMATAN MULYOREJO jl. Medokan Semampir jl. Wisma Permai III Kel. Medokan Semampir Medokan Semampir Kel. Mulyorejo Wisma Permai kel. Kalisari, sutorejo Sutorejo jl. Sutorejo kel. Kalisari, sutorejo Tempurejo jl. Tempurejo 208,25 Jarak Angkut Vol. Sampah LPS ke LPA 29,00 36,93 30,00 34,69 26,00 78,22 27,00 41,99 31,00 29,07 37,00 3,38 40,00 30,00 36,00 3,38 35,00 18,05 34,00 18,00 28,00 34,62 27,00 8,38 26,00 6,00 40,00 13,25 33,00 17,49 33,00 15,00 32,00 24,47 34,00 13,38 32,00 14,00 32,00 31,13 33,00 10,00 Wewena ng m³ III 20

21 Tabel 3.5 Persebaran TPS/Transfer Depo di Kota Surabaya yang dikelola Dinas Kebersihan dan Pertamanan No Wilayah Wilayah Pelayanan Kel. Keputih Surabaya Selatan KECAMATAN I SAWAHAN II II KECAMATAN WONOKROMO KECAMATAN Nama TPS/Depo Kejawan Putih Tambak Lokasi Kejawan Putih Tambak JUMLAH SBY. TIMUR Kel. Sawahan Merapi jl. Merapi Kel Kedungdoro Widodaren jl. Widodaren Kel. Petemon, Sawahan, Kedungdoro Bukit Barisan jl. Bukit Barisan Luas Bangun an Jarak Angkut Vol. Sampah m² m² LPS ke LPA m³ 34,00 6,00 869,00 606,11 24,00 19,00 13,63 24,00 20,00 16,55 19,00 82,74 20,00 7,54 25,00 17,00 25,00 48,00 24,00 13,63 598,25 48,00 100,00 30,00 jl. Petemon Kuburan jl. pasar Kupang Gunung Kel. Petemon Petemon Kuburan Kel. Petemon Kupang Gunung Kel. Kupamh Krajan, Petemon, Sawahan, Banyu urip Makam Putat jl. Putat Kel. Banyu Urip Simo Katrungan jl. Simo Katrungan Kel. Putat Jaya Putat Jaya jl.putat Jaya kel. Sawunggaling Wonoboyo jl. wonoboyo Kel. Wonokromo Kintamani/karangrej o jl. Kintamani/karangr ejo Kel. Bendul Merisi jetis kulon jl. jetis kulon Kel. Ngagel Rejo, Barata jaya Ngagel dadi jl. ngagel dadi II Kel. Ngagel Rejo, Barata jaya, Nginden Jangkungan Bratang lapangan jl. Bratang lapangan Kel. Ngagel Rejo Ngagel jl. ngagel Bendul Merisi jl. Bendul Merisi Jagir jl. jagir Gunung Sari Indah jl. Gunung Sari Kel. Jagir, wonokromo, Bendul merisi Kel. Jagir, wonokromo, Bendul merisi Kel. Jambangan Luas Lahan Wewena ng 24,00 74,75 29,00 9,51 137,75 29,00 25,35 78,75 5,62 162,00 24,00 26,00 32,33 420,00 30,00 27,00 36,77 121,40 26,00 21,55 100,00 28,00 36,77 25,00 19,02 115,00 4,83 III 21

22 Tabel 3.5 Persebaran TPS/Transfer Depo di Kota Surabaya yang dikelola Dinas Kebersihan dan Pertamanan No I I V V V I Wilayah KARANGPILANG KECAMATAN DUKUH PAKIS KECAMATAN WIYUNG KECAMATAN WONOCOLO KECAMATAN VII GAYUNGAN Wilayah Pelayanan Nama TPS/Depo Lokasi Indah Kel. Gunung sari Yani Golf jl.yani Golf Kel. Gunung sari Jogoloro jl. Jogoloyo Kel. Wiyung Wiyung jl. Wiyung Kel. Babadan, wiyung Babadah Karangan Kel. Wiyung Tamara/pondok Indah jl. Menganti Karangan jl. Perum Bumi Tamara Kel. Jajar Tunggal keramat Jajar Tunggal jl. Menganti Kel. Jajar Tunggal keramat Jajar Tunggal/ Gogor jl. Perum Mastrip Kel. Balas Klumpik Pondok Manggala/maritim jl. Koterm Balas Krumpik Kel. Balas Klumpik Koterm TNI AD Kel. Panjang Jiwo, Kedung Baruk, Sidosermo Raya Prapen jl. Raya Prapen Sisi Barat Kel. Jemur Wonosari Jemur Wonosari (Pom Bensin) jl. Jemursari Kel. Tenggilis Mejoyo Jemur Sari DKK jl. Jemur Sari DKK Kel. Jemur Wonosari, Siwalan Kerto Jemur Ngawinan jl. Jemur Handhani (Jemur Ngawinan) Kel. Siwalan Kerto, Kutisari Siwalan Kerto jl. Siwalan Kerto Kel. Ketintang Ketintang Seraden jl. Ketintang Seraden Kel. Gayungan Gayung sari jl. Gayung sari 4 Kel. Gayungan, Siwalan Kerto Gayung Pring jl. Gayung sari 1 Kel. Gayungan, Menanggal Ps. Gayung Kebonsari Kel. Menanggal Menanggal YKP Kel. Dukuh Menanggal Dukuh Menanggal (IKIP) jl. Gayung Kebonsari 8/ Mayangkara jl. Perum Menanggal jl. Dukuh Menanggal Barat Luas Lahan Luas Bangun an m² m² Jarak Angkut Vol. Sampah LPS ke LPA 31,00 17,00 29,00 2,65 28,00 10,61 450,00 24,00 9,64 320,00 25,00 14,00 308,06 24,00 10,43 60,00 25,00 7,73 90,00 26,00-76,26 27,00 12,24 28,00 11,48 37,00 40,00 35,00 17,80 105,00 35,00 10,95 126,00 36,00 38,33 96,00 35,00 28,75 35,00 14,00 30,00 3,23 76,05 30,00 23,60 100,00 28,00 35,00 25,00 7,28 23,00 16,69 255,00 25,00 148,50 108,00 30,00 50,00 25,00 Wewena ng m³ III 22

23 Tabel 3.5 Persebaran TPS/Transfer Depo di Kota Surabaya yang dikelola Dinas Kebersihan dan Pertamanan No Wilayah VII KECAMATAN I JAMBANGAN Wilayah Pelayanan Nama TPS/Depo Lokasi Kel. Karah, ketintang, Jambangan Karah jl. Karah Kel. Kebonsari, Pagesangan Jambangan jl. Jambangan JUMLAH SBY. SELATAN Luas Lahan Luas Bangun an Jarak Angkut Vol. Sampah m² m² LPS ke LPA m³ 493,00 25,00 40,00 32,00 30,89 31,00 22, , , , ,20 300,00 36,00 22,00 11,67 300,00 25,00 20,00 19,45 300,00 25,00 20,00 17,51 300,00 36,00 19,00 20,44 300,00 25,00 18,00 53,48 300,00 25,00 19,00 7,78 300,00 36,00 25,00 30,05 300,00 36,00 24,00 30,75 300,00 24,00 24,00 38,75 25,00 21,63 20,00 12,33 20,00 14,00 20,00 12,33 8,00 12,33 8,00 6,00 8,00 10,00 20,00 4,00 Wewena ng Surabaya Barat I II II I I V KECAMATAN TANDES KECAMATAN SUKOMANUNGGAL KECAMATAN ASEMROWO KECAMATAN BENOWO jl. Simpang Darmo Permai jl. Darmo Indah Barat jl. Balongsari Taman Kel. Gadel Tubanan Kel. Tandes Lor, Kel. Karang poh Karang Poh Kel. Karang Poh, Kel. Balongsari Balongsari Kel. Manukan Wetan, Kel. Bibis Manukan Wetan jl. Sikatan / Pasar Kel. Manukan Kulon, Kel Manukan Wetan, Kel. Banjarsugihan Manukan Kulon jl. Manukan Kulon Kel. Manukan Wetan Manukan Telaga jl. Manukan Telaga Kel. Sukomanunggal, Kel. Simimulyo Sukomanunggal jl. Sukomanunggal Kel. Sono Kawijenan Simo Hilir jl. Simo Hilir Kel. Simomulyo, Kel. Petemon, Kel. Sawahan Simo Rukun jl. Simo Mulyo Kel. Pakis, Kel. Dukuh Kupang kupang Indah/Putat Gede Jl. Darmo Permai Selatan kel. Asem Rowo Pasar Asemrowo jl. asem rowo kel. Asem Rowo Depan Jayamix jl. Tanjungsari Kel. Dupak Genting jl. Genting / jl. Dupak Rukun Kel. Osowilangun Tambak Dono jl. Tambak Langon Kel. Osowilangun jl. Tambak Langon (Pengganti) jl. Tambak Langon Kel. Greges Greges jl. Greges Kel. Kandangan Kandangan / Tengger jl. Raya Tengger 25,00 20,00 300,00 36,00 III 23

24 Tabel 3.5 Persebaran TPS/Transfer Depo di Kota Surabaya yang dikelola Dinas Kebersihan dan Pertamanan No V V I VII Wilayah KECAMATAN LAKARSANTRI KECAMATAN PAKAL KECAMATAN SAMBIKEREP Wilayah Pelayanan Nama TPS/Depo Lokasi kel. Tambak Osowilangun Tambak Osowilangun jl. Raya Gresik Kel. Lakarsantri Lakarsantri jl. Lakarsantri Kel. Lidah Kulon Lidah Kulon jl. Perum Lidah Kulon Kel. Lidah Kulon Lidah Wetan jl. Lidah Wetan Kel. Lidah Kulon Selatan Unesa jl. Lidah Kel. Bangkingan Bangkingan jl. Bangkingan Kel. Bangkingan Aspol Bangkingan jl. Bangkingan Kel. Bringin Bringin jl. Bringin Kel. Babat Jerawat Babat Jerawat jl. Babat Jerawat Kel. Babat Jerawat Pakal Timur jl. Raya Pakal Kel. Babat Jerawat Dukuh Babat Jerawat jl. Raya Babat Jerawat Kel. Sememi Pondok Benowo Jl. Raya Sememi Kel. Sumber Rejo Sumber Rejo jl. Sumber Rejo Kel. Benowo, Kel. Sumber Rejo Benowo jl. Raya Benowo Kel. Benowo Jurang Kuping Kel. Sememi Jalan Raya Kendung Kel. Sambikerep Sambikerep Kel. Lontar Candi Lontar l. Raya Jurang Kuping jl. Raya Kendung Benowo jl. Selidro / Sambikerep jl. Lempur Sari JUMLAH SBY. BARAT TOTAL KESELURUHAN Luas Lahan Luas Bangun an Jarak Angkut Vol. Sampah m² m² LPS ke LPA m³ 72,00 300,00 24,00 9,00 4,00 27,00 6,00 27,00 7,55 27,00 6,00 27,00 6,00 31,00 5,56 31,00 15,00 36,00 8,00 20,00 6,00 21,00 5,00 22,00 15,00 23,00 14,00 24,00 14,00 25,00 25,00 26,00 8,12 20,00 7,12 300,00 36,00 26,00 5,00 300,00 25,00 27,00 13, , ,00 769,00 492, , , , ,7 6 Wewena ng III 24

25 Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya Tahun 2008 III 25

26 Tabel 3.6 Persebaran TPS/Transfer Depo di Kota Surabaya yang dikelola Dinas Pasar dan Swasta No Wilayah Surabaya Pusat KECAMATAN I TEGALSARI II II I I V KECAMATAN GENTENG KECAMATAN BUBUTAN KECAMATAN SIMOKERTO Wilayah Pelayanan Nama LPS/Depo Lokasi Kel. Tegalsari, Kel. Embong Kaliasin, Kel. Wonorejo Kedondong jl. Kedondong Kel. Wonorejo, Kel. Tegalsari Ps. Kembang jl. Wonorejo III Pasar Pandegling jl. Pandegling Dinoyo jl. Dinoyo Pasar Genteng Jl. Genteng Besar Kel. Gubeng, Kel. Embong Kaliasin Kayun Jl. Kayun Kel. Pacar Keling, Kel. Ketabang, Kel. Pacar Kembang Legundi Jl. Anggrek Kel. Bubutan, Kel. Tembok Dukuh Penghela Jl. Penghela Kel. Simokerto, Kel. Sidotopo, Kel. Sidodadi Simolawang jl. Simolawang Psr. Kapasan Pasar Kapasan jl. Pasar Kapasan Kel. Tambak Rejo, Kel. Rangkah, Kel. Kapasari, Kel. Simokerto Tambak Rejo jl. Tambak Rejo Kel. Wonorejo, Kel. Tegalsari, Kel Keputran Kel. Keputran, Kel. Darmo, Kel. Ngagel Kel. Kedungdoro, Kel. Tegalsari, Kel. Wonorejo JUMLAH SBY. PUSAT Surabaya Utara KECAMATAN PABEAN I CANTKAN II KECAMATAN SEMAMPIR Kel. Nyamplungan, Kel. Ampel Pasar babaan jl. Kebalen Timur Kel. Perak Indrapura PLN Jl. Indrapura PLN Benteng jl. Benteng wonokusumo kidul jl. wonokusumo kidul Kel. Nyamplungan, Kel. Ampel, krembangan Utr. Perak timur Kel. Pegirian, Kel. Wonokusumo, Kel. Sidotopo Luas Lahan Luas Bangun an Jarak Angkut Vol. Sampah m² m² LPS ke LPA m³ 23,00 40,15 79,50 22,00 31,50 109,20 23,00 56,00 26,00 35,00 21,00 14,00 300,00 25,00 18,00 300,00 25,00 24,00 36,20 75,00 30,00 26,00 42,46 73,00 19,00 43,00 103,60 23,00 47,00 105,00 22,00 17,37 375,00 25,00 24,00 125, , ,00 230,00 447,53 22,00 35,00 22,00 21,00 22,00 105,00 25,00 42,00 27,44 300,00 25,00 Wewena ng REKANAN REKANAN REKANAN REKANAN PD. PASAR REKANAN REKANAN REKANAN REKANAN PD. PASAR REKANAN REKANAN REKANAN REKANAN REKANAN III 26

27 No II I Wilayah KECAMATAN KREMBANGAN Wilayah Pelayanan Kel. Jepara, Kel. Gundih Kel. Krembangan Barat Surabaya Timur KECAMATAN I TAMBAKSARI KECAMATAN II GUBENG II I I V V V I KECAMATAN RUNGKUT KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO KECAMATAN GUNUNG ANYAR KECAMATAN SUKOLILO Nama LPS/Depo kawasan wisata ampel Alun-alun Bangunsari Krembangan Barat Lokasi jl. Alun-alun Bangunsari jl. Krembangan Barat JUMLAH SBY UTARA Kel. Pacar Keling, Ketabang Pasar Pacar Keling Jl. Belahan Kel. Gubeng, Embong Kaliasin, Ngagel Kangean jl. Kangean Kel. Kertajaya, Psr. Pucang Pasar Pucang Anom Kel. Barata Jaya, Nginden Jangkungan, Menur pump Bratang Kel. Kali rungkut Rungkut Alangalang Jl. Kali rungkut kel. Kedung Baruk, Penjaringan Sari Penjaringan Sari Jl. Pandugo Kel. Panjang Jiwo, Kedung Baruk Tenggilis Mejoyo Kel. Tenggilis Mejoyo, Kendangsari, Rungkut Tengah Kendangsari muka Telkom jl. Tenggilis Mejoyo jl. Raya Kendangsari Kel. Kutisari, Siwalan Kerto Kutisari jl. Kutisari Indah Rungkut Menanggal jl. Rungkut Menanggal Gebang Putih jl. Gebang Putih Kel. Gunung anyar Tambak, Rungkut Tengah Kel. Gebang Putih, Keputih, Klampis Ngasem Kel. Klampis Ngasem, Manyar Sabrangan Kel. Menur Pumpungan, Klampis Ngasem, Manyar sabrangan Klampis Ngasem Menur Pumpungan Luas Lahan Luas Bangun an Jarak Angkut Vol. Sampah m² m² LPS ke LPA m³ 30,00 50,00 135,00 22,00 33,00 200,00 24,00 64,00 167,00 350,00 26,00 19,97 23,00 50,00 26,00 11,02 29,00 66,00 33,00 50,00 35,00 32,00 36,00 30,00 34,00 55,00 25,00 35,00 36,00 30,00 32,00 36,00 30,00 30,00 31,00 35,00 396,00 479,99 662,44 25,00 jl. Pasar Pucang Anom jl. Bratang Binangun jl. Klampis Ngasem jl. Menur Pumpungan JUMLAH SBY. TIMUR - - Wewena ng REKANAN REKANAN REKANAN PD. PASAR REKANAN PD. PASAR REKANAN REKANAN REKANAN REKANAN REKANAN REKANAN REKANAN REKANAN REKANAN REKANAN Surabaya Selatan III 27

28 No I II II I Wilayah KECAMATAN SAWAHAN KECAMATAN WONOKROMO KECAMATAN KARANGPILANG Wilayah Pelayanan Kel. DR. soetomo, Darmo, Putat Jaya, Pakis Kel. Wonokromo, sawunggaling, Jagir V V I KECAMATAN WIYUNG KECAMATAN WONOCOLO KECAMATAN JAMBANGAN Lokasi joyoboyo - Patung kuda jl. Kembang Gunung JL. Joyoboyo Gunungsari Kel. Pagesangan Kemlaten Jl. Mastrip Kel. Karang pilang Begangin Jl. Mastrip Kebraon Jl. Kebraon Waru gunung I Jl. Mastrip kel. Kebraon, Karang pilang Waru gunung II Jl. Mastrip kel. Kebraon, Karang pilang Karang Pilang jl. Karang pilang Kel. Babadan Babadan Indah jl. Babadan Indah Kel. Sidosermo, Margorejo Bendul Merisi jl. Bendul Merisi Selatan Kel. Pagesangan, Kebraon, Kebonsari Pagesangan jl. Pagesangan Kel. Kebraon, Balas Krumpik, Kedurus Kel. Kebraon, Balas Krumpik, Kedurus I V Nama LPS/Depo Kembang Gunung JUMLAH SBY. SELATAN TOTAL KESELURUHAN Luas Lahan Luas Bangun an Jarak Angkut Vol. Sampah m² m² LPS ke LPA m³ 416,25 22,00 27,00 90,00 25,00 50,00 29,00 16,00 72,00 29,00 15,00 135,00 29,00 26,00 35,00 15,00 35,00 15,00 90,00 27,00 11,00 48,00 25,00 13,00 87,00 60,00 50,00 300,00 25,00 27,00 43,00 352,00 25,00 30,00 40, , ,00 318,00 334, , , , ,5 2 Wewena ng REKANAN REKANAN REKANAN REKANAN REKANAN REKANAN REKANAN REKANAN REKANAN REKANAN REKANAN Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya Tahun 2008 III 28

29 Penanganan Persampahan dengan Sistem Komposting Pada saat ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya telah melakukan kegiatan pengolahan sampah dengan sistem komposting, dengan jumlah 14 unit. Saat ini jumlah sampah yang diolah dengan metode komposting sebesar 38 m³/hari atau sekitar 0.44% dari jumlah sampah yang dihasilkan. Penyebaran letak rumah kompos yang berjumlah 14 unit dapat dilihat pada Tabel 3.7. Alat untuk menyaring kompos dapat dilihat pada Gambar 3.3, dan alat untuk memecah bahan kompos dapat dilihat pada Gambar 3.4. Tabel : 3.7 Pengolahan Kompos (Rumah Kompos) III 29

30 Gambar 3.3. Alat untuk Menyaring Kompos yang Sudah Jadi Gambar 3.4. Alat untuk Memecah Bahan Kompos III 30

31 Sarana dan Prasarana Persampahan Kota Surabaya Dalam rangka pelayanan pengumpulan dan pembuangan sampah yang tercatat hingga saat ini pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya memiliki prasarana pembuangan sampah seperti pada Tabel 3.8. Sedangkan untuk data sampah yang diterima di TPA Benowo dapat dilihat pada Tabel 3.9. dan Gambar 3.5. adalah proses pengolahan sampah di TPA Benowo. Tabel : 3.8 Sarana dan Prasarana Persampahan Uraian 1 TPA 2 TPS/Depo 3 Kendaraan Angkut - Compactor - Dump Truk - Amroll (8m³) - Amroll (6m³) - Amroll (4m³) 4 Alat Berat - Exavator - Buldozer - Shovel - Back Hoe Loeder 5 Container 6 IPLT 7 Mobil Toilet 8 Incinerator 9 Rumah Kompos 10 Mesin Pencacah 11 Mobil Tangki 12 Mobil Skywalker 13 Mobil Pick Up 14 Sepeda Motor Roda 3 (Fukuda) 15Makam Yang dikelola Pemkot 16Taman Umum (RTH) Tempat 17 Sampah Umum (Stainelss Steel & Fiber) 18Keranjang Takakura Terbagi 19Gerobak Sampah Terbagi 2007 Unit Jumlah 2008 Unit Ha Ha No Sumber : DKP Kota Surabaya ( 2008 ) III 31

32 Tabel : 3.9. Data TPA Benowo Gambar 3.5. Proses Pengolahan Sampah di TPA Benowo III 32

33 Peran Serta Masyarakat dalam Bidang Persampahan Peran serta masyarakat dalam bidang persampahan adalah keterlibatan masyarakat dalam bertanggung jawab pasif maupun aktif, secara individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk mewujudkan kebersihan bagi diri sendiri dan lingkungan. Sungguh merupakan hal yang sangat baik bila melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan, tetapi kondisi masyarakat tidak dapat dipaksakan karena menyangkut masalah sosial budaya dan homogenitas, sehingga hanya daerah tertentu saja yang mampu untuk melaksanakannnya bukan berarti bahwa peran serta masyarakat tidak dapat diharapkan, tetapi memerlukan waktu untuk mengkondisikannya. Baik dikota maupun didesa pada umumnya sampah kurang diperhatikan oleh masyarakat, hal ini disebabkan oleh: Kurangnya pengertian bahwa sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mempunyai dampak negatif pada lingkungan maupun kesehatan masyarakat. Kurangnya kesadaran akan arti kebersihan dan keindahan Kekurang-pahaman teknologi maupun pengorganisasian Adanya anggapan terutama dikota bahwa pengelolaan sampah adalah tanggung jawab Pemda. pengelolaan sampah. Bentuk peran serta masyarakat Kota Surabaya dalam pengelolaan kebersihan adalah: 1. Membayar retribusi sampah setiap bulan melalui pembayaran rekening PDAM bagi masyarakat yang berlangganan PDAM dan melalui kelurahan bagi masyarakat yang tidak berlangganan PDAM. Sistem ini kurang efektif karena bagi masyarakat yang tidak berlangganan PDAM, retribusi yang masuk tidak dapat diharapkan secara kontinyu, karena hanya berdasarkan kesadaran masyarakat, tidak ada sistem penagihan secara langsung. Berdasarkan data retribusi yang masuk dari tahun ke tahun III 33

34 terlihat bahwa selalu terjadi kenaikan jumlah retribusi, namun jika dibandingkan dengan kebutuhan anggaran pengelolaan sampah, nilai tersebut masih sangat kurang. Salah satu penyebabnya adalah karena retribusi yang harus dibayar terlalu kecil dan tidak didasarkan atas jumlah sampah yang dihasilkan oleh setiap rumah tangga, dan pengelolaan sampah pengelolaan yang bersifat sosial. lebih dipandang sebagai Diperlukan peninjauan ulang terhadap dasar penentuan retribusi dan besarnya retribusi yang harus dibayar masyarakat. 2. Masyarakat dalam lingkup RT/RW membayar iuran bulanan untuk pengumpulan sampah dengan menggunakan jasa pasukan kuning untuk melakukan pengumpulan sampah dari tiap-tiap rumah tangga ke TPS terdekat. Peran masyarakat dalam tahap pengumpulan sampah ini meringkankan biaya operasional yang harus disediakan Dinas Kebersihan dan Pertamanan karena pemerintah tidak perlu menyediakan biaya pengumpulan sampah. 3. Sebagian masyarakat/swasta turut serta dalam pelaksanaan pengangkutan sampah dari TPS ke TPA dengan menjadi mitra Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Hal ini dilakukan karena jumlah armada pengangkutan dan personil Dinas Kebersihan dan semua sampah yang ada. 4. Sebagian kecil masyarakat telah berpartisipasi pada proses pengolahan sampah di beberapa kelurahan dengan melakukan Pertamanan saat ini belum mencukupi untuk dapat mengangkut pengolahan sampah menggunakan sistem komposting individual. Untuk menunjang kebersihan dalam keseluruhan pengelolaan sampah dimana salah satunya adalah reduksi volume sampah yang dibuang ke TPA, seharusnya peran serta masyarakat dimulai dari tahap pewadahan sampah. Hal ini penting karena pada tahap kegiatan pewadahan diharapkan terjadi proses pemilahan sampah, yaitu sampah kering dan sampah basah, sehingga proses pengolahan sampah yang merupakan bagian penting dalam mereduksi volume III 34

35 sampah dapat berhasil dengan baik dan target reduksi volume sampah yang dibuang ke TPA dapat dicapai. Keberadaan peran serta masyarakat dalam penanganan sampah saat ini telah menunjukkan peningkatan. Tampilnya beberapa LSM atau kelompok masyarakat murni melalui pendampingan beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta memberikan kontribusi yang cukup baik dalam membantu Pemerintah Kota Surabaya untuk menangani sampah. Dari hasil data yang ada dari hampir 9000 m 3/hari timbulan sampah yang dihasilkan, baru sekitar 15,85% jumlah sampah yang dikelola oleh kelompok individu maupun kelompok organisasi, melalui program pengolahan komposting, dan zero waste. Bila ditinjau dari Rencana Strategis Dinas Kebersihan dan Pertamanan bahwa keterlibatan masyarakat diharapkan akan meningkat melalui program sosialisasi yang mempunyai sasaran adanya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kebersihan terutama sampah dilingkungannya sendiri. Salah satu pembangunan sarana dan prasarana perkotaan diwujudkan dengan upaya pengelolaan persampahan suatu kota. Pengelolaan persampahan ditujukan untuk menanggulangi dan mencegah maupun non domestik, sehingga pengelolaan dan penyediaan sarana secara optimal akan dapat menciptakan lingkungan hidup perkotaan yang sehat dan nyaman. Pengelolaan persampahan tidak saja pencemaran lingkungan baik yang ditimbulkan oleh sampah domestik memerlukan dana dan investasi sarana, tetapi juga memerlukan manajemen pengelolaan yang melibatkan banyak unsur termasuk instansi Pemerintah. Kota Surabaya menuju kota Metropolis kedua di Indonesia, saat ini sedang menghadapi masalah sampah kota baik yang bersumber dari rumah tangga, industri, kegiatan perdagangan dan komersial, maupun kegiatan lainnya yang jumlahnya dari hari ke hari semakin meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, kegiatan dan pola hidup masyarakat. III 35

36 Berdasarkan kajian dari JICA tahun 1993 tentang pengelolaan sampah di Kota Surabaya, diperoleh rekomendasi pengelolaan akhir sampah di Kota Surabaya yaitu: Sanitary Landfill, incinerator, dan reklamasi pantai. Namun sistim pengelolaan sampah di Kota Surabaya saat ini hanya mengandalkan 1 (satu) Lahan Pembuangan Akhir di Benowo dengan hanya menggunakan teknologi Open Dumping yang dikontrol dengan cover soil setiap 6 bulan sekali. Incinerator Keputih yang semula diharapkan dapat membantu pengolahan sampah, sudah tidak beroperasi sejak tahun Sampah dan pengelolaannya menjadi hal yang kian mendesak untuk ditangani, sebab apabila tidak tertangani dengan baik akan mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan dan pencemaran lingkungan tanah, air dan udara. Oleh karena itu, untuk mengatasi berbagai masalah pencemaran tersebut diperlukan penanganan dan pengendalian terhadap sampah. Penanganan dan pengendalian akan menjadi semakin kompleks dan rumit dengan semakin kompleksnya jenis dan jumlah maupun komposisi sampah. Penanganan persampahan suatu kota bertujuan untuk meningkatkan manajemen, aspek pengaturan/produk hukum, aspek pembiayaan serta aspek peran serta masyarakat, sehingga sistem tersebut dapat dipertanggung-jawabkan, mudah dipahami dan siap diterapkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan Pemerintah sistem pengelolaan persampahan, baik ditinjau dari aspek teknik dan daerah/kota setempat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam membuat rencana penanganan persampahan suatu kota adalah : a. Aspek fisik suatu kota yang meliputi kondisi fisik kota, data letak dan keadaan geografi, topografi, hidrologi dan geologi. b. Aspek kondisi sosial-ekonomi dan budaya yang meliputi kondisi sosekbud, pemerintahan, demografi, distribusi kegiatan kota, III 36

37 pendidikan, sarana dan prasarana umum, industri, anggaran pemerintah daerah, dan pendapatan per kapita. c. Kondisi penyehatan lingkungan pemukiman yang berupa kondisi sistem pengelolaan air buangan, kondisi drainase, penyediaan air bersih dan program perbaikan kampung. d. Rencana pengembangan kota, merupakan proyeksi perkembangan kota di masa mendatang, untuk pedoman dalam rangka perencanaan sistem pengelolaan sampah yang meliputi perkembangan kebutuhan penduduk, fasilitas perkantoran, perumahan, pengembangan pendidikan, kesehatan, perdagangan dan jasa pengembangan industri. Untuk mendapatkan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi dalam penanganan sampah di Kota Surabaya, maka perlu pemilihan cara dan teknologi yang tepat, perlu partisipasi aktif dari masyarakat sumber sampah berasal dan perlu dilakukan kerjasama antar lembaga pemerintah yang terkait. Disamping itu, untuk melakukan perencanaan penanganan sampah Kota Surabaya, diperlukan pula dukungan aspek kelembagaan, pengaturan/hukum, aspek pembiayaan dan aspek peran Mengantisipasi permasalahan sampah di masa yang akan datang, perlu dikaji alternatif-alternatif pengelolaan sampah yang paling optimal bagi Kota Surabaya. Kajian dimaksud mempertimbangkan dengan seksama kondisi dan kendala Kota Surabaya serta masyarakat selain aspek teknis operasional. dalam pengelolaan sampah PENGELOLAAN DRAINASE Surabaya adalah kota yang terletak di wilayah pantai dan dipengaruhi oleh pasang naik-surut air laut. Sehubungan dengan naiknya elevasi air laut sebagai dampak dari pemanasan global maka sistem pematusan primer di Kota Surabaya penting untuk dicermati, seperti tanggul dan pintu-pintu laut. III 37

38 Sebelum membahas sistem drainase di Kota Surabaya, maka yang perlu dibahas terlebih dahulu mengenai sungai yang melintasi Kota Surabaya dimulai dari Kali Brantas yang mengalir melalui Kota Mojekerto. Di Kota Mojokerto Kali Brantas terbagi menjadi dua yakni Kali Porong dan Kali Surabaya yang dimensinya lebih kecil, dan selanjutnya di Wonokromo Kali Surabaya terpecah menjadi dua anak sungai yaitu Kali Mas dan Kali Wonokromo. Kali Mas mengalir kearah pantai Utara melewati tengah kota sedang Kali Wonokromo kearah pantai Timur dan bermuara di selat Madura. Sedangkan untuk aliran banjir di hulu Kali Brantas Surabaya diatur oleh Perum Jasa Tirta melalui serangkaian waduk penyimpanan dan bangunan pengatur. Pembagian limpasan ke Kali Porong dan Kali Surabaya diatur oleh Bendung Mlirip dan Dam Lengkong. Kali Surabaya juga menampung masukan dari daerah Pematusan Kali Marmoyo, Kali Watudakon dan Kali Tengah (yang masuk ke hulu Dam Gunungsari) serta daerah pematusan Kali Kedurus. Sistem Pematusan Perkotaan Susunan sistem drainase primer untuk Kota Surabaya adalah: Saluran pematusan primer untuk mengalirkan banjir yang berasal dari luar Surabaya diarahkan ke laut (Kali Surabaya dan Kali Wonokromo). Pengumpulan limpasan dari area perkotaan melalui saluransaluran tersier, sekunder dan primer dibantu oleh pompa-pompa drainase pada daerah yang tidak mungkin adanya aliran secara gravitasi. Tanggul laut dengan pintu-pintu laut untuk mencegah arus balik di saluran pematusan primer selama pasang tinggi. Serangkaian saluran irigasi primer dan sekunder berawal dari bangunan pengatur Gunung Sari dan Gubeng. Untuk saat ini III 38

39 saluran-saluran ini memiliki fungsi ganda dimusim hujan dengan menerima aliran dari saluran pematusan. Perubahan penggunaan lahan, terutama pada daerah lahan pertanian, mengakibatkan berubahnya fungsi saluran yang ada baik irigasi maupun drainase pertanian menjadi saluran drainase perkotaan, di mana pembenahan tersebut belum sepenuhnya diikuti pembenahan sistem maupun fungsi kewenangannya. Di samping menghadapi banjir lokal yang berasal dari hulu sungai, Kota Surabaya juga menghadapi pasang surut air laut. Sungai-sungai yang ada selain berfungsi untuk mengalirkan debit banjir juga menyediakan air baku bagi PDAM, irigasi dan industri. Sungai Surabaya, sungai Wonokromo dan sungai Mas membagi wilayah administrasi Kota Surabaya menjadi tiga wilayah drainase sesuai dengan Pola Sistem Drainase Surabaya yg disusun oleh Tim Penyusun Penanganan Masalah Banjir Kota Surabaya yaitu : Wilayah drainase Surabaya Selatan dengan batas Utara sungai Wonokromo, Timur Selat Madura, Selatan Kabupaten Sidoarjo, Barat sungai Surabaya yang terdiri dari 3 (tiga) sub-sistem yaitu Sub Sistem Wonorejo, Kebonagung dan Sub Sistem Pebatasan. Wilayah drainase Surabaya Timur dengan batas Utara dan Timur Selat Madura, Selatan Kabupaten Sidoarjo, Barat Sungai Mas yang terdiri dari 8 (delapan) sub-sistem yaitu Sub Sistem Medokan, Bratang, Kalibokor-Keputih, Kalidami, sub-sistem Kenjeran UtaraKedung Cowek, Kalisari-Kali Kepiting, Kenjeran dan sub-sistem Pegirian-Tambak Sari. Wilayah drainase Surabaya Barat dengan batas Utara Selat Madura, Timur Sungai Mas, Selatan Kabupaten Sidoarjo, Barat Kabupaten Gresik, terdiri dari 5 (lima) sub-sistem yaitu sub- sistem Greges, Gunungsari, Kali Kedurus, Balong dan sub-sistem Kandangan. Untuk selanjutnya sistem drainase surabaya dalam proses pengusulan terbagi menjadi 5 (lima) rayon berdasarkan pada batas pematusan, yakni sistem genteng, gubeng, jambangan, wiyung dan sistem tandes. III 39

40 Gambaran pembagian sistem drainase di Kota Surabaya dapat dilihat pada Gambar 3.6 dan Gambar 3.7, sedangkan luas daerah pematusan Gam bar 3.6. Pem bagi an Rayo n Siste m Pem atus an Kota Sura baya dapat dilihat pada Tabel III 40

41 Gam bar 3.7. Pem bagi an Sist em Pem atus an Kota Sura bay a III 41

42 Tabel Luas Daerah Pematusan Kota Surabaya A. Rayon Genteng Rayon ini terletak pada pusat kota Surabaya. Kebanyakan aliran air permukaan di setiap sistem pematusan mengalir ke Kali Mas dan Boezem Morokrembangan. Luas daerah pematusan Rayon Genteng sebesar Ha, dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kawasan pelabuhan dan Selat Madura; Sebelah Timur : Kali Mas dan Rayon Gubeng; III 42

43 Sebelah Selatan : Kali Surabaya dan Rayon Jambangan; Sebelah Barat : Jalan Tol, Saluran Gunungsari dan Rayon Tandes. Saluran pematusan di Rayon Genteng memiliki 4 (empat) Saluran Primer dan 41 Saluran Sekunder, yang terbagi dalam 6 (enam) Sub Rayon/Sub Sistem yaitu (lihat Gambar 3.8) yaitu : 1. Sub Sistem PA. Darmo Kali dan Ciliwung, memiliki Saluran Darmo sebagai saluran primer dan 4 (empat) saluran sekunder; 2. Sub Sistem PA. Dinoyo dan Keputran, memiliki Saluran Kupang sebagai saluran primer dan 6 (enam) saluran sekunder; 3. Sub Sistem Kayun / Grahadi dan PA. Kenari, memiliki 8 (delapan) saluran sekunder; 4. Sub Sistem PA. Flores; 5. Sub Sistem Saluran Peneleh; 6. Sub Sistem Kali Greges, memiliki 2 (dua) Saluran Primer yaitu Saluran Greges dengan 15 (lima belas) saluran sekunder, dan B. Rayon Gubeng Rayon ini terletak di kawasan Timur Kota Surabaya, kebanyakan sistem pematusannya mengalir ke laut, dan sebagian mengalir ke Kali Saluran Simo dengan 8 (delapan) saluran sekunder. Wonokromo dengan dibantu rumah pompa pematusan pada saat banjir besar dan pasang laut. Bottle neck (penyempitan) muara beberapa saluran seperti Kali Dami, Kali Bokor, yang berada dikawasan Pantai Timur Kota Surabaya berdampak sebagai back water pada saluran sekunder dan tersier didalam DAS sistem pematusan. Bertambah panjangnya pantai Timur (pantai oloran) kearah laut semakin menambah landainya saluran pematusan yang berada di kawasan Pantai TImur. III 43

44 Gambar 3.8. Sistem Pematusan Rayon Genteng Luas daerah pematusan Rayon Gubeng sebesar Ha, yang meliputi Surabaya bagian timur sampai ke pantai utara, dengan batas wilayah sebagai berikut : III 44

45 Sebelah Utara : Kawasan pelabuhan dan Selat Madura; Sebelah Timur : Selat Madura; Sebelah Selatan : Kali Kebonagung, Kali Wonokromo dan Rayon Jambangan; Sebelah Barat : Kali Surabaya dan Rayon Wiyung. Saluran pematusan di Rayon Gubeng memiliki 8 (delapan) Saluran Primer dan 88 (delapan puluh delapan) Saluran Sekunder, yang terbagi dalam 7 (tujuh) Sub Rayon / Sub Sistem (lihat Gambar 3.9) yaitu : 1. Sub Sistem Tambak Wedi Pegirian, yang memiliki 2 (dua) saluran primer yaitu Saluran Pegirian yang memiliki 17 (tujuh belas) saluran sekunder, dan Saluran Tambakwedi yang memiliki 18 (delapan belas) saluran sekunder; 2. Sub Sistem Jeblokan, dengan saluran primernya yaitu Saluran Jeblokan yang memiliki 2 (dua) saluran sekunder; 3. Sub Sistem Lebak Indah dan Tanah Kali Kedinding, dengan saluran primernya yaitu Saluran Lebak Indah yang memiliki 12 (dua belas) 4. Sub Sistem Kenjeran, dengan saluran primernya yaitu Saluran Kenjeran yang memiliki 7 (tujuh) saluran sekunder; 5. Kali Kepiting, dengan saluran primernya yaitu Saluran Kepiting saluran sekunder; yang memiliki 7 (tujuh) saluran sekunder; 6. Sub Sistem Kalidami, dengan saluran primernya yaitu Saluran Kalidami yang memiliki 12 (dua belas) saluran sekunder; 7. Sub Sistem Kalibokor, dengan saluran primernya yaitu Saluran Kalibokor yang memiliki 15 (lima belas) saluran sekunder. III 45

46 Gam bar 3.9. Sist em Pem atus an Ray on Gub eng III 46

47 C. Rayon Jambangan Rayon Jambangan ini berada pada kawasan Selatan Timur Kota Surabaya yang berada disebelah Selatan Kali Wonokromo dan berfungsi sebagai Sistem Pengendali Banjir Kota (Urban Flood Controle). Sistem pematusannya pada umumnya mengalir ke laut, hanya Kali Wonorejo saja yang mengalir ke Kali Wonokromo dengan bantuan rumah pompa pematusan dan boezem serta mengalir ke laut. Luas daerah pematusan Rayon Jambangan sebesar Ha, yang meliputi Surabaya bagian selatan sampai ke pantai timur, dengan batas wilayah sebagai berikut (lihat Gambar 3.10) : Sebelah Utara : Kawasan pelabuhan dan Selat Madura; Sebelah Timur : Selat Madura; Sebelah Selatan : Kali Kebonagung, Kali Wonokromo dan Rayon : Kali Surabaya dan Rayon Wiyung. Jambangan; Sebelah Barat Saluran pematusan di Rayon Jambangan memiliki 6 (enam) Saluran Primer dan 100 (seratus) Saluran Sekunder, yang terbagi dalam 6 (enam) Sub Rayon / Sub Sistem yaitu: sekunder; 2. Sub Sistem Kali Sumo / Bratang, dengan saluran primernya yaitu Saluran Kali Sumo yang memiliki 4 (empat) saluran sekunder; 1. Sub Sistem Kali Mir / Bendul Merisi, memiliki 1 (satu) saluran 3. Sub Sistem Medokan Semampir, yang memiliki 17 (tujuh belas) saluran sekunder; 4. Sub Sistem Wonorejo Rungkut, dengan saluran primer yaitu Saluran Wonorejo yang memiliki 31 (tuga puluh satu) saluran sekunder, dan Saluran Rungkut yang memiliki 6 (enam) saluran sekunder; 5. Sub Sistem Kali Kebonagung, dengan saluran primernya yaitu Saluran Kebonagung yang memiliki 14 (empat belas) saluran sekunder; III 47

48 6. Sub Sistem Kali Perbatasan, dengan saluran primernya yaitu Saluran Perbatasan yang memiliki 27 (dua puluh tujuh) saluran sekunder. III 48

49 D. RAYON WIYUN Sebagian besar sistem pematusan di wilayah Rayon Wiyung ini di dominasi oleh Kali Kedurus yang melintasi batas Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik. Oleh sebab itu, wewenang pengelolaan kali ini berada dibawah Dinas Pengairan Provinsi Jatim. Kali Kedurus mengalir ke Kali Surabaya dengan bantuan rumah pompa dan boezem Kali Kedurus. Perkembangan kawasan terbangun pada Rayon Wiyung disebelah Utara dan Selatan Jalan Raya Menganti sangat pesat, hal ini ditandai dengan banyaknya real estat di wilayah tersebut, khususnya kawasan Citraland. Luas daerah pematusan Rayon Wiyung sebesar 7.290,27 Ha, yang meliputi Surabaya bagian tengah, selatan sampai ke Sebelah Utara : Rayon Tandes; Sebelah Timur : Kali Surabaya dan Rayon Jambangan; Sebelah Selatan : Kali Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo; Sebelah Barat : Kabupaten Gresik. Gam bar Sist em Pem atus an Ray on Jam ban gan Saluran pematusan di Rayon Wiyung terdiri dari Sistem Pematusan Kali Kedurus dan Saluran Karang Pilang sebagai saluran primer. Pada barat, dengan batas wilayah sebagai berikut (lihat Gambar 3.11) : wilayah Rayon Wiyung ini, khususnya pada sistem pematusan Kedurus terdapat beberapa boezem dan Waduk yaitu : 1. Boezem Kedurus : di Dukuh Kedurus; 2. Kompleks Marinir : di Balas Klumprik; 3. Pondok Maritim : di Kompleks Perumahan Pondok Maritim; 4. Sumur Welut : di Sumur Welut; 5. Pondok Manggala : di Sumur Welut; 6. Bangkingan : di Sumur Welut; 7. Babadan : di Babadan; 8. Citra Raya : Perumahan Citra Raya; III 49

50 9. Pakuwon 10. Lidah Wetan : Perumahan Pakuwon; : Lidah Wetan; 11. Randengan Timur : Kabupaten Gresik; 12. Randengan Tengah : Kabupaten Gresik; 13. Tambak Watu Timur : Kabupaten Gresik; 14. Tambak Watu Tengah : Kabupaten Gresik. Gam bar Sist em Pem atus an Ray on Wiy ung III 50

51 E. Rayon Tandes Rayon ini berada pada kawasan Barat-Utara Kota Surabaya. Seperti halnya Rayon Wiyung perkembangan kawasan terbangun di Rayon Tandes sangat pesat, yang ditandai dengan banyaknya pengembang real estat yang berkaliber nasional seperti PT. Ciputra, PT. Dharmala, PT. Pakuwon. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap sistem pamatusan yang ada di wilayah Rayon Tandes. Salah satu saluran primer di wiayah Rayon Tandes ini adalah Saluran primer Gunungsari. Awalnya, saluran ini adalah saluran irigasi dan telah berubah fungsi menjadi pematusan. Outlet saluran Gunungsari terdapat pada : 1. Pintu air Kali Petemon (eks pintu air irigasi); 2. Pintu air Kali Simo (eks pintu air irigasi dan siphon); 3. Saluran Margomulyo (pintu air baru); 4. Kali Balong (eks pintu air irigasi, sudah rusak/hilang); 5. Kali Kandangan (eks pintu air irigasi, sudah rusak/hilang); dan 6. Kali Sememi (pintu air baru). Daerah pematusan Rayon Tandes memiliki luas sebesar ,19 Ha, yang meliputi Surabaya bagian tengah, barat sampai ke utara, dengan Sebelah Utara : Selat Madura; Sebelah Timur : Jalan Tol, Saluran Gunungsari dan Rayon batas wilayah sebagai berikut (lihat Gambar 3.12) : Genteng; Sebelah Selatan : Rayon Wiyung; Sebelah Barat : Kabupaten Gresik. Saluran pematusan di Rayon Tandes memiliki 10 (sepuluh) sub sistem pematusan : 1. Sub sistem Pematusan Kali Anak, dengan saluran primer Kali Anak; III 51

52 2. Sub sistem Pematusan Kali Krembangan, dengan saluran primer Kali Krembangan; 3. Sub sistem Pematusan Saluran Gunungsari Kali Simo dan Rencana High Level Diversion (HLD), dengan saluran primer yaitu Rencana HLD dan Saluran Gunungsari Balong yang memiliki 6 (enam) sekunder; 4. Sub sistem Pematusan Saluran Margomulyo, dengan saluran primer yaitu Saluran Margomulyo; 5. Sub sistem Pematusan Saluran Kali Balong, dengan saluran primer yaitu Kali Balong, Saluran Gunungsari (timur) Balong, dan Saluran Gunungsari (barat) Balong yang memiliki 6 (enam) saluran sekunder; 6. Sub sistem Pematusan Saluran Kali Kandangan, dengan saluran primer yaitu Kali Kandangan, Saluran Gunungsari (timur) Kandangan, dan Saluran Gunungsari (barat) Kandangan yang memiliki 5 (lima) saluran sekunder; 7. Sub sistem Pematusan Saluran Kali Sememi, dengan saluran primer yaitu Kali Sememi, Saluran Gunungsari (timur) Sememi, dan Saluran Gunungsari (barat) Sememi yang memiliki 2 (dua) 8. Sub sistem Pematusan Saluran Gunungsari Kali Lamong, dengan saluran primer Saluran Gunungsari Kali Lamong yang memiliki 1 saluran sekunder; (satu) saluran sekunder yaitu Saluran Benowo; 9. Sub sistem Pematusan Saluran Romo Kalisari; 10. Sub sistem Pematusan Saluran Tambakdono. Selain pembagian sistem pematusan sebagaimana disebutkan diatas, kondisi sistem pematusan di Kota Surabaya juga dipengaruhi oleh beberapa prasarana pendukung lainnya seperti Pompa dan Rumah Pompa, Boezem, Pintu-Pintu (Klep), Tanggul Laut dan Pintu Laut. Kesemua prasarana sistem pematusan tersebut dapat dijelaskan pada Gambar sebagai berikut : III 52

53 Ga mba r Sist em Pem atus an Ray on Tan des III 53

54 3.4.2 Boezem Kolam penampungan banjir bagian hilir (boezem), didesain untuk menampung air limpasan selama debit besar berlangsung bila tidak bisa dibuang langsung ke laut karena air laut pasang. Pada prakteknya, bila terletak di sebelah hilir dari kawasan perkotaan, boezem akan cenderung berfungsi sebagai kolam pengendapan yang besar dimana semua sampah dan sedimen yang dibawa aliran banjir akan terkumpul. Tanpa pemeliharaan yang teratur kolam-kolam tersebut akan penuh dengan sedimen dan sampah busuk yang mengeluarkan bau tidak sedap. Oleh karena itu, boezem ini sering mengganggu lingkungan orang yang tinggal disekitarnya. Penyebaran lokasi Boezem di Kota Surabaya dapat dilihat pada Tabel 3.11 dan Gambar III 54

55 Gamb ar Lokas i Boez em dan Wadu k di Kota Sura baya Tabel 3.11 Lokasi Boezem di Kota Surabaya III 55

56 No. LOKASI 2. Boezem Morokrembangan Boezem Kalidami 3. Boezem Bratang Boezem Rungkut Industri Boezem Wonorejo Rungkut Boezem Kedurus Boezem Komplek Marinir Boezem Sumur Welut Boezem Citra Raya Boezem Graha Family RAYON LUAS (Ha) DAERAH PELAYANAN Genteng 80,50 Gubeng Jambang an Jambang an Jambang an Wiyung 2,70 Sal. Kalidami 3,00 Kali Sumo/Bratang 16,00 Sal. Kebon Agung 10,00 Sal. WonorejoRungkut Sal. Greges Wiyung Wiyung Wiyung Wiyung Sumber : SDMP Tahun 2018 dan Review SDMP Tanggul Laut dan Pintu Air Laut Untuk melindungi daerah rendah di pesisir dari genangan air selama pasang tertinggi, dibangun tanggul laut dengan pintu laut pada saluran saluran pematusan primer. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel Tabel 3.12 Pintu Air Laut (PAL), Rayon dan Kondisinya 3.12 Lokasi Pintu Air Laut (PAL), Rayon dan Kondisinya. III 56

57 Rumah Pompa Drainase Sistem drainase internal telah dikembangkan dalam beberapa tahun ini untuk melindungi kawasan perkotaan yang rendah dari banjir lokal, yaitu dengan membangun rumah-rumah pompa pematusan. Sampai sekarang terdapat 32 rumah pompa yang melayani Kota Surabaya. Lebih jelasnya untuk jumlah rumah pompa dan lokasinya dapat dilihat pada Tabel 3.13 dan Gambar Tabel Lokasi Pompa Air (PA), Kapasitas dan Kondisinya III 57

58 Ga mb ar Sta siu m Ru ma h po mp a Kot a Sur aba ya Saluran Irigasi dan Fungsi Ganda III 58

59 Saluran sebagaimana jaringan irigasi pada umumnya, mempunyai kapasitas yang paling besar di bangunan utama untuk memenuhi kebutuhan pengairan dan berkurang dimensinya pada bagian hilir karena air telah masuk ke saluran sekunder dan tersier. Pada sistem jaringan irigasi Gunungsari rute saluran mengikuti garis kontur dengan kemiringan kecil. Dataran yang lebih tinggi terdapat di sebelah atas saluran dahulu yang belum berkembang. Limpasan air dari daerah ini kemungkinan banyak ditahan oleh tumbuh-tumbuhan dan daerah yang lebih rendah. Namun kondisi saat ini telah berbeda. Dataran yang lebih tinggi dari saluran telah mengalami banyak perubahan dengan adanya pengembang permukiman baru. Limpasan dari perkotaan baru ini menyebabkan arus yang cepat di saluran pematusan dan masuk ke saluran Gunungsari, yang seringkali meluap dan membanjiri daerah perumahan berkepadatan tinggi di sekitar saluran. Keadaan menjadi lebih parah di bagian hilir, di mana kapasitas saluran tidak mencukupi. Jaringan saluran lainnya mengalir dari Kali Mas kearah Timur, termasuk di antaranya saluran Jeblokan, Kali Kepiting, Kali Dami dan Kali Bokor, yang mengalir melalui daerah yang sangat datar. Pada mulanya saluran-saluran tersebut mengairi lahan sawah dan tambak ikan di sepanjang pesisir pantai. Sekian tahun berselang, terjadi perubahan sekarang. Setelah terbitnya rekomendasi IUIDP tahun 1992, beberapa saluran diubah menjadi saluran pematusan dengan cara penggalian kembali ke elevasi yang lebih rendah dan membangun plengsengan, penggunaan lahan, akan tetapi saluran tersebut masih ada hingga seperti Kalibokor/Menur tahun 1997/1998. Hal ini telah menghasilkan saluran yang lebih rendah tanpa tanggul tanah yang bisa menerima pemasukan aliran pematusan dari daerah yang berdekatan. Akan tetapi sambungan yang diperlukan dari saluran pematusan tersier dan sekunder sering masih belum ada, sehingga masalah drainase setempat masih tetap ada Daerah Genangan Genangan yang terjadi di kota Surabaya pada tahun 2007 adalah seluas 3.481,48 ha, angka ini telah jauh berkurang dibandingkan pada tahun yang mencapai 5.418,74 ha. Artinya, terjadi III 59

60 pengurangan kawasan banjir yang cukup signifikan yaitu sebesar 1.937,26 Ha (35,75%). Sebagian besar genangan yang terjadi di kota Surabaya disebabkan oleh meluapnya saluran Gunungsari (eks saluran irigasi) yang membentang sepanjang 20 km dari Selatan ke Barat kota, yang kemudian meluap ke sistem pematusan PA Darmokali, PA Kupang/Dinoyo menimbulkan dan kali kemacetan Greges. lalu-lintas Dampak pada genangan kawasan banjir disekitarnya. Gambaran kawasan genangan yang terjadi di Kota Surabaya dapat dilihat pada Gambar Gambar Berdasarkan hasil studi SDMP 2018 kawasan banjir paling utama Kota Surabaya dapat dilihat pada Tabel 3.14, sedangkan berdasarkan hasil evaluasi terakhir untuk sistem pematusan Kali Kalidami banjir sudah berkurang karena adanya penambahan rumah pompa di hilir boezem Kalidami. Cactment A (Ha) Genangan L (Ha) PROSENTA SE GENANGA N (%) Gunungsari ,0 2. Kali Wonorejo ,7 3. Kedurus ,7 4. Kali Kalidami ,1 5. Kali Kalikepiting ,1 6. Kali Greges ,9 7. Medokan Semampir ,7 8. Kali Perbatasan ,1 9. Kali Kalibokor ,0 10. Kali Kalirungkut ,5 11. Kali Kebonagung ,5 12. PA. Darmokali ,6 13. Kali Sumo ,7 Rangk ing 1. NAMA SUB CATCHMENT AREA TOTAL LUAS Tabel 3.14 Rangking Sub-Catchment Area Dengan Tingkat Genangan Terluas (> 100 Ha) III 60

61 14. PA. Dinoyo ,4 Sumber : SDMP Tahun 2018 dan Evaluasi SDMP Gam bar Luas Kawa san Gena ngan Di Kota Sura baya III 61

62 Gam bar Lam a Kaw asan Gen ang an Di Kota Sura baya Gam bar 3.15 Ting gi Kaw asan Gen ang an Di Kota Sura baya III 62

63 Pada umumnya daerah genangan yang terjadi pada sistem pematusan di Kota Surabaya ini disebabkan oleh : 1. Kapasitas saluran irigasi tidak cukup karena belum diubah menjadi saluran pematusan kota, terutama Saluran Gunungsari; 2. Tidak lengkapnya sistem drainase, dimana aliran tidak dapat mencapai saluran pematusan primer; 3. Tidak selesainya proyek-proyek pematusan pada saat pelaksanaan Surabaya Urban Development Project, disebabkan oleh masalah pembebasan tanah; 4. Berkurangnya kapasitas saluran pematusan yang sudah ada dikarenakan sedimentasi yang telah terakumulasi, sampah yang masuk ke dalam saluran, dan penduukan badan saluran oleh bangunan; 5. Berkurangnya kapasitas muara pantai Timur yang disebabkan oleh perluasan tambak ikan hingga jauh ke arah Timur; 6. Penyempitan aliran yang disebabkan oleh gorong-gorong yang rusak, jembatan dan jembatan pipa; 7. Pompa dan pintu air yang tidak beroperasi karena kerusakan yang tidak diperbaiki, atau kerusakan mendadak peralatan mekanikal dan elektrikalnya pada saat hujan Penyediaan Air Minum/Bersih Penduduk Kota Surabaya sampai dengan saat ini memanfaatkan air tanah, air PDAM dan air permukaan sebagai sumber air bersih. Sistem penyediaan air bersih yang ada saat ini di Kota Surabaya tahun 2009, meliputi sistem non perpipaan/individual yang dikelola oleh masyarakat atau rumah tangga dan sistem perpipaan yang dikelola oleh PDAM dan Swasta. Gambaran umum secara jelas tentang sistem air bersih Kota Surabaya dapat dilihat dalam Tabel Sistem non perpipaan, dengan sumber air baku yang berasal dari air tanah dengan cara pemanfaatan melalui penggunaan sumur gali (SGL) dan sumur III 63

64 pompa tangan (SPT) serta sistem perpipaan yang dikelola oleh PDAM dan swasta. Sistem perpipaan yang dikelola oleh PDAM mempunyai instalasi sebanyak 6 unit, yaitu Ngagel I dengan debit lt/det, Ngagel II = 797 lt/det, Ngagel III = l/dt, Karangpilang I = l/dt, Karangpilang II = l/dt dan mata air 318 lt/det serta sistem perpipaan yang dikelola oleh Citraland mempunyai satu unit instalasi dengan debit terpasang 160 l/dt. Tabel 3.15 Gambaran Umum Sistem Penyediaan Air Bersih kota Surabaya Tahun 2009 NO URAIAN 1 Pengelola 2 Cakupan Pelayanan 3 Sumber Air Baku SAT. - SISTEM PERPIPAAN Masyarakat/RumahPDAM Tangga 3.54 % % SISTEM NON PERPIPAAN % pddk. - Air Tanah : 3.54 % - Mata Air = 0 % - Sumur Gali = 2.89 % - Sumur Pompa Tangan = 0,65-% 4 Produksi - Kapasitas Terpasang l/dt - Kapasitas Produksi l/dt 7,295 5 Jumlah Sambungan Sambungan Domestik - Sam. Non Domestik 6 7 unit 8, ,267 unit Jam Operasi Jam/hr Pelayanan Kehilangan air % 35, (Sumber: PDAM Surabaya 2009) Kondisi Air Tanah III 64

65 Pada daerah rawan air di Kota Surabaya sebagian besar penduduknya menggunakan sumber air tanah tetapi dalam jumlah yang kurang mencukupi dan kurang memenuhi syarat kesehatan air minum dan sanitasi lingkungan. Kondisi air tanah yang ada pada umumnya asin kecuali pada daerah disepanjang Kali Mas dan Kali Surabaya. Parameter kelayakan air tanah di Kota Surabaya dapat dilihat pada Tabel Parameter Fisik Kimia Air Tanah di Wilayah Kecamatan Tabel Potensi Air Tanah Berdasarkan evaluasi data air tanah bebas dan tertekan serta debit mata air maka potensi air tanah di wilayah Surabaya dapat dibedakan menjadi 5 (lima) potensi air tanah, untuk lebih jelasnya potensi air tanah di Kota Surabaya dapat dilihat pada Tabel III 65

66 Potensi Air Tanah Tabel Kondisi Sumur Gali Sistem penyediaan air bersih non perpipaan yang dikelola oleh masyarakat/rumah tangga, dengan sumber air baku air tanah baik dengan cara pemanfaatan melalui penggunaan sumur gali, Sumur Pompa Tangan (SPT), kemasan serta sumur bor, sebagian besar tidak memenuhi syarat kesehatan, ini berdasarkan hasil pemeriksaan Dinas III 66

67 Kesehatan Kota Surabaya pada awal tahun 2008, hasil pemeriksaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.18 dan Gambar Gambar 3.20 untuk pemenuhan kebutuhan penduduk akan air minum dengan menggunakan sumur gali di Kota Surabaya. Gambar Sumur Gali Penduduk (SGL) Pengambilan Dengan Ember Gambar Sumur Gali Penduduk (SGL) Kota Surabaya Konstruksi Base Beton Gambar Sumur Gali Penduduk (SGL) Pengambilan Dengan Pompa III 67

68 3.5.4 PDAM Surabaya III 68

69 Data Nopember 2010 ± % penduduk Kota Surabaya terlayani sambungan air minum oleh PDAM, kebutuhan pelanggan bervariasi Tabel 3.18 Siste m Peny ediaa n Air Bersi h Kota Sura baya menurut tingkat pendapatannya. Semakin tinggi pendapatan semakin tinggi pula kebutuhan akan air bersih, sesuai dengan pola dan gaya hidup. Untuk saat ini pipa III 69

70 distribusi PDAM sudah menjangkau seluruh wilayah Surabaya, kecuali Surabaya Barat, sebagian kecil wilayah Surabaya Timur dan sebagian kecil di Wilayah Surabaya Selatan. Untuk lebih jelasnya jumlah pelanggan/sambungan PDAM dapat dilihat pada Tabel 3.19 dan Gambar 3.21 Jaringan Pipa PDAM Kota Surabaya Sumber Air Baku Gambaran sistem penyediaan air minum PDAM Kota Surabaya yang melayani kota memanfaatkan sumber air baku yang berasal dari Air Permukaan dan Mata Air Mata Air PDAM Kota Surabaya mengambil air baku yang berasal dari mata air Umbulan dan Tamanan. Lokasi mata air Umbulan terletak sekitar 60 km arah Tenggara dari Kota Surabaya. Kualitas air cukup baik sebagai sumber air baku untuk kebutuhan air bersih sehingga hanya diperlukan tindakan chlorinasi. Kuantitas air baku yang tersedia cukup besar yaitu 3-4 m³/dt dan yang dimanfaatkan oleh PDAM Surabaya ± 330 l/dt. Instalasi ini mulai dikembangkan sejak jaman Belanda dan sudah ada sejak tahun Untuk lokasi Reservoir Tamanan dengan kapasitas Surabaya yang menampung beberapa mata air di Pandaan, antara lain Mata air Toyo Arang, Bulak Luyung dan Jambangan dengan debit ± 84 l/dt, Mata Air Duren Sewu dan Karangjati sebesar ± 40 l/dt, Plintahan ± 70 m³ terletak di Gempol yang berjarak ± 40 km ke arah Selatan Kota 96 lt/dt dan mata air Klampok ± 96 l/dt Air Permukaan Kondisi saat ini Sungai Surabaya dan Sungai Wonokromo adalah penyedia air baku untuk PDAM Surabaya. Meskipun kuantitas kedua sungai masih cukup memadai tetapi Sungai Surabaya yang membelah Kota Surabaya dibagian Selatan dan mengalir dari Barat ke Timur, kondisinya saat ini sudah menurun kualitasnya akibat buangan limbah rumah tangga dan industri di sepanjang badan sungai. Sedangkan Sungai Wonokromo merupakan cabang sungai dari Sungai Surabaya, III 70

71 dimana kualitasnya juga sudah tercemari limbah rumah tangga. Sungai Surabaya disadap oleh IPA Karang Pilang (1990), sedangkan Sungai Wonokromo, tepatnya di Dam Jagir diletakkan intake IPA Ngagel (1992). Tabel 3.19 Jumlah Pelanggan pada setiap kawasan Subzona Kota Surabaya III 71

72 Gamba r Peta Jaring an Pipa PDAM Kota Surab aya Gambar : JARINGAN PIPA PDAM KOTA SURABAYA III 72

73 Sistem Produksi, Transmisi dan Distribusi Air baku yang diproduksi oleh PDAM Kota Surabaya untuk sumber air baku berupa air permukaan dilakukan dengan pengolahan lengkap. Dari instalasi yang ada air dialirkan melalui pipa transmisi berdiameter antara mm. Produksi air di PDAM terlihat meningkat dari tahun ke tahun, hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.20 Tabel 3.20 Jenis dan Kapasitas Produksi PDAM Kota Surabaya Jaringan pipa distribusi Kota Surabaya dibagi menjadi 2 (dua) area yaitu Surabaya Barat dan Surabaya Timur yang dipisahkan oleh Kali Mas. Untuk pengoperasiannya area Timur dibagi menjadi 7 (tujuh) bagian operasional dan area Barat dibagi menjadi 20 (dua puluh) jaringan perpipaannya. Untuk menunjang kelancaran distribusi, maka Kota Surabaya dibagi menjadi 5 (lima) zone distribusi yang berdasarkan trend perkembangan, penduduk dan kebutuhan air. Ada 5 bagian operasional berdasarkan kepadatan penduduk dan panjang (lima) buah ground reservoir yang tersedia untuk mengatasi kebutuhan puncak. Agar lebih jelasnya jumlah dan kapasitas Reservoir PDAM Kota Surabaya dapat dilihat pada Tabel 3.21 III 73

74 Tabel Jumlah dan Kapasitas Resevoir PDAM Kota Surabaya No. Uraian Volume (m³) 1 Reservoir Ngagel I Reservoir Ngagel II Reservoir Ngagel III Reservoir Karangpilang I Reservoir Karangpilang I Jumlah SumberPDAM : Surabaya Sistem Penyediaan Air Minum Perumahan Citraland Sistem penyediaan air bersih perpipaan di Citraland dikelola oleh PT. Citraland, dengan mengambil sumber air baku yang berasal dari air permukaan yaitu Kali Surabaya dengan debit terpasang 160 lt/dt dengan jarak ± m dari daerah pelayanan yang terletak di Surabaya Barat. Sistem perpipaan : dikelola oleh PT. Citraland Sumber air Baku : - : : : : Air Permukaan 160 lt/dt Desa Cangkir meter Sistem Pengambilan Air : Intake - Jenis Sumber Kapasitas Lokasi Jarak dr pelayanan Untuk uraian secara teknis dapat diuraikan sebgai berikut : Lokasi Intake : Jarak : Sistem Transmisi : Jenis pipa Transmisi : Panjang & dia. Pipa : Sistem Pengolahan - Desa Cangkir meter Pemompaan Pipa Steel meter : Pengolahan Lengkap Kapasitas Terpasang : 160 liter/dt Kapasitas Produksi : 100 liter/dt Produksi Saat Ini : 100 liter/dt Jam Operasi : 18 jam/hari III 74

75 Sistem Pendistribusian : Pemompaan - Reservoir - Pipa utama PVC : 1 unit, kapasitas 175 m³. : diameter 12 inch Total Pelayanan rumah atau 100 % dari jumlah penduduk saat ini, dengan daerah pelayanan kawasan perumahan Citraland dan sistem pelayanan dilakukan melalui sambungan rumah ( SR ) untuk pemenuhan domestik dengan jam operasi pelayanan 18 jam / hari Landasan Hukum/Legal Operasional dalam Penyediaan Air Minum PDAM didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya Nomor 7 Tahun 1976 tentang Perusahaan Daerah Air Minum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya Nomor 14 Tahun 1986 Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Aspek Kelembagaan pada Pengolahan Air Minum PDAM Surya Sembada Kota Surabaya merupakan Perusahaan Daerah merupakan modal Walikota Surabaya Kualitas dan Kontinuitas Air PDAM A. Kualitas Air di bidang penyediaan air minum yang kepemilikannya 100 % Air bersih : sebagian pelanggan masih mendapat air dengan kualitas air bersih Air minum dengan membentuk : Kawasan Zona Air Minum Prima (ZAMP) di Pakuwon City dan Kran Air Siap Minum (KASM) di beberapa lokasi. B. Kontinuitas Air III 75

76 Belum seluruhnya masyarakat mendapatkan air 24 jam Pada bulan Mei 2010 diresmikan pengoperasian IPAM Karang Pilang III dengan kapasitas sebesar liter/detik. Dengan dioperasikannya IPAM Karang Pilang III ini diharapkan seluruh pelanggan mendapatkan air 24 jam dan dapat melayani lebih kurang pelanggan baru Peran Serta Masyarakat dan Jender dalam Penyediaan Air Minum Menghemat pemakaian air dengan menggunakan air sebatas kebutuhan. Memeriksa instalasi pipa air di rumah mungkin ada yang tersumbat atau bocor. Tidak menggunakan pompa air secara langsung. Menggunakan tandon air sebagai penampung dan pengontrol kebutuhan air keluarga Menjaga kebersihan Kali Surabaya dan sumber air dengan tidak membuang sampah ke kali Komponen Sanitasi Lainnya Limbah B-3 adalah sisa usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun Limbah B3 Domestik tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain (lihat Tabel 3.22). Timbulan sampah B3 yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan medis dapat dilihat pada Tabel Tabel 3.22 Jumlah Komposisi dan Karakteristik Sampah di TPA Benowo III 76

77 Tabel Jumlah Komposisi dan Karakteristik Berdasarkan Sumber Timbulan Sampah Sumber limbah B3 lainnya adalah rumah tangga. Berbagai jenis buangan yang berasal dari produk yang dipergunakan untuk keperluan rumah tangga, baterai, produk elektronik, produk otomotif dan sebagainya. Di negara maju, telah ada peraturan yang diundangundangkan untuk pengelolaan limbah B3 rumah tangga. Program pendidikan masyarakat pun telah dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang limbah B3, baik cara-cara pengumpulannya maupun pembuangannya. Limbah medis merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan medis sepeti rumah sakit dan laboratorium medis. Investigasi dilakukan terhadap 17 rumah sakit dan 10 laboratorium medis seperti yang Limbah Medis disajikan pada Tabel termasuk juga limbah dan jenis pengolahan yang dilakukan oleh rumah sakit dan laboratorium medis tersebut. No Tabel Pengolahan Limbah B3 dari Rumah Sakit dan Laboratorium Medis Rumah Sakit / Pengolahan Yang Limbah B3 Laboratorium dilakukan Medis RS. Dr. Soetomo Limbah padat medis dari kegiatan instansi rawat inap dan rawat Diinsinerasi di RS. Dr. Soetomo III 77

78 jalan. RS. Dr. M. Soewandhie RS. Gotong Royong Diolah di IPAL RS. Dr. Soetomo Limbah padat dan cair dari kegiatan operasi, instalasi rawat inap dan rawat jalan Limbah padat diinsinerasi di RS. Haji. Limbah padat dari kegiatan patologi Dibakar manual, meskipun sudah memiliki insinerator baru tetapi belum dioperasikan. Limbah cair dari pencucian alat Diolah di IPAL RS. Dr. M. Soewandhie Limbah Padat dari kegiatan operasi Diinsinerasi di RS. Dr. Soetomo Limbah cair dari laboratorium Langsung ke sumur resapan Limbah Cair diolah di IPAL RS Husada Utama. 5. RS. Cempaka Putih Permata Jarum dan Spet Diinsinerasi di RS Dr. M. Soewandhie 6. RS. Marinir Gunung Sari Limbah padat dan cair dari kegitan operasi, laboratorium, perawatan, poli dan radiologi. Langsung dibuang pada bak sampah 7. RS. Sumber kasih Spet limbah radiologi Diinsinerasi pihak ketiga Botol infus Dijual kembali Limbah cair Langsung ke tangki seotic Limbah padat dari kegiatan medis Dibakar dilokasi menggunakan tungku pembakaran manual 8. RS. Ibu dan Anak RS. Husada utama Limbah cair III 78

79 Darah Langsung ke tangki septic Spet, botol infus Dijual kembali Foto rontgen Dibakar manual Darah Langsung ke tangki septic Kapas, spet, botol infus kemasan obat, ampul Diinsinerasi di RS haji Darah Langsung ke tangki septic Spet jarum, pembalut Dibakar diloasi menggunakan tungku pembakaran manual Cucian alat bekas operasi Langsung ke tangki septic Rumah bersalin ibu Kartini PT. KAI Sper, jarum Diinsinerasi di RSAL Dr. Ramelan Cucian alat bekas operasi Dibakar manual RSAL Dr. Soetomo Spet jarum Langsung ke tanki septic Kasa, Pembalut Diinsinerasi di RSAL Dr. Soetomo Cucian alat bekas operasi Langsung ke tangki septic Jarum suntik, spet, kasa, pembalut, limbah radiologi, alat bekas operasi Diolah pihak ketiga Cucian alat bekas operasi Langsung ke tangki septic Jarum suntik spet, limbah rasiologi Diolah pihak ketiga RS. POLDA RS Islam Rumah sakit Bersalin dan Poliklinik gigi Santa Melania RS. Al-Irsyad RSAU. Soemitro III 79

80 16. RS. Pelabuhan Cucian alat bekas operasi Langsung ke tangki septic Spet, jarum, limbah radiologi Diinsinerasi di RS Haji Cucian bekas operasi Langsung ke tangki sptic 17. Rumah bersalin Panti Nirmala Spet, jarum, kasa, pembalut Ditimbun di lokasi 18. Lab. Klinik Ksatria Spet, jarum, kapas Diolah oleh klinik medika Cucian alat Langsung ke tangki sepic Limbah padat Diinsinerasi di Balai Besar Laboratorium kesehatan Limbah cair Langsung ke tangki sepic Limbah padat Diinsinerasi di RS. Haji Limbah cair Langsung ke tangki sepic Lab. Medis ketupa Spet, jarum Dibakar manual Limbah cair Langsung ke tangki sepic Lab IKA Spet, jarum Diinsinerasi di RS. Dr. Soetomo Kapas Dibakar manual Limbah cair Langsung ke tangki septic Spet Dibakar RS. Baki Rahayu Kapas Dibakar Manual Lab Bakti analisa Klinik diagnost ik Kacapiri ng Klinik Lab. Fajar III 80

81 24. Lab. Larisa Limbah cair Langsung ke tangki septic Spet, Kapas Diinsinerasi di RS. Haji Darah, Urine Langsung ke tangki septic 25. Lab. Klinik Biogen Spet, Kapas, darah Diinsinerasi di RS. Dr. Soetomo 26. Lab. Kanker Slindes Ditimbun dilokasi Kapas Dibakar manual Spet Diinsinerasi di RSAL. Dr. Ramelan 27. Lab dan Klinik Spesialis Optima Sumber: Hasil Pemantauan Tim Konsultan RPIJM Tahun 2007 (diolah) Dari hasil pemantauan Tim Konsultan RPIJM Tahun 2007 seperti yang tercantum pada Tabel Diketahui bahwa rumah sakit yang sudah memiliki fasilitas pemusnahan limbah B3 berupa insinerator adalah RS. Dr. Soetomo Belanja Daerah Bidang Sanitasi Belanja Kota Surabaya dalam bidang sanitasi dibandingkan dengan belanja daerah Tahun berdasarkan SKPD yang mengurusi 3.7. PEMBIAYAAN PENGELOLAAN SANITASI aspek sanitasi sebesar 9,4% atau Rp di tahun 2007 dan 5,4% atau di tahun Meskipun dari data terlihat trend terjadi penurunan pada SKPD tertentu namun diperkirakan secara keseluruhan akan meningkat seiring dengan implementasi program kegiatan. Tabel Belanja Bidang Sanitasi Per SKPD Kota Surabaya III 81

82 3.7.2.Pembiayaan Berdasarkan peraturan keuangan yang berlaku (UU 17/2003 tentang Keuangan Negara) surplus anggaran ditetapkan sebagai salah satu sumber dana yang digunakan sebagai alternatif pembiayaan pembangunan. a. SiLPA Tahun Anggaran sebelumnya b. Pencairan Dana Cadangan c. Hasil Pendahuluan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan d. Penerimaan Pinjaman Daerah e. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman f. Penerimaan Piutang Daerah Sedangkan pengeluaran pembiayaan mencakup: a. Transfer ke Dana Cadangan b. Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah c. Pembayaran Pokok Utang d. Pemberian Pinjaman Daerah Penerimaan pembiayaan mencakup Analisa Kemampuan Meminjam Daerah Sumber dana lain yang menjadi alternatif pembiayaan programprogram pembangunan di daerah apabila keuangan daerah tidak mencakup adalah pinjaman. Pinjaman tersebut bisa berasal dari Bank Pemerintah. Bank Komersial, Pemerintah Pusat atau Pinjaman Luar Negeri. Namun untuk melalkukan pinjaman harus benar-benar dikaji III 82

KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU. REKAPITULASI BELUM REKAM ektp PERKELURAHAN

KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU. REKAPITULASI BELUM REKAM ektp PERKELURAHAN NO KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH 1 SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 2 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU 1 / 60 6,661 3 KENJERAN SIDOTOPO WETAN 5,683 4 TAMBAK SARI PLOSO 5,205 5 GUBENG 2 / 60 MOJO 5,195 6 SUKOMANUNGGAL

Lebih terperinci

DAFTAR INSTANSI GURU TENAGA HONORER KATEGORI II Lampiran Surat : Nomor : 800 / 3013 / /2013 Tanggal : 2 JULI 2013

DAFTAR INSTANSI GURU TENAGA HONORER KATEGORI II Lampiran Surat : Nomor : 800 / 3013 / /2013 Tanggal : 2 JULI 2013 DAFTAR INSTANSI GURU TENAGA HONORER KATEGORI II Lampiran Surat : Nomor : 800 / 3013 /436.7.6/2013 Tanggal : 2 JULI 2013 PUKUL/WAKTU SDN AIRLANGGA I/198 HARI : Kamis SDN AIRLANGGA III/200 TANGGAL : 04 Juli

Lebih terperinci

Lampiran Surat Nomor : 005/ / /2014 Tanggal :

Lampiran Surat Nomor : 005/ / /2014 Tanggal : Lampiran Surat Nomor : 005/ /436.6.4/2014 Tanggal : NO SEKOLAH JADWAL & TEMPAT PELAKSANAAN 1 SDN Kedung Baruk II No. 591 2 SDN Mojo VIII/227 3 SDN Kemayoran I / 24 4 SDN Kedung Cowek II No.254 5 SDN Kertajaya

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN

Lebih terperinci

JADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL

JADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL JADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI NO INSTANSI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL TEMPAT PEMOTRETAN KETERANGAN BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK 1 DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN Nomor : 005/ / /2012 Tanggal : 04 Mei NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu

LAMPIRAN Nomor : 005/ / /2012 Tanggal : 04 Mei NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu LAMPIRAN Nomor : 005/ /436.6.4/2012 Tanggal : 04 Mei 2012 NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu 1 1 SDN AIRLANGGA I/198 2 2 SDN AIRLANGGA III/200 3 3 SDN AIRLANGGA V/573 (Digabung menjadi SDN AIRLANGGA

Lebih terperinci

DATA POS PIN POLIO TAHUN 2016 SURABAYA SELATAN

DATA POS PIN POLIO TAHUN 2016 SURABAYA SELATAN BIDANG : SEKRETARIAT DATA POS PIN POLIO TAHUN 216 SURABAYA SELATAN NO KECAMATAN KELURAHAN PUSKESMAS / PUSTU PKM TTU POSYANDU TK/PAUD RS JUMLAH POS PIN TARGET PIN REALISASI PIN KET Pustu MALL PASAR STASIUN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

1 SD NEGERI KEBONSARI I SDN ALON-ALON CONTONG I/ SDN Asemrowo SDN BABAT JERAWAT II/ 498 SURABAYA

1 SD NEGERI KEBONSARI I SDN ALON-ALON CONTONG I/ SDN Asemrowo SDN BABAT JERAWAT II/ 498 SURABAYA 1 SD NEGERI KEBONSARI I 200 0 0 2 SDN ALON-ALON CONTONG I/87 120 0 0 3 SDN Asemrowo 120 0 0 4 SDN BABAT JERAWAT II/ 498 SURABAYA 80 0 0 5 SDN BABATAN I/456 80 0 0 6 SDN BABATAN IV/459 80 0 0 7 SDN BANGKINGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 357 / / 2008 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 357 / / 2008 TENTANG WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45 / 357 / 436.1.2 / 2008 TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/214/436.1.2/2009

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/214/436.1.2/2009 KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/214/436.1.2/2009 TENTANG PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN MILIK/DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA UNTUK PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/3/436.1.2/2017 TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA.

TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA. SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/334/436.1.2/2014 TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA.

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2006 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK DAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 18 TAHUN

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 18 TAHUN SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA TENTANG

WALIKOTA SURABAYA TENTANG WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TAMBAHAN JAM PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN, KELURAHAN DAN PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERSEDIAAN AIR BERSIH JAMBAN TEMPAT SAMPAH % KK MEMILIKI JUMLAH KK JUMLAH KK MEMILIKI DIPERIKSA

PERSEDIAAN AIR BERSIH JAMBAN TEMPAT SAMPAH % KK MEMILIKI JUMLAH KK JUMLAH KK MEMILIKI DIPERIKSA Tabel Permukiman-1. Keluarga Dengan Sarana Sanitasi Dasar Menurut Kecamatan Kota Surabaya Tahun 2006 PERSEDIAAN AIR BERSIH JAMBAN TEMPAT SAMPAH PENGELOLAAN AIR LIMBAH NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KK 1

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI KOTA SURABAYA

BAGIAN ORGANISASI KOTA SURABAYA BAGIAN ORGANISASI KOTA SURABAYA 1 Amanat. KEGIATAN INI DILATAR BELAKANGI OLEH UU No. 25/2009 tentang Pelayanan Publik pasal 38 berbunyi penyelenggara pelayanan publik berkewajiban menilai kinerja pelayanan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA Nomor : 188.45/631/436.1.2/2011 TENTANG BATAS KELURAHAN DI KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan kepastian hukum terhadap

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG TAMBAHAN JAM PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA ?il..ttt r77t ff./f PEMERNTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN OO1 TENTANG ORGANSAS KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALKOTA SURABAYA, Menimbang

Lebih terperinci

PEMBAGIAN RAYON SISTEM DRAINASE

PEMBAGIAN RAYON SISTEM DRAINASE LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR : TANGGAL : PEMBAGIAN RAYON SISTEM DRAINASE RAYON SALURAN PRIMER SALURAN SEKUNDER Genteng Saluran Darmo Saluran Brawijaya Saluran Gajah Mada Saluran Hayam

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 215 / /2009

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 215 / /2009 KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/ 215 /436.1.2/2009 TENTANG PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN BARANG MILIK/DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA BERUPA TAMAN DAN LAPANGAN BESERTA KELENGKAPANNYA OLEH DINAS

Lebih terperinci

PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 BAB II KEADAAN UMUM

PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 BAB II KEADAAN UMUM BAB II KEADAAN UMUM Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur dan kota terbesar nomor dua di Indonesia. Dalam struktur perwilayahan Provinsi Jawa Timur, Kota Surabaya merupakan kota orde I yang ditetapkan

Lebih terperinci

TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 Tabel DS-1. Penduduk Laki-laki Berusia 5-24 Tahun Menurut Golongan Umur dan Status No. Umur Tidak Sekolah SD SLTP SLTA Diploma Universitas 1 5-6 - 67,293-2 7-12 - 146,464-3 13-15 - - 70,214 4 16-18 70,170

Lebih terperinci

Daftar Alamat & Nama SMPN dan SMAN se Surabaya

Daftar Alamat & Nama SMPN dan SMAN se Surabaya Daftar Alamat & Nama SMPN dan SMAN se Surabaya Berikut dibawah ini adalah daftar nama, alamat dan no telpon SMP dan SMA Negeri yang ada di surabaya. SMP Negeri 1 Surabaya o Alamat : Jl Pacar No 4-6 Surabaya

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN MASYARAKAT DI LUAR JAM KERJA DI KECAMATAN, KELURAHAN DAN PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA

Lebih terperinci

Lampiran Undangan Pendampingan Kurikulum 2013 Nomor : 005/ 9095 / /2016 Tanggal : 30 September 2016

Lampiran Undangan Pendampingan Kurikulum 2013 Nomor : 005/ 9095 / /2016 Tanggal : 30 September 2016 Lampiran Undangan Pendampingan Kurikulum 2013 Nomor : 005/ 9095 /436.6.4/2016 Tanggal : 30 September 2016 SEKOLAH SASARAN PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013 JENJANG SD KOTA SURABAYA TAHUN 2016 No Tempat pelaksanaan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS

Lebih terperinci

PANJANG SALURAN TAHUN ANGGARAN Saluran Tipe A (JL. BULAK CUMPAT SRONO III ) TERSIER 151

PANJANG SALURAN TAHUN ANGGARAN Saluran Tipe A (JL. BULAK CUMPAT SRONO III ) TERSIER 151 TAHUN ANGGARAN 2016 No Nama Paket Pekerjaan JENIS SALURAN 1 Saluran Tipe A (JL. BULAK CUMPAT SRONO III ) TERSIER 151 2 Saluran Tipe B (JL. LAKARSANTRI III A RT 02 RW 03 ) TERSIER 464 3 Saluran Tipe A (JL.

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /14/ /2010 TENTANG TIM PEMBINA USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI KOTA SURABAYA

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /14/ /2010 TENTANG TIM PEMBINA USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/14/436.1.2/2010 TENTANG TIM PEMBINA USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melakukan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 217 / /2009

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 217 / /2009 KEPUTUSAN WALIKOTA NOMOR : 188.45/ 217 /436.1.2/2009 TENTANG PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN MILIK/DIKUASAI PEMERINTAH KOTA BERUPA SEKOLAH OLEH DINAS PENDIDIKAN KOTA WALIKOTA, Menimbang

Lebih terperinci

OPTIMASI RUTE DAN JUMLAH FEEDER UNTUK SURABAYA MASS RAPID TRANSIT BOYORAIL

OPTIMASI RUTE DAN JUMLAH FEEDER UNTUK SURABAYA MASS RAPID TRANSIT BOYORAIL OPTIMASI RUTE DAN JUMLAH FEEDER UNTUK SURABAYA MASS RAPID TRANSIT BOYORAIL Siti Intan Khairani (2510100025) Dosen Pembimbing Co - Dosen Pembimbing : Iwan Vanany, S.T.,M.T.,PhD : Dody Hartanto, S.T, M.T

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 Tabel DE-1. Luas Wilayah, Jumlah, Pertumbuhan dan menurut Kecamatan No. KECAMATAN Luas (Km2) Jumlah Tahun 2012 Pertumbuhan 2012 2012 1 SUKOMANUNGGAL 9.23 104,564 6.42 11,329 2 TANDES 11.07 97,124 3.36

Lebih terperinci

Lahan Terbangun (HA) Luas wilayah (HA)

Lahan Terbangun (HA) Luas wilayah (HA) Tabel Lahan-1. Proporsi Kegiatan Terbangun Terhadap Luas Lahan No. Kecamatan Luas wilayah (HA) Lahan Terbangun (HA) Proporsi keg. Terbangun dengan Luas Lahan (%) Klasifikasi 1 2 3 4 5=4/5*100 6 Surabaya

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 28 TAHUN 2006

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 28 TAHUN 2006 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 28 TAHUN 2006 TENTANG PELAYANAN MASYARAKAT DI LUAR JAM KERJA DI KECAMATAN, KELURAHAN DAN PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERENCANAAN TIPIKAL RUMAH KOMPOS UNTUK PENGOLAHAN SAMPAH PASAR TRADISIONAL (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA)

PERENCANAAN TIPIKAL RUMAH KOMPOS UNTUK PENGOLAHAN SAMPAH PASAR TRADISIONAL (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA) PERENCANAAN TIPIKAL RUMAH KOMPOS UNTUK PENGOLAHAN SAMPAH PASAR TRADISIONAL (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA) Fathoni, A.K.R. dan Soedjono, E.S. Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP - ITS Surabaya email: addieet_90@enviro.its.ac.id

Lebih terperinci

Tingkat Pelayanan Pengangkutan Sampah di Rayon Surabaya Pusat

Tingkat Pelayanan Pengangkutan Sampah di Rayon Surabaya Pusat 1 Tingkat Pelayanan Pengangkutan di Rayon Surabaya Pusat Prasidya Tyanto Marhendra Putra dan Yulinah Trihadiningrum Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAD V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengelompokkan Kecamatan berdasarkan nilai skor faktor dinilai cukup

BAD V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengelompokkan Kecamatan berdasarkan nilai skor faktor dinilai cukup BAD V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan basil analisa data dan pembahasan, serta melihat tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 Tabel SP-1. Jumlah Rumah Tangga menurut Cara Pembuangan Sampah Kota: Surabaya Tahun Data : 2012 No. Kecamatan Jumlah RT Cara Pembuangan Angkut Timbun Bakar Ke Kali Lainnya 1 Sukomanunggal 29,811 131 -

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /410/ /2009

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /410/ /2009 WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/410/436.1.2/2009 TENTANG PENETAPAN PEMENANG LOMBA KEBERSIHAN SURABAYA GREEN AND CLEAN TAHUN 2009 Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan peran

Lebih terperinci

,076,137, ,977,912,386 1,416,054,050,351 1,010,861,076, ,424,923,013 1,526,285,999, ,231,948,775 7.

,076,137, ,977,912,386 1,416,054,050,351 1,010,861,076, ,424,923,013 1,526,285,999, ,231,948,775 7. vi PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINGKASAN ANGGARAN DAN MENURUT DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2013 LAMPIRAN II NOMOR TANGGAL : PERATURAN : 8 : 28 Oktober 2013 TIDAK LANGSUNG LANGSUNG JUMLAH TIDAK LANGSUNG LANGSUNG

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel Klasifikasi Fungsi Jalan

Lampiran 1. Tabel Klasifikasi Fungsi Jalan Lampiran 1. Tabel Klasifikasi Fungsi Jalan LAMPIRAN NO. NAMA 1 Raya Diponegoro Pasar Kembang Raya Wonokromo Arteri Primer Tegalsari 2 A. Yani Raya Wonokromo Raya Waru (Sda) Arteri Primer Gayungan 3 Demak

Lebih terperinci

NAMA SEKOLAH KETERANGAN KECAMATAN NAMA INSTRUKTUR ASAL LEMBAGA

NAMA SEKOLAH KETERANGAN KECAMATAN NAMA INSTRUKTUR ASAL LEMBAGA Lampiran Surat Perintah Tugas Nomor : 800/9086/436.6.4/2016 Tanggal : 30 September 2016 SEKOLAH SASARAN PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013 JENJANG SD KOTA SURABAYA TAHUN 2016 NO 1 SDN KAPASARI VIII INDUK KLUSTER

Lebih terperinci

NO NAMA SEKOLAH KETERANGAN KECAMATAN NAMA INSTRUKTUR ASAL LEMBAGA

NO NAMA SEKOLAH KETERANGAN KECAMATAN NAMA INSTRUKTUR ASAL LEMBAGA Lampiran Surat Perintah Tugas Nomor : 800/9086/436.6.4/2016 Tanggal : 30 September 2016 SEKOLAH SASARAN PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013 JENJANG SD KOTA SURABAYA TAHUN 2016 NO NAMA SEKOLAH KETERANGAN KECAMATAN

Lebih terperinci

NO HARI TANGGAL NAMA SEKOLAH WILAYAH ALAMAT SEKOLAH KETERANGAN. 1 SMK ST. LOUIS (KORWIL) Jl. Tidar 117 Surabaya. 2 SMK ABI Jl. Gembong 48 Surabaya

NO HARI TANGGAL NAMA SEKOLAH WILAYAH ALAMAT SEKOLAH KETERANGAN. 1 SMK ST. LOUIS (KORWIL) Jl. Tidar 117 Surabaya. 2 SMK ABI Jl. Gembong 48 Surabaya 1 SMK ST. LOUIS (KORWIL) Jl. Tidar 117 Surabaya 2 SMK ABI Jl. Gembong 48 Surabaya 3 SMK ANTARTIKA Jl. Banyu Urip Kidul II / 39 Surabaya 4 SMK BERDIKARI I Jl. Mayjend Prof. Dr. Moestopo no 79A 5 SMK BUBUTAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1965 TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAPRAJA SURABAYA DAN DAERAH TINGKAT II SURABAYA DENGAN MENGUBAH UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1950, TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

NO NAMA SEKOLAH KETERANGAN KECAMATAN NAMA INSTRUKTUR ASAL LEMBAGA

NO NAMA SEKOLAH KETERANGAN KECAMATAN NAMA INSTRUKTUR ASAL LEMBAGA Lampiran Surat Perintah Tugas Nomor : 800/9086/436.6.4/2016 Tanggal : 30 September 2016 SEKOLAH SASARAN PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013 JENJANG SD KOTA SURABAYA TAHUN 2016 NO NAMA SEKOLAH KETERANGAN KECAMATAN

Lebih terperinci

---2 WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /565/ / 2010 TENTANG

---2 WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /565/ / 2010 TENTANG WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/565/436.1.2/ 2010 TENTANG PENETAPAN PEMENANG LOMBA KEBERSIHAN SURABAYA GREEN AND CLEAN TAHUN 2010 SURABAYA BERWARNA BUNGA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. program yang akan diimplementasikan, yaitu berupa kebutuhan perangkat lunak

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. program yang akan diimplementasikan, yaitu berupa kebutuhan perangkat lunak BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Implementasi program merupakan implementasi dari hasil analisis, diharapkan dengan adanya implementasi ini dapat membantu perusahaan dalam melakukan perencanaan

Lebih terperinci

LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 BAB III TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN 3.1. KEPENDUDUKAN Penduduk merupakan aspek penting dalam perkembangan suatu wilayah, karena selain sebagai obyek, penduduk juga berperan sebagai subyek dalam pembangunan.

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGGANTIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON BAGI UNIT SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Persepsi Masyarakat Pada Figur Tri Rismaharini Dalam Pileg 2014 Di Kota Surabaya Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunga n-

Lebih terperinci

Evaluasi Genangan Kota Surabaya

Evaluasi Genangan Kota Surabaya Evaluasi Genangan Kota Surabaya Umboro Lasminto Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS, Surabaya Email: umboro.lasminto@gmail.com Abstrak Kota Surabaya sebagai ibu kota propinsi Jawa Timur terletak di tepi pantai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN PERWAKILAN KANTOR PERTANAHAN KOTA SURABAYA DI PROVINSI

Lebih terperinci

KOTA SURABAYA A. KONDISI UMUM. 1. Kondisi Geografis

KOTA SURABAYA A. KONDISI UMUM. 1. Kondisi Geografis KOTA SURABAYA A. KONDISI UMUM 1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Surabaya adalah 33.048 Ha dan luas wilayah laut yang dikelolah oleh Pemerintah Kota Surabaya sebesar 19.039 Ha.Kota Surabaya berbatasan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 91 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur dan merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota Surabaya mempunyai kedudukan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM INDUSTRI KOTA SURABAYA DAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN PENCEMARAN ATMOSFER

GAMBARAN UMUM INDUSTRI KOTA SURABAYA DAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN PENCEMARAN ATMOSFER BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1-1 1.2. Maksud, Tujuan, Dan Sasaran... 1-1 1.3. Lokasi Pekerjaan... 1-2 1.4. Lingkup Pekerjaan... 1-2 1.5. Peraturan Perundangan... 1-2 1.6. Sistematika Pembahasan...

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006 1 WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENGGANTIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON BAGI UNIT SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Jumlah penduduk dan luas wilayah Kota Surabaya tahun 2008

Lampiran 1 Jumlah penduduk dan luas wilayah Kota Surabaya tahun 2008 Lampiran Jumlah penduduk dan luas wilayah Kota Surabaya tahun 28 No. Kecamatan Luas wilayah (km 2 ) Jumlah Penduduk. Sukomanunggal 9.23 8.557 2. Tandes.7 3.6 3. Asemrowo 5.44 4.732 4. Benowo 23.74 38.297

Lebih terperinci

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi

Lebih terperinci

TENTANG WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM KEBAKARAN SURABAYA I, SURABAYA II, SURABAYA III, SURABAYA IV DAN SURABAYA

Lebih terperinci

Kenaikan jumlah lansia: 1990 ke tahun 2000 = 34,5% 2000 ke tahun 2010 = 32,8%

Kenaikan jumlah lansia: 1990 ke tahun 2000 = 34,5% 2000 ke tahun 2010 = 32,8% Kota yang baik adalah kota yang dapat mengakomodir kebutuhan penghuninya termasuk kebutuhan masyarakat lansia, dalam hal taman bagi lansia. Taman lansia sangat diperlukan dalam sebuah perkotaan karena

Lebih terperinci

REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN

REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 0 Anggaran 6 = ++ 0 = ++ = 0-6 URUSAN WAJIB 0

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN (SAKIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PENERAPAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN (SAKIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PENERAPAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN (SAKIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA MENUJU SURABAYA LEBIH BAIK sebagai KOTA JASA dan PERDAGANGAN yang CERDAS, MANUSIAWI, BERMARTABAT,

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Pengolahan air limbah permukiman secara umum di Kepulauan Aru ditangani melalui sistem setempat (Sistem Onsite). Secara umum

Lebih terperinci

POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN

POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN Achmad Miftahur Rozak 3609 100 052 Pembimbing Putu Gde Ariastita ST. MT Program Studi Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

KELOMPOK NAMA SEKOLAH ALAMAT SEKOLAH

KELOMPOK NAMA SEKOLAH ALAMAT SEKOLAH 1 1 SDN ROMOKALISARI JL. ROMOKALISARI NO. 11 2 1 SDN BUBUTAN II JL. KOBLEN TENGAH 21 3 1 SDN KENJERAN 248 JL. PANTAI KENJERAN NO. 1 4 1 SDN DUKUH PAKIS I-486 JL.DUKUH PAKIS NO.69-71 5 1 SDN DUKUH MENANGGAL

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KOTA SURABAYA WALIKOTA

Lebih terperinci

Jumlah Rekapitulasi Keluhan Masyarakat Bulan Januari s/d Desember 2012

Jumlah Rekapitulasi Keluhan Masyarakat Bulan Januari s/d Desember 2012 Jumlah Rekapitulasi Keluhan Masyarakat Bulan Januari s/d Desember 2012 No Instansi Keluhan Ditindak lanjuti Belum terjawab Keterangan / Jumlah 1 2 Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Dinas Kependudukan dan

Lebih terperinci

Rendra Suprobo aji

Rendra Suprobo aji Rendra Suprobo aji 3605100009 Kota Surabaya merupakan kota Metropolis dengan jumlah penduduk 2.830.466 jiwa serta memiliki luas wilayah sebesar 32.637,75 Ha (BPS-Surabaya Dalam Angka, 2008) Pertumbuhan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM KEBAKARAN SURABAYA I, SURABAYA II, SURABAYA III, SURABAYA IV DAN SURABAYA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG 1 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG PENGGANTIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON BAGI UNIT KERJA/SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Secara astronomis Kota Lumajang terletak pada posisi 112 5-113 22 Bujur Timur dan 7 52-8 23 Lintang Selatan. Dengan wilayah seluas

Lebih terperinci

Rencana Pengembangan Jaringan Jalan No. RencanaJaringanJalan Keterangan RencanaTahap I RencanaTahap II 1 Fungsi Arteri Primer Jl. Lingkar Luar Barat

Rencana Pengembangan Jaringan Jalan No. RencanaJaringanJalan Keterangan RencanaTahap I RencanaTahap II 1 Fungsi Arteri Primer Jl. Lingkar Luar Barat LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR : TANGGAL : Rencana Pengembangan Jaringan Jalan No. RencanaJaringanJalan Keterangan RencanaTahap I RencanaTahap II 1 Fungsi Arteri Primer Jl. Lingkar Luar

Lebih terperinci

8.1 STATUS LINGKUNGAN PERMUKIMAN

8.1 STATUS LINGKUNGAN PERMUKIMAN 8.1 STATUS LINGKUNGAN PERMUKIMAN 8.1.1 Pertumbuhan Permukiman Pola Pengembangan Permukiman di Surabaya di Kota Surabaya dan karakteristik dari kawasan dapat di lihat pada tabel 8.1. Tabel 8.1 karakteristik

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /674/ / 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /674/ / 2011 TENTANG WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/674/436.1.2/ 2011 TENTANG PENETAPAN PEMENANG LOMBA KEBERSIHAN SURABAYA GREEN AND CLEAN TAHUN 2011 Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan peran

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN KOTA

PROGRAM DAN KEGIATAN KOTA PROGRAM DAN KEGIATAN KOTA 5.1. PROGRAM DAN KEGIATAN ASPEK TEKNIS DAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT 5.1.1. Air Limbah Berdasarkan kondisi yang ada dan hasil analisa maka program pembangunan prasarana

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI DAN BESARNYA NILAI JUAL OBJEK PAJAK SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN TAHUN 2014 WILAYAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PEMERINTAH KOTA SURABAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH ELEKTRONIK DARI RUMAH TANGGA DI SURABAYA TIMUR. Roberto Prans NRP L/O/G/O

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH ELEKTRONIK DARI RUMAH TANGGA DI SURABAYA TIMUR. Roberto Prans NRP L/O/G/O STUDI PENGELOLAAN SAMPAH ELEKTRONIK DARI RUMAH TANGGA DI SURABAYA TIMUR Roberto Prans NRP. 3308 100 005 L/O/G/O Rumusan Masalah VS Tujuan Rumusan Masalah Tujuan 1. Berapa potensi timbulan sampah elektronik

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA DUMAI RIAU KOTA DUMAI ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Dumai adalah ibu kota Kota Dumai, dengan status adalah sebagai kota administratif dari Kota Dumai. Kota Dumai memiliki

Lebih terperinci

DATA KEPALA SD NEGERI

DATA KEPALA SD NEGERI DATA KEPALA SD NEGERI NO 1 Suharti S.Pd SDN ASEMROWO II/63 ASEMROWO 2 Ismiyatun S.Pd SD NEGERI GREGES No. 129 ASEMROWO 3 Drs SIDIK WIJONO SD NEGERI SUKOLILO NO. 250 BULAK 4 DRA HJ SITI MAISAROH SD NEGERI

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PADANG SIDEMPUAN SUMATERA UTARA KOTA PADANG SIDEMPUAN ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Padang Sidempuan merupakan salah satu kota sedang yang terletak di Propinsi Sumatera

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang :

Lebih terperinci

Persentase guru SD adalah perbandingan antara jumlah

Persentase guru SD adalah perbandingan antara jumlah Kenyataan saat ini masyarakat sudah mempunyai kepedulian yang cukup tinggi terhadap upaya peningkatan sumber daya manusia. Variabel-variabel pendidikan yang digunakan antara lain : 1. Persentase guru Taman

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 188.45/130/436.2/2016 TENTANG TIM PENYUSUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PERANGKAT DAERAH KOTA SURABAYA TAHUN 2016-2021 WALIKOTA

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA MOJOKERTO JAWA TIMUR KOTA MOJOKERTO ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota yang terkenal dengan makanan khas ondeondenya ini menyandang predikat kawasan pemerintahan dengan luas

Lebih terperinci

Direktorat P2TK Ditjen Dikdas Laporan Progres Pengiriman BSD per tanggal 15 Maret 2014

Direktorat P2TK Ditjen Dikdas Laporan Progres Pengiriman BSD per tanggal 15 Maret 2014 Direktorat P2TK Ditjen Dikdas Lapor Progres Pengirim BSD per tggal 15 Maret 2014 No Tahap Tgl Diproses Kecamat Nama Sekolah NPSN Jenjg 10 6 2014 03 06 23:32:39.513 Kec. Asemrowo SD HANURA BINA PUTRA 20533027

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM SURYA SEMBADA DENGAN

Lebih terperinci