Perkembangan PPM bulan Desember 2016

Transkripsi

1 Perkembangan PPM bulan Desember 2016 Pengelolaan pengaduan pada bulan Desember 2016 telah dikelola mencapai 563 pengaduan, dengan status penanganan telah selesai 561 atau 99,64 % dan status dalam proses 2 pengaduan atau (0,36%). Pengaduan yang tertinggi pada bulan ini terjadi di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 132 pengaduan, sedangkan terendah di provinsi Sumatera Barat sebanyak 4 pengaduan. Grafik 1. Capaian Pengaduan tiap Provinsi Berdasarkan lingkup pengaduan, pengaduan administratif sebanyak 517 pengaduan (91,8%), masih dalam status proses 2 pengaduan. Pengaduan pada lingkup keuangan terdapat 46 pengaduan (8,2%) dan tidak ada status proses. 1) Pengaduan berdasarkan Media Berdasarkan media pengaduan yang paling dominan di bulan Desember 2016 ada pada media tatap langsung 533 pengaduan (94,7%). Media pengaduan terendah melalui telepon hanya 3 pengaduan (0,5%). Media kunjungan lapangan/supervisi 23 kasus ditemukan di Provinsi Sumatera Utara. Media Kotak pengaduan terjadi di Provinsi Sumatera utara 4 pengaduan dan di Riau 1 pengaduan. Sedangkan media telepon digunakan untuk menyampaikan 2 pengaduan di Prov Lampung, dan 1 pengadun di Bangka Belitung.

2 Grafik 2. Media pengaduan 2. Pengaduan berdasarkan derajat aduan Pengaduan berdasarkan derajat aduan bahwa kasus/ pengaduan lebih banyak pada derajat tingkat kelurahan/desa. Derajat kelurahan/ desa mencapai 514 kasus (91,3%) dan pengaduan yang terendah pada tingkat kecamatan 1 pengaduan (0,2%). Grafik 3. Pengaduan berdasarkan derajat aduan Derajat pengaduan tingkat kota/kabupaten dari 42 kasus atau 7,5%. sebanyak 29 kasus terdapat di DKI Jakarta, 4 kasus di Jawa barat, 4 kasus di Riau, 3 kasus di Provinsi Banten, 2 kasus di Bangka belitung,. Derajat pengaduan penyelesaian pada tingkat kecamatan terdapat 1 kasus di Provinsi Bangka belitung. Sedangkan derajat pengaduan tingkat provinsi terdapat 2 kasus di provinsi Banten dan 1 kasus di DKI jakarta. Untuk derajat pengaduan tingkat pusat, terdapat 1 kasus DK dan 2 kasus Provinsi Jawa barat 2 kasus. 2) Pengaduan berdasarkan kategori

3 Berdasarkan kategori pengaduan, kategori tertinggi adaah pertanyaan dengan jumah mencapai 485 aduan, kategori kritik 31 aduan, saran 43 aduan dan perubahan kebijakan 4 aduan, dan kategori lainnya tidak ada aduan. Grafik 4. Pengaduan berdasarkan kategori Pengaduan berdasarkan kategori yang tertinggi pada kategori pertanyaan 485 (86,10%). Pengaduan yang sedikit terdapat pada kategori perubahan kebijakan sebanyak 4 pengaduan (0,7%). Kasus pertanyaan terbanyak terdapat di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 119 kasus (24,6%) dan kasus pertanyaan paling sedikit terdapat di Provinsi Sumatera barat sebanyak 2 kasus (0,41%). Kategori saran tertinggi terdapat di Provinsi DKI Jakarta Sumatera utara 11 kasus (25,6%) dan pengaduan yang terendah terdapat di provinsi Sumatera Selatan dan Lampung masing-masing 1 kasus (2,3%). Kategori kritik terbanyak terdapat di Provinsi Sumatera Utara 11 kasus (35,5%), dan kritik terendah di Provinsi Banten dan Kalimantan Barat masing-masing 1 kasus (3,2%). Sedangkan kategori Perubahan Kebijakan terdapat masing-masing 2 kasus di Provinsi Jawa barat dan Kalimantan Barat. 3) Pengaduan berdasarkan Bidang Pelaksanaan Berdasarkan bidang kegiatan partisipasi masyarakat lebih dominan mencapai 353 aduan (62,7%). Sedangkan bidang pelaksanaan kegiatan yang kasusnya terendah pada kategori pengawasan 11 kasus (0,9%). Bidang kegiatan Manajemen Proyek paling dominan terjadi pada Provinsi DKI Jakarta 38 kasus (38,4%) dan terendah di Provinsi Kepulauan Riau 3 kasus (3,0%). Bidang kegiatan partisipasi masyarakat paling dominan terjadi pada Provinsi Sumatera Utara sebanyak 89 kasus (25,3%) dan terendah di Provinsi Sumatera Barat sebanyak 1 kasus (0,3%). Sedangkan bidang kegiatan yang melibatkan partisipasi pemda paling tinggi terdapat di paling dominan terjadi pada Provinsi DKI Jakarta sebanyak 19 kasus (19,2%) dan terendah di Provinsi Sumatera Barat sebanyak 1 kasus (1%). Kasus pada pelaksanaan pengawasan tertinggi terjadi di Provinsi DKI Jakarta dan Bengkulu masing-masing 3 kasus (27,3%) dan yang terendah terdapat di Provinsi Sumatera Selatan 1 kasus (9,1%).

4 Grafik 5. Pengaduan Berdasarkan Bidang Kegiatan 4) Pengaduan berdasarkan Program kegiatan Pada periode buan Desember 2016, pengaduan yang berkaitan dengan program kegiatan berdasarkan skala tingkat kelurahan lebih tinggi sebanyak 385 pengaduan (68,3%). pengaduan yang berkaitan dengan program kegiatan berdasarkan skala tingkat kota/kabupaten mencapai 146 pengaduan atau sebesar 26%. Sementara Eks. Kegiatan Program PNPM Mandiri Perkotaan 32 kasus (5,7%). Grafik 6. Pengaduan Berdasarkan Program Pengaduan terkait program kegiatan skala tingkat kelurahan tertinggi terdapat di Provinsi DKI Jakarta masing-masing 98 kasus (25,6%) dan yang terendah terdapat di Provinsi Sumatera barat 1 kasus (0,3%). Berdasarkan skala kota yang tertinggi terdapat di Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat masing-masing 30 kasus (20,5%) dan yang terendah terdapat di Provinsi Sumatera barat 1 kasus (0,7%). Sedangkan berdasarkan Eks. Kegiatan Program PNPM Mandiri Perkotaan, pengaduan tertinggi di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 13 kasus (40,6%) dan yang terendah terdapat di Provinsi Sumatera barat 1 kasus (3,1%).

5 5) Isi Pengaduan Terbanyak Pengelolaan pengaduan pada bulan Desember 2016 yang mencapai 563 pengaduan, apabila dilihat dari isi pengaduan dari segi kategori, derajat maupun sumber pengaduan, maka diperoleh 5 topik pengaduan terbanyak yaitu : 1) Penyusunan&DokumenPerencanaan RPLP/RTPLP/NUAP/RKM, sebesar 12,8 %. 2) PelaksanaanKegiatanInfrastrukturSkalaLingkungan/PLPBK Lanjutan, sebesar 10,5%. 3) PelaksanaanKegiatan PPMK; P2B; RLF/Dana Bergulir, sebesar 8,9 %. 4) PelaksanaanPelatihanMasyarakat, sebesar 8,4%. 5) PelaksanaanSosialisasiAwal (Kel/Desa, Kab/Kota,Provinsi), sebesar 4,5%.