STRATEGI PELAKSANAAN PRODUKSI DENGAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING PADA PT.SURYA MAS INDO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PELAKSANAAN PRODUKSI DENGAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING PADA PT.SURYA MAS INDO"

Transkripsi

1 Operasional, Jurnal Management Operasional, Sep 2015 STRATEGI PELAKSANAAN PRODUKSI DENGAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING PADA PT.SURYA MAS INDO Tommy Jurusan Manajemen, School Of Business Management, Binus University Jalan Kebon Jeruk raya no. 27, Jakarta Barat Telp Hendra Jannata Jurusan Manajemen, School Of Business Management, Binus University Jalan Kebon Jeruk raya no. 27, Jakarta Barat Telp Yuli Eni, S.E., S.Kom,. M.M. Abstract PT. Surya Mas Indo is a company engaged in the garment which makes raw materials into semifinished materials. The problem faced by this company is that this company can not meet the demand of consumers who ask for order completion within the time specified by the customer. The aim of this study is to help companies PT. Surya Mas Indo order to complete the work in accordance with consumer demand which by using capacity requirements planning, the capacity of consumer demand can be completed in a timely manner. The method used by this company using associative approach. Comparison of the results found in this study is where by increasing the capacity of the engine unit 2 units for plain fabrics production line to 185 days in advance 305 days and fabric production line pattern to 20 the previous 305 days is better than adding search time. Advice needed following an increasing number of machines for each production line, the occurrence of excess capacity, or in other words, companies can increase the number of orders it to raise profit, so that consumers would be being generous are PT. Surya Mas Indo. Key Words: capacity requirement planning, capacity

2 Abstrak PT. Surya Mas Indo adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang garment yang membuat bahan mentah menjadi bahan setengah jadi. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan ini adalah dimana perusahaan ini tidak dapat memenuhi permintaan konsumen yang meminta penyelesaian pesanan dalam waktu yang ditentukan oleh para konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu perusahaan PT. Surya Mas Indo agar bisa menyelesaikan pengerjaan sesuai dengan permintaan konsumen dimana dengan menggunakan metode capacity requirement planning maka kapasitas dari permintaan konsumen dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Metode yang digunakan oleh perusahaan ini menggunakan pendekatan asosiatif. Perbandingan yang ditemukan dalam hasil penelitian ini adalah di mana dengan menambah kapasitas jumlah unit mesin 2 unit untuk lini produksi kain polos menjadi 185 hari yang sebelumnya 305 hari dan lini produksi kain corak menjadi 20 yang sebelumnya 305 hari lebih baik daripada penambahan waktu pengerjaannya. Saran yang diperlukan setelah dilakukannya penambahan jumlah mesin untuk tiap lini produksi maka terjadinya kelebihan kapasitas atau dengan kata lain perusahaan dapat menambah jumlah orderan nya untuk menaikan profit, sehingga konsumen akan akan bersikap royal terhadapat perusahaan PT. Surya Mas Indo ini. Kata Kunci: capacity requirement planning, kapasitas

3 PENDAHULUAN Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mempunyai peran penting didalam perekonomian Indonesia. Namun dalam lima tahun terakhir, secara nasional pangsa industri ini terhadap GDP mengalami penurunan, sementara persaingan TPT di pasar dunia cenderung semakin ketat. Kementerian perindustrian memastikan, industri tekstil Indonesia tengah bersaing ketat dengan industri serupa di China. Gambar 1.1 Grafik Penurunan GDP Sumber : manajementelekomunikasi.org Ongkos tenaga kerja di Negeri Tirai Bambu kini semakin mahal sehingga membuat biaya produksi makin melambung. Hal ini membuat para produsen tekstil dunia kini mulai melirik Indonesia sebagai basis produksinya yaitu dengan mengalihkan pabriknya ke Indonesia. Selain Indonesia, kini para investor juga mulai melirik Vietnam. Walaupun dari sisi upah buruh Indonesia masih kalah murah ketimbang Vietnam tetapi unggul dari segi kualitas. Karenanya CRP atau biasa yang disebut Capacity Requirement Planning memiliki keuntungan apabila kita menerapkan dalam diperlukan semacam insentif atau dukungan teknologi untuk menjamin mutu guna menarik minat investor. Menghadapi keadaan demikian, langkah yang umumnya ditempuh adalah mengusahakan peningkatan jumlah mesin dan efisiensi agar tercapai hasil yang maksimal maka menggunakan pengelolaan CRP (Capacity Requirement Planning). Berdasarkan pendapat Sumayang (2008, hal 125) Capacity Requirement Planning adalah metode tingkat kemampuan produksi suatu fasilitas yang biasanya dinyatakan dalam jumlah volume output per periode waktu.. PT. Surya Mas Indo saat ini bisa dikatakan belum mengalami perkembangan dalam sistem menejemennya sehingga mengalami ketertinggalan perkembangan industri. Penulis ingin menerapkan sistem manajemen modern terhadap perusahaan ini sehingga PT. Surya Mas Indo dapat berkembang dalam hal industri dan menejemennya. Peneliti menerapkan metode CRP di perusahaan ini agar PT. Surya Mas Indo dapat dengan pasti memberikan pengaruh yang positif kepada konsumennya, baik dalam hal kinerja mesin dan ketepatan waktu produksi, fungsi CRP ini mempunyai peranan tersendiri yaitu menunjukan perbandingan antara beban yang diterapkan pada pusat-pusat kerja melalui pesanan kerja yang ada dan kapasitas dari setiap pusat kerja selama periode waktu tertentu. suatu perusahaan, antara lain: memberikan time-phased visibility dari ketidakseimbangan kapasitas dan beban, mengkonfirmasi bahwa

4 fasilitas cukup, ada pada basis kumulatif sepanjang horizon perencanaan, mempertimbangkan ukuran lot spesifik dan routings serta menggunakan perkiraan lead time yang lebih tepat daripada MRP. Gaspersz (2011, hal 261) Permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan adalah menurun kapasitas produksi 2 tahun terakhir ini, pada tahun 2013 kapasitas produksi kain polos dan kain corak mencapai 879 roll dan 703 roll mengalami penurunan pada tahun 201 dimana kain polos dan kain corak hanya mencapai 590 roll dan 513 roll. Karena menurunnya kapasitas produksi sehingga ditakutkan profit perusahaan di tahun 2015 juga akan menurun (kain polos) 2013 (kain corak) 201 (kain polos) 201 (kain corak) Gambar 1.3 Grafik Penurunan Produksi Tekstil (Roll) Berdasarkan grafik diatas dapat diartikan bahwa produksi kain polos dan corak pada tahun 2013 mencapai 879 roll dan 703 roll dan pada tahun 201 produksi kain polos dan kain corak mencapai 590 roll dan 513 roll. Ini semua tentunya berdampak loyalitas konsumen terhadap perusahaan dan perusahaan pun mengalami kerugian sehingga perusahaan melakukan kebijakan yaitu pengurangan jumlah karyawan dan jam kerja karyawan. Apabila ini tidak diatasi maka perusahaan tidak dapat bertahan dan akan melakukan penutupan. Permasalahan bisa diatasi apabila adanya penambahan jumlah unit mesin, namun karena keterbatasan modal perusahaan tidak berani untuk melakukan penambahan mesin, perusahaan juga ingin melakukan peminjaman modal kerja terhadap bank. Maka penulis ingin menerapkan metode CRP ini untuk mengetahui berapa unit mesin yang harus ditambahkan dan dapat mengetahui profit yang akan didapatkan untuk modal bahan baku dan pembiayaan mesin itu sendiri dari pelunasan yang harus di tanggung oleh 1 unit mesin. Dan dengan menerapkan metode CRP pada perusahaan, penulis dapat merincikan durasi optimal yang dibutuhkan dalam proses produksi suatu barang sesuai dengan pesanan. Apabila perusahaan sudah dapat mengatasi masalah kapasitas produksi ini maka permasalahan pemesanan bahan baku akan tepat pada periode perencanaan. Sumber: Data sekunder, PT. Surya Mas Indo METODE PENELITIAN Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pimpinan atau karyawan yang sesuai dengan objek

5 yang diteliti. Wawancara yang dilakukan adalah menberikan pertanyaan kepada pemilik perusahaan di mana kita meminta data yang ada untuk mencari tau permasalahan yang terjadi pada perusahaan tersebut. 2. Observasi, yaitu merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian yang di amati. Objek yang penulis amati adalah sebuah mesin dimana mesin yang kurang menjadi salah satu penyebab kinerja perusahaan ini tidak selesai dengan tepat waktu. Metode Analisis Data Dengan CRP Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis network karena penulis ingin mengetahui jaringan kerja proyek di PT. Surya Mas Indo, dan penulis ingin mengetahui jalur kritis dari pengerjaan proyek. dimana jaringan kerja dan jalur kritis yang ada didalamnya itu bisa dijadikan tolak ukur untuk melakukan proyek yang sudah berjalan. Dengan menggunakan metode CRP maka penelitian ini dapat disesuaikan dengan masalah yang ada dimana dengan kekurangan mesin sendiri maka penulis dapat memberikan penjelasan ataupun pemecahan masalah yang ada sesuai dengan data yang diberikan oleh perusahaan sehingga nantinya penulis bisa mengetahui berapa jumlah mesin yang harus ditambahkan untuk menyelesaikan perkerjaan dengan tepat waktu. Metode CRP ini menggunakan perhitungan manual dimana data yang telah diterima oleh penulis langsung dimasukan kedalam rumus sesuai dengan rumus CRP tersebut antara lain sebagai berikut : Utilisasi = Sedangkan efisiensi adalah ukuran dari produktivitas dari pekerja, pusat pembuat barang, bagian, atau pabrik, dan ukuran ini di hitung sebagai rasio dari jumlah jam standar di produksi dan jumlah jam kerja, atau : Efisiensi = Jadi berdasarkan penjelasan tersebut, maka rumus perhitungan kapasitas kalkulatis tersebut dapat disusun sebagai berikut. Kapasitas Kalkulatis = Sedangkan tersedianya waktu kerja untuk suatu periode waktu tertentu dapat di hitung seperti berikut. =jumlah pekerja atau mesin Sehingga kapasitas kalkulatis = jumlah pekerja atau mesin Utilisasi Efisiensi Menurut Gaspersz (2011, hal 37) dua hal penting masih perlu dibicarakan, yaitu utilisasi dan efisiensi, mengenai apa artinya dan bagaimana menghitungnya.

6 Utilisasi adalah pecahan yang dicatat bahwa angka utilisasi tidak dapat menggambarkan persentase clock time yang melebihi 1,0 (100%). Utilisasi dapat berarti tersedia dalam pusat kerja yang secara aktual untuk pekerja dan untuk mesin atau digunakan untuk produksi berdasarkan perlengkapan atau keduanya, yang pengalaman lalu. Utilisasi dapat ditentukan untuk mesin atau tenaga kerja, atau keduanya, tergantung pada mana yang lebih cocok untuk menunjukkan rasio antara jumlah jam kerja penggunaan sesungguhnya dan jumlah jam yangtersedia. situasi dan kondisi aktual di perusahaan. Perlu Tabel 1. Metode Analisis Pengumpulan Data Identifikasi Masalah PT.Surya Mas Indo DATA PERMINTAAN KAPASITAS MESIN CATATAN PERSEDIAAN Routing EFISIENSI Data UTILITAS CRP KESIMPULAN SARAN

7 HASIL DAN BAHASAN Penelitian ini mengambil kegiatan produksi pada PT. Surya Mas Indo sebagai objek penelitian. Jumlah jam produksi PT. Surya Mas Indo adalah berapa lama perusahaan tersebut memproduksi dengan kapasitas yang ada. Data produksi 1 tahun terakhir adalah hasil wawancara dengan pemilik PT. Surya Mas Indo, MRP digunakan untuk menentukan rencana pelepasan pesanan dari hasil lot for lot yang nantinya akan digunakan untuk menghitung CRP. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

8 Pelepasan Pesanan Bulan Jenis Kain roll dan 98 roll, april 118 roll dan 100 roll, mai 122 roll dan 105 roll. Work Center Data Kain Polos Kain Corak Juni`1 120 Roll 98 Roll July1 13 Roll 102 Roll Agustus`1 126 Roll 89 Roll September`1 113 Roll 101 Roll Oktober`1 132 Roll 98 Roll November`1 128 Roll 10 Roll Desember`1 125 Roll 110 Roll Januari` Roll 11 Roll Febuari` Roll 97 Roll Maret` Roll 98 Roll April` Roll 100 Roll Mei` Roll 105 Roll Data ini di dapat dari perusahaan berkaitan dengan setiap production work center, termasuk sumber-sumber daya, Standarstandar utilisasi dan efisiensi, serta kapasitas. Elemen-elemem data pusat kerja adalah: identifikasi dan deskripsi, banyaknya mesin atau stasiun kerja, banyaknya hari kerja per periode, banyaknya shifts yang dijadwalkan per hari kerja, banyaknya jam kerja per shift, faktor utilisasi & efisiensi. Kapasitas teoritisnya adalah = jumlah maksimum mesin x maksimum jam per shift x maksimum shift perhari kerja x maksimum hari kerja perperiode = x 12 x 2 x 6 = 576 jam/minggu Kapasitas yang diperlihatkan, dihitung dengan menghitung rata-rata keluaran selama 5 bulan terakhir pada tahun 201, yaitu : Kain polos = Sumber: PT.Surya Mas Indo Pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pesanan kain polos dan corak pada bulan juni 120 roll dan 98 roll, july 13 roll dan 102 roll, agustus 126 roll dan 89 roll, september 113 roll dan 101 roll, oktober 132 roll dan 98 roll, november 128 roll dan 10 roll, desember 125 roll dan 110 roll, januari 123 roll dan 11 roll, febuari 118 roll dan 97 roll, maret 110 = 118 satuan/minggu x = 23,6 jam/minggu Kapasitas kalkulitasnya, dengan menghitung terlebih dahulu utilisasinya sebagai berikut. Jam yang tersedia pada periode waktu = jumlah pekerja atau mesin x jumlah jam pershift x jumlah shift perhari kerja x jumlah hari kerja perperiode waktu. = x 12 x 1 x 6 =288 jam/minggu ( mesin). Dengan deimikian apabila 1 mesinnya = unit mesin x jumlah jam pershift x jumlah shift

9 perhari kerja x jumlah hari kerja perperiode waktu. = 1 x 12 x 1 x 6 =72 jam/minggu. Jumlah jam kerja = = 270 jam/minggu. Utilisasi = = = 9% Jadi kapasitas kalkulitasnya adalah = waktu yang tersedia x utilisasi x efisiensi. = 288 x 9% x 95% = 268 jam/minggu

10 Tabel Pelepasan Pesanan Bagian Kain Polos Material: Kain Polos Time Periode Jun`1 July`1 Agust`1 Sept`1 Okt`1 Nov`1 Des`1 Jan`15 Feb`15 Mar`15 Apr`15 Mei`15 Gross 120 Roll 13 Roll 126 Roll 113 Roll 132 Roll 128 Roll 125 Roll 123 Roll 118 Roll 110 Roll 118 Roll 122 Roll Requirement Project Hand = 0 On Net 120 Roll 13 Roll 126 Roll 113 Roll 132 Roll 128 Roll 125 Roll 123 Roll 118 Roll 110 Roll 118 Roll 122 Roll Requirement Planned Order Receipt Planed 120 Roll 13 Roll 126 Roll 113 Roll 132 Roll 128 Roll 125 Roll 123 Roll 118 Roll 110 Roll 118 Roll 122 Roll Order Relaese Project Release Order 120 Roll 13 Roll 126 Roll 113 Roll 132 Roll 128 Roll 125 Roll 123 Roll 118 Roll 110 Roll 118 Roll 122 Roll Sumber: PT.Surya Mas Indo

11 Berdasarkan tabel di atas maka dapat di ketahui: - Kebutuhan kotor yang di dapat dari JIP (Contoh perhitungan untuk bulan Juni 1) - Rencana produksi Juni`1 POH = (120 0 = 120 roll) - Persediaan di tangan adalah persediaan yang di miliki oleh perusahaan = 0 roll - Kebutuhan bersih di dapat dari : kebutuhan kotor persediaan di tangan = =120 roll - Rencana penerimaan komponen = 0 roll, karena tidak ada komponen pada kain setengah jadi yang dibuat oleh perusahaan. - Proyeksi persediaan di dapat dari = kebutuhan bersih rencana penerimaan = 120 roll 0 = 120 roll - Rencana pelepasan sama dengan 120 roll, karena lead time = 2 minggu yang masih dalam 1 periode (bulan).

12 Tabel Pelepasan Pesanan Bagian Kain Corak Material: Kain Corak Time Periode Jun`1 July`1 Agust`1 Sept`1 Okt`1 Nov`1 Des`1 Jan`15 Feb`15 Mar`15 Apr`15 Mei`15 Gross 98 Roll 102 Roll 89 Roll 101 Roll 98 Roll 10 Roll 110 Roll 11 Roll 97 Roll 98 Roll 100 Roll 105 Roll Requirement Project Hand = 0 On Net 98 Roll 102 Roll 89 Roll 101 Roll 98 Roll 10 Roll 110 Roll 11 Roll 97 Roll 98 Roll 100 Roll 105 Roll Requirement Planned Order Receipt Planed 98 Roll 102 Roll 89 Roll 101 Roll 98 Roll 10 Roll 110 Roll 11 Roll 97 Roll 98 Roll 100 Roll 105 Roll Order Relaese Project Release Order 98 Roll 102 Roll 89 Roll 101 Roll 98 Roll 10 Roll 110 Roll 11 Roll 97 Roll 98 Roll 100 Roll 105 Roll Sumber: PT.Surya Mas Indo

13 Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui: Kebutuhan kotor yang di dapat dari JIP (Contoh perhitungan untuk bulan Juni 1) Rencana produksi (Juni`1 POH = 99 0 = 99 roll) Persediaan di tangan adalah persediaan yang di miliki oleh perusahaan = 0 roll; Kebutuhan bersih di dapat dari : kebutuhan kotor persediaan ditangan = 99 0 =99 roll Rencana penerimaan komponen = 0 Roll, karena tidak ada komponen pada kain setengah jadi yang dibuat oleh perusahaan. Proyeksi persediaan di dapat dari = kebutuhan bersih rencana penerimaan = 99 roll 0 = 99 roll Rencana pelepasan sama dengan 198 roll, karena lead time = 2 minggu yang masih dalam 1 periode (bulan). Data Operation Time Selanjutnya di cari waktu produksi yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan produksi yang telah ada pada MRP. Berikut ini tabel waktu produksi yang dibutuhkan untuk memproduksi salah satu jenis kain selama 1 tahun seperti pada tabel dibawah ini.

14 Kapasitas Produksi Kain Polos Penggunaan Kapasitas Produksi Kain Polos Demand Kapasitas Waktu Keb. Keb. Bulan (Roll) Produksi terpasang (unit operasi (hari) Kapasitas actual (menit) Kapasitas actual (jam) perhari) Juni July Agustus September Oktober November Desember January Febuary Maret April Mei Sumber : Pengolahan Data Ket : - Kapasitas perhari terpasang = apasitas output pershift (2 unit) x jumlah shift kerja (2 shift).

15 - Waktu operasi adalah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan permintaan berdasarkan kemampuan kapasitas maximal. Sehingga perumusannya. = = = 30 hari. - Kebutuhan waktu actual, adalah konversi dari waktu operasi kedalam satuan menit.

16 Kapasitas Produksi Kain Corak Penggunaan Kapasitas Produksi Kain corak Demand Kapasitas Waktu Keb. Keb. Bulan (Roll) Produksi terpasang (unit operasi (hari) Kapasitas actual (menit) Kapasitas actual (jam) perhari) Juni July Agustus September Oktober November Desember January Febuary Maret April Mei Sumber : Pengolahan Data Ket : - Kapasitas perhari terpasang = kapasitas output pershift (2 unit) x jumlah shift kerja (2 shift).

17 - Waktu operasi adalah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan permintaan berdasarkan kemampuan kapasitas maximal. Sehingga perumusannya. = = = 25,5 hari. - Kebutuhan waktu actual, adalah konversi dari waktu operasi kedalam satuan menit.

18 Kain Polos Deskripsi Jun`1 Jul`1 Agust`1 Sept`1 Okt`1 Nov`1 Des`1 Jan`15 Feb`15 Mar`15 Apr`15 Mei`15 Kegiatan 1 1. Waktu yang tersedia Tingkat Utilisasi 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 3. Tingkat Efisiensi 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90. Kapasitas Tersedia (1) X (2) X (3) 5. Kebutuhan Actual , Kelebihan/ Kekurangan Kapasitas () (5) Sumber : PT Surya Mas Indo Ket : - Waktu yang tersedia dihitung berdasarkan 26 hari/bulan x 20 jam/hari x 60 menit/jam = menit per bulan. Tingkat efisiensi dan utilisasi merupakan kondisi performansi actual dari work centers.

19 Revisi Capacity Requirement Planning Kain Polos Penambahan Jam Kerja Deskripsi Jun`1 Jul`1 Agust`1 Sept`1 Okt`1 Nov`1 Des`1 Jan`15 Feb`15 Mar`15 Apr`15 Mei`15 Kegiatan 1 1. Waktu yang tersedia 2. Tingkat Utilisasi 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 3. Tingkat Efisiensi 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90. Kapasitas Tersedia (1) X (2) X (3) 5. Kebutuhan Actual , Kelebihan/ Kekurangan Kapasitas () (5) Sumber : PT Surya Mas Indo Ket: - Waktu yang tersedia dihitung berdasarkan 26 hari/bulan x 21 jam/hari x 60 menit/jam = menit per bulan. Tingkat efisiensi dan utilisasi merupakan kondisi performansi actual dari work centers.(penambahan Jam Kerja). - Masih terdapat tanda (-) pada kegiatan no.6.

20 Kain Corak Deskripsi Jun`1 Jul`1 Agust`1 Sept`1 Okt`1 Nov`1 Des`1 Jan`15 Feb`15 Mar`15 Apr`15 Mei`15 Kegiatan 2 1. Waktu yang tersedia 2. Tingkat Utilisasi 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 Tingkat Efisiensi 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 3. Kapasitas Tersedia (1) X (2) X (3). Kebutuhan Actual Kelebihan/ Kekurangan Kapasitas () (5) Sumber : Pengolahan Data Ket : - Waktu yang tersedia dihitung berdasarkan 26 hari/bulan x 20 jam/hari x 60 menit/jam = menit per bulan. Tingkat efisiensi dan utilisasi merupakan kondisi performansi actual dari work centers.

21 Revisi Capacity Requirement Planning Kain Corak Penambahan Jam Kerja Deskripsi Jun`1 Jul`1 Agust`1 Sept`1 Okt`1 Nov`1 Des`1 Jan`15 Feb`15 Mar`15 Apr`15 Mei`15 Kegiatan 2 1. Waktu yang tersedia Tingkat Utilisasi 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 3. Tingkat Efisiensi 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90. Kapasitas Tersedia (1) X (2) X (3) 5. Kebutuhan Actual Kelebihan/ Kekurangan Kapasitas () (5) Sumber : PT Surya Mas Indo Ket: - Waktu yang tersedia dihitung berdasarkan 26 hari/bulan x 21 jam/hari x 60 menit/jam = menit per bulan. Tingkat efisiensi dan utilisasi merupakan kondisi performansi actual dari work centers.(penambahan Jam Kerja). - Masih terdapat tanda (-) pada kegiatan no.6.

22 Dari hasil laporan Capacity Requirement Planning ternyata masih didapat banyak kekurangan kapasitas waktu dalam memenuhi permintaan actual. Jadi dalam perencanaan ini peneliti memberikan revisi perencanaan laporan CRP, yaitu dengan menambah jumlah unit mesin sebanyak 2 unit pada lini produksi untuk kain polos. Penggunaan Kapasitas Produksi Kain Polos Penggunaan Kapasitas Produksi Kain Polos Kapasitas Waktu Keb. Keb. Bulan Demand (Roll) Produksi terpasang (unit operasi (hari) Kapasitas actual (menit) Kapasitas actual (jam) perhari) Juni July Agustus September Oktober November Desember January Febuary Maret April Mei Sumber : PT Surya Mas Indo

23 - Kapasitas Perhari Terpasang = Kapasitas output pershift ( unit) x jumlah shift kerja (2 shift). - Waktu operasi adalah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan permintaan berdasarkan kemampuan kapasitas maximal. Sehingga perumusannya. = = = 15 hari. - Kebutuhan waktu actual, adalah konversi dari waktu operasi kedalam satuan menit.

24 Berdasarkan Tabel diatas yaitu dibagian Kapasitas Produksi Terpasang terjadi perubahan Unit mesin menjadi 8 yang didapat dari jumlah kapasitas Output atau jumlah unit mesin yang di tambah 2 unit sehingga menjadi unit lalu dikalikan dengan jumlah shift kerja yaitu 2 shift kerja perhari. Dengan perubahan Kapasitas Produksi Terpasang maka berdampak pula dengan perubahan waktu operasi dan kapasitas actual menit dan jamnya. Setelah didapat perubahan dari kapasitas-kapasitas berdasarkan Table.10 maka dilanjutkan dengan pembuatan tabel revisi.

25 Revisi Kain Polos Penambahan Unit Mesin Deskripsi Jun`1 Jul`1 Agust`1 Sept`1 Okt`1 Nov`1 Des`1 Jan`15 Feb`15 Mar`15 Apr`15 Mei`15 Kegiatan 1 1. Waktu yang tersedia 2. Tingkat Utilisasi 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 3. Tingkat Efisiensi 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90. Kapasitas Tersedia (1) X (2) X (3) 5. Kebutuhan Actual Kelebihan/ Kekurangan Kapasitas () (5) Sumber : Pengolahan Data

26 Ket: - Waktu yang tersedia dihitung berdasarkan 26 hari/bulan x 20 jam/hari x 60 menit/jam = menit per bulan. Tingkat efisiensi dan utilisasi merupakan kondisi performansi actual dari work centers - Adanya perubahan tanda menjadi (+) pada kegiatan no.6 setelah dilakukan penambahan mesin.

27 Berdasarkan tabel diatas dapat diartikan bahwa perusahaan harus melakukan penambahan 2 unit mesin pada perencanaan produksi kain polos sehingga di dapat hasil yang maximum dan adanya sisa kapasitas waktu yang tersedia, apabila adanya kelebihan pada kapasitas waktu maka perusahaan dapat menambah jumlah produksi, Tabel Penggunaan Kapasitas Produksi Kain Corak karena selama ini perusahaan selalu tidak bisa memnuhi kapasitas produksi yang disebabkan oleh kurangnya kapasitas mesinn yang tersedia, jadi dalam perencanaan ini peneliti memberikan revisi perencanaan laporan CRP. Penggunaan Kapasitas Produksi Kain corak Bulan Demand (Roll) Kapasitas Produksi terpasang (unit Waktu operasi (hari) Keb. Kapasitas actual (menit) Keb. Kapasitas actual (jam) perhari) Juni July Agustus September Oktober November Desember

28 January Febuary Maret April Mei Sumber : PT Surya Mas Indo - Kapasitas Perhari Terpasang = Kapasitas output pershift (3 unit) x jumlah shift kerja (2 shift). - Waktu operasi adalah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan permintaan berdasarkan kemampuan kapasitas maximal. Sehingga perumusannya. = = = 17 hari. - Kebutuhan waktu actual, adalah konversi dari waktu operasi kedalam satuan menit.

29 Revisi Kain Corak Penambahan Unit Mesin Kegiatan 2 1. Waktu yang tersedia 2. Tingkat Utilisasi 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 3. Tingkat Efisiensi 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90. Kapasitas Tersedia (1) X (2) X (3) Kebutuhan Actual Kelebihan/ Kekurangan Kapasitas () (5) Sumber : Pengelola Data

30 Ket: - Waktu yang tersedia dihitung berdasarkan 26 hari/bulan x 20 jam/hari x 60 menit/jam = menit per bulan. Tingkat efisiensi dan utilisasi merupakan kondisi performansi actual dari work centers - Adanya perubahan tanda menjadi (+) pada kegiatan no.6 setelah dilakukan penambahan mesin.

31 Berdasarkan tabel diatas dapat diartikan bahwa perusahaan harus melakukan penambahan 1 unit mesin pada perencanaan produksi kain corak sehingga didapat hasil yang maximum dan adanya sisa kapasitas waktu yang tersedia, apabila adanya kelebihan pada kapasitas waktu maka perusahaan dapat menanmbah jumlah produksi, karena selama ini perusahaan selalu tidak bisa memenuhi kapasitas produksi yang disebabkan oleh kurangnya kapasitas mesin yang tersedia, jadi dalam perencanaan ini peneliti memberikan revisi perencanaan laporan CRP. Implikasi Hasil Penelitian Teoritis Berdasarkan permasalahan yang dihadapi perusahaan yaitu keterbatasannya kapasitas mesin dan setelah diterapkannya metode CRP maka hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode CRP perusahaan dapat menghemat waktu operasi dengan cara menambahkan unit mesin pada setiap lini produksi sehingga waktu operasi akan semakin singkat dan cepat, apabila waktu operasi semakin singkat dan cepat maka perusahaan dapat menambah jumlah orderan yang diinginkan oleh perusahaan. Implikasi Hasil Penelitian Praktis Dengan kapasitas produksi yang dimiliki perusahan untuk lini produksi kain polos 2 unit dan kain corak 2 unit merupakan sebuah keterbatasan produksi bagi perusahaan dan setelah dilakukan penambahan unit mesin sebanyak 2 unit mesin untuk kain polos dan 1 unit mesin untuk kain corak maka perusahaan dapat menghemat waktu operasi serta dapat menambah jumlah produksi yang diinginkan oleh perusahaan. Perbedaan Waktu Operasi Setelah Diterapkan Metode CRP Kapasitas Waktu Kapasitas Waktu Kapasitas Waktu Kapasitas Waktu KAIN POLOS Produksi terpasang (unit operasi (hari) Produksi terpasang (unit operasi (hari) KAIN CORAK Produksi terpasang (unit operasi (hari) Produksi terpasang (unit operasi (hari) perhari) perhari) perhari) perhari) Juni 1 July 1 Ags Juni July Ags

32 Sept Sept 1 Okt Okt Nov Nov 1 Des 1 Des 1 Jan 15 Jan 15 Feb 15 Feb Mar 15 Mar 15 Apr 15 Apr 15 Mei 15 Mei 15 Total 305 Total 185 Total 305 Total 20 Sumber: Pengelola Data Berdasarkan table diatas kita dapat mengetahui perbedaan waktu operasi antara kain polos dan kain corak dimana dengan penambahan 2 mesin untuk kain polos dan penambahan 1 mesin kain corak. Dimana waktu operasi untuk kain polos sebelumnya 305 hari per periode dan setelah dilakukan penambahan mesin menjadi 185 hari per periode. Lalu untuk kain corak waktu operasi sebelumnya 305 hari per periode dan setelah dilakukan penambahan mesin menjadi 20 hari per periode.

33 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Setelah menyelesaikan penyusunan penelitian dengan studi kasus dan berdasarkan perhitungan kapasitas pada kondisi real dapat disimpulkan bahwa pada analisis yang terdapat pada indentifikasi masalah telah di dapat suatu pemecahan masalah yang terdapat pada PT. Surya Mas Indo: 1. Kapasitas teoritis yang di dapat berdasarkan perhitungan secara manual adalah sebesar 576 jam/minggu dengan kapasitas mesin unit, dengan waktu operasi kerja selama 12 jam dan terdapat 2 shift dan dengan jumlah hari kerja selama 6 hari tiap minggunya, kapasitas yang terlihat berdasarkan jumlah pemesanan kain selama 5 bulan terakhir sehingga perusahaan mempunyai waktu pengoperasian kerja selama 23,6 jam/minggu dan kapasitas kalkulitas yang ditunjukan perusahaan adalah sebesar 2 jam/minggu dengan tingkat efisiensi sebesar 90% dan tingkat utilisasinya sebesar 9%. 2. Kapasitas actual setelah dilakukan perencanaan CRP dalam proses produksi mengalami pengurangan waktu produksi setelah dilakukannya penambahan unit mesin dalam memproduksi kain polos dan kain corak, sehingga apabila terdapatnya sisa waktu atau waktu yang singkat dalam memproduksi kain maka perusahaan dapat menerima orderan dari konsumen menjadi lebih banyak sesuai dengan kapasitas atau bisa di sebut juga terjadi penambahan produksi dan berdampak pada kenaikan profit dari perusahaan. 3. Setelah proses CRP telah dilakukan maka langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menambah unit mesin pada tiap lini produksi, untuk lini produksi kain polos perusahaan harus menambah 2 unit mesin dan untuk lini produksi kain corak perusahaan harus menambah 1 unit mesin, penambahan jumlah unit mesin dari setiap lini dilakukan berdasarkan data produksi yang di dapat oleh perusahaan selama 1

34 tahun terakhir ini, karena selama ini perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan produksi yang di pesan oleh konsumen jadi secara otomatis perusahaan tidak dapat memenuhi kapasitas produksi yang diingikan oleh konsumen. Saran Saran-saran yang perlu diperhatikan dalam mengontrol kapasitas mesin yang ada dalam perusahaan PT. Surya Mas Indo adalah sebagai berikut : 1. Menurut kami dengan kapasitas teoritis, kapasitas yang diperlihatkan dan kapasitas kalkulitasnya maka perusahaan sebaiknya tidak perlu menambah jam kerja atau jam operasi lagi, karena berdasarkan jam kerja dan unit mesin yang akan ditambah maka perusahaan dapat melakukan penambahan pengorderan. Setelah dilakukannya penambahan jumlah mesin untuk tiap lini produksi maka terjadinya kelebihan kapasitas atau dengan kata lain perusahaan dapat menambah jumlah orderannya untuk menaikan profit, sehingga konsumen akan akan bersikap loyal terhadapat perusahaan PT. Surya Mas Indo ini. 2. Berdasarkan hasil penelitian kami penambahan unit mesin yang terjadi telah diketahui dan membutuhkan biaya dalam penambahan unit mesin, apabila perusahaan tidak ingin dibebankan pada biaya penambahan unit mesin maka perusahaaan sebaiknya melakukan peminjaman dana melalui bank yang dipercaya dan menerapkan sistem kredit, karena mesin tekstil dapat membiayai beban pengeluaran untuk mengkredit mesin. 3. Setelah kami menerapkan metode CRP maka untuk penelitian kedepannya dapat disarankan untuk melakukan penelitian dalam permasalahan yang sama dalam kapasitas mesin maka para peniliti yang lain dapat menggunakan metode CRP dimana metode ini sangat membantu penyelesaian masalah dimana dalam metode CRP ini dapat

35 dihitung kapasitas teoritis, kapasitas actual, kapasitas yang diperlihatkan. Sehingga dengan menggunakan metode CRP peniliti dapat mengetauhi apakah ingin menambahkan unit mesin atau jam kerja agar pekerjaan yang dilakukan dapat diselesaikan sesuai dengan tepat waktu.

36 DAFTAR REFERENSI Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Babu, J. & Gopal, R. (2013). Decesion System (DSS) For Capacity Planning : A Case Study Cheng, W., & Bing Dalian, LX. (2013). Integrated Production Planning And Control. Daft, R. L. (2012). Era Baru Manajemen Buku 1 Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat. P. Erlina. (201). Perecnacaan Kapasitas Waktu Produksi Yang Optimal Dengan Menggunakan Metode CRP Garba, S. J. & Elijah, O. & Ademola, G. (2012). Capacity Planning And Its Implications On The Infrastructural Development. Gaspersz. (2011). Organizational Excellence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Handoko, T. H. (2005). Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi Edisi 1. Jakarta: Salemba Empat. Hasibuan, M. S. (2006). Manajemen Sumber Daya dan Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Heizer, J., & Render, B. (2010). Manajemen Operasi Buku 2 Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat. Inatrims.kemendag.go.id/en/product/detail/produksi-dan-perdagangan-indonesia_83/?market=cn. Kosasih, & Soewedo. (2009). Manajemen Perubahan Pelayaran. Jakarta: Rajagrasindo Persada. Ma'arif, & Tanjung. (2006). Perencanaan Kapasitas Produksi. Jakarta: Grasindo. Manajementelekomunikasi.org Orlicky. (2010). MRP. Jakarta: McGraw. Rangkuti, F. (2010). Manajemen Operasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Sarwano, & Martadijera. (2008). Riset Bisnis Untuk Pengambilan Keputusan. Yogjakarta: Andi. Sekaran, U. (2006). Research Methods for Business. Jakarta: Salemba Empat. Siagian, Y. (2007). Supply Chain Management dalam Dunia Bisnis. Jakarta: Grasindo. Spencer, S. B. (2011). Computer Based Production and Inventory Control. Stevenson, W. J. (2009). Operations Management. Jakarta: McGraw Hill. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Manajemen. Jakarta: Grasindo. Sumayang, L. (2008). Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Gramedia.

37 Wibowo, T. (2011). Capacity Requirement Planning In Line 3.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 28 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengertian manajemen menurut T H Handoko (2005, hal 3) adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan kapasitas produksi dan ketersediaan bahan.

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan kapasitas produksi dan ketersediaan bahan. V-21 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur di Indonesia semakin pesat, masing-masing perusahaan dituntut untuk memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing

Lebih terperinci

PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING DI PT. SPI SURABAYA

PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING DI PT. SPI SURABAYA PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING DI PT. SPI SURABAYA Erlina P Teknik Industri FTI-UPNV Jawa Timur Abstraks Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN SILVER MEAL ALGORITHM (STUDI KASUS PT SAI)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN SILVER MEAL ALGORITHM (STUDI KASUS PT SAI) Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN SILVER MEAL ALGORITHM (STUDI KASUS PT SAI) INVENTORY CONTROL USING ECONOMIC ORDER QUANTITY

Lebih terperinci

CAPACITY PLANNING. Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr. / Euis Nina S. Y., ST, MT

CAPACITY PLANNING. Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr. / Euis Nina S. Y., ST, MT CAPACITY PLANNING Modul ke: Definisi Kapasitas, Manajemen Kapasitas, Capacity Planning Factors, Bill of Capacity, dan Capacity Requirement Planning. Fakultas Pascasarjana Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT.,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo

Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo Pinta Imanda *1), Akhmad Nidhomuz Zaman 2), Harnan Haryono Saputra 3) 1) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

Perencanaan Produksi Yarn Divisi Spinning 2 PT ABC

Perencanaan Produksi Yarn Divisi Spinning 2 PT ABC Perencanaan Produksi Yarn Divisi Spinning 2 PT ABC Wakhid Ahmad Jauhari *1) dan Namrotul Uela Fatakunul Imamah *2) 1) Dosen Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Ir Sutami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mempunyai peran penting didalam perekonomian Indonesia. Namun dalam lima tahun terakhir, secara nasional pangsa industri ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Untuk memecahkan masalah yang diuraikan pada sub bab 1.2 diperlukan beberapa terori pendukung yang relevan. 2.1 Inventory Control Pengawasan persediaan digunakan untuk mengatur tersedianya

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PENGENDALIAN & PERENCANAAN BAHAN BAKU DI PT. ALIANSI TEMPRINA NYATA GRAFIKA

ANALISA BIAYA PENGENDALIAN & PERENCANAAN BAHAN BAKU DI PT. ALIANSI TEMPRINA NYATA GRAFIKA ANALISA BIAYA PENGENDALIAN & PERENCANAAN BAHAN BAKU DI PT. ALIANSI TEMPRINA NYATA GRAFIKA Chairul Rozi dan Resa Taruna Suhada Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana, Jakarta.

Lebih terperinci

Rancangan Sistem Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan dengan Mempertimbangkan Efisiensi Biaya Pada PT. X

Rancangan Sistem Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan dengan Mempertimbangkan Efisiensi Biaya Pada PT. X Rancangan Sistem Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan dengan Mempertimbangkan Efisiensi Biaya Pada PT. X Yunita Velany Sulayman. 1, Herry C. Palit. 2 Abstract: PT. X is a manufacturing company

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia 46 BAB IV PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia PT Indomo mulia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi peralatan rumah tangga salah satu produk

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Penelitian Sampai saat ini Indonesia masih menyandang status sebagai negara berkembang. Dengan status tersebut, bangsa Indonesia masih

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-8328 Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Kulit dengan Menggunakan Metode Material Requirement Planning untuk Meminimumkan Biaya Persediaan pada Bengkel Sepatu Beevy

Lebih terperinci

Yayah Sopiyah 1 Didiek Pramono 2. Abstrak. Kata kunci : Material, Persediaan, Teknik Lot Sizing, Biaya Persediaan Minimum.

Yayah Sopiyah 1 Didiek Pramono 2. Abstrak. Kata kunci : Material, Persediaan, Teknik Lot Sizing, Biaya Persediaan Minimum. ANALISIS PERBANDINGAN PENYEDIAAN BAHAN MATERIAL STRUKTUR LANTAI 2 DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) (STUDI KASUS: PROYEK GEDUNG GUEST HOUSE V HOTEL) Yayah Sopiyah 1 Didiek Pramono 2 1,2

Lebih terperinci

Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 2, Desember 2009 ISSN :

Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 2, Desember 2009 ISSN : PENJADUALAN PRODUKSI DENGAN METODE DISAGREGAT UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PRODUKSI DI PT.SJM. MH Perwira Silalahi, Ida Bagus Suardika Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. PT. Tarumatex. Kemudian yang menjadi variabel dependen atau variable terikat

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. PT. Tarumatex. Kemudian yang menjadi variabel dependen atau variable terikat BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen atau varibel bebas (X) yang diteliti adalah metode MRP pada persediaan bahan baku benang pada

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DI PT. LISA CONCRETE INDONESIA

APLIKASI SISTEM MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DI PT. LISA CONCRETE INDONESIA APLIKASI SISTEM MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DI PT. LISA CONCRETE INDONESIA Seno Hananto, Nyoman Pudjawan Magister Manajemen Teknologi (MMT)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahan baku di dalam banyak industri perlu disediakan pada waktu, tempat, dimungkinkan dengan pemeliharaan inventori yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Bahan baku di dalam banyak industri perlu disediakan pada waktu, tempat, dimungkinkan dengan pemeliharaan inventori yang baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan baku di dalam banyak industri perlu disediakan pada waktu, tempat, serta harga yang tepat untuk memuluskan pelaksanaan organisasi. Berbagai bisnis perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Era globalisasi dan perdagangan bebas membuat persaingan bisnis semakin ketat. Ketatnya persaingan bisnis membuat perusahaan perusahaan di seluruh Indonesia harus berfikir

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY

ANALISIS PERBANDINGAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ANALISIS PERBANDINGAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN METODE KANBAN COMPARISON OF THE ECONOMIC ORDER QUANTITY METHOD AND THE KANBAN METHOD ON RAW

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis semakin lama semakin tinggi dan sulit. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi perekonomian yang semakin buruk dan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi perekonomian yang semakin buruk dan persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kondisi perekonomian yang semakin buruk dan persaingan bisnis yang semakin ketat menyebabkan perusahaan harus bisa mengambil langkah untuk menghadapi semua

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key Words : Raw Materials, Material Requirement Planning, Lot for Lot. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key Words : Raw Materials, Material Requirement Planning, Lot for Lot. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT In running a manufacturing company, the company need several steps to transform raw materials into finished goods. The process starts from ordering raw materials until distribution to the consumer.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Kurnia Teknik adalah sebuah CV spesialis moulding dan juga menerima jasa CNC, EDM, INJECT, dan DIGIT. CV. Kurnia

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA

OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA Dita Harry Murty, Jazuli, Tita Talitha Program Studi Teknik Industry Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Semarang Onedhit90@gmail.com

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Validasi Capacity Requirement Planning (CRP) Pada Perusahaan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM)

Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Validasi Capacity Requirement Planning (CRP) Pada Perusahaan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM) Petunjuk Sitasi: Eunike, A., Herdianto, B., & Setyanto, N. W. (2017). Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Validasi Capacity Requirement Planning (CRP) Pada Perusahaan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM).

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Langkah-langkah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam membuat sistem untuk menghasilkan suatu perencanaan

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kain Tas 600D dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Guna Meminimumkan Biaya di CV. Kane 197 The Controlling Analysis

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN KAPASITAS (ROUGH CUT CAPACITY PLANNING) INDUSTRI PENGOLAHAN PERALATAN RUMAH TANGGA DI PT. X

PERENCANAAN KEBUTUHAN KAPASITAS (ROUGH CUT CAPACITY PLANNING) INDUSTRI PENGOLAHAN PERALATAN RUMAH TANGGA DI PT. X PERENCANAAN KEBUTUHAN KAPASITAS (ROUGH CUT CAPACITY PLANNING) INDUSTRI PENGOLAHAN PERALATAN RUMAH TANGGA DI PT. X Marta Elissa Sirait 1, Sukaria Sinulingga 2, Aulia Ishak 3 Departemen Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ Fakultas FEB Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Proses dalam MRP Bill of material (BOM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Semakin meningkatnya permintaan pelanggan akan suatu barang membuat perusahaan berusaha untuk memenuhi permintaan tersebut. Untuk memperlancar pemenuhan permintaan

Lebih terperinci

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D Adi Kristianto Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sarjanawiyata

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN LOT SIZING

ANALISIS PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN LOT SIZING ANALISIS PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN LOT SIZING DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU XOLY UNTUK PEMBUATAN ALKYD 9337 PADA PT. PJC Dini Hanifa Sari

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis terhadap pengendalian kualitas untuk mengurangi produk gagal kemeja di Perusahaan X, maka dapat diperoleh beberapa

Lebih terperinci

Studi Kasus Perbandingan antara Lot-for-Lot dan Economic Order Quantity Sebagai Metode Perencanaan Penyediaan Bahan Baku

Studi Kasus Perbandingan antara Lot-for-Lot dan Economic Order Quantity Sebagai Metode Perencanaan Penyediaan Bahan Baku Studi Kasus Perbandingan antara Lot-for-Lot dan Economic Order Quantity Sebagai Metode Perencanaan Penyediaan Bahan Baku Oegik Soegihardjo Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DENGAN KRITERIA MINIMASI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. FAJAR UTAMA FURNISHING BEKASI

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DENGAN KRITERIA MINIMASI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. FAJAR UTAMA FURNISHING BEKASI ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DENGAN KRITERIA MINIMASI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. FAJAR UTAMA FURNISHING BEKASI Hidayat, Heri Wibowo dan Hamdani Nurbahri Program Studi Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan CV. Mitra Abadi Teknik merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perancangan dan manufaktur untuk peralatan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI UD SUMBER AYEM

ANALISIS PENERAPAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI UD SUMBER AYEM ANALISIS PENERAPAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI UD SUMBER AYEM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Program Studi

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bahan Baku Bahan baku atau yang lebih dikenal dengan sebutan raw material merupakan bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI BOGIE DENGAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP) DI PT. BARATA INDONESIA GRESIK SKRIPSI

PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI BOGIE DENGAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP) DI PT. BARATA INDONESIA GRESIK SKRIPSI PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI BOGIE DENGAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP) DI PT. BARATA INDONESIA GRESIK SKRIPSI Diajukan Oleh : APRIANA KARTIKA PUTRI 0732010026 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PRODUK PELL DEVEINED (PD) MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA PT. DUA PUTRA UTAMA MAKMUR

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PRODUK PELL DEVEINED (PD) MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA PT. DUA PUTRA UTAMA MAKMUR PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PRODUK PELL DEVEINED (PD) MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA PT. DUA PUTRA UTAMA MAKMUR Muhamad Arif Rohman 1, Dwi Nurul I 2, Tita talitha 3 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menghadapi ketatnya persaingan industri retail yang menjual produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG), pengelola dituntut untuk mengoperasikan retail secara efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan pun merupakan hal yang sangat penting. Karena jika hal hal

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan pun merupakan hal yang sangat penting. Karena jika hal hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam situasi perekonomian yang masih dilanda krisis ekonomi seperti di Indonesia ini, maka setiap perusahaan harus dapat menentukan strategi operasi perusahaannya

Lebih terperinci

Upaya Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pasir Silika Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada Industri Papan Kalsium Silikat

Upaya Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pasir Silika Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada Industri Papan Kalsium Silikat Upaya Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pasir Silika Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada Industri Papan Kalsium Silikat Prayonne Adi Program Studi Teknik Industri Universtitas Pelita Harapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Di Indonesia, sektor industri properti mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Salah satu produk yang digunakan untuk pembangunan yaitu beton ready mix. Adapun kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia memiliki perkembangan fashion busana muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia memiliki perkembangan fashion busana muslim yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Indonesia memiliki perkembangan fashion busana muslim yang sangat pesat. Tidak hanya busana wanita, melainkan juga busana pria, mulai dari dewasa, remaja,

Lebih terperinci

PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT

PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT Puji Lestari, Liong Irena, I Gede Agus Widyadana Program Studi Teknik Industri, Universitas Kristen Petra Siwalankerto, Surabaya, Indonesia (Received:

Lebih terperinci

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PETI ALUMUNIUM UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PERMINTAAN MELALUI OPTIMALISASI JADWAL INDUK PRODUKSI DI PT.

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PETI ALUMUNIUM UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PERMINTAAN MELALUI OPTIMALISASI JADWAL INDUK PRODUKSI DI PT. ISSN 2338-8102 PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PETI ALUMUNIUM UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PERMINTAAN MELALUI OPTIMALISASI JADWAL INDUK PRODUKSI DI PT. BJK Harini FT. Universitas 17 Agustus 1945 E-mail: harini_rahardjo@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan Pengertian mengenai Production Planning and Inventory control (PPIC) akan dikemukakan berdasarkan konsep sistem. Produksi

Lebih terperinci

PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CARDED FIBER PADA PT. HILON INDONESIA- BALI.

PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CARDED FIBER PADA PT. HILON INDONESIA- BALI. PENERAPAN TERIAL REQUIREMENTS PLANNING DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CARDED FIBER PADA PT. HILON INDONESIA- BALI I Made Dwi Budiana Penindra (1), I Dewa Made Krishna Muku (2), Hadi Santosa (3)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada kenyataannya untuk mencapai produktivitas dan efisiensi yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Pada kenyataannya untuk mencapai produktivitas dan efisiensi yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, perusahaan yang memiliki daya saing tinggi yang mampu bertahan dan berkembang. Kondisi tersebut dapat terpenuhi melalui peningkatan mutu, produktivitas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia industri menyebabkan terjadinya persaingan yang cukup ketat antar perusahaan. Kualitas merupakan faktor dasar konsumen terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsumen merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi perusahaan karena

BAB I PENDAHULUAN. Konsumen merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi perusahaan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsumen merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi perusahaan karena tanpa konsumen perusahaan tidak akan hidup. Selain itu, adanya persaingan yang

Lebih terperinci

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK ABSTRAK PT Gemilang Putra Mandiri Sejahtera (GPMS) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pakan ternak seperti ayam dan bebek yang berlokasi di Sukabumi. Saat ini perusahaan mengalami permasalahan

Lebih terperinci

Rough Cut Capacity Planning

Rough Cut Capacity Planning Rough Cut Capacity Planning Kuliah 5 LSiPro FT Untirta 3 rd Edition 2014 Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu memvalidasi MPS. Mahasiswa mampu memahami perencanaan kapasitas. Mahasiswa mampu memahami peran

Lebih terperinci

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ) Prosiding Manajemen ISSN: 2460-8035 Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ) Andri Iskandar Program Studi Manajemen,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011 Nop-06 Feb-07 Mei-07 Agust-07 Nop-07 Feb-08 Mei-08 Agust-08 Nop-08 Feb-09 Mei-09 Agust-09 Nop-09 Feb-10 Mei-10 Agust-10 Nop-10 Feb-11 Mei-11 Agust-11 PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

Lebih terperinci

Sistem Produksi (TI1343)

Sistem Produksi (TI1343) Sistem Produksi (TI1343) Pertemuan ke-6 PENGENDALIAN INPUT/OUTPUT Ir. Nur Indrianti, MT, D.Eng. nurindrianti@yahoo.com indrianti_class@yahoogroups.com Indrianti_SISPROD SGsl_1011_06 1 Deskripsi Dalam pertemuan

Lebih terperinci

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric Abstrak Heru Saptono 1),Alif Wardani 2) JurusanTeknikMesin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal ini mendorong perkembangan semua sektor usaha yang ada di Indonesia. Salah satu sektor

Lebih terperinci

APLIKASI METODE MRP (MATERIAL REQUIREMENT PLANNING) TERHADAP MATERIAL PASIR, SEMEN DAN BESI TULANGAN PADA KONSTRUKSI JALAN LAYANG

APLIKASI METODE MRP (MATERIAL REQUIREMENT PLANNING) TERHADAP MATERIAL PASIR, SEMEN DAN BESI TULANGAN PADA KONSTRUKSI JALAN LAYANG APLIKASI METODE MRP (MATERIAL REQUIREMENT PLANNING) TERHADAP MATERIAL PASIR, SEMEN DAN BESI TULANGAN PADA KONSTRUKSI JALAN LAYANG Jiant Vialy 1 Ida Ayu Ari Angreni 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil,Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Olahan Mangga Menggunakan Metode Material Requirement Planning (MRP) ABSTRAK

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Olahan Mangga Menggunakan Metode Material Requirement Planning (MRP) ABSTRAK Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Olahan Mangga Menggunakan Metode Material Requirement Planning (MRP) Ardaneswari DPC *) *) Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alat kesehatan merupakan salah satu komponen penting disamping tenaga dan obat dalam sarana pelayanan kesehatan. Sebagai komitmen Pemerintah Indonesia pedoman

Lebih terperinci

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI KAIN BORDIR DENGAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP) SKRIPSI

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI KAIN BORDIR DENGAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP) SKRIPSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI KAIN BORDIR DENGAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP) ( DI PT. LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES SURABAYA ) SKRIPSI Oleh : BASITH MAHARANI 0632010144 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keunggulan daya saing adalah alasan utama mengapa perusahaan mengadopsi sebuah teknologi baru (Dantes & Hasibuan). ERP sebagai sebuah sistem informasi yang terintegrasi,

Lebih terperinci

PENERAPAN SOFTWARE POM-QM DALAM PENGADAAN MATERIAL PROYEK DENGAN TEKNIK PPB

PENERAPAN SOFTWARE POM-QM DALAM PENGADAAN MATERIAL PROYEK DENGAN TEKNIK PPB PENERAPAN SOFTWARE POM-QM DALAM PENGADAAN MATERIAL PROYEK DENGAN TEKNIK PPB Neneng Winarsih 1 Yogi Oktopianto 2 Yurista Vipriyanti 3 Dewi Agushinta R 4 Remi Senjaya 5 1 2 3 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu dan pelayanan yang lebih baik dari pada persaingnya. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu dan pelayanan yang lebih baik dari pada persaingnya. Selain itu A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perusahaan industri yang berorientasi pada barang dagang adalah salah satu perusahaan yang berkembang di Indonesia. Setiap perusahaan tentunya akan berusaha

Lebih terperinci

PERENCANAAN JADWAL AKTIVITAS DISTRIBUSI MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING PADA PT. SURYA BORNEO FARMALAB

PERENCANAAN JADWAL AKTIVITAS DISTRIBUSI MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING PADA PT. SURYA BORNEO FARMALAB 1 PERENCANAAN JADWAL AKTIVITAS DISTRIBUSI MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING PADA PT. SURYA BORNEO FARMALAB Monica Deariz Abiyoza dan Haryadi Sarjono Universitas Bina Nusantara, Jl. KH.

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Komponen Tutup Ruang Transmisi Panser Anoa 6x6 PT PINDAD Persero

Perencanaan Kebutuhan Komponen Tutup Ruang Transmisi Panser Anoa 6x6 PT PINDAD Persero Perencanaan Kebutuhan Komponen Tutup Ruang Transmisi Panser Anoa 6x6 PT PINDAD Persero Rizky Saraswati 1), dan I Wayan Suletra 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. LG Electronics Indonesia adalah perusahaan elektronik asal Korea Selatan yang menjadi salah satu bagian dari LG Group yang didirikan di Korea pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi, tingkat persaingan yang terjadi di dunia industri mengalami peningkatan. Hal ini berarti tingkat persaingan tidak hanya terjadi antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Arti dan Peran Persediaan Persediaan sesungguhnya memiliki arti yang penting bagi perusahaan, baik yang berorintasi perdagangan, industri jasa maupun industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi 3.1.1 Analisa Kondisi Perusahaan saat ini CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri parfum. Merek parfum

Lebih terperinci

PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN LINIER PROGRAMMING PADA INDUSTRI MANUFAKTUR PT X

PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN LINIER PROGRAMMING PADA INDUSTRI MANUFAKTUR PT X PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN LINIER PROGRAMMING PADA INDUSTRI MANUFAKTUR PT X Yusuf Eko Nurcahyo Politeknik 17 Agustus 1945 Surabaya Email : yusufekonurcahyo@gmail.com Abstrak Permintaan

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Benang dengan Lot Sizing Economic Order Quantity

Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Benang dengan Lot Sizing Economic Order Quantity Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Benang dengan Lot Sizing Economic Order Quantity Sewings Raw Material s Inventory Planning and Control using Economic Order Quantity Lot Sizing Christian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses industri harus dipandang sebagai suatu perbaikan terus menerus, yang

BAB I PENDAHULUAN. Proses industri harus dipandang sebagai suatu perbaikan terus menerus, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Proses industri harus dipandang sebagai suatu perbaikan terus menerus, yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dianggap sebagai perusahaan yang berkembang maju. Suatu perusahaan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan juga mampu

BAB I PENDAHULUAN. dapat dianggap sebagai perusahaan yang berkembang maju. Suatu perusahaan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan juga mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut untuk beradaptasi dengan kebutuhan konsumen akan produk yang dihasilkan dan juga kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global. Oleh karena itu, setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis . Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 13 Pokok Bahasan Dosen : Perencanaan Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 69 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Pipa PVC Pada bab ini ditampilkan data-data penjualan pipa PVC yang diambil pada saat pengamatan dilakukan. Data yang ditampilkan

Lebih terperinci

Penentuan Waktu Produksi Optimal dengan Metode Rougt Cut Capacity Planning Guna Memenuhi Permintaan Konsumen (Studi Kasus PT. Adhitama Abadi Surabaya)

Penentuan Waktu Produksi Optimal dengan Metode Rougt Cut Capacity Planning Guna Memenuhi Permintaan Konsumen (Studi Kasus PT. Adhitama Abadi Surabaya) Penentuan Waktu Produksi Optimal dengan Metode Rougt Cut Capacity Planning Guna Memenuhi Permintaan Konsumen (Studi Kasus PT. Adhitama Abadi Surabaya) Dira Ernawati Teknik Industri FTI UPN Veteran Jatim

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Permintaan (Forecast Demand) Peramalan permintaan atau forecast demand (FD) adalah peramalan kuantitas permintaan sesuatu (barang atau jasa) dimasa yang akan

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS MELALUI PENDEKATAN THE AMERICAN PRODUCTIVTY CENTER MODEL (Studi Kasus PT. Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional III Malang)

ANALISIS PRODUKTIVITAS MELALUI PENDEKATAN THE AMERICAN PRODUCTIVTY CENTER MODEL (Studi Kasus PT. Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional III Malang) ANALISIS PRODUKTIVITAS MELALUI PENDEKATAN THE AMERICAN PRODUCTIVTY CENTER MODEL (Studi Kasus PT. Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional III Malang) ANALYSIS OF PRODUCTIVITYBY USINGTHE AMERICAN PRODUCTIVITY

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen.

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen. BAB III Metode Penelitian 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pt. Anugraha Wening Caranadwaya, diperusahaan Manufacturing yang bergerak di bidang Garment (pakaian, celana, rompi,

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN VAKSIN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) UNTUK MENGURANGI OVERSTOCK DI DINAS KESEHATAN KOTA XYZ

USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN VAKSIN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) UNTUK MENGURANGI OVERSTOCK DI DINAS KESEHATAN KOTA XYZ USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN VAKSIN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) UNTUK MENGURANGI OVERSTOCK DI DINAS KESEHATAN KOTA XYZ 1 Dwiska Aini Nurrahma, 2 Ari Yanuar Ridwan, 3 Budi Santosa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2015, pertumbuhan pabrik karet yang semakin pesat membuat terbatasnya sumber daya bahan baku yang ada. Hal ini tentu akan membuat

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 58 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini pokok bahasan atau variabel independent (x) yang diteliti adalah metode MRP pada persediaan bahan baku serat pada PT. Sun

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: metode First Come First Serve (FCFS), metode Campbell Dudek and Smith (CDS), total waktu produksi, penjadwalan produksi

ABSTRAK. Kata kunci: metode First Come First Serve (FCFS), metode Campbell Dudek and Smith (CDS), total waktu produksi, penjadwalan produksi ABSTRAK CV. Megah Jaya Abadi merupakan perusahaan konveksi dimana penjadwalan produksi saat ini dibuat dengan metode First Come, First Serve (FCFS) yang artinya pesanan dibuat sesuai dengan urutan pesanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Kelayakan Pemesanan Spesial Saat Terjadi Kenaikan Harga Material

Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Kelayakan Pemesanan Spesial Saat Terjadi Kenaikan Harga Material Perjanjian No. III/LPPM/2015-02/1-P Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Kelayakan Pemesanan Spesial Saat Terjadi Kenaikan Harga Material Disusun Oleh: Y M Kinley Aritonang, Ph.D Alfian, ST., MT Dr.

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PENDAHULUAN Dimulai dari 25 s.d 30 tahun yang lalu di mana diperkenalkan mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak. Konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2. Manajemen Persediaan Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan untuk

Lebih terperinci