HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Erlin Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengukuran Dasar Hasil Kalibrasi Sensor Gaya Data hasil kalibrasi sensor gaya tipe cincin oktagonal disajikan pada Lampiran 9 dan 10. Dari kalibrasi diperoleh hubungan regangan dengan gaya arah sumbu-x dan arah sumbu-z masing-masing sebagai benkut. F,= 3, , (6) Fz = 3, , (7) dalam ha1 ini : F, adalah gaya arah sumbu-x (N), F, adalah gaya arah sumbu-z (N), E adalah regangan pada sensor (VE). Regresi linier dari hasil kalibrasi untuk arah sumbu-x memiliki nilai R' = 0,9992 dan untuk arah sumbu-z melniliki nilai RZ = 0,9974. Data hasil kalibrasi strain anzplifier disajikan pada Lampiran 11, dan persamaan yang diperoleh dari hasil kalibrasi strai~z anzpl13er adalah : E = 193,09V - 2, (8) di mana ~adalah regangan pada strain unzpl~fier (p~) dan ' b adalah tegangan yang terjadi (volt). Regresi linier dari hasil kalibrasi tersebut memiliki nilai RI = 1.
2 Data Dasar Operator Data dasar yang penting dari operator adalah data antropometrinya, di mana berguna dalam pengukuran selanjutnya maupun dalam penentuan beban yang tepat untuk operator. Tabel 3. Data dasar operator Nama TB (cm) tb (cm) PI (cm) Pk (cm) lb (cm) BB (kg) Umur (tahun) Wana TB : tinggi badan, tb : tinggi bahu, pl : panjang lengan, pk : panjang kaki, lb : lebar bahu, BB : berat badan Gaya-gaya Aiat Kendali Traktor Tangan Gaya-gaya pada Kopling Master, Kopling Belok, dan Tuas Pengubah Kecepatan Pada Tabel 4 ditampilkan gaya-gaya pada pengukuran statis yaitu untuk alatalat kendali kopling master, kopling belok, dan tuas pengubah kecepatan. Gaya-gaya alat kendali tersebut dibandingkan dengan tabel gaya rata-rata kekuatan tangan manusia. Dari Tabel 4 terlihat bahwa besamya gaya-gaya alat kendali tersebut sudah sesuai dengan rata-rata kekuatan tangan manusia kecuali untuk gigi mundur dan tarik tuas ke "J" untuk posisi jalan biasa.
3 Tabel 4. Gaya-gaya pada pengukuran statis /No Alat Kendali Rata-rata Tangan Kopling belok Nonnal ke atas / 78, ,2 Gigi 1 Gigi 2 Gigi 3 Gigi mundur Tarik tuas ke "J" untuk posisi jalan Gaya-gaya pada Stang Kemudi Alat kendali traktor tangan pada pengukuran dinamis ini adalah stang kemudi. Arah gaya yang diukur adalah kanan(+)/kiri(-), atas(+)/bawah (- dan depan(+)/belakang(-). Pada Gambar 16 dan 17 bertumt-tumt ditampilkan pemasangan sensor cincin oktagonal pada stang kemudi untuk mengukur gaya-gaya dinamis dail pembajakan tanah di lahan sawah. Besamya rata-rata gaya operator pada stang kemudi ditampilkan pada Gambar 18, 19, dan 20. Dalam ha1 ini, gaya arah kanan, atas dan depail bemilai positif. Data besarnya gaya-gaya operator pada stang kemudi untuk masing-masing kegiatan selengkapnya disajikan pada Lampiran 15, 16, dan 17.
4 Ganbar 16. Pemasangan sensor cincin oktagonal pada stang kemudi. Gambar 17. Pembajakan tanall di lahan sawah
5 Dari Garnbar 18, 19, dan 20 terlihat bahwa operator perlu memberikan gaya ke atas untuk menahan implemen yang masuk lebih dalam ke tanah yang lunak. Sedangkan gaya ke bawah diperlukan untuk menancapkan atau menekan implemen agar dapat masuk ke dalam tanah. Gaya-gaya arab depan-belakang diperlukan oleh operator untuk menyesuaikan kecepatan traktor dengan kecepatan jalannya. Kaki operator yang sering terbenam ke dalam tanah dan slip roda traktor menyebabkan ketidakserasian dalam kecepatan traktor dan operator. Gaya-gaya arah kanan-kiri diperlukan operator untuk menahan gaya menyamping pada stang kemudi traktor tangan yang terjadi akibat mengolab tanah dengan menggunakan implemen-implemennya. Gaya-gaya depan-belakang saat membajak lebih kecil dibandingkan dengan saat meiiggaru dan 'menggelebek' karena pada saat menggaru dan 'menggelebek' telah terjadi pelumpuran sehingga kaki operator lebih terbenam ke dalam. Sedangkan gayagaya atas-bawah untuk bajak, garu dan gelebek hampir sama, kecuali untuk bajak yang lebih besar pada saat belok-u. Hal ini disebabkan pada saat belok-u operator kadang-kadang perlu mengangkat bajak untuk membelok karena lintasannya yang sempit.
6 ~~p- 1 - MEMBAJAK I Lurus Belok 90' Belok-U Gambar 18. Rata-rata gaya operator pada stang kernudi saat mernbajak MENGGARU :-m-@j-m 0-N-I Kanan Gambar 19. Ma-I-ata gaya operator pada stang kemudi saat menggaru
7 MENGGELEBEK Gambar 20. Rata-rata gaya operator pada stang kemudi saat 'menggelebek'. Tabel 5. Besamya gaya rata-rata operator pada stang kemudi untuk masing-masing kegiatan Kegiatan Arah Atas-Bawah Gays (N) Depan-Belakang Kanan-Kiri Membajak Menggaru Lums Belok 90' Bdok-U Lurus Belok 90' 182, ,44 174, , ,977-61,584 74, ,074 88, , , , , , , , , , ,21-207, , , ,05 21, , ,7 Menggelebek Belok-U Lurus Belok 90' 96,62-74,46 171,28-27, ,491-38, ,79-199,65 141, ,06 75,32-362, ,9 19,s ,s ,7 Belok-U 212,767-17, ,3-327, ,7
8 Beban Kerja Untuk memperoleh penggunaan energi operator selama melakukan kerja, data denyut jantung operator dimasukkan ke persamaan (4) dan (5). Data denyut jantung operator selengkapnya ditampilkan di Lampiran 18. Beban Kerja Kegiatan Membajak Pada Gambar 21 diperlihatkan kebutuhan energi operator saat membajak yang diperoleh dari hasil perhitungan. Energi untuk menggerakkan alat-alat kendali tersebut diperoleh dengan cara mengurangi energi saat membajak dengan energi saat jalan di sawah. Tingkat beban ke ja operator termasuk dalam katagori kerja berat. Besamya tingkat beban kerja operator saat membajak sangat dipengaruhi oleh besamya gaya-gaya alat kendali traktor tangan yang hams digerakkan oleh operator terutama stang kelnudi yang selalu digunakan oleh operator. MEMBAJAK , I: 1, - O! rn i,,,i o i.,.,a.i r a.a,a.. i WaMu (detik) 1- irn I - Gambar 21. Kebutuhan energi operator pada kegiatan membajak.
9 Pada Galnbar 18 telah diperlihatkan besamya gaya-gaya pada stang ke~nudi tersebut. Pada Gambar 21 dapat dilihat bahwa untuk menggerakkan alat-alat kendali tersebut memerlukan energi yang cukup besar. Pada Gambar 22 diperlihatkan besamya energi pada kegiatan membajak dari detik ke 630 ke detik 788, untuk melihat perbedaan kebutuhan energi saat lnembajak lurus dan saat membelok. Terlihat bahwa pada saat membelok tejadi peningkatan kebutuhan energi dibandingkan dengan saat membajak lurus. Hal ini disebabkan karena selain gaya untuk mengendalikan stang kemudi juga diperlukan gaya untuk menekan tuas kopling belok. Di samping itu juga karena pada saat belokan operator hams bejalan lebih cepat untuk menyesuaikan dengan kecepatan belok traktor. Besamya gaya untuk menekan tuas kopling belok dapat dilibat pada Tabel 4 yang telah diuraikan terdahulu, sedangkan besamya frekuensi penekanan rata-rata tiga kali sekali belok dengan lama sekali tekan rata-rata tiga detik. 1 MEMBAJAK ij 8 x $ 7.6 ': 7.4 Belok Waktu (detik) Gambar 22. Kebutulian energi operator lnembajak dari detik ke 630 salnpai 788
10 Bebail Kerja Kegiataii Meuggaru Gambar 23. Kebutuhan energi operator pada kegiatan menggaru. Pada Garnbar 23 diperlihatkan kebutuhan energi operator saat menggaru yang diperoleh dari hasil perhitungan. Energi untuk menggerakkan alat-alat kendali tersebut diperoleh dengan cara mengurangi energi saat inenggaru dengan energi saat jalan di sawah. Tingkat beban keja operator termasuk dalam katagori kerja berat. Besamya tingkat beban keja operator saat menggaru sangat dipengaruhi oleh besarnya gaya-gaya alat kendali traktor tangan yang barus digerakkan oleh operator terutaina stang keinudi yang selalu digunakan ole11 operator. Pada Gambar 19 telah diperlihatkan besamya gaya-gaya pada stang keinudi tersebut. Pada Gambar 23 dapat dilihat bahwa untuk nlenggerakkan alat-alat kendali tersebut inemerlukan energi yang cukup besar. Pada Gainbar 24 diperlihatkan besamya energi pada kegiatan inenggaru dari detik ke 115 ke detik 355, untuk melihat perbedaan kebutuhan energi saat menggaru lurus dan saat inembelok. Terlihat bahwa pada saat inembelok terjadi peningkata~l kebutuhan energi dibandingkan dengan saat menggaru lurus. Hal ini disebabkan
11 kareila selain gaya untuk n~engendalikan stang kemudi juga diperlukan gaya untuk lneilekan tuas kopling belok. Di samping itu juga karena pada saat belokan operator hams berjalail lebih cepat untuk menyesuaikan dengan kecepatan belok traktor. Besanlya gaya untuk menekan tuas kopling belok dapat dilihat pada Tabel 4 yang telah diuraikan terdahulu, sedangkan besamya frekuensi penekanan rata-rata tiga kali sekali belok dengan lama sekali tekan rata-rata tiga detik. MENGGARU 7.6 Beiok Bebk Belok I I Waktu (detik) I 1 I Gambar 24. Kebutuhan energi operator menggaru dari detik ke 115 sampai 355. Beban Kerja Kegiatan 'Menggelebek' 'MENGGELEBEK' E; % P 3 z 2 ", 1 1 Waktu (detik) Gainbar 25. Kebutuhan energi operator pada kegiatan 'menggelebek'.
12 Besamya tingkat beban kerja operator saat 'menggelebek' sangat dipengaruhi oleh besamya gaya-gaya alat kendali traktor tangan yang harus digerakkan oleh operator terutarna stang kemudi yang selalu digunakan oleh operator. Pada Gambar 20 telah diperlihatkan besamya gaya-gaya pada stang kemudi tersebut. Pada Gambar 25 dapat dilihat bahwa untuk menggerakkan alat-alat kendali tersebut memerlukan energi yang cukup besar. Pada Gambar 26 diperlihatkan besamya energi pada kegiatan 'menggelebek' dari detik ke 45 ke detik 245, untuk melibat perbedaan kebutuhan energi saat 'menggelebek' lurus dan saat rnembelok. Terlihat bahwa pada saat membelok terjadi peningkatan kebutuhan energi dibandingkan dengan saat 'menggelebek' lurus. Hal ini disebabkan karena selain gaya untuk mengendalikan stang kemudi juga diperlukan gaya untuk menekan tuas kopling belok. Di samping itu juga karma pada saat belokan operator harus berjalan lebih cepat untuk menyesuaikan dengan kecepatan belok traktor. Besamya gaya untuk menekan tuas kopling belok dapat dilihat pada Tabel 4 yang telah diuraikan terdahulu, sedatlgkan besamya frekuensi penekanan rata-rata tiga kali sekali belok dengall lama sekali tekan rata-rata tiga detik.
13 7.6 Belok Beiok Belok Belok Belok 7.4,...., Garnbar 26. Kebutuhan energi operator 'menggelebek' dari detik ke 45 sampai 245. Pada Tabel 6 diperlihatkan besamya kebutuhan energi rata-rata untuk masingmasing kegiatan. Tabel 6. Beban kerja rata-rata~untuk masing-masing kegiatan Kegiatan Beban Ke rja Rata-rata (kkallmenit) Katagori Membajak Menggaru 'Menggelebek' Jalan di sawah Beban kerja berat Beban kerja berat Beban kerja berat Beban kerja sedang Studi Gerak dan Waktu Berdasarkan pengamatan visual, pada saat rnembajak lurus pola gerak operator sudah serasi dengan gerakan traktor. Hal ini disebabkan karena ukuran traktor sudah sesuai de~lgan antropornetri operator. Tetapi pada saat membelok, gerakan operator
14 tidak serasi lagi, di mana operator harus be~jalan lebih cepat dan membungkuk untuk menyesuaikan dengan kecepatan belokan traktor (Gambar 27 dan 28). Ga~nbar 27. Gerakan operator saat membajak lurus. Gambar 28. Gerakan operator saat membelok.
15 Dari tirne study sheet diperoleh untuk pekerjaan n~embajak, waktu total 2389 detik, waktu produktif 2180 detik dan efisiensi waktu adalah 91,25%. Untuk pekerjaan nlenggaru waktu total 1373 detik, waktu produktif 1373 detik dan efisiensi waktu adalah 100%. Untuk pekejaan 'menggelebek' waktu total 1489 detik, waktu produktif 1489 detik dan efisiensi waktu adalah 100%. Dalam ha1 ini diasumsikan bahwa waktu total adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Sedangkan waktu produktif adalah waktu dimana pekerjaan berlangsung secara efektif. Efisiensi waktu yang tinggi saat bekeja tercapai karena operator telah berpengalaman dalam mengoperasikan traktor, di samping itu juga kondisi sawah yang telah mempunyai lapisan kedap tidak menghambat kelancaran jalannya operator. Sedangkan pada saat membajak ada waktu yang tidak produktif karena ada waktu yang tersita untuk membersihkan bajak dari rumput. Frekuensi dan lamanya penggunaan alat-alat kendali traktor tangan rata-rata pada pengoperasiamya untuk masing-masing pekerjaan adalah sebagai berikut : - tuas pengubah kecepatan untuk gigi 1 dengan frekuensi penggunaan satu kali dan durasi satu detik, - tuas kopling master dengan frekuensi penggunaan satu kali dan durasi satu detik, - tuas kopling belok dengan frekuensi penggunaan tiga kali dan durasi tiga detik untuk belok 90, dan dengan frekuensi penggunaan empat kali dan durasi tiga detik untuk belok-u.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IV KLASIFIKASI TRAKTOR DAN PENGELOMPOKAN TRAKTOR RODA DUA DAN RODA EMPAT Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciAdapun spesifikasi traktor yang digunakan dalam penelitian:
Lampiran 1. Spesifikasi traktor pengujian Spesifikasi Traktor Pengujian Adapun spesifikasi traktor yang digunakan dalam penelitian: Merk/Type Kubota B6100 Tahun pembuatan 1981 Bahan bakar Diesel Jumlah
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Fox, E.L., Mathews, D.K The Physiological Basis of Physical Education and Athletics. Saunders College Publishing. Philadelphia.
DAFTAR PUSTAKA Callimacho, A.G. 1987. Role of Ergonomics in Development In : Ergonomics in Developing Countries, An International Syn~posium, ILO. Geneva. Fox, E.L., Mathews, D.K. 1981. The Physiological
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan April hingga bulan September 2012 di Laboratorium Lapang Siswadhi Soepardjo, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan model faktor ergonomi terhadap produktivitas kerja pengolahan tanah pertama di areal padi sawah dibangun menggunakan bahasa pemrograman Delphi-5 dengan batasan model sebagai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Desember 2011 dan dilaksanakan di laboratorium lapang Siswadhi Soepardjo (Leuwikopo), Departemen
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kalibrasi Load Cell & Instrumen Hasil kalibrasi yang telah dilakukan untuk pengukuran jarak tempuh dengan roda bantu kelima berjalan baik dan didapatkan data yang sesuai, sedangkan
Lebih terperinciLampiran 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian. mulai
42 Lampiran 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian mulai Mengukur luas lahan sawah Membagi menjadi 9 petakan Waktu pembajakan Pembajakan Kecepatan bajak: -1 m/s -1,4m/s -1,2 m/s Waktu pengglebekan Pengglebekan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Waktu dan Tempat Penelitian
III TINJAUAN PUSTAKA Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2012 November 2012 di laboratorium lapangan Siswadi Supardjo, Program Studi Teknik Mesin Pertanian dan Pangan,
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. MODIFIKASI ALAT PENYIANG Alat ini merupakan hasil modifikasi dari alat penyiang gulma yang terdahulu yang didesain oleh Lingga mukti prabowo dan Hirasman tanjung (2005), Perubahan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Spesifikasi Cultivator Mesin pertanian yang digunakan adalah cultivator Yanmar tipe Te 550 n. Daya rata - rata motor penggerak bensin pada cultivator ini sebesar 3.5 hp (putaran
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016
ANALISIS TEKNIS DAN KAJIAN ERGONOMIKA BERDASARKAN ANTROPOMETRI PADA PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN UNTUK LAHAN SAWAH Anthropometry Based Technical Analysis and Ergonomic Studies on Utilization of Hand Tractor
Lebih terperinciIV. ANALISIS STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL
IV. ANALISIS STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL Tahapan analisis rancangan merupakan tahap yang paling utama karena di tahap inilah kebutuhan spesifik masing-masing komponen ditentukan. Dengan mengacu pada hasil
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Masalah
V HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Masalah Tahapan identifikasi masalah bertujuan untuk mengetahui masalah serta kebutuhan yang diperlukan agar otomasi traktor dapat dilaksanakan. Studi pustaka dilakukan
Lebih terperinciLampiran 1. Peta wilayah Kelurahan Situgede, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor LOKASI PENGAMATAN
L A M P I R A N Lampiran 1. Peta wilayah Kelurahan Situgede, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor LOKASI PENGAMATAN 50 Lampiran 2. Struktur Lahan Sawah Menurut Koga (1992), struktur lahan sawah terdiri dari: 1.
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB V PERSIAPAN MENGHIDUPKAN, MENGHIDUPKAN, MEMATIKAN DAN MENJALANKAN TRAKTOR Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinci3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat
III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan September 2011 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo dan lahan percobaan Departemen Teknik
Lebih terperinciIV. PERANCANGANDAN PEMBUATAN INSTRUMENTASI PENGUKURAN SLIP RODA DAN KECEPATAN
IV. PERANCANGANDAN PEMBUATAN INSTRUMENTASI PENGUKURAN SLIP RODA DAN KECEPATAN 4.1. Kriteria Perancangan Pada prinsipnya suatu proses perancangan terdiri dari beberapa tahap atau proses sehingga menghasilkan
Lebih terperinciALTERNATIF DESAIN MEKANISME PENGENDALI
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : ALTERNATIF DESAIN MEKANISME PENGENDALI Dari definisi permasalahan yang ada pada masing-masing mekanisme pengendali, beberapa alternatif rancangan dibuat untuk kemudian dipilih dan
Lebih terperinciMasa berlaku: Alamat : Situgadung, Tromol Pos 2 Serpong, Tangerang Februari 2010 Telp. (021) /87 Faks.
Nama Laboratorium : Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian ; Ir. H. Koes Sulistiadji, M.S. Mekanik Traktor roda empat Pengukuran dimensi : - Dimensi unit traktor IK-SP TR4: 2007 butir 1 - Dimensi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSATAKA
Abstrak Alat transportasi sekarang ini sudah merupakan kebutuhan yang sangat penting sehingga tanpa alat transportasi banyak kegiatan yang tidak dapat berjalan dengan semestinya bahkan berhenti total.
Lebih terperinciTransmisi kombinasi sabul! dan roda gigi dari. rancangan traktor tangan ini dirancang sedemikian
111. RANCANGBN FUNGSIONAL TRANSMISI PENGGERAE TRAKTOR TBNGAN A. Rancangan F'ungsional Transmisi kombinasi sabul! dan roda gigi dari rancangan traktor tangan ini dirancang sedemikian rupa sehingga traktor
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan
96 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan menuruni tangga yang dirancang mempunyai spesifikasi/karakteristik antara
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. SPESIFIKASI MESIN PELUBANG TANAH Sebelum menguji kinerja mesin pelubang tanah ini, perlu diketahui spesifikasi dan detail dari mesin. Mesin pelubang tanah untuk menanam sengon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai salah satu negara yang berbasis pertanian umumnya memiliki usaha tani keluarga skala kecil dengan petakan lahan yang sempit. Usaha pertanian ini terutama
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, hasil statistik bps (Badan Pusat Statistik) menyatakan bahwa
Lebih terperinciPETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN. dilengkapi dengan. Edisi Januari 2004
PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN T r a k t o r Q U I C K dilengkapi dengan P A R T L I S T Edisi Januari 2004 2 TRAKTOR QUICK TL800 single speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses
Lebih terperinciMEMPELAJARI PENGWRUH PEMASANGAN lsillator GETARWM TERMADAP PENURUNAN GETARAN PADA TRAKTOR TANGAM B 185 PR
MEMPELAJARI PENGWRUH PEMASANGAN lsillator GETARWM TERMADAP PENURUNAN GETARAN PADA TRAKTOR TANGAM B 185 PR Oleh DICKY SATRIO F 24. 1022 1 9 9 1 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR B O
Lebih terperinciMEMPELAJARI PENGWRUH PEMASANGAN lsillator GETARWM TERMADAP PENURUNAN GETARAN PADA TRAKTOR TANGAM B 185 PR
MEMPELAJARI PENGWRUH PEMASANGAN lsillator GETARWM TERMADAP PENURUNAN GETARAN PADA TRAKTOR TANGAM B 185 PR Oleh DICKY SATRIO F 24. 1022 1 9 9 1 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR B O
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga bulan Agustus 2010 di Laboratorium Lapangan Departemen Teknik Pertanian, Leuwikopo, IPB. 3.2 PARAMETER
Lebih terperinciKAPASITAS KERJA PENGOLAHAN TANAH Oleh: Zulfikar, S.P., M.P
Mata Kuliah: Mekanisasi Pertanian KAPASITAS KERJA PENGOLAHAN TANAH Oleh: Zulfikar, S.P., M.P Yang dimaksud dengan kapasitas kerja adalah kemampuan kerja suatu alat atau mesin memperbaiki hasil (hektar,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT
III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2009 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian Bengkel Metanium, Leuwikopo, dan lahan
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PENGGUNAAN TRANSPLANTER JAJAR LEGOWO 2:1
BUKU PANDUAN PENGGUNAAN TRANSPLANTER JAJAR LEGOWO 2:1 BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Buku panduan ini memberikan penjelasan
Lebih terperinciEdisi I, Cetakan ke-1/2011 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN
Edisi I, Cetakan ke-1/2011 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN T R A K T O R Q U I C K M.U.L.T.I S.P.E.E.D 2 TRAKTOR QUICK M1000 Alfa multi speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses
Lebih terperinciPENDEKATAN RANCANGAN. Kriteria Perancangan
IV PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Pada prinsipnya suatu proses perancangan terdiri dari beberapa tahap atau proses sehingga menghasilkan suatu desain atau prototype produk yang sesuai dengan
Lebih terperinciJumlah serasah di lapangan
Lampiran 1 Perhitungan jumlah serasah di lapangan. Jumlah serasah di lapangan Dengan ketinggian serasah tebu di lapangan 40 cm, lebar alur 60 cm, bulk density 7.7 kg/m 3 dan kecepatan maju traktor 0.3
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN. Oleh : M Mundir BP3K Nglegok
PETUNJUK LAPANGAN PENGGUNAAN MESIN TANAM PADI (RICE TRANSPLANTER) Oleh : M Mundir BP3K Nglegok PENGGUNAAN MESIN TANAM PADI (RICE TRANSPLANTER) A. LATAR BELAKANG Dalam budidaya padi, salah satu kegiatan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESAIN PENGGETAR MOLE PLOW Prototip mole plow mempunyai empat bagian utama, yaitu rangka three hitch point, beam, blade, dan mole. Rangka three hitch point merupakan struktur
Lebih terperinciBAB II SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY
BAB II SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY Sistem merupakan suatu rangkaian beberapa organ yang menjadi satu kesatuan. Maka sistem kendali gerak adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen pengendali
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu B. Peralatan dan Perlengkapan
III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan di lahan kering Leuwikopo, Bogor. Pengambilan data penelitian dimulai tanggal 29 April 2009 sampai 10 Juni 2009. B. Peralatan
Lebih terperinciRobot Bergerak Penjejak Jalur Bertenaga Sel Surya
Robot Bergerak Penjejak Jalur Bertenaga Sel Surya Indar Sugiarto, Dharmawan Anugrah, Hany Ferdinando Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra Email: indi@petra.ac.id,
Lebih terperinciGERAK MELINGKAR. = S R radian
GERAK MELINGKAR. Jika sebuah benda bergerak dengan kelajuan konstan pada suatu lingkaran (disekeliling lingkaran ), maka dikatakan bahwa benda tersebut melakukan gerak melingkar beraturan. Kecepatan pada
Lebih terperinciPerancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las Sulistiawan I 1303010 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. 3.1 Perancangan mekanik
BAB III PERANCANGAN 3.1 Perancangan mekanik Dalam perancangan mekanik robot ini saya menggunakan software AutoCad 2009 untuk mendesign mekanik dan untuk bahan saya menggunakan Acrylic dengan ketebalan
Lebih terperinciMODIFIKASI INSTRUMEN PENGUKUR GAYA TARIK (PULL) DAN KECEPATAN MAJU TRAKTOR RODA 2
MODIFIKASI INSTRUMEN PENGUKUR GAYA TARIK (PULL) DAN KECEPATAN MAJU TRAKTOR RODA 2 Oleh : Galisto A. Widen F14101121 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciTAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH
TEKNIK PELAKSANAAN BANGUNAN AIR Pertemuan #3 TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH ALAMSYAH PALENGA, ST., M.Eng. RUANG LINGKUP 1. PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH 2. PELAKSANAAN PEKERJAAN GEOTEKNIK (pertemuan selanjutnya).
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK G1000 single speed
2 TRAKTOR QUICK G1000 single speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan pengolahan
Lebih terperinci:Dr. Ir. Rakhma Oktavina, MT
USULAN PERBAIKAN RANCANGAN TROLI TANGAN PT SEIKI MITRA TECH BERDASARKAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK SOLID WORK Disusun Oleh: Nama : Ario Windarto NPM : 31410107 Jurusan Pembimbing
Lebih terperinciteknologi yang menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan. kendaraan antara 220 cm dan 350 cm. (Regulasi IEMC 2014)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini semua pabrikan otomotif di dunia berlomba-lomba untuk membuat produk otomotif yang hemat bahan bakar dan atau menggunakan bahan bakar alternative selain minyak
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011 Yogyakarta, 26 Juli Intisari
Sistem Pendorong pada Model Mesin Pemilah Otomatis Cokorda Prapti Mahandari dan Yogie Winarno Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma J1. Margonda Raya No.100, Depok 15424
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem yang digunakan dari hasil penelitian, prosedur penggunaan alat, dan evaluasi sistem dari data yang di dapat. 4.1 Spesifikasi
Lebih terperinciPola Lintasan Pernotongan. dengan yang lain sama dan pisau bergerak maju ke arah sumbu x, diperoleh
HASIL DAN PEMBARASAN Pola Lintasan Pernotongan Pola lintasan pemotongan pisau pemotong rumput tipe rotari me~pdcan fungsi dari kecepatan putar pisau (n), kecepatan maju (v), jari-jari pernotongan (R),
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran Beban Kerja Pengukuran beban kerja meliputi dua hal yaitu beban kerja kuatitatif dan beban kerja kualitatif. Beban kerja kuantitatif diperlukan untuk mengetahui
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KONDISI LINTASAN UJI Tanah yang digunakan untuk pengujian kinerja traktor tangan Huanghai DF-12L di Laboratorium Lapangan Departemen Teknik Pertanian, Leuwikopo, IPB adalah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Metode Kendali Umpan Maju Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada fenomena berkendara ketika berbelok, dimana dilakukan pemodelan matematika yang
Lebih terperinciUji Kinerja Traktor Roda Empat Tipe Iseki TG5470 Untuk Pengolahan Tanah Menggunakan Bajak Rotari Pada Lahan Lempung Berpasir
Uji Kinerja Traktor Roda Empat Tipe Iseki TG5470 Untuk Pengolahan Tanah Menggunakan Bajak Rotari Pada Lahan Lempung Berpasir Bobby Wirasantika*, Wahyunanto Agung Nugroho, Bambang Dwi Argo Jurusan Keteknikan
Lebih terperinciTRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR
TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan pengolahan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan,
TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Traktor Sejarah traktor dimulai pada abad ke-18, motor uap berhasil diciptakan dan pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan, sementara itu penelitian
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengukuran Titik Berat Unit Transplanter Pengukuran dilakukan di bengkel departemen Teknik Pertanian IPB. Implemen asli dari transplanter dilepas, kemudian diukur bobotnya.
Lebih terperincidilengkapi dengan alat bajak singkal dan alat garu sisir (Sitompul, 1998).
xiv 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan penggunaan teknologi pertanian sangat pesat dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Mekanisme Pemotongan Rata tidaknya hasil pemotongan rumput menggunakan pisau tipe reel, secara teoritis dapat ditentukan dari hubungan antara tinggi pemotongan (Y!,)
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN.. DYNAMOMETER TIPE REM CAKERAM HASIL RANCANGAN Dynamometer adalah alat untuk mengukur gaya dan torsi. Dengan torsi dan putaran yang dihasilkan sebuah mesin dapat dihitung kekuatan
Lebih terperinciMesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20
Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20 Bacalah buku petunjuk sebelum anda menggunakan mesin penyiang bermotor (power weeder) BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN
Lebih terperinciANALISA PERANCANGAN. Maju. Penugalan lahan. Sensor magnet. Mikrokontroler. Motor driver. Metering device berputar. Open Gate
IV. ANALISA PERANCANGAN Alat tanam jagung ini menggunakan aki sebagai sumber tenaga penggerak elektronika dan tenaga manusia sebagai penggerak alat. Alat ini direncanakan menggunakan jarak tanam 80 x 20
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik
Lebih terperinciPertemuan ke-8. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa
Pertemuan ke-8 A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menentukan jenis tenaga dan mesin peralatan yang layak untuk diterapkan di bidang pertanian. 2. Khusus
Lebih terperinci111. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah tenaga penyarad. Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Alam PT. Yos Raya Tiniber yang
111. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah tenaga penyarad dengan kualifikasi tidak mengalami cacat fisik dan tergolong usia produktif. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK G1000 Vaganza single speed
2 TRAKTOR QUICK G1000 Vaganza single speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TRAKTOR TANGAN Traktor tangan (hand tractor) merupakan sumber penggerak dari implemen (peralatan) pertanian. Traktor tangan ini digerakkan oleh motor penggerak dengan daya yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGUJIAN PENDAHULUAN Pengujian ini bertujuan untuk merancang tingkat slip yang terjadi pada traktor tangan dengan cara pembebanan engine brake traktor roda empat. Pengujian
Lebih terperinciIV. ANALISA PERANCANGAN
IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).
Lebih terperinciMEMPELAJARI TINGKAT PELUMPURAN TANAH SA WAH GERAK BERPEGAS DENGAN IMPLEMEN GLEBEG DAN GA U SISIR. OIeb: WARTONO F
MEMPELAJARI TINGKAT PELUMPURAN TANAH SA WAH MENGGUNAKAN TRAI{TOR DUA RODA DENGAN RODA SIRIP GERAK BERPEGAS DENGAN IMPLEMEN GLEBEG DAN GA U SISIR OIeb: WARTONO F01499005 2003 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Lebih terperinciBAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai langkah-langkah praktek untuk melakukan penerapan terhadap perancangan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Implementasi
Lebih terperinciPertemuan ke-10. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa
Pertemuan ke-10 A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menentukan jenis tenaga dan mesin peralatan yang layak untuk diterapkan di bidang pertanian. 2. Khusus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan berbelok, maka ada dua skenario atau kejadian yang dikenal sebagai understeer
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berkendara, ketika kendaraan telah mencapai sebuah tikungan dan akan berbelok, maka ada dua skenario atau kejadian yang dikenal sebagai understeer dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Traktor Pertanian
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Traktor Pertanian Traktor adalah suatu mesin traksi yang utamanya dirancang dan dinyatakan sebagai penyedia tenaga bagi peralatan pertanian dan perlengkapan usaha tani (Sembiring
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Rancangan Ring Transducer
HASIL DAN PEMBAHASAN Rancangan Ring Transducer Hasil rancangbangun sensor tahanan pemotongan berupa ring transducer yang ditunjukkan pada Gambar 60. Salah satu sisi ring dipasang dua buah strain gage yaitu
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini ditujukan kepada pengguna kursi roda yang mengendarai mobil dalam kegiatan sehari-hari. Kesulitan para pengguna kursi roda yang mengendarai mobil adalah melipat, memindahkan, dan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 3.1 Perencanaan Dalam sebuah robot terdapat dua sistem yaitu sistem elektronis dan sistem mekanis, dimana sistem mekanis dikendalikan oleh sistem elektronis bisa berupa
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK KIJANG single speed
2 TRAKTOR QUICK KIJANG single speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan pengolahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan terhitung dari bulan Mei sampai dengan bulan Juni tahun 2009 yang bertempat di lahan HGU PG Pesantren Baru, Kediri,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK G1000 Boxer single speed
2 TRAKTOR QUICK G1000 Boxer single speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan
Lebih terperinciKriteria Roda Besi Standar Roda Besi Modifikasi Roda Besi Lengkung. Bahan Pembuat Rim Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm
LAMPIRAN 48 Lampiran 1. Spesifikasi roda besi yang diuji Kriteria Roda Besi Standar Roda Besi Modifikasi Roda Besi Lengkung Diameter Rim 900 mm 452 mm 700 mm Jumlah Rim 2 buah 2 buah 2 buah Lebar Rim 220
Lebih terperinciSistem bahan bakar Sistem pelumasan
Sistem bahan bakar a. Sistem bahan bakar pada motor bensin Berfungsi untuk : 1. Mengatur perbandingan campuran bahan bakar dan udara 2. Mengatur jumlah pemasukan bahan bakar dan udara ke silinder 3. Merubah
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1 Standard Nordic Questionnaire (SNQ) Nama Umur Jenis kelamin Tugas :.. :.. tahun : Pria / Wanita :.... Berilah tanda ( ) pada kolom yang tersedia berikut ini : NO JENIS KELUHAN 0 Sakit kaku di
Lebih terperinciMEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN
Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan,
TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Traktor Sejarah traktor dimulai pada abad ke-18, motor uap barhasil diciptakan dan pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan, sementara itu penelitian
Lebih terperinciFISIKA XI SMA 3
FISIKA XI SMA 3 Magelang @iammovic Standar Kompetensi: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar: Merumuskan hubungan antara konsep torsi,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pembuatan Alat 3.1.1 Waktu dan Tempat Pembuatan alat dilaksanakan dari bulan Maret 2009 Mei 2009, bertempat di bengkel Laboratorium Alat dan Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :
BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah : 1. Menentukan tujuan dan kondisi pembuatan simulasi
Lebih terperinciTRAKTOR RODA-4. Klasifikasi. trakor roda-4. Konstruksi. Penggunaan traktor di pertanian
TRAKTOR RODA-4 Klasifikasi traktor roda-4 Konstruksi trakor roda-4 Penggunaan traktor di pertanian Klasifikasi Berdasarkan Daya Penggerak (FWP = fly wheel power) 1. Traktor kecil (
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TEKNIK MESIN
BAB IV ANALISIS TEKNIK MESIN A. ANALISIS PENGATUR KETINGGIAN Komponen pengatur ketinggian didesain dengan prinsip awal untuk mengatur ketinggian antara pisau pemotong terhadap permukaan tanah, sehingga
Lebih terperinciKOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap
KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana
Lebih terperinciLatihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar
Lampiran 4 No. Panduan Senam Bugar Lansia (SBL) Langkah Gerakan SBL Bag. 1 Gerakan Pemanasan Gambar Latihan Pernapasan 1. Meluruskan badan dengan kedua tangan lurus ke bawah sejajar dengan kedua sisi tubuh.
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisa dari setiap modul yang mendukung sistem secara keseluruhan. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA
Lebih terperinciLatihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas
Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh
Lebih terperinci