ANALISIS LOKASI SEKOLAH DI KECAMATAN PARONGPONG KAB. BANDUNG BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS LOKASI SEKOLAH DI KECAMATAN PARONGPONG KAB. BANDUNG BARAT"

Transkripsi

1 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 1, April ANALISIS LOKASI SEKOLAH DI KECAMATAN PARONGPONG KAB. BANDUNG BARAT 1 Isvany Septa Gustiandi, 2 Epon Ningrum, 3 Jupri Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia Van_Isvany@yahoo.co.id ABSTRAK Pertambahan jumlah penduduk cenderung diikuti oleh peningkatan kebutuhan fasilitas serta sarana untuk menunjang seluruh aktivitas penduduk, salah satunya adalah kebutuhan lahan untuk lokasi penyelengaraan pendidikan. Di Kecamatan parongpong jumlah penduduk anak usia SMP, SMA cukup banyak namun anak yang Sekolah di Kecamatan Parongpong begitu berbanding terbalik dengan anak usia sekolahnya namun pada tingkatan SD presentasenya sangat kecil, Hal inilah yang menjadi tujuan untuk mengetahui daya tampung Sekolah yang, mengetahui aksesbilitas penduduk, serta mengetahui faktor apa saja yang mendukung terhadap pemilihan lokasi sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan Populasi wilayah dan populasi manusia meliputi seluruh warga dan wilayah Kecamatan Parongpong. Sampel sebanyak sebanyak 77 orang dari 3 desa, yaitu penduduk yang memiliki anak usia sekolah SD, SMP, dan SMA. Teknik pengumpulan data berupa, observasi, wawancara, studi literatur, dan studi dokumentasi. Variabel bebas adalah, daya tampung, Aksesbilitas, dan Lokasi sedangkan variable terikatnya adalah Pemilihan Lokasi Sekolah. Analisis data menggunakan persentase. Hasil penelitian diketahui bahwa daya tampung Sekolah pada tingkatan SD Sangat mencukupi untuk menampung jumlah anak usia Sekolah, sedangkan pada tingkat SMP & SMA jumlah daya tampung dan jumlah Sekolah masih sangat minim bahkan sangat kurang. Pada tingkat SD & SMP faktor Aksesbilitas jarak yang dekat paling dominan berpengaruh. Penduduk yang rumahnya dekat dengan Kota Cimahi mereka lebih memilih bersekolah ke Kota Cimahi begitupun kota lainnya, sedangkan pada tingkatan SMA faktor aksesbilitas tidak berpengaruh banyak anak yang lokasi Sekolahnya jauh dari tempat tinggalnya. Faktor pendukung Pemilihan lokasi Sekolah untuk Tingkat SD dan SMP adalah jarak sedangkan untuk tingkat SMA adalah faktor fasilitas pendidikan dan daya tampung Sekolah yang lebih menentukan. Kata Kunci: Daya tampung, Aksesbilitas.

2 2 I. Septa Gustiandy, dkk. Analisis Lokasi Sekolah ANALYSIS SCHOOL LOCATION IN SUBDISTRICT PARONGPONG BANDUNG BARAT REGENCY ABSTRACT The increase in population is likely to be followed by an increase in the needs of facilities as well as a means to support the entire population activities, one of which is the need of land for conducting educational locations. In subdistrict parongpong population aged children junior high School and Senior High School pretty much but boy that Parongpong sub district schools amount to little, but at the level of Primary School the percentage is very small, This is the purpose to know the capacity of the School, knowing the accessibility residents, as well as find out what factors support the choice of location of the school. The research method used is descriptive method, with the population of the area and the human population covers the entire citizens and Subdistrict Parongpong. Sample as many as 77 people from three villages, namely population who have school-aged children elementary, junior high School, and Senior high school. Techniques of data collection, observation, interviews, literary studies, and the study documentation. Free variables is, capacity, accessibility, and bound is the variable while the Location choice of location of the school. Data analysis using a percentage. Results of the research note that the capacity of the school at the Elementary level Is sufficient to accommodate the number of school age children, while in Junior High School levels & Senior high School amount of capacity and the number of schools is still very minimal even very less. At the elementary level & Junior High School factor accessibility close proximity most dominant effect. Residents whose house near the city of Cimahi they prefer to go to other cities as well as in Cimahi, while on a Senior High School level accessibility factors affecting many children in his school's location away from his home. Supporting site selection factors for elementary level School and junior high school is the Senior High School level as for the distance is a factor of education facilities and the capacity of the School is dictates. Keywords: capacity, accessibility

3 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 1, April PENDAHULUAN Saat ini, hampir sebagian Kota di Indonesia berkembang semakin pesat, di tandai dengan laju pertumbuhan dan persebaran penduduknya lebih terpusat kepada Kota Besar dan berkembang. Kota Besar itu sendiri menyandang peran sebagai pusat pusat kegiatan yang sangat dinamis, Dilihat dari aspek, pendidikan, kesehatan, perekonomian, perdagangan, perindustrian dsb. Hampir semuanya terpusat di Kota Besar, ditambah dengan ledakan penduduk membuat daerah perkotaan semakin padat. secara tidak langsung dengan adanya pusat pusat kegiatan ini, dipastikan akan membutuhkan berbagai pembangunan fasilitas sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan tersebut. Pada wilayah Kota yang sedang berkembang seperti halnya Kota Cimahi dan kabupaten Bandung Barat bertambahnya jumlah penduduk berdampak kepada perubahan penggunaan lahan dan kegiatan pembangunan yang semakin signifikan terhadap berbagai Fasilitas pelayanan publik, perubahan lahan ini dominan terjadi daerah pinggiran Kota dan Kecamatan, hal ini bisa dilihat dari harga lahan yang semakin mahal menjadikan banyak investor maupun perorangan berlomba lomba mengalihkan sasarannya ke daerah pinggiran Kota. Seperti halnya Kecamatan Parongpong yang secara tidak langsung harga lahanya masih rendah di banding wilayah perkotaan, namun dilihat dari segi ekonomisnya masih bisa menguntungkan. Wilayah Kecamatan Parongpong yang berlokasi bersebelahan dengan kota Bandung dan masuk kedalam wilayah administrasi Kab. Bandung Barat merupakan sebuah kecamatan peralihan, yang sedang mengalami proses perubahan desa kota, Kecamatan ini strategis dan memiliki aksesbilitas yang tinggi, orbitasi yang memudahkan terjangkaunya pelayanan umum yang terletak tidak jauh dari Kecamatan, seperti sekolah, pertokoan, dan fasilitas fasilitas umum lainnya serta di dukung dengan udara yang sejuk menjadikan desa ini menjadi pilihan penduduk pendatang untuk bermukim, hal ini akan berakibat pada perubahan fisikal seperti perkembangan potensi wilayah tata guna lahan, demografi, serta sarana prasarana termasuk fasilitas pendidikannya. Menurut Sumaatmadja, (1988:45) dalam pembangunan terdapat spatial interaction concept yaitu keterkaitan antara satu tempat dengan tempat yang lainnya Interaksi juga akan meningkatkan pertumbuhan penduduk, akibat terjadinya migrasi. Penduduk yang terus bertambah berdampak terhadap permintaan berbagai pelayanan termasuk pendidikan dsb. Konsekuensinya adalah berimbas pada pola mobilitas penduduknya yang tidak merata. Bnyaknya kebutuhan akan bangunan membuat Pemanfaatan fasilitas pendidikan terpusat pada kota kota yang relative memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Jumlah penduduk yang tidak diimbangi oleh penyediaan sarana dan prasarana akan menyebabkan suatu permasalahan penduduk, serta akan termajinalkan daerah tersebut. Maka dari itu penduduk di Kecamatan Parongpong memerlukan sarana dan prasarana seperti prasarana pendidikan, transportasi, kesehatan, dsb. Tuntutan penyediaan berbagai sarana dan prasarana akan meningat sejalan dengan makin bertambahnya jumlah penduduk di Kecamatan tersebut. Dengan jumlah penduduk yang tidak merata, pemerintah harus mempersiapkan berbagai sarana dan prasarana untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan penduduknya. Berikut adalah data penduduk dari badan statistik kab. Bandung barat mengenai pertumbuhan penduduk Kec. Parongpong

4 4 I. Septa Gustiandy, dkk. Analisis Lokasi Sekolah Tabel 1 Jumlah penduduk No Tahun Jumlah Sumber: monografi kecamatan 2011 Dari pertumbuhan penduduk di atas dipastikan setiap tahunnya penduduk akan membutuhkan fasilitas pelayanan publik terutama fasilitas pendidikan untuk sekolah. Menurut Undang-undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab XII pasal 45 ayat 1 tentang sarana dan prasarana pendidikan, menyatakan bahwa : setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik. Sarana prasarana sangat perlu dilaksanakan untuk menunjang keterampilan siswa agar siap bersaing terhadap pesatnya teknologi. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik, pemerintah memberikan fasilitas kepada warga negaranya untuk mendapatkan pendidikan secara formal, dengan cara perluasan kesempatan belajar dengan dibangunnya sekolah, Namun pada dasarnya pendidikan itu tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, karena untuk memperoleh pendidikan tidak hanya di sekolah formal saja. Akan tetapi sekolah itu sendiri merupakan sarana pengontrol yang tepat untuk mengembangkan potensi individu dan karakteristik anak. Pada hakikatnya pendidikan adalah suatu proses untuk mencapai keadaan yang lebih baik untuk masa yang akan datang melalui pemilihan alternative rencana yang rasional, sistematis, mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, siapa pelaksananya dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan lebih efektif dan efisien sehingga proses pendidikan itu dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat. Pertambahan jumlah penduduk cenderung diikuti oleh peningkatan kebutuhan fasilitas serta sarana untuk menunjang seluruh aktivitas penduduk, salah satunya adalah kebutuhan lahan untuk lokasi penyelengaraan pendidikan. Sarana prasaran sangat di butuhkan untuk menghasilkan KBM yang efektif dan efisien. Pda tabel berikut menunjukkan data jumlah Sekolah SD, SMP, SMA serta elemen yang terlibat didalamnya di Kecamatan Parongpong.

5 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 1, April Tabel 2 Data Sekolah dan Siswa Nama Jumlah Kepemilikan Jumlah Jumlah Jumlah Pemeri tenaga AUS swasta siswa ntah pengajar 2011 SD SMP SMA SMK Sumber: Disdikpora Kab. Bandung barat 2011 Jumlah fasilitas pendidikan seperti Sekolah di Kecamatan Parongpong bisa terbilang sudah mencukupi berdasarkan data monografi penduduk usia sekolah di Parongpong begitu signifikan jumlahnya, namun yang menjadi pertanyaan adalah anak yang bersekolah di Kecamatan Parongpong berbanding terbalik dengan jumlah AUS ( anak usia sekolah) yang ada, jumlah Siswa SD masih cenderung banyak namun pada tingkatan SMP dan SMA jumlah siswa lebih sedikit dari AUS (anak usia Sekolah) ditambah jumlah SMP dan SMA serta daya tampungnya bisa dibilang masih sangat minim. Hal ini dikarenakan Tingkat pendidikan masyarakat perkotaan relative lebih tinggi bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan, serta fasilitasfasilitas pendidikan di wilayah Perkotaan lebih maju ketimbang yang berada di desa. Mugkin hal Ini yang menarik minat anakanak desa untuk menentukan Lokasi belajar disana, agar tidak kalah bersaing demi memperoleh pendidikan yang lebih maju, menguasai teknologi secara baik, mempelajari ilmu pengetahuan secara global, dan juga tentu saja didorong oleh keinginan merubah nasib. Pada kenyataanya sarana dan prasarana yang lengkap, biasanya banyak terdapat di pusat kota dan tidak menyebar secara merata. Dilihat secara garis besar hal inilah yang menjadi penentuan lokasi sekolah, namun dilihat dari sisi lain faktor yang menentukan lokasi sekolah bukan hanya dari segi kualitas saja masih banyak faktor lain. Sesuai yang dikemukakan Christaller (dalam Sumaatmadja, 1988:122) mengemukakan bahwa Tempat yang lokasinya sentral adalah tempat yang memungkinkan partisipasi manusia yang jumlahnya maksimum, baik bagi mereka yang terlibat dalam aktifitas pelayanan, maupun yang menjadi konsumen dari barang-barang dan pelayanan yang dihasilkannya. Mereka yakin bahwa iptek memiliki kemanfaatan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan penduduk dalam memilih Sekolah untuk anaknya. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui jumlah daya tampung Sekolah yang berada di Kecamatan Parongpong apakah jumlah dan kapasitasnya mencukupi atau tidak. 2. Mengetahui aksesbilitas penduduk terutama anak usia Sekolah yang kaitannya dengan faktor kondisi jalan, waktu tempuh, sarana angkutan, dan jarak 3. Mengetahui alasan penduduk dalam memilih lokasi sekolah anaknya karena pada data anak yang Sekolah di luar kecamatan Parongpong begitu signifikan. Hal ini juga memungkinkan akan terjadinya pola persebaran serta mobilitas Penduduk usia sekolah yang tidak merata dikarenakan berbagai faktor yang

6 6 I. Septa Gustiandy, dkk. Analisis Lokasi Sekolah mendukung terhadap pemilihan lokasi sekolah tersebut. Masalah inilah yang menarik untuk di analisis serta di cermati. METODE Menurut Surakhmad (1986: 131). Metode penelitian adalah suatu cara kerja yang membagi hipotesa atau aggapan dasar dengan menggunakan teknik serta alat alat tertentu. Dalam penelitian ini digunakan metode survey yang bersifat deskriptif dengan mempertimbangkan bahwa karakteristik responden dianggap sama sample diambil Sebesar 231 responden yaitu penduduk yang memiliki anak Usia dengan cara mengumpulkan, menyusun, menganalisis, dan menginterpetasikan data penelitian hasil dilapangan dengan maksud untuk memecahkan masalah dengan membuat gambaran atau ilustrasi yang dilukiskan secara sistematik mengenai fakta-fakta suatu fenomena yang terdapat di kecamatan parongpong. Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan probability sampling, Sekolah pada tingkatan SD, SMP dan SMA yang meliputi 3 desa yaitu Desa Ciwaruga, Cihideung dan Cihanjuang. PEMBAHASAN 1. Daya tampung Sekolah Daya tampung Sekolah adalah Kapasitas Sekolah untuk menampung jumlah Siswa atau jumlah Anak usia Sekolah yang ada pada wilayah tertentu, dalam hal ini jumlah daya tampung Sekolah tidak terlepas dari rombel yaitu Jumlah kelas serta jumlah kapasitas kelas untuk menampung siswa pada setiap sekolahnya, banyaknya jumlah Anak usia Sekolah serta semakin bertambahnya penduduk pada suatu wilayah maka akan membutuhkan banyak Rombel untuk bisa menampung Jumlah anak usia Sekolah yang ada. a. Data tampung SD Jumlah SD di Kecamatan Parongpong bisa dibilang sudah cukup memadai. Jumlah SD dalam satu Kecamatan adalah 41 SD, Untuk Rombel SD di Kecamatan Parongpong Rata-rata hampir sama dengan Sekolah pada umumnya karena memang ketetapannya sudah disesuaikan dengan standar yang dikeluarkan pemerintah/diknas yaitu adalah 6-24 kelas dengan klausul siswa /kelasnya adalah 32 siswa. Sedangkan Jumlah anak Usia SD di Kecamatan Parongpong adalah 9287 dengan Total rombel SD di Kecamatan Parongpong adalah orang maka didapat perbandingan:

7 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 1, April Tabel 3 Perbandingan daya tampung No Desa Daya Jumlah Jumlah tampung AUS Siswa siswa/sekolah Klasifikasi 1 Cihideung Sangat Cukup 2 Ciwaruga Sangat Cukup 3 Cihanjuang Sangat Cukup 4 Cihanjuang Rahayu Sangat Cukup 5 Sariwangi Kurang 6 Karyawangi Sangat cukup 7 Cigugur girang Sangat cukup Sangat cukup Sumber: Hasil penelitian 2012 Dalam perhitungan didapat Desa di Kecamatan parongpong rata-rata hampir dapat menampung jumlah anak usia Sekolah, dan daya tampung paling besar terdapat pada Desa Cihanjuang yang dapat menampung 2304 siswa dengan jumlah perbandingan Anak Usia Sekolahnya 1818 anak, sedangkan desa Sariwangi masih Kekurangan dengan perbandingan jumlah b. Daya tampung SMP Pada Tingkatan SMP/MTs Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas pendidikan dan Olahraga Kab. Bandung Barat jumlah SMP yang terdaftar di Kecamatan Parongpong adalah 7 unit sekolah, berdasarkan peraturan permendiknas minimal setiap 2000 jiwa harus terdapat 1 SMP/Mts di Kecamatan parongpong terdapat 7 SMP dalam satu Kecamatan dengan total penduduk mencapai jiwa, dalam segi bangunan SMP di Kecamatan parongpong jumlah SMP masih sangat minim. Untuk jumlah rombel keseluruhan di Kecamatan Parongpong mencapai 73 rombel dengan kapasitas 32 siswa /kelasnya yang ditetapkan oleh diknas, setelah dilakukan anak usia Sekolah 1922 anak dengan daya tampung sekolahnya adalah Secara Keseluruhan dari 7 Desa Di Kecamatan Parongpong dapat menampung Siswa dengan perbandingan anak usia Sekolah Dasar 9287 anak. Tentu saja hal Jumlah Sekolah beserta daya tampungnya Sangat mencukupi Kuota yang ditentukan. perhitungan di Kecamatan Parongpong dilihat berdasarkan tabel 4: Tabel 4 Hasil perhitungan daya tampung No Jumlah AUS Daya tampung siswa/sekolah Standar daya tampung Tidak cukup Sumber: Hasil penelitian 2012 jumlah daya tampung sekolah di Kecamatan Parongpong dapat menampung sebesar 2336 anak usia SMP, dengan jumlah perbandingan anak usia Sekolah di Kecamatan parongpong sebesar 3075 anak, dilhat dari segi daya tampung SMP di Kecamatan parongpong masih belum cukup untuk menampung seluruh anak Usia SMP. Untuk Klasifikasi daya tampung SMP di

8 8 I. Septa Gustiandy, dkk. Analisis Lokasi Sekolah Kecamatan parongpong, terdapat 2 SMP memiliki krtiteria daya tampung Tipe B, 1 Tipe C dan 4 SMP Tipe c. Daya tampung SMA Pada tingkatan SMA di Kecamatan Parongpong Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas pendidikan dan Olahraga Kab. Bandung Barat jumlah SMA yang terdaftar di Kecamatan Parongpong adalah 1 unit sekolah. Berdasarkan peraturan permendiknas minimal setiap 6000 jiwa harus terdapat 1 SMA/SMK sedangkan di Kecamatan parongpong terdapat 1 SMA dan 3 SMK dalam satu Kecamatan dengan total penduduk mencapai jiwa, berdasarkan perbandingan tersebut dilihat dari segi bangunan. No Tabel 5 Hasil perhitungan daya tampung Jumlah AUS Daya tampung siswa/sekolah Standar daya tampung Tidak cukup Sumber: Hasil penelitian 2012 Serta fasilitas belajarnya lengkap. 2. Aksesbilitas Aksesbilitas sangat erat kaitannya terhadap pemilihan suatu lokasi sekolah, karena berkaitan dengan faktor jarak, waktu tempuh, biaya angkutan, jenis angkutan, dan tipe jalan biasanya orang tua yang menyekolahkan anaknya lebih mempertimbangkan terhadap faktorfaktor tersebut untuk menyekolahkan anaknya. Tingkat Aksesbilitas Di kecamatan Parongpong sangat tinggi karena hampir sebagian penduduknya menggunakan transportasi untuk melakukan aktivitas sehari hari baik untuk bekerja ataupun bepergian Jumlah SMA/SMK di Kecamatan parongpong jumlahnya masih sangat minim atau kurang, dibutuhkan sekiranya 16 sekolah lagi agar kuota penduduk tercukupi. Untuk jumlah rombel keseluruhan di Kecamatan Parongpong mencapai 34 rombel dengan kapasitas 32 siswa /kelasnya yang ditetapkan oleh diknas, setelah dilakukan perhitungan di Kecamatan Parongpong jumlah daya tampung sekolah di Kecamatan Parongpong dapat menampung sebesar 1536 anak usia SMA/SMK, dengan jumlah perbandingan anak usia Sekolah di Kecamatan parongpong sebesar 3272 anak, tentu saja daya tampung Sekolah yang ada sangat tidak mencukupi. Secara keselurahan Jumlah SMA di Kecamatan parongpong sangat minim dan jaraknya bisa terbilang cukup jauh apabila dilihat dari batas-batas wilayah kota lainnya, jadi sebagian besar banyak para orang tua menyekolahkan anaknya ke daerah lain dan mencari sekolah yang kuotanya memadai lainnya seperti halnya sekolah. dalam tingkatan Sekolah yang berbeda, faktor aksesbilitas menjadi pilihan utama terutama pada tingkatan SD dan Tingkatan SMP, Untuk tingkatan SMA faktor Aksesbilitas terutama jarak bukan menjadi pilihan utama. a. Aksesbilitas SD Pada penduduk anak usia sekolah ditingkat SD di kecamatan parongpong Sebagian besar orang tua murid lebih cenderung memilih faktor aksesbilitas. Dan dari segi jarak hampir 91% banyak anakanak SD di Kecamatan Parongpong yang

9 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 1, April lokasi sekolahnya cukup dekat yang berjarak antara kurang dari 1 km dan 9% diantaranya 1-5 km Seperti yang dikemukakan chapin dalam jayadinata menyebutkan bahwa jarak ideal SD adalah < 1 km. Hal ini menandakan jarak sekolah menjadi pilihan utama karena dengan jarak dekat bisa menghemat pengeluaran serta anak di usia ini memang belum bisa jauh dari pengawasan orang tuanya. Untuk sarana transportasi menuju Sekolah cukup mudah didapatkan karena parongpong sendiri banyak dilalui kendaraan angkutan umum serta angkutan lain seperti ojeg dsb dan jalan yang dulalui bisa dibilang cukup baik kondisinya walaupun ada beberapa jalan yang bisa dikatakan masih dibawah standar % 74 % 62 % <1 km jalan kaki < 10 menit Jarak Transportasi Waktu tempuh Gambar 1 Grafik Aksesbilitas Responden SD Anak SD di Kecamatan Parongpong rata-rata 74% tidak menggunakan alat transportasi dan lebih memilih untuk berjalan kaki karena jaraknya cukup dekat, sisanya ada yang menggunakan sepeda dan ada yang diantarkan oleh orang tuanya menggunakan motor untuk menuju sekolahnya. Waktu yang ditempuh pun cukup singkat hampir sebagian besar anak SD membutuhkan waktu <10 menit dari rumah untuk mencapai sekolah hal ini berpatokan juga pada jarak yang ditempuh cukup dekat, jadi waktu pun cukup singkat dan sebagian kecil diantaranya waktu tempuhnya antara km. b. Aksesbilitas SMP Untuk Tingkatan SMP di Kecamatan Parongpong hampir sebagian besar cenderumg lebih memilih faktor aksesbilitas namun pengaruhnya tidak sebesar pada tingkatan SD. Dan dari segi jarak hampir 71% dalam pemilihan Lokasi sekolah masih memprioritaskan faktor jarak dalam memilih lokasi sekolah rata- rata jarak yang di tempuh oleh Anak SMP di kecamatan parongpong sebagian besar adalah 1 5 km. Seperti yang dikemukakan chapin dalam jayadinata menyebutkan bahwa jarak ideal SMP adalah 1,5 km. Penduduk yanmg tempat tinggalnya berbatasan dengan Kota cimahi lebih banyak menyekolahkan anaknya ke Kota cimahi begitupun yang berbatasan dengan Kota bandung atau Kecamatan lainnya, apabila menyekolahkan di parongpong

10 10 I. Septa Gustiandy, dkk. Analisis Lokasi Sekolah penduduk berkilah jarak tempuhnya cukup jauh % 80 % 33 % 1-5 km mobil p/u menit Jarak Transportasi Waktu tempuh Gambar 2 Grafik Aksesbilitas Responden SMP Jalan yang dilalui untuk menuju Sekolah baik di daerah Parongpong ataupun Kota, Kecamatan diluar Parongpong sudah bisa di bilang baik karena Jalan yang dilalui merupakan jalan Kota atau Kecamatan dan jalan itu sendiri banyak dilalui kendaraan umum ataupun kendaraan pribadi dan Alat transportasi yang digunakan sebagian besar menggunakan kendaraan Umum seperti angkot dan sisanya menggunakan kendaraan pribadi yaitu motor baik ojeg atau di antar oleh orang tuanya menuju Sekolah. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk pergi ke sekolah baik itu yang letaknya di Kecamatan Parongpong atapun yang letaknya di Luar kecamatan parongpong rata-rata waktu yang di tempuh adalah 14 % kurang dari 10 menit dan 29 % menit dan sisanya 29% menit, waktu yang di tempuh cukup merata karena memang didasarkan pada jarak yang lumayan cukup jauh. Untuk tingkatan Sekolah SMA hasil yang didapat dalam penelitian cukup berbanding terbalik dengan Sekolah SD dan SMP. Sebagian besar Penduduk di Kecamatan Parongpong lebih memilih menyekolahkan anaknya di luar parongpong dan tidak memikirkan faktor jarak, walaupun jarak yang ditempuh terbilang jauh tidak menjadi hambatan bagi orang tua siswa anaknya untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang lebih tinggi. Dilihat dari faktor jarak sebagian besar anak-anak SMA di parongpong menempuh jarak dari rumah menuju sekolah adalah sepanjang 5 20 km hal ini yang mau tidak mau harus dijalani karena masih minimnya jumlah sekolah di tingkatan SMA di kecamatan Parongpong sendiri. Jalan yang dilalui sudah merupakan jalan Kota dan provinsi karena letak Sekolah SMA yang kebanyakan berada di daerah Kota, dan Jalan yang dilalui Pun terbilang baik. Untuk Alat transportasi sendiri Kebanyakan Anak di Usia SMA di Parongpong 60 % menggunakan angkutan umum dan 40 % diantaranya menggunakan kendaraan pribadi seperti motor. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk sampai ke Sekolah rata rata 64 % lebih dari 20 menit karena memang jarak lokasi sekolah dari kecamatan Parongpong sendiri terbilang jauh dan ini sangat berpengaruh terhadap waktu tempuh. c. Aksesbilitas SMA

11 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 1, April Jarak 5-10 km Jarak > 10 km Transportasi Mobil p/umum Waktu tempuh > 20 menit Gambar 3 Grafik Aksesbilitas Responden SMA Anak diusia SMA ini mayoritas banyak yang meminta untuk dibelikan motor kepada orang tuanya karena menurut mereka bisa menghemat biaya pengeluaran dan waktu tempuh, apabila menggunakan kendaraan umum sering terjebak macet. tingkat aksesibilitas adalah tingkat kemudahan untuk mencapai suatu lokasi ditinjau dari lokasi lain dan sekitarnya. Sehubungan dengan aksesbilitas tersebut Lebih lanjut tarigan mengemukakan Tarigan, Tingkat aksesibilitas dipengaruhi oleh jarak, kondisi saran dan prasrana perhubungan seperti kondisi jalan dan lebar jalan, ketersediaan berbagai sarana penghubung termasuk frekuensinya dan tingkat keamanan serta kenyamanan untuk melaui jalur tersebut. Jika suatu tempat atau wilayah memiliki kondisi jalan yang baik, bisa dilalui oleh berbagai jenis kendaraan, banyak terdapat alat transportasi untuk menuju ke lokasi tersebut kapan saja siang ataupun malam, engan tingkat keamanan dan kenyamanan yang tinggi, tidak terdapat titik kemacetan dan lain sebagainya, maka aksesibiliats menuju lokasi tersebut cukup baik Tarigan (2005: 78). 3. Faktor pemilihan Lokasi Sekolah Lokasi sangat erat kaitannya dengan jarak di permukaan bumi dilihat dari dekat atau jauhnya satu fenomena dengan fenomena lainnya, dan apa dampaknya atas gejala atau fenomena tersebut. Lokasi dapat menunjukan posisi suatu tempat atau gejala yang dikaji lebih khusus, baik aspek fisik, sosial, maupun ekonomi suatu masyarakat. a. Pemilihan Lokasi SD Kecamatan Parongpong memiliki jumlah Sekolah yang tersebar cukup merata di seluruh Kecamatan ataupun desa, jaraknya pun tersebar cukup dekat dengan sekolah lainnya. Sebaran lokasi Sekolah sangat penting karena berhubungan dengan jangkauan anak itu sendiri serta memudahkan anak usia Sekolah dalam hal Aksesbilitas, orangtuapun dapat menentukan banyak pilihan karena sekolah Hal ini senada dengan ungkapan Tarigan (2005: 77) bahwa landasan dari lokasi adalalah ruang. Ruang disini adalah pemukaan bumi yang ada diatas maupun dibawah sepanjang manusia masih bisa menjangkaunya. Lokasi menggambarkan posisi pada ruang tersebut. Suatu gejala akan sangat tepat dan mempunyai nilai guna yang tinggi jika terletak pada lokasi yang menguntungkan. Dasar jumlahnya cukup banyak di Kecamatan Parongpong. Lokasi anak Sekolah di Kecamatan Parongpong pada tingkatan SD, lokasinya tersebar merata di Kecamatan Parongpong dan sebagian kecil di luar kecamatan parongpong, 70 % anak-anak usia SD lokasi sekolahnya masih berada di wilayah kecamatan Parongpong, kota Cimahi sebesar 25 % dan sisanya 5 % ke Kota Bandung.

12 12 I. Septa Gustiandy, dkk. Analisis Lokasi Sekolah No SD Lokasi 25% 5% Lokasi SD 70% parongpong cimahi bandung Sumber: hasil penelitian 2012 Gambar diagram 4 Lokasi anak sekolah dasar di Kecamatan Parongpong Dalam memilih Lokasi Sekolah bagi anaknya penduduk memiliki banyak pilihan Sekolah, baik yang Lokasinya di Kecamatan parongpong itu sendiri maupun Di luar Kecamatan parongpong seperti Kota Bandung, Cimahi dan Kecamatan lainnya. bisa dilihat pada tabel berikut: Tabel 6 Sekolah dasar yang menjadi tujuan 1 SDN Sukamulya Parongpong 2 SDN Caringin Parongpong 3 SD Cihideung 1 Parongpong 4 SD Panyairan Parongpong 5 SD Cigugur Parongpong 6 SD Ciwaruga 2 Parongpong 7 SD Sukarasa Bandung 8 MI al-inayah Bandung 9 SD Ciwaruga 1 Parongpong 10 SD Mandiri 3 Cimahi 11 SD Mandiri 1 Cimahi 12 SD cihanjuang 1 Parongpong 13 SD Tugu Parongpong 14 SD MI cisasawi Parongpong 15 SD Terbuka 2 Parongpong Sumber: Hasil penelitian 2012 Berdasarkan Tabel di atas hampir sebagian besar anak usia SD di Kecamatan parongpong serta para orangtua menyekolahkan anaknya dekat dengan tempat tinggalnya dikarenakan alasan hemat biaya pengeluaran serta mudah mengawasinya. 84 % Alasan menyekolahkan jarak/akses murah fasilitas lengkap hampir 84 % orang tua siswa yang memiliki anak usia SD memilih tempat sekolah anaknya dikarenakan faktor jarak yang dekat akses mudah serta jumlah SD yang sudah cukup banyak di daerah sekitar tempat para penduduk. 13 % sisanya alasan orang tua menyekolahkan karena ingin fasilitas belajar yang lengkap dan 3 % ingin biaya murah. 3 % 12 % Sumber: hasil penelitian 2012 Gambar Grafik 5 Alasan menyekolahkan penduduk Parongpong pada tingkat SD b. Pemilihan lokasi SMP Kecamatan Parongpong Sendiri sudah memiliki fasilitas sarana dan prasarana pendidikan terutama fasilitas bangunan SMP, bangunan SMP terdapat 7 sekolah dari dan hal ini sudah cukup memadai. Letaknya pun tersebar tidak merata di setiap daera, untuk tingkatan

13 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 1, April SMP jumlah Sekolah cukup jauh letak Sekolah SMP dengan Sekolah SMP lainnya tersebar cukup jauh. Hal ini yang memberikan pilihan orang tua ntuk menentukan pemilihan lokasi sekolah bagi anaknya. Lokasi anak SMP di kecamatan Parongpong tersebar secara tidak merata dan hampir sebagian besar bersekolah di luar kecamatan Parongpong, Seperti Cimahi dan Kota Bandung dan wilayah lainnya dan hanya sebagian persen saja yang bersekolah di Kecamatan tersebut dapat dilihat pada diagaram berikut. 19% 38% Lokasi SMP 5% 38% parongpong cimahi bandung Lainnya Sumber: Hasil Penelitian 2012 Gambar diagram 6 lokasi anak sekolah pada tingkatan SMP Berbeda halnya pada anak tingkatam SMP orang tua lebih banyak menyekolahkan anaknya di luar Kecamatan parongpong. Mayoritas sekolah yang berada di Kecamatan parongpong rata-rata lokasinya dekat dengan jalan raya seperti jalan lokal dan jalan lainnya, begitupun sekolah-sekolah yang menjadi tujuan para siswa yang terdapat di kecamatan atau Kota lain. Anak yang bersekolah ditingkatan SMP di Kecamatan parongpong Hampir sebagian besar orang tuanya memilih tempat bersekolah di luar Kecamatan Parongpong mereka beralasan faktor jarak yang menjadi alasan utama, seperti halnya penduduk yang tinggal di Wilayah desa Cihanjuang yang bersebelahan langsung dengan kota cimahi, mereka lebih memilih untuk menyekolahkan anaknya ke Kota Cimahi karena alasan akses dan jarak dekat apabila sekolah di parongpong jaraknya terlalu jauh. Tabel 7 Lokasi SMP yang menjadi tujuan No SMP Lokasi 1 SMP N 1 Parongpong Parongpong 2 SMP Mutiara Nusantara Parongpong 3 SMP AL-inayah Bandung 4 SMP AZ-Zahra Cimahi 5 SMP N 3 Parongpong Parongpong 6 SMP Kartika Bandung 7 MA Cililin Cililin 8 SMP N 10 Cimahi Cimahi 9 SMP N 1 Parongpong Parongpong 10 SMP N 6 Cimahi Cimahi 11 SMP Angkasa Bandung 12 SMP PGRI 3 Cimahi 13 SMP N 2 Parongpong Parongpong 14 SMP Terbuka Parongpong Sumber: hasil penelitian 2012 Materi inti dalam geografi adalah mencoba mengetahui karakteristik dan keunikan ruang serta perubahannya termasuk strukturnya, mendapatkan bagaimana hubungan antara manusia dengan lingkungannya serta secara sistematis menjelaskan interaksi antara lokasi dengan kondisi geografis yang ada Santosa (1993:17).

14 14 I. Septa Gustiandy, dkk. Analisis Lokasi Sekolah Alasan Menyekolahkan jarak /Akses biaya murah fasilitas lengkap sekolah favorit 57 % Sumber: hasil penelitian 2012 Gambar diagram 7 Alasan menyekolahkan penduduk Parongpong pada tingkat SMP 29 % 5 % 10 % c. Pemilihan lokasi SMA Pada tingkatan SMA di Parongpong jumlah SMA sangat minim sekali jarak dan jangkauannya pun bisa dibilang sangat jauh. Hal ini yang memberikan pilihan orang tua ntuk menentukan pemilihan lokasi sekolah bagi anaknya, karena didasarkan kepada lokasi Sekolah yang tidak merata. hampir 81 % Anak usia SMA di Kecamatan Parongpong sebagian besar bersekolah ke wilayah lain seperti Cimahi, Kota Bandung, lembang dan Cililin dan wilayah sekitarnya. Untuk tingkatan SMA orang tua lebih banyak menyekolahkan anaknya di luar Kecamatan parongpong. Mayoritas sekolah yang berada di Kecamatan parongpong rata-rata lokasinya dekat dengan jalan raya seperti jalan lokal dan 46% Lokasi SMA 9% 9% 36% parongpong cimahi bandung Lainnya Sumber: Hasil penelitian 2012 Gambar diagram 8 Lokasi sekolah di Kecamatan Parongpong jalan lainnya, begitupun sekolahsekolah yang menjadi tujuan para siswa yang terdapat di kecamatan atau Kota lain. Tabel 8 SMA yang menjadi tujuan No SMA/SMK Lokasi 1 SMA N 1 Parongpong Parongpong 2 SMK N 3 Cimahi Cimahi 3 SNAKMN Lembang Lembang 4 SMK Bina esa Parongpong 5 SMK Pariwisata Cimahi 6 SMK Taruna Cimahi 7 SMK PGRI 3 Cimahi Cimahi

15 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 1, April SMA Pasundan 3 Cimahi Cimahi 9 SMK N 11 Bandung Bandung 10 SMA Kartika 3 Siliwangi Bandung 11 SMA Lab school UPI Bandung 12 SMA N 3 Cimahi Cimahi 13 SMA Az-Zahra Cimahi 14 MA Manon jaya Tasik 15 MI Al Inayah Bandung 16 SMA KC Bandung Sumber: Hasil penelitian 2012 Diketahui alasan para orang tua murid di Kecamatan Parongpong hampir 69 % menyekolahkan anaknya di tingkat SMA Karena fasilitas dan jumlah sekolah yang lengkap. 14 % diantaranya karena sekolah favorit, dan Hampir semua responden yang menyekolahkan anaknya ditingkat SMA memilih menyekolahkan anaknya di luar kecamatan parongpong karena alasan di Kecamatan Parongpong jumlah sekolah dan fasilitasnya masih sangat minim. Dalam hal ini Faktor jarak bukan menjadi tolak ukur utama karena para responden ingin menyekolahkan anak-anaknya ke tingkatan yang lebih tinggi serta didukung dengan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai % 69 % 14 % Sumber: Hasil penelitian 2012 Gambar Grafik 9 Alasan menyekolahkan Penduduk Parongpong pada tingkat SMA Sesuai yang dikemukakan Christaller (dalam Sumaatmadja, 1988:122) mengemukakan bahwa Tempat yang lokasinya sentral adalah tempat yang memungkinkan partisipasi manusia yang jumlahnya maksimum, baik bagi mereka yang terlibat dalam aktifitas pelayanan, maupun yang menjadi konsumen dari barang-barang dan pelayanan yang dihasilkannya. 0 jarak dekat fasilitas lengkap sekolah favorit

16 16 I. Septa Gustiandy, dkk. Analisis Lokasi Sekolah Gambar 10 Peta Jangkauan Lokasi Sekolah anak usia Sekolah Kec. Paronpong KESIMPULAN Daya tampung SD di Kecamatan Parongpong sudah Sangat mencukupi dan dapat menampung seluruh jumlah anak usia Sekolah. Pada tingkat Smp di Kecamatan Parongpong jumlah daya tampungnya masih kurang dan tidak dapat menampung jumlah anak usia sekolahnya. Sedangkan untuk Tingkat SMA di Kecamatan parongpong terdapat hanya terdapat 1 unit SMA dan SMK. Aksesbilitas di Kecamatan Parongpong sangat Tinggi karena penduduknya banyak melakukan Mobilitas untuk melakukan aktivitas terutama Sekolah, Kondisi sistem jaringan jalannya Dari segi dimensasi jalan dan fungsi jalan, merupakan jalan arteri primer dan kolektor primer sudah cukup baik. Pada Tingkat SD Alasan menyekolahkan anaknya pada sekolah yang dituju adalah karena Faktor jarak. Pada Tingkatan SMP Faktor yang menjadi alasan para orang tua meyekolahkan anaknya pada

17 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 1, April sekolah yang dituju adalah masih karena alasan aksesbilitas terutama dalam hal jarak dengan menyekolahkan dengan jarak dekat maka akan menghemat biaya pengeluaran. Sedangkan pada tingkatan SMA sebagian besar penduduk menyekolahkan. Penduduk lebih cenderung menyekolahkan anaknya di Luar Kec. Parongpong dengan alasan karena fasilitas belajar dan Jumlah Sekolah yang masih minim. hal ini diperkuat dengan Hasil perhitungan analisis daya tampung. DAFTAR PUSTAKA Muttaqin, Awan Geografi perilaku. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi UPI. Bintarto dan Surastopo H Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES Arikunto, Suharsini. (2002). Prosedur Penelitian: suatu pendekatan penelitian. Bandung: Rineka Cipta. Tika, Pandu Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten bandung Barat Data dan Informasi. Nursid Sumaatmadja Studi Geografi, Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan, Bandung: Alumni. Jayadinata, J.T Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan dan Wilayah. Bandung: ITB Monografi Kecamatan Parongpong Kecamatan Parongpong Dalam Angka Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

2014 ANALISIS LOKASI SEKOLAH DI KECAMATAN PARONGPONG KAB. BANDUNG BARAT

2014 ANALISIS LOKASI SEKOLAH DI KECAMATAN PARONGPONG KAB. BANDUNG BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, hampir sebagian kota di Indonesia berkembang semakin pesat, di tandai dengan laju pertumbuhan dan persebaran penduduknya lebih terpusat kepada kota

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR ISI ABSTRAK..... i KATA PENGANTAR..... ii UCAPAN TERIMAKASIH..... iii DAFTAR ISI..... v DAFTAR TABEL..... viii DAFTAR GAMBAR..... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1 B. Rumusan Masalah.

Lebih terperinci

MENURUNNYA JUMLAH SISWA SD NEGERI 1 DESA RUKTI SEDIYO KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

MENURUNNYA JUMLAH SISWA SD NEGERI 1 DESA RUKTI SEDIYO KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR MENURUNNYA JUMLAH SISWA SD NEGERI 1 DESA RUKTI SEDIYO KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Tika Widyawati 1, Buchori Asyik 2, Irma Lusi Nugraheni 3 This research is a case study which aims to

Lebih terperinci

KAJIAN JANGKAUAN PELAYANAN DAN KEBUTUHAN FASILITAS PENDIDIKAN DI KECAMATAN SINGKIL KABUPATEN ACEH SINGKIL

KAJIAN JANGKAUAN PELAYANAN DAN KEBUTUHAN FASILITAS PENDIDIKAN DI KECAMATAN SINGKIL KABUPATEN ACEH SINGKIL KAJIAN JANGKAUAN PELAYANAN DAN KEBUTUHAN FASILITAS PENDIDIKAN DI KECAMATAN SINGKIL KABUPATEN ACEH SINGKIL Hismur Salam, Haryani, Ezra Aditia Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

KAJIAN KETERSEDIAAN DAN POLA DISTRIBUSI FASILITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SEDERAJAT DI KABUPATEN KARANGANYAR

KAJIAN KETERSEDIAAN DAN POLA DISTRIBUSI FASILITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SEDERAJAT DI KABUPATEN KARANGANYAR KAJIAN KETERSEDIAAN DAN POLA DISTRIBUSI FASILITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SEDERAJAT DI KABUPATEN KARANGANYAR Mukmin Al Kahfi mukminalkahfi@gmail.com Dyah Widiyastuti dwidiyastuti@yahoo.com Abstract

Lebih terperinci

Jurnal Geodesi Undip AGUSTUS 2015

Jurnal Geodesi Undip AGUSTUS 2015 ANALISIS DAYA TAMPUNG FASILITAS PENDIDIKAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK USIA SEKOLAH BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Widya Prajna, Sutomo Kahar, Arwan Putra Wijaya *) Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas

Lebih terperinci

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 Nurmeitama Indah Wiladatika, Yarmaidi*, Edy Haryono** Abstract

Lebih terperinci

Evaluasi Terhadap Lokasi Gedung Sekolah SLTA Di Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan

Evaluasi Terhadap Lokasi Gedung Sekolah SLTA Di Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan Evaluasi Terhadap Lokasi Gedung Sekolah SLTA Di Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan Hidayatur Rofi ah Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, hidayah_action@yahoo.com Abstrak Salah satu upaya untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan kehidupan masyarakat serta berperan untuk meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan sangat penting karena

Lebih terperinci

Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah, mulailah era baru dalam sistem pembangunan di daerah. Pada intinya otonomi daerah

Lebih terperinci

Analisis Spasial Penyediaan Fasilitas Pendidikan pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Boyolali

Analisis Spasial Penyediaan Fasilitas Pendidikan pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Boyolali p-issn: 2477-3859 e-issn: 2477-3581 JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DASAR The Journal of Innovation in Elementary Education http://jipd.uhamka.ac.id/index.php/jipd Volume 1 Number 2 June 2016 51-58 Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. empat terbesar di dunia setelah Amerika Serikat. Biro Sensus dari

BAB I PENDAHULUAN. empat terbesar di dunia setelah Amerika Serikat. Biro Sensus dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang memiliki jumlah penduduk ke empat terbesar di dunia setelah Amerika Serikat. Biro Sensus dari Departemen Perdagangan Amerika Serikat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian 1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian awal dari penelitian. Pendahuluan adalah awal suatu cara untuk mengetahui suatu masalah dengan cara mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang . Lisna Octa Rolina, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang . Lisna Octa Rolina, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini sebagian besar kota kota di Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam hal pembangunan fisik seperti sarana dan prasarana yang semakin baik serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan arti teknis, atau dalam arti hasil dan dalam arti proses. Dalam arti yang

BAB I PENDAHULUAN. dan arti teknis, atau dalam arti hasil dan dalam arti proses. Dalam arti yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan kehidupan masyarakat serta berperan untuk meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan sangat penting

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 46 LS. Kecamatan Kalijati memiliki luas 6.718,00 Ha. terdiri dari 10 desa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 46 LS. Kecamatan Kalijati memiliki luas 6.718,00 Ha. terdiri dari 10 desa 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Daerah Penelitian 1. Letak dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Kalijati Terletak Di Kabupaten Subang. Kecamatan Kalijati terletak pada 107 o 34 12

Lebih terperinci

DAYA JANGKAU SISWA KE SMP NEGERI 1 PADANGAN KABUPATEN BOJONEGORO PROVINSI JAWA TIMUR

DAYA JANGKAU SISWA KE SMP NEGERI 1 PADANGAN KABUPATEN BOJONEGORO PROVINSI JAWA TIMUR JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN 1412-6982 Volume 13 Nomor 1 Desember 2015 DAYA JANGKAU SISWA KE SMP NEGERI 1 PADANGAN KABUPATEN BOJONEGORO PROVINSI JAWA TIMUR M. Zainudin SMP Negeri 1 Padangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Bandung, merupakan sebuah kota metropolitan dimana didalamnya terdapat beragam aktivitas kehidupan masyarakat. Perkembangan kota Bandung sebagai kota metropolitan

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG TAHUN Publikasi Ilmiah. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG TAHUN Publikasi Ilmiah. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG TAHUN 2010-2014 Publikasi Ilmiah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Geografi Oleh

Lebih terperinci

KAJIAN MENGENAI PENGARUH KUALITAS SEKOLAH MENENGAH ATAS TERHADAP JANGKAUAN PELAYANAN SEKOLAH (Studi Kasus SMA I dan SMA 12 Padang)

KAJIAN MENGENAI PENGARUH KUALITAS SEKOLAH MENENGAH ATAS TERHADAP JANGKAUAN PELAYANAN SEKOLAH (Studi Kasus SMA I dan SMA 12 Padang) KAJIAN MENGENAI PENGARUH KUALITAS SEKOLAH MENENGAH ATAS TERHADAP JANGKAUAN PELAYANAN SEKOLAH (Studi Kasus SMA I dan SMA 12 Padang) Fakhrul Satria, Tomi Eriawan, ST,MT, Ir Hamdi Nur, MTP. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Dr. Siti Fadjarajani Dra., M.T.¹ Ritahul Hasanah²

Dr. Siti Fadjarajani Dra., M.T.¹ Ritahul Hasanah² PEMANFAATAN JEMBATAN GANTUNG SEBAGAI JALAN ALTERNATIF ANTAR DESA DALAM MENUNJANG PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI DESA WARINGINSARI KECAMATAN LANGENSARI KOTA BANJAR Utilization of the Suspension Bridge as an

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks dibanding daerah sekitarnya (Bintarto, 1977). perekonomian, atau sebagai pusat pemerintahan (Darmendra, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kompleks dibanding daerah sekitarnya (Bintarto, 1977). perekonomian, atau sebagai pusat pemerintahan (Darmendra, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkotaan merupakan bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan

Lebih terperinci

RELOKASI PASAR WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR

RELOKASI PASAR WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR 1 Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April 2016 RELOKASI PASAR WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR Oleh : R. Yulistiani, E.Maryani *), B. Waluya * ) Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu

Lebih terperinci

ANALISIS PROYEKSI KEBUTUHAN RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2017 SAMPAI DENGAN TAHUN 2022

ANALISIS PROYEKSI KEBUTUHAN RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2017 SAMPAI DENGAN TAHUN 2022 ANALISIS PROYEKSI KEBUTUHAN RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2017 SAMPAI DENGAN TAHUN 2022 Aryska Retno Wulandari Djum Djum Noor Benty Juharyanto aryskawulandari@gmail.com Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016

ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016 ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016 Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan Geografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan jumlah penduduknya. Pesatnya pertumbuhan penduduk ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan jumlah penduduknya. Pesatnya pertumbuhan penduduk ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan suatu kota pada umumnya disertai dengan pertumbuhan jumlah penduduknya. Pesatnya pertumbuhan penduduk ini pada akhirnya akan menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggita Khusnur Rizqi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggita Khusnur Rizqi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu hal yang menjadi ciri dari negara berkembang adalah angka pertumbuhan penduduknya yang tinggi. Hal tersebut sudah sejak lama menjadi masalah kependudukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Erwin Raisz dalam Rosana (2003 ) peta adalah gambaran konvensional

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Erwin Raisz dalam Rosana (2003 ) peta adalah gambaran konvensional II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Peta 1.1. Pengertian Peta Menurut Erwin Raisz dalam Rosana (2003 ) peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil sebagai

Lebih terperinci

Keadaan Sarana Dan Prasarana Pembelajaran... (Muhammad Gunawan) 1

Keadaan Sarana Dan Prasarana Pembelajaran... (Muhammad Gunawan) 1 Keadaan Sarana Dan Prasarana Pembelajaran... (Muhammad Gunawan) 1 KEADAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR SE-GUGUS SUMBERAGUNG KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN THE

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 3 (2) (2014) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage STUDI PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH TINGKAT SLTA DI KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN WONOSOBO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2017 (JURNAL) Oleh HERLI ANDIKA PUTRA

ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN WONOSOBO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2017 (JURNAL) Oleh HERLI ANDIKA PUTRA ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN WONOSOBO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2017 (JURNAL) Oleh HERLI ANDIKA PUTRA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 2 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG

BAB 5 KESIMPULAN PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG BAB 5 KESIMPULAN PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan dari hasil studi mengenai indentifkasi pengaruh pembangunan PASUPATI

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 31 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada cakupan wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Parongpong. Kecamatan Parongpong

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (1988:151) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian, data yang dikumpulkan bisa berupa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan dan kesehatan berpengaruh terhadap kebutuhan transportasi yang semakin meningkat. Dari fakta

Lebih terperinci

Oleh: Erlanda Bayu Pratama, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh: Erlanda Bayu Pratama, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta Pelaksanaan Program Usaha (Erlanda Bayu Pratama) 1 PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS ) DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE-KECAMATAN SENTOLO KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2017 SCHOOL HEALTH PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pengertian judul : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MESIN DAN OTOMOTIF BERSTANDAR INTERNASIONAL DI SOLO BARU (PENEKANAN PADA ARSITEKTUR BIOKLIMATIK) adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Pembahasan mengenai Model Bangkitan Pergerakan Perumahan Perumahan di Kota Cimahi ini muncul dilatar belakangi oleh beberapa ayat Al Quran d ibawah ini : 1. Al-Quran Surat Saba ayat 18

Lebih terperinci

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan alat yang efektif untuk

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :163-174 PERSEPSI SISWA CIBI TERHADAP FAKTOR LINGKUNGAN SEKOLAH YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013.

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013 (Jurnal) Oleh : Rio Ristayudi 0743034038 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PEMICU MUNCULNYA PASAR Templek DI SEKITAR PASAR WAGE DI KECAMATAN TULUNGAGUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG

FAKTOR-FAKTOR PEMICU MUNCULNYA PASAR Templek DI SEKITAR PASAR WAGE DI KECAMATAN TULUNGAGUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG FAKTOR-FAKTOR PEMICU MUNCULNYA PASAR Templek DI SEKITAR PASAR WAGE DI KECAMATAN TULUNGAGUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG Priyo Wicaksono Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, priordcool@gmail.com Sulistinah Dosen

Lebih terperinci

EVALUASI KETERSEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN SLTP DI KECAMATAN MAPANGET Orvans Lexsi Uang 1, Michael M. Rengkung², & Amanda S.

EVALUASI KETERSEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN SLTP DI KECAMATAN MAPANGET Orvans Lexsi Uang 1, Michael M. Rengkung², & Amanda S. EVALUASI KETERSEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN SLTP DI KECAMATAN MAPANGET Orvans Lexsi Uang 1, Michael M. Rengkung², & Amanda S. Sembel 3 1 Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pelaksanaan pembangunan tersebut bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image. Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2000-2010 Ainul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lahan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Lahan sebagai ruang untuk tempat tinggal manusia dan sebagian orang memanfaatkan lahan sebagai

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. sarana dan prasarana mencakup pada sarana transportasi. Transportasi merupakan

Bab I PENDAHULUAN. sarana dan prasarana mencakup pada sarana transportasi. Transportasi merupakan Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perkembangan Transportasi Kota Pertumbuhan penduduk khususnya di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya pertumbuhan penduduk ini disertai

Lebih terperinci

PENGARUH PREFERENSI BELANJA KONSUMEN TERHADAP PERKEMBANGAN PASAR CIPUTAT DI KOTA TANGERANG SELATAN

PENGARUH PREFERENSI BELANJA KONSUMEN TERHADAP PERKEMBANGAN PASAR CIPUTAT DI KOTA TANGERANG SELATAN PENGARUH PREFERENSI BELANJA KONSUMEN TERHADAP PERKEMBANGAN PASAR CIPUTAT DI KOTA TANGERANG SELATAN Nurul Handayani, Kuswanto Nurhadi, dan Erma Fitria Rini Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN ALAT TRANSPORTASI SEKOLAH BAGI SISWA SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTP) SE KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG

ANALISIS KEBUTUHAN ALAT TRANSPORTASI SEKOLAH BAGI SISWA SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTP) SE KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ANALISIS KEBUTUHAN ALAT TRANSPORTASI SEKOLAH BAGI SISWA SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTP) SE KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG Edwin Dian Pratama Mustiningsih, H. Ibrahim Bafadal e-mail: edwinpetrick20@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN

ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2004-2011 PUBLIKASI ILMIAH Oleh : ERWIN FEBRIYANTO E 100.090.016 FAKULTAS GEOGRAFI

Lebih terperinci

ANALISIS SEBARAN SMP/SEDERAJAT DI KECAMATAN SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (JURNAL)

ANALISIS SEBARAN SMP/SEDERAJAT DI KECAMATAN SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (JURNAL) ANALISIS SEBARAN SMP/SEDERAJAT DI KECAMATAN SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (JURNAL) Oleh : RIKI ZAKARIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

ORIENTASI PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN PETANI DI KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT

ORIENTASI PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN PETANI DI KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT 1 Antologi Geografi, Volume 1, Nomor 1, April 2013 ORIENTASI PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN PETANI DI KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT Oleh : L. Octa Rolina *) Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS ANIMO SISWA SEKOLAH DASAR (SD)/ MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) DALAM PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA

ANALISIS ANIMO SISWA SEKOLAH DASAR (SD)/ MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) DALAM PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA ANALISIS ANIMO SISWA SEKOLAH DASAR (SD)/ MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) DALAM PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA Rita Fajrin Muliyasari Asep Sunandar E-mail: fajrin_rita@yahoo.com Universitas Negeri

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography. Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo ORIENTASI LAPANGAN KERJA BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK ANGKATAN KERJA DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia menjadi manusia yang

Lebih terperinci

PEMODELAN SPASIAL TINGKAT KERAWANAN KEMACETAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN KOLEKTOR SEKUNDER KELURAHAN TERBAN KOTA YOGYAKARTA

PEMODELAN SPASIAL TINGKAT KERAWANAN KEMACETAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN KOLEKTOR SEKUNDER KELURAHAN TERBAN KOTA YOGYAKARTA Pemodelan Spasial Tingkat (Muhammad Rizqan Agustiandy Mahardika) 1 PEMODELAN SPASIAL TINGKAT KERAWANAN KEMACETAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN KOLEKTOR SEKUNDER KELURAHAN TERBAN KOTA YOGYAKARTA SPATIAL MODELING

Lebih terperinci

BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG

BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG Pada bab ini akan dipaparkan mengenai responden pelaku pergerakan Cimahi-Bandung yang berpotensial untuk menggunakan

Lebih terperinci

KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA BALINURAGA TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh PUTU NILAYANTI

KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA BALINURAGA TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh PUTU NILAYANTI KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA BALINURAGA TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh PUTU NILAYANTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

PERAN PELAYANAN SEKOLAH DASAR DALAM MENDUKUNG KOTA LAYAK ANAK DI SURAKARTA

PERAN PELAYANAN SEKOLAH DASAR DALAM MENDUKUNG KOTA LAYAK ANAK DI SURAKARTA TUGAS AKHIR PERAN PELAYANAN SEKOLAH DASAR DALAM MENDUKUNG KOTA LAYAK ANAK DI SURAKARTA TINJAUAN DARI FENOMENA SEKOLAH FAVORIT DAN NON-FAVORIT Oleh: M. DHIA SUBULUSSALAM I0610019 Diajukan sebagai Syarat

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRAK

Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRAK PERKEMBANGAN DESA CISARUA PASCA PEMEKARAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA BAGI MASYARAKAT DI DESA CISARUA KECAMATAN LANGKAPLANCAR KABUPATEN PANGANDARAN Wiwin Sumarni 1 (wiwinsumarni87@yahoo.com)

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA

ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA 0 ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 1 ANALISIS KEBUTUHAN

Lebih terperinci

ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR DI KECAMATAN DEPOK DAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN

ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR DI KECAMATAN DEPOK DAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR DI KECAMATAN DEPOK DAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN Di susun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perwilayahan adalah usaha untuk membagi bagi permukaan bumi atau bagian permukaan bumi tertentu untuk tujuan yang tertentu pula (Hadi Sabari Yunus, 1977).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dimiliki oleh setiap negara di dunia ini. Secara umum masalah kependudukan di berbagai negara dapat dibedakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. relatif (Nursid Sumaatmadja, 1988:118). Lebih lanjut beliau mendefinisikan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. relatif (Nursid Sumaatmadja, 1988:118). Lebih lanjut beliau mendefinisikan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Lokasi Lokasi dalam ruang dapat dibedakan menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif (Nursid Sumaatmadja, 1988:118). Lebih lanjut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua dimesional. (Dedy Miswar,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua dimesional. (Dedy Miswar, BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Peta a. Pengertian Peta Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang diperkecil, dituangkan dalam selembar kertas atau media lain dalam

Lebih terperinci

PERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN

PERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN PERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN Ufik Taufik (ochenkgrabes@yahoo.co.id) H. Nandang Hendriawan (nandang.hendriawan@yahoo.com) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah perkotaan mempunyai sifat yang sangat dinamis, berkembang sangat cepat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Perkembangan daerah perkotaan dapat secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang makin bertambah dan makin padat, bangunan-bangunannya yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang makin bertambah dan makin padat, bangunan-bangunannya yang semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara fisik, perkembangan suatu kota dapat dicirikan dari penduduknya yang makin bertambah dan makin padat, bangunan-bangunannya yang semakin rapat dan wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan pendidikan nasional dilandasi oleh paradigma membangun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan pendidikan nasional dilandasi oleh paradigma membangun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pendidikan nasional dilandasi oleh paradigma membangun Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang memiliki kapasitas untuk mengaktualisasikan potensi dan

Lebih terperinci

STRATA PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN DIY TAHUN 2016

STRATA PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN DIY TAHUN 2016 Strata Pelaksanaan Usaha... (Muhammad Ilham Trisna Haji) 1 STRATA PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN DIY TAHUN 2016 LEVEL OF IMPLEMENTATION

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN PERALATAN DAN PEMANFAATAN SERTA PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA SMP NEGERI SE-KECAMATAN RANAH BATAHAN

KETERSEDIAAN PERALATAN DAN PEMANFAATAN SERTA PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA SMP NEGERI SE-KECAMATAN RANAH BATAHAN KETERSEDIAAN PERALATAN DAN PEMANFAATAN SERTA PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA SMP NEGERI SE-KECAMATAN RANAH BATAHAN Sovia Angginta, Ardi, RRP.Megahati e-mail:soviaangginta@gmail.com Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

III. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. 6 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian digunakan agar terarah, tergambar keinginan dan tujuan dalam penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Geografi a. Pengertian Geografi Para pakar geografi dalam Seminar dan Lokakarya Peningkatan Kualitas Pengajaran Geografi di Semarang tahun 1998, telah merumuskan

Lebih terperinci

Pemetaan Animo Peserta Didik SLTP yang Melanjutkan ke SLTA di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri

Pemetaan Animo Peserta Didik SLTP yang Melanjutkan ke SLTA di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri Pemetaan Animo Peserta Didik SLTP yang Melanjutkan ke SLTA di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri Risa Novita Sari Bambang Setyadin Sunarni Risans994@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1)

Lebih terperinci

JANGKAUAN PELAYANAN SMP NEGERI PADANGAN KABUPATEN BOJONEGORO PROVINSI JAWA TIMUR

JANGKAUAN PELAYANAN SMP NEGERI PADANGAN KABUPATEN BOJONEGORO PROVINSI JAWA TIMUR JANGKAUAN PELAYANAN SMP NEGERI PADANGAN KABUPATEN BOJONEGORO PROVINSI JAWA TIMUR M. Zainudin 1, Soegiyanto 2, Gamal Rindarjono 3 Email : zainudinm1973@gmail.com ABSTRACT In the region of Bojonegoro regency,

Lebih terperinci

Oleh: Dedi Efendi* Fitria Kasih** Fifi Yasmi** ABSTRACT

Oleh: Dedi Efendi* Fitria Kasih** Fifi Yasmi** ABSTRACT HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN KEPEDULIAN DALAM MEMOTIVASI PENDIDIKAN ANAK SEKOLAH DASAR DI KAMPUNG LUBUK SARIK KENAGARIAN KAMBANG UTARA PESISIR SELATAN Oleh: Dedi Efendi* Fitria Kasih**

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 4 (1) (2015) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage PENGARUH KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DAN SOSIAL EKONOMI TERHADAP REMITANSI PEDAGANG WARUNG MAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi merupakan fenomena yang dialami oleh kota-kota besar di Indonesia khususnya. Urbanisasi tersebut terjadi karena belum meratanya pertumbuhan wilayah terutama

Lebih terperinci

Keywords: Difficulties of physical education teachers, Learning aquatic

Keywords: Difficulties of physical education teachers, Learning aquatic TINGKAT KESULITAN GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULONPROGO TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AKUATIK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DIFFICULTY LEVEL OF PHYSICAL

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan

I. PENDAHULUAN. Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan pemukiman. Pada awalnya lingkungan mungkin hanyalah lahan kosong, rawarawa, atau bahkan hutan

Lebih terperinci

V. HASIL ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

V. HASIL ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN 63 V. HASIL ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN A. Luas Perubahan Lahan Perkebunan Karet yang Menjadi Permukiman di Desa Batumarta I Kecamatan Lubuk Raja Kabupaten OKU Tahun 2005-2010 Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo tahun 2005 tercatat sebanyak 821.213 jiwa yang terdiri dari 405.831 laki-laki (49,4%) dan 415.382 perempuan (50,6%). Kecamatan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KECUKUPAN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PONTIANAK UTARA TAHUN 2012

ANALISIS TINGKAT KECUKUPAN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PONTIANAK UTARA TAHUN 2012 ANALISIS TINGKAT KECUKUPAN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PONTIANAK UTARA TAHUN 2012 Agus Suwarno Program Studi Pendidikan Geografi IKIP PGRI Pontanak Jl. Ampera No. 88 Telp. (0561)748219 e-mail: agoessaja@gmail.com

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. (1999:63), adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

III METODE PENELITIAN. (1999:63), adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yaitu metode yang bertujuan menggambarkan suatu keadaan secara objektif. Menurut

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian dengan baik dan benar. Surachman (1990: 7) mengemukakan bahwa

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian dengan baik dan benar. Surachman (1990: 7) mengemukakan bahwa 37 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan sebuah pedoman untuk merancang penelitian dengan baik dan benar. Surachman (1990: 7) mengemukakan bahwa metode merupakan

Lebih terperinci

Sejalan dengan berkembangnya suatu kota atau wilayah dan meningkatnya kebutuhan manusia, infrastruktur jalan sangat diperlukan untuk menunjang proses

Sejalan dengan berkembangnya suatu kota atau wilayah dan meningkatnya kebutuhan manusia, infrastruktur jalan sangat diperlukan untuk menunjang proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem transportasi terutama infrastruktur jaringan jalan merupakan salah satu modal utama dalam perkembangan suatu wilayah. Pada daerah perkotaan, terutama, dibutuhkan

Lebih terperinci

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN (Jurnal) Oleh YUYUT ARIYANTO

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN (Jurnal) Oleh YUYUT ARIYANTO PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN 2010-2014 (Jurnal) Oleh YUYUT ARIYANTO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LABORATORIUM BIOLOGI SMA NEGERI DAN SMA SWASTA SE EKS KOTATIF JEMBER. Rachma Murtisari Prihastanti 1), Joko Waluyo 2), Pujiastuti 3)

PENGELOLAAN LABORATORIUM BIOLOGI SMA NEGERI DAN SMA SWASTA SE EKS KOTATIF JEMBER. Rachma Murtisari Prihastanti 1), Joko Waluyo 2), Pujiastuti 3) 1 dari 9 PENGELOLAAN LABORATORIUM BIOLOGI SMA NEGERI DAN SMA SWASTA SE EKS KOTATIF JEMBER (Managing Biology Laboratory in Public And Private High School at ex Jember Administrative Cities) Rachma Murtisari

Lebih terperinci

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian Jurnal Geografi Volume 13 No 1 (43 dari 100) Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH (APS) PADA MASYARAKAT PESISIR DAN PERAN ORANG TUA DALAM

Lebih terperinci

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian Jurnal Geografi Volume 12 No 1 (83 dari 114) Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian PERSEBARAN LOKASI SMP DAN SMA DALAM UPAYA PENINGKATAN AKSESIBILITAS DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN KEBUTUHAN RUANG PKL DI KORIDOR SURYAKENCANA

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN KEBUTUHAN RUANG PKL DI KORIDOR SURYAKENCANA IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN KEBUTUHAN RUANG PKL DI KORIDOR SURYAKENCANA Dhian Krisna Kusuma Umar Mansyur Ni Made Esti Program Studi Perencanaan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KESESUAIAN SISTEM TRANSPORTASI UMUM DI KOTA SURAKARTA TERHADAP KONSEP TRANSPORTATION FOR LIVABLE CITY

TUGAS AKHIR KESESUAIAN SISTEM TRANSPORTASI UMUM DI KOTA SURAKARTA TERHADAP KONSEP TRANSPORTATION FOR LIVABLE CITY TUGAS AKHIR KESESUAIAN SISTEM TRANSPORTASI UMUM DI KOTA SURAKARTA TERHADAP KONSEP TRANSPORTATION FOR LIVABLE CITY Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata-1 Perencanaan Wilayah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup tinggi mengakibatkan peningkatan jumlah kendaraan yang beroperasi di

BAB I PENDAHULUAN. cukup tinggi mengakibatkan peningkatan jumlah kendaraan yang beroperasi di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambahan penduduk biasanya diikuti pula dengan bertambahnya kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh semua lapisan masyarakat disetiap bidangnya. Salah satu

Lebih terperinci

EVALUASI LOKASI SMA DENGAN ZONA PENDIDIKAN BERDASARKAN RTRW BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014 ABSTRACT

EVALUASI LOKASI SMA DENGAN ZONA PENDIDIKAN BERDASARKAN RTRW BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014 ABSTRACT 1 EVALUASI LOKASI SMA DENGAN ZONA PENDIDIKAN BERDASARKAN RTRW BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014 Muhamad Nur Ichwanuddin 1, Buchori Asyik 2, Zulkarnain 3 ABSTRACT This study aims to investigate the conformity of

Lebih terperinci

PEMETAAN SEBARAN DAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI SMA DI PRINGSEWU LAMPUNG 2014

PEMETAAN SEBARAN DAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI SMA DI PRINGSEWU LAMPUNG 2014 1 PEMETAAN SEBARAN DAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI SMA DI PRINGSEWU LAMPUNG 2014 Gusti Bina Sari 1), Yarmaidi 2), Dedy Miswar 3) This research purpose to describe the distribution and needs of high school

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transportasi merupakan proses yang pembahasannya menekankan pada pergerakan penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

SEMARANG. Ngaliyan) Oleh : L2D FAKULTAS

SEMARANG. Ngaliyan) Oleh : L2D FAKULTAS PENGARUH KENAIKAN HARGA BBM PADA BIAYA PERJALANAN TERHADAP PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI MASYARAKAT DI DAERAH PINGGIRAN KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Kecamatan Banyumanik, Kecamatan Pedurungan dan Kecamatan

Lebih terperinci