PERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN
|
|
- Verawati Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN Ufik Taufik H. Nandang Hendriawan Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRACT The background of this research is that the fact that most of the villagers Jayasari prefer looking for a job outside the village Jayasari than in their own homelands.the research method used is a quantitative method. Samples taken in this study were residents of the village of circular mobility Jayasari that as many as 62 people.the results showed that based on the drivers, most of the respondents of the Village Jayasari Subdistrict of Langkaplancar District of Pangandaran circular mobility due to factor natural resources dwindle. On the other hand most of the respondents who do have a circular mobility of subsistence farmers in the region of origin. While based on the pull factors, the majority of the population of respondents argued that the reason they were doing mobility circular is to meet the need, where respondents can earn a chance to earn better to meet the needs of everyday family life. In addition, the circular mobility most respondents had a higher education opportunity, because this is where educational facilities are very complete migration. In addition, respondents were also able to enjoy the environment and pleasant life, because in place of migration, community and leisure facilities available are very complete. Keywords: circular, mobility I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (migrasi) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah, komposisi dan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan angkatan kerja yang tidak sebanding dengan penyediaan lapangan kerja sangat memprihatinkan. Hal ini berarti tingkat pengangguran semakin besar. Keadaan tenaga kerja yang demikian mendorong meningkatnya mobilisasi di kalangan penduduk. Mereka meninggalkan daerah asalnya yang dirasakan kurang memberikan sumber penghidupan yang layak, menuju tempat
2 lain yang dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi orang untuk migrasi sangat berperan dan rumit, karena migrasi merupakan proses yang secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi, sosial, pendidikan dan demografi tertentu. Kondisi sosial ekonomi di daerah asal yang tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, mendorong mobilisasi penduduk dengan tujuan mempunyai nilai dengan kefaedahan yang lebih tinggi di daerah tujuan. Salah satu cara yang baik dilakukan untuk mengatasi kesenjangan kesempatan ekonomi adalah dengan migrasi dari desa ke kota. Pertumbuhan penduduk besar diikuti persebaran yang tidak merata antar daerah dan perekonomian yang cenderung terkonsentrasi di perkotaan mendorong masyarakat untuk bermigrasi. Pertumbuhan ekonomi di daerah perkotaan menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Sedangkan perkembangan ekonomi di daerah perdesaan adalah cukup lambat. Sehingga terjadi ketimpangan pertumbuhan ekonomi antar perkotaan dan pedesaan. Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan oleh semakin kurang menariknya kehidupan di pedesaan, kawasan pedesaan yang kegiatan ekonomi utamanya adalah pertanian sudah kehilangan daya saing secara drastis. Fakta di atas terjadi pula pada penduduk di Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran. Desa Jayasari berada di daerah pegunungan dengan luas wilayah Ha yang terdiri dari sawah dan ladang Ha, lahan pekarangan Ha dan lahan tegalan Ha (Data Monografi Desa Jayasari Tahun 2010). Akan tetapi dengan luas lahan tersebut, pertanian di Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran bisa dikatakan kurang berkembang karena dengan lahan pertanian yang cukup luas tersebut, sektor pertanian tidak menjadi sumber mata pencaharian utama bagi masyarakatnya. Hal ini disebabkan karena hasil dari pertanian yang ada di desa ini sangat rendah sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya. Ketinggian tempat yang variatif, didominasi oleh pegunungan dan perbukitan yang kemiringan lerengnya hampir mencapai 45 0, Desa Jayasari menjadi salah satu desa yang sebagian besar penduduknya sering melakukan
3 mobilitas, lebih memilih mencari kesibukan atau kegiatan di luar wilayah Desa Jayasari, kemudian membawa hasilnya ke desa. Tingkat mobilitas sirkuler atau perpindahan peduduk dengan tujuan tidak menetap di Desa Jayasari sangat tinggi, hal ini disebabkan sektor pertanian yang terdapat di desa ini kurang berkembang, karena banyak masyarakat yang meninggalkan lahan pertanian yang mereka miliki dan lebih tertarik bekerja di sektor lain, karena sebagian dari masyarakat beranggapan bahwa pertanian tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya melainkan hanya dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Apabila masyarakat menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian maka kebutuhan hidupnya tidak akan terpenuhi karena hasil dari pertanian relatif kecil. Pada saat yang lainnya penduduk yang melakukan mobilitas tersebut menganjurkan penduduk lainnya untuk melakukan hal yang sama, sehingga arus migrasi pun terjadi. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga di desa dengan mencari pekerjaan baru di kota, mencari pengalaman baru dengan bekerja di kota, meneruskan pendidikan, dan karena lahan-lahan yang landai sudah banyak didirikan pemukiman penduduk yang baru, sehingga lahan pertanian sedikitnya telah berubah fungsi lahan, dan para petani banyak yang beralih menjadi buruh tani atau bekerja di sektor nonpertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun karena sektor nonpertanian di Desa Jayasari masih terbatas, maka penduduk pun melakukan mobilitas ke luar wilayah Desa Jayasari. Salah satu tujuan yang biasa menjadi tempat singgahnya para mobilisan adalah daerah perkotaan yang banyak tersedia lapangan kerja dalam berbagai jenis bidang. Berdasarkan data primer sementara yang diterima dari hasil wawancara dengan pihak desa bahwa sebagian besar penduduk Jayasari selalu mengadakan mobilitas baik dalam jangka waktu yang panjang maupun dalam jangka watu yang pendek. Jika melihat kondisi fisik wilayah Jayasari sendiri sebenarnya masih terdapat banyak lahan pertanian yang harus dikelola oleh penduduk Jayasari. Tapi, pada kenyataannya bahwa sebagian besar penduduk Jayasari lebih memilih mencari pekerjaan di luar Jayasari daripada di dalam wilayah Jayasari sendiri,
4 sehingga menimbulkan pertanyaan, faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya mobilitas pada penduduk Jayasari? Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian yang dituangkan dalam sebuah judul: Perilaku Mobilitas Penduduk Sirkuler di Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran. B. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis faktor-faktor pendorong yang menyebabkan penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar melakukan mobilitas sirkuler ke wilayah lain. 2. Menganalisis faktor penarik yang menyebabkan penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar melakukan mobilitas sirkuler ke wilayah lain. II. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Suharsimi (2010: 27), sesuai dengan namanya, penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. Menurut Papundu (1996: 35), secara umum tahap-tahap dengan metode kuantitatif dalam penelitian ini adalah: 1. Merumuskan latar belakang masalah yang berisikan dengan kondisi yang ada di daerah penelitian, kondisi yang seharusnya, masalah, pentingnya masalah dan perlunya dilakukan penelitian. 2. Memberikan rumusan masalah agar masalah yang dibahas lebih terfokus dan tidak terlalu luas. Kemudian dari rumusan masalah tersebut dituliskan juga tujuan dari penelitian serta manfaat yang akan didapat dari penelitian tersebut.
5 3. Melakukan dan menuliskan kajian teoritis. Kajian teoritis dapat berasal dari buku-buku, jurnal-jurnal, artikel atau karya ilmiah lain yang sesuai dengan masalah yang akan dibahas. 4. Merumuskan metode penelitian yang akan dilakukan di lapangan secara rinci dan sistematis. Kemudian melakukan penelitian dan pengumpulan data serta menganalisis dengan teknik analisis yang sesuai dengan kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran nyata tentang perilaku mobilitas penduduk sirkuler di Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran. Instrument pengumpulan data yang digunakan adalah pedoman observasi dan kuesioner. Dalam penelitian ini, diambil sampel penelitian sebanyak 62 orang responden yang melakukan mobilitas sirkuler. III. PEMBAHASAN Dengan mengacu pada rumusan masalah dalam penelitian ini, maka didapatkan pembahasan sebagai berikut. 1. Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran merupakan salah satu desa yang penduduknya banyak melakukan mobilitas, terutama mobilitas sirkuler. Banyak faktor yang menyebabkan penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran melakukan mobilitas sirkuler, yaitu adanya faktor pendorong dan faktor penarik. Menurut Sembiring (1985: 61), faktor pendorong kegiatan mobilitas sebenarnya timbul karena dirasakan bahwa daerah di mana penduduk tinggal dirasakan kurang menguntungkan sehingga penduduk dengan kesadaran sendiri atau pengarahan dari luar meninggalkan daerahnya. Berdasarkan hasil penelitian, akan dibahas sebagai berikut. a. Sebagian besar penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang melakukan mobilitas sirkuler berjenis kelamin laki-laki. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar kepala keluargalah yang memiliki minat atau keinginan untuk mencari mata pencaharian yang layak di luar daerah asalnya, sementara
6 perempuan lebih banyak yang bertugas sebagai ibu rumah tangga ataupun mengurus lahan yang dimiliki suaminya di daerah asalnya. b. Berdasarkan umur responden, sebagian besar penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang melakukan mobilitas sirkuler adalah merupakan usia produktif (20 50 tahun). Di Indonesia yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomis (Mantra, 2012: 225). Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetap tetapi sementara tidak bekerja, dan tidak mempunyai pekerjaan sama sekali tetapi mencari pekerjaan secara aktif. c. Sementara berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar responden yang melakukan mobilitas sirkuler adalah penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran tamatan SMP/sederajat. Menurut Gardiner (Mantra, 2012: 230), ada anggapan bahwa pembahasan yang terlalu menekankan pada tingkat pendidikan yang rendah dilakukan dalam rangka untuk menarik investasi asing karena mutu angkatan kerja yang rendah berkaitan dengan upah buruh yang rendah, padahal angkatan kerja yang berpendidikan rendah mempunyai tingkat kompetisi rendah, yang terlihat dari beberapa ciri yang kurang menguntungkan. d. Untuk status perkawinan, sebagian besar responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang melakukan mobilitas sirkuler adalah yang sudah menikah. Hal ini mengindikasikan bahwa melakukan mobilitas sirkuler bagi penduduk Desa Jayasari adalah suatu kebutuhan untuk mencari sumber mata pencaharian yang layak demi untuk meningkatkan taraf kesejahteraan keluarganya. e. Sebagian besar responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan sirkuler memiliki mata pencaharian sebagai petani di daerah asalnya.
7 Hal ini mengindikasikan bahwa responden lebih memilih untuk mencari mata pencaharian lain di luar daerah asalnya daripada harus menjadi petani. f. Berdasarkan pendapatan responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan sirkuler, sebagian besar memiliki pendapatan antara Rp Rp setiap bulannya. Pendapatan sebesar itu dirasakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga. Oleh karena itu, mereka melakukan mobilitas sirkuler, karena ada keinginan untuk meningkatkan pendapatan mereka, sehingga dapat lebih meningkatkan taraf kesejahteraan keluarga mereka. g. Sebagian besar responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan sirkuler tidak memiliki lahan di daerah asalnya. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan tidak memiliki lahan di daerah asal, maka tidak ada sumber penghasilan yang bisa diperoleh, oleh karena itulah mereka lebih memilih untuk melakukan mobilitas sirkuler. h. Berdasarkan luas lahan yang dimiliki dan penggunaan lahan, sebagian responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang melakukan mobilitas sirkuler memiliki lahan seluas kurang dari 1 Ha. Adapun untuk penggunaannya, sebagian besar adalah digunakan untuk sawah/ladang. Hal ini mengindikasikan bahwa mereka tidak bisa mengandalkan lahan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari, sementara biaya untuk kebutuhan hidup sehari-hari keluarga setiap hari semakin meningkat. i. Sebagian besar responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan sirkuler memiliki alat transportasi yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. Adapun jenis alat transportasi yang banyak digunakan adalah motor.
8 j. Berdasarkan hasil penelitian, di Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran ketersediaan sarana pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat kurang memadai. Seperti kurangnya sarana pendidikan jenjang pendidikan SMA. 2. Selain adanya faktor pendorong yang menyebabkan penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran melakukan mobilitas sirkuler, faktor penarik juga menjadi alasan utama terjadinya mobilitas sirkuler. Menurut Mantra (2012: 178), ada beberapa teori yang mengatakan mengapa seseorang mengambil keputusan melakukan mobilitas, di antaranya adalah teori kebutuhan dan stres (need and stress). Setiap individu mempunyai kebutuhan yang perlu dipenuhi. Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan ekonomi, sosial, politik dan psikologi. Apabila kebutuhan itu tidak dapat dipenuhi, terjadilah stres. Tinggi rendahnya stres yang dialami oleh individu berbanding terbalik dengan proporsi pemenuhan kebutuhan. Berdasarkan hasil penelitian, akan dibahas hasil penelitian sebagai berikut. a. Sebagian besar responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran mengemukakan bahwa alasan mereka melakukan mobilitas sirkuler adalah untuk mencukupi kebutuhan. Menurut Mantra (2012: 180), seseorang mengalami tekanan (stress), baik ekonomi, sosial maupun psikologi di tempat ia berada. Tiap-tiap individu mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga suatu wilayah oleh seseorang dinyatakan sebagai wilayah yang dapat memenuhi kebutuhannya, sedangkan orang lain mengatakan tidak. Lebih lanjut dikatakan bahwa motivasi seseorang untuk pindah adalah motif ekonomi. Motif tersebut berkembang karena adanya ketimpangan ekonomi antar daerah. b. Sebagian besar responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan sirkuler memiliki pekerjaan di tempat migrasi sebagai buruh pabrik/bangunan. Adapun mengenai besar pendapatan yang diperoleh di
9 tempat migrasi, sebagian besar responden yang melakukan mobilitas sirkuler memiliki pendapatan di atas Rp Hal ini mengindikasikan bahwa ada peningkatan yang diperoleh oleh responden dibandingkan dengan menetap di daerah asal. c. Sebagian besar responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran menggunakan jasa Kantor Pos untuk mengirimkan uang kepada keluarganya apabila tidak pulang. Menurut Mantra (2012: 182), penduduk migran adalah penduduk yang bersifat bi local population. Di manapun mereka bertempat tinggal, pasti mengadakan hubungan dengan daerah asal. Hubungan migran dengan daerah asal di negara-negara berkembang dikenal sangat erat dan menjadi salah satu ciri fenomena migrasi di negara-negara sedang berkembang. Hubungan tersebut antara lain diwujudkan dengan pengiriman uang. d. Menurut sebagian besar responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan sirkuler menyatakan bahwa kondisi sarana pendidikan di daerah migrasi sangat lengkap, sehingga kebutuhan akan pendidikan sangat terpenuhi. e. Sementara mengenai kondisi sarana hiburan di daerah migrasi, menurut sebagian besar responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan sirkuler, menyatakan bahwa kebutuhan mereka akan hiburan sangat terpenuhi karena ditunjang oleh keberadaan sarana hiburan yang sangat lengkap. f. Sebagian besar responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran menyatakan bahwa mereka lebih memilih untuk melakukan mobilitas dalam jangka waktu yang tidak lama, artinya mereka memilih untuk tidak menetap di daerah migrasi. Data mobilitas sirkuler sukar didapat. Hal ini disebabkan para pelaku mobilitas sirkuler tidak memberitahu kepergian mereka kepada
10 kantor desa di daerah asal, begitu juga dengan kedatangan mereka di daerah tujuan. IV. SIMPULAN Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian mengenai perilaku mobilitas penduduk sirkuler di Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor pendorong yang menyebabkan penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran melakukan mobilitas sirkuler, di antaranya adalah: a. Kurang tersedianya lapangan pekerjaan di daerah asal. Penduduk lebih memilih untuk mencari mata pencaharian lain di luar daerah asalnya daripada harus menjadi petani. b. Pendapatan responden penduduk yang tidak mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga, di mana sebagian besar penduduk yang melakukan mobilisasi memiliki pendapatan antara Rp Rp setiap bulannya. Pendapatan sebesar itu dirasakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga. Oleh karena itu, mereka melakukan mobilitas sirkuler, karena ada keinginan untuk meningkatkan pendapatan mereka, sehingga dapat lebih meningkatkan taraf kesejahteraan keluarga mereka. c. Sebagian besar penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang melakukan mobilitas sirkuler tidak memiliki lahan di daerah asalnya. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan tidak memiliki lahan di daerah asal, maka tidak ada sumber penghasilan yang bisa diperoleh, oleh karena itulah mereka lebih memilih untuk melakukan mobilitas sirkuler. d. Berdasarkan hasil penelitian, di Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran ketersediaan sarana pendidikan yang dibutuhkan
11 oleh masyarakat kurang memadai. Seperti kurangnya sarana pendidikan jenjang pendidikan SMA. 2. Faktor penarik yang menyebabkan penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran melakukan mobilitas sirkuler, di antaranya adalah: a. Sebagian besar penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran mengemukakan bahwa alasan mereka melakukan mobilitas sirkuler adalah untuk mencukupi kebutuhan. b. Sebagian besar penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang melakukan mobilitas sirkuler memiliki pekerjaan di tempat migrasi sebagai buruh pabrik/bangunan. Adapun mengenai besar pendapatan yang diperoleh di tempat migrasi, sebagian besar responden yang melakukan mobilitas sirkuler memiliki pendapatan di atas Rp Hal ini mengindikasikan bahwa ada peningkatan yang diperoleh oleh responden dibandingkan dengan menetap di daerah asal. c. Menurut sebagian besar penduduk Desa Jayasari Kecamatan sirkuler menyatakan bahwa kondisi sarana pendidikan di daerah migrasi sangat lengkap, sehingga kebutuhan akan pendidikan sangat terpenuhi. Sementara mengenai kondisi sarana hiburan di daerah migrasi, menurut sebagian besar responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan sirkuler, menyatakan bahwa kebutuhan mereka akan hiburan sangat terpenuhi karena ditunjang oleh keberadaan sarana hiburan yang sangat lengkap. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Mantra, IB. (2003). Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sembiring. (1985). Demografi. Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta. Tika, P. (1996). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
BAB I PENDAHULUAN. secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa distribusi kesempatan (kemakmuran) yang tidak merata merupakan faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan laporan UNDP (United Nations Development Programme) bahwa distribusi kesempatan (kemakmuran) yang tidak merata merupakan faktor utama dari mobilitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai masalah, seperti pengangguran, kemiskinan, tingkat pendapatan yang rendah dan lain sebagainya. Dimana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Tidak terkecuali di Provinsi Lampung khususnya Kabupaten Lampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah, komposisi dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi
BAB 1 PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Tujuan pembangunan daerah yaitu mencari kenaikan pendapatan perkapita yang relatif cepat, ketersediaan kesempatan kerja yang luas, distribusi pendapatan yang merata,
Lebih terperinciKAJIAN MIGRAN ULANG-ALIK DI DESA ABAR-ABIR KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK
KAJIAN MIGRAN ULANG-ALIK DI DESA ABAR-ABIR KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK Iyul Agustin Fauziyah Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Iyulagustinf@ymail.com Ketut Prasetyo Dosen Pembimbing Mahasiswa Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alamnya, sehingga sangatlah wajar apabila Indonesia menjadi sebuah Negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang terkenal dengan kesuburan alamnya, sehingga sangatlah wajar apabila Indonesia menjadi sebuah Negara agraris. Sebagaimana kita ketahui
Lebih terperinciAris Efendi Universitas Negeri Malang. ABSTRAK Kata Kunci: Mobilitas Ulangalik, kerusakan lahan, produktivitas lahan, pendapatan
KARAKTERISTIK, KERUSAKAN FISIK DAN NON FISIK SERTA PENDAPATAN PELAKU MOBILITAS ULANG ALIK PASCA LETUSAN GUNUNG BROMO TAHUN 2010 DI DESA NGADISARI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO Aris Efendi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mobilitas penduduk, terutama mobilitas dari pedesaan ke perkotaan. Banyak hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Indonesia berpengaruh terhadap perubahan sosial demografi. Salah satu perubahan itu tercermin dari meningkatnya mobilitas penduduk,
Lebih terperinciGeo Image (Spatial-Ecological-Regional)
Geo Image 4 (1) (2015) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage PENGARUH KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DAN SOSIAL EKONOMI TERHADAP REMITANSI PEDAGANG WARUNG MAKAN
Lebih terperinciKAJIAN KARAKTERISTIK MIGRAN MASUK DI KECAMATAN DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK
Swara Bhumi Vol. 3 Nomor. 3 tahun 05 KAJIAN KARAKTERISTIK MIGRAN MASUK DI KECAMATAN DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK Aries Rieska Mahasiswa S Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya,
Lebih terperinciSTUDI TENTANG MIGRASI SIRKULER DI KOTA AMBON (Studi Kasus : Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau Kota Ambon)
STUDI TENTANG MIGRASI SIRKULER DI KOTA AMBON (Studi Kasus : Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau Kota Ambon) Jurusan Budidaya Fakultas Pertanian Universitas Pattimura ABSTRACT The objectives of this research
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG PENELITIAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2 persen dari jumlah penduduk atau sekitar 2,5 sampai 3 juta orang per tahun (Nehen, 2010:96).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia yang apabila dikelola dengan baik penduduk dapat menjadi salah satu modal dasar
Lebih terperinciBAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER
www.bimbinganalumniui.com 1. Pada umumnya bahan-bahan yang dikumpulkan dari sensus bersifat demografis, ekonomis, dan sosial. Bahanbahan yang bersifat demografis (1) Kewarganegaraan (2) Umur (3) Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Salah satu dampak dari adanya krisis ekonomi adalah melonjaknya angka pengangguran. Belum pulihnya perekonomian dan timpangnya perkembangan suatu wilayah
Lebih terperinciMobilitas Penduduk I. Kependudukan (Demografi) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1
Mobilitas Penduduk I Kependudukan (Demografi) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1 Mobilitas Ditinjau Secara Sosiologis Mobilitas o Mobilitas Geografis Perpindahan penduduk dari batas geografis yang satu
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS ULANG ALIK PENDUDUK KECAMATAN TAMBAN MENUJU KOTA BANJARMASIN
JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 2, No 1, Januari 2015 Halaman 1-12 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS ULANG ALIK PENDUDUK KECAMATAN
Lebih terperinciPEMANFAATAN REMITEN PELAKU MOBILITAS INTERNASIONAL TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA
PEMANFAATAN REMITEN PELAKU MOBILITAS INTERNASIONAL TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA (Studi Kasus Desa Munggur, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Migrasi merupakan perpindahan orang dari daerah asal ke daerah tujuan. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan dengan kedua daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggita Khusnur Rizqi, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu hal yang menjadi ciri dari negara berkembang adalah angka pertumbuhan penduduknya yang tinggi. Hal tersebut sudah sejak lama menjadi masalah kependudukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia terjadi akibat. ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah ketenagakerjaan di Indonesia terjadi akibat ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan kemampuan menciptakan lapangan kerja sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan pembangunan sebab mobilitas penduduk merupakan bagian integral dari proses pembangunan secara keseluruhan.
Lebih terperinciJurnal Buana Vol-2 No-1 tahun 2018
PERBANDINGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN ANTARA PETANI SAWIT PLASMA DAN NON PLASMA DI DESA SINUNUKAN IV KECAMATAN SINUNUKAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA Lila Susiarti 1, Paus Iskarni 2,Yudi
Lebih terperinciTINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER
TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER Moh. Taufiq Fudloli *) & Sukidin **) Abstract: Working age population is the population
Lebih terperinciKEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA FAJAR BARU KECAMATAN JATI AGUNG. Oleh: Dila Afdila, Sudarmi*, Edy Haryono** ABSTRACT
KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA FAJAR BARU KECAMATAN JATI AGUNG Oleh: Dila Afdila, Sudarmi*, Edy Haryono** ABSTRACT The aim of this research was to find out the social
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi
Lebih terperinciKarakteristik Sosial Ekonomi Kepala Rumah Tangga Di Perumahan Permata Biru Kelurahan Sukarame Tahun 2015
2 Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Rumah Tangga Di Perumahan Permata Biru Kelurahan Sukarame Tahun 2015 (Jurnal) Oleh: Aditya Murdani 0853034003 Pembimbing 1 Pembimbing 2 Pembahas : Drs. I Gede Sugiyanta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan perpindahan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena umum yang menjadi masalah kependudukan di Indonesia meliputi jumlah penduduk yang sangat besar atau padat,tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi,
Lebih terperinciVII KETERKAITAN EKONOMI SEKTORAL DAN SPASIAL DI DKI JAKARTA DAN BODETABEK
VII KETERKAITAN EKONOMI SEKTORAL DAN SPASIAL DI DKI JAKARTA DAN BODETABEK Ketidakmerataan pembangunan yang ada di Indonesia merupakan masalah pembangunan regional dan perlu mendapat perhatian lebih. Dalam
Lebih terperinciTINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER
1 TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER THE LABOR FORCE PARTICIPATION RATE OF POOR IN RT.01 RW.06 TEGAL GEDE VILLAGE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan salah satu diantara banyak permasalahan yang ada di Indonesia. dengan bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun,
Lebih terperinciTINGKAT KEINGINAN PENDUDUK UNTUK BERPINDAH DI DAERAH RENTAN BAHAYA LONGSOR DESA SOKO KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN
TINGKAT KEINGINAN PENDUDUK UNTUK BERPINDAH DI DAERAH RENTAN BAHAYA LONGSOR DESA SOKO KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN Annisa Fitri Septiani annisa.fitriseptiani@gmail.com Umi Listyaningsih umilis@ugm.ac.id
Lebih terperinciPENGARUH PERGERAKAN PENDUDUK TERHADAP KETERKAITAN DESA-KOTA DI KECAMATAN KARANGAWEN DAN KECAMATAN GROBOGAN TUGAS AKHIR
PENGARUH PERGERAKAN PENDUDUK TERHADAP KETERKAITAN DESA-KOTA DI KECAMATAN KARANGAWEN DAN KECAMATAN GROBOGAN TUGAS AKHIR Oleh : KURNIAWAN DJ L2D 004 330 NOVAR ANANG PANDRIA L2D 004 340 JURUSAN PERENCANAAN
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciKARAKTERISTIK TENAGA KERJA PELAKU MOBILITAS SIRKULER DI KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907 4298, Volume 13 Nomor 1 A, Januari 2017 : 261 268 KARAKTERISTIK TENAGA KERJA PELAKU MOBILITAS SIRKULER DI KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Astrid Salama Theodora
Lebih terperinci2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KO TA BEKASI
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Migrasi adalah salah satu fenomena penduduk yang dipelajari dalam studi geografi. Migrasi merupakan salah satu dari tiga faktor dasar yang mepengaruhi pertumbuhan
Lebih terperinciANALISIS MIGRASI KE KOTA BANDA ACEH
ANALISIS MIGRASI KE KOTA BANDA ACEH Analisis Migrasi Ke Kota Banda Aceh Abstract The aim of this study is to know the factors that influence the decision of migration to the city of Banda Aceh. This research
Lebih terperinciMIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh
MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh K. Yunitha Aprillia Ida Bagus Made Astawa, I Gede Astra Wesnawa *) Jurusan Pendidikan Geografi,Undiksha Singaraja
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN INSENTIF REGULER KOMPETITIF
LAPORAN PENELITIAN INSENTIF REGULER KOMPETITIF ANALISIS FAKTOR FISIK SOSIAL-EKONOMI DAN KEPENDUDUKAN DENGAN POLA PERSEBARAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH Oleh : Drs. Agus Dwi Martono,
Lebih terperinciBAB VII SEJARAH DAN PENGALAMAN MOBILITAS PENDUDUK PEREMPUAN DESA KARACAK
48 BAB VII SEJARAH DAN PENGALAMAN MOBILITAS PENDUDUK PEREMPUAN DESA KARACAK 7.1 Sejarah Mobilitas Penduduk Perempuan Desa Karacak Fenomena mobilitas penduduk perempuan Desa Karacak ke luar desa sebenarnya
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI (JURNAL) Oleh. Susi Novela
ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI (JURNAL) Oleh Susi Novela FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 Analisis Pendapatan
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN TEORITIS
6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1.Konsep dan Teori Mobilitas Penduduk Istilah umum bagi gerak penduduk dalam demografi adalah population mobility atau secara lebih khusus territorial
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sebagian besar penduduk di negara-negara sedang berkembang berada di bawah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagian besar penduduk di negara-negara sedang berkembang berada di bawah garis kemiskinan. Hal ini terjadi karena pertumbuhan penduduk yang dialami oleh negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, bahwa penduduk Indonesia dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, bahwa penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus berkembang dengan pesat sedangkan lahan sebagai sumber daya bersifat tetap. Ita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia tidak pernah terlepas dari masalah kependudukan, salah satunya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia tidak pernah terlepas dari masalah kependudukan, salah satunya masalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ciri perekonomian Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar penduduk yang berpenghasilan
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN
HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN E-JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI (TAS) Disusun oleh: Rika Parmawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.
19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan meliputi kenaikan pendapatan perkapita yang relatif cepat, ketersediaan kesempatan kerja yang luas, distribusi pendapatan yang merata serta kemakmuran
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: perencanaan keuangan, pengetahuan keuangan, perilaku manajemen keuangan. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perencanaan keuangan merupakan sebuah proses dimana seorang individu berusaha untuk memenuhi tujuan-tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Perencanaan keuangan menjadi suatu topik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Migrasi dalam konteks demografi cukup memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penduduk merupakan modal dasar pembangunan. Jumlah penduduk yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk merupakan modal dasar pembangunan. Jumlah penduduk yang bertambah tiap tahunnya menyebabkan kebutuhan akan pekerjaan juga terus meningkat. Kebutuhan
Lebih terperinciANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI
ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S1 Fakultas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi penduduk atau population geography merupakan cabang ilmu geografi.
10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Penduduk Geografi penduduk atau population geography merupakan cabang ilmu geografi. Menurut Bintarto (1977: 10) geografi dapat
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PADAT INDUSTRI PRODUK KULIT DI KELURAHAN CIMUNCANG KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT
PEMANFAATAN LIMBAH PADAT INDUSTRI PRODUK KULIT DI KELURAHAN CIMUNCANG KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT UTILIZATION OF SOLID WASTE OF LEATHER PRODUCTS INDUSTRY IN VILLAGES CIMUNCANG GARUT DISTRICT CITY
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI
PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI Pandu Sumarna 1, Neneng Sri Mulyati 2 1 Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra, Jl. Ir. H. Juanda Km 3 Indrmayu, sumarnapandu@gmail.com 2 Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan Rumusan masalah serta kajian pustaka maka penulis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan Rumusan masalah serta kajian pustaka maka penulis menggunakan metode yang akan membantu penulis untuk mempermudah pengerjaan penulisan skripsi ini maka penulis
Lebih terperinciBAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)
58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani
Lebih terperinciHubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal...Muhammad Fauzi
HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PETERNAK DALAM BETERNAK SAPI PERAH (Kasus Pada Kelompok Peternak Sapi Perah TPK Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori teori yang akan diuraikan berkaitan dengan variabel variabel yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Teori teori yang akan diuraikan berkaitan dengan variabel variabel yang dibahas dalam penelitian antara lain mencakup (1) pengertian migrasi;
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN
BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)
Lebih terperinciBAB V FAKTOR PENYEBAB PEREMPUAN DESA MELAKUKAN MIGRASI INTERNASIONAL
31 BAB V FAKTOR PENYEBAB PEREMPUAN DESA MELAKUKAN MIGRASI INTERNASIONAL Lee (1984) dalam teorinya Dorong-Tarik (Push-Pull Theory) berpendapat bahwa migrasi dari desa ke kota disebabkan oleh faktor pendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu masih menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya dalam mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan kepadanya. Jadi pendidikan merupakan suatu kebutuhan
Lebih terperinciPertumbuhan Penduduk Di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau ABSTRAK
Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau Oleh : Yuliani Fitri*Yeni Erita**Rozana Eka Putri** Mahasiswa Program Studi Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat* Dosen Program Studi Geografi STKIP
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ANALISIS MOBILITAS PERMANEN TENAGA KERJA PT. PERTAMINA (PERSERO) DI KELURAHAN KOMPERTA KECAMATAN PLAJU KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai faktor-faktor yang tidak hanya berasal dari faktor demografi saja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kependudukan adalah studi yang membahas struktur dan proses kependudukan yang terjadi di suatu wilayah yang kemudian dikaitkan dengan aspek-aspek non demografi. Struktur
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat ' 19" BT
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Desa Baleagung Desa Baleagung terletak di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat 110 18'
Lebih terperinciAN EXPLORATION STUDY OF SOCIOECONOMIC CONDITIONS OF NGLINGGO TOURISM VILLAGE, PAGERHARJO VILLAGE, SAMIGALUH DISTRICT, KULONPROGO REGENCY
Studi Eksplorasi Kondisi. (Tri Pradanang) STUDI EKSPLORASI KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA WISATA NGLINGGO, DESA PAGERHARJO, KECAMATAN SAMIGALUH, KABUPATEN KULONPROGO Tri Pradanang Pendidikan Ekonomi,
Lebih terperinciKontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)
Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) KONTRIBUSI PENDAPATAN BURUH TANI PEREMPUAN TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA BABAKANMULYA KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi. Menurut Bintarto dalam Budiyono (2003:3) geografi ilmu pengetahuan
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Mendorong Eksistensi Angkutan Kota Line Di Kota Surabaya
Faktor-Faktor Yang Mendorong Eksistensi Angkutan Kota Line Di Kota Surabaya DAMPAK PEMBANGUNAN PERUMAHAN TERHADAP PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SIDOARJO Nur Amilia
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciKata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara.
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga (Khodijah) TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA SUPIR ANGKUT BATUBARA DI KECAMATAN MERAPI TIMUR KABUPATEN LAHAT PROVINSI SUMATERA SELATAN Oleh: Khodijah, Program Studi
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan
18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk
Lebih terperinciPerluasan Lapangan Kerja
VII Perluasan Lapangan Kerja Perluasan lapangan kerja untuk menciptakan lapangan kerja dalam jumlah dan mutu yang makin meningkat, merupakan sebuah keniscayaan untuk menyerap angkatan kerja baru yang terus
Lebih terperinciAgus Joko Pitoyo Kata Kunci : remitan, tenaga kerja wanita, pendidikan anak.
PEMANFAATAN REMITAN TENAGA KERJA WANITA UNTUK PENDIDIKAN ANAK DI DESA JANGKARAN, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULON PROGO Faniza Widya Pangestu fanizapangestu@gmail.com Agus Joko Pitoyo jokokutik@yahoo.com
Lebih terperinciperan menghabiskan sumber daya ekonomi yang tersedia.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penduduk merupakan sumber daya utama yang berpengaruh besar terhadap pembangunan ekonomi di suatu daerah. Secara umum penduduk berperan sebagai input produksi dalam
Lebih terperinciMIGRASI RISEN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN Permatasari Telaumbanua
MIGRASI RISEN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 1980-2010 Permatasari Telaumbanua Yepsartel16@gmail.com Agus Joko Pitoyo aguspit@ugm.ac.id ABSTRACT The purposed of this
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAN PELUANG TENAGA KERJA WANITA PADA SEKTOR INFORMAL
KARAKTERISTIK DAN PELUANG TENAGA KERJA WANITA PADA SEKTOR INFORMAL Armansyah Mahasiswa Kependudukan Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya Jalan Padang Selasa No.524, Bukit Besar Palembang 30139 E-mail:
Lebih terperinciV. STRUKTUR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA
63 V. STRUKTUR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA Bab berikut membahas struktur pasar tenaga kerja yang ada di Indonesia. Tampak bahwa sebagian besar tenaga kerja Indonesia terserap di sektor jasa. Sektor jasa
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah
Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Keterbatasan kesempatan kerja di Indonesia secara umum membuat beberapa kelompok sosial dan masyarakat terpinggirkan karena minimnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP VI.1. Temuan Studi
BAB VI PENUTUP Pada bab terakhir ini dipaparkan beberapa hal sebagai bagian penutup, yakni mengenai temuan studi, kesimpulan, rekomendasi, kelemahan studi serta saran studi lanjutan. VI.1. Temuan Studi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Pabundu Tika (2005:4) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah
27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Pabundu Tika (2005:4) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah
Lebih terperinciIV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
5 IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.1. Kondisi Geografi dan Topografi Provinsi Papua Barat awalnya bernama Irian Jaya Barat, berdiri atas dasar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi
Lebih terperinciABSTAK. Kata kunci: perencanaan keuangan, pengeluaran, menabung, kebutuhan, keinginan
ABSTAK Perencanaan keuangan adalah proses merencanakan keuangan untuk mencapai tujuantujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan perencanaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) 1. Pengertian Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988 tentang Antar Kerja Antar Negara yang dimaksud dengan tenaga kerja Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untukditeliti dan pengetahuan mengenai fenomena ini sangat berguna dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada 20 tahun terakhir ini fenomena perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain atau bisa disebut juga urbanisasi menjadi salah satu fenomena sosial yang
Lebih terperinciPEMANFAATAN SUNGAI CI KARO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN DOMESTIK MASYARAKAT DI DESA KAWUNGSARI KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN
PEMANFAATAN SUNGAI CI KARO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN DOMESTIK MASYARAKAT DI DESA KAWUNGSARI KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN Sri Novi Hastuti H. Nedi Sunaedi, M. Si, Program studi pendidikan geografi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksikan akan meningkat cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang. Indonesia sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Migrasi 1. Pengertian Migrasi Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah tujuan dengan maksud menetap. Sedangkan migrasi sirkuler ialah gerak penduduk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus,
Lebih terperinciORIENTASI PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN PETANI DI KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT
1 Antologi Geografi, Volume 1, Nomor 1, April 2013 ORIENTASI PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN PETANI DI KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT Oleh : L. Octa Rolina *) Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN BERMIGRASI PEKERJA MIGRAN PEREMPUAN (Kasus di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo)
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERMIGRASI PEKERJA MIGRAN PEREMPUAN (Kasus di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo) Rizqika Tri Utami Rizqika.triutami@yahoo.com Sukamdi Kamdi_cpps@yahoo.com Abstract
Lebih terperinciINDUSTRIALISASI DAN MIGRASI TENAGA KERJA SEKTOR DI KOTA CILACAP
INDUSTRIALISASI DAN MIGRASI TENAGA KERJA SEKTOR DI KOTA CILACAP (Studi Kasus: Industri Besar-Sedang Di Kota Cilacap) TUGAS AKHIR Oleh: ANI KURNIATI L2D 001 403 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bertempat tinggal. Mobilitas penduduk terjadi antara lain karena adanya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mobilitas penduduk atau perpindahan penduduk ada karena kebutuhan hidup manusia tidak selalu dapat terpenuhi oleh kemampuan wilayah dimana ia bertempat tinggal.
Lebih terperinci