Dr. Siti Fadjarajani Dra., M.T.¹ Ritahul Hasanah²
|
|
- Leony Harjanti Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMANFAATAN JEMBATAN GANTUNG SEBAGAI JALAN ALTERNATIF ANTAR DESA DALAM MENUNJANG PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI DESA WARINGINSARI KECAMATAN LANGENSARI KOTA BANJAR Utilization of the Suspension Bridge as an Alternative Way to Support Rural Communities in Village Economy Waringinsari Langensari District of Banjar Dr. Siti Fadjarajani Dra., M.T.¹ Ritahul Hasanah² Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi karena adanya prasarana jembatan gantung sebagai jalan alternatif antar desa untuk kebutuhan masyarakat dalam menunjang aktivitas masyarakat dan perekonomian di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Faktor-faktor geografis apakah yang mempengaruhi pemanfaatan jembatan gantung sebagai jalan alternatif antar desa di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar? (2) Bagaimana pemanfaatan jembatan gantung sebagai jalan alternatif antar desa dalam menunjang perekonomian masyarakat di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar?. Hipotesis penelitian ini adalah: (1) Faktor-faktor geografis yang mempengaruhi dari adanya jalan alternatif di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar yakni lokasi, jarak, keterjangkauan, dan kebutuhan masyarakat desa. (2) Pemanfaatan jembatan gantung sebagai jalan alternatif antar desa dalam menunjang perekonomian masyarakat di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar yakni: mempermudah mobilitas penduduk, mempermudah penduduk dalam komunikasi serta aktivitas sosial, dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Metode yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel responden menggunakan teknik pengambilan sampel secara acak (Random Sampling), sampel purposive, dan sampel aksidental. Hasil penelitian ini adalah: (1) Faktorfaktor geografis yang mempengaruhi pemanfaatan jembatan gantung sebagai jalan alternatif antar desa di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar yaitu lokasi, jarak, keterjangkauan dan kebutuhan masyarakat desa. Keempat faktor tersebut berpengaruh terhadap adanya jembatan gantung sebagai jalan alternatif antar desa, karena lokasinya berada di antara Desa Waringinsari, Desa Cintaratu dan Desa Sidamulya, jika melalui jembatan gantung untuk menuju ke Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap Jawa Tengah menempuh jarak ± 4 km, jika melalui jembatan permanen yang berada di daerah Pasir Kunyit menempuh jarak ± 12 km. (2) Pemanfaatan jembatan gantung sebagai jalan alternatif antar desa dalam menunjang perekonomian masyarakat di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar yaitu mempermudah mobilitas masyarakat, 1
2 mempermudah masyarakat dalam komunikasi dan aktivitas sosial masyarakat antar desa, dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Karena dengan adanya jembatan gantung sebagai jalan alternatif masyarakat mudah dalam melakukan mobilitas, berinteraksi antar masyarakat desa, pertukaran barang atau berdagangan yang mengakibatkan adanya peningkatan pendapatan masyarakat. Kata Kunci: Jembatan Gantung, Jalan Alternatif, Perekonomian Masyarakat, Desa Waringinsari ABSTRACT The background of this research is the suspension bridge infrastructure as an alternative road between villages to the needs of society and the economy community activities in the Village District of Langensari City Waringinsari Banjar. Issues in this study were (1) Whether the geographical factors affecting the utilization of a suspension bridge as the road alternate between villages in the subdistrict Langensari Waringinsari Village Banjar? (2) How to use the suspension bridge as an alternative road between villages in supporting the economy of the community in the village Waringinsari Langensari District of Banjar?. Hipotesis this research are: (1) Geographical Factors affecting of their alternative road in the village Waringinsari Langensari District of Banjar ie location, distance, affordability, and the needs of rural communities. (2) Utilization of suspension bridges as alternative roads between villages in supporting the economy of the community in the village Waringinsari Langensari District of Banjar, namely: facilitate the mobility of people and facilitate residents in communication and social activities, and increase revenue masyarakat. Method used in the writing of this research is the method using quantitative descriptive data. Sampling of respondents use the technique of random sampling (random sampling), a purposive sample, and the accidental sampling bridge users hanging. Result this study are: (1) Geographic factors affecting the utilization of a suspension bridge as an alternative road between villages in the subdistrict Langensari Waringinsari Village Banjar ie location, distance, affordability and needs of rural communities. These four factors are influential on the suspension bridge as an alternative road between villages, because it is in between the village Waringinsari, Village Cintaratu and Village Sidamulya, if through a hanging bridge to get to the District Wanareja Cilacap district in Central Java a distance of ± 4 km, if over the bridge permanently residing in the area of Pasir Turmeric is a distance of ± 12 km. (2) The use of a suspension bridge as an alternative road between villages in supporting the economy of the community in the village of Waringinsari District of Langensari Banjar, which facilitate the mobility of people, facilitate the public in communication and social activities mastarakat inter-village and increasing community of return. Due to the suspension bridge as an alternative way of doing the public easy mobility, interaction within communities, the exchange of goods or trade which resulted in increasing people's income. Keywords: Suspension Bridge, Alternative Way, Economic Community, Rural Waringinsari 2
3 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan sarana yang menunjang kemajuan suatu wilayah yang sangat penting dalam perkembangannya. Perlunya pembangunan suatu wilayah ditunjang salah satunya oleh sarana baik sarana transportasi maupun sebagainya. Transpotasi sangat diperlukan baik untuk penghubung dari setiap wilayah maupun dari segi pemanfaatannya untuk aktivitas masyarakat. Jalan merupakan prasarana yang digunakan para pengguna alat transportasi apapun transportasinya. Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 79 tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air kecuali jalan rel dan jalan kabel. Jalan untuk mengoptimalkan fungsinya, perlu adanya jalan akses yang baik yang menghubungkan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Selain itu, fungsi jalan sebagai sarana untuk melayani pergerakan lalu lintas manusia dan barang secara aman, nyaman, cepat dan ekonomis. Kemajuan teknologi membuat manusia semakin mudah untuk melakukan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain (mobilitas). Kemudahan dalam mengakses modal transportasi menjadikan manusia cepat dalam bergerak. Pergerakan atau mobilitas didasari oleh adanya aktivitas masyarakat dalam kehidupan sosial-ekonomi. Pengaruh dari mobilitas masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan seperti adanya sistem pergerakan yang menunjang terhadap perekonomian masyarakat antar desa. Adanya interaksi masyarakat perlu ditunjang dengan sarana dan prasarana penunjangnya yakni: jalan dan transportasi. Pergerakan yang berbeda dari daerah pinggiran menuju daerah inti dapat di akibatkan oleh 3
4 adanya aktivitas dalam segi perekonomian seperti adanya pergerakan masyarakat ke daerah perekonomian (pasar). Jembatan gantung yang berada di Desa Waringinsari merupakan prasarana penghubung antara Provinsi Jawa Barat dengan Jawa Tengah yang khususnya bertempat diantara Desa Waringinsari dengan Desa Sidamulya yang berada di Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Jembatan gantung ini menghubungkan antara Desa Waringinsari dengan Desa Sidamulya yang dipisahkan oleh sungai Ci Tanduy. Masyarakat Desa Waringinsari saat berpergian ke Jawa Tengah dapat melewati jembatan gantung tersebut serta dapat melewati jalan lainnya seperti jembatan permanen yang terdapat di Desa Langensari. Jembatan gantung Waringinsari merupakan jalan alternatif yang mempermudah aksesbilitas dalam kegiatan perekonomian di desa tersebut. Jarak tempuh antara pusat perekonomian yang terdapat di Kecamatan Wanareja dengan Kecamatan Langensari jaraknya ± 12 KM dari pusat perekonomian, pusat perekonomian tersebut merupakan pusat perdangangan masyarakat yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi disetiap desa yang berada di Kecamatan Langensari khususnya bagi perekonomian di Desa Waringinsari. Jarak dari Desa Waringinsari ke Desa Sidamulya bisa di tempuh dalam ±10 menit melalui jembatan gantung dan jaraknya lebih singkat ke pusat perdangangan di Kecamatan Wanareja. Jembatan gantung di Desa Waringinsari merupakan jalan alternatif antar desa yang memiliki fungsi terhadap tolak ukur perpindahan masyarakat antar desa berdasarkan kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Keberadaan serta fungsi dari jembatan gantung sebagai aksesbilitas masyarakat dalam menunjang peningkatan pendapatan masyarakat dan aktivitas sosial masyarakat. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pemanfaatan Jembatan Gantung sebagai Jalan Alternatif antar Desa dalam Menunjang Perekonomian 4
5 Masyarakat di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas permasalahan yang terdapat di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar yakni dalam segi transportasi dalam pergerakan ekonomi adalah: 1. Faktor-faktor geografis apakah yang mempengaruhi pemanfaatan jembatan gantung sebagai jalan alternatif antar desa di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar? 2. Bagaimana pemanfaatan jembatan gantung sebagai jalan alternatif antar desa dalam menunjang perekonomian masyarakat di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang terkait dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui faktor-faktor geografis yang mempengaruhi pemanfaatan jembatan gantung sebagai jalan alternatif antar desa di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar. 2. Untuk mengetahui pemanfaatan jembatan gantung sebagai jalan alternatif antar desa dalam menunjang perekonomian masyarakat di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar. 2. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. 3. PEMBAHASAN Dari hasil pembuktian hipotesis di atas, maka dapat dibahas bahwasannya hasil dari penelitan jembatan gantung sebagai jalan alternatif antar desa dalam menunjang perekonomian di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari adalah: 1. Faktor-faktor Geografis yang Mempengaruhi Pemanfaatan Jembatan Gantung sebagai Jalan Alternatif antar Desa di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar, yaitu: 5
6 a. Lokasi Lokasi merupakan suatu benda atau suatu gejala dalam ruang yang dapat menjelaskan dan dapat memberikan kejelasan pada benda atau gejala geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi. Masalah atau persoalan yang berkenaan dengan asosiasi gejala dengan gejala lain (Sumaatmadja, 1988:118). Lokasi dapat dibedakan antara lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut yakni suatu tempat atau suatu wilayah yang berkenaan dengan dengan posisinya menurut garis lintang dan garis bujur. Lokasi relatif suatu tempat atau suatu wilayah, yaitu lokasi tempat atau wilayah yang bersangkutan berkenaan dengan hubungan tempat atau wilayah dan dengan faktor-faktor alam atau budaya sekitarnya. Lokasi relatif Desa Waringinsari berbatasan langsung dengan Dusun Citamiang Desa Cintaratu Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis sebelah timur dan berbatasan langsung dengan Desa Sidamulya Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Diantara lokasi Desa Waringinsari dan Desa Sidamulya Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap Jawa Tengah dipisahkan atau dibatasi oleh sungai Ci Tanduy, dari hal tersebut maka adanya pembangunan jembatan gantung sebagai jalan alternatif antar desa untuk menunjang dalam segi sosial-ekonomi masyarakat dalam beraktivitas. Lokasi jembatan gantung strategis untuk dijadikan jalan alternatif karena dengan melalui jembatan gantung hanya menempuh jarak ± 4 km untuk menuju Desa Sidamulya Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Dan dengan hasil penelitian terhadap responden menyatakan strategis tempat pembangunan jembatan gantung sebagai jalan alternatif. b. Jarak Jarak merupakan suatu faktor pertimbangan untuk menuju ke tempat tujuan. Konsep jarak adalah konsep yang digunakan untuk menghubungkan antara dua lokasi atau dua objek yang dihitung dengan 6
7 hitungan panjang waktu (AhmanSya, 2011:43). Lokasi yang strategis ini disebabkan dengan jarak yang lebih singkat dan cepat. Selain itu, meminimalisir jarak dan biaya untuk menuju tempat tujuan. Adapun jarak dari Desa Waringinsari ke Kecamatan Wanareja yakni ± 4 km melalui jembatan gantung, sedangkan jika melalui jembatan permanen ±12 km. Selain itu, masyarakat bisa menggunakan jembatan Plengkung yang berada di Desa Cintaratu, jembatan ini merupakan jembatan untuk rel kereta api tetapi digunakan sebagian masyakat untuk menyebrangi sungai Ci Tanduy menuju Jawa Tengah, dengan jarak dari jembatan Plengkung ke Kecamatan Wanareja yakni ± 7 km. Sehingga jembatan gantung yang berada di Desa Waringinsari sering digunakan oleh masyarakat untuk menuju ke Jawa Tengah karena jarak tempuh lebih singkat daripada melewati jembatan yang lain. Jembatan gantung selain mempunyai tempat yang strategis dalam melakukan mobilitas masyarakat juga memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat desa sekitar dalam beraktivitas dengan jarak tempuh waktu melalui jembatan gantung yakni ± 10 menit. Karena dari hal tersebut berpengaruh terhadap biaya perjalanan bagi masyarakat serta waktu tempuh yang relatif singkat. c. Keterjangkauan Keterjangkauan merupakan jarak yang mampu dicapai dengan maksimum dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Keterjangkauan tidak hanya tentang jarak tetapi juga tergantung pada sarana dan prasarana penunjang. Dalam konsep geografi yang terkait dengan pembahasan ini yakni konsep keterjangkauan atau aksesbilitas yang merupakan suatu kondisi yang terkait dengan medan atau ada tidaknya sarana angkutan atau komunikasi yang dapat dipakai (Gunardo, 2014:12). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, jembatan gantung merupakan suatu jalan alternatif yang memiliki nilai keterjangkauan saat melewatinya, karena waktu dan jarak lebih efektif sehingga 7
8 menurut warga lebih terjangkau menggunakan jembatan gantung dalam melakukan aktivitas ke Jawa Tengah. Adapun jarak tempuh dengan menggunakan jembatan gantung ke Kecamatan Wanareja Jawa Tengah ± 4 km dengan waktu tempuh menuju ke Kecamatan Wanareja Jawa Tengah yakni ±15 menit menggunakan kendaraan bermotor, jika menggunakan jembatan permanen untuk menuju ke Kecamatan Wanareja yakni memiliki jarak tempuh ± 12 km dari jembatan permanen dan memiliki waktu tempuh ± 30 menit menggunakan kendaraan bermotor. Jadi, selisih waktu saat menuju ke Kecamatan Wanareja dengan menggunakan jembatan gantung yakni ± 15 menit menggunakan kendaraan bermotor. d. Kebutuhan Masyarakat Desa Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Dari hal tersebut maka perlunya sarana dan prasarana penunjang dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Kebutuhan masyarakat akan prasarana transportasi yang berada di Desa Waringinsari yakni jalan dan jembatan gantung yang merupakan penunjang dalam mobilitas masyarakat dalam kebutuhan sehari-hari. Adanya transportasi pada suatu wilayah selain bermanfaat untuk ekonomi masyarakat, transportasi juga bermanfaat bagi kondisi sosial masyarakat. Maka dengan adanya sarana dan prasarana transportasi akan bermanfaat bagi masyarakat bagi suatu daerah atau desa. Menurut Sutomo (Gunardo, 2014:50), manfaat transportasi bagi masyarakat yakni: 1) Pelayanan untuk perorangan atau kelompok dalam hal aksesbilitas guna menunjang aktivitasnya. 2) Pertukaran atau penyimpanan informasi terutama untuk wilayah yang jaraknya jauh. 3) Perjalanan untuk bersantai khususnya dalam bidang pariwisata. 4) Perluasan jangka perjalanan sosial. 8
9 5) Pemendekan jarak antara rumah dan tempat kerja. 6) Bantuan dalam memperluas kota atau memancarkan penduduk menjadi kelompok yang lebih kecil. 2. Pemanfaatan Jembatan Gantung sebagai Jalan Alternatif antar Desa dalam Menunjang Perekonomian Masyarakat di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar, yaitu: a. Mempermudah Mobilitas Masyarakat Mobilitas masyarakat yakni ada sifatnya horizontal dan vertikal. Dalam penelitian ini, membahas tentang mobilitas secara horizontal karena berkaitan erat dengan perpindahan masyarakat dari tempat asal ke tempat tujuan untuk pemenuhan kebutuhannya. Sedangkan menurut Mantra (2013:172) menyatakan bahwa mobilitas horizontal atau mobilitas penduduk geografis, adalah gerak (movement) penduduk yang melintasi batas wilayah menuju ke wilayah yang lain dalam periode waktu tertentu. Penggunaan batas wilayah dan waktu untuk indikator mobilitas penduduk horizontal ini mengikuti paradigma ilmu geografi yang berdasarkan konsepnya atas wilayah dan waktu (space and time concep). Hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa mobilitas penduduk dari segi lamanya penduduk di tempat tujuan yakni sebatas pulang pergi (PP) dengan jawaban dari seluruh responden menyatakan demikian atau 100% dari seluruh responden menyatakan bahwa saat melewati jembatan gantung tersebut dan berada ditempat tujuan hanya sebatas pulang pergi saja. Sehingga dengan adanya jembatan gantung sebagai jalan alternatif dapat mendukung aktivitas masyarakat dalam mobilitas untuk pemenuhan kebutuhan hidup masyakat desa. b. Mempermudah Masyarakat dalam Komunikasi dan Aktivitas Sosial Masyarakat antar Desa Jembatan gantung selain bermanfaat untuk mobilitas penduduk, juga dapat bermanfaat bagi komunikasi dan aktivitas sosial masyarakat antar desa ini disebabkan adanya keterkaitan dengan interaksi antar 9
10 wilayah yang berada di daerah sekitar lokasi penelitian. Dari adanya migrasi regional dapat meningkatan sarana transportasi dan komunikasi dalam menunjang aktivitas sosial masyarakat antar desa. Hasil penelitian tentang pemanfaatan jembatan gantung sebagai jalan alternatif untuk meningkatkan masyarakat dari segi komunikasi dan aktivitas sosial masyarakat antar desa. Hasil penelitian yang menyatakan bahwa dengan adanya jembatan gantung sebagai jalan alternatif antar desa dalam menunjang peningkatan aktivitas masyarakat yakni sangat bermanfaat bagi keperluan masyarakat dan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Jadi, dari adanya jembatan gantung sebagai jalan alternatif sangat bermanfaat bagi aktivitas sosial masyarakat antar desa. c. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Adapun manfaat dari adanya jembatan gantung sebagai sarana dan prasarana penunjang perekonomian, yakni: 1) Terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli yang terdapat di Desa Waringinsari karena dari hasil penelitian menyatakan bahwa banyak pembeli yang berasal dari daerah Jawa Tengah khususnya di Desa Sidamulya untuk membeli kebutuhan sehari-hari ke Desa Waringinsari. 2) Persedian barang antar daerah dapat disamakan, ini disebabkan adanya pemenuhan kebutuhan masyarakat disetiap hari berbeda ini disebabkan adanya keterkaitan dan ketergantungan antara wilayah Desa Waringinsari dengan Desa Sidamulya dan daerah sekitarnya. 3) Harga barang antar daerah dapat disamakan, ini disebabkan adanya interaksi antar daerah dalam segi kondisi perekomiannya (harga barang) dan hal tersebut dapat dimudahkan dengan adanya jembatan gantung sebagai sarana dan prasarana transportasi penunjang kegiatan pereknomian antar desa. 4) Spesialisasi dalam kegiatan ekonomi dapat dibedakan, karena kondisi wilayah yang berbeda dengan wilayah lain dalam hasil 10
11 produksinya sehingga ada pembeda dari segi spesialisasi dalam kegiatan ekonomi masyarakat di Desa Waringinsari dengan desa sekitarnya. 5) Timbul komunikasi dalam penukaran barang antar masyarakat, ini disebabkan adanya kemudahan dalam segi transportasi karena terdapat jembatan gantung sebagai jalan alternatif antar desa yang dapat memudahkan komunikasi dalam penukaran barang antar masyarakat di Desa Waringinsari dan desa sekitarnya. 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan dari data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan data yang telah diolah dalam analisis data serta dipaparkan dalam pembahasan, maka penelitian ini dapat disimpulkan, sebagai berikut: 1. Faktor-faktor geografis yang mempengaruhi pemanfaatan jembatan gantung sebagai jalan alternatif antar Desa di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar, yaitu: a. Lokasi, Desa Waringinsari merupakan desa yang berdekatan dengan Desa Cintaratu Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis (disebelah timur) dan Desa Sidamulya Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap (sebelah utara) yang berdekatan dengan lokasi jembatan gantung sehingga jembatan gantung tersebut merupakan jalan alternatif untuk menuju ke Jawa Tengah. b. Jarak, jembatan gantung didirikan pada tahun 2013, dengan lebar jembatan 120 cm dan panjang jembatan gantung 120 meter. Jarak menggunakan jembatan gantung untuk menuju Kecamatan Wanareja yakni 4 km dan jika menggukan jembatan permanen jaraknya 12 km untuk menuju Kecamatan Wanareja. c. Keterjangkauan, jembatan gantung dapat memudahan dalam melakukan aktivitas untuk menyebrangi sungai Ci Tanduy dari Jawa Barat ke Jawa Tengah ataupun sebaliknya. Hal tersebut disebabkan 11
12 dalam segi aksesbilitas masyarakat pengguna jembatan gantung khususnya bagi masyarakat di Desa Waringinsari untuk mempermudah kebutuhan aktivitas masyarakat sehari-hari. d. Kebutuhan masyarakat desa, jembatan gantung merupakan kebutuhan bagi masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan masyarakat desa yakni dalam segi transportasi yang berada di Desa Waringinsari seperti jalan dan jembatan gantung yang merupakan penunjang dalam mobilitas masyarakat untuk aktivitas masyarakat di Desa Waringinsari dan desa sekitarnya. 2. Pemanfaatan jembatan gantung sebagai jalan alternatif antar desa dalam menunjang perekonomian masyarakat di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar, yakni: a. Mempermudah mobilitas masyarakat, dengan adanya jembatan gantung dapat mempermudah mobilitas masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan. Mobilitas masyarakat di Desa Waringinsari dan desa sekitarnya, bersifat horizontal. Mobilitas masyarakat pengguna jembatan gantung banyak yang menggunakan moda transportasi kendaraan bermotor karena lebar jembatan gantung 120 cm, selain kendaraan bermotor juga menggunakan sepedah ataupun jalan kaki. Aktivitas masyarakat pengguna jembatan gantung yakni: berdagang, sekolah, bekerja dan lain-lain. b. Mempermudah masyarakat dalam komunikasi dan aktivitas sosial masyarakat antar desa, jembatan gantung juga bermanfaat terhadap komunikasi dan aktivitas sosial masyarakat karena dengan adanya jembatan gantung sebagai jalan alternatif dapat meningkatkan komunikasi dan aktivitas sosial masyarakat antar desa, ini disebabkan jangakauan mobilitas nonpermanen lebih dekat dan waktu tempuh lebih singkat. c. Meningkatkan pendapatan masyarakat, dengan adanya jembatan gantung dapat menunjang terhadap peningkatan pendapatan masyarakat di Desa Waringinsari dan pengguna jembatan gantung, 12
13 karena dengan adanya jembatan gantung dapat mempermudah dalam pemasaran barang bagi pedangang dan mempermudah masyarakat untuk melakukan aktivitas. 4.2 Saran Dari hasil penelitian yang telah disimpulkan pada simpulan di atas, maka saran yang dapat penulis kemukakan adalah: 1. Kepada pemerintah daerah setempat dengan adanya jembatan gantung diharapkan kepada pemerintah menganti jembatan gantung tersebut menjadi jembatan permanen supaya masyarakat yang melewatinya merasa nyaman dan aman, agar memudahkan masyarakat di Desa Waringinsari dan desa sekitarnya dapat menggunakan jembatan tersebut dalam melakukan mobilitas untuk menuju tempat tujuan karena kondisi jembatan gantung pada saat ini mengalami kerusakan pada bagian badan jembatan gantung tersebut yang mengganggu kenyamanan pengguna jembatan. 2. Kepada masyarakat Desa Waringinsari dan desa sekitarnya, harus dapat menjaga dan merawat jembatan gantung karena jembatan gantung tersebut merupakan fasilitas masyarakat umum. 3. Kepada masyarakat pengguna jembatan gantung supaya berhati-hati dalam melewati atau menggunakan jembatan gantung tersebut karena adanya kerusakan papan kayu pada jembatan gantung yang menganggu kenyamanan pengguna jembatan gantung. 4. Perlu adanya usulan kepada pemerintah daerah agar diperhatikan secara benar tentang jembatan gantung yang berada di Desa Waringinsari karena jembatan gantung tersebut merupakan jalan alternatif masyarakat untuk menuju ke Jawa Tengah. 5. Kepada penelitian selanjutnya, penulis menyadari bahwa adanya keterbatasan dalam penelitian ini, jika hasil penelitian ini belum dapat mencapai keberhasilan yang sempurna, maka penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat dijadikan pembanding untuk para peneliti yang bertema sama, guna dapat menghasilkan hasil yang maksimal. 13
14 DAFTAR PUSTAKA Ahman Sya Pengantar Geografi. Bandung: LPPM Universitas Bina Sarana Informatika (BSI). Ahman Sya dan Abdurachman, Maman Geografi Perilaku. Bandung: Universitas BSI Bandung Press. Gunardo Geografi Transportasi. Yogyakarta: Ombak. Mantra, Ida Bagoes Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Miro, Fidel Pengantar Sistem Transportasi. Jakarta: Erlangga. Miro, Fidel Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga. Nasution Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Sumaatmadja, Nursid Studi Geografi suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni. Tambahan Sumber: Undang-undang Republik Indonesia nomor 79 tahun 2013 Tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 14
DAMPAK KEGIATAN PARIWISATA TERHADAP KONDISI EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DESA NEGLASARI KECAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA
DAMPAK KEGIATAN PARIWISATA TERHADAP KONDISI EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DESA NEGLASARI KECAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA Laras Pujianti 1 (Pujianti.laras@gmail.com) Siti Fadjarajani 2 (sfadjarajani2000@yahoo.com)
Lebih terperinciPERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL
PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) ROSI NOFITA 09030112 Pembimbing
Lebih terperinciNuridawati1 Siti Fadjarajani2
DAMPAK TIDAK BERFUNGSINYA PELABUHAN PENYEBERANGAN MAJINGKLAK TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA KLACES KECAMATAN KAMPUNG LAUT KABUPATEN CILACAP Nuridawati1 (ukhtirhyda@yahoo.com) Siti Fadjarajani2
Lebih terperinciKata Kunci : Sub Terminal Agribisnis (STA), Pasar Pertanian, Desa Sukakerta
PERANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) SEBAGAI PASAR PERTANIAN DI DESA SUKAKERTA KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS Mia Kurniasih 1 (miakurniasih18@gmail.com) Siti Fadjarajani 2 (sfadjarajani2000@yahoo.com)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang terdiri dari segi keamanan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat lain objek tersebut lebih bermanfaat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Migrasi 1. Pengertian Migrasi Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah tujuan dengan maksud menetap. Sedangkan migrasi sirkuler ialah gerak penduduk
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM
Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian
Lebih terperinciSTUDI POLA PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN KOTA NANGA PINOH DI KABUPATEN MELAWI. Abstrak
STUDI POLA PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN KOTA NANGA PINOH DI KABUPATEN MELAWI Didit Rukmana 1) Komala Erwan 2) dan Said Basalim 2) Abstrak The road is a vital tool that needs to be maintained and enhanced
Lebih terperinciANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR DI KECAMATAN DEPOK DAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN
ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR DI KECAMATAN DEPOK DAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN Di susun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada jurusan
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRAK
PERKEMBANGAN DESA CISARUA PASCA PEMEKARAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA BAGI MASYARAKAT DI DESA CISARUA KECAMATAN LANGKAPLANCAR KABUPATEN PANGANDARAN Wiwin Sumarni 1 (wiwinsumarni87@yahoo.com)
Lebih terperinciPERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN
PERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN Ufik Taufik (ochenkgrabes@yahoo.co.id) H. Nandang Hendriawan (nandang.hendriawan@yahoo.com) Program
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bandar Udara Transportasi adalah kegiatan untuk memindahkan, menggerakkan, atau mengalihkan objek, baik itu barang maupun manusia, dari tempat asal ke tempat tujuan (Miro,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara berkembang yang terdiri dari 34 Provinsi yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara berkembang yang terdiri dari 34 Provinsi yang memiliki sumber daya alam yang melimpah dengan perekonomian yang beragam, dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atika Permatasari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah kependudukan yang saat ini banyak dihadapi oleh banyak negara berkembang termasuk Indonesia adalah pertambahan penduduk yang relatif cepat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ria Fitriana, 2016
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan wilayah pada umumnya selalu dihadapkan pada berbagai tuntutan sekaligus implikasi yang menyertai berkembangnya keragaman dari intensitas kegiatan. Hal
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR GEOGRAFIS YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN DESA CIKUPA KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS
FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFIS YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN DESA CIKUPA KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS Geograpic Factors which Affect the Development of Cikupa Village Banjarsari District Ciamis Regency
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDUSTRI KERUPUK TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN PEREKONOMIAN DI DESA CIKONENG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS
PERKEMBANGAN INDUSTRI KERUPUK TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN PEREKONOMIAN DI DESA CIKONENG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS Reny Nourmayanti (nourmayantireny@gmail.com) Nandang Hendriawan (nandang.hendriawan@yahoo.com)
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.164, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Penetapan. Trase. Jalur Kereta Api. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 11 TAHUN 2012 TENTANG TATA
Lebih terperinciSTUDI PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN (PPIP) DI KECAMATAN KOTO BALINGKA KABUPATEN PASAMAN BARAT
STUDI PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN (PPIP) DI KECAMATAN KOTO BALINGKA KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL WILIA MERI FARADONA NIM. 09030277 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciTINJAUAN GEOGRAFIS PT. KALIREJO LESTARI DI KAMPUNG KALIREJO KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH
TINJAUAN GEOGRAFIS PT. KALIREJO LESTARI DI KAMPUNG KALIREJO KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH Y. Gigih Anggi T.W, Zulkarnain, Budiyono The research aims to examine PT. Kalirejo Lestari from geographical
Lebih terperinciPOLA MIGRASI MASYARAKAT DESA SIDAMULYA KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP
POLA MIGRASI MASYARAKAT DESA SIDAMULYA KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S1 Dibuat Oleh: Siti Soliah 1001010006 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciDAMPAK BEROPERASINYA JEMBATAN PAPAR TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT KECAMATAN NGRONGGOT, KABUPATEN NGANJUK
DAMPAK BEROPERASINYA JEMBATAN PAPAR TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT KECAMATAN NGRONGGOT, KABUPATEN NGANJUK DAMPAK BEROPERASINYA JEMBATAN PAPAR TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Transportasi merupakan gabungan sarana prasarana alat angkut dan alat/sistem pengaturan yang digunakan untuk mengangkut manusia maupun barang dari suatu tempat ke
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN
HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN E-JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI (TAS) Disusun oleh: Rika Parmawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota merupakan sebuah tempat permukiman yang sifatnya permanen
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan sebuah tempat permukiman yang sifatnya permanen dengan tingkat kepadatan penduduknya yang mencolok, di mana corak masyarakatnya yang heterogen dan
Lebih terperinciANALISIS KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA DI KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA
ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA DI KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA THE ANALYSIS OF AVAILABILITY OF INFRASTRUCTURES AND FEATURES AT THE PURBARATU SUBDISTRICT IN TASIKMALAYA 1 Rendi Pirdaus
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PADAT INDUSTRI PRODUK KULIT DI KELURAHAN CIMUNCANG KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT
PEMANFAATAN LIMBAH PADAT INDUSTRI PRODUK KULIT DI KELURAHAN CIMUNCANG KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT UTILIZATION OF SOLID WASTE OF LEATHER PRODUCTS INDUSTRY IN VILLAGES CIMUNCANG GARUT DISTRICT CITY
Lebih terperinciSEMARANG. Ngaliyan) Oleh : L2D FAKULTAS
PENGARUH KENAIKAN HARGA BBM PADA BIAYA PERJALANAN TERHADAP PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI MASYARAKAT DI DAERAH PINGGIRAN KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Kecamatan Banyumanik, Kecamatan Pedurungan dan Kecamatan
Lebih terperinciTERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : TITIS WULANDARI
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada skripsi mengenai
BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada skripsi mengenai Profil Pengguna Jasa Transportasi Kereta Api Stasiun Rancaekek Kabupaten Bandung sebagai bab akhir dari penulisan skripsi
Lebih terperinciDESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012
DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 Nurmeitama Indah Wiladatika, Yarmaidi*, Edy Haryono** Abstract
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya jaman yang semakin maju menyebabkan kebutuhan manusia semakin banyak dan beragam. Setiap tahap pembangunan pasti menimbulkan tuntutan berkelanjutan dalam
Lebih terperinciTINGKAT AKSESIBILITAS SEKOLAH MENENGAH ATAS TERKAIT PENERAPAN RAYONISASI SEKOLAH DI KOTA BANDUNG
TINGKAT AKSESIBILITAS SEKOLAH MENENGAH ATAS TERKAIT PENERAPAN RAYONISASI SEKOLAH DI KOTA BANDUNG Prayoga Luthfil Hadi Magister Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan Jln. Merdeka No. 30, Bandung
Lebih terperinci2014 ANALISIS LOKASI SEKOLAH DI KECAMATAN PARONGPONG KAB. BANDUNG BARAT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, hampir sebagian kota di Indonesia berkembang semakin pesat, di tandai dengan laju pertumbuhan dan persebaran penduduknya lebih terpusat kepada kota
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Perkembangan Pemukiman dan Bangkitan Perjalanan Pada awalnya manusia hidup secara nomad, berpindah-pindah dari suatu tempat ketempat lain untuk bertahan hidup dan mencari makanan.
Lebih terperinciPENGARUH HOME INDUSTRY PERALATAN RUMAH TANGGA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA SINDANGSARI KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS
PENGARUH HOME INDUSTRY PERALATAN RUMAH TANGGA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA SINDANGSARI KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS Effect of Home Industry Household Appliances to Socio-Economic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah menghubungkan rute/lintasan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KAMPUNG MALINGPING MENJADI KAWASAN KAMPUNG HORTIKULTURA DI KELURAHAN TAMANJAYA KECAMATAN TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA
PERKEMBANGAN KAMPUNG MALINGPING MENJADI KAWASAN KAMPUNG HORTIKULTURA DI KELURAHAN TAMANJAYA KECAMATAN TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA Malingping Village Depelopment Into The Village Area Of Horticulture In
Lebih terperinciSKRIPSI DAMPAK PEMBANGUNAN BANDARA KUALA NAMU TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR BANDARA OLEH : PAHARUDDIN SIREGAR
SKRIPSI DAMPAK PEMBANGUNAN BANDARA KUALA NAMU TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR BANDARA OLEH : PAHARUDDIN SIREGAR 090501023 PROGRAM STUDI STRATA-I EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
Lebih terperinciDESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG PEMEKARAN WILAYAH PEKON TAMBAHREJO BARAT (JURNAL) Oleh. Jepri Rison Wardana
0 DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG PEMEKARAN WILAYAH PEKON TAMBAHREJO BARAT (JURNAL) Oleh Jepri Rison Wardana FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 1 ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kawasan perkotaan saat ini telah menjadi kawasan sangat luas dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan perkotaan saat ini telah menjadi kawasan sangat luas dengan penyebaran daerah hunian sampai ke daerah sub urban. Karakteristik dasar pergerakan dalam kota juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkutan umum perkotaan merupakan bagian dari sistem transportasi perkotaan yang memegang peranan sangat penting dalam mendukung mobilitas masyarakat. Peranan tersebut
Lebih terperinciTEORI Kota Cerdas dari Dimensi Mobilitas Cerdas
TEORI Kota Cerdas dari Dimensi Mobilitas Cerdas Mobilitas adalah gerak perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain (Malik, 2014). Alberti (2011) menyatakan pendapatnya mengenai mobilitas cerdas sebagai
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Transportasi merupakan suatu sistem dan alat yang dapat memperlancar hubungan dan pergerakan dari satu daerah ke daerah lainnya, baik daerah yang maju maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang. dan prasarana yang didukung oleh tata laksana dan sumber daya manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1. Umum Transportasi sebagai urat nadi kehidupan berbangsa dan bernegara, mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang pembangunan. Transportasi
Lebih terperinciPEMANFAATAN SUNGAI CI KARO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN DOMESTIK MASYARAKAT DI DESA KAWUNGSARI KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN
PEMANFAATAN SUNGAI CI KARO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN DOMESTIK MASYARAKAT DI DESA KAWUNGSARI KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN Sri Novi Hastuti H. Nedi Sunaedi, M. Si, Program studi pendidikan geografi
Lebih terperinciSTUDI TENTANG INDUSTRI MAKANAN TRADISIONAL PINYARAM DI KORONG TITIAN PANJANG NAGARI KAYU TANAM KECAMATAN 2X11 KAYU TANAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN
STUDI TENTANG INDUSTRI MAKANAN TRADISIONAL PINYARAM DI KORONG TITIAN PANJANG NAGARI KAYU TANAM KECAMATAN 2X11 KAYU TANAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN oleh : Rina Gusniati*) *)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. transportasi sehingga bertambah pula intensitas pergerakan lalu lintas kota.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sejarah perkembangan manusia terhadap perkembangan kota dapat kita lihat bahwa manusia selalu berhasrat untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lain guna mendapatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI Pada bab ini diuraikan beberapa kajian teoretis dari literature dan kajian normatif dari dokumen perundangan dan statutory product lainnya yang diharapkan dapat menjadi dasar pijakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak di kawasan Metropolitan Bandung daerah ini berbatasan dengan: Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kab. Garut Sebelah Barat : berbatasan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Transportasi Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat ini objek tersebut
Lebih terperinciLAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POLYLINE JALAN DAN JEMBATAN WILAYAH KECAMATAN JEKULO BERBASIS WEB
LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POLYLINE JALAN DAN JEMBATAN WILAYAH KECAMATAN JEKULO BERBASIS WEB Oleh : Kustianah 2009-51-045 SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS ULANG ALIK PENDUDUK KECAMATAN TAMBAN MENUJU KOTA BANJARMASIN
JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 2, No 1, Januari 2015 Halaman 1-12 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS ULANG ALIK PENDUDUK KECAMATAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciINTERAKSI DESA KOTA TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN DELI SERDANG (STUDI KASUS DI DESA PERBATASAN) TESIS.
INTERAKSI DESA KOTA TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN DELI SERDANG (STUDI KASUS DI DESA PERBATASAN) TESIS Oleh FAHMI LANNIARI LUBIS 097003032/PWD S E K O L A H PA S C A S A R JA N
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerja (performance) dalam memfasilitasi mobilitas orang dan barang. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor transportasi pada umumnya dan jasa angkutan umum di perkotaan pada khususnya merupakan hal yang sangat penting terutama berkaitan dengan kinerja (performance)
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan I-1
I-1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi dan perkembangan transportasi mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan. Perbaikan dalam transportasi pada umumnya akan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pemilihan Moda Menurut Tamin (2003), pemilihan moda sangat sulit dimodelkan, walaupun hanya dua buah moda yang akan digunakan (pribadi atau umum). Hal tersebut disebabkan karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bertambah banyaknya kebutuhan akan sarana dan prasarana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama ini kita mengenal bahwa Yogyakarta adalah daerah yang terkenal sebagai kota pelajar, dari tahun ke tahun semakin bertambah jumlah penduduknya, terutama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angkutan umum khususnya di provinsi D.I. Yogyakarta dalam
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angkutan umum khususnya di provinsi D.I. Yogyakarta dalam perjalanan sejarah perkembangannya, mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Hasil dari data Badan Pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial selalu melakukan interaksi baik sesama manusia maupun manusia dengan lingkungannya. Dalam kajian geografi, hal ini termasuk dalam pendekatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan No. 35 tahun 2003 Tentang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Angkutan Berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan No. 35 tahun 2003 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan Kendaraan Umum, angkutan dapat didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan
BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN 2.1 Sejarah Desa Pauh Desa Pauh ini terletak di Jalan Jala X Lingkungan 14 Terjun Medan. Nama asli dari desa ini sebenarnya adalah Desa Terjun Jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (atau Jogja, Yogya, Jogjakarta, Yogyakarta) dan sering kali disingkat DIY, adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. moda transportasi (jarak pendek antara 1 2 km) maupun dengan moda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pemilihan moda dapat dikatakan sebagai tahapan terpenting dalam berbagai perencanaan dan kebijakan transportasi. Sebab hal ini menyangkut efisiensi pergerakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundangan di Bidang LLAJ. Pasal 3 yang berisi menyataan transportasi jalan diselenggarakan
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peraturan Perundangan di Bidang LLAJ Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan yaitu Pasal 3 yang berisi menyataan transportasi jalan diselenggarakan
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB SISWA SMA ASAL KECAMATAN RAMAN UTARA MEMILIH BERSEKOLAH NGLAJU KE KECAMATAN PURBOLINGGO. Risa Agustina, Budiyono, Yarmaidi
0 FAKTOR PENYEBAB SISWA SMA ASAL KECAMATAN RAMAN UTARA MEMILIH BERSEKOLAH NGLAJU KE KECAMATAN PURBOLINGGO Risa Agustina, Budiyono, Yarmaidi This research aims to examine factor the causes of students Senior
Lebih terperinciRELOKASI PASAR WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR
1 Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April 2016 RELOKASI PASAR WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR Oleh : R. Yulistiani, E.Maryani *), B. Waluya * ) Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang luas dan berbentuk kepulauan dengan sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia yang luas dan berbentuk kepulauan dengan sumber dayanya yang tersebar di berbagai lokasi merupakan modal yang berharga bagi pembangunan nasional terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan untuk sarana transportasi umum dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Dalam hal ini, transportasi memegang peranan penting dalam memberikan jasa layanan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan
66 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan dan kebutuhan prasarana dan sarana transportasi perkotaan di empat kelurahan di wilayah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lokasi relatif suatu tempat atau wilayah berkenaan dengan hubungan tempat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lokasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan. Lokasi dapat dibedakan antara lokasi absolut dengan lokasi relatif. Lokasi absolut suatu tempat atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Aktivitas kota menjadi daya tarik bagi masyarakat sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM
BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Pembangunan di segala bidang yang dilaksanakan pemerintah Republik Indonesia merupakan usaha untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan terutama di bidang ekonomi. Dengan
Lebih terperinciPEMANFAATAN HASIL SEDIMENTASI SUNGAI CI SEEL UNTUK PEMBUATAN GENTING DI DESA BANTARSARI KECAMATAN PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS
PEMANFAATAN HASIL SEDIMENTASI SUNGAI CI SEEL UNTUK PEMBUATAN GENTING DI DESA BANTARSARI KECAMATAN PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS Yudha Kharismayanto (yudha_kharismayanto@yahoo.co.id) Siti Fadjarajani (sfadjarajani2000@yahoo.com)
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian Berdasarkan hasil analisa serta pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa perpindahan rumah di dalam kota atau disebut
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS BIAYA PERJALANAN KOMUTER PNS PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
TUGAS AKHIR ANALISIS BIAYA PERJALANAN KOMUTER PNS PEMERINTAH KOTA MAKASSAR OLEH: IAN SURYANI D111 11 012 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 ANALISIS BIAYA PERJALANAN KOMUTER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transportasi merupakan proses yang pembahasannya menekankan pada pergerakan penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permintaan akan transportasi dalam suatu wilayah merupakan kebutuhan akan akses untuk menuju fungsi-fungsi pelayanan kota di lokasi berbeda yang ditentukan oleh masyarakat
Lebih terperinciEvaluasi Pelayanan Puskesmas Terhadap Jangkauan Aksesibilitas Penduduk di Kecamatan Kuranji
Evaluasi Pelayanan Puskesmas Terhadap Jangkauan Aksesibilitas Penduduk di Kecamatan Kuranji Anton Sujarwo, Tomi Eriawan, Ezra Aditia Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bung Hatta, Padang
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB PENGEMBANG MEMILIH LOKASI PERUMAHAN DI KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR INTISARI
JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 4 No 1 Januari 2017 Halaman 19-26 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg FAKTOR PENYEBAB PENGEMBANG MEMILIH LOKASI PERUMAHAN DI KECAMATAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Bintarto dalam Trisnaningsih (1998:7) mendefinisikan bahwa geografi
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Untuk lebih terarahnya penelitian ini sebagai landasan teori akan penulis kemukakan tinjauan pustaka sebagai berikut: 1. Geografi Menurut Bintarto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobilitas merupakan suatu pergerakan atau perpindahan yang terjadi untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia, pemenuhan kebutuhan biasanya didorong oleh keaadaan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara sedang berkembang, maka perencanaan transportasi sangat erat
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Sistem Transportasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari infrastruktur setiap daerah, baik daerah perkotaan maupun pedesaan, negara maju ataupun negara sedang berkembang,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Bandung, merupakan sebuah kota metropolitan dimana didalamnya terdapat beragam aktivitas kehidupan masyarakat. Perkembangan kota Bandung sebagai kota metropolitan
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERILAKU BUANG AIR BESAR DI SUNGAI Di Desa Temon Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo
KARYA TULIS ILMIAH PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERILAKU BUANG AIR BESAR DI SUNGAI Di Desa Temon Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo Oleh : WINDY ARDINA NIM: 13612475 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian dalam sebuah kota, maupun pendapatan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mobilitas yang tinggi menjadikan transportasi sebagai prasarana yang sangat penting dalam aktivitas sehari-hari. Transportasi terus berkembang seiring dengan kebutuhan
Lebih terperinciANALISA KERUSAKAN JEMBATAN BONGPES DESA GERDU KABUPATEN JEPARA
ANALISA KERUSAKAN JEMBATAN BONGPES DESA GERDU KABUPATEN JEPARA 1 Mochammad Qomaruddin 2 Zuli Rubiatin ; 2 Tri Hanafiah Munawaroh ; 2 Windiya Lista Putri 1 Dosen dan 2 Mahasiswa Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KERETA API EKONOMI KRD BOJONEGORO-SURABAYA DAN KEGIATAN MOBILITASNYA DI SURABAYA
ANALISIS KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KERETA API EKONOMI KRD BOJONEGORO-SURABAYA DAN KEGIATAN MOBILITASNYA DI SURABAYA 1. Rindu Wati Sri Murtini S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lalu Lintas Lalu lintas dan angkutan jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas lalu lintas, angkutan jalan, jaringan lalu lintas, prasarana lalu lintas, kendaraan,
Lebih terperinciKualitas Walkability pada Koridor Jalan Kayu Aya Seminyak Bali
Kualitas Walkability pada Koridor Jalan Kayu Aya Seminyak Bali Cynthia Luna Kanadeva dan Jenny Ernawati Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167, Malang 65145 Telp.
Lebih terperinciHASBULLAH NPM
KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAHAN DESA KEBAGUSAN KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN (Skripsi) Oleh NPM 0746021030 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
Lebih terperinciANALISIS NILAI EKONOMI DAN KONTRIBUSI PENGGUNAAN LAHAN SISTEM AGROFORESTRI DI DESA SOSOR DOLOK, KECAMATAN HARIAN, KABUPATEN SAMOSIR SKRIPSI
ANALISIS NILAI EKONOMI DAN KONTRIBUSI PENGGUNAAN LAHAN SISTEM AGROFORESTRI DI DESA SOSOR DOLOK, KECAMATAN HARIAN, KABUPATEN SAMOSIR SKRIPSI Oleh : IRVAN EFENDI NAIBAHO 101201146 PROGRAM STUDI KEHUTANAN
Lebih terperinciANALYSIS INCOME OF PAPAYA CALIFORNIA IN NAGARI KAPELGAM KOTO BERAPAK KECAMATAN BAYANG DISTRICT COASTAL PESISIR.
ANALYSIS INCOME OF PAPAYA CALIFORNIA IN NAGARI KAPELGAM KOTO BERAPAK KECAMATAN BAYANG DISTRICT COASTAL PESISIR Trihasanah 1, Erna Juita 2, Farida 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Perencanaan Kota Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Ciri pokok dari sebuah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan pemukiman. Pada awalnya lingkungan mungkin hanyalah lahan kosong, rawarawa, atau bahkan hutan
Lebih terperinciPenggunaan Angka Keterkaitan untuk Penentuan Tingkat Aksesibilitas Kota/Kabupaten di Wilayah Propinsi Kalimantan Barat
Jurnal APLIKASI Volume 13, Nomor 1, Pebruari 2015 Penggunaan Angka Keterkaitan untuk Penentuan Tingkat Aksesibilitas Kota/Kabupaten di Wilayah Propinsi Kalimantan Barat Djoko Sulistiono, Amalia Firdaus
Lebih terperinciANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013
ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh : SERLI NIM. 111021024 FAKULTAS KESEHATAN
Lebih terperinci