BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Bandung, merupakan sebuah kota metropolitan dimana didalamnya terdapat beragam aktivitas kehidupan masyarakat. Perkembangan kota Bandung sebagai kota metropolitan selain memberikan dampak positif, juga memberikan berbagai macam persoalan seperti penurunan kondisi sosial ekonomi, penurunan kondisi lingkungan fisik kota, dan penurunan kualitas pelayanan umum yang didalamnya mencakup sistem pelayanan transportasi bagi masyarakat. Dalam beberapa dekade ini telah terjadi peningkatan jumlah penduduk akibat migrasi dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan tersebut. Sedangkan dalam daerah perkotaan itu sendiri telah terjadi migrasi dari pusat kota yang padat ke daerah pinggiran (suburb) (Morlok, 1995). Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan luas lahan pada pusat kota untuk menampung segala aktivitas sosial, ekonomi, politik dan berbagai aktivitas kehidupan masyarakat perkotaan lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah kota Bandung pun berusaha mengembangkan kawasan Bandung Timur dan kawasan Bandung Barat sebagai daerah pemukiman. Namun, selain adanya pemukiman di pinggiran kota (suburb) tersebut, terdapat juga pemukiman yang letaknya di tengah kota atau pusat kota. Pemukiman yang terdapat di dalam kota terdiri dari beberapa jenis yaitu pemukiman mewah, pemukiman sederhana dan pemukiman kumuh. Para penduduk yang menempati pemukiman sederhana biasanya merupakan penduduk dengan tingkat perekonomian menengah ke bawah. Di kota Bandung terdapat cukup banyak daerah kelurahan yang dekat dengan pusat kota dan memiliki daerah pemukiman padat penduduk dengan tingkat perekonomian menengah ke bawah. Salah satunya adalah kelurahan Sekeloa di kawasan Bandung Utara. Daerah ini cukup dekat dengan pusat kota yang merupakan pusat aktivitas masyarakat, seperti perkantoran, perdagangan, pendidikan dan lainnya. Dan daerah ini merupakan kawasan pendidikan karena terdapat banyak lembaga- lembaga pendidikan yang berdiri sekitar kawasan ini. Oleh karena itu, maka selain dimukimi oleh warga asli, daerah Sekeloa ini juga banyak dijadikan alternatif sebagai tempat tinggal sementara bagi para pendatang I - 1

2 dari luar kota Bandung maupun dari daerah pinggiran kota Bandung sebagai daerah hunian. Kebutuhan warga untuk beraktivitas guna memenuhi kebutuhannya tersebut menyebabkan timbulnya bangkitan- bangkitan perjalanan. Dan bangkitan- bangkitan dari daerah pemukiman ini dapat membebani jalur- jalur jaringan jalan menuju pusat- pusat kegiatan tersebut dan dapat terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan (misalnya dipagi hari) sehingga dibutuhkan adanya pengelolaan jumlah arus bangkitan yang besar ini demi ke efisienan dan keefektifan waktu dan biaya perjalanan. Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi besarnya bangkitan yang terjadi, khususnya didaerah pemukiman adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan pendapatan Peningkatan pendapatan pada suatu rumah tangga dapat menyebabkan peningkatan kebutuhan suatu rumah tangga. Hal ini dapat menyebabkan jumlah perjalanan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 2. Pemilikan kendaraan Pemilikan kendaraan pada suatu rumah tangga dapat menyebabkan kecenderungan peningkatan jumlah perjalanan pada suatu rumah tangga. Pemilikan kendaraan ini dapat meningkatkan tingkat aksesibilitas guna pemenuhan kebutuhan. Berdasarkan hasil penelitian di Detroit Area Transportation disebutkan bahwa peningkatan pemilikan kendaraan menyebabkan meningkatnya jumlah perjalaanan penduduk per orang per hari maupun jumlah perjalanan dengan menggunakan kendaraan pribadi (Dickey, 1980) 3. Struktur rumah tangga Struktur rumah tangga merupakan factor yang tidak kalah penting dalam menentukan besarnya bangkitan yang terjadi di daerah pemukiman. Dalam struktur keluarga mencakup jumlah anggota keluarga, baik yang masih dalam usia produktif maupun tidak. Keluarga yang memiliki banyak jumlah anggota keluarga yang masih produktif (berusia antara 5 sampai batas akhir usia kerja) maka kecenderungan untuk meningkatnya jumlah perjalanan semakin besar. 4. Nilai lahan Bangkitan terjadi sebagai proses pemenuhan kebutuhan masyarakat di tempat lain. Namun jika dalam daerah pemukiman itu sendiri terdapat beberapa pusat kegiatan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut, maka besarnya jumlah perjalanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut di luar daerah pemukiman dapat I - 2

3 dikurangi. Contoh umumnya yaitu dalam beberapa daerah pemukiman memiliki pusat pendidikan sendiri (misal: sekolah), sehingga jumlah perjalanan ke luar daerah pemukiman untuk tujuan pendidikan dapat berkurang. 5. Jarak pemukiman terhadap pusat kegiatan Menurut penelitian dikatakan bahwa daerah pemukiman yang terletak di pusat kota (dimana merupakan pusat berbagai aktivitas social, ekonomi, politik dan lainnya) mempunyai jumlah perjalanan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah perjalanan dari kawasan pemukiman yang berada di pinggiran kota, suburb (Dickey, 1980). Sehingga jarak antara beberapa lokasi pemukiman yang berbeda dengan pusat kota tentunya akan menghasilkan beberapa jumlah perjalanan yang berbeda besarnya. 6. Kepadatan daerah permukiman Semakin padat jumlah penduduk di suatu daerah pemukiman maka cenderung semakin besar jumlah perjalanan yang terjadi 7. Aksesibilitas Aksesibilitas pada daerah pemukiman dapat meliputi tingkat pelayanan jaringan jalan yang melewati daerah tersebut, ketersediaan fasilitas kendaraan pribadi maupun kendaraan umum dan besarnya biaya dan waktu perjalanan yang dibutuhkan. Semakin mudah aksesibilitas dari daerah pemukiman ke daerah tujuan pusat- pusat kegiatan, maka akan semakin besar pula jumlah perjalanan yang terjadi. 1.2 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN Akibat adanya urbanisasi, masih banyaknya masyarakat dengan tingkat perekonomian rendah di kota Bandung dan ketidakmampuan daerah pusat kota menampung berbagai aktivitas masyarakat menyebabkan munculnya daerah-daerah pemukiman kumuh di kota Bandung, salah satunya terdapat di kelurahan Sekeloa. Daerah pemukiman golongan ekonomi menengah ke bawah yang dekat dengan pusat kota dan berada dikawasan pendidikan ini, banyak dijadikan alternatif bagi masyarakat pendatang sebagai daerah hunian. Sehingga kawasan ini merupakan kawasan yang semakin padat penduduknya. Oleh karena hal di atas, maka dapat timbul permasalahan baru. Permasalahan tersebut diantaranya adanya pembebanan baru, yang merupakan pembebanan tambahan akibat pertambahan pergerakan penduduk, pada jalur- jalur dan jaringan jalan menuju daerahdaerah kegiatan di pusat kota. Sehingga diperlukan adanya peningkatan pengelolaan lalulintas dan peningkatan sarana dan prasarana yang baik agar permasalahan lalulintas I - 3

4 yang mungkin timbul dapat diminimalisir. (misal: macet atau kurangnya sarana transportasi publik yang akan menghambat mobilitas penduduk). Contoh masalah yang dapat ditimbulkan adalah kapasitas sarana angkutan umum yang kurang memadai (tidak sesuai dengan jumlah permintaan) sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dalam penggunaan angkutan umum. Untuk mengetahui tingkat kebutuhan peningkatan sarana dan prasarana tersebut maka dibutuhkan adanya informasi mengenai besarnya bangkitan pada suatu daerah pemukiman tersebut sebagai dasar untuk pengambilan keputusan selanjutnya dalam proses perencanaan transportasi selanjutnya. 1.3 TUJUAN DAN MANFAAT STUDI Tujuan dari studi ini yaitu untuk mengembangkan model bangkitan pergerakan pada daerah studi yaitu berdasarkan parameter sosio-ekonomi tertentu. Hasil analisa studi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Mengetahui parameter sosio- ekonomi yang berpengaruh besar terhadap besarnya bangkitan pergerakan yang terjadi pada daerah studi. 2. Menentukan besarnya bangkitan pergerakan di lokasi studi kasus pada masa sekarang yang kemudian diharapkan dapat memberi gambaran perkiraan bangkitan pergerakan di masa mendatang, sehingga perkiraan bangkitan pergerakan tersebut dapat dimanfaatkan untuk perencanaan sarana dan prasarana transportasi di masa mendatang. 3. Membantu dalam perencanaan peningkatan pelayanan angkutan umum dan peningkatan aksesibilitas bagi daerah pemukiman tersebut. 1.4 RUANG LINGKUP PEMBAHASAN Dalam laporan tugas akhir ini ruang lingkup pembahasan meliputi : Bangkitan pada kawasan pemukiman ekonomi menengah ke bawah dalam hal ini lokasi studi kasus yang ditinjau yaitu kawasan pemukiman Kelurahan Sekeloa Kecamatan Coblong Kota Bandung. Jenis bangkitan yang diperhitungkan antara lain: Pergerakan orang dengan kendaraan pribadi (mobil, sepeda motor, sepeda ) Pergerakan orang dengan kendaraan umum (angkutan kota) Pergerakan orang dengan berjalan kaki Dalam studi kasus ini pergerakan yang diperhitungkan adalah pergerakan orang yang keluar dari daerah studi, sedangkan pergerakan di dalam daerah studi tidak diperhitungkan. I - 4

5 Jumlah data rumahtangga yang dibutuhkan didasarkan pada jumlah data minimum yang didapatkan dari hasil analisis pilot- survey. Parameter sosio-ekonomi yang digunakan dalam perhitungan meliputi : Tingkat Pendapatan Struktur Keluarga Status Pekerjaan Jumlah kendaraan per keluarga Jumlah perjalanan per hari Pemilihan moda transportasi 1.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA Dalam laporan tugas Akhir ini data dikumpulkan dengan cara: 1. Pengerjaan pilot survey sebagai survey awal untuk memperkirakan jumlah sample minimum yang dibutuhkan dalam studi kasus ini. 2. Penyebaran kuesioner pada warga di lokasi studi kasus berdasarkan jumlah sample minimum. 3. Pengambilan data sekunder ke kantor Kelurahan Sekeloa dan instansi lain yang terkait. 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: Pada bab ini berisi latar belakang penelitian ini, identifikasi masalah, maksud dan tujuan studi, manfaat studi dan ruang lingkup pembahasan, teknik pengumpulan data dan sistematika penyusunan laporan. BAB II STUDI PUSTAKA Pada bab ini menjelaskan tentang landasan teori dan studi kasus yang telah ada yang mendukung penulisan laporan ini. BAB III METODOLOGI Pada bab ini berisi tentang penjelasan lebih rinci mengenai metode yang digunakan dalam penulisan laporan ini. I - 5

6 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini berisi pengumpulan data dan penentuan responden, pengujian sample secara statistik dan proses pemodelan bangkitan. BAB V ANALISIS DATA Pada bab ini menjelaskan tentang karakteristik keluarga, pengaruh jumlah anggota keluarga, kondisi sosial ekonominya, karakteristik dalam pola perjalanan, dan hubungan antara besarnya pergerakan bangkitan dengan parameter sosio- ekonomi yang mempengaruhinya. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran bagi laporan ini. I - 6