BAB 2 LANDASAN TEORI. subkultur, westernisasi, eropanisasi, perubahan sosial budaya, pengertian dan sejarah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. subkultur, westernisasi, eropanisasi, perubahan sosial budaya, pengertian dan sejarah"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai, budaya kaum muda Jepang, subkultur, westernisasi, eropanisasi, perubahan sosial budaya, pengertian dan sejarah Gothic Lolita, serta ciri khas dan jenis-jenis mode busana Gothic Lolita di Jepang. Teoriteori ini akan Penulis jadikan dasar analisis di bab Budaya Jepang 2.1.1Kesederhanaan Pada Pakaian Tradisional Jepang Pakaian tradisional Jepang memiliki sifat sederhanaan (Christina,2005:41). Yang dimaksud dengan kesederhanaan di sini adalah kesederhanaan dalam bentuk pakaian. ひつよう Makna sederhana itu sendiri menurut Kindaichi Kyousuke (1997:297) : 簡素は 必要 たっせいもとふくざつかたような目的が達成されれば十分という考え方に基づいて 複雑化 ( 多様化 ) を避 さけ ようすてやりくりする様子 Yang terjemahannya adalah pola cara berpikir yang cukup dengan memilikki tujuan yang ada di dalam kebutuhan yang berdasarkan dari keadaan sebelumnya, terutama terhadap kebudayaan yang rumit dan perbedaan budaya (khususnya dalam kasus busana Gothic Lolita) Budaya Kaum MudaJepang Menurut 若者文化 9Juni2006, - 9 -

2 若者文化とは それまで世間に広く認知されてきた 既存の 文化からは異端と見なされるような 新しい 価値観を 13 歳から 25 歳程度の青年が支持することによって成立する文化 Kebudayaan kaum muda Jepang adalah kebudayaan yang sebelumnya sudah ada yang diakui oleh masyarakat luas, yang merupakan hasil perwujudan dari budaya baru yang didukung oleh kaum muda yang berusia kira-kira 13 sampai 25 tahun yang membentuk nilai budaya baru. Dalam 若者文化 9Juni2006 dijelaskan bahwa kebudayaan kaum muda Jepang mulai muncul pada tahun Budaya ini semakin berkembang hingga saat ini. Contohnya dapat dilihat dari banyaknya majalah-majalah acara televisi dan siaran radio yang ditujukan untuk kaum muda. Hal ini memberikan pengaruh yang besar kepada perkembangan budaya individualis. 2.2 Subkultur Dalam サブカルチャー 9Juni 2006, menurut Roszak (1968), subkultur adalah kebudayaan mayoritas masyarakat yang menyimpang dari nilai sosial seperti, Children Street, Minority Ethnic, Gay yang merupakan perilaku yang meniru gaya Barat, cara berbicara, dan lain-lain. Gaya Gothic Lolita yang akan dianalisis pada skripsi ini termasuk subkultur kebudayaan hasil westernisasi di Jepang. 2.3 Westernisasi Selanjutnya Penulis akan menjelaskan mengenai pengertian westernisasi dan eropanisasi yang merupakan salah satu jenis westernisasi. Pada bab 3 skripsi ini, Penulis akan memaparkan analisis unsur westernisasi dari mode busana Gothic Lolita

3 2.2.1 Pengertian Westernisasi Menurut Westernization, 8 Juni 2006, westernisasi adalah sebuah proses perubahan dari suatu masyarakat yang sebelumnya telah memiliki kebudayaan sendiri yang kemudian terpengaruh kebudayaan Barat (western culture) dalam bidang industri, teknologi, hukum, politik, ekonomi, gaya hidup, bahasa, agama, serta nilai-nilai sosial. Menurut Western Culture, 8 Juni 2006, kata West di sini lebih mengarah kepada Western Europe (Eropa Barat) tetapi akhir-akhir ini lebih ditujukan kepada masyarakat Barat dan Eropa tengah. Yang termasuk dalam peradaban Barat adalah negara Amerika Utara (USA, Kanada, Greenland), Eropa Barat dan Tengah, Australia dan New Zealand. Westernisasi telah meresap dan memberikan pengaruh yang cukup besar di berbagai negara dunia selama berabad-abad. Jepang terkadang juga disebut sebagai negara Barat. Hal ini dikarenakan berbagai sebab, yaitu Jepang pernah mendukung negara Barat ketika perang dingin (Cold War) sehingga sering dianggap sebagai negara Barat, memiliki sistem ekonomi dan kekayaan yang sama dengan negara Barat, memiliki sistem demokrasi yang stabil, melindungi hak-hak asasi manusia, dan merupakan anggota dari organisasi negara Barat (seperti OECD). Dalam Westernization, 8 Juni 2006, juga dijelaskan bahwa westernisasi juga dapat diartikan sebagai proses akulturasi. Akulturasi adalah perubahan yang terjadi di dalam suatu masyarakat dimana terdapat dua grup berbeda yang membaur menjadi satu kebudayaan baru. Secara khusus, westernisasi lebih mengarah kepada pengaruh

4 pendudukan dan kolonialisme Barat di suatu negara. Westernisasi juga dapat menyebabkan eropanisasi, kolonialisasi, globalisasi, dan lain-lain. 2.3 Eropanisasi Menurut Westernization, 8 Juni 2006, dipaparkan tentang sejarah terjadinya eropanisasi sejak tahun Eropanisasi adalah proses masuknya budaya Eropa ke dalam suatu kebudayaan negara tertentu. Pada saat itu eropanisasi dan kolonialisasi semakin meluas ke seluruh penjuru dunia. Selama periode ini pengaruh eropanisasi yang besar merasuki kebudayaan asli di negara-negara koloni. Banyak negara-negara koloni yang dipaksa (atau akhirnya menerima) asimilasi elemen-elemen kebudayaan Eropa, seperti bahasa eropa maupun agama Kristen. Dalam banyak kasus yang ada, akhirnya penduduk pribumi negara-negara koloni tercampur dengan para imigran eropa. Perang Dunia kedua melemahkan kekuatan eropa pada saat itu, sehingga banyak negara-negara koloni, yang terinspirasi oleh pergerakan nasionalisme, mengambil kesempatan ini untuk membebaskan dirinya dari pendudukan Eropa. Pada akhir tahun 1960-an, sebagian besar negara-negara koloni telah mampu berdiri sendiri. Meskipun demikian, negara-negara tersebut tetap menerapkan berbagai kebudayaan Barat yang telah mereka adaptasi sebelumnya, seperti dasar konstitusi negara Barat. Reaksi yang menolak westernisasi antara lain fundamentalisme dan proteksionisme. Negara-negara seperti Jepang dan Cina berusaha mengadopsi isolasionisme, tetapi mereka tetap tidak dapat menolak masuknya berbagai aspek dari kebudayaan Barat

5 2.4 Akulturasi Menurut Soerjono Soekanto (1990: 88-89), akulturasi ialah proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok masyarakat dengan suatu kebudayaannya dihadapkan pada unsur-unsur kebudayaan asing. Dengan demikian, lambat laun unsur-unsur kebudayaan asing tersebut melebur ke dalam kebudayaan asli, dengan tidak menghilangkan kepribadian kedua unsur kebudayaan tersebut. Unsur-unsur kebudayaan yang mudah diterima dalam akulturasi adalah : 1. Kebudayaan materiil 2. Teknologi ekonomi yang manfaatnya cepat dirasakan dan mudah dioperasikan, misalnya kebutuhan pertanian (alat-alat, benih, pupuk, dan obat pemberantas hama). 3. Kebudayaan yang mudah disesuaikan dengan kondisi setempat, misalnya kesenian, olahraga, dan hiburan 4. Kebudayaan yang pengaruhnyanya kecil, misalnya model pakaian dan model potongan rambut. Ciri-ciri individu yang mudah menerima budaya asing adalah: 1. Golongan muda yang belum identitas dan kepribadian yang mantap (masa berjiwa labil atau emosional). 2. Golongan masyarakat yang hidupnya belum memiliki status penting. 3. Kelompok masyarakat yang hidupnya tertekan, misalnya, kaum minoritas, pengangguran, dan penduduk terpencil

6 2.5 Perubahan Sosial Budaya Berikut ini Penulis akan menjelaskan mengenai bentuk-bentuk perubahan social budaya dan faktor pendorong terjadinya perubahan social budaya dalam suatu masyarakat Bentuk-bentuk perubahan sosial budaya Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto (1990: ), beberapa bentuk peruahan sosial dan kebudayaan adalah sebagai berikut: Perubahan yang berlangsung secara cepat dan lambat Perubahan sosial budaya secara lambat sering disebut dengan istilah perubahan sosial budaya secara evolusi. Ciri-ciri perubahan evolusi antara lain perubahan itu seolah-olah tidak terjadi, berlangsung secara lambat dan umunya tidak menimbulkan disintegrasi kehidupan. Contohnya, perubahan sosial budaya pada masyarakat tradisional atau primitive. Perubahan sosial budaya secara cepat sering disebut dengan istilah perubahan secara revolusi, yaitu terjadi secara cepat, menyangkut hal-hal yang mendasar, dan sering menimbulkan disintegrasi dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik. Contohnya perubahan karena revolusi politik (Revolusi Perancis). 2. Perubahan yang pengaruh yang kecil dan besar. Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan sosial budaya yang tidak menyangkut berbagai aspek kehidupan, dan perubahan itu tidak membawa perubahan pada struktur sosial. Contohnya, perubahan mode pakaian. Perubahan yang pengaruhnya besar adalah perubahan sosial budaya yang dapat membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan dan membawa

7 perubahan pada struktur sosial. Contohnya, proses industrialisasi akan membawa pengaruh perubahan pada berbagai lembaga kemasyarakatan. 3. Perubahan yang dikehendaki (direncanakan) dan perubahan perubahan yang tidak dikehendaki (tidak direncanakan). Perubahan sosial yang dikehendaki adalah proses perubahan yang memang dikehendaki oleh pihak-pihak yang ingin mengadakan perubahan. Contohnya, di dunia medis telah ditemukan teknologi baru bernama Da Vinci yang digunakan untuk mengangkat tumor dalam rahim perempuan. Sebelumnya, operasi pengangkatan tumor yang menggunakan bantuan dokter (hysterectomy) dapat mempersempit peluang untuk mengandung karena seluruh kandungan akan terangkat. Akan tetapi, operasi dapat berjalan tanpa merusak rahim. Perubahan yang tidak dikehendaki adalah perubahan yang muncul di luar jangkuan pengawasan (kemunculan yang tidak diinginkan). Contohnya kesenjangan sosial dan angka pengangguran yang semakin membengkak Faktor Pendorong Terjadinya Perubahan Sosial Budaya Menurut Soerdjono Soekanto (1990: ), faktor-faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan antara lain sebagai berikut: 1. Faktor intern Faktor intern perubahan sosial budaya bersumber dari dalam masyarakat antara lain sebagai berikut: a. Bertambah atau berkurangnya penduduk. b. Penemuan-penemuan budaya baru (discovery dan invention). c. Pertentangan-pertentangan dalam masyarakat

8 d. Terjadinya pemberontakan atau revolusi di dalam tubuh masyarakat. 2. Faktor ekstern Faktor ekstern perubahan sosial budaya bersumber dari luar masyarakat, antara lain sebagai berikut: a. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan fisik yang ada di sekitar bertambah atau berkurangnya penduduk, contohnya gunung meletus. b. Peperangan yang terjadi antarnegara. c. Pengaruh dari kontak kehudayaan masyarakat lain (luar). 2.6 Gothic Lolita Gothic Lolita adalah hasil dari modifikasi gaun yang tadinya hanya sebuah gaun panjang dengan renda dan pita yang minim diubah menjadi sebuah gaun yang dilengkapi dengan motif yang lebih bervariasi beserta aksesoris yang lengkap, sehingga membuat gaun itu menjadi anggun dan terkesan mewah. Selain itu, untuk menampilkan kesan lebih gelap dan pucat, pemakai Gothic Lolita mendandani wajah mereka dengan bedak yang tebal dengan warna-warna tertentu sesuai dengan jenis gaya Gothic Lolita yang mereka gunakan, eyeshadow dan eyeliner yang tebal untuk memberikan kesan pshyco. Sebagian besar dari mode gaun Gothic Lolita terinsipirasi dari gaun hitam panjang yang sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh kerajaan Inggris untuk dipakai sebagai pakaian berkabung nasional. Selain gaun yang berwarna hitam pekat dipakai untuk berkabung pada zaman Victoria dan menjadi gaun yang dipakai oleh para putri dan gadis bangsawan yang kini berubah menjadi sebuah gaun yang digemari baik pria maupun wanita di Jepang dan di luar Jepang. Meskipun gaun yang dipakai oleh gadis bangsawan pada abad ke-18 zaman Victoria telah dimodifikasi sedemikian rupa, gaun ini masih tetap memelihara nilai tradisional dari style tersebut, yaitu, masih menggunakan renda,

9 pita dan motif kain berwarna cerah yang menjadi aksesoris utama pada model gaun ini. Model gaun ini terinspirasi dari mode pakaian boneka manekin zaman Victoria pada abad ke-18, yang pada saat itu menjadi mainan yang digemari oleh gadis-gadis bangsawan di zaman Victoria dan negara Perancis. Jika gaya Gothic lebih terkesan glamour tetapi suram, lain hal dengan gaya Gothic Lolita. Gothic Lolita justru lebih menggambarkan kesan manis Pengertian Gothic Lolita Gothic Lolita terdiri berasal dari kata Gothic dan Lolita. Gothic adalah suatu aliran yang berasal dari negara Barat yang terletak benua Eropa khususnya pada negara Inggris dan Perancis, yang mencakup gaya arsitektur rumah, bangunan-bangunan pada abad 19, bentuk kuburan, gaya arsitektur gereja, bentuk peralatan rumah tangga dan mode baju,.sedangkan Lolita adalah nama dari seorang tokoh gadis berusia 12 tahun dalam novel karya Vladimir Nabokov pada tahun Jadi, pengertian kata Gothic Lolita adalah gaya yang menyerupai gadis zaman Victoria di negara Eropa pada abad ke-18 Dalam novel berjudul Lolita, yang dikarang oleh seorang penulis ternama dari Rusia bernama Vladimir Vladimirovich Nabokov ( ), kata Gothic Lolita sering dihubungkan dengan Lolita complex. Vladimir adalah anak dari Vladimir Dmitrievich Nabokov, seorang politisi liberal yang dipenjara selama 90 hari pada tahun 1908 pada saat pemerintahan Tsar Nicholas II dikarenakan oleh manifest politik yang dilakukannya. Nama Lolita diambil dari nama seorang gadis berusia 12 tahun yang ternyata mempunyai hubungan percintaan dengan seorang pria setengah baya. Tetapi pada kenyataannya, kata Lolita di dalam fesyen Gothic Lolita sama sekali tidak berhubungan dengan Lolita complex, yaitu perasaan menyukai gadis di

10 bawah umur. Lolita di sini menunjukkan kesan kekanak-kanakan dan kepolosan dari seorang gadis seperti wajah seorang gadis pada zaman Victoria dan negara Barat di benua Eropa. Bagi orang Jepang, terutama para penggemar mode busana Gothic Lolita, berpendapat bahwa gaya adalah gaya dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan kelainan seksual ataupun kehidupan pribadi Sejarah Gothic Lolita Mode busana Gothic Lolita mulai muncul di Jepang sekitar tahun 1997 atau 1998, dan menjadi salah satu budaya trend bagi kaum muda di Jepang. Orang-orang Jepang menyebut Gothic Lolita dengan sebutan "Gosurori", yaitu singkatan dari Gothic Lolita. Pada tahun 1999, dimana mulai bermunculan band-band aliran musik rock di Jepang yang menggunakan mode busana Gothic Lolita, ada seorang anggota band rock Jepang bernama Mana, yang merupakan mantan gitaris band Malice Mizer. Mana adalah salah seorang penggemar mode busana Gothic Lolita dan ia membuat label merek pakaian Gothic Lolita yang ia desain sendiri dengan rnama Moi meme Moitie. Style yang diperkenalkan oleh Mana adalah EGL (Elegant Gothic Lolita), yaitu salah satu jenis fesyen Gothic khusus untuk wanita dan EGA (Elegant Gothic Aristocrat), yaitu fesyen Gothic yang pada umumnya bisa dipakai baik pria maupun wanita, tetapi di Jepang mayoritas EGA (Elegant Gothic Aristocrat) ditujukan untuk pria. Mode busana Gothic yang didesain oleh Mana ini terinspirasi dari mode pakaian yang dipakai oleh kalangan kelas menengah sampai kelas atas di Inggris pada abad ke- 18. Mode pakaian ini diterima dengan baik oleh kaum muda Jepang, dan dalam perkembangannya mode busana Gothic terus mengalami modifikasi yang semakin unik dan disesuaikan dengan kebutuhan si pemakainya. Bahkan mode busana Gothic Lolita di

11 Jepang ini juga merambah ke negara-negara lain, seperti Amerika, Inggris, China, Singapura, Indonesia dan masih banyak negara-negara maju yang lainnya Komunitas Gothic Lolita di Jepang Gothic Lolita di Jepang semakin diminati oleh kaum muda, bahkan kaum muda Jepang mulai membuat suatu komunitas Gothic Lolita di daerah-daerah terkenal di wilayah kota Tokyo seperti Harajuku, Shinjuku dan Shibuya. Ketiga tempat tersebut yang merupakan pusat perbelanjaan di Jepang, sering digunakan oleh komunitaskomunitas pecinta Gothic Lolita sebagai sarana untuk memperlihatkan fesyen yang dipakai oleh mereka. Biasanya kaum muda Jepang ini berkumpul di daerah Harajuku setiap malam minggu dan berkeliaran di daerah itu bersama dengan komunitas mereka, seolah-olah mereka menjadikan tempat tersebut sebagai panggung catwalk untuk memamerkan fesyen yang mereka pakai. Harajuku adalah tempat yang paling diminati oleh komunitas pecinta Gothic Lolita. Harajuku terletak di utara Shibuya. Tempat ini mulai terkenal sebagai pusat perbelanjaan sejak tahun Daerah-daerah yang banyak dikunjungi oleh pecinta Gothic Lolita di Jepang adalah Takeshita street, Meiji Dori Avenue, Omatesendo Dori dan Avenue Street. Harajuku merupakan sarana penting bagi komunitas-komunitas pecinta Gothic Lolita sebagai tempat untuk mempertontonkan fesyen yang mereka kenakan kepada orang-orang di sekitar mereka. Oleh karena itu, Harajuku memiliki peminat Gothic Lolita yang lebih banyak dan para pemakai busana Gothic Lolita-nya juga menampilkan bermacam-macam variasi mode yang lebih baik dan unik

12 Gambar 2.1 Komunitas Gothic Lolita di Jepang ( Mode Busana Gothic Lolita Berikut ini akan dipaparkan mengenai ciri khas mode busana Gothic Lolita di Jepang beserta jenis-jenisnya. Penulis akan menganalisis unsur-unsur westernisasi mode busana Gothic Lolita berdasarkan jenis-jenisnya di bab 3 skripsi ini Ciri khas Mode Busana Gothic Lolita Dalam Lolita Fashion, 9 Juni 2006, dijelaskan mengenai ciri khas mode busana Gothic Lolita, antara lain : 1. Gaya rambut biasanya lurus atau keriting spiral. Terkadang juga digunakan pita besar atau bonnets di kepala

13 Gambar 2.2 Model Bonnets Zaman Victoria (Fashion_Era.com) 2. Untuk Ama-Rori (Sweet Lolita) banyak yang menggunakan make-up dan aksesori yang serba pink, dan untuk Kuro-Rori terkadang juga menggunakan dandanan seperti Ama-Rori. 3. Banyak yang sering menggunakan motif seperti Alice in Wonderland, atau pola desain seperti salib, mawar, mahkota dan lain-lain. 4. Untuk aksesoris, sering digunakan benda-benda yang terbuat dari emas. 5. Biasanya menggunakan kaus kaki panjang yang berenda atau bertali, dan menggunakan sepatu yang menyerupai bentuk sepatu ala ballerina. 6. Rok yang digunakan biasanya berbentuk melebar menyerupai payung Jenis-jenis Mode Busana Gothic Lolita Menurut mode busana Gothic Lolita modern terbagi dalam enam jenis, yaitu: 1. Sweet Lolita Yaitu mode busana Gothic Lolita yang memiliki nuansa manis dan sifat polos dari seorang gadis kecil. Merek-merek terkenal yang mengeluarkan mode busana ini adalah Angelic Pretty, BABY THE STAR SHINE BRIGHT

14 2. Shiro-Rori, Kuro-Rori, Pink-Rrori, Mizuiro-Rori Pada mode busana Shiro-Rori, Kuro-Rori, dan Pink-Rori ini memiliki persamaan pada jenis busana dan aksesoris. Sepatu yang dikenakan selalu sesuai dengan warna busana yang dikenakannya. Namun untuk kaos kaki sering digunakan kaos kaki yang sebatas lutut dan berenda atau stocking, dan biasanya digunakan warna yang kontras, misalnya jika sepatu berwarna hitam maka digunakan kaos kaki yang berwarna putih. 3. Princess & Prince Lolita Merek yang mengeluarkan mode busana untuk Princess Lolita adalah JANE MARPLE sedangkan untuk Prince Lolita adalah MIHO MATSUDA. 4. Classic Lolita Mode busana ini merupakan gambaran dari mode busana yang dipakai oleh rakyat jelata pada zaman Victoria abad 18. Merek yang mengeluarkan mode busana ini seperti Victorian Maiden, Juliette et Justine, Mary Magdalene, dan Innocent world.. Selanjutnya Penulis akan menganalisis unsure-unsur mode busana Gothic Lolita berdasarkan jenis-jenis busana Gothic Lolita modern dalam bab

BAB 3 ANALISIS DATA. Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi

BAB 3 ANALISIS DATA. Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi BAB 3 ANALISIS DATA Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi pada mode busana Gothic Lolita yang didasarkan pada jenis-jenis busana Gothic Lolita modern. 3.1 Westernisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh industri pakaian di Jepang. Mode busana kaum remaja Jepang, terutama di kotakota

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh industri pakaian di Jepang. Mode busana kaum remaja Jepang, terutama di kotakota BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kaum remaja Jepang merupakan bagian populasi yang sangat diperhitungkan oleh industri pakaian di Jepang. Mode busana kaum remaja Jepang, terutama di kotakota besar

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Herie ( 1996 : 9 ) mengatakan bahwa : Menurut Powell ( 1989 : 10 ) masa remaja digolongkan : Pre adolescence from ten

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Herie ( 1996 : 9 ) mengatakan bahwa : Menurut Powell ( 1989 : 10 ) masa remaja digolongkan : Pre adolescence from ten Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Remaja Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian remaja yang akan dibahas di bawah ini. Menurut Herie ( 1996 : 9 ) mengatakan bahwa : Remaja adalah anak yang berumur

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI PENGGUNAAN TSUMORI ( つもり ) DAN TO OMOIMASU ( と思います ) PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH : PUTRI EKA SARI NIM: 115110601111022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) SKRIPSI Diajukan sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Sastra WAETI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makna merupakan salah satu unsur bahasa yang dapat mengalami perubahan. Pateda (2010:158-159) mengatakan perubahan makna bisa saja terjadi dikarenakan beberapa faktor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan manusia dari jaman primitif hingga masa modern. Komunikasi berperan sangat penting dalam menjalin

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN IDENTITAS ANAK MUDA PADA TOKOH KOYUKI DALAM FILM BECK KARYA SHIORI KUTSUNA SKRIPSI. Oleh ALFA RODHY E.S NIM

PEMBENTUKAN IDENTITAS ANAK MUDA PADA TOKOH KOYUKI DALAM FILM BECK KARYA SHIORI KUTSUNA SKRIPSI. Oleh ALFA RODHY E.S NIM PEMBENTUKAN IDENTITAS ANAK MUDA PADA TOKOH KOYUKI DALAM FILM BECK KARYA SHIORI KUTSUNA SKRIPSI Oleh ALFA RODHY E.S NIM 0911120061 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prawiroatmodjo & Hoed (1997:115) dalam Dasar Dasar Linguistik Umum, menyatakan peranan bahasa sebagai berikut: Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengerti kepribadian bangsa Jepang, yakni dengan cara mempelajari

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Risanti Baiduri NIM :

Lebih terperinci

PERSEPSI REMAJA USIA TAHUN TERHADAP KEKERASAN DALAM ANIME NARUTO DI SMP 47 DAN SMP DIPONEGORO JAKARTA

PERSEPSI REMAJA USIA TAHUN TERHADAP KEKERASAN DALAM ANIME NARUTO DI SMP 47 DAN SMP DIPONEGORO JAKARTA PERSEPSI REMAJA USIA 12-15 TAHUN TERHADAP KEKERASAN DALAM ANIME NARUTO DI SMP 47 DAN SMP DIPONEGORO JAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra M. ARRUM ARROISI

Lebih terperinci

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12 GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12 SKRIPSI OLEH: AHMAD ALFIAN NIM 105110213111001 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap), yang bersifat arbitrer dan konvensional,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN WAKAMONO KOTOBA OLEH ANAK MUDA JEPANG DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN WAKAMONO KOTOBA OLEH ANAK MUDA JEPANG DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER SKRIPSI i ANALISIS PENGGUNAAN WAKAMONO KOTOBA OLEH ANAK MUDA JEPANG DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER SKRIPSI Nurida Ekarini 2012110088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2016

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Esa, karena berkat rahmat dan anugerah-nya, penulisan skripsi yang berjudul

KATA PENGANTAR. Esa, karena berkat rahmat dan anugerah-nya, penulisan skripsi yang berjudul KATA PENGANTAR Pertama-tama puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan anugerah-nya, penulisan skripsi yang berjudul Pengaruh Pola Asuh Ibu Terhadap Perkembangan

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Pengantar Bahasa Kode : MR 102 Bobot : 2 SKS Semester : 2 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs. Mulyana

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ( 伝達 ) suatu makna kepada

Bab 5. Ringkasan. Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ( 伝達 ) suatu makna kepada Bab 5 Ringkasan Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ( 伝達 ) suatu makna kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis. Dan dalam kasus menikmati karya tulis, suatu karya tulis bahasa asing

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG

PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA 2012110024 FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2016 i HALAMAN PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH: RISKA FEBRIYANTI 105110207111008 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Keigo Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang akan digunakan untuk menganalisis data. 2.1.1 Defenisi Keigo Menurut Hirabayashi, Hama (1988:1) dalam 外国人のため日本語例文

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen) LAMPIRAN 88 89 90 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester : SMAN 1 Yogyakarta : Bahasa Jepang : X MIA 6 (kelas Eksperimen) : 2 (dua) Pertemuan ke : 1 dan 2 Alokasi

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

Margaretha Argadian Asmara, 2015

Margaretha Argadian Asmara, 2015 ABSTRAK Dalam aktifitas pembelajaran sekarang ini, telah dijumpai pemakaian evaluasi diri yang digunakan pada pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Jepang yaitu can do statements. Can do statements

Lebih terperinci

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH: LAILA TURROHMAH

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang dikenal dan diakui oleh banyak negara sebagai salah satu negara maju dan

Bab 1. Pendahuluan. Jepang dikenal dan diakui oleh banyak negara sebagai salah satu negara maju dan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang dikenal dan diakui oleh banyak negara sebagai salah satu negara maju dan berkembang di dunia ini. Walaupun Jepang dengan beberapa kota besarnya yang 50 tahun

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif ABSTRAK Skripsi ini berjudul Tindak Tutur Tidak Langsung Literal dalam Drama Ichi Rittoru no Namida karya Masanori Murakami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tindak tutur tidak langsung literalyang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI OLEH DESY NITA SANJAYA 0911120088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa yang digunakan bisa beragam sesuai bangsa

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Kata psikologi berasal dari Yunani yang merupakan gabungan dari kata psyche yang

Bab 2. Landasan Teori. Kata psikologi berasal dari Yunani yang merupakan gabungan dari kata psyche yang Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Psikologi Kata psikologi berasal dari Yunani yang merupakan gabungan dari kata psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Karena itu psikologi bisa diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita rakyat adalah bagian dari kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap bahasa di dunia memiliki kekhasan tersendiri yang membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika kita banyak menemukan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KRIAN MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG MATERI POKOK : SALAM, UNGKAPAN dan HURUF KELAS / SEMESTER : X / I ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran ( 6 x

Lebih terperinci

MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI

MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI SKRIPSI MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI CLARISSA AULIA PRAHARSACITTA 1101705006 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA

Lebih terperinci

GAYA BUSANA HARAJAKU DI JEPANG

GAYA BUSANA HARAJAKU DI JEPANG GAYA BUSANA HARAJAKU DI JEPANG KERTAS KARYA DIKERJAKAN O L E H Nama : Elisa Simanjuntak NIM : 112203022 DEPARTEMEN D-III BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 i GAYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen

Lebih terperinci

WAKAMONO KOTOBA DALAM DRAMA MY BOSS MY HERO SKRIPSI OLEH AGENG GINANJAR SASMITO NIM

WAKAMONO KOTOBA DALAM DRAMA MY BOSS MY HERO SKRIPSI OLEH AGENG GINANJAR SASMITO NIM WAKAMONO KOTOBA DALAM DRAMA MY BOSS MY HERO SKRIPSI OLEH AGENG GINANJAR SASMITO NIM 0911120057 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014 WAKAMONO

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang mengakibatkan perekonomian Jepang hancur. Adanya perubahan terjadi setelah pasca perang dunia

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI. Skripsi Sarjana yang berjudul : Telah diuji dan diterima baik pada : hari selasa tanggal 23 Agustus 2016

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI. Skripsi Sarjana yang berjudul : Telah diuji dan diterima baik pada : hari selasa tanggal 23 Agustus 2016 LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI Skripsi Sarjana yang berjudul : A N A L I S I S K O N S E P E M O S I P A D A T O K O H H A K I M D E C I M D A L A M F I L M ANIMASI DEATH PARADE Telah diuji dan diterima

Lebih terperinci

UPAYA MEMPERTAHANKAN BASIS EKONOMI OLEH KAUM KAPITALIS DALAM NOVEL KANI KOSEN KARYA KOBAYASHI TAKIJI SKRIPSI OLEH AHMAD JAMALUDIN

UPAYA MEMPERTAHANKAN BASIS EKONOMI OLEH KAUM KAPITALIS DALAM NOVEL KANI KOSEN KARYA KOBAYASHI TAKIJI SKRIPSI OLEH AHMAD JAMALUDIN UPAYA MEMPERTAHANKAN BASIS EKONOMI OLEH KAUM KAPITALIS DALAM NOVEL KANI KOSEN KARYA KOBAYASHI TAKIJI SKRIPSI OLEH AHMAD JAMALUDIN 0911120059 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... KATA PENGANTAR... ABSTRAK BAHASA INDONESIA... ABSTRAK BAHASA JEPANG...vii. Daftar Isi...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... KATA PENGANTAR... ABSTRAK BAHASA INDONESIA... ABSTRAK BAHASA JEPANG...vii. Daftar Isi... DAFTAR ISI Halaman Judul... Lembar Pengesahan... KATA PENGANTAR... ABSTRAK BAHASA INDONESIA... i ii iii vi ABSTRAK BAHASA JEPANG......vii Daftar Isi... Daftar Istilah... Daftar Gambar... viii xi xii BAB

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou

Lebih terperinci

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5 UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB JEP-02-05) 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5 3.5menganalisisungkapanyangmenyatakankemampuan (dekirukoto)

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan dalam BAB 2 Landasan Teori Pada bab ini, penulis akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan dalam menganalisis penyakit hiperseksual yang diderita oleh tokoh Yuriko Hirata. 2.1. Teori Penokohan Menurut

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN PERANAN WANITA JEPANG DAN KONDISI SOSIAL MASYARAKAT JEPANG TERHADAP MUNCULNYA SHOUSHIKA

PENGARUH PERUBAHAN PERANAN WANITA JEPANG DAN KONDISI SOSIAL MASYARAKAT JEPANG TERHADAP MUNCULNYA SHOUSHIKA HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI Skripsi Sarjana yang berjudul: PENGARUH PERUBAHAN PERANAN WANITA JEPANG DAN KONDISI SOSIAL MASYARAKAT JEPANG TERHADAP MUNCULNYA SHOUSHIKA Telah diuji dan diterima baik pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Frasa dan kata majemuk memiliki unsur yang sama yaitu penggabungan kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak memiliki makna

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan penuturnya untuk menyampaikan gagasan, pikiran, ide, dan perasaannya dalam berbagai situasi. Cara penyampaian pikiran,

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTER DAN KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BOCCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI. Mei Ambar Sari*

ANALISIS KARAKTER DAN KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BOCCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI. Mei Ambar Sari* ANALISIS KARAKTER DAN KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BOCCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI Mei Ambar Sari* Abstrak Novel Bocchan karya Natsume Souseki merupakan salah satu novel yang masih banyak dibaca oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat

Lebih terperinci

2015 WAKAMONO KOTOBA DI UNIVERSITAS IBARAKI DAN PANDANGAN MAHASISWA ASING TERHADAP WAKAMONO KOTOBA

2015 WAKAMONO KOTOBA DI UNIVERSITAS IBARAKI DAN PANDANGAN MAHASISWA ASING TERHADAP WAKAMONO KOTOBA 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Komunikasi tercipta dari bahasa. Untuk menyampaikan informasi tentu kita akan berkomunikasi, untuk dapat melakukan itu Tuhan menganugrahkan bahasa yang dapat kita

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

PARASITE SINGLE SEBUAH FENOMENA SOSIAL KONTEMPORER DI JEPANG. Oleh : Amaliatun Saleha NIP:

PARASITE SINGLE SEBUAH FENOMENA SOSIAL KONTEMPORER DI JEPANG. Oleh : Amaliatun Saleha NIP: PARASITE SINGLE SEBUAH FENOMENA SOSIAL KONTEMPORER DI JEPANG Oleh : Amaliatun Saleha NIP: 19760609 200312 2 001 JURUSAN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2006 ABSTRAK Salah

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM KOMIK SHIN TENISU NO OUJISAMA KARYA TAKESHI KONOMI

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM KOMIK SHIN TENISU NO OUJISAMA KARYA TAKESHI KONOMI SKRIPSI TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM KOMIK SHIN TENISU NO OUJISAMA KARYA TAKESHI KONOMI NI LUH THERESIA NIA MONICA 1101705040 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Lebih terperinci

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Dikerjakan O L E H SUNITA BR PEMAKAIAN KATA (KABURU, KAKERU, HAKU, H KIRU, SURU) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG NIHONGO NO BUNSHOU U NO (KABURU, KAKERU, HAKU, KIRU, SURU) NO KOTOBA NO SHIYOU KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis kesalahan. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yakni mencari dan mengumpulkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... HALAMAN PUBLIKASI SKRIPSI... KATA PENGANTAR... BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... HALAMAN PUBLIKASI SKRIPSI... KATA PENGANTAR... BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... HALAMAN PUBLIKASI SKRIPSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii iii iv viii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Sutedi (2003, hal.2), menjelaskan bahwa bahasa adalah alat komunikasi untuk

Bab 5. Ringkasan. Sutedi (2003, hal.2), menjelaskan bahwa bahasa adalah alat komunikasi untuk Bab 5 Ringkasan Sutedi (2003, hal.2), menjelaskan bahwa bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan. Sedangkan Green (1972, hal.25), berpendapat bahwa bahasa

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut :

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut : 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori shuujoshi Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か ぜ ぞ さ わ よ ね disebut sebagai shuujoshi. Yang dimaksud dengan shuujoshi menurut gendai nihongo bunpo

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2009/2010 JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III TEAM PENYUSUN HERNIWATI, S.PD.M.HUM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Merupakan karya ilmiah yang saya susun di bawah bimbingan bapak Jonnie Rasmada Hutabarat, M.A., selaku Pembimbing I dan bapak Dr. Ari Artadi selaku Pembimbing II, tidak

Lebih terperinci