PENGGEROMBOLAN DAN POSISI RELATIF KECAMATAN DI KABUPATEN PURWAKARTA TERHADAP BEBERAPA INDIKATOR PENDIDIKAN DAN KESEHATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGEROMBOLAN DAN POSISI RELATIF KECAMATAN DI KABUPATEN PURWAKARTA TERHADAP BEBERAPA INDIKATOR PENDIDIKAN DAN KESEHATAN"

Transkripsi

1 PENGGEROMBOLAN DAN POSISI RELATIF KECAMATAN DI KABUPATEN PURWAKARTA TERHADAP BEBERAPA INDIKATOR PENDIDIKAN DAN KESEHATAN ADITYA SUBUR PURWANA G DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

2 RINGKASAN ADITYA SUBUR PURWANA. Penggerombolan dan Posisi Relatif Kecamatan di Kabupaten Purwakarta terhadap beberapa Indikator Pendidikan dan Kesehatan. Dibawah bimbingan Bapak Farit Mochamad Afendi, S.Si, M.Si dan Bapak Dr.Ir.R. Waluyo Sakarsono, CES, DEA. Keberhasilan pembangunan dalam suatu daerah salah satunya ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dan kesehatan memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan antara lain bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Agar melalui upaya tersebut diharapkan bisa mencapai derajat pendidikan dan kesehatan masyarakat yang lebih baik. Di Kabupaten Purwakarta memerlukan penambahan guru SD dan SMP agar tercapai rasio yang efektif (1:23). Pada rasio sekolah yang besar memerlukan pembatasan jumlah siswa ataupun penambahan ruang kelas. AMH seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Purwakarta berada di atas standar yang ada (80%) dan hanya Kecamatan Purwakarta saja yang RLS-nya berada di atas 9 tahun. Perlu adanya sekolah (SD, SMP dan SMA) pada setiap Kecamatan di Kabupaten Purwakarta yang seimbang dengan jumlah siswa dan diimbangi dengan jumlah guru agar bisa meningkatkan APM, AMH dan RLS yang ada di Kabupaten Purwakarta sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas SDM yang ada di Kabupaten Purwakarta. Serta perlu adanya fasilitas, SDM kesehatan dan program pemerintah di setiap Kecamatan di Kabupaten Purwakarta sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan SDM yang ada di Kabupaten Purwakarta. Dari gerombol yang dihasilkan terungkap bahwa masih ada perbedaan dalam tingkat keberhasilan pembangunan khususnya dalam bidang pendidikan dan kesehatan di Kabupaten Purwakarta. Dari gerombol yang terbentuk berdasarkan beberapa indikator pendidikan dihasilkan tiga kecamatan yang tergolong baik, 13 kecamatan cukup baik dan satu kecamatan tergolong kurang baik. Sedangkan gerombol yang terbentuk berdasarkan beberapa indikator kesehatan dihasilkan satu kecamatan tergolong baik, satu kecamatan tergolong cukup baik dan 15 kecamatan tergolong kurang baik. Hasil analisis biplot berdasarkan beberapa indikator pendidikan dan kesehatan menunjukan ada beberapa Kecamatan yang mempunyai karakteristik yang sama dan mempunyai nilai besar maupun kecil pada peubah tertentu.

3 PENGGEROMBOLAN DAN POSISI RELATIF KECAMATAN DI KABUPATEN PURWAKARTA TERHADAP BEBERAPA INDIKATOR PENDIDIKAN DAN KESEHATAN Oleh : Aditya Subur Purwana G Skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

4 Judul Nama NRP : PENGGEROMBOLAN DAN POSISI RELATIF KECAMATAN DI KABUPATEN PURWAKARTA T E R H A D A P B E B E R A P A I N D I K A T O R PENDIDIKAN DAN KESEHATAN : Aditya Subur Purwana : G Menyetujui : Pembimbing I, Pembimbing II, Farit Mochamad Afendi, S.Si, M.Si NIP Dr.Ir.R. Waluyo Sakarsono, CES, DEA NIP Mengetahui : Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS NIP Tanggal Lulus :

5 dari alis matamu terbentuk garis guratan kokoh jiwa Angin yang deras menghempas tak kau hiraukan Batinmu kuat bertahan Meskipun raga semakin rapuh Tak pernah risau Selalu tersimpul senyum Sepantasnyalah kujadikan suri potret perjuangan Oh ibu... ^âñxüáxåut{~tç hçàâ~ \uâçwt 9 ^t~t~@~t~t~ ~t~t~@^â gxüv Çàt

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Purwakarta pada tanggal 23 Desember 1984 sebagai anak ke empat dari empat bersaudara pasangan Bapak OMIN, B.A (Alm) dan R. Eni Nuraeni. Pada tahun 1997 Penulis menyelesaikan Pendidikan Dasar di SDN Tegal Munjul III Purwakarta. Kemudian dilanjutkan di SMPN 1 Purwakarta hingga tahun Pada tahun 2003 Penulis menyelesaikan Pendidikan Menengah Atas di SMAN 2 Purwakarta dan pada tahun yang sama diterima di Departeman Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk IPB ( USMI ). Selama menjadi mahasiswa, Penulis aktif di organisasi kemahasiswaan, yaitu himpunan profesi Gama Sigma Beta sebagai staf Departemen Keilmuan periode 2003/2004 dan 2004/2005, Perhimpunan Mahasiswa Purwakarta cabang Bogor sebagai ketua umum cabang tahun 2005/2006 dan Pengurus Besar Perhimpunan Mahasiswa Purwakarta sebagai ketua IV (bidang Sosial dan Kemasyarakatan) tahun 2005/2007. Penulis pernah menjadi tim surveyor Departemen Dalam Negeri pada tahun 2006 dan Petugas Supervisor Pelaporan Quick Count Pilkada DKI Jakarta pada tahun Praktik lapang dilakukan Penulis di Badan Perencanaan Daerah Provinsi Jawa Barat pada bulan Februari-Mei Penulis sampai saat ini magang di PT. Danareksa Sekuritas debt riset (Fixed Income Research) serta Penulis pernah menjadi juara IV kompetisi Statistika antar mahasiswa se-indonesia dalam rangkaian acara Statistika Ria pada tahun 2006.

7 PRAKATA Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman. Terima kasih Penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini, terutama kepada : Bapak Farit Mochamad Afendi, S.Si, M.Si dan Bapak Dr.Ir.R. Waluyo Sakarsono, CES, DEA terima kasih atas segala bimbingan, saran dan kritik sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Bapak (Alm), Mamah, Aa, teteh dan keponakan yang aku sayangi atas do a, materi, semangat dan kasih sayang yang tak pernah berhenti mengalir buat Penulis. Segenap staf pengajar Departemen Statistika FMIPA IPB terima kasih atas pengajaran yang diberikan sehingga Penulis dapat menyelesaikan studi dan karya ilmiah ini. Seluruh staf pegawai Departemen Statistika FMIPA IPB : Bu Sulis, Bu Marqonah, Bu Dedeh, Pa Ian, Bang Sudin, Mang Dur, Mang Herman dan Bu Aat yang selalu setia mendampingi dan membantu segala keperluan yang menyangkut penyelesaian karya ilmiah ini. Kang Deni, Misbah, Edo, Arief dan Rara terima kasih bantuannya. Anggoro, Rani, Vina, Adiest, Yuni, Mami, Mey, ArieD, ArieL, Yudi, Rio, Ipunk, Daus, Bayu, Agus kokom, Rosit dan rekan-rekan sahabat Statistika 40 yang tidak bisa Penulis sebutkan satu per satu dan Tim pembahas seminar-ku. Adik-adik Statistika angkatan 41 Zul, Ratih Nurmasari, Renita dan yang tidak bisa Penulis sebutkan satu per satu serta adik-adik Statistika angkatan 42 semangat ya. Teman-teman kostan Batosai, Kang Deni, Agus, Christ Jono, Bos Andre, Bos Iwan, Greg dan Kang Misbah. Bapak Ir. H. Gatot Sriyono, drh. Yosi Irianto dan Drs. Endang Koswara, M.Si terima kasih atas bimbingannya. Semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada Penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, masih banyak kekurangan dalam karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat. Bogor, September 2007 Aditya Subur Purwana

8 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 1 TINJAUAN PUSTAKA Indikator... 1 Pendidikan... 2 Kesehatan... 2 Indikator Pendidikan... 2 Indikator Kesehatan... 2 Analisis Gerombol... 2 Analisis Biplot... 3 BAHAN DAN METODE Bahan... 4 Metode... 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Pendidikan Di Kabupaten Purwakarta... 6 Penggerombolan Kecamatan Di Kabupaten Purwakarta Berdasarkan Beberapa Indikator Pendidikan... 7 Hasil Analisis Biplot Berdasarkan Beberapa Indikator Pendidikan... 9 Deskripsi Kesehatan Di Kabupaten Purwakarta Penggerombolan Kecamatan Di Kabupaten Purwakarta Berdasarkan Beberapa Indikator Kesehatan Hasil Analisis Biplot Berdasarkan Beberapa Indikator Kesehatan SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 14

9 DAFTAR TABEL Halaman 1. Daftar Objek Pengamatan Daftar Indikator Pendidikan dan Kodenya Daftar Indikator Kesehatan dan Kodenya Daftar anggota masing-masing gerombol berdasarkan beberapa indikator pendidikan Daftar anggota masing-masing gerombol berdasarkan beberapa indikator kesehatan vi

10 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Indikator Pendidikan di Kabupaten Purwakarta Boxplot Indikator Pendidikan di Kabupaten Purwakarta Nilai Korelasi antar peubah Indikator Pendidikan Dendogram hasil penggerombolan kecamatan di Kabupaten Purwakarta berdasarkan beberapa indikator Pendidikan Nilai rata-rata peubah dan kategori di setiap gerombol Kriteria untuk setiap kategori Peta Kabupaten Purwakarta Hasil Penggerombolan berdasarkan beberapa Indikator Pendidikan Hasil Analisis Biplot berdasarkan beberapa Indikator Pendidikan Indikator Kesehatan di Kabupaten Purwakarta Boxplot Indikator Kesehatan di Kabupaten Purwakarta Boxplot dan Tabel Jumlah Penduduk di Kabupaten Purwakarta Nilai Korelasi antar peubah Indikator Kesehatan Dendogram hasil penggerombolan kecamatan di Kabupaten Purwakarta berdasarkan beberapa indikator Kesehatan Nilai rata-rata peubah dan kategori di setiap gerombol Kriteria untuk setiap kategori Peta Kabupaten Purwakarta Hasil Penggerombolan berdasarkan beberapa Indikator Kesehatan Hasil Analisis Biplot berdasarkan beberapa Indikator Kesehatan vii

11 PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Purwakarta memiliki posisi yang strategis karena terletak diantara perlintasan yang sangat strategis yaitu jalur Bandung-Purwakarta, Jakarta-Purwakarta dan Cirebon-Purwakarta. Selain itu didukung juga dengan adanya jalan tol Bandung-Cikampek dan Jakarta-Cikampek yang berujung di wilayah Kabupaten Purwakarta. Sehingga posisi ini menjadikan Kabupaten Purwakarta potensial dalam berbegai sektor pembangunan, yang tentu saja hal ini harus didukung dengan adanya SDM yang ada di Kabupaten Purwakarta (Purwakarta, 2007). Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Purwakarta periode sekarang ( ) memiliki visi dan misi pembangunan dengan landasan pembangunan (Basic Core) yang terdiri dari tiga parameter, yaitu Pendidikan, Kesehatan dan Agama. Keberhasilan pembangunan, sekarang ini lebih ditekankan kepada keberhasilan pembangunan manusia yang diimplementasikan ke dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (Menkokesra, 2007). IPM ini terdiri dari tiga parameter, yaitu Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi. Penelitian ini ingin mengetahui pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemda Kabupaten Purwakarta berdasarkan parameter Basic Core dan IPM (Pendidikan dan Kesehatan) selama masa periode Dewasa ini pendidikan dan kesehatan masyarakat merupakan syarat dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dimana pendidikan dan kesehatan merupakan bagian dari parameter yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan manusia. Tingkat partisipasi sekolah yang menunjukan minat dan kemampuan masyarakat dalam proses belajar, serta tingkat/derajat kesehatan masyarakat tentu harus diimbangi dengan penyediaan sarana dan prasarana yang ada (BPS 2006). Pendidikan dan kesehatan merupakan variabel yang sangat penting dalam pembangunan dan keberlangsungan generasi penerus suatu daerah, namun dengan kompleksnya permasalahan pendidikan dan kesehatan maka diperlukan langkah-langkah yang lebih terarah dalam menyusun rencana penetapan pola pendidikan dan kesehatan berdasarkan daerah dan pola kehidupan masyarakat di daerah tersebut. Pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan antara lain bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Agar melalui upaya tersebut diharapkan bisa mencapai derajat pendidikan dan kesehatan masyarakat yang lebih baik. Perbedaan kemampuan masyarakat di setiap daerah menjadikan pemerintah agar dapat mengidentifikasi permasalahan pendidikan dan kesehatan dengan tepat dan dapat memberikan solusi yang sesuai dengan kebutuhan daerahnya. Metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan dan karakteristik daerah adalah analisis gerombol dan analisis biplot. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menggambarkan kondisi pendidikan dan kesehatan di Kabupaten Purwakarta. 2. Penggerombolan Kecamatan di Kabupaten Purwakarta berdasarkan beberapa indikator pendidikan dan kesehatan. 3. Melihat posisi relatif Kecamatan- Kecamatan di Kabupaten Purwakarta terhadap indikator pendidikan dan kesehatan. 4. Mengevaluasi Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta berdasarkan basic core pembangunan dari tahun Memberikan saran kepada Pemda Kabupaten Purwakarta terkait hasil analisis yang digunakan. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi Pemerintah Daerah, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan dan Dewan Pendidikan Kabupaten Purwakarta untuk meningkatkan kualitas Pendidikan dan Kesehatan yang ada di Kabupaten Purwakarta. TINJAUAN PUSTAKA Indikator Indikator adalah petunjuk yang memberikan indikasi tentang suatu keadaan dan merupakan refleksi dari keadaan tersebut Dengan kata lain, indikator merupakan variabel penolong dalam mengukur suatu keadaan yang nilainya tidak bisa diukur secara langsung (BPS 2006). 1

12 Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (wikipedia, 2007). Kesehatan Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (wikipedia, 2007). Indikator Pendidikan Indikator pendidikan yang digunakan untuk mengindikasikan kualitas pendidikan yaitu : 1. Rasio siswa-guru menunjukan jumlah siswa yang berada di bawah pengawasan seorang guru. Jika rasio siswa-guru kecil berarti harus ada pendistribusian guru dan jika besar berarti harus ada penambahan jumlah guru agar rasio siswa-guru menjadi seimbang. 2. Rasio siswa-sekolah menunjukan jumlah siswa dalam satu sekolah. Jika rasio ini besar maka harus ada penambahan jumlah ruang kelas atau pembatasan jumlah siswa. 3. Angka partisipasi murni adalah persentase penduduk usia sekolah yang bersekolah dalam suatu jenjang pendidikan terhadap penduduk usia normal pada jenjang tersebut. 4. Angka melek huruf adalah persentase penduduk usia 10 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis huruf latin. 5. Rata-rata lama sekolah yaitu rata-rata tingkat pendidikan yang dicapai oleh penduduk usia 10 tahun keatas (dalam hitungan tahun). Indikator Kesehatan Indikator kesehatan yang digunakan untuk mengindikasikan kualitas kesehatan yaitu : 1. Rasio RSU yaitu banyaknya rumah sakit umum yang ada di Kecamatan baik swasta maupun milik Pemerintah setelah dirasiokan terhadap jumlah penduduk. 2. Rasio Rumah Bersalin yaitu banyaknya rumah bersalin yang ada di Kecamatan setelah dirasiokan terhadap jumlah penduduk. 3. Rasio Puskesmas yaitu banyaknya sub bagian dari pelayanan kesehatan yang melayani keluhan kesehatan di daerah pedesaan, tempat kontrol dari sistem kesehatan masyarakat dilingkungannya setelah dirasiokan terhadap jumlah penduduk. 4. Rasio Apotek yaitu banyaknya tempat yang menjual obat-obatan untuk keperluan masyarakat disekitarnya setelah dirasiokan terhadap jumlah penduduk. 5. Rasio Dokter yaitu banyaknya tenaga medis ahli yang menangani berbagai keluhan kesehatan masyarakat setelah dirasiokan terhadap jumlah penduduk. 6. Rasio Perawat yaitu banyaknya tenaga bantu dalam melayani kesehatan di RSU, Puskesmas dan lainnya setelah dirasiokan terhadap jumlah penduduk. 7. Rasio Bidan yaitu banyaknya tenaga ahli penolong persalinan dan keluhan kesehatan lainnya setelah dirasiokan terhadap jumlah penduduk. 8. Rasio Kematian bayi yaitu banyaknya kematian bayi yang ada di Kecamatan setelah dirasiokan terhadap jumlah penduduk. 9. Rasio Balita gizi buruk yaitu banyaknya balita gizi buruk yang ada di Kecamatan setelah dirasiokan terhadap jumlah penduduk. Analisis Gerombol Analisis gerombol merupakan suatu metode peubah ganda untuk mengelompokan n objek pengamatan ke dalam m gerombol (m n) berdasarkan karakteristik-karakteristiknya (Johnson & Winchern, 2002). Tujuan dari penggerombolan ini untuk menemukan gerombol alamiah dari sekumpulan unit pengamatan, dengan harapan keragaman antar unit pengamatan dalam gerombol lebih homogen (mirip) dibandingkan keragaman antar unit pengamatan yang berbeda gerombol (Jolliffe, 2002). Prinsip analisis gerombol didasarkan pada ukuran kemiripan atau ketakmiripan dari setiap individu (objek), yang dinyatakan dalam fungsi jarak (Johnson & Winchern, 2002). Salah satu ukuran jarak yang paling sering digunakan adalah ukuran jarak euclid yang didefinisikan sebagai berikut: p dij = k = 1 ( X X ) ik jk (1) 2

13 dengan : d ij = jarak antara objek ke-i dan objek ke-j X ik = nilai objek ke-i pada peubah ke-k X jk = nilai objek ke-j pada peubah ke-k p = banyaknya peubah yang diamati. Kemiripan antara dua unit pengamatan semakin dekat jika d ij semakin kecil. Jika satuan pengukuran data tidak sama, maka perlu dilakukan transformasi data awal ke bentuk baku (Z) sebelum jarak antar objek dihitung (Jolliffe, 2002). Pembakuan tersebut berguna untuk mengurangi keragaman akibat perbedaan satuan pengukuran. Jika terjadi korelasi antar peubah yang diamati, maka dapat dilakukan transformasi terhadap data awal dengan melakukan Analisis Komponen Utama (AKU) (Jolliffe, 2002). Akan tetapi, menurut Jolliffe (2002) jarak euclid antara dua pengamatan dengan atau tanpa transformasi komponen utama akan sama bila seluruh komponen utama digunakan. Selain itu, penelitian ini tidak bertujuan untuk mereduksi peubah dan komponen utama ada kalanya sulit diinterpretasikan (Sartono, 2003) sehingga AKU tidak digunakan dalam penelitian ini. Cara lain yang dapat ditempuh jika terdapat korelasi antar peubah adalah menggunakan ukuran jarak mahalanobis sebagai ukuran kedekatan, yaitu: d ' 1 ( x y) = ( x y ) S ( x y ),...(2) i i di mana S adalah matriks ragam peragam contoh. Namun tanpa pengetahuan awal dari gerombol yang ada maka nilai S tidak dapat ditentukan (Johnson & Wichern, 2002). Karena itulah maka penggunaan jarak euclid lebih disukai dalam analisis gerombol (Johnson & Wichern, 2002). Menurut Johnson & Winchern (2002) ada dua metode penggerombolan, yaitu: 1. Metode gerombol berhirarki Metode gerombol berhirarki digunakan bila banyaknya gerombol yang akan dibentuk tidak diketahui sebelumnya dan banyaknya amatan tidak besar. 2. Metode gerombol tak-berhirarki. Metode gerombol tak-berhirarki umumnya digunakan bila banyaknya gerombol yang akan dibentuk telah ditentukan jumlahnya dan banyaknya amatan relatif besar. Dalam metode gerombol berhirarki terdapat beberapa metode perbaikan jarak yang dapat digunakan, antara lain metode pautan tunggal, metode pautan lengkap dan metode pautan rataan (Johnson & Winchern, 2002). i i Metode pautan rataan bertujuan meminimumkan rataan jarak semua pasangan pengamatan dari dua gerombol yang digabungkan, cenderung membuat gerombol dengan ragam yang kecil (Saidah, 2002). Hasil dari metode gerombol dapat digambarkan dalam bentuk diagram pohon yang disebut dendogram (Johnson & Winchern, 2002). Jumlah gerombol yang dihasilkan didapat dari pemotongan dendogram pada saat terjadi lompatan terjauh antar jarak pengabungan atau jarak yang dianggap menghasilkan gerombol yang lebih bermakna. Analisis Biplot Biplot merupakan grafik yang merepresentasikan informasi dari data matriks berukuran nxp, dimana n menunjukan jumlah contoh (pengamatan) dan p menunjukan jumlah peubah (Johnson & Winchern, 2002). Metode ini tergolong dalam analisis eksplorasi peubah ganda yang ditunjukan untuk menyajikan data peubah ganda dalam peta dua dimensi, sehingga perilaku data mudah dilihat dan diinterpretasikan. Biplot adalah teknik statistika deskriptif yang dapat menyajikan secara simultan n obyek pengamatan terhadap p peubah dalam ruang dua dimensi, sehingga ciri-ciri peubah dan obyek pengamatan serta posisi relatif antar obyek pengamatan dengan peubah dapat dianalisis (Jolliffe, 2002). Informasi dan interpretasi yang diperoleh dari biplot (Sartono, 2003): 1. Hubungan (korelasi) antar peubah Biplot akan menggambarkan peubah sebagai garis berarah. Dua peubah yang memiliki korelasi positif tinggi akan digambarkan sebagai dua buah garis dengan arah yang sama atau membentuk sudut sempit (< 90 0 ), sedangkan dua peubah yang memiliki korelasi negatif tinggi akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan arah yang berlawanan atau membentuk sudut tumpul (> 90 0 ). Hal ini berkaitan dengan nilai kosinus dari sudut yang dibentuk oleh kedua peubah (Sumertajaya, Bambang S dan Heriyanto, 1997). 2. Keragaman peubah Peubah dengan keragaman kecil digambarkan sebagai vektor yang pendek sedangkan peubah yang ragamnya besar digambarkan sebagai vektor yang panjang. 3. Kedekatan antar obyek Dua obyek dengan karakteristik yang sama akan digambarkan sebagai dua titik yang posisinya berdekatan. 3

14 4. Nilai peubah pada suatu obyek. Karakteristik suatu obyek bisa disimpulkan dari posisi relatifnya yang paling dekat dengan suatu peubah. Analisis Biplot terhadap segugus data diperoleh dari penguraian nilai singular (PNS) (Jolliffe, 2002). Misalkan suatu matriks data X berukuran n pengamatan dan p peubah yang dikoreksi terhadap nilai rata-ratanya dan berpangkat r, dapat dituliskan menjadi: X = U L A...(3) Dengan matriks U dan A masing-masing berukuran (nxr) dan (pxr) sehingga U U=A A=I r (matriks identitas berdimensi r). Sedangkan L adalah matriks diagonal berukuran (rxr) dengan unsur-unsur diagonalnya adalah akar kuadrat dari akar ciri X X dengan λ 1 λ... 2 λ r. Unsurunsur diagonal matriks L ini disebut nilai singular dari matriks X. Kolom-kolom matriks A adalah vektor ciri dari X X yang berpadanan dengan akar ciri λ. Dengan penjabaran persamaan (3) menjadi: X = U L α L 1-α A. (4) untuk 0 α 1. Misalkan G=U L α serta H =L 1-α A. Hal ini berarti unsur ke-(i,j) matriks X dapat dituliskan sebagai berikut: X ij = g i h j (5) i = 1,2,3,...,n j = 1,2,3,...,p dengan g i dan h j masing-masing merupakan baris-baris matriks G dan H (Sumertajaya, Bambang S dan Heriyanto, 1997). Nilai α yang digunakan dapat merupakan nilai sembarang (0 α 1), tetapi pengambilan nilai-nilai ekstrem α=0 dan α=1 akan berguna dalam interpretasi biplot (Jolliffe, 2002). Jika α=0, maka G=U dan H =LA atau H=AL, sehingga diperoleh: X X = (GH ) (GH ) = HG GH = HU UH = HH...(6) (Jolliffe, 2002). Jarak euclid antara objek pengamatan ke-h dan ke-i dalam biplot akan sebanding dengan jarak mahalanobis antara pengamatan ke-h dan ke-i. Karena X X=HH maka h k h k menggambarkan keragaman peubah ke-k (Sumertajaya, Bambang S dan Heriyanto, 1997). Karena itu korelasi antara peubah ke-j dan ke-k ditunjukan oleh nilai kosinus antara vektor h j dan h k (Sumertajaya, Bambang S dan Heriyanto, 1997). Pada α=0 menerangkan pereduksian dimensi yang mempertahankan keragaman. Jika α=1, maka G=UL dan H =A atau H=A sehingga diperoleh: XX = (GH )(GH ) = GH HG = GA AG = GG...(7) (Sumertajaya, Bambang S dan Heriyanto, 1997). Pada α=1 menerangkan jarak antar objek pengamatan. Biplot merupakan upaya membuat gambar di ruang berdimensi banyak menjadi gambar di ruang berdimensi dua. Pereduksian dimensi ini mempunyai konsekuensi berkurangnya informasi yang terkandung dalam biplot. Biplot yang mampu memberikan informasi sebesar 70% dari seluruh informasi dianggap cukup mewakili dari karakteristik populasi yang ada (Sartono, 2003). Besarnya keragaman yang diterangkan oleh biplot didefinisikan sebagai: ρ 2 = (λ 1 +λ 2 )/Σ p i=1 λ i..(8) keterangan: λ 1 = Akar ciri terbesar pertama λ 2 = Akar ciri terbesar kedua λ i = Akar ciri terbesar ke-i dari X X i = 1, 2,, p. Jika ρ 2 semakin mendekati nilai satu berarti biplot yang diperoleh akan memberikan penyajian yang semakin baik mengenai informasi-informasi yang terdapat pada data yang sebenarnya (Sumertajaya, Bambang S dan Heriyanto). BAHAN DAN METODE Bahan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tahun 2005 yang didapatkan dari BPS dan BAPPEDA Kabupaten Purwakarta. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua Kecamatan di Kabupaten Purwakarta. Daftar objek pengamatan dapat dilihat pada Tabel 1. 4

15 Tabel 1 Daftar Objek Pengamatan No. Kecamatan 1 Jatiluhur 2 Sukasari 3 Maniis 4 Tegalwaru 5 Plered 6 Sukatani 7 Darangdan 8 Bojong 9 Wanayasa 10 Kiarapedes 11 Pasawahan 12 Pondoksalam 13 Purwakarta 14 Babakancikao 15 Campaka 16 Cibatu 17 Bungursari Indikator pendidikan yang digunakan sebagai dasar pengelompokan beserta kodenya dapat dilihat pada Tabel 2. Pemilihan indikator pendidikan ini berdasarkan kemudahan mendapat data, indikator yang telah ditetapkan Depdiknas dan indikator yang telah ditetapkan BPS ( indikator input X 1 -X 6, proses X 7 -X 9 dan output X 10 -X 11 ). Tabel 2 Daftar Indikator Pendidikan dan Kodenya Kode Indikator Pendidikan X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 10 X 11 Rasio Guru SD Rasio SD Rasio Guru SMP Rasio SMP Rasio Guru SMA Rasio SMA Angka Partisipasi Murni SD Angka Partisipasi Murni SMP Angka Partisipasi Murni SMA Angka Melek Huruf Rata-rata Lama Sekolah Indikator yang digunakan dalam bidang kesehatan adalah data yang dirasiokan terhadap jumlah penduduk masing-masing Kecamatan, sehingga dapat melihat kelayakan fasilitas dan SDM kesehatan terhadap jumlah penduduk. Indikator kesehatan yang digunakan sebagai dasar pengelompokan beserta kodenya dapat dilihat pada Tabel 3. Pemilihan indikator kesehatan ini berdasarkan kemudahan mendapat data dan indikator yang telah ditetapkan BPS ( indikator input X 1 - X 7 dan output X 8 - X 9 ). Tabel 3 Daftar Indikator Kesehatan dan Kodenya Kode Indikator Kesehatan X 1 Rasio RSU X 2 Rasio Rumah Bersalin X 3 Rasio Puskesmas X 4 Rasio Apotek X 5 Rasio Dokter X 6 Rasio Perawat X 7 Rasio Bidan X 8 Rasio Kematian Bayi Rasio Balita Gizi Buruk X 9 Indikator kesehatan tersebut dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok fasilitas (X 1 - X 4 ), SDM kesehatan (X 5 -X 7 ) dan kelompok kasus (X 8 -X 9 ). Metode Tahapan metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pada tahap awal dilakukan pendeskripsian indikator-indikator pendidikan dan kesehatan yang digunakan untuk melihat gambaran umum kondisi pendidikan dan kesehatan yang dihadapi oleh Kabupaten Purwakarta. Selanjutnya dilakukan analisis gerombol, metode yang digunakan adalah metode analisis gerombol berhirarki karena jumlah amatan atau objek yang digunakan relatif kecil (Johnson & Winchern, 2002). Jarak yang digunakan menggunakan jarak euclid (Jolliffe, 2002) dan metode memperbaiki matriks jaraknya adalah metode pautan rataan karena cenderung membuat gerombol dengan ragam yang kecil (Saidah, 2002). Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis biplot untuk mengetahui posisi relatif Kecamatan terhadap peubah yang digunakan. Untuk mengetahui kategori dari tiap gerombol yang terbentuk dilihat berdasarkan nilai rata-rata tiap peubah pada masing-masing gerombol. Pengkategoriannya adalah sebagai berikut: Kategori tinggi (T) jika nilai rata-rata peubah ke-j pada gerombol berada diatas nilai ( x j + s j ). 5

16 Kategori sedang (S) jika nilai rata-rata peubah ke-j pada gerombol berada diantara nilai ( x j - s j ) dan ( x j + s j ). Kategori rendah (R) jika nilai rata-rata peubah ke-j pada gerombol berada dibawah nilai ( x j - s j ). dimana s x j dan j adalah masing-masing rataan dan simpangan baku dari peubah ke-j. Tahapan pembentukan biplot adalah sebagai berikut: 1) persiapan gugus data yang digunakan (data berukuran nxp). 2) pembentukan matriks data X (gugus data yang dikoreksi terhadap rataan masingmasing peubah). 3) perhitungan akar ciri dan vektor ciri dari matriks X X 4) penjabaran matriks X menjadi X = U L A 5) perhitungan matriks U, L dan A 6) penjabaran matriks X pada langkah 4 menjadi: X = U L α L 1-α A 7) pemisalan G=U L α dan H =L 1-α A 8) perhitungan matriks G dan H, dengan menggunakan α=0 dan α=1. 9) ambil 2 kolom pertama dari matriks G sebagai koordinat objek pengamatan dan 2 baris pertama matriks H sebagai koordinat peubah pada hasil perhitungan dengan menggunakan α=0, karena biplot lebih menekankan pada posisi relatif objek atau pengamatan terhadap peubah dan dapat mempertahankan keragaman data. 10) menghitung keragaman yang dapat diterangkan oleh biplot. Semua tahapan metode yang digunakan dalam penelitian ini dianalisis menggunakan software Microsoft Excell 2003, MINITAB 14 dan SAS 9.1. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Pendidikan Di Kabupaten Purwakarta Pada tahap awal dilakukan analisis deskriptif untuk mengetahui gambaran umum dari pendidikan di Kabupaten Purwakarta, dengan cara membuat tabel dan diagram kotak garis untuk tiap indikator pendidikan yang digunakan sehingga memudahkan dalam interpretasinya. Gambaran umum kondisi pendidikan di Kabupaten Purwakarta yaitu pencapaian angka melek huruf penduduk di Kecamatan Tegalwaru paling kecil yaitu sebesar 91.54%, jauh tertinggal dibandingkan penduduk di Kecamatan Purwakarta yang mencapai 99.49%. Simpangan baku angka melek huruf cukup kecil yaitu sebesar 2.05 hal ini menunjukan angka melek huruf tiap Kecamatan tidak berbeda jauh. Berdasarkan standar AMH (80%) (nakertrans, 2007), Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Purwakarta sudah berada diatas nilai standar yang ada. Pada peubah rata-rata lama sekolah (RLS), Kecamatan Maniis menempati urutan paling rendah yaitu sebesar 5.89 tahun jauh tertinggal dibandingkan Kecamatan Purwakarta yang mempunyai RLS paling tinggi yaitu tahun. Simpangan baku RLS cukup kecil yaitu sebesar 1.16 hal ini berarti RLS antar Kecamatan tidak terlalu jauh bebeda, tetapi secara umum bahwa RLS antar Kecamatan di Kabupaten Purwakarta masih rendah, hanya Kecamatan Purwakarta saja yang RLS-nya diatas 9 tahun (lampiran 1). Secara rata-rata, deskriptif dari masingmasing tingkatan sekolah adalah sebagai berikut: rasio guru SD adalah sebesar 35 dan rasio SD sebesar 217. Rasio guru SMP adalah sebesar 25 dan rasio SMP sebesar 575. Rasio guru SMA dan rasio SMA secara berturut-turut adalah sebesar 12 dan 327. Angka partisipasi murni SD, SMP dan SMA secara berturut-turut adalah sebesar 96.72%, 46.45% dan 24.53%. AMH dan RLS adalah 95.77% dan 7.33 tahun (lampiran 1). Berdasarkan standar rasio guru terhadap siswa yang ada yaitu 1:23 (duniaesai, 2007), rasio guru SD di Kabupaten Purwakarta cukup besar (1:35) hal ini berarti seorang guru mengasuh banyak sekali siswa sehingga memerlukan penambahan guru SD agar proses belajar menjadi lebih efektif (1:23). Pada beberapa Kecamatan yang mempunyai rasio guru SD kecil memerlukan pendistribusian guru SD yang sebanding dengan jumlah siswa yang diasuhnya, sedangkan pada Kecamatan yang mempunyai rasio guru SD besar memerlukan penambahan guru SD agar rasio ini menjadi seimbang. Rasio guru SMP di Kabupaten Purwakarta cukup efektif tetapi jika berdasarkan standar yang ada yaitu 1:23 (duniaesai, 2007), rasio guru SMP di Kabupaten Purwakarta belum efektif sehingga diperlukan penambahan guru SMP. Pada Kecamatan yang mempunyai rasio guru SMP besar diperlukan penambahan guru SMP agar rasio ini menjadi seimbang, sedangkan pada Kecamatan yang mempunyai rasio guru SMP kecil memerlukan pendistribusian guru SMP yang sebanding dengan jumlah siswa yang 6

17 diasuhnya. Proses penambahan guru pada tiap Kecamatan dapat dilakukan dari hasil pendistribusian guru ataupun merekrut guru baru. Rasio guru SMA dan rasio SMA masih kecil, hal ini mungkin diakibatkan sedikitnya penduduk usia sekolah SMA yang bersekolah. Hal ini juga dapat dilihat dari APM SMA yang kecil yaitu 24.53% yang menunjukan penduduk usia sekolah SMA masih banyak yang tidak bersekolah. APM SMP juga kecil yaitu sebesar 46.45%. Hal ini menunjukan bahwa penduduk usia sekolah SMP di Kabupaten Purwakarta masih banyak yang tidak bersekolah. Ini menunjukan bahwa penduduk Kabupaten Purwakarta sebagian besar bersekolah sampai tingkat SD, hal ini dapat dilihat juga dari RLS Kabupaten Purwakarta sebesar 7.33 tahun yang menunjukan penduduk Kabupaten Purwakarta bersekolah hanya sampai kelas 2 SMP (pendidikan terakhir SD) (lampiran 1). Berdasarkan simpangan baku masingmasing indikator, terlihat bahwa simpangan baku pada angka partisipasi murni menunjukan semakin tinggi jenjang pendidikan maka simpangan bakunya semakin besar, hal ini berarti semakin tinggi jenjang pendidikan keragaman angka partisipasi murni antar Kecamatan semakin besar. Pada rasio sekolah, simpangan baku semakin besar dengan semakin tingginya jenjang pendidikan, hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan, keragaman ketersediaan sekolah antar Kecamatan di Kabupaten Purwakarta semakin besar (lampiran 1). Pada diagram kotak garis (lampiran 2) memperlihatkan adanya pencilan pada beberapa peubah. Pencilan yang ada seluruhnya merupakan pencilan atas. Pada peubah rasio guru SD mempunyai pencilan besar di Kecamatan Bojong, hal ini menunjukan bahwa seorang guru mengasuh banyak sekali siswa sehingga hal ini menjadi tidak efektif dan harus dilakukan penambahan guru SD agar proses belajar menjadi efektif (1:23), sehingga kualitas pendidikan siswa semakin baik. Peubah APM SMA mempunyai pencilan besar di Kecamatan Babakancikao, hal ini berarti penduduk usia sekolah SMA di Kecamatan Babakancikao banyak yang bersekolah dan peubah RLS memiliki pencilan besar di Kecamatan Purwakarta yang menunjukan penduduk di Kecamatan Purwakarta memiliki jenjang pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Kecamatan lainnya. Perlu adanya sekolah (SD, SMP dan SMA) pada setiap Kecamatan di Kabupaten Purwakarta yang seimbang dengan jumlah siswa dan diimbangi dengan jumlah guru. Sehingga dapat meningkatkan derajat pendidikan yang pada akhirnya akan meningkatkan SDM yang ada di Kabupaten Purwakarta. Diharapkan agar pembangunan di Kabupaten Purwakarta khususnya dalam bidang pendidikan lebih merata sehingga semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan pendidikan secara mudah, murah, dan merata. Agar melalui upaya tersebut diharapkan bisa mencapai derajat pendidikan masyarakat yang lebih baik. Penggerombolan Kecamatan Di Kabupaten Purwakarta Berdasarkan Beberapa Indikator Pendidikan Penggerombolan Kecamatan di Kabupaten Purwakarta berdasarkan beberapa indikator pendidikan menggunakan metode penggerombolan berhirarki dengan menggunakan ukuran jarak euclid dan metode memperbaiki matriks jaraknya adalah metode pautan rataan. Lampiran 3 menunjukan nilai korelasi antar peubah yang digunakan. Matriks korelasi tersebut menunjukan adanya korelasi diantara beberapa peubah, yaitu: Peubah rasio guru SD (X 1 ) berkorelasi dengan APM SD (X 7 ) (0.548). Peubah rasio SMP (X 4 ) berkorelasi dengan angka partisipasi murni SMP (X 8 ) (0.628), AMH (X 10 ) (0.533) dan RLS (X 11 ) (0.609). Peubah rasio guru SMA (X 5 ) berkorelasi dengan rasio SMA (X 6 ) (0.881) dan APM SMA (X 9 ) (0.610). Peubah rasio SMA (X 6 ) berkorelasi dengan APM SMP (X 8 ) (0.555) dan APM SMA (X 9 ) (0.769). Peubah APM SD (X 7 ) berkorelasi negatif dengan RLS (X 11 ) (0.673). Peubah APM SMP (X 8 ) berkorelasi dengan AMH (X 10 ) (0.556) dan RLS (X 11 ) (0.596). Peubah AMH (X 10 ) berkorelasi dengan RLS (X 11 ) (0.828). Untuk mengatasi adanya korelasi antar peubah tersebut, bisa dilakukan transformasi sebelum melakukan analisis gerombol dan salah satu metode yang biasa dipakai adalah Analisis Komponen Utama (AKU) (Jolliffe, 2002). Namun pada penelitian ini transformasi AKU tidak digunakan, hal ini dikarenakan jarak euclid antar pengamatan dengan atau tanpa transformasi komponen utama akan sama bila semua komponen utama digunakan 7

18 (Jolliffe, 2002). Selain itu, penelitian ini tidak bertujuan untuk mereduksi peubah dan komponen utama ada kalanya sulit diinterpretasikan (Sartono, 2003). Berdasarkan analisis gerombol yang dilakukan, Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Purwakarta dapat dibagi ke dalam tiga gerombol. Pemotongan dendogram dilakukan secara subjektif berdasarkan kepentingan penelitian (lampiran 4). Tabel 4 Daftar anggota masing-masing gerombol Gerombol No. Kecamatan 1 Jatiluhur 2 Sukasari 3 Maniis 4 Tegalwaru 5 Plered 1 6 Sukatani 7 Darangdan 9 Wanayasa 10 Kiarapedes 12 Pondoksalam 15 Campaka 16 Cibatu 17 Bungursari 2 8 Bojong 11 Pasawahan 3 13 Purwakarta 14 Babakancikao Interpretasi masing-masing gerombol Interpretasi dari tiga gerombol yang terbentuk adalah sebagai berikut: Gerombol satu Gerombol satu terdiri dari 13 Kecamatan yaitu Kecamatan Jatiluhur, Sukasari, Maniis, Tegalwaru, Plered, Sukatani, Darangdan, Wanayasa, Kiarapedes, Pondoksalam, Campaka, Cibatu dan Kecamatan Bungursari. Gerombol satu mempunyai karakteristik yaitu semua peubah yang digunakan berada dalam kategori sedang dan jika dibandingkan dengan gerombol lain maka gerombol satu mempunyai nilai yang tidak jauh berbeda dengan rataan Kabupaten (lampiran 5). Ciri dari gerombol satu ini adalah mempunyai nilai rasio SMP, APM SMP dan AMH yang terkecil dibandingkan gerombol lainnya (lampiran 5). Kecilnya APM SMP dapat diakibatkan kurangnya sarana dan guru SMP (nakertrans, 2007) sehingga pada gerombol ini harus dilakukan penambahan sarana dan guru SMP. Sedangkan AMH yang kecil menunjukan bahwa masih banyak penduduk yang buta huruf dibandingkan dengan gerombol lainnya. Gerombol satu mempunyai tingkat keberhasilan pembangunan khususnya di bidang pendidikan cukup baik dibandingkan Kecamatan-Kecamatan lainnya yang terletak di Kabupaten Purwakarta. Gerombol dua Gerombol dua terdiri dari satu Kecamatan yaitu Kecamatan Bojong. Karakteristik dari gerombol ini yaitu untuk peubah rasio guru SD tergolong kategori tinggi dan nilainya sangat jauh dari rataan Kabupaten sehingga memerlukan penambahan guru SD agar proses belajar menjadi efektif. Peubah APM SD tergolong kategori tinggi berarti jumlah penduduk usia sekolah SD yang bersekolah lebih besar dari nilai gerombol lainnya dan rataan Kabupaten. Rasio guru SMA dan rasio SMA berada dikategori rendah. APM SMA berada dalam kategori sedang dan nilainya yang sangat kecil sekali dibandingkan dengan gerombol lainnya dan terhadap rataan Kabupaten, hal ini mungkin diakibatkan tidak adanya SMA di gerombol ini sehingga masyarakat enggan bersekolah ke luar Kecamatan karena jauhnya jarak dan peubah RLS berada dalam kategori sedang yang nilainya terkecil dibandingkan dengan gerombol lainnya. Sehingga pada gerombol ini memerlukan SMA (lampiran 5). Ciri gerombol ini yaitu mempunyai nilai rasio guru SD dan APM SD terbesar dibandingkan dengan gerombol lainnya, tidak adanya SMA, APM SMA dan RLS terendah (lampiran 5). Pada gerombol ini memerlukan penambahan guru SD sehingga rasio guru SD menjadi efektif. APM SMA yang kecil dapat diakibatkan kurangnya sarana dan guru SMA (nakertrans, 2007) sehingga pada gerombol ini harus dilakukan penambahan/pengadaan sarana dan guru SMA. Sedangkan RLS yang kecil menunjukan tingkat pendidikannya masih rendah. Gerombol ini mempunyai tingkat keberhasilan pembangunan khususnya di bidang pendidikan yang kurang baik dibandingkan Kecamatan-Kecamatan lainnya yang terletak di Kabupaten Purwakarta. Hal ini mungkin diakibatkan oleh jauhnya jarak Kecamatan Bojong terhadap pusat kota dan pemerintahan. 8

19 Gerombol tiga Gerombol tiga terdiri dari tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Pasawahan, Purwakarta dan Kecamatan Babakancikao. Nilai-nilai indikator pendidikan pada gerombol tiga yaitu sebagian besar berada dalam kategori sedang. Ada beberapa peubah yang berada dalam kategori tinggi yaitu peubah rasio SMA, APM SMP, APM SMA dan RLS yang menunjukan bahwa derajat pendidikannya lebih bagus dibandingkan dengan gerombol lainnya dan satu peubah dalam kategori rendah yaitu APM SD (lampiran 5). Rendahnya APM SD dapat diakibatkan kurangnya sarana dan guru SD (nakertrans, 2007) sehingga pada gerombol ini harus dilakukan penambahan sarana dan guru SD. Ciri dari gerombol tiga adalah rasio SMA yang sangat besar sehingga diperlukan pembatasan jumlah siswa ataupun penambahan ruang kelas SMA sehingga rasio SMA menjadi seimbang, APM SMP, APM SMA, AMH dan RLS terbesar dibandingkan dengan gerombol lainnya (lampiran 5). Gerombol tiga mempunyai tingkat keberhasilan pembangunan khususnya di bidang pendidikan yang baik dibandingkan Kecamatan-Kecamatan lainnya yang terletak di Kabupaten Purwakarta. Hal ini mungkin diakibatkan oleh letaknya yang dekat dengan pusat kota dan pemerintahan. Hasil Analisis Biplot Berdasarkan Beberapa Indikator Pendidikan Hasil analisis Biplot berdasarkan beberapa indikator pendidikan disajikan pada lampian 8. Keragaman data yang mampu diterangkan oleh biplot pendidikan di Kabupaten Purwakarta ini sebesar 97.8%. Keragaman dimensi 1 sebesar 64.3% dan keragaman dimensi 2 sebesar 33.5%. Hal ini menunjukan bahwa interpretasi biplot pendidikan di Kabupaten Purwakarta yang dihasilkan dinilai cukup baik (>70%) dan sudah cukup mewakili dari karakteristik populasi yang ada (Sartono, 2003). Tampilan biplot pada lampiran 8 memperlihatkan kedekatan antar Kecamatan dan posisi relatif Kecamatan dengan beberapa peubah, diantaranya: 1. Kecamatan Jatiluhur, Campaka, Plered, Bungursari, Purwakarta dan Pasawahan memiliki karakteristik yang sama yaitu mempunyai nilai peubah rasio SMP (X 4 ) yang besar karena posisinya berdekatan dan searah dengan peubah rasio SMP (X 4 ). Sehingga memerlukan pembatasan jumlah siswa SMP atau penambahan jumlah ruang kelas SMP. Sedangkan Kecamatan Sukasari dan Cibatu memiliki karakteristik yang sama pada nilai peubah rasio SMP (X 4 ) yang kecil karena posisinya berlawanan arah dengan peubah rasio SMP (X 4 ). 2. Kecamatan Babakancikao, Wanayasa dan Pasawahan memiliki karakteristik yang sama pada nilai peubah rasio SMA (X 6 ) yang besar karena posisinya berdekatan dan searah dengan peubah rasio SMA (X 6 ). Sehingga memerlukan pembatasan jumlah siswa SMA ataupun penambahan jumlah ruang kelas SMA. Sedangkan Kecamatan Bojong dan Kiarapedes memiliki karakteristik yang sama pada nilai peubah rasio SMA (X 6 ) yang kecil karena posisinya berlawanan arah dengan peubah rasio SMA (X 6 ). 3. Kecamatan Purwakarta dan Pasawahan memiliki karakteristik yang sama pada nilai peubah APM SMP (X 8 ) yang besar karena posisinya searah dengan peubah APM SMP (X 8 ). Hal ini menunjukan penduduk usia sekolah SMP pada Kecamatan Purwakarta dan Pasawahan banyak yang bersekolah. 4. Kecamatan Babakancikao memiliki nilai peubah APM SMA (X 9 ) yang besar karena posisinya searah dengan peubah APM SMA (X 9 ). Hal ini menunjukan penduduk usia sekolah SMA pada Kecamatan Babakancikao banyak yang bersekolah. 5. Kecamatan Bojong memiliki nilai peubah rasio guru SD (X 1 ) yang besar karena posisinya searah dengan peubah rasio guru SD (X 1 ). Sehingga memerlukan penambahan guru SD agar proses belajar menjadi efektif. Sedangkan Kecamatan-Kecamatan yang lain tidak mempunyai karakteristik tertentu, karena posisi peubah-peubah yang lain berkumpul pada titik pusat. Sudut dari masingmasing peubah menunjukan besarnya korelasi. Beberapa peubah yang berkorelasi tinggi diantaranya: Peubah rasio SMP (X 4 ) berkorelasi dengan angka partisipasi murni SMP (X 8 ). Peubah rasio SMA (X 6 ) berkorelasi dengan angka partisipasi murni SMA (X 9 ). Pada analisis biplot, peubah dengan keragaman kecil digambarkan sebagai vektor pendek sedangkan peubah yang ragamnya besar digambarkan sebagai vektor yang panjang, berarti peubah rasio SMA (X 6 ) mempunyai keragaman paling besar kemudian diikuti oleh peubah rasio SMP (X 4 ). Sementara peubah lainnya mempunyai keragaman yang 9

20 kecil. Ini terlihat dari posisi peubah-peubah tersebut yang mengumpul mendekati titik pusat. Peubah rasio SMA (X 6 ) dan peubah rasio SMP (X 4 ) mengindikasikan sangat bervariasinya peubah-peubah tersebut di setiap Kecamatan di Kabupaten Purwakarta. Deskripsi Kesehatan Di Kabupaten Purwakarta Pada tahap awal dilakukan analisis deskriptif untuk mengetahui gambaran umum dari bidang kesehatan di Kabupaten Purwakarta, dengan cara membuat tabel dan diagram kotak garis untuk tiap indikator pendidikan yang digunakan, sehingga memudahkan dalam interpretasinya. Data yang digunakan dalam bidang kesehatan adalah jumlah fasilitas, SDM kesehatan dan kasus yang telah dirasiokan terhadap jumlah penduduk masing-masing Kecamatan di Kabupaten Purwakarta sehingga dapat dilihat kelayakan fasilitas dan SDM kesehatan terhadap jumlah penduduk. Sebaran dari jumlah penduduk di Kabupaten Purwakarta dapat dilihat pada lampiran 11. Jumlah penduduk mempunyai nilai terbesar pada Kecamatan Purwakarta, yaitu sebesar orang dan terkecil ada pada Kecamatan sukasari sebesar orang. Simpangan baku jumlah penduduk cukup besar yaitu sebesar , hal ini mengidentifikasikan jumlah penduduk antar Kecamatan berbeda jauh. Gambaran umum kondisi kesehatan di Kabupaten Purwakarta secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 9. Terlihat bahwa rata-rata rasio fasilitas dan SDM kesehatan di Kabupaten Purwakarta masih sangat kecil sehingga memerlukan penambahan fasilitas dan SDM kesehatan. Di Kabupaten Purwakarta masih terdapat kasus kematian bayi dan kasus balita gizi buruk walaupun nilai rasionya kecil hal ini mungkin disebabkan kurangnya fasilitas dan SDM kesehatan ataupun program pemerintah, sehingga di Kabupaten Purwakarta diperlukan pengadaan/penambahan fasilitas, SDM kesehatan ataupun program pemerintah yang efektif agar rasio kematian bayi dan balita gizi buruk tidak ada, yang pada akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan SDM. Pada diagram kotak garis (lampiran 10) memperlihatkan adanya pencilan pada beberapa peubah. Pencilan yang ada seluruhnya merupakan pencilan atas. Pencilan yang ada adalah pencilan pada peubah rasio apotek, rasio dokter dan rasio perawat yaitu pada Kecamatan Purwakarta hal ini menunjukan Kecamatan Purwakarta menyediakan fasilitas dan SDM kesehatan yang lebih bagus dibandingkan Kecamatan lainnya berdasarkan data yang ada pada peubah yang diukur. Selain itu pada peubah rasio kematian bayi terdapat pencilan besar pada Kecamatan Kiarapedes dan Babakancikao hal ini menunjukan bahwa di Kecamatan tersebut derajat kesehatannya masih kurang. Ini mungkin diakibatkan kurangnya fasilitas dan SDM kesehatan ataupun program pemerintah, sehingga di Kecamatan tersebut diperlukan pengadaan/penambahan fasilitas, SDM kesehatan ataupun program pemerintah yang efektif agar rasio kematian bayi dan balita gizi buruk tidak ada. Perlu adanya fasilitas, SDM kesehatan dan program pemerintah di setiap Kecamatan di Kabupaten Purwakarta. Sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan yang pada akhirnya akan meningkatkan SDM yang ada di Kabupaten Purwakarta. Diharapkan agar pembangunan di Kabupaten Purwakarta khususnya dalam bidang kesehatan lebih merata sehingga semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah, dan merata. Agar melalui upaya tersebut diharapkan bisa mencapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Penggerombolan Kecamatan Di Kabupaten Purwakarta Berdasarkan Beberapa Indikator Kesehatan Penggerombolan Kecamatan di Kabupaten Purwakarta berdasarkan indikator kesehatan menggunakan metode penggerombolan berhirarki dengan menggunakan ukuran jarak euclid dan metode memperbaiki matriks jaraknya adalah metode pautan rataan. Lampiran 12 menunjukan nilai korelasi antar peubah yang digunakan. Matriks korelasi tersebut menunjukan adanya korelasi diantara beberapa peubah, yaitu: peubah rasio rumah bersalin (X 2 ) berkorelasi dengan rasio apotek (X 4 ) (0.634), rasio perawat (X 6 ) (0.576) dan rasio bidan (X 7 ) (-0.591). peubah rsio puskesmas (X 3 ) berkorelasi dengan rasio apotek (X 4 ) (-0.606). peubah rasio apotek (X 4 ) berkorelasi dengan rasio dokter (X 5 ) (0.755) dan rasio perawat (X 6 ) (0.877). peubah rasio dokter (X 5 ) berkorelasi dengan rasio perawat (X 6 ) (0.860) dan rasio balita gizi buruk (X 9 ) (-0.538). 10

21 Seperti pada penggerombolan berdasarkan beberapa indikator pendidikan, transformasi AKU tidak digunakan, hal ini dikarenakan jarak euclid antar pengamatan dengan atau tanpa transformasi komponen utama akan sama bila semua komponen utama digunakan (Jolliffe, 2002). Selain itu, penelitian ini tidak bertujuan untuk mereduksi peubah dan komponen utama ada kalanya sulit diinterpretasikan (Sartono, 2003). Berdasarkan analisis gerombol yang dilakukan, Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Purwakarta dapat dibagi ke dalam tiga gerombol. Pemotongan dendogram dilakukan secara subjektif berdasarkan kepentingan penelitian (lampiran 13). Tabel 5 Daftar anggota masing-masing gerombol Gerombol No. Kecamatan 1 Jatiluhur 2 Sukasari 3 Maniis 4 Tegalwaru 5 Plered 6 Sukatani 1 7 Darangdan 8 Bojong 9 Wanayasa 10 Kiarapedes 11 Pasawahan 12 Pondoksalam 14 Babakancikao 15 Campaka 16 Cibatu 2 13 Purwakarta 3 17 Bungursari Interpretasi masing-masing gerombol Interpretasi dari tiga gerombol yang terbentuk adalah sebagai berikut: Gerombol satu Gerombol satu terdiri dari 15 Kecamatan yaitu Kecamatan Jatiluhur, Sukasari, Maniis, Tegalwaru, Plered, Sukatani, Darangdan, Bojong, Wanayasa, Kiarapedes, Pasawahan, Pondoksalam, Babakancikao, Campaka dan Cibatu. Gerombol satu mempunyai karakteristik yaitu seluruh peubah rasio fasilitas kesehatan berada dalam kategori sedang, peubah rasio SDM kesehatan berada dalam kategori sedang kecuali rasio bidan berada dalam kategori tinggi. Sedangkan peubah rasio kematian bayi dan rasio gizi buruk berada dalam kategori sedang dan tinggi (lampiran 14). Ciri dari gerombol satu ini adalah tidak adanya RSU, nilai terkecil pada peubah rasio rumah bersalin, rasio apotek serta rasio perawat dibandingkan dengan gerombol lainnya dan nilai pada peubah rasio kematian bayi dan balita gizi buruk berada diatas rataan Kabupaten (lampiran 14). Ini mungkin diakibatkan kurangnya fasilitas dan SDM kesehatan ataupun program pemerintah. Gerombol satu mempunyai tingkat keberhasilan pembangunan khususnya di bidang kesehatan kurang baik dibandingkan Kecamatan-Kecamatan lainnya yang terletak di Kabupaten Purwakarta. Gerombol dua Gerombol dua terdiri dari satu Kecamatan yaitu Kecamatan Purwakarta. Karakteristik dari gerombol ini yaitu peubah rasio fasilitas kesehatan berada dalam kategori sedang, peubah rasio SDM manusia berada dalam kategori sedang kecuali rasio perawat berada dalam kategori tinggi. Sedangkan rasio kematian bayi dan balita gizi buruk berada dalam kategori sedang dan tinggi (lampiran 14). Ciri gerombol dua ini adalah nilai pada peubah rasio rumah bersalin, rasio apotek, rasio dokter dan rasio perawat terbesar dibandingkan gerombol lainnya. Sedangkan rasio kematian bayi lebih kecil dari rataan Kabupaten dan rasio balita gizi buruk terkecil dibandingkan gerombol lainnya (lampiran 14). Gerombol dua mempunyai tingkat keberhasilan pembangunan khususnya di bidang kesehatan yang baik dibandingkan Kecamatan-Kecamatan lainnya yang terletak di Kabupaten Purwakarta. Hal ini mungkin diakibatkan oleh posisi Kecamatan Purwakarta sebagai pusat kota dan pemerintahan. Gerombol tiga Gerombol tiga terdiri dari satu Kecamatan yaitu Kecamatan Bungursari. Nilai-nilai indikator fasilitas kesehatan pada gerombol tiga berada dalam kategori sedang, peubah rasio SDM kesehatan berada dalam kategori tinggi kecuali rasio dokter berada dalam kategori sedang. Sedangkan rasio kematian bayi dan balita gizi buruk berada dalam kategori sedang dan tinggi (lampiran 14). Ciri dari gerombol tiga adalah nilai peubah rasio RSU, rasio rumah bersalin dan rasio dokter lebih kecil dari nilai rataan Kabupaten. Sedangkan rasio kematian bayi terkecil 11

x j dan HASIL DAN PEMBAHASAN

x j dan HASIL DAN PEMBAHASAN Kategori sedang (S) ika nilai rata-rata peubah ke- pada gerombol berada diantara nilai ( x - s ) dan ( x + s ). Kategori rendah (R) ika nilai rata-rata peubah ke- pada gerombol berada dibawah nilai ( x

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator Pendidikan di Kabupaten Purwakarta

Lampiran 1. Indikator Pendidikan di Kabupaten Purwakarta LAMPIRAN 14 Lampiran 1. Indikator Pendidikan di Kabupaten Purwakarta No. Kecamatan X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 10 X 11 1 Jatiluhur 28.36 204.20 29.00 928.00 11.52 334.00 91.81 46.94 8.90 98.05

Lebih terperinci

INFORMASI YANG BISA DIAMBIL DARI BIPLOT

INFORMASI YANG BISA DIAMBIL DARI BIPLOT ANALISIS BIPLOT PENGANTAR Biplot diperkenalkan pertama kali oleh Gabriel (1971) sehingga sering disebut sebagai Gabriel s biplot. Metode ini tergolong dalam analisis eksplorasi peubah ganda yang ditujukan

Lebih terperinci

KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI. Oleh : SITI NURBAITI G

KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI. Oleh : SITI NURBAITI G KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI Oleh : SITI NURBAITI G14102022 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK SITI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram kotak garis

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram kotak garis TINJAUAN PUSTAKA Diagram Kotak Garis Metode diagram kotak garis atau boxplot merupakan salah satu teknik untuk memberikan gambaran tentang lokasi pemusatan data, rentangan penyebaran dan kemiringan pola

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 13 Peubah Ganda

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 13 Peubah Ganda STK511 Analisis Statistika Pertemuan 13 Peubah Ganda 13. Peubah Ganda: Pengantar Pengamatan Peubah Ganda Menggambarkan suatu objek tidak cukup menggunakan satu peubah saja Kasus pengamatan peubah ganda

Lebih terperinci

ANALISIS TERHADAP INDIKATOR INDIKATOR YANG MENCIRIKAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI INDONESIA WENNY INDRIYARTI PUTRI

ANALISIS TERHADAP INDIKATOR INDIKATOR YANG MENCIRIKAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI INDONESIA WENNY INDRIYARTI PUTRI ANALISIS TERHADAP INDIKATOR INDIKATOR YANG MENCIRIKAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI INDONESIA WENNY INDRIYARTI PUTRI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Didin Astriani P, Oki Dwipurwani, Dian Cahyawati (Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya)

Didin Astriani P, Oki Dwipurwani, Dian Cahyawati (Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya) (M.2) ANALISIS BIPLOT UNTUK MENGETAHUI KARAKTERISTIK PUTUS SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR PADA MASYARAKAT MISKIN ANTAR WILAYAH KECAMATAN DI KABUPATEN OGAN ILIR Didin Astriani P, Oki Dwipurwani, Dian Cahyawati

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol 3 TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol Analisis gerombol merupakan analisis statistika peubah ganda yang digunakan untuk menggerombolkan n buah obyek. Obyek-obyek tersebut mempunyai p buah peubah. Penggerombolannya

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM SISTEM MAYOR-MINOR PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA (S1) INSTITUT PERTANIAN BOGOR DICKY PRATAMA YENDRA

EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM SISTEM MAYOR-MINOR PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA (S1) INSTITUT PERTANIAN BOGOR DICKY PRATAMA YENDRA EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM SISTEM MAYOR-MINOR PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA (S1) INSTITUT PERTANIAN BOGOR DICKY PRATAMA YENDRA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN ROBUST BIPLOT PADA PEMETAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA TIMUR

PERBANDINGAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN ROBUST BIPLOT PADA PEMETAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA TIMUR Jur. Ris. & Apl. Mat. I (207), no., xx-xx Jurnal Riset dan Aplikasi Matematika e-issn: 258-054 URL: journal.unesa.ac.id/index.php/jram PERBANDINGAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN ROBUST BIPLOT PADA PEMETAAN

Lebih terperinci

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN (Studi Kasus: Preferensi Mahasiswa Statistika IPB Angkatan 44, 45, dan 46 terhadap Minat Bidang Kerja) DONNY ARIEF SETIAWAN SITEPU

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Barat yang terletak diantara 107º30 107º40 Bujur Timur dan 6º25 6º45

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Barat yang terletak diantara 107º30 107º40 Bujur Timur dan 6º25 6º45 BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 2.1. Kondisi Fisik Kabupaten Purwakarta 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak diantara 107º30

Lebih terperinci

ANALISIS KORELASI KANONIK ANTARA CURAH HUJAN GCM DAN CURAH HUJAN DI INDRAMAYU. Oleh : Heru Novriyadi G

ANALISIS KORELASI KANONIK ANTARA CURAH HUJAN GCM DAN CURAH HUJAN DI INDRAMAYU. Oleh : Heru Novriyadi G ANALISIS KORELASI KANONIK ANTARA CURAH HUJAN GCM DAN CURAH HUJAN DI INDRAMAYU Oleh : Heru Novriyadi G4004 PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENGGAMBARAN KONDISI PSIKOGRAFIS ATAU PERILAKU MASYARAKAT KOTA BOGOR TERHADAP PERBANKAN SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT

PENGGAMBARAN KONDISI PSIKOGRAFIS ATAU PERILAKU MASYARAKAT KOTA BOGOR TERHADAP PERBANKAN SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT PENGGAMBARAN KONDISI PSIKOGRAFIS ATAU PERILAKU MASYARAKAT KOTA BOGOR TERHADAP PERBANKAN SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT AMIRUDIN * ABSTRAK Pengetahuan kondisi Psikografis atau perilaku masyarakat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dianalisis dan hasilnya ditransformasi menjadi matriks berukuran??

TINJAUAN PUSTAKA. dianalisis dan hasilnya ditransformasi menjadi matriks berukuran?? TINJAUAN PUSTAKA Data Disagregat dan Agregat Berdasarkan cara pengumpulannya, data dapat dibedakan atas data internal dan data eksternal. Data internal berasal dari lingkungan sendiri sedangkan data eksternal

Lebih terperinci

Rekapitulasi Data Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Purwakarta Tahun 2017

Rekapitulasi Data Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Purwakarta Tahun 2017 Rekapitulasi Data Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Purwakarta Bersama ini kami sampaikan Rekapitulasi Data Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kabupaten Purwakarta. Pegawai Negeri Sipil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi Biplot Kanonik dan Analisis Procrustes dengan Mathematica Biplot biasa dengan sistem perintah telah terintegrasi ke dalam beberapa program paket statistika seperti SAS,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pendekatan pembangunan yang sangat menekankan pada pertumbuhan ekonomi selama ini, telah banyak menimbulkan masalah pembangunan yang semakin besar dan kompleks, semakin melebarnya

Lebih terperinci

Company LOGO ANALISIS BIPLOT

Company LOGO ANALISIS BIPLOT Company LOGO ANALISIS BIPLOT Pendahuluan Company name Data : ringkasan berupa nilai beberapa peubah pada beberapa objek Objek n Nilai Peubah X X.. Xp Company name Penyajian Data dalam bentuk matriks =

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa Analisis biplot merupakan suatu upaya untuk memberikan peragaan grafik dari matriks data dalam suatu plot dengan menumpangtindihkan vektor-vektor dalam ruang berdimensi

Lebih terperinci

Transformasi Biplot Simetri Pada Pemetaan Karakteristik Kemiskinan

Transformasi Biplot Simetri Pada Pemetaan Karakteristik Kemiskinan Transformasi Biplot Simetri Pada Pemetaan Karakteristik Kemiskinan Desy Komalasari Fakultas MIPA, Universitas Mataram e-mail: Desi_its@yahoo.com Mustika Hadijati Fakultas MIPA, Universitas Mataram e-mail:

Lebih terperinci

Evaluasi dan Rencana Pembangunan Perkebunan Tahun Dinas Pangan dan Pertanian Kabupten Purwakarta

Evaluasi dan Rencana Pembangunan Perkebunan Tahun Dinas Pangan dan Pertanian Kabupten Purwakarta Evaluasi dan Rencana Pembangunan Perkebunan Tahun 2018 Dinas Pangan dan Pertanian Kabupten Purwakarta 1. K O N D I S I GEOGRAFI WILAYAH 1.1 Gambaran umum Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Hirarki Wilayah

HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Hirarki Wilayah HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Hirarki Wilayah Melalui analisis skalogram akan diperoleh gambaran karakteristik perkembangan suatu wilayah, yaitu dengan menentukan struktur pusat-pusat pelayanan berdasarkan

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari seringkali dijumpai sesuatu hal yang banyak melibatkan sejumlah variabel yang antar variabel saling berpengaruh, hal semacam ini akan lebih mudah diinterpretasikan

Lebih terperinci

karakteristik Kualitas Pengajar Berdasarkan Faktor Mutu Pelayanan di Jurusan Matematika FMIPA UNSRAT Menggunakan Analisis Biplot

karakteristik Kualitas Pengajar Berdasarkan Faktor Mutu Pelayanan di Jurusan Matematika FMIPA UNSRAT Menggunakan Analisis Biplot JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 2 (1) 29-33 dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo karakteristik Kualitas Pengajar Berdasarkan Faktor Mutu Pelayanan di Jurusan Matematika FMIPA UNSRAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Statistika Multivariat Analisis statistika multivariat adalah teknik-teknik analisis statistik yang memperlakukan sekelompok variabel terikat yang saling berkorelasi sebagai

Lebih terperinci

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LANDASAN ANALISIS

PENDAHULUAN LANDASAN ANALISIS 10 PENDAHULUAN Latar Belakang Biplot merupakan metode eksplorasi analisis data peubah ganda yang dapat memberikan gambaran secara grafik tentang kedekatan antar objek, keragaman peubah, korelasi antar

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KOMPETENSI 360 DERAJAT PADA PT X BOGOR Oleh RESTY LHARANSIA H24051549 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUTT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 RINGKASAN ALIFTA DIAH AYU RETNANI.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Dalam memahami pelajaran di sekolah siswa mungkin saja mengalami kesulitan dalam memahaminya. Hal ini dapat dikarenakan metode pembelajaran

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN SURVEI KEPUASAN MAHASISWA DAN EPBM AHMAD CHAERUS SUHADA

ANALISIS KINERJA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN SURVEI KEPUASAN MAHASISWA DAN EPBM AHMAD CHAERUS SUHADA ANALISIS KINERJA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN SURVEI KEPUASAN MAHASISWA DAN EPBM AHMAD CHAERUS SUHADA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada 4.1. Profil Wilayah BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 49 29 Lintang Selatan dan 6 0 50 44

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Data Diagram kotak garis (boxplot) merupakan salah satu teknik untuk memberikan gambaran tentang lokasi pemusatan data, rentangan penyebaran, dan kemiringan pola sebaran.

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

: DWI ENDANG PUSPITASARI H

: DWI ENDANG PUSPITASARI H ANALISIS PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER BERBASIS KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS PELAKSANA ADMINISTRASI INSTITUT PERTANIAN BOGOR) Oleh : DWI ENDANG PUSPITASARI H24051522 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PENGUKURAN KONTRIBUSI ITS DALAM MEMBENTUK MUTU SARJANA BARU ITS MENURUT PERSEPSI WISUDAWAN TAHUN 2004

PENGUKURAN KONTRIBUSI ITS DALAM MEMBENTUK MUTU SARJANA BARU ITS MENURUT PERSEPSI WISUDAWAN TAHUN 2004 B-17-1 PENGUKURAN KONTRIBUSI ITS DALAM MEMBENTUK MUTU SARJANA BARU ITS MENURUT PERSEPSI WISUDAWAN TAHUN 2004 Arie Kismanto dan Muhammad Sjahid Akbar Jurusan Statistik ITS ABSTRAK Sarjana baru dapat dipakai

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL CV BIMANDIRI DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT. Oleh : WUKIR TRANGJIWANI A

MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL CV BIMANDIRI DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT. Oleh : WUKIR TRANGJIWANI A MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL CV BIMANDIRI DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT Oleh : WUKIR TRANGJIWANI A 14105623 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2014 BERDASARKAN TAHUN (Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir)

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2014 BERDASARKAN TAHUN (Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir) PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2014 BERDASARKAN TAHUN 2005-2010 (Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir) DINA SUSANTI SIHOMBING 092407043 PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012 RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 1 Halaman Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kata Pengantar... 3 Indikator Makro Pembangunan Ekonomi... 4 Laju Pertumbuhan Penduduk...

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Hutan sebagai sumberdaya alam mempunyai manfaat yang penting bagi

PENDAHULUAN. Hutan sebagai sumberdaya alam mempunyai manfaat yang penting bagi PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan sebagai sumberdaya alam mempunyai manfaat yang penting bagi kehidupan manusia baik secara ekonomi, ekologi dan sosial. Dalam Undangundang Nomor 41 Tahun 1999 disebutkan

Lebih terperinci

MODEL REGRESI LOGISTIK UNTUK KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI NOSOKOMIAL ANTON

MODEL REGRESI LOGISTIK UNTUK KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI NOSOKOMIAL ANTON MODEL REGRESI LOGISTIK UNTUK KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI NOSOKOMIAL ANTON DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 Untuk Mama dan Andri Aku tahu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang sulit untuk diatasi. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah penurunan tingkat kemiskinan. Menurut Badan Pusat Statistik,

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 RINGKASAN TENDI

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Oleh SITI CHOERIAH H24104026 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

Analisis Biplot terhadap Pemetaan Kebutuhan Guru SMP di Kabupaten Kepulauan Sangihe Berdasarkan Rasio Guru per Mata Pelajaran

Analisis Biplot terhadap Pemetaan Kebutuhan Guru SMP di Kabupaten Kepulauan Sangihe Berdasarkan Rasio Guru per Mata Pelajaran Analisis Biplot terhadap Pemetaan Kebutuhan Guru SMP di Kabupaten Kepulauan Sangihe Berdasarkan Rasio Guru per Mata Pelajaran Listiani Amare 1, Jantjce D Prang 2, Tohap Manurung 3 1 Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR)

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR) ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR) Disusun Oleh: Anita Naliebrata H24103041 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

(Studi kasus : Taman Nasional Lore-Lindu, Sulawesi Tengah) MOCHAMMAD TAUFIQURROCHMAN ABDUL AZIZ ZEIN

(Studi kasus : Taman Nasional Lore-Lindu, Sulawesi Tengah) MOCHAMMAD TAUFIQURROCHMAN ABDUL AZIZ ZEIN PENYERAPAN RADIASI MATAHARI OLEH KANOPI HUTAN ALAM : KORELASI ANTARA PENGUKURAN DAN INDEKS VEGETASI (Studi kasus : Taman Nasional Lore-Lindu, Sulawesi Tengah) MOCHAMMAD TAUFIQURROCHMAN ABDUL AZIZ ZEIN

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK Oleh : Dina Dwi Wahyuni A 34201030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE KUADRAT TERKECIL DAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DALAM MULTIKOLINEARITAS OLEH : GUGUN M. SIMATUPANG

ANALISIS PENERAPAN METODE KUADRAT TERKECIL DAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DALAM MULTIKOLINEARITAS OLEH : GUGUN M. SIMATUPANG ANALISIS PENERAPAN METODE KUADRAT TERKECIL DAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DALAM MULTIKOLINEARITAS OLEH : GUGUN M. SIMATUPANG PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2002 ABSTRAK GUGUN M. SIMATUPANG.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Umum Kabupaten Purwakarta Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak di antara 107 30 107 40 Bujur Timur dan 6 25 6 45

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: M-22 ANALISIS PERUBAHAN KELOMPOK BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN DI PROVINSI JAWA TENGAH

PROSIDING ISSN: M-22 ANALISIS PERUBAHAN KELOMPOK BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN DI PROVINSI JAWA TENGAH M-22 ANALISIS PERUBAHAN KELOMPOK BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2010-2015 DI PROVINSI JAWA TENGAH Rukini Badan Pusat Statistik Kabupaten Grobogan email:rukini@bps.go.id Abstrak Pembangunan

Lebih terperinci

PENERAPAN BIPLOT PADA PEMETAAN SUMBER DAYA KESEHATAN ANTARPROVINSI DI INDONESIA SUWAIBATUL ASLAMIYAH

PENERAPAN BIPLOT PADA PEMETAAN SUMBER DAYA KESEHATAN ANTARPROVINSI DI INDONESIA SUWAIBATUL ASLAMIYAH PENERAPAN BIPLOT PADA PEMETAAN SUMBER DAYA KESEHATAN ANTARPROVINSI DI INDONESIA SUWAIBATUL ASLAMIYAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM Oleh: WULAN ANGGRAENI G54101038 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL FINITE LENGTH LINE SOURCE UNTUK MENDUGA KONSENTRASI POLUTAN DARI SUMBER GARIS (STUDI KASUS: JL. M.H. THAMRIN, DKI JAKARTA)

PENERAPAN MODEL FINITE LENGTH LINE SOURCE UNTUK MENDUGA KONSENTRASI POLUTAN DARI SUMBER GARIS (STUDI KASUS: JL. M.H. THAMRIN, DKI JAKARTA) PENERAPAN MODEL FINITE LENGTH LINE SOURCE UNTUK MENDUGA KONSENTRASI POLUTAN DARI SUMBER GARIS (STUDI KASUS: JL. M.H. THAMRIN, DKI JAKARTA) EKO SUPRIYADI DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

ANALISIS DAN STRATEGI MENINGKATKAN KEPUASAN MAHASISWA IPB TERHADAP PENYELENGGARAAN AKADEMIK AMALIA KHAIRATI

ANALISIS DAN STRATEGI MENINGKATKAN KEPUASAN MAHASISWA IPB TERHADAP PENYELENGGARAAN AKADEMIK AMALIA KHAIRATI ANALISIS DAN STRATEGI MENINGKATKAN KEPUASAN MAHASISWA IPB TERHADAP PENYELENGGARAAN AKADEMIK AMALIA KHAIRATI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ESTIMASI EVAPOTRANSPIRASI SPASIAL MENGGUNAKAN SUHU PERMUKAAN DARAT (LST) DARI DATA MODIS TERRA/AQUA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEKERINGAN WAHYU ARIYADI

ESTIMASI EVAPOTRANSPIRASI SPASIAL MENGGUNAKAN SUHU PERMUKAAN DARAT (LST) DARI DATA MODIS TERRA/AQUA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEKERINGAN WAHYU ARIYADI ESTIMASI EVAPOTRANSPIRASI SPASIAL MENGGUNAKAN SUHU PERMUKAAN DARAT (LST) DARI DATA MODIS TERRA/AQUA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEKERINGAN WAHYU ARIYADI DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PENGOLAHAN TERHADAP KANDUNGAN MINERAL REMIS (Corbicula javanica) RIKA KURNIA

PENGARUH METODE PENGOLAHAN TERHADAP KANDUNGAN MINERAL REMIS (Corbicula javanica) RIKA KURNIA PENGARUH METODE PENGOLAHAN TERHADAP KANDUNGAN MINERAL REMIS (Corbicula javanica) RIKA KURNIA DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Lebih terperinci

ANALISA DERET WAKTU JUMLAH TENAGA KERJA DI KABUPATEN BIREUEN TUGAS AKHIR INDRI HAFSARI

ANALISA DERET WAKTU JUMLAH TENAGA KERJA DI KABUPATEN BIREUEN TUGAS AKHIR INDRI HAFSARI ANALISA DERET WAKTU JUMLAH TENAGA KERJA DI KABUPATEN BIREUEN TUGAS AKHIR INDRI HAFSARI 062407005 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN USAHA KECIL DAN MENENGAH SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH ANGGI DESTRIA H

ANALISIS PERANAN USAHA KECIL DAN MENENGAH SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH ANGGI DESTRIA H ANALISIS PERANAN USAHA KECIL DAN MENENGAH SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH ANGGI DESTRIA H14050283 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 SERI E.10 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 SERI E.10 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 SERI E.10 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KABUPATEN CIREBON TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Oleh : Dewi Mutia Handayani A

Oleh : Dewi Mutia Handayani A ANALISIS PROFITABILITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MENURUT LUAS DAN STATUS KEPEMILIKAN LAHAN (Studi Kasus Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh : Dewi Mutia Handayani

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H

ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H 1 ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H24051975 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA C4.5 PADA VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITA DESA KUALA DUA KABUPATEN KUBU RAYA

IMPLEMENTASI ALGORITMA C4.5 PADA VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITA DESA KUALA DUA KABUPATEN KUBU RAYA Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 5, No. 03(2016), hal 257-264 IMPLEMENTASI ALGORITMA C4.5 PADA VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITA DESA KUALA DUA KABUPATEN

Lebih terperinci

AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL

AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL Oleh: Endang Nurjamil G05497044 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. ANALISIS TEKNIK PENENTUAN UKURAN LOT PEMESANAN DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BOEHRINGER INGELHEIM INDONESIA, BOGOR Oleh : LUTHFAN LUTHFIR RAHMAN H24052637 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

DAMPAK FRAGMENTASI LAHAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA TRANSAKSI PETANI PEMILIK

DAMPAK FRAGMENTASI LAHAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA TRANSAKSI PETANI PEMILIK DAMPAK FRAGMENTASI LAHAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA TRANSAKSI PETANI PEMILIK (Kasus: Desa Ciaruteun Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat) OLEH: CORRY WASTU LINGGA PUTRA

Lebih terperinci

BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang

BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang bertujuan untuk mereduksi dimensi data dengan membentuk kombinasi linear

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO RINGKASAN ISVENTINA. H14102124. Analisis Dampak Peningkatan Ekspor Karet Alam Terhadap Perekonomian Indonesia: Suatu Pendekatan Analisis Input-Output. Di bawah bimbingan DJONI HARTONO. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 545-551 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS KECENDERUNGAN PEMILIHAN KOSMETIK WANITA DI KALANGAN

Lebih terperinci

APLIKASI HEC-HMS UNTUK PERKIRAAN HIDROGRAF ALIRAN DI DAS CILIWUNG BAGIAN HULU RISYANTO

APLIKASI HEC-HMS UNTUK PERKIRAAN HIDROGRAF ALIRAN DI DAS CILIWUNG BAGIAN HULU RISYANTO APLIKASI HEC-HMS UNTUK PERKIRAAN HIDROGRAF ALIRAN DI DAS CILIWUNG BAGIAN HULU RISYANTO DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUKAJADI 2016 ISSN : - No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUKAJADI 2016 ISSN : - No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman Katalog BPS nomor : 9213.3273.240 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUKAJADI 2016 ISSN : - No. Publikasi : 3273. 1660 Katalog BPS : 9213.3273.240 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR KOMUNIKASI PEMASARAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

PENGARUH FAKTOR KOMUNIKASI PEMASARAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PENGARUH FAKTOR KOMUNIKASI PEMASARAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Studi Kasus pada Wisatawan Domestik di Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor) Oleh EKA TAMIA MAHAKAMI H24104056 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS PERIODISITAS SUHU DAN TEKANAN PARAS MUKA LAUT DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS MATAHARI R. HIKMAT KURNIAWAN

ANALISIS PERIODISITAS SUHU DAN TEKANAN PARAS MUKA LAUT DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS MATAHARI R. HIKMAT KURNIAWAN ANALISIS PERIODISITAS SUHU DAN TEKANAN PARAS MUKA LAUT DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS MATAHARI R. HIKMAT KURNIAWAN DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh HENI ROHAENI H

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh HENI ROHAENI H ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh HENI ROHAENI H24053163 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 17-22 ISSN: 2303-1751 KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN I MADE ANOM ARIAWAN 1, I PUTU EKA NILA KENCANA 2, NI LUH PUTU

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ROSDIANA

TUGAS AKHIR ROSDIANA ANALISIS PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DAN INTERAKSI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 2 IPA SMA DHARMA PANCASILA MEDAN DENGAN METODE ANALISIS JALUR TAHUN 2013 TUGAS AKHIR ROSDIANA

Lebih terperinci

EVALUASI PERUBAHAN KELAS HUTAN PRODUKTIF TEGAKAN JATI (Tectona grandis L.f.) Pudy Syawaluddin E

EVALUASI PERUBAHAN KELAS HUTAN PRODUKTIF TEGAKAN JATI (Tectona grandis L.f.) Pudy Syawaluddin E EVALUASI PERUBAHAN KELAS HUTAN PRODUKTIF TEGAKAN JATI (Tectona grandis L.f.) (Kasus di Kesatuan Pemangkuan Hutan Nganjuk Perum Perhutani Unit II Jawa Timur) Pudy Syawaluddin E14101052 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

3.1 Kerangka Pemikiran

3.1 Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Kecap banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia saat memasak karena kecap termasuk bumbu pelengkap (condiment) yang memberikan rasa, warna, dan aroma yang khas serta

Lebih terperinci

PENENTUAN LUASAN OPTIMAL HUTAN KOTA SEBAGAI ROSOT GAS KARBONDIOKSIDA (STUDI KASUS DI KOTA BOGOR) HERDIANSAH

PENENTUAN LUASAN OPTIMAL HUTAN KOTA SEBAGAI ROSOT GAS KARBONDIOKSIDA (STUDI KASUS DI KOTA BOGOR) HERDIANSAH PENENTUAN LUASAN OPTIMAL HUTAN KOTA SEBAGAI ROSOT GAS KARBONDIOKSIDA (STUDI KASUS DI KOTA BOGOR) HERDIANSAH DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN BAHAN DAN METODE Bahan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder makroekonomi 13 negara yaitu 1 negara ASEAN ditambah 3 negara seperti yang tercantum pada Tabel 1. Tabel 1. Daftar Objek

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS JALUR DALAM MENGANALISIS ANGKA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI ASAHAN TAHUN 2011 TUGAS AKHIR ONGKI NOVRIANDI PURBA

APLIKASI ANALISIS JALUR DALAM MENGANALISIS ANGKA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI ASAHAN TAHUN 2011 TUGAS AKHIR ONGKI NOVRIANDI PURBA APLIKASI ANALISIS JALUR DALAM MENGANALISIS ANGKA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI ASAHAN TAHUN 2011 TUGAS AKHIR ONGKI NOVRIANDI PURBA 102407035 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

METODE NERACA ENERGI UNTUK PERHITUNGAN LEAF AREA INDEX (LAI) DI LAHAN BERVEGETASI MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT RUDI SETIAWAN

METODE NERACA ENERGI UNTUK PERHITUNGAN LEAF AREA INDEX (LAI) DI LAHAN BERVEGETASI MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT RUDI SETIAWAN METODE NERACA ENERGI UNTUK PERHITUNGAN LEAF AREA INDEX (LAI) DI LAHAN BERVEGETASI MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT RUDI SETIAWAN DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENERAPAN MODEL SISTEM ORGANISASI PEMBELAJAR PADA PT TASPEN (PERSERO) CABANG BOGOR. Oleh ADE PUTRI UTAMI H

IDENTIFIKASI PENERAPAN MODEL SISTEM ORGANISASI PEMBELAJAR PADA PT TASPEN (PERSERO) CABANG BOGOR. Oleh ADE PUTRI UTAMI H IDENTIFIKASI PENERAPAN MODEL SISTEM ORGANISASI PEMBELAJAR PADA PT TASPEN (PERSERO) CABANG BOGOR Oleh ADE PUTRI UTAMI H24054128 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PEMODELAN STOK GABAH/BERAS DI KABUPATEN SUBANG MOHAMAD CHAFID

PEMODELAN STOK GABAH/BERAS DI KABUPATEN SUBANG MOHAMAD CHAFID PEMODELAN STOK GABAH/BERAS DI KABUPATEN SUBANG MOHAMAD CHAFID SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : PEMODELAN STOK GABAH/BERAS

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEMANDIRIAN FISKAL TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI JAWA BARAT

ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEMANDIRIAN FISKAL TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI JAWA BARAT ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEMANDIRIAN FISKAL TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI JAWA BARAT OLEH SEPTIAN BAGUS PAMBUDI H 14104070 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

PENGKLASIFIKASIAN NILAI MUTU UJIAN KOMPREHENSIF MAHASISWA DEPARTEMEN STATISTIKA IPB MENGGUNAKAN SEMI NAIVE BAYESIAN CLASSIFIER IIN LESMANAWATI

PENGKLASIFIKASIAN NILAI MUTU UJIAN KOMPREHENSIF MAHASISWA DEPARTEMEN STATISTIKA IPB MENGGUNAKAN SEMI NAIVE BAYESIAN CLASSIFIER IIN LESMANAWATI PENGKLASIFIKASIAN NILAI MUTU UJIAN KOMPREHENSIF MAHASISWA DEPARTEMEN STATISTIKA IPB MENGGUNAKAN SEMI NAIVE BAYESIAN CLASSIFIER IIN LESMANAWATI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH. Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG. Katalog BPS nomor :

STATISTIK DAERAH. Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG. Katalog BPS nomor : Katalog BPS nomor : 9213.3273.240 RSUP HASAN SADIKIN BANDUNG KECAMATAN SUKAJADI MAJU STATISTIK DAERAH Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERTANIAN DAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP INDEKS PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN ACEH SELATAN RENI HARPIANTI

ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERTANIAN DAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP INDEKS PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN ACEH SELATAN RENI HARPIANTI ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERTANIAN DAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP INDEKS PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN ACEH SELATAN RENI HARPIANTI 102407075 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH INTERSTOCK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF JERUK BESAR KULTIVAR NAMBANGAN DAN CIKONENG. Oleh : Ulfah Alifia A

PENGARUH INTERSTOCK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF JERUK BESAR KULTIVAR NAMBANGAN DAN CIKONENG. Oleh : Ulfah Alifia A PENGARUH INTERSTOCK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF JERUK BESAR KULTIVAR NAMBANGAN DAN CIKONENG Oleh : Ulfah Alifia A34302001 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA WAKTU PENUMPUKAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SIFAT - SIFAT PAPAN PARTIKEL TRIDASA A SAFRIKA

PENGARUH LAMA WAKTU PENUMPUKAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SIFAT - SIFAT PAPAN PARTIKEL TRIDASA A SAFRIKA PENGARUH LAMA WAKTU PENUMPUKAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SIFAT - SIFAT PAPAN PARTIKEL TRIDASA A SAFRIKA DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Skala pengukuran tingkat penggunaan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Skala pengukuran tingkat penggunaan 3 Tabel 3. Skala pengukuran tingkat penggunaan Nilai Skala Tingkat Penggunaan 1 Sama sekali tidak menggunakan 2 Jarang menggunakan 3 Agak sering menggunakan 4 Sering menggunakan 5 Sangat sering menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI MASA LALU ANAK DAN PARTISIPASI IBU DI POSYANDU DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA MURID TAMAN KANAK-KANAK NINA TRIANA

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI MASA LALU ANAK DAN PARTISIPASI IBU DI POSYANDU DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA MURID TAMAN KANAK-KANAK NINA TRIANA HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI MASA LALU ANAK DAN PARTISIPASI IBU DI POSYANDU DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA MURID TAMAN KANAK-KANAK NINA TRIANA PROGRAM STUDI S1 GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN KOMPONEN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN KEMISKINAN DI PROPINSI JAWA BARAT. Oleh. Nia Kurniawati Hidayat A

ANALISIS HUBUNGAN KOMPONEN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN KEMISKINAN DI PROPINSI JAWA BARAT. Oleh. Nia Kurniawati Hidayat A ANALISIS HUBUNGAN KOMPONEN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN KEMISKINAN DI PROPINSI JAWA BARAT Oleh Nia Kurniawati Hidayat A14304086 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci