STUDI ANALITIS SELF-EXCITED VIBRATION PADA VIBRATORY-TILLAGE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI ANALITIS SELF-EXCITED VIBRATION PADA VIBRATORY-TILLAGE"

Transkripsi

1 STUDI ANALITIS SELF-EXCITED VIBRATION PADA VIBRATORY-TILLAGE (Analytical Study of Self-Excited Vibration Vibratory-tillage) Abstrak Studi analitis dan eksperimental terhadap penggetaran batang bajak dengan cara memberikan energi mekanis ke batang bajak telah banyak dilakukan. Walaupun metode ini berhasil menurunkan tahanan tanah secara signifikan, namun penggunaannya berakibat pada kenaikan konsumsi energi secara berlebihan. Penggetaran dengan cara menggunakan metode eksitasi sendiri pada subsoiler getar juga telah banyak dilakukan secara eksperimental. Penggetaran dengan cara ini berhasil menurunkan tahanan tanah. Namun, penurunannya tidak sebesar yang dicapai dengan cara sebelumnya. Kendati demikian, studi analitis terhadap penggetaran dengan cara yang kedua ini belum pernah dilakukan secara detil. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan studi analitis dari bajak getar jenis self-excited vibration (SEVVT). Tujuannya adalah mencari parameter dinamis dari bajak getar sehingga getaran dari batang bajak mampu menurunkan draft pembajakan yang diperlukan untuk membajak tanah. Getaran dari SEVVT dimodelkan sebagai sistem getar Satu Derajat Kebebasan (SEVVT_SDOF) dan sistem getar Dua Derajat Kebebasan (SEVVT_TDOF). Dalam SEVVT_SDOF, derajat kebebasan yang dipilih adalah getaran batang bajak yang dihubungkan dengan kerangka tetap melaluai sebuah pegas semi-eliptis. Bajak getar SEVVT_TDOF didapat dengan cara menambah sebuah massa ayun yang dihubungkan dengan batang bajak melalui sebuah pegas koil. Getaran batang bajak diakibatkan oleh variasi draft pembajakan selama pisau bajak bergerak maju. Elastisitas pegas semi-eliptis atau besar massa ayun divariasikan sehingga batang bajak bergetar hebat di sekitar frekuensi resonansi. Kondisi ini diharapkan mampu menurunkan draft pembajakan yang diperlukan untuk membajak tanah. Seberapa besar turunnya draft pembajakan diinvestigasi dengan cara menganalisis gerak osilasi dari lintasan ujung pisau bajak. Hasil yang didapat dibahas lebih lanjut sehingga didapat gambaran tentang keberhasilan dari penelitian ini. Kata kunci: bajak getar, self-excited vibration, draft pembajakan, pegas semieliptis, lintasan ujung pisau bajak. Abstract Analytical and experimental study on vibratory-tillage by adding external energy to the tillage tool has been widely conducted. Though this method has been shown to significantly reduce soil resistance, it will, unfortunately, increases the energy consumption excessively. Experimental study on vibratory-tillage by selfexcited vibration method has also been performed. This method can also reduces soil resistance though not as much as the former. No analytical study in detail of the latter, however, can be found. This chapter discusses analytical study of selfexcited vibration of tillage-tool on vibratory-tillage (SEVVT) due to natural excitation of varying cutting forces. The objectif of this discussion is to find dynamics parameter of vibratory-tillage so that the vibration of tillage-tool will

2 1 be able to reduced draft force required for loosening soil density during tillage operation. The vibration of SEVVT was modeled as vibration systems with single and two degrees of freedom (SEVVT-SDOF and SEVVT_TDOF) system. In the SEVVT_SDOF, the degree of freedom was vibration of tillage tool that was connected to a fixed structure by a new model of semi-elliptic spring. In the SEVVT_TDOF, the degrees of freedom were the motion of the tillage tool and the motion of the swinging-mass arm; the swinging mass was connected to tillage tool by a coil spring. The vibration of tillage tool was caused by natural excitation of the varying cutting force. The elasticity of elastic spring or the mass of swinging mass was optimized such that the tillage tool vibrates violently around its resonant frequency. This condition decreases the draft force required to loosen soil density due to the self-exited vibration phenomenon. The possibility of draft force reduction was investigated further by analyzing the oscillating pathway of the tillage tool tip. The result discussed further so that the successfully of this research can be visualized. Keywords: Vibratory-tillage, self-excited vibration, draft force, semi-elliptic spring, oscillating pathway of the tillage tool tip. Pendahuluan Parameter dinamis dari suatu struktur dinyatakan dengan massa, elastisitas dan peredam. Massa dan elastisitas merupakan potensi getar dari struktur sedangkan peredam merupakan potensi struktur dalam meredam getaran. Sesuai dengan gangguannya, getaran struktur dibedakan dalam getaran bebas, getaran paksa dan self-excited vibration. Secara skematis, klasifikasi tersebut dapat ditunjukkan dalam bentuk model dinamis pada Gambar 1. Gambar 1 Model dinamis dari getaran struktur. Getaran bebas terjadi bilamana struktur diberi simpangan awal atau kecepatan awal, dalam hal demikian struktur akan bergetar secara harmonis dengan frekuensi getar sesuai dengan frekuensi alaminya. Getaran paksa terjadi bilamana struktur diberi gangguan dari luar baik berupa gaya/momen atau berupa

3 11 gerakan rangka dasar/pondasi. Dalam hal demikian, struktur akan bergetar dengan frekuensi getar yang sesuai dengan frekuensi gangguannya. Bila frekuensi gangguan berdekatan dengan frekuensi alami struktur, maka terjadi fenomena resonansi dan struktur akan bergetar hebat. Fenomena self-excited vibration terjadi utamanya akibat adanya interaksi antara gerakan struktur dengan lingkungan getarnya (Rao dan Yap Fook Fah 25, McMillan 1997). Hal yang unik dari getaran ini adalah gangguannya selalu merupakan fungsi dari simpangan, kecepatan dan percepatan dari massa getar. Oleh karena itu pada kasus ini tidak ada solusi yang sifatnya umum bahkan pada beberapa kasus, solusi eksperimental memberikan jawab yang mendekati kebenaran (Ekwaro dan Desen 21). Fenomena self-excited vibration telah digunakan pada bajak getar dengan tujuan untuk menurunkan draft pembajakan serta energi yang diperlukan untuk membajak tanah (Qiu Lichun et al. 2, Berntsen et al. 26 dan Laszlo Fenyvesi et al. 22). Qiu Lichun et al. (2) membuat studi eksperimental bajak getar dengan menggunakan metode self-excited vibration. Pegas elastis dipasang antara bajak getar dengan traktor menggantikan fungsi dari upper link. Bajak getar bekerja pada kedalaman membajak antara 26 cm sampai dengan 29 cm. Dibandingkan dengan bajak tanpa getar, Qiu Lichun et al. (2) mencatat penurunan draft pembajakan sekitar 1.8 %. Bernstsen et al. (26) melakukan penelitian tentang draft pembajakan dengan menggunakan rigid tines dan flexible tines. Penelitian dilakukan pada loam soil pada dua kondisi tanah yaitu pada tilled soil dan pada no-tilled soil serta pada dua kondisi kecepatan 1 m/s dan 2 m/s. Kedalaman membajak dilakukan pada.6 m dan.12 m. Dalam penelitiannya, Bernstsen et al. (26) menggunakan tiga jenis tines yaitu rigid tine, flexible straight tines dan flexible S tines. Jika dioperasikan pada no-tilled soil, Bernstsen mencatat penurunan draft pembajakan pada flexible straight tines dan flexible S tines berturut turut sebesar sebesar 2 % dan 28% dibandingkan dengan draft pembajakan yang diperlukan oleh rigid tines. Pada tilled soil, terjadi hal sebaliknya yaitu rigid tine memberikan

4 12 draft pembajakan paling rendah dibandingkan dengan draft pembajakan untuk flexible tine. Laszlo et al. (22) membuat penelitian SEVVT guna menurunkan draft pembajakan dengan menggunakan Sakun plow. Laszlo et al. (22) mencatat tidak terjadi penurunan draft pembajakan tanah pada kekakuan pegas yang sangat rendah. Penurunan draft pembajakan menjadi semakin tinggi pada kekakuan pegas yang semakin tinggi. Pada batas kekakuan pegas tertentu draft pembajakan nya menjadi semakin tinggi lagi. Laszlo et al. (22) menyimpulkan penurunan draft pembajakan optimum terjadi pada rentang frekuensi alami bajak getar pada kisaran 2-25 Hz. Walaupun bajak getar jenis SEVVT telah diuji secara eksperimental dan berhasil menurunkan draft pembajakan, namun kajian analitisnya baru dilakukan sebatas pada kajian analitis tentang getaran batang bajak sedangkan analisis tentang turunnya draft pembajakan pada bajak getar jenis SEVVT hanya sedikit dibahas. Pada bab ini akan dibuat studi analitis bajak getar jenis self-excited vibration. Getaran dari SEVVT dimodelkan sebagai system getar satu derajat kebebasan (SDOF) dan sistem getar dua derajat kebebasan (TDOF) yang meliputi getaran dari batang bajak dan getaran dari massa ayun. Batang bajak dihubungkan dengan fixed structure oleh sebuah pegas semi-eliptis sedangkan massa ayun dihubungkan dengan batang bajak oleh sebuah pegas koil. Getaran batang bajak diakibatkan oleh variasi draft pembajakan yang berupa fungsi periodik dan diekspansikan lebih lanjut dalam deret Fourier. Dilakukan simulasi pada dua kondisi frekuensi draft pembajakan yaitu pada frekuensi sedang (5 Hz) dan frekuensi draft pembajakan rendah (2 Hz). Momen inersia massa dari batang bajak dibuat konstan sedangkan elastisitas pegas atau besar massa ayun divariasikan. Kondisi ini berpengaruh terhadap getaran batang bajak. Getaran batang bajak direpresentasikan dalam domain waktu, dalam bentuk grafik simpangan batang bajak sebagai fungsi dari frekuensi alami ω n dan sebagai fungsi dari massa ayun m 2. Pada kondisi tertentu batang bajak akan bergetar hebat, energi regangan yang disimpan pada pegas mendorong batang bajak sehingga terjadi tumbukan antara pisau bajak dengan tanah padat dengan level energi yang

5 13 tinggi. Kondisi ini diharapkan mampu menurunkan draft pembajakan yang diperlukan untuk membajak tanah. Mekanisme turunnya draft pembajakan diinvestigasi lebih lanjut dengan menganalisis grafik dari lintasan ujung pisau bajak. Tujuan dari penelitian ini adalah: Mencari parameter dinamis bajak getar SEV sehingga getaran batang bajak mampu menurunkan draft pembajakan yang diperlukan untuk membajak tanah. Mengungkapkan secara analitis mekanisme turunnya draft pembajakan tanah pada bajak getar jenis self-excited vibration. Metodologi Persamaan Gerak Getaran Bajak Getar SEVVT_SDOF Model fisis dari perlakuan SEVVT_SDOF ditunjukkan pada Gambar 2a yang terdiri atas pegas semi-eliptis dengan kekakuan k dan batang bajak dengan momen inersia J. Model dari SEVVT dipasang pada sebuah carriage yang bergerak maju dengan kecepatan V. Getaran batang bajak diakibatkan oleh variasi draf pembajakan yang diakibatkan oleh interaksi antara pisau bajak dengan tanah selama carriage bergerak maju. Pada saat carriage bergerak maju, pisau bajak menekan tanah padat dengan gaya yang sangat besar. Batang bajak terdefleksi ke belakang menekan pegas elastis dan energinya disimpan pada pegas elastis dalam bentuk energi regangan. Pada saat tanah padat terbongkar, draft pembajakan menurun drastis, pegas elastis melepas energi regangan dan diubah menjadi energi mekanis pada batang bajak sehingga batang bajak bergetar sesuai dengan fenomena stick-slip pada self-excited vibration (Mc Milan 1997). Dengan demikian maka sistem getar dari bajak getar dapat dimodelkan sebagai sistem self-excited vibration satu derajat kebebasan seperti terlihat pada Gambar 2b. Pegas semi-eliptis dimodelkan sebagai pegas linier dengan kekakuan sudut k, c adalah model dari peredam tanah sedangkan batang bajak dimodelkan dengan inersia massa J. Sistem getar dihubungkan dengan kerangka yang bergerak maju dengan kecepatan V sedangkan derajat kebebasan yang dipilih adalah getaran sudut dari batang bajak.

6 14 (a) Gambar 2 (a) Model fisis dari perlakuan SEVVT_SDOF, (b) model matematis dari perlakuan SEVVT_SDOF. Jika θ adalah simpangan sudut dari batang bajak, maka persamaan diferensial dari getaran batang bajak dapat ditulis sebagai: (b) atau:.,, (1) di mana: 2.,, / (2) x = rθ adalah simpangan horisontal dari ujung pisau bajak : adalah frekuensi alami dari sistem getar / 2 : adalah factor peredaman,, : draft pembajakan akibat interaksi antara pisau bajak dengan tanah selama carriage bergerak maju. J: momen inersia massa dari batang bajak dan pegas semi-eliptis k: : kekakuan sudut dari pegas semi-eliptis. r: jarak antara pusat getar O ke draft pembajakan. c: koefisien peredam viskus dari tanah setelah dibajak. t: tebal pegas semi-eliptis. Digunakan notasi.,,. Karena,, dimodelkan sebagai fungsi periodik maka M(t) juga merupakan fungsi periodik dengan perioda T dan frekuensi ω. Oleh karenanya maka M(t) dapat dinyatakan dalam deret Fourier sebagai berikut (Kreyszig 1988, Meirovitch 1986):

7 15 di mana: (3), (4) Subsitusi persamaan 3-4 ke persamaan 2 didapatkan respon getar menyudut dari getaran batang bajak sebagai (Rao dan Yap Fook Fah, 25): di mana: sin (5) (6), n = 1,2,3,... (7) Persamaan 5-6 menunjukkan bahwa bajak getar akan bergetar hebat bilamana: 1. Persamaan Gerak Getaran Bajak Getar SEVVT_TDOF Model fisis dari SEVVT Dua Derajat Kebebasan (SEVVT_TDOF) ditunjukkan pada Gambar 3. Yang membedakan model fisis dari perlakuan SEVVT_TDOF dengan model fisis dari perlakuan SEVVT_SDOF adalah ditambahkannya massa ayun yang dihubungkan dengan batang bajak oleh sebuah pegas koil. Derajat kebebasan yang dipilih adalah simpangan sudut dari batang bajak dan simpangan sudut dari batang ayun. Sebuah massa dipasang pada ujung batang ayun. Semua komponen dari bajak getar terbuat dari bahan baja sehingga peredaman struktur dapat diabaikan. Model matematis dari getaran batang bajak getar jenis ini ditunjukkan pada Gambar 4.

8 16 t k1 O2 O1 J2 A k2 B C m2 r J1 Gambar 3 Model fisis dari perlakuan SEVVT_TDOF. Gambar 4 Model matematis dari perlakuan SEVVT_TDOF. Dari Gambar 3-4 dapat dibuat persamaan diferensial dari getaran batang bajak getar sebagai berikut: atau: di mana: (8a).,, dengan,, : draft pembajakan. (9), J 1 : momen inersia massa dari batang bajak. cos / k 1 : kekakuan sudut dari batang pegas semi-eliptis. k 2 : kekakuan linier dari pegas penghubung. (8b)

9 17 d 1 : jarak antara titik O 1 ke titik A. d 2 : jarak antara titik O 1 ke titik B. l 2 : jarak antara titik O 2 ke massa m 2. r: jarak antara titik O 1 ke draft pembajakan. J: matriks massa c: matriks peredaman. k: matriks kekakuan Persamaan 8 menunjukkan bahwa koordinat θ 1 terhubung (terkopling) dengan koordinat θ 2. Dengan menggunakan metode analisis modal, koordinat θ 1 dan θ 2 dapat diubah menjadi dua buah koordinat yang tidak terkopling, misalnya koordinat η 1 dan η 2. Frekuensi alami dan vector pribadi dari persamaan getar pada persamaan 8 adalah ω n1, ω n2, {Q} 1 and {Q} 2. Matriks modal Q didefinisikan sebagai: (1) Prinsip orthogonal dari matriks modal Q terhadap matriks massa J dan terhadap matriks kekakuan k ditulis sebagai (Meirovitch 1986, Rao et al. 25): dan (11) di mana M dan K berupa matriks diagonal dan masing-masing adalah matriks massa umum dan matriks kekakuan umum serta ditulis sebagai: di mana (12), 1,2 Matriks terkopling θ dihubungkan dengan matriks tidak terkopling η oleh matriks modal Q yaitu:, (13) Subsitusi persamaan ke persamaan 8 selanjutnya di-prakalikan dengan matriks Q T dan dengan menganggap matriks peredaman c sebagai matriks proporsional terhadam matriks massa J dan matriks kekakuan k didapatkan dua

10 18 buah persamaan getar berderajat kebebasan satu yaitu (Rao dan Yap Fook Fah, 25, Krodkiewski JM. 28, Cai et al. 22, Rich Marchand et al. 1999): 2 2 (14) Dengan M(t) berupa fungsi periodik pada persamaan 3-4, maka respon getar dalam koordinat tidak terkopling adalah (Rao dan Yap Fook Fah 25): di mana cos sin cos sin (15), (16),, 1,2 (17) Dengan memperhatikan persamaan 14, maka respon getar dalam koordinat tidak terkopling adalah: dan (18) Persamaan 16 menunjukkan bahwa bajak getar akan bergetar hebat bilamana 1. Model Draft Pembajakan dan Parameter Getar dari Sistem Getar Untuk sesaat, draft pembajakan,, dimodelkan sebagai fungsi periodik seperti terlihat pada Gambar 5 dan dibagi menjadi tiga tahap. Dari titik 1 ke titik 2, pisau bajak bergerak maju melalui aliran plastis (plastic flow) dari tanah padat (Aluko et al. 21 dan Yow et al. 1976). Dalam langkah ini besar draft pembajakan dianggap sebesar 4 % dari besar draft pembajakan untuk bajak tanpa getar. Selanjutnya dari titik 2 ke titik 3 pisau bajak terdorong mundur oleh tanah padat. Dari titik 3 ke titik 4 selanjutnya ke titik 5, pisau bajak bergerak maju melalui tanah yang telah telah dibajak. Dalam langkah ini besar draft pembajakan

11 19 dianggap sebesar 2 % dari besar draft pembajakan untuk bajak tanpa getar. Besaran gaya untuk setiap tahap didasarkan pada hasil pengujian unconfined test yang dilakukan di Laboratorium Fisika dan Mekanika Tanah Fateta IPB. Dari unconfined test didapatkan data kualitatif sebagai berikut: Untuk tanah dengan kepadatan rendah yang setara dengan tanah yang telah terbongkar,,, sangat rendah dan besarnya konstan. Untuk tanah padat,,, mempunyai tendensi berupa fungsi polinomial berderajat tiga terhadap waktu t. Draft pembajakan (N) Draft pembajakan 4 5 M(t) M(t) (N.m) waktu (s) Gambar 5 Model matematis draft pembajakan dan M(t) untuk frekuensi 5 Hz. Draft pembajakan maksimum (titik 3) dicari dengan menggunakan rumusan dari Gill et al. (1968). Untuk kedalaman membajak.2 m, besar draft pembajakan maksimum sekitar 25 N. Simulasi dilakukan pada dua frekuensi draft pembajakan (f e ) yaitu pada frekuensi sedang (5 Hz) dan pada frekuensi rendah (2 Hz). Untuk sesaat, asumsi data momen M(t) dari draft pembajakan terhadap pusat getar O ditunjukkan dengan garis putus-putus pada Gambar 5. Untuk frekuensi draft pembajakan sedang (5 Hz), draft pembajakannya dimodelkan sebagai:,, = 1 N <t<.5 = 12E6 t 3 3.6E6 t t -95 (N).5<t<.1 = -4 t + 65 (N).1<t<.15 = 5 N.15<t<.2. (19)

12 2 Untuk frekuensi draft pembajakan 2 Hz (perioda.5 s), draft pembajakan nya dimodelkan sebagai:,, = 1 N <t<.125 = 768E3 t 3 576E3 t t -95 (N).125<t<.25 = -16 t + 65 (N).25<t<.375 = 5 N.375<t<.5 (2) Parameter getar yang meliputi parameter dinamis dan ukuran yang digunakan dalam simulasi adalah sebagai berikut: Parameter getar untuk perlakuan SEVVT_SDOF (lihat Gambar 1): Momen inersia massa dari batang bajak J=3.789 kg-m 2, faktor peredaman ξ=1% dan ξ=2%. Kekakuan pegas semi-eliptis didapat dari hasil simulasi yaitu dengan cara memvariasikan nilai dari frekuensi alami system getar. Parameter getar lainnya adalah r =.6 m, a =.325 m dan b =.136 m. Pegas semi-eliptis terbuat dari bahan alloy steel yang mempunyai yield strength sekitar 55 MPa, material lainnya terbuat dari baja struktur. Parameter getar untuk perlakuan SEVVT_TDOF (lihat Gambar 2-3): Kekakuan dari pegas semi-eliptis k 1 =1875 Nm/rad yang didapat dari hasil simulasi SEVVT Satu Derajat Kebebasan. Kekakuan pegas penghubung k 2 =12 N/m, faktor peredaman ξ=1% dan ξ=2% momen inersia dari batang bajak J 1 =2.486 kg-m 2, momen inersia batang ayun J 2 =.2 kg-m 2 sedangkan massa ayun m 2 divariasikan dari -3 kg. Parameter getar lainnya adalah d 1 =.46 m, d 2 =.288 m, r=.6 m, l 2 =.448 m, sudut α 1 =88º dan α 2 =7º. Pegas semi-eliptis k 1 dan pegas penghubung k 2 ke duanya terbuat dari alloy steel dengan nilai yield strength sekitar 55 MPa. Dengan demikian persamaan gerak pada persamaan 8 menjadi: (21)

13 21 Prosedur Simulasi Simulasi didasarkan pada persamaan 1-21 dan ditekankan pada respon getar getaran batang bajak dalam kondisi steady serta ditekankan pada penurunan draft pembajakan. Untuk SEVVT_SDOF, simulasi dilakukan pada dua kondisi frekuensi draft pembajakan yaitu frekuensi draft pembajakan sedang (f e = 5 Hz) dan pada frekuensi draft pembajakan rendah (f e = 2 Hz) serta pada dua kondisi faktor peredaman yaitu pada ξ=1 % dan ξ=2 %. Faktor peredaman ξ=1 % digunakan untuk mencari kondisi resonansi sedangkan faktor peredaman ξ=2 % diharapkan sesuai dengan kondisi peredaman tanah yang sebenarnya. Momen inersia massa dari batang bajak dibuat konstan (J=3.789 kg-m 2 ) sedangkan frekuensi alami dari bajak getar divariasikan dari.5 2.5, 2. Selanjutnya dibuat grafik dari simpangan absolut (jarak antara simpangan maksimum dengan simpangan minimum) ujung pisau bajak sebagai fungsi dari.grafik ini akan digunakan untuk mencari kekakuan pegas k sehingga batang bajak dapat bergetar hebat. Untuk SEVVT_TDOF, kekakuan pegas diambil dari kekakuan pegas hasil simulasi perlakuan SEVVT_SDOF. Selanjutnya dibuat grafik simpangan absolut dari ujung pisau bajak sebagai fungsi dari besar massa ayun m 2 serta dibuat grafik simpangan ujung pisau bajak dalam domain waktu. Ini dimaksudkan untuk mencari besar massa ayun m 2 sehingga batang bajak bergetar hebat. Untuk simpangan batang bajak yang besar, dilakukan pengecekan terhadap tegangan pada pegas elastis. Ini dimaksudkan untuk menghindari bahan dari pegas elastis berubah menjadi plastis sehingga masih dapat berfungsi sebagai pegas. Mekanisme turunnya draft pembajakan dianalisis dalam kondisi batang bajak bergetar hebat yaitu dengan cara menganalisis lintasan ujung pisau bajak. Hasil dan Pembahasan Getaran Batang Bajak pada SEVVT_SDOF Hasil simulasi berupa grafik simpangan absolut dari ujung pisau bajak (pada frekuensi draft pembajakan f e = 5 Hz) sebagai fungsi dari frekuensi alami bajak getar ditunjukkan pada Gambar 6. Nilai dari frekuensi alami ω n divariasikan dari ω n =.5ω e hingga ω n =2.5ω e.

14 22 Agar terjadi penurunan draft pembajakan, diperlukan kondisi rasio kecepatan (perbandingan antara kecepatan getar maksimum dari batang bajak dengan kecepatan maju traktor) lebih besar dari satu (Bandalan et al.1999, Niyamapa dan Salokhe 2). Kondisi ini dipenuhi bilamana batang bajak bergetar hebat. Simpangan maksimum yang sangat besar dari ujung pisau bajak terjadi pada ω n =ω e dan pada ω n =2ω e. Dalam kondisi ini kekakuan pegas semieliptis besarnya masing-masing adalah k = 374 Nm/rad dan k=1496 Nm/rad. Pada ω n =ω e, simpangan absolut dari ujung pisau bajak untuk factor peredaman ξ=2 % mencapai 23 mm. Kondisi ini tidak realistis untuk direalisasikan. Pada ω n =2ω e, simpangan absolut ujung pisau bajak untuk factor peredaman ξ=2 % mencapai 85 mm dengan simpangan maksimum mencapai 71 mm. Dalam kondisi ini tebal pegas semi-eliptis t mencapai 23 mm sedangkan tegangan Von Mises nya mencapai 316 MPa (Fadli 29). Tegangan ini sangat dekat dengan yield strength material pegas. Dari grafik pada Gambar 5 juga terlihat bahwa terjadi simpangan maksimum batang bajak yang sangat besar pada kekakuan pegas antara Nm/rad. Oleh karena itu pada daerah ini tegangan yang terjadi pada pegas selalu berdekatan dengan yield strength dari bahan pegas. Gambar 6 Simpangan absolut batang bajak sebagai fungsi dari (Garis putus-putus adalah simpangan absolut dari ujung pisau bajak dengan ξ=1 %, garis penuh adalah simpangan absolut ujung pisau bajak dengan ξ=2 %). Untuk itu dipilih alternatif lain yaitu pada Pada kondisi ini simpangan absolut dari ujung pisau bajak mencapai 59 mm sedangkan simpangan maksimum dari ujung pisau bajak mencapai 53.6 mm. Kekakuan pegas semi-

15 23 eliptis mencapai 1875 Nm/rad, tebal pegas semi-eliptis t dan tegangan von-mises dihitung secara empiris dan hasilnya adalah tebal pegas t=25 mm sedangkan tegangan von-mises σ VM =24 MPa. Kondisi ini dianggap cukup aman bagi pegas sehingga simulasi untuk SEVVT satu derajat kebebasan dilanjutkan pada kekakuan pegas semi-eliptis k = 1875 Nm/rad. Pada kekakuan pegas ini, respon getar dalam kondisi steady dari batang bajak (ujung pisau bajak) ditunjukkan pada Gambar 7. Garis penuh menyatakan getaran ujung pisau bajak sedangkan garis putus-putus menyatakan simpangan statis dari ujung pisau bajak. Dengan membandingkan ke dua grafik dapat disimpulkan bahwa draft pembajakan membuat simpangan batang bajak dalam kondisi bergetar akan lebih besar jika dibandingkan dengan simpangan batang bajak dalam kondisi statis. Gradien positif dari grafik menyatakan bahwa pisau bajak bergerak mundur terdorong oleh tanah padat sedangkan gradient negatif menyatakan bahwa ujung pisau bajak bergerak maju melalui tanah yang telah terbongkar. Grafik respon getar pada Gambar 7 juga menunjukkan bahwa dalam kondisi steady batang bajak bergetar secara periodik pada frekuensi gangguan dan pada frekuensi alami dari sistem getar. Kondisi ini menguntungkan karena getaran batang bajak dapat digunakan untuk membongkar tanah padat sekaligus dapat digunakan untuk menghancurkan bongkaran tanah di depan batang bajak. Gambar 7 Respon getar batang bajak SDOF dalam kondisi steady pada kekakuan pegas semi-eliptis k = 1875 Nm/rad, f e = 5 Hz (Garis putus putus adalah simpangan ujung pisau bajak dalam kondisi bergetar, garis penuh adalah simpangan ujung pisau bajak dalam kondisi statis).

16 24 Sekarang akan dibahas respon getar dari batang bajak untuk frekuensi draft pembajakan rendah. Simpangan ujung pisau bajak sebagai fungsi dari waktu untuk frekuensi draft pembajakan f e = 2 Hz ditunjukkan pada Gambar 8. Terlihat bahwa untuk frekuensi draft pembajakan rendah, simpangan batang bajak dalam kondisi bergetar mendekati simpangan batang bajak dalam kondisi statis. Ini sesuai dengan persamaan 5-7 yaitu pada frekuensi draft pembajakan rendah, maka respon getarnya mendekati kondisi statis (mendekati 2 ). Gambar 8 Respon getar batang bajak SDOF dalam kondisi steady pada kekakuan pegas semi-eliptis k = 1875 Nm/rad, f e = 2 Hz (Garis putus-putus adalah simpangan ujung pisau bajak dalam kondisi bergetar, garis penuh adalah simpangan ujung pisau bajak dalam kondisi statis). Getaran Batang Bajak pada SEVVT_TDOF Pada kasus SEVVT_TDOF, kekakuan pegas semi-eliptis diambil dari hasil simulasi SEVVT_SDOF yaitu pada k 1 =1875 Nm/rad. kekakuan pegas k 2, momen inersia massa dari batang bajak J 1 dan momen inersia massa dari batang ayun J 2 dibuat tetap sedangkan massa ayun m 2 divariasikan dari -3 kg. Dibuat grafik simpangan absolut dari ujung pisau bajak sebagai fungsi dari massa ayun m 2 seperti terlihat pada Gambar 1. Dari grafik terlihat bahwa simpangan absolut terbesar terjadi pada massa ayun m 2 =.783 kg. Pada kondisi ini, frekuensi alami dari bajak getar adalah 1 Hz dan Hz, simpangan absolut dari ujung pisau bajak mencapai 92 mm, sedangkan simpangan maksimumnya mencapai 53.4 mm, tidak berbeda jauh dengan simpangan

17 25 maksimum ujung pisau bajak pada SEVVT_SDOF. Oleh karena itu tegangan Von Mises yang terjadi pada pegas semi-eliptis juga masih di bawah yield strength dari bahan pegas. Selanjutnya simulasi untuk SEVVT_TDOF dilakukan dengan menggunakan m 2 =.783 kg. Getaran batang bajak pada ujung pisau bajak serta simpangan ujung pisau bajak dalam kondisi ini ditunjukkan pada Gambar 9. Terlihat bahwa draft pembajakan membuat simpangan batang bajak dalam kondisi bergetar akan lebih besar jika dibandingkan dengan simpangan batang bajak dalam kondisi statis. Gambar 9 Simpangan absolut ujung pisau bajak TDOF sebagai fungsi dari m 2. (Garis putus-putus adalah simpangan absolut dari ujung pisau bajak ξ=1 %, garis penuh adalah simpangan absolut ujung pisau bajak dengan ξ=2 %). Gambar 1 Respon getar batang bajak TDOF dalam kondisi steady pada kekakuan pegas semi-eliptis k = 1875 Nm/rad, f e = 5 Hz (Garis putus-putus adalah simpangan ujung pisau dalam kondisi bergetar, garis penuh adalah simpangan ujung pisau bajak dalam kondisi statis).

18 26 Penurunan Draft Pembajakan Dalam kondisi bergetar, penurunan draft pembajakan diinvestigasi dengan menganalisis lintasan ujung pisau bajak. Salah satu contoh dari lintasan ujung pisau bajak ditunjukkan pada Gambar 11. Dalam satu siklus getar dari titik a ke titik g, lintasannya dibagi menjadi enam tahap yaitu: Tahap ujung pisau bajak bergerak mundur terdorong oleh draft pembajakan. Tahapan ini dimulai dari titik a ke titik b dan dari titik d ke titik e. Di titik a dan d, ujung pisau bajak memulai membongkar tanah padat sedangkan di titik b dan e, ujung pisau bajak telah berhasil membongkar tanah padat. Draft pembajakan pada fase ini dianggap variatif 4-1 % dari draft pembajakan maksimum bajak tanpa getar, waktu tahapan ini adalah. Tahap ujung pisau bajak bergerak maju melalui tanah yang telah dibongkar sebelumnya. Tahapan ini dimulai dari titik b ke titik c dan dari titik e ke titik f. Hal ini karena x c =x a dan x f =x d.. Draft pembajakan pada fase ini diasumsikan sebesar 2 % dari draft pembajakan maksimum bajak tanpa getar. Waktu untuk tahapan ini adalah. Tahap ujung pisau bajak bergerak maju, melalui aliran plastis tanah padat. Tahapan ini dimulai dari titik c ke titik d dan dari titik f ke titik g. Draft pembajakan pada fase ini diasumsikan sebesar 4 % dari draft pembajakan maksimum bajak tanpa getar. Waktu yang diperlukan untuk tahapan ini adalah. 6 5 Lintasan ujung pisau bajak Simpangan sudut batang bajak b Teta ( ⁰) g f d 1 e 5 c a Delta V (mm) Delta H (mm) -1 Gambar 11 Contoh lintasan ujung pisau bajak. (Delta V: simpangan ujung pisau bajak arah vertikal, Delta H: simpangan ujung pisau bajak arah horisontal, Teta: Simpangan sudut batang bajak).

19 27 Sakai (29) dan Radite et al. (22) menyatakan bahwa rasio gaya (DR) pada bajak getar dengan memberikan energi mekanis secara langsung ke batang bajak dapat dimodelkan sebagai fungsi linier dari contact ratio α (perbandingan antara waktu selama ujung pisau bajak membongkar tanah padat dengan waktu satu periode getar) yaitu α / dengan. Persamaan ini diperbaiki dan diaplikasikan pada bajak getar jenis self-excited vibration serta didasarkan pada enam tahapan di atas menjadi:.. (23) Harga p variatif dari.4 hingga 1. vr=1 vr= Simpangan horisontal (mm) (a) Simpangan horisontal (mm) (b) vr=3 vr= Simpangan horisontal (mm) (c) Gambar 12 Grafik lintasan ujung pisau bajak untuk SEVVT_SDOF dengan frekuensi draft pembajakan fe=5 Hz (a): vr=1, (b) vr=2, (c) vr=3 dan (d) vr=5. Grafik lintasan ujung pisau bajak lainnya ditunjukkan pada Gambar Gambar 12 adalah grafik lintasan ujung pisau bajak perlakuan SEVVT_SDOF pada frekuensi draft pembajakan f e = 5 Hz dengan rasio kecepatan vr = 1,2,3 dan 5. Gambar 13 adalah grafik lintasan ujung pisau bajak perlakuan SEVVT_SDOF pada frekuensi draft pembajakan f e = 2 Hz dengan rasio kecepatan vr = 1 dan Simpangan horisontal (mm) (d)

20 28 sedangkan Gambar 14 adalah grafik lintasan ujung pisau bajak perlakuan SEVVT_TDOF pada frekuensi draft pembajakan f e = 5 Hz dengan rasio kecepatan vr =1,2,3 dan 4. vr=1 vr= Simpangan horisontal (mm) (a) Simpangan horisontal (mm) (b) Gambar 13 Grafik lintasan ujung pisau bajak untuk perlakuan SEVVT_SDOF dengan frekuensi draft pembajakan fe=2 Hz (a): vr=1, (b) vr=4. vr=1 vr= Simpangan horisontal (mm) (a) Simpangan horisontal (mm) (b) 2 vr=3 vr= Simpangan horisontal (mm) (c) Gambar Simpangan horisontal (mm) (d) Grafik lintasan ujung pisau bajak untuk SEVVT_TDOF dengan frekuensi draft pembajakan fe=5 Hz (a) vr=1, (b) vr=2, (c) vr=3 dan (d) vr=4. Dari Gambar 12 dan Gambar 14 terlihat bahwa pada frekuensi gangguan fe=5 Hz, hanya pada rasio kecepatan vr=1 ujung pisau bajak selalu bersentuhan dengan tanah padat sedangkan pada rasio kecepatan yang lebih tinggi selalu ada kesempatan dari ujung pisau bajak bersentuhan dengan tanah yang telah 1

21 29 dibongkar sebelumnya. Dari Gambar 14 terlihat bahwa untuk perlakuan SEVVT_SDOF dengan frekuensi draft pembajakan rendah (fe= 2 Hz), baik untuk rasio kecepatan vr = 1 maupun untuk vr = 4, ujung pisau bajak selalu bersentuhan dengan tanah padat. Ini berarti pada rentang antara vr = 1 sampai dengan vr = 4 ujung pisau bajak selalu bersentuhan dengan tanah padat. Tabel 1 Hubungan antara rasio gaya dengan rasio kecepatan Rasio kecepatan SEVVT_SDOF fe = 5 Hz Rasio Gaya (%) SEVVT_SDOF fe = 2 Hz SEVVT_TDOF fe = 5 Hz Perhitungan penurunan draft pembajakan didasarkan pada persamaan 23 dan hasilnya ditunjukkan pada Tabel 1 serta pada Gambar 15. Untuk perlakuan SEVVT_SDOF dengan frekuensi draft pembajakan fe = 2 Hz, rasio gayanya sebesar 77.8 %., lebih besar jika dibandingkan dengan rasio gaya pada perlakuan SEVVT_SDOF dengan frekuensi gangguan fe = 5 Hz Rasio gaya tersebut konstan dan tidak tergantung kepada besarnya rasio kecepatan. Tabel 1 dan grafik pada Gambar 15 juga menunjukkan bahwa perlakuan SEVVT_TDOF memberikan rasio gaya paling rendah dibandingkan dengan sistem yang lain. Sampai dengan rasio kecepatan vr=1, untuk fe=5 rasio draft pembajakan untuk perlakuan SEVVT_SDOF adalah konstan sebesar 67.6 % sedangkan untuk perlakuan SEVVT_TDOF besarnya adalah konstan sebesar 58 % Hal ini karena pada rasio kecepatan sampai dengan satu, ujung pisau bajak selalu bersentuhan dengan tanah padat. Di atas vr = 1, rasio draft pembajakannya turun sekitar 6 % (perlakuan SEVVT_SDOF) dan 52 % (perlakuan SEVVT_TDOF). Rasio gaya ini hampir tidak terpengaruh sama sekali dengan semakin meningkatnya rasio kecepatan.

22 3 Rasio Gaya (%) SEVVT_SDOF fe=5 Hz SEVVT_TDOF fe=5hz SEVVT_SDOF fe=2 Hz Rasio Kecepatan Gambar 15 Grafik rasio draft pembajakan sebagai fungsi dari rasio kecepatan. Kesimpulan penting yang dapat diambil dari perlakuan SEVVT adalah tidak diperlukannya tambahan energi guna menggetarkan batang bajak sehingga penurunan draft pembajakan selalu diikuti dengan penurunan penggunaan energi. Kesimpulan Dari simulasi didapat parameter dinamis bajak getar SEV sebagai berikut: Parameter dinamis untuk perlakuan SEVVT_SDOF adalah: kekakuan pegas semi-eliptis k=1785 Nm/rad. dan momen inersia massa dari batang bajak J=3.789 kg-m 2. Parameter dinamis untuk perlakuan SEVVT_TDOF adalah: kekakuan pegas utama k 1 =1785 Nm/rad, kekakuan pegas penghubung k 2 =12 N/m, momen inersia massa dari batang bajak J 1 =2.486 kg-m 2, momen inersia massa dari batang ayun J 2 =.2 kg m 2 dan massa ayun m 2 =.783 kg. Hal-hal lain yang menarik dan dapat disimpulkan dari pembahasan ini adalah: Berhasil diungkapkan getaran batang bajak dalam kondisi steady: Pada frekuensi draft pembajakan rendah (fe=2 Hz), getaran batang bajak pada perlakuan SEVVT_SDOF mengikuti simpangan dalam kondisi statis. Pada frekuensi draft pembajakan fe=5 Hz, getaran batang bajak pada kondisi peredaman ξ=2 % selalu lebih hebat dari simpangan statisnya. Kondisi ini

23 31 berlaku baik untuk perlakuan SEVVT_SDOF maupun perlakuan SEVVT_TDOF. Pada kondisi ini batang bajak bergetar pada frekuensi gangguan dan pada frekuensi alaminya. Pada frekuensi draft pembajakan rendah, selama membajak tanah, ujung pisau bajak pada perlakuan SEVVT_SDOF selalu bersentuhan dengan tanah padat. Berhasil diungkapkan pula mekanisme turunnya draft pembajakan dan besarnya dinyatakan dalam rasio gaya untuk membajak tanah sebagai berikut: Rasio draft pembajakan untuk perlakuan SEVVT_TDOF lebih rendah dibandingkan dengan rasio draft pembajakan perlakuan SEVVT_SDOF. Oleh karenanya perlakuan SEVVT_TDOF adalah menarik untuk dikembangkan. Pada frekuensi draft pembajakan rendah, pada perlakuan SEVVT_SDOF, rasio gayanya sebesar 77.8 % dan lebih besar dari rasio gaya untuk kondisi frekuensi draft pembajakan fe=5 Hz Rasio gaya tersebut besarnya konstan dan tidak tergantung pada besar rasio kecepatan. Pada frekuensi draft pembajakan fe=5 Hz, untuk rasio kecepatan sampai dengan satu, rasio gayanya adalah konstan (sebesar 67.6 % untuk perlakuan SEVVT_SDOF dan 58 % untuk perlakuan SEVVT_TDOF). Di atas vr = 1, rasio gayanya turun dan hampir tidak terpengaruh sama sekali dengan variasi rasio kecepatan. Rasio gaya tersebut sebesar sekitar 6 % untuk perlakuan SEVVT_SDOF dan sebesar 52% untuk perlakuan SEVVT_TDOF. Daftar Pustaka Aluko OB, Seig DA. 2. An experimental investigation of the characteristic and conditions for brittle fracture in two-dimensional soil cutting. Soil and Tillage Research. 57: Bandalan EP, Salokhe VM, Gupta CP, Niyamapa T Performance of an oscillating subsoiler in breaking a hardpan. Journal of Terramechanics 36: Berntsen R, Berre B, Torp T, Aasen H, 26. Tine force established by a twolevel and the draft requirement of rigid and flexible tines. Soil and Tillage Research 9: Cai C, Zheng H, Khan MS, Hung KC. 22. Modeling of material damping properties in ANSYS. [8 Maret 29].

24 32 Ekwaro S, Desen CI. 21. Experimental study on impact vibration absorber Jornal of Vibration and Control 7;4: Gill WR, Van den Berg GE Soil dynamics in tillage and traction. Agriculture hand-book No. 316 ARS USDA. Krodkiewski JM. 28. Mechanical vibration. Melbourne: The University of Melbourne Department of Mechanical and Manufacturing Engineering. Laszlo Fenyvesi, Istvan JJ, Bela Borsa. 22. Reduction of the energy requirement by new soil cultivation tools. Proceeding of the ASAE Annual International Meeting; Chicago, July 22. CIGR 15th World Congress. Paper Number: McMillan JA A non-linear friction model for self-excited vibrations. Journal of Sound and Vibration. 194, Meirovitch L. 1986, Element of vibration analysis. Singapore: McGraw-Hill Book Company. Niyamapa T, Salokhe MV. 2a. Force and pressure distribution under vibratory-tillage-tool. Journal of Terramechanics 37: Niyamapa T, Salokhe MV. 2b. Soil disturbance and force mechanics of vibrating tillage-tool. Journal of Terramechanics 37: Qiu Lichun, Li Baofa. 2. Experimental study on the self-excited vibration subsoiler for reducing draft Force. Transaction of the Chinese Society of Agricultural Engineering 16; 6: Radite PAS, Wawan Hermawan, Sembiring EN dan Suastawa IN. 22. Penurunn Tahanan Tarik Bajak Subsoil dengan Penggetaran. Bogor: Lab. Teknik Mesin Budidaya Pertanian, FATETA, IPB, Bogor. Rao SS, Yap Fook Fah. 25. Mechanical vibrations. Singapore: Prentice Hall. Rich Marchand, Timothy JM Learning differential equations by exploring earthquake induced structural vibrations: A Case Study. Int. J. Engng Ed. 15; 6,: Sakai K. Part II: Vibratory Tillage Implement, of chapter 4: Power tillage equipment. in advances in soil dynamics volume 3. Uphadaya S.K. Chancellor, W. J. Perumpral J. V. Wulfsohn D. and Way TR. St. Joseph, Mich.: ASABE, Copyright 29 American Society of Agricultural and Biological Engineers, eds., (29), pp Yow J, Smith UJ Sinusoidal vibratory tillage. Journal of Terramechanics 13; 4:

PEMBAHASAN UMUM Studi Analitis/Simulasi

PEMBAHASAN UMUM Studi Analitis/Simulasi PEMBAHASAN UMUM Penelitian dibagi menjadi dua tahapan yang meliputi tahapan persiapan dan tahapan lanjutan. Tahap persiapan dimaksudkan untuk menjamin keberhasilan penelitian sedangkan tahap lanjutan dimaksudkan

Lebih terperinci

MENURUNKAN DRAFT DAN ENERGI PEMBAJAKAN DENGAN GETARAN PAKSA BERENERGI RENDAH PADA BAJAK GETAR SELF-EXCITED VIBRATION

MENURUNKAN DRAFT DAN ENERGI PEMBAJAKAN DENGAN GETARAN PAKSA BERENERGI RENDAH PADA BAJAK GETAR SELF-EXCITED VIBRATION MENURUNKAN DRAFT DAN ENERGI PEMBAJAKAN DENGAN GETARAN PAKSA BERENERGI RENDAH PADA BAJAK GETAR SELF-EXCITED VIBRATION (Draft force and energy reduction by low energy force vibration method on Self-Excited

Lebih terperinci

PENURUNAN DRAFT DAN ENERGI PEMBAJAKAN PADA MODEL SUBSOILER GETAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE SELF-EXCITED VIBRATION SOEHARSONO

PENURUNAN DRAFT DAN ENERGI PEMBAJAKAN PADA MODEL SUBSOILER GETAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE SELF-EXCITED VIBRATION SOEHARSONO PENURUNAN DRAFT DAN ENERGI PEMBAJAKAN PADA MODEL SUBSOILER GETAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE SELF-EXCITED VIBRATION SOEHARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Butson JM, Rackham HD. 1981a. Vibratory soil cutting II. an improved mathematical model. J Agric. Eng. Research 26:

DAFTAR PUSTAKA. Butson JM, Rackham HD. 1981a. Vibratory soil cutting II. an improved mathematical model. J Agric. Eng. Research 26: DAFTAR PUSTAKA Aluko OB, Seig DA. 2000. An experimental investigation of the characteristic and conditions for brittle fracture in two-dimensional soil cutting. Soil and Tillage Research. 57:143-157 Andrew

Lebih terperinci

INTRODUKSI Dr. Soeharsono FTI Universitas Trisakti F

INTRODUKSI Dr. Soeharsono FTI Universitas Trisakti F INTRODUKSI Dr. Soeharsono FTI Universitas Trisakti F164070142 1 Terminologi getaran GETARAN: Gerak osilasi di sekitar titik keseimbangan Parameter getar: massa (m), kekakuan (k) dan peredam (c) in m,c,k

Lebih terperinci

Talifatim Machfuroh 4

Talifatim Machfuroh 4 PENGARUH PENAMBAHAN DUAL DYNAMIC VIBRATION ABSORBER (DDVA)- DEPENDENT DALAM PEREDAMAN GETARAN PADA SISTEM UTAMA 2-DOF Talifatim Machfuroh 4 Abstrak: Suatu sistem yang beroperasi dapat mengalami getaran

Lebih terperinci

5 GETARAN DUA DERAJAD KEBEBASAN (Two Degrees of Freedom System)

5 GETARAN DUA DERAJAD KEBEBASAN (Two Degrees of Freedom System) 5 GETARAN DUA DERAJAD KEBEBASAN (Two Degrees of Freedom System) Dr. Soeharsono (FTI Universitas Trisakti F164070142 1 Pers.umum getaran TDOF Gambar 5-1a Gambar 5-1b Keseimbangan gaya (Gambar 5-1b: 2 5-1a

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 132

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 132 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 132 Pemodelan dan Analisa Reduksi Respon Getaran Translasi pada Sistem Utama dan Energi Listrik yang Dihasilkan oleh Mekanisme

Lebih terperinci

iii Banda Aceh, Nopember 2008 Sabri, ST., MT

iii Banda Aceh, Nopember 2008 Sabri, ST., MT ii PRAKATA Buku ini menyajikan pembahasan dasar mengenai getaran mekanik dan ditulis untuk mereka yang baru belajar getaran. Getaran yang dibahas di sini adalah getaran linier, yaitu getaran yang persamaan

Lebih terperinci

Simulasi Peredam Getaran TDVA dan DDVA Tersusun Seri terhadap Respon Getaran Translasi Sistem Utama. Aini Lostari 1,a*

Simulasi Peredam Getaran TDVA dan DDVA Tersusun Seri terhadap Respon Getaran Translasi Sistem Utama. Aini Lostari 1,a* Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics Submitted : 2017-09-15 ISSN: 2527-6212, Vol. 2 No. 1, pp. 11-16 Accepted : 2017-09-21 2017 Pres Univ Press Publication, Indonesia Simulasi Peredam Getaran

Lebih terperinci

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR GETARAN MEKANIS. oleh. Tim Dosen Mata Kuliah Getaran Mekanis. Fakultas Teknik Universitas Indonesia Februari 2016

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR GETARAN MEKANIS. oleh. Tim Dosen Mata Kuliah Getaran Mekanis. Fakultas Teknik Universitas Indonesia Februari 2016 BUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR GETARAN MEKANIS oleh Tim Dosen Mata Kuliah Getaran Mekanis Fakultas Teknik Universitas Indonesia Februari 2016 DAFTAR ISI hlm. PENGANTAR 4 BAB 1 INFORMASI UMUM 5 BAB

Lebih terperinci

Getaran sistem pegas berbeban dengan massa yang berubah terhadap waktu

Getaran sistem pegas berbeban dengan massa yang berubah terhadap waktu Getaran sistem pegas berbeban dengan massa yang berubah terhadap waktu Kunlestiowati H *. Nani Yuningsih **, Sardjito *** * Staf Pengajar Polban, kunpolban@yahoo.co.id ** Staf Pengajar Polban, naniyuningsih@gmail.com

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1, Januari 2015 (1-7) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1, Januari 2015 (1-7) ISSN: KESTABILAN SOLUSI NUMERIK SISTEM BERDERAJAT KEBEBASAN TUNGGAL AKIBAT GEMPA DENGAN METODE NEWMARK (Studi Kasus: Menghitung Respons Bangunan Baja Satu Tingkat) Griebel H. Rompas Steenie E. Wallah, Reky S.

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) B-270

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) B-270 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-270 Studi Karakteristik Reduksi Getaran Translasi Dan Rotasi Sistem Utama dan Energi Listrik yang Dihasilkan oleh Mekanisme Cantilever

Lebih terperinci

Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan

Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan B-542 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan Hasbulah Zarkasy, Harus Laksana Guntur

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Penambahan Dual Dynamic Vibration Absorber (DDVA)-Dependent Terhadap Respon Getaran Translasi Dan Rotasi Pada Sistem Utama 2-DOF

Studi Pengaruh Penambahan Dual Dynamic Vibration Absorber (DDVA)-Dependent Terhadap Respon Getaran Translasi Dan Rotasi Pada Sistem Utama 2-DOF Studi Pengaruh Penambahan Dual Dynamic Vibration Absorber (DDVA)-Dependent Terhadap Respon Getaran Translasi Dan Rotasi Pada Sistem Utama 2-DOF Talifatim Machfuroh 1,*, Harus Laksana Guntur 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U

STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U VOLUME 5 NO. 2, OKTOBER 29 STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U Jati Sunaryati 1, Rudy Ferial

Lebih terperinci

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan momen inersia batang. 2. Mempelajari sifat sifat osilasi pada batang. 3. Mempelajari sistem osilasi. 4. Menentukan periode osilasi dengan panjang tali dan jarak antara

Lebih terperinci

PENGARUH PASIR TERHADAP PENINGKATAN RASIO REDAMAN PADA PERANGKAT KONTROL PASIF (238S)

PENGARUH PASIR TERHADAP PENINGKATAN RASIO REDAMAN PADA PERANGKAT KONTROL PASIF (238S) PENGARUH PASIR TERHADAP PENINGKATAN RASIO REDAMAN PADA PERANGKAT KONTROL PASIF (238S) Daniel Christianto 1, Yuskar Lase 2 dan Yeospitta 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. S.Parman

Lebih terperinci

Ardi Noerpamoengkas Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Ardi Noerpamoengkas Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Ardi Noerpamoengkas 2106 100 101 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Latar Belakang Teknologi pengembangan potensi energi gelombang laut untuk memecahkan

Lebih terperinci

ANALISA RESPON HARMONIK STRUKTUR POROS PROPELLER KAPAL MENGGUNAKAN ANSYS WORKBENCH 14.5

ANALISA RESPON HARMONIK STRUKTUR POROS PROPELLER KAPAL MENGGUNAKAN ANSYS WORKBENCH 14.5 ANALISA RESPON HARMONIK STRUKTUR POROS PROPELLER KAPAL MENGGUNAKAN ANSYS WORKBENCH 14.5 Wahyu Nirbito 1),, Triwahyu Rahmatu Januar 1)* 1) Fakultas Teknik, Depok, Indonesia *Kontak penulis Tel: +62 8569136764

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN RESPONS BENTURAN

BAB III PEMODELAN RESPONS BENTURAN BAB III PEMODELAN RESPONS BENTURAN 3. UMUM Struktur suatu bangunan tidak selalu dapat dimodelkan dengan Single Degree Of Freedom (SDOF), tetapi lebih sering dimodelkan dengan sistem Multi Degree Of Freedom

Lebih terperinci

SILABUS. I. IDENTITAS MATA KULIAH Nama mata kuliah : Gataran Mekanis Nomor kode : PP 360

SILABUS. I. IDENTITAS MATA KULIAH Nama mata kuliah : Gataran Mekanis Nomor kode : PP 360 SILABUS I. IDENTITAS MATA KULIAH Nama mata kuliah : Gataran Mekanis Nomor kode : PP 360 Jumlah SKS : 2 SKS Semester : 7(ganjil) Kelompok mata kuliah : MKK Program Studi?Program : Produksi dan Perancangan

Lebih terperinci

KINERJA PENGGETARAN SAYAP PADA BAJAK SUBSOIL GETAR 1 (Performance of Wing Oscilation on Vibratory Subsoiler)

KINERJA PENGGETARAN SAYAP PADA BAJAK SUBSOIL GETAR 1 (Performance of Wing Oscilation on Vibratory Subsoiler) KINERJA PENGGETARAN SAYAP PADA BAJAK SUBSOIL GETAR 1 (Performance of Wing Oscilation on Vibratory Subsoiler) Radite P.A.S 2, Sigit O.S. 3, Dito W.H. 3, ABSTRAK Penggunaan getaran telah banyak diterapkan

Lebih terperinci

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. Dinamika Page 1/11 Gaya Termasuk Vektor DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. GAYA TERMASUK VEKTOR, penjumlahan gaya = penjumlahan

Lebih terperinci

Pemodelan dan Analisis Simulator Gempa Penghasil Gerak Translasi

Pemodelan dan Analisis Simulator Gempa Penghasil Gerak Translasi JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 164 Pemodelan dan Analisis Simulator Gempa Penghasil Gerak Translasi Tiara Angelita Cahyaningrum dan Harus Laksana Guntur Laboratorium

Lebih terperinci

Analisa Aplikasi Peredam Getaran Dinamik Pada Model Setengah Mobil Empat Derajat Kebebasan Berbasis Respon Amplitudo

Analisa Aplikasi Peredam Getaran Dinamik Pada Model Setengah Mobil Empat Derajat Kebebasan Berbasis Respon Amplitudo Analisa Aplikasi Peredam Getaran Dinamik Pada Model Setengah Mobil Empat Derajat Kebebasan Berbasis Respon Amplitudo Apriyanto S. 247 1 6 Pembimbing : Ir. Jerri Susatio, M.T. 1954117 1983 1 5 Latar Belakang

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-313

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-313 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (217) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) F-313 Studi Eksperimen Respon Reduksi Getaran Translasi dan Rotasi pada Sistem Utama dan Energy Density Mekanisme Cantilever Piezoelectric

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER

KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER Halman 1, Moch. Agus Choiron 2, Djarot B. Darmadi 3 1-3 Program Magister Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

Getaran Mekanik. Getaran Bebas Tak Teredam. Muchammad Chusnan Aprianto

Getaran Mekanik. Getaran Bebas Tak Teredam. Muchammad Chusnan Aprianto Getaran Mekanik Getaran Bebas Tak Teredam Muchammad Chusnan Aprianto Getaran Bebas Getaran bebas adalah gerak osilasi di sekitar titik kesetimbangan dimana gerak ini tidak dipengaruhi oleh gaya luar (gaya

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

menganalisis suatu gerak periodik tertentu

menganalisis suatu gerak periodik tertentu Gerak Harmonik Sederhana GETARAN Gerak harmonik sederhana Gerak periodik adalah gerak berulang/berosilasi melalui titik setimbang dalam interval waktu tetap. Gerak harmonik sederhana (GHS) adalah gerak

Lebih terperinci

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN OSILASI SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mengenal persamaan matematik osilasi harmonik sederhana. Mahasiswa mampu mencari besaranbesaran osilasi antara lain amplitudo, frekuensi, fasa awal. Syarat Kelulusan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RAKE ANGLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA EXCAVATOR BUCKET TEETH MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS PENGARUH RAKE ANGLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA EXCAVATOR BUCKET TEETH MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA C.7 ANALISIS PENGARUH RAKE ANGLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA EXCAVATOR BUCKET TEETH MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Sumar Hadi Suryo 1, Hendrawan Surya Hadijaya 2, Moch. Fihki Fahrizal 3 Department

Lebih terperinci

Pengaruh Perubahan Posisi Sumber Eksitasi dan Massa DVA dari Titik Berat Massa Beam Terhadap Karakteristik Getaran Translasi dan Rotasi

Pengaruh Perubahan Posisi Sumber Eksitasi dan Massa DVA dari Titik Berat Massa Beam Terhadap Karakteristik Getaran Translasi dan Rotasi Pengaruh Perubahan Posisi Sumber Eksitasi dan Massa DVA dari Titik Berat Massa Beam Terhadap Karakteristik Getaran Translasi dan Rotasi Abdul Rohman 1,*, Harus Laksana Guntur 2 1 Program Pascasarjana Bidang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MEKANISME PENGHASIL GERAK AYUN PENDULUM SINGLE DOF

RANCANG BANGUN MEKANISME PENGHASIL GERAK AYUN PENDULUM SINGLE DOF RANCANG BANGUN MEKANISME PENGHASIL GERAK AYUN PENDULUM SINGLE DOF LATAR BELAKANG Penyebab gerakan adalah gaya. Gaya merupakan pembangkit gerakan. Objek bergerak karena adanya gaya yang bekerja padanya.

Lebih terperinci

APLIKASI METODE FUNGSI TRANSFER PADA ANALISIS KARAKTERISTIK GETARAN BALOK KOMPOSIT (BAJA DAN ALUMINIUM) DENGAN SISTEM TUMPUAN SEDERHANA

APLIKASI METODE FUNGSI TRANSFER PADA ANALISIS KARAKTERISTIK GETARAN BALOK KOMPOSIT (BAJA DAN ALUMINIUM) DENGAN SISTEM TUMPUAN SEDERHANA APLIKASI METODE UNGSI TRANSER PADA ANALISIS KARAKTERISTIK GETARAN BALOK KOMPOSIT (BAJA DAN ALUMINIUM) DENGAN SISTEM TUMPUAN SEDERHANA Naharuddin, Abdul Muis Laboratorium Bahan Teknik, Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

ANALISA STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING WALL) AKIBAT BEBAN DINAMIS DENGAN SIMULASI NUMERIK ABSTRAK

ANALISA STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING WALL) AKIBAT BEBAN DINAMIS DENGAN SIMULASI NUMERIK ABSTRAK VOLUME 6 NO., OKTOBER 010 ANALISA STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING WALL) AKIBAT BEBAN DINAMIS DENGAN SIMULASI NUMERIK Oscar Fithrah Nur 1, Abdul Hakam ABSTRAK Penggunaan simulasi numerik dalam

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESAIN PENGGETAR MOLE PLOW Prototip mole plow mempunyai empat bagian utama, yaitu rangka three hitch point, beam, blade, dan mole. Rangka three hitch point merupakan struktur

Lebih terperinci

Simulasi Komputer untuk Analisis Karakteristik Model Sistem Pegas- Peredam Kejut- Massa

Simulasi Komputer untuk Analisis Karakteristik Model Sistem Pegas- Peredam Kejut- Massa Simulasi Komputer untuk Analisis Larakteristik Model Sistem Pegas-Peredam Kejut-Massa (Oegik Soegihardjo) Simulasi Komputer untuk Analisis Karakteristik Model Sistem Pegas- Peredam Kejut- Massa Oegik Soegihardjo

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar LAMPIRAN A Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar LAMPIRAN B Tabel B-1 Analisa Rangkaian Lintas Datar 80 70 60 50 40 30 20 10 F lokomotif F gerbong v = 60 v = 60 1 8825.959 12462.954 16764.636 22223.702 29825.540

Lebih terperinci

MAKALAH GETARAN BEBAS TAK TEREDAM DAN GETARAN BEBAS TEREDAM

MAKALAH GETARAN BEBAS TAK TEREDAM DAN GETARAN BEBAS TEREDAM MAKALAH GETARAN BEBAS TAK TEREDAM DAN GETARAN BEBAS TEREDAM Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Getaran Mekanik Dosen Pengampu: Agus Nugroho, S.Pd., M.T. Disusun Oleh: 1. Andrika Hilman Hanif (5212415009)

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA Pertemuan 2 GETARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (15B08019), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 2016 Beberapa parameter

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA STRUKTUR

BAB 3 DINAMIKA STRUKTUR BAB 3 DINAMIKA STRUKTUR Gerakan dari struktur terapung akan dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya, dimana terdapat gaya gaya luar yang bekerja pada struktur dan akan menimbulkan gerakan pada struktur. Untuk

Lebih terperinci

SIMULASI NUMERIK BENTURAN DUA STRUKTUR TIGA DIMENSI DIBAWAH BEBAN DINAMIK TESIS MAGISTER. oleh : SUDARMONO

SIMULASI NUMERIK BENTURAN DUA STRUKTUR TIGA DIMENSI DIBAWAH BEBAN DINAMIK TESIS MAGISTER. oleh : SUDARMONO SIMULASI NUMERIK BENTURAN DUA STRUKTUR TIGA DIMENSI DIBAWAH BEBAN DINAMIK TESIS MAGISTER oleh : SUDARMONO 25096008 BIDANG KHUSUS REKAYASA STRUKTUR PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR

Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR Oleh : Nama : SOMAWARDI NIM : 23107012 Kelompok : 13 Tanggal Praktikum : November 2007 Nama Asisten (Nim) : Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

GERAK HARMONIK SEDERHANA. Program Studi Teknik Pertambangan

GERAK HARMONIK SEDERHANA. Program Studi Teknik Pertambangan GERAK HARMONIK SEDERHANA Program Studi Teknik Pertambangan GERAK HARMONIK SEDERHANA Dalam mempelajari masalah gerak pada gelombang atau gerak harmonik, kita mengenal yang namanya PERIODE, FREKUENSI DAN

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam SIDANG TUGAS AKHIR TM091476 Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam Oleh: AGENG PREMANA 2108 100 603 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

Referensi : Hirose, A Introduction to Wave Phenomena. John Wiley and Sons

Referensi : Hirose, A Introduction to Wave Phenomena. John Wiley and Sons SILABUS : 1.Getaran a. Getaran pada sistem pegas b. Getaran teredam c. Energi dalam gerak harmonik sederhana 2.Gelombang a. Gelombang sinusoidal b. Kecepatan phase dan kecepatan grup c. Superposisi gelombang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN 5.1 Ringkasan

BAB V KESIMPULAN 5.1 Ringkasan 163 BAB V KESIMPULAN 5.1 Ringkasan Salah satu metode untuk mendesain gedung yang mampu menahan beban gempa adalah dengan mengunakan peredam (damper). Damper dapat dibedakan atas tiga yaitu pasif, aktif

Lebih terperinci

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Willyanto Anggono 1), Hariyanto Gunawan 2), Ian Hardianto

Lebih terperinci

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas OSILASI Osilasi Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang.

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL DRAFT PEMBAJAKAN PADA OPERASI MEMBAJAK TANAH DI DALAM SOIL BIN

STUDI EKSPERIMENTAL DRAFT PEMBAJAKAN PADA OPERASI MEMBAJAK TANAH DI DALAM SOIL BIN STUDI EKSPERIMENTAL DRAFT PEMBAJAKAN PADA OPERASI MEMBAJAK TANAH DI DALAM SOIL BIN (Experimental Study in Soil Bin on Draft Force of a Tilled Operation) Abstrak Dalam bab ini dibahas hasil-hasil eksperimen

Lebih terperinci

ANALISA UNJUK KERJA PENGAYAK GETAR SEBAGAI SISTEM GETARAN DUA DERAJAT KEBEBASAN TERHADAP PENGAYAKAN ABU SEKAM PADI

ANALISA UNJUK KERJA PENGAYAK GETAR SEBAGAI SISTEM GETARAN DUA DERAJAT KEBEBASAN TERHADAP PENGAYAKAN ABU SEKAM PADI ANALISA UNJUK KERJA PENGAYAK GETAR SEBAGAI SISTEM GETARAN DUA DERAJAT KEBEBASAN TERHADAP PENGAYAKAN ABU SEKAM PADI Oleh: Asmara Yanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI DASAR 2-1. Gambar 2.1 Sistem dinamik satu derajat kebebasan tanpa redaman

BAB 2 TEORI DASAR 2-1. Gambar 2.1 Sistem dinamik satu derajat kebebasan tanpa redaman BAB TEORI DASAR BAB TEORI DASAR. Umum Analisis respon struktur terhadap beban gempa memerlukan pemodelan. Pemodelan struktur dilakukan menurut derajat kebebasan pada struktur. Pada tugas ini ada dua jenis

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONSEP DARI PERALATAN GUNA SIMULASI SELF-EXCITED VIBRATION VIBRATORY-TILLAGE

PERANCANGAN KONSEP DARI PERALATAN GUNA SIMULASI SELF-EXCITED VIBRATION VIBRATORY-TILLAGE PERANCANGAN KONSEP ARI PERALATAN GUNA SIMULASI SELF-EXCITE VIBRATION VIBRATORY-TILLAGE (Conceptual design of equipment used for simulation of Self-excited vibration vibratory-tillage) Abstrak Perancangan

Lebih terperinci

Gambar 1. Bagian-bagian bajak singkal (Smith, 1955)

Gambar 1. Bagian-bagian bajak singkal (Smith, 1955) PERANCANGAN BAJAK SINGKAL PADA LAHAN DENGAN KANDUNGAN LIAT TINGGI A. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam rancangan bajak singkal Sifat tanah liat yang padat, menggumpal dan sulit merembeskan air

Lebih terperinci

Tuning Mass-Spring Damper Pada Rekayasa Follower Rest Untuk Meningkatkan Batas Stabilitas Proses Bubut Slender Bar

Tuning Mass-Spring Damper Pada Rekayasa Follower Rest Untuk Meningkatkan Batas Stabilitas Proses Bubut Slender Bar Tuning Mass-Spring Damper Pada Rekayasa Follower Rest Untuk Meningkatkan Batas Stabilitas Proses Bubut Slender Bar Peniel Immanuel Gultom 1, Suhardjono 2,* 1,2 Pascasarjana Jurusan Teknik Mesin, Fak. Teknologi

Lebih terperinci

PEMANFAAT FREKUENSI BUNYI MATERIAL SEBAGAI DASAR PENGUJIAN MODULUS ELASTISITAS PADA PENGUJIAN TANPA MERUSAK (NON DESTRUCTIVE TEST) ABSTRACT

PEMANFAAT FREKUENSI BUNYI MATERIAL SEBAGAI DASAR PENGUJIAN MODULUS ELASTISITAS PADA PENGUJIAN TANPA MERUSAK (NON DESTRUCTIVE TEST) ABSTRACT PEMANFAAT FREKUENSI BUNYI MATERIAL SEBAGAI DASAR PENGUJIAN MODULUS ELASTISITAS PADA PENGUJIAN TANPA MERUSAK (NON DESTRUCTIVE TEST) M. Fahrur Rozy H. 1, Abdul Hadi Djaelani 2, Moch. Agus Choiron 2 1 Staf

Lebih terperinci

Simulasi Peredaman Getaran Bangunan dengan Model Empat Tumpuan

Simulasi Peredaman Getaran Bangunan dengan Model Empat Tumpuan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Simulasi Peredaman Getaran Bangunan dengan Model Empat Tumpuan Fitriana Ariesta Dewi dan Ir. Yerri Susatio, MT Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN REDAMAN GETARAN TRANSLASI DAN ROTASI DENGAN POSISI SUMBER EKSITASI DVA (DYNAMIC VIBRATION ABSORBER)

STUDI EKSPERIMEN REDAMAN GETARAN TRANSLASI DAN ROTASI DENGAN POSISI SUMBER EKSITASI DVA (DYNAMIC VIBRATION ABSORBER) STUDI EKSPERIMEN REDAMAN GETARAN TRANSLASI DAN ROTASI DENGAN POSISI SUMBER EKSITASI DVA (DYNAMIC VIBRATION ABSORBER) Abdul Rohman Staf Pengajar Prodi Teknik Mesin, Politeknik Negeri Banyuwangi E-mail :

Lebih terperinci

Kajian Awal Kekuatan Rangka Sepeda Motor Hibrid

Kajian Awal Kekuatan Rangka Sepeda Motor Hibrid Kajian Awal Kekuatan Rangka Sepeda Motor Hibrid C. Prapti Mahandari, Dita Satyadarma, Firmansyah Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jln Margonda Raya 100 Depok Jawa

Lebih terperinci

Konsep Dasar Getaran dan Gelombang Kasus: Pegas. Powerpoint presentation by Muchammad Chusnan Aprianto

Konsep Dasar Getaran dan Gelombang Kasus: Pegas. Powerpoint presentation by Muchammad Chusnan Aprianto Konsep Dasar Getaran dan Gelombang Kasus: Pegas Powerpoint presentation by Muchammad Chusnan Aprianto Definisi Gerak periodik adalah gerakan maju dan mundur atau melingkar pada lintasan yang sama untuk

Lebih terperinci

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Pertemuan GEARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (5B0809), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 06 Beberapa parameter yang menentukan karaktersitik getaran: Amplitudo

Lebih terperinci

Kajian Teknis Fenomena Getaran Vorteks pada Variasi Jumlah Oscillating Part Pembangkit Listrik Tenaga Arus Air Laut

Kajian Teknis Fenomena Getaran Vorteks pada Variasi Jumlah Oscillating Part Pembangkit Listrik Tenaga Arus Air Laut JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-236 Kajian Teknis Fenomena Getaran Vorteks pada Variasi Jumlah Oscillating Part Pembangkit Listrik Tenaga Arus Air Laut Bayu Dwi Atmoko,

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEGAS DENGAN CARA STATIS DAN DINAMIS. Oleh:

PENENTUAN KONSTANTA PEGAS DENGAN CARA STATIS DAN DINAMIS. Oleh: PENENTUAN KONSTANTA PEGAS DENGAN CARA STATIS DAN DINAMIS Oleh: Elisa 1 dan Yenni Claudya 2 2) 1) Mahasiswa Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Syiah Kuala Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 FISIKA

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 FISIKA K Revisi Antiremed Kelas 0 FISIKA Getaran Harmonis - Soal Doc Name: RKAR0FIS00 Version : 06-0 halaman 0. Dalam getaran harmonik, percepatan getaran (A) selalu sebanding dengan simpangannya tidak bergantung

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, 28 Mei Penyusun

KATA PENGANTAR. Semarang, 28 Mei Penyusun KATA PENGANTAR Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang MahaEsa. Berkat rahmat dan karunia-nya, kami bisa menyelesaikan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, penyusun menyadari masih

Lebih terperinci

ANALISA FATIGUE AKIBAT TEKANAN INTERNAL SIKLIS PADA DENTED PIPE

ANALISA FATIGUE AKIBAT TEKANAN INTERNAL SIKLIS PADA DENTED PIPE TUGAS AKHIR MO 091336 ANALISA FATIGUE AKIBAT TEKANAN INTERNAL SIKLIS PADA DENTED PIPE DISUSUN OLEH : NUGRAHA PRAYOGA (4305.100.050) DOSEN PEMBIMBING Ir. JUSUF SUTOMO, M.Sc Dr. Ir. WISNU WARDHANA, SE, M.Sc

Lebih terperinci

Aplikasi pada Metode Transform yang Berbeda pada Analisa. Free Vibration dari Rotating Non-prismatic Beams

Aplikasi pada Metode Transform yang Berbeda pada Analisa. Free Vibration dari Rotating Non-prismatic Beams World Applied Sciences Journal 5 (4): 441-448, 2008 ISSN 1818-4952 IDOSI Publications, 2008 Aplikasi pada Metode Transform yang Berbeda pada Analisa Free Vibration dari Rotating Non-prismatic Beams Abstrak

Lebih terperinci

PHYSICS SUMMIT 2 nd 2014

PHYSICS SUMMIT 2 nd 2014 KETENTUAN UMUM 1. Periksa terlebih dahulu bahwa jumlah soal Saudara terdiri dari 8 (tujuh) buah soal 2. Waktu total untuk mengerjakan tes ini adalah 3 jam atau 180 menit 3. Peserta diperbolehkan menggunakan

Lebih terperinci

No Dokumen Revisi Ke: Dokumen Level: 3 PANDUAN Tanggal Berlaku: RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Halaman 1

No Dokumen Revisi Ke: Dokumen Level: 3 PANDUAN Tanggal Berlaku: RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Halaman 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Halaman 1 Identitas Mata Kuliah Course Identity Kode mata kuliah Course code : TKS24002 Bobot satuan kredit semester (sks) :3 Course credit unit : 3 Semester : Semester

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH FLYWHEEL DAN FIRING ORDER TERHADAP PROSES KERJA MESIN DIESEL

ANALISA PENGARUH FLYWHEEL DAN FIRING ORDER TERHADAP PROSES KERJA MESIN DIESEL ANALISA PENGARUH FLYWHEEL DAN FIRING ORDER TERHADAP PROSES KERJA MESIN DIESEL Oleh: Adin Putra Rachmawan (4210 100 086) Pembimbing 1 : DR. I Made Ariana, S.T., M.T. Pembimbing 2 : Ir. Indrajaya Gerianto,

Lebih terperinci

Materi Pendalaman 01:

Materi Pendalaman 01: Materi Pendalaman 01: GETARAN & GERAK HARMONIK SEDERHANA 1 L T (1.) f g Contoh lain getaran harmonik sederhana adalah gerakan pegas. Getaran harmonik sederhana adalah gerak bolak balik yang selalu melewati

Lebih terperinci

Sistem Tiga-massa yang Tereksitasi Secara Parametrik

Sistem Tiga-massa yang Tereksitasi Secara Parametrik Sistem Tiga-massa yang Tereksitasi Secara Parametrik oleh Dr. Siti Fatimah sitifatimah@upi.edu JURDIKMAT FPMIPA UPI BANDUNG LATAR BELAKANG Motivasi: - Meredam atau mengurangi vibrasi yang sebabkan oleh

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kelas 11 FISIKA Gerak Harmonis - Soal Doc Name: K1AR11FIS0401 Version : 014-09 halaman 1 01. Dalam getaran harmonik, percepatan getaran (A) selalu sebanding dengan simpangannya tidak bergantung

Lebih terperinci

HAND OUT FISIKA DASAR I/GELOMBANG/GERAK HARMONIK SEDERHANA

HAND OUT FISIKA DASAR I/GELOMBANG/GERAK HARMONIK SEDERHANA GELOMBAG : Gerak Harmonik Sederhana M. Ishaq Pendahuluan Gerak harmonik adalah sebuah kajian yang penting terutama jika anda bergelut dalam bidang teknik, elektronika, geofisika dan lain-lain. Banyak gejala

Lebih terperinci

GERAK HARMONIK SEDERHANA

GERAK HARMONIK SEDERHANA GERAK HARMONIK SEDERHANA Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan. Gerak harmonik

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK ENERGI YANG DIHASILKAN MEKANISME PEMBANGKIT SINYAL LISTRIK AKIBAT BEBAN IMPAK DENGAN METODE PIEZOELECTRIC

STUDI KARAKTERISTIK ENERGI YANG DIHASILKAN MEKANISME PEMBANGKIT SINYAL LISTRIK AKIBAT BEBAN IMPAK DENGAN METODE PIEZOELECTRIC STUDI KARAKTERISTIK ENERGI YANG DIHASILKAN MEKANISME PEMBANGKIT SINYAL LISTRIK AKIBAT BEBAN IMPAK DENGAN METODE PIEZOELECTRIC Alain irjik Program Sarjana Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Frekuensi Pribadi Pada Gambar 4.1 diperlihatkan Grafik respon percepatan dari massa utama dengan waktu pengamatan selama 10 detik. Grafik pada Gambar 4.1 diperoleh

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013 Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat

Lebih terperinci

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT Pembebanan Batang Secara Aksial Suatu batang dengan luas penampang konstan, dibebani melalui kedua ujungnya dengan sepasang gaya linier i dengan arah saling berlawanan yang berimpit i pada sumbu longitudinal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu prosedur design yang disediakan untuk menentukan kriteria penerimaan manusia akibat getaran lantai, bervariasi sesuai dengan bahan yang digunakan dalam konstruksi lantai.

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA DASAR PENGUKURAN MEKANIKA 1. Jelaskan pengertian beberapa istilah alat ukur berikut dan berikan contoh! a. Kemampuan bacaan b. Cacah terkecil 2. Jelaskan tentang proses kalibrasi alat ukur! 3. Tunjukkan

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI PENGONTROL VIBRASI AKTIF PADA SISTEM BANGUNAN BERTINGKAT ABSTRAK

PEMODELAN DAN SIMULASI PENGONTROL VIBRASI AKTIF PADA SISTEM BANGUNAN BERTINGKAT ABSTRAK PEMODELAN DAN SIMULASI PENGONTROL VIBRASI AKTIF PADA SISTEM BANGUNAN BERTINGKAT Yanimi (0722050) Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Maranatha Bandung, Indonesia Email: yanimi.rao@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB

GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB Getaran (Osilasi) : Gerakan berulang pada lintasan yang sama Ayunan Gerak Kipas Gelombang dihasilkan oleh getaran Gelombang bunyi Gelombang air

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Analisis Tekanan Isi Pipa

BAB IV PEMBAHASAN Analisis Tekanan Isi Pipa BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisis studi kasus pada pipa penyalur yang dipendam di bawah tanah (onshore pipeline) yang telah mengalami upheaval buckling. Dari analisis ini nantinya

Lebih terperinci

ANALISIS GETARAN ROTASIONAL TEREDAM SISTEM BATANG DAN PEGAS TORSIONAL UNTUK DIKEMBANGKAN SEBAGAI MODEL FLUKTUASI EKONOMI

ANALISIS GETARAN ROTASIONAL TEREDAM SISTEM BATANG DAN PEGAS TORSIONAL UNTUK DIKEMBANGKAN SEBAGAI MODEL FLUKTUASI EKONOMI DOI: doi.org/10.1009/03.snf017.0.cip.04 ANALISIS GETARAN ROTASIONAL TEREDAM SISTEM BATANG DAN PEGAS TORSIONAL UNTUK DIKEMBANGKAN SEBAGAI MODEL FLUKTUASI EKONOMI Nani Yuningsih 1, a), Kunlestiowati Hadiningrum,

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Respon Dinamis Dari Kendaraan Yang Menggunakan Shock Absorber Hidrolis Dan Yang Menggunakan Sistem Peredam Dual Flywheel

Analisis Perbandingan Respon Dinamis Dari Kendaraan Yang Menggunakan Shock Absorber Hidrolis Dan Yang Menggunakan Sistem Peredam Dual Flywheel JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (25) ISSN: 2337-3539 (23-927 Print) F 49 Analisis Perbandingan Respon Dinamis Dari Kendaraan Yang Menggunakan Shock Absorber Hidrolis Dan Yang Menggunakan Sistem Peredam

Lebih terperinci

PENGARUH MODULUS GESER TANAH TERHADAP KESTABILAN PONDASI MESIN JENIS BLOK STUDI KASUS: MESIN ID FAN PLTU 2 AMURANG SULUT

PENGARUH MODULUS GESER TANAH TERHADAP KESTABILAN PONDASI MESIN JENIS BLOK STUDI KASUS: MESIN ID FAN PLTU 2 AMURANG SULUT Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 213 (593-62) ISSN: 2337-6732 PENGARUH MODULUS GESER TANAH TERHADAP KESTABILAN PONDASI MESIN JENIS BLOK STUDI KASUS: MESIN ID FAN PLTU 2 AMURANG SULUT Almey Lolo

Lebih terperinci

Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL

Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL» Oleh : Rahmad Hidayat 2107100136» Dosen Pembimbing : Dr.Ir.Agus Sigit Pramono,DEA

Lebih terperinci

Pengembangan Prototipe Hybrid Shock Absorber : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Absorber

Pengembangan Prototipe Hybrid Shock Absorber : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Absorber JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Prototipe Hybrid Shock : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Mohammad Ikhsani dan Harus Laksana Guntur Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG GETARAN

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG GETARAN Mata Pelajaran : Fisika Guru : Arnel Hendri, SPd., M.Si Nama Siswa :... Kelas :... EBTANAS-06-24 Pada getaran selaras... A. pada titik terjauh percepatannya maksimum dan kecepatan minimum B. pada titik

Lebih terperinci

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) Savonius Tipe U

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) Savonius Tipe U Respon Getaran Lateral Torsional Pada Poros Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) Savonius Tipe U Helmi Qosim, Ir. Yerri Susatio, M.T, Dr. Ridho Hantoro, S.T, M.T Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PENGATURAN PARAMETER dan DESAIN ABSORBER DINAM GETARAN AKIBAT GERAKAN PERMUKAAN TANAH

PENGATURAN PARAMETER dan DESAIN ABSORBER DINAM GETARAN AKIBAT GERAKAN PERMUKAAN TANAH PENGATURAN PARAMETER dan DESAIN ABSORBER DINAMIK SEBAGAI PEREDAM GETARAN AKIBAT GERAKAN PERMUKAAN TANAH Magister Student of Mathematics Department FMIPA- I T S, Surabaya August 5, 2010 Abstrak Dynamic

Lebih terperinci

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

Bab III Elastisitas. Sumber :  Fisika SMA/MA XI Bab III Elastisitas Sumber : www.lib.ui.ac Baja yang digunakan dalam jembatan mempunyai elastisitas agar tidak patah apabila dilewati kendaraan. Agar tidak melebihi kemampuan elastisitas, harus ada pembatasan

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH FREKUENSI DAN AMPLITUDO GETARAN PADA MATERIAL MULTILAYER PIEZOELECTRIC TERHADAP ENERGI YANG DIBANGKITKAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH FREKUENSI DAN AMPLITUDO GETARAN PADA MATERIAL MULTILAYER PIEZOELECTRIC TERHADAP ENERGI YANG DIBANGKITKAN STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH FREKUENSI DAN AMPLITUDO GETARAN PADA MATERIAL MULTILAYER PIEZOELECTRIC TERHADAP ENERGI YANG DIBANGKITKAN Bagus D. Anugrah Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

ANALISA KEKUATAN MATERIAL PADA PROSTHESIS TOTAL KNEE JOINT REPLACEMENT

ANALISA KEKUATAN MATERIAL PADA PROSTHESIS TOTAL KNEE JOINT REPLACEMENT TUGAS AKHIR TM 091486 ANALISA KEKUATAN MATERIAL PADA PROSTHESIS TOTAL KNEE JOINT REPLACEMENT Disusun oleh : ADINDA DWI RISAFITRI NRP. 2016.100.056 Dosen Pembimbing : Ir. YUSUF KAELANI, M.Sc.E 1 P E N D

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Analisa Tegangan dan Defleksi Pada Plat Dudukan Pemindah Transmisi Tipe Floor Shift Dengan Rib Atau Tanpa Rib. Yohanes, ST.

TUGAS AKHIR. Analisa Tegangan dan Defleksi Pada Plat Dudukan Pemindah Transmisi Tipe Floor Shift Dengan Rib Atau Tanpa Rib. Yohanes, ST. TUGAS AKHIR Analisa Tegangan dan Defleksi Pada Plat Dudukan Pemindah Transmisi Tipe Floor Shift Dengan Rib Atau Tanpa Rib PEMBIMBING Yohanes, ST. Msc SYAMSUL ARIF 2110 106 023 LATAR BELAKANG Kualitas dari

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik oleh : Nama : Catia Julie Aulia NIM : Kelompok : 7 Anggota (NIM) : 1. Conrad Cleave Bonar (13714008) 2. Catia Julie Aulia () 3. Hutomo

Lebih terperinci