TIM PENYUSUN PROGRAM KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SMA TAHUN Diterbitkan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TIM PENYUSUN PROGRAM KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SMA TAHUN Diterbitkan"

Transkripsi

1

2 TIM PENYUSUN PROGRAM KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SMA TAHUN 2017 Diterbitkan DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Pengarah Drs. Purwadi Sutanto, M.Si Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas Penanggung Jawab Suhadi, S.Pd, MT Dr. Eko Warisdiono, MM Suharlan, SH, MM Dr. Harizal, M.Pd Koordinator dan Editor Muamar Surawidarto, SE, MBA Luna Titi Aprilyana, SE Tim Penyusun 1. Jim Bar Pen, SH 2. Nurul Mahfudi, ST 3. Wiwiet Heriyanto, SP, MT 4. Uce Veriyanti, SE 5. Muhammad Adji SN, ME 6. Kodni Efsandia, SE, M.Pd 7. Judo Priswanto 8. Effendi Sinaga 9. H. Al Khawarizmi 10. Murjiyanto 11. Zainal Arifin

3 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-nya kami dapat menyajikan Buku Program Kerja Direktorat Pembinaan SMA Tahun Anggaran Buku ini memuat berbagai kebijakan, rencana strategis, organisasi dan tata kerja, serta program dan anggaran yang dikelola di lingkungan Direktorat Pembinaan SMA. Visi dan Misi Direktorat Pendidikan SMA diarahkan kepada usaha untuk meningkatkan mutu dan akses pendidikan SMA, dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara Indonesia, terutama bagi siswa kurang beruntung untuk mendapat layanan pendidikan bermutu. Usaha dan kerja keras tersebut akan dilakukan secara terus menerus dan bertahap melalui peningkatan kualitas layanan sekolah yang akan ditempuh, antara lain: (1) penyediaan prasarana pembelajaran melalui USB, RKB, rehabilitasi, PIP, serta meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan SMA dan meningkatkan kualitas sarana mutu melalui penyediaan Laboratorium, Peralatan TIK, dan BOS; (2) meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah melalui pengembangan kurikulum; (3) pengembangan karakter dan kreatifitas siswa melalui kompetisi keilmuan nasional-internasional, serta kompetisi olahraga dan seni. Buku Program Kerja Diretorat Pembinaan SMA Tahun Anggaran 2017 ini disusun agar dapat digunakan sebagai panduan kerja pelaksanaan program-program SMA, sekaligus menjadi salah satu bahan masukan bagi mitra kerja kami diantaranya LPMP, dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota, sekolah, dan instansi lainnya dalam merumuskan kebijakan pengembangan pendidikan SMA. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya Buku Program Kerja ini. Semoga bermanfaat. Jakarta, Januari 2017 Direktur Pembinaan SMA Drs. Purwadi Sutanto, M.Si NIP Direktorat Pembinaan SMA iii

4

5 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 2 C. Maksud dan Tujuan... 3 D. Ruang Lingkup... 4 BAB II RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN SMA TAHUN A. Visi Dan Misi Direktorat Pembinaan SMA... 6 B. Target Kinerja Direktorat Pembinaan SMA... 7 C. Indikator Kinerja Kegiatan... 8 D. Program Direktorat Pembinaan Sma BAB III ORGANISASI DAN ANGGARAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA A. Organisasi Pelaksana B. Anggaran Direktorat Pembinaan SMA BAB IV RENCANA KERJA DAN ANGGARAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA TAHUN A. Sub Direktorat Program Dan Evaluasi B. Sub Direktorat Kurikulum C. Sub Direktorat Kelembagaan Dan Sarana Prasarana D. Sub Direktorat Peserta Didik E. Subbagian Tata Usaha BAB V PENUTUP LAMPIRAN Direktorat Pembinaan SMA v

6

7 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan dan peningkatan mutu serta relevansi pendidikan untuk menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Mengacu pada Visi Pendidikan Nasional 2025, yaitu Menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif atau Insan Kamil/Paripurna, maka tema pembangunan pendidikan periode difokuskan pada peningkatkan kualitas pendidikan nasional dalam rangka mewujudkan sumberdaya manusia Indonesia yang unggul dan kompetitif di tingkat regional. Strategi dan kebijakan untuk memenuhi amanat Undang-Undang tersebut diwujudkan dalam sebuah Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Pendidikan Kebudayaan Tahun dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun Berdasarkan hasil analisis kondisi pendidikan nasional yang tertuang dalam Renstra Pendidikan & Kebudayaan Tahun , telah ditetapkan Visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu: Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong Berdasarkan Visi Kemdikbud tersebut, maka disusun Indikator Kegiatan Utama (IKU) Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun , Target Kinerja Direktorat Pembinaan SMA Tahun dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Pembinaan SMA Tahun Dalam pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan pendidikan SMA, Direktorat Pembinaan SMA selalu mengacu pada usaha untuk mencapai Target Kinerja Pembangunan Pendidikan SMA dan Direktorat Pembinaan SMA 1

8 meningkatkan kinerja melalui pencapaian target IKK Direktorat Pembinaan SMA. Dokumen Program Kerja Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2017 ini memberikan gambaran tentang deskripsi program-program pembangunan pendidikan SMA dalam usaha untuk mencapai Target Kinerja Pembangunan Pendidikan SMA dan target IKK Direktorat Pembinaan SMA. B. DASAR HUKUM Dasar hukum dalam penyusunan Buku Program Kerja Direktorat Pembinaan SMA ini meliputi : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 7. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) ; 9. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaaan; 10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 11. Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2011 Tentang Pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda serta Penyediaan Prasarana dan Sarana Kepemudaan; 12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun ; 2 Direktorat Pembinaan SMA

9 13. Peraturan Presiden RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 14. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun ; 15. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) ; 16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan; 17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 80 tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal; 18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah dilingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 75 tahun 2016 tentang Komite Sekolah; 21. Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun ; 22. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Direktorat Pembinaan SMA nomor SP DIPA /2017 tanggal 7 Desember C. MAKSUD DAN TUJUAN Tujuan penyusunan dokumen Program Kerja Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2017 ini adalah: 1. Memberikan gambaran tentang deskripsi program-program pembangunan pendidikan SMA tahun 2017 dan kontribusi program-program tersebut Direktorat Pembinaan SMA 3

10 dalam usaha untuk mencapai Target Kinerja Pembangunan Pendidikan SMA dan target IKK Direktorat Pembinaan SMA. 2. Menjadi pedoman pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan Direktorat Pembinaan SMA. 3. Memberikan bahan informasi pelaksanaan program dan kebijakan Direktorat Pembinaan SMA dalam lingkup internal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan lembaga eksternal terkait lainnya. D. RUANG LINGKUP Dokumen program kerja Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2017 ini memuat informasi tentang deskripsi program-program pembangunan pendidikan SMA, jadwal pelaksanaan program dan kegiatan serta Rencana Penyerapan Anggaran Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2017 dalam usaha untuk mencapai Sasaran Strategis Pembangunan Pendidikan SMA dan target IKK Direktorat Pembinaan SMA. Informasi tersebut diatas menggambarkan rencana pelaksanaan program Direktorat Pembinaan SMA tahun 2017, yang secara detail dipaparkan per Subdirektorat, meliputi: Subdirektorat Program dan Evaluasi, Subdirektorat Kurikulum, Subdirektorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana, Subdirektorat Peserta Didik, serta Sub Bagian Tata Usaha. 4 Direktorat Pembinaan SMA

11 BAB II RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN SMA TAHUN Mengacu pada Visi Pendidikan Nasional 2025, yaitu Menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif atau Insan Kamil/Paripurna, maka tema pembangunan pendidikan periode difokuskan pada peningkatan kualitas pendidikan nasional dalam rangka mewujudkan sumberdaya manusia Indonesia yang unggul dan kompetitif di tingkat regional. Untuk mewujudkan fokus pembangunan pendidikan tersebut, maka didalam RPJMN Periode ke III Tahun telah ditetapkan prioritas dan program aksi pembangunan pendidikan nasional, yakni: Peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi pekerti, dan karakter bangsa yang kuat. Pembangunan bidang pendidikan diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan untuk menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaan dan menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja. Dengan terintegrasinya pendidikan dan kebudayaan, keseluruhan gagasan, perilaku, dan hasil karya manusia yang dikembangkan melalui proses pembelajaran dalam pendidikan dan adaptasi terhadap lingkungannya dapat berfungsi sebagai pedoman untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Keseluruhan proses dan hasil interaksi sistemik dari proses pendidikan, budaya keagamaan, budaya kebangsaan, budaya kesukuan, budaya tempatan, serta budaya global, yang terkait satu sama lain dan dinamis menuju ke arah kemajuan peradaban bangsa. Selain itu, cita-cita dalam pembangunan pendidikan lebih menekankan pada pendidikan transformatif, yaitu menjadikan pendidikan sebagai motor penggerak perubahan dari masyarakat berkembang menuju masyarakat maju. Pembentukan masyarakat maju selalu diikuti oleh proses transformasi struktural, yang menandai suatu perubahan dari masyarakat yang potensi kemanusiannya kurang berkembang menuju masyarakat maju dan berkembang yang mengaktualisasikan potensi kemanusiannya secara optimal. Direktorat Pembinaan SMA 5

12 Dengan mengacu kepada Nawa Cita, memperhatikan Visi 2025, serta integrasi pembangunan pendidikan dan kebudayaan, maka ditetapkan Visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong Untuk mencapai Visi Kemendikbud ,maka ditetapkan 5 (lima) Misi yang merupakan rumusan umum dari upaya-upaya pencapaiannya. Misi tersebut adalah: M1. Mewujudkan Pelaku Pendidikan dan Kebudayaanyang Kuat; M2. Mewujudkan Akses yang Meluas dan Merata M3. Mewujudkan Pembelajaran yang Bermutu M4. Mewujudkan Pelestarian Kebudayaan dan Pengembangan Bahasa M5. Mewujudkan Penguatan Tata Kelola serta Peningkatan Efektivitas Birokrasi dan Pelibatan Publik A. VISI DAN MISI DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Menyikapi tujuan dan makna yang terkandung dalam visi dan misi Kemendikbud serta sasaran strategis dalam pembangunan pendidikan SMA, maka Direktorat Pembinaan SMA bertekad untuk menjadi lembaga kebijakan dan standardisasi teknis dibidang pendidikan SMA yang berkualitas, memiliki kapabilitas, serta otorisasi untuk menghasilkan kebijakan yang dapat mewujudkan layanan prima pendidikan SMA yang terpercaya di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut Direktorat Pembinaan SMA menetapkan visi pendidikan SMA, yaitu: Visi Direktorat Pembinaan SMA : Terbentuknya Insan dan Ekosistem Pendidikan SMA yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong untuk Mewujudkan Layanan Prima Pendidikan SMA 6 Direktorat Pembinaan SMA

13 Pencapaian visi di atas diwujudkan dengan menetapkan misi pendidikan SMA dan kesetaraan SMA tahun , yaitu: M1 : Mewujudkan Pelaku Pendidikan Sekolah Menengah Atas yang Kuat; M2 : Mewujudkan Akses Sekolah Menengah Atas yang Meluas, Merata dan Berkeadilan; M3 : Mewujudkan Pembelajaran yang bermutu dan Berkarakter pada Sekolah Menengah Atas; M4 : Mewujudkan Penguatan Tata Kelola serta Peningkatan Efektivitas Birokrasi dan Pelibatan Publik pada Sekolah Menengah Atas B. TARGET KINERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Sebagai salah satu upaya dalam melaksanakan misi tersebut, maka Direktorat Pembinaan SMA menetapkan pembabakan untuk mencapai misi tersebut melalui target kinerja. Berikut ini adalah target kinerja Direktorat Pembinaan SMA secara lebih rinci: Tabel 2.1. Target Kinerja Direktorat Pembinaan SMA Tahun IKK TARGET Meningkatnya ketersediaan layanan pendidikan IKP 1 APK SMA/SMK/SMLB (%) Persentase kecamatan IKP 2 yang memiliki Minimal Sekolah Menengah Meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan Jumlah siswa pada IKP 3 jenjang pendidikan SMA penerima bantuan melalui Kartu Indonesia Pintar IKP 4 Angka siswa putus sekolah SMA (%) 1.2% 1.1% 1.0% 0.9% 0.8% Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan IKP 5 IKP 6 IKP 7 SMA memenuhi akreditasi minimal B Persentase Kabupaten/Kota memiliki Minimal 1 Sekolah Menengah Rujukan/Model Rata-rata nilai sikap siswa SMA/SMLB minimal baik Baik Baik Baik Baik Baik (pendidikan karakter) Direktorat Pembinaan SMA 7

14 TARGET TARGET IKK IKK Jumlah perolehan medali medali tertimbang dari dari kompetisi IKP IKP 8 8 internasional tingkat tingkat pendidikan menengah Meningkatkan kualitas/mutu dan dan relevansi layanan layanan pendidikan pendidikan Rasio Rasio APK APK IKP IKP 9 9 perempuan:laki-laki di di SMA SMA Meningkatkan kepastian/keterjaminan memperoleh layanan layanan pendidikan pendidikan Lulusan SMP/MTs IKP IKP melanjutkan ke SMA ke SMA dan dan SMK SMK (%) (%) Meningkatkan Keakuratan layanan pendataan dan dan akuntabiltas tata kelola tata kelola pendidikan Data Data pendidikan SMA SMA IKP IKP akurat, berkelanjutan, dan dan terbarukan C. INDIKATOR KINERJA KEGIATAN Untuk mengukur ketercapaian Target Kinerja yang telah ditetapkan, maka ditetapkan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK). Hal ini ditujukan untuk mengukur ketercapaian dari Target Kinerja yang telah ditetapkan setiap tahunnya. Berikut ini adalah IKK Direktorat Pembinaan SMA secara lebih detil. Tabel 2.2. Indikator Kinerja Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2019 No Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Kegiatan Kegiatan (IKK) (IKK) Tahun Tahun Menguatnya tata kelola dan dan sistem sistem pengendalian manajemen manajemen di SMA di SMA IKK 1.1 IKK 1.2 IKK 1.3 Jumlah layanan Sistem Sistem Pendataan dan dan Informasi Pendidikan SMA SMA Jumlah dokumen rumusan rumusan kebijakan, perencanaan, penganggaran dan dan pengendalian kegiatan bidang bidang Pendidikan SMA SMA serta serta koordinasi lintas lintas sektoral sektoral bidang Pendidikan SMA SMA Jumlah kerja sama sama dan dan kemitraan institusi/instansi dalam dan dan luar luar negeri negeri Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Pembinaan SMA 8

15 No Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Tahun Tercapainya Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan SMA Bermutu, Berkesetaraan Gender dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat di semua Kabupaten dan Kota IKK.1 IKK.2 Jumlah siswa SMA penerima BOS SM Jumlah RKB SMA yang dibangun 4,535,644 4,473,857 4,563,345 4,592,928 4,714,841 2,119 4,187 1,000 3,028 3,028 IKK.3 IKK.4 Jumlah unit SMA baru yang dibangun Jumlah siswa SMA penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) 1,368,671 1,655,080 1,367,560 1,367,560 1,367,560 Peningkatan kualitas layanan pendidikan SMA yang unggul dan berdaya saing. Pembangunan prasarana IKK.5 pembelajaran SMA IKK.6 IKK.7 IKK.8 Rehabilitasi ruang pembelajaran SMA Pengadaan sarana pembelajaran SMA Jumlah SMA yang menerapkan standar penilaian pendidikan , ,320 4,320 4,320 4,320 4,320 IKK.9 Jumlah SMA rujukan IKK.10 IKK.11 IKK.12 IKK.13 Jumlah siswa SMA yang mengikuti lomba/olimpiade, festival, debat, dan unjuk prestasi tingkat nasional dan Internasional Jumlah Siswa SMA yang memperoleh beasiswa dari jalur Prestasi Nasional dan Internasional Jumlah SMA yang melakukan pembelajaran kewirausahaan Jumlah SMA yang menerapkan kurikulum yang berlaku 3,094 3,094 3,346 3,094 3,094 10,757 2,942 3,094 2,942 2, ,300 1,400 9% 25% 60% 80% 100% Seluruh Satker Ditjen Dikdasmen mendapat dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis. IKK.14 Satker yang Mendapat Dukungan Manajemen dan Layanan Teknis SMA Direktorat Pembinaan SMA 9

16 D. PROGRAM DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Untuk mencapai target IKK pada tahun 2017 telah ditetapkan programprogram yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan SMA pada tahun 2017 sebagai berikut : Tabel 2.3. Alokasi Anggaran Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2017 No 1 Uraian Ruang Kelas Baru yang dibangun Pagu Satuan Volume Alokasi Ruang 1, ,951,066,000 2 Unit Sekolah Baru yang dibangun Unit ,350,000,000 3 Ruang Perpustakaan yang dibangun Ruang ,429,238,000 4 Ruang Laboratorium yang dibangun Ruang ,100,000,000 5 Ruang penunjang lainnya yang dibangun Ruang ,509,570,000 6 Ruang Belajar yang direhabilitasi Ruang 5, ,050,000,000 7 Sekolah yang direnovasi Sekolah ,936,580,000 8 Sekolah yang mendapatkan peralatan pendidikan Paket 1, ,772,732, Sekolah yang melaksanakan Kurikulum 2013 Sekolah yang mendapatkan pembinaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Pengembangan Modul Kurikulum 2013 Sekolah 8,012 10,722,605,000 Sekolah ,389,545,000 Modul 18 4,194,350, Pelaksanaan Penilaian Kurikulum Sekolah 8,012 14,404,015, Direktorat Pembinaan SMA

17 No Uraian Sekolah yang dibina menjadi Sekolah Rujukan Sekolah Yang Mendapatkan Program Keterampilan/Kewirausahaan Siswa yang mengikuti lomba, festival, dan olimpiade Siswa yang mendapatkan Beasiswa Bakat dan Berprestasi Siswa yang Mendapatkan Pendidikan Karakter Bangsa Pagu Satuan Volume Alokasi Sekolah ,626,015,000 Sekolah ,480,040,000 Siswa 3, ,528,832,000 Siswa 2,249 8,251,440,000 Siswa 5,000 21,456,088, Sekolah yang melaksanakan Program UKS Sekolah ,536, Siswa yang mendapatkan Program Indonesia Pintar Siswa 1,243,415 1,153,787,076, Pengelolaan Data dan Informasi Layanan 1 15,503,090, Layanan Dukungan Manajemen Eselon I Satker 35 60,086,087, Layanan Internal (Overhead) Layanan 3 4,342,240, Layanan Perkantoran Bulanan 12 20,429,171, Pelayanan Kerjasama antar Lembaga Institusi 8 4,198,406, Dekonsentrasi Kegiatan 3 85,354,661,000 TOTAL ANGARAN 2,848,463,383,000 Direktorat Pembinaan SMA 11

18

19 BAB III ORGANISASI DAN ANGGARAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Dalam rangka mencapai target program prioritas bidang pendidikan yang ditetapkan, maka Direktorat Pembinaan SMA menyesuaikan struktur organisasi dan penganggaran berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) untuk mencapai sasaran-sasaran strategis yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah struktur organisasi dan anggaran berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi dari Direktorat Pembinaan SMA berdasarkan Peraturan Meneteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Secara umum, tugas dari Direktorat Pembinaan SMA adalah melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan sekolah menengah atas. Dan memiliki fungsi: 1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah atas; 2. Koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah atas; 3. Peningkatan kualitas pendidikan karakter peserta didik sekolah menengah atas; 4. Fasilitasi sarana dan prasarana serta pendanaan sekolah menengah atas; 5. Pemberian pertimbangan izin dan kerja sama penyelenggaraan sekolah menengah atas yang diselenggarakan perwakilan negara asing atau lembaga asing; 6. Fasilitasi pelaksanaan penjaminan mutu sekolah menengah atas; 7. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah atas; Direktorat Pembinaan SMA 13

20 8. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah atas; 9. Pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah atas; dan 10. Pelaksanaan administrasi Direktorat. A. ORGANISASI PELAKSANA Secara organisasi, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas terdiri atas 4 (empat) sub direktorat, 8 (delapan) seksi dan dan 1 (satu) sub bagian. Rincian detail organisasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Subdirektorat Program dan Evaluasi Subdirektorat program dan Evaluasi mempunyai tugas untuk melaksanakan penyusunan bahan perumusan kebijakan, program dan anggaran, kerja sama, pemberdayaan peran serta masyarakat, evaluasi pelaksanaan program dan anggaran, dan pelaporan Direktorat. Sub Direktorat Program dan Evaluasi terdiri dari 2 seksi, yaitu: a. Seksi Program mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan kebijakan, pengumpulan, pengolahan, penyajian, data dan informasi, dan penyusunan program, kegiatan dan anggaran Direktorat, serta fasilitasi pendanaan sekolah menengah atas. b. Seksi Evaluasi mempunyai tugas melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran Direktorat dan pelaksanaan fasilitasi pendanaan sekolah menengah atas, penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kerja sama di bidang pembinaan sekolah menengah atas, dan penyusunan laporan Direktorat. 2. Subdirektorat Kurikulum Subdirektorat Kurikulum mempunyai tugas untuk melaksanakan 14 Direktorat Pembinaan SMA

21 penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, fasilitasi penjaminan mutu di bidang kurikulum sekolah menengah atas. Sub Direktorat Kurikulum terdiri dari 2 seksi, yaitu: a. Seksi Pembelajaran mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, fasilitasi penjaminan mutu, evaluasi dan laporan di bidang pembelajaran sekolah menengah atas. b. Seksi Penilaian mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, fasilitasi penjaminan mutu, evaluasi dan laporan di bidang penilaian sekolah menengah atas. 3. Subdirektorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana Subdirektorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana mempunyai tugas untuk melaksanakan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, pertimbangan pemberian izin penyelenggaraan sekolah menengah atas yang diselenggarakan perwakilan negara asing dan satuan pendidikan kerja sama yang diselenggarakan oleh lembaga asing dengan lembaga pendidikan Indonesia, serta fasilitasi sarana dan prasarana, tata kelola, dan penjaminan mutu di bidang tata kelola dan sarana prasarana sekolah menengah atas. Sub Direktorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana terdiri dari 2 seksi, yaitu: a. Seksi Kelembagaan mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, pertimbangan pemberian izin penyelenggaraan sekolah menengah atas yang diselenggarakan perwakilan negara asing dan satuan pendidikan kerja sama yang diselenggarakan oleh lembaga asing dengan lembaga Direktorat Pembinaan SMA 15

22 pendidikan Indonesia, fasilitasi penjaminan mutu, evaluasi dan laporan di bidang tata kelola sekolah menengah atas. b. Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, fasilitasi sarana prasarana dan penjaminan mutu, evaluasi dan laporan di bidang sarana dan prasarana menengah atas. 4. Subdirektorat Peserta Didik Subdirektorat Peserta Didik mempunyai tugas untuk melaksanakan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi dibidang peserta didik sekolah menengah atas. Sub Direktorat Kelembagaan dan Peserta Didik terdiri dari 2 seksi, yaitu: a. Seksi Bakat dan Prestasi mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, evaluasi dan laporan di bidang bakat dan prestasi peserta didik sekolah menengah atas. b. Seksi Kepribadian mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, evaluasi dan laporan di bidang peningkatan kualitas pendidikan karakter dan kepribadian peserta didik sekolah menengah atas. 5. Sub Bagian Tata Usaha Sub Bagian Tata Usaha memiliki tugas untuk urusan persuratan, kepegawaian, keuangan, barang milik negara, dan kerumahtanggaan Direktorat. 16 Direktorat Pembinaan SMA

23 Gambar 3.1. Struktur Organisasi Direktorat Pembinaan SMA B. ANGGARAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Alokasi anggaran Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2017 adalah sebesar Rp ,-. Dari total alokasi anggaran tersebut, dialokasikan anggaran untuk dana dekonsentrasi SMA sebesar Rp ,-. Dana dekonsentrasi dikelola oleh Dinas Pendidikan di 34 Provinsi. Struktur anggaran Direktorat Pembinaan SMA cukup banyak terkonsentrasi pada pemberian bantuan ke sekolah. Bantuan yang diberikan terdiri dari akun Belanja Sosial dan Belanja Barang dalam bentuk Bantuan Pemerintah. Berikut ini adalah ilustrasi mengenai struktur anggaran Direktorat Pembinaan SMA pada Tahun 2017 secara lebih rinci. Direktorat Pembinaan SMA 17

24 Tabel 3.1. Alokasi Anggaran 2017 Per Kegiatan Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Kinerja Target 2017 Anggaran (dalam rupiah) SK 3.1 Tercapainya Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan SMA Bermutu, Berkesetaraan Jender, dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat, di Semua Kabupaten dan Kota 1,504,762,652,000 IKK 3.2 IKK 3.3 IKK 3.4 IKK 3.5 IKK 3.6 IKK 3.7 IKK 3.8 IKK 3.9 Jumlah RKB SMA yang dibangun Jumlah unit SMA baru yang dibangun Pembangunan Prasarana Pembelajaran SMA Rehabilitasi Ruang Pembelajaran SMA Pengadaan Sarana Pembelajaran SMA Jumlah SMA yang menerapkan kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah Jumlah bahan ajar SMA yang disusun Jumlah SMA yang menerapkan standar penilaian pendidikan 1,000 Ruang 202,951,066, Unit 191,350,000, Ruang 206,038,808,000 5,381 Paket 327,986,580,000 3,099 Paket 276,772,732,000 8,012 Sekolah 27,112,150, Modul 4,194,350,000 8,012 Sekolah 14,404,015,000 IKK 3.10 Jumlah SMA Rujukan 614 Sekolah 88,626,015,000 IKK 3.11 Jumlah SMA yang melakukan pembelajaran kewirausahaan 204 Sekolah 22,480,040,000 IKK 3.12 Jumlah siswa SMA yang mengikuti lomba/olimpiade, festival, debat, dan unjuk 3,346 Siswa 112,528,832, Direktorat Pembinaan SMA

25 Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja prestasi tingkat nasional dan Internasional Target Kinerja Target 2017 Anggaran (dalam rupiah) IKK 3.13 IKK 3.14 Jumlah siswa SMA yang memperoleh beasiswa Jumlah Siswa SMA yang menerapkan pendidikan karakter 2,249 Siswa 8,251,440,000 5,000 Siswa 22,066,624,000 SK 3.2 Tersedianya bantuan pendidikan bagi siswa SMA dari keluarga miskin 1,153,787,076,000 IKK 3.15 Jumlah siswa SMA penerima bantuan melalui KIP 1,243,415 Siswa 1,153,787,076,000 SK 3.3 Menguatnya tata kelola dan sistem pengendalian manajemen di Direktorat SMA 79,787,583,000 IKK 3.15 Jumlah layanan Sistem Pendataan dan Informasi Pendidikan SMA 1 Layana n 15,503,090,000 IKK 3.16 IKK 3.17 Jumlah dokumen rumusan kebijakan, perencanaan, penganggaran dan pengendalian kegiatan bidang Pendidikan SMA serta koordinasi lintas sektoral bidang Pendidikan SMA Jumlah kerja sama dan kemitraan institusi/instansi dalam dan luar negeri 35 satker 60,086,087,000 8 Institusi 4,198,406,000 Jumlah 2,738,337,311,000 Direktorat Pembinaan SMA 19

26 Tabel 3.1. Alokasi Anggaran 2017 Per Jenis Belanja No Jenis Belanja Alokasi (000) Pusat Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Sosial Dekonsentrasi Belanja Barang Total Anggaran Grafik 3.1 Persentase Alokasi Anggaran Per Jenis Belanja PAGU ANGGARAN PER BELANJA BELANJA MODAL 0,11% BELANJA PEGAWAI 0,24% BELANJA BARANG 71,13% BELANJA BANSOS 28,53% BELANJA BARANG BELANJA BANSOS BELANJA PEGAWAI BELANJA MODAL Grafik 3.2 Persentase Alokasi Anggaran Per Jenis Belanja 20 Direktorat Pembinaan SMA

27 Tabel 3.2 Rencana Penyerapan Anggaran Direktorat Pembinaan SMA Tahun JAN FEB Maret APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT NOV DES Penyerapan Kumulatif (Dlm Juta) , , , ,928 1,534,095 1,917,618 2,708,636 3,624,298 4,260,948 4,563,931 4,650,224 Penyerapan Per Bulan (Dlm Juta) , , , , , , , , , ,984 86,293 Persentase 0.02% 1.4% 6.5% 11.5% 18.0% 32.0% 40.0% 56.5% 75.6% 88.9% 95.2% 97.0% Grafik 3.3 Distribusi Anggaran Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2017 Anggaran Direktorat PSMA TA SUBBAG TATA USAHA 29,903,011,000 1,296,633,972,000 SUBDIT PESERTA DIDIK SUBDIT KSP 1,214,756,628,000 SUBDIT KURIKULUM 156,816,570,000 SUBDIT PROGRAM DAN EVALUASI 40,227,130,000 Direktorat Pembinaan SMA 21

28

29 BAB IV RENCANA KERJA DAN ANGGARAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA TAHUN 2017 Secara umum, tugas dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas adalah melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta fasilitasi penerapan standar teknis di bidang Sekolah Menengah Atas. Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Pembinaan SMA telah menyusun program pembangunan pendidikan SMA yang ditujukan untuk dapat mencapai target IKK Tahun 2017 yang telah ditetapkan. Pada tahun 2017 ini, Direktorat Pembinaan SMA telah dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- yang terdiri dari alokasi pusat sebesar Rp ,- dan dana dekonsentrasi sebesar Rp ,-. Alokasi anggaran tersebut ditujuan untuk dapat mendukung program Direktorat Pembinaan SMA dalam mencapai target IKK Tahun Berdasarkan alokasi anggaran yang dikelola secara langsung oleh Direktorat Pembinaan SMA sebesar Rp ,- maka disusunlah rencana tindak (action plan) dalam pelaksanaan program Tahun Berikut ini adalah struktur anggaran dan rencana penyerapan anggaran Direktorat Pembinaan SMA secara lebih detil. Direktorat Pembinaan SMA 23

30 Grafik 4.1. Rencana Penyerapan Anggaran Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2017 (Dlm Juta) Rencana Penyerapan Anggaran Dit. PSMA Tahun , , , , , , , ,000 50, % 1.5% 5.0% 12.0%20.5% 89.0% 95.8% 97.5% 75.4% 61.3% 47.1% 31.6% 120.0% 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% 20.0% 0.0% penyerapan per bulan Penyerapan Kumulatif (%) Dalam pelaksanaannya, alokasi anggaran dan program Direktorat Pembinaan SMA tersebut dilaksanakan oleh setiap Subdirektorat dan Subbagian sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsinya. Berikut ini adalah deskripsi program-program Direktorat Pembinaan SMA per Subdirektorat maupun Subbagian secara lebih rinci. A. SUB DIREKTORAT PROGRAM DAN EVALUASI Subdirektorat Program dan Evaluasi memiliki tugas untuk melaksanakan penyusunan bahan perumusan kebijakan, program dan anggaran, kerja sama, pemberdayaan peran serta masyarakat, evaluasi pelaksanaan program dan anggaran, dan pelaporan Direktorat. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Subdirektorat Program dan Evaluasi dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- untuk melaksanakan beberapa program pada tahun 2017 ini. Adapun alokasi anggaran secara detil dan rencana penyerapan anggaran Subdirektorat Program dan Evaluasi Tahun 2017 sebagai berikut: 24 Direktorat Pembinaan SMA

31 Tabel 4.1. Alokasi Anggaran Subdirektorat Program dan Evaluasi Sasaran Kegiatan SK 3.3 Indikator Kinerja/Output Menguatnya tata kelola dan sistem pengendalian manajemen di Direktorat SMA Target Kinerja Target 2017 Anggaran (dalam rupiah) 40,227,130,000 IKK Jumlah layanan Sistem Pendataan dan Informasi Pendidikan SMA Jumlah layanan Sistem Pendataan dan Informasi Pendidikan SMA 1 Layanan 15,503,090,000 1 Layanan 15,503,090,000 IKK 3.16 Jumlah dokumen rumusan kebijakan, perencanaan, penganggaran dan pengendalian kegiatan bidang Pendidikan SMA serta koordinasi lintas sektoral bidang Pendidikan SMA 35 satker 20,5256,34, IKK 3.17 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I Jumlah kerja sama dan kemitraan institusi/instansi dalam dan luar negeri 35 satker 20,5256,34,000 8 Institusi 4,198,406, Pelayanan Kerjasama antar Lembaga 4,198,406,000 Jumlah 40,227,130,000 Direktorat Pembinaan SMA 25

32 Grafik 4.2. Rencana Penyerapan Anggaran Subdirektorat Program dan Evaluasi Tahun , % 6,000 5, % 97.0% 83.7% 70.4% 100.0% 80.0% 4,000 3,000 2,000 1, % 56.1% 44.4% 34.4% 24.8% 15.6% 7.9% 3.6% 60.0% 40.0% 20.0% 0.0% penyerapan per bulan Penyerapan Kumulatif (%) Secara umum, progran dan kegiatan Subdit Program dan Evaluasi terbagi menjadi dua output (keluaran) kegiatan, yakni output layanan manajemen program dan ouput layanan manajemen evaluasi. Berikut ini adalah deskripsi dari kedua output tersebut secara lebih rinci. 1. Layanan Manajemen Program Output ini bertujuan untuk menyusun dokumen perencanaan dan penganggaran program Direktorat Pembinaan SMA. Proses penyusunan perencanaan program pembangunan pendidikan SMA dilaksanakan lintas sektoral. Dalam penyusunan perencanaan dan pengganggaran tersebut, Direktorat Pembinaan SMA melakukan beberapa proses tahapan yang harus berkoordinasi dengan unit kerja lain di lingkungan Kemdikbud maupun dengan Instansi/Kementerian lainnya, diantaranya: Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Keuangan. Penyusunan perencanaan program tersebut juga dilaksanakan secara 26 Direktorat Pembinaan SMA

33 berkesinambungan. Pada tahun 2017 ini, Subdirektorat Program dan Evaluasi harus menyusun rencana pelaksanaan anggaran di tahun berjalan dan menyusun perencanaan program di tahun mendatang. Untuk mendukung hal tersebut, maka diperlukan data dan informasi yang tepat dan akurat agar program yang disusun dapat terlaksana dengan efektif, efisien, dan tepat sasaran. Untuk itu, maka dalam output layanan manajemen program ini juga ditunjang oleh kegiatan pengelolaan data dan informasi yang ditujukan untuk mendukung proses penyusunan program. Berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkan beberapa kegiatan untuk mendukung hal tersebut. Berikut ini adalah kegiatan yang dipersiapkan untuk mendukung output Layanan Manajemen Program. a. Penyusunan Program dan Anggaran Dalam penyusunan dokumen perencanaan dan anggaran diperlukan beberapa tahapan. Dokumen perencanaan yang harus dipersiapkan meliputi dokumen perencanaan di tahun 2017 dan di tahun 2018, baik pusat maupun deerah (dekonsentrasi). Untuk mendukung setiap tahapan dalam proses penyusunan perencanaan, maka dipersiapkan beberapa kegiatan untuk mendukung hal tersebut. Adapun kegiatan dalam penyusunan program dan anggaran adalah: 1) Review Rencana Strategis Direktorat SMA ; 2) Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) Tahun 2017; 3) Penyusunan Rencana Kerja Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2017; 4) Sinkronisasi Program SMA dan Provinsi; 5) Sinkronisasi Program SMA dengan Program Pendidikan Dasar dan Menengah; 6) Koordinasi Pelaksanaan Program Direktorat Pembinaan SMA; 7) Penyusunan Program dan Anggaran Tahun 2018 ; 8) Rapat koordinasi tindak lanjut serah terima ke Propinsi; 9) Rapat koordinasi Program SMA dan LPMP; Direktorat Pembinaan SMA 27

34 10) Pembinaan dan pengembangan SMA; 11) Penyusunan Rencana Induk Wajib Belajar SMA Tahun ; 12) Desiminasi Program SMA Tahun b. Pengelolaan Data dan Informasi Dalam penyusunan program tentunya harus didukung oleh data dan informasi yang valid dan akurat. Dengan data dan informasi yang baik, diharapkan dapat dihasilkan program yang efektif, efisien, dan tepat sasaran. Berdasarkan hal tersebut, maka data dan informasi merupakan sesuatu yang cukup penting dalam proses penyusunan perencanaan program maupun anggaran. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat tersusun data dan informasi individual persekolahan SMA di seluruh Indonesia. Data dan informasi ini juga dibutuhkan untuk pemetaan kondisi pendidikan SMA di seluruh Indonesia. Berdsarkan hal tersebut, maka data dan informasi tersebut sangat dibutuhkan sebagai dasar dalam penyusunan kebijakan, program, dan anggaran Direktorat Pembinaan SMA. Selain itu, kegiatan ini juga ditujukan untuk memberikan layanan informasi pendidikan SMA kepada masyarakat maupun instansi lain yang membutuhkan data dan informasi persekolahan SMA. Untuk mendapatkan data dan informasi yang valid dan akurat, maka dibutuhkan suatu pengelolaan terhadap data dan informasi persekolahan SMA. Dalam pelaksanaan pengelolaan data dan informasi tersebut, maka Direktorat Pembinaan SMA mempersiapkan beberapa rangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mendukung terwuudnya hal tersebut, yakni: 1) Workshop Peningkatan Kualitas Data SMA 2017; 2) Pengolahan dan pemutakhiran data pokok SMA; 3) Pengelolaan portal dan database SMA; 4) Penyajian data pokok SMA 2017; 28 Direktorat Pembinaan SMA

35 5) Penyusunan lokus bantuan Direktorat Pembinaan SMA 2017 dan 2018; 6) Penyusunan Buku Statistik dan Bantuan Pemerintah SMA 2017; 2. Layanan Manajemen Evaluasi Keberhasilan suatu program akan sangat bergantung dari kualitas perencanaan dan pengawasan. Oleh sebab itu untuk memenuhi target tata kelola, akuntabilitas dan citra publik pengelolaan pendidikan, kegiatan monitoring dan evaluasi program perlu dilaksanakan. Terkait dengan pelaksanaan evaluasi, maka Subdirektorat Program dan Evaluasi memprsiapkan 3 kegiatan utama untuk menunjang proses tersebut. Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk mendukung terwujudnya manajemen evaluasi program. a. Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Ruang lingkup pelaksanaan monitoring dan evaluasi ini meliputi program-program yang dilakukan di tingkat pusat (direktorat Pembinaan SMA); di tingkat provinsi (dinas pendidikan) sebagai pelaksana teknis dana dekonsentrasi, dan sekolah. Proses monitoring dan evaluasi dilaksanakan terhadap pelaksanaan anggaran maupun program yang terkait dengan Direktorat Pembinaan SMA. Monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan anggaran ditujukan untuk mewujudkan akuntabilitas dan tata kelola yang efektif serta efisien. Kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran dilaksanakan setiap bulan. Monitoring dan evaluasi tersebut dilaksanakan untuk melihat perkembangan pelaksanaan anggaran setiap subdirektorat di lingkungan Direktorat Pembinaan SMA maupun pengelola dana dekonsentrasi di 34 provinsi. Selain itu, melalui proses monitoring diharapkan seluruh kendala maupun hambatan dalam proses pelaksanaan anggaran dapat diselesaikan sehingga setiap program dapat terlaksana dengan baik. Sedangkan evaluasi program, dilaksanakan untuk melihat hasil yang dicapai oleh setiap program. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program difokuskan pada Direktorat Pembinaan SMA 29

36 program-program prioritas pembangunan SMA, seperti: BOS, PIP, Pembangunan Sarana dan Prasarana, dan implementasi pembelajaran. Melalui proses tersebut, diharapkan dapat teridentifikasi capaian program-program tersebut. Melalui monitoring dan evaluasi tersebut diharapkan dapat terangkum seluruh proses pelaksanaan program dan anggaran. Selain itu, seluruh kendala ataupun hambatan yang diperoleh dalam proses monitoring dan ketercapaian program yang diperoleh dari hasil evaluasi, diharapkan dapat terjaring berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan kebijakan dan program kedepan. Untuk mendukung hal tersebut, maka Subdirektorat Program dan Evaluasi mempersiapkan beberapa kegiatan pendukung dalam pelaksanaan output pemantauan dan evaluasi, sebagai berikut: 1) Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi (laporan daya serap bulanan); 2) Pemantauan Dana Dekonsentrasi Tahun 2017; 3) Pemantauan Dana Bantuan Pemerintah Dit. Psma Th 2016 dan 2017; 4) Pelaksanaan Evaluasi Pencapaian Hasil Program SMA Tingkat Provinsi 5) Pemantauan Dana Alokasi Khusus (DAK) SMA 6) Penyusunan Lakip; 7) Tindak lanjut pemeriksaan. b. Pelayanan Kerjasama antar Lembaga Tertuang dalam visi Kemdikbud yaitu terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan yang berkarakter yang berlandaskan gotong royong. Gotong royong merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia. Gotong royong diakui sebagai kepribadian dan budaya bangsa yang telah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Gotong royong dalam pembangunan pendidikan dan kebudayaan berarti 30 Direktorat Pembinaan SMA

37 banyak hal yang dilakukan secara bersama oleh banyak pihak secara sadar, sukarela, dan keinginan saling tolong menolong. Semangat gotong royong akan memposisikan pembangunan pendidikan dan kebudayaan sebagai sebuah gerakan. Gerakan yang dicirikan antara lain oleh keterlibatan aktif masyarakat dan kepercayaan yang tinggi terhadap lingkungan lembaga satuan pendidikan seperti sekolah. Terdapat tujuh elemen ekosistem pendidikan yang menjadi target renstra Kemdikbud dimana menitikberatkan kepada pentingnya kerjasama dalam membangun pendidikan baik antar pelaku ekosistem di internal pemerintahan maupun dengan pelaku ekosistem lain. Oleh karena itu Direktorat Pembinaan SMA sebagai bagian dari subsitem Kemdikbud yang khusus membina pendidikan SMA perlu melihat pentingnya kerja sama dengan elemen lain. Maka dalam implementasinya, Direktorat PSMA telah menyusun program dan anggaran untuk Program Kerjasama dan Sinergi Antar Lembaga untuk pengembangan dan pembinaan SMA yang lingkupnya dalam dan luar negeri. Kegiatan Kerjasama dan sinergi antar lembaga bertujuan sebagai berikut: (1) Mengindentifikasi bentuk kerjasama dan sinergi antar lembaga dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA; (2) Bentuk kerjasama yang sudah dilakukan dan akan dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA; (3) Penyusunan pedoman kerjasama dan sinergi antar lembaga; (4) Sosialisasi kerjasama dan sinergi antar lembaga yang telah dilakukan Direktorat Pembinaan SMA; dan (5) Mengevaluasi kerjasama dan sinergi antar lembaga yang telah dilakukan Direktorat Pembinaan SMA. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka disusunlah beberapa kegiatan kerjasama dan sinergi antar lembaga, sebagai berikut : 1) Kerjasama dengan instansi lainya; 2) Publikasi program Direktorat Pembinaan SMA Tahun Anggaran 2017; Direktorat Pembinaan SMA 31

38 3) Workshop Pemetaan Kerjasama Antara SMA dengan Instansi Lainnya; 4) Penyusunan Dokumen Kerjasama; 5) Pengembangan Grand Design Tik Direktorat PSMA; 6) Kajian naskah akademik pembinaan dan pengembangan SMA. c. Pelayanan BOS dan DAK Program BOS SMA adalah bantuan yang diberikan kepada sekolah negeri dan swasta untuk membantu pembiayaan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan usaha sekolah dalam meningkatkan mutu dan akses pendidikan. Besar bantuan dana BOS diperhitungkan dari jumlah siswa, yaitu Rp ,-/ siswa/tahun. Jumlah dana BOS menjangkau hampir 100% dari total siswa SMA di seluruh Indonesia. Tahun 2017 ini terjadi perubahan mekanisme dalam proses penyaluran BOS SMA. Sejalan dengan implementai UU 23 Tahun 2014 dimana kewenangan SMA menjadi tanggungjawab Provinsi, dana BOS SMA untuk SMA negeri tidak lagi disalurkan dalam bentuk hibah tetapi dalam bentuk Belanja Langsung. Hal tersebut merupakan suatu hal berbeda dari tahun sebelumnya. Untuk itu, maka dibutuhkan koordinasi diantara Direktorat Pembinaan SMA dengan Dinas Pendidikan Provinsi terkait dengan pelaksanaan program BOS SMA Tahun Pada Tahun 2017, Pemerintah juga kembali mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk jenjang SMA. DAK SMA difokuskan pada peningkatan sarana dan prasarana SMA di seluruh Indonesia. Adapun menu DAK untuk Tahun 2017 ini meliputi: Rehabilitasi, Pembangunan Ruang Kelas Baru, Pembangunan Lab.IPA, dan Pengadaan Peralatan Pendidikan (Peralatan IPA dan TIK). Kedua program tersebut merupakan termasuk program prioritas pembangunan pendidikan SMA. Agar program-program tersebut dapat terlaksana dengan baik, maka perlu dilaksanakan koordinasi yang baik antara Direktorat Pembinaan SMA dengan Dinas Pendidikan Provinsi. Berdasarkan hal tersebut, Subdirektorat Program 32 Direktorat Pembinaan SMA

39 dan Evaluasi telah mempersiapkan beberapa kegiatan pendukung yakni: 1) Penyusunan juknis BOS SMA Tahun 2018 ; 2) Pengolahan data BOS SMA tahun 2017; 3) Diseminasi Program Sma Tingkat Propinsi; 4) Workshop Koordinasi Pelaksanaan BOS 2017; 5) Pengelolaan dan Pengolahan DAK SMA; 6) Workshop Pengelolaan DAK; B. SUB DIREKTORAT KURIKULUM Subdirektorat Kurikulum memiliki tugas untuk melaksanakan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, fasilitasi penjaminan mutu, di bidang kurikulum Sekolah Menengah Atas. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Subdirektorat Kurikulum dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- untuk melaksanakan beberapa program pada tahun 2017 ini. Adapun alokasi anggaran secara detil anggaran dan rencana penyerapan anggaran Subdirektorat kurikulum Tahun 2017 sebagai berikut: Tabel 4.2. Alokasi Anggaran Subdirektorat Kurikulum Tahun 2017 Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target 2017 Anggaran Target Kinerja (dalam rupiah) SK 3.1 Tercapainya Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan SMA Bermutu, Berkesetaraan Jender, dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat, di Semua Kabupaten dan Kota 156,816,570,000 IKK Jumlah SMA yang menerapkan kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah Sekolah yang melaksanakan Kurikulum ,149 Sekolah 27,112,150,000 8,012 Sekolah 10,722,605,000 Direktorat Pembinaan SMA 33

40 Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target 2017 Anggaran Target Kinerja (dalam rupiah) IKK IKK 3.9 Sekolah yang mendapatkan pembinaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Jumlah bahan ajar SMA yang disusun Pengembangan Modul Kurikulum 2013 Jumlah SMA yang menerapkan standar penilaian pendidikan 3,137 Sekolah 16,389,545, Modul 4,194,350, Modul 4,194,350,000 8,012 Sekolah 14,404,015, Pelaksanaan Penilaian Kurikulum 8,012 Sekolah 14,404,015,000 IKK 3.10 Jumlah SMA Rujukan 614 Sekolah 88,626,015, IKK Sekolah yang dibina menjadi Sekolah Rujukan Jumlah SMA yang melakukan pembelajaran kewirausahaan Sekolah Yang Mendapatkan Program Keterampilan/Kewirausahaan 614 Sekolah 88,626,015, Sekolah 22,480,040, Sekolah 22,480,040,000 Jumlah 156,816,570, Direktorat Pembinaan SMA

41 Grafik 4.2. Rencana Penyerapan Anggaran Subdirektorat Kurikulum Tahun , % 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5, % 0.3% 20.0% 12.0% 7.0% 3.0% 40.0% 65.0% 90.0% 94.6%97.0% 79.7% 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% 20.0% 0.0% penyerapan per bulan Penyerapan Kumulatif (%) Berikut ini adalah deskripsi program-program yang akan dilaksanakan oleh Subdirektorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana pada Tahun 2017 secara lebih rinci. 1. Sekolah yang dibina menjadi sekolah rujukan. Di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 di sebutkan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana terarah, dan berkesinambungan. Berdasarkan hal tersebut, maka program pembangunan pendidikan SMA juga diupayakan untuk dapat mewujudkan pemerataan kualitas layanan pendidikan SMA. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut adalah melalui pembinaan SMA menjadi sekolah rujukan. Tujuan dari program sekolah rujukan adalah untuk melakukan pembinaan terhadap 614 SMA agar dapat mencapai Standar Nasional Pendidikan (SNP). Sekolah yang terpilih menjadi SMA rujukan diharapkan dapat menjadi model sehingga dapat dicontoh oleh sekolah lainnya. Selain itu, Direktorat Pembinaan SMA 35

42 program SMA rujukan juga bertujuan untuk menjadi pilot project dalam setiap implementasi program baru dalam pembangunan pendidikan SMA. Pada tahun 2017 ini sasaran untuk program Sekolah Rujukan adalah adalah sebanyak 614 SMA. Sekolah yang dipilih untuk menjadi Sekolah Rujukan merupakan sekolah yang diusulkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi dengan mempertimbangkan beberapa indikator, diantaranya adalah: pelaksana kurikulum 2013, berakreditasi A; memiliki ekosistem pendidikan yang kondusif; mengembangkan budaya mutu; melaksanakan program penumbuhan budi pekerti; menjadi pusat keunggulan; dan lokasi yang strategis, mudah dijangkau dan aman. Sekolah yang dipilih untuk menjadi Sekolah Rujukan akan mendapatkan bantuan sebesar Rp ,-. Selain itu, Direktorat Pembinaan SMA memprogramkan Pola pembelajaran sistem kredit semester (SKS) yang memberikan kebebasan peserta didik dalam memilih beban belajar dan mata pelajaran di pandang dapat melayani keragaman lebih luas dibanding dengan sistem paket. Melalui mekanisme ini Peserta didik dapat memilih mata pelajaran dan beban belajar sesuai dengan minat, potensi, dan kebutuhan. Dengan demikian kondisi belajar diharapkan merupakan upaya sadar yang di awali sejak pemilihan beban belajar dan mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki. Kebebasan memilih beban belajar dan mata pelajaran dapat mendorong kesadaran dan motivasi yang tinggi sehingga memungkinkan prestasi belajar tercapai lebih optimal. Dalam pelaksanaan program-program tersebut telah disusun serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mendukung pelaksanaan program Sekolah Rujukan, yakni: a. Penyusunan Panduan b. Bimbingan Teknis c. Penyaluran Bantuan d. Workshop Pengembangan Sekolah Yang Melaksanakan SKS 36 Direktorat Pembinaan SMA

43 2. Pembinaan SMA Dalam Pemenuhan Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) menjadi salah satu indikator keberhasilan penyelnggaraan pendidikan. SKL merupakan suatu acuan yang digunakan dalam melakukan pengukuran dan penilaian capaian kompetensi lulusan pada Satuan Pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, Pada tahun 2017 ini, terdapat 3 mekanisme dalam pengukuran dan penilaian SKL, yakni melalui: Ujian Nasional (UN), Ujian Sekolah (US), dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN). Ujian Nasional (UN) adalah kegiatan pengukuran capaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu secara nasional dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan. Mata pelajaran yang diujikan untuk SMA untuk Mata Pelajaran Wajib adalah Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa Inggris. Selain itu, siswa juga dapat memilih satu Mata Pelajaran pilihan. Naskah soal untuk UN seluruhnya disusun oleh pusat. Pelaksanaan UN dapat dilaksanakan dalam bentuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dan Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP). Pemerintah saat ini berupaya untuk meningkatkan jumlah sekolah penyelenggara UNBK karena ujian dengan mekanisme tersebut memiliki nilai integritas yang tinggi. UN tidak menjadi suatu persyaratan untuk kelulusan. Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) adalah kegiatan pengukuran capaian kompetensi siswa yang dilakukan sekolah untuk mata pelajaran tertentu dengan mengacu pada standar kompetensi lulusan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar. Mata Pelajaran yang diujikan dalam USBN pada SMA adalah: Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, kelompok Mata Pelajaran IPA (Fisika, Kimia, dan Biologi) bagi siswa program IPA, kelompok Mata Pelajaran IPS (Sejarah, Geografi, Eknomi, dan Sosiologi) bagi siswa program IPS, Bahasa dan Sastra Indonesia serta antropologi bagi siswa program Bahasa dan Budaya. Soal ujian disusun secara berjenjang dengan persentase tertentu, yakni 25% soal disusun oleh pusat dan 75% soal disusun oleh Direktorat Pembinaan SMA 37

44 KKG/MGMP daerah. USBN ini menjadi salah satu syarat dalam kelulusan. Ujian Sekolah (US) adalah kegiatan pengukuran capaian kompetensi siswa terhadap standar kompetensi lulusan pada mata pelajaran yang tidak termasuk dalam USBN. US ini dilaksanakan oleh sekolah, dimana soal disusun sepenuhnya oleh sekolah. Dalam rangka pembinaan sekolah dalam implementasi evaluasi hasil belajar tersebut, maka telah dipersiapkan kegiatan-kegiatan pendukung terkait dengan hal tersebut. Adapun kegiatan pendukung adalah sebagai berikut: a. Penyiapan materi, panduan dan bahan pembinaan Ujian Sekolah b. Penyiapan materi, panduan dan bahan pembinaan Pasca EHB c. ToT Tim Fasilitator SMA Pasca EHB d. ToT Tim Fasilitator SMA Ujian Sekolah SMA e. Pelatihan Proktor UNBK Tingkat Sekolah untuk sekolah internasional f. Pelaksanaan Pembinaan di SMA Pasca EHB g. Pembinaan Penyiapan Ujian Sekolah di SMA 3. Sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 Kebutuhan akan sumberdaya manusia yang berkualitas semakin meningkat seiring dengan perkembangan zaman. Perdagangan bebas (baik pada tingkat regional maupun internasional) memberikan tantangan bagi Bangsa Indonesia untuk dapat bersaing. Selain itu, kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini berimplikasi pada terjadinya kecenderungan kenvergensi antara ilmu dengan teknologi. Berdasarkan hal tersebut, maka peningkatan kompetensi sumberdaya manusia Indonesia mutlak diperlukan untuk dapat bersaing di era globalisasi. Program ini bertujuan untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran SMA. Kegiatan Sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 meliputi: 38 Direktorat Pembinaan SMA

45 a. Penyiapan perangkat pendukung pelaksanaan kurikulum 2013; b. Pendampingan Implementasi kurikulum 2013; c. Pelatihan kurikulum 2013 tahun 2017; d. Siswa SMA yang memenuhi standar kelulusan; e. Pengembangan sekolah yang melaksanakan sistem kredit semester. 4. Sekolah yang mendapatkan program keterampilan dan kewirausahaan Program kewirausahaan di SMA merupakan strategi pembinaan percepatan peningkatan pengetahuan dan keterampilan terhadap peserta didik agar memiliki jiwa dan semangat wirausaha yang kreatif dan inovatif. Berkaitan dengan ketercapaian tujuan pendidikan nasional terutama yang mengarah pada pembentukan sikap dan perilaku wirausaha peserta didik, dalam pengelolaan diharapkan mampu menenmukan strategi pengelolaan pendidikan yang lebih baik sehingga mampu menghasilkan output pendidikan yang berkualitas, baik dari sisi akademik maupun non akademik. Kualitas akademik yang dimaksud adalah kualitas peserta didik yang terkait dengan bidang ilmu, sedangkan kualitas non akademik berkaitan dengan kemandirian untuk hidup di masyarakat. Lulusan pendidikan diharapkan memiliki karakter dan perilaku kewirausahaan yang tinggi. Pendidikan kewirausahaan pada dasarnya merupakan salah satu jawaban bagi pendidikan SMA untuk mengenal konsep kewirausahaan, latihan mengembangkan usaha, mendapatkan pengalaman praktis berwirausaha, menumbuhkan dan mengembangkan potensi wirausaha. Tujuan kewirausahaan di SMA adalah agar satuan pendidikan dapat melaksanakan program kewirausahaan dengan baik sehingga peserta didik memiliki karakter wirausaha, memahami konsep kewirausahaan, mampu melihat peluang mendapatkan pengalaman langsung berwirausaha serta terbentuknya lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang berwawasan kewirausahaan. Sejalan dengan hal tersebut, Direktorat Pembinaan SMA telah Direktorat Pembinaan SMA 39

46 memprogramkan pembinaan kewirausahaan dalam bentuk kegiatan asistensi bantuan pemerintah program kewirausahaan di SMA. Program pembinaan tersebut dilakukan untuk menyiapkan sekolah menyusun perencanaan kegiatan sekolah terkait perannya sebagai pengembang kewirausahaan sekaligus rancangan pembiayaan melalui dana pemerintah. Terkait dengan hal tersebut, maka Direktorat Pembinaan SMA mengalokasikan anggaran sebesar Rp dengan sasaran sekolah sebanyak 204 SMA. Setiap SMA sasaran akan mendapatkan bantuan untuk melaksanakan program kewirausahaan sebesar Rp ,-. Kegiatan pendukung untuk output ini adalah sebagai berikut: a. Penyusunan Panduan; b. Verifikasi Sekolah Calon Penerima Bantuan; c. Penyaluran Bantuan. C. SUB DIREKTORAT KELEMBAGAAN DAN SARANA PRASARANA Subdirektorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana memiliki tugas untuk melaksanakan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, pertimbangan pemberian izin penyelenggaraan sekolah menengah atas yang diselenggarakan perwakilan negara asing dan satuan pendidikan kerja sama yang diselenggarakan oleh lembaga asing dengan lembaga pendidikan Indonesia, serta fasilitasi sarana prasarana, tata kelola, dan penjaminan mutu di bidang tata kelola dan sarana prasarana sekolah menengah atas. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Subdirektorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp ,- untuk melaksanakan beberapa program pada tahun 2017 ini. Adapun alokasi anggaran secara detil dan rencana penyerapan anggaran Subdirektorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana pada Tahun 2017 sebagai berikut: 40 Direktorat Pembinaan SMA

47 Tabel 4.3. Alokasi Anggaran Subdirektorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana Tahun 2017 Kode Uraian Vol Satuan Jumlah Unit Sekolah Baru yang dibangun Ruang Kelas Baru yang dibangun Ruang Belajar Yang Direhabilitasi 75 Unit 191,350,000,000 1,000 Ruang Ruang 271,050,000, Sekolah Yang Di Renovasi 110 Ruang 56,936,580, Ruang Perpustakaan Yang Dibangun Ruang Laboratorium Yang Dibangun Ruang Penunjang Lainnya Yang Dibangun Sekolah Yang Mendapatkan Peralatan Pendidikan 351 Ruang 92,429,238, Ruang 95,100,000, Ruang Paket 276,772,732, Layanan Manajemen program 1 Layanan 9,657,442,000 Jumlah 1,214,756,628,000 Direktorat Pembinaan SMA 41

48 Grafik 4.3. Rencana Penyerapan Anggaran Subdirektorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana Tahun , , , ,000 50, % 2.0% 25.0% 15.0% 7.0% 38.0% 55.0% 70.0% 93.6% 97.0%97.6% 83.0% 120.0% 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% 20.0% 0.0% penyerapan per bulan Penyerapan Kumulatif (%) Berikut ini adalah deskripsi program-program yang akan dilaksanakan oleh Subdirektorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana pada Tahun 2017 secara lebih rinci. 1. Unit Sekolah Baru (USB) Yang Dibangun Unit Sekolah Baru adalah bantuan pembangunan unit gedung baru untuk penyelenggaraan sekolah SMA negeri maupun swasta yang diberikan kepada provinsi ataupun yayasan dalam rangka memperluas akses dan pemerataan layanan pendidikan SMA. Pembangunan Unit Sekolah Baru bertujuan untuk meningkatkan Angka Partisipasi Pendidikan SMA. Oleh karena itu, Bantuan ini difokuskan bagi daerah-daerah yang memiliki Angka Partisipasi Pendidikan (APK) rendah. Bantuan ini juga ditujukan bagi daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki atau kekurangan fasilitas pendidikan SMA. Selain itu, bantuan ini juga ditujukan bagi daerah atau wilayah perbatasan Republik Indonesia yang memerlukan layanan pendidikan SMA. Melalui program pembangunan USB diharapkan dapat memperluas ketersediaan layanan pendidikan SMA, khususnya di daerah terpencil. Pada tahun 2017 ini, alokasi anggaran untuk Program Unit Sekolah Baru adalah sebesar Rp ,- dengan sasaran 75 unit. Bantuan 42 Direktorat Pembinaan SMA

49 pembangunan Unit Sekolah Baru untuk penyelenggaraan sekolah SMA yang diberikan kepada Provinsi dalam rangka memperluas akses dan pemerataan layanan pendidikan SMA. Untuk itu, Provinsi diharapkan dapat mengajukan usulan dalam bentuk proposal dengan persyaratan minimal: Status Sertifikat/dalam proses BPN; Ketersediaan lahan +/- 7 hektar; Kondisi Lahan siap bangun; Ada dukungan SMP sederajat disekitar lokasi. Lokasi yang diprioritaskan untuk mendapatkan bantuan ini adalah kecamatan-kecamatan yang belum tersedia layanan pendidikan SMA/sederajat. Untuk mendukung pelaksanaan program bantuan USB ini, maka dilaksanakan beberapa kegiatan pendukung, yakni: a. Penyusunan Panduan; b. Verifikasi Sekolah Calon Penerima Bantuan; c. Bimbingan Teknis Bantuan USB; d. Penyaluran Bantuan 2. Ruang Kelas Baru (RKB) yang dibangun Program Ruang Kelas Baru adalah bantuan pembangunan ruang kelas yang diberikan kepada sekolah dalam rangka meningkatkan daya tampung sekolah. Program ini juga ditujukan untuk meningkatkan akses layanan pendidikan SMA. Dengan meningkatnya kapasitas ruang blajar yang ada, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sekolah dalam menampung siswa yang mendaftar. Selain itu, bantuan ini juga ditujukan untuk meningatkan kualitas pembelajaran, khususnya pada sekolahsekolah dengan kondisi jumlah rombongan belajar lebih banyak dari ruang kelas yang dimiliki sehingga harus menyelenggarakan pendidikan secara double shift maupun menggunakan ruangan lain yang tidak sesuai dengan standar yang sudh ditetapkan. Pada tahun 2017, Direktorat Pembinaan SMA mengalokasikan anggaran sebesar Rp ,- untuk membangun RKB. Secara umum, sasaran RKB difokuskan pada daerah-daerah yang memiliki APK rendah atau Kab/Kota yang memiliki APK di bawah APK Nasional. Direktorat Pembinaan SMA 43

50 Secara khusus, program ini ditujukan pada sekolah dengan kondisi: Jumlah pendaftar lebih banyak dari jumlah yang diterima; Rombongan Belajar lebih banyak daripada Ruang Kelas yang ada; Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan SMA dengan mekanisme double shift; dan masih tersedia lahan untuk pembangunan. Untuk mendukung pelaksanaan program RKB tersebut, maka akan dilaksanakan beberapa kegiatan pendukung sebagai berikut: a. Penyusunan Panduan RKB; b. Bimbingan Teknis Bantuan RKB; c. Penyaluran Bantuan RKB. 3. Ruang Belajar yang direhabilitasi. Berdasarkan Aplikasi Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen) yang diakses pada Bulan Januari 2017, teridentifkasi sebanyak ruang belajar yang mengalami kerusakan, yang terdiri dari 6188 ruang dengan kondisi rusak sedang dan 8396 ruang yang mengalami rusak berat. Hal tersebut menunjukan bahwa cukup banyak siswa yang saat ini belajar didalam ruang belajar yang rusak. Kondisi tersebut tentunya membuat proses belajar mengajar menjadi kurang kondusif. Selain itu, faktor keselamatan juga menjadi patut menjadi perhatian karena sebagian besar aktifitas siswa disekolah berada di ruang belajar tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka Direktorat Pembinaan SMA mengalokasikan anggaran sebesar Rp ,-. Untuk merehabilitasi ruang belajar yang rusak sedang maupun berat. Jumlah tersebut memang masih jauh dari total kebutuhan ruang belajar yang harus direhabilitasi. Berdasarkan hal tersebut, maka proses pelaksanaan program rehabilitasi harus dilaksanakan secara lebih selektif agar bantuan dapat diberikan kepada sekolah yang sangat membutuhkan rehabilitasi ruang belajarnya. Untuk itu, maka telah dipersiaapkan kegiatan pendukung, yakni: 44 Direktorat Pembinaan SMA

51 a. Penyusunan Panduan Rehabilitasi; b. Bimbingan Teknis Bantuan Rehabilitasi; c. Penyaluran Bantuan Rehabilitasi. 4. Sekolah yang direnovasi Program Sekolah yang di renovasi ini adalah bantuan yang diberikan kepada sekolah untuk melakukan revitalisasi terhadap bangunan sekolah yang ada. Bantuan ini diharakan dapat membantu sekolah untuk memperbaiki tampilan bangunan sekolah agar terlihat lebih bagus. Selain itu, bantuan ini juga ditujukan untuk sekolah-sekolah yang menjadi icon dari suatu daerah sehingga dapat meningkatkan citra pelayanan pendidikan SMA di daerah tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka bantuan ini diprioritaskan pada sekolah yang sudah berusia diatas 20 Tahun. Untuk melaksanakan program tersebut, telah dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- dengan sasaran sebanyak 110 sekolah. Sekolah diharapkan dapat memberikan proposal ke Direktorat Pembinaan SMA untuk dilakukan review dan dinilai kelayakannya. Untuk itu, maka dipersiapkan kegiatan-kegiatan pendukung dalam pelaksanaan penyaluran bantuan, yakni: a. Penyusunan Panduan; b. Verifikasi Penerima Bantuan; c. Bimbingan Teknis Bantuan Rehabilitasi; d. Penyaluran Bantuan Rehabilitasi. 5. Ruang perpustakaan yang dibangun Layanan pendidikan SMA ditujukan untuk mempersiapkan siswa dalam melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Untuk itu, maka layanan pendidikan SMA harus mempersiapkan siswanya dengan kemampuan akademik yang baik sebagai bekal dalam melanjutkan ke Pendidikan Tinggi. Salah satu upaya untuk mempersiapkan kemampuan akademik tersebut adalah dengan Direktorat Pembinaan SMA 45

52 mendorong minat baca siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka perpustakaan merupakan suatu fasilitas penting untuk mewujudkan hal tersebut. Pada tahun 2017 ini, Direktorat Pembinaan SMA mengalokasikan anggaran sebesar Rp untuk membangun sebanyak 351 ruang perpustakaan di sekolah. Dalam pelaksanaan penyaluran bantuan, juga telah dipersiapkan beberapa kegiatan pendukung agar bantuan dapat disalurkan dengan tepat sasaran. Berikut ini adalah kegiatan pendukung dalam penyaluran bantuan ruang perpustakaan. a. Review Panduan Bantuan Perpustakaan; b. Bimbingan Teknis Bantuan Perpustakaan; c. Penyaluran Bantuan Perpustakaan; d. Supervisi penerima Bantuan Perpustakaan 6. Ruang Laboratorium yang dibangun Berdasarkan Aplikasi Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen) yang diakses pada Bulan Januari 2017, teridentifkasi sebanyak SMA belum memiliki ruang Laboratorium IPA. Selain itu, terdapat sebanyak SMA yang belum memiliki ruang laboratorium IPA secara lengkap (Kimia, Fisika, dan Biologi). Selain itu, cukup banyak pula sekolah yang belum memiliki ruang laboratorium komputer. Ruang laboratorium komputer dirasakan cukup penting mengingat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang juga semakin pesat. Ruang laboratorium memiliki peranan cukup penting dalam proses belajar mengajar, dimana hal tersebut dirasakan akan lebih efektif apabila dapat diperagakan secara langsung. Berdasarkan hal tersebut, maka Direktorat Pembinaan SMA telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp ,- untuk pembangunan 450 ruang laboratorium beserta peralatannya. Untuk mendukung proses penyaluran bantuan pembangunan laboratorium, maka telah dipersiapkan beberapa kegiatan pendukung, yakni: 46 Direktorat Pembinaan SMA

53 a. Penyusunan Panduan Bantuan Laboratorium; b. Verifikasi Penerima Bantuan Laboratorium c. Bimbingan Teknis Bantuan Laboratorium; d. Penyaluran Bantuan Perpustakaan. 7. Ruang penunjang lainnya yang dibangun Standar sarana dan prasarana SMA menjelaskan bahwa ketersediaan fasilitas dasar pada jenjang pendidikan SMA berupa ruang belajar (ruang kelas, perpustakaan, laboratorium fisika/kimia/biologi dan lain-lain), perlu disertai dengan kesiapan fasilitas pendukung seperti taman, tempat parkir, lapangan olah raga, kantin, toilet siswa, tempat ibadah dan lainlain. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana SMA dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.24 Tahun 2008 tentang pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung menjadi payung hukum dalam upaya penataan fasilitas pendukung seperti taman, kantin sekolah, dan toilet siswa. Berbagai pertimbangan dan latar belakang diatas menjadi dasar perlunya upaya kegiatan ruang penunjang lainnya penataan kantin, toilet, dan taman sekolah oleh Direktorat Pembinaan SMA. Program ini di jalankan dengan mengedepankan identifikasi dari desain yang inovatif, kreatif, efisien dan terintegrasi terhadap lingkungan sekolah secara keseluruhan. Dalam pelaksanaan program ini, maka dipersiapkan kegiatan pendukung, yakni: a. Bimbingan Teknis Bantuan Laboratorium; b. Penyaluran Bantuan Perpustakaan. 8. Sekolah yang mendapatkan peralatan pendidikan Era globalisasi yang didorong oleh kemajuan teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) mengharuskan pendidikan untuk dapat menyesuaikan kompetensi lulusannya dengan tuntutan tersebut. Untuk meningkatkan Direktorat Pembinaan SMA 47

54 daya saing lulusan SMA, maka metode pembelajaran berbasis TIK dapat dilaksanakan oleh seluruh SMA. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka diperlukan sarana pendidikan berupa peralatan TIK yang cukup untuk mendukung proses pembelajaran di sekolah. Berdasarkan hal tersebut, maka Direktorat Pembinaan SMA mengalokasikan anggaran sebesar Rp ,- untuk pengadaan Paket peralatan TIK untuk SMA diseluruh Indonesia. Cukup besarnya sasaran tersebut, dibutuhkan beberapa kegiatan pendukung agar proses pengadaan alat TIK ini dapat terlaksana dengan baik. Adapun kegiatan pendukung tersebut adalah: a. Penyusunan Panduan Bantuan Alat TIK; b. Bimbingan Teknis Bantuan Alat TIK; c. Penyaluran Bantuan Alat TIK; d. Supervisi penerima Bantuan Alat TIK. 9. Program pengembangan Kelembagaan. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengamanatkan bahwa dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional secara bertahap, terencana, dan terukur. Oleh karena itu, Pemerintahan melakukan akreditasi terhadap seluruh sekolah. Pasal 60 tentang Akreditasi dinyatakan bahwa, ayat (1) akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan; dan ayat (2) akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. Lembaga mandiri yang berwenang untuk melaksanakan akreditasi tesebut adalah Bandan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M) Akreditasi sekolah merupakan proses penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan program dan satuan pendidikan, yang diwujudkan dengan adanya sertifikasi yang dikeluarkan oleh BAN S/M. Penggunaan instrumen akreditasi yang komprehensif dikembangkan berdasarkan 48 Direktorat Pembinaan SMA

55 standar yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP). Hal ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (juncto Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013) yang memuat kriteria minimal tentang komponen pendidikan. Seperti dinyatakan pada pasal 1 ayat (1) bahwa SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh sebab itu, SNP harus dijadikan standar mutu guna memetakan secara utuh profil kualitas sekolah. Mengingat pentingnya akreditasi dalam meningkatkan mutu pendidikan, maka hasil akreditasi perlu ditindaklanjuti oleh masing-masing direktorat teknis terkait. Program tindaklanjut lebih di fokuskan kepada sekolahsekolah yang nilai akreditasinya masih belum memadai. Oleh karena itu. Sasaran program adalah sekolah yang harus akreditasi C atau TT (tidak terakreditasi). Sementara itu, untuk sekolah sekolah yang belum terakreditasi juga perlu diberikan perlakuan/bimbingan teknis untuk persiapan Salah satu Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Direktorat Pembinaan SMA sebagaimana tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah pasal 345, tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Direktorat Pembinaan SMA pasal 408 dan khususnya pasal 442 poin 1. Seksi Kelembagaan mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan,koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, pertimbangan pemberian izin penyelenggaraan sekolah menengah atas yang diselenggarakan perwakilan negara asing dan satuan pendidikan kerja sama yang diselenggarakan oleh lembaga asing dengan lembaga pendidikan Indonesia,fasilitasi penjaminan mutu, evaluasi dan laporan di bidang tata kelola sekolah menengah atas. Berkaitan dengan Tupoksi dimaksud, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA) akan melaksanakan Kegiatan Pembinaan dan peningkatan mutu kelembagaan SMA melalui beberapa kegiatan, yakni: Direktorat Pembinaan SMA 49

56 a. Penyusunan Naskah Kelembagaan; b. Kemitraan membangun sekolah (KMS) SMA; c. Sosialisasi Kemitraan Membangun Sekolah (KMS); d. Mapping akreditasi sekolah; e. Bimbingan Teknis pengembangan akreditasi; f. Penyaluran bantuan; g. Supervisi pengembangan manajemen akreditasi sekolah; h. Koordinasi antar instansi terkait; i. Supervisi Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) j. Pembinaan dan Pengembangan Komite Sekolah SMA. D. SUB DIREKTORAT PESERTA DIDIK Subdirektorat Peserta Didik memiliki tugas melaksanakan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi di bidang peserta didik Sekolah Menengah Atas. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Subdirektorat Peserta Didik mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp ,- untuk melaksanakan beberapa program pada tahun 2017 ini. Adapun alokasi anggaran secara detil dan rencana penyerapan anggaran Subdirektorat Peserta Didik pada Tahun 2017 sebagai berikut : Tabel 4.4. Alokasi Anggaran Subdirektorat Peserta DidikTahun 2017 Kode Uraian Vol Satuan Jumlah Siswa Yang Mendapatkan Program Indonesia Pintar Siswa Yang Mendapatkan Pendidikan Karakter Bangsa Siswa Yang Mendapatkan Beasiswa Bakat Dan Berprestasi Siswa Yang Mengikuti Lomba, Festival, Dan Olimpiade Siswa 153,787,076, Siswa ,346 Siswa 8,251,440, Siswa Direktorat Pembinaan SMA

57 Kode Uraian Vol Satuan Jumlah Jumlah 296,023,436,000 Grafik 4.4. Rencana Penyerapan Anggaran Subdirektorat Peserta Didik Tahun , % 200, , ,000 50, % 9.4% 0.0% 1.0% 3.0% 27.0% 40.8% 53.0% 68.0% 85.0% 95.0% 97.6% 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% 20.0% 0.0% penyerapan per bulan Penyerapan Kumulatif (%) 1. Sekolah yang menerapkan Karakter Bangsa Pendidikan Karakter Bangsa yang bertujuan untuk mengaktualisasikan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Melalui kegiatan ini siswa diharapkan mampu mengaplikasikan sikap kerjasama, nasionalisme, rasa persatuan dan kesatuan bangsa, jujur, peduli, berfikir kritis, positif, dll. Melalui hal tersebut diharapkan dapat membangun jiwa kepemimpinan dikalangan generasi muda. Hal tersebut perlu ditanamkan pada generasi muda untuk mencegah berbagai potensi ancaman terhadap bangsa, diantaranya: disintegrasi bangsa, konflik, narkoba, hedonisme, dll. Sekolah merupakan instrumen penting dalam pembentukan karakter bangsa, mengingat sekolah merupakan suatu media dalam pembinaan generasi muda. Pembelajaran di sekolah merupakan sarana yang diraskan Direktorat Pembinaan SMA 51

58 cukup efektif dalam menanamkan nilai-nilai yang akan membentuk generasi penerus. Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Pembinaan SMA mengalokasikan anggaran sebesar Rp.21,456,088,000,- dengan sasaran siswa mendapatkan pembinaan karakter bangsa. Selain pelaksanaan program pembinaan peserta didik, dalam program ini juga dialokasikan untuk bantuan pembinaan siswa kepada sekolah. Dari total anggaran tersebut terdapat bantuan pendidikan untuk sekolah dengan total alokasi anggaran sebesar Rp ,- dan bantuan pembinaan dan pencegahan tindak perilaku siswa dengan total anggaran sebesar Rp ,-.Untuk mendukung hal tersebut, maka dipersiapkan rangkaian kegiatan sebagai berikut: a. Penyusunan Panduan; b. Bimbingan Teknis; c. Pelaksanaan Kegiatan Kawah Kepemimpinan Pelajar; d. Koordinasi Pembina Pramuka Tingkat Provinsi; e. Kegiatan Pramuka Tingkat Provinsi; f. Kegiatan kesiswaan di tingkat internasional; g. Pelaksanaan SYSLAC h. Pemberian Bantuan Program Pendidikan Karakter; i. Pemberian Bantuan Pembinaan dan Pencegahan Tindakan Perilaku Siswa SMA. 2. Siswa yang mendapatkan Program Indonesia Pintar (PIP) Sebagai usaha untuk menekan angka putus sekolah siswa SMA, Direktorat Pembinaan SMA memberikan bantuan berupa dana kepada siswa untuk memenuhi biaya pribadinya melalui program Program Indonesia Pintar (PIP). Biaya pribadi peserta didik melipui: pembelian seragam, pembelian buku dan alat tulis, transportasi ke sekolah, uang saku, dll. Dengan bantuan PIP ini diharapkan dapat mengurangi resiko siswa miskin dari putus sekolah karena kesulitan ekonomi. Melalui program ini juga diharapkan dapat memberikan kesempatan yang sama (equal opportunity) kepada siswa miskin agar dapat tetap bersekolah. 52 Direktorat Pembinaan SMA

59 Program PIP merupakan salah satu program pengentasan kemiskinan yang menjadi prioritas dari pemerintah. Saat ini upaya untuk pengentasan kemiskinan diintegrasikan sehingga PIP ini menjadi bagian dari upaya pemerintah tersebut bersama dengan program kementerian lain, yakni: Program Indonesia Sehat dan Program Indonesia Sejahtera. Untuk mendukung keterlaksanaan program tersebut, maka telah dipersiapkan rangkaian kegiatan pendukung, yakni: a. Penyusunan Petunjuk Teknis; b. Publikasi PIP Tahun 2017; c. Verifikasi Calon Penerima Bantuan; d. Bimbingan Tekis; e. Pelaksanaan Workshop; f. Penyaluran Bantuan; g. Supervisi program. 3. Siswa yang mendapatkan Beasiswa Bakat dan Berprestasi. Sebagai bentuk penghargaan atas bakat dan prestasi, Direktorat Pembinaan SMA akan memberikan beasiswa bakat dan prestasi kepada siswa-siswi yang layak menerima beasiswa tersebut. Beasiswa ini akan diberikan kepada siswa-siswi pemenang Olimpiade Sains Nasional, Olimpiade Olah Raga Siswa Nasional, dan Festival Lomba Seni Siswa Nasional. Selain itu, beasiswa ini juga diberikan kepada siswa yang berhasil membawa pulang medali pada olimpiade tingkat internasional. Beasiswa bakat dan prestasi ini merupakan suatu bentuk apresiasi atas prestasi yang dimiliki siswa. Melalui beasiswa ini diharapkan siswa dapat mengembangkan bakat dan prestasi yang dimiliki sehingga dapat berguna bagi bangsa. Dalam pelaksanaan program ini, telah dipersiapkan beberapa kegiatan pendukung, yakni: a. Verifikasi Calon Penerima Beasiswa; b. Penyaluran Beasiswa Bakat dan Prestasi. Direktorat Pembinaan SMA 53

60 4. Siswa yang mengikuti lomba, Festival. Salah satu kegiatan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan SMA adalah mendorong minat siswa dalam bentuk lomba di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, olah raga, penelitian, debat bahasa indonesia, debat bahasa inggris, kewirausahaan dan lomba apresiasi budaya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan akademik siswa dan membentuk karakter siswa yang bersikap sportif, jujur, berprestasi, menumbuhkan kecerdasan estetika termasuk juga dibidang budaya dan kewirausahaan. Kegiatan Lomba, Festival yang dilaksanakan pada tahun 2017 adalah : a. Olimpiade Sains Nasional (OSN) Salah satu kegiatan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan adalah mendorong minat siswa di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Usaha mendorong minat tersebut dilakukan dengan menyelenggarakan Olimpiade 9 bidang pengetahuan sains, yaitu: Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Informatika, Astronomi, Ekonomi, Kebumian, dan Geografi. Lomba-lomba tersebut dilaksanakan secara berjenjang dari mulai tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, nasional. Berikut ini adalah agenda pelaksanaan seleksi : Kegiatan Seleksi Tanggal Pelaksanaan Tingkat Kab/Kota 7 Maret Kab/Kota Tingkat Provinsi 8 s.d 10 Mei 34 Provinsi Tempat Pelaksanaan Tingkat Nasional 20 s.d.26 Agustus Kota Pekanbaru, Riau Pelaksana UPTD/MKKS Tk. Kab/Kota Dinas Pendidikan Provinsi Direktorat Pembinaan SMA Mekanisme secara berjenjang tersebut juga sekaligus menjadi alat seleksi untuk mewakili Indonesia di olimpiade internasional. Indonesia direncanakan akan mengirim siswa dari hasil seleksi dan pembinaan pemenang OSN 2017 untuk mengikuti berbagai event 54 Direktorat Pembinaan SMA

61 internasional yang akan diselenggarakan sepanjang tahun Jadwal olimpiade keilmuan dan negara penyelenggara yang akan diikuti oleh siswa-siswa wakil Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5.Pelaksanaan Olimpiade Sains Tingkat Internasional Tahun 2017 Event Olimpiade Venues Jadwal International Physics Olympiad (IPhO) International Mathematics Olympiad (IMO) International Chemistry Olympiad (IChO) International Biology Olympiad (IBO) International Olympiad in Informatics (IOI) International Earth Science Olympiad (IESO) International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA) International Geography Olympiad (IgeO) Indonesia Brazil Thailand Inggris Iran Perancis Thailand Serbia Juli Juli Juli Juli Juli Juli Juli Juli Pada tahun 2017, Kementerian Pendidikan Nasional memberikan target kepada Direktorat Pembinaan SMA untuk meningkatkan prestasi siswa Indonesia di semua event Olimpiade Internasional dengan raihan medali emas. Untuk mencapai target raihan emas pada olimpiade internasional, maka akan diteruskan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi terkemuka di Indonesia dalam bentuk program pembinaan khusus (training centre), sebelum siswa mengikuti olimpiade internasional. Direktorat Pembinaan SMA 55

62 b. Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN); Selain meningkatkan intelektualitas, pendidikan juga harus dapat menciptakan jiwa yang bersikap sportif, jujur, berprestasi, serta mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka Direktorat Pembinaan SMA melaksanakan kegiatan olahraga pendidikan melalui O2SN. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka meningkatkan semangat berolaharaga di kalangan siswa SMA. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun fisik yang sehat, kuat dan membentuk karakter siswa. Kegiatan seleksi ini akan dilaksanakan secara berjenjang dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan pusat dengan agenda sebagai berikut: Kegiatan Seleksi Waktu Pelaksanaan Tingkat Kab/Kota Maret Kab/Kota Tingkat Provinsi April 34 Provinsi Tempat Pelaksanaan Pelaksana UPTD/MKKS Tk. Kab/Kota Dinas Pendidikan Provinsi Tingkat Nasional 23 s.d. 29 Juli Kota Medan, Sumatera Utara Direktorat Pembinaan SMA Pada Tahun 2017, O2SN akan mempertandingkan 5 Cabang Olahraga, yakni: Atletik, Renang, Bulutangkis, Karate, dan Pencak Silat. Kegiatan O2SN ini akan melibatkan 544 siswa SMA diseluruh Indonesia. Cabang Olahraga Jumlah Peserta Keterangan 2 Putra 1. Kata Perorangan Putra Karate 2 Putra 2. Kata Perorangan Putri 1 pelatih 3. Kumite Bebas Putra 4. Kumite Bebas Putri 2 Putra 1. Tunggal Putra Pencak Silat 2 Putra 2. Tunggal Putri 1 pelatih 3. Tanding Kelas C Putri 4. Tanding Kelas F Putra 2 Putra 1. Lari 100 M Putra Atletik 2 Putra 2. Lari 100 M Putri 1 pelatih Lompat Jauh Putra lompat Jauh Putri 1 Putra M Gaya Bebas Putra Bulu Tangkis 1 Putra M Gaya Bebas Putri 1 Pelatih 1 Putra 1. Perorangan Tunggal Putri Pencak Silat 1 Putra 2. Perorangan Tunggal Putra 1 Pelatih 56 Direktorat Pembinaan SMA

63 c. Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional Indonesia dikenal dunia internasional salah satunya adalah karena kekayaan seni dan budayanya. Seni dan budaya Indonesia menjadi warisan bangsa yang harus tetap dijaga dan dikembangkan. Berdasarkan hal tersebut, maka Direktorat Pembinaan SMA pada tahun 2017 ini akan melaksanakan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang akan melibatkan 408 siswa SMA diseluruh Indonesia. Untuk menjaring siswa terbaik yang mewakili provinsinya, maka seleksi FLS2N akan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Nasional. Berikut ini adalah agenda pelaksanaan seleksi di setiap tingkatan. Kegiatan Seleksi Waktu Pelaksanaan Tingkat Kab/Kota Mei Kab/Kota Tingkat Provinsi Juli 34 Provinsi Tempat Pelaksanaan Pelaksana UPTD/MKKS Tk. Kab/Kota Dinas Pendidikan Provinsi Tingkat Nasional 3 s.d. 9 September Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur Direktorat Pembinaan SMA Pada Tahun 2017 ini, kegiatan FLS2N akan mempertandingkan 7 lomba, yakni: desain poster, kriya, vokal solo, gitar solo, tari kreasi berpasangan, baca puisi, dan teater monolog. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkembangkan jiwa seni dikalangan siswa SMA. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wahana bagi siswa untuk mengapresiasikan bakat seni yang ada. d. Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI); Kegiatan Olimpiade Penelitian dilaksanakan dalam rangka menumbuhkembangkan semangat penelitian dikalangan siswa SMA. Hal ini menjadi penting mengingat pendidikan SMA ditujukan untuk mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang Pendidikan Tinggi. Untuk itu, semangat penelitian perlu untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan kemampuan akademik siswa. Mekanisme pelaksanaan OPSI dilaksanakan sesuai dengan kaidah Direktorat Pembinaan SMA 57

64 dalam penelitian. Setiap siswa dapat mendaftarkan dan mengirimkan proposal secara online. Kemudian proposal yang terkumpul diunggah dan dinilai oleh Tim Penilai. Penelitian yang memenuhi syarat kemudian akan diseleksi lebih lanjut untuk ditentukan pemenangnya. Acara puncak dari Gelar Pameran dan Presentasi Finalis OPSI akan dilaksanakan di Kota Malang, Jawa Timur pada 9 s.d. 14 Oktober 2017 bertempat di Kampus Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan tersebut akan melibatkan 200 siswa SMA diseluruh Indonesia. e. Lomba Debat Bahas Indonesia Dan Bahasa Inggris Tingkat Nasional Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemikiran analitik siswa dalam mengemukan dan mempertahankan pendapat, membangun rasa percaya diri, serta menumbuh sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan pendapat. Ajang debat ini akan membicarakan isu-isu hangat mengenai perkembangan kondisi nasional maupun internasional yang terjadi. Lomba Debat Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris ini akan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat. Kegiatan lomba debat pada tingkat pusat akan dilaksanakan di DKI Jakarta pada tanggal 15 s.d. 21 Mei Terkait dengan agenda pelaksanaan seleksi tingkat kabupaten akan dilaksanakan pada Bulan Maret, dan seleksi tingkat provinsi akan dilaksanakan pada Bulan April. Kegiatan Seleksi Waktu Pelaksanaan Tingkat Kab/Kota Maret Kab/Kota Tingkat Provinsi April 34 Provinsi Tempat Pelaksanaan Tingkat Nasional 15 s.d 21 Mei 2017 DKI Jakarta Pelaksana UPTD/MKKS Tk. Kab/Kota Dinas Pendidikan Provinsi Direktorat Pembinaan SMA 58 Direktorat Pembinaan SMA

65 f. Lomba kewirausahaan Dalam rangka menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan, maka Direktorat Pembinaan SMA akan melaksanakan Lomba Kewirausahaan bagi siswa SMA. Selain itu, kegiatan ini juga ditujukan untuk memberikan wahana bagi siswa yang memiliki jiwa kewirausahaan untuk mengapresiasikan dalam lomba ini. Kegiatan lomba kewirausahaan ini akan mempertandingkan 6 bidang, yakni: boga, fashion, desain grafis, games, dan craft/kerajinan. Kegiatan ini akan dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 11 s.d. 16 September E. SUBBAGIAN TATA USAHA Bagian Tata Usaha memiliki tugas-tugas yang berkaitan dengan persuratan, kepegawaian, dan urusan kerumahtanggaan dalam lingkungan Direktorat pembinaan SMA. Alokasi aggaran untuk Subbagian Tata Usaha adalah sebesar Rp ,-. Berikut ini adalah alokasi anggaran secara detil dan rencana penyerapan anggaran Subbagian Tata Usaha. Tabel 4.5. Alokasi Anggaran Subbagian Tata Usaha Tahun 2017 Indikator Kinerja/Output Target Kinerja Target 2017 Anggaran (dalam rupiah) Layanan Dukungan Manajemen Eselon I Layanan Internal (Overhead) 76 Layanan 5,131,600,000 3 Layanan 4,342,240, Layanan Perkantoran 12 Bulanan 20,429,171,000 Jumlah 29,903,011,000 Grafik 4.5. Rencana Penyerapan Anggaran Subbagian Tata Usaha Tahun 2017 Direktorat Pembinaan SMA 59

66 5,000 4,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, % 95.0% 82.0% 71.0% 56.0% 43.0% 31.0% 25.0% 20.0% 15.0% 10.0% 4.80% % 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% penyerapan per bulan Penyerapan Kumulatif (%) Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata usaha : 1. Layanan Perkantoran Program/kegiatan ini digunakan untuk mendukung operasionalisasi Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai direktorat pelaksana teknis pendidikan menengah atas. Fokus program/kegiatan adalah pembayaran gaji dan tunjangan-tunjangan pejabat dan pegawai pada Direktorat Pembinaan SMA dan tugas-tugas rutin direktorat lainnya untuk kurun waktu tahun Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Program/ kegiatan ini digunakan untuk mendukung pengolahan data dan komunikasi yang diantaranya pengadaan komputer, printer, scaner, laptop dan pengadaan alat server. 3. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Kegiatan ini meliputi kegiatan pengadaan obat-obatan, pengadaan pakaian kerja satpam, pemeliharaan gedung kantor pusat, perbaikan peralatan kantor, pemeliharaan kendaraan bermotor, langganan daya listrik, internet dan telepon, serta pemberian honor pramubakti, pengemudi dan satpam. 60 Direktorat Pembinaan SMA

67 BAB. V PENUTUP Upaya pencapaian pada Program Prioritas bidang pendidikan, Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja Kegiatan, dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA melalui perencanaan kebijakan serta pelaksanaan program dan kegiatan. Hal tersebut bertujuan untuk menyediakan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu. Untuk memenuhi tujuan tersebut, Pemerintah mengupayakan pemenuhan pendanaan pendidikan melalui penyediaan bantuan berupa dana dan bimbingan teknis yang bertujuan untuk menyediakan layanan pendidikan baik dari sisi supply maupun demand. Dari sisi Supply penyediaan layanan pendidikan difasilitasi melalui penyediaan dana bantuan yang dapat membantu sekolah untuk memenuhi biaya investasi dan operasional sekolah. Sedangkan sisi Demand difasilitasi melalui penyediaan dana bantuan untuk siswa yang dapat membantu mereka untuk meningkatkan daya beli terhadap layanan pendidikan SMA. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor. 48 Tahun 2008 pendanaan pendidikan dikategorikan menjadi 3 (tiga) komponen, yaitu: Biaya Investasi Sekolah (Pengelolaan Pendidikan), Biaya Operasional Sekolah (Biaya di Satuan Pendidikan), dan Biaya Pribadi Peserta Didik. Gambar 5.1 Struktur Pendanaan Pendidikan Direktorat Pembinaan SMA 61

68 Implementasi perencanaan kebijakan serta pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Pembinaan SMA mengacu pada konsep tersebut diatas. Biaya investasi sekolah dipenuhi melalui penyediaan bantuan sarana dan prasarana. Sedangkan biaya operasional sekolah berusaha dipenuhi melalui penyediaan dana untuk operasional sekolah melalui program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA. Untuk meningkatkan daya beli siswa terhadap layanan pendidikan SMA, pemerintah mengalokasikan dana Bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) yang dapat digunakan siswa untuk biaya operasional mereka. Dokumen ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang deskripsi programprogram pembangunan pendidikan SMA tahun 2017 dan kontribusi programprogram tersebut dalam usaha untuk mencapai Target Kinerja Pembangunan Pendidikan SMA dan target IKK Direktorat Pembinaan SMA dan menjadi pedoman pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan Direktorat Pembinaan SMA; serta memberikan bahan informasi pelaksanaan program dan kebijakan Direktorat Pembinaan SMA dalam lingkup internal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan lembaga eksternal terkait lainnya. Melalui dokumen program kerja Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2017 ini diharapkan akan tergambar secara jelas tugas pokok dan fungsi, organisasi dan sumber daya manusia, alokasi anggaran, dan deskripsi program dan kegiatan Direktorat Pembinaan SMA Tahun Direktorat Pembinaan SMA

69 LAMPIRAN Direktorat Pembinaan SMA 63

70 64 Direktorat Pembinaan SMA

71 Penyerapan per Bulan Penyerapan Kumulatif Persentase JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOV DES ,9% 7,7% 12,4% 16,8% 22,1% 29,0% 34,2% 38,5% 43,0% 47,6% 51,9% 55,6% Direktorat Pembinaan SMA 65

72 Penyerapan per Bulan Penyerapan Kumulatif Target PK Persentase JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOV DES ,0% 3,6% 7,9% 15,6% 24,8% 34,4% 44,4% 56,1% 70,4% 83,7% 93,0% 97,0% 4,4% 12,6% 20,4% 27,8% 34,3% 36,0% 45,4% 58,3% 75,2% 88,0% 92,6% 100,0% 66 Direktorat Pembinaan SMA

73 Penyerapan per Bulan Penyerapan Kumulatif Target PK Persentase JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOV DES ,0% 0,3% 3,0% 7,0% 12,0% 20,0% 40,0% 65,0% 79,7% 90,0% 94,6% 97,0% 0,6% 4,6% 11,5% 15,4% 32,1% 86,0% 91,0% 93,5% 96,3% 99,1% 99,5% 100,0% Direktorat Pembinaan SMA 67

74 Penyerapan per Bulan Penyerapan Kumulatif Persentase JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOV DES ,0% 9,6% 31,8% 46,1% 64,0% 71,3% 83,6% 90,2% 94,3% 97,5% 98,1% 98,1% 68 Direktorat Pembinaan SMA

75 Penyerapan per Bulan Penyerapan Kumulatif Target PK Persentase JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOV DES ,0% 1,0% 3,0% 9,4% 17,0% 27,0% 40,8% 53,0% 68,0% 85,0% 95,0% 97,6% 3,8% 15,1% 23,8% 32,1% 40,8% 48,4% 58,5% 66,6% 75,2% 83,9% 92,5% 100,0% Direktorat Pembinaan SMA 69

76 Penyerapan per Bulan Penyerapan Kumulatif Target PK Persentase JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOV DES ,8% 10,0% 15,0% 20,0% 25,0% 31,0% 43,0% 56,0% 71,0% 82,0% 90,0% 95,0% 3,5% 7,0% 12,1% 31,9% 39,8% 52,8% 59,4% 66,7% 73,8% 81,5% 92,4% 100,0% 70 Direktorat Pembinaan SMA

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016 LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016 LAKIP Jl. Ketintang Wiyata No. 15 Surabaya Telp. : (031) 8290243, 8273734, & Fax : (031) 8273734 Email : lpmpjatim@yahoo.co.id DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...ii IKHTISAR EKSEKUTIF...iii

Lebih terperinci

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 NOMOR SP DIPA-23.2-/217 DS9899-2867-4768-95 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya Buku Program Kerja ini.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya Buku Program Kerja ini. Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih, karena berkat rahmat dan karunia-nya kami dapat menyajikan Buku Program Kerja Direktorat Pembinaan SMA Tahun Anggaran 2016. Buku ini memuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I

BAB I PENDAHULUAN BAB I BAB I BAB I 1 A Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) merupakan perwujudan dari tekad melakukan reformasi pendidikan untuk menjawab tuntutan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun LPMP Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun LPMP Sulawesi Selatan LPMP SULSEL, 2016 1 KATA PENGANTAR P uji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-nya, telah menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016. Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan ( REVISI I ) KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan (PASKA) 205 209 merupakan turunan dari Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung 2015-2019 ini disusun melalui beberapa tahapan dengan mengacu kepada visi RPJMD Provinsi Lampung tahun 2015-2019, yaitu Lampung

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI

MONITORING DAN EVALUASI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1. Identifikasi Permasalahan Identifikasi permasalahan berisikan Isu-isu strategis yaitu isu-isu yang berkaitan dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumbawa

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 JUKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 G. URAIAN PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF Harris Iskandar Direktur Jenderal Disampaikan pada Rapat Koordinasi BAN PAUD dan PNF dan BAP PAUD dan PNF Tahun 2017 Bogor, 23 November

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) LAMPUNG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) LAMPUNG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) LAMPUNG Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Lampung sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA Tahun 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembahasan isu-isu strategis dan analisis situasi dalam penyusunan rencana strategis (Renstra) Kopertis Wilayah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. LANDASAN HUKUM 4 C. MAKSUD DAN TUJUAN 6 D. SISTEMATIKA PENULISAN 6 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS

KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS Ir. Agus Pranoto Basuki, M.Pd KEPALA BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PAUD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan berlangsung berkesinambungan (terus menerus sepanjang hayat) ke arah membina manusia/anak didik menjadi insan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 JUKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 G. URAIAN PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 3.1 Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dan sejalan

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015

KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015 KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015 Disampaikan pada Temu Koordinasi Penyelenggara Program Pendidikan Masyarakat Bandung, 30 April 2015 oleh: Dr. Ir.

Lebih terperinci

Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Grafik Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif

Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Grafik Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif DAFTAR ISI Hal Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Grafik Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif i iii iv v vi BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum 1 B. Dasar Hukum 2 C. Maksud dan Tujuan 3 D. Tugas, Fungsi, dan

Lebih terperinci

Program Kerja 2017 Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017

Program Kerja 2017 Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 Program Kerja 2017 Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kita sampaikan ke hadirat Allah SWT

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI 2017 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Badan Pusat Statistik Kota Cimahi ini dibuat berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2014 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR

Lebih terperinci

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

BAPPEDA PROVINSI BANTEN RANCANA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA ( DISPORA )PROVINSI BANTEN TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RECANA KERJA 2016 DISPORA PROVINSI BANTEN i KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah Kami

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 3.1 Visi dan Misi Kementerian Pendidikan Nasional Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dan sejalan dengan visi

Lebih terperinci

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Penguatan dan Pemanfaatan Hasil Akreditasi

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Penguatan dan Pemanfaatan Hasil Akreditasi Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Penguatan dan Pemanfaatan Hasil Akreditasi Harris Iskandar Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas Disampaikan pada Rakornas BAN PAUD dan PNF Tahun 2018 Yogyakarta, 22

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. menengah.

KATA PENGANTAR. menengah. KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010

RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010 RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010 Drs. Alexius Akim, MM. Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Barat RAKOR GUBERNUR KALBAR

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016 [Document subtitle] BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Pembangunan Kesejahteraan Sosial bagi Lanjut Usia merupakan bagian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan Sumatera Utara Tahun 2016

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan Sumatera Utara Tahun 2016 Laporan Kinerja Dinas Pendidikan Sumatera Utara Tahun 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Maksud dan Tujuan... 1 1.3. Profil Dinas

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN HAK ATAS PENDIDIKAN DASAR DI INDONESIA

KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN HAK ATAS PENDIDIKAN DASAR DI INDONESIA KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN HAK ATAS PENDIDIKAN DASAR DI INDONESIA Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN Program / Kegiatan. Penyusunan Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran

RENCANA KINERJA POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN Program / Kegiatan. Penyusunan Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran RENCANA KINERJA POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN 2016 No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Program / Kegiatan Waktu Pelaksanaan Anggaran 1 Meningkatnya lulusan tepat waktu Persentase lulusan tepat

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kemdiknas

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kemdiknas BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia pasal 31, bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-33.1-/218 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PAMERAN PRODUK KREATIF SISWA SMK BESERTA MITRA INDUSTRI

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PAMERAN PRODUK KREATIF SISWA SMK BESERTA MITRA INDUSTRI KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kerja Tahunan (RKT) merupakan suatu hal yang penting bagi terselenggaranya tatakelola kinerja yang baik, oleh karenanya, RKT menjadi suatu hal yang cukup kritikal yang harus

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS

Lebih terperinci

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP)

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP) LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP) Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat menyelesaikan kewajiban

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

Alhamdulillah puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Laporan

Alhamdulillah puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Laporan KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN E-PEMBELAJARAN. 2. NAMA PROGRAM : BANTUAN PERALATAN e-pembelajaran

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN E-PEMBELAJARAN. 2. NAMA PROGRAM : BANTUAN PERALATAN e-pembelajaran KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

Target dan Indikator Kinerja LPMP Lampung

Target dan Indikator Kinerja LPMP Lampung Target dan Indikator Kinerja LPMP Lampung A. TARGET KINERJA Target Kinerja merupakan salah satu pentahapan yang sangat menentukan keberhasilan lembaga dalam mewujudkan tercapaianya indikator kinerja sasaran

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP TENTANG KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP,

BUPATI CILACAP TENTANG KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP, BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

Arah Kebijakan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana

Arah Kebijakan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Arah Kebijakan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana Dr. Ir. Taufik Hanafi, MUP Staf Ahli Mendikbud Bidang Sosial dan Ekonomi Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 17 /PER/M.KOMINFO/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN Pembinaan dan Supervisi - Uang Makan Mahasiwa yang di asramakan

RENCANA KINERJA POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN Pembinaan dan Supervisi - Uang Makan Mahasiwa yang di asramakan RENCANA KINERJA POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN 2015 1 2 No Sasaran Indikator Kinerja Meningkatnya lulusan tepat waktu Meningkatnya prestasi akademik peserta didik Persentase lulusan tepat waktu target

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA KERJA Tahun 2015

PERUBAHAN RENCANA KERJA Tahun 2015 PERUBAHAN RENCANA KERJA Tahun 205 BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 205 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat-nya, atas taufiq, hidayah dan karunia-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING

PROGRAM KERJA UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING PROGRAM KERJA 2017 2021 UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING 1 landasan pikir ProgramProfYusufAkhyarS2013 2 PRIORITAS NASIONAL RPJP (2005-2025) RPJM 1 (2005-2009) Menata Kembali NKRI, membangun Indonesia

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK PENINGKATAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surakarta, 24 Januari 2017 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP

KATA PENGANTAR. Surakarta, 24 Januari 2017 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja ini disusun sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Politeknik Kesehatan Surakarta selama menjalankan tugas-tugas kedinasan dan dimaksudkan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN ANGGARAN 2013 I. KETENTUAN UMUM

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

BAB VI KERANGKA IMPLEMENTASI

BAB VI KERANGKA IMPLEMENTASI BAB VI KERANGKA IMPLEMENTASI Guna mendukung keberhasilan yang terukur implementasi program program pendidikan dan kebudayaan perlu diatur beberapa hal pendukung sebagai berikut: 1) strategi pendanaan pendidikan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.653, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Rincian Tugas. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

INFORMASI PROGRAM DIREKTORAT PEMBINAAN SMA TAHUN 2013

INFORMASI PROGRAM DIREKTORAT PEMBINAAN SMA TAHUN 2013 INFORMASI PROGRAM DIREKTORAT PEMBINAAN SMA TAHUN 2013 D I R E K T O R A T P E M B I N A A N S M A DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013 Informasi Program

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Nomor : 0081/D6.4/KU/2017 Tanggal : 20 Januari 2017 Penyaluran Bantuan Pemerintah PKLK Melalui Bank/Lembaga Penyalur Sebagai kelengkapan untuk Pelaksanaan Beauty Contest Bantuan

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH BIDANG PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN A. Latar Belakang BAB I

Lebih terperinci

2013, No

2013, No 2013, No.834 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SOSIALISASI PERENCANAAN PROGRAM TAHUN 2016

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SOSIALISASI PERENCANAAN PROGRAM TAHUN 2016 KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SOSIALISASI PERENCANAAN PROGRAM TAHUN 2016 A. Latar Belakang 1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; b. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci