Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya Buku Program Kerja ini.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya Buku Program Kerja ini."

Transkripsi

1 Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih, karena berkat rahmat dan karunia-nya kami dapat menyajikan Buku Program Kerja Direktorat Pembinaan SMA Tahun Anggaran Buku ini memuat berbagai kebijakan, rencana strategis, organisasi dan tata kerja, serta program dan anggaran yang dikelola di lingkungan Direktorat Pembinaan SMA. Misi pendidikan SMA lebih diarahkan kepada usaha untuk meningkatkan mutu sekolah, dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya, terutama bagi siswa kurang beruntung untuk mendapat layanan pendidikan bermutu. Usaha dan kerja keras tersebut akan dilakukan secara terus menerus dan bertahap melalui peningkatan kualitas layanan sekolah yang akan ditempuh, antara lain: (1) penyediaan prasarana pembelajaran melalui USB, RKB, rehabilitasi, PIP, serta meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan SMA dan meningkatkan kualitas sarana mutu melalui penyediaan Laboratorium, Peralatan TIK, dan BOS; (2) meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah melalui pengembangan kurikulum; (3) pengembangan karakter dan kreatifitas siswa melalui kompetisi keilmuan nasional-internasional, serta kompetisi olahraga dan seni. Buku Program Kerja Diretorat Pembinaan SMA Tahun Anggaran 2016 ini disusun agar dapat digunakan sebagai panduan kerja pelaksanaan programprogram SMA, sekaligus menjadi salah satu bahan masukan bagi mitra kerja kami di dinas pendidikan propinsi, kabupaten/kota, sekolah dan instansi lainnya dalam merumuskan kebijakan pengembangan pendidikan SMA. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya Buku Program Kerja ini. Jakarta, Januari 2016 Direktur Pembinaan SMA Drs. Purwadi Sutanto, M.Si NIP i

2

3 Kata pengantar Daftar isi i ii A. Latar Belakang 1 B. Dasar Hukum 4 C. Tugas dan Fungsi 5 D. Capaian Indikator Kinerja E. Isu-Isu Strategis 14 A. Visi dan Misi Direktorat Pembinaan SMA 15 B. Tujuan Strategis Direktorat Pembinaan SMA C. Sasaran Program Direktorat Pembinaan SMA D. Indikator Kinerja 21 E. Strategi Pembiayaan 23 A. Sasaran Prioritas Pendidikan Nasional 27 B. Sasaran Prioritas Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 33 A. Subdit Program dan Evaluasi 47 B. Subdit Pembelajaran 51 C. Subdit Kelembagaan Sarana dan Prasarana 52 D. Subdit Peserta Didik 56 E. Subbag Tata Usaha 59 Penutup 61 ii

4

5 A. LATAR BELAKANG Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik lndonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik lndonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk itu setiap warga negara lndonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan gender. Pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan diharapkan akan membuat warga negara lndonesia memiliki keterampilan hidup (life skills) sehingga memiliki kemampuan untuk mengenal dan mengatasi masalah diri dan lingkungannya, serta mendorong tegaknya masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilai-nilai Pancasila. Proses pengembangan pendidikan menuntut pemerintah untuk konsisten pada isi konstitusi dimana pada Pasal 31 dan Pasal 32 UUD 1945 telah ditegaskan kewajiban pemerintah untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan. Pasal 31 menyatakan pemerintah wajib memajukan pendidikan dengan mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undangundang, memprioritaskan anggaran pendidikan serta memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Di bidang kebudayaan, Pasal 32 UUD 1945 ditegaskan pula peran negara dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya serta menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional. Dalam menghadapi keterbukaan ekonomi, sosial, dan budaya antar 1

6 negara secara global, Indonesia dihadapkan pada persaingan yang makin ketat, termasuk dalam penyediaan tenaga kerja yang akan mengisi kebutuhan tenaga kerja di bidang industri, perdagangan, pariwisata, dan lapangan kerja lain di negara-negara anggota Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Peningkatan akses dan mutu pendidikan SMA perlu disiapkan dengan baik untuk mempersiapkan tenaga kerja profesional yang mampu bersaing dalam era globalisasi. Berdasarkan uraian di atas terdapat tiga isu penting yang berkaitan dengan pendidikan menengah. Isu pertama adalah aspek perluasan dan pemerataan akses pendidikan menengah termasuk disparitasnya antar daerah dan antara perkotaan dengan pedesaan, aspek mutu dan relevansi pendidikan SMA, dan aspek tantangan persaingan global, khususnya pada tingkat regional. Sebagai langkah terstruktur dalam pembangunan pendidikan sesuai dengan amanat konstitusi di atas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyusun Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) sebagai Peta Jalan (Road Map) pembangunan pendidikan dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun (Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007). Di dalam RPPNJP ditentukan tema-tema pembangunan yang telah diselaraskan dengan tema-tema pembangunan dalam RPJPN seperti ditunjukan pada Gambar 1.1. RPJMN-I ( ) Menata kembali NKRI, menbangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik RPJMN-II ( ) Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan IPTEK, memperkuat daya saing perekonomian RPJMN-III ( ) Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis pada SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas serta kemampuan IPTEK. RPJMN-IV ( ) Mewujudkan manusia Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif TEMA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN Peningkatan Kapasitas & Modernisasi Penguatan Pelayanan Daya Saing Regional Daya Saing Internasional Gambar 1.1. Tema pembangunan pendidikan

7 Periode pertama dalam RPPNJP, pembangunan pendidikan difokuskan pada peningkatan kapasitas satuan pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan dalam memperluas layanan dan meningkatkan modernisasi penyelenggaraan proses pembelajaran. Sementara pada periode kedua sebagai tindak lanjut hasil peningkatan kapasitas dan modernisasi pendidikan, pemerintah mendorong penguatan layanan sehingga pendidikan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Pada saat ini pembangunan pendidikan dan kebudayaan memasuki periode ketiga, dimana pemerintah bertugas untuk mendorong agar penguatan layanan di satuan pendidikan dapat menghasilkan keluarankeluaran (manusia, karya, atau inovasi) yang berdaya saing minimal pada tingkat regional di Asia Tenggara (ASEAN), sehingga Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara kembali menjadi barometer dunia dan menjadi poros dalam peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat ASEAN. Dengan digabungnya fungsi kebudayaan bersama dengan pendidikan merupakan langkah untuk mengembalikan fungsi kementerian sesuai dengan BAB XIII UUD Pendidikan dan kebudayaan menjadi satu bagian yang sangat berkaitan, sehingga pendidikan tidak hanya menjadi sumber daya manusia sebagai penggerak ekonomi namun dapat sekaligus menjadi manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Penyusunan Program Kerja Direkotrat Pembinaan SMA ini mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun yang merupakan upaya komprehensif dalam menjabarkan tema pembangunan pendidikan tahap III yaitu mendorong daya saing regional, serta arahan Presiden yaitu kebijakan Trisakti yang mencakup kedaulatan di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, juga Nawa Cita (9 agenda perubahan), yang meliputi: 1) menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara; 2) membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya; 3) 3

8 membangun indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan; 4) memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya; 5) meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia; 6) meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa asia lainnya; 7) mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik; 8) melakukan revolusi karakter bangsa; serta 9) memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Di dalam Program Kerja ini dijabarkan permasalahan dan tantangan Program Direktorat Pembinaan SMA mulai tahun Selanjutnya Program Kerja Direktorat Pembinaan SMA ini harus digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan dan pengendalian tahunan. B. DASAR HUKUM Dasar hukum dalam penyusunan Buku Program Kerja Direktorat Pembinaan SMA ini meliputi : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 7. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) ; 9. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaaan; 4

9 10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun ; 12. Peraturan Presiden RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 13. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun ; 14. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) ; 15. Permendikbud Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 16. Permendikbud Nomor 80 tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal. 17. Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Direktorat Pembinaan SMA nomor SP DIPA /2016 tanggal 7 Desember C. TUGAS DAN FUNGSI Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pasal 408 Bagian Keenam, tugas Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas adalah melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta fasilitasi penerapan standar teknis di bidang Sekolah Menengah Atas. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 408 tersebut, Direktorat Pembinaan SMA menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut: 5

10 a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah atas; b. Koordinasi dan pelaksanaan kebijakan dibidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah atas; c. Peningkatan kualitas pendidikan karakter peserta didik sekolah menengah atas; d. Fasilitasi sarana dan prasarana serta pendanaan sekolah menengah atas; e. Pemberian pertimbangan izin dan kerja sama penyelengaraan sekolah menengah atas yang diselengarakan perwakilan negara asing atau lembaga asing; f. Fasilitasi pelaksanaan penjaminan mutu sekolah menengah atas; g. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah atas; h. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah atas; i. Pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah atas; j. Pelaksanaan administrasi Direktorat. Dalam rangka mencapai target program prioritas bidang pendidikan yang ditetapkan, maka Direktorat Pembinaan SMA menyesuaikan struktur organisasi dan penganggaran berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) untuk mencapai sasaran-sasaran strategis yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah struktur organisasi dan anggaran berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi dari Direktorat Pembinaan SMA. 1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas terdiri atas: 1.1 Sub Direktorat Program dan Evaluasi; 1.2 Sub Direktorat Kurikulum; 1.3 Sub Direktorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana; 6

11 1.4 Sub Direktorat Peserta Didik; 1.5 Subbagian Tata Usaha. DIREKTUR PEMBINAAN SMA Subbagian Tata Usaha Sub Direktorat Program dan Evaluasi Sub Direktorat Kurikulum Sub Direktorat Sarana dan Prasarana Sub Direktorat Peserta Didik Seksi Program Seksi Pembelajaran Seksi Kelembagaan Seksi Bakat dan Prestasi Seksi Evaluasi Seksi Penilaian Seksi Sarana dan Prasarana Seksi Kepribadian Gambar 1.2 Bagan Struktur Organisasi Direktorat Pembinaan SMA 1.1 Sub Direktorat Program dan Evaluasi Sub Direktorat Program dan Evaluasi mempunyai tugas untuk melaksanakan penyusunan bahan perumusan kebijakan, program dan anggaran, kerja sama, pemberdayaan peran serta masyarakat, evaluasi pelaksanaan program dan anggaran, dan pelaporan Direktorat. Sub Direktorat Program dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan bahan perumusan kebijakan di bidang pembinaan sekolah menengah atas; b. pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi di bidang pembinaan sekolah menengah atas; c. penyusunan program, kegiatan, dan anggaran Direktorat; d. penyusunan bahan fasilitasi pendanaan sekolah menengah atas; 7

12 e. koordinasi pelaksanaan kerja sama di bidang pembinaan sekolah menengah atas; f. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran Direktorat serta fasilitasi pendanaan sekolah menengah atas; dan g. penyusunan laporan Direktorat Sub Direktorat Program dan Evaluasi terdiri dari 2 seksi, yaitu: a. Seksi Program b. Seksi Evaluasi 1) Seksi Program mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan kebijakan, pengumpulan, pengolahan, penyajian, data dan informasi, dan penyusunan program, kegiatan dan anggaran Direktorat, serta fasilitasi pendanaan sekolah menengah atas. 2) Seksi Evaluasi mempunyai tugas melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran Direktorat dan pelaksanaan fasilitasi pendanaan sekolah menengah atas, penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kerja sama di bidang pembinaan sekolah menengah atas, dan penyusunan laporan Direktorat. 1.2 Sub Direktorat Kurikulum Sub Direktorat Kurikulum mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, fasilitasi penjaminan mutu, di bidang kurikulum sekolah menengah atas. Sub Direktorat Kurikulum menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kurikulum sekolah menengah atas; b. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembelajaran dan penilaian pada sekolah menengah atas; c. penyusunan bahan fasilitasi pelaksanaan penjaminan mutu di bidang pembelajaran dan penilaian pada sekolah menengah atas; 8

13 d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembelajaran dan penilaian pada sekolah menengah atas; dan e. pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang pembelajaran dan penilaian pada sekolah menengah atas Sub Direktorat Kurikulum terdiri dari 2 seksi, yaitu: a. Seksi Pembelajaran; dan b. Seksi Penilaian. 1) Seksi Pembelajaran mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, fasilitasi penjaminan mutu, evaluasi dan laporan di bidang pembelajaran sekolah menengah atas. 2) Seksi Penilaian mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, fasilitasi penjaminan mutu, evaluasi dan laporan di bidang penilaian sekolah menengah atas. 1.3 Sub Direktorat Kelembagaan Sarana dan Prasarana Sub Direktorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, pertimbangan pemberian izin penyelenggaraan sekolah menengah atas yang diselenggarakan perwakilan negara asing dan satuan pendidikan kerja sama yang diselenggarakan oleh lembaga asing dengan lembaga pendidikan Indonesia, serta fasilitasi sarana prasarana, tata kelola, dan penjaminan mutu di bidang tata kelola dan sarana prasarana sekolah menengah atas. Sub Direktorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana memiliki fungsi sebagai berikut: a. penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan di bidang tata kelola dan sarana prasarana sekolah menengah atas; 9

14 b. penyusunan bahan fasilitasi sarana dan prasarana sekolah menengah atas; c. penyusunan bahan pertimbangan pemberian izin penyelenggaraan sekolah menengah atas yang diselenggarakan perwakilan negara asing dan satuan pendidikan kerja sama yang diselenggarakan oleh lembaga asing dengan lembaga pendidikan Indonesia; d. penyusunan bahan fasilitasi penjaminan mutu tata kelola dan sarana prasarana sekolah menengah atas; e. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang tata kelola dan sarana prasarana sekolah menengah atas; f. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang tata kelola dan sarana prasarana sekolah menengah atas; dan g. pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang tata kelola dan sarana prasarana sekolah menengah atas Sub Direktorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana terdiri dari 2 seksi, yaitu: a. Seksi Kelembagaan b. Seksi Sarana dan Prasarana 1) Seksi Kelembagaan mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, pertimbangan pemberian izin penyelenggaraan sekolah menengah atas yang diselenggarakan perwakilan negara asing dan satuan pendidikan kerja sama yang diselenggarakan oleh lembaga asing dengan lembaga pendidikan Indonesia, fasilitasi penjaminan mutu, evaluasi dan laporan di bidang tata kelola sekolah menengah atas. 2) Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, fasilitasi sarana prasarana dan penjaminan mutu, evaluasi dan laporan di bidang sarana dan prasarana menengah atas. 10

15 1.4 Sub Direktorat Peserta Didik Sub Direktorat Peserta Didik mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi di bidang peserta didik sekolah menengah atas. Sub Direktorat Peserta Didik menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan di bidang peserta didik sekolah menengah atas; b. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan bakat, prestasi, dan peningkatan kualitas kepribadian peserta didik sekolah menengah atas; c. penyusunan bahan peningkatan kualitas pendidikan karakter peserta didik sekolah menengah atas; d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan bakat, prestasi, dan peningkatan kualitas kepribadian peserta didik sekolah menengah atas; e. pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang pembinaan bakat, prestasi, dan peningkatan kualitas kepribadian peserta didik sekolah menengah atas Sub Direktorat Peserta Didik terdiri atas: a. Seksi Bakat dan Prestasi; dan b. Seksi Kepribadian. 1) Seksi Bakat dan Prestasi mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, evaluasi dan laporan di bidang bakat dan prestasi peserta didik sekolah menengah atas. 2) Seksi Kepribadian mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, evaluasi dan laporan di bidang peningkatan kualitas pendidikan karakter dan kepribadian peserta didik sekolah menengah atas. 11

16 1.5 Sub Bagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan persuratan, kepegawaian, keuangan, barang milik negara, dan kerumahtanggaan Direktorat. D. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA TAHUN 2015 Pencapaian target sasaran strategis per tahun tertuang dalam Indikator Kinerja Kegiatan (IKK). Capaian indikator kinerja Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2015 adalah sebagai berikut : No Target Kinerja Capaian Kinerja Target Realisasi % Tercapainya Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan SMA Bermutu, Berkesetaraan Gender, dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat, di Semua Kabupaten dan Kota IKK 3.1 Jumlah siswa SMA penerima BOS SM 4,456,077 4,359, % IKK 3.2 Jumlah RKB SMA yang dibangun 1,514 2, % IKK 3.3 Jumlah unit SMA baru yang dibangun % IKK 3.5 Pembangunan Prasarana Pembelajaran SMA % IKK 3.6 Rehabilitasi Ruang Pembelajaran SMA % IKK 3.7 Pengadaan Sarana Pembelajaran SMA % IKK 3.8 Jumlah SMA yang menerapkan kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah 12,311 2, % IKK 3.9 Jumlah SMA yang menerapkan standar penilaian pendidikan 4, % IKK 3.10 Jumlah SMA Rujukan % IKK 3.12 Jumlah siswa SMA yang mengikuti lomba/olimpiade, festival, debat, dan unjuk 3,094 2, % prestasi tingkat nasional dan Internasional IKK 3.13 Jumlah siswa SMA yang memperoleh beasiswa 10,757 2, % IKK 3.14 Jumlah Siswa SMA yang menerapkan pendidikan karakter 754 7, % Tersedianya bantuan pendidikan bagi siswa SMA dari keluarga miskin IKK 3.4 Jumlah siswa SMA penerima bantuan melalui KIP 1,692,559 1,638, % Menguatnya tata kelola dan sistem pengendalian manajemen di Direktorat SMA IKK 3.15 Jumlah layanan Sistem Pendataan dan Informasi Pendidikan SMA % IKK 3.16 Jumlah dokumen rumusan kebijakan, perencanaan, penganggaran dan pengendalian kegiatan bidang Pendidikan SMA serta koordinasi % lintas sektoral bidang Pendidikan SMA IKK 3.17 Jumlah kerja sama dan kemitraan institusi/instansi dalam dan luar negeri % Dalam pencapaian target IKK tersebut, dilaksanakan program-program Direktorat Pembinaan SMA dengan capaian sebagai berikut : 12

17 Kode Uraian Capaian Kinerja Target Realisasi % Tercapainya Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan SMA Bermutu, Berkesetaraan Gender, dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat, di Semua Kabupaten dan Kota Siswa Penerima Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 4,360,383 4,359, % Ruang Kelas Baru (RKB) SMA 3,101 2, % Unit Sekolah Baru (USB) % Ruang Laboratorium/Praktik Siswa % Ruang Belajar SMA Yang Direhabilitasi % Sekolah Yang Direvitalisasi % Peralatan Tik/Komputer % Sekolah Yang Menerapkan Kurikulum % Siswa SMA Yang Memenuhi Standar Kelulusan % SMA Model % Sekolah Unggul/Model/Rujukan/Berpresasi % Lomba Sains Nasional/Internasional % Lomba Olahraga Dan Seni Tingkat Nasional/Internasional % Lomba Penelitian Nasional / Internasional % Lomba Debat Bahasa Indonesia Dan Bahasa Asing Lainnya % Siswa SMA Penerima Beasiswa Prestasi 2,942 2, % Sekolah Yang Menerapkan Pendidikan Karakter Bangsa % Tersedianya bantuan pendidikan bagi siswa SMA dari keluarga miskin Siswa SMA Penerima Bantuan Siswa Miskin (PIP) 1,353,515 1,638, % Menguatnya tata kelola dan sistem pengendalian manajemen di Direktorat SMA Data Pokok Pendidikan Menengah Sekolah % Dokumen Perencanaan % Laporan Pemantauan Dan Evaluasi Pelaksanaan Program % Dokumen Pedoman, Standar Pembelajaran % Naskah Pedoman, Standar Sarana Prasarana % Bimtek Norma, Standar, Dan Kriteria Sarana Prasarana % Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi % Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran % Gedung/Bangunan % Dokumen Pedoman, Standar Kelembagaan Dan Peserta Didik % Program Pengembangan Kelembagaan % 13

18 E. ISU-ISU STRATEGIS Beberapa isu strategis dalam pembangunan pendidikan SMA yang dihadapi adalah sebagai berikut: 1. Layanan pendidikan SMA yang ada saat ini belum dapat menampung seluruh lulusan SMP dan sederajat. 2. Masih terdapat ruang kelas SMA yang mengalami kerusakan, baik rusak ringan, sedang, maupun berat. 3. Belum seluruh masyarakat dapat mengakses layanan pendidikan menengah, khususnya SMA, karena tingginya biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh orang tua ataupun masyarakat. 4. Kualitas pembelajaran SMA dirasakan masih belum maksimal dikarenakan masih minimnya ketersediaan sarana dan prasarana, khususnya untuk daerah-daerah terpencil. 5. Pendidikan SMA di Indonesia masih tertinggal dan belum mampu bersaing secara global. 6. Masih terjadinya disparitas mutu pendidikan antar daerah. 14

19 A. VISI DAN MISI DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Menyikapi tujuan dan makna yang terkandung dalam visi dan misi Kemendikbud serta sasaran strategis dalam pembangunan pendidikan SMA, maka Direktorat Pembinaan SMA bertekad untuk menjadi lembaga kebijakan dan standardisasi teknis dibidang pendidikan SMA yang berkualitas, memiliki kapabilitas, serta otorisasi untuk menghasilkan kebijakan yang dapat mewujudkan layanan prima pendidikan SMA yang terpercaya di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut Direktorat Pembinaan SMA menetapkan visi pendidikan SMA, yaitu: Visi Direktorat Pembinaan SMA 2019: Terbentuknya Insan dan Ekosistem Pendidikan SMA yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong untuk Mewujudkan Layanan Prima Pendidikan SMA Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan yang berkarakter dapat dimaknai sebagai terwujudnya tujuh elemen ekosistem pendidikan. Penyebutan insan secara terpisah adalah untuk menekankan arti sangat penting dari peran pelaku dalam suatu ekosistem. Tujuh elemen ekosistem pendidikan tersebut adalah: 1. Sekolah yang kondusif Suasana kondusif di sekolah sangat diperlukan dalam membuat sekolah yang efektif. Sekolah adalah suatu tempat yang di dalamnya terjadi hubungan saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungannya.sekolah yang kondusif menjadinya sebagai tempat yang menyenangkan bagi manusia yang berinteraksi di dalamnya, baik 15

20 siswa, guru, tenaga pendidik, orang tua siswa dan pelaku lainnya.ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai juga menjadi factor pendukung. Faktor pendukung lain yang penting adalah Kepala Sekolah yang memimpinpara pelaku menghadapi dan menyelesaikan masalah. 2. Guru sebagai penyemangat Guru yang baik adalah guru yang mempunyai empat kompetensi yang mumpuni yaitu kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan berkepribadian.selain itu seorang guru juga harus punya naluri yang sensitif atau peka terhadap kemampuan dan perkembangan siswanya. Sensitif terhadap kebutuhan siswa sertamampu memberikan semangat kepada siswa untuk aktif, kreatif, inovatif, dan sportif dalam mengikuti proses belajar mengajar. 3. Orangtua yang terlibat aktif Orang tua berperan sejak awal sebagai pendidik bagi anak-anaknya dan terus berlanjut meskipun mereka sudah masuk sekolah. Keluarga sebagai lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi seperti: membentuk kepribadian anak, melaksanakan pedidikan anak di rumah dan mendukung pendidikan di sekolah. Pemerintah memang memiliki tanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan secara baik bagi seluruh anak Indonesia.Orang tua memiliki hak dan kewajiban dalam memilih satuan pendidikan, memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya, serta memberi masukan kepada sekolah. Orang tua yang terlibat aktif dalam penyelanggaraan pendidikan di sekolah akan menjadikan pendidikan menjadi lebih efektif. 4. Masyarakat yang sangat peduli Penyelenggaraan pendidikan membutuhkan partisipasi dan kepedulian masyarakat. Salah satu alasannya adalah keterbatasan sumber daya Pemerintah.Partisipasi dan kepedulian masyarakat itu dapat berupa menyelenggaraan satuan pendidikan sendiri atau mendukung satuan 16

21 pendidikan milik Pemerintah.Masyarakat yang menyelenggarakan satuan pendidikan sendiri harus berupaya sebaik-baiknya dan tetap mematuhi semua pedoman, aturan dan kurikulum yang ditetapkan Pemerintah.Sedangkan partisipasi masyarakat dalam satuan pendidikan yang diselenggarakan Pemerintah dapat berupa materi, tenaga dan pikiran. Masyarakat kini bisa memiliki peran serta dalam pembahasan masalah pendidikan baik akademis maupun non akademis, dan dalam proses pengambilan keputusan dalam Rencana Pengembangan Sekolah. 5. Industri yang berperan penting Di negara-negara maju, peran industri ditunjukkan secara nyata berupa kerjasama program, dukungan finansial untuk penelitian dan beasiswa.bahkan di beberapa negara peran industri menjadi kewajiban sesuai undang-undang yang mengaturnya. Pengalaman Negara-negara tersebut dapat menjadi pelajaran bagi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.Selain dukungan finansial, peran industriyang penting adalah dalam memecahkan permasalahan peralihan dari dunia pendidikan ke dunia kerja.dunia industri bisa berfungsi sebagai tempat praktik, magang kerja, belajar manajemen industri dan wawasan dunia kerja bagi siswa.kerjasama sekolah dan industri harus dibangun berdasarkan kemauan dan saling membutuhkan. Pihak dunia kerja dan industri seharusnya menyadari bahwa pihak industri tidak akan mendapatkan tenaga kerja siap pakai yang mereka perlukan sesuai kualifikasi yang diharapkan, tanpa membangun program pendidikan bersama. 6. Organisasi profesi yang berkontribusi besar Organisasi profesi diharapkan bisa meningkatkan peran dalam penyelenggaraan pendidikan.organisasi profesi dapat memberi masukan bahkan menentukan arah kebijakan pendidikan. Pemerintah sudah seharusnya bekerja sama lebih erat dengan organisasi profesi, melalui berbagai jalur komunikasi dan aspirasi. Interaksi yang baik 17

22 akan menguntungkan kedua belah pihak, sekaligus mempercepat kemajuan pembangunan di bidang pendidikan. 7. Pemerintah yang berperan optimal Berdasarkan hasil amandemen UUD 1945 ke IV (empat) tahun 2002 yaitu tentang pendidikan maka bentuk dukungan pemerintah diantaranya telah dituangkan dalam pasal 31 ayat 1, 2, 3, 4, 5. Khusus untuk dukungan pendanaan secara eksplisit dituangkan pada pasal 31 ayat 4 yang berbunyi Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang kurangnya 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan nasional. Pemerintah memegang peranan penting dalam peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan serta daya saing anak-anak Indonesia, terutama dalam penyediaan sarana dan prasarana sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP), pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada semua jenjang pendidikan serta pemberian beasiswa miskin melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) sehingga keterjangkauan dan jaminan untuk memperoleh layanan pendidikan dasar dan menengah dapat terpenuhi. Selain itu pemerintah juga harus menjamin ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional di seluruh jenjang pendidikan dan seluruh satuan pendidikan, serta mengurangi kesenjangan akses dan kualitas antar propinsi, kabupaten dan kota serta daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Pemerintah daerah pun dituntut untuk berperan lebih daripada waktu sebelumnya. Sebagian cukup besar penggunaan dana pendidikan dari APBN berada dibawah kontrol Pemerintah Daerah. Pemanfaatan dana pendidikan yang berasal dari APBN dan APBD dapat diupayakan semakin terkoordinasi, antara lain dengan mengkaitkan alokasi dana Pemerintah dihubungkan dengan seberapa besar alokasi APBD daerah bersangkutan 18

23 Pencapaian visi di atas diwujudkan dengan menetapkan misi pendidikan SMA dan kesetaraan SMA tahun , yaitu: M1 : Mewujudkan Pelaku Pendidikan Sekolah Menengah Atas yang Kuat; M2 : M3 : M4 : Mewujudkan Akses Sekolah Menengah Atas yang Meluas, Merata dan Berkeadilan; Mewujudkan Pembelajaran yang bermutu dan Berkarakter pada Sekolah Menengah Atas; Mewujudkan Penguatan Tata Kelola serta Peningkatan Efektivitas Birokrasi dan Pelibatan Publik pada Sekolah Menengah Ata B. TUJUAN STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Tujuan strategis Direktorat Pembinaan SMA diarahkan untuk mendukung pencapaian tujuan strategis Ditjen Dikdasmen Kemendikbud pada jenjang Sekolah Menengah Atas yang dirumuskan berdasarkan sistem tata kelola untuk menghasilkan layanan prima sebagaimana dikehendaki dalam rumusan Visi dan Misi Ditjen Dikdasmen Kemendikbud , yaitu sebagai berikut: Tabel 3.1. Tujuan Strategis Pembangunan Pendidikan SMA Kode Tujuan Strategis SMA T.1 Penguatan peran siswa dalam ekosistem pendidikan Sekolah Menengah Atas T.2 Peningkatan akses pendidikan Sekolah Menengah Atas yang meluas, merata, dan berkeadilan T.3 Peningkatan mutu dan relevansi pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan karakter T.4 Peningkatan sistem tata kelola yang transparan dan akuntabel 19

24 C. SASARAN PROGRAM DIREKTORAT PEMBINAAN SMA 2016 Untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan strategis pembangunan pendidikan Sekolah Menengah Atas, diperlukan sejumlah sasaran program yang menggambarkan kondisi yang harus dicapai pada tahun 2016, selanjutnya ditetapkan Indikator Kinerja Program (IKP) untuk mengukur apakah sasaran program dapat mengkonfirmasi tujuan strategis tersebut dan selanjutnya dapat dicapai pada masa depan (tahun 2019). Sasaran program untuk tingkat ketercapaian masing-masing tujuan adalah sebagai berikut: Kode Sasaran Strategis Indikator Kinerja Program (IKP) 2016 SP1 Peningkatan Kualitas Pembelajaran SP2 Meningkatnya siswa yang berpartisipasi mengikuti pendidikan SMA Rata-rata nilai sikap siswa SMA yang minimal Baik APK SMA 2016 sebesar 30,37 % SP3 Menurunnya persentase angka putus sekolah SMA Jumlah siswa pada jenjang Pendidikan Menengah Atas menerima bantuan melalui Kartu Indonesia Pintar sebanyak siswa SMA. Angka putus sekolah SMA 2016 sebesar 1,10 %. SP4 Tersedianya sekolah menengah di setiap kecamatan SP5 Peningkatan Kualitas Pembelajaran Persentase kecamatan yang memiliki minimal 1 Sekolah Menengah Atas 2016 sebesar 82,50 %. Jumlah perolehan medali tertimbang dari kompetisi internasional tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah sebanyak 148 medali. SP6 Tersedianya SMA model/rujukan di setiap kabupaten/kota SMA menerapkan program penyelerasan dengan dunia kerja 30 %. Persentase Kabupaten/kota yang memiliki minimal 1 sekolah menengah rujukan/ model sebesar 49,9 %. Persentase sekolah menengah yang memenuhi akreditasi minimal B sebanyak 70% 20

25 Kode Sasaran Strategis Indikator Kinerja Program (IKP) 2016 SP7 SP8 Meningkatnya kualitas satuan pendidikan melalui peningkatan 8 standart nasional pendidikan (SNP) Tata Kelola Direktorat Pembinaan SMA yang baik Persentase satuan pendidikan yang meningkat efektifitas berdasarkan SNP sebesar 29 % Tersedianya data Pendidikan SMA yang akurat, berkelanjutan, dan terbarukan sebanyak 87 %. Nilai minimal LAKIP Direktorat PSMA sebesar 73 (baik) pada tahun D. INDIKATOR KINERJA No IKK.1 IKK.2 IKK.3 IKK.4 IKK.5 IKK.6 IKK.7 IKK.8 Untuk mencapai target sasaran program pada tahun 2019 telah ditetapkan pembabakan pencapaian target sasaran strategis per tahun yang tertuang dalam Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Pembinaan SMA. Berikut tabel IKK Direktorat Pembinaan SMA : Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Jumlah siswa SMA penerima BOS SMA Jumlah RKB SMA yang dibangun Jumlah unit SMA baru yang dibangun Jumlah siswa SMA penerima KIP Pembangunan Prasarana Pembelajaran SMA Rehabilitasi Ruang Pembelajaran SMA Pengadaan Sarana Pembelajaran SMA Jumlah SMA yang menerapkan standar penilaian pendidikan Tahun IKK.9 Jumlah SMA Rujukan IKK.10 Jumlah siswa SMA yang mengikuti lomba/olimpiade, festival, debat, dan unjuk prestasi tingkat nasional dan Internasional

26 No IKK.11 IKK.12 IKK.13 IKK.14 Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Jumlah siswa SMA yang memperoleh beasiswa dari jalur prestasi nasional dan internasional Jumlah SMA yang melakukan pembelajaran kewirausahaan Jumlah SMA yang menerapkan kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah Satker yang Mendapat Dukungan Manajemen dan Layanan Teknis SMA Tahun Untuk mencapai target IKK pada tahun 2019, maka telah ditetapkan programprogram Direktorat Pembinaan SMA pada tahun Berikut tabel Program Prioritas 2016 Direktorat Pembinaan SMA: PAGU DEFINITIF KODE URAIAN SATUAN VOLUME ALOKASI Unit Sekolah Baru (USB) Sekolah Ruang Kelas Baru (RKB) Ruang Ruang Laboratorium/Praktik Siswa Ruang Ruang Belajar Yang direhabilitasi Paket Sekolah Unggulan/ Model/ Rujukan/ Berprestasi Sekolah Peralatan TIK/Komputer Sekolah Sekolah Yang Menerapkan Pendidikan Karakter Bangsa Sekolah Siswa SMA Penerima Manfaat BSM/Kartu Indonesia Pintar (KIP) Siswa Siswa SMA Penerima Beasiswa Prestasi Lomba sains Nasional/Internasional Program Pengembangan Kelembagaan Sekolah Yang Menerapkan Kurikulum 2013 Siswa Bidang Dokumen Sekolah

27 KODE URAIAN SATUAN PAGU DEFINITIF VOLUME ALOKASI Sekolah Yang direhabilitasi Paket Sekolah Yang Mendapatkan Standardisasi dan Akreditasi Sekolah Yang Mendapatkan Perpustakaan/Pusat Sumber Belajar (PSB) Layanan Pengelolaan BOS dan DAK Kerjasama dan Sinergi Antar Lembaga Sekolah Yang Mendapatkan Pembinaan Ekstra kurikuler Sekolah Ruang Dokumen Dokumen Sekolah E. STRATEGI PEMBIAYAAN Perkiraan pendanaan pendidikan dan kebudayaan dalam kurun waktu mengacu pada amanat UUD RI 1945 dan UU Sisdiknas serta melanjutkan fungsi dan tujuan pendidikan dan kebudayaan yang ditetapkan pemerintah untuk tahun , yaitu: a) memperjelas pemihakan terhadap masyarakat miskin; b) penguatan desentralisasi dan otonomi pendidikan;dan c) insentif dan disinsentif bagi peningkatan akses, mutu, dan tata kelola pendidikandan kebudayaan. Pelaksanaan ketiga fungsi pendanaan pendidikan dan kebudayaan tersebut bertujuan mewujudkan pelayanan pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan standar nasional pendidikan yang dicerminkan dalam struktur pendanaan dan anggaran serta pembagian tanggungjawab pendanaan antara pemerintah dan pemerintah daerah. Sejak tahun anggaran 2009 amanat UUD 1945 dan UU Sisdiknas (sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi No. 13 Tahun 2008) telah dipenuhi oleh pemerintah dengan menyediakan anggaran pendidikan 20% dari APBN. Total anggaran tahun 2009 mencapai Rp.207 triliun atau 20% dari APBN sebesar Rp triliun, dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2009 sebesar 4% dan tingkat inflasi 3,5%. Pada tahun 2010, 20% anggaran pendidikan dari APBN Rp.225,2 triliun, yang mencakup Rp.128,7 triliun disalurkan melalui belanja transfer ke daerah dan sebesar Rp.96,5 triliun disalurkan melalui belanja kementerian/lembaga. Pada tahun 2014 diperkirakan APBN akan mencapai Rp triliun dengan asumsi pertumbuhan ekonomi mencapai 23

28 8% dan tingkat inflasi 4,8%, sehingga 20% anggaran pendidikan dari APBN tahun 2014 diperkirakan mencapai Rp.349,2 triliun. Namun demikian sesuai dengan hasil perhitungan dalam Kerangka pengeluaran Jangka Menengah yang disusun oleh setiap unit utama/eselon I terhadap program dan kegiatan yang diampunya didapatkan perkiraan kebutuhuan anggaran seperti ditunjukkan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Struktur Kegiatan dan Anggaran Tahun No Kegiatan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 1. Pembinaan Sekolah Dasar 2. Pembinaan Sekolah Menengah Pertama 3. Pembinaan Sekolah Menengah Atas 4. Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Pembinaan Pendidikan 5. Khusus dan Layanan Khusus Dukungan Manajemen 6. dan Pelaksanaan Tugas Lainnya 7. Pembinaan Penjaminan Mutu Pendidikan 8. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jumlah output Target Anggaran (Rp ) Tabel 2.2. Alokasi Anggaran 2016 Per Jenis Belanja No Jenis Belanja Alokasi (000) Pusat Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Sosial Dekonsentrasi Belanja Barang Total Anggaran

29 PAGU ANGGARAN PER BELANJA BELANJA PEGAWAI 0,24% BELANJA MODAL 0,11% BELANJA BARANG 71,13% BELANJA BANSOS 28,53% BELANJA BARANG BELANJA BANSOS BELANJA PEGAWAI BELANJA MODAL Gambar 2.1 Persentase Alokasi Anggaran Per Jenis Belanja JAN FEB Maret APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT NOV DES Penyerapan Kumulatif (Dlm Juta) , , , ,928 1,534,095 1,917,618 2,708,636 3,624,298 4,260,948 4,563,931 4,650,224 Penyerapan Per Bulan (Dlm Juta) , , , , , , , , , ,984 86,293 Persentase 0.02% 1.4% 6.5% 11.5% 18.0% 32.0% 40.0% 56.5% 75.6% 88.9% 95.2% 97.0% Gambar 2.2 Rencana Penyerapan Anggaran Direktorat Pembinaan SMA Tahun

30 Gambar 2.3 Distribusi Anggaran Direktorat Pembinaan SMA Tahun

31 A. SASARAN PRIORITAS PENDIDIKAN NASIONAL Sasaran prioritas pendidikan nasional ditetapkan untuk mendukung target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Tahun Untuk mewujudkan target RPJMN , sasaran prioritas nasional didasarkan pada kerangka Nawa Cita yang berkaitan dengan pembangunan bidang pendidikan, sebagai berikut: (1) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; (2) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; (3) Melakukan revolusi karakter bangsa; (4) Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia; (5) Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Berikut ini adalah penjelasan mengenai poin-poin tersebut. 1. Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia dan Masyarakat Indonesia Pembangunan pendidikan merupakan salah satu andalan bagi upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Pembangunan pendidikan periode ini dilakukan, terutama melalui pelaksanaan Program Indonesia Pintar (PIP). Sasaran yang ingin dicapai dalam Program Indonesia Pintar melalui pelaksanaan Rintisan Wajib Belajar 12 Tahun pada RPJMN adalah sebagai berikut : a. Meningkatnya angka partisipasi pendidikan dasar dan menengah,yaitu: Tabel 2.1 Sasaran Partisipasi Pendidikan Jenjang/Komponen Satuan Status Awal Target I. Pendidikan Dasar a. SD/MI/SDLB/Paket A Angka Partisipasi Murni SD/MI % SDLB/Paket AAngka Partisipasi Kasar SD/MI/SDLB/Paket A %

32 Jenjang/Komponen Satuan Status Awal Target b. SMP/MTs/SMPLB/Paket B Angka Partisipasi Murni SMP/MTs % Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B % II. Pendidikan Menengah Angka Partisipasi Murni SMA/MA/SMK % Angka Partisipasi Kasar SMA/MA/SMK/Paket C % III. Pendidikan Anak Usia Dini Angka Partisipasi PAUD % *) angka partisipasi merupakan angka perkiraan, dihitung menggunakan jumlah penduduk sesuai hasil proyeksi penduduk berdasarkan SP b. Meningkatnya angka keberlanjutan pendidikan yang ditandai dengan menurunnya angka putus sekolah dan meningkatnya angka melanjutkan; c. Menurunnya kesenjangan partisipasi pendidikan antarkelompok masyarakat, terutama antara penduduk kaya dan penduduk miskin, antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan, antara wilayah perkotaan dan perdesaan, dan antar daerah; d. Meningkatnya kesiapan siswa pendidikan menengah untuk memasuki pasar kerja atau melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi; e. Meningkatnya jaminan kualitas pelayanan pendidikan, tersedianya kurikulum yang andal, dan tersedianya sistem penilaian pendidikan yang komprehensif; f. Meningkatnya proporsi siswa SMA yang dapat mengikuti program pemagangan; g. Meningkatnya kualitas pengelolaan guru dengan memperbaiki distribusi dan memenuhi beban mengajar; h. Meningkatnya jaminan hidup dan fasilitas pengembangan ilmu pengetahuan dan karir bagi guru yang ditugaskan di daerah khusus; 28

33 i. Meningkatnya dan meratanya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan standar pelayanan minimal; dan j. Tersusunnya peraturan perundangan terkait Wajib Belajar 12 Tahun. 2. Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing Internasional Upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, khususnya yang terkait tugas dan fungsi Kemendikbud dalam melaksanakan pembangunan pendidikan ialah, (i) meningkatkan kapasitas inovasi dan teknologi; serta (ii) meningkatkan daya saing tenaga kerja. a. Sasaran pembangunan inovasi dan teknologi dalam pembangunan pendidikan adalah meningkatnya kapasitas iptek yang dijabarkan sebagai berikut : 1) Meningkatnya dukungan bagi kegiatan iptek termasuk penyediaan manusia berkualitas, sarana prasarana, kelembagaan, jaringan; 2) Terbangunnya 100 Techno Park di kabupaten, kota, dan Science Park di setiap provinsi. b. Sasaran peningkatan daya saing tenaga kerja yaitu sebagai berikut: : 1) Meningkatkan kualitas dan keterampilan pekerja dengan memperbesar proporsi jumlah tenaga kerja yang kompeten dan diakui secara nasional dan internasional melalui serangkaian proses sertifikasi untuk tenaga berkeahlian tinggi dari 8,4% menjadi 14,0% dan keahlian menengah dari 30,0% menjadi 42%; 2) Mempercepat pelaksanaan perjanjian saling pengakuan (Mutual Recognition Arrangement, MRA) yang belum dapat direalisasikan, untuk sektor jasa yang diprioritaskan, yaitu transportasi udara, teknologi informasi dan komunikasi (e-asean), dan jasa logistik; 3) Mengembangkan standar kompetensi regional (regional competency standard framework), untuk sektor jasa yang diprioritaskan dalam masyarakat ekonomi ASEAN; 29

34 4) Menetapkan KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) di lembaga pendidikan/pelatihan untuk mencapai kesetaraan pengakuan, khususnya lembaga pelatihan pemerintah; 5) Meningkatnya peringkat daya saing efisiensi pasar tenaga kerja di tingkat internasional. 3. Melakukan Revolusi Karakter Bangsa Pendidikan harus dimaknai tidak hanya sebagai sarana untuk melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan belaka, tetapi juga sebagai suatu proses pembelajaran sepanjang hayat untuk membentuk karakter yang baik, mengembangkan potensi dan talenta individual, memperkuat daya intelektual dan pikiran, menanamkan jiwa mandiri serta spirit berdikari. Sasaran yang ingin dicapai dalam melakukan revolusi karakter bangsa yaitu sebagai berikut : a. Meningkatnya kualitas pendidikan karakter untuk membina budi pekerti, membangun watak, dan menyeimbangkan kepribadian peserta didik; b. Meningkatnya wawasan kebangsaan di kalangan anak usia sekolah yang berdampak pada menguatnya nilai-nilai nasionalisme dan rasa cinta tanah air sebagai cerminan warga negara yang baik; c. Meningkatnya pemahaman mengenai pluralitas sosial dan keberagaman budaya dalam masyarakat, yang berdampak pada kesediaan untuk membangun harmoni sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menjaga kesatuan dalam keanekaragaman; d. Meningkatnya budaya dan aktivitas riset serta pengembangan ilmu dasar dan ilmu terapan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, serta mendukung pusat-pusat pertumbuhan ekonomi; e. Meningkatnya budaya produksi sehingga lebih kuat dari budaya konsumsi dan budaya inovasi di masyarakat. 4. Memperteguh Kebinekaan dan Memperkuat Restorasi Sosial Indonesia Sasaran yang ingin dicapai dalam rangka memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia adalah sebagai berikut : 30

35 a. Terbangunnya modal sosial guna mewujudkan kepedulian sosial, gotong-royong, kepercayaan antarwarga, dan perlindungan lembaga adat, serta kehidupan bermasyarakat tanpa diskriminasi dan penguatan nilai kesetiakawanan sosial; b. Terbangunnya kesadaran kolektif untuk menjunjung tertib sosial; c. Meningkatnya peran pranata sosial-budaya untuk memperkuat kohesi, harmoni dan solidaritas sosial berbasis nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab; d. Meningkatnya ketaatan semua unsur di dalam masyarakat terhadap hukum sesuai dengan amanat konstitusi; e. Menguatnya lembaga kebudayaan sebagai basis budaya pembangunan dan karakter bangsa; f. Meningkatnya promosi dan diplomasi kebudayaan sebagai upaya pertukaran budaya untuk meningkatkan pemahaman kemajemukan serta penghargaan terhadap perbedaan antarsuku bangsa secara nasional dan internasional; g. Meningkatnya pembangunan karakter, tumbuhnya jiwa patriotisme, budaya prestasi, dan profesionalitas pemuda, yang ditandai dengan: (i) meningkatnya partisipasi kader pemuda dalam pendidikan kepramukaan; dan (ii) meningkatnya partisipasi kader pemuda dalam pengembangan wawasan kebangsaan, bela negara, dan ketahanan nasional. 5. Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif, Demokratis, dan Terpercaya Tata kelola pemerintahan memiliki peran yang sangat penting untuk mendukung efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan keberhasilan pembangunan nasional di berbagai bidang. Upaya yang dilakukan dalam rangka membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, terpercaya sesuai tugas dan fungsi Kemendikbud terdiri atas tiga subagenda, yaitu: (a) membangun transparansi dan akuntabiltas kinerja Kemendikbud; (b) menyempurnakan dan meningkatkan kualitas Reformasi Birokrasi Nasional (RBN) di Kemendikbud; dan (c) meningkatkan partisipasi publik dalam proses pengambilan kebijakan publik. 31

36 a. Sasaran dan arah kebijakan dalam membangun transparansi dan akuntabilitas kinerja pemerintahan yaitu sebagai berikut : 1) Terwujudnya sistem pelaporan dan kinerja instansi pemerintah; 2) Meningkatnya akses publik terhadap informasi kinerja instansi pemerintah; 3) Penerapan e-government secara efektif untuk mendukung manajemen birokrasi secara modern; 4) Meningkatnya implementasi open government pada seluruh instansi pemerintah. b. Sasaran dan arah kebijakan dalam menyempurnakan dan meningkatkan kualitas Reformasi Birokrasi adalah sebagai berikut : 1) terwujudnya sistem pelaporan dan kinerja instansi pemerintah; 2) meningkatnya akses publik terhadap informasi kinerja instansi pemerintah; 3) makin efektifnya penerapan e-government untuk mendukung manajemen birokrasi secara modern; 4) meningkatnya implementasi open government pada seluruh instansi pemerintah. c. Sasaran dan arah kebijakan dalam menyempurnakan dan meningkatkan partisipasi publik dalam proses pengambilan kebijakan publik terkait tugas dan fungsi Kemendikbud yaitu sebagai berikut : 1) Meningkatnya keterbukaan informasi publik dan komunikasi publik tentang pembangunan pendidikan dan kebudayaan; 2) Meningkatnya akses masyarakat terhadap informasi publik terkait pembangunan pendidikan dan kebudayaan; 3) Meningkatnya implementasi open government di Kemendikbud. 32

37 B. SASARAN PRIORITAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Rumusan tentang tujuan dan sasaran strategis adalah untuk menggambarkan ukuran-ukuran terlaksananya misi dan tercapainya visi. Tujuan strategis Kemendikbud tahun adalah sebagai berikut : T1. Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini; T2. Perluasan Akses Pendidikan Dasar yang Bermutu; T3. Peningkatan Kepastian Akses Pendidikan Menengah yang Bermutu dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat; T4. Peningkatan Mutu dan Kapasitas Pendidikan Masyarakat; T5. Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah yang Berorientasi pada Pembentukan Karakter; T6. Peningkatan Profesionalisme, Pemerataan Distribusi, serta Kesejahteraan Guru dan Tenaga Kependidikan; T7. Peningkatan Jati Diri Bangsa melalui Pelestarian dan Diplomasi Kebudayaan Pemakaian Bahasa sebagai Pengantar Pendidikan; T8. Peningkatan Sistem Tata Kelola yang Transparan dan Akuntabel dengan Melibatkan Publik. 1. Tujuan Strategis 1: Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mempunyai peran penting dalam mendorong tumbuh kembang anak Indonesia secara optimal dan menyiapkan mereka untuk memasuki jenjang pendidikan dasar dengan fokus utama pada pembentukan karakter dan pengenalan lingkungan sekitarnya. PAUD merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan pada jenjang selanjutnya. Oleh karenanya, peningkatan akses PAUD terutama untuk masyarakat miskin, pemenuhan standar pelayanan PAUD, dan pemberdayaan peran swasta dalam penyelenggaraan PAUD holistik-integratif perlu diagendakan pada periode pembangunan pendidikan ke depan. 33

38 Terwujudnya tujuan strategis 1 (T1) ini ditandai dengan tercapainya sasaran strategis berikut: Kode Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis SS1.1 Meningkatnya angka partisipasi peserta didik PAUD APK PAUD usia 3-6 tahun sekurangkurangnya 78,7% SS1.2 Meningkatnya mutu layanan PAUD Jumlah lembaga PAUD terakreditasi sebanyak lembaga Disamping SS1.1 berfungsi sebagai tolok ukur keberhasilan T1, juga mendukung ketercapaian sasaran pembangunan nasional, khususnya agenda pembangunan subbidang pendidikan yaitu sasaran pembangunan terkait meningkatnya angka partisipasi PAUD. Selanjutnya, dalam sasaran strategis ini difokuskan pada peningkatan partisipasi anak usia dini dari keluarga miskin dan peningkatan partisipasi PAUD dari kalangan anak-anak berkebutuhan khusus. Peningkatan akses ini dari waktu ke waktu meningkat yang salah satunya karena perbaikan mutu layanan PAUD yang diindikasikan dengan meningkatnya jumah lembaga PAUD terakreditasi pada tahun 2019 sebanyak lembaga. SS1.2 mendukung SS1.1 dalam rangka untuk mencapai T1, dan SS1.1 mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional, khususnya agenda pembangunan pendidikan terkait pelaksanaan Program Indonesia Pintar dengan sasaran meningkatnya angka partisipasi PAUD pada tahun 2019 sebesar 77,2%. Aspek lainnya bersumbangsih untuk meningkatkan angka partisipasi PAUD adalah meningkatnya mutu guru dan tenaga kependidikan PAUD. 2. Tujuan Strategis 2: Perluasan Akses Pendidikan Dasar yang Bermutu Pendidikan dasar merupakan jembatan menuju pendidikan menengah. Peningkatan akses dan mutu pendidikan dasar menjadi penting untuk difokuskan pada penguatan pelaku pendidikan yaitu siswa, guru, kepala sekolah, orangtua, dan pemimpin institusi pendidikan dalam ekosistem pendidikan, serta daerah-daerah yang capaian APK masih di bawah 95%, juga kepada segmen masyarakat yang selama ini belum optimal dijamah pemerintah akibat keterbatasan ekonomi, geografis 34

39 (daerah 3T), berkebutuhan khusus, serta masyarakat yang mengalami bencana alam dan masalah sosial. Terwujudnya tujuan strategis 2 (T2) ini dapat ditandai dengan tercapainya sasaran strategis berikut: Kode Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis APK SD/SDLB/Paket A sekurangkurangnya 100,55% SS2.1 Meningkatnya angka partisipasi penduduk usia pendidikan dasar (7-15 tahun), yaitu Angka Partisipasi Murni (APM) SD/SDLB APM SD/SDLB sekurangkurangnya 85,2% APK SMP/SMPLB/Paket B sekurang-kurangnya 83,77% APM SMP/SMPLB sekurangkurangnya 73,72% Rasio APK SMP/SMPLB antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya sebesar 0,9 SS2.1 merupakan penjabaran terhadap pencapaian T2 dan mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional, khususnya agenda pembangunan pendidikan terkait pelaksanaan Program Indonesia Pintar dengan sasaran meningkatnya angka partisipasi pendidikan dasar dan pengurangan kesenjangan partisipasi pendidikan antar kelompok masyarakat, yaitu antara penduduk kaya dan penduduk miskin, antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan, antarwilayah perkotaan dan perdesaan, antardaerah, daerah 3T, dan penyandang difabel. Aspek lainnya yang turut meningkatkan partisipasi penduduk usia pendidikan dasar ialah menurunnya angka putus sekolah pendidikan dasar, meningkatnya dan meratanya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan SPM, meningkatnya kualitas guru dan tenaga kependidikan pendidikan dasar, serta meningkatnya kualitas pengelolaan guru dengan memperbaiki distribusi dan memenuhi beban mengajar. 3. Tujuan Strategis 3: Peningkatan Kepastian Akses Pendidikan Menengah yang Bermutu dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat Pada jenjang pendidikan menengah, peningkatan akses dan mutu pendidikan difokuskan pada penguatan pelaku pendidikan yaitu siswa, 35

40 guru, kepala sekolah, orangtua, dan pemimpin institusi pendidikan dalam ekosistem pendidikan. Selain itu, dikaitkan dengan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan jumlah tenaga kerja bermutu dengan kualifikasi minimal berasal dari pendidikan menengah. Peningkatan jaminan bagi lulusan SMP/MTs untuk dapat melanjutkan ke pendidikan menengah Pemerintah adalah salah satu kunci dalam program wajib belajar 12 tahun. Solusi atas kendala biaya dan jarak atau keterjangkauan antara lain melalui pendirian sekolah menengah baru di setiap kecamatan yang dikombinasikan dengan penyediaan biaya operasional pendidikan serta bantuan khusus bagi siswa miskin dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Inovasi dalam penerapan sistem pembelajaran berbasis teknologi informasi diperhatikan untuk mengakselerasi peningkatan akses pendidikan menengah. Peningkatan akses pendidikan menengah harus dapat menciptakan loncatan dalam mengubah spektrum kualifikasi tenaga kerja Indonesia ke depan. Pada pendidikan kejuruan kesesuaian antara asupan dari SMK dengan kebutuhan dunia kerja menjadi mutlak. Kesesuaian tidak saja dimaknai sebagai kesesuaian jumlah atau kuantitas namun juga terkait dengan kesesuaian mutu lulusan. Penerapan KKNI dan SKKNI harus segera dilakukan. Demikian pula halnya dengan peningkatan peran dari dunia usaha dan industri di dalam menentukan arah pengembangan pendidikan kejuruan sehingga dapat menghasilkan lulusan yang siap pakai. Terwujudnya tujuan strategis 3 (T3) ini dapat ditandai dengan tercapainya sasaran strategis berikut: Kode Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis APK SMA/SMK/SMLB/Paket C sekurangkurangnya 85,71 % SS3.1 Meningkatnya angka partisipasi dan lama sekolah penduduk usia tahun yang berpartisipasi mengikuti pendidikan menengah (SMA/SMK/SMLB/Paket C) APM SMA/SMK/SMLB sekurangkurangnya 67,50% Rasio APK SMA/SMK/SMLB antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya sebesar 0,6 Rata-rata sekolah penduduk usia di atas 15 tahun sebesar 8,8 tahun 36

41 Kode Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis SS3.2 Turunnya angka pengangguran usia tahun lulusan SMK Angka pengangguran usia tahun lulusan SMK maksimal sebesar 5% SS3.1 merupakan penjabaran terhadap pencapaian T3 dan mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional, khususnya sasaran pokok pembangunan pendidikan terkait rata-rata lama sekolah penduduk usia di atas 15 tahun. Disamping itu, SS3.1 juga mendukung pencapaian agenda pembangunan pendidikan terkait pelaksanaan Program Indonesia Pintar dengan sasaran meningkatnya angka partisipasi pendidikan menengah. Selanjutnya, SS3.1 difokuskan pada peningkatan partisipasi pendidikan menengah anak-anak dari keluarga kurang mampu melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP), peningkatan partisipasi pendidikan menengah dari kalangan anak-anak berkebutuhan khusus dan menurunnya variasi angka partisipasi antarkelompok masyarakat (terutama antara penduduk kaya dan penduduk miskin, antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan, antarwilayah perkotaan dan perdesaan, antardaerah, daerah 3T dan penyandang difabel). Disamping itu, diharapkan terjadinya penurunan angka putus sekolah, yang berarti terjadi penngkatan angka melanjutkan sekolah. SS3.2 merupakan penjabaran terhadap pencapaian T3 dan mendukung pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, khususnya mengenai, (i) meningkatnya kesiapan siswa pendidikan menengah untuk memasuki pasar kerja dan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi; dan (ii) meningkatnya proporsi siswa SMK yang dapat mengikuti program pemagangan di industri. Diharapkan pada tahun 2019, semakin banyak siswa lulusan pendidikan menengah memasuki pasar kerja sehingga angka pengangguran usia tahun lulusan SMK mencapai maksimal sebesar 5% sesuai dengan target angka pengangguran di dalam RPJMN Tujuan Strategis 4: Peningkatan Mutu dan Kapasitas Pendidikan Masyarakat Peningkatan mutu dan kapasitas pendidikan masyarakat diantaranya meliputi pendidikan keaksaraan yang memberikan layanan peningkatan keaksaraan dan ketrampilan tepat guna kepada penduduk buta aksara 37

42 usia tahun. Pendidikan kesetaraan memberikan pengetahuan dan kompetensi setara dengan pendidikan dasar dan menengah. Kebutuhan akan manusia yang unggul dan berjiwa kompetitif semakin mendesak dengan diterapkannya komunitas ekonomi ASEAN atau ASEAN economic community yang akan membuka pintu masuknya produk negara-negara ASEAN termasuk tenaga kerja asing ke Indonesia. Indonesia sebagai pasar terbesar di ASEAN harus tetap menjaga daya saingnya dan menjadi tuan rumah di negera sendiri. Terwujudnya tujuan strategis 4 (T4) ini tercapainya sasaran strategis berikut: dapat dicirikan dengan Kode Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis SS4.1 SS4.2 SS4.3 Menurunnya penduduk niraksara usia dewasa di atas 15 tahun Meningkatnya program kursus dan pelatihan yang menerapkan KKNI Meningkatnya jumlah lembaga/satuan pendidikan masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan keluarga Angka melek aksara penduduk usia dewasa di atas 15 tahun sekurangkurangnya 96,1% Persentase program kursus dan pelatihan yang telah menerapkan KKNI sebanyak 71,38% Jumlah lembaga/satuan pendidikan masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan orang tua/keluarga sebanyak lembaga Jumlah orang dewasa mengikuti pendidikan keluarga sebanyak orang SS4.1 merupakan penjabaran terhadap pencapaian T4 yang mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional, khususnya sasaran pokok pembangunan pendidikan terkait menurunnya rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun. Selanjutnya, SS4.2 merupakan tolok ukur keberhasilan T4 dan mendukung penjabaran terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional terkait peningkatan daya saing bangsa dengan meningkatkan kualitas dan keterampilan dengan memperbesar proporsi tenaga kerja dengan keahlian menengah. Selanjutnya SS4.3 merupakan tolok ukur keberhasilan T4 dan mendukung penjabaran terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional yaitu memberikan wawasan, pemahaman, dan keterampilan tentang kiat mendidik anak sejak janin sampai dewasa dalam hal memelihara cinta dan kasih sayang, pendidikan karakter, gizi dan 38

43 kesehatan, menyiapkan pra keaksaraan, memenuhi hak dan perlindungan anak, mencegah perilaku destruktif dan meningkatkan mutu hasil belajar anak melalui pendampingan yang menyeluruh. 5. Tujuan Strategis 5: Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah yang Berorientasi pada Pembentukan Karakter Peningkatan mutu pembelajaran terutama dicirikan oleh penguatan pelaku pendidikan, seperti: kompetensi siswa, profesionalisme guru, dan kepala sekolah, peningkatan peran orangtua serta komitmen pemimpin institusi pendidikan dalam ekosistem pendidikan. Peningkatan mutu pembelajaran didukung oleh semakin banyak pelibatan siswa di kelas secara interaktif, sehinga mendorong kreativitas siswa, daya kritis dalam berpikir dan kemampuan analisis. Ditargetkan adanya peningkatan hasil yang signifikan dalam hasil tes nasional dan hasil tes internasional. Sebagai contoh, hasil tes PISA siswa Indonesia meningkat dalam periode lima tahun ke depan. Di samping tes yang demikian itu, mengingat Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan, pembentukan karakter bagi siswa menjadi hal yang utama dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peningkatan mutu pada pendidikan berkaitan erat dengan pengembangan dan penerapan kurikulum secara baik. Evaluasi yang terus-menerus atas pelaksanaan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 diharapkan menghasilkan kurikulum yang lebih baik dan diterapkan secara baik. 39

44 Terwujudnya tujuan strategis 5 (T5) ini dapat dicirikan dengan tercapainya sasaran strategis berikut: Kode Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis SS5.1 SS5.2 Meningkatnya mutu lulusan pendidikan dasar dan menengah Meningkatnya karakter/perilaku positif pada siswa pendidikan dasar dan menengah Rata-rata nilai ujian sekolah SD/SDLB minimal 6,5 Rata-rata nilai ujian nasional SMP/SMPLB minimal 6,5 Rata-rata nilai ujian nasional SMA minimal 7,0 dan UN SMK minimal 7,0 Persentase SM yang memenuhi SPM sebanyak 75% Rata-rata nilai sikap jujur dan bersahaja siswa SD/SMP/SM minimal baik Persentase SD/SDLB berakreditasi minimal B sekurang-kurangnya sebanyak 84,2% Persentase SD/SDLB yang memenuhi SPM sebanyak 61% SS5.3 SS5.4 Meningkatnya mutu layanan pendidikan dasar dan menengah Meningkatnya penerapan KKNI dalam bidang kejuruan di SMK Persentase SMP/SMPLB berakreditasi minimal B sekurangkurangnya sebanyak 81% Persentase SMP/SMPLB yang memenuhi SPM sebanyak 75% Persentase SMA berakreditasi minimal B sekurang-kurangnya 85% Persentase paket keahlian SMK berakreditasi minimal B sekurangkurangnya 65% Jumlah kompetensi keahlian SMK yang menerapkan KKNI minimal sebanyak 70% SS5.1 sampai dengan SS5.4 merupakan penjabaran terhadap pencapaian T5 yang mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional, khususnya agenda pembangunan terkait, yaitu Program Indonesia Pintar. SS5.1 merupakan penjabaran terhadap pencapaian T5 dan pendukung pencapaian agenda pembangunan dalam meningkatkan daya saing manusia Indonesia di kawasan regional maupun internasional. Selanjutnya SS5.2 mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional dalam melakukan revolusi karakter bangsa. SS5.3 merupakan penjabaran terhadap pencapaian T5 dan mendukung pencapaian: (i) sasaran pokok pembangunan pendidikan terkait 40

45 pencapaian presentase SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan kompetensi keahlian SMK, masing-masing berakreditasi minimal B; dan (ii) sasaran pembangunan nasional mengenai pembangunan pendidikan terkait pelaksanaan program Indonsia pintar, yaitu meningkatnya jaminan mutu pelayanan pendidikan, tersedianya kurikulum yang andal, dan tersedianya sistem penilaian yang komprehensif. SS5.4 merupakan penjabaran terhadap pencapaian T5 dan pendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional terkait peningkatan daya saing tenaga kerja, diantaranya menetapkan dan menerapkan KKNI pada SMK. Keseluruhan SS5 berkontribusi dalam meningkatkan daya saing manusia Indonesia dalam keahlian menengah di wilayah ASEAN maupun wilayah internasional. 6. Tujuan Strategis 6: Peningkatan Profesionalisme, Pemerataan Distribusi, serta Kesejahteraan Guru dan Tenaga Kependidikan Peningkatan mutu, kompetensi, dan profesionalisme guru antara lain dihasilkan oleh penerapan sistem uji kompetensi guru; penilaian kinerja guru yang sahih, andal, transparan dan berkesinambungan; peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi guru dengan mempertimbangkan perbaikan desain program dan keselarasan disiplin ilmu serta Pengembangan Profesional Berkesinambungan (PPB) bagi guru dalam jabatan. Selanjutnya penerapan sistem penjaminan mutu menjadi kunci dalam menjamin kualifikasi dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan menjadi lebih terarah dan tepat sasaran. Sementara itu, peningkatan mutu layanan pendidikan oleh LPTK bertujuan untuk melakukan reformasi LPTK secara menyeluruh dan meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan keguruan, melibatkan LPTK dalam proses perencanaan dan pengadaan guru, penjaminan mutu calon mahasiswa yang masuk ke LPTK melalui proses seleksi berdasarkan merit system, memaksimalkan pelaksanaan program induksi dan mentoring guru, mengembangkan kurikulum pelatihan guru yang responsif dengan kebutuhan aktual serta melaksanakan pendidikan profesi guru bagi calon guru baru melalui pola beasiswa dan berasrama. 41

46 Terwujudnya tujuan strategis 6 (T6) ini dapat dicirikan dengan tercapainya sasaran strategis (SS6) sebagai berikut: Kode Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis SS6.1 SS6.2 SS6.3 SS6.4 SS6.5 Meningkatnya jumlah guru dan tendik PAUD dan Dikmas profesional Meningkatnya jumlah guru profesional pada satuan pendidikan dasar dan menengah Meningkatnya jumlah kepala sekolah profesional pada satuan pendidikan dasar dan menengah Meningkatnya jumlah pengawas profesional pada satuan pendidikan dasar dan menengah Menurunnya jumlah sekolah yang kekurangan guru pada satuan pendidikan dasar dan menengah Jumlah PTK PAUD profesional minimal sebanyak 37% Jumlah PTK Dikmas profesional minimal sebanyak 15% Jumlah guru profesional di SD/SDLB minimal sebanyak 95% dan SMP/SMPLB minimal sebanyak 95% Jumlah guru profesional di SMA dan SMK minimal sebanyak 95% Jumlah kepala sekolah profesional di SD minimal sebanyak 95% dan SMP sebanyak 95% Jumlah kepala sekolah profesional di SMA dan SMK minimal sebanyak 95% Jumlah pengawas profesional di SD minimal sebanyak 95%, dan SMP minimal sebanyak 95% Jumlah pengawas profesional di SMA dan SMK minimal sebanyak 95% Jumlah SD memiliki rasio guru terhadap siswa sesuai SPM sebesar 71% Jumlah SMP memiliki jumlah guru sesuai SPM sebanyak 83% Jumlah SMA memiliki jumlah guru sesuai SNP sebanyak 80% dan jumlah SMK memiliki jumlah guru sesuai SNP sebanyak 75% SS6.1 sampai dengan SS6.5 merupakan penjabaran terhadap pencapaian T6 yang mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional, khususnya agenda pembangunan pendidikan, yaitu meningkatnya kualifikasi akademik seluruh GTK termasuk guru minimal S1/D4 dan meningkatnya kompetensi guru dalam subject knowledge dan pedagogical knowledge. SS6.5 merupakan penjabaran terhadap pencapaian T6 yang mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional, khususnya agenda pembangunan pendidikan terkait menurunnya jumlah sekolah yang kekurangan guru pada satuan pendidikan dasar yang diindikasikan dengan semakin banyaknya jumlah SD dan SMP yang memiliki guru sesuai SPM. SS6.5 tersebut juga merupakan tolok ukur keberhasilan T6 dan mendukung penjabaran terhadap pencapaian sasaran 42

47 pembangunan nasional sub bidang pendidikan yaitu menurunnya jumlah sekolah yang kekurangan guru pada satuan pendidikan menengah yang diindikasikan dengan semakin banyaknya jumlah SMA dan SMK yang memiliki jumlah guru sesuai SNP. 7. Tujuan Strategis 7: Peningkatan Jati Diri Bangsa melalui Pelestarian dan Diplomasi Kebudayaan serta Pemakaian Bahasa sebagai Pengantar Pendidikan Peningkatan upaya untuk melindungi, mengembangkan dan meningkatkan diplomasi kebudayaan bertujuan untuk meningkatkan apresiasi seni, karya budaya, memenuhi sarana/prasarana budaya, dan meningkatkan kepedulian daerah dalam membangun kecintaan pada budaya. Pemerintah juga harus meningkatkan pelindungan terhadap kekayaan warisan budaya, memperbaiki basis data agar mudah mengelola seluruh warisan budaya, serta meningkatkan diplomasi budaya Indonesia ke dunia internasional agar warisan budaya yang dimiliki tidak hilang. Peningkatan upaya pengembangan dan pembinaan bahasa bertujuan untuk memacu gerakan standardisasi mutu bahasa, pemakaian dan pemakai bahasa guna mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan dan dibina melalui pendidikan Indonesia serta mendukung gerakan pembentukan mental peserta didik menjadi anak bangsa Indonesia yang berkepribadian, mandiri, dan berdaya saing kuat. Peran kemampuan berbahasa guru dan tendik merupakan aspek penting dalam upaya peningkatan mutu layanan dan lulusan, karena dengan kemampuan bahasa yang baik, ilmu pengetahuan dapat disampaikan dengan baik. Oleh karena itu, Uji Kompetensi Bahasa Indonesia (UKBI) sangat perlu untuk dijadikan prasarat dalam program sertifikasi dan peningkatan kinerja guru dan tendik. 43

48 Kode SS.7.1 Terwujudnya tujuan strategis 7 (T7) ini dapat dicirikan dengan tercapainya sasaran strategis berikut: Sasaran Strategis Meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan serta diplomasi budaya untuk mendukung terwujudnya karakter dan jati diri bangsa yang memiliki ketahanan budaya Indikator Kinerja Sasaran Strategis Indeks gotong royong di atas 0,55 Indeks toleransi di atas 0,49 SS.7.2 SS.7.3 SS7.4 Meningkatnya mutu bahasa dan pemakaiannya sebagai penghela Ipteks dan penguat daya saing Indonesia Meningkatnya peran bahasa Indonesia sebagai bahasa perhubungan di kawasan ASEAN Meningkatnya penutur non-indonesia menggunakan bahasa Indonesia untuk belajar budaya Indonesia Skor PISA pada tahun 2019 menjadi 414 (dari 396 pada tahun 2012) Jumlah pendidik terbina dalam penggunaan bahasa dan sastra menjadi orang (dari orang pada tahun 2014) Jumlah pemelajar BIPA di kawasan ASEAN sebanyak orang Jumlah penutur non-indonesia di kawasan ASEAN yang menggunakan bahasa Indonesia sebanyak orang Jumlah penutur non-indonesia yang menggunakan bahasa Indonesia untuk belajar budaya Indonesia sebanyak orang SS7 merupakan penjabaran terhadap pencapaian T7 yang mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional, khususnya agenda pembangunan nasional pencapaian dari agenda pembangunan terkait pelaksanaan revolusi karakter bangsa. SS7 ini selanjutnya dijabarkan dalam SS7.1 sampai dengan SS7.4 yang merupakan tolok ukur keberhasilan T7 dan mendukung penjabaran terhadap: (i) pencapaian sasaran pokok pembangunan nasional bidang pembangunan masyarakat yang diukur melalui indeks gotong royong, indeks toleransi, indeks rasa aman dan jumlah konflik sosial; dan (ii) pencapaian program prioritas pemerintah terkait pelaksanaan revolusi karakter bangsa serta memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Sementara itu, SS7.2 sampai dengan SS7.4 merupakan penjabaran terhadap pencapaian T7 yang mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional terkait pencapaian nawacita ke lima, yaitu 44

49 pembangunan pendidikan melalui pelaksanaan Program Indonesia Pintar, khususnya peningkatan mutu bahasa dan pemakaiannya sebagai penghela iptek dan penguat daya saing manusia Indonesia. Disamping itu SS7.2 sampai dengan SS7.4 juga mendukung penjabaran terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional untuk agenda pembangunan kebudayaan terkait peningkatan peran bahasa Indonesia sebagai peningkatan karakter dan jati diri bangsa dan peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengadopsi budaya global yang positif dan produktif, misalnya bahasa Indonesia sebagai bahasa perhubungan di kawasan ASEAN. 8. Tujuan Strategis 8: Peningkatan Sistem Tata Kelola yang Transparan dan Akuntabel dengan Melibatkan Publik Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan kinerja kementerian bertujuan untuk menjaga agar, (i) mutu laporan keuangan Kemendikbud tetap memperoleh opini hasil audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK, dan (ii) tingkat pencapaian akuntabilitas pengelolaan kinerja kementerian dalam kategori B (baik), yaitu dengan cara peningkatan efisiensi dan efektivitas perencanaan dan pelaksanaan program kerja dan anggaran serta pengembangan koordinasi dan kerjasama lintas sektor di tingkat nasional. Selain itu konsistensi dalam pelaksanaan reformasi birokrasi akan terus dilakukan dan difokuskan pada kebijakan untuk mewujudkan birokrasi Kemendikbud yang menjadi teladan dalam memberikan layanan prima, mewujudkan tata kelola yang bersih, efektif dan efisien, Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan transparansi dengan melibatkan publik dalam seluruh aspek pengelolaan kebijakan berbasis data, riset, dan bukti lapangan. Terwujudnya tujuan strategis 8 (T8) ini dapat dicirikan dengan tercapainya sasaran strategis (SS6) sebagai berikut: Kode Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis Sejumlah minimal 54.6% kabupaten dan kota memiliki SS8.1 lembaga PAUD terpadu Meningkatnya partisipasi daerah dalam pembina holistik integratif meningkatkan layanan PAUD dan Dikmas Sejumlah minimal 15,6% kabupaten dan kota memiliki minimal 1 lembaga masyarakat 45

50 Kode SS8.2 SS8.3 SS8.4 Sasaran Strategis Meningkatnya partisipasi daerah dalam meningkatkan layanan pendidikan dasar dan menengah Dipertahankannya opini Laporan Keuangan Kemendikbud Wajar Tanpa Pengecualian Meningkatkan akuntabilitas kinerja Kemendikbud Indikator Kinerja Sasaran Strategis rujukan (PKBM, kursus dan pelatihan, atau UPTD) Sejumlah minimal 68% kabupaten dan kota memiliki indeks pencapaian SPM pendidikan dasar sebesar 1 Sejumlah minimal 90% kab/kota memiliki Indeks pencapaian SPM pendidikan menengah sebesar 1 Laporan Keuangan Kemendikbud mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Skor LAKIP minimal sebesar 80 SS8.1 dan SS8.2 merupakan penjabaran terhadap pencapaian T8 yang mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional, khususnya agenda pembangunan nasional sub bidang pendidikan, yaitu: (i) meningkatnya akses penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah daerah dan satuan pendidikan; (ii) meningkatnya mutu layanan PAUD, Dikmas, Dikdas, dan Dikmen; (iii) terwujudnya kesinambungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah daerah dan satuan pendidikan serta membaiknya efisiensi dan efektifitas pembiayaan pendidikan. Selanjutnya SS8.3 dan SS8.4 mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional khususnya agenda pembangunan nasional sub bidang penguatan efektivitas birokrasi dan tata kelola pemerintahan terkait meningkatnya mutu birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik dalam mendukung peningkatan daya saing dan kinerja pembangunan nasional di berbagai bidang yang ditandai dengan, (i) meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan akuntabel; (ii) terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien; dan (iii) meningkatnya mutu pelayanan publik. 46

51 Untuk mencapai target IKK tahun 2016 yang telah ditetapkan, maka Direktorat Pembinaan SMA telah menyusun program-program pembangunan pendidikan SMA. Program tersebut kemudian dilaksanakan oleh setiap Sub Direktorat sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi). Berikut ini adalah program-program Direktorat Pembinaan SMA per Sub Direktorat. A. SUB DIREKTORAT PROGRAM DAN EVALUASI 1. Dokumen Perancanaan dan Penganggaran. Kegiatan ini bertujuan untuk menyusun dokumen perencanaan dan penganggaran program Pendidikan Menengah Atas tahun anggaran 2016, dalam menyusun perencanaan dan pengganggaran setiap tahun Direktorat Pembinaan SMA melakukan beberapa proses tahapan yang harus berkoordinasi dengan instansi/kementerian lainnya dalam proses perencanaan program. Beberapa instansi tersebut adalah Bappenas, Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Anggaran dan Perbendaharaan, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi Pendidikan, Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Alur proses perencanaan itu sendiri ditentukan dan diatur dalam undang-undang yang dikeluarkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah. Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terlaksananya perencanaan program/kegiatan dan anggaran Direktorat Pembinaan SMA untuk tahun anggaran 2017 baik di pusat maupun provinsi. a. Dokumen perencanaan dan penganggaran 2016 ini meliputi kegiatan : 1) Penyusunan Renstra Direktorat SMA; 47

52 2) Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) Tahun 2016; 3) Penyusunan Rencana Kerja Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2016; 4) Sinkronisasi Program SMA dan Propinsi; 5) Sinkronisasi Program SMA dengan Program Pendidikan Dasar dan Menengah; 6) Koordinasi Pelaksanaan Program Direktorat Pembinaan SMA; 7) Penyusunan Program dan Anggaran Tahun 2017; 8) Rapat koordinasi tindak lanjut serah terima ke Propinsi; 9) Rapat koordinasi Program SMA dan LPMP; 10) Pembinaan dan pengembangan SMA; 11) Penyusunan rencana induk wajib belajar SMA Tahun ; 12) Desiminasi Program SMA Tahun b. Data Pokok Pendidikan Menengah SMA. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan layanan kebutuhan informasi data pokok pendidikan SMA kepada masyarakat dan lembaga/unit kerja yang membutuhkan. Dengan adanya informasi persekolahan ini, maka dapat diketahui kondisi pendidikan di setiap propinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Informasi tersebut akan dijadikan dasar bagi Direktorat pembinaan SMA dalam melakukan pemetaan kondisi sekolah yang ada, sebagai dasar dari perumusan kebijakan ataupun program yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan berjenjang mulai dari tigkat Kabupaten/Kota, Propinsi, dan Nasional. Pemutakhiran data pokok pendidikan SMA ini akan dilaksanakan sebagai berikut: 1) Workshop pemutakhiran data SMA; 2) Pengolahan dan pemutakhiran data pokok; 3) Pengelolaan data portal dan jaringan SMA; 4) Bimbingan teknis verifikasi pendataan SMA kepada petugas provinsi dalam melakukan validasi; 48

53 5) Penyajian data pokok SMA 2016/2017; 6) Penyusunan lokus bantuan Direktorat Pembinaan SMA; 7) Penyusunan aplikasi program SMA; 8) Penyusunan buku statistik dan bansos SMA 2015/2016; 9) Penyusunan TOR dan RAB Dokumen Evaluasi dan Pelaporan Keberhasilan suatu program akan sangat bergantung dari kualitas perencanaan dan pengawasan. Oleh sebab itu untuk memenuhi target tata kelola, akuntabilitas dan citra publik pengelolaan pendidikan, kegiatan monitoring dan evaluasi program perlu dilaksanakan. Ruang lingkup pelaksanaan monitoring dan evaluasi ini meliputi program-program yang dilakukan di tingkat (a) pusat (direktorat Pembinaan SMA); dan (b) di tingkat provinsi (dinas pendidikan) sebagai pelaksana teknis dana dekonsentrasi. Pada tingkat Dinas Pendidikan kabupaten/kota dan sekolah monitoring dan evaluasi dilakukan oleh dinas pendidikan provinsi di seluruh Indonesia. Strategi pelaksanaan monitoring dan evaluasi ini meliputi kegiatan evaluasi laporan kegiatan bulanan provinsi, juga evaluasi langsung ke lapangan untuk memantau perkembangan maupun hasil pelaksanaan program. Dalam Program ini bertujuan untuk menyediakan dukungan Manajemen dan Teknis bagi satuan kerja Direktorat Pembinaan SMA. Sasaran Program ini sebagai evaluasi dan pelaporan pelaksanaan dan pencapaian hasil program. Dokumen Evaluasi dan Pelaporan meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Pemantauan pelaksanaan anggaran (laporan daya serap bulanan); b. Pemantauan pelaksanaan program SMA; c. Pelaksanaan evaluasi pencapaian hasil program SMA tingkat propinsi; d. Penyusunan Lakip; e. Tindak lanjut pemeriksaan. 49

54 3. Layanan Pengelolaan BOS dan DAK Layanan BOS adalah bantuan yang diberikan kepada sekolah negeri dan swasta untuk membantu pembiayaan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan usaha sekolah dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Besar bantuan dana BOS diperhitungkan dari jumlah siswa, yaixtu Rp ,- / siswa/ tahun. Jumlah dana BOS menjangkau hampir 100% dari total siswa SMA di seluruh Indonesia. Tujuan dari pemberian dana BOS ini adalah : a. Membantu biaya operasional yang berkaitan dengan usaha sekolah meningkatkan mutu dan kualitas proses pembelajaran; b. Membantu sekolah melaksanakan inovasi pembelajaran; c. Mengurangi beban biaya pendidikan orang tua siswa, khususnya dari keluarga miskin/tidak mampu. Kegiatan Layanan Pengelolaan BOS dan DAK meliputi : a. Penyusunan juknis BOS SMA tahun 2017; b. Pengolahan data BOS SMA tahun 2016; c. Workshop koordinasi BOS SMA (Report BOS SMA); d. Bimbingan teknis bendahara sekolah; e. Review program kerja sekolah; f. Pengelolaan dan Pengolahan DAK SMA. 4. Kerjasama dan Sinergi Antar Lembaga Kegiatan Kerjasama dan sinergi antar lembaga bertujuan sebagai berikut: (1) Mengindentifikasi bentuk kerjasama dan sinergi antar lembaga dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA; (2) Bentuk kerjasama yang sudah dilakukan dan akan dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA; (3) Penyusunan pedoman kerjasama dan sinergi antar lembaga; (4) Sosialisasi kerjasama dan sinergi antar lembaga yang telah dilakukan Direktorat Pembinaan SMA. Kegiatan kerjasama dan sinergi antar lembaga meliputi: a. Kerjasama dengan instansi lainya; b. Publikasi program Direktorat Pembinaan SMA Tahun Anggaran 2016; c. Kajian naskah akademik pembinaan dan pengembangan SMA. 50

55 Tabel 4.1. Alokasi Anggaran Sub Direktorat Program dan Evaluasi Tahun 2016 Kode Uraian Vol Satuan Jumlah Dokumen Perencanaan dan Penganggaran 23 Dokumen 36,159,634, Dokumen Evaluasi dan Pelaporan 5 Dokumen 8,145,160, Layanan Pengelolaan BOS dan DAK 7 Dokumen 6,344,380, Kerja sama dan Sinergi antar Lembaga 1 Dokumen 4,250,787,000 Jumlah 54,899,961,000 B. SUB DIREKTORAT KURIKULUM 1. Sekolah Rujukan. Sekolah rujukan dikembangkan dengan tujuan untuk mendorong sekolah dalam memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) guna peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan melalui kerjasama antara sekolah rujukan dengan sekolah lainnya sebagai mitra. Sekolah rujukan memiliki indikator : a. berakreditasi A; b. memiliki ekosistem pendidikan yang kondusif; c. mengembangkan budaya mutu; d. melaksanakan program penumbuhan budi pekerti; e. menjadi pusat keunggulan; dan f. lokasi yang strategis, mudah dijangkau dan aman. Kebijakan dan Program sekolah rujukan bertujuan untuk memenuhi standar nasional pendidikan yang mencakup di 34 Propinsi. Kegiatan Sekolah rujukan meliputi: a. SMA model yang menerapkan pemenuhan SNP; b. SMA model yang menerapkan program kewirausahaan. 2. Sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 Kebutuhan akan sumberdaya manusia yang berkualitas semakin meningkat seiring dengan perkembangan zaman. Perdagangan bebas (baik pada tingkat regional maupun internasional) memberikan tantangan bagi Bangsa Indonesia untuk dapat bersaing. Selain itu, kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini berimplikasi pada 51

56 terjadinya kecenderungan konvergensi antara ilmu dengan teknologi. Berdasarkan hal tersebut, maka peningkatan kompetensi sumberdaya manusia Indonesia mutlak diperlukan untuk dapat bersaing di era globalisasi. Dalam rangka implementasi kurikulum 2013 dan meningkatkan mutu pembelajaran di SMA. Kebijakan Direktorat Pembinaan SMA melaksanakan Program ini bertujuan untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran SMA. Agenda terkait dengan implementasi kurikulum 2013 adalah: Penyusunan Pedoman Standar Pembelajaran; Penyusunan Bahan Pembelajaran; Bimbingan Teknis Kurikulum 2013; Persiapan pengadaan E-Catalogue Buku Kurikulum 2013; Monitoring dan Supervisi Kurikulum Kegiatan Sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 meliputi: a. Penyiapan perangkat pendukung pelaksanaan kurikulum 2013; b. Pendampingan Implementasi kurikulum 2013; c. Pelatihan kurikulum 2013 tahun 2016; d. Siswa SMA yang memenuhi standar kelulusan; e. Pengembangan sekolah yang melaksanakan Sistem Kredit Semester (SKS). Tabel 4.2. Alokasi Anggaran Sub Direktorat Kurikulum Tahun 2016 Kode Uraian Vol Satuan Jumlah Sekolah Rujukan 904 Paket 268,006,520, Sekolah yang menerapkan Kurikulum ,335 Sekolah 127,628,693,000 Jumlah 395,635,213,000 C. SUB DIREKTORAT KELEMBAGAAN SARANA DAN PRASARANA 1. Unit Sekolah Baru (USB) Unit Sekolah Baru adalah bantuan pembangunan unit gedung baru untuk penyelenggaraan sekolah SMA negeri maupun swasta yang diberikan kepada Kabupaten/Kota ataupun yayasan dalam rangka memperluas akses dan pemerataan layanan pendidikan SMA. Pembangunan Unit Sekolah Baru bertujuan untuk meningkatkan Angka Partisipasi Pendidikan SMA. Oleh karena itu, Bantuan ini 52

57 difokuskan bagi daerah-daerah yang memiliki Angka Partisipasi Pendidikan (APK) rendah. Bantuan ini juga ditujukan bagi daerahdaerah terpencil yang tidak memiliki atau kekurangan fasilitas pendidikan SMA. Selain itu, bantuan ini juga ditujukan bagi daerah atau wilayah perbatasan Republik Indonesia yang memerlukan layanan pendidikan SMA. Pada tahun 2016 ini, alokasi anggaran untuk Program Unit Sekolah Baru adalah sebanyak 222 Unit. Bantuan pembangunan Unit Sekolah Baru untuk penyelenggaraan sekolah SMA yang diberikan kepada Kabupaten/ Kota dalam rangka memperluas akses dan pemerataan layanan pendidikan SMA. Persyaratan minimal untuk pengajuan proposal adalah: Sertifikat/keterangan BPN; Ketersediaan lahan minimal 1 hektar; Kondisi Lahan siap bangun ; Ada dukungan SMP sederajat disekitar lokasi. 2. Ruang Kelas Baru (RKB) yang dibangun Program Ruang Kelas Baru adalah bantuan pembangunan ruang kelas yang diberikan kepada sekolah dalam rangka meningkatkan daya tampung sekolah. Pada tahun 2016 dibangun ruang kelas yang tersebar di seluruh propinsi dan kabupaten/kota. Jumlah pembangunan RKB ini meningkat dibandingkan pembangunan RKB pada tahun anggaran 2015 sebanyak ruang. Secara umum, program pembangunan RKB difokuskan pada daerahdaerah yang memiliki APK rendah. Secara khusus program ini ditujukan untuk sekolah-sekolah yang memiliki kondisi sebagai berikut: 1. Tersedia lahan kosong; 2. Jumlah pendaftar lebih banyak dari jumlah yang diterima; 3. Rombongan Belajar lebih banyak daripada Ruang Kelas yang ada; 4. Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan SMA dengan mekanisme double shift. 53

58 3. Sekolah yang mendapat Ruang Laboratorium Komputer/Praktik Siswa. Mengingat pentingnya pemanfaatan teknologi komputer dalam proses pembelajaran dan keterbatasan fasilitas teknologi komputer, maka pemerintah mencoba mengeliminasi keterbatasan tersebut dengan memberikan bantuan untuk pembangunan laboratorium komputer. Program Laboratorium Komputer adalah bantuan penyediaan Laboratorium Komputer yang diberikan kepada sekolah yang belum memiliki laboratorium tersebut. Pada tahun 2016 Direktorat Pembinaan SMA mengalokasikan anggaran pembangunan ruang Laboratorium Komputer sebanyak ruang. Adapun beberapa persyaratan untuk mendapatkan bantuan ini diantaranya adalah: memiliki lahan kosong dan belum memiliki Lab.Komputer. 4. Ruang Belajar yang direhabilitasi. Kondisi sarana dan prasarana SMA masih belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP). Untuk itu, Direktorat Pembinaan SMA berupaya untuk memenuhi sarana dan prasarana mutu dengan memberikan bantuan Ruang Belajar yang direhabilitasi kepada sekolah dalam bentuk dana bantuan sosial yang disalurkan langsung ke sekolah penerima. Untuk memenuhi kualitas layanan pendidikan yang sesuai atau mendekati Standar Nasional Pendidikan. Direktorat Pembinaan SMA mengalokasikan anggaran ruang belajar yang direhabilitasi sebanyak ruang. 5. Sekolah yang mendapatkan peralatan pendidikan. Layanan pendidikan sangat ditentukan oleh ketersediaan sarana dan prasarana mutu yang dimiliki sekolah untuk mendukung kegiatan proses belajar mengajar. Kondisi kepemilikinan sarana dan prasarana tersebut, dari sisi jumlah masih belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP). Untuk memenuhi kualitas layanan pendidikan yang sesuai atau mendekati Standar Nasional Pendidikan, maka pada tahun 2016 akan diberikan bantuan kepada sekolah sebesar paket bantuan peralatan TIK. 54

59 6. Program pengembangan Kelembagaaan. Kegiatan Program ini meliputi : 1. Penyusunan Naskah Kelembagaan; 2. Kemitraan membangun sekolah SMA; 3. Pembinaan dan Pengembangan Komite Sekolah SMA. 7. Sekolah yang direvitalisasi. Sekolah yang direvitalisasi merupakan salah satu bentuk Program Direktorat Pembinaan SMA bertujuan untuk peningkatan kualitas pendidikan SMA sebagai pusat pengembangan mutu pendidikan melalui Sekolah yang direvitalisasi. 8. Sekolah yang mendapatkan standardisasi dan akreditasi. Kegiatan Sekolah yang mendapatkan standardisasi dan akreditasi bertujuan untuk meningkatkan peringkat kelayakan termasuk meningkatnya Mutu pendidikan berdasarkan SNP dan meningkatnya pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan (stakeholder) sebagai bentuk akuntabilitas publik. Mengingat pentingnya akreditasi dalam meningkatkan mutu pendidikan, maka hasil akreditasi perlu ditindaklanjuti oleh masing-masing direktorat teknis terkait. Program tindaklanjut lebih di fokuskan kepada sekolah-sekolah yang nilai akreditasinya masih belum memadai. Oleh karena itu. Sasaran program adalah sekolah yang harus akreditasi C atau TT (tidak terakreditasi). 9. Sekolah yang mendapatkan Perpustakaan atau pusat sumber belajar. Melalui kegiatan pemberian bantuan Perpustakaan/Pusat Sumber Belajar, diharapkan adanya peningkatan jumlah sekolah sekolah yang memiliki perpustakaan/pusat sumber belajar berpusat pada peserta didik pada jenjang pendidikan menengah khususnya SMA pada tingkat nasional dapat dicapai secara bertahap sesuai dengan restra Kementerian Pendidikan Nasional Siswa akan dapat belajar secara maksimal dengan menggunakan ruang perpusatakaan/ pusat sumber belajar sesuai dengan standar dan memadai sehingga dapat meningkatkan kualitas belajarnya dan manfaat yang didapat 55

60 yaitu sekolah memiliki ruang perpustakaan/ pusat sumber belajar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yang dapat meningkatkan PBM sehingga akan meningkatkan mutu proses belajar mengajar di sekolah. Tabel 4.3. Alokasi Anggaran Sub Direktorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana Tahun 2016 Kode Uraian Vol Satuan Jumlah Unit Sekolah Baru yang dibangun 222 Unit 543,900,553, Ruang Kelas Baru yang dibangun 4,000 Ruang 824,000,000, Sekolah yang mendapatkan Ruang Laboratorium/Praktik Siswa 2,245 Ruang 461,250,000, Ruang Belajar yang direhabilitasi 3,279 Ruang 85,166,320, Sekolah yang mendapatkan peralatan pendidikan 4,372 Paket 239,836,042, Program Pengembangan Kelembagaan 14 Dokumen 2,358,040, Sekolah yang direvitalisasi 339 Sekolah 57,350,512, Sekolah yang mendapatkan standardisasi dan akreditasi 100 Sekolah 5,355,275, Sekolah yang mendapatkan perpustakaan/pusat Sumber Belajar 2,137 Ruang 556,537,340,000 (PSB) Jumlah 2,775,754,082,000 D. SUB DIREKTORAT PESERTA DIDIK 1. Sekolah yang menerapkan karakter Bangsa. Pendidikan Karakter Bangsa yang bertujuan untuk mengaktualisasikan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Melalui kegiatan ini siswa diharapkan mampu mengaplikasikan sikap kerjasama, nasionalisme, rasa persatuan dan kesatuan bangsa, jujur, peduli, berfikir kritis, positif, dapat menumbuhkembangkan sikap hormat dan saling menghargai dalam keberagaman, meningkatkan disiplin diri, tanggungjawab, kesadaran terhadap lingkungan fisik, sosial dan budaya, hidup bersih dan sehat, melatih kewirusahaan, menjalin silaturahmi antar siswa dari berbagai wilayah di Indonesia, memperkokoh kesatuan bangsa, membangun jiwa kepemimpinan di kalangan generasi muda, meningkatkan 56

61 kematangan jiwa dan kestabilan emosi dalam rangka pembentukan sikap dan perilaku terpuji, serta menyalurkan bakat dan minat serta kreativitas siswa dalam rangka pembinaan karakter bangsa. 2. Siswa yang mendapatkan Program Indonesia Pintar (PIP). Sebagai usaha untuk menekan angka putus sekolah siswa SMA, Direktorat Pembinaan SMA memberikan bantuan berupa dana untuk operasional siswa melalui program Program Indonesia Pintar (PIP). Pelaksanaan program ini selain melalui kegiatan pusat. Pengalokasian dana PIP diharapkan dapat lebih mencapai siswa miskin yang terancam putus sekolah karena kesulitan ekonomi. Skenario pelaksanaan program ini dilakukan secara sistematis meliputi identifikasi dan pengolahan data siswa penerima bantuan, penyusunan dokumen administrasi keuangan, pengiriman dana bantuan ke rekening siswa melalui kerja sama dengan bank pemerintah sebagai bank penyalur, pemantauan program, dan pengolahan data siswa penerima bantuan. Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) Direktorat Pembinaan SMA tahun 2016 memberikan bantuan biaya pendidikan untuk siswa miskin SMA. 3. Siswa yang mendapatkan Beasiswa Bakat dan Berprestasi. Sebagai bentuk penghargaan bagi siswa berprestasi dan berbakat akan diberikan beasiswa kepada siswa-siswi pemenang Olimpide Internasional, Debat Bahasa Inggris, OSN, O2SN dan FL2SN tingkat nasional. Kebijakan dan Program ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan penghargaan bagi siswa berprestasi. Impelementasi pelaksanaan program dilakukan melalui pemberian beasiswa dengan melibatakan sasaran mencakup siswa SMA. 4. Siswa yang mengikuti lomba, Festival. Salah satu kegiatan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan SMA adalah mendorong minat siswa dalam bentuk lomba di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, olah raga, penelitian, debat bahasa indonesia, debat bahasa inggris, kewirausahaan dan lomba apresiasi 57

62 budaya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan akademik siswa dan membentuk karakter siswa yang bersikap sportif, jujur, berprestasi, menumbuhkan kecerdasan estetika termasuk juga dibidang budaya dan kewirausahaan. Kegiatan Lomba, Festival yang dilaksanakan meliputi : 1. Olimpiade Sains Nasional; 2. Festival dan lomba seni siswa Indonesia; 3. Olimpiade olahraga siswa nasional; 4. Olimpiade penelitian; 5. Lomba debat bahas indonesia dan bahasa inggris tingkat nasional; 6. Lomba kewirausahaan; 7. Lomba apresiasi budaya. 5. Sekolah yang mendapatkan pembinaan ekstrakurikuler. Sekolah yang mendapatkan pembinaan ekstrakurikuler khusus dilakukan seleksi untuk menentukan siswa terbaik yang akan mewakili Indonesia di tingkat internasional. Tujuan pembinaan ekstrakurikuler untuk : Menumbuhkembangkan suasana kompetitif yang sehat dikalangan siswa SMA di 34 Propinsi; Menjaring Siswa-siswa unggul di bidang sains; Meningkatkan wawasan pengetahuan, kemampuan, kreatifitas, serta menanamkan sikap disiplin serta kerja keras pada siswa untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Tabel 4.4. Alokasi Anggaran Sub Direktorat Peserta Didik Tahun 2016 Kode Uraian Vol Satuan Jumlah Sekolah yang Menerapkan Pendidikan Karakter Bangsa 363 Sekolah 35,770,206,000 Siswa yang mendapatkan Program Indonesia Pintar 1,367,560 Siswa 1,391,564,000,000 Siswa yang mendapatkan Beasiswa Bakat dan Berprestasi 2,942 Siswa 10,759,200,000 Siswa yang mengikuti lomba, festival, dan olimpiade 35 Bidang 68,390,261,000 Sekolah yang mendapatkan pembinaan ekstrakulikuler 9 Sekolah 30,971,600,000 Jumlah 1,537,455,267,000 58

63 E. SUBBAGIAN TATA USAHA Bagian Tata Usaha memiliki tugas-tugas yang berkaitan dengan persuratan, kepegawaian, dan urusan kerumahtanggaan dalam lingkungan Direktorat pembinaan SMA. Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata usaha : 1. Layanan Perkantoran Program/kegiatan ini digunakan untuk mendukung operasionalisasi Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai direktorat pelaksana teknis pendidikan menengah atas. Fokus program/kegiatan adalah pembayaran gaji dan tunjangan-tunjangan pejabat dan pegawai pada Direktorat Pembinaan SMA dan tugastugas rutin direktorat lainnya untuk kurun waktu tahun Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Program/ kegiatan ini digunakan untuk mendukung pengolahan data dan komunikasi yang diantaranya pengadaan komputer, printer, scaner, laptop dan pengadaan alat server. 3. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Kegiatan ini meliputi kegiatan pengadaan obat-obatan, pengadaan pakaian kerja satpam, pemeliharaan gedung kantor pusat, perbaikan peralatan kantor, pemeliharaan kendaraan bermotor, langganan daya listrik, internet dan telepon, serta pemberian honor pramubakti, pengemudi dan satpam. Tabel 4.5. Alokasi Anggaran Subbagian Tata Usaha Tahun 2016 Kode Uraian Vol Satuan Jumlah Layanan Perkantoran 12 Bulan Layanan 25,385,225, Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 93 Unit 2,495,975, Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 12 Unit 2,418,800,000 Jumlah 30,300,000,000 59

64

65 Upaya pencapaian pada Program Prioritas bidang pendidikan, Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja Kegiatan, dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA melalui perencanaan kebijakan serta pelaksanaan program dan kegiatan. Hal tersebut bertujuan untuk menyediakan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu. Untuk memenuhi tujuan tersebut, Pemerintah mengupayakan pemenuhan pendanaan pendidikan melalui penyediaan bantuan berupa dana dan bimbingan teknis yang bertujuan untuk menyediakan layanan pendidikan baik dari sisi supply maupun demand. Dari sisi Supply penyediaan layanan pendidikan difasilitasi melalui penyediaan dana bantuan yang dapat membantu sekolah untuk memenuhi biaya investasi dan operasional sekolah. Sedangkan sisi Demand difasilitasi melalui penyediaan dana bantuan untuk siswa yang dapat membantu mereka untuk meningkatkan daya beli terhadap layanan pendidikan SMA. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor. 48 Tahun 2008 pendanaan pendidikan dikategorikan menjadi 3 (tiga) komponen, yaitu: Biaya Investasi Sekolah (Pengelolaan Pendidikan), Biaya Operasional Sekolah (Biaya di Satuan Pendidikan), dan Biaya Pribadi Peserta Didik. 61

66 Gambar 5.1 Struktur Pendanaan Pendidikan Implementasi perencanaan kebijakan serta pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Pembinaan SMA mengacu pada konsep tersebut diatas. Biaya investasi sekolah dipenuhi melalui penyediaan bantuan sarana dan prasarana. Sedangkan biaya operasional sekolah berusaha dipenuhi melalui penyediaan dana untuk operasional sekolah melalui program Bantuan Operasional Sekolah Menengah (BOS SM). Untuk meningkatkan daya beli siswa terhadap layanan pendidikan SMA, pemerintah mengalokasikan dana Bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) yang dapat digunakan siswa untuk biaya operasional mereka. Dokumen ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang deskripsi programprogram pembangunan pendidikan SMA tahun 2016 dan kontribusi programprogram tersebut dalam usaha untuk mencapai Sasaran Strategis Pembangunan Pendidikan SMA dan target IKK Direktorat Pembinaan SMA dan menjadi pedoman pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan Direktorat Pembinaan SMA; serta memberikan bahan informasi pelaksanaan program dan 62

67 kebijakan Direktorat Pembinaan SMA dalam lingkup internal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan lembaga eksternal terkait lainnya. Melalui dokumen program kerja Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2016 ini diharapkan akan tergambar secara jelas tugas pokok dan fungsi, organisasi dan sumber daya manusia, alokasi anggaran, dan deskripsi program dan kegiatan Direktotorat Pembinaan SMA Tahun

68

69 LAMPIRAN 65

70 Lampiran 1.1 Rencana Penyerapan Anggaran Subdit Program dan Evaluasi Tahun

71 Lampiran 1.1 Rencana Tindak Kegiatan (Actoin Plan) Subdit Program dan Evaluasi Tahun 2016 (1) KODE URAIAN JUMLAH Dokumen Perencanaan dan Penganggaran [Base Line] 36,159,634, Dokumen Perencanaan 29,628,644, Data Pokok Pendidikan SMA 6,530,990, Dokumen Evaluasi dan Pelaporan [Base Line] 8,145,160, Dokumen Evaluasi dan Pelaporan 8,145,160, Layanan pengelolaan BOS dan DAK [Base Line] 6,344,380, Manajemen BOS SMA 4,845,180, Layanan DAK ,499,200,000 Kerja sama dan sinergi antar Lembaga [Base Line] 4,250,787,000 Kerja sama dan sinergi antar Lembaga 4,250,787,000 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI

72 Lampiran 1.2 Rencana Tindak Kegiatan (Actoin Plan) Subdit Program dan Evaluasi Tahun 2016 (2) KODE URAIAN JUMLAH Dokumen Perencanaan dan Penganggaran [Base Line] 36,159,634, Dokumen Perencanaan 29,628,644, Data Pokok Pendidikan SMA 6,530,990, Dokumen Evaluasi dan Pelaporan [Base Line] 8,145,160, Dokumen Evaluasi dan Pelaporan 8,145,160, Layanan pengelolaan BOS dan DAK [Base Line] 6,344,380, Manajemen BOS SMA 4,845,180, Layanan DAK ,499,200,000 Kerja sama dan sinergi antar Lembaga [Base Line] 4,250,787,000 Kerja sama dan sinergi antar Lembaga 4,250,787,000 JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

73 Lampiran 2.1 Rencana Penyerapan Anggaran Subdit Kelembagaan Sarana dan Prasarana Tahun

74 Lampiran 2.2 Rencana Tindak Kegiatan (Actoin Plan) Subdit Kelembagaan Sarana dan Prasarana Tahun 2016 (1) SASARAN NO OUTPUT/SUBOUTPUT/ KOMPONEN/SUB KOMPONEN ALOKASI VOL SAT Unit Sekolah Baru yang dibangun 222 unit 532,250, Ruang Kelas Baru Yang dibangun 4,000 ruang 815,551, Sekolah yang mendapakan ruang Laboratorium/Praktik Siswa 2,245 ruang 561,446, Ruang Belajar yang direhabilitasi 2,676 ruang 142,147, Ruang Belajar yang direhabilitasi 1,600 ruang 84,849, Bantuan rehabilitasi ruang kelas (pemanfaatan efisiensi) 1,076 paket 57,298, Sekolah yang Mendapatkan Peralatan Pendidikan 4,428 paket 251,276, Peralatan TIK/Komputer Reguler 1,156 paket 146,318, Peralatan TIK untuk UN CBT 978 paket 104,958, Program Pengembangan Kelembagaan 14 dok 2,758, Sekolah yang direviltalisasi 339 sek 126,687, Sekolah yang direviltalisasi 339 sek 40,550, Penataan Fasilitas Lainnya 12 pkt 13,374, Bantuan Sekolah Garis Depan (SGD) 25 pkt 10,200, Sarana Prasarana SMA di Papua dan Papua Barat 53 pkt 43,392, Sarana Prasarana SMA di Daerrah Khusus 23 sek 17,414, Sekolah yang Mendapatkan standarisasi dan akreditasi 100 sek 1,756, Sekolah yang mendapatkan perpustakaan/pusat Sumber Belajar2,137 ruang 10,758, Bantuan Sarana Lainnya 102 pkt 568,106 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI

75 Lampiran 2.2 Rencana Tindak Kegiatan (Actoin Plan) Subdit Kelembagaan Sarana dan Prasarana Tahun 2016 (2) SASARAN NO OUTPUT/SUBOUTPUT/ KOMPONEN/SUB KOMPONEN ALOKASI VOL SAT Unit Sekolah Baru yang dibangun 222 unit 532,250, Ruang Kelas Baru Yang dibangun 4,000 ruang 815,551, Sekolah yang mendapakan ruang Laboratorium/Praktik Siswa 2,245 ruang 561,446, Ruang Belajar yang direhabilitasi 2,676 ruang 142,147, Ruang Belajar yang direhabilitasi 1,600 ruang 84,849, Bantuan rehabilitasi ruang kelas (pemanfaatan efisiensi) 1,076 paket 57,298, Sekolah yang Mendapatkan Peralatan Pendidikan 4,428 paket 251,276, Peralatan TIK/Komputer Reguler 1,156 paket 146,318, Peralatan TIK untuk UN CBT 978 paket 104,958, Program Pengembangan Kelembagaan 14 dok 2,758, Sekolah yang direviltalisasi 339 sek 126,687, Sekolah yang direviltalisasi 339 sek 40,550, Penataan Fasilitas Lainnya 12 pkt 13,374, Bantuan Sekolah Garis Depan (SGD) 25 pkt 10,200, Sarana Prasarana SMA di Papua dan Papua Barat 53 pkt 43,392, Sarana Prasarana SMA di Daerrah Khusus 23 sek 17,414, Sekolah yang Mendapatkan standarisasi dan akreditasi 100 sek 1,756, Sekolah yang mendapatkan perpustakaan/pusat Sumber Belajar 2,137 ruang 10,758, Bantuan Sarana Lainnya 102 pkt 568,106 JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

76 Lampiran 3.1 Rencana Penyerapan Anggaran Subdit Peserta Didik Tahun

77 Lampiran 3.2 Rencana Tindak Kegiatan (Actoin Plan) Subdit Peserta Didik Tahun 2016 (1) SASARAN NO OUTPUT/SUBOUTPUT/ KOMPONEN/SUB KOMPONEN ALOKASI VOL SAT Program Pendidikan Dasar Dan Menengah 0 1,557,455,267, Pembinaan Sekolah Menengah Atas Sekolah Yang Menerapkan Pendidikan Karakter Bangsa [Base Line] 0 1,557,455,267, Sekolah 24,388,392, Sekolah Yang Menerapkan Pendidikan Karakter Bangsa - 24,388,392, Siswa Yang Mendapatkan Program Indonesia Pintar [Base Line] 1,367,560 Siswa 1,390,542,024, Bsm Reguler - 1,369,455,525, Manajemen Pip ,086,499, Siswa Yang Mendapatkan Beasiswa Bakat Dan Berprestasi [Base L 2,942 Siswa Siswa Yang Mengikuti Lomba, Festival, Dan Olimpiade [Base Line] 34 Bidang 14,893,440,000 70,406,621, Olimpiade Sains Nasional - 16,687,240, Festival Dan Lomba Seni Siswa Indonesia - 8,979,605, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional - 27,155,192, Olimpiade Penelitian - 6,190,346, Lomba Debat Bahasa Indonesia Dan Bhs Inggris Tk. Nasional - 5,853,751, Lomba Apresiasi Sastra - 2,735,767, Dokumen Pedoman, Standar Peserta Didik Sekolah Yang Mendapatkan Pembinaan Ekstrakurikuler [Base Line] 9 Sekolah 2,804,720,000 57,224,790,000 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI

78 Lampiran 3.2 Rencana Tindak Kegiatan (Actoin Plan) Subdit Peserta Didik Tahun 2016 (2) SASARAN NO OUTPUT/SUBOUTPUT/ KOMPONEN/SUB KOMPONEN ALOKASI VOL SAT Program Pendidikan Dasar Dan Menengah 0 1,557,455,267, Pembinaan Sekolah Menengah Atas Sekolah Yang Menerapkan Pendidikan Karakter Bangsa [Base Line] 0 1,557,455,267, Sekolah 24,388,392, Sekolah Yang Menerapkan Pendidikan Karakter Bangsa - 24,388,392, Siswa Yang Mendapatkan Program Indonesia Pintar [Base Line] 1,367,560 Siswa 1,390,542,024, Bsm Reguler - 1,369,455,525, Manajemen Pip ,086,499, Siswa Yang Mendapatkan Beasiswa Bakat Dan Berprestasi [Base L 2,942 Siswa Siswa Yang Mengikuti Lomba, Festival, Dan Olimpiade [Base Line] 34 Bidang 14,893,440,000 70,406,621, Olimpiade Sains Nasional - 16,687,240, Festival Dan Lomba Seni Siswa Indonesia - 8,979,605, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional - 27,155,192, Olimpiade Penelitian - 6,190,346, Lomba Debat Bahasa Indonesia Dan Bhs Inggris Tk. Nasional - 5,853,751, Lomba Apresiasi Sastra - 2,735,767, Dokumen Pedoman, Standar Peserta Didik Sekolah Yang Mendapatkan Pembinaan Ekstrakurikuler [Base Line] 9 Sekolah 2,804,720,000 57,224,790,000 JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

79 Lampiran 4.1 Rencana Penyerapan Anggaran Subdit KurikulumTahun

80 Lampiran 4.2 Rencana Tindak Kegiatan (Actoin Plan) Subdit Kurikulum Tahun 2016 (1) NO OUTPUT/SUBOUTPUT/ KOMPONEN/SUB KOMPONEN SASARAN ALOKASI Subdit Kurikulum 340,635, SMA Rujukan 191,532, Pengembangan SMA Yang Menerapkan Snp 614 SEK 169,971, SMA Rujukan Yang Menerapkan Program Kewirausahaan 170 SEK 21,561, Sekolah Yang Menerapkan Kurikulum ,102, Penyiapan Perangkat Pendukung Pelaksanaan Kurikulum ,214, Pendampingan Kurikulum 2013 Tahun ,845, Pelatihan Kurikulum 2013 Tahun ,706, Siswa SMA Memenuhi Standar Kelulusan 38,370, Pengembangan Sekolah Yang Melaksanakan Sistem Kredit Semester (SKS) 1,998,190 5,627,052,007 Pengembangan Sekolah Yang Melaksanakan Budaya Literasi 13,967,520 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI

81 Lampiran 4.2 Rencana Tindak Kegiatan (Actoin Plan) Subdit Kurikulum Tahun 2016 (2) NO OUTPUT/SUBOUTPUT/ KOMPONEN/SUB KOMPONEN SASARAN ALOKASI Subdit Kurikulum 340,635, SMA Rujukan 191,532, Pengembangan SMA Yang Menerapkan Snp 614 SEK 169,971, SMA Rujukan Yang Menerapkan Program Kewirausahaan 170 SEK 21,561, Sekolah Yang Menerapkan Kurikulum ,102, Penyiapan Perangkat Pendukung Pelaksanaan Kurikulum ,214, Pendampingan Kurikulum 2013 Tahun ,845, Pelatihan Kurikulum 2013 Tahun ,706, Siswa SMA Memenuhi Standar Kelulusan 38,370, Pengembangan Sekolah Yang Melaksanakan Sistem Kredit Semester (SKS) 1,998,190 5,627,052,007 Pengembangan Sekolah Yang Melaksanakan Budaya Literasi 13,967,520 JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

82 Lampiran 5.1 Rencana Penyerapan Anggaran Subbag Tata Usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN PROGRAM KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SMA TAHUN Diterbitkan

TIM PENYUSUN PROGRAM KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SMA TAHUN Diterbitkan TIM PENYUSUN PROGRAM KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SMA TAHUN 2017 Diterbitkan DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1. Identifikasi Permasalahan Identifikasi permasalahan berisikan Isu-isu strategis yaitu isu-isu yang berkaitan dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumbawa

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan ( REVISI I ) KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan (PASKA) 205 209 merupakan turunan dari Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016 LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016 LAKIP Jl. Ketintang Wiyata No. 15 Surabaya Telp. : (031) 8290243, 8273734, & Fax : (031) 8273734 Email : lpmpjatim@yahoo.co.id DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...ii IKHTISAR EKSEKUTIF...iii

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERJANJIAN KINERJA BAB II PERJANJIAN KINERJA Untuk mencapai visi dan misi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, yang salah satu misinya adalah Mengajak masyarakat Katolik untuk berperan serta secara aktif dan

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) Disampaikan Dalam Rapat Koordinasi Pengawasan Peningkatan Kapasitas Pengendalian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung 2015-2019 ini disusun melalui beberapa tahapan dengan mengacu kepada visi RPJMD Provinsi Lampung tahun 2015-2019, yaitu Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I

BAB I PENDAHULUAN BAB I BAB I BAB I 1 A Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) merupakan perwujudan dari tekad melakukan reformasi pendidikan untuk menjawab tuntutan

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Pendidikan telah menjadi sebuah kekuatan bangsa khususnya dalam proses pembangunan di Jawa Timur. Sesuai taraf keragaman yang begitu tinggi, Jawa Timur memiliki karakter yang kaya dengan

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI - 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2015-2019. BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Sambutan Pada Acara PEMBUKAAN REMBUK NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (RNPK) TAHUN 2016 Tema: Meningkatkan Pelibatan Publik

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kemdiknas

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kemdiknas BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia pasal 31, bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 09 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) LAMPUNG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) LAMPUNG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) LAMPUNG Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Lampung sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini Pemerintah Indonesia telah menjadikan investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan mengalokasikan persentase yang lebih

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan

Lebih terperinci

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon ARAH DAN SASARAN PEMBINAAN PENGELOLAAN APBN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun LPMP Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun LPMP Sulawesi Selatan LPMP SULSEL, 2016 1 KATA PENGANTAR P uji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-nya, telah menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016. Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 3.1 Visi dan Misi Kementerian Pendidikan Nasional Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dan sejalan dengan visi

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Makna Insan Cerdas Komprehensif

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Makna Insan Cerdas Komprehensif BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan bangsa dan sejalan dengan visi pendidikan nasional, maka visi pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN

INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2015-2019 Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah Direktur Jenderal Kebudayaan Hotel Mercure Ancol Jakarta, 16 April

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 Bandung, 11 Januari 2018 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 A. Program Kerja 2018 2 Visi-Misi Pembangunan 2015-2019 VISI : Terwujudnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

STRATEGI MEWUJUDKAN GENERASI EMAS BANGSA

STRATEGI MEWUJUDKAN GENERASI EMAS BANGSA STRATEGI MEWUJUDKAN GENERASI EMAS BANGSA Jakarta, 10 OKTOBER 2015 OLEH: WARTANTO SESDITJEN PAUD DIKMAS Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 Visi Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan bangsa dan sejalan dengan visi pendidikan nasional, maka visi pembangunan pendidikan di Kabupaten Sumbawa

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1 Visi Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga menjawab

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional POKOK-POKOK PENJELASAN PERS MENTERI NEGARA PPN/ KEPALA BAPPENAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. LANDASAN HUKUM 4 C. MAKSUD DAN TUJUAN 6 D. SISTEMATIKA PENULISAN 6 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : bahwa dalam mewujudkan masyarakat Bantul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Lamandau ( ) 1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Lamandau ( ) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, disebutkan bahwa setiap Provinsi, Kabupaten/Kota wajib menyusun RPJPD

Lebih terperinci

BAB IV BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

BAB IV BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR 41 LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.793, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Tata Laksana. Penataan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TATALAKSANA KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG Page 1 BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara (Sagala, 2006).

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG Untuk memberikan arahan pada pelaksanaan pembangunan daerah, maka daerah memiliki visi, misi serta prioritas yang terjabarkan dalam dokumen perencanaannya. Bagi

Lebih terperinci

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF Harris Iskandar Direktur Jenderal Disampaikan pada Rapat Koordinasi BAN PAUD dan PNF dan BAP PAUD dan PNF Tahun 2017 Bogor, 23 November

Lebih terperinci

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL I. UMUM Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat

Lebih terperinci

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Penguatan dan Pemanfaatan Hasil Akreditasi

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Penguatan dan Pemanfaatan Hasil Akreditasi Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Penguatan dan Pemanfaatan Hasil Akreditasi Harris Iskandar Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas Disampaikan pada Rakornas BAN PAUD dan PNF Tahun 2018 Yogyakarta, 22

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (pilkada). Visi Kepala

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang, karena pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kehidupan setiap manusia. Dengan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD)

Lebih terperinci

2017, No Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia secara menyeluruh dan terpadu; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur

2017, No Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia secara menyeluruh dan terpadu; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur No.104, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIKBUD. Kebudayaan. Pemajuan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6055) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

MASALAH DAN ISU STRATEGIS PENDIDIKAN

MASALAH DAN ISU STRATEGIS PENDIDIKAN MASALAH DAN ISU STRATEGIS PENDIDIKAN Dalam rangka : PENYUSUNAN RENCANA KEBIJAKAN DAN PROGRAM SUBDINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN PENDIDIKAN TINGGI BANTEN TUJUAN Menyelaraskan persepsi dan pemahamaman pemerintah

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 45 mengamanatkan Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di bawah ini struktur organisasi Kemdikbud sesuai Permendiknas Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemdikbud.

BAB I PENDAHULUAN. Di bawah ini struktur organisasi Kemdikbud sesuai Permendiknas Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemdikbud. BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia pasal 31, bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Development is not a static concept. It is continuously changing. Atau bisa

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN PUSAT PENDIDIKAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS

KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS Ir. Agus Pranoto Basuki, M.Pd KEPALA BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PAUD

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 08 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 08 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 08 TH. 2010 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK, Menimbang

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 NOMOR SP DIPA-23.2-/217 DS9899-2867-4768-95 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013

PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013 aminhaedari@yahoo.com PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013 DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT RENSTRA KEMDIKBUD TAHUN (Artikel 24)

ANALISIS SWOT RENSTRA KEMDIKBUD TAHUN (Artikel 24) ANALISIS SWOT RENSTRA KEMDIKBUD TAHUN 2010-2014 (Artikel 24) O L E H : S U B I S U D A R T O Renstra perlu dianalisis melalui Analisis SWOT Sesuai Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Disampaikan pada: Rapat Koordinasi Nasional BAN PAUD DAN PNF The Alana Hotel Yogyakarta Jumat, 10 Februari 2017 1 Kebijakan Umum Kebijakan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MATERI PAPARAN DIREKTUR BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR FASILITASI PENGUSAHAAN JALAN DAERAH KENDARI, 10 11 MEI 2016 VISI DAN 9

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN 2015-2019 BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENKES Kesehatan Gedung Prof Dr. Sujudi Lantai 8 9 Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav.

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN A. Visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) 2005 2025 menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 957, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Tingkat Satuan Pendidikan. Dasar. Menengah. Kurikulum. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGELOLAAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI PADA DIREKTORAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI

PERENCANAAN PENGELOLAAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI PADA DIREKTORAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI P PERENCANAAN PENGELOLAAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI PADA DIREKTORAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI OLEH: MULA SINAGA Selayang Pandang Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan

Lebih terperinci

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA Tahun 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembahasan isu-isu strategis dan analisis situasi dalam penyusunan rencana strategis (Renstra) Kopertis Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai level/jenjang pendidikan. Mulai dari pendidikan dasar, menengah, sampai pendidikan tinggi.

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGANGGARAN TUNJANGAN PROFESI GURU Oleh : Kasubbag Renkeu Kanwil Kemenag

KEBIJAKAN PENGANGGARAN TUNJANGAN PROFESI GURU Oleh : Kasubbag Renkeu Kanwil Kemenag KEBIJAKAN PENGANGGARAN TUNJANGAN PROFESI GURU 2016 Oleh : Kasubbag Renkeu Kanwil Kemenag VISI: TERWUJUDNYA INDONESIA YG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKERIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG Keamanan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi tiga prioritas pembangunan pendidikan nasional, meliputi 1. pemerataan dan perluasan akses pendidikan, 2. peningkatan mutu, relevansi dan daya saing,

Lebih terperinci

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP)

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP) LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP) Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat menyelesaikan kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masuh belum cukupnya kualitas SDM yang menangani pembangunan. Disamping kualitas SDM, kualitas jenjang pendidikan di Dinas-dinas

BAB I PENDAHULUAN. masuh belum cukupnya kualitas SDM yang menangani pembangunan. Disamping kualitas SDM, kualitas jenjang pendidikan di Dinas-dinas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas SDM bidang infrastruktur sangat penting, mengingat infrastruktur memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan kesejahteraan sosial, pertumbuhan

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini fenomena reformasi birokrasi merupakan isu penting bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2014 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai

Lebih terperinci

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Rencana Kinerja (Renja) BPPTPM Prov.Kep.Babel TA.2016 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Visi BKPM dalam periode 2015-2019 adalah sebagai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 7 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMENEP, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci