PENILAIAN KEANDALAN SISTEM INTERKONEKSI 150 KV DI WILAYAH JAWA TENGAH DAN DIY DENGAN METODE MONTE CARLO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENILAIAN KEANDALAN SISTEM INTERKONEKSI 150 KV DI WILAYAH JAWA TENGAH DAN DIY DENGAN METODE MONTE CARLO"

Transkripsi

1 PENILAIAN KEANDALAN SISTEM INTERKONEKSI 150 KV DI WILAYAH JAWA TENGAH DAN DIY DENGAN METODE MONTE CARLO Fahmi, Ontoseno Penangsang, Adi Soeprijanto Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111, fahsbro@gmail.com Pada Tugas Akhir ini akan dibahas mengenai perhitungan nilai LOLP (Loss Of Load Probability ) dari sebuah sistem tenaga listrik di wilayah Jawa tengah dengan menggunakan metode Monte Carlo terutama untuk memperkirakan dampak dari sifat yang tidak pasti pada FOR (Forced Outage Rate) dari generator,hal ini bertujuan untuk mendapatkan nilai keandalan dari sebuah sistem tenaga listrik di Jawa Tengah dan DIY. Di samping itu juga untuk menganalisis cadangan daya yang ada pada sistem dan bagaimana meningkatkan keandalan dari sistem tersebut. Metode Monte Carlo ini menggunakan bilangan random untuk mendapatkan sampling statistik. Berdasarkan hasil simulasi didapatkan nilai LOLP sebesar 0,6245 hari/tahun yang berarti telah sesuai dengan standart PLN sebesar 1 hari/tahun. Kata Kunci : Force Outage, Loss of Load Probability dan Monte Carlo PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unit tiap pembangkit di sebuah sistem tenaga listrik berfungsi untuk menyediakan daya agar permintaan beban dapat terlayani. Setiap waktu, unit pembangkit dapat mengalami gangguan sehingga tidak dapat beroperasi. Jika gangguan terjadi secara bersamaan pada beberapa unit pembangkit yang besar, maka terdapat kemungkinan daya tersedia dalam sistem tenaga listrik berkurang sedemikian besar sehingga sistem tidak mampu melayani beban[1]. Kemungkinan bahwa sistem tidak dapat melayani beban atau kebutuhan pelanggan tenaga listrik dinyatakan dengan indeks probabilitas kehilangan beban (loss of load probability, LOLP). LOLP menggambarkan besar-kecilnya peluang terhadap terjadinya kehilangan beban sebagai akibat kurangnya daya tersedia dalam sistem [14]..LOLP didefinisikan sebagai kemungkinan dimana kapasitas daya yang mengalami force outage melebihi dari cadangan daya pada sistem. LOLP ini dievaluasi untuk beberapa beban puncak atau distribusi beban puncak [2-3]. Kemungkinan kehilangan beban ini merupakan resiko yang dihadapi dalam mengoperasikan sistem tenaga listrik. Metoda Monte Carlo adalah salah cara perhitungan untuk mendapatkan nilai LOLP. Nilai LOLP. 2. KONSEP KEANDALAN DAN METODE MONTE CARLO 2.1 Konsep Umum Keandalan Keandalan adalah kemungkinan bekerjanya suatu peralatan atau sistem sesuai dengan fungsinya dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi operasi tertentu[2]. Keandalan sistem tenaga listrik merupakan suatu ukuran tingkat pelayanan sistem terhadap pemenuhan kebutuhan energi listrik konsumen. Ada empat faktor yang berhubungan dengan keandalan, yaitu probabilitas, bekerja sesuai dengan fungsinya, periode waktu dan kondisi operasi[9]. 1. Probabilitas (probability) Probabilitas (probability) adalah suatu ukuran yang dapat dinyatakan secara angka dengan nilai antara 0 dan 1 atau antara 0 dan 100%. 2. Bekerja sesuai dengan fungsinya / unjuk kerja Faktor yang menandakan perlunya diadakan kriteria-kriteria tertentu untuk menyatakan peralatan atau sistem beroperasi secara memuaskan. 3. Periode waktu Faktor yang menyatakan ukuran dari periode waktu yang digunakan dalam pengukuran probabilitas. 4. Kondisi Operasi Faktor ini menyatakan pada kondisi operasi yang dilakukan untuk mendapatkan angka keandalan. Suatu unit pembangkit dapat keluar dari sistem operasi tenaga listrik, sehingga tidak dapat membangkitkan energi listrik untuk mensuplai daya listrik. Dalam keadaan ini, unit pembangkit mengalami outage. Outage (pelepasan) adalah keadaan dimana suatu komponen tidak dapat bekerja sesuai fungsinya. 2.2 Jadwal Pemeliharaan dalam Sistem dan Status Unit Pembangkit

2 Peralatan dalam sistem tenaga listrik perlu dipelihara secara periodik sesuai dengan petunjuk dari buku pemeliharaan yang dibuat oleh pabriknya. Penundaan pemeliharaan akan memperbesar kemungkinan rusaknya peralatan oleh karena itu jadwal pemeliharaan peralatan harus ditaati. Pemeliharaan yang teratur selain memperpanjang umur ekonomis peralatan juga mempertinggi keandalan peralatan. Jika memperhatikan gambar 2.1 maka pemeliharaan dapat memperkecil nilai Forced Outage Hours yang berarti dapat lebih diandalkan bagi kepentingan operasi jam (1 tahun) Jam-jam unit-unit pembangkit beroperasi Jam-jam unit-unit pembangkit menjalani pemeliharaan yang direncanakan Jam-jam unit pembangkit siap operasi tetapi tidak dioperasikan atau (Stand By) Jam-jam unit-unit pembangkit dalam keadaan gangguan (Forced Outage Hours) Gambar 2.1 Diagram kesiapan peralatan dalam satu tahun Jika angka-angka Forced Outage Hours, Planed Outage Hours dan Operating Available Hours masing-masing dibagi dengan 8760 jam, maka akan didapat nilai Forced Outage Factor (FOF), Planed Outage [1]. Keandalan operasi sistem tidak hanya bergantung pada cadangan daya tersedia dalam sistem tetapi juga pada besar kecilnya nilai FOR per tahun dari unit-unit pembangkit yang beroperasi. Keandalan operasi sistem akan makin tinggi apabila daya tersedia dalam sistem makin terjamin. Tingkat jaminan tersedianya( availibility) dalam sistem bergantung pada : a) Besarnya cadangan daya tersedia b) Besarnya Forced Outage Hours unit pembangkit dalam satu tahun Ukuran sering tidaknya pembangkit unit pembangkit mengalami gangguan dinyatakan dengan Forced Outage Rate (FOR) atau unavailabilty. Unavailabi lity( FOR) Ub Ut Ut....(1) Availability Ub Ub Ut Keterangan : Ut : jam unit terganggu Ub : jam unit beroperasi.... (2) 2.3 Peramalan Beban Salah satu factor yang sangat menentukan dalam membuat rencana operasi Sistem Tenaga Listrik adalah perkiraan beban yang akan dialami oleh system tenaga listrik.tidak ada rumus eksak untuk ini karena besarnya beban ditentukan oleh para pemakai (konsumen) tenaga listrik yang secara bebas dapat menentukan pemakaiannya.salah satu metode peramalan yang digunakan adalah metode ARIMA (Autoregression Integrated Moving Average) Tahapan Metode ARIMA (Box-Jenkins) Langkah-langkah penerapan metode ARIMA secara berturut-turut adalah: 1. spesifikasi atau identifikasi model, 2. pendugaan parameter model, 3. diagnostic checking, dan 4. peramalan. Berikut akan diterangkan setiap tahapan itu dalam bentuk flowchart : Rumuskan model umum dan uji stationeritas data Identifikasi model sementara (tentatif) dengan memilih (p,d,q) Estimasi parameter model Pemeriksaan uji diagnosa: Apakah model memadai 1 Penggunaan model untuk peramalan FOR Gambar 2.2 gambar flowchart tahapan ARIMA Model Umum dan uji Stasioner. Data runtut waktu yang stasioner adalah data runtut waktu yang nilai rata-ratanya tidak berubah. Apabila data yang menjadi input dari model ARIMA tidak stasioner, perlu dilakukan modifikasi untuk menghasilkan data yang stasioner. Salah satu cara yang umum dipakai adalah metode pembedaan (differencing), yaitu mengurangi nilai data pada suatu tidak

3 periode dengan periode sebelumnya.metode Box- Jenkins hanya dapat diterapkan, menjelaskan, atau mewakili series yang stasioner atau telah dijadikan stasioner melalui proses differencing [10]. Karena series stasioner tidak mempunyai unsur trend, maka yang ingin dijelaskan dengan metode ini adalah unsur sisanya, yaitu error.untuk keperluan pengujian stasioneritas, dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti : 1. Autocorrelation function (correlogram) 2. Uji akar-akar unit 3. Derajat integrasi Suatu series dikatakan stasioner atau menunjukkan kesalahan random adalah jika koefisien autocorrelation untuk semua lag secara statistik tidak berbeda dari nol hanya untuk beberapa lag yang di depan. Kata secara statistik menunjukkan bahwa kita sedang berhubungan dengan koefisien suatu koefisien dikatakan tidak berbeda dari nol jika ia berada dalam interval 0 ± 1.96 (1/ N)..(3) Dimana : N = banyaknya observasi, pada model ini biasanya digunakan n besar Identifikasi Model Setelah data runtut waktu telah stasioner, langkah berikutnya adalah menetapkan model ARIMA (p,d,q) yang sekiranya cocok (tentatif), maksudnya menetapkan berapa p, d, dan q. jika tanpa proses differencing d diberi nilai 0, jika menjadi stasioner setelah first order differencing d bernilai 1 dan seterusnya. Dalam memilih berapa p dan q dapat dibantu dengan mengamati pola fungsi autocorrelation dan partial autocorrelation (correlogram) dari series yang dipelajari, dengan acuan sebagai berikut : Tabel 2.1 Pola Autokorelasi dan Autokorelasi Parsial Autocorrelation Partial autocorrelation ARIMA tentatif Menuju nol setelah lag q Menurun secara bertahap/bergelombang Menurun secara bertahap/bergelombang sampai lag q masih berbeda dari nol) Menurun secara bertahap/ bergelombang Menuju nol setelah lag q Menurun secara bertahap/bergelombang (sampai lag p masih berbeda dari nol) ARIMA (0,d,q) ARIMA (p,d,0) ARIMA (p,d,q) Pendugaan Parameter Model Misalkan bentuk model tentatif telah ditetapkan, langkah berikutnya adalah menduga parameternya. Pendugaan parameter model ARIMA menjadi sulit karena adanya unsur moving average yang menyebabkan ketidaklinieran parameter. Jadi disini tak lagi digunakan Ordinary Least Squares (OLS), sebagai gantinya digunakan metode penduga nonlinier. Seperti halnya dalam model regresi, kriteria pendugaan adalah sum squared error minimum. 2.4 Teori Umum Probabilitas Konsep kejadian yang dinotasikan dengan (E) dalam teori probabilitas adalah kejadian yang berhubungan dengan keluaran dari suatu eksperimen yang berulang-ulang. Probabilitas adalah nilai kebolehjadian diberikan pada suatu kejadian. Secara lebih rinci probabilitas ditetapkan sebagai fungsi real tertentu pada suatu kejadian. Nilai probabilitas berada pada interval 0 dan 1 dimana nilai probabilitas 1 menyatakan kejadian yang pasti terjadi dan nilai probabilitas 0 menyatakan kejadian yang tak mungkin terjadi. Jadi probabilitas kejadian E (P[E]) harus memenuhi persamaan berikut : 0 P[E] 1..(4) 2.5 Metode Monte Carlo Metode Monte Carlo digunakan dengan istilah sampling statistik, Penggunaan keacakan dan sifat pengulangan proses mirip dengan aktivitas yang dilakukan pada sebuah kasino.parameter dasar dari evaluasi keandalan dalam metode ini adalah dugaan secara matematis yang diberikan oleh indeks keandalan.ciri-ciri yang menonjol dari metode Monte Carlo untuk evaluasi keandalan dibahas pada point berikut[12] : Misal kita anggap nilai O adalah probabilitas kegagalan dari sebuah sistem dan X ivariabel indikator nilai 1 dan 0 yang menyatakan bahwa: X i = 0 Jika sistem dalam keadaan up state X i =1 Jika sistem dalam keadaan down state Perhitungan dari ketidaktersediaan dari sebuah sistem diberikan oleh: Ō = i (5) 3. SISTEM 150 KV di JAWA TENGAH & DIY 3.1 Pembangkit Thermis di Jawa Tengah & DIY Tugas akhir ini membahas mengenai sistem 150 KV. Pembangkit yang terhubung dengan sistem 500 KV tidak diperhatikan. Namun IBT 500/150KV sebagai penyalur daya dari sistem 500 KV ke sistem 150 KV dalam hal ini dianggap sebagai pembangkit. Keterangan mengenai IBT 500/150 KV dijelaskan lebih detail pada subbab 3.3. Berdasarkan single line diagram yang terdapat pada lampiran I konfigurasi sistem region 3 serta berdasarkan Rencana Pekerjaan

4 P3B di Region Jawa Tengah & Daerah Istimewa Yogyakarta Tabel 3.1 Pembangkit Thermis di Jawa Tengah & DIY [5] No Pembangkit CAP Daya Mampu 1. PLTU TBROK U.1 50,00 42,00 2. PLTU TBROK U.2 50,00 42,00 3. PLTU TBROK U.3 200,00 190,00 4. PLTGU TBROK U ,65 102,00 5. PLTGU TBROK U ,65 102,00 6. PLTGU TBROK U ,65 102,00 7. PLTGU TBROK ST ,00 153,00 8. PLTGU TBROK U ,65 102,00 9. PLTGU TBROK U ,65 102, PLTGU TBROK U ,65 102, PLTGU TBROK U ,00 153, PLTU CILACAP U.1 300,00 281, PLTU CILACAP U.2 300,00 281, PLTG CILACAP U.1 33,70 18, PLTG CILACAP U.2 30,40 18, PLTP DIENG 60,00 45, PLTU REMBANG1 315,00 300,00 TOTAL THERMIS 2373, ,00 Terlihat dari tabel bahwa terdapat 17 Pembangkit thermis yang mensuplai daya pada region 3.Kapasitas daya terpasang total sebesar 2373 MW dan daya mampu sebesar 2135 MW.Data pembangkit diambil dalam kurun waktu antara tahun Sebagai catatan terdapat penambahan Pembangkit yaitu PLTU Rembang Pada tahun yang mempunyai Kapasitas Daya Terpasang sebesar 315 MW. 3.2 PLTA di Jawa Tengah Berdasarkan data laporan harian pelaksana operasi region pembangkit di jawa tengah dan DIY Pembangkit yang terhubung dengan saluran saluran 150 KV ada 7 pembangkit dimana beberapa diantaranya mempunyai blok pembangkitan daya. Tabel 3.2 PLTA di Jawa Tengah & DIY [5] No. Pembangkit Daya Terpasang (MW) Daya Mampu (MW) 1. JELOK U.1 5,12 5,05 2. JELOK U.2 5,12 5,05 3. JELOK U.3 5,12 5,05 4. JELOK U.4 5,12 5,05 5. TIMO U.1 4,00 3,94 6. TIMO U.2 4,00 3,94 7. TIMO U.3 4,00 3,94 8. GARUNG U.1 13,20 13,04 9. GARUNG U.2 13,20 13, KETENGER U.1 3,52 3, KETENGER U.2 3,52 3, KETENGER U.3 1,00 0, WA LINTANG U.1 9,60 8, WA LINTANG U.2 9,60 8, KEDUNG OMBO 22,50 22, MRICA U.1 60,30 59,80 17 MRICA U.2 60,30 59,80 18 MRICA U.3 60,30 59,80 Total Daya Pembangkit 287,12 285,42 Seperti yang terlihat di dalam table bahwa kapasitas total Daya Terpasang dari PLTA di region Jawa Tengah & Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 287 MW.Dimana PLTA MRICA menyumbang daya terbesar yaitu sebesar 3 x MW atau sebesar MW 3.3 Inter Bus Transformer 500/150 KV di Jawa Tengah & DIY IBT adalah singkatan dari Inter Bus Transformer IBT 500/150kV dalam konfigurasi sistem 150 KV region 3 Jawa Tengah dianggap sebagai suatu sumber generator yang menyuplai sistem 150 KV dengan kapasitas daya tertentu. Terdapat 2 IBT 500/150kV di region Jawa Tengah.yang pertama adalah Gitet Ungaran yang terdiri dari 2 Gitet dan Gitet Pedan yang juga mempunyai 2 Gitet Tabel 3.3 IBT 500/150 KV di Region 3 [6] LOKASI MVA GITET UNGARAN GITET UNGARAN GITET PEDAN GITET PEDAN Berdasarkan laporan IBT yang diambil secara acak melalui periode antara 28 Maret 2006 sampai dengan 27 maret 2011 dapat dilihat bahwa kemampuan daya maksimum yang dipasok dari region lain yang masuk pada IBT region 3 berada di kisaran antara MW. Namun pada akhir Maret terdapat penambahan pembangkit dari proyek MW yaitu PLTU Rembang unit 1 yang mulai dioperasikan.dengan Kapasitas sebesar 315 MW pada akhir Maret.Maka Hal tersebut menyebabkan terjadinya penurunan supply daya pada IBT di region 3. Dengan Asumsi bahwa terjadi penurunan pasokan daya dari region lain akibat penambahan pembangkit maka asumsi IBT daya maksimum yang disupply untuk sistem region 3 sebesar 1000 MW. 3.4 Forced Outage Rate Pembangkit. Data catatan pembangkit selama 5 tahun mulai tanggal 28 Maret Maret 2010 digunakan untuk mengetahui kondisi tiap pembangkit selama satu tahun. Kondisi saat Maintenance Outag e (MO), Forced Outage (FO), Planed Outage (PO), Starting Failure (SF) serta non Curtailment (NC) adalah keadaan yang menyebabkan pembangkit tidak bisa beroperasi atau tidak bisa memasok daya. Data

5 tersebut nantinya akan digunakan untuk mendapatkan FOR di tahun mendatang 3.5 Beban Sistem Beban sistem ditunjukkan oleh kurva beban harian. Kurva beban harian 150 KV yang akan digunakan adalah kurva lama beban harian yang dipilih adalah kurva lama beban harian selama 3 tahun terakhir yaitu periode antara desember sampai dengan februari untuk setiap tahunnya mulai tahun Dengan Rincian: a.tahun pertama Periode 30 November-28 Februari b.tahun kedua Periode 29 November-27 Februari c.tahun ketigaperiode 28 November -26 Februari SIMULASI DAN ANALISIS 4.1 Peramalan Beban. Dalam subbab ini akan dijelaskan bagaimana mencari nilai LOLP dari sebuah sistem 150 KV di Jawa Tengah. Seperti yang dibahas di bab sebelumnya bahwa untuk menghitung LOLP (Loss Of Load Probability) dibutuhkan data peramalan beban, data FOR dan data IBT (interconnection Bus Transformer). Peramalan beban menggunakan salah satu metode dari Time Series yaitu ARIMA (Autoregression Moving Average) untuk memprediksi nilai beban harian selama setahun ke depan ARIMA Model Sebagaimana yang telah dijelaskan tentang ARIMA di bab 2 bahwa metode ini dapat meramalkan data dari sebuah variabel independen yang sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan variabel dependentnya. Perhitungan ARIMA dilakukan di dalam software SPSS 19 yang mempunyai perintah Expert Modeler.Expert Modeler merupakan perintah yang digunakan untuk memodelkan ARIMA yang yang cocok dengan uji estimasi yang dilakukan secara otomatis. Data input yang digunakan adalah data beban harian tiap setengah jam yang diambil pada laporan operasi pelaksana harian selama 273 hari atau setiap periode desember-februari tahun 2008 hingga tahun 2011.Sedangkan Data output adalah data beban harian yang diramal tiap setengah jam selama 84 hari Gambar 4.1 peramalan beban harian model Data FOR (Forced Outage Rate) Data FOR yang digunakan untuk menganalisis sistem didapat melalui data FOR periode 5 tahun sebelumnya yaitu mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2011 yang ada pada bab 3.Dengan asumsi bahwa data FOR baru dari masingmasing pembangkit merupakan nilai rata-rata dari data FOR tahun-tahun sebelumnya. Alasan dipakainya data FOR baru yang didapatkan melalui penjumlahan rata-rata karena FOR mempunyai nilai perubahan yang tidak dapat diprediksi karena tergantung dari kerusakan yang terjadi dari masing-masing pembangkit itu sendiri.oleh karena itu dipakai data History dari FOR masing-masing Pembangkit Tabel 4.1 FOR baru NO PEMBANGKIT FOR 1-FOR 1. IBT 500/150 kv PLTU TBROK# PLTU TBROK# PLTU TBROK# PLTU CLACAP# PLTU CLACAP# PLTU RMBANG PLTG CLACAP# PLTG CLACAP# PLTP DIENG PLTA JELOK PLTA TIMO PLTA GRUNG PLTA KTNGER PLTA WDLIN PLTA K.OMBO PLTA MRICA# PLTA MRICA # PLTA MRICA# PLTGU TBROK# PLTGU TBROK# PLTGU TBROK# PLTGU TBROK# PLTGU TBROK# PLTGU TBROK# PLTGU TBROK# PLTGU TBROK# PLTA WDLIN# PLTA TIMO#

6 30. PLTA TIMO# PLTA GRUNG# PLTA KTENGER# PLTA KTENGER# PLTA JELOK# PLTA JELOK# PLTA JELOK Rule Generator Rule Generator Didapat dari nilai FOR. Dengan menganggap bahwa daya yang disuplai bernilai OFF ketika berada pada range nilai FOR dan juga daya yang disuplai akan bernilai ON pada nilai di luar range dari FOR yang di dapat. Berdasarkan data FOR baru dari masing-masing Pembangkit maka akan didapatkan rule untuk menentukan bagaimana keadaan kombinasi total daya pembangkitan 4.3 Model Monte Carlo Model yang digunakan adalah model monte carlo yang sekuensial yaitu model bilangan acak yang dibangkitkan untuk menentukan status dari masing-masing generator.setelah bilangan acak didapatkan maka bilangan tersebut ditarik sesuai dengan distribusi probabilitias unit pembangkit [13]. Pembangkitan nilai acak dilakukan dengan 34 baris dan N kolom.artinya bahwa jumlah pembangkit dari simulasi ini berjumlah 34 (PLTA ketenger digabung karena semua unitnya mempunyai FOR bernilai 0),sedangkan nilai kolom berubah-ubah sesuai dengan jumlah pengambilan acak dilakukan. Hal ini dilakukan karena di dalam simulasi ini tidak diketahui berapa nilai dari jumlah pengambilan acak yang akan membuat kurva menjadi konvergen yang mengindikasi kan bahwa nilai tersebut valid Pembangkitan Acak Angka acak dibangkitkan berdasarkan jumlah pembangkit dan N pengambilan acak.berdasarkan data di bab 3 disebutkan bahwa jumlah dari pembangkit adalah sebanyak 34 buah dimana.setiap pembangkit tersebut dibangkitkan nilai acak sebesar N penarikan sampel. Gambar 4.2 Pembangkitan nilai acak untuk N penarikan sampel Penentuan Nilai On-Off tiap pembangkit Setelah nilai acak dibangkitkan dan dibandingkan dengan nilai rule dari generator yang ada.maka akan akan terdapat nilai nol dan satu.apabila nilai acak tadi berada dalam nilai jangkauan rule generator maka pembangkit dikatakan Off dan disimbolkan dengan angka satu begitu juga sebaliknya Gambar 4.3 Kemungkinan status pembangkit berdasarkan angka acak Kombinasi Pembangkit dari Sistem Setelah didapatkan nilai status dari pembangkit untuk jumlah N penarikan sampel,maka nilai status tersebut dikonversi menjadi daya mampu tiap pembangkit dan dijumlah,sehingga nanti terdapat jumlah kombinasi total daya mampu sistem sebanyak jumlah penarikan sampel Gambar 4.4 Kemungkinan Kombinasi Pembangkit Matriks Pengurangan Setelah kombinasi total daya pembangkit sebanyak N sampel penarikan.daya tersebut dibandingkan dengan beban harian tiap setengah jam secara kumulatif.apabila nilai total daya lebih besar sama dengan nilai beban maka terdapat surplus daya atau cadangan daya begitu juga apabila total daya yang tersedia lebih kecil sama dengan nilai beban yang dibandingkan maka akan terjadi defisit daya dan akan

7 hari/tahun yaitu dengan cara mengkali jumlah hari dalam satu tahun dan dibagi jumlah jam. Maka akan didapatkan nilai LOLP seperti terlihat gambar di bawah: Gambar 4.5 Matriks Pengurangan antara kombinasi pembangkit dengan beban harian Probabilitas Kemungkinan Setelah dibandingkan maka cadangan daya yang surplus akan diberi nilai angka nol sedangkan defisit daya akan dikonversi menjadi angka 1. Terlihat pada gambar bahwa nilai biner 1 tersebut dijumlah sehingga akan diketahui probabilitas matinya pembangkit pada jam tertentu Setelah nilai yang menyatakan bahwa sistem tidak mampu mensuplai beban.tiap baris menyatakan periode waktu setengah jam dalam sehari.arti 6 dalam baris ke38 adalah 6 kemungkinan dari penarikan sebanyak N sampel kemungkinan ketika total daya tidak mampu memasok total beban.nilai biner tadi dijumlah untuk periode perharinya kemudian dikalikan 0.5 dengan alasan bahwa rumus untuk mencari LOLP adalah: LOLP= N i 1 N S e (6) LOLP = Loss of Load Probability S e = banyak kemungkinan padamnya tiap jamnya N = N jumlah sampel penarikan Gambar 4.7 LOLP untuk penarikan acak sebanyak 2000 penarikan acak. Seperti yang dijelaskan di bab 2 bahwa nilai LOLP dikatakan valid ketika mempunyai grafik konvergen dalam artian bahwa nilai LOLP tidak berubah.maka alasan dipakainya 2000 penarikan acak adalah nilai untuk penarikan sebanyak N sampel sebelumnya sudah tidak banyak berubah.seperti yang terlihat pada tabel dan kurva berikut: Tabel 4.2 Perbandingan sampel acak dengan LOLP No. Sampel acak LOLP Sedangkan grafik Kurva Konvergensi seperti yang terlihat dibawah ini probabilitas "N"pengacakan Gambar 4.6 Probabilitas Loss of load Setelah itu nilai biner 1 yang merepresentasikan sistem yang padam dijumlah untuk tiap jamnya maka akan didapatkan nilai LOLP jam/hari.hal tersebut terus dilakukan selama 84 hari atau 12 minggu. Nilai yang didapatkan adalah nilai LOLP jam/hari sebanyak 84 kali yang kemudian nilai LOLP jam/hari dirata-rata dan dikonversi menjadi nilai LOLP Gambar 4.8 Kurva Konvergensi untuk LOLP 4.4 Cara meningkatkan Keandalan Sistem Berdasarkan bab II bahwa keandalan sistem dipengaruhi nilai FOR dari masing-masing pembangkit dan ketersediaan cadangan daya dalam sistem. Maka untuk meningkatkan keandalan sistem sebagai berikut:

8 4.4.1 Memperkecil nilai FOR pembangkit Pada sistem 150 KV di Jawa Tengah & DIY pembangkit yang memiliki nilai FOR yang paling tinggi adalah PLTGU TBROK#2.3 dengan kemampuan daya MW dan nilai FOR sebesar Hal yang menyebabkan nilai FOR PLTGU TBROK#2.3 tinggi adalah sebagai berikut : PLTGU TBROK#2.3 Penyebab outage: 1. Status :PO (Planned Outage) Waktu : :00: :07:00 Total waktu : 355 jam 7 menit Alasan : Major Inspection 2. Status : FO1(Forced Outage) Waktu : :00: :50:00 Total waktu Alasan PLTGU TBROK2.2 Penyebab outage: :189 jam 50 menit : Gangguan dumper GTG yang menuju HRSG Status : FO1( forced outage ) Waktu : :30: :00:00 Total waktu Alasan : 764 jam 30 menit : FO dilanjut HGPI s.d 3 Juli Status : FO1( forced outage ) Waktu : :25: :16:00 Total waktu Alasan : 191 jam 51 menit : gangguan pembakaran PLTU TBROK 1 Penyebab outage: 1. Status : MO ( Maintenance Outage ) Waktu : 101 jam 38 menit Total waktu : :15: :53:00 Alasan : Pek Boiler bocor 2. Status : FO1( forced outage ) Waktu : :50: :24:00 Total waku Alasan : 818 jam 34 menit :Shutdown untuk perbaikan fuel oil heater Memperbesar Cadangan Daya Kapasitas maksimum total pembangkit untuk sistem 150 KV adalah 2420 MW sedangkan beban sistem tertinggi adalah untuk beban di tahun sebesar Artinya sistem di region 3 atau region Jawa Tengah & DIY defisit daya sebesar MW dan bergantung daya impor dari region lain. Apabila perhitungan daya total pembangkit melibatkan IBT yang disuplai dari region lain dan diasumsikan bahwa IBT yang di suplai merupakan IBT maksimum yaitu sebesar 1000 MW maka Cadangan daya terendah di region 3 jika dibandingkan dengan beban maksimum adalah sebesar te MW untuk sistem 150 KV di Jawa Tengah & DIY. Cadangan daya yang besar akan meningkatkan keandalan atau dengan kata lain nilai LOLP semakin kecil. Untuk memperbesar cadangan daya tentunya harus menambah kapasitas unit pembangkit. Menambah kapasitas unit pembangkit perlu memperhitungkan nilai investasi yang harus disediakan untuk membangun pembangkit baru. Penambahan pembangkit baru juga memperhatikan kurva beban sistem dan prediksi untuk beban sistem dalam beberapa tahun kedepan sehingga akan diketahui berapa kapasitas daya yang harus disediakan untuk mengimbangi beban sistem agar keandalan sistem tetap terjamin dan diharapkan sesuai dengan standart international yaitu 0.25 hari/tahun. 5. KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil yang didapatkan dari simulasi dalam penulisan tugas akhir ini, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1. Faktor yang paling mempengaruhi nilai keandalan sistem 150 KV dari sisi pembangkit PLTGU TBROK#2.3 yang memiliki nilai FOR yang tinggi. 2. Perhitungan LOLP menggunakan metoda monte carlo pada sistem 150 KV ketika dihadapkan pada beban sistem bernilai hari/tahun yang berarti bahwa sistem mempunyai keandalan yang sangat tinggi dan memenuhi standart PLN yaitu 1 hari/tahun[16]. Namun selisih antara beban puncak dengan kapasitas total daya pembangkit adalah MW,hal ini mengindikasikan bahwa keandalan sistem di Jawa Tengah & DIY sangat bergantung kepada daya suplai dari region lain Keandalan sistem 150 KV di Jawa Tengah & DIY kurang dari 0.25 hari/tahun hal ini berarti keandalan sistem belum memenuhi standart internasional. 3. Cara meningkatkan keandalan sistem 150 KV di Jawa Tengah & DIY terdapat dua pilihan yaitu:

9 Memperkecil nilai FOR dari pembangkit yang memiliki nilai FOR paling besar dalam hal ini adalah pembangkit PLTGU TBROK#2.3. Menambah kapasitas daya terpasang. 5.2 Saran Saran yang dapat diberikan untuk perbaikan dalam tugas akhir ini adalah : 1. Analisis keandalan menggunakan metoda Monte Carlo pada tugas akhir ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang bisa diterapkan pada sistem 150 KV di jawa tengah & DIY. 2. Perlu adanya simulasi dan analisa terhadap faktorfaktor lain yang mempengaruhi keandalan sistem. 3. Perlu diadakan penelitian bersama antara praktisi dan akademisi, terhadap masalah keandalan sistem di Region 3 ini sehingga keduanya bisa saling memberikan saran. DAFTAR PUSTAKA [1] Marsudi, Djiteng, Operasi Sistem Tenaga LIstrik, Graha Ilmu, Yogyakarta, [2] J. Endrenyi, Reliability Modeling in Electric Power Systems John Wiley Sons, New York,1973 [3] R. Billinton, Power System Reliability Evaluation, Gordon and Breach Science Publisher, New York, 1970 [4] Allan, R.N & Billinton, R, Reliability Evaluation of Power System, New York,1996 [5] Rencana Pekerjaan PT PLN(Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban Jawa Bali tanggal 28 Maret 2011 [6] Laporan Singkat IBT Transfer PT PLN(Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban Jawa Bali tanggal 28 Maret Maret 2011 [7] Catatan Pembangkit PT PLN(Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban Jawa Bali tanggal 28 Maret Maret 2011 [8] Laporan Harian Pelaksana Operasi Region 3 PT PLN(Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban Jawa Bali tanggal 28 November Februari 2011 [9] Sulasno, Ir, Teknik dan Sistem Distribusi Tenaga Listrik, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang,2001 [10] Mulyono, Sri,, Peramalan Harga Saham dan Nilai Tukar : Teknik Box- Jenkins, Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol. XLVIII No.2, [11] Arsyad, Lincolin, Peramalan Bisnis, Ghalia Indonesia, Jakarta,1995. [12] R.Bilington & Wenyuan Li, Reliability Assesment of Electric Power System using Monte Carlo methods, Plenum Press, [13] C. Singh, T. Pravin Chander and Jun Feng. Convergence characteristics of two Monte Carlo models for reliability evaluation of interconnected power systems, IEEE Trans., 1993 [14] Djiteng Marsudi, Ir, Pembangkitan Energi Listrik, Penerbit Erlangga, Jakarta, [15] Evaluasi Hasil Operasi Sub Sistem Tenaga Listrik Region Jawa Tengah dan DIY (RJTD) tahun 2005,PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali Region Jateng dan DIY,Semarang [16] Buku laporan perencanaan, RUPTL,sistem Jawa-Madura-Bali,PT.PLN (Persero),2006. RIWAYAT HIDUP PENULIS Penulis bernama lengkap Fahmi dilahirkan pada tanggal 22 Oktober 1989 di Surabaya, Jawa Timur. Penulis masuk ke Jurusan Teknik Elektro ITS tahun 2007 dengan NRP

Suatu sistem tenaga listrik memiliki unit-unit pembangkit yang bertugas menyediakan daya dalam sistem tenaga listrik agar beban dapat terlayani.

Suatu sistem tenaga listrik memiliki unit-unit pembangkit yang bertugas menyediakan daya dalam sistem tenaga listrik agar beban dapat terlayani. Suatu sistem tenaga listrik memiliki unit-unit pembangkit yang bertugas menyediakan daya dalam sistem tenaga listrik agar beban dapat terlayani. Unit pembangkit dapat mengalami gangguan setiap waktu yang

Lebih terperinci

ANALISIS KEANDALAN SISTEM 150 KV DI WILAYAH JAWA TIMUR

ANALISIS KEANDALAN SISTEM 150 KV DI WILAYAH JAWA TIMUR ANALISIS KEANDALAN SISTEM 150 KV DI WILAYAH JAWA TIMUR Ridwan Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111, Email : ridwan_elect@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) B 1

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) B 1 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) B 1 Penilaian Keandalan Sistem Tenaga Listrik Jawa Bagian Timur Dan Bali Menggunakan Formula Analitis Deduksi Dan Sensitivitas Analitis

Lebih terperinci

ANALISA PENAMBAHAN IBT (INTER BUS TRANSFORMER) 500/150 KV GITET UNGARAN TERHADAP KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK DI REGION JAWA TENGAH-DIY

ANALISA PENAMBAHAN IBT (INTER BUS TRANSFORMER) 500/150 KV GITET UNGARAN TERHADAP KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK DI REGION JAWA TENGAH-DIY ANALISA PENAMBAHAN IBT (INTER BUS TRANSFORMER) 500/150 KV GITET UNGARAN TERHADAP KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK DI REGION JAWA TENGAH-DIY M Zainal Arifin H 1, Dr. Ir. Hermawan, DEA. 2, Susatyo Handoko,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penambahan unit pembangkit. (Zein dkk, 2008), (Subekti dkk, 2008) meneliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penambahan unit pembangkit. (Zein dkk, 2008), (Subekti dkk, 2008) meneliti BAB II TINJAUAN PUSTAKA Banyak penelitian telah dilakukan mengenai keandalan sistem tenaga listrik. Perkiraan beban mendapat perhatian yang cukup besar terutama guna perencanaan penambahan unit pembangkit.

Lebih terperinci

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya) BIAStatistics (2015) Vol. 9, No. 2, hal. 7-12 LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya) Yulius Indhra Kurniawan

Lebih terperinci

ANALISIS KEANDALAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK PLN REGION 3 TAHUN

ANALISIS KEANDALAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK PLN REGION 3 TAHUN ANALISIS KEANDALAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK PLN REGION 3 TAHUN 2008-2017 Massus Subekti 1), Uno Bintang Sudibyo 2), I Made Ardit 3) Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Lebih terperinci

ANALISA KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK JAKARTA DAN BANTEN PERIODE TAHUN

ANALISA KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK JAKARTA DAN BANTEN PERIODE TAHUN TECHNOLOGIC, VOLUME 5, NOMOR 2 ANALISA KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK JAKARTA DAN BANTEN PERIODE TAHUN 2011-2013 Erwin Dermawan 1, Agus Ponco 2, Syaiful Elmi 3 Jurusan Teknik Elektro - Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya) LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya) Yulius Indhra Kurniawan, Anindya Apriliyanti P Indonesia Power UBP Suralaya,

Lebih terperinci

Studi Keandalan Sistem Kelistrikan Hingga Level Beban Tegangan Menengah di PT.Pupuk Kalimantan Timur Nama : Prita Lukitasari NRP :

Studi Keandalan Sistem Kelistrikan Hingga Level Beban Tegangan Menengah di PT.Pupuk Kalimantan Timur Nama : Prita Lukitasari NRP : Presentasi Seminar Tugas Akhir (Genap 2011) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS Studi Keandalan Sistem Kelistrikan Hingga Level Beban Tegangan Menengah di PT.Pupuk Kalimantan Timur Nama : Prita

Lebih terperinci

STUDI TENTANG INDEKS KEANDALAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK WILAYAH JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

STUDI TENTANG INDEKS KEANDALAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK WILAYAH JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI TENTANG INDEKS KEANDALAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK WILAYAH JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Gunawan Eko Prasetyo*, Ir.Sulasno **, Susatyo Handoko, ST.MT ** Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

Studi Dampak Pemeliharaan Sistem Pembangkit Terhadap Keandalan Sistem Tenaga Listrik di PT. Petrokimia Gresik

Studi Dampak Pemeliharaan Sistem Pembangkit Terhadap Keandalan Sistem Tenaga Listrik di PT. Petrokimia Gresik Studi Dampak Pemeliharaan Sistem Pembangkit Terhadap Keandalan Sistem Tenaga Listrik di PT. Petrokimia Gresik Paramita Dynaputri, Ontoseno Penangsang, I.G.N. Satriyadi Hernanda Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

Lebih terperinci

Seminar TUGAS AKHIR. Fariz Mus abil Hakim LOGO.

Seminar TUGAS AKHIR. Fariz Mus abil Hakim LOGO. Seminar TUGAS AKHIR Fariz Mus abil Hakim 2207 100 010 LOGO www.themegallery.com Studi Keandalan Jaringan Distribusi 20 kv Wilayah Malang dengan Metode Monte Carlo Pembimbing: Prof. Ir. Ontoseno Penangsang,

Lebih terperinci

OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PEMBANGKIT SISTEM 150 KV JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE MERIT ORDER

OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PEMBANGKIT SISTEM 150 KV JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE MERIT ORDER 1/6 OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PEMBANGKIT SISTEM 150 KV JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE MERIT ORDER SURIYAN ARIF WIBOWO 07100044 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS,

Lebih terperinci

BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG

BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG 2007-2016 Dari keterangan pada bab sebelumnya, dapat dilihat keterkaitan antara kapasitas terpasang sistem pembangkit dengan

Lebih terperinci

gangguan terjadi secara bersamaan sistem tidak mampu melayani beban resiko

gangguan terjadi secara bersamaan sistem tidak mampu melayani beban resiko Jika gangguan terjadi secara bersamaan pada beberapa unit pembangkit yang besar, maka ada kemungkinan daya tersedia dalam sistem berkurang sedemikian besarnya sehingga sistem tidak mampu melayani beban.

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: STUDI KEANDALAN PLTP YANG MEMASOK SUBSISTEM 150 KV JAWA BARAT PADA TAHUN 2019

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: STUDI KEANDALAN PLTP YANG MEMASOK SUBSISTEM 150 KV JAWA BARAT PADA TAHUN 2019 STUDI KEANDALAN PLTP YANG MEMASOK SUBSISTEM 150 KV JAWA BARAT PADA TAHUN 2019 Abstrak Felycia Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Sekolah Tinggi Teknik PLN Jakarta E-mail: felyciaa@gmail.com Tingkat

Lebih terperinci

Studi Keandalan Ketersediaan Daya Pembangkit Listrik pada Jaringan Daerah X

Studi Keandalan Ketersediaan Daya Pembangkit Listrik pada Jaringan Daerah X Jurnal ELKOMIKA Vol. 5 No. 1 Halaman 93-105 ISSN (p): 2338-8323 Januari - Juni 2017 ISSN (e): 2459-9638 Studi Keandalan Ketersediaan Daya Pembangkit Listrik pada Jaringan Daerah X SYAHRIAL, KANIA SAWITRI,

Lebih terperinci

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv I N Juniastra Gina, W G Ariastina 1, I W Sukerayasa 1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana 1 Staff

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari. Peralatan rumah tangga maupun industri hampir semuanya

Lebih terperinci

Studi Perbaikan Keandalan Jaringan Distribusi Primer Dengan Pemasangan Gardu Induk Sisipan Di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan

Studi Perbaikan Keandalan Jaringan Distribusi Primer Dengan Pemasangan Gardu Induk Sisipan Di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 B-119 Studi Perbaikan Keandalan Jaringan Distribusi Primer Dengan Pemasangan Gardu Induk Sisipan Di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan Fauziah, Adi

Lebih terperinci

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian IV.1 Statistika Deskriptif Pada bab ini akan dibahas mengenai statistik deskriptif dari variabel yang digunakan yaitu IHSG di BEI selama periode 1 April 2011 sampai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Waktu pengerjaan tugas akhir ini dimulai pada bulan Januari 2015, tempat

III. METODE PENELITIAN. Waktu pengerjaan tugas akhir ini dimulai pada bulan Januari 2015, tempat III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Waktu pengerjaan tugas akhir ini dimulai pada bulan Januari 2015, tempat dilakukannya tugas akhir ini di Laboratorium Sistem Tenaga (STE) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Studi Analisis Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Surabaya Menggunakan Metode Latin Hypercube Sampling

Studi Analisis Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Surabaya Menggunakan Metode Latin Hypercube Sampling JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (0) -5 Studi Analisis Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Surabaya Menggunakan Metode Latin Hypercube Sampling Agung Yanuar Wirapraja, I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda,

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) Greis S. Lilipaly ), Djoni Hatidja ), John S. Kekenusa ) ) Program Studi Matematika FMIPA UNSRAT Manado

Lebih terperinci

Optimasi Operasi Pembangkit Termis Dengan Metode Pemrograman Dinamik di Sub-Regional Bali

Optimasi Operasi Pembangkit Termis Dengan Metode Pemrograman Dinamik di Sub-Regional Bali Optimasi Operasi Pembangkit Termis Dengan Metode Pemrograman Dinamik di Sub-Regional Bali T Ar Rizqi Aulia 1, I Made Ardita Y 2 Departemen Teknik Elektro, Universitas Indonesia, Depok 16424 Tel: (021)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang II.. TINJAUAN PUSTAKA Indeks Harga Konsumen (IHK Menurut Monga (977 indeks harga konsumen adalah ukuran statistika dari perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang didapatkan.

Lebih terperinci

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X Analisis Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Listrik Dengan Menggunakan Metode Unit Decommitment (PT.PLN Wilayah Riau) Oleh: Zulfatri Aini Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan

Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan METODE BOX JENKINS Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan utk semua tipe pola data. Dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori II.1.1 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) IHSG di BEI meliputi pergerakan-pergerakan harga untuk saham biasa dan saham preferen. IHSG

Lebih terperinci

Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20 kv PT.PLN Rayon Lumajang dengan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis)

Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20 kv PT.PLN Rayon Lumajang dengan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis) B-462 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20 kv PT.PLN Rayon Lumajang dengan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis) Achmad

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 15 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perkembangan ekonomi dan bisnis dewasa ini semakin cepat dan pesat. Bisnis dan usaha yang semakin berkembang ini ditandai dengan semakin banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Permintaan energi listrik di Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup pesat dan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Dalam rangka

Lebih terperinci

ANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI

ANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI ANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI E D Meilandari 1, R S Hartati 2, I W Sukerayasa 2 1 Alumni Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana 2 Staff Pengajar Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Studi Keandalan Sistem Distribusi 20kV di Bengkulu dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

Studi Keandalan Sistem Distribusi 20kV di Bengkulu dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Studi Keandalan Sistem Distribusi 20kV di Bengkulu dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Andhito Sukmoyo Nugroho, I.G.N. Satriadi Hernanda 2), Adi Soeprijanto 1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Optimalisasi Penjadwalan Pembangkit Listrik di Sistem Sorong

Optimalisasi Penjadwalan Pembangkit Listrik di Sistem Sorong Optimalisasi Penjadwalan Pembangkit Listrik di Sistem Sorong 1 Yulianto Mariang, L. S. Patras, ST.,MT, M. Tuegeh, ST.,MT, Ir. H. Tumaliang, MT Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-95115, Email: jliant_0mariang@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk keperluan penyediaan tenaga listrik bagi pelanggan, diperlukan berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu sama lain mempunyai

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) A141 Penerapan Batas Ramp-Rate Menggunakan Kombinasi Metode FDP (Forward Dynamic Programming) dan QP (Quadratic Programming) Pada Commitment- Economic Dispatch Riza Fahmi Andriyanto, Ontoseno Penangsang,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Peramalan Peramalan adalah suatu kegiatan dalam memperkirakan atau kegiatan yang meliputi pembuatan perencanaan di masa yang akan datang dengan menggunakan data masa lalu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi opresional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO Perbandingan Model ARIMA... (Alia Lestari) PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO Alia Lestari Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Evaluasi Keandalan Perencanaan Pembangkit Wilayah Jawa-Bali dengan Mempertimbangkan Ketidakpastian Peramalan Beban

Evaluasi Keandalan Perencanaan Pembangkit Wilayah Jawa-Bali dengan Mempertimbangkan Ketidakpastian Peramalan Beban 230 Evaluasi Keandalan Perencanaan Pembangkit Wilayah Jawa-Bali dengan Mempertimbangkan Ketidakpastian Peramalan Beban Avrin Nur Widiastuti 1, Sarjiya 2, Kukuh Arung Pinanditho 3, Eko Tri Prastyo 4 Abstract

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manfaat Peramalan Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suatu dugaan atau perkiraan tentang terjadinya suatu keadaan dimasa depan, tetapi dengan menggunakan metode metode tertentu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan digunakanan sebagai acuan pencegah yang mendasari suatu keputusan untuk yang akan datang dalam upaya meminimalis kendala atau memaksimalkan pengembangan baik

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMA INTENSITAS HUJAN TROPIS DARI DATA PENGUKURAN RAINGAUGE DAN DISDROMETER

PEMODELAN ARIMA INTENSITAS HUJAN TROPIS DARI DATA PENGUKURAN RAINGAUGE DAN DISDROMETER 1 PEMODELAN ARIMA INTENSITAS HUJAN TROPIS DARI DATA PENGUKURAN RAINGAUGE DAN DISDROMETER Muhammad Zainuddin Fanani, Achmad Mauludiyanto Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data runtun waktu. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Feng PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK... 211 PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Tan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL ESTIMASI PARAMETER GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) DENGAN VARIABEL EKSOGEN BERTIPE METRIK

PERBANDINGAN HASIL ESTIMASI PARAMETER GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) DENGAN VARIABEL EKSOGEN BERTIPE METRIK PERBANDINGAN HASIL ESTIMASI PARAMETER GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) DENGAN VARIABEL EKSOGEN BERTIPE METRIK Reza Mubarak ) dan Suhartono ) ) Program Pasca Sarjana Jurusan Statistika, Institut

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Keandalan dan Gangguan Sistem Tenaga Listrik

BAB II TEORI DASAR 2.1 Keandalan dan Gangguan Sistem Tenaga Listrik BAB II TEORI DASAR 2.1 Keandalan dan Gangguan Sistem Tenaga Listrik Tujuan dari sistem tenaga listrik adalah untuk membangkitkan energi listrik lalu kemudian mentransmisikan dan mendistribusikannya ke

Lebih terperinci

STUDI KEANDALAN KETERSEDIAAN DAYA PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK PT PLN SISTEM SULSELBAR TAHUN

STUDI KEANDALAN KETERSEDIAAN DAYA PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK PT PLN SISTEM SULSELBAR TAHUN STUDI KEANDALAN KETERSEDIAAN DAYA PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK PT PLN SISTEM SULSELBAR TAHUN 2010-2020 Indar Chaerah Gunadin 1*, Zaenab Muslimin 2, Ikzan 3, Edy Sudrajat 4 Universitas Hasanuddin 1,2,3,4

Lebih terperinci

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA PENDAHULUAN Prediksi data runtut waktu.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS Dalam merencanakan membangun pembangkit untuk mendapatkan tingkat keandalan yang diinginkan, maka kita perlu tahu berapa besar kapasitas yang perlu dipasang dan kapan pemasangannya

Lebih terperinci

Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan

Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan 1 Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan Sheila Fitria Farisqi, Rony Seto Wibowo dan Sidaryanto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER PKMT-2-13-1 PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER Umi Rosyiidah, Diah Taukhida K, Dwi Sitharini Jurusan Matematika, Universitas Jember, Jember ABSTRAK

Lebih terperinci

Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins

Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins Statistika, Vol. 16 No. 2, 95 102 November 2016 Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins FERRY KONDO LEMBANG Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Pattimura Ambon

Lebih terperinci

Studi Keandalan Sistem Distribusi yang Terhubung ke Photovoltaic Menggunakan Metode Monte Carlo di PT. PLN (Persero) Distribusi Nusa Penida - Bali

Studi Keandalan Sistem Distribusi yang Terhubung ke Photovoltaic Menggunakan Metode Monte Carlo di PT. PLN (Persero) Distribusi Nusa Penida - Bali PROCEEDIG SEMIAR TUGAS AKHIR (2014) 1-6 1 Studi Keandalan Sistem Distribusi yang Terhubung ke Photovoltaic Menggunakan Metode Monte Carlo di PT. PL (Persero) Distribusi usa Penida - Bali Philipus Sampeliling

Lebih terperinci

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Vol. 9, No., 9-5, Januari 013 Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Fitriani, Erna Tri Herdiani, M. Saleh AF 1 Abstrak Dalam analisis deret waktu

Lebih terperinci

OPTIMASI JADWAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI JADWAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI JADWAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Achmad Solichan 1* dan Moh Toni Prasetyo 1 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Uniersitas

Lebih terperinci

Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran

Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran 56 Teknologi Elektro, Vol. 15, No. 1, Januari - Juni 2016 Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran I Putu Andithya Chrisna Budi 1, I. A. Dwi Giriantari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 bertempat di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

KEANDALAN DATA CENTER BERDASARKAN SISTEM TIER CLASSIFICATIONS. Irham Fadlika

KEANDALAN DATA CENTER BERDASARKAN SISTEM TIER CLASSIFICATIONS. Irham Fadlika Irham Fadlika; Keandalan Data Center Berdasarkan Sistem Tier Classifications KEANDALAN DATA CENTER BERDASARKAN SISTEM TIER CLASSIFICATIONS Irham Fadlika Abstrak Ketika konsep keandalan (reliability) mulai

Lebih terperinci

Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor

Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor Okki Dwi Bagus A. 1), Sulistyono, ST, MM 2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercubuana

Lebih terperinci

ada, apakah bisa dikatakan nilai yang didapat sudah baik atau tidak, serta mengetahui indeks keandalan ditinjau dari sisi pelanggan.

ada, apakah bisa dikatakan nilai yang didapat sudah baik atau tidak, serta mengetahui indeks keandalan ditinjau dari sisi pelanggan. Analisa Keandalan Transformator Gardu Induk Wilayah Surabaya Menggunakan Metode Monte Carlo Agung Arief Prabowo 2207100058 Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya 60111, email: agung.prabowo412@yahoo.com

Lebih terperinci

PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA

PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 2, No. 1 (2014), pp. 55 69. PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA John Putra S Tampubolon, Normalina Napitupulu, Asima Manurung Abstrak.

Lebih terperinci

BAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN

BAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN BAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN 28-217 Analisa keterjaminan aliran daya dan biaya produksi listrik di PLN Sub Region Bali tahun 28-217 dilakukan dari

Lebih terperinci

#12 SIMULASI MONTE CARLO

#12 SIMULASI MONTE CARLO #12 SIMULASI MONTE CARLO 12.1. Konsep Simulasi Metode evaluasi secara analitis sangat dimungkinkan untuk sistem dengan konfigurasi yang sederhana. Untuk sistem yang kompleks, Bridges [1974] menyarankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel ARIMA menggunakan variabel dependen harga saham LQ45 dan variabel independen harga saham LQ45 periode sebelumnya, sedangkan ARCH/GARCH menggunakan variabel dependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Flow Chart Flow chart diagram alir digunakan untuk menggambarkan alur proses atau langkah-langkah secara berurutan.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Flow Chart Flow chart diagram alir digunakan untuk menggambarkan alur proses atau langkah-langkah secara berurutan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Flow Chart Flow chart diagram alir digunakan untuk menggambarkan alur proses atau langkah-langkah secara berurutan. 3.1.1 Flow Chart Optimisasi Pembagian Beban Mulai Mengumpulkan

Lebih terperinci

PEMODELAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE PADA DATA REDAMAN HUJAN DI SURABAYA. Nur Hukim

PEMODELAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE PADA DATA REDAMAN HUJAN DI SURABAYA. Nur Hukim TE 091399 TUGAS AKHIR- 4 SKS PEMODELAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE PADA DATA REDAMAN HUJAN DI SURABAYA Oleh Nur Hukim Dosen Pembimbing Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M.Eng. Ph.D Ir. Achmad

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri,1984). Setiap kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengambilan Data Pada penelitian ini penulis mengambil data di PT. Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Pangka di Jalan Raya Pangka Slawi, Kecamatan Pangkah, Kabupaten

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP) Mata Kuliah: Stabilitas dan Keandalan ; Kode: ; T: 2 sks; P: 0 sks Deskripsi Mata Kuliah: Mata kuliah ini berisi definisi stabilitas sistem tenaga listrik,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODA TAGUCHI UNTUK ECONOMIC DISPATCH PADA SISTEM IEEE 26 BUS

IMPLEMENTASI METODA TAGUCHI UNTUK ECONOMIC DISPATCH PADA SISTEM IEEE 26 BUS IMPLEMETASI METODA TAGUCHI UTUK ECOOMIC DISPATCH PADA SISTEM IEEE 26 BUS Rusilawati,2, Ontoseno Penangsang 2 dan Adi Soeprijanto 2 Teknik elektro, Akademi Teknik Pembangunan asional, Banjarbaru, Indonesia

Lebih terperinci

Kata kunci Kabel Laut; Aliran Daya; Susut Energi; Tingkat Keamanan Suplai. ISBN: Universitas Udayana

Kata kunci Kabel Laut; Aliran Daya; Susut Energi; Tingkat Keamanan Suplai. ISBN: Universitas Udayana Efek Beroperasinya Kabel Laut Bali Nusa Lembongan Terhadap Sistem Kelistrikan Tiga Nusa Yohanes Made Arie Prawira, Ida Ayu Dwi Giriantari, I Wayan Sukerayasa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Nama : Ririn Harwati NRP : Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT.

Nama : Ririn Harwati NRP : Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT. Nama : Ririn Harwati NRP : 2206 100 117 Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT. Presentasi Sidang Tugas Akhir (Genap 2010) Teknik Sistem Tenaga Jurusan

Lebih terperinci

Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Desy Yuliana Dalimunthe Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

Peningkatan Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kv PT. PLN (Persero) APJ Magelang Menggunakan Static Series Voltage Regulator (SSVR)

Peningkatan Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kv PT. PLN (Persero) APJ Magelang Menggunakan Static Series Voltage Regulator (SSVR) Peningkatan Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kv PT. PLN (Persero) APJ Magelang Menggunakan Static Series Voltage Regulator (SSVR) Oleh: Putty Ika Dharmawati (2208100020) Dosen Pembimbing Prof.

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN TENAGA LISTRIK SISTEM TRANSMISI 500 KV BALI PADA TAHUN 2030

KETERSEDIAAN TENAGA LISTRIK SISTEM TRANSMISI 500 KV BALI PADA TAHUN 2030 KETERSEDIAAN TENAGA LISTRIK SISTEM TRANSMISI 500 KV BALI PADA TAHUN 2030 Pasek Gede Guna Prabawa 1, I Ketut Wijaya 2, I Made Mataram 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh B-468 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. (016) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh David Firdaus,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak

Lebih terperinci

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer 1 Faridah Yuliani dan 2 Dr. rer pol Heri Kuswanto 1,2 Jurusan Statistika

Lebih terperinci

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA 1) Nurul Latifa Hadi 2) Artanti Indrasetianingsih 1) S1 Program Statistika, FMIPA, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2)

Lebih terperinci

BAB III 1 METODE PENELITIAN

BAB III 1 METODE PENELITIAN 23 BAB III 1 METODE PENELITIAN 1.1 Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Karakteristik pembangkit meliputi daya maksimum dam minimum, karakteristik heat-rate (perbandingan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan data PLN APB Jawa Barat tahun 2014, subsistem Cirata 150 kv disuplai oleh dua unit IBT 500 MVA pada tegangan 500/150 kv di Gardu Induk Tegangan

Lebih terperinci

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS OLEH : PANCAR FRANSCO 2207100019 Dosen Pembimbing I Prof.Dr. Ir. Adi Soeprijanto,

Lebih terperinci

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-21 Periode Mei 2017

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-21 Periode Mei 2017 Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-21 Periode 19-25 Mei 2017 PT PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT KATA PENGANTAR Buku Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Khatulistiwa

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Kegagalan Proteksi dan Koordinasi Rele Terhadap Indeks Keandalan Subsistem Transmisi 150kV Di Surabaya Selatan

Analisis Pengaruh Kegagalan Proteksi dan Koordinasi Rele Terhadap Indeks Keandalan Subsistem Transmisi 150kV Di Surabaya Selatan JURAL TEKIK POMITS Vol. 1, o. 1 (2014) 1-5 1 Analisis Pengaruh Kegagalan Proteksi dan Koordinasi Terhadap Indeks Keandalan Subsistem Transmisi 150kV Di Surabaya Selatan Evril ursukma Kartinisari 1), I.G.

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii. HALAMAN PENGESAHAN...iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... vi. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL...

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii. HALAMAN PENGESAHAN...iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... vi. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii HALAMAN PENGESAHAN...iv MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiv PERNYATAAN...

Lebih terperinci

PERAMALAN BEBAN PEMAKAIAN LISTRIK JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN

PERAMALAN BEBAN PEMAKAIAN LISTRIK JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN PERAMALAN BEBAN PEMAKAIAN LISTRIK JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN HYBRID AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE NEURAL NETWORK Disusun oleh : Berta Elvionita Fitriani 24010211120005

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS POTENSI LIMBAH PADI SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP

TUGAS AKHIR ANALISIS POTENSI LIMBAH PADI SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP TUGAS AKHIR ANALISIS POTENSI LIMBAH PADI SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Strata Satu (S1) Program

Lebih terperinci

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-6 Periode 3-9 Februari 2017

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-6 Periode 3-9 Februari 2017 Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-6 Periode 3-9 Februari 2017 PT PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT KATA PENGANTAR Buku Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Khatulistiwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian tentang peramalan beban puncak telah beberapa kali dilakukan sebelumnya. Gina (2012) dalam penelitiannya peramalan beban puncak untuk pertumbuhan

Lebih terperinci

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-20 Periode Mei 2017

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-20 Periode Mei 2017 Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-20 Periode 12-18 Mei 2017 PT PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT KATA PENGANTAR Buku Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Khatulistiwa

Lebih terperinci

Analisis Keandalan Pembangkit Dengan Metoda Waktu dan Frekuensi di PT Djarum Kudus Krapyak C. Disusun Oleh : Nama : Yudha Haris NIM : L2F

Analisis Keandalan Pembangkit Dengan Metoda Waktu dan Frekuensi di PT Djarum Kudus Krapyak C. Disusun Oleh : Nama : Yudha Haris NIM : L2F Analisis Keandalan Pembangkit Dengan Metoda Waktu dan Frekuensi di PT Djarum Kudus Krapyak C Disusun Oleh : Nama : Yudha Haris NIM : L2F 36 59 I. Latar Belakang Gambar 1. Diagram Satu Garis Instalasi Tenaga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Mulai Studi Pendahuluan Studi Pustaka Identifikasi Masalah Perumusan Masalah Tujuan Pengumpulan Data 1. Profil Perusahaan PT. Mensa Binasukses cabang kota Padang 2. Data forecasting

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (216) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A121 Studi Analisa Stabilitas Transien Sistem Jawa-Madura-Bali (Jamali) 5kV Setelah Masuknya Pembangkit Paiton MW Pada Tahun 221

Lebih terperinci

4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI. lebih dikenal dengan metode Box-Jenkins adalah sebagai berikut :

4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI. lebih dikenal dengan metode Box-Jenkins adalah sebagai berikut : 4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI Pada bab ini, akan dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data runtut waktu. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data harga

Lebih terperinci

METODE KOEFISIEN ENERGI UNTUK PERAMALAN BEBAN JANGKA PENDEK PADA JARINGAN JAWA MADURA BALI

METODE KOEFISIEN ENERGI UNTUK PERAMALAN BEBAN JANGKA PENDEK PADA JARINGAN JAWA MADURA BALI METODE KOEFISIEN ENERGI UNTUK PERAMALAN BEBAN JANGKA PENDEK PADA JARINGAN JAWA MADURA BALI Kafahri Arya Hamidie Konsumsi daya listrik mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan untuk peningkatan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk.

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk. PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. Djoni Hatidja ) ) Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado 955 email: dhatidja@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci