Picking Order Picking Order No.: 01 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - SC J M6 2 M1 - SC J M5 3 M1 - SC J N6 4 M1 - SC J N5 5 M1 - SC J N1 6 M1 -

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Picking Order Picking Order No.: 01 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - SC J M6 2 M1 - SC J M5 3 M1 - SC J N6 4 M1 - SC J N5 5 M1 - SC J N1 6 M1 -"

Transkripsi

1 28 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Warehouse Can Making (CM3) Aerosol Warehouse Can Making 3 berisi finish good khusus untuk kaleng-kaleng aerosol. Terdapat tiga jenis kaleng aerosol yaitu kaleng aerosol ukuran diameter 52, kaleng aerosol ukuran diameter 65, serta kaleng aerosol untuk gas. Pembagian area penyimpanan panan adalah berdasarkan customer. Penelitian ini dilakukan pada bagian tiga major customer. Gambar berikut menunjukkan ukkan layout CM 3 yang dijadikan penelitian. Gambar 4.1 Layout CM 3 Major Customer 28

2 Picking Order Picking Order No.: 01 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - SC J M6 2 M1 - SC J M5 3 M1 - SC J N6 4 M1 - SC J N5 5 M1 - SC J N1 6 M1 - SC J M2 7 M1 - FKL G6 8 M1 - FKL H6 9 M1 - MM A6 10 M1 - MM B6 11 M1 - MM C6 12 M1 - MM D3 Picking Order No.: 02

3 30 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - SJC M1 2 M1 - SJC M3 3 M1 - SJC N4 4 M1 - SJC E1 5 M1 - SJC E2 6 M1 - SJC E3 7 M1 - SJC F1 Picking Order No.: 03 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - MM A5 2 M1 - MM C1 3 M1 - MM C2 4 M1 - MM D1 5 M1 - MM D2 6 M1 - SCJ E6

4 31 7 M1 - SCJ E5 8 M1 - SCJ F2 Picking Order No.: 04 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - MM B4 2 M1 - MM B5 3 M1 - MM C3 4 M1 - MM D5 5 M1 - MM D6 6 M1 - SCJ M4 7 M1 - SCJ N3 Picking Order No.: 05 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - MM I5 2 M1 - MM I6

5 32 3 M1 - MM C4 4 M1 - MM C5 5 M1 - MM D4 6 M1 - FKL O1 7 M1 - FKL P6 Picking Order No.: 06 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - MM D1 2 M1 - MM C1 3 M1 - FKL H4 4 M1 - FKL H5 5 M1 - SCJ N1 6 M1 - SCJ N2 7 M1 - SCJ F4 8 M1 - MM K4 9 M1 - MM K5

6 33 10 M1 - MM K6 Picking Order No.: 07 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - FKL G4 2 M1 - FKL G5 3 M1 - MM C2 4 M1 - MM D2 5 M1 - MM A1 6 M1 - MM A2 7 M1 - MM B1 8 M1 - MM B2 Picking Order No.: 08 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - MM I1 2 M1 - MM I2

7 34 3 M1 - MM I3 4 M1 - SCJ M6 5 M1 - SCJ M5 6 M1 - SCJ N6 7 M1 - SCJ N5 8 M1 - FKL G1 9 M1 - FKL H1 10 M1 - SCJ F6 11 M1 - SCJ F5 Picking Order No.: 09 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - MM J4 2 M1 - MM J5 3 M1 - MM J6 4 M1 - FKL H2 5 M1 - FKL H3

8 35 6 M1 - FKL G2 7 M1 - FKL G3 8 M1 - MM A3 9 M1 - MM A4 10 M1 - MM B3 11 M1 - SCJ E1 12 M1 - SCJ E2 13 M1 - SCJ E3 14 M1 - SCJ E4 15 M1 - SCJ F4 Picking Order No.: 10 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - FKL G6 2 M1 - FKL H6 3 M1 - FKL O5 4 M1 - FKL O6

9 36 5 M1 - FKL P5 6 M1 - MM A6 7 M1 - MM B6 8 M1 - MM C6 9 M1 - MM D6 10 M1 - SCJ E5 11 M1 - SCJ E6 Picking Order No.: 11 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - FKL H4 2 M1 - FKL H5 3 M1 - SCJ N4 4 M1 - SCJ M1 5 M1 - SCJ M2 6 M1 - SCJ M3 7 M1 - MM A5

10 37 8 M1 - MM L3 9 M1 - MM L4 10 M1 - MM L5 11 M1 - MM L6 Picking Order No.: 12 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - MM C4 2 M1 - MM C5 3 M1 - MM D4 4 M1 - MM D5 5 M1 - SCJ F1 6 M1 - SCJ F2 7 M1 - MM L1 8 M1 - MM L2 Picking Order No.: 13

11 38 No. Customer Code Lokasi 1 M1- FKL G4 2 M1- FKL G5 3 M1 - MM D3 4 M1 - MM B4 5 M1 - MM B5 6 M1 - SCJ F3 7 M1 - SCJ F4 8 M1 - SCJ F5 9 M1 - SCJ F6 Picking Order No.: 14 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - MM A1 2 M1 - MM A2 3 M1 - MM C3 4 M1 - SCJ M4

12 39 5 M1 - SCJ E3 6 M1 - SCJ E4 7 M1 - MM K1 8 M1 - MM K2 9 M1 - MM K3 10 M1 - MM K4 Picking Order No.: 15 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - MM J1 2 M1 - MM J2 3 M1- FKL G2 4 M1- FKL G3 5 M1- FKL H1 6 M1 - SCJ E1 7 M1 - SCJ E2 8 M1 - MM K5

13 40 9 M1 - MM K6 Picking Order No.: 16 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - MM C1 2 M1 - MM C2 3 M1 - MM D1 4 M1 - MM D2 5 M1 - SCJ E5 6 M1 - SCJ E6 7 M1 - SCJ F1 8 M1 - SCJ F2 9 M1 - MM L4 10 M1 - MM L5 11 M1 - MM L6 Picking Order No.: 17

14 41 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - MM A3 2 M1 - MM A4 3 M1 - MM B1 4 M1 - MM B2 5 M1 - MM D5 6 M1 - MM D6 7 M1 - SCJ F4 8 M1 - SCJ F5 9 M1 - SCJ F6 10 M1 - MM L1 11 M1 - MM L2 12 M1 - MM L3 Picking Order No.: 18 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - MM C4

15 42 2 M1 - MM C5 3 M1 - MM C6 4 M1 - MM D3 5 M1 - MM D4 6 M1 - MM K1 7 M1 - MM K2 8 M1 - MM K3 Picking Order No.: 19 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - FKL H2 2 M1 - FKL H3 3 M1 - FKL H4 4 M1 - FKL H5 5 M1 - FKL O2 6 M1 - FKL O3 7 M1 - FKL O4

16 43 8 M1 - MM A5 9 M1 - MM A6 10 M1 - MM B5 11 M1 - MM B6 12 M1 - SCJ F3 13 M1 - MM K4 14 M1 - MM K5 15 M1 - MM K6 Picking Order No.: 20 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - MM C1 2 M1 - MM C2 3 M1 - MM C3 4 M1 - SCJ E4 5 M1 - SCJ E5 6 M1 - SCJ F1

17 44 7 M1 - SCJ F2 8 M1 - SCJ F3 9 M1 - SCJ F4 Picking Order No.: 21 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - FKL G1 2 M1 - FKL G5 3 M1 - FKL G6 4 M1 - FKL H5 5 M1 - FKL H6 6 M1 - FKL O5 7 M1 - FKL O6 8 M1 - FKL P5 9 M1 - FKL P6 10 M1 - SCJ E1 11 M1 - SCJ E2

18 45 12 M1 - MM L3 13 M1 - MM L4 14 M1 - MM L5 15 M1 - MM L6 Picking Order No.: 22 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - FKL G4 2 M1 - FKL G5 3 M1 - MM B3 4 M1 - MM B4 5 M1 - SCJ E5 6 M1 - SCJ E6 7 M1 - SCJ F5 8 M1 - SCJ F6 9 M1 - MM K1 10 M1 - MM K2

19 46 11 M1 - MM L1 12 M1 - MM L2 Picking Order No.: 23 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - FKL H1 2 M1 - FKL H2 3 M1 - FKL H3 4 M1 - FKL H4 5 M1 - FKL G2 6 M1 - MM A1 7 M1 - MM A2 8 M1 - SCJ E3 9 M1 - SCJ E4 10 M1 - MM K3 11 M1 - MM K4 12 M1 - MM K5

20 47 13 M1 - MM K6 Picking Order No.: 24 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - FKL G5 2 M1 - FKL G6 3 M1 - MM D1 4 M1 - MM D2 5 M1 - MM D5 6 M1 - MM D6 7 M1 - MM L3 8 M1 - MM L4 9 M1 - MM L5 10 M1 - MM L6 Picking Order No.: 25 No. Customer Code Lokasi

21 48 1 M1 - FKL P1 2 M1 - FKL P2 3 M1 - MM D3 4 M1 - MM D4 5 M1 - MM C3 6 M1 - MM C4 7 M1 - MM C5 8 M1 - MM C6 Picking Order No.: 26 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - FKL P3 2 M1 - FKL P4 3 M1 - SCJ F1 4 M1 - SCJ F2 5 M1 - SCJ F3 6 M1 - SCJ F4

22 49 7 M1 - MM L1 8 M1 - MM L2 Picking Order No.: 27 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - MM B1 2 M1 - MM B2 3 M1 - MM A3 4 M1 - MM A4 5 M1 - MM A5 6 M1 - MM A6 7 M1 - MM K1 8 M1 - MM K2 9 M1 - MM K3 Picking Order No.: 28 No. Customer Code Lokasi

23 50 1 M1 - MM 14 2 M1 - MM J3 3 M1 - SCJ N1 4 M1 - SCJ N2 5 M1 - SCJ N3 6 M1 - SCJ M5 7 M1 - SCJ M6 8 M1 - SCJ N5 9 M1 - SCJ N6 10 M1 - MM B5 11 M1 - MM B6 12 M1 - MM C1 13 M1 - SCJ E1 14 M1 - SCJ E2 15 M1 - SCJ E5 16 M1 - SCJ E6 17 M1 - SCJ F5

24 51 18 M1 - SCJ F6 19 M1 - MM K4 20 M1 - MM K5 21 M1 - MM K6 Picking Order No.: 29 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - MM I1 2 M1 - MM I2 3 M1 - MM I3 4 M1 - MM I5 5 M1 - MM I6 6 M1 - MM J4 7 M1 - MM J5 8 M1 - MM J6 9 M1 - SCJ M1 10 M1 - SCJ M2

25 52 11 M1 - SCJ M3 12 M1 - FKL O1 13 M1 - FKL O2 14 M1 - FKL O3 15 M1 - FKL O4 16 M1 - MM C2 17 M1 - MM L4 18 M1 - MM L5 19 M1 - MM L6 Picking Order No.: 30 No. Customer Code Lokasi 1 M1 - MM C5 2 M1 - MM C6 3 M1 - MM D3 4 M1 - MM D4 5 M1 - FKL H5

26 53 6 M1 - FKL H6 7 M1 - FKL G1 8 M1 - FKL G2 9 M1 - FKL G3 10 M1 - FKL G4 11 M1 - MM L1 12 M1 - MM L2 13 M1 - MM L3 4.3 Interactive Warehouse Berikut adalah langkah pengolahan data dengan Interactive Warehouse: 1. Pembentukan layout.

27 54 2. Pengisian order. 3. Berikutnya adalah pembuatan rute yang diisi dengan metode return. 4. Kemudian pemilihan routing methods, dipilih semua metode yang ada. Berikut ini adalah yang ditampilkan pada saat metode optimal yang dipilih.

28 55 5. Metode S-shape. 6. Hasil.

29 Hasil Penelitian Dari pengolahan data dengan menggunakan Interactive Warehouse didapatkan dapatkan hasil sebagai berikut:

30 57 Tabel 4.1 Hasil perhitungan jarak tempuh dengan Interactive Warehouse 4.5 Pembahasan Kondisi layout gudang PT. Multi Makmur Indah Industri terdiri dari 2 blok dan jumlah lorong (aisle) 7, dengan lokasi per lorongnya adalah 6. Penelitian ini dilakukan pada bagian finish good untuk tiga pelanggan utama (major customer)

31 58 dimana 8 rak dikhususkan untuk M1 MM, M1 SCJ dan M1 FKL masingmasing 4 rak. Dari hasil penelitian terhadap 30 picking order didapatkan bahwa metode routing optimal menunjukkan rute terpendek sebanyak 100%. Tabel 4.2 Persentase Jarak Terpendek masing-masing rute Metode % Jarak Terpendek Return 0 Optimal 100 S-shape 30 Perbandingan antara metode optimal dengan metode routing lainnya ditunjukkan dengan table berikut: Tabel 4.3 Perbandingan hasil metode optimal dengan metode routing lainnya

32 59 Persentase menunjukkan banyaknya penghematan yang diberikan metode optimal. Namun begitu metode ini memiliki kekeurangan yaitu polanya yang sulit untuk diingat. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bagi operator dalam prakteknya. Metode routing ini secara khas terlihat seperti perpaduan antara metode S-shape dan

33 60 largest gap. Oleh sebab itu dapat digunakan metode alternatif lain yang memiliki jarak terpendek setelah metode optimal, dalam penelitian ini yaitu metode S-shape. Metode S-shape adalah dengan pola sederhana yang mudah diingat dan dimengerti. Metode heuristik ini sangat sederhana untuk diterapkan dikebanyakan warehouse karena tidak memerlukan perhitungan dalam jumlah besar. Namun dalam penelitian ini, strategi ini hanya memberikan penghematan sebesar 30%. Atau lebih boros antara 3% sampai 32% dibandingkan dengan metode optimal. Untuk metode ini akan lebih optimal jika penyimpanan disusun berdasarkan volume, artinya barang yang lebih sering dikunjungi ditempatkan berdekatan dengan depot. Sacara spesifik metode S-shape akan memberikan hasil yang optimal dengan pola within aisle seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut: Gambar 5.1 Pola penyimpanan Within Aisle Warna yang lebih gelap menunjukkan barang yang lebih sering dikunjungi. Pola penyimpanan yang berbeda akan membantu secara optimal metode routing yang berbeda pula. Untuk metode return akan lebih baik dengan penyimpanan pola within aisle atau along front aisle apabila jumlah pengambilannya kecil, dan pola diagonal

34 61 jika jumlah pengambilannya besar. Metode optimal akan mendapatkan hasil yang optimal pada jumlah pengambilan kecil dengan pola within aisle, sedangkan jumlah pengambilan besar lebih optimal dengan pola diagonal. Berikut ini gambar pola-pola penyimpanan yang ada (Stinna Kongsdal, 2012): Gambar 5.2 Pola penyimpanan Diagonal Gambar 5.3 Pola penyimpanan Along Front Aisle

35 62 Gambar 5.4 Pola penyimpanan Along Front and Rear Dengan metode return memberikan jarak tempuh terjauh sebanyak 93%, yaitu pada 28 order picking dari 30 sample, maka metode ini sebaiknya tidak digunakan dalam order picking di warehouse PT. Multi Makmur Indah Industri meskipun pola strategi in sangat sederhana dan mudah dimengerti oleh operator. Dengan demikian solusi yang tepat untuk operasi order picking di warehouse PT. Multi Indah Makmur Industri ini yaitu dengan memberikan pelatihan metode routing optimal kepada operator. Penggunaan Interactive Warehouse dapat dimanfaatkan untuk membantu pengambilan pada tahap awal operator menjalankan strategi ini, yaitu dengan mengikuti jalur yang ditunjukkan pada software, sementara operator membiasakan diri. Karena meskipun agak membingungkan di awal namun dalam jangka panjang akan memberikan keuntungan yang lebih besar. Dalam mengingat metode optimal perlu diperhatikan bahwa operator masuk dari depot serta mengambil barang pertama kemudian terus menuju bagian belakang lorong hingga blok terakhir sambil mengambil order yang dilewati. Setelahnya

36 63 menuju lorong paling terakhir sambil mengambil order pada lorong yang dilewati tanpa harus melalui seluruh lorong tersebut pada tiap-tiap lorongnya. Jika tidak ada order yang akan diambil, kembali keluar. Kemudian mengambil barang-barang yang terletak di bagian depan lorong dengan cara yang sama, dan menuju blok yang ada di depan dengan cara serupa. Untuk optimalisasi dengan menggunakan picker lebih dari satu dapat dipertimbangkan, namun dapat mengakibatkan kemacetan. Sebagian besar referensi yang ada sejauh ini mengasumsikan bahwa lorong warehouse cukup sempit untuk dapat mengambil order dari kedua sisi lorong tanpa mengubah posisi. Dalam Goetschalckx dan Ratliff (1998b) alogaritma waktu polynomial optimal telah dikembangkan untuk mengatasi masalah routing order picker di warehouse dengan lorong yang lebar. Masalah lainnya dalam routing dapat muncul jika produk disimpan di beberapa lokasi di warehouse. Dalam kasus ini pilihan harus dibuat untuk menentukan dari lokasi mana produk tersebut diambil. Model untuk simulasi masalah penempatan produk pada suatu lokasi dan rute order picker diberikan pada Daniels et al. (1998). Lebih lanjut diberikan heuristik untuk menyelesaikan masalah. Masalah routing lebih lanjut yaitu memungkinkan order picker untuk mengambil beberapa barang dalam satu kali pemberhentian. Ini apabila order picker melewati warehouse dengan kendaraan. Ia menghentikan kendaraan dan berjalan bolak-balik ke beberapa lokasi pengambilan untuk mengambil produknya. Kemudian melanjutkan kembali ke tempat pemberhentian selanjutnya, dan seterusnya. Perhitungan berdasarkan waktu mulai dan waktu berhenti dari kendaraan serta jarak berjalan order picker. Masalah

37 64 dianalisis dan diselesaikan dengan optimal dalam Geotschalckx (1988a). Faktor faktor ini dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Summaries hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.4 Summaries penelitian No. Routing Method % Jarak Terpendek Kelebihan Kekurangan Rekomendasi 1. Return 0 Sederhana, mudah diingat dan dimengerti Terjadi pemborosan yang besar Menggunakan metode penyimpanan within aisle 2. Optimal 100 Memberikan penghematan optimal Pola lebih kompleks, sulit diingat dan dipahami Memberikan pelatihan kepada operator untuk pelaksanaannya 3. S-shape 30 Sederhana, Terjadi Menggunakan mudah diingat dan dimengerti pemborosan yang besar metode penyimpanan within aisle

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Umum Perusahaan PT XYZ berdiri pada Tanggal 3 Juli 1976 dan diserahkan kepada Bapak Jimmy Sugiharto pada Tanggal 30 Desember 1983. Pada awal berdirinya,

Lebih terperinci

Jurnal PASTI Volume VIII No 3,

Jurnal PASTI Volume VIII No 3, ANALISIS JARAK TEMPUH DENGAN METODE ROUTING DI PT XYZ Margaretha Dyah Sulistya Rini Program Studi Teknik Industri,Institut Teknologi Kalimantan Email: margarethadyah29@gmail.com ABSTRAK PT XYZ adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Picking Order Berdasarkan sebagian besar peniliti, order picking dapat didefinisikam sebagai aktivitas dimana sejumlah kecil barang dipisahkan dari sistem warehouse, untuk memenuhi

Lebih terperinci

2 pemakaian. Istilah 'warehouse' digunakan jika fungsi utamanya adalah sebagai buffer dan penyimpanan. Jika tambahan distribusi adalah fungsi utmanya,

2 pemakaian. Istilah 'warehouse' digunakan jika fungsi utamanya adalah sebagai buffer dan penyimpanan. Jika tambahan distribusi adalah fungsi utmanya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Multi Makmur Indah Industri adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dengan produk berupa kaleng kemasan. Sehingga keberadaan warehouse sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan informasi. Secara umum gudang membutuhkan produk handling

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan informasi. Secara umum gudang membutuhkan produk handling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat disangkal apabila semua perusahaan yang mempunyai gudang menginginkan kegiatan operasinya dapat dijalankan dengan efektif dan efisien sehingga dapat dilakukan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI TATA LETAK GUDANG AREA SIMPAN: STUDI KASUS DI PT.GMS

OPTIMALISASI TATA LETAK GUDANG AREA SIMPAN: STUDI KASUS DI PT.GMS OPTIMALISASI TATA LETAK GUDANG AREA SIMPAN: STUDI KASUS DI PT.GMS Agung Chandra Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Mercu Buana Jakarta Email: agungchandra_07@yahoo.co.uk

Lebih terperinci

Analisis Jarak Tempuh dengan Menggunakan Sistem Simulasi

Analisis Jarak Tempuh dengan Menggunakan Sistem Simulasi Jurnal Metris, 17 (2016): 89 96 Jurnal Metris ISSN: 1411-3287 Analisis Jarak Tempuh dengan Menggunakan Sistem Simulasi Agung Chandra Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Industri, Universitas Mercubuana Jl.

Lebih terperinci

PENGARUH FORMASI PENYIMPANAN METODE VOLUME BASED TERHADAP UNJUK KERJA STRATEGY ROUTING ORDER PICKING

PENGARUH FORMASI PENYIMPANAN METODE VOLUME BASED TERHADAP UNJUK KERJA STRATEGY ROUTING ORDER PICKING PENGARUH FORMASI PENYIMPANAN METODE VOLUME BASED TERHADAP UNJUK KERJA STRATEGY ROUTING ORDER PICKING Azan Januari Program Studi Teknik Industri, Jurusan Teknik Elektro,Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

Analisis Order Picking dengan Menggunakan Metode Routing Heuristics di Gudang PT. GMS

Analisis Order Picking dengan Menggunakan Metode Routing Heuristics di Gudang PT. GMS Jurnal Metris, 16 (2015): 83 90 Jurnal Metris ISSN: 1411-3287 Analisis Order Picking dengan Menggunakan Metode Routing Heuristics di Gudang PT. GMS Agung Chandra Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berikut ini merupakan simpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis, yaitu: 1. Tata letak awal pada gudang produk jadi PT Amico Primarasa belum optimal dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen adalah kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara

BAB I PENDAHULUAN. konsumen adalah kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu hal yang berpengaruh dalam meningkatkan pelayanan terhadap konsumen adalah kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu dengan jumlah

Lebih terperinci

Gambar I. 1 Alur distribusi produk di PT Distributor FMCG. (Sumber : PT Distributor FMCG, 2015)

Gambar I. 1 Alur distribusi produk di PT Distributor FMCG. (Sumber : PT Distributor FMCG, 2015) BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT Distributor FMCG merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penyimpanan dan distribusi produk FMCG (Fast Moving Consumer Goods). Perusahaan ini dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Peranan jaringan distribusi dan transportasi sangatlah vital dalam proses bisnis dunia industri. Jaringan distribusi dan transportasi ini memungkinkan produk berpindah

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan

BAB 1. PENDAHULUAN. Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan komponen penting dalam sistem pelayanan depot suatu perusahaan, proses tersebut dapat terjadi

Lebih terperinci

Optimasi Jarak dan Waktu Material Handling dengan Perbaikan Layout Berdasarkan Class Based Storage dan Simulasi

Optimasi Jarak dan Waktu Material Handling dengan Perbaikan Layout Berdasarkan Class Based Storage dan Simulasi Petunjuk Sitasi: Tama, I. P., ndriani, D. P., & Putri, N.. (0). Optimasi Jarak dan Waktu Material Handling dengan Perbaikan Layout Berdasarkan Class Based Storage dan Simulasi. Prosiding SNTI dan STELIT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama bagi para pengguna sarana

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama bagi para pengguna sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencarian jalur terpendek merupakan sebuah masalah yang sering muncul dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama bagi para pengguna sarana transportasi. Para

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan

BAB III PEMBAHASAN. Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan BAB III PEMBAHASAN Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan Algoritma Genetika dan Metode Nearest Neighbour pada pendistribusian roti di CV. Jogja Transport. 3.1 Model Matetematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian mengenai transportasi dan aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gudang merupakan salah satu bagian terpenting dari seluruh proses pabrik. Gudang dapat didefinisikan sebagai suatu tempat atau bangunan yang dipergunakan untuk menimbun,

Lebih terperinci

Analisis Waktu Picking dengan Menggunakan Zone System

Analisis Waktu Picking dengan Menggunakan Zone System Jurnal Metris, 17 (2016): 21 25 Jurnal Metris ISSN: 1411-3287 Analisis Waktu Picking dengan Menggunakan Zone System Agung Chandra Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Industri, Universitas Mercubuana Jl. Raya

Lebih terperinci

Peningkatan Efisiensi Picking Dengan Menggunakan Order Batching Statis Earliest Due Date

Peningkatan Efisiensi Picking Dengan Menggunakan Order Batching Statis Earliest Due Date Jurnal Metris ISSN: 1411-3287 Jurnal Metris 18 (2017) 119 124 journal homepage: http://ojs.atmajaya.ac.id/index.php/metris Peningkatan Efisiensi Picking Dengan Menggunakan Order Batching Statis Earliest

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicle Routing Problem (VRP) merupakan salah satu permasalahan yang terdapat pada bidang Riset Operasional. Dalam kehidupan nyata, VRP memainkan peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian pemilihan sistem pergudangan yang efektif ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga September 2016 di Gudang Finish Good (FG) PT.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai tempat, sering menjadi masalah dalam dunia industri sehari-hari. Alokasi produk

Lebih terperinci

Teknik Industri Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN

Teknik Industri Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Indrajit dan Djokopurnomo (2002), persaingan bisnis yang sangat ketat di era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi penelitian berperan untuk membantu agar masalah dapat diselesaikan secara lebih terarah dan sistematis. Dalam metodologi penelitian, akan diuraikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tujuan yang sama. Menurutnya juga, Sistem Informasi adalah serangkaian

BAB II LANDASAN TEORI. tujuan yang sama. Menurutnya juga, Sistem Informasi adalah serangkaian BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut Hall (2009), Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang saling berfungsi dengan tujuan yang sama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam Supply Chain, gudang memiliki peranan yang penting untuk meningkatkan keberhasilan bisnis dalam tingkat biaya dan pelayanan pelanggan. Pergudangan adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gudang adalah bagian dari sistem logistik perusahaan yang menyimpan produk-produk (raw material, parts, goods-in-process, dan finished goods) pada dan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri retail merupakan industri yang bergerak di bidang penjualan barang atau service secara langsung kepada konsumen akhir. Retail merupakan setiap bisnis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan industri yang pesat, baik industri yang berskala besar maupun industri menengah ke bawah. Pengaruh perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam masalah pengiriman barang, sebuah rute diperlukan untuk menentukan tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui darat, air,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Semakin tingginya perkembangan industri membuat persaingan setiap pelaku industri semakin ketat dan meningkat tajam. Setiap pelaku industri harus mempunyai strategi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Dirgantara Indonesia (Persero) adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pesawat terbang. Saat ini PT. Dirgantara Indonesia memproduksi pesawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi adalah salah satu bagian dari sistem logistik yang sangat penting. Transportasi itu sendiri digunakan untuk mengangkut penumpang maupun barang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI II-17 II-18

DAFTAR ISI II-17 II-18 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR.. viii DAFTAR LAMPIRAN... ix ABSTRAK.. x ABSTRACT xi BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 69 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Gambar 3.1 di bawah ini merupakan alur dari metodologi penelitian dan pemecahan masalah di departemen knitting pada PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berada di wilayah rawan bencana. Dalam dekade terakhir sudah cukup banyak bencana yang melanda negeri ini. Gempa bumi, gunung meletus,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan manufaktur semakin ketat. Hal ini mendorong perusahaan untuk mencari strategi yang tepat agar dapat

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan DOCKING INBOUND INPUT DATA PRODUK. Gambar I. 1 Proses Inbound

Bab I Pendahuluan DOCKING INBOUND INPUT DATA PRODUK. Gambar I. 1 Proses Inbound Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Dalam Supply Chain, gudang memiliki peranan yang penting untuk meningkatkan keberhasilan bisnis dalam tingkat biaya dan pelayanan pelanggan. Pergudangan adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan sesuai dengan tingkat kebutuhan pemakai. Informasi yang dimaksud disini

BAB I PENDAHULUAN. berjalan sesuai dengan tingkat kebutuhan pemakai. Informasi yang dimaksud disini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran Sistem Informasi dalam perusahaan sangatlah penting. Terutama untuk menunjang perusahaan tersebut agar lebih maju dan berkembang. Sistem informasi berjalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem transportasi memegang peran penting dalam masalah pendistribusian, karena harus menjamin mobilitas produk di antara berbagai sistem dengan efisiensi tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi suatu produk mempunyai peran yang penting dalam suatu mata rantai produksi. Hal yang paling relevan dalam pendistribusian suatu produk adalah transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga ke luar pulau Jawa. Outlet-outlet inilah yang menjadi channel distribusi

BAB I PENDAHULUAN. hingga ke luar pulau Jawa. Outlet-outlet inilah yang menjadi channel distribusi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Indoberka Investama merupakan perusahaan nasional yang bergerak di bidang kontruksi, pabrikasi, dan distributor rangka atap. Bentuk badan usaha dari PT

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wireless Sensor Network (WSN) merupakan teknologi yang digunakan untuk pemantauan dan pengumpulan data secara langsung [1]. WSN mengalami perkembangan yang sangat pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di dunia berdampak pada gaya hidup manusia. Hal tersebut juga mendorong berkembangnya bisnis jasa layanan pesan antar (delivery) yang saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan produk yang siap jual. Setelah menghasilkan produk yang siap jual, maka proses selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menerapkan kombinasi algoritma NN dan metode heuristik untuk membuat program bagi kasus Sequential 2L-CVRP dengan memberikan usulan rute dan peletakan barang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab II dalam penelitian ini terdiri atas vehicle routing problem, teori lintasan dan sirkuit, metode saving matriks, matriks jarak, matriks penghematan, dan penentuan urutan konsumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini, era teknologi semakin berkembang dengan pesat terutama teknologi informasi. Setiap kegiatan yang terjadi dalam sebuah perusahaan selalu berhubungan dengan

Lebih terperinci

Unnes Journal of Mathematics

Unnes Journal of Mathematics UJM 2 (2) (2013) Unnes Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm PENGGUNAAN ALGORITMA SEMUT DALAM TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) PADA PT. YAMAHA AGUNG MOTOR SEMARANG Indah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Proses distribusi barang dari suatu tempat ke tempat

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Proses distribusi barang dari suatu tempat ke tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan optimisasi merupakan permasalahan yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Proses distribusi barang dari suatu tempat ke tempat lain merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek AQUA. PT. Tirta

BAB I PENDAHULUAN. produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek AQUA. PT. Tirta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Tirta Sibayakindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek AQUA. PT. Tirta Sibayakindo memiliki rantai

Lebih terperinci

III BAB I PENDAHULUAN

III BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Suatu sistem manajemen rantai pasok memiliki peranan penting untuk meningkatkan kinerja dalam setiap aktivitas industri. Salah satu faktor pendukungnya adalah gudang.

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA SKRIPSI Oleh : TRI PRASETYO NUGROHO

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pada tahap ini akan dijelaskan secara lebih detail mengenai data-data bahan penelitian berupa data masing-masing pemasok yang akan diimplementasikan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama kegiatan berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir. Metodologi digunakan untuk mengarahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia perdagangan,

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia perdagangan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ditengah persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia perdagangan, perusahaan-perusahaan distribusi harus berusaha ekstra keras, terus produktif dan terus melakukan

Lebih terperinci

Penentuan Rute Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor dan Metode Sequential Insertion *

Penentuan Rute Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor dan Metode Sequential Insertion * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2014 Penentuan Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Tirta Makmur Perkasa adalah perusahaan di bawah naungan Indofood yang bertugas mendistribusikan produk air mineral dalam kemasan dengan merk dagang CLUB di Kota

Lebih terperinci

PENJADWALAN DISTRIBUSI KARUNG DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PK. ROSELLA BARU SURABAYA SKRIPSI

PENJADWALAN DISTRIBUSI KARUNG DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PK. ROSELLA BARU SURABAYA SKRIPSI PENJADWALAN DISTRIBUSI KARUNG DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PK. ROSELLA BARU SURABAYA SKRIPSI Oleh : CHRISTIAN HARI TRIONO 0632010063 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil 1.1.1 Penerapan Prosedur Operasional Standar A. Penerapan SOP pada Divisi Penerimaan Adapun SOP yang diterapkan pada Divisi Penerrimaan yaitu : SOP penurunan barang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap hari, masyarakat tidak akan luput dari kegiatan distribusi barang. Dari rakyat kecil sampai pada perusahaan besar sangat memperhatikan masalah distribusi

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Peranan Teknologi Informasi dalam Model Bisnis Yang Diusulkan

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Peranan Teknologi Informasi dalam Model Bisnis Yang Diusulkan BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Peranan Teknologi Informasi dalam Model Bisnis Yang Diusulkan Dalam pengembangan model bisnis yang diusulkan ini, proses yang digunakan adalah dengan menggunakan peranan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi merupakan proses penyaluran produk dari produsen sampai ke tangan masyarakat atau konsumen. Kemudahan konsumen dalam menjangkau produk yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW

PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW INFOMATEK Volume 19 Nomor 1 Juni 2017 PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW Tjutju T. Dimyati Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pasundan Abstrak: Penentuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, di manapun, kapanpun dan siapapun pasti semua orang menggunakan kendaraan sebagai sarana transportasi mereka. Dan sering kali perjalanan

Lebih terperinci

commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Vehicle Routing Problem (VRP)

commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Vehicle Routing Problem (VRP) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Vehicle Routing Problem (VRP) Di dalam VRP setiap rute kendaraan dimulai pada depot, melayani semua pelanggan pada rute tersebut, dan kembali ke depot. Rute

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena penurunan biaya transportasi dapat meningkatkan keuntungan. mengoptimalkan penggunaan kapasitas serta jumlah kendaraan.

BAB I PENDAHULUAN. karena penurunan biaya transportasi dapat meningkatkan keuntungan. mengoptimalkan penggunaan kapasitas serta jumlah kendaraan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang mempengaruhi keunggulan kompetitif suatu perusahaan karena penurunan biaya transportasi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan Perancangan sistem crane pada gudang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan metode FIFO sebagaimana mestinya. Berdasarkan kriteria perancangan maka dasar perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari hampir semua aktivitas industri adalah menekan biaya produksi dan biaya operasional seminimal mungkin guna mendapatkan keuntungan semaksimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini, supply chain management (SCM) telah menjadi salah satu alat perbaikan bisnis yang paling kuat. Setiap organisasi harus melakukan transformasi baik dari segi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya kegiatan atau aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kegiatan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi telah menjadi salah satu kebutuhan penting dalam kegiatan sehari-hari di kehidupan bermasyarakat. Kemajuan teknologi informasi yang ada sekarang,

Lebih terperinci

Penentuan Rute dan Penjadwalan Kendaraan untuk Pengiriman Spon di CV. Prima Maju Jaya

Penentuan Rute dan Penjadwalan Kendaraan untuk Pengiriman Spon di CV. Prima Maju Jaya Penentuan Rute dan Penjadwalan Kendaraan untuk Pengiriman Spon di CV. Prima Maju Jaya Thomas Hariono 1, Herry Christian Palit 2 Abstract: Competition in the industry is getting tighter forcing every company

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspedisi. Permasalahan distribusi tersebut mencakup kemudahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ekspedisi. Permasalahan distribusi tersebut mencakup kemudahan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi suatu barang memegang peranan penting pada perusahaan ekspedisi. Permasalahan distribusi tersebut mencakup kemudahan untuk mendapatkan suatu produk kapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh profit yang besar. Profit yang besar akan diperoleh jika perusahaan dapat menekan pengeluaran sekecil

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. 6. Sisi eg dipilih sebagai sisi yang memiliki bobot terkecil (lihat Gambar 18).

III PEMBAHASAN. 6. Sisi eg dipilih sebagai sisi yang memiliki bobot terkecil (lihat Gambar 18). a d b f 8 e 8 Gambar Sisi be hasil dari algoritme Prim tahap ke-.. Sisi ec dipilih sebagai sisi yang memiliki bobot terkecil (lihat Gambar ). a d b f 8 e 8 Gambar Sisi ec hasil dari algoritme Prim tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan setiap proses produksi (Dionisius Narjoko, 2013). Sistem pergudangan yang baik adalah sistem pergudangan yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan setiap proses produksi (Dionisius Narjoko, 2013). Sistem pergudangan yang baik adalah sistem pergudangan yang mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia semakin terintegrasi dengan perekonomian global. Persaingan yang terjadi di sektor industri semakin pesat, hal tersebut memicu para pengusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan kategori SKU Berdasarkan Penggunaan Pallet 31% 69%

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan kategori SKU Berdasarkan Penggunaan Pallet 31% 69% BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang Logistic Service, adapun usaha yang dijalani yaitu Container Depot, Forwardinng Service, Port Management, Stevedoring,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap keberhasilan penjualan produk. Salah satu faktor kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap keberhasilan penjualan produk. Salah satu faktor kepuasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Distribusi adalah kegiatan yang selalu menjadi bagian dalam menjalankan sebuah usaha. Distribusi merupakan suatu proses pengiriman barang dari suatu depot ke

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Contoh Ilustrasi Kasus CVRP 13

Gambar 1.1 Contoh Ilustrasi Kasus CVRP 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vehicle Routing Problem (VRP) merupakan konsep umum yang digunakan untuk semua permasalahan yang melibatkan perancangan rute optimal untuk armada kendaraan yang melayani

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah suatu analisis yang mencoba melakukan suatu perhitungan keseimbangan hasil produksi dengan membagi beban antar proses secara berimbang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilaksanakan untuk memperoleh masukan mengenai objek yang akan diteliti. Pada penelitian perlu adanya rangkaian langkah-langkah yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi Indonesia saat ini sedang mengalami transfomasi yang cukup mendasar. Transformasi tersebut salah satunya dipicu oleh isu rencana sistem pasar bebas yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. order picking packing shipping. Gambar I. 1 Aktivitas Outbond Gudang PT.XYZ

BAB I PENDAHULUAN. order picking packing shipping. Gambar I. 1 Aktivitas Outbond Gudang PT.XYZ BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di dalam industri produksi, Supply Chain Manaegement memiliki peranan yang sangat penting. Supply Chain Management merupakan koordinasi sistem strategis seluruh fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gudang Gudang adalah sebuah fasilitas yang berfungsi untuk mendukung produk dalam proses manufaktur, mengurangi biaya transportasi, membantu mempersingkat waktu dalam merespon

Lebih terperinci

MULTIPLE DEPOT VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH BACKHAULS ( MDVRPB ) MENGGUNAKAN ALGORITMA CLARK AND WRIGHT DENGAN 2-OPT DAN PENERAPANNYA

MULTIPLE DEPOT VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH BACKHAULS ( MDVRPB ) MENGGUNAKAN ALGORITMA CLARK AND WRIGHT DENGAN 2-OPT DAN PENERAPANNYA MULTIPLE DEPOT VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH BACKHAULS ( MDVRPB ) MENGGUNAKAN ALGORITMA CLARK AND WRIGHT DENGAN 2-OPT DAN PENERAPANNYA Rizka Rahmawati, Susy Kuspambudi Andaini, dan Trianingsih Eni Lestari

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan PT PINDAD merupakan perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer komersial di Indonesia. Salah satu produk yang dibuat oleh perusahaan ini adalah kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penulis mengambil studi kasus pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Penulis mengambil studi kasus pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penulis mengambil studi kasus pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi minuman berisotonik yang terletak di daerah Bojonegoro. Perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dikenal sebagai kota budaya dan kota pariwisata. Oleh karena itu, prosentase pendatang baru selalu meningkat setiap tahunnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perancangan fasilitas memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam proses operasi perusahaan karena merupakan dasar dari keseluruhan proses produksi. Dalam

Lebih terperinci

2. Di antara bilangan-bilangan berikut, hanya ada satu yang habis membagi , yaitu. c. 1 d.

2. Di antara bilangan-bilangan berikut, hanya ada satu yang habis membagi , yaitu. c. 1 d. Halaman: 1 1. Akar pangkat empat dari 4 adalah a. 4 b. 4 c. 4 d. 4 2. Di antara bilangan-bilangan berikut, hanya ada satu yang habis membagi 100 000 064, yaitu a. 10404 b. 10408 c. 10804 d. 10808 3. Banyaknya

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 2 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Agar

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Batik adalah budaya yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Batik merupakan suatu cara untuk memberi hiasan pada kain dengan cara menutupi bagianbagian tertentu

Lebih terperinci

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. CAHAYA SEJAHTERA SENTOSA BLITAR SKRIPSI Oleh : MONICA WINA NURANI 0532010228

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gudang merupakan tempat menyimpan berbagai produk dengan kuantitas besar maupun kecil antara waktu produk tersebut diproduksi oleh perusahaan sampai produk tersebut

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Alir Bagian 1

Gambar 3.1 Diagram Alir Bagian 1 93 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Mulai Penelitian Pendahuluan - Observasi mengenai permasalahan yang dialami oleh perusahaan - Wawancara dengan pihak perusahaan Pendefinisian Masalah -

Lebih terperinci

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI FILTER ROKOK DENGAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA DISTRIBUSI DI PT. FILTRONA INDONESIA, SIDOARJO SKRIPSI

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI FILTER ROKOK DENGAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA DISTRIBUSI DI PT. FILTRONA INDONESIA, SIDOARJO SKRIPSI PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI FILTER ROKOK DENGAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA DISTRIBUSI DI PT. FILTRONA INDONESIA, SIDOARJO SKRIPSI Oleh : FITA SARI 0732010028 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci