BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wireless Sensor Network (WSN) merupakan teknologi yang digunakan untuk pemantauan dan pengumpulan data secara langsung [1]. WSN mengalami perkembangan yang sangat pesat beberapa tahun belakangan ini, peningkatan terlihat dari penerapan aplikasi WSN yang sangat luas. Beberapa bidang yang banyak memanfaatkan teknologi WSN yaitu militer, kesehatan, lingkungan, dan keamanan[2]. Penyebaran aplikasi WSN yang sangat pesat mempengaruhi peluang pasar teknologi tersebut. Menurut penelitian [3], dapat diperkirakan penjualan teknologi WSN meningkat dari $0,45 miliyar pada tahun 2012 menjadi $2 miliyar pada tahun Teknologi WSN terdiri dari sensor-sensor node dan satu pusat pengumpulan data dari sensor yang disebut sebagai koordinator yaituberupa base station. Sensor-sensor tersebut ditempatkan pada suatu daerah dan saling berkomunikasi melalui kanal wireless untuk mengirimkan data hasil pemantauan yang diperoleh ke base station kemudian diolah menjadi informasi yang akan digunakan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan [4]. Sensor-sensor node pada WSN mempunyai kelemahan dalam perhitungan daya, penyediaan sumber energi dan keterbatasan memori. Kelemahan ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan teknik pengiriman informasi dari sensor ke base station yang disebut dengan teknik routing [5]. Teknik routing yang tepat akan membantu sensor-sensor node menghemat energi karena jalur pengiriman yang dipilih adalah jalur yang optimal [6]. Algoritme jarak terpendek (shortest path) adalah metode pencarian jalur yang merupakan bagian dari ilmu Artificial Intelligence [7]. Algoritme ini dapat digunakan sebagai teknik routing WSN untuk menghitung nilai komputasi dari sebuah jalur routing. Nilai komputasi tersebut merupakan biaya yang digunakan untuk melewati suatu jalur. Berdasarkan cara untuk perhitungan biaya yang

2 digunakan, pencarian jalur terpendek dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perhitungan secara matematika konvensional dan secara heuristik. Perhitungan konvensional adalah perhitungan dengan menerapkan parameter pengukuran jarak sesuai dengan nilai jarak yang telah diketahui. Sedangkan perhitungan secara heuristik menerapkan sistem perkiraan jarak yang akan ditempuh objek. Perhitungan secara heuristik memberikan perhitungan cepat untuk mendapatkan perkiraan nilai jarak [8]. Routing WSN menggunakan algoritme jarak terpendek, menghitung nilai komputasi dengan parameter jarak [9]. Keuntungan menggunakan algoritme pencarian jalur terpendek pada WSN adalah mengurangi jumlah energi yang digunakan ketika sensor mengirimkan informasi [10]. Algoritme jalur terpendek yang paling banyak diterapkan pada routing WSN adalah djikstra [11]. Algoritme Djikstra merupakan algoritme yang menggunakan perhitungan jarak secara konvensional. Algoritme Djikstra bekerja dengan cara menelusuri seluruh node yang ada, sehingga menyebabkan iterasi menjadi sangat banyak dan berdampak pada waktu penelusuran menjadi lebih lama dan kurang efisien [11]. Algoritme dengan cara perhitungan heuristik akan membantu mengurangi jumlah iterasi pada perhitungan konvensional, sehingga mempersingkat waktu pencarian jalur. Hal ini dibuktikan oleh penelitian [12] yang menggunakan salah satu algoritme dengan perhitungan heuristik pada routing WSN yaitu Breadth first search (BFS).. Kelemahan algoritme ini adalah tidak efisien dalam menggunakan memori karena cenderung membutuhkan memori berukuran besar dan waktu komputasi menjadi lama jika diterapkan pada area yang berukuran lebih besar. Teknik routing dengan menggabungkan kelebihan algoritme Djikstra dan BFS adalah menggunakan algoritme A*. Algoritme ini mempunyai fungsi evaluasi untuk menghitung biaya jalur routing dengan menjumlahkan biaya jalur yang sebenarnya dengan nilai heuristic jalur [13]. Routing WSN menggunakan algoritme A* telah banyak diimplementasikan. Algoritme ini digunakan untuk membantu mencari jalur terpendek yang paling optimal. Pada penelitian yang telah ada, penggunaan algoritme A* pada routing WSN selalu dikombinasikan dengan algoritme lain

3 yang mendukung penyediaan parameter untuk perhitungan biaya. Kombinasi algoritme yang banyak diterapkan adalah kombinasi A* dengan metode fuzzy [14][15][16][17], kombinasi A* dengan teknik clusterisasi [18][19], dan kombinasi A* dengan protocol efisiensi energi [5][20]. Tujuan utama dari kombinasi Algoritme A* dengan algoritme, metode ataupun protocol lain yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya bertujuan untuk meningkatkan kinerja dari masing-masing algoritme pada routing WSN, namun cara tersebut dapat dinilai kurang efektif karena tidak fokus pada perbaikan satu algoritme saja. Perbaikan kinerja algoritme A* yang lebih dapat dilakukan dengan mengoptimalkan fungsi heuristiknya. Optimalisasi nilai heuristik dikaji pada penelitian [21]. Semakin optimal nilai heuristik, fungsi evaluasi akan semakin fokus menghitung jalur-jalur terpendek sehingga hasil pencarian jalur akan semakin optimal. Optimalisasi nilai heuristik dilihat dari besar estimasi biaya dan dibandingkan dengan biaya jalur sebenarnya. Jika hasil pencarian jalur tidak optimal maka pencarian akan meluas sehingga jalur yang dihasilkan lebih kompleks dan terdiri node-node yang bukan merupakan komponen routing terbaik. Jika nilai heuristik tidak optimal, kinerja algoritme A* akan menjadi kurang maksimal karena komputasi akan semakin kompleks dan waktu komputasi juga menjadi sangat lambat, yang secara otomatis akan mempengaruhi kecepatan perolehan jalur [22]. Pada routing WSN, perolehan jalur routing akan mempengaruhi jumlah energi yang digunakan. Pada penelitian ini, akan dikaji pengaruh variasi fungsi evaluasi terhadap kinerja algoritme A* pada routing WSN. Variasi ini diperoleh dengan memaksimalkan fungsi heuristik dengan meninjau nilai-nilai heuristik secara lebih detail. Dari perbandingan tiga variasi fungsi evaluasi akan diperoleh satu fungsi evaluasi yang memberikan jalur routing paling optimal pada jaringan WSN. 1.2 Perumusan masalah 1. Penggunaan fungsi heuristik pada algoritme A* yang tidak optimal akan menyebabkan komputasi biaya jalur menjadi sangat kompleks sehingga jalur yang dihasilkan tidak optimal.

4 2. Fungsi heuristik yang tidak tepat pada perhitungan fungsi evaluasi algoritme A* dapat memperluas area pencarian jalur sehingga menyebabkan pencarian tidak fokus dan jalur terbentuk dari bukan komponen-komponen terbaik. 3. Semakin banyak node yang terlibat sebagai komponen routing WSN, maka energi yang akan digunakan semakin banyak sehingga jalur routing menjadi tidak efisien. 1.3 Keaslian penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya mengenai routing WSN dengan protocol jalur terpendek. Algoritme yang digunakan adalah salah satu algoritme pencarian jalur terpendek A*. Penggunaan algoritme ini adalah untuk mencari jalur yang optimal sehingga dapat membantu mewujudkan efisiensi dalam penggunaan energi pada setiap node. Tabel 1.1 menunjukkan rangkuman penelitian terdahulu yang menjadi acuan penelitian yang dilakukan. Tabel 1. 1 Rangkuman penelitian algoritme A* pada routing WSN Penulis/Judul Parameter Algoritme Analisis Rana K.M., et al ASEER: A Routing Method To Extend Life of Two Tired Wireless Sensor Network (2011) Jumlah energi berdasarkan threshold yang telah ditetapkan A-star Algorithm based Energi Efficient Routing (ASEER) Algoritme A* digunakan untuk mendapatkan jalur yang optimal pada routing WSN. AlShawi I. S., et al Lifetime Enhancement in Wireless Sensor Network Using Fuzzy Approach and A-Star Algorithm (2012) Jumlah energi yang digunakan, hop count, dan trafik Fuzzy dan A* Permasalahan konsumsi energi pada WSN dapat diatasi dengan pemilihan jalur routing yang efisien untuk transmisi data.

5 Tabel 1. 2 Rangkuman penelitian algoritme A* pada routing WSN (Lanjutan) Penulis/Judul Parameter Algoritme Analisis Rana K., et al Synthesized Cluster Head Selection and Routing for Two Tier Wireless Sensor Network (2013) Bajelan M, et al An Adaptive LEACHbased Clustering Algorithm for Wireless Sensor Networks (2013) Sonavanne, et al Hybrid Scalable and Efficient Routing Method for WSN Based on Fuzzy and A-Star (2014) Yuan Y., et al CAF: Cluster Algorithm Algorithm and A-star with Fuzzy Approach FOR Lifetime Enhancement in Wireless Sensor Network (2014) Kekuatan node yang dilihat dari jumlah sisa energi dan jumlah energi transmisi Energi transmisi, jarak, dan jumlah hop count Daya node tersisa, count dan baterai yang hop terkecil, kepadatan trafik terkecil. Sisa energi pada node dan nilai kepadatan trafik Algoritme genetika dan A* Protokol LEACH dengan Algoritme A* (LEACH- AEC) Algoritme Fuzzy dan A* SEP, Fuzzy, dan A* Pemilihan Cluster head menggunakan algoritme genetika dan penjadwalan transmisi data menggunakan algoritme A* pada routing WSN membantu tercapainya jalur yang optimal. Pengiriman data secara multi hop menggunakan algoritme A* merupakan solusi untuk routing yang dilakukan pada area sangat luas Routing yang efisien akan memberikan jalur transmisi dari node ke node dengan tepat. Keberhasilan routing diukur dari hasil beban kerja pada komputasi, jumlah energi yang tersisa, dan pengurangan jumlah hop count.

6 Tabel 1. 3 Rangkuman penelitian algoritme A* pada routing WSN (Lanjutan) Penulis/Judul Parameter Algoritme Analisis Vengulekar, P. N. WSN-Life Enhancing Routing Algorithm (2014) Ghaffari, A. An Energi Efficient Routing Protocol for Wireless Sensor Network using A-Star Algorithm (2014) Kabiri, M., et al Analysis of Performance Improvement in Wireless Sensor Network Based on Heuristik Algorithms Along with Soft Computing Approach (2014) Jumlah energi trasmisi, dan kepadatan trafik Sisa energi, jumlah buffer, kecepatan transmisi, dan jumlah hop count terkecil. Jumlah sisa energi, jumlah hop count, kepadatan trafik transmisi, dan kecepatan konsumsi energi Fuzzy dan A* (EERP) dan Algoritme A* Fuzzy dan A* dengan variasi fungsi heuristik Proses pencarian jalur yang optimal akan membantu meningkatkan kecepatan pencarian jalur routing Hasil jalur routing yang diperoleh lebih optimal jika dibandingkan dengan Fuzzy dan A* Variasi nilai heuristik akan mempengaruhi kinerja algoritme A* pada routing WSN. Fungsi heuristik yang terbaik akan menghemat penggunaan energi. Algoritme A* merupakan salah satu algoritme dalam bidang shortest path yang digunakan untuk mencari jalur terpendek yang paling optimal. Jalur terpendek merupakan hasil keluaran dari routing Wireless Sensor Network. Perolehan jalur terpendek tersebut akan membantu mengatasi masalah utama pada routing WSN yaitu efisiensi penggunaan energi untuk transmisi data.

7 Penggunaan algoritme A* pada routing WSN selalu dikombinasikan dengan algoritme lain yang mendukung penyediaan parameter untuk perhitungan parameter biaya jalur. Hasil dari perhitungan biaya akan diterapkan pada A* sebagai fungsi evaluasi yang akan menentukan jalur routing. Kombinasi algoritme yang banyak diterapkan adalah kombinasi A* dengan metode fuzzy. Kombinasi dua algoritme ini pada routing WSN akan mengatasi masalah pemborosan energi transmisi saat pengiriman data pada WSN yang selalu dilakukan secara multihop. Pemborosan energi terjadi karena sistem multihop menyebabkan pengurangan energi pada setiap node tidak seimbang. Beberapa penelitian yang menggunakan kombinasi ini diantaranya: penelitian [14] yang menggunakan parameter jumlah sisa energi pada setiap node dan menyatakan kombinasi dua algoritme tersebut sebagai protocol baru dan akan membantu menjaga keseimbangan pengurangan energi karena pengiriman data secara multihop tidak bisa dilepaskan dari routing WSN yang mempunyai area routing yang sangat luas. Penelitian [15] menambahkan parameter pada penelitian [14] dengan jumlah hop count terkecil dan kepadatan trafik yang ideal sehingga diperoleh jalur routing dari node ke node yang tepat dan efisien. Penelitian [16] menunjukkan bahwa kombinasi algoritme A* dan metode fuzzy juga dapat membantu meningkatkan kecepatan pencarian jalur routing yang optimal. Pengiriman data secara multihop, dilakukan pada WSN dikarenakan WSN memiliki area jaringan yang sangat luas. Penelitian [17] melihat permasalahan tersebut sehingga mengkombinasikan algoritme A* dan fuzzy dengan protocol clustering yang stabil pada routing WSN dikenal dengan nama SEP. Penelitian tersebut menyatakan bahwa keberhasilan routing diukur dari hasil beban kerja pada komputasi, jumlah energi yang tersisa, dan mengurangi jumlah hop count. Jika nilai-nilai tersebut menunjukkan hasil yang optimal. Penggunaan algoritme A* dengan teknik clusterisasi pada routing WSN awalnya digunakan oleh penelitian [18] yang melakukan routing dengan sistem two-tired, yaitu pertama pengiriman data di dalam cluster dari node ke cluster head kemudian cluster head akan mengirimkan ke base station. Kombinasi algoritme yang digunakan adalah algoritme genetika yang digunakan untuk clustering dan algoritme A* untuk menjadwalkan pengiriman data. Penjadwalan

8 pada proses routing mampu membantu memperoleh jalur routing yang optimal. Selain itu, penelitian [19] juga fokus pada penyelesaian masalah luas area jaringan WSN dengan menggunakan protocol routing WSN berdasarkan clusterisasi yang telah ada sebelumnya. Penelitian tersebut menerapkan protocol LEACH untuk menerapkan sistem cluster node-node pada WSN, kemudian dengan mengkombinasikan parameter jarak dan energi, routing dilakukan dengan bantuan algoritme A*. Permasalahan energi tidak dapat dipisahkan dari routing WSN, sehingga routing pada WSN juga mempertimbangkan efisiensi penggunaan energi dan menjadikannya sebagai salah satu protocol routing dan dikombinasikan dengan Algoritme A*. Teknik routing ini diimplementasikan pada penelitian [5] yang menyatakan bahwa jalur routing yang tepat adalah jalur yang terdiri dari node yang termasuk dalam kategori komponen routing ideal. Penilaian node termasuk komponen routing ideal atau tidak yaitu berdasarkan nilai threshold energi yang telah ditentukan. Parameter untuk menentukan komponen routing terbaik dalam penelitian [20] ditambahkan dengan mempertimbangkan parameter sisa energi pada node, jumlah buffer yang kosong, kecepatan pengiriman paket, dan jumlah hop count terkecil. Parameter-parameter tersebut menjadi fungsi evaluasi pada A* yang akan menentukan jalur node yang optimal. Penelitian tersebut membuktikan jika kombinasi A* dengan protocol efisiensi energi menghasilkan jalur routing yang lebih optimal jika dibandingkan dengan kombinasi algoritme A* dan fuzzy. Kombinasi yang telah banyak dilakukan pada penelitian sebelumnya bertujuan untuk meningkatkan kinerja dari masing-masing algoritme pada routing WSN. Selain dengan cara kombinasi, kinerja algoritme A* dapat ditingkatkan dengan cara mengoptimalkan fungsi heuristiknya. Memaksimalkan fungsi heuristik maka hanya akan meninjau nilai-nilai yang akan digunakan pada fungsi evaluasi, sehingga jika dibandingkan dengan mengkombinasikan algoritme A* dengan algoritme lain, cara ini lebih efektif karena fokus perbaikan khusus hanya pada satu algoritme saja yaitu algoritme A*. Fungsi heuristik merupakan salah satu komponen pada fungsi evaluasi yang sangat mempengaruhi kinerja algoritme A*. Penelitian [23] menunjukkan

9 pengaruh penggunaan nilai heuristik yang berbeda pada hasil jalur yang diperoleh. Penelitian tersebut menunjukkan kondisi optimal nilai heuristik bergantung pada keadaan suatu jalur. Nilai heuristik yang tepat akan menghasilkan jalur routing yang paling optimal, sedangkan nilai heuristik yang buruk akan menyebabkan pencarian jalur menggunakan A* menjadi sangat lama karena kompleksitas komputasi meningkat dan penggunaan memori menjadi lebih besar. Nilai heuristik yang tepat disebut dengan admissible heuristik, yaitu nilai yang paling mendekati biaya jalur sebenarnya. Penelitian [21] memperhatikan fungsi heuristik untuk meningkatkan kinerja algoritme A*. Dalam penelitian tersebut, dikaji variasi fungsi heuristik yang dihitung dengan algoritme fuzzy. Hasilnya menunjukkan bahwa fungsi heuristik yang terbaik akan menghemat penggunaan energi pada proses pencarian jalur routing WSN. Mengacu pada implementasi algoritme A* di routing WSN yang telah dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya, kewajiban untuk meningkatkan kinerja algoritme A* harus dilakukan untuk memperoleh hasil routing yang maksimal. Dalam penelitian ini akan menggunakan variasi fungsi evaluasi dengan perbaikan nilai heuristik untuk membantu meningkatkan kinerja algoritme A*. Adapun keaslian penelitian ini adalah: 1. Parameter fungsi evaluasi menggunakan Link Quality Indicator (LQI). Parameter tersebut dapat menunjukkan tingkat keberhasilan pengiriman paket data sehingga tidak membutuhkan parameter penilaian yang terlalu banyak. 2. Kinerja algoritme A* dimaksimalkan dengan memperbaiki cara perhitungan fungsi evaluasi sehingga tidak membutuhkan kombinasi dengan algoritme yang lain. 3. Fungsi evaluasi pada A* divariasi menjadi tiga jenis berdasarkan perbaikan fungsi heuristik dengan meninjau nilai-nilai jarak antar node secara lebih detail.

10 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah memperoleh fungsi evaluasi yang tepat dari hasil pengamatan dan perhitungan pada nilai heuristik secara detail, sehingga meningkatkan kinerja Algoritme A* pada routing Wireless Sensor Network. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian pada bidang routing Wireless Sensor Network khususnya yang menggunakan Algoritme A*, dan memberi kontribusi pada cara perhitungan untuk memaksimalkan fungsi evaluasi pada Algoritme A* menggunakan penambahan nilai heuristik. 1.6 Batasan Penelitian Pemodelan Wireless Sensor Network pada berbagai bidang mempunyai banyak kemungkinan karena penyesuaian terhadap kondisi lingkungannya, sehingga untuk mengimplementasikan algoritme A* pada teknik routing wireless dan fokus pada peningkatan kinerja algoritme, penulis melakukan batasan penelitian sebagai berikut: 1. Parameter yang telah ditetapkan pada sensor node hanya didasarkan pada sensor yang memiliki jenis transmitter CC2420, sehingga perhitungan akan menggunakan nilai-nilai pada datasheet transmitter tersebut. 2. Node yang digunakan pada simulasi menggunakan node yang dibangkitkan secara random. 3. Keadaan node adalah node statis dan dianggap mempunyai parameter yang sama, kecuali nilai jarak yang dihitung berdasarkan jarak Euclidean. 4. Node dibangun secara random sehingga peletakkan node tidak mempunyai perhitungan khusus. 5. Pembahasan hanya berdasarkan jalur routing dan tidak membahas transmisi data.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1. Latar Belakang Wireless sensor network (WSN) memiliki peranan yang amat penting dalam berbagai bidang kehidupan.wsn merupakan infrastruktur suatu jaringan yang terdiri dari sekumpulan node sensor

Lebih terperinci

Gambar 1. Hop multi komunikasi antara sumber dan tujuan

Gambar 1. Hop multi komunikasi antara sumber dan tujuan Routing pada Jaringan Wireless Ad Hoc menggunakan teknik Soft Computing dan evaluasi kinerja menggunakan simulator Hypernet Tulisan ini menyajikan sebuah protokol untuk routing dalam jaringan ad hoc yang

Lebih terperinci

Dosen Pengampu : Dr. Deris Stiawan, S.Kom., M.T

Dosen Pengampu : Dr. Deris Stiawan, S.Kom., M.T Studi Literatur tentang Leach Head Management dalam paper BN-LEACH: An Improvement on LEACH Protocol using Bayesian Networks for Energy Consumption Reduction in Wireless Sensor Networks Tugas Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, orang-orang ingin berkomunikasi data/informasi satu sama lain dimana saja dan kapan saja. Tentu saja hal ini tidak dapat dipenuhi oleh teknologi jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaringan komputer yang terdiri dari beberapa intercommunicating

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaringan komputer yang terdiri dari beberapa intercommunicating BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wireless Sensor Network (WSN) atau Jaringan Sensor Nirkabel merupakan jaringan komputer yang terdiri dari beberapa intercommunicating computers yang dilengkapi dengan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PROTOKOL ROUTING HIERARCHICAL LOW ENERGY ADAPTIVE CLUSTERING HIERARCHY PADA WIRELESS SENSOR NETWORK

PENGUKURAN KINERJA PROTOKOL ROUTING HIERARCHICAL LOW ENERGY ADAPTIVE CLUSTERING HIERARCHY PADA WIRELESS SENSOR NETWORK Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PENGUKURAN KINERJA PROTOKOL ROUTING HIERARCHICAL LOW ENERGY ADAPTIVE CLUSTERING HIERARCHY PADA WIRELESS SENSOR NETWORK PERFORMANCE MEASUREMENT OF LOW ENERGY ADAPTIVE CLUSTERING

Lebih terperinci

ANALISA ALGORITMA LEACH (Low-Energy Adaptive Clustering Hierarchy) PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL

ANALISA ALGORITMA LEACH (Low-Energy Adaptive Clustering Hierarchy) PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL ANALISA ALGORITMA LEACH (Low-Energy Adaptive Clustering Hierarchy) PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL Oleh : Muhammad Adi Permana 2206 100 652 Pembimbing : Dr. Ir. Wirawan, DEA NIP : 1963 1109 1989 0310 11

Lebih terperinci

Analisis dan Simulasi Clustering Node Menggunakan Algoritma LEACH Node Clustering Analysis and Simulation Using LEACH Algorithm

Analisis dan Simulasi Clustering Node Menggunakan Algoritma LEACH Node Clustering Analysis and Simulation Using LEACH Algorithm Analisis dan Clustering Node Menggunakan Algoritma LEACH Node Clustering Analysis and Simulation Using LEACH Algorithm Faiz Satria Syukri 1, Andrian Rakhmatsyah,S.T., M.T. 2, Sidik Prabowo,S.T., M.T. 3

Lebih terperinci

Analisa Simulasi Routing Protokol pada WSN dengan Metode Geographic Based Approach

Analisa Simulasi Routing Protokol pada WSN dengan Metode Geographic Based Approach Analisa Simulasi Routing Protokol pada WSN dengan Metode Geographic Based Approach Galih Ridha Achmadi, Tri Budi Santoso, Prima Kristalina Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institute Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Metode Penyimpanan Data Secara Kolaboratif Dalam Jaringan Sensor

Metode Penyimpanan Data Secara Kolaboratif Dalam Jaringan Sensor Metode Penyimpanan Data Secara Kolaboratif Dalam Jaringan Sensor M. Mufid Mas Udi 2205100010 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111

Lebih terperinci

ANALISIS PROTOCOL LOW ENERGY ADAPTIVE CLUSTERING HIERARCHY PADA WIRELESS SENSOR NETWORK

ANALISIS PROTOCOL LOW ENERGY ADAPTIVE CLUSTERING HIERARCHY PADA WIRELESS SENSOR NETWORK ANALISIS PROTOCOL LOW ENERGY ADAPTIVE CLUSTERING HIERARCHY PADA WIRELESS SENSOR NETWORK Afif Dosen Jurusan Teknik Informatika AMIK RESKY Email : afif.sudrahsyah@gmail.com ABSTRAK Wireless sensor network

Lebih terperinci

Protokol Routing Power Efficient Gathering in Sensor Information Systems pada Wireless Sensor Network

Protokol Routing Power Efficient Gathering in Sensor Information Systems pada Wireless Sensor Network Kevin Anggana, Veronica Windha Mahyastuty, Protokol Routing Power Efficient 51 Protokol Routing Power Efficient Gathering in Sensor Information Systems pada Wireless Sensor Network Kevin Anggana 1, Veronica

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama bagi para pengguna sarana

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama bagi para pengguna sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencarian jalur terpendek merupakan sebuah masalah yang sering muncul dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama bagi para pengguna sarana transportasi. Para

Lebih terperinci

Metode Penyimpanan Data Secara Kolaboratif Dalam Jaringan Sensor

Metode Penyimpanan Data Secara Kolaboratif Dalam Jaringan Sensor Metode Penyimpanan Data Secara Kolaboratif Dalam Jaringan Sensor Oleh : M. Mufid Mas Udi 2205100010 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Wirawan,DEA 196311901989031011 Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya 2010 Latar

Lebih terperinci

ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T

ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T ROUTING Budhi Irawan, S.Si, M.T PENDAHULUAN Routing adalah mekanisme yang dilaksanakan pada perangkat router dijaringan (yang bekerja pada lapis 3 network) untuk mencari dan menentukan jalur yang akan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam QoS terdapat salah satu mekanisme yang dapat menjamin kualitas layanan dalam jaringan yang disebut dengan Differentiated Service. DiffServ tidak memperhatikan

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Konsumsi Daya dan Masa Hidup Jaringan pada Protokol Routing LEACH dan HEED di Wireless Sensor Network

Analisis Perbandingan Konsumsi Daya dan Masa Hidup Jaringan pada Protokol Routing LEACH dan HEED di Wireless Sensor Network Analisis Perbandingan Konsumsi Daya dan Masa Hidup Jaringan pada Protokol Routing LEACH dan HEED di Wireless Sensor Network Farida Fitri Kusumastuti 1, Ida Wahidah 2, dan Ratna Mayasari 3 Prodi S1 Teknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Deskripsi Umum Sistem Pada penelitian ini, akan dilakukan pengembangan algoritma routing Spray and Wait pada Delay-Tolerant Network (DTN) dengan menambahkan

Lebih terperinci

SIMULASI ROUTING PROTOKOL PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CLUSTER BASED

SIMULASI ROUTING PROTOKOL PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CLUSTER BASED SIMULASI ROUTING PROTOKOL PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CLUSTER BASED Ubaidillah Ahmad Arrozaqi, Tri Budi Santoso, Prima Kristalina Jurusan Teknik Telekomunikasi Politeknik Elektronika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan yang begitu pesat khususnya di bidang teknologi informasi. Dibutuhkan suatu teknologi yang berfungsi untuk monitoring,controling,dan tracking. Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi nirkabel terus berkembang lebih maju, dan peluang penggunaanya semakin menyebar secara luas. Dengan mudahnya kita bisa menemukan tempat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KOLABORASI NODE PADA SISTEM KOMUNIKASI AD HOC MULTIHOP BERBASIS JARINGAN SENSOR NIRKABEL

IMPLEMENTASI KOLABORASI NODE PADA SISTEM KOMUNIKASI AD HOC MULTIHOP BERBASIS JARINGAN SENSOR NIRKABEL IMPLEMENTASI KOLABORASI NODE PADA SISTEM KOMUNIKASI AD HOC MULTIHOP BERBASIS JARINGAN SENSOR NIRKABEL Oleh : Angga Galuh Pradana 2204 100 005 Pembimbing : Dr. Ir. Wirawan, DEA NIP : 1963 1109 1989 0310

Lebih terperinci

PEMODELAN LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL

PEMODELAN LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL PEMODELAN LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL Miftahur Rohman 1, Wirawan 2 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, ITS Keputih, Sukolilo, Surabaya, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya pada teknologi jaringan saat ini sangatlah pesat terutama dari sisi jangkauan, kemudahan akses dan penggunaaannya. Penggunaan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana kebakaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, misalkan terjadi di area tempat tinggal, di tambang atau di hutan. Untuk kebakaran hutan, kerugian yang

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISA MANAJEMEN KONSUMSI DAYA PADA WSN UNTUK SISTEM MONITORING KESEHATAN STRUKTUR (SMKS) JEMBATAN

DESAIN DAN ANALISA MANAJEMEN KONSUMSI DAYA PADA WSN UNTUK SISTEM MONITORING KESEHATAN STRUKTUR (SMKS) JEMBATAN DESAIN DAN ANALISA MANAJEMEN KONSUMSI DAYA PADA WSN UNTUK SISTEM MONITORING KESEHATAN STRUKTUR (SMKS) JEMBATAN Faridatun Nadziroh 1, Eko Setijadi 2 dan Wirawan 3 1 Program Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian Sebelumnya

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian Sebelumnya 5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian Sebelumnya Traveling salesman problem (TSP) merupakan salah satu permasalahan yang telah sering diangkat dalam berbagai studi kasus dengan penerapan berbagai

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan tanpa kabel (wireless) sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN (Wireless Local Area Network) menggunakan wireless

Lebih terperinci

SIMULASI KOMUNIKASI MULTIHOP PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL MENGGUNAKAN ALGORITMA H-LEACH

SIMULASI KOMUNIKASI MULTIHOP PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL MENGGUNAKAN ALGORITMA H-LEACH SIMULASI KOMUNIKASI MULTIHOP PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL MENGGUNAKAN ALGORITMA H-LEACH Achmad Bagus Khoirul Rijal, Prima Kristalina, Tribudi Santoso Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA BELLMAN-FORD PADA JARINGAN GRID

PERBANDINGAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA BELLMAN-FORD PADA JARINGAN GRID PERBANDINGAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA BELLMAN-FORD PADA JARINGAN GRID SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Oleh: MICHI PURNA IRAWAN 07 134 059 JURUSAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

DIAGRAM SITASI PAPER KEAMANAN JARINGAN SENSOR NIRKABEL: SERANGAN DAN SOLUSINYA

DIAGRAM SITASI PAPER KEAMANAN JARINGAN SENSOR NIRKABEL: SERANGAN DAN SOLUSINYA DIAGRAM SITASI PAPER KEAMANAN JARINGAN SENSOR NIRKABEL: SERANGAN DAN SOLUSINYA Disusun Oleh: Andre Herviant Juliano 09011181520025 SK2A PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN)

BAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN) BAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN) 2.1 Umum Dewasa ini kebutuhan untuk mengakses layanan telekomunikasi melalui media nirkabel (wireless) menunjukkan peningkatan yang signifikan, sehingga teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran perkembangan teknologi dimulai dari teknologi bersifat tetap dan sekarang mulai bergeser menuju teknologi bersifat mobile. Untuk teknologi mobile tidak terlepas

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1-1. Hybrid Ad Hoc Wireless Topology

1 BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1-1. Hybrid Ad Hoc Wireless Topology 1.1 Latar belakang masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Jaringan hybrid wireless ad hoc adalah gabungan antara jaringan infrastruktur dengan MANET yang memungkinkan adanya node yang bergerak bebas/mobile yang dapat

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma A* (A Star) Sebagai Solusi Pencarian Rute Terpendek Pada Maze

Penerapan Algoritma A* (A Star) Sebagai Solusi Pencarian Rute Terpendek Pada Maze Penerapan Algoritma A* (A Star) Sebagai Solusi Pencarian Rute Terpendek Pada Maze 1 Rakhmat Kurniawan. R., ST, M.Kom, 2 Yusuf Ramadhan Nasution, M.Kom Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

OPTIMASI PARAMETER PARAMETER LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL

OPTIMASI PARAMETER PARAMETER LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL OPTIMASI PARAMETER PARAMETER LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL Miftahur Rohman 1) dan Wirawan 2) Laboratorium Komunikasi Multimedia Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia memasuki era baru di mana setiap entitas saling terkoneksi dan terintegrasi. Internet merupakan sarana untuk menghubungkan setiap perangkat. Pertukaran informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang juga diterapkan dalam beberapa kategori game seperti real time strategy

BAB I PENDAHULUAN. yang juga diterapkan dalam beberapa kategori game seperti real time strategy BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Path finding merupakan salah satu masalah yang sering dijumpai dan banyak diterapkan, misalnya untuk penentuan jalur terpendek dalam suatu peta yang juga diterapkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI ENERGI TMAC DENGAN CSMA IEEE DI JARINGAN SENSOR NIRKABEL

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI ENERGI TMAC DENGAN CSMA IEEE DI JARINGAN SENSOR NIRKABEL ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI ENERGI TMAC DENGAN CSMA IEEE 802.15.4 DI JARINGAN SENSOR NIRKABEL Afif Z Arfianto 1), Valian Y P Ardana 2) 1,2,3) Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya email : afif@afifzuhri.com

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 169

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 169 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 169 ANALISA PERBANDINGAN KINERJA ROUTING PROTOKOL PADA WIRELESS SENSOR NETWORK(WSN) DENGAN METODE GRADIENT BASED APPROACH DAN

Lebih terperinci

A Secure Scheme for Fixed Topology In Wireless Sensor Network

A Secure Scheme for Fixed Topology In Wireless Sensor Network A Secure Scheme for Fixed Topology In Wireless Sensor Network Arya Sony 1,*, Selo Sulistyo 1 1 Universitas Gadjah Mada Jl.Grafika No.2 Yogyakarta-Indonesia * E-mail : aryasny@gmail.com,selo@ugm.ac.id Abstrak.

Lebih terperinci

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state.

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state. DYNAMIC ROUTING Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan

Lebih terperinci

Analisis Ketahanan Energi Oleh Low Energy Adaptive Clustering Hierarchy (LEACH) Pada Cluster Head Wireless Sensor Network (WSN) Artikel Ilmiah

Analisis Ketahanan Energi Oleh Low Energy Adaptive Clustering Hierarchy (LEACH) Pada Cluster Head Wireless Sensor Network (WSN) Artikel Ilmiah Analisis Ketahanan Energi Oleh Low Energy Adaptive Clustering Hierarchy (LEACH) Pada Cluster Head Wireless Sensor Network (WSN) Artikel Ilmiah Peneliti : Jhon Rinto Tonapa (672010155) Indrastanti Ratna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) adalah sebuah teknologi interdisipliner yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro. Secara umum

Lebih terperinci

ANILISIS JARINGAN DENGAN ROUTING PROTOKOL BERBASIS SPF (SHORTEST PATH FIRST) DJIKSTRA ALGORITHM

ANILISIS JARINGAN DENGAN ROUTING PROTOKOL BERBASIS SPF (SHORTEST PATH FIRST) DJIKSTRA ALGORITHM ANILISIS JARINGAN DENGAN ROUTING PROTOKOL BERBASIS SPF (SHORTEST PATH FIRST) DJIKSTRA ALGORITHM Oris Krianto Sulaiman, Khairuddin Nasution Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik UISU oris.ks@ft.uisu.ac.id;

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Defenisi Graf Graf G didefenisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), ditulis dengan notasi G = (V,E), yang dalam hal ini V adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang sangat pesat dari sistem komunikasi nirkabel menyebabkan tingkat permintaan akan spektrum sebagai media transmisi juga semakin tinggi. Saat ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) sangat penting sejak kebanyakan aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk area yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini komunikasi menggunakan perangkat cerdas seperti smartphone, tablet, dan laptop telah menjadi sebuah kebutuhan pokok bagi semua orang. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Home Automation memberikan interoperabilitas timbal balik antara berbagai perangkat elektronik dan peralatan listrik serta antarmuka interaktif bagi orang untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll.

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Abad informasi menuntut manusia saling terhubung untuk mendapatkan segala bentuk informasi demi kebutuhan hidup dan upaya itu membutuhkan sumber daya dan teknologi

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET Vina Rifiani 1, M. Zen Samsono Hadi 2, Haryadi Amran Darwito 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SIMULASI. Pada saat menjalankan simulasi ini ada beberapa parameter yang ada dalam

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SIMULASI. Pada saat menjalankan simulasi ini ada beberapa parameter yang ada dalam BAB 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SIMULASI 4.1 Implementasi Simulasi Pada saat menjalankan simulasi ini ada beberapa parameter yang ada dalam program yang harus diperhatikan, antara lain : 1. sizemobile

Lebih terperinci

Optimasi Pencarian Jalur Lalu Lintas Antar Kota di Jawa Timur dengan Algoritma Hybrid Fuzzy-Floyd Warshall

Optimasi Pencarian Jalur Lalu Lintas Antar Kota di Jawa Timur dengan Algoritma Hybrid Fuzzy-Floyd Warshall 165 Optimasi Pencarian Jalur Lalu Lintas Antar Kota di Jawa Timur dengan Algoritma Hybrid Fuzzy-Floyd Warshall Imam Khairi, Erni Yudaningtyas, Harry Soekotjo Dachlan AbstrakSistem pencarian jalur yang

Lebih terperinci

Analisa Algoritma LEACH Pada Jaringan Sensor Nirkabel

Analisa Algoritma LEACH Pada Jaringan Sensor Nirkabel Analisa Algoritma LEACH Pada Jaringan Sensor Nirkabel Muhammad Adi Permana - 2206100652 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111 Dengan

Lebih terperinci

Implementasi Wireless Sensor Network Dengan Menggunakan Protokol OLSR pada Arduino Pro Mini dan NRF24L01

Implementasi Wireless Sensor Network Dengan Menggunakan Protokol OLSR pada Arduino Pro Mini dan NRF24L01 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 11, November 2018, hlm. 4750-4759 http://j-ptiik.ub.ac.id Implementasi Wireless Sensor Network Dengan Menggunakan

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP Jurnal ELKOMIKA Teknik Elektro Itenas No.2 Vol. 2 Institut Teknologi Nasional Bandung Juli - Desember 2014 Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP DWI ARYANTA, BAYU AGUNG

Lebih terperinci

DESAIN TOPOLOGI KOMUNIKASI WIRELESS SENSOR NETWORK (WSN) PADA APLIKASI SISTEM STRUCTURAL HEALTH MONITORING (SHM) JEMBATAN ABSTRAK

DESAIN TOPOLOGI KOMUNIKASI WIRELESS SENSOR NETWORK (WSN) PADA APLIKASI SISTEM STRUCTURAL HEALTH MONITORING (SHM) JEMBATAN ABSTRAK DESAIN TOPOLOGI KOMUNIKASI WIRELESS SENSOR NETWORK (WSN) PADA APLIKASI SISTEM STRUCTURAL HEALTH MONITORING (SHM) JEMBATAN Evy Nur Amalina 1, Eko Setijadi 2, Suwadi 3 1 Program Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

Penerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing

Penerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing Penerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing Indra Siregar 13508605 Program Studi Teknik Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneliti Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti diantaranya: BGP, sebagai satu-satunya

Lebih terperinci

METODE PENCARIAN BFS dan DFS

METODE PENCARIAN BFS dan DFS METODE PENCARIAN BFS dan DFS Metode Pencarian Terdapat banyak metode yang telah diusulkan. Semua metode yang ada dapat dibedakan ke dalam 2 jenis : Pencarian buta / tanpa informasi (blind / un-informed

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS. Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem pelacakan (tracking) dengan

BAB 3 ANALISIS. Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem pelacakan (tracking) dengan BAB 3 ANALISIS 3.1 Pendahuluan Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem pelacakan (tracking) dengan menggunakan teknologi Mobile Ad Hoc Network. Simulasi akan dilakukan berdasarkan beberapa skenario

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara langsung melalui jaringan kabel[1,2]. Implementasi jaringan dengan

I. PENDAHULUAN. secara langsung melalui jaringan kabel[1,2]. Implementasi jaringan dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang JSN merupakan jaringan sistem pemantauan objek yang tersebar dalam cakupan area tertentu, dimana kondisi lingkungan tidak mendukung adanya transmisi data secara langsung

Lebih terperinci

OPTIMASI LINTAS LAPISAN PADA KOOPERATIF DI DALAM GEDUNG

OPTIMASI LINTAS LAPISAN PADA KOOPERATIF DI DALAM GEDUNG OPTIMASI LINTAS LAPISAN PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF DI DALAM GEDUNG Bayu Sampurna (2206 100 180) Dosen Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir Gamantyo Hendrantoro, ME M.Eng. 2. Nyoman Gunantara, ST. MT Page

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pencemaran udara adalah rusaknya kualitas udara yang tercemar oleh zatzat polutan sehingga mengubah susunan udara yang bisa membahayakan manusia, hewan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Clustering adalah proses di dalam mencari dan mengelompokkan data yang memiliki kemiripan karakteristik (similarity) antara satu data dengan data yang lain. Clustering

Lebih terperinci

OPTIMASI ROUTING PADA JARINGAN MANET MENGGUNAKAN MEDSR DAN LET

OPTIMASI ROUTING PADA JARINGAN MANET MENGGUNAKAN MEDSR DAN LET Presentasi - Bagian 2 OPTIMASI ROUTING PADA JARINGAN MANET MENGGUNAKAN MEDSR DAN LET ROUTING OPTIMIZATION IN MOBILE AD HOC NETWORK USING MEDSR AND LET Oleh : Andy Hidayat Jatmika 5108.201.006 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

KINERJA LEACH PROTOCOL PADA WSN YANG BEKERJA DI LINGKUNGAN DENGAN TEMPERATUR YANG TINGGI

KINERJA LEACH PROTOCOL PADA WSN YANG BEKERJA DI LINGKUNGAN DENGAN TEMPERATUR YANG TINGGI KINERJA LEACH PROTOCOL PADA WSN YANG BEKERJA DI LINGKUNGAN DENGAN TEMPERATUR YANG TINGGI Abdi Wahab 1, Mudrik Alaydrus 2 Program Studi Magister Teknik Elektro, Fakultas Pascasarjana, Universitas Mercu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Algoritma Algoritma merupakan urutan langkah langkah untuk menyelesaikan masalah yang disusun secara sistematis, algoritma dibuat dengan tanpa memperhatikan bentuk

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wireless Sensor Network (WSN) dapat didefinisikan sebagai jaringan wireless yang terdiri dari ratusan hingga ribuan sensor node yang secara kooperatif memantau kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembentukan kelas belajar merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh setiap sekolah pada setiap tahun ajaran baru. Pembentukan kelas biasanya dilakukan dengan membagi

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah lintasan terpendek pada pencarian sebuah lintasan dengan jarak yang paling minimum. Untuk mencari lintasan terpendek dari sebuah node sumber ke node lain adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riset dan inovasi dalam teknologi telekomunikasi menyediakan layanan yang beraneka ragam, memiliki kapasitas tinggi sesuai kebutuhan yang berkembang, mudah diakses

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Greedy Untuk Pemantauan Jaringan Komputer Berbasis Rute (Path-oriented)

Penerapan Algoritma Greedy Untuk Pemantauan Jaringan Komputer Berbasis Rute (Path-oriented) Penerapan Algoritma Greedy Untuk Pemantauan Jaringan Komputer Berbasis Rute (Path-oriented) Charles Hariyadi (13505105) Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha No.10, Bandung

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi saat ini telah menciptakan sistem yang secara garis besar digunakan untuk pemantauan suatu lingkungan yaitu dengan menggunakan Jaringan Sensor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam masalah pengiriman barang, sebuah rute diperlukan untuk menentukan tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui darat, air,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Conference merupakan pertemuan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam jarak jauh atau lokasi yang berbeda. Confrerence menggunakan telekomunikasi audio dan

Lebih terperinci

Analisa Kinerja Protokol Sensor Media Access Control (S-MAC) pada Jaringan Sensor Nirkabel

Analisa Kinerja Protokol Sensor Media Access Control (S-MAC) pada Jaringan Sensor Nirkabel JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-57 Analisa Kinerja Protokol Sensor Media Access Control (S-MAC) pada Jaringan Sensor Nirkabel Kusuma Abdillah danwirawan Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi oleh pengirim (transmitter) dan penerima (receiver) agar komunikasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi oleh pengirim (transmitter) dan penerima (receiver) agar komunikasi dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanfaatan layanan multimedia saat ini telah digunakan secara meluas dalam berbagai tujuan. Karena perkembangannya yang pesat, maka diperlukan suatu aturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi berkembang dengan pesatnya, kebutuhan masyarakat akan komunikasi dan mengakses informasi pun semakin mudah. Perangkat mobile

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencemaran udara dapat mempengaruhi kesejahteraan manusia, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencemaran udara dapat mempengaruhi kesejahteraan manusia, baik secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran udara dapat mempengaruhi kesejahteraan manusia, baik secara langsung ataupun secara tidak langsung. Pengaruh pencemaran udara secara langsung dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur komunikasi data nirkabel diperlukan agar perangkat bergerak nirkabel (wireless mobile device) dapat berkomunikasi satu dengan yang lain. Pada beberapa

Lebih terperinci

Pergantian Sink pada Jaringan Sensor Nirkabel berbasis ZigBee dengan Prioritas Formasi Tree

Pergantian Sink pada Jaringan Sensor Nirkabel berbasis ZigBee dengan Prioritas Formasi Tree 10 Pergantian Sink pada Jaringan Sensor Nirkabel berbasis ZigBee dengan Prioritas Formasi Tree Mochammad Zuliansyah, Giva Andriana Mutiara Teknik Elektro, Universitas Langlangbuana Abstrak Perkembangan

Lebih terperinci

SISTEM CLUSTERING UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL

SISTEM CLUSTERING UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL 67, Inovtek, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 67-74 SISTEM CLUSTERING UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL Aries Pratiarso, M. Zen Samsono Hadi, Samsul Arifin, Mas Ivan Haris R Prodi

Lebih terperinci

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Slide by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Slide by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO INTERNETWORKING Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Slide by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO PURWOKERTO Tujuan Perkuliahan Mahasiswa dapat memahami dan

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI DYNAMIC SOURCE ROUTING (DSR) PADA WIRELESS AD HOC NETWORK

ANALISA PERFORMANSI DYNAMIC SOURCE ROUTING (DSR) PADA WIRELESS AD HOC NETWORK ANALISA PERFORMANSI DYNAMIC SOURCE ROUTING (DSR) PADA WIRELESS AD HOC NETWORK Didik Purwanto 1, Dr.Rendy Munadi, Ir, MT. 2, Yudha Purwanto,S.T. 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PERFORMANSI PROTOKOL ROUTING AODV DAN DSDV PADA WIRELESS SENSOR NETWORK

ANALISIS PERBANDINGAN PERFORMANSI PROTOKOL ROUTING AODV DAN DSDV PADA WIRELESS SENSOR NETWORK ANALISIS PERBANDINGAN PERFORMANSI PROTOKOL ROUTING DAN PADA WIRELESS SENSOR NETWORK COMPARATIVE ANALYSIS OF AND ROUTING PROTOCOLS PERFORMANCE ON WIRELESS SENSOR NETWORK Justisia Satiti 1, Indrarini Dyah

Lebih terperinci

Evaluasi Pervormance Dari AODV Routing Protokol Pada Jaringan Ad Hoc Dengan Testbed

Evaluasi Pervormance Dari AODV Routing Protokol Pada Jaringan Ad Hoc Dengan Testbed Evaluasi Pervormance Dari AODV Routing Protokol Pada Jaringan Ad Hoc Dengan Testbed Eri Sugiantoro Laboratory for Telecommunication Networks Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya 60111 Tel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini teknologi telah berkembang dengan cukup pesat. Perkembangan teknologi mengakibatkan pemanfaatan atau pengimplementasian teknologi tersebut dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB II 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II 2.1 Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Mikrotik untuk load balancing, dengan load balancing maka jalur yang padat akan seimbang. Solusi yang akan digunakan diantaranya menggunakan dua ISP dan

Lebih terperinci

Simulasi Coverage Pada Wireless Sensor Network dengan Menggunakan Algoritma Genetika Pareto

Simulasi Coverage Pada Wireless Sensor Network dengan Menggunakan Algoritma Genetika Pareto Simulasi Coverage Pada Wireless Sensor Network dengan Menggunakan Algoritma Genetika Pareto Umi Fitria P, Tri Budi Santoso, Prima Kristalina Jurusan Telekomunikasi, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan jaringan komputer dewasa ini semakin pesat dan semakin besar, berkembangnya suatu jaringan maka manajemen jaringan juga menjadi lebih kompleks dan rumit.

Lebih terperinci

ROUTING PADA TCP/IP. Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM

ROUTING PADA TCP/IP. Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM ROUTING PADA TCP/IP Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM Materi : Pengertian Routing Protocol Routing Protocol IGP pada Routing Dinamik Algoritma Dasar Untuk Protocol Interior

Lebih terperinci

Kampus ITS, Surabaya

Kampus ITS, Surabaya Pemodelan Jaringan Sensor untuk Mengukur keadaan Lingkungan di PENS ITS Yenni Aniati, Tri Budi Santoso, Taufiqurrahman Laboratorium Digital signal Processing, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wireless Local Area Network (WLAN) mesh network yang merupakan bagian dari Wireless Mesh Network (WMN) adalah suatu perkembang teknologi jaringan yang terdiri

Lebih terperinci

Pengukuran Beban Komputasi Algoritma Dijkstra, A*, dan Floyd-Warshall pada Perangkat Android

Pengukuran Beban Komputasi Algoritma Dijkstra, A*, dan Floyd-Warshall pada Perangkat Android Pengukuran Beban Komputasi Algoritma Dijkstra, A*, dan Floyd-Warshall pada Perangkat Android Michael Alexander Djojo, Karyono Program Studi Sistem Komputer, Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang,

Lebih terperinci

Analisa Efisiensi Energi Algoritma Routing Low-Energy Adaptive Clustering Hierarchy (LEACH) Pada Wireless Sensor Network (WSN) Menggunakan MATLAB

Analisa Efisiensi Energi Algoritma Routing Low-Energy Adaptive Clustering Hierarchy (LEACH) Pada Wireless Sensor Network (WSN) Menggunakan MATLAB Analisa Efisiensi Energi Algoritma Routing Low-Energy Adaptive Clustering Hierarchy (LEACH) Pada Wireless Sensor Network (WSN) Menggunakan MATLAB Ahmad Darbi*, Yusnita Rahayu**, Linna Oktaviana Sari**

Lebih terperinci

Gabungan Kontrol Congestion, Perutean, Dan Alokasi Sumber Daya Kooperatif Untuk Daya Tradeoff Di Dalam Gedung.

Gabungan Kontrol Congestion, Perutean, Dan Alokasi Sumber Daya Kooperatif Untuk Daya Tradeoff Di Dalam Gedung. Gabungan Kontrol Congestion, Perutean, Dan Alokasi Sumber Daya Kooperatif Untuk Daya Tradeoff Di Dalam Gedung. Farid Baskoro (2205 100 027) Dosen Pembimbing : 1. Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M.Eng,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS)

IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS) IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS) Devie Rosa Anamisa, S.Kom, M.Kom Jurusan D3 Teknik Multimedia Dan Jaringan-Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci