BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Keramat Bey Berry

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Keramat Bey Berry"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Keramat Bey Berry Keramat Bey Berry merupakan salah satu usaha agrobisnis pemasok strawberry yang telah berdiri selama 13 tahun, tepatnya dimulai sejak tahun 2002 hingga sekarang. Keramat Bey Berry yang berlokasi di Jalan Raya Patengan km 5 Ciwidey ini dikelola oleh seorang ibu muda bernama Ibu Hj Ellis. Awalnya Keramat Bey Berry berdiri dipelopori oleh 4 orang petani dimana salah satunya adalah bu Hj Ellis dengan nama KBLE (kelompok Berry Lestari Endah) namun setelah setahun berjalan karena ketidaksamaan prinsip para anggotanya kemudian KBLE dibubarkan dan bu Hj Ellis mulai mengembangkan usaha sendiri dan berganti nama menjadi Keramat Bey Berry. Keramat Bey Berry telah memasarkan berbagai jenis strawberry mulai dari Nyoho, California, hingga jenis Kelly Bright. Setiap jenis strawberry memiliki karakteristik yang berbeda mulai dari bentuk, warna hingga rasa. Kelly Bright dianggap sebagai jenis yang paling bagus karena daging buah yang lebih keras, tahan lama, serta warna merah segar. Saat ini Keramat Bey Berry telah memasarkan strawberrynya hingga skala nasional, mulai dari Jawa Barat, Jakarta, hingga Sumatera. Setiap tahunnya Keramat Bey Berry mengalami perkembangan yang cukup baik dilihat dari angka produksi yang semula 1 kwintal per hari kini Keramat Bey Berry mampu memproduksi hingga 1 ton strawberry segar perharinya. Keramat Bey Berry beroperasi 4-7 hari kerja. Dimulai jam 7 pagi hingga jam 5 sore. Sebanyak 13 pekerja tetap membantu operasional hariannya mulai dari pendataan keluar masuknya strawberry, pengemasan, penyortiran, hingga pemaketan strawberry. Dalam pemenuhan produksi hariannya Keramat Bey Berry dibantu oleh 40 orang petani. 1

2 Visi Misi Perusahaan Visi Menjadi pemasok strawberry terpercaya dengan kualitas terbaik. Misi 1. Menjalin hubungan baik dengan para petani dengan melakukan pembayaran hasil panen tepat pada waktunya. 2. Menjaga kepercayaan konsumen dengan terus memperhatikan kualitas strawberry yang dihasilkan Logo Perusahaan Berikut adalah logo Keramat Bey Berry seperti pada Gambar 1.1. Gambar 1.1 Logo Keramat Bey Berry Sumber: Keramat Bey Berry Struktur Organisasi Struktur Organisasi Keramat Bey Berry adalah seperti Gambar 1.2 Keramat Bey Berry Organization Gambar 1.2 Struktur Organisasi Keramat Bey Berry Sumber: Keramat Bey Berry 2

3 1.2. Latar Belakang Penelitian Agribisnis merupakan setiap usaha yang berkaitan dengan kegiatan produksi pertanian, yang meliputi pengushaan input pertanian dan atau pengusahaan produksi itu sendiri ataupun juga pengusahaan pengelolaan hasil pertanian. Agribisnis dengan perkataan lain adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan (Sjarkowi, 2004). Indonesia memilki potensi yang sangat besar dalam pengembangan agribisnis bahkan dimungkinkan akan menjadi leading sector dalam pembangunan nasional. Potensi agribisnis tersebut dikarenakan beberapa hal diantaranya dalam pembentukan PDB, agribisnis penyumbang nilai tambah terbesar, diperkirakan sebesar 45 %, Sektor agribisnis juga merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar hingga 74% total penyerapan tenga kerja nasional ( DKP, 2005). Kesuburan tanah dan keanakeragaman hayati Indonesia sangat mendukung pertumbuhan agribisnis di Indonesia. Berdasarkan data dinas pertanian Bandung 2015 sektor pertanian kabupaten Bandung menempati urutan ketiga yang berkontribusi terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dengan pertumbuhannya sekitar 2,19 per tahun. Ciwidey merupakan salah satu kecamatan di Jawa Barat yang telah dikenal sebagai daerah agribisnis dan agrowisata. Salah satu hasil pertanian yang sangat terkenal dan menjadi ikon kota tersebut adalah buah strawberry. Ciwidey dalam satu hari mampu menghasilkan hingga puluhan ton strawberry, hal ini bisa dilihat dari jumlah pengumpul serta pemasok yang tersebar di seluruh sudut kecamatan yang rata-rata mampu memproduksi kg strawberry segar per hari. Kabupaten Jawa Barat penghasil terbesar tentunya adalah Ciwidey. Sekitar ton ditahun 2009 dan meningkat hingga ton di tahun Kondisi lingkungan Ciwidey yang berada di ketinggian Dpl dengan curah mm /tahun serta suhu antara oc menjadi rumah yang subur bagi strawberry serta banyaknya destinasi wisata di Ciwidey seperti Kawah Putih, Situ Patengan, Rancaupas, Ciwalini Hot Spring turut membantu peningkatan pertumbuhan agribisnis strawberry. Berikut adalah table 1.1 yang berisi data produksi komoditi strawberry dari tahun yang dikeluarkan oleh dinas pertanian Jawa Barat: 3

4 Tabel 1.1 Tabel produksi komoditi Strawberry kab/kot Jawa Barat NO KAB/KOT TAHUN Bandung Garut Tasikamlaya Kuningan Bandung Barat Majalengka JUMLAH Sumber: Dinas pertanian jawa Barat (Disperta.Jabarprov.go.id) Dua dekade terakhir Ciwidey mengalami perkembangan yang cukup pesat baik kesejahteraan masyarakatnya mapun pertaniannya dilihat dari banyaknya bermunculan pengumpul serta pemasok strawberry baru. Pengumpul merupakan satu atau lebih petani yang mengumpulkan strawberry guna dipasarkan langsung atau disetor ke pemasok sedangkan pemasok adalah Bandar besar yang mengumpulkan strawberry dari petani-petani yang kemudian di dipasarkan keseluruh pelanggan baik skala lokal maupun nasional bahkan hingga internasional. Kini terdapat hingga puluhan pemasok yang bersaing dalam mendistribusikan strawberry. Berikut tabel 1.2 berupa data pemasok dan pengumpul Strawberry yang berada di kecamatan Alamendah Ciwidey. Tabel 1.2 Tabel data prroduksi Harian pemasok dan pengumpul Strawberry Sumber: Pra penelitian Peneliti No Pemasok/pengumpul Lokasi Rata-rata Produksi harian ( Kg ) 1 Chepy Berry Legok Kondang Mitra Strawberry Ranca Keramat Bey Berry Cilatastari Amin Strawberry Cilastari Hj Ade Berry Cipanawa Hj Etty Cipanawa Opan Pepino Cilastari Putra Mandiri Ranca Mulya Dee Dee Straberry Sinapl Eman Berry Datar Puspa

5 Persaingan yang ketat antar para pemasok menciptakan persaingan bisnis dimana harga jual di pasar sangat bersaing walaupun target konsumen yang berbeda. Beberapa pemasok megambil target pasar tradisional lokal dan nasional, ada yang khusus mengambil pasar luar daerah, ada pemasok yang mengambil pasar premium lokal maupun nasional bahkan ada juga yang mengambil pasar keduanya. Segmentasi, target serta demografi yang berbeda dari masing-masing pemasok menambah keanekaragaman packaging yang ditawarkan. Mulai dari ukuran 250gr hingga ukuran 500gr, bahkan setiap packaging juga disesuaikan dengan ukuran atau grade strawberry. Kondisi perekonomian yang terus mengalami perubahan serta persaingan semakin ketat menjadikan alasan perlunya manajemen bisnis yang profesional agar mampu menghadapi dan mengantisipasi persaingan usaha. Salah satu cara yang dapat diterapkan dalam usaha pengembangan bisnis tersebut adalah dengan memodelkan bisnis dengan cara membuat konsep yang memungkinkan perusahaan mendiskribsikan dan memikirkan organisasinya, pesaingnya dan perusahaan lain melalui sebuah model bisnis yaitu dengan pendekatan Business Model Canvas. Business Model Canvas (BMC) adalah alat yang dapat digunakan untuk memetakan suatu bisnis dengan sembilan blok bangunnya sehingga menjadi jelas bagi suatu perusahaan tentang apa aktifitas kuncinya, apa sumber daya kuncinya, siapa mitra utamanya, siapa konsumennya, bagaimana proporsi nilainya, bagaimana cara menjalin hubungan dengan konsumen, bagaimana saluran distribusi dan pemasarannya, bagaimana struktur pembiayaannya, dan sumber pendapatan dari bisnis tersebut. Business model canvas tidak hanya dapat digunakan untuk memotret model bisnis perusahaan saat ini, namun juga dapat digunakan sebagai alat untuk memberikan usulan rancangan model bisnis yang baru. Osterwalder dan Pigneur (2012: 12-15). Pada uraian table sebelumnya yakni table 1.2 yang didapat dari hasil pra penelitian menunjukkan bahwa setiap pemasok mampu menghasilkan rata-rata 300kg hingga 1 ton strawberry segar. Persaingan yang ketat diantara para pemasok tentu memerlukan difrensiasi dengan para pesaing, baik dalam penambahan nilai terhadap 5

6 buah strawberry, target pasar, hingga saluran distribusinya. Diantara pemasok salah satunya yang cukup besar adalah Keramat Bey Berry dengan produksi harian hingga 1 ton per hari, namun Konsep dan model bisnis yang digunakan dan dikembangkan Keramat Bey Berry cukup tertinggal, semua kegiatan produksi dilakukan dengan cara tradisional serta tidak adanya manajemen yang professional dalam melakukan seluruh aktivitas produksinya, oleh sebab itu perlu adanya pembaharuan. Dengan kata lain, manajemen dituntut untuk memiliki ilmu, pengetahuan luas dan kemampuan konseptual tata kelola yang baik sehingga bisa menjadi modal mengembangkan bisnis yang dijalankan. Menurut bu Hj Ellis pemilik Keramat Bey Berry pada wawancara yang dilakukan pada September 2015, hingga saat ini dia hanya masih sebatas memasarkan ke supplier Jakarta yang kemudian didistribusikan ke pelanggannya, Keramat Bey Berry hanya sebatas pemasok tanpa turut langsung dalam pemasaran sehingga harga juga yang ditawarkan relatif lebih murah. Selama ini bu Hj Ellis telah berusaha untuk mengembangkan bisnisnya ini namun karena beralasan berlatar belakang pendidikan sebatas Sekolah Menengah Pertama bu Hj Ellis mengalami kesulitan dalam memasarkan produknya. Pemahaman terhadap istilah bisnis yang cukup rumit serta birokrasi ke Supermarket ataupun Mall menjadi tantangan yang dihadapinya. Anaknya yang masih SMA belum mampu membantunya dalam mengelola bisnis tersebut dan ditambah lagi kondisi suaminya yang juga berlatar pendidikan yang sama. Ibu Hj Ellis selama ini telah mampu menghasilkan omzet puluhan hingga ratusan juta per bulannya namun bu Hj Ellis masih memakai cara-cara tradisional seperti mengandalkan sistem kepercayaan antar seluruh lingkungan bisnisnya tanpa ada ikatan hitam diatas putih. Dalam beberapa tahun ini bu Hj Ellis merasa bahwa bisnisnya jalan ditempat dilihat dari kondisi keuangan yang tidak stabil dan sangat rentan karena tidak memilki kerja sama apapun untuk mengikat seluruh aspek lingkungan bisnisnya. Business Model Canvas ini juga merupakan model bisnis yang disarankan oleh Keramat Bey Berry karena dengan memetakan menggunakan BMC hasil dari penelitian ini dapat dengan mudah dipahami serta dapat membantu dalam pengembangan model bisnis yang akan dikembangkan oleh Keramat Bey Berry. 6

7 Selanjutnya ditambahkan evaluasi terhadap model bisnis tersebut. Menggunakan analisis SWOT. SWOT merupakan alat evaluasi digunakan untuk mendeteksi lingkungan internal dan eksternal perusahaan dan memaksimalkan kekuatan dan peluang yang dimiliki perusahaan dan pada akhirnya diharapkan akan dapat meminimalisir kelemahan dan ancaman yang ada. Sedangkan Osterwalder dan Pigneur (2012:216), menganggap bahwa analisis jenis SWOT ini memberikan dasar yang baik untuk diskusi lebih lanjut, pengambilan keputusan, dan akhirnya inovasi di sekitar model bisnis. Dengan adanya analisis seperti ini, perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal, dapat dengan mudah diserap oleh lingkungan internal lalu memaksimalkan dan mengefektifkan kekuatan internal untuk menghadapi lingkungan eksternal tersebut. Analisis SWOT merupakan penunjang Business model canvas dalam melakukan evaluasi terhadap model bisnis yang kini dimiliki oleh suatu perusahaan.perusahaan ditinjau ulang di dianalisis kembali apa saja yang menjadi kekukatan untuk bias dijadikan pacuan pengembangan, lalu kelemahan-kelemahan yang harus diperbaiki, Kesempatan apa saja yang bisa digunakan untuk pengembangan serta ancamanancaman apa saja yang harus diwaspadai. Berdasarkan permasalahan yang ada untuk mengetahui gambaran model bisnis yang diterapkan di perusahaan baik dalam aspek pemasaran, sumber daya manusia, finansial, operasional, dan aspek bisnis lainya yang berkaitan pada Keramat Bey Berry dengan menggunakan pendekatan Business Model Canvas yang merangkum 9 elemen bisnis yaitu: Customer Segment, Customer Relationship, Channel, Revenue Stream, Value Propositions, Key Activities, Key Resources, Cost Structure, dan Key Partners, maka penelitian ini mengambil judul skripsi: ANALISIS MODEL BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS TERHADAP USAHA MIKRO AGRIBISNIS KERAMAT BEY BERRY CIWIDEY 7

8 1.3 Perumusan Masalah Persaingan yang ketat antara Keramat Bey Berry dengan seluruh pesaingnya menuntut kinerja manajemen professioanal serta pengetahuan penuh atas bisnisnya guna evaluasi serta penentuan strategi bersaing. Telah berdiri hingga 13 tahun namun hanya memakai cara tradisional tentu menjadi kekhawatiran bu Hj Ellis kedepannya dalam mencapai target pengembangan Keramat Bey Berry yang lebih baik. Mengetahui bagaimana model bisnisnya adalah langkah awal yang bisa dilakukan dan model bisnis yang paling mudah dipahami adalah model bisnis canvas. Setelah mengetahui bentuk bisnis modelnya, Keramat bey berry dievaluasi menggunakan SWOT untuk kemudian diketahui bagaimana rancangan model bisnis sebagai bentuk strategi yang bisa dijalankan. 1.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan penjelasan yang telah di paparkan dalam latar belakang diatas, maka penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran model bisnis Keramat Bey Berry saat ini jika ditinjau dengan pendekatan Business Model Canvas? 2. Bagaimana perancangan model bisnis sebagai bentuk strategi pengembangan bisnis yang sesuai dan disarankan untuk diterapkan di Keramat Bey Berry dengan pendekatan Business Model Canvas? 1.5 Tujuan penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan: 1. Mengetahui gambaran model bisnis Keramat Bey Berry jika di tinjau dengan Business Model Canvas dengan pemetaan model bisnis saat ini. 2. Mengetahui Model bisnis yang sesuai dan disarankan untuk diterapkan di Keramat Bey Berry. 8

9 1.6. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai alternative atau pertimbangan dalam perancangan pengembangan bisnis Keramat Bey Berry sehingga dapat mengembangkan bisnisnya serta hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada penelitian di bidang manajemen strategi dan strategi bisnis yang menggunakan business model canvas. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini diperlukan batasan untuk menjaga konsistensi penelitian, sehingga lingkup permasalahan tidak meluas dan pembahasan lebih fokus kepada pemecahan masalah yang ada pada kerangka pemikiran penulis. Ruang lingkup penelitian ini terfokus pada formulasi alternatif strategi pengembangan bisnis Keramat Bey Berry dengan pendekatan business model canvas. Business model canvas terbagi dalam sembilan building blocks yang menjelaskan bagaimana organisasi dapat meraih keuntungan, sembilan building blocks tersebut adalah customer segments, value propositions, channel, customer relations, revenue streams, key resources, key activities, key partnerships, dan cost structure. Kesembilan building blocks tersebut, dilakukan penilaian atas kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada dalam model bisnis perusahaan sehingga dapat dijadikan acuan dalam melakukan formulasi strategi Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jl Raya Patengan Km 5 RT 03/23 No. 124 Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali, Ciwidey Kabupaten Bandung dan objek yang diteliti adalah Keramat Bey Berry Waktu dan Periode Penelitian Penelitian dimulai sejak September 2015 sampai dengan Desember

10 1.8 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi yang terdapat dalam skripsi ini, sistematika penulisan skripsi disusun sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini mengemukakan mengenai latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian. Beberapa data disajikan pula pada bab ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi kajian pustaka dan uraian umum tentang teori yang digunakan serta literatur yang berkaitan dengan penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi metode, pendekatan, dan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan maupun menganalisis data yang dapat menjawab serta menjelaskan masalah penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil penelitian secara sistematis kemudian dianalisis dengan teknis analisis yang ditetapkan dan ditinjau dari Sembilan elemen business model canvas BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan atas hasil penelitian dan saran yang diberikan berkaitan dengan hasil penelitian. 10

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis serupa didirikan yang menawarkan produk barang dan/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dalam perekonomian di Indonesia. UKM memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS BISNIS MODEL DENGAN PENDAKATAN BUSINESS MODEL CANVAS TERHADAP USAHA MIKRO AGRIBISNIS KERAMAT BEY BERRY CIWIDEY TELKOM UNIVERSITY

ANALISIS BISNIS MODEL DENGAN PENDAKATAN BUSINESS MODEL CANVAS TERHADAP USAHA MIKRO AGRIBISNIS KERAMAT BEY BERRY CIWIDEY TELKOM UNIVERSITY ANALISIS BISNIS MODEL DENGAN PENDAKATAN BUSINESS MODEL CANVAS TERHADAP USAHA MIKRO AGRIBISNIS KERAMAT BEY BERRY CIWIDEY TELKOM UNIVERSITY Zulham Husein Siregar 1, Sisca Eka Fitria, ST., MM Prodi S1 Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian 1.1.1 Sejarah Resto Rumah Soto Padang Resto Rumah Soto Padang merupakan sebuah restoran dengan menu khas soto yang berdiri pada 20 November 2013 di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri kreatif merupakan salah satu faktor yang menjadi penggerak perekonomian nasional. Industri kreatif Indonesia semakin berkembang dan diminati pasar global. Di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Umum Perusahaan Innovation & Design Center (IDeC) Telkom merupakan salah satu unit bisnis pendukung PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah Unit Usaha di Indonesia Tahun (unit) (unit) 99,99 2. Usaha Besar (unit) (orang) (orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah Unit Usaha di Indonesia Tahun (unit) (unit) 99,99 2. Usaha Besar (unit) (orang) (orang) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian yang memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat, terutama masyarakat pada

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xiii INTISARI xv ABSTRACT xvi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Green Laundry Sejarah Green Laundry

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Green Laundry Sejarah Green Laundry BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Green Laundry Jenis Usaha : Jasa Cuci dan Setrika Nama Peusahaan : Green Laundry Nama Pemilik : Mia Rokayah dan Iskandar Dachlan Lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia tanpa terkecuali sehingga peran makanan sangat besar bagi kehidupan manusia itu sendiri. Terdapat berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Jelajah Biru

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Jelajah Biru BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Jelajah Biru Terdiri dari 70% lautan dengan ribuan pulau yang membentang sepanjang 5.120 Km, birunya Indonesia menyimpan keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Indeks Beberapa Konsumsi Kelompok Barang/Jasa Triwulan III-2015 (BPS Jawa Barat, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Indeks Beberapa Konsumsi Kelompok Barang/Jasa Triwulan III-2015 (BPS Jawa Barat, 2015) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era modern seperti sekarang ini, pengaruh dari globalisasi berdampak pada sudut pandang masyarakat terhadap gaya berbusana. Masyarakat modern tidak lagi melihat

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 SKS : 3 SKS Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil perkebunan. Salah satu komoditas hasil perkebunan yang dihasilkan adalah teh. Tanaman teh pertama kali masuk Indonesia pada

Lebih terperinci

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Oleh Sapri Pamulu, Ph.D. Manager SMO PT Wiratman Menurut Kaplan & Norton (2012) dalam dunia bisnis sekarang yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri fashion di Indonesia saat ini berkembang dengan sangat pesat. Kondisi tersebut sejalan dengan semakin berkembangnya kesadaran masyarakat akan fashion yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Bab I Pendahuluan. Bab II Landasan Teori...

DAFTAR ISI Bab I Pendahuluan. Bab II Landasan Teori... DAFTAR ISI Halaman Judul.. i Halaman Pengesahan ii Halaman Pernyataan. iii Kata Pengantar.. iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel.. ix Daftar Gambar.. xi Daftar Lampiran... xiii Intisari.. xiv Abstract xv Bab

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan secara garis besar tentang latar belakang pembuatan tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika penulisan tesis ini dilakukan.

Lebih terperinci

. Baja Bahana Utama terletak di

. Baja Bahana Utama terletak di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Baja Bahana Utama merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri bahan bangunan yang berdiri pada tahun 2007, seiring

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi yang cukup kuat di Asia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah makan GeTol berdiri sejak tanggal 2 april dengan diprakarsai oleh Ibu Merita. Nama rumah makan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah makan GeTol berdiri sejak tanggal 2 april dengan diprakarsai oleh Ibu Merita. Nama rumah makan BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1.1.1. Profil Umum Rumah makan GeTol berdiri sejak tanggal 2 april 2013 dengan diprakarsai oleh Ibu Merita. Nama rumah makan GeTol diambil dari lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi convenience store, serta banyaknya kompetitor membuat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi convenience store, serta banyaknya kompetitor membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan convenience store di Indonesia khususnya di Jakarta semakin meningkat. Berawal dari minimarket biasa kemudian berkembang menjadi convenience

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Sentra Industri Kaos di Kawasan Suci Kota Bandung dengan Menggunakan Pendekatan Model Bisnis

Strategi Pengembangan Sentra Industri Kaos di Kawasan Suci Kota Bandung dengan Menggunakan Pendekatan Model Bisnis Prosiding Ilmu Ekonomi ISSN: 2460-6553 Strategi Pengembangan Sentra Industri Kaos di Kawasan Suci Kota Bandung dengan Menggunakan Pendekatan Model Bisnis Strategic Development of Central Shirt Industry

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Industri pariwisata di Indonesia merupakan salah satu penggerak perekonomian nasional yang potensial untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional di masa kini dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang dan masalah Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia menjadi sebuah negara industri yang tangguh dalam jangka panjang. Hal ini mendukung Peraturan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan terus meningkatnya pertumbuhan dalam dunia bisnis, tentu wajar saja semakin banyak perusahaan yang juga meningkatkan persyaratan kerjanya demi menjamin kualitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA

PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA C.19 PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA Narto * Program Studi Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan dan sayuran,

I. PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan dan sayuran, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan sub-sektor pertanian tanaman pangan, merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan telah terbukti memberikan peranan penting bagi pembangunan nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini semakin meningkat serta dampak era globalisasi telah mengubah perilaku konsumen dan pelaku usaha. Perusahaan tidak saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Fruitea Holic Sumber: Data Internal Fruitea Holic

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Fruitea Holic Sumber: Data Internal Fruitea Holic BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kafe Fruitea Holic adalah suatu usaha di bidang kuliner yang berdiri pada tanggal 19 juli 2015. Pendirinya adalah Bayu Pandhu Prabowo. Kafe Fruitea

Lebih terperinci

BAB III DESAIN AKHIR

BAB III DESAIN AKHIR 62 BAB III DESAIN AKHIR 3.1. Kanvas Model Bisnis Gambar 3.1.1 Business Model Clip On 62 63 3.2. Nine Building Blocks 3.2.1. Customer Segments Sumber: McKinsey Consumer and Shopper Insights Indonesia Study,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA BUSINESS MODEL. business model canvas untuk melihat kondisi instansi saat ini :

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA BUSINESS MODEL. business model canvas untuk melihat kondisi instansi saat ini : LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA BUSINESS MODEL Berikut adalah pertanyaan yang diajukan penulis dalam melengkapi business model canvas untuk melihat kondisi instansi saat ini : 1. Siapa saja yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT.BONLI CIPTA SEJAHTERA DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS

ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT.BONLI CIPTA SEJAHTERA DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT.BONLI CIPTA SEJAHTERA DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS DEVELOPMENT ANALYSIS IN PT. BONLI CIPTA SEJAHTERA USING BUSINESS MODEL CANVAS APPROACH Abu Hafs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan manusia yang selalu tidak puas itulah yang membuat sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan manusia yang selalu tidak puas itulah yang membuat sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan dunia yang pesat sekarang ini. Banyak orang yang lebih menginginkan sesuatu yang lebih baik dan terus meningkat. Tidak banyak pula dari mereka yang

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Stroberi atau strawberry dalam bahasa Inggris, merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang terpenting di dunia, terutama untuk negara-negara beriklim subtropis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp.

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp. BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kinerja Bank BUMN PT. XYZ pada tahun 2016 mencatat laba bersih sebesar Rp. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp. 9,07

Lebih terperinci

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP PEPEN AANDRIAN SYAH pepenaan@gmail.com Abstrak Business Model Canvas atau yang biasa disingkat dengan BMC mulai mendapatkan ketenaran di Indonesia.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Analisis Inovasi Model Bisnis Menggunakan Pendekatan Business Model Canvas (Studi Pada Bebek Garang tahun 2014)

KATA PENGANTAR Analisis Inovasi Model Bisnis Menggunakan Pendekatan Business Model Canvas (Studi Pada Bebek Garang tahun 2014) KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wata ala atas segala limpahan berkat dan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi bisnis saat ini telah mendapat tantangan besar dari persainganusaha

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi bisnis saat ini telah mendapat tantangan besar dari persainganusaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi bisnis saat ini telah mendapat tantangan besar dari persainganusaha yang semakin ketat. Para pelaku usaha dituntut untuk dapat menjalankan usaha

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

Modul Latihan Penyusunan Model Bisnis

Modul Latihan Penyusunan Model Bisnis + Modul Latihan Penyusunan Model Bisnis Jurusan Manajemen FEB UB Modul Penunjang Laboratorium Kewirausahaan Sri Palupi Prabandari SE., MM Radityo Putro Handrito SE., MM + Business Model dalam Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun 2015, tahun 2016 ini diproyeksikan bisa bertumbuh sekitar 6-7%. Menurut Eddy (2016), perwakilan

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu kebutuhan manusia yang dianggap penting, karena setiap aktifitas manusia membutuhkan sarana transportasi khususnya daerah ibu kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi nasional dan mengutamakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2. 1. Tinjauan Pustaka Istilah kopi spesial atau kopi spesialti pertama kali dikemukakan oleh Ema Knutsen pada tahun 1974 dalam Tea and

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS EKONOMI

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS EKONOMI Program Studi : Pendidikan Administrasi Perkantoran Nama Mata Kuliah : Kewiraan Kode Mata Kuliah : 0002212008 Semester : Genap SKS : 2 sks Prasyarat : - Nama Dosen Pengampu : Jaka Nugraha, M.AB., MBA Capaian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang PT Angkasa Pura II merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dalam layanan jasa kebandaraudaraan di Indonesia khususnya wilayah Indonesia bagian

Lebih terperinci

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA Komang Anom Budi Utama, SKom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Business Model Canvas Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Di dalam persaingan bisnis yang pesat seperti sekarang ini, perusahaan di tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Bisnis Dengan Metode Business Model Canvas

Strategi Pengembangan Bisnis Dengan Metode Business Model Canvas https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol18.no2.113-120 Strategi Pengembangan Bisnis Dengan Metode Business Model Canvas Hartatik *, Teguh Baroto Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan mereka. Ada beberapa cara untuk menjaga kesehatan salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan mereka. Ada beberapa cara untuk menjaga kesehatan salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padatnya aktivitas pada masyarakat saat ini terutama di kota besar seperti Jakarta menuntut masyarakat untuk memberikan perhatian lebih dalam menjaga kesehatan mereka.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian ke depan. Globalisasi dan liberasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini memegang peranan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai sektor. Sektorsektor ekonomi di Indonesia terbagi atas sembilan sektor, salah satu diantaranya adalah sektor perdagangan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pola konsumsi makanan pada masyarakat memberikan dampak positif bagi upaya penganekaragaman pangan. Perkembangan makanan olahan yang berbasis tepung semakin

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS AGORA Vol. 3, No. 2 (2015) 588 PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS Jeffrey Yosh Pradipta dan Dhyah Harjanti Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam dan memiliki wilayah yang cukup luas. Hal ini yang membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v DAFTAR ISI Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xi Daftar Lampiran... xiii Intisari... xiv Abstract...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor ekonomi yang utama di negara-negara berkembang. Peranan atau kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi suatu negara menduduki

Lebih terperinci

BAB II BUSINESS CANVAS

BAB II BUSINESS CANVAS BAB II BUSINESS CANVAS Osterwalder & Pigneur (2010) menjabarkan dalam bukunya Business Model Generation mengenai bagaimana suatu bisnis dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan value kepada konsumen.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

ANALISIS INOVASI MODEL BISNIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL INNOVATION USING BUSINESS MODEL CANVAS IN CULLINARY BUSINESS

ANALISIS INOVASI MODEL BISNIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL INNOVATION USING BUSINESS MODEL CANVAS IN CULLINARY BUSINESS ANALISIS INOVASI MODEL BISNIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL INNOVATION USING BUSINESS MODEL CANVAS IN CULLINARY BUSINESS Fitri Fatimah Patmana Putri 1), Farah Alfanur 2) Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT.Bonli Cipta Sejahtera

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT.Bonli Cipta Sejahtera BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT.Bonli Cipta Sejahtera PT. Bonli Cipta Sejahtera berdiri pada bulan Februari Tahun 2012, yaitu penggabungan tiga perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk

Lebih terperinci

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ekonomi kreatif yang digerakkan oleh industri kreatif, didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan merupakan langkah awal dalam melakukan penelitian. Bab ini berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penelitian, rumusan masalah, batasan masalah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi 1.1.1 Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia PT Leoco Indonesia didirikan pada tahun 1981, Leoco adalah produsen kelas dunia interkoneksi dan mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan diantara pihak yang bersangkutan. Perumusan hubungan kerjasama ini diawali

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan diantara pihak yang bersangkutan. Perumusan hubungan kerjasama ini diawali BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya suatu kerjasama ini berawal dari suatu perbedaan atau ketidaksamaan kepentingan diantara pihak yang bersangkutan. Perumusan hubungan kerjasama ini diawali

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS Gambar 3.1: Business Model Canvas dari Lalita 58 59 3.1 SEGMENTASI PELANGGAN (CUSTOMER SEGMENTS) Blok bangunan segmen pelanggan menggambarkan sekelompok orang atau organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara agraris dengan sumber daya alam

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Membahas tentang kebutuhan utama manusia adalah salah satunya kebutuhan akan pangan. Pangan adalah kebutuhan yang paling utama secara kuantitatif maupun secara kualitatif.

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI. dengan tujuan mendapatkan laba. Dalam dunia bisnis dengan tingkat

BAB V IMPLEMENTASI. dengan tujuan mendapatkan laba. Dalam dunia bisnis dengan tingkat BAB V IMPLEMENTASI 5.1. Desain Implementasi Implementasi strategi bisnis dipahami sebagai serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan eksekusi suatu aktifitas organisasi dalam menjual barang maupun

Lebih terperinci

USULAN DESAIN MODEL BISNIS LAPIS BOGOR SANGKURIANG BUSINESS MODEL DESIGN OF LAPIS BOGOR SANGKURIANG

USULAN DESAIN MODEL BISNIS LAPIS BOGOR SANGKURIANG BUSINESS MODEL DESIGN OF LAPIS BOGOR SANGKURIANG E-Jurnal Agroindustri Indonesia Desember 2014 Vol. 3 No. 1, p ISSN: 2252-3324 Available online at: http://tin.fateta.ipb.ac.id/journal/e-jaii USULAN DESAIN MODEL BISNIS LAPIS BOGOR SANGKURIANG BUSINESS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengembangkan agribisnis dan meningkatkan kesejahteraan petani, mengisyaratkan bahwa

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka berpikir Arahan Strategi Pengembangan Wilayah Berdasarkan Komoditas Unggulan yang Berdaya saing di Kabupaten Indramayu sebagai kawasan

Lebih terperinci

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1 RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Teknologi telah menjadi unsur yang terdapat dalam kehidupan manusia, bahkan hampir di semua aspek kehidupan. Hampir semua

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Disamping peranan sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sektor ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris didukung oleh sumber daya alamnya yang melimpah memiliki kemampuan untuk mengembangkan sektor pertanian. Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga menghasilkan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi konsumen. juga teknologi (Ferrell, Hirt, & Ferrell, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dan juga menghasilkan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi konsumen. juga teknologi (Ferrell, Hirt, & Ferrell, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecil tidak dapat dipandang sebelah mata karena keberadaannya yang turut menyokong perekonomian suatu negara. Usaha kecil memiliki banyak peranan, diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kawasan Cigondewah merupakan salah satu kawasan pemukiman, sekaligus dikenal sebagai kawasan industri tekstil sejak tahun 1990-an, yang tumbuh seiring

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana strategis tahun 2010-2014 adalah terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelengkapan infrastruktur telekomunikasi kini berkembang menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Kelengkapan infrastruktur telekomunikasi kini berkembang menjadi salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telekomunikasi adalah suatu kebutuhan penting bagi masyarakat modern dan semakin menjadi bagian utama dari teknologi kontemporer dewasa ini. Kelengkapan infrastruktur

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL

BAB III BUSINESS MODEL BAB III BUSINESS MODEL Business Model Canvas PT. The Ayam Kampoeng merupakan perusahaan distributor ayam kampung yang bergerak di bidang produksi, distribusi dan pengolahan ayam kampung pembangunan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dalam dunia usaha sangatlah pesat sehingga menyebabkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaan. Semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo GO-JEK Indonesia Sumber: (10 Februari 2016)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo GO-JEK Indonesia Sumber:  (10 Februari 2016) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil GO-JEK Indonesia GO-JEK didirikan pada tahun 2010 oleh Nadiem Makarim, GO-JEK merupakan sebuah perusahaan transportasi asal Indonesia yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian (agraris) yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani atau bergerak di bidang pertanian. Tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Peneliatan Umum Sejarah Singkat Koperasi Telekomunikasi Seluler (KISEL)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Peneliatan Umum Sejarah Singkat Koperasi Telekomunikasi Seluler (KISEL) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Peneliatan Umum 1.1.1 Sejarah Singkat Koperasi Telekomunikasi Seluler (KISEL) Koperasi Telekomunikasi Seluler (kisel) adalah lembaga penyedia jasa Distribution Channel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bergulirnya wacana otonomi daerah di Indonesia berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi stimulan berbagai daerah untuk mengembangkan daerah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. orang pada tahun (Daryanto 2010). Daryanto (2009) mengatakan

I. PENDAHULUAN. orang pada tahun (Daryanto 2010). Daryanto (2009) mengatakan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian di era global ini masih memainkan peran penting. Sektor pertanian dianggap mampu menghadapi berbagai kondisi instabilitas ekonomi karena sejatinya manusia memang

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS

BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL CANVAS Coach Ferdy D. Savio Surabaya, 11 Mei 2016 Apa Faktor yang paling Penting dari sebuah Bisnis? Business Model Generation Alexander Osterwalder & Yves Pigneur Apakah Anda memiliki SEMANGAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.

Lebih terperinci