RESUME PENGERTIAN, PERSAMAAN, DAN PERBEDAAN SISTEM HUKUM. Nama : Tiara Audini Sasmita NIM : B1A Kelas : Genap
|
|
- Yuliani Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RESUME PENGERTIAN, PERSAMAAN, DAN PERBEDAAN SISTEM HUKUM Nama : Tiara Audini Sasmita NIM : B1A Kelas : Genap
2 PENGERTIAN SISTEM HUKUM Sistem hukum merupakan keseluruhan elemen-elemen dan aspek yang membangun serta menggerakkan hukum sebagai sebuah pranata dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain sistem hukum adalah suatu kumpulan unsurunsur yang ada dalam interaksi satu sama lain yg merupakan satu kesatuan yg terorganisasi dan kerjasama ke arah tujuan kesatuan. Di dunia terdapat berbagai macam sistem hukum yang terapkan oleh berbagai negara, namun di kalangan civitas akademika hanya diakrabkan dengan 2 macam sistem hukum yang banyak mempengaruhi sistem hukum sebagian besar negara-negara di dunia. Yaitu, sistem hukum eropa kontinental dan sistem hukum anglo saxon.
3 SISTEM HUKUM EROPA KONTINENTAL Sistem hukum eropa kontinental disebut dengan istilah Civil Law atau Hukum Romawi. Dalam sistem hukum eropa kontinental, hukum memiliki kekuasaan yang mengikat karena hukum yang terdiri dari kaidah atau peraturan-peraturan tersebut telah disusun secara sistematis dan dibukukan. Dalam sistem hukum eropa kontinental dikenal dengan adagium yang berbunyi bahwa tidak ada hukum selain undang-undang atau dengan kata lain bahwa hukum merupakan undang-ndanag itu sendiri.
4 SISTEM HUKUM ANGLO SAXON Sistem hukum anglo saxon merupakan sistem hukum yang pada awalnya bekembang di negara Inggris. Dikenal dengan istilah Common Law atau Unwritten Law atau hukum yang tidak tertulis. Dalam sistem hukum anglo asaxon dikenal istilah yurisprudensi atau Judicial Decision dimana puyusan hakim dan atau pengadilan dapat mengikat umum. Hukum atau peraturan perundang-undangan dalam sistem hukum ini tidak tersusun secara sistematis dalam sebuah kodifikasi. Namun kebiasaan-kebiasaan masyarakat dan peraturan-peraturan perundang-undangan dan peraturan administrasi negarajuga diakui karena terbentuknya kebiasaan dan peraturan tertulis pada dasarnya bersumber dari putusan pengadilan.
5 PERBEDAAN DAN PERSAMAAN SISTEM HUKUM Persamaan dan perbedaan di antara sistem-sistem hukum adalah dua sisi mata uang yang sama. Persamaan menujukkan kurangnya perbedaan, sementara perbedaan menujukkan kurangnya persamaan. beberapa faktor yang sering menjadi acuan dalam literatur perbandingan hukum sebagai penjelasan persamaan dan perbedaan sistem hukum. Faktor-faktor ini memang saling mempengaruhi tapi lebih baik dianggap saling terkait. Sistem Ekonomi Ideologi dan Sistem Politik Agama Sejarah dan Geografi Faktor Demografi
6 SISTEM EKONOMI Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut. Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Normalnya sistem hukum berkembang untuk melayani kebutuhan-kebutuhan perekonomian, bukan sebaliknya. Siapapun takakan percaya bahwa manusia menemukan peluang untuk berjual beli sebagai konsekuensi dari pengenalan hukum penjualan, yang ada karena kebutuhan untuk mengatur dan melindungi transaksi yang sering terjadi dan kita namakan sebagai penjualan dan pembelian.
7 IDEOLOGI DAN SISTEM POLITIK Sistem hukum sangat dipengaruhi oleh sistem politik negara, khususnya dalam persoalan hukum tata negara, pidana, dan hukum tata usaha negara Akan nampak perbedaan di bidang hukum jika negara menerapkan suatu pemerintahan diktator dibandingkan dengan pemerintahan demokrasi. Dalam sistem poltik pada akhirnya dipengaruhi juga oleh faktor-faktor lain, seperti sturuktur ekonomi negara.
8 AGAMA Sikap dan keyakinan agama populasi dapat berperan penting bagi sistem hukum, khususnya dalam hukum keluarga, tetapi juga dalam hukum pidana., misalnya aturan-aturan agama (Misalnya Al-Quran di negara Muslim dan Perjanjian Lama di Israel) sering secara langsung memperoleh status sebagai hukum atau digabungkan dengan cara lain ke dalam sistem hukum. Di beberapa negara Muslim masih ada hukum yang memerintahkan memanggal tangan seorang pencuri. Bisa dibayangkan larangan agama untuk mengkonsumi alkohol akan mengakibatkan larangan alkohol oleh negara.
9 SEJARAH DAN GEORGRAFI Sistem hukum terbentuk I bawah pengaruh kuat perkembangan sejarah negaranya. Aspek-aspek fundamental sturkutur ketatanegaraan sebuah negara, bentuk negara itu apakah republik atau kerajaan misalnya bisa dijelaskan mengacu pada faktor-faktor sejarah. Di negara-negara sesungguhnya warisan sejarah dari masa penjajahlah yang menentukan keluarga hukum sistem hukum, walaupun seringkali aturanaturan hukum yang diterima dari negara penjajah sudah berubah dan diadaptasikan dengan kebutuhan lokal. Sistem hukum sebuah negara jelas kelihatan dipengaruhi oleh kondisi fisik yang ada di negara-negara tersebut, terutama geografi, iklim dan sumber dayanya.
10 FAKTOR DEMOGRAFI Umat manusia bisa dibagi menjadi beberapa ras, yang masing-masing terdiri dari sejumlah besar kelompok etnis berbeda. Karena perbedaan ini seringkali menimbulkanketidakcocokan hukum dengan ras tertentu dalam satu wilayah (sistem hukum). Hal ini terbukti pada masa berlakunya Apartheid di Afrika Selatan, dimana ada pemisahan ras yang berpengaruh terhadap hak sipil ras kulit hitam di Afrika Selatan. Sumber:
11 Thank You For Your Attention
Civil Law adalah sistem hukum yang banyak dianut oleh negara-negara Eropa
BAHAN KULIAH SISTEM HUKUM INDONESIA Match Day 2 SISTEM HUKUM DI DUNIA Pada dasarnya sistem hukum yang ada di dunia ini sangat beragam macamnya, setiap sistem hukum memiliki karakter khas dan penganutnya,
Lebih terperinciPERBANDINGAN HUKUM PERDATA 4 SISTEM HUKUM DI DUNIA. Oleh : Diah Pawestri Maharani, SH MH
PERBANDINGAN HUKUM PERDATA 4 SISTEM HUKUM DI DUNIA Oleh : Diah Pawestri Maharani, SH MH SISTEM HUKUM ANGLO SAXON/COMMON LAW Common Law atauanglo Saxon (Anglo Amerika) Sistem hukum Anglo Saxon, Anglo Amerika,
Lebih terperinciSistem Hukum. Nur Rois, S.H.,M.H.
Sistem Hukum Nur Rois, S.H.,M.H. Prof. Subekti sistem hukum adalah susunan atau tatanan yang teratur, suatu keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian yang teratur,terkait, tersusun dalam suatu pola,
Lebih terperinciSISTEM HUKUM MAKALAH
SISTEM HUKUM MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia di Bawah Bimbingan Dosen Bpk. FAUZUL ALIWARMAN, SHI., M.Hum. Ibu MAS ANIENDA TF, SH., MH. Oleh : KELOMPOK 3 KELAS
Lebih terperinciDemokrasi seringkali mati dalam kamar dengan pintu tertutup Dalam negara hukum, hukum adalah raja. Omnes legume servi sumus ut liberi esse possimus
NEGARA HUKUM Demokrasi seringkali mati dalam kamar dengan pintu tertutup Dalam negara hukum, hukum adalah raja. Omnes legume servi sumus ut liberi esse possimus (CICERO) Pada dasarnya manusia ingin bebas,
Lebih terperinciBADAN YUDIKATIF, BADAN LEGISLATIF DAN BADAN EKSEKUTIF
BADAN YUDIKATIF, BADAN LEGISLATIF DAN BADAN EKSEKUTIF Oleh Kelompok 3 : Tondy Nugroho 153112350750001 Umayah Arindah 153112350750002 Mario Risdantino M. 153112350750005 Ketua Kelompok Tri Nadyagatari 153112350750006
Lebih terperinciMATERI KULIAH PENGANTAR ILMU HUKUM MATCH DAY 15 SISTEM HUKUM
MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU HUKUM MATCH DAY 15 SISTEM HUKUM A. Sistem Banyak sekali pemahaman mengenai definisi sistem, setiap pakar memberikan masing-masing pendapatnya, namun dapat kiranya jika pemahaman
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan akhir dari penulisan skripsi ini. Kesimpulan ini
BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan akhir dari penulisan skripsi ini. Kesimpulan ini merupakan jawaban terhadap perumusan masalah penelitian yang diajukan. Kesimpulan yang didapatkan, adalah: Pertama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
Page 14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa Negara Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas hukum. Itu berarti bahwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT. Intermasa, Jakarta, hlm Tinjauan hukum..., Dwi Agung Tursina, FH UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah yang mempunyai peranan penting dalam bidang hukum adalah masalah kenotariatan. Di Indonesia, notaris merupakan profesi hukum yang menghasilkan produk
Lebih terperinciPERBANDINGAN SEJARAH PERKEMBANGAN. Common Law. Sejarah& Perkembangan Hk Inggris 9/27/2014 SISTEM HK COMMON LAW & SISTEM HK ROMAWI GERMANIA
PERBANDINGAN SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM HK COMMON LAW & SISTEM HK ROMAWI GERMANIA 1 2 Sejarah& Perkembangan Hk Inggris Terbagi dalam tiga kelompok hukum: Common Law Equity Law Statute Law Adalah: Common
Lebih terperinciPOKOK-POKOK HUKUM PERDATA
POKOK-POKOK HUKUM PERDATA 1 m.k. hukum perdata 2 m.k. hukum perdata 3 m.k. hukum perdata 4 m.k. hukum perdata 5 PERBEDAAN COMMON LAW/ANGLO SAXON CIVIL LAW/EROPA KONT SISTEM PERATURAN 1. Didominasi oleh
Lebih terperinciHukum Perdata. Rahmad Hendra
Hukum Perdata Rahmad Hendra Hukum publik mengatur hal-hal yang berkaitan dengan negara serta kepentingan umum misalnya politik dan pemilu (hukum tata negara), kegiatan pemerintahan sehari-hari (hukum administrasi
Lebih terperinciPendahuluan. A. Perbandingan sebagai Metode- Sasaran
Pendahuluan A. Perbandingan sebagai Metode- Sasaran adanya hasil/ capaian yang diperoleh/ dikehendaki/ diinginkan Taylor: suatu hubungan J.S Mill: hubungan yang merupakan sebab akibat Soerjono Soekanto:
Lebih terperinciHUKUM EKONOMI DALAM SISTEM HUKUM 1
2 CARA DALAM MEMPERMUDAH MEMAHAMI LEVEL KOMPETENSI III: DALAM SISTEM 1 MEMAHAMI UNSUR MEMAHAMI PEMBIDANGAN SUMBER: MATERIEL FORMIL BENTUK: TERTULIS TIDAK TERTULIS FUNGSI MEMPERTAHANKAN: MATERIEL (SUBSTANSI)
Lebih terperinciHUKUM DAN SISTEM HUKUM DI INDONESIA
HUKUM DAN SISTEM HUKUM DI INDONESIA PENGERTIAN HUKUM E. UTRECHT : Hukum adalah himpunan petunjuk-petunjuk hidup yang berisi perintahperintah dan larangan-larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara-negara Welfare State (Negara Kesejahteraan) merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Peradilan administrasi merupakan salah satu perwujudan negara hukum, peradilan administrasi di Indonesia dikenal dengan sebutan Pengadilan Tata Usaha Negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD NKRI Tahun 1945 alinea ke-4 telah di sebutkan;
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam pembukaan UUD NKRI Tahun 1945 alinea ke-4 telah di sebutkan; melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
Lebih terperinciKekuatan Hukum, Teknologi dan Politik Bisnis Internasional
Kekuatan Hukum, Teknologi dan Politik Bisnis Internasional Lingkungan Hukum Suatu perusahaan dalam negeri harus mengikuti hukum dan kebiasaan negara asalnya. Bisnis internasional menghadapi tugas yang
Lebih terperinciSISTEM HUKUM DAN POSISI HUKUM INDONESIA. Fajar Nurhardianto* Abstak
SISTEM HUKUM DAN POSISI HUKUM INDONESIA Fajar Nurhardianto* Abstak Dalam suatu sistem yang baik tidak boleh terdapat suatu pertentangan antara bagian-bagian. Selain itu juga tidak boleh terjadi duplikasi
Lebih terperinci: PERBANDINGAN HUKUM PERDATA : PM 031 : : : S.1 : 2 SKS
SILABUS I. Mata Kuliah : PERBANDINGAN HUKUM PERDATA Kode : PM 031 Fakultas : Syariah Program Studi : Perbandingan Madzab Program : S.1 Bobot : 2 SKS Sifat : Pilihan II. Deskripsi Mata Kuliah. Perbandingan
Lebih terperinciBAB. IV POLITIK HUKUM
BAB. IV POLITIK HUKUM I. PENGERTIAN POLITIK HUKUM POLITIK H U K U M CARA MENENTUKAN TUJUAN YANG AKAN DICAPAI DENGAN DIBUAT DAN DIBERLAKUKANNYA HUKUM CARA MENENTUKAN STRATEGI YANG DIPILIH UNTUK MENCAPAI
Lebih terperinciNEGARA HUKUM DAN NEGARA HUKUM INDONESIA
NEGARA HUKUM DAN NEGARA HUKUM INDONESIA Angga Setiawan P.U Ari Widido Bayu Gilang Purnomo Arsyadani Hasan Binabar Sungging L Dini Putri P K2510009 K2510011 K2510019 K2111007 K2511011 K2511017 N E G A R
Lebih terperinciMASALAH KEWARGANEGARAAN DAN TIDAK BERKEWARGANEGARAAN. Oleh : Dr. Widodo Ekatjahjana, S.H, M.H. 1. Abstrak
MASALAH KEWARGANEGARAAN DAN TIDAK BERKEWARGANEGARAAN Oleh : Dr. Widodo Ekatjahjana, S.H, M.H. 1 Abstrak Masalah kewarganegaraan dan tak berkewarganegaraan merupakan masalah yang asasi, dan menyangkut perlindungan
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU HUKUM SISTEM HUKUM ANGLO SAXON (COMMON LAW) KELOMPOK 1
PENGANTAR ILMU HUKUM SISTEM HUKUM ANGLO SAXON (COMMON LAW) KELOMPOK 1 1. Budi Prakoso (1106099515) 2. Rainandri Rahma A H (1406633821) 3. Siti Fadilla (1406633903) 4. Anggit Puspa Kinanthi (1406633954)
Lebih terperinciA.Latar Belakang Masalah
A.Latar Belakang Masalah Setiap manusia hidup mempunyai kepentingan. Guna terpenuhinya kepentingan tersebut maka diperlukan adanya interaksi sosial. Atas interaksi sosial tersebut akan muncul hak dan kewajiban
Lebih terperinciPengantar Ilmu Hukum Materi Sumber Hukum. Disampaikan oleh : Fully Handayani Ridwan
Pengantar Ilmu Hukum Materi Sumber Hukum Disampaikan oleh : Fully Handayani Ridwan Sebelum membahas Sumber-sumber hukum, ada baiknya perlu memahami bahwa ada tiga dasar kekuatan berlakunya hukum (peraturan
Lebih terperinciKonsep Dasar Ekonomi Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM
Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Permasalahan Pembangunan Ekonomi - Pendekatan perekonomian : Pendekatan Makro - Masalah dalam perekonomian : rendahnya pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciII. Istilah Hukum Perdata
I. Pembidangan Hukum Privat Hukum Hukum Publik II. Istilah Hukum Perdata = Hukum Sipil >< Militer (Hukum Privat Materil) Lazim dipergunakan istilah Hukum Perdata Prof.Soebekti pokok-pokok Hukum Perdata
Lebih terperinciPELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan hukum Islam di
PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. I Hukum Islam telah ada dan berkembang seiring dengan keberadaan Islam itu sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan
Lebih terperinciEKSEKUTIF, LEGISLATIF, DAN YUDIKATIF
EKSEKUTIF, LEGISLATIF, DAN YUDIKATIF HUKUM KELEMBAGAAN NEGARA - B Adriana Grahani Firdausy, S.H., M.H. BADAN EKSEKUTIF PENGERTIAN Badan pelaksana UU yang dibuat oleh badan legislatif bersama dengan Pemerintah
Lebih terperinciPOLITIK HUKUM BAB IV NEGARA DAN POLITIK HUKUM. OLEH: PROF.DR.GUNARTO,SH.SE.A,kt.MH
POLITIK HUKUM BAB IV NEGARA DAN POLITIK HUKUM. OLEH: PROF.DR.GUNARTO,SH.SE.A,kt.MH BAGI POLITIK HUKUM. Negara perlu disatu sisi karena Negara merupakan institusi pelembagaan kepentingan umum dan di lain
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR PERBANDINGAN SISTEM HUKUM. Tulisan ini akan membedah buku yang berjudul Pengantar Perbandingan Sistem
BAB I PENGANTAR PERBANDINGAN SISTEM HUKUM A. Pendahulan Tulisan ini akan membedah buku yang berjudul Pengantar Perbandingan Sistem Hukum yang ditulis oleh Michael Bogdan. Buku ini membandingkan beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Baduy merupakan salah satu suku adat di Indonesia yang sampai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Baduy merupakan salah satu suku adat di Indonesia yang sampai sekarang masih mempertahankan nilai-nilai budaya dasar yang dimiliki dan diyakininya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bebas dan merdeka merupakan isu yang penting sejak ditemukannya konsep
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemandirian Kekuasaan Kehakiman atau juga kekuasaan kehakiman yang bebas dan merdeka merupakan isu yang penting sejak ditemukannya konsep pembagian kekuasaan. Baron
Lebih terperinciOleh Herlindah, SH, M.Kn. Sub Pokok Bahasan:
PERBANDINGAN HUKUM SECARA UMUM: Eropa conenental Vs. Anglo Saxon Oleh Herlindah, SH, M.Kn Sub Pokok Bahasan: A. SistemaEka Hukum di berbagai negara B. SistemaEka Hukum Adat C. SistemaEka hukum Islam D.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara hukum, hal tersebut tercantum dalam Pasal 1 ayat (3) Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Hukum yang dianut oleh
Lebih terperinciDasar Hukum Corporate Governance. Institut Manajemen Telkom
Dasar Hukum Corporate Governance Institut Manajemen Telkom 1 Shareholder vs Stakeholder Approaches Shareholders Maksimalisasi nilai shareholder dan memenuhi kepentingan shareholder. Mencari keuntungan
Lebih terperinciDaftar Pustaka. Glosarium
Glosarium Daftar Pustaka Glosarium Deklarasi pembela HAM. Pernyataan Majlis Umum PBB yang menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak secara sen-diri sendiri maupun bersama sama untuk ikut serta dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan Negara Hukum. Maka guna mempertegas prinsip Negara Hukum,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagaimana tercantum pada Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, yang menyatakan secara tegas bahwa Indonesia merupakan Negara Hukum. Maka
Lebih terperinciA. Beberapa pemimpin yang bertindak diktator terhadap rakyatnya : 1. Adolf Hilter
A. Beberapa pemimpin yang bertindak diktator terhadap rakyatnya : 1. Adolf Hilter 2. Napoleon Bonaparte 3. Benito Mussolini 4. Jendral TNI Soeharto 5. Saddam Husein B.Alasan pemimpin atau pemerintah diktator
Lebih terperinciSILABUS PENGANTAR HUKUM INDONESIA By CEKLI SETYA PRATIWI, SH. LITERATURE
NO MATERI WAKTU TUJUAN INSTRUKSIONAL METODE, MEDIA & EVALUASI 1. Pengantar 2. Hubungan Antara PIH dan PHI 3. Hubungan Antara Ilmu Hukum dan Ilmu Politik dalam Ilmu Pengetahuan BAB II Sistem Hukum Di Dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan politik yang dikeluarkan oleh pemerintah biasanya menimbulkan berbagai permasalahan yang berawal dari ketidakpuasan suatu golongan masyarakat, misalnya
Lebih terperinciPENGGOLONGAN HUKUM. Nama anggota : Mega Aditya Lavinda (19) Megantoro Prasetyo W (20) Mitsaqan Ghalizha (21) Ahmad hafiyyan (03)
PENGGOLONGAN HUKUM Nama anggota : Mega Aditya Lavinda (19) Megantoro Prasetyo W (20) Mitsaqan Ghalizha (21) Ahmad hafiyyan (03) Penggolongan Hukum Hukum menurut bentuknya. Hukum menurut tempat berlakunya.
Lebih terperinciRELASI ANTARA SISTEM PEMILU + SISTEM KEPARTAIAN+ LATAR BELAKANG SOSIAL+ JARAK IDEOLOGI = POLITICAL ORDER ( STABILITAS POLITIK). ADA DUA TESIS UTAMA
RELASI ANTARA SISTEM PEMILU + SISTEM KEPARTAIAN+ LATAR BELAKANG SOSIAL+ JARAK IDEOLOGI = POLITICAL ORDER ( STABILITAS POLITIK). ADA DUA TESIS UTAMA 1. LATAR BELAKANG SOSIAL PLURAL + SISTEM PROPOSIONAL+
Lebih terperinciDoktrin Precedent dan Plea Bargaining System. Oleh : Supriyanta, SH.MHum Fak. Hukum UNISRI Abstrak
Doktrin Precedent dan Plea Bargaining System Oleh : Supriyanta, SH.MHum Fak. Hukum UNISRI Abstrak Doktrin precedent dikenal dalam tatanan hukum Anglo Saxon, dimana hakim terikat pada putusan hakim terdahulu
Lebih terperinciKondisi Ekonomi Pembangunan di Indonesia. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM
Kondisi Ekonomi Pembangunan di Indonesia Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Permasalahan Pembangunan Ekonomi - Pendekatan perekonomian : Pendekatan Makro - Masalah dalam perekonomian : rendahnya pertumbuhan
Lebih terperinci: PENGANTAR A. Pendahuluan B. Proses Perbandingan Hukum. A. Orang B. Badan Hukum
S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : STATUS MATA KULIAH : WAJIB KONSENTRASI KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2 SKS PRASYARAT : B. DESKRIPSI MATA KULIAH Perbandingan Hukum Perdata (PHP)
Lebih terperinciPemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang berasal dari kata perintah - Perintah adalah perkataan yang bermakna
Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang berasal dari kata perintah - Perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatau. - Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu
Lebih terperinciPERBEDAAN POLITIK, EKONOMI, DAN HUKUM DALAM BISNIS INTERNASIONAL
BAB 2 PERBEDAAN POLITIK, EKONOMI, DAN HUKUM DALAM BISNIS INTERNASIONAL ANDRI HELMI M, SE., MM. Ilustrasi Dimensi Lingkungan Eksternal Elemen lingkungan politik yang relevan adalah peranan pemerintah dalam
Lebih terperinciKonvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid
Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid disetujui dan terbuka untuk penandatanganan dan ratifikasi oleh Resolusi Majelis Umum 3068 (XXVIII) 30 November 1973 Negara-negara
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER UMSU 2016 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA FAKULTAS PROGRAM STUDI : HUKUM : ILMU HUKUM RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH (MK) KODE RUMPUN MK PENGANTAR HUKUM
Lebih terperinciPEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH TERMINOLOGI HUKUM
PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH TERMINOLOGI HUKUM Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG
Lebih terperinciPROSES PERADILAN TERHADAP ANGGOTA POLRI YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA
PROSES PERADILAN TERHADAP ANGGOTA POLRI YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA Eflando Cahaya Chandan Pradana ABSTRAK Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) adalah Kepolisian Nasional di Indonesia, yang bertanggung
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR i. DAFTAR ISI ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii Bab I Latar belakang Ekstradisi, Pengertian dan Perkembangan Ekstradisi 1 1.1 Latar Belakang Timbulnya Ekstradisi 1 1.2 Pengertian dan Perkembangan Ekstradisi
Lebih terperinciPrinsip Kepemimpinan Ul.1:9-18 Ev. Gito T.W.
Prinsip Kepemimpinan Ul.1:9-18 Ev. Gito T.W. Bulan Oktober kita merayakan hari Reformasi. Reformasi ini tidak hanya di dalam gereja, tetapi juga di dunia. Reformasi tidak terjadi di bidang tertentu saja.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG A. Dasar Pertimbangan Hukum Hakim Pengadilan Agama Malang dalam Penolakan Izin Poligami
Lebih terperinciSejarah Tata Hukum Dan Poliik di Indonesia
Sejarah Tata Hukum Dan Poliik di Indonesia PRA KEMERDEKAAN 1. Masa Vereenigde Oosindische Compagnie (1602-1799) Pada masa ini bermula dari hak isimewa yang diberikan oleh pemerintah Belanda kepada VOC
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara hukum menganut sistem hukum Civil Law
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara hukum menganut sistem hukum Civil Law (Eropa Continental) yang diwarisi selama ratusan tahun akibat penjajahan Belanda. Salah satu karakteristik
Lebih terperinciSILABI MATAKULIAH. Alokasi Waktu (Menit) Mahasiswa mampu. Strategi Pembelajaran. Brainstorming Concept
SILABI MATAKULIAH Kelompok Matakuliah : Jurusan Jurusan : Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah Matakuliah : Hukum SKS/JS : 2 Kode Matakuliah :21209 Standar Kompetensi : Mahasiswa konsep/ dan asas dalam ilmu serta menyadari
Lebih terperinciTENTIR UJIAN TENGAH SEMESTER PENGANTAR ILMU HUKUM BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS HUKUM 2012
TENTIR UJIAN TENGAH SEMESTER PENGANTAR ILMU HUKUM BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS HUKUM 2012 1. Secara prinsipil terdapat perbedaan mendasar antara Pengantar Ilmu Hukum (PIH) dan Pengantar Hukum Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah bangsa yang majemuk, bahkan Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34) multikulturalitas bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya Pasal 378, orang awam menyamaratakan Penipuan atau lebih. (Pasal 372 KUHPidana) hanya ada perbedaan yang sangat tipis.
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Banyak orang, terutama orang awam tidak paham apa arti Penipuan yang sesungguhnya, yang diatur oleh Kitab Undang-undang Hukum Pidana, khususnya Pasal 378, orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang penduduknya memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang penduduknya memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi. Hal ini bisa dibuktikan dengan hidup dan berkembangnya
Lebih terperinciKEBERADAAN YURIDIS LEMBAGA TRUST DALAM PASAR MODAL INDONESIA SKRIPSI. Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
KEBERADAAN YURIDIS LEMBAGA TRUST DALAM PASAR MODAL INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum OLEH : THEODORUS ARIE GUSTI NIM
Lebih terperinciRANCANGAN ACARA PERKULIAHAN
UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS HUKUM RANCANGAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : 1. Pengantar Ilmu Hukum (HID 10103) 2. Pengantar Hukum Indonesia (HID 10104) Jumlah Semester : Masing-masing 4 SKS : Gasal
Lebih terperinciNegara dan Konstitusi
Negara dan Konstitusi Negara dan Konstitusi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain Konstitusi merupakan hukum dasarnya suatu negara Penyelenggaraan bernegara Indonesia juga didasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia diciptakan oleh sang kholiq untuk memiliki hasrat dan keinginan untuk melangsungkan perkawinan. Sebagaimana
Lebih terperinciCHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program
CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2012 MAIDS' RESISTANCE THROUGH THE BOOK TO EQUALIZE THE RIGHTS AS POTRAYED IN "THE HELP" MOVIE (2011)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Bahwa hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Negara Indonesia adalah negara hukum. Sebuah deklarasi bahwa negara ini berdiri dan berjalan berdasar pada ketentuan hukum. Pada Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 tersebut sekaligus
Lebih terperinciWawasan Kebangsaan. Dewi Fortuna Anwar
Wawasan Kebangsaan Dewi Fortuna Anwar Munculnya konsep Westphalian State Perjanjian Westphalia 1648 yang mengakhiri perang 30 tahun antar agama Katholik Roma dan Protestan di Eropa melahirkan konsep Westphalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatur agar kepentingan-kepentingan yang berbeda antara pribadi, masyarakat dan negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum pada umumnya bertujuan untuk mencari, menemukan, menggali kebenaran yang sesungguh-sungguhnya guna mencapai keadilan dalam masyarakat. Dimana hukum mengatur
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Cara penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan normatif dan empiris
III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Cara penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan normatif dan empiris sebagai penunjang. Pendekatan normatif dan empiris yaitu penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciBadan Yudikatif. Modul 9
Modul 9 Badan Yudikatif Prof. Miriam Budiardjo Panji Anugrah, S.IP. S PENDAHULUAN ehubungan dengan pembagian kekuasaan menurut fungsi, kekuasaan yudikatif adalah kekuasaan untuk mengawasi dan mengadili
Lebih terperinciLembaga Dalam Badan Yudikatif
Lembaga Yudikatif Cecep Hidayat cecep.hidayat@ui.ac.id - www.cecep.hidayat.com Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Materi Bahasan Lembaga-Lembaga dalam Badan
Lebih terperinciSessi. Mumuh Mulyana Mubarak, SE.
Sessi Lingkungan Legal Internasional Dosen Pembina: Mumuh Mulyana Mubarak, SE. http://moebsmart.co.cc http://politikusmuda.co.cc BISNIS INTERNASIONAL = The GAME THE RULES beragam 1. Mengetahui 2. Mengenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang, dengan tujuan pokok untuk memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara kita adalah negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, dengan tujuan pokok untuk memberikan kemakmuran dan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagaimana bersikap, bertutur kata dan mempelajari perkembangan sains yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. Indonesia. A. Analisis Terhadap Aturan Suscatin di Malaysia dan. Meskipun Indonesia dan Malaysia mempunyai banyak kesamaan
56 BAB IV ANALISIS A. Analisis Terhadap Aturan Suscatin di Malaysia dan Indonesia. Meskipun Indonesia dan Malaysia mempunyai banyak kesamaan dalam beberapa hal, seperti Negara dengan mayoritas muslim terbanyak,
Lebih terperinciDua unsur utama, yaitu: 1. Pembukaan (Preamble) ; pada dasarnya memuat latar belakang pembentukan negara merdeka, tujuan negara, dan dasar negara..
& Apakah KONSTITUSI? 1. Akte Kelahiran suatu Negara-Bangsa (the birth certificate of a nation state); 2. Hukum Dasar atau hukum yang bersifat fundamental sehingga menjadi sumber segala peraturan perundang-undangan
Lebih terperinciHukum Perdata, Hukum Pidana Dan Hukum Administrasi Negara
Hukum Perdata, Hukum Pidana Dan Hukum Administrasi Negara HUKUM PERDATA 1. Sejarah Hukum perdata (burgerlijkrecht) bersumber pokok burgerlijk wet boek (KHUS) atau kitab undang-undang hukum sipil yang berlaku
Lebih terperinciMODUL VI KONSTITUSI DAN PENEGAKAN ATURAN HUKUM ( RULE OF LAW )
MODUL VI KONSTITUSI DAN PENEGAKAN ATURAN HUKUM ( RULE OF LAW ) Istilah dan Pengertian Konstitusi Konstitusi berasal dari kata constituer (Pransis), constitution (Inggris), constitutle (Belanda) yang berarti
Lebih terperinciIMPLIKASI AMANDEMEN UUD 1945 TERHADAP SISTEM HUKUM NASIONAL
IMPLIKASI AMANDEMEN UUD 1945 TERHADAP SISTEM HUKUM NASIONAL Oleh : PROF.DR. ISMAIL SUNY, S.H., M.CL. IMPLIKASI AMANDEMEN UUD 1945 TERHADAP SISTEM HUKUM NASIONAL * PROF.DR. ISMAIL SUNY, S.H., M.CL. ** LATAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang (UU) tehadap Undang-Undang Dasar (UUD). Kewenangan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada satu peristiwa penting dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, yakni Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) hasil Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 1999 yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam dinamika kehidupan manusia, karena manusia selalu mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan aktifitas yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, bahkan kegiatan ekonomi merupakan salah satu pilar penting dalam dinamika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia secara tegas dalam Pembukaan UUD NKRI
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Republik Indonesia secara tegas dalam Pembukaan UUD NKRI Tahun 1945 mencita citakan menjadi bangsa yang bisa melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
Lebih terperinciKONSTITUSI DAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL
KONSTITUSI DAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL SAMSURI FISE UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester Gasal 2010/2011 TOPIK MATERI PEKAN INI KONSEP KONSTITUSI dan DEMOKRASI KONSTITUSIONAL PERAN WARGA NEGARA MENURUT
Lebih terperinciSAP Asas-Asas Hukum Perdata Tahun Akademik 2014/2015 (sampai UTS) 1. Mampu menerangkan pengertian seluruh bidang Ilmu Hukum (perdata dan publik)
SAP Asas-Asas Hukum Perdata Tahun Akademik 2014/2015 (sampai UTS) 1. Mampu menerangkan pengertian seluruh bidang Ilmu Hukum (perdata dan publik) Mampu menganalisis struktur ilmu hukum melalui hukum positif
Lebih terperinciPERADILAN: PROSES PEMBERIAN KEADILAN DI SUATU LEMBAGA YANG DISEBUT PENGADILAN:
HUKUM YANG DICIPTAKAN MELALUI PUTUSAN PENGADILAN PERADILAN dan PENGADILAN PERADILAN: PROSES PEMBERIAN KEADILAN DI SUATU LEMBAGA YANG DISEBUT PENGADILAN PENGADILAN: LEMBAGA ATAU BADAN YANG BERTUGAS MENERIMA,
Lebih terperinciUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
Pokok Bahasan : Pengantar Perkuliahan /Silabus mata kuliah Pengertian Ruang lingkup antropologi. Pertemuan ke- : 1 dan 2 Pengertian dan Ruang Lingkup Antropologi 1. Pengertian. 2. Antropologi: ilmu tentang
Lebih terperinciKontrak: Pendekatan-pendekatan Hukum Perdata dan Common Law
Kontrak: Pendekatan-pendekatan Hukum Perdata dan Common Law Sistem Common Law: Kebanyakan negara-negara yang dulunya di bawah pemerintahan Kolonial Inggris manganut sistem hukum kasus (common law) Inggris.
Lebih terperinciBAB III ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM JUAL BELI PASAL 1493 KUH PERDATA
40 BAB III ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM JUAL BELI PASAL 1493 KUH PERDATA A. Gambaran Umum Tentang KUH Perdata. 1. Sejarah KUH Perdata Sejarah terbentuknya KUH Perdata di Indonesia tidak terlepas dari
Lebih terperinciHUKUM PERDATA H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI.
HUKUM PERDATA H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI. A. PENDAHULUAN I. Pembidangan Hukum Privat Hukum Hukum Publik II. Istilah Hukum Perdata = Hukum Sipil >< Militer (Hukum Privat Materil) Lazim dipergunakan istilah
Lebih terperinciProsiding Ilmu Hukum ISSN: X
Prosiding Ilmu Hukum ISSN: 2460-643X Analisis Yuridis Putusan Hakim Praperadilan Mengenai Penetapan Status Tersangka Menurut Pasal 77 Kuhap Jo Putusan Mahkamah Konstitusi No. 21/PUU-VIII/2014 tentang Perluasan
Lebih terperinciC. HUKUM MENURUT TEMPAT BERLAKUNYA
Penggolongan Hukum Menurut Drs. C.S.T. Kansil, S.H hukum digolongkan menurut sumber, bentuk, tempat berlakunya, waktu berlakunya, cara mempertahankan, sifatnya, wujudnya, dan isinya. Pembagian hukum dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sehingga sistem hukum Belanda pun diterapkan di Indonesia berdasarkan asas konkordansi.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem hukum Indonesia berasal dari Belanda sebagai negara yang pernah menguasai Indonesia, sehingga sistem hukum Belanda pun diterapkan di Indonesia berdasarkan asas konkordansi.
Lebih terperinciDinamika Pembangunan dan Pengembangan Hukum di Indonesia sejak masa kolonial hingga era kemerdekaan
Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia Bobot : 4 SKS Tujuan : Mahasiswa dapat menguraikan hukum positif di Indonesia, yang meliputi Tata Hukum Indonesia, Sistem Hukum Indonesia, Lapangan lapangan hukum
Lebih terperinciPENDAPAT TERPISAH HAKIM ZEKIA
Saya menyetujui, dengan segala hormat, bagian pengantar keputusan terkait prosedur dan fakta dan juga bagian penutup tentang dengan penerapan Pasal 50 (pas. 50) dari Konvensi terhadap kasus ini. Saya juga
Lebih terperinciSILABUS Jurusan / Prodi : Pendidikan Sejarah / Ilmu Sejarah Mata Kuliah : Ilmu Politik Kode :
SILABUS Jurusan / Prodi : Pendidikan Sejarah / Ilmu Sejarah Mata Kuliah : Ilmu Politik Kode : SKS : 2 sks Dosen : Ita Mutiara Dewi, M.Si. Deskripsi Mata kuliah : Mata kuliah berbobot 2 SKS ini, akan membahas
Lebih terperinci