BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Turbin Gas Turbin adalah mesin penggerak, dimana fluida dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin. Bagian turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin, sedangkan bagian yang tidak berputar disebut stator atau rumah turbin. Roda turbin terletak di dalam rumah turbin dan roda turbin memutar poros daya yang yang menggerakkan bebannya. Di dalam turbin fluida kerja mengalami proses ekspansi, yaitu proses penurunan tekanan dan mengalir secara kontinyu. Jenis-jenis turbin dibedakan berdasarkan fluida kerjanya, bila fluida kerja berupa air disebut turbin air, bila fluida kerja nya berupa uap maka disebut turbin uap, dan bila fluida kerjanya berupa gas maka disebut turbin gas. Turbin gas merupakan suatu motor bakar yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu kompresor, ruang bakar, dan turbin. Salah satu penerapannya dapat digunakan untuk sistem propulsi yang berfungsi menghasilkan gaya dorong ( thrust ) pada pesawat terbang Turbofan Tipe engine turbofan serupa dengan tipe turbopropeller, akan tetapi pada engine turbofan sudah tidak lagi menggunakan propeller melainkan sudah menggunakan fan. Pada tipe engine turbofan biasanya tidak menggunakan roda gigi reduksi dan fan berputar dalam saluran sehingga tidak langsung berhubungan 5

2 dengan udara atmosfer. Fan yang digunakan memiliki daun atau sejenis balingbaling yang lebih banyak dari pada propeller, tetapi berdiameter lebih kecil dan lebih tipis bentuknya. Karena itu fan juga menghasilkan jet udara dingin dan gaya dorong jet gas pembakaran. Pada turbofan, turbin gas menghasilkan daya poros untuk menggerakkan fan yang menghasilkan gaya dorong fan seperti yang terjadi pada propeller. Selain itu, fan juga berfungsi sebagai pembangkit gas bagi nosel yang menghasilkan gaya dorong jet panas. Engine turbofan awalnya diciptakan untuk memperbaiki efisiensi propulsi dari mesin turbojet dengan cara mengurangi kecepatan pancaran rata-rata, khususnya untuk operasi pada kecepatan subsonic yang tinggi. Ini kemudian menjadi mesin dengan kecepatan pancaran lebih rendah yang mengakibatkan tingkat kebisingan juga berkurang. Hal ini merupakan faktor terpenting yang paling diperhatikan untuk pesawat-pesawat penumpang komersial Engine tipe CFM56-3 Engine CFM56-3 merupakan mesin jet turbofan dengan kapasitas bypass yang besar, dual rotor yang digunakan dengan teknologi advance aksial flow yang dirancang untuk digunakan pada pesawat terbang jenis BOEING737 dan semua variannya. Engine CFM56 adalah produk dari CFM INTERNATIONAL dimana merupakan perusahaan gabungan antara GENERAL ELECTRIC AIRCRAFT ENGINE (GE) Amerika dengan perusahaan SNECMA Perancis. 6

3 Gambar 2.1. Engine CFM56-3 (Sumber : CFM56-3 Training Handbook) MODEL APLICATION TAKE OFF /THRUST CFM56-3B / RPM CFM56-3B2* / RPM CFM56-3C1* /400/ RPM Tabel 2.1.Tabel Penggunaan Engine Type CFM Sistem Kerja Engine CFM56-3 Gambar 2.2. Skema Engine CFM56-3 (Sumber : CFM56-3 Training Handbook) 7

4 Gambar 2.3. Skema Aliran Udara Engine CFM56-3 (Sumber : CFM56-3 Training Handbook) Berikut ini dijelaskan cara kerja secara umum Engine CFM56-3, sistem kerja dimulai ketika udara yang ada disekitar Engine masuk melalui air intake, lalu diteruskan ke kompresor, prosesnya sebagai berikut : 1. Kompresor bertekanan rendah berputar, kemudian udara luar dihisap masuk melalui First stage impeller. Karena putaran first stage impeller tadi, maka udara akan berusaha lari dari putaran tersebut. Aliran udara yang keluar dari Low Pressure Compressor (LPC) dibagi menjadi dua bagian aliran yang seimbang, yaitu aliran udara primer dan aliran udara sekunder. Aliran udara primer akan diteruskan menuju ruang bakar (Combustion Chamber). Sedangkan aliran udara sekunder akan melewati sisi Annular Engine( By-Pass Duct ) dan berfungsi sebagai pendingin Engine. 8

5 2. Aliran udara primer akan masuk kembali melalui satu saluran (Duct) ke Second Stage Impeller ( 2 nd Stage Rotor ) untuk dilipatkan kembali tekanan udaranya oleh kompresor bertekanan tinggi. Kemudian udara yang bertekanan tersebut akan berusaha keluar dari putaran itu masuk ke diffuser yang langsung diarahkan menuju ruang bahan bakar (Combustion Chamber). 3. Pada ruang bahan bakar (Combustion Chamber) udara yang bertekanan tinggi tersebut dicampur dengan bahan bakar yang dikabutkan melalui Fuel nozzle dan saat itu pula diberikan pengapian oleh Ignitor yang terletak pada ruang bakar no 4 & 8 sehingga terjadilah pembakaran. 4. Pada mesin turbojet, pengapian hanya diberikan pada waktu mesin dihidupkan pertama kali, jika mesin sudah hidup maka pengapian tidak diperlukan lagi karena temperatur udara sudah cukup tinggi untuk menyala terus. 5. Gas-gas yang sudah bertemperatur tinggi hasil dari proses ruang bakar dialirkan ke High Pressure Turbine (Turbin Tekanan Tinggi) atau biasa disingkat HPT. Aliran gas panas dengan temperatur dan tekanan tinggi diturunkan oleh turbin bertekanan tinggi. 6. Gas yang keluar dari turbin bertekanan tinggi kemudian masuk turbin betekanan rendah untuk kembali diturunkan temperatur dan tekanannya. 7. Karena putaran turbin dan kompresor tersebut yang merupakan hasil 9

6 dari pembakaran, menghasilkan udara panas yang bergabung dengan aliran sekunder yang melalui sisi annular (By-pass Duct) yang akan melalui Nozzle. 8. Dibagian ini akibat diturunkannya tekanan maka, Nozzle akan menaikkan kecepatan fluida untuk mendapatkan gaya dorong ( Thrust). 9. Awal gerakan turbin gas ini memerlukan penggerak mula yang digunakan yaitu Auxilary Power Unit (APU) yang dihubungkan ke poros kompresor dan turbin. Pada putaran tertentu kompresor telah mampu menyediakan udara untuk proses pembakaran sesuai dengan kondisi yang diinginkan, dan pada saat Fuel Nozzle akan menyemprotkan bahan bakar, kemudian busi mengeluarkan bunga api sehingga proses pembakaran terjadi. Gas panas hasil pembakaran tersebut telah mampu untuk mendorong sudu-sudu gerak turbin. Dengan bertambahnya udara yang dikompresikan dan bahan bakar yang terbakar maka energi panas untuk menggerakkan sudu turbin akan bertambah pula. APU akan mati secara otomatis setelah kecepatan turbin lebih besar dari kecepatan penggerak mula, dan selanjutnya turbin akan beroperasi sendiri Komponen Utama Pada Engine CFM56-3 Secara umum beberapa komponen engine di atas mempunyai prinsip kerja sebagai berikut : 1. DIFUSER, adalah alat atau saluran saluran yang berfungsi menaikan tekanan fluida dengan jalan menurunkan kecepatan atau 10

7 dengan kata lain alat yang mengubah energi kinetik menjadi energi tekanan. 2. KOMPRESOR, berfungsi menaikan tekanan udara sampai sekurang kurangnya cukup tinggi untuk membakar bahan bakar yang disemprotkan ke dalam ruang bahan bakar. Prosesnya dapat dianggap adiabatik, dan selisih energi potensial fluida sangat kecil. Usaha menaikkan efisiensi kompresor merupakan usaha untuk mengurangi kerja kompresor untuk mencapai tekanan yang sama, jadi mengurangi selisih kerja kompresor atau dibuat agar mendekati nol. 3. RUANG BAKAR, kerja ruang bahan bakar tidak menghasilkan dan tidak memerlukan kerja mekanis. Jika proses pembakaran dianggap adiabatik maka komposisi dan banyaknya gas pembakaran dapat diketahui maka dapat dihitung dan diperkirakan kapan terjadinya pembakaran sempurna. 4. TURBIN, berfungsi untuk mengubah energi panas hasil pembakaran menjadi energi mekanik dengan cara mengekspansi gas panas dari tekanan dan temperatur tinggi ke tekanan temperatur pembuangan. 5. NOZZLE, adalah saluran yang berfungsi menaikkan kecepatan fluida dengan jalan menurunkan tekanannya. Atau nozzle adalah alat untuk mengekspansi fluida sehingga kecepatannya bertambah besar. 11

8 Engine Aerodinamic Station Rancanagan dari mesin CFM56-3 high by pass memiliki aliran airflow yang sempurna dengan dua bagian airflow: 1. Primary airflow melalui pada bagian dalam dari fan blades (stage satu rotor) dan terus melalui booster. Airflow juga terus masuk ke dalam core engine dan low pressure turbine (LPT) dan keluar melalui saluran discharge. 2. Secondary airflow melalui pada bagian luar dari fan blades (stage satu rotor), outlet guide vanes dan keluar melalui saluran discharge. Station aerodinamis path mempunyai ketepatan untuk rancangan fasilitas dan development pada sebuah mesin. Performance perawatan thermodinamis cycle berdasarkan terhadap monitoring dan data. Parameter pemakaian following yang sering digunakan pada mesin CFM563 : T 12 untuk fan inlet temperatur. T 2.0 untuk core inlet temperatur. T 2.5 untuk VSV atau VBV, fuel limiting schedule dan main engine control (MEC). T 4.95 untuk cockpit indication exhaust gas temperature (EGT). Ts 12 untuk fan dan core altitude corrected schedule kecepatan. Ts 3 untuk fuel limiting schedule compressor discharge pressure. CBP untuk fuel limiting schedule. 12

9 Saluran By-Pass (By-Pass Duct) Gambar 2.4.Engine Aerodynamic System (Sumber : CFM56-3 Training Handbook) Saluran by-pass merupakan saluran yang komponen-komponennya terbuat dari baja fabrikasi dan fiberglass yang menghubungkan mesin dari wadah pertengahan kompresor (compressor intermedite case) ke penggabung gas annular. Pada bagian belakang dari saluran by-pass, yaitu pada penggabungan gas buang annular. Terdapat sepuluh thermocouple dan sepuluh buah tabung pitot untuk mengetahui exhaust gas turbine (EGT) dan juga tekanannya. 13

10 Gambar 2.5. Air System Schematic (Sumber : Engine Shop Manual) Exhaust Collector Exhaust collector merupakan bagian yang terletak setelah exhaust. Bentuk dari bagian ini adalah menyerupai nozzle yang berfungsi untuk mempercepat airflow sehingga menghasilkan gaya dorong. Exhaust collector merupakan tempat pertemuannya udara turbin dan by-pass duct. Collector pada dasarnya terdiri dari silinder fabrikasi yang terbuat dari material berbasis nikel Sistem Bahan Bakar (Fuel System) Fuel pump bertekanan rendah menginjeksikan bahan bakar pada berbagai langkah mesin, fuel pump bertekanan tinggi melalui sebuah pemanas 14

11 bahan bakar pendingin oli, sebuah saringan bahan bakar dan sebuah flowmeter. Pengatur poros tekanan rendah berfungsi untuk menghindari poros LPC dari kecepatan yang berlebihan (overspeeding). Jika terjadi kesalahan tersebut, sistem akan memutus suplai fuel pada nozzle penyembur fuel. Kesalahan tersebut biasanya terjadi antara LPT dan LPC Sistem Pelumasan Gambar 2.6. Fuel delivery system (Sumber : CFM56-3 Training Handbook) Sistem pelumasan (oil system) pada mesin CFM56-3C1 yang didesain dry sump terjadi pada forward sump dan aft sump serta gearbox. Sistem pelumasan ini berfungsi sebagai berikut: 1. Menyalurkan minyak pelumas ke komponen-komponen mesin terutama bearing dan komponen mesin yang bergerak dalam turbofan machinery seperti, AGB dan TGB. 15

12 2. Pembuang panas (removal of heat) dari komponen mesin yang bergerak atau bergesekan dengan komponen lainya. 3. Memanaskan aircraft fuel sebelum di semprotkan atau dikabutkan dalam combustion chamber. Sistem pelumasan terdiri dari sub bagian, yaitu: 1. Oil tank 2. Oil Distribution 3. Main Oil/ Fuel Heat Exchanger 4. Oil System Monitoring Gambar 2.7. Complete Oil System (Sumber : CFM56-3 Training Handbook) 16

13 Engine Control Pengontrolan manual pada mesin dilakukan melalui dua buah lever pada pedestal pilot. Yang pertama adalah tuas penutup katup (throttle lever) yang dihubungkan dengan fuel flow regulator yang mana dapat mengatur kondisi kecepatan mesin yang diinginkan pada bagian pengontrol kecepatan dari regulator tersebut. Yang kedua adalah shut off lever yang dihubungkan dengan katup pemutus fuel high pressure yang dapat diatur posisinya sebagai tertutup penuh, start, atau terbuka penuh Air Flow Control Udara dapat mengoperasikan mesin secara halus pada rasio kompresi rendah, aliran udara yang melalui HPC dikontrol oleh IGV (Inlet Guide Vane) pada tingkat awal dari kompresor dan juga bleed valve pada tingkat ketujuh. Keduanya diatur oleh airflow control regulator dan actuator. Sistem udara pada mesin sangat penting peranannya. Fungsi-fungsi ini adalah untuk air off-takes, sistem pendinginan, sealing, dan sistemantis (anti ice system). Secara garis besar fungsi dari system control udara adalah: 1. Aircraft service : cabin conditioning dan airframe anti icing. 2. Engine service : engine powerplant nose cowling, anti icing, air inlet temperature, canister ejector, engine cross feed starting. Sistem pendingin aircraft engine adalah dengan menggunakan sistem oli dan udara. Selain itu, udara yang bertekanan digunakan juga untuk menekan seal-seal oli internal. LPC mengirimkan udara melalui lubang-lubang di compressor intermediate case. 17

14 Cooling dan sealing Air Untuk mendinginkan mesin secara internal hingga dipoeroleh temperatur konsisten yang memenuhi perfomance engine, udara diambil dari LPC, saluran by-pass, dan HPC untuk memenuhi kebutuhan mesin. Sebagai tambahan suplai udara juga digunakan untuk memberikan tekanan kepada seal oli mesin internal untuk mencegah kebocoran. LPC mengedarkan udara melaui lubang-lubang pada dinding sebelah dalam dari wadah kompresor pertangahan dan mengalir ke arah belakang untuk mendinginkan bearing. Udara akhirnya keluar melalui ruji berlubang (hollow spokes) dari penyangga bearing HPT. Kemudian udara tersebut mengalir ke pengumpul udara pendingin (cooling air collector). Udara diambil dari kompresor digunakan untuk mendinginkan bagian mesin yang panas dan juga untuk mencegah kebocoran oli atau gas dengan memberikan tekanan pada seal. Udara dari HPC juga digunakan untuk mendinginkan HPT dan kedua tingkat nozzle guide vane (NGV) Anti Icing Untuk mencegah terbentuknya es pada udara masuk mesin selama beroperasi pada temperatur rendah, udara dari saluran tingkat 9 HPC disalurkan melalui dua buah control katup anti icing melalui IGV ke fairing nose udara masuk dan dialirkan untuk memanasi nose cowl Starting Untuk memutar mesin pada saat starting, digunakan stater udara bertekanan tinggi. Setelah mesin berputar dimulailah pembakaran pembakaran 18

15 pertama kali dilakukan dengan memberikan arus yang besar pada busi (igniter plug) yang terletak pada dua buah liner. Udara yang digunakan untuk menggerakkan mesin pada pertama kali start berasal dari APU (auxiliary power unit), atau dari tekanan udara pada mesin yang bekarja lainnya sebagai tambahan. Jika pesawat masih berada di darat ingin memutar mesin tanpa melakukan pembakaran pada mesin, dapat dilakukan dengan mengambil udara bertekanan rendah tersebut dari GPU (ground power unit). Hal tersebut dilakukan untuk menghemat fuel ketika sedang berada di darat Konsep Maintenance Modular Konsep maintenance modular engine CFM56-3 mengidentifikasikan tiga level prosedur yang dikerjakan Line Maintenance Prosedur maintenance ini dilakukan dengan On The Flight Line dengan engine terpasang pada pesawat. 1. Line Replaceable Unit ( LRU s) 2. Servicing and checks 3. Light Repair Work 4. Troubleshooting 5. Engine Replacement Modular Maintenance Level maintenance ini dikerjakan dengan fasilitas maintenance yang memiliki batas kemampuan dalam perbaikan. Modular maintenance ditujukan hanya pemindahan modul, perakitan dan parts. Tetapi perbaikan, Balancing atau 19

16 operasi pemesinan yang menggunakan tipe peralatan manufaktur umumnya tidak digunakan pada fasilitas maintenance Shop Maintenance Level maintenance ini didukung dengan fasilitas yang memiliki kualifikasi kualifikasi, seperti inspeksi memperbaiki dan kemampuan perakitan Engine Maintenance Concept Konsep perawatan untuk engine CFM56-3C1 didesain untuk meminimalisasi biaya perawatan dan perbaikan dengan cara mamangkas waktu perawatan agar lebih cepat, yaitu dengan system engine modular. Secara garis besar bisa dibagi menjadi tiga modul utama dan 17 individual module. Tiga modul utama tersebut adalah : 1. Fan Major Module 2. Core Engine Major Module 3. Low Pressure Turbine Major Module Gambar 2.8. Konstruksi Engine CFM56-3 (Sumber : CFM56-3 Training Handbook) 20

17 Gambar 2.9.CFM56-3 Module (Sumber : CFM56-3 Training Handbook) 1. Fan Major Module terdiri dari : a. Fan and Booster b. No. 1 and No. 2 Bearing Support c. Inlet Gear Box ( IGB ) and No.3 Bearing d. Fan Frame e. Accessory Gearbox f. Transfer Gearbox Pada jenis engine CFM56-3C1 High Bypass adalah sebuah Basic Dual Rotor dan Axial Flow dengan sebuah Compact Design ( dua buah komponen yang saling berhubungan) struktur desain yang terbentuk sedemikian 21

18 rupa dan mempunyai keakuratan untuk mencegah Unbalance antara Fan Frame dan Turbin Frame. Fan Frame terletak di dalam bagian depan antara Fan Case dan Core Module, Fan Frame dan Fan Case adalah komponen dari Fan Major Module. Turbine Frame terletak di dalam bagian belakang setelah Low Pressure Turbine Case adalah sebuah komponen dari Low Pressure Turbine Major Modul. Rotor mempunyai lima Bearing sebagai alat pendukung utama, selain itu mempunyai dua Sump yang letaknya didalam engine. a. Sump yang terletak dibagian depan Fan Frame yaitu no.1 Ball Bearing sebagai media penggerak untuk menghasilkan gaya dorong dan beban radial, no.2 Roller Bearing adalah bagian dari Fan dan Booster Assembly. b. No. 3 Ball Bearing terletak pada bagian Inlet Gear Box (IGB) Assembly, tepatnya dibagian depan High Pressure Compressor (daya poros dan beban axial). c. No. 4 Roller Bearing sebagai beban radial dari bagian belakang poros HPT dan terhadap poroslpt. d. No. 5 Roller Bearing terletak didepan Turbin Frame sebagai penghasil beban axial terhadap poros LPT. 22

19 2. Core Engine Major Module Gambar 2.10.Core Engine Major Module (Sumber :Engine Shop Manual) a. High Pressure Compressor (HPC) Rotor HPC Rotor mempunyai sembilan stage, high speed, satu kesatuan struktur antara spool-disk. Rotor terdiri dari lima bagian besar (major part) yaitu: 1. Poros depan 2. Stage spool 1 dan2 3. Stage 3 disk 4. Stage 4 sampai 9 spool 5. Compressor real seal 23

20 HPC terdiri dari front stator dan rear stator yang didalamnya ada HPC rotor dan berfungsi sebagai pemampat udara bertekanan dan diteruskan ke combustion chamber. Gambar 2.11.High Pressure Compressor (HPC) Rotor (Sumber : Engine Shop Manual) b. High Pressure Compressor (HPC) Front Stator Gambar 2.12.High Pressure Compressor (HPC) Front Stator (Sumber : Engine Shop Manual) 24

21 c. High Pressure Compressor (HPC) Rear Stator Gambar 2.13.High Pressure Compressor (HPC) Rear Stator (Sumber : Engine Shop Manual) d. Combustion Section Combustion Section adalah sebuah bagian dari efektifitas campuran (blend) antara perbandingan bahan bakar dan udara untuk mencapai top performance dan efisiensi mesin. Combustion Section terdiri dari : 1. Combustion Case Combustion Case terletak antara HPC dan LPT sebagai bentuk susunan yang berguna untuk mentransfer beban axial mesin sebagai aliran gas antara compressor dan LPT. Operasional case dengan HPC Outlet Guide Vane (OGV) dan fan sangat berpengaruh terhadap reduksi combustion chamber untuk menghasilkan tekanan udara yang sangat tinggi. 2. Combustion Chamber Combustion Chamber berbentuk bulat dan annular yang tahan terhadap tekanan tinggi dan temperatur tinggi. Bagian ini berfungsi untuk proses 25

22 pencampuran dan pembakaran antara bahan bakar dan udara bertekanan, dan terletak di dalam combustion case. Gambar Combustion Case (Sumber : Engine Shop Manual) Gambar Combustion Chamber (Sumber : Engine Shop Manual) 26

23 e. High Pressure Turbine (HPT) Stator Gambar High Pressure Turbine (HPT) Stator (Sumber : Engine Shop Manual) f. High Pressure Turbine (HPT) Rotor Gambar High Pressure Turbine (HPT) Rotor (Sumber : Engine Shop Manual) 27

24 g. HPT Shroud Stage 1 Low Pressure Turbine (LPT) Nozzle Gambar HPT Shroud Stage 1 Low Pressure Turbine (LPT) Nozzle, (Sumber : Engine Shop Manual) 3. Low Pressure Turbine Major Module Gambar Low Pressure Turbine Major Module (Sumber : Engine Shop Manual) 28

25 2.6. Flowchart Proses Overhaul Engine di PT.GMF AeroAsia ENGINE REMOVALFROM A/C INCOMING INSPECTION INDUCTION MEETING DISASSEMBLY YY CLEANING Chemical& Mechanical KITTING INSPECTION Y/N NDT LIMIT REPAIR Welding,Machining, ThermalSpray,dll Y/N KITTING CONDEMNED ROTOR BALANCING SUBMODULEASSEMBLY ENGINE ASSEMBLY TESTCELL DISASSY BUILD UP SHIPPING Gambar Flowchart Proses Overhaul Engine 29

26 Keterangan : 1. Engine Removal From Aircraft Engine removal adalah suatu kegiatan pelepasan mesin dari pesawat yang dilakukan di hangar. Kegiatan pelepasan ini didasarkan pada reason of removal (alasan pelepasan) yaitu: a. Schedule ( terjadwal ), yaitu pelepasan engine yang dilakukan atas jadwal yang telah ditentukan, berdasarkan spesifikasi dari pabrik pembuat engine tersebut. Biasanya hal ini ditentukan oleh hour limits atau cycle limit dari part pada mesin pesawat. b. Unschedule (tidak terjadwal), yaitu pelepasan engine yang dilakukan karena kerusakan yang bersifat premature dan terjadi secara tiba tiba pada engine. Jadi kerusakan ini terjadi diluar perkiraan usia part (Life Limit Part) yang telah ditentukan. Atau karena adanya gangguan dari luar, misalnya masuknya burung ke dalam engine pesawat. 2. Incoming Inspection Engine yang telah diturunkan dari pesawat kemudian dikirim menuju engine shop dan dilakukan receiving oleh pihak engine shop. Pihak engine shop kemudian mengadakan Incoming inspection. Dimana pengertian Incoming inspection adalah pemeriksaan secara menyeluruh terhadap mesin tersebut sehingga didapat gambaran mengenai kondisi suatu mesin dan kerusakannya sebelum diambil suatu keputusan. Pemeriksaaan ini dilakukan 30

27 secara visual maupun menggunakan alat bantu yang meliputi bagian external maupun internal dari mesin tersebut. 3. Induction Meeting Pada proses ini akan ditentukan apa yang akan dilakukan pada engine yang telah diinspeksi atau pembuatan workscoping. 4. Disassembly Disassembly merupakan suatu kegiatan pembongkaran modul atau part dari suatu engine sesuai dengan yang dibuat sebelumnya, kemudian dikirim ke bidang pengerjaanya masing masing. Disassembly bertujuan untuk mengganti atau memperbaiki module, part dari engine yang diturunkan dari pesawat. Bila ditemukan kerusakan maka dilaporkan ke bagian tecnichal service. 5. Cleaning Cleaning adalah suatu proses untuk menghilangkan kotoran kotoran yang melekat pada komponen mesin seperti karat karbon, oli, grease. Pada dasarnya cleaning dibagi menjadi dua yaitu : a. Pembersihan secara kimia (chemical cleaning), yaitu pencucian dan pembersihan mesin dengan menggunakan bahan kimia dari kotoran seperti oli, grease, cat dan karat, contohnya: 1. Addrox 6333, Addrox 6025, Addrox 5502 berguna untuk membersihkan oli, grease, karbon deposit. 2. Addrox 188 berguna untuk menghilangkan karbon dan mengurangi guratan guratan pada permukaan komponen. 31

28 3. Addrox 3962 berguna untuk menghilangkan korosi. 4. Addrox 2302, Addrox 185 berguna untuk menghilangkan cat dan karbon. 5. Addrox 2209, berguna untuk menghilangkan silicon dan karat. b. Pembersihan secara mekanik (mechanichal cleaning), yaitu pembersihan dengan melakukan penembakan partikel partikel sehingga kotoran yang melekat dapat dibersihkan. Prosesnya adalah: 1. Wet Blast 2. Dry Blast 3. Glass beade 4. Vibrator retumbling 6. Inspection Pada bagian inspection ini dilakukan pemeriksaan part engine dalam single condition secara visual dan dimensional untuk mengetahui part yang retak atau tidak pada saat standar overhaul dilakukan. Kegiatan inspection ini merupakan proses pendeteksian dan pemeriksaan yang dilakukan oleh inspector atau orang yang berwenang untuk menangani sesuai dengan manual book masing masing engine terhadap kerusakan (crack, scrape, rubs, scratch) akibat panas, gesekan, pembebanan yang berlebihan. Berikut beberapa inspeksi yang terdiri dari: 1. NDT (Non Distructive test), pemeriksaan komponen terutama komponen yang bekerja pada daerah panas (hotsection) dan NDT sendiri terdiri dari bermacam macam cara yaitu Magnetic partikel 32

29 inspection, penetrant, ultrasonic, X ray, edy current inspection. 2. Bench inspection, pemeriksaan komponen secara visual dengan mengunakan alat ukur dan terdiri dari serviceable, repairable, condemned, dan subkontraktor. 3. Bearing and wiring inspection, pemeriksaan bearing dan wiring dengan bearing analyzer, graplate, radial play gage, LP thrust bearing andfloat, HP thrust bearing and float. 7. Repair Repair merupakan suatu kegiatan untuk memperbaiki piece part yang rusak (unserviceable) menjadi layak pakai (serviceable) yaitu proses pemulihan atau perbaikan part menjadi part yang sesuai dengan standart part dari pabriknya dan siap pakai kembali. Dimana sebelum pekerjaan dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pembahasan mengenai part secara teknis yang akan dilakukan repair atau condemed. Disini peran quality control sangat diperlukan agar tercapai proses pengerjaan yang benar dan tepat sesuai dengan ketentuan ketentuan yang telah ada. Proses Repair sendiri terdiri dari beberapa pengerjaan/ proses yang diantaranya adalah Processing, painting, machining, thermal spray, plasma spray, miscelenous repair, welding, laboratory, dan heat treatment. Part yang telah dikatakan finish dalam proses general repair dikirim kembali ke assy/ disassy manager untuk dirakit kembali. 33

30 8. Kitting Perakitan kembali part yang telah diperbaiki (serviceable) menjadi module/ sub modul berdasar IPC (Illustrated Part Catalog) karena setiap part mempunyai part number. 9. Assembly Assembly adalah kegiatan merakit kembali module/ sub module menjadi sebuah mesin yang utuh. 10. Test Cell Test Cell atau test engine merupakan proses paling akhir, dimana engine yang sudah lengkap dibawa menuju tempat test cell. Sebelum dilakukan pengetesan mesin dicek kembali apakah sudah siap untuk dilakukan pengetesan. Selanjutnya mesin disiapkan dan diangkat, dipindahkan dengan menggunakan crane menuju ruangan pengetesan yang dilengkapi dengan peredam suara dan jendela kaca yang digunakan untuk mengontrol secara langsung mesin dari ruang control. Setelah itu mesin ditest untuk mengetahui performanya, apakah sudah sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Apabila engine belum memenuhi standar maka dilakukan pengaturan ulang bahkan sampai harus dibongkar ulang dan dites kembali sampai sesuai dengan limit standar yang ditentukan. Setelah memenuhi standar engine dilakukan pengecekan ulang. 34

31 11. Build Up Build up adalah kegiatan untuk mengecek dan pemasangan kembali engine setelah pengetesan apakah ada kerusakan atau perubahan setelah dilakukan pengetesan. Semua komponen dicek ulang. Proses kegiatan Overhaul diatas akan memakan waktu kurang lebih memakan waktu dua sampai tiga bulan tergantung dari perbaikan yang diperlukan pada sebuah mesin dan keberhasilan dalam perbaikan Pengujian Engine Pengujian engine merupakan proses pengoperasian engine yang dilakukan pada kondisi terkendali dan dilakukan berbagai pengukuran selama proses tersebut berlangsung. Pengondisian lingkungan kerja engine dilakukan dengan menguji engine di dalam test cell, yaitu bangunan yang dibangun dengan standar tertentu khusus untuk keperluan pengujian engine pesawat terbang. Pengkondisian kerja engine dilakukan dengan melakukan simulasi dari berbagai kondisi kerja yang mungkin dialami engine ketika pengoperasian sesungguhnya. Produsen engine menetapkan standar yang harus dipenuhi dalam seluruh proses perawatan engine termasuk di dalamnya proses pengujian engine. Standar ini harus dipenuhi untuk menjamin kelayakan engine ketika dioperasikan di pesawat terbang. Standar pada proses pengujian meliputi prosedur pemasangan instrumen pada engine, urutan pelaksanaan pengujian, besaran-besaran yang diukur, faktor koreksi untuk besaran yang diukur, dan toleransi nilai besaran uji yang diperbolehkan. 35

32 Untuk menentukan kelayakan sebuah engine, dilakukan perbandingan data hasil pengujian dengan data yang direkomendasikan oleh produsen engine. Apabila seluruh data hasil pengujian sesuai dengan data yang direkomendasikan oleh produsen engine, maka engine dapat dianggap layak dan mendapat izin untuk dioperasikan. Pengujian engine juga berguna sebagai sarana untuk mengidentifikasi berbagai kerusakan dan kesalahan yang terdapat pada engine. Beberapa jenis kerusakan seperti rubbing (sudu yang membentur casing) atau kebocoran (bahan bakar, pelumas, atau udara) hanya dapat diidentifikasi dengan pengujian. Selain itu ada beberapa prosedur penyesuaian yang hanya dapat dilakukan ketika proses pengujian seperti prosedur pengaturan waktu akselerasi dan pengaturan kecepatan rotasi poros pada kondisi idle Perhitungan Performance Engine Penyesuaian perhitungan untuk mendapatkan nilai performance engine yang berupa data corrective dari mesin dirumuskan : 1. Fan Speed (N1) N1R N1K KCONDN1 Dimana : KHN1 = Humidity correction Faktor. Refer to figure 1309 dan / 2.47 = T2 correction factor untuk fan speed. Refer to figure KCONDN1 = Inlet condensation correction. Refer tofigure 1307 & T2 = Fan inlet temperatur. 36

33 2. Thrust (FN) FN/ 2 FNMeas KHFN Dimana : FN Meas = thrust terukur. KHFN = kelembaban correction factor. From figure Factor koreksi untuk tekanan udara masuk yaitu 1/ 2 dengan : 2 = PT2/14,696 (PSIA). 3. Fuel Flow (WF) Dimana : WF Meas 1/ 2.58 = Fuel flow meter correction = T2 correction factor for WF. Refer to figure KHWF = Humidity correction factor. Refer tofigure 1309 KCONDW = Inlet condensation correction. Refer to 1315 LHV = Lower heating value of test fuel BTU/LBS (Kcal/kg) 4. Exhaust Gas Temperature (EGT atau T495) Dimana : EGTM ( o R) = Measured T459 o F / 2.91 = T2 correction factor untuk EGT. Refer to figure KHEGT = Kelembaban correction factor. Refer to figure

34 KCONDT = Inlet condensation factor. Refer to Core Speed (N2) Dimana : KHN1 = Humidity correction factor. Refer to figure / 2.45 = T2 correction factor untuk speed. Refer to figure KCONDN2 = Inlet condensation correction. Refer to figure Engine Pressure Ratio (EPR) Dimana : PT495 PT2 = nilai observe PT 495 (PSIA) = nilai observe fan inlet pressure (PSIA) 7. Engine Pressure Ratio (EPR) Dimana : PT495 PT2 = nilai observe PT 495 (PSIA) = nilai observe P25 (PSIA) 8. HP Turbin Ratio (TPR) 38

35 Dimana : PT495 PS3 = nilai observe PT 495 (PSIA) = nilai observe PS3 (PSIA) 9. Compressor Pressure Ratio (CPR) Dimana : PS3 PT2 = nilai observe PS3 (PSIA) = nilai observe PT2 (PSIA) 10. Compressor Temperature Ratio (CTR) Dimana : T2 o R T3 o R = nilai observe T2 o F (PSIA) = nilai observe T3 o F (PSIA) 11. High Pressure Turbine Clearance Control Dimana : T3 o R = nilai observe T3 o F TCCV o R = nilai observe HPT clearance control inlet temperature o F (PSIA) 39

36 12. Standar Day Calculation a. Adjust standard day data for HPTCC Dimana : KTCCW, KTCCT, dan KTCCN diperoleh dari HPT clearance control correction factor. Refer to figure 1313 and FMFN, FMWF, FMEGT, FMEPR, dan FMFN2 adalah facility modifier dari test cell correlation report berdasarkan thrust correction. b. Adjust standar day parameters for installation effects. Dimana : FN ADJ, WF ADJ, EGT ADJ, dan N2 ADJ diperoleh dari adjustment figure

37 c. Fan Speed Dimana : DELN1 = (N1K Rated N1R Actual). N1K Rated = the required corrected fan speed for test power setting. Refer to figure 1303, 1304 dan N1R Actual = The test corrected fan speed (N1R) d. Spesific Fuel Consumption (SFC) * ( )+ Dimana : DELFN=FNK3 FNRated FNRated = minimum thrust. Refer to figure 1303 = Change in fuel flow for one LB (0.4448) change in thrust. Yang besarnya untuk engine CFM56-3C adalah : LB ( kg) For Take Off LB ( kg) For Max Cont 41

38 13. Standard Hot Day Calculation a. Perhitungan Hot Day core speed Dimana : = Correction factor for standard day to hot day temperature ambient temperature. for Take Off for Max Cont b. HPTCC factor c. Calculate Hot Day EGT ( o F) = ( ) o R Dimana : = correction factor for standard day to hot day ambient temperature. for Take Off for Max Cont = correction factor from HPTCC. Refer to figure

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Perhitungan Performance Pada perhitungan performance engine dan pengetesan CFM56-3C1 dilakukan di test cell, untuk melihat kelayakan terbang dan performance suatu engine.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengambilan data langsung di lapangan. Penulis juga menggunakan

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai teman-teman penerbangan, pada halaman ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai engine atau mesin yang digunakan pada pesawat terbang, yaitu CFM56 5A. Kita

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3

ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3 ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3 Afdhal Kurniawan Mainil (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Bengkulu ABSTRACT This study focused on the performance analysis of a turbofan engine

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A 3.1 Teori Dasar APU Auxiliary Power Unit (APU) merupakan mesin turbin gas yang berfungsi sebagai supporting engine pada pesawat. APU tergolong dalam jenis turboshaft,

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3

ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3 ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3 Afdhal Kurniawan Mainil (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Bengkulu ABSTRACT This study focused on the performance analysis of a turbofan engine

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous Pendahuluan PLTG adalah pembangkit listrik yang menggunakan tenaga yang dihasilkan oleh hasil pembakaran bahan bakar dan udara bertekanan tinggi.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3

ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3 ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3 ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3 Muhammad Takdir, Muhamad Jalu Purnomo Jurusan Teknik

Lebih terperinci

SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT

SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT Outline 1. Dasar Teori Turbin Gas 2. Proses PLTG dan PLTGU 3. Klasifikasi Turbin Gas 4. Komponen PLTG 5. Kelebihan dan Kekurangan 1. Dasar Teori Turbin Gas Turbin gas

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING 737-500 PK-GGF Eko Yuli Widianto 1, Herry Hartopo 2 Program Studi Motor Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Turbin Gas Turbin gas adalah turbin dengan gas hasil pembakaran bahan bakar di ruang bakarnya dengan temperatur tinggi sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas

Lebih terperinci

PERAWATAN TURBOCHARGER PADA GENSET MESIN DIESEL 1380 KW. Oleh: Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT

PERAWATAN TURBOCHARGER PADA GENSET MESIN DIESEL 1380 KW. Oleh: Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT TUGAS AKHIR PERAWATAN TURBOCHARGER PADA GENSET MESIN DIESEL 1380 KW Oleh: Bagus Adi Mulya P 2107 030 002 DOSEN PEMBIMBING: Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT PROGRAM DIPLOMA 3 BIDANG KEAHLIAN KONVERSI ENERGI JURUSAN

Lebih terperinci

PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE

PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE Muhamad Jalu Purnomo Jurusan Teknik Penerbangan Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Jalan

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai teman-teman penerbangan, pada halaman ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai Engine Fuel System pada engine CFM56-5A yang diaplikasikan pada pesawat

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. cutting turbocharger. Berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan : Proses pengerjaan cutting Turbocharger

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. cutting turbocharger. Berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan : Proses pengerjaan cutting Turbocharger BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses cutting Turbocharger Dalam pengerjaan media pembelajaran dalam sistim Turbocharger, adapun langkah yang dilakukan dalam pengerjaan proses cutting turbocharger. Berikut

Lebih terperinci

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar Bab II Ruang Bakar Sebelum berangkat menuju pelaksanaan eksperimen dalam laboratorium, perlu dilakukan sejumlah persiapan pra-eksperimen yang secara langsung maupun tidak langsung dapat dijadikan pedoman

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai teman-teman penerbangan, pada halaman ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai Auxiliary Power Unit atau yang sering kita dengar dalam dunia penerbangan

Lebih terperinci

TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI

TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI Skripsi ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS 1 MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS 2 DEFINISI PLTG Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi listrik yang menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak generatornya.

Lebih terperinci

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kendali suhu Pembatasan suhu sebenarnya adalah pada turbin inlet yang terdapat pada first stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu pengapian

Lebih terperinci

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG 1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi

Lebih terperinci

BAB 9. ENGINE dan LANDING GEAR

BAB 9. ENGINE dan LANDING GEAR BAB 9. ENGINE dan LANDING GEAR 9.1. PEMILIHAN ENGINE ENGINE Fungsi utama engine adalah memberikan gaya dorong. Aircraft engine dibagi menjadi dua tipe, yaitu piston engine dan jet engine. Keduanya mempunyai

Lebih terperinci

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU BAB III TURBIN UAP PADA PLTU 3.1 Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas BAB II DASAR TEORI. rinsip embangkit Listrik Tenaga Gas embangkit listrik tenaga gas adalah pembangkit yang memanfaatkan gas (campuran udara dan bahan bakar) hasil dari pembakaran bahan bakar minyak (BBM)

Lebih terperinci

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin : BOILER FEED PUMP A. PENGERTIAN BOILER FEED PUMP Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Auxiliary Power Unit (APU) merupakan engine turbin gas cadangan yang terletak pada bagian ekor (tail section) pesawat. APU berfungsi sebagai penghasil cadangan daya

Lebih terperinci

BAB IV PROSES ASSEMBLY POWER SECTION APU GTCP85-129

BAB IV PROSES ASSEMBLY POWER SECTION APU GTCP85-129 BAB IV PROSES ASSEMBLY POWER SECTION APU GTCP85-129 4.1 Pengantar Proses assemble power section dibagi menjadi 3 tahapan proses assembly yaitu : 1. Assembly rotating group 2. Assembly component support

Lebih terperinci

JENIS TURBIN. Jenis turbin menurut bentuk blade terdiri dari. Jenis turbin menurut banyaknya silinder. Jenis turbin menurut arah aliran uap

JENIS TURBIN. Jenis turbin menurut bentuk blade terdiri dari. Jenis turbin menurut banyaknya silinder. Jenis turbin menurut arah aliran uap TURBINE PERFORMANCE ABSTRACT Pada umumnya steam turbine di operasikan secara kontinyu dalam jangka waktu yang lama.masalah-masalah pada steam turbin yang akan berujung pada berkurangnya efisiensi dan performansi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN UJUK KERJA TURBIN GAS SOLAR SATURN PADA UNIT PEMBANGKIT DAYA JOINT OPERATING BODY PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA (JOB P-PEJ)

PERHITUNGAN UJUK KERJA TURBIN GAS SOLAR SATURN PADA UNIT PEMBANGKIT DAYA JOINT OPERATING BODY PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA (JOB P-PEJ) PERHITUNGAN UJUK KERJA TURBIN GAS SOLAR SATURN PADA UNIT PEMBANGKIT DAYA JOINT OPERATING BODY PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA (JOB P-PEJ) TUGAS AKHIR TM 0340 Oleh : Diana Kumara Dewi NRP. 2111 030 008 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) A. Pengertian PLTG (Pembangkit listrik tenaga gas) merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan gas untuk memutar turbin dan generator. Turbin dan generator adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA 3.1 Diagram Air Metode penelitian merupakan suatu langkah-langkah sistematis yang akan manjadi acuan dalam penyelesaian (Sugiyono, 2004:28). Secara umum metodologi

Lebih terperinci

REPAIR STATIONARY AIR SEAL PADA APU GTCP 131-9B DENGAN METODE PLASMA SPRAY

REPAIR STATIONARY AIR SEAL PADA APU GTCP 131-9B DENGAN METODE PLASMA SPRAY Abstrak REPAIR STATIONARY AIR SEAL PADA APU GTCP 131-9B DENGAN METODE PLASMA SPRAY Abdul Syukur A Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl Prof. Sudarto, S.H., Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

Analisa Performa Turbin Gas Frame 6B Akibat Pemakaian Filter Udara BAB II DASAR TEORI. pembangkit gas ataupun menghasilkan daya poros.

Analisa Performa Turbin Gas Frame 6B Akibat Pemakaian Filter Udara BAB II DASAR TEORI. pembangkit gas ataupun menghasilkan daya poros. BAB II DASAR TEORI 2. 1 Sejarah turbin gas Turbin gas adalah motor bakar yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu : kompresor, ruang bakar, dan turbin. Sistem dapat berfungsi sebagai pembangkit gas

Lebih terperinci

PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN PERFORMA MESIN KOMATSU SA12V140-1 SETELAH PROSES REMANUFACTURING

PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN PERFORMA MESIN KOMATSU SA12V140-1 SETELAH PROSES REMANUFACTURING 6 PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN PERFORMA MESIN KOMATSU SA12V140-1 SETELAH PROSES REMANUFACTURING Hendro Purwono 1* dan Thomas Djunaedi 2 1 Jurusan D3 Perawatan Alat Berat, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota BAB III PEMBAHASAN 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota 3.1 Dasar Pengertian Governor Governor adalah suatu benda atau alat penggerak mekanik variable propeller pada pesawat untuk

Lebih terperinci

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh

Lebih terperinci

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika Penggerak Mula Materi Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika Motor Bakar (Combustion Engine) Alat yang mengubah energi kimia yang ada pada bahan bakar menjadi energi mekanis

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA GAS TURBIN ENGINE TURBOFAN

PRINSIP KERJA GAS TURBIN ENGINE TURBOFAN PRINSIP KERJA GAS TURBIN ENGINE TURBOFAN DISUSUN OLEH : NAMA : IRWANSYAH NIM : 16050032 KELAS : TP A SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ADISUCIPTO TEKNIK PENERBANGAN 2017 A. PENGERTIAN MESIN TURBO FAN Mesin turbofan

Lebih terperinci

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant ) LUBRICATING SYSTEM Adalah sistim pada engine diesel yang dapat merawat kerja diesel engine agar dapat berumur panjang, dengan memberikan pelumasan pada bagian-bagian engine yang saling bergerak/mengalami

Lebih terperinci

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. ABSIC ENGINE Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI 2.1 LINGKUP KERJA PRAKTEK Lingkup kerja praktek perawatan mesin ini meliputi maintenance partner dan workshop improvement special truk dan bus, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Pengertian APU Auxliliary Power Unit (APU) secara harfiah didefinisikan sebagai unit tenaga tambahan pada pesawat terbang yang dipakai untuk menghasilkan tenaga listrik dan tenaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU merupakan sistem pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi panas bahan bakar untuk diubah menjadi energi listrik dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. Centrifugal pumps (pompa sentrifugal) Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa dengan dasar pembelokan/pengubah aliran (fluid

Lebih terperinci

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing, Pengoperasian pltu PERSIAPAN COLD START PLTU 1. SISTEM AUXILIARY STEAM (UAP BANTU) FUNGSI : a. Menyuplai uap ke sistem bahan bakar minyak pada igniter untuk mengabutkan bahan bakar minyak (Atomizing sistem).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pompa Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain yang diinginkan. Pompa beroperasi dengan membuat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 CARA PERAWATAN TURBOCHARGER Gambar 4.1 Turbocharger (Sumber : Data Pribadi) Turbocharger adalah bagian yang dibuat secara presisi, tetapi memiliki desain yang sangat sederhana, dan

Lebih terperinci

FUEL SYSTEM. Oleh: Muhammad Agung Prabowo, S.Pd Instructure of Aircraft Maintenance Engineer

FUEL SYSTEM. Oleh: Muhammad Agung Prabowo, S.Pd Instructure of Aircraft Maintenance Engineer FUEL SYSTEM Oleh: Muhammad Agung Prabowo, S.Pd Instructure of Aircraft Maintenance Engineer FUEL SYSTEM adalah sistem pengisian, penyimpanan dan pendistribusian fuel ke ssistem engine dan APU Pada normalnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori PLTGU atau combine cycle power plant (CCPP) adalah suatu unit pembangkit yang memanfaatkan siklus gabungan antara turbin uap dan turbin gas. Gagasan awal untuk

Lebih terperinci

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Di Susun Oleh: 1. VENDRO HARI SANDI 2013110057 2. YOFANDI AGUNG YULIO 2013110052 3. RANDA MARDEL YUSRA 2013110061 4. RAHMAT SURYADI 2013110063 5. SYAFLIWANUR

Lebih terperinci

BERKURANGNYA KINERJA AIR CONDITIONING SYSTEM PESAWAT AIRBUS A PK-AXU

BERKURANGNYA KINERJA AIR CONDITIONING SYSTEM PESAWAT AIRBUS A PK-AXU BERKURANGNYA KINERJA AIR CONDITIONING SYSTEM PESAWAT AIRBUS A320-200 PK-AXU Adhit Gyta Prasditya 1, Ir. Herry Hartopo., MT 2 Program Studi Rangka Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung ABSTRAKSI

Lebih terperinci

Session 4. Diesel Power Plant. 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD

Session 4. Diesel Power Plant. 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD Session 4 Diesel Power Plant 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD Siklus Otto Four-stroke Spark Ignition Engine. Siklus Otto 4 langkah

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2. 1 Sistem Pengapian Sistem pengapian sangat berpengaruh pada suatu kendaraan bermotor, karena berfungsi untuk mengatur proses pembakaran campuran antara bensin dan udara di dalam ruang

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA APU AUTO SHUTDOWN Di PESAWAT AIRBUS A

ANALISIS TERJADINYA APU AUTO SHUTDOWN Di PESAWAT AIRBUS A ANALISIS TERJADINYA APU AUTO SHUTDOWN Di PESAWAT AIRBUS A320-200 Abyan Fadhil 1, H. Abu Bakar, MSAE 2 Program Studi Teknik Penerbangan Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung ABSTRAKSI APU (Auxiliary

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Start Studi pustaka Pembuatan mesin uji Persiapan Pengujian 1. Persiapan dan pengesetan mesin 2. Pemasangan alat ukur 3. Pemasangan sensor

Lebih terperinci

PERAWATAN IGNITION SYSTEM PADA AUXILIARY POWER UNIT (APU) GTCP

PERAWATAN IGNITION SYSTEM PADA AUXILIARY POWER UNIT (APU) GTCP PERAWATAN IGNITION SYSTEM PADA AUXILIARY POWER UNIT (APU) GTCP 85-129 Indreswari Suroso 1),Gatot Subiyono 2) Ginanjar Cahya Permana 3) 1), 2), 3) Program Studi Aeronautika, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING

ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING 737-300 Sri Mulyani Jurusan Teknik Penerbangan Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto Yogyakarta srimulyani042@gmail.com

Lebih terperinci

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 3.1 Dasar Pompa oli Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari satu tempat ke

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN ENGINE PERFORMANCE CFM56-3C1 PADA TEST CELL FACILITY DENGAN PARAMETRIC CYCLE ANALYSIS OF REAL ENGINE.

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN ENGINE PERFORMANCE CFM56-3C1 PADA TEST CELL FACILITY DENGAN PARAMETRIC CYCLE ANALYSIS OF REAL ENGINE. ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN ENGINE PERFORMANCE CFM56-3C1 PADA TEST CELL FACILITY DENGAN PARAMETRIC CYCLE ANALYSIS OF REAL ENGINE Skripsi Untuk memenuhi sebagaian persyaratan Mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI TURBIN GAS PT. PJB UP MUARA KARANG

PROSEDUR OPERASI TURBIN GAS PT. PJB UP MUARA KARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK PROSEDUR OPERASI TURBIN GAS PT. PJB UP MUARA KARANG Laporan Kerja Praktek Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Pengambilan Tugas Akhir Di susun oleh : Nama : Hyendi Gumilang

Lebih terperinci

Session 13 STEAM TURBINE OPERATION

Session 13 STEAM TURBINE OPERATION Session 13 STEAM TURBINE OPERATION SISTEM OPERASI Operasi plant yang baik harus didukung oleh hal-hal berikut: Kelengkapan buku manual dari pabrikan Prosedur operasi standar yang meliputi instruksi untuk

Lebih terperinci

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja

Lebih terperinci

Lampiran Lampiran 1 Prosedur Pengoperasian Generator PT XYZ

Lampiran Lampiran 1 Prosedur Pengoperasian Generator PT XYZ Lampiran Lampiran 1 Prosedur Pengoperasian Generator PT XYZ Semua operator yang menjalankan pengoperasian generator harus mengikuti SOP (Standard Operation Procedure) yang telah dibuat dan ditentukan sebagai

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH TURBIN GAS

TUGAS MAKALAH TURBIN GAS TUGAS MAKALAH TURBIN GAS Di susun oleh: Nama : DWI NUGROHO Nim : 091210342 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2013 0 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Turbin adalah mesin penggerak, dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Blower Blower adalah mesin atau alat yang digunakan untuk menaikkan atau memperbesar tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu ruangan tertentu juga sebagai

Lebih terperinci

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB 5 DASAR POMPA. pompa BAB 5 DASAR POMPA Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING

ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING 737-300 Sri Mulyani Jurusan Teknik PenerbanganSTT Adisutjipto Yogyakarta Jl. Janti Blok R- Lanud Adi-Yogyakarta Srimulyani042@gmail.com ABSTRAK Jenis mesin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP)

BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP) BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP) Pompa bahan bakar dikelompokan kepada : 1. Pompa bahan bakar tekanan rendah, dengan tekanan injeksi ± 150 bar yang menggunakan pengabut udara (air injection). 2. Pompa

Lebih terperinci

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) Kimia Industri (TIN 4206) PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II Size Reduction III Storage IV Reaktor V Crystallization VI Heat treatment

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS. Penyebab dari kegagalan yang dialami oleh APU unable to start atau tak bisa

BAB V HASIL DAN ANALISIS. Penyebab dari kegagalan yang dialami oleh APU unable to start atau tak bisa BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Pembahasan FTA (Fault Tree Analysis) Penyebab dari kegagalan yang dialami oleh APU unable to start atau tak bisa dinyalakan. Dari beberapa penyebab yaitu: Test cell power lost

Lebih terperinci

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL LOGO POMPA CENTRIFUGAL Dr. Sukamta, S.T., M.T. Pengertian Pompa Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA. Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang

BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA. Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA 4.1. Analisa Data 4.1.1. Umum Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai pengontrol dari tenaga hydraulic untuk aileron, rudder,

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (K. Chunnanond S. Aphornratana, 2003)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (K. Chunnanond S. Aphornratana, 2003) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Refrigerasi ejektor tampaknya menjadi sistem yang paling sesuai untuk pendinginan skala besar pada situasi krisis energi seperti sekarang ini. Karena refregerasi ejector

Lebih terperinci

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dalam observasi yang dilakukan terhadap sistim Turbocharger dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dalam observasi yang dilakukan terhadap sistim Turbocharger dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam observasi yang dilakukan terhadap sistim Turbocharger dan mencari refrensi dari beberapa sumber yang halnya berkaitan dengan judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Blower Pengertian Blower adalah mesin atau alat yang digunakan untuk menaikkan atau memperbesar tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu ruangan tertentu

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN Mulai perawatan Pemeriksaan dan penyetelan pada mesin oil sealed rotary vacuum pump model P450 Membongkar dan memperbaiki komponen tersebut

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Pengambilan sampel pelumas yang sudah terpakai secara periodik akan menghasilkan laporan tentang pola kecepatan keausan dan pola kecepatan terjadinya kontaminasi. Jadi sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pendahuluan Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida kerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kompresor Kompresor merupakan mesin fluida yang menambahkan energi ke fluida kompresibel yang berfungsi untuk menaikkan tekanan. Kompresor biasanya bekerja dengan perbedaan

Lebih terperinci