BAB II KAJIAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilakukan dalam semua bidang kehidupan selalu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilakukan dalam semua bidang kehidupan selalu"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko Setiap aktivitas yang dilakukan dalam semua bidang kehidupan selalu akan menimbulkan risiko, karena tidak ada kegiatan yang yang bebas dari risiko. Menurut Oxford dictionary, risiko didefinisikan sebagai kemungkinan mengalami bahaya atau penderitaan membahayakan. Dari definisi tersebut Project Risk Management Handbook (2007) menekankan pada adanya kebutuhan untuk menghindari risiko terutama ketika mengelola proyek. Risiko tidak dapat dihindari tapi dapat dikurangi, sayangnya risiko sering diabaikan. Secara umum, risiko dapat mengacu pada hal-hal yang sangat tidak pasti atau berbahaya. Chapman dan Cooper (1987) menjelaskan bahwa risiko adalah kondisi dimana terdapat kemungkinan keuntungan/kerugian ekonomi atau finansial, kerusakan atau cedera fisik, keterlambatan, sebagai konsekuensi ketidakpastian selama dilaksanakannya suatu kegiatan. Risiko dapat didefinisikan sebagai peluang terjadinya kejadian yang merugikan, yang diakibatkan adanya ketidakpastian (uncertainty) dari apa yang akan dihadapi. Ketidakpastian adalah suatu potensi perubahan yang akan terjadi di masa datang sebagai konsekuensi dan ketidakmampuan untuk mengetahui apa yang akan terjadi, bila suatu aktivitas dilakukan saat ini. Chapman dkk (2003) menegaskan bahwa sangat penting untuk menempatkan ketidakpastian (uncertainty) sebagi titik awal dalam manajemen risiko. Demikan pula Vose (1996) menyatakan bahwa bahwa risiko dan ketidakpastian adalah dua ciri kunci dalam problem bisnis dan pemerintahan yang 7

2 8 harus dimengerti untuk dapat mengambil keputusan dengan rasional. Dalam konteks manajemen dan ekonomi proyek-proyek konstruksi, definisi kerja risiko dan ketidakpastian akan menjadi ciri situasi dimana hasil aktual untuk aktivitas tertentu atau kegiatan cenderung menyimpang dari perkiraan atau nilai peramalan (Raftery, 1994 dalam Construction Risk Management). Vaughan (1978) dalam Udiyana mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut: 1. Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian) Chance of loss biasanya dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan dimana terdapat suatu keterbukaan terhadap kerugian atau suatu kemungkinan kerugian. 2. Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian) Istilah "possibility" berarti bahwa probabilitas suatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Definisi ini barangkali sangat mendekati dengan pengertian risiko yang dipakai sehari-hari. 3. Risk is Uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian) Tampaknya ada kesepakatan bahwa risiko berhubungan dengan ketidakpastian. Dimana munculnya risiko disebabkan karena adanya ketidakpastian. Menurut Godfrey (1996) dalam CIRIA sumber risiko dapat berasal dari beberapa aktivitas, antara lain risiko politis, risiko lingkungan, risiko perencanaan, risiko pemasaran, risiko ekonomis, risiko keuangan, risiko alami, risiko teknis, risiko manusiawi, risiko kejahatan, dan risiko keamanan.

3 9 Dengan demikian pola pendekatan dalam pelaksanaan proyek sebaiknya menggunakan pola pendekatan berdasarkan risiko, karena risiko dan ketidakpastian itu pasti akan muncul selama pelaksanaan proyek, yang bersumber dari berbagai aktivitas dalam pelaksanaan proyek itu sendiri. Risiko dapat dianggap sebagai faktor atau peristiwa yang mengakibatkan konsekuensi yang merugikan. Edwards (1995) dalam Construction Risk Management mendefinisikan jenis risiko sebagai berikut: 1. Fisik/material: kerugian akibat kebakaran, korosi, ledakan, struktural cacat, perang. 2. Konsekuensi: hilangnya keuntungan akibat kebakaran, pencurian. 3. Sosial: perubahan opini publik, kesadaran akan isu-isu moral (misalnya lingkungan). 4. Kewajiban hukum: kewajiban berliku-liku, kewajiban hukum, kewajiban kontraktual. 5. Politik: intervensi pemerintah, sanksi, tindakan pemerintah asing, inflasi/deflasi kebijakan, pembatasan ekspor/impor, aliansi perdagangan, perubahan dalam perundang-undangan. 6. Keuangan: prakiraan inflasi yang tidak memadai, keputusan pemasaran yang tidak tepat, kebijakan kredit. 7. Teknis: peningkatan teknologi dalam manufaktur, komunikasi, penanganan data, kesalingketergantungan para produsen, metode penyimpanan, pengendalian stok dan distribusi.

4 10 Edwards (1995) dalam Construction Risk Management mendifinisikan tiga asal timbulnya risiko dan dapat mengancam sebuah organisasi: 1. Risiko yang timbul dari luar perusahaan: bahaya alam, kegiatan pemasok, pelanggan debitur. 2. Risiko yang ada dalam perusahaan: kerusakan fisik, kecelakaan. 3. Risiko ditularkan dari perusahaan: kerusakan lingkungan, kecelakaan pekerja dll 2.2 Manajemen Risiko Menurut Wideman (1992) dalam Husen (2009), risiko proyek dalam manajemen risiko adalah efek komulasi dari peluang kejadian yang tidak pasti, yang mempengaruhi sasaran dan tujuan proyek. Ketidakpastian akibat aktivitas manusia/teknologi dapat dikurangi dengan menggali lebih banyak informasi dan menerapkan model yang lebih baik. Manajemen risiko harus dilakukan di seluruh siklus proyek dari tahap awal sampai akhir proyek. (Project Risk Management Handbook, 2007). Ketidakpastian ini tidak dapat sepenuhnya dihilangkan tetapi dapat dikurangi dengan Analisis Risiko Sistematis (Systematis Risk Analysis). Manajemen risiko adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi, menganalisis dan menanggapi risiko proyek (Risk Management, 2009). Manajemen risiko didefinisikan sebagai prosedur untuk mengendalikan tingkat risiko dan untuk mengurangi dampaknya (Toakley 1989 dalam Construction Risk Management). Manajemen risiko bukan merupakan aktivitas terpisah, tapi dasar fundamental dari manajemen proyek. Dalam pengertian global, manajemen risiko

5 11 adalah suatu proses, dengan memastikan bahwa semua yang dapat dilakukan akan dilakukan untuk mencapai tujuan dari proyek dalam batas-batas proyek (Clark, Pledger dan Needier 1990 dalam Construction Risk Management). Pada Construction Risk Management dalam arti sempit, manajemen risiko merupakan bagian dari keseluruhan proses. Setelah risiko diidentifikasi dan didefinisikan, ia tidak lagi menjadi resiko dan menjadi suatu masalah manajemen. Seperti yang diuraikan oleh Godfrey (1996) dalam CIRIA. Analisis yang dilakukan secara sistimatis dapat membantu untuk: 1. Mengidentifikasi, menilai dan merengking risiko secara jelas. 2. Memusatkan perhatian pada risiko utama (mayor risk). 3. Memperjelas keputusan tentang batasan kerugian. 4. Meminimalkan potensi kerusakan apabila timbul keadaan yang paling jelek. 5. Memperjelas dan menegaskan peran setiap orang/badan yang terlibat dalam manajement risiko. Selanjutnya dikatakan bahwa, keseluruhan proses analisis risiko proyek dan manajement dapat dibagi menjadi 2, yaitu analisis risiko dan manajement risiko. Sedangkan tingkat analisis risiko dibagi menjadi 2 bagian yaitu analisis kualitatif yang terfokus pada identifikasi dan penilaian risiko, serta analisis kuantitatif yang berfokus pada evaluasi probabilitas terhadap terjadinya risiko. Tahap manajement risiko terkonsentrasi pada pengawasan kemajuan nyata pekerjaan. Didalamnya termasuk identifikasi, penerapan dan pelacakan terhadap

6 12 respon rencana, mereview perubahan sesuai dengan prioritas tanggung jawab manajemen serta memonitor status risiko. Untuk mengatasi masalah atau konsekuensi yang mungkin timbul di masa depan dilakukan pemodelan manajemen risiko. Pemodelan manajemen risiko sistematis memberikan kerangka kerja yang efektif untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan menanggapi risiko dalam setiap jenis proyek. Berikut tinjauan model yang berbeda untuk manajemen risiko. A. Construction Risk Management System (CRMS) Model ini disajikan oleh Al-bahar (1988) dalam Construction Risk Management, memberikan kerangka kerja sistematis yang efektif untuk secara kuantitatif mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menanggapi risiko dalam proyekproyek konstruksi. Menurut CRMS, disarankan bahwa manajemen risiko harus dilihat sebagai tanggapan mengelola daripada risiko menanggapi peristiwa setelah mereka terjadi. Oleh karena itu, tema pendekatan manajemen risiko adalah bertindak bukan bereaksi terhadap risiko proyek. Model CRMS yang diusulkan terdiri dari empat proses berikut: 1. Identifikasi risiko 2. Analisis dan evaluasi risiko 3. Respon manajemen 4. Sistem administrasi

7 13 CRMS Risk Identification Risk Analysis & Evaluation Response Management System Administration Gambar 2.1 Model Manajemen Risiko menurut CRMS Sumber: Construction Risk Management Keempat proses tersebut diatur secara logis dan berurutan dengan kemajuan searah jarum jam. Model ini merupakan cara yang sistematis dalam mengelola risiko. Hubungan antar keempat proses tertutup sehingga memberikan umpan balik untuk memperbarui informasi dalam sistem dan melihat interaksi antar proses. B. Model Raftery Raftery (1994) dalam Construction Risk Management menggambarkan manajemen risiko dalam 3 tahapan. Model ini memfokuskan perhatian pada cara yang sistematis dalam identifikasi, analisis dan respon terhadap risiko. Seluruh tujuan dari analisis resiko adalah untuk membantu para pengambil keputusan untuk mempertimbangkan respons rasional dengan tingkat eksposur risiko yang diungkapkan oleh identifikasi dan tahap analisis.

8 14 Risk identification Risk analysis Risk response Gambar 2.2 Siklus Manajemen risiko oleh Raftery (1994) Sumber: Construction Risk Management Siklus ini memfokuskan pikiran dengan cara yang sistematis pada identifikasi, analisis dan respon terhadap risiko. Tujuan dari analisis resiko adalah untuk membantu para pengambil keputusan untuk mempertimbangkan respons rasional setelah identifikasi risiko dan tahap analisis risiko. Kebanyakan para profesional dalam pengelolaan risiko (misalnya Healy (1981); Hayes, Perry, Thompson, dan Wilmer (1987); dan lain-lain), sangat setuju bahwa pendekatan yang sistematis untuk manajemen risiko harus dibagi menjadi tiga tahap: identifikasi risiko, analisis risiko dan tanggapan risiko. C. Model Flanagan dan Norman Model pengelolaan risiko yang telah diusulkan oleh Flanagan dan Norman (1993) adalah sebuah sistem yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengukur semua risiko yang bisnis atau proyek sehingga dapat diambil keputusan tentang bagaimana mengelola risiko. Manajemen risiko tidak perlu rumit atau diperlukan pengumpulan data dalam jumlah besar. Ini adalah masalah akal sehat, analisis, penilaian, intuisi, pengalaman, insting dan kemauan untuk

9 15 mengoperasikan pendekatan disiplin ke salah satu fitur yang paling kritis dari setiap usaha atau proyek di mana risiko yang dihasilkan. Model pengelolaan risiko yang diusulkan oleh Flanagan dan Norman (1993) yang diilustrasikan pada Gambar. 4 yang menunjukkan urutan untuk menghadapi risiko. Tentu saja, sistem manajemen risiko harus diterapkan untuk setiap opsi yang sedang dipertimbangkan. Secara umum, tahapan adalah: Identifikasi Risiko Klasifikasi Risiko Analisis Risiko Risk Attitude Respon Risiko Gambar 2.3 Kerangka Sistem Manajemen Risiko Sumber: Flanagan dkk (1993) Berdasarkan Gambar 2.3 dijelaskan bahwa dalam keseluruhan proses manajemen risiko, identifikasi dan penilaian risiko merupakan tahapan penting dilakukan, kualitas dari hasil suatu analisis kualitatif sangat ditentukan oleh identifikasi dan penilaian risiko. Selanjutnya risiko dikelola dengan baik sehingga tidak menjadi ancaman terhadap tujuan yang ingin dicapai.

10 Identifikasi Risiko Proses identifikasi risiko adalah langkah pertama dalam pemodelan manajemen risiko. Menurut Al-Bahar (1988) dalam Construction Risk Management sejak proses analisis risiko dan respon manajemen hanya dapat dilakukan pada risiko potensial diidentifikasi. Selain itu, akurasi dua proses ini sangat tergantung pada seberapa baik risiko proyek diidentifikasi. Akibatnya, proses harus melibatkan penyelidikan semua kemungkinan sumber proyek potensial risiko dan akibat-akibatnya. Menurut Darmawi (2006) dalam Udiyana, pengidentifikasian risiko itu merupakan proses penganalisisan untuk menemukan secara sistematis dan secara berkesinambungan risiko (kerugian yang potensial) yang menantang perusahaan. Risiko dapat dikenali dari sumber (source), kejadian (even), dan akibat (effect). Hal pertama yang yang perlu diketahui dengan jelas adalah sumber risiko (source) dari risiko tersebut, kejadian/peristiwa (even) dan akibat (effect) dari risiko tersebut. Hubungan ketiga komponen tersebut dapat dilihat seperti Gambar 2.4. Sumber Peristiwa Akibat Gambar 2.4 Proses Identifikasi Risiko Sumber : Flanagan dan Norman, 1993 Menurut Al-Bahar (1988), identifikasi risiko didefinisikan sebagai: "proses sistematis dan terus-menerus mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menilai makna awal risiko yang terkait dengan proyek konstruksi". Ada enam langkah yang terlibat dalam proses identifikasi risiko.

11 17 Risk Identification Process Adanya Ketidakpastian Preliminary Checklist Risk Events/ Consequence Scenarios Pemetaan Risiko Skema klasifikasi risiko Risk Category Summary Sheet Gambar. 2.5 Kerangka proses identifikasi Risiko menurut Al-Bahar (1988) Sumber: Construction Risk Management Tabel. 2.1 Faktor kunci proses identifikasi Risiko dari Al-Bahar (1988) Langkah Key Issues Adanya ketidakpastian o Mengakui adanya ketidakpastian tentang risiko tertentu yang terkait dengan proyek Preliminary checklist o Daftar semua potensi risiko yang mungkin dapat terjadi dalam proyek Risk events/ consequences scenarios o Mengidentifikasi kegiatan resiko yang berbeda dan skenario akibat yang terkait dengan setiap potensi risiko Pemetaan risiko o Menilai pentingnya diidentifikasi risiko dengan membangun kurva risiko Logical classification scheme o Mengklasifikasi potensi resiko diidentifikasi sesuai dengan sifat dan dampak potensial Risk category summary sheet o Mengintegrasikan partisipasi seluruh personel yang terlibat dalam tim manajemen proyek Sumber: Construction Risk Management

12 18 Menurut Flanagan dkk (1993) metoda untuk melakukan identifikasi risiko, dapat digunakan alur langkah seperti Gambar 2.6 Sumber dan Efek Risiko Terkontrol Tak terkontrol Bergantung Tak begantung Penuh Sebagian Gambar 2.6 Alur Langkah Identifikasi Risiko Sumber: Flanagan dkk (1993) Sumber risiko yang terkontrol adalah risiko yang dapat dikontrol oleh manajemen dan berada di bawah pengaruhnya, sedangkan pada risiko tak terkontrol terjadi hal yang sebaliknya. Dua sumber risiko dikatakan tergantung (dependen) jika salah satu sumber risiko akan memberi pengaruh terhadap sumber risiko yang lain. Sehingga ada kemungkinan satu kelompok sumber risiko tak terkontrol akan bergantung pada satu kelompok risiko terkontrol. Kesulitan dalam pada tahap identifikasi risiko disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mengidentifikasi seluruh risiko yang akan timbul mengingat adanya ketidakpastian dari apa yang akan dihadapi. Oleh karena itu

13 19 dalam mengidentifikasikan risiko terlebih dahulu diupayakan untuk menentukan sumber risiko dan efek risiko itu sendiri secara komperensif (Godfrey, 1996). Menurut Godfrey (1996) sumber-sumber risiko dapat dikelompokan menjadi 12 sumber risiko, seperti Tabel 2.2 Sumber Risiko Tabel 2.2 Sumber Risiko dan Penyebabnya Perubahan dan Ketidakpastian karena Politis (political) Kebijaksanaan pemerintah, pendapat publik, perubahan ideologi, peraturan, kekacauan (perang, terorisme, kerusuhan) Lingkungan (environmental) Perencanaan (planning) Pemasaran (market) Ekonomi (economic) Keuangan (financial) Alami (natural) Kontaminasi tanah atau polusi, kebisingan, perijinan, pendapat publik, kebijakan internal, peraturan lingkungan atau persyaratan dampak lingkungan. Persyaratan perijinan, kebijaksanaan dan praktek, tata guna lahan, dampak sosial ekonomi, pendapat publik. Permintaan (perkiraan), persaingan, kepuasan konsumen. Kebijaksanaan keuangan, pajak, biaya inflasi, suku bunga, nilai tukar uang. Kebangkrutan, tingkat keuntungan, asuransi, pembagian risiko. Kondisi tak terduga, cuaca, gempa bumi, kebakaran, penemuan purbakala. Proyek (project) Definisi, strategi pengadaan, persyaratan untuk kerja, standar, kepemimpinan, organisasi (kedewasaan, komitmen, kompetensi dan pengalaman), perencanaan dan kontrol kualitas, rencana kerja, tenaga kerja dan sumber.daya, komunikasi dan budaya. Teknis (echnical) Kelengkapan desain, efisiensi operasional, ketahanan uji. Manusia (human) Kesalahan, tidak kompeten, ketidaktahuan, kelelahan, kemampuan komunikasi, budaya, bekerja dalam gelap atau malam hari. Kriminal (criminal) Keselamatan (safety Sumber: Godfrey (1996) Kurangnya keamanan, perusakan, pencurian, penipuan, korupsi. Kesehatan dan keselamatan kerja, tabrakan/benturan, keruntuhan, ledakan.

14 20 Menurut Thompson dkk (1991), untuk mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi risiko ini dapat digunakan beberapa cara, antara lain: 1. Menyusun daftar (check list) risiko berdasarkan pengalaman sebelumnya. 2. Wawancara dengan personil kunci (expert) yang terlibat dalam proyek. 3. Melalui brainstorming dengan tim pelaksana proyek. Sedangkan menurut Godfrey (1996) identifikasi risiko dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu : 1. What can go wrong analysis Pelaksanaan proses identifikasi terhadap risiko yang mungkin terjadi serta konskuensi yang akan ditimbulkan atas dasar sumber risiko, kejadiannya dan akibat dari risiko. 2. Brainstorming Pelaksanaan proses identifikasi terhadap risiko suatu permasalahan yang dilakukan dengan cara brainstorming (sumbang saran/tukar pikiran/diskusi) terhadap mereka yang memiliki kompetensi dibidangnya (expertis). 3. Wawancara terstruktur (structured interviews) Proses identifikasi risiko dilakukan dengan cara melakukan teknik wawancara terhadap mereka yang memiliki kompetensi sesuai dengan keperluan identifikasi. 4. Use of record Pelaksanaan proses identifikasi risiko dilakukan dengan mengumpulkan dan melakukan pencatatan terhadap sumber data yang ada baik berupa hasil

15 21 pencatatan notulen maupun berita acara rapat hasil pembahasan suatu proyek. 5. Promp lists Proses identifikasi risiko dilakukan dengan menyusun daftar yang terstruktur dan mendetail terkait dengan permasalahan yang akan diteliti Klasifikasi Risiko Klasifikasi risiko dilakukan dengan maksud untuk memudahkan pembedaan dan pemahaman terhadap risiko tersebut, sehingga memudahkan melakukan analisis risiko. Menurut Flanagan dan Norman (1993), ada tiga cara untuk mengklasifikasikan risiko yaitu dengan mengidentifikasi konsekuensi risiko, jenis risiko dan pengaruh risiko, seperti disajikan pada Gambar 2.7 berikut: Klasifikasi risiko Konsekuensi risiko Jenis Risiko Pengaruh risiko Risiko murni Risiko spekulatif Perusahaan Industri Frekuensi Konsekuensi /dampak Kemungkinan Lingkungan Proyek Risiko bisnis Risiko finansial Gambar 2.7 Klasifikasi Risiko Sumber : Flanagan dkk (1993)

16 22 Gambar 2.7 di atas jelas terlihat bahwa dalam mengklasifikasikan risiko dapat didasarkan konsekuensi (akibat) risiko, jenis risiko dan pengaruh risiko itu. Berdasarkan konsekuensinya, risiko dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat keseringan terjadinya, akibat risiko dan kemungkinannya. Menurut jenisnya, risiko diklasifikasikan menjadi risiko murni dan risiko spekulatif yaitu risiko bisnis dan finasial. Sedangkan bidang-bidang aktivitas yang dapat terkena pengaruh risiko meliputi semua aspek aktivitas dalam kehidupan. Selanjutnya menurut Godfrey (1996), derajat penerimaan risiko ditentukan sebagai perkalian antara kecendrungan/frekuensi (likelihood) dengan konsekuensi (consequances) risiko Analisis Risiko Tujuan dari analisis dan manajemen risiko adalah membantu menghindari kegagalan dan memberikan gambaran tentang apa yang terjadi bila pembangunan yang dilakukan ternyata tidak sesuai dengan rencana. Menurut Godfrey (1996) analisis risiko yang dilakukan secara sisitematis dapat membantu untuk: 1. Mengidentifikasi, menilai dan meranking risiko secara jelas. 2. Memusatkan perhatian pada risiko utama (major risk). 3. Memperjelas keputusan tentang batasan kerugian. 4. Meminimalkan potensi kerusakan apabila timbul keadaan yang paling jelek. 5. Mengontrol aspek ketidakpastian. 6. Memperjelas dan menegaskan peran setiap orang/badan yang terlibat dalam manajemen risiko.

17 23 Analisis risiko dapat dilakukan baik secara kualitatif yang terfokus pada identifikasi dan peniliaian risiko, maupun kuantitatif yang terfokus pada evaluasi probabilitas terhadap terjadinya risiko, dimana sumber risiko harus diidentifikasi dan akibatna harus dinilai atau dianalisis. Menurut Project Management Body of Knowledge (Soeharto, 1997) analisis risiko secara kualitatif adalah proses dalam menilai pengaruh yang kuat dan kemungkinan yang terjadi dalam mengidentifikasi risiko, proses ini memprioritaskan risiko menurut akibat potensial yang ditimbulkan pada tujuan proyek yang ingin dicapai. Hal-hal yang menjadi masukan dalam melakukan analisis risiko kualitatif yaitu rencana manajemen risiko, mengidentifikasi risiko, status proyek, tipe proyek, data yang diteliti, skala pada probabilitas dan pengaruhnya serta membuat asumsi. Selanjutnya teknik yang dapat dilakukan dalam melakukan analisis risiko kualitatif adalah : 1. Menentukan probabilitas dan pengaruh risiko. 2. Probabilitas/pengaruh risiko berdasarkan matrik. 3. Melakukan test asumsi. 4. Melakukan ranking terhadap data yang sudah lengkap. Sedangkan hasil yang didapat melalui analisis risiko kualitatif adalah; 1. Ranking risiko secara keseluruhan pada suatu proyek. 2. Daftar (list) pada risiko yang diproritaskan. 3. Daftar (list) risiko untuk tambahan analisis dan manajemen. 4. Kecenderungan dalam hasil analisis risiko kualitatif.

18 24 Analisis dan evaluasi risiko didefinisikan oleh Al-Bahar (1988) dalam Construction Risk Management adalah "Suatu proses yang mencakup ketidakpastian dalam cara kuantitatif, dengan menggunakan teori probabilitas, untuk mengevaluasi dampak potensi risiko". Evaluasi umumnya harus berkonsentrasi pada risiko dengan probabilitas tinggi, konsekuensi finansial yang tinggi atau kombinasi daripadanya yang menghasilkan dampak keuangan yang besar. A. Proses analisis resiko menurut Al-Bahar (1988) Al-Bahar (1988, dalam Construction Risk Management) mengembangkan tiga langkah yang terlibat dalam proses analisis risiko yaitu: 1. Pendataan 2. Modeling ketidakpastian 3. Evaluasi dampak potensial risiko Proses Analisa dan Evaluasi Risiko Pendataan Objective Statistical Data Subjective Judgmental Data Modeling ketidakpastian Assessment of Potential Consequences Assessment of Probability Distribution Evaluasi dampak potensial risiko Gambar 2.8 Prose Analisis dan Evaluasi Risiko Sumber : Al-Bahar (1988) dalam Construction Risk Management

19 25 Pendataan Langkah pertama dalam analisis risiko dan proses evaluasi adalah pengumpulan data yang relevan dengan eksposur risiko yang akan dievaluasi. Data ini dapat berasal dari catatan-catatan sejarah kontraktor yang berpengalaman dalam proyek-proyek masa lalu. (Al-Bahar, 1988). Karena dalam banyak kasus, data historis yang berlaku secara langsung mengenai risiko tidak tersedia dalam jumlah yang memadai, dan penilaian subjektif akan dibutuhkan. Al-Bahar (1988) juga menyarankan bahwa tersedia data yang dikumpulkan untuk menjadi subjektif harus diperoleh melalui mempertanyakan langsung ahli atau orang dengan pengetahuan yang relevan. Disarankan penekanannya pada data historis, jika tersedia, dan data dari penilaian subjektif harus dikombinasikan. Modeling ketidakpastian Menurut Al-Bahar (1990), pemodelan ketidakpastian risiko mengacu pada "kuantifikasi eksplisit kemungkinan terjadinya dan konsekuensi potensial berdasarkan semua informasi yang tersedia tentang risiko yang dipertimbangkan". Kemungkinan terjadinya akan disajikan dalam bentuk probabilitas, dan potensi konsekuensi. Evaluasi dampak potensial risiko Setelah model ketidakpastian risiko dari berbagai peristiwa, langkah berikutnya adalah untuk mengevaluasi dampak keseluruhan risiko ini untuk satu

20 26 gambar global. Dalam proyek konstruksi, sebagian besar peristiwa risiko tidak terjadi dalam isolasi. Selain itu, sudah lazim terjadi saling ketergantungan antara berbagai peristiwa risiko, satu peristiwa risiko tergantung pada satu atau lebih peristiwa risiko lainnya. Oleh karena itu, untuk memahami dampak potensi risiko ini, analisis risiko harus menangani efek gabungan peristiwa risiko, dan memperlakukan secara eksplisit yang saling ketergantungan di antara semua risiko. (Al-Bahar, 1988). B. Proses analisis resiko menurut Flanagan dkk (1993) RISK ANALYSIS Identifikasi Alternatif Kuantitatif Analisis Probabilitas Analisis Sensivitas Analisis Skenario Analisis Simulasi Analisis Korelasi Penilaian Risiko Biaya Pengukuran Risiko Obyektif Subyektif Tunggal Jamak Penjabaran Kombinasi Tipe dari penyebaran Perkiraan Umlah Simulasi Hubungan dengan item yang lain Linier/Tidak linier Tunggal/Jamak Kualitatif Keputusan langsung Berdasarkan rangking Berdasarkan Perbandingan Analisis Deskriptif Gambar 2.9 Langkah-langkah Analisis Risiko Sumber : Flanagan dkk (1993)

21 27 Berdasarkan langkah-langkah analisis risiko menurut Flanagan dan Norman (1993), yang harus dilakukan dalam melakukan analisis risiko adalah dengan mengidentifikasikan alternatif-alternatif risiko yang mungkin akan terjadi, kemudian memberi penilaian risiko terhadap pengaruhnya kepada biaya, setelah itu dilanjutkan dengan melakukan pengukuran terhadap risiko tersebut. Pengukuran terhadap risiko tersebut bisa dilakukan dengan kualitatif yang nantinya dilanjutkan dengan analisis kuantitatif. Pengukuran dengan cara kualitatif hasil dari penilaian risiko dan identifikasi risiko lebih terfokus berupa keputusan langsung yang diambil berdasarkan ranking, perbandingan ataupun dengan analisis deskriptif, sedangkan analis secara kuantitatif dilakukan dengan melakukan analisis probabilitas, analisis sensitivitas, analisis skenario, analisis simulasi dan analisis korelasi Penerimaan Risiko (Risk Acceptability) Analisis terhadap penerimaan risiko (risk acceptability) ditentukan berdasarkan nilai risiko yang diperoleh dari hasil perkalian antara kemungkinan (likelihood) dengan konskuensi (concequense) risiko. Menurut Godfrey (1996) penilaian tingkat penerimaan risiko (assessment of risk acceptability) adalah sebagai berikut:

22 28 Tabel 2.3 Penilaian Tingkat Penerimaan Risiko (Assessment of Risk Acceptability) ASSESSMENT OF RISK ACCEPTABILITY Concequences Catastropic Critical (5) Likelihood (4) Frequent Unacceptable Unacceptable (5) (25) (20) Probable UnacceptabIe Unacceptable (4) (20) (16) Occasional Unacceptable Undesirable (3) (15) (12) Remote Undesirable Undesirable (2) (10) (8) Improbable Undesirable Acceptable (1) (5) (4) Key Description Guidance Serious (3) Unacceptable (15) UndesirabIe (12) Undesirable (9) UndesirabIe (6) Acceptable (3) Marginal (2) Undesirable (10) UndesirabIe (8) UndesirabIe (6) Acceptable (4) Negligible (2) Unacceptable Tidak dapat diterima, harus dihilangkan atau ditransfer Undesirable Tidak diharapkan, harus dihindari Acceptable Negligible Dapat diterima Dapat diabaikan Sumber : Godfrey (1996) dan Suputra (2005) Negligible (1) Undesirable (5) Acceptable (4) Acceptable (3) Negligible (2) Negligible (1) Dengan tingkat penerimaan risiko dan dengan mempertimbangkan nilai risiko yang diperoleh dari skala consequences dan skala likelihood seperti yang diatas, maka dapat disusun skala penerimaan risiko (risk acceptability) sebagai berikut: Tabel 2.4 Skala Penerimaan Risiko Penerimaan risiko Unacceptable (tidak dapat diterima) Undesirable (tidak diharapkan) Acceptable (dapat diterima) Negligible (dapat diabaikan) Sumber : Godfrey (1996) dan Suputra (2005) Skala penerimaan X > 12 5 X < 12 2 < X < 5 X < 2

23 29 Berdasarkan penerimaan risiko (risk acceptability) ini kemudian diadakan evaluasi terhadap risiko yang teridentifikasi pada kuisioner yang memerlukan tindakan mitigasi. Adapun kriteria risiko yang memerlukan tindakan mitigasi adalah semua risiko yang unacceptable dan undesirable Mitigasi Risiko Apabila risiko yang timbul akibat suatu aktivitas sudah teridentifikasi, maka selanjutnya dilakukan upaya/tindakan untuk mengurangi risiko yang muncul. Tindakan ini disebut Risk Mitigatian (Mitigasi risiko). Risiko itu kadangkadang tidak dapat dihilangkan sama sekali tetapi hanya dapat dikurangi sehingga akan timbul Residual risk (sisa risiko). Risk Mitigation Risk Retention Risk Reduction Risk Transfer Risk Avoidance Gambar 2.10 Mitigasi Risiko Sumber : Flanagan dkk (1993) Risk mitigation yang dapat dilakukan dalam majemen risiko seperti pada Gambar 2.10 dan dapat dijelaskan sebagai berikut : risk retention adalah tindakan untuk menerima/menahan risiko karena dampak dari suatu kejadian yang merugikan masih dapat diterima. Jika mungkin, dampak kejadian itu dapat dikurangi dengan melakukan risk reduction, walaupun dengan tindakan ini mungkin masih ada risiko risiko sisa (residual risk) yang perlu dilakukan penilaian lagi. Atau dapat juga memindahkan risiko itu (Risk transfer) kepada

24 30 pihak ketiga misalnya kepada asuransi dengan suatu biaya tertentu. Sedangkan tindakan terakhir yang dapat dilakukan dalam mitigasi risiko adalah dengan menghindari risiko itu sendiri, jika dampak dari risiko itu tidak dapat diterima (Flanagan, dkk, 1993). 2.3 Alokasi Risiko Setelah risiko diidentifikasi dan diklasifikasikan, kemudian risiko tersebut harus dialokasikan kepada berbagai pihak yang terikat kontrak. Alokasi ini didasarkan penilaian terhadap hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dengan risiko tersebut. Alokasi risiko merupakan penentuan dan pelimpahan tanggunga jawab terhadap suatu risiko. Menurut Bunni (1986) menyatakan metoda yang lebih sesuai untuk alokasi risiko adalah dengan berdasakan kendali atas kehadiran dan efek yang ditimbulkan risiko jika risiko tersebut terjadi. Untuk beberapa kasus lebih cocok untuk mengalokasikan risiko berdasarkan sifat risiko tersebut atau berdasarkan kemampuan atau ketidakmampuan suatu pihak untuk melakukan pekerjaan proyek yang spesifik. Penelitian ini menggunakan prinsip-prinsip pengalokasian risiko dari Flanagan dkk (1993) yaitu: 1. Pihak mana yang mempunyai kontrol terbaik terhadap kejadian yang menimbulkan risiko, 2. Pihak mana yang dapat menangani risiko apabila risiko itu muncul, 3. Pihak mana yang mengambil tanggung jawab jika risiko tidak terkontrol,

25 31 4. Jika risiko diluar control semua pihak, maka diasumsikan sebagai risiko bersama. Jika risiko sudah dialokasikan, maka semakin kecil kemungkinan timbulnya perselisihan antara pihak yang terlibat, sebanding dengan semakin sedikitnya risiko yang belum dialokasikan. Tapi risiko yang sudah dialokasikan juga dapat menimbulkan perselisihan, jika risiko tersebut salah dialokasikan. Apalagi jika risiko tersebut menyebabkan kehilangan dan kerugian yang besar. 2.4 Proyek Konstruksi Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Konstruksi adalah semua kegiatan membangun suatu bangunan. Sehingga proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur. Proyek konstruksi memiliki karakteristik unik yang tidak berulang. A. Ciri-ciri pokok proyek menurut Soeharto (1997) adalah: 1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir; 2. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan diatas telah ditentukan; 3. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas; 4. Nonrutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan itensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.

26 32 B. Sasaran proyek dan tiga kendala (triple constrain) Tiga batasan di dalam proses untuk mencapai tujuan suatu proyek disebut tiga kendala (triple constrain) yang terdiri atas: 1. Anggaran, proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran. 2. Jadwal, proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan. 3. Mutu, produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan. C. Jenis-jenis proyek konstruksi Proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi dua jenis kelompok bangunan : 1. Bangunan gedung (rumah, kantor, pabrik dsb) Ciri-ciri dari bangunan gedung adalah : a. Proyek konstruksi yang mengasilkan tempat orang bekerja atau tinggal b. Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang relatif sempit c. Dibutuhkan manajemen terutama untuk progressing pekerjaan 2. Bagunan sipil (jalan, jembatan, bendungan, dan infrastruktur) Ciri-ciri dari bangunan sipil adalah : a. Proyek konstruksi yang digunakan untuk mengendalikan alam agar berguna bagi kepentingan manusia b. Dilaksanakan pada lokasi yang luas dan panjang c. Manajemen diperlukan untuk memecahkan masalah

27 33 Menurut Amrigunasti (2011), pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan) dan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan perencanaan diperlukan pengendalian Perencanaan Perencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya. Perencanaan memberikan pegangan bagi pelaksanaan mengenai alokasi sumber daya untuk melaksanakan kegiatan (Imam Soeharto, 1997). Secara garis besar, perencanaan berfungsi untuk meletakkan dasar sasaran proyek, yaitu penjadwalan, anggaran dan mutu. Pengertian di atas menekankan bahwa perencanaan merupakan suatu proses, ini berarti perencanaan tersebut mengalami tahap-tahap pengerjaan tertentu Tahap-tahap pekerjaan itu yang disebut proses. Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap minimal meliputi : a. Menentukan tujuan. Tujuan dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan arah gerak dari kegiatan yang akan dilakukan. b. Menentukan sasaran. Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai untuk mewujudkan suatu tujuan yang lelah ditetapkan sebelumnya c. Mengkaji posisi awal terhadap tujuan.

28 34 Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi maka perlu diadakan kajian terhadap posisi dan situasi awal terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai d. Memilih alternatif. Selalu tersedia beberapa alternatif yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran. Karenanya memilih alternatif yang paling sesuai untuk suatu kegiatan yang hendak dilakukan memerlukan kejelian dan pengkajian perlu dilakukan agar alternatif yang dipilih tidak merugikan kelak. e. Menyusun rangkaian langkah untuk mencapai tujuan Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan setelah memperhatikan berbagai batasan. Tahapan perencanaan di atas merupakan suatu rangkaian proses yang dilakukan sesuai urutannya. Dari proses tersebut perencanaan disusun dan selanjutnya dilakukan penjadwalan Penjadwalan Penjadwalan dalam pengertian proyek konstruksi merupakan perangkat untuk menentukan aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek dalam urutan serta kerangka waktu tertentu, dalam mana setiap aktivitas harus dilaksanakan agar proyek selesai tepat waktu dengan biaya yang ekonomis (Callahan dalam Amrigunasti, 2011). Penjadwalan meliputi tenaga kerja, material, peralatan, keuangan, dan waktu. Dengan penjadwalan yang tepat maka beberapa

29 35 macam kerugian dapat dihindarkan seperti keterlambatan, pembengkakan biaya, dan perselisihan. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penjadwalan antara lain : 1. Bagi pemilik : a. Mengetahui waktu mulai dan selesainya proyek b. Merencanakan aliran kas. c. Mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian dan biaya proyek. 2. Bagi kontraktor: a. Memprediksi kapan suatu kegiatan yang spesifik dimulai dan diakhiri. b. Merencanakan kebutuhan material, peralatan, dan tenaga kerja. c. Mengatur waktu keterlibatan sub-kontraktor. d. Menghindari konflik antara sub-kontraktor dan pekerja. e. Merencanakan aliran kas f. Mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian dan biaya proyek Pengendalian R.J. Mockler, 1972, dalam Imam Soeharto (1997) memberikan pengertian tentang pengendalian. Menurutnya, pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian

30 36 mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran. Berdasarkan pengertian yang diberikan oleh Mockler, maka proses pengendalian proyek dapat diuraikan menjadi langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan sasaran. b. Definisi lingkup kerja. c. Menentukan standar dan kriteria sebagai patokan dalam rangka mencapai sasaran. d. Merancang/menyusun sistem informasi, pemantauan, dan pelaporan hasil pelaksanaan pekerjaan. e. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan terhadap standar, kriteria, dan sasaran yang telah ditentukan. f. Mengadakan tindakan pembetulan. Fungsi utama pengendalian adalah memantau dan mengkaji (bila perlu mengadakan koreksi) agar langkah-langkah kegiatan terbimbing ke arah tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian memantau apakah hasil kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan patokan yang telah digariskan dan memastikan penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien. Sistem jasa konstruksi pada pemerintahan, memiliki struktur organisasi yang berbeda, yaitu:

31 37 Konsultan Perencana Bupati Kepala Dinas Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Auditor Pemeriksa Inspektorat Penyedia Jasa Kontraktor Pengawas Teknis Gambar 2.11 Struktur Organisasi Proyek Sumber : Dinas PU Kabupaten Jembrana (2009) Bupati memberikan penggunaan anggaran kepada Kepala Dinas dan dikelola oleh Direksi yang terdiri dari Pejabat Pembuat Komitmen dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan beserta pengawas teknis kegiatan Kegagalan bangunan menurut Undang-undang Jasa Konstruksi No. 18 tahun 1999 Kegagalan bangunan dijelaskan pada Pasal 1 Ketentuan Umum Undangundang Jasa Konstruksi No. 18 tahun point 6 : Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa, menjadi tidak berfungsi baik sebagian atau secara keseluruhan dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak kerja konstruksi atau pemanfaatannya yang menyimpang sebagai akibat kesalahan penyedia jasa dan/atau pengguna jasa.

32 Proyek Pemerintah di kabupaten Jembrana Pada proyek konstrusi di Kabupaten Jembrana, khususnya proyek pemerintah, awal timbulnya proyek sebagian besar bersumber dari rencana pemerintah, yang menitik beratkan pada kepentingan umum dan masyarakat. Dalam usahanya meningkatkan pembangunan di Kabupaten Jembrana, pemerintah kabupaten melakukan pembangunan dan pemeliharaan pada proyek gedung maupun infrastruktur. Menurut Bali Post Tanggal 4 Mei 2008, beberapa proyek di Kabupaten Jembrana dinilai DPRD Jembrana mubasir bahkan ada di antaranya mangkrak. Hal tersebut dikarenakan perencanaan yang belum matang. Pernyataan Dewan ini didasari setelah melakukan sidak ke sejumlah proyek tersebut. Proyek PU yang juga mengalami masalah adalah proyek senderan Ijogading. Ambrolnya proyek senderan sepanjang di sisi kanan kiri Sungai Ijogading diperkirakan karena kelalaian pengawas lapangan dan rekanan. Sementara itu pihak pemborongpun sudah tidak mau memperbaikinya dan membiarkan proyek ini masuk ke ranah hukum. BPK RI perwakilan Bali dalam hasil pemeriksaannya menilai proyek tersebut rusak sebelum masa pemeliharaan berakhir dan tidak dilakukan perbaikan oleh rekanan. BPK RI perwakilan Bali menyarankan agar Bupati Jembrana memberi sanksi kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) proyek tersebut, Tim Perencana proyek serta pengawas lapangan. Selain itu, BPK juga menyarankan agar PPTK proyek tersebut menyetorkan kerugian daerah ke kas negara sebesar Rp. 99 juta lebih. Harian Bali Post 10 Januari 2009 memberitakan bahwa Pemerintah

33 39 Jembrana gerah mendapati beberapa proyek tahun 2008 kualitasnya rendah dan mengecewakan. Selain jebolnya senderan sungai Ijogading, proyek Gedung Kesenian di areal Jembrana Tower dan proyek lainnya yang hasilnya cenderung asal-asalan. Mengantisipasi hal itu, untuk proyek pada tahun 2009 mendatang, pemkab membentuk tim pengawas terhadap proyek yang menggunakan dana APBD. Hal ini ditandaskan Wakil Bupati Jembrana I Putu Artha belum lama ini, menurutnya selama ini proyek rekanan sering melenceng dari bestek dan kesepakatan awal, pengerjaannya pun tidak sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Dari laporan-laporan pihak rekanan menyatakan telah sesuai tetapi buktinya sebelum melewati masa pemeliharaan banyak proyek yang kualitasnya rendah. Selain masalah kualitas dan kuantitas, proyek konstruksi di Kabupaten Jembrana mengalami masalah keterlambatan dari batas waktu kontrak. Pada tahun anggaran 2007 terdapat 5 proyek di Dinas PULH mengalami keterlambatan, dua diantaranya adalah Pembangunan Kantor Camat Jembrana yang mengalami 52 hari keterlambatan, dan Pembangunan Kantor Bappeda dan Bawasda Kabupaten Jembrana yang mengalami 42 hari keterlambatan. Data proyek konstruksi pada dinas-dinas di Pemerintah Kabupaten Jembrana pada tahun anggaran 2007 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel.

34 40 Tabel 2.5 Data Proyek Dinas PULH Kab. Jembrana I Tahun anggaran Jumlah Proyek Proyek bermasalah 1. Tahun anggaran paket 5 paket 2. Tahun anggaran paket 7 paket 3. Tahun anggaran paket 2 paket Total 227 paket 14 paket Sumber : Laporan Tahunan Dinas PULH Kab. Jembrana Tabel 2.6 Data Proyek Dinas Pendidikan, Pemuda Olah Raga, Pariwisata, Kebudayaan Kab. Jembrana II Tahun anggaran Jumlah Proyek Proyek bermasalah 1. Tahun anggaran paket 1 paket 2. Tahun anggaran paket - 3. Tahun anggaran paket - Total 44 paket 1 paket Sumber : Laporan Tahunan Disdikporaparbud Kab. Jembrana Tabel 2.7 Data Proyek Dinas Kesehatan dan Kesejahtraan sosial Kab. Jembrana III Tahun anggaran Jumlah Proyek Proyek bermasalah 1. Tahun anggaran paket - 2. Tahun anggaran paket 1 paket 3. Tahun anggaran paket - Total 16 paket 1 paket Sumber : Laporan Tahunan Dinas Kesehatan dan Kesejahtraan Sosial Kab. Jembrana

35 41 Tabel 2.8 Data Proyek Dinas Pertanian Kehutanan dan Kelautan Kab. Jembrana IV Tahun anggaran Jumlah Proyek Proyek bermasalah 1. Tahun anggaran paket - 4. Tahun anggaran paket 1 paket 5. Tahun anggaran paket 1 paket Total 37 paket 2 paket Sumber : Laporan Tahunan Dinas Pertanian Kehutanan dan Kelautan Kab. Jembrana Dengan melihat peristiwa-peristiwa diatas berbagai proyek pemerintah di Kabupaten Jembrana berpotensi mengalami berbagai macam risiko seperti: 1. Kebijakan pemerintah yang berdampak kurang baik bagi pelaksanaan proyek. 2. Sumber daya manusianya (SDM) yang kurang memadai, 3. Kurang bagusnya kualitas akhir proyek (tidak sesuai dengan spesifikasi) 4. Kurangnya koordinasi antara pihak-pihak yang terkait sehingga saling lempar tanggung jawab. Dengan mempertimbangkan hal tersebut perlu adanya suatu proses manajement risiko terhadap proyek-proyek pemerintah di Kabupaten Jembrana sebagai antisipasi kemungkinan buruk yang terjadi sehingga dapat menghindari dan mengurangi akibat yang berpotensi merugikan, yang dipikul oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana. Kriteria proyek yang bermasalah dan dianggap mengalami kegagalan sesuai dengan Undang-undang Jasa Konstruksi No. 18 tahun 1999, dan

36 42 disesuaikan dengan kondisi Proyek Konstruksi di Kabupaten Jembrana antara lain: 1. Keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh kontraktor kepada pemerintah, tidak berfungsi baik sebagian atau secara keseluruhan. 2. Tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak kerja konstruksi baik kualitas (tidak sesuai dengan spesifikasi) maupun kuantitas (volume kurang) sehingga menjadi temuan BPK 3. Mengalami keterlambatan dari batas waktu kontrak.

BAB I PENDAHULUAN. dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Konstruksi adalah semua

BAB I PENDAHULUAN. dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Konstruksi adalah semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Konstruksi adalah semua kegiatan membangun suatu

Lebih terperinci

Secara garis besar disintesis menjadi 4 tahap. (Hallowel dkk, 2013)

Secara garis besar disintesis menjadi 4 tahap. (Hallowel dkk, 2013) 2.2 Manajemen Risiko Manajemen risiko harus dilakukan di seluruh siklus proyek dari tahap awal sampai akhir proyek (Project Risk Management Handbook, 2007). Ketidakpastian ini tidak dapat sepenuhnya dihilangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi landasan atau dasar dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Dari pembahasan bab ini nantinya diharapkan dapat

Lebih terperinci

PENGARUH RISIKO PADA PROYEK PERLUASAN DAN RENOVASI HOTEL DI BALI TERHADAP BIAYA, MUTU, DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK TESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH RISIKO PADA PROYEK PERLUASAN DAN RENOVASI HOTEL DI BALI TERHADAP BIAYA, MUTU, DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK TESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA PENGARUH RISIKO PADA PROYEK PERLUASAN DAN RENOVASI HOTEL DI BALI TERHADAP BIAYA, MUTU, DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK TESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO KONTRAK UNTUK PROYEK KONSTRUKSI

MANAJEMEN RISIKO KONTRAK UNTUK PROYEK KONSTRUKSI MANAJEMEN RISIKO KONTRAK UNTUK PROYEK KONSTRUKSI Candra Yuliana 1 1 Dosen / Program Studi Teknik Sipil / Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat Korespondensi: candrayuliana@unlam.ac.id ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko ialah kegagalan mempertahankan biaya, waktu dan mencapai kualitas serta keselamatan kerja. Risiko

Lebih terperinci

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO 1. Pengertian Manajemen Resiko Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek dan Proyek Konstruksi Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL BAB II TINJAUAN PUTAKA. RIIKO DALAM PROYEK KONTRUKI MERUPAKAN PROBABILITA KEJADIAN YANG MUNCUL 5 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko

Lebih terperinci

Manajemen Risiko Proyek Pembangunan Underpass Gatot Subroto Denpasar

Manajemen Risiko Proyek Pembangunan Underpass Gatot Subroto Denpasar Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 4, No. 1, July 2016, 1-6 p-issn: 2337-7887 Article History Received May, 2016 Accepted June, 2016 Manajemen Risiko Proyek Pembangunan Underpass Gatot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan apartemen adalah salah satu pembangunan yang menimbulkan risiko tinggi bagi proyek tersebut maupun lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). yang diperkirakan (Lifson & Shaifer, 1982).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). yang diperkirakan (Lifson & Shaifer, 1982). 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Definisi resiko: 1. Kejadian yang sering terjadi pada event tertentu atau faktor yang terjad selama proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). 2. Hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Terminologi Proyek (Soeharto, 1999) mendefinisikan kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MANAJEMEN RISIKO/ RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO

DASAR-DASAR MANAJEMEN RISIKO/ RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO DASAR-DASAR MANAJEMEN RISIKO/ RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO Manajemen Risiko ANDRI HELMI M, SE., MM. Pengertian Risiko Menurut Emmaett J. Vaughan dan Curtis M. Elliott Kans kerugian the change of loss

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Risiko Pada sebuah proyek konstruksi memiliki banyak hal yang harus diperhitungkan agar pelaksanaan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Proyek konstruksi diasosiasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsekuensi. Setiap kegiatan tidak terlepas dari adanya risiko, sehingga risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsekuensi. Setiap kegiatan tidak terlepas dari adanya risiko, sehingga risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko Dalam konteks proyek, risiko adalah suatu kondisi atau peristiwa tidak pasti. Sebuah risiko mempunyai penyebab dan jika risiko itu terjadi, akan ada konsekuensi.

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengembangan Perumahan Pengembangan perumahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengembang secara mandiri maupun bersama dengan pihak lain untuk mencapai tujuan ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko Risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan, bahkan ada orang yang mengatakan bahwa tidak ada hidup tanpa risiko. Dengan demikian setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Proyek Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Kunci : identifikasi risiko, matriks probabilitasdampak, respon risiko, severity indeks. I. PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Kunci : identifikasi risiko, matriks probabilitasdampak, respon risiko, severity indeks. I. PENDAHULUAN 1 IDENTIFIKASI DAN RESPON RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN PENGHUBUNG TERMINAL MULTIPURPOSE TELUK LAMONG PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA PAKET C DARI PERSEPSI KONTRAKTOR Asraf Ali Hamidi, Yusroniya

Lebih terperinci

Analisis Risiko pada Proyek Pembangunan Parkir Basement Jalan Sulawesi Denpasar

Analisis Risiko pada Proyek Pembangunan Parkir Basement Jalan Sulawesi Denpasar Analisis Risiko Pada Pembangunan Parkir Basement Jalan Sulawesi Denpasar Analisis Risiko pada Pembangunan Parkir Basement Jalan Sulawesi Denpasar I Wayan Muka S3 Jurusan Teknik Sipil Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN WADUK BAJULMATI BANYUWANGI - JAWA TIMUR

ANALISIS RISIKO MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN WADUK BAJULMATI BANYUWANGI - JAWA TIMUR ANALISIS RISIKO MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN WADUK BAJULMATI BANYUWANGI - JAWA TIMUR Anik Ratnaningsih 1, Dwi Gesang Ageng Pangapuri 2 1 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Jember, Jl. Kalimantan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain

Lebih terperinci

Manajemen Risiko Proyek. Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

Manajemen Risiko Proyek. Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Manajemen Risiko Proyek Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Risiko Proyek Peristiwa tidak pasti yang bila terjadi memiliki pengaruh positif atau negatif terhadap minimal satu tujuan

Lebih terperinci

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 104 BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Temuan Dari pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan maka ditemukan 3 faktor risiko dominan yang paling berpengaruh terhadap kinerja kualitas pelaksanaan konstruksi,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Risiko Risiko (risk) menurut Robinson dan Barry (1987) adalah peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis sebagai

Lebih terperinci

PERENCANAAN BISNIS (PEMAHAMAN TENTANG RISIKO )

PERENCANAAN BISNIS (PEMAHAMAN TENTANG RISIKO ) PERENCANAAN BISNIS (PEMAHAMAN TENTANG RISIKO ) PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN FEB UNPAD 2013 Prof. Dr. Yuyus Suryana S. SE.,MS 11/01/2013 YUYUS. S.S 1 Pengertian Resiko kesempatan timbulnya kerugian probabilitas

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL PARKIR DI PASAR BADUNG

ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL PARKIR DI PASAR BADUNG ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL PARKIR DI PASAR BADUNG Sukada Wenten 1, Mayun Nadiasa 1 dan Dwi Mahadipta 2 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Proyek dengan segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilibatkan didalamnya merupakan salah satu upaya manusia dalam membangun kehidupannya. Suatu proyek

Lebih terperinci

PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1

PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1 PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1 Wawan Setiawan Diono, I Putu Artama Wiguna Manajemen Proyek Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisisi dan penegertian penghambat Kata penghambat dalam kamus besar bahasa indonesia diterjemahkan sebagai hal, keadaan atau penyebab lain yang menghambat (merintangi, menahan,

Lebih terperinci

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 ANALISIS RISIKO PADA PELAKSANAAN BALI IRRIGATION IMPROVEMENT PROJECT (PAKET PEKERJAAN: BALI 1-2, UNDA BASIN IRRIGATION IMPROVEMENT

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian. Simpulan dan saran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan. pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

BAB V PENUTUP. penelitian. Simpulan dan saran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan. pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. BAB V PENUTUP Bab lima berisi simpulan, saran atau rekomendasi dan keterbatasan penelitian. Simpulan dan saran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA BANDARA NUSA DUA

ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA BANDARA NUSA DUA ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA BANDARA NUSA DUA Ni Putu Mega Astiti 1, I Nyoman Norken 2, Ida Bagus Ngr. Purbawijaya Abstrak : Proyek jalan tol Benoa-Bandara-Nusa Dua adalah proyek

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR RISIKO PEMBANGUNAN JEMBATAN BATU RUSA II DI KOTA PANGKALPINANG

ANALISA FAKTOR RISIKO PEMBANGUNAN JEMBATAN BATU RUSA II DI KOTA PANGKALPINANG Seminar Nasional Teknik Sipil V Tahun 015 UMS ISSN : 59-977 ANALISA FAKTOR RISIKO PEMBANGUNAN JEMBATAN BATU RUSA II DI KOTA PANGKALPINANG Syafran Noferi Manajemen Proyek Konstruksi Program Pasca Sarjana,

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA Bagus Prasetyo Budi 3108100042 Dosen Pembimbing Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D. JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Istilah risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty) sering digunakan secara bersamaan atau bahwa risiko sama dengan ketidakpastian.

Lebih terperinci

Asraf Ali Hamidi JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

Asraf Ali Hamidi JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013 IDENTIFIKASI DAN RESPON RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN PENGHUBUNG TERMINAL MULTIPURPOSE TELUK LAMONG PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA PAKET C DARI PERSEPSI KONTRAKTOR Asraf Ali Hamidi 3106 100

Lebih terperinci

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) 1. Identifikasi Resiko Karakteristik Resiko Uncertainty : tidak ada resiko yang 100% pasti muncul, sehingga tetap harus

Lebih terperinci

SOSIALISASI Pedoman MANAJEMEN risiko dan Petunjuk Teknis AUDIT mutu INTERNAL QMS ISO 9001 : 2015 INSPEKTORAT BADAN POM

SOSIALISASI Pedoman MANAJEMEN risiko dan Petunjuk Teknis AUDIT mutu INTERNAL QMS ISO 9001 : 2015 INSPEKTORAT BADAN POM SOSIALISASI Pedoman MANAJEMEN risiko dan Petunjuk Teknis AUDIT mutu INTERNAL QMS ISO 9001 : 2015 INSPEKTORAT BADAN POM Pendahuluan Tahun 2017 ini merupakan Tahun pertama pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan proyek konstruksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan proyek konstruksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan proyek konstruksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

Proses Manajemen Risiko INDENTIFIKASI RISIKO. WITH YOU, WE BUILD PUBLIC TRUST Bersama Anda Membangun Kepercayaan Publik

Proses Manajemen Risiko INDENTIFIKASI RISIKO. WITH YOU, WE BUILD PUBLIC TRUST Bersama Anda Membangun Kepercayaan Publik Proses Manajemen INDENTIFIKASI RISIKO WITH YOU, WE BUILD PUBLIC TRUST Bersama Anda Membangun Kepercayaan Publik Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan Gedung Juanda II Lantai 7, Jl. Dr. Wahidin No.

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA TUGAS AKHIR RC 091380 ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA RENDY KURNIA DEWANTA NRP 3106100038 DOSEN PEMBIMBING M. Arif Rohman, ST., MSc Ir. I Putu Artama Wiguna, MT.,

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Risiko Dalam menjalankan kehidupan, risiko merupakan bagian yang tidak dapat dihindari. Menurut Kountur (2004), risiko didefinisikan

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari peneliti yang didasarkan atas pengetahuan, teori dan dalil dalam upaya menjawab tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Proyek konstruksi merupakan salah satu jenis proyek yang memiliki potensi risiko relatif tinggi akibat uncertain events yaitu peristiwa-peristiwa tidak pasti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian risiko menurut Soemarno (2009) adalah suatu kondisi yang timbul

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian risiko menurut Soemarno (2009) adalah suatu kondisi yang timbul BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko Pengertian risiko menurut Soemarno (2009) adalah suatu kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan yang mungkin

Lebih terperinci

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI A. Definisi Risiko RISIKO adalah : a. Risiko adalah kans kerugian b. Risiko adalah kemungkinan kerugian c. Risiko adalah ketidak pastian d. Risiko adalah penyimpangan kenyataan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegagalan pada Proyek Konstruksi Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang bersifat teknis dan non teknis. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut. BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek (Soeharto, 2001). Dalam rangkaian

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO PROYEK

MANAJEMEN RISIKO PROYEK MANAJEMEN RISIKO PROYEK 1. D E F I N I S I R I S I K O 2. D E F I N I S I M A N A J E M E N R I S I K O 3. T O L E R A N S I T E R H A D A P R I S I K O 4. P R O S E S M A N A J E M E N R I S I K O 1 DEFINISI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Langkah-langkah Penanggulangan Risiko:

PENDAHULUAN. Langkah-langkah Penanggulangan Risiko: PENDAHULUAN Langkah-langkah Penanggulangan Risiko: 1) Berusaha untuk mengidentifikasi unsur-unsur ketidakpastian dan tipe-tipe risiko yang dihadapi bisnisnya. 2) Berusaha untuk menghindari dan menanggulangi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Dasar Risiko Secara sederhana, risiko diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang merugikan. Terdapat tiga karakteristik risiko, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Langkah pertama merancang pelaksanaan proyek ialah membaginya ke dalam kegiatan-kegiatan. Kegiatan perlu diidentifikasikan dan hubungan satu dengan yang lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek membutuhkan berbagai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 5 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 5 TAHUN 2008 91 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG POKOK - POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH UMUM Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana telah

Lebih terperinci

Daftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment

Daftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment Manajemen Risiko Daftar Isi Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment Latar Belakang Manajemen Risiko Tata Kelola Perusahaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South Sumatra NGL Project PT. Tripatra dapat dilihat dari aspek lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA

MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA I Nyoman Norken 1, I Nyoman Yudha Astana 1, Luh Komang Ayu Manuasri 2 1 Dosen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana,

Lebih terperinci

ANALISA risiko PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE-SURABAYA

ANALISA risiko PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE-SURABAYA ANALISA risiko PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE-SURABAYA ANGGI BELLIAWAN 3106.100.090 Dosen Pembimbing : I Putu Artama Wiguna, Ir, MT, Ph.D Cahyono Bintang Burcahyo,

Lebih terperinci

Pertemuan ke - 7 FUNGSI DAN PROSES PERENCANAAN SERTA PENGENDALIAN

Pertemuan ke - 7 FUNGSI DAN PROSES PERENCANAAN SERTA PENGENDALIAN Halaman 1 dari Pertemuan ke - 7 Halaman 2 dari Pertemuan ke - 7 Pertemuan ke - 7 FUNGSI DAN PROSES PERENCANAAN SERTA PENGENDALIAN Perencanaan adalah proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan hasil penelusuran teori-teori terdahulu terkait dengan pengertian risiko,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PROYEK SISTEM INFORMASI

PENGELOLAAN PROYEK SISTEM INFORMASI 9/28/2011 PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI PERTEMUAN - 1 GAMBARAN UMUM MANAJEMEN 1 2 1. Peserta memahami tentang proyek 2. Peserta memahami konsep-konsep manajemen yang diperlukan dalam manajemen proyek Fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan industri saat ini, dan perkembangan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan industri saat ini, dan perkembangan sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada perkembangan industri saat ini, dan perkembangan sarana pembangunan, terutama pembangunan gedung sangatlah pesat. Maka tingkat kesulitan untuk mengelola dan menjalankan

Lebih terperinci

Pengambilan Risiko. Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Modul ke: Fakultas Desain & Teknik Kreatif. Program Studi Desain Produk.

Pengambilan Risiko. Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Modul ke: Fakultas Desain & Teknik Kreatif. Program Studi Desain Produk. Modul ke: Pengambilan Risiko Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Teknik Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari bab ini, para mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Krisis Ekonomi Global Krisis ekonomi global adalah sebuah krisis ekonomi yang disebabkan merosotnya perekonomian Amerika. Krisis moneter di Amerika Serikat kali ini menumbulkan

Lebih terperinci

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG Maksum Tanubrata 1 dan Deni Setiawan

Lebih terperinci

3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta

3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta Dosen Pengampu: Anief Fauzan Rozi, S.Kom., M.Eng. Phone/WA: 0856 4384 6541 PIN BB: 29543EC4 Email: anief.umby@gmail.com Website: http://anief.mercubuana- yogya.ac.id 3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO MANAJEMEN RiSIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI Mastura Labombang * Abstract Risk is the variation in things that may happen naturally or the possibility of occurrence of events

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Program stokastik merupakan program matematika, dimana beberapa data yang termuat pada tujuan atau kendala mengandung ketidakpastian. Ketidakpastian biasanya dicirikan oleh distribusi

Lebih terperinci

MITIGASI RISIKO KEAMANAN SISTEM INFORMASI

MITIGASI RISIKO KEAMANAN SISTEM INFORMASI MITIGASI RISIKO KEAMANAN SISTEM INFORMASI Pengertian Risiko Sesuatu yang buruk (tidak diinginkan), baik yang sudah diperhitungkan maupun yang belum diperhitungkan, yang merupakan suatu akibat dari suatu

Lebih terperinci

Pertemuan 11 Manajemen Risiko

Pertemuan 11 Manajemen Risiko Pertemuan 11 Manajemen Risiko Tujuan Memahami konsep manajemen risiko Memahami sumber-sumber risiko Dapat memodelkan risiko dan membuat contingency plan. Risiko Masalah yang belum terjadi Kenapa menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan pendahuluan penelitian. Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. periode tertentu (temporer) (Maharesi, 2002). Menurut Nurhayati (2010) Proyek

BAB II LANDASAN TEORI. periode tertentu (temporer) (Maharesi, 2002). Menurut Nurhayati (2010) Proyek BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proyek Konstruksi Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang unik dan hanya dilakukan dalam periode

Lebih terperinci

PENGAMBILAN RESIKO. Kode Mata Kuliah : OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng.

PENGAMBILAN RESIKO. Kode Mata Kuliah : OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng. PENGAMBILAN RESIKO Kode Mata Kuliah : 0040520 Bobot : 2 SKS OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng. PENDAHULUAN Konsep resiko selalu dikaitkan dengan adanya ketidakpastian pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Husen (2011), proyek adalah gabungan dari sumber sumber daya seperti manusia, material, peralatan, dan biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI RESIKO PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN QUALITATIVE RISK ANALYSIS. Yunita A. Messah *) ABSTRAK

ANALISIS NILAI RESIKO PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN QUALITATIVE RISK ANALYSIS. Yunita A. Messah *) ABSTRAK ANALISIS NILAI RESIKO PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN QUALITATIVE RISK ANALYSIS Yunita A. Messah *) ABSTRAK Proyek konstruksi memiliki karakteristik yang unik dimana setiap mempunyai keunikan tersendiri

Lebih terperinci

GEJALA MELEMAHNYA BUDAYA KESELAMATAN

GEJALA MELEMAHNYA BUDAYA KESELAMATAN GEJALA MELEMAHNYA BUDAYA KESELAMATAN Oleh : Suharno LOKAKARYA BUDAYA KESELAMTAN INSTALASI NUKLIR Jakarta 17 20 Mei 2005 1. PENDAHULUAN Kelemahan dapat memicu terjadinya keadaan keselamatan yang tidak stabil

Lebih terperinci

PENGERTIAN INVESTASI

PENGERTIAN INVESTASI MATERI 1 1 PENGERTIAN INVESTASI Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. DEFINISI INVESTASI Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh

Lebih terperinci

5/25/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta

5/25/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta Dosen Pengampu: Anief Fauzan Rozi, S.Kom., M.Eng. Phone/WA: 0856 4384 6541 PIN BB: 29543EC4 Email: anief.umby@gmail.com Website: http://anief.mercubuana- yogya.ac.id 5/25/16 Manajemen Proyek IT - Universitas

Lebih terperinci

PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (

PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo ( PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (3107.203.002) 1. Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO BERDASARKAN ASPEK WAKTU DENGAN METODE MONTE CARLO PADA PROYEK GEDUNG BARU DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL

ANALISIS RISIKO BERDASARKAN ASPEK WAKTU DENGAN METODE MONTE CARLO PADA PROYEK GEDUNG BARU DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL ANALISIS RISIKO BERDASARKAN ASPEK WAKTU DENGAN METODE MONTE CARLO PADA PROYEK GEDUNG BARU DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

KAJIAN MENGENAI PERUBAHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SEBAGAI PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN DALAM KONTRAK

KAJIAN MENGENAI PERUBAHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SEBAGAI PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN DALAM KONTRAK KAJIAN MENGENAI PERUBAHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SEBAGAI PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN DALAM KONTRAK Syamsul Wathan Abstrak Syamsul Wathan, Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan,

Lebih terperinci

Jurnal Spektran Vol. 4, No. 2, Juli 2016

Jurnal Spektran Vol. 4, No. 2, Juli 2016 MANAJEMEN RISIKO DALAM PROSES ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKAT DI KOTA DENPASAR Ida Ayu Praniti Tresna Putri 1, I N. Norken 2, I B. Rai Adnyana 2 Abstrak : Aspek biaya menjadi salah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN.

PENDAHULUAN. PENDAHULUAN Langkah-langkah Penanggulangan Risiko: 1) Berusaha untuk mengidentifikasi unsur-unsur ketidakpastian dan tipe-tipe risiko yang dihadapi bisnisnya. 2) Berusaha untuk menghindari dan menanggulangi

Lebih terperinci

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SPR 0 Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 0 REVIU ATAS INFORMASI KEUANGAN INTERIM YANG DILAKSANAKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. PENDAHULUAN Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada kerangka pemikiran dasar manajemen risiko yaitu dengan melakukan identifikasi risiko hingga analisa

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. baik investasi kecil maupun besar dalam skala proyek memerlukan suatu

BAB III LANDASAN TEORI. baik investasi kecil maupun besar dalam skala proyek memerlukan suatu BAB III LANDASAN TEORI III. 1. Manajemen Proyek Kemajuan dan perkembangan dalam perindustrian telah mendorong untuk melakukan beberapa aspek pengelolaan dan manajemen yang dituntut memiliki kinerja, kecermatan,

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 04 Entrepreneurship and Inovation Management Analisis Resiko Bisnis Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Paska Sarjana www.mercubuana.ac.id 1. Rencana Kuliah 2. Pengertian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS AFFECTING THE COST OVERRUNS ON CONSTRUCTION PROJECTS IN SURABAYA Ari Swezni, Retno

Lebih terperinci