BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsekuensi. Setiap kegiatan tidak terlepas dari adanya risiko, sehingga risiko

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsekuensi. Setiap kegiatan tidak terlepas dari adanya risiko, sehingga risiko"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko Dalam konteks proyek, risiko adalah suatu kondisi atau peristiwa tidak pasti. Sebuah risiko mempunyai penyebab dan jika risiko itu terjadi, akan ada konsekuensi. Setiap kegiatan tidak terlepas dari adanya risiko, sehingga risiko yang telah dapat diidentifikasi harus dibuatkan suatu perencanaan yang baik bahkan bila perlu dibuat suatu sistem untuk dapat mengurangi menjadi seminimal mungkin sampai pada batas yang dapat diterima (Asiyanto, 2009). Menurut Wideman dalam Husen (2009), risiko proyek adalah efek akumulasi dari peluang kejadian yang tidak pasti yang mempengaruhi sasaran dan tujuan proyek. Bahwa risiko dapat dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk yang tak diinginkan atau ketidakpastian itu merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko yang bersumber dari berbagai aktifitas dan akan mempengaruhi biaya, jadwal dan kualitas proyek. Terdapat pula beberapa definisi risiko yang dikemukakan oleh Vaughan (dalam Darmawi, 2014) yaitu : a. Risk is the chance of loss (Risiko adalah peluang terjadinya kerugian) Risiko seperti ini biasanya dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan dimana terdapat keterbukaan terhadap kerugian atau suatu peluang kerugian. 6

2 7 b. Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian) Risiko seperti diatas menunjukkan bahwa risiko menimbulkan kerugian jika tidak segera diatasi. c. Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian) Dalam hal ini ada pemahaman bahwa risiko berhubungan dengan ketidakpastian, adanya risiko disebabkan karena adanya ketidakpastian. Secara umum risiko dapat berarti suatu potensi kejadian yang dapat merugikan sehingga menyebabkan tidak tercapainya target yang diinginkan akibat adanya ketidakpastian. 2.2 Manajemen Risiko Manajemen risiko menurut Darmawi (2014) adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Manajemen risiko merupakan sebuah proses preventif yang dirancang untuk memastikan bahwa kemungkinan kerugian dikurangi dan bahwa konsekuensi negatif karena peristiwa yang tidak diinginkan diperkecil. Manajemen risiko proyek memberi pengendalian yang lebih baik atas masa depan dan dapat dengan signifikan meningkatkan peluang mencapai sasaran proyek. Tujuan akhir manajemen risiko adalah memilih pengukuran peringanan risiko, pemindahan risiko dan pemulihan risiko untuk mengoptimalkan kinerja organisasi. Dan menurut Darmawi (2014) manajemen risiko dilaksanakan untuk

3 8 mengurangi, menghindari, mengakomodasi suatu risiko melalui sejumlah kegiatan yang berurutan yaitu : 1. Identifikasi risiko, mengetahui adanya risiko, sifat risiko yang dihadapi dan dampaknya.identifikasi risiko merupakan proses penganalisisan untuk menemukan secara sistematis risiko yang mungkin timbul. 2. Pengukuran risiko, menganalisa atau mengukur risiko yang mungkin terjadi untuk menentukan prioritas risiko mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu dan metode yang digunakan untuk menyelesaikan atau menguranginya. 3. Pengendalian risiko, dengan cara menghindari risiko, mengendalikan kerugian, memisahkan kegiatan yang berisiko dan kombinasi dari ketiga cara diatas serta pemindahan risiko. Manajemen risiko harus didefinisikan dalam suatu rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan risiko, dimana didalamnya termasuk perencanaan (planning), identifikasi (identification), penilaian (assesment), analisa (analysis), penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan dan Norman (1993) mengemukakan kerangka dasar manajemen risiko seperti pada Gambar 2.1.

4 9 Identifikasi Risiko Klasifikasi Risiko Analisis Risiko Menyikapi Risiko Tanggapan Terhadap Risiko Gambar 2.1 Kerangka Umum Manajemen Risiko Sumber : (Flanagan dan Norman, 1993) Kerangka kerja proses manajemen risiko seperti Gambar 2.1 memiliki tahapan sebagai berikut : a. Identifikasi risiko, yaitu melakukan identifikasi terhadap sumber dan jenis risiko b. Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis risiko dan efeknya terhadap perseorangan maupun organisasi c. Analisis risiko, yaitu mengevaluasi konsekuensi keterkaitan dengan jenis risiko atau kombinasi risiko dengan menggunakan teknik analisis. Menilai dampak dari risiko dengan menggunakan teknik pengukuran risiko d. Menyikapi risiko, yaitu berbagai keputusan mengenai risiko akan terkait dengan sikap perseorangan atau organisasi yang membuat kebijakan

5 Strategi/ Sistem Penanganan Risiko 10 e. Tanggapan terhadap risiko, yaitu mempertimbangkan bagaimana risiko harus dikelola dengan mentransfernya pada kelompok lain atau membiarkannya Mengatasi risiko dan ketidakpastian merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh kontraktor dan pemilik proyek. Masalah ini dapat mengakibatkan kerugian bagi kedua belah pihak. Sehingga perusahaan harus memiliki cara yang baik dalam melakukan manajemen risiko. Secara garis besar manajemen risiko untuk kontraktor dapat ditunjukkan dengan Gambar 2.2 dibawah ini : Didokumentasikan (monitoring and control) Feed Back Ditolak Pekerjaan tidak diambil Pekerjaan diambil tetapi risiko diserahkan pada owner Respons Risiko Dialihkan pada pihak lain Analisis Risiko Diambil Dikendalikan sendiri / diminimalkan Identifikasi Risiko usaha Diterima dampaknya dan dimasukkan anggaran Gambar 2.2 Manajemen Risiko Kontraktor Sumber : (Asiyanto, 2009)

6 11 Konsep manajemen risiko pada gambar diatas terdiri dari : - Identifikasi risiko, yang dapat dilihat dari sumber atau dari dampaknya secara umum - Analisis risiko, yaitu menilai level risiko yang telah diidentifikasi menjadi beberapa level seperti high, significant, medium dan low melalui tahap umum - Respons risiko, yaitu menjelaskan beberapa jenis respons yang dapat dipilih terhadap risiko yang telah ditetapkan levelnya dan belum dapat merinci bentuknya. - Monitoring dan kontrol, yaitu mengamati berlangsungnya proses dan mengontrol sejauh mana risiko dapat dikendalikan Dari ketiga konsep manajemen risiko diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen risiko memiliki tiga tahapan pokok yaitu identifikasi risiko, analisa risiko dan penanganan risiko. Ketiga langkah pokok tersebut harus ditunjang oleh data-data yang valid serta komunikasi yang baik dalam struktur organisasi agar sistem manajemen risiko dapat berjalan baik sehingga risiko yang dianggap merugikan dapat diminimalisir Identifikasi Risiko Identifikasi risiko merupakan tahapan awal dalam manajemen risiko yang bertujuan untuk dapat menguraikan dan merinci jenis risiko yang mungkin terjadi dari aktivitas atau kegiatan yang akan kita lakukan. Hal pertama yang harus

7 12 diketahui dengan jelas adalah sumber risiko (source), kejadiannya (event), dan akibat dari risiko tersebut (effect). Sumber risiko adalah kondisi-kondisi yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya risiko. Event adalah peristiwa yang menimbulkan pengaruh (effect) yang sifatnya dapat merugikan dan menguntungkan. Tahap identifikasi risiko merupakan tahapan tersulit dan paling menentukan dalam manajemen risiko. Kesulitan tersebut disebabkan adanya ketidakpastian dari apa yang akan dihadapi. Oleh karena itu dalam menghadapi risiko tersebut terlebih dahulu diupayakan untuk menentukan sumber risiko dan efek risiko itu sendiri. Menurut Godfrey (1996) risiko dapat bersumber dari beberapa aktivitas antara lain politis (political), lingkungan (environmental), perencanaan (planning), pemasaran (market), ekonomi (economic), keuangan (finansial), alami (natural), proyek (project), teknis (technical), manusiawi (human), kriminal (criminal), dan keselamatan (safety). Uraian dari masing-masing sumber risiko dapat dilihat pada Tabel 2.1. Darmawi (2014), mengungkapkan bahwa dalam pengidentifikasian risiko diperlukan : 1. Suatu checklist dari semua potensi kerugian yang mungkin dapat terjadi pada umumnya. 2. Untuk menggunakan checklist itu diperlukan suatu pendekatan sistematik untuk menentukan mana dari potensi kerugian yang tercantum dalam checklist itu dihadapi oleh perusahaan yang sedang dianalisis.

8 13 Identifikasi risiko dilakukan agar variabel risiko yang dinilai dan dievaluasi dapat diketahui dan diidentifikasi dan ditangani, dengan metode sebagai berikut (Husen, 2009) : 1. Check list, didasarkan atas pengalaman yang digunakan untuk situasi proyek yang sama dengan kejadian yang berulang-ulang. 2. Thinking prompts, menggunakan data checklist kemudian diturunkan menjadi lebih spesifik dengan risiko penting tidak dihilangkan. 3. HAZOP (Hazard and Operability) metode ini mengidentifikasi bahaya dan masalah operasional yang timbul. 4. Past data, metode ini dilakukan dengan mengidentifikasi kerugian yang sering terjadi dengan menggunakan data masa lampau. 5. Audits, bertujuan memonitor sistem, dengan mengidentifikasi dan menguji beberapa masalah, bukan mengidentifikasi risiko yang terjadi. 6. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), hampir sama seperti HAZOP tetapi metode ini mengidentifikasi bagaimana kerugian bisa terjadi bukannya apa yang terjadi jika ada kegagalan seperti metode HAZOP. 7. Critical Incident Analysis, dengan melakukan curah gagasan dalam tim lalu mengidentifikasi dan mencegah masalah agar tidak menjadi lebih rumit.

9 14 Tabel 2.1 Sumber Risiko dan Penyebabnya Sumber Risiko Perubahan dan Ketidakpastian karena : Politik (Political) Kebijaksanaan pemerintah, pendapat publik, perubahan ideologi, peraturan, kekacauan (perang, terorisme, kerusuhan) Lingkungan Pencemaran, kebisingan, perijinan, opini publik, kebijakan (Environmental) internal/perusahaan, perundangan yang berkaitan dengan lingkungan, dampak lingkungan Perencanaan (Planning) Persyaratan perijinan, kebijakan dan praktek, tata guna lahan, dampak sosial dan ekonomi, opini publik Pemasaran (market) Permintaan (perkiraan), persaingan, keusangan, kepuasan pelanggan, mode Ekonomi (economic) Kebijakan keuangan, perpajakan, inflasi, suku bunga, nilai tukar Keuangan (financial) Kebangkrutan, keuntungan, asuransi, risk share Alami (natural) Kondisi tanah diluar dugaan, cuaca, gempa, kebakaran dan ledakan, temuan situs arkeologi Proyek (Project) Definisi, strategi pengadaan, persyaratan unjuk kerja, standar, kepemimpinan, organisasi (kedewasaan, komitmen, kompetensi dan pengalaman), perencanaan dan pengendalian kualitas, rencana kerja, tenaga kerja dan sumber daya, komunikasi dan budaya Teknis (Technic) Kelengkapan desain, efisiensi operasional, keandalan Manusia (Human) Kesalahan, tidak kompeten, kelalaian, kelelahan, kemampuan berkomunikasi, budaya, bekerja dalam kondisi gelap atau malam hari Kriminal (Criminal) Kurang aman, perusakan, pencurian, penipuan, korupsi Keselamatan (Safety) Peraturan (kesehatan dan keselamatan kerja), zat berbahaya, bertabrakan, keruntuhan, kebanjiran, kebakaran dan ledakan Sumber : (Godfrey, 1996)

10 15 Dalam melakukan kegiatan estimasi, seorang estimator harus memahami proses konstruksi secara menyeluruh termasuk jenis dan kebutuhan alat, karena faktor tersebut dapat mempengaruhi biaya konstruksi. Menurut Ervianto (2009), terdapat faktor lain yang juga memberi kontribusi dalam pembuatan perkiraan biaya, yaitu produktivitas tenaga kerja, ketersediaan material, ketersediaan peralatan, cuaca, jenis kontrak, masalah kualitas, etika, sistem pengendalian dan kemampuan manajemen. Tingkat akurasi estimasi biaya proyek bergantung pada tersedianya data dan informasi, teknik dan metode yang digunakan, kecakapan dan pengalaman estimator, dan tujuan pemakaian perkiraan biaya. Menurut Buranda (2009) variabel yang terkait risiko dalam proses estimasi adalah : Variabel Tabel 2.2 Sumber Risiko Dalam Proses Estimasi Deskripsi Pemahaman dokumen Pelaksanaan survey Perhitungan volume pekerjaan Identifikasi kebutuhan sumber daya Perencanaan asumsi-asumsi Kompleksitas proyek, pemahaman terhadap gambar dan spesifikasi. Deskripsi proyek, site visit, penjelasan tender Penyusunan checklist dari gambar dan spesifikasi, perhitungan quantity Sumber daya yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan proyek Antisipasi berdasarkan pengalaman proyek sebelumnya dan informasi lainnya

11 16 Variabel Tabel 2.2 Sumber Risiko Dalam Proses Estimasi (Lanjutan) Deskripsi Perencanaan metode pelaksanaan Perhitungan analisa teknik Pengumpulan data harga satuan dasar (upah, bahan dan alat) Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan Perencanaan schedule Perhitungan biaya umum proyek Perencanaan cash flow proyek Justifikasi/ finalisasi Estimator dan tim proyek Fasilitas pendukung Owner/ Client & Konsultan Pihak subkontraktor Mengembangkan metode pelaksanaan proyek Analisa kapasitas dan koefisien produksi sumber daya Kelengkapan data (lesson learned dari proyek sejenis) Perhitungan unit price Time schedule fisik Summarize Perencanaan cash flow proyek Mark up, pertimbangan nilai tukar mata uang dan eskalasi, special condition, strategi pasar, review kembali keseluruhan item dalam estimasi Pengetahuan dan kemampuan, pengalaman dalam proyek sejenis, pemahaman tentang lingkup proyek, komunikasi antar tim, kebijakan dalam bidang procurement Penggunaan software Kelengkapan data dan kerjasama yang diberikan terhadap pihak kontraktor Kapabilitas subkontraktor dalam memberikan penawaran harga yang tepat Sumber : (Buranda, 2009)

12 17 Menurut Sugiyono (2011), setelah instrumen dikonstruksi tentang aspekaspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli dimintai pendapatnya tentang risikorisiko yang teridentifikasi dan yang telah disusun itu, apakah perlu diperbaiki atau dirombak. Setelah diuji oleh para ahli, maka diteruskan dengan pengujian sampel dari mana populasi diambil. Teknik untuk mengukur validitas kuesioner adalah dengan menghitung korelasi antar data pada masing-masing pernyataan dengan skor total, menggunakan rumus korelasi Product Moment. Setelah diuji validitasnya, risiko-risiko yang telah teridentifikasi diuji reliabilitasnya. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode belah dua (Split Half Method) yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan belahan satu atau belahan dua) (Riduwan, 2009) Klasifikasi Risiko Menurut Godfrey (1996) bahwa nilai risiko ditentukan sebagai perkalian antara kecenderungan/ frekuenasi dengan konsekuensi risiko. Kecenderungan (likelihood) adalah peluang terjadinya kerugian yang merugikan, yang dinyatakan dalam jumlah kejadian pertahun. Sedangkan konsekuensi (consequences) merupakan besaran kerugian yang diakibatkan oleh terjadinya suatu kejadian yang merugikan yang dinyatakan dalam nilai uang.

13 18 Secara umum berdasarkan kecenderungan peluang terjadinya risiko (likehood) dan konsekuensi yang diakibatkan (consequences), risiko dapat diklasifikasikan sebagai beikut: 1. Unacceptable, adalah risiko yang tidak dapat diterima dan harus dihilangkan atau bila mungkin ditransfer kepada pihak lain 2. Undesirable, adalah risiko yang memerlukan penanganan/ mitigasi risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima. 3. Acceptable, adalah risiko yang dapat diterima karena tidak mempunyai dampak yang besar dan masih dalam batas yang dapat diterima. 4. Negligible, adalah risiko yang dampaknya sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Risiko-risiko yang termasuk unacceptable dan undesirable merupakan jenis risiko dengan kategori utama (major risk) yang memerlukan perhatian dan penanganan yang khusus karena mempunyai dampak besar bila tidak dikurangi atau bila perlu dihindari, sedangkan risiko yang termasuk dalam acceptable dan negligible merupakan risiko dengan kategori minor (minor risk) yang tidak mempunyai dampak berarti sehingga dapat diterima bahkan dapat diabaikan Analisis Risiko Analisis risiko dimaksudkan untuk menentukan besarnya suatu risiko dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya dan besar akibat yang ditimbulkannya. Berdasarkan hasil analisis dapat ditentukan peringkat risiko sehingga dapat dilakukan pemilahan risiko yang memiliki dampak besar terhadap

14 19 perusahaan dan risiko ringan atau dapat diabaikan. Tujuan dari analisis risiko adalah membantu menghindari kegagalan dan memberikan gambaran tentang apa yang terjadi bila proyek yang dijalankan tidak sesuai dengan yang direncanakan. Menurut Godfrey (1996) analisis risiko yang dilakukan secara sistematis dapat membantu untuk : 1. Mengidentifikasi, menilai dan meranking risiko secara jelas 2. Memusatkan perhatian pada risiko utama (major risk) 3. Memperjelas keputusan tentang batasan kerugian 4. Meminimalkan potensi kerusakan apabila timbul keadaan yang paling jelek 5. Mengontrol aspek ketidakpastian dalam proyek 6. Memperjelas dan menegaskan peran setiap orang/ badan yang terlibat dalam manajemen risiko Analisis risiko dapat dilakukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dimana sumber risiko harus diidentifikasi dan akibat harus dianalisis. Menurut Thompson dan Perry (1991) bahwa analisis risiko secara kualitatif mempunyai dua tujuan yaitu identifikasi risiko dan penilaian awal risiko, dimana sasarannya adalah menyusun sumber risiko utama dan menggambarkan tingkat konsekuensi yang sering terjadi termasuk perkiraan pada akibat yang potensial pada estimasi biaya dan waktu sedangkan analisis kuantitatif terfokus pada evaluasi risiko. Ada beberapa pertimbangan dalam memilih teknik analisis risiko antara lain : a. Teknik yang digunakan sesuai dengan kondisi dan kompleksitas fasilitas serta jenis bahaya yang ada dalam operasi

15 20 b. Teknik tersebut dapat membantu dalam menentukan pilihan cara pengendalian risiko c. Teknik tersebut dapat membantu membedakan tingkat bahaya secara jelas sehingga memudahkan dalam menentukan prioritas langkah pengendaliannya d. Cara penerapannya terstruktur dan konsisten sehingga proses manajemen risiko dapat berjalan berkesinambungan Selanjutnya teknik yang dapat dilakukan dalam melakukan analisis risiko kualitatif adalah : 1. Menentukan probabilitas dan pengaruh risiko 2. Probabilitas/ pengaruh risiko berdasarkan matrik 3. Melakukan test asumsi proyek 4. Melakukan ranking terhadap data yang sudah lengkap Sedangkan hasil yang didapatkan melalui analisis risiko kualitatif adalah : 1. Ranking risiko secara keseluruhan pada suatu proyek 2. Daftar (list) pada risiko yang diprioritaskan 3. Daftar (list) risiko untuk tambahan analisis dan manajemen 4. Kecenderungan dalam hasil analisis risiko kualitatif Menurut Godfrey dalam Suputra (2005) skala deskriptif yang digunakan untuk menjelaskan besarnya kemungkinan dan konsekuensi kejadian terhadap risiko seperti pada Tabel 2.3 dan Tabel 2.4

16 21 Tabel 2.3 Skala Kemungkinan (Likelihood) TINGKAT FREKUENSI SKALA Sangat sering 5 Sering 4 Kadang-kadang 3 Jarang 2 Sangat jarang 1 Tabel 2.4 Skala Konsekuensi (Consequences) TINGKAT FREKUENSI SKALA Sangat besar 5 Besar 4 Sedang 3 Kecil 2 Sangat kecil 1 Dalam memberikan penilaian terhadap risiko Godfrey(1996) memberikan pedoman seperti pada Tabel 2.5, terhadap frekuensi terjadinya risiko yang digolongkan menjadi frequent (sering terjadi), probable (mungkin terjadi), occasional (kadang-kadang terjadi), remote (sedikit terjadi) dan improbable (tidak mungkin terjadi). Sedangkan untuk konsekuensi dari risiko digolongkan menjadi

17 22 cathastropic (bencana), critical (kritis), serious (mengkhawatirkan), marginal (kecil) dan negligible (dapat diabaikan) Tabel 2.5 Penilaian Tingkat Penerimaan Risiko (Assessment of Risk Acceptability) Consequences Catastropic Critical Serious Marginal Negligible (5) (4) (3) (2) (1) Likelihood Frequent (5) Unacceptable Unacceptable Unacceptable Undesirable Undesirable (25) (20) (15) (10) (5) Probable (4) Unacceptable Unacceptable Undesirable Undesirable Acceptable (20) (16) (12) (8) (4) Occasional (3) Unacceptable Undesirable Undesirable Undesirable Acceptable (15) (12) (9) (6) (3) Remote (2) Undesirable Undesirable Undesirable Acceptable Negligible (10) (8) (6) (4) (2) Improbable (1) Undesirable Acceptable Acceptable Negligible Negligible (5) (4) (3) (2) (1) Sumber : Godfrey (1996) Dengan tingkat penerimaan risiko dan dengan mempertimbangkan nilai risiko yang diperoleh dari skala consequences dan skala likelihood seperti yang diatas, maka dapat disusun skala penerimaan risiko (risk acceptability) seperti Tabel 2.6 :

18 23 Tabel 2.6 Skala Penerimaan Risiko Penerimaan risiko Skala penerimaan Unacceptable (tidak dapat diterima) X 15 Undesirable (tidak diharapkan) 5 X < 15 Acceptable (dapat diterima) 3 X < 5 Negligible (dapat diabaikan) X < 3 Sumber : Godfrey (1996) Berdasarkan penerimaan risiko (risk acceptability) ini kemudian diadakan evaluasi terhadap risiko yang teridentifikasi pada kuesioner yang memerlukan tindakan mitigasi. Adapun kriteria risiko yang memerlukan tindakan mitigasi adalah semua risiko yang unacceptable dan undesirable Penanganan Risiko Menurut Husen (2009), penanganan risiko dimaksudkan agar jenis risiko yang telah diketahui dapat dikelola atau ditangani sehingga solusi serta penanggung jawab risikonya dapat ditentukan. Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi risiko yang muncul tersebut disebut tindakan mitigasi/ penanganan risiko (risk mitigation). Risiko yang muncul kadang-kadang tidak dapat dihilangkan sama sekali tetapi hanya dapat dikurangi sehingga akan timbul residual risk (sisa risiko).

19 24 Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menangani risiko, yaitu (Flanagan dan Norman, 1993) : 1. Menahan Risiko (Risk Retention) Sikap untuk menahan risiko sangat erat kaitannya dengan keuntungan (gain) yang terdapat dalam suatu risiko. Tindakan untuk menerima/ menahan risiko ini karena dampak dari suatu kejadian yang merugikan masih dapat diterima(acceptable). 2. Mengurangi Risiko (Risk Reduction) Mengurangi risiko dilakukan dengan mempelajari secara mendalam risiko itu sendiri, dan melakukan usaha-usaha pencegahan pada sumber risiko atau mengkombinasikan usaha agar risiko yang diterima tidak terjadi secara simultan. Dengan melakukan tindakan ini kadang-kadang masih ada risiko sisa (residual risk) yang perlu dilakukan penilaian (assessment). 3. Memindahkan Risiko (Risk Transfer). Sikap pemindahan risiko dilakukan dengan cara mengasuransikan risiko yang dilakukan dengan memberikan sebagian atau seluruhnya kepada pihak lain. Usaha atau pekerjaan yang risikonya tinggi dipindahkan kepada pihak yang mempunyai kemampuan menangani dan mengendalikannya. 4. Menghindari Risiko (Risk Avoidance) Biasanya dipilih untuk tipe risiko yang akan memberikan dampak yang sangat besar. Sikap menghindari risiko adalah cara menghindari kerugian dengan menghindari aktivitas yang tingkat kerugiannya tinggi. Menghindari risiko dapat dilakukan dengan melakukan penolakan. Salah

20 25 satu contoh penghindaran risiko pada proyek konstruksi, adalah dengan memutuskan hubungan kontrak (breach of contract). 2.3 Kontrak Konstruksi Dalam proyek konstruksi, kontrak merupakan dokumen yang harus dipatuhi dan dilaksanakan bersama antara pihak yang telah sepakat untuk saling terikat. Segala hal terkait hak dan kewajiban antar pihak serta alokasi risiko diatur dalam kontrak. Pemahaman kontrak mutlak diperlukan dalam menjalankan proyek agar semua masalah dan risiko yang terkandung di dalamnya dapat diatasi dan sesuai dengan kemampuan masing-masing pihak untuk mengatasinya. Berdasarkan cara menghitung biaya pekerjaan atau harga borongan yang akan dicantumkan dalam kontrak. Ada dua macam bentuk kontrak konstruksi yang sering digunakan (Yasin, 2006) : 1. Fixed Lump Sum Price a. Secara umum, kontrak Fixed Lump Sum Price adalah suatu kontrak dimana volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak tidak boleh diukur ulang. b. Peraturan Pemerintah (PP) No.29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa kontruksi memberikan batasan/definisi bentuk kontrak kerja konstruksi dengan bentuk imbalan Lump Sum sebagaimana tersebut dalam Pasal 21 ayat (6) sebagai berikut : Kontrak kerja konstruksi dengan bentuk imbalan lump sum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) huruf a angka 1 merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu tertentu dengan

21 26 jumlah harga yang pasti dan tetap serta semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan yang sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Jasa sepanjang gambar dan spesifikasi tidak berubah. 2. Unit Price a. Secara umum, kontrak unit price adalah kontrak dimana volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak hanya merupakan perkiraan dan akan diukur ulang untuk menentukan volume pekerjaan yang benar-benar dilaksanakan. b. Peraturan Pemerintah (PP) No.29/2000 Pasal 21 ayat (2) mengatakan : Kontrak kerja konstruksi dengan bentuk imbalan harga satuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) huruf a angka 2 merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu yang volume pekerjaannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakannya Penyedia Jasa. 2.4 Estimasi Biaya Proyek Pada tahap awal, penentuan biaya sangat diperlukan dalam mengambil keputusan dengan estimator proyek. Pada tahap akhir, penentuan biaya diperlukan untuk mengendalikan besarnya biaya proyek. Biaya yang disusun akan memperhitungkan keseluruhan sumber daya yang dibutuhkan dalam sebuah proyek, termasuk tenaga kerja, material, peralatan, jasa dan fasilitas dan beberapa

22 27 kategori spesial seperti faktor inflasi atau biaya contingency. Tujuan akhir dari penentuan estimasi biaya yakni menyelesaikan proyek sesuai kualitas, pada jadwal yang ditentukan didalam rencana anggaran Pengertian Estimasi Estimasi, dalam arti umum merupakan usaha untuk memperkirakan suatu nilai berdasarkan analisis perhitungan dan pengalaman. Begitu pula dengan estimasi biaya dalam suatu proyek konstruksi, dimaksudkan untuk memperkirakan biaya suatu proyek. Menurut Soeharto (2001), estimasi biaya merupakan seni memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang tersedia waktu itu. Estimasi merupakan dasar untuk membuat sistem pembiayaan dan jadwal pelaksanaan konstruksi, untuk meramalkan kejadian pada proses pelaksanaan serta memberi nilai pada masing-masing kejadian tersebut. Estimasi yang tidak tepat akan memberikan harapan yang keliru dan ketidakpuasan pelanggan. Estimasi biaya proyek menjadi sebuah tugas untuk menjaga keseimbangan antara harapan stakeholder dan perlunya pengendalian selama pelaksanaan proyek. Menurut Gray dan Larson (2006) estimasi perlu dilakukan antara lain untuk: 1. Mendukung keputusan yang baik 2. Menjadwalkan pekerjaan 3. Menentukan berapa lama proyek perlu dilakukan dan berapa biayanya 4. Menentukan apakah proyek layak dikerjakan 5. Mengembangkan kebutuhan arus kas

23 28 6. Menentukan seberapa baik kemajuan proyek 7. Menyusun anggaran time phased dan menetapkan baseline proyek Jenis Estimasi Biaya Menurut Ervianto (2009), estimasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis : 1. Estimasi Kelayakan Estimasi biaya diberikan untuk tujuan studi kelayakan, untuk menentukan apakah bangunan layak dibangun. Biaya yang diperhitungkan dalam estimasi ini mencakup biaya untuk akuisisi tanah, perancangan, depresiasi, pajak, bunga modal, pemeliharaan dan perbaikan tahunan. Biaya tersebut dapat diperkirakan berdasarkan pengalaman atau membandingkan dengan bangunan yang identik. 2. Estimasi Konseptual Estimasi yang dilakukan berdasarkan satuan volume bangunan atau faktor yang lain dengan patokan harga yang didasarkan pada bangunan yang identik. Pada estimasi konseptual telah tersedia gambar lengkap atau belum lengkap. Beberapa jenis estimasi konseptual adalah : a. Estimasi harga satuan fungsional Perhitungan ini menggunakan fungsi dari fasilitas sebagai dasar penetapan biaya. b. Estimasi biaya satuan per meter persegi Perhitungan ini mengandalkan data dari proyek sejenis yang pernah dibangun. Tingkat ketelitian metode ini rendah.

24 29 c. Estimasi biaya satuan per meter kubik Jenis estimasi ini dapat digunakan pada bangunan yang mementingkan volume. Metode ini hanya dapat diandalkan untuk fase awal perencanaan dan perancangan. d. Estimasi faktorial Jenis estimasi ini dapat digunakan pada proyek bertipe sama, paling berguna untuk proyek-proyek yang mempunyai komponen utama sama. Biaya komponen utama ini akan berfungsi sebagai faktor dasar 1,00. Semua komponen yang lain, harganya merupakan fungsi dari komponen utama. e. Metode Sistematis Proyek dibagi atas sistem fungsionalnya kemudian harga satuan ditentukan oleh penjumlahan tiap harga satuan elemen dalam setiap sistem atau mengalikan dengan data faktor pengali yang ada. 3. Estimasi Detail Estimasi detail adalah memperkirakan biaya konstruksi secara lebih terperinci dengan berpedoman pada gambar rencana yang telah tersedia dan spesifikasi, kemudian menyatukan dengan biaya material, tenaga kerja, peralatan, subkontraktor, dan biaya lainnya seperti biaya overhead dan keuntungan. Atau disebut dengan metode harga satuan dan volume pekerjaan (Quantity Take Off). 4. Sistem Estimasi Subkontraktor Dipakai pada bagian konstruksi khusus yang disubkontrakkan.

25 30 5. Estimasi Pekerjaan Tambah Kurang Estimasi ini dilakukan jika terdapat pekerjaan tambah kurang yang disebabkan oleh keinginan pemilik (owner), kesalahan dalam dokumen kontrak atau perubahan kondisi lokasi proyek. 6. Estimasi Kemajuan Tujuan dibuatnya estimasi ini adalah sebagai dasar permintaan pembayaran dan sebagai pembanding terhadap keuntungan dan kerugian yang telah diramalkan sebelumnya. Konsep Pemilik Proyek terhadap Proyek Studi Kelayakan Perancang Penyiapan Dokumen Kontrak Penawaran Proyek kepada Kontraktor Penyerahan Proyek kepada Kontraktor Penyelesaian Proyek Estimasi Konseptual - Estimasi harga satuan fungsional - Estimasi harga satuan per luas - Estimasi harga satuan per kubik - Estimasi faktorial - Estimasi sistematis Estimasi Detail - Sistem estimasi subkontraktor Estimasi Pekerjaan Tambah Kurang Estimasi Kemajuan Pekerjaan untuk Pembayaran Metode Estimasi Gambar Biaya 2.3 Jenis-jenis Estimasi Sumber : (Ervianto, 2009)

26 31 Sedangkan menurut Asiyanto (2005) dilihat dari kelengkapan datanya dan terhadap tahapan proyek maka estimasi biaya dibedakan menjadi 3 yaitu : 1. Preliminary Estimate Merupakan estimasi biaya pada tahap perencanaan. Pada tahap ini proyek masih dalam bentuk gagasan. Estimasi biaya diperlukan untuk keperluan studi kelayakan. Estimasi dihitung secara kasar berdasarkan informasi harga dari proyek sejenis per satuan luasnya atau satuan fungsinya. 2. Semi Detail Estimate Estimasi ini ada pada tahap conceptual engineering. Estimasi biaya sudah dapat dihitung secara detail karena basic design proyek sudah ada. Hasil estimasi biaya pada tahap ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk menyiapkan dana yang diperlukan bagi proyek tersebut, karena itu sering disebut budget estimate bagi owner. 3. Definitive Estimate Estimasi ini ada pada tahap detailed engineering, dimana semua informasi yang diperlukan untuk pelaksanaan sudah lengkap. Estimasi biaya sudah dapat dihitung secara detail karena gambar konstruksi sudah ada. Setelah memperoleh data dan informasi dari suatu proyek secara lengkap, maka proses estimasi dilanjutkan dengan pengolahan data tersebut. Dalam A Guide to Project Management Body of Knowledge dikemukakan terdapat

27 32 beberapa metode yang digunakan dalam pengolahan data untuk menyusun suatu estimasi biaya, yaitu : 1. Expert Judgment Dari para ahli dapat diperoleh historis informasi berdasarkan pengalaman mereka terutama bagi proyek-proyek sejenis. Dari para ahli juga diperoleh pertimbangan untuk menggabungkan beberapa metode dalam proses estimasi dan bagaimana menyelaraskan perbedaan yang ada dalam metode tersebut. 2. Analogous Estimating Menggunakan nilai dari sebuah parameter, seperti lingkup, biaya, anggaran dan waktu maupun menggunakan skala perbandingan terhadap ukuran, kompleksitas proyek sebelumnya yang dijadikan dasar untuk menyusun estimasi proyek yang serupa. 3. Parametric Estimating Digunakan sebagai statistik dari hubungan antara historis data dengan variabel lainnya seperti luas area untuk menghitung estimasi beberapa parameter seperti biaya, anggran dan masa pelaksanaan. 4. Bottom Up Estimating Merupakan metode dalam mengestimasi komponen pekerjaan. Biaya dan akurasi dari tipe ini dipengaruhi oleh ukuran dan kompleksitas dari aktifitas individual maupun paket pekerjaan.

28 33 5. Three Point Estimates Keakuratan dalam sebuah estimasi dapat ditingkatkan dengan mempertimbangkan aspek ketidaktentuan dan risiko. Dalam Program Evaluation and Review Techique (PERT) digunakan 3 estimasi untuk memperkirakan biaya dari sebuah aktifitas, yaitu : - Most Likely (Cm), biaya aktifitas berdasarkan penilaian usaha yang realistik terhadap suatu pekerjaan. - Optimistic (Co), biaya aktifitas berdasarkan pertimbangan yang optimis untuk aktifitas tersebut. - Pessimistic (Cp), biaya aktifitas berdasarkan pertimbangan pesimis terhadap suatu aktifitas. Metode ini digunakan untuk perkiraan biaya yang mengandung unsur ketidakpastian seperti estimasi biaya penelitian karena mengandung pertimbangan optimistik dan pesimistik. 6. Reserve Analysis Estimasi biaya yang termasuk biaya tak terduga. Biaya tak terduga tersebut dapat berupa prosentase dari nilai estimasi, nilai yang tetap atau dapat dikembangkan dari metode analisa kuantitatif. 7. Cost of Quality Menyangkut perhitungan seluruh biaya yang dipersiapkan untuk mencegah adanya ketidakpuasan terhadap kualitas produk yang akan mengakibatkan rework.

29 34 8. Project Management Estimating Software Beberapa program komputer dapat digunakan sebagai alat untuk membantu dalam proses estimasi biaya. 9. Vendor Bid Analysis Metode estimasi biaya termasuk analisa biaya dari sebuah proyek yang dimenangkan tanpa melalui proses persaingan karena memperoleh informasi dari rekanan yang tentunya akan diperlukan tambahan biaya Proses Estimasi Biaya Keseluruhan proses dalam estimasi dimulai dari proses input data, teknik yang digunakan dalam pengolahan data serta output yang dihasilkan dari sebuah estimasi. INPUTS 1. Scope baseline 2. Project schedule 3. Human resource plan 4. Risk register 5. Enterprise environmental factors 6. Organizational process assets TOOLS & TECHNIQUES 1. Expert judgment 2. Analogous estimating 3. Parametric estimating 4. Bottom-up estimating 5. Three point estimates 6. Reserve analysis 7. Cost of quality 8. Project management estimating software 9. Vendor bid analysis Gambar 2.4 Proses Estimasi Biaya Sumber : (PMBOK, 2008) OUTPUTS 1. Activity cost estimates 2. Basis of estimates 3. Project document updates Pada Gambar 2.4 digambarkan alur setiap tahapan dalam proses estimasi biaya mulai dari input ruang lingkup proyek, penjadwalan, perencanaan estimasi

30 35 biaya hingga mengidentifikasi risiko. Kemudian dilakukan proses estimasi dengan menggunakan metode yang tepat hingga dihasilkan suatu dokumen proyek. Tahapan input dalam proses estimasi mencakup beberapa hal yang diperlukan untuk mendukung proses pelaksanaan estimasi seperti : 1. Scope Baseline Menggambarkan ruang lingkup pekerjaan seperti deskripsi produk, kriteria yang dapat diterima, hasil yang diinginkan, batasan proyek dan asumsi. Dalam scope baseline terdapat pula Work Breakdown Structure (WBS) yang menggambarkan hubungan dari semua komponen proyek. 2. Penjadwalan Proyek Jenis dan jumlah sumber daya serta waktu yang diperlukan dalam rangka penyelesaian proyek merupakan faktor penting dalam menentukan biaya proyek. 3. Perencanaan Sumber Daya Menentukan sumber daya (orang, peralatan, bahan) dan jumlah dari masing-masing sumber daya yang harus digunakan dalam rangka penyelesaian proyek merupakan faktor penting dalam menentukan biaya proyek. 4. Penyusunan Daftar Risiko Identifikasi risiko diperlukan untuk pengendalian biaya akibat timbulnya risiko. Tim proyek mempertimbangkan informasi tentang risiko ketika membuat perkiraan biaya, karena risiko bisa memiliki

31 36 dampak signifikan pada biaya. Tim proyek mempertimbangkan sejauh mana pengaruh risiko termasuk dalam perkiraan biaya untuk setiap aktifitas. 5. Pertimbangan Faktor Diluar Lingkungan Perusahaan Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi antara lain kondisi pasar dan informasi komersial yang ada. Kondisi pasar yang dimaksud adalah ketersediaan produk dan jasa yang diperlukan dalam penyelesaian proyek. Sedangkan yang dimaksud informasi komersil adalah database komersil yang memberikan data tentang keahlian dan upah dari sumber daya, serta biaya standar untuk material dan peralatan. 6. Kebijakan Organisasi Kebijakan organisasi yang berpengaruh terhadap estimasi biaya adalah kebijakan perusahaan dalam estimasi, biaya itu sendiri, informasi historikal serta pelajaran maupun pengalaman dari proyek sebelumnya Kualitas dan Keakurasian Estimasi Biaya Faktor yang berhubungan dengan keunikan proyek sangat kuat pengaruhnya terhadap akurasi estimasi. Proyek, sumber daya dan faktor eksternal perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas estimasi biaya proyek. Berikut ini adalah beberapa dampak dari estimasi yang buruk (Asiyanto, 2005) : 1. Terjadi cost overrun (pembengkakan biaya) terhadap nilai estimasi awal. 2. Terjadi hasil yang tidak konsisten.

32 37 3. Estimasi biaya yang dihasilkan kurang detail. 4. Dokumentasi yang buruk atau lemah. 5. Tidak dapat diandalkan untuk alokasi dana. 6. Tidak dapat diandalkan untuk mengontrol biaya pada saat pelaksanaan proyek. Kualitas estimasi biaya berkaitan dengan tingkat akurasi dan kelengkapan unsur-unsurnya. Menurut Soeharto (2001), tingkat akurasi estimasi biaya proyek bergantung pada tersedianya data dan informasi, teknik dan metode yang digunakan, kecakapan dan pengalaman estimator, dan tujuan pemakaian perkiraan biaya. Dalam melakukan estimasi, seorang estimator harus memahami proses konstruksi secara menyeluruh, tidak hanya mampu melakukan kuantifikasi atau semua yang tersaji dalam gambar kerja dan spesifikasi, tetapi juga harus mampu mengantisipasi semua kegiatan konstruksi yang akan terjadi. Hal-hal yang harus dikuasai seorang estimator adalah (Ervianto, 2009) : 1. Mampu membaca atau menginterpretasikan gambar dan spesifikasi. 2. Mampu memvisualisasikan bentuk tiga dimensi proyek dari gambar desain. 3. Memahami hal-hal yang menyangkut produktivitas tenaga kerja dan kinerja peralatan. 4. Kreatif dan mampu mencari alternatif metode konstruksi. 5. Mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik. 6. Sabar dan teliti dalam melakukan pekerjaan.

33 38 7. Mempunyai pengetahuan matematika dasar. 8. Mempunyai pengetahuan tentang operasi dan prosedur lapangan. 9. Mampu mengidentifikasi dan menetralisir resiko. 10. Dapat berorganisasi dengan baik. 11. Mampu menyampaikan estimasi secara logis dan jelas. 12. Mampu membuat jadwal konstruksi. 13. Mampu menggunakan sistem biaya perusahaan. 14. Memahami hubungan kontraktual. 15. Mampu membangun strategi sukses dalam fase pelelangan dan negosiasi. 16. Mampu mengatasi batas waktu. 17. Mempunyai standar kode etik yang tinggi. Selain itu terdapat juga beberapa karakteristik dasar yang berpengaruh terhadap keakuratan dan reliabilitas dalam pengembangan estimasi biaya menurut Garret (2005). Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi secara jelas terhadap tugas Seorang estimator harus mengetahui tentang aturan dasar, asumsi dan karakteristik teknik dari sebuah data proyek. Estimator harus memahami batasan dan kondisi yang ada untuk menyiapkan suatu dokumen estimasi yang baik. 2. Partisipasi dalam menyiapkan estimasi Perlu melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam proyek tersebut untuk memahami misi dan kebutuhan dari proyek. Data sebaiknya diverifikasi untuk keakuratan, kelengkapan dan keandalannya.

34 39 3. Ketersediaan data yang valid Perlu mengetahui sumber yang dibutuhkan dalam mengestimasi baik itu data historikal yang memiliki kemiripan dengan proyek yang baru maupun yang memiliki hubungan. 4. Standarisasi dalam struktur estimasi Sebuah standar WBS (Work Breakdown Structure) harus digunakan dalam penyusunan estimasi. WBS membantu agar dalam suatu proses estimasi tidak terdapat item yang terlupakan dan juga membantu untuk membuat perbandingan dengan beberapa proyek. 5. Ketentuan-ketentuan dalam mengatasi ketidakpastian Sebuah ketidakpastian harus dapat diidentifikasi dan harus diperhitungkan dalam membuat estimasi biaya. 6. Pemahaman tentang inflasi Estimator harus memastikan perubahan ekonomi seperti inflasi yang akan berpengaruh terhadap life cycle estimasi biaya. 7. Pemahaman tentang biaya-biaya yang tidak termasuk dalam estimasi Bila terdapat biaya yang tidak dimasukkan harus dapat dijelaskan dalam kondisi estimasi serta diberikan alasan yang rasional. 8. Mereview estimasi oleh pihak lain secara independen Dengan mereview estimasi secara independen dapat memberikan rasa percaya terhadap hasil estimasi. Pihak independen akan memverifikasi, modifikasi, dan mengkoreksi sebuah estimasi untuk memastikan bahwa estimasi tersebut realistik, lengkap dan konsisten.

35 40 9. Revisi estimasi bila terdapat perubahan yang signifikan Estimasi harus diupdate untuk setiap perubahan yang ada misalnya perubahan dalam desain. Dalam estimasi biaya, seorang estimator harus berusaha mengidentifikasi ketidakpastian yang berhubungan dengan proses estimasinya. Beberapa cara untuk mengidentifikasi dalam proyek yaitu (Ervianto, 2009) : a. Mempelajari semua dokumen yang berhubungan dengan proyek, termasuk dokumen yang direferensikan dalam dokumen kontrak. b. Melakukan tinjauan ke lokasi proyek sebelum penawaran. c. Membuat jadwal konstruksi sebelum penawaran. d. Menyelidiki kemampuan keuangan dan etika bisnis pemilik proyek. e. Memilih subkontraktor dan supplier yang tepat. f. Mengikuti rapat penjelasan pekerjaan. g. Mengidentifikasi reaksi masyarakat terhadap proyek. h. Mendapatkan kepastian bahwa sumber daya tersedia untuk pembangunan proyek. i. Membuat daftar hal-hal yang sesungguhnya tentang proyek. j. Membuat strategi untuk mendapatkan proyek. k. Mengidentifikasi dan memahami klausula-klausula dalam suplemen atau kondisi khusus dalam spesifikasi yang memberikan risiko tambahan untuk kontraktor. l. Mengidentifikasi persyaratan-persyaratan pemerintah.

36 41 m. Mengidentifikasi gangguan lingkungan yang berhubungan dengan proyek. n. Mengkaji ulang pola musim daerah lokasi proyek. o. Mengidentifikasi lokasi pembuangan. p. Mengkaji ulang laporan penyelidikan tanah di lokasi proyek. q. Mengkaji ulang proyek dan metode konstruksi. r. Melakukan analisis pekerjaan-pekerjaan yang disubkontrakkan untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan telah tercakup. Seorang estimator tidak dapat mengendalikan semua hal yang akan terjadi selama proses estimasi berlangsung. Hal yang perlu dilakukan adalah melakukan antisipasi sebanyak mungkin sehingga risiko dapat diminimalkan. Menurut Latief dalam Buranda (2009), cara meminimalkan risiko adalah sebagai berikut : 1. Membuat asumsi-asumsi risiko yang mungkin terjadi saat membuat estimasi biaya. 2. Melakukan proses estimasi biaya dengan metode yang telah ada. 3. Mengambil keputusan yang terukur dan tepat Prosedur Kegiatan dalam Tahap Tender Prosedur kegiatan dalam tahap tender juga merupakan bagian dari proses estimasi. Terdapat beberapa proses kegiatan tender proyek yang mengacu pada Keppres no. 54 tahun 2010 :

37 42 1. Dokumen pengadaan Dokumen pengadaan adalah dokumen yang ditetapkan oleh ULP/ Pejabat Pengadaan yang memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses pengadaan barang/jasa. 2. Penilaian Kualifikasi Kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia jasa. Kualifikasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : a. Prakualifikasi, merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan sebelum pemasukan penawaran. b. Pascakualifikasi, merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan setelah pemasukan penawaran. 3. Tahap Undangan Tender Dari peserta tender yang telah lulus pada tahap prakualifikasi akan mendapatkan undangan tender. 4. Pemberian Penjelasan Untuk memperjelas dokumen pengadaan/ tender, ULP mengadakan pemberian penjelasan. Dalam tahap ini terdapat kesempatan bagi peserta tender untuk menanyakan tentang ketentuan dalam dokumen tender yang kurang jelas. ULP dapat memberikan penjelasan lanjutan dengan cara melakukan peninjauan lapangan.

38 43 5. Pemasukan Penawaran Penyedia jasa memasukkan dokumen penawaran dalam jangka waktu dan sesuai persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen pemilihan. 6. Pengumuman Pemilihan Penyedia Jasa Pelaksanaan atas penetapan pemenang tender diumumkan secara terbuka dengan mengumumkan secara luas melalui website dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat. 7. Penunjukan Penyedia Jasa Dalam hal tidak terdapat sanggahan maka surat penunjukan penyedia barang/ jasa harus diterbitkan paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang tender. 8. Penandatanganan Kontrak Para pihak menandatangani kontrak setelah penyedia jasa menyerahkan jaminan pelaksanaan dan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak diterbitkannya surat penunjukan penyedia barang/ jasa. 2.5 Kinerja Biaya Pada pelaksanaan proyek konstruksi banyak dijumpai proyek yang mengalami pembengkakan biaya. Pembengkakan biaya merupakan kelebihan dalam pengeluaran biaya saat pelaksanaan dibandingkan dengan anggaran yang telah direncanakan. Pembengkakan biaya pada tahap pelaksanaan proyek sangat

39 44 tergantung pada perencanaan, koordinasi dan pengendalian dari kontraktor dan juga bergantung pada estimasi anggaran biaya. Menurut Soeharto (2001), secara garis besar biaya proyek dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1. Biaya langsung (direct cost), adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek. Biaya langsung terdiri dari biaya yang langsung berhubungan dengan konstruksi ataupun proyek tertentu, antara lain : a. Biaya bahan/material b. Upah pekerja c. Biaya peralatan d. Biaya subkontraktor 2. Biaya Tak Langsung (indirect cost), adalah biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut. Biaya tak langsung terdiri atas : a. Biaya lapangan seperti biaya operasional kantor lapangan, keamanan. b. Biaya overhead kantor pusat. c. Biaya asuransi (Asuransi tenaga kerja). d. Biaya provisi bank (jaminan tender, jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka, jaminan masa pemeliharaan) Biaya langsung dan tidak langsung secara keseluruhan membentuk biaya proyek, sehingga pada pengendalian dan estimasi biaya, kedua jenis biaya ini perlu diperhatikan. Baik biaya langsung maupun biaya tak langsung akan berubah

40 45 sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, tapi pada umumnya makin lama proyek berjalan maka makin tinggi kumulatif biaya tak langsung diperlukan (Soeharto, 2001) 2.6 Hubungan antara Risiko dalam Proses Estimasi Biaya Menurut Garret (2005) terdapat 6 sumber ketidakpastian dan risiko dalam estimasi biaya, yaitu : 1. Kelemahan kontraktor dalam memahami persyaratan yang diminta 2. Kekeliruan dalam menginterpretasikan bahasa dalam dokumen kontrak 3. Tidak konsisten terhadap isi kontrak, baik dari pihak owner maupun kontraktor 4. Terlalu terburu-buru dalam proses kontrak sehingga banyak informasi penting tentang proyek yang terlewatkan oleh masing-masing pihak 5. Kecurangan dalam usaha memenangkan kontrak, pada akhirnya akan menimbulkan masalah antara kedua belah pihak 6. Estimasi biaya proyek yang kurang tepat akibat tidak memperhitungkan historikal data, inflasi, tidak adanya tools dalam mengembangkan estimasi parametrik, kurangnya pendidikan formal maupun training bagi para estimator. Estimasi biaya sangat penting untuk pengendalian, bertindak sebagai standar untuk membandingkan antara kenyataan dan rencana selama proyek berlangsung. Kinerja biaya proyek dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satu diantaranya adalah faktor keakuratan dalam proses estimasi biaya. Untuk mencapai keakuratan

41 46 dalam estimasi biaya, maka perlu diidentifikasi dan diantisipasi risiko yang dapat terjadi dalam prosedur estimasi biaya proyek. Dengan adanya identifikasi dan antisipasi risiko dalam proses estimasi biaya maka diharapkan kinerja biaya proyek menjadi lebih baik dan tidak terdapat cost overrun yang disebabkan oleh tidak akuratnya estimasi biaya.

ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI

ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI 1. Pendahuluan adalah seni memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang tersedia pada waktu itu (Iman

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Gambar. 2.1 Overview Manajemen Biaya Proyek

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Gambar. 2.1 Overview Manajemen Biaya Proyek BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Biaya Proyek Manajemen biaya proyek merupakan salah satu dari 9 area pengetahuan dalam manajemen proyek. Manajemen biaya proyek diperlukan untuk memastikan bahwa perencanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko ialah kegagalan mempertahankan biaya, waktu dan mencapai kualitas serta keselamatan kerja. Risiko

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL BAB II TINJAUAN PUTAKA. RIIKO DALAM PROYEK KONTRUKI MERUPAKAN PROBABILITA KEJADIAN YANG MUNCUL 5 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko

Lebih terperinci

Jurnal Spektran Vol. 4, No. 2, Juli 2016

Jurnal Spektran Vol. 4, No. 2, Juli 2016 MANAJEMEN RISIKO DALAM PROSES ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKAT DI KOTA DENPASAR Ida Ayu Praniti Tresna Putri 1, I N. Norken 2, I B. Rai Adnyana 2 Abstrak : Aspek biaya menjadi salah

Lebih terperinci

Mengidentifikasi tingkat akurasi dan satuan ukuran sumber daya yang akan diestimasi / diperkirakan

Mengidentifikasi tingkat akurasi dan satuan ukuran sumber daya yang akan diestimasi / diperkirakan Tidak jarang ditemui proyek teknologi informasi yang gagal dalam menyatukan rencana mengenai ruang lingkup, waktu dan biaya. Para manajer menyebutkan bahwa menyelesaikan proyek tepat waktu merupakan tantangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi landasan atau dasar dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Dari pembahasan bab ini nantinya diharapkan dapat

Lebih terperinci

3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta

3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta Dosen Pengampu: Anief Fauzan Rozi, S.Kom., M.Eng. Phone/WA: 0856 4384 6541 PIN BB: 29543EC4 Email: anief.umby@gmail.com Website: http://anief.mercubuana- yogya.ac.id 3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO 1. Pengertian Manajemen Resiko Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek dan Proyek Konstruksi Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Terminologi Proyek (Soeharto, 1999) mendefinisikan kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan yang harus dicapai dengan beberapa spesifikasi tertentu, memiliki awal dan akhir, dengan keterbatasan sumber

Lebih terperinci

5/25/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta

5/25/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta Dosen Pengampu: Anief Fauzan Rozi, S.Kom., M.Eng. Phone/WA: 0856 4384 6541 PIN BB: 29543EC4 Email: anief.umby@gmail.com Website: http://anief.mercubuana- yogya.ac.id 5/25/16 Manajemen Proyek IT - Universitas

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional khusus

Tujuan Instruksional khusus Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mengetahui berbagai tujuan dari kegunaan estimasi biaya konstruksi, sehingga dapat memperkirakan biaya suatu konstruksi secara tepat sesuai dengan tujuan dan sasarsn

Lebih terperinci

BAB 9 PROJECT PROCUREMENT MANAGEMENT

BAB 9 PROJECT PROCUREMENT MANAGEMENT BAB 9 PROJECT PROCUREMENT MANAGEMENT Project Procurement Management Project procurement management mencakup proses-proses yang diperlukan untuk membeli atau memperoleh produk, jasa, atau hasil yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses tersebut terdapat tahapan pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. proses tersebut terdapat tahapan pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan sejumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi khususnya proyek gedung bertingkat bersifat unik, dalam proses tersebut terdapat tahapan pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan sejumlah sumber daya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi merupakan rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut,

Lebih terperinci

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 104 BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Temuan Dari pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan maka ditemukan 3 faktor risiko dominan yang paling berpengaruh terhadap kinerja kualitas pelaksanaan konstruksi,

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO KONTRAK UNTUK PROYEK KONSTRUKSI

MANAJEMEN RISIKO KONTRAK UNTUK PROYEK KONSTRUKSI MANAJEMEN RISIKO KONTRAK UNTUK PROYEK KONSTRUKSI Candra Yuliana 1 1 Dosen / Program Studi Teknik Sipil / Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat Korespondensi: candrayuliana@unlam.ac.id ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South Sumatra NGL Project PT. Tripatra dapat dilihat dari aspek lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.

Lebih terperinci

Project Integration Management. Inda Annisa Fauzani Indri Mahadiraka Rumamby

Project Integration Management. Inda Annisa Fauzani Indri Mahadiraka Rumamby Project Integration Management Inda Annisa Fauzani 1106010300 Indri Mahadiraka Rumamby 1106070376 Project Integration Management Develop Project Charter Develop Project Management Plan Direct and Manage

Lebih terperinci

KRITERIA KEBERHASILAN SUATU PROYEK

KRITERIA KEBERHASILAN SUATU PROYEK KRITERIA KEBERHASILAN SUATU PROYEK MAKALAH MANAJEMEN PROYEK Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan Matakuliah TI-4806 Manajemen Proyek Disusun oleh: Nama: Andrian Irawan NIM: 1410003 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tipe Bangunan Dalam menganalisis faktor penyebab terjadinya Cost Overrun pada proyek konstruksi yang ada di wilayah DKI dan DIY, maka perlu diadakan peninjauan kembali dan pengelompokan

Lebih terperinci

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Henry Pascal Magaline 1, Alvin Januar Haryono 2, Andi 3 ABSTRAK : Biaya overhead sebuah proyek merupakan salah satu unsur harga pokok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Proyek Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan

Lebih terperinci

Adapun pengukuran produktivitas tenaga kerja dapat diketahui dengan beberapa metode sebagai berikut:

Adapun pengukuran produktivitas tenaga kerja dapat diketahui dengan beberapa metode sebagai berikut: 19 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Produktivitas secara umum, produktvitas dapat diartikan sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan yang dapat berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik. sistem e-procurement (pengadaan secara elektronik) yang dikembangkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik. sistem e-procurement (pengadaan secara elektronik) yang dikembangkan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) pada awalnya merupakan sistem e-procurement (pengadaan secara elektronik) yang dikembangkan oleh

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Gambar 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber: Proyek 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian, dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk

Lebih terperinci

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Kontraktor Konsultan Perencana Pemilik Konsultan Pengawas Gambar 3.1. Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kontrak Kontrak merupakan kesepakatan antara pihak pengguna jasa dan pihak penyedia jasa untuk melakukan transaksi berupa kesanggupan antara pihak penyedia jasa

Lebih terperinci

MANAJEMEN BIAYA PROYEK

MANAJEMEN BIAYA PROYEK MANAJEMEN BIAYA PROYEK Gentisya Tri Mardiani, M.Kom MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Biaya Biaya adalah sumber daya yang harus dikorbankan untuk mencapai tujuan spesifik. Biaya umumnya diukur dalam satuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jasa Konstruksi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang menyediakan layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang dibedakan menurut bentuk

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metode Pemilihan Kontraktor Dalam industri konstruksi, ada dua pihak yang sangat berperanan penting, yaitu owner dan kontraktor. Dimana owner adalah orang atau badan hukum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek konstruksi Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Proyek dengan segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilibatkan didalamnya merupakan salah satu upaya manusia dalam membangun kehidupannya. Suatu proyek

Lebih terperinci

PROJECT COST MANAGEMENT

PROJECT COST MANAGEMENT PROJECT COST MANAGEMENT Sumber: A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) Diterjemahkan oleh Sri Rahayu Asriati, PROGRAM PASCASARJANA STMIK LIKMI BANDUNG Proyek Manajemen Biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). yang diperkirakan (Lifson & Shaifer, 1982).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). yang diperkirakan (Lifson & Shaifer, 1982). 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Definisi resiko: 1. Kejadian yang sering terjadi pada event tertentu atau faktor yang terjad selama proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). 2. Hubungan

Lebih terperinci

Manajemen Risiko Proyek. Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

Manajemen Risiko Proyek. Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Manajemen Risiko Proyek Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Risiko Proyek Peristiwa tidak pasti yang bila terjadi memiliki pengaruh positif atau negatif terhadap minimal satu tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Proyek Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan apartemen adalah salah satu pembangunan yang menimbulkan risiko tinggi bagi proyek tersebut maupun lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. PENDAHULUAN Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada kerangka pemikiran dasar manajemen risiko yaitu dengan melakukan identifikasi risiko hingga analisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi seringkali ditentukan oleh suatu keputusan penting dalam rangka mengambil peluang (opportunity) yang jarang terjadi

Lebih terperinci

PAPER Project Cost Management

PAPER Project Cost Management PAPER Project Cost Management Triani Wulandari 1101130032 Goklas Giovani S. 1101130034 Hendriadi Mukri 1101130035 Rana Krisnanda K. 1101130040 M. Ramdoni Pratomo 1101130041 Disusun oleh: Queensha Shancia

Lebih terperinci

Secara garis besar disintesis menjadi 4 tahap. (Hallowel dkk, 2013)

Secara garis besar disintesis menjadi 4 tahap. (Hallowel dkk, 2013) 2.2 Manajemen Risiko Manajemen risiko harus dilakukan di seluruh siklus proyek dari tahap awal sampai akhir proyek (Project Risk Management Handbook, 2007). Ketidakpastian ini tidak dapat sepenuhnya dihilangkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. PENURUNAN NILAI AKTIVA Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar yang harus dibaca dalam konteks paragraf-paragraf

Lebih terperinci

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) 1. Identifikasi Resiko Karakteristik Resiko Uncertainty : tidak ada resiko yang 100% pasti muncul, sehingga tetap harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Risiko Pada sebuah proyek konstruksi memiliki banyak hal yang harus diperhitungkan agar pelaksanaan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Proyek konstruksi diasosiasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegagalan pada Proyek Konstruksi Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang bersifat teknis dan non teknis. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan

Lebih terperinci

PROJECT RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PROYEK) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PROYEK) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PROYEK) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia SUF MPPL 2014 PENGERTIAN RESIKO

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

PENGARUH RISIKO PADA PROYEK PERLUASAN DAN RENOVASI HOTEL DI BALI TERHADAP BIAYA, MUTU, DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK TESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH RISIKO PADA PROYEK PERLUASAN DAN RENOVASI HOTEL DI BALI TERHADAP BIAYA, MUTU, DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK TESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA PENGARUH RISIKO PADA PROYEK PERLUASAN DAN RENOVASI HOTEL DI BALI TERHADAP BIAYA, MUTU, DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK TESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK DALAM PRAKTEK

MANAJEMEN PROYEK DALAM PRAKTEK MANAJEMEN PROYEK DALAM PRAKTEK Pengertian Umum Stakeholder Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Proyek Kinerja Proyek merupakan bagaimana cara kerja proyek tersebut dengan membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak kerja yang disepakati

Lebih terperinci

FASILKOM UNSIKA MATERI KULIAH MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek Dalam Proyek

FASILKOM UNSIKA MATERI KULIAH MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek Dalam Proyek FASILKOM UNSIKA MATERI KULIAH MANAJEMEN PROYEK Manajemen Proyek Dalam Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perencanaan pembuatan proyek sebuah sistem, diperlukan berbagai macam komponen yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk

BAB III LANDASAN TEORI. mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk 9 BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

Overview Planning Project didasarkan pada sejumlah estimasi yang mencerminkan pemahaman thd situasi yang sekarang, informasi tersedia, dan asumsi yang

Overview Planning Project didasarkan pada sejumlah estimasi yang mencerminkan pemahaman thd situasi yang sekarang, informasi tersedia, dan asumsi yang Risk Management Overview Planning Project didasarkan pada sejumlah estimasi yang mencerminkan pemahaman thd situasi yang sekarang, informasi tersedia, dan asumsi yang kita buat. Faktanya kita harus menaksir

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Proses Dalam Manajemen PL

Pertemuan 3. Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Proses Dalam Manajemen PL Pertemuan 3 Manajemen Proyek Perangkat Lunak Proses Dalam Manajemen PL Manajemen proyek merupakan lapisan pertama dalam proses rekayasa perangkat lunak skala besar. Untuk menuju pada proyek yang berhasil,

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin pesatnya era globalisasi yang ditandai dengan dimulainya

Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin pesatnya era globalisasi yang ditandai dengan dimulainya Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin pesatnya era globalisasi yang ditandai dengan dimulainya AFTA tahun 2003, negara-negara maju dan negara-negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jasa Konstruksi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang menyediakan layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang dibedakan menurut bentuk

Lebih terperinci

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT)

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT) PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT) 1. Ruang Lingkup 2. Metode Pemilihan Penyedia 3. Proses Lelang RUANG LINGKUP Pengadaan barang/jasa yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD,,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN)

STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN) STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN) Irianto 1, Didik S. S. Mabui 2 1,2 Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Sistem Informasi, Universitas Yapis Papua

Lebih terperinci

\\ \upi\Direktori\E - FPTK\JUR. PEND.TEKNIK SIPIL\ ROCHANY NATAWIDJANA\25 FILE UNTUK UPI\BID PRICE.

\\ \upi\Direktori\E - FPTK\JUR. PEND.TEKNIK SIPIL\ ROCHANY NATAWIDJANA\25 FILE UNTUK UPI\BID PRICE. Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami tahapan biaya konstruksi yang dibuat oleh kontraktor, mampu mengintegrasikan komponen komponen biaya sehingga menjadi biaya penawaran dan menguraikan

Lebih terperinci

KAJIAN MENGENAI PERUBAHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SEBAGAI PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN DALAM KONTRAK

KAJIAN MENGENAI PERUBAHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SEBAGAI PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN DALAM KONTRAK KAJIAN MENGENAI PERUBAHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SEBAGAI PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN DALAM KONTRAK Syamsul Wathan Abstrak Syamsul Wathan, Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

COST CONTROL Rencana Anggaran Pelaksana

COST CONTROL Rencana Anggaran Pelaksana 1 COST CONTROL Pada bab Cost control akan membahas kegiatan pengendalian dan evaluasi biaya proyek sejak saat proyek tersebut dimulai sampai dengan proyek tersebut selesai berdasarkan suatu tolak ukur

Lebih terperinci

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 ANALISIS KEUNTUNGAN KONTRAKTOR AKIBAT VARIASI SISTEM PEMBAYARAN DAN JADWAL PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENDAHULUAN Kegiatan proyek telah dikenal sejak dahulu. Apakah itu membuat rumah, gedung, candi raksasa atau jenis bangunan lainnya. Dalam dunia modern dewasa ini, proyek makin

Lebih terperinci

A. Tujuan dan Ruang Lingkup Proyek Perancangan Rekayasa Perangkat Lunak

A. Tujuan dan Ruang Lingkup Proyek Perancangan Rekayasa Perangkat Lunak A. Tujuan dan Ruang Lingkup Proyek Perancangan Rekayasa Perangkat Lunak Secara umum tujuan RPL tidak berbeda dengan bidang rekayasa yang lain. Bidang rekayasa akan selalu berusaha menghasilkan output yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Proyek konstruksi merupakan salah satu jenis proyek yang memiliki potensi risiko relatif tinggi akibat uncertain events yaitu peristiwa-peristiwa tidak pasti

Lebih terperinci

BAB I Project Integration Management

BAB I Project Integration Management BAB I Project Integration Management Project Integration Management kumpulan aktivitas dan proses yang diperlukan untuk mengidentifikasi, mendefinisi, mengkombinasi, menyatukan dan mengkoordinasi berbagai

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT IN CONSTRUCTION

PROJECT MANAGEMENT IN CONSTRUCTION PROJECT MANAGEMENT IN CONSTRUCTION Oleh: Vinda Daningrum (5210100108) Tulisan kali ini merupakan review dari kuliah tamu Manajemen Proyek SI / TI yang dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Februari 2012. Kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Konstruksi adalah semua

BAB I PENDAHULUAN. dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Konstruksi adalah semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Konstruksi adalah semua kegiatan membangun suatu

Lebih terperinci

PERENCANAAN MANAJEMEN BIAYA

PERENCANAAN MANAJEMEN BIAYA L/O/G/O PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI Hendri Sopryadi,M.T.I PERTEMUAN- 6 PERENCANAAN MANAJEMEN BIAYA 2 9 BIDANG PENGETAHUAN YANG PERLU DIKUASAI MANAJER (SUMBER: SCHWALBE, I.T.PROJECT MANAGEMENT, THOMSON

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Berfikir Teori-teori yang dipakai dalam penyusunan tesis ini berlandaskan pada ruang lingkup Manajemen Proyek dan Prosedur Operasional Baku, sehingga akan dikemukakan

Lebih terperinci

Pertemuan 11 Manajemen Risiko

Pertemuan 11 Manajemen Risiko Pertemuan 11 Manajemen Risiko Tujuan Memahami konsep manajemen risiko Memahami sumber-sumber risiko Dapat memodelkan risiko dan membuat contingency plan. Risiko Masalah yang belum terjadi Kenapa menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (resource) yang ada. Yang dimaksud dengan sumber daya (resource) di sini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (resource) yang ada. Yang dimaksud dengan sumber daya (resource) di sini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI MANAJEMEN PROYEK Pengertian sederhana dari manajemen proyek adalah proses dalam pencapaian suatu tujuan yang telah disepakati dan dibatasi dengan waktu dan sumber daya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Menurut Widiasanti (2013) manajemen diartikan sebagai kemampuan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan sekelompok orang. Pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Langkah pertama merancang pelaksanaan proyek ialah membaginya ke dalam kegiatan-kegiatan. Kegiatan perlu diidentifikasikan dan hubungan satu dengan yang lain

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Dosen : Rinci Kembang Hapsari, S.Si., M.Kom

MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Dosen : Rinci Kembang Hapsari, S.Si., M.Kom MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Dosen : Rinci Kembang Hapsari, S.Si., M.Kom MANAJEMEN BIAYA PROYEK PERTEMUAN 8 BIAYA Biaya adalah sumber daya yang harus dikeluarkan untuk mencapai sasaran tertentu Sumberdaya:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Project life cycle. Construction. Tender Document. Product

BAB I PENDAHULUAN. Project life cycle. Construction. Tender Document. Product BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Secara umum siklus kehidupan proyek konstruksi terbagi atas empat bagian besar yaitu studi kelayakan (feasibility study), estimasi proyek (detail estimate

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Minggu 2

Manajemen Proyek Minggu 2 Project Management Process Manajemen Proyek Minggu 2 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Initiating / Requirement :...awal siklus! Planning : perencanaan... Executing : Lakukan! Monitoring and Controlling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Menurut Ir. Abrar Husen, MT., Manajemen Proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya

Lebih terperinci

Pertemuan ke - 7 FUNGSI DAN PROSES PERENCANAAN SERTA PENGENDALIAN

Pertemuan ke - 7 FUNGSI DAN PROSES PERENCANAAN SERTA PENGENDALIAN Halaman 1 dari Pertemuan ke - 7 Halaman 2 dari Pertemuan ke - 7 Pertemuan ke - 7 FUNGSI DAN PROSES PERENCANAAN SERTA PENGENDALIAN Perencanaan adalah proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

Skema harga satuan pekerjaan, yang dipengaruhi oleh faktor bahan/material, upah tenaga kerja dan peralatan dapat dirangkum sebagai berikut :

Skema harga satuan pekerjaan, yang dipengaruhi oleh faktor bahan/material, upah tenaga kerja dan peralatan dapat dirangkum sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Harga Satuan Pekerjaan 2.1.1 Pengertian Analisa Harga Satuan Pekerjaan Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi 3.1.1. Organisasi dan Pihak Yang Terkait Dalam organisasi suatu proyek banyak pihak yang terkait dan mempunyai tugas dan wewenang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Keputusan dan Pengambilan Keputusan Suatu masalah keputusan memiliki suatu lingkup yang berbeda dengan masalah lainnya. Perbedaan ini menonjol terutama karena adanya

Lebih terperinci