PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2014"

Transkripsi

1 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2014

2 BAB 1 PENDAHULUAN Data dan informasi yang berkualitas adalah landasan pengambilan keputusan dalam Pembangunan Kesehatan. Di samping itu, sesuai amanat Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009, setiap orang berhak mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, ketersediaan data dan informasi sangat diperlukan dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Profil Kesehatan Kabupaten merupakan salah satu media untuk memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Kabupaten Siak. Salah satu tujuan dari penyusunan profil kesehatan kabupaten ini adalah untuk memenuhi tuntutan ketersediaan data dan informasi untuk dijadikan landasan pengambilan keputusan yang evidence-based dalam Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Siak. Tahun 2014 ini merupakan tahun ketiga dari Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Siak tahun Profil Kesehatan Kabupaten Siak Tahun 2014 ini dapat dijadikan alat ukur sejauhmana capaian indikator kinerja pembangunan kesehatan di Kabupaten Siak sampai tahun Profil Kesehatan Kabupaten Siak Tahun 2014 terdiri dari 6 (enam) bab yaitu : BAB-1 : PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan Kabupaten Siak Tahun 2014 dan sistematika penyajiannya. BAB-2 : GAMBARAN UMUM Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Siak. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan. Profil Kesehatan Kab. Siak

3 BAB-3 : SITUASI DERAJAT KESEHATAN Bab ini berisi uraian tentang indikator angka kematian, umur harapan hidup, angka kesakitan dan status gizi masyarakat. BAB-4 : SITUASI UPAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, dan upaya kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Siak. Upaya kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan. BAB-5 : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. BAB-6 : KESIMPULAN Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan Kabupaten Siak tahun Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Profil Kesehatan Kab. Siak

4 BAB 2 GAMBARAN UMUM Kabupaten Siak merupakan salah satu Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Bengkalis yang berdiri pada tahun 1999 berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999, tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam. Luas wilayah Kabupaten Siak ± 8.556,09 km 2. Kabupaten Siak terletak pada posisi Lintang Utara sampai dengan Lintang Utara dan Bujur Timur sampai dengan Bujur Timur dengan ketinggian wilayah antara 2 8,4 dari permukaan laut. Secara umum Kabupaten Siak beriklim tropis dengan suhu udara/temperatur antara derajat celcius dengan kelembaban dan curah hujan yang cukup tinggi yang mencapai mm/tahun. Permukaan tanah terdiri atas dataran rendah di bagian timur dan sebagian dataran tinggi di bagian barat dan selatan. Struktur tanah terdiri dari podsolik merah dan kuning dan alluvial serta tanah argonosol dan gley humus dalam bentuk rawa-rawa. Wilayah Kabupaten Siak dibelah oleh Sungai Siak yang merupakan salah satu jalur internasional yang terkenal dengan kedalamannya. Di samping itu juga banyak terdapat tasik/danau yang tersebar disemua wilayah Kabupaten Siak yang merupakan daya tarik tersendiri untuk objek wisata masa depan. Batas wilayah Kabupaten Siak terdiri dari : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Pelalawan Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis dan Kota Pekanbaru. Profil Kesehatan Kab. Siak

5 Jarak Ibu Kota Siak Sri Indrapura dari Ibu Kota Propinsi Riau di Pekanbaru ± 120 km, dapat ditempuh melalui jalur sungai dan jalur darat dengan waktu tempuh ± 2 jam. Administrasi Pemerintahan Kabupaten Siak terdiri dari 14 Kecamatan yaitu: Kecamatan Siak, Kecamatan Sungai Apit, Kecamatan Minas, Kecamatan Tualang, Kecamatan Kandis, Kecamatan Kerinci Kanan, Kecamatan Sungai Mandau, Kecamatan Dayun, Kecamatan Bunga Raya, Kecamatan Koto Gasib, Kecamatan Lubuk Dalam, Kecamatan Sabak Auh, Kecamatan Mempura dan Kecamatan Pusako. Bupati dan Wakil Bupati yang saat ini menjabat periode tahun yaitu Drs. H. Syamsuar, M.Si dan Drs. H. Alfedri, M.Si. A. KEADAAN PENDUDUK Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Siak, jumlah penduduk Kabupaten Siak pada akhir Bulan Desember 2013 sebanyak orang, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Laju pertumbuhan penduduk kabupaten Siak tahun 2013 sebesar 10,31%. Trend jumlah penduduk Kabupaten Siak setiap tahunnya terus meningkat. Gambaran selengkapnya disajikan pada Gambar 2.1 berikut. Gambar 2.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Siak Tahun (dalam ribuan jiwa) Jml Penddk Profil Kesehatan Kab. Siak

6 Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Siak tahun 2014 sebesar 110 yang artinya jumlah penduduk laki-laki 1 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan, atau setiap 100 perempuan terdapat 110 laki-laki. Berdasarkan distribusi penduduk menurut kelompok umur, dapat diperoleh gambaran komposisi penduduk Kabupaten Siak Tahun 2014 sebagaimana disajikan pada Gambar 2.2 berikut ini. Gambar 2.2 Persentase Penduduk menurut Golongan Umur di Kabupaten Siak Tahun 2014 Berdasarkan Gambar 2.2 di atas dapat dilihat bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar 30,54%, yang berusia produktif (15-64 tahun) sebesar 67,34% dan yang berusia tua ( 65 tahun) sebesar 2,12%. Dengan demikian maka angka beban tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Kabupaten Siak pada tahun 2014 sebesar 32,66%. Berdasarkan luas wilayah, maka dapat diketahui tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Siak tahun 2014 yaitu sebesar 57,50 jiwa per km 2. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Tualang yakni 388,63 jiwa per km 2 dan terendah di Kecamatan Sungai Mandau yakni 4,37 jiwa per km 2. Pola penyebaran penduduk di Kabupaten Siak sangat tidak merata. Kecamatan Tualang dengan luas wilayah 343,6 km 2 jumlah penduduknya pada tahun 2014 sebanyak jiwa sementara Kecamatan Sungai Mandau dengan luas wilayah km 2 jumlah penduduknya hanya jiwa. Profil Kesehatan Kab. Siak

7 Gambar 2.3 Persentase Distribusi Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Siak Tahun 2014 Berdasarkan Gambar 2.3 di atas terlihat adanya ketimpangan penyebaran penduduk di Kabupaten Siak. Sebanyak 27,14% penduduk Kabupaten Siak bermukim di Kecamatan Tualang dan 17,69% bermukim di Kecamatan Kandis, sedangkan di Kecamatan Sungai Mandau hanya 1,52% dan Kecamatan Pusako hanya 1,37%. B. KEADAAN EKONOMI Menurut Badan Statistik Kabupaten Siak, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Siak tahun 2012 mencapai 7.54% dan tumbuh rata-rata 7,33% selama 10 tahun terakhir. Sementara Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita sebesar 74,27 juta rupiah meningkat 1,12 kali dibanding PDRB tahun Secara riil (dengan menghilangkan pengaruh inflasi) dalam periode yang sama PDRB per kapita Kabupaten Siak naik 1,03 kali dibanding tahun sebelumnnya. Selain itu, angka kemiskinan makro Kabupaten Siak sesuai data BPS pada tahun 2012 sebesar 5,22%, terjadi penurunan sebesar 1,27% dari tahun 2010 yang mencapai angka 6,49%. Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengalami peningkatan dari 73,50 tahun 2005 menjadi 77,44 tahun Profil Kesehatan Kab. Siak

8 C. KEADAAN LINGKUNGAN Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikatorindikator kesehatan lingkungan seperti; rumah sehat, akses terhadap sumber air minum layak, akses terhadap sanitasi layak, tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan. Tabel 2.1 Cakupan Indikator Kesehatan Lingkungan di Kabupaten Siak Tahun 2014 No Indikator Capaian 1. Persentase Rumah Sehat 27,24% 2. Penduduk yang memiliki akses air minum layak 37,99% 3. Penduduk yang memiliki akses sanitasi layak 44,08% 4. Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan 16,71% Sumber: Bidang P3PL Dari Tabel 2.1 terlihat masih rendahnya persentase penduduk yang memiliki akses air minum layak dan penduduk yang memiliki akses terhadap sanitasi dasar layak. Target MDGs tahun 2015 sebesar 68,87% untuk penduduk yang memiliki akses terhadap air minum layak, dan 62,41% untuk penduduk yang memiliki akses terhadap sanitasi layak belum tercapai. Pemenuhan pencapaian target MDGs tersebut terkait erat dengan peran lintas sektor seperti SKPD Tata Ruang dan Cipta Karya yang bertanggungjawab dalam penyediaan sarana air bersih. Dinas Kesehatan dalam hal ini terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya air minum dan sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan. Hal tersebut sudah dilakukan melalui penyuluhan dan kegiatan pemicuan STBM. Tahun 2014 ini sudah dilaksanakan kegiatan pemicuan STBM di 35 desa dan tahun 2016 akan dilaksanakan lagi kegiatan pemicuan STBM di 60 desa. Profil Kesehatan Kab. Siak

9 D. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap kesehatan, dalam profil ini akan disajikan 1 (satu) indikator yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah tangga ber PHBS adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi 10 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI Ekslusif, Balita ditimbang setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari, dan tidak merokok dalam rumah. Berdasarkan hasil pemantauan oleh petugas Puskesmas terhadap rumah tangga yang ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kabupaten Siak tahun 2014 diketahui bahwa sebanyak rumah tangga atau 59,88% dari rumah tangga yang dipantau sudah ber PHBS. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan persentase rumah tangga ber PHBS di Propinsi Riau tahun 2014 yang hanya 51,85%, dan secara Nasional hanya 56,58%. Persentase rumah tangga ber PHBS dari tahun dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini. Gambar 2.4 Persentase Rumah Tangga ber PHBS di Kabupaten Siak Tahun ,36 67,1 50,6 69,12 54,81 51,32 59,88 51,85 56, Riau 2014 Nasional 2014 Profil Kesehatan Kab. Siak

10 BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN Situasi derajat kesehatan masyarakat dapat tercermin melalui angka kematian (Mortalitas), angka kesakitan (Morbiditas) dan angka status gizi masyarakat. Pada bab berikut ini situasi derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Siak tahun 2014 dapat digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Ibu (AKI). A. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) Kejadian kematian dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan survei dan penelitian. Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir akan diuraikan berikut ini. 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 (satu) tahun yang dinyatakan dalam kelahiran hidup. Angka kematian bayi dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu: rendah jika AKB kurang dari 20; sedang jika 20 49; tinggi jika 50 99; dan sangat tinggi jika AKB di atas 100 per kelahiran hidup. Salah satu target MDGs adalah menurunkan angka kematian bayi menjadi 23 per kelahiran hidup pada tahun Jumlah bayi meninggal yang dilaporkan tahun 2014 sebanyak 54 orang dari kelahiran hidup. AKB dilaporkan sebesar 6 per kelahiran hidup. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 yang hanya 5 per kelahiran hidup dengan jumlah bayi meninggal yang dilaporkan sebanyak 50 orang dari kelahiran hidup. Target MDGs AKB kurang dari 23 per kelahiran hidup tahun 2015 sudah tercapai. Gambaran perkembangan AKB yang dilaporkan di Kabupaten Siak tahun dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak

11 Gambar 3.1 Angka Kematian Bayi dilaporkan per Kelahiran Hidup di Kabupaten Siak Tahun Target MDGs SDKI, Riau Nasional Gambar 3.1 menunjukkan trend penurunan AKB di Kabupaten Siak periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, tetapi pada tahun 2014 terjadi peningkatan. AKB di Kabupaten Siak tahun 2014 termasuk dalam klasifikasi rendah. AKB di Kabupaten Siak jauh lebih rendah dibanding AKB di Propinsi Riau yang mencapai 24 per kelahiran hidup (SDKI, 2012) dan AKB Nasional mencapai 32 per kelahiran hidup (SDKI, 2012). 2. Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian per kelahiran hidup pada anak sebelum mencapai usia 5 (lima) tahun. Salah satu target MDGs adalah menurunkan angka kematian Balita menjadi 32 per kelahiran hidup pada tahun Jumlah Balita meninggal yang dilaporkan pada tahun 2014 sebanyak 60 orang dari kelahiran hidup. AKABA tahun 2014 sebesar 7 per kelahiran hidup. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan AKABA tahun 2013 yang hanya 6 per kelahiran hidup dengan jumlah Balita meninggal sebanyak 56 orang. Meskipun demikian, target MDGs tahun 2015 AKABA 32 sudah tercapai. Gambaran AKABA di Kabupaten Siak periode tahun dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak

12 Gambar 3.2 Angka Kematian Balita dilaporkan per Kelahiran Hidup di Kabupaten Siak Tahun Target MDGs SDKI, Riau Nasional Gambar 3.2 menunjukkan trend AKABA dari tahun 2007 sampai dengan tahun Sejak tahun 2009 sampai dengan 2013 trend AKABA di Kabupaten Siak cenderung menurun, tetapi tahun 2014 terjadi sedikit peningkatan. AKABA di Kabupaten Siak masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan AKABA di Propinsi Riau yang mencapai 28 per kelahiran hidup (SDKI, 2012) dan AKABA secara Nasional yang mencapai 40 per kelahiran hidup (SDKI, 2012). 3. Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per penduduk. Salah satu target MDGs adalah menurunkan AKI menjadi 102 per kelahiran hidup pada tahun Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 melaporkan bahwa AKI di Indonesia tahun 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Hasil SDKI tahun 2012 ternyata AKI di Indonesia meningkat menjadi 359 per kelahiran hidup. Profil Kesehatan Kab. Siak

13 Jumlah kematian ibu yang dilaporkan pada tahun 2014 di Kabupaten Siak sebanyak 12 orang dari kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu tahun 2014 sebesar 138 per kelahiran hidup. AKI tahun 2014 ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan AKI tahun 2013 yang hanya 84 per kelahiran hidup dengan jumlah kematian ibu yang dilaporkan sebanyak 8 orang dari kelahiran hidup. Gambaran Angka Kematian Ibu yang dilaporkan di Kabupaten Siak dari tahun dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut. Gambar 3.3 Angka Kematian Ibu dilaporkan per Kelahiran Hidup di Kabupaten Siak Tahun Target MDGs SDKI, Riau Nasional Gambar 3.3 menunjukkan terjadinya peningkatan AKI yang cukup signifikan pada tahun Target MDGs kurang dari 102 per kelahiran belum tercapai dan perlu kerja keras dari semua pihak yang terkait terutama Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Siak. Meskipun demikian AKI Kabupaten Siak tahun 2014 ini masih dibawah AKI Propinsi Riau dan Nasional. Berdasarkan waktu kematian ibu, diketahui bahwa 2 orang ibu meninggal pada masa kehamilan, 4 orang pada saat persalinan dan 6 orang pada masa nifas. Berdasarkan usia diketahui bahwa 1 orang berusia kurang dari 20 tahun, 8 orang berusia antara tahun dan 3 orang berusia lebih dari 35 tahun. Profil Kesehatan Kab. Siak

14 B. ANGKA HARAPAN HIDUP Derajat kesehatan masyarakat juga dapat diukur dengan melihat Angka Harapan Hidup waktu lahir. Selain itu, Angka harapan Hidup juga menjadi salah satu indikator yang diperhitungkan dalam menilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kondisi IPM Kabupaten Siak pada tahun 2013 berada pada peringkat ketiga di Propinsi Riau setelah Kota Pekanbaru dan Kota Dumai. Angka Harapan Hidup di Kabupaten Siak pada tahun 2013 sebesar 72,07 tahun. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut Kabupaten/Kota di Propinsi Riau Tahun 2013 Sumber: BPS Propinsi Riau, Agustus 2014 C. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) 1. Pola 10 Penyakit terbanyak di Puskesmas Data angka kesakitan yang berasal dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) pada tahun 2014 menempatkan pasien terbanyak kasus baru dengan penyakit ISPA sebesar 41,14%, diikuti dengan Influensa sebesar 12,69% dan Hipertensi Esensial sebesar 8,76%. Tingginya kasus ISPA Profil Kesehatan Kab. Siak

15 dan Influenza di Kabupaten Siak juga dipengaruhi oleh terjadinya bencana asap akibat kebakaran hutan yang terjadi di wilayah Kabupaten Siak ataupun daerah lainnya hampir setiap tahun. Cukup menarik penyakit Hipertensi yang merupakan penyakit tidak menular masuk dalam tiga besar penyakit terbanyak di Kabupaten Siak Tahun Gambaran 10 penyakit terbanyak untuk semua golongan umur di Puskesmas pada tahun 2014 disajikan pada Tabel 3.2 berikut. No Tabel 3.2 Pola 10 Penyakit Terbanyak pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas untuk semua Golongan Umur di Kabupaten Siak Tahun 2014 Nama Penyakit Kasus Baru Jumlah % 1 Infeksi saluran nafas bagian atas akut lainnya ,14 2 Influensa ,69 3 Hipertensi Esensial (Primer) ,76 4 Diare & Gastroenteritis ,94 5 Gangguan Jaringan lunak lainnya (Reumatik) ,87 6 Dermatitis dan Eksim ,85 7 Gastritis dan duodenitis ,51 8 Dispepsia ,31 9 Insfeksi kulit ,24 10 Penyakit pulpa dan periapikal ,70 Jumlah ,00 Sumber : SP2TP tahun Penyakit Menular a. Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobakterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Millenium Development Goals (MDGs). Beban penyakit yang disebabkan oleh Tuberkulosis dapat diukur dengan insiden (jumlah kasus baru dan kasus kambuh yang muncul dalam periode satu Profil Kesehatan Kab. Siak

16 tahun), prevalensi (jumlah kasus pada suatu titik waktu tertentu) dan mortalitas (kematian akibat tuberculosis dalam jangka waktu tertentu). 1) Kasus baru dan Prevalensi BTA+ Jumlah kasus baru BTA+ yang ditemukan tahun 2014 sebanyak 323 kasus. Jumlah tersebut lebih banyak jika dibandingkan dengan kasus baru BTA+ tahun 2013 yang hanya 193 kasus. Menurut jenis kelamin, penemuan kasus baru BTA+ pada laki-laki hampir 2,5 kali lebih banyak dari pada perempuan. Sebanyak 71,83% kasus baru BTA+ yang ditemukan berjenis kelamin laki-laki dan 28,17% berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan Kecamatan tidak semua kasus BTA + yang ditemukan lebih banyak pada laki-laki. Seperti di Kecamatan Bunga Raya ternyata jumlah kasus pada perempuan lebih banyak dari pada jumlah kasus pada laki-laki. 2) Proporsi Pasien Baru BTA+ diantara Semua Kasus Proporsi pasien baru BTA+ diantara semua kasus menggambarkan prioritas penemuan pasien TB yang menular diantara seluruh pasien TB Paru yang diobati. Angka ini diharapkan tidak lebih rendah dari 65%. Apabila pasien baru BTA+ lebih rendah dari 65% maka hal itu menunjukkan mutu diagnosis yang rendah dan kurang memberikan prioritas untuk menemukan pasien yang menular. Jumlah semua kasus TB Paru di Kabupaten Siak tahun 2014 sebanyak 358 kasus. Sedangkan jumlah kasus BTA+ sebanyak 323 kasus atau 90,22% dari semua kasus. Angka ini ternyata sudah lebih tinggi dari 65% yang berarti mutu diagnosis sudah lebih baik. 3) Angka Notifikasi Kasus atau Case Notifcation Rate (CNR) Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien TB yang ditemukan dan tercatat diantara penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial akan menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun. Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya penemuan pasien TB Paru. Profil Kesehatan Kab. Siak

17 Gambar 3.4 Angka Notifikasi Kasus BTA+ dan seluruh Kasus per Penduduk di Kabupaten Siak Tahun ,12 32,72 42,99 41,18 63,98 40,89 72,77 65, Semua Kasus TB Kasus TB BTA+ Gambar 3.4 menunjukkan angka notifikasi kasus baru TB Paru BTA+ meningkat dari 32,73 per penduduk tahun 2011 menjadi 65,65 per penduduk pada tahun Demikian juga dengan angka notifikasi semua kasus TB Paru yang ditemukan dari 34,12 per penduduk tahun 2011 menjadi 72,77 per penduduk pada tahun Hal ini tidak terlepas dari upaya yang dilakukan oleh petugas dalam pencarian dan penemuan kasus baru TB Paru. 4) Angka Penemuan Kasus Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam satu wilayah. WHO menetapkan target penemuan CDR minimal 70%. Kementerian Kesehatan menargetkan CDR tahun 2014 sebesar 90%. Pada tahun 2014 CDR Kabupaten Siak sebesar 71,18%. Terjadi peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingan dengan tahun 2013 yang hanya 36,51%. CDR Kabupaten Siak Tahun 2014 lebih tinggi jika dibandingkan dengan CDR secara Nasional tahun 2014 yang hanya 70,08%. Target WHO sebesar 70% sudah tercapai. Persentase cakupan CDR periode tahun sebagaimana disajikan pada Gambar 3.5 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak

18 Gambar 3.5 Case Detection Rate (CDR) di Kabupaten Siak Tahun Standar WHO 70% 71,18 70,08 48,01 33,2 35,8 33,85 29,5 36,78 29,17 36, Nasional Gambar 3.5 menunjukkan trend CDR di Kabupaten Siak sejak tahun 2006 sampai dengan Standar WHO sebesar 70% baru tercapai pada tahun 2014 ini. Berikut gambaran Case Detection Rate (CDR) per Puskesmas Tahun Gambar 3.6 Case Detection Rate (CDR) menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun Standar WHO 70% Kandis Mempu ra Tualang Siak Dayun Sungai Apit Perawa ng Sungai Mandau Sabak Auh Koto Gasib Bunga Raya Minas Lubuk Dalam Pusako Kerinci Kanan KAB. SIAK CDR 98,48 92,86 86,67 87,1 80,65 78,79 76, ,23 52, ,61 36,36 16,67 14,81 71,18 Gambar 3.6 menunjukkan bahwa ada 8 Puskesmas dengan CDR lebih dari 70% dan 6 Puskesmas lainnya masih di bawah 70%. Cakupan tertinggi adalah Puskesmas Kandis yakni sebesar 98,48%, kemudian Puskesmas Mempura sebesar Profil Kesehatan Kab. Siak

19 92,86% dan Puskesmas Tualang sebesar 86,67%. Puskesmas dengan CDR terendah adalah Puskesmas Kerinci Kanan hanya 14,81%. b. Penyakit HIV/AIDS HIV dan AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penderita mengalami penurunan daya tahan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Jumlah kasus baru HIV tahun 2014 dilaporkan sebanyak 1 kasus dengan jenis kelamin laki-laki dan usia antara tahun. Sedangkan kasus AIDS sebanyak 4 kasus dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 3 kasus dan perempuan sebanyak 1 kasus. Berdasarkan kelompok umur penderita AIDS yang ditemukan adalah berusia antara tahun sebanyak 2 orang dan berusia tahun sebanyak 2 orang. c. Pneumonia Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak usia < 2 tahun, usia lanjut > 65 tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan seperti malnutrisi dan gangguan immunologi. Jumlah perkiraan penderita Pneumonia pada Balita tahun 2014 sebanyak kasus (10% dari jumlah Balita). Realisasi penderita pneumonia pada Balita yang ditemukan sebanyak kasus (48,60%). Jika dibandingkan dengan persentase penemuan tahun 2013 yang hanya 47,33%, maka terjadi sedikit peningkatan pada tahun ini. Semua penderita yang ditemukan sudah ditangani sesuai standar penanganan kasus Pneumonia. Gambaran penemuan kasus Pneumonia pada Balita dari tahun terlihat pada Gambar 3.7 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak

20 Gambar 3.7 Persentase Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia Balita di Kabupaten Siak Tahun ,67 68,01 86, Kemenkes, ,14 63,28 63,69 44,7 47,33 48, ,42 29, Riau Nasional Gambar 3.7 menunjukkan trend penurunan penemuan kasus Pneumonia pada Balita periode tahun 2010 sampai Sejak tahun 2012 sampai tahun 2014 ini cenderung meningkat. Angka cakupan Kabupaten Siak tahun 2014 juga terlihat lebih tinggi dibandingkan angka cakupan Propinsi Riau dan Nasional tahun Cakupan penemuan kasus Pneumonia pada Balita per Puskesmas tahun 2014 disajikan pada Gambar 3.8 berikut ini. Gambar 3.8 Persentase Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia Balita menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun KAB.SI AK Kerinci Kanan Minas Lubuk Mempu Dalam ra Siak Koto Gasib Kandis Sabak Auh Pusako Dayun Sungai Apit Sungai Perawa Tualang Bunga Mandau ng Raya Pneumonia 48,6 1,51 3,27 4,57 4,73 11,7 13,84 15,43 16,23 26,67 48,73 52,29 53,66 84,89 133,54 166,26 Profil Kesehatan Kab. Siak

21 d. Kusta Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan Kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata. Diagnosis Kusta dapat ditegakkan dengan adanya kondisi sebagai berikut: 1) Kelainan pada kulit (bercak) putih atau kemerahan disertai mati rasa. 2) Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan otot. 3) Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (BTA positif). Pada tahun 2014 jumlah kasus Kusta baru ditemukan sebanyak 6 kasus, dengan rincian sebanyak 5 kasus tipe Multi Basiler (MB)/Kusta Basah yang berasal dari Kecamatan Bunga Raya sebanyak 2 kasus, Kecamatan Tualang, Kerinci Kanan dan Kandis masing-masing sebanyak 1 kasus. Sementara 1 kasus yang ditemukan di wilayah Puskesmas Koto Gasib dengan tipe Pausi Basiler (PB)/Kusta kering. Angka penemuan kasus baru atau NCDR = 1,22 per penduduk. Jumlah kasus Kusta tercatat pada tahun 2014 sebanyak 6 kasus dengan angka prevalensi sebesar 0,12 per penduduk. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 16. e. Diare Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam. Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga penyakit potensial KLB dan sering menimbulkan kematian. Hasil survey morbiditas diare menunjukkan penurunan angka kesakitan diare dari 411 per penduduk tahun 2010 turun menjadi 214 per penduduk tahun Jumlah kasus Diare yang ditemukan dan ditangani di Kabupaten Siak tahun 2014 sebanyak kasus (Incidence Rate = 21,53 per penduduk). Profil Kesehatan Kab. Siak

22 Tidak dijumpai adanya penderita meninggal. Realisasi penemuan penderita diare pada Balita sebesar 100,59% dari perkiraan jumlah kasus sebanyak kasus. Jumlah kasus diare tahun 2014 lebih rendah dibandingkan tahun 2013 (jumlah kasus tahun 2013 sebanyak kasus) dan Incidence Rate juga lebih rendah (IR Diare tahun 2013 = 28,84 per penduduk). Pada tahun 2014 tidak ada dilaporkan adanya KLB Diare di Kabupaten Siak. Trend angka kesakitan diare tahun sebagaimana Gambar 3.9 berikut ini. Gambar 3.9 Angka Kesakitan Diare per Penduduk di Kabupaten Siak Tahun ,38 43,44 42,33 39,81 42,04 37,79 37,74 35,35 31,57 28,84 21, Gambar 3.9 menunjukkan terjadinya penurunan angka kesakitan diare dari tahun 2011 sebesar 39,81 per penduduk menjadi 21,53 per penduduk pada tahun Angka kesakitan Diare tertinggi tahun 2014 terjadi di wilayah Puskesmas Pusako yaitu sebesar 51,40 per penduduk dengan jumlah kasus diare sebanyak 346 kasus, kemudian Puskesmas Lubuk Dalam sebesar 47,09 per penduduk dengan jumlah kasus sebanyak kasus dan Puskesmas Mempura sebesar 46,62 per penduduk dengan jumlah kasus sebanyak 777 kasus. Sedangkan angka kesakitan diare terendah terjadi di wilayah Puskesmas Perawang yaitu sebesar 8,45 per penduduk dengan jumlah kasus sebanyak 794 kasus. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.10 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak

23 Gambar 3.10 Angka Kesakitan Diare per penduduk menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun KAB. SIAK Perawan g Kerinci Kanan Kandis Koto Gasib Siak Bunga Raya Dayun Sabak Auh Tualang Minas Sungai Apit Sungai Mempur Lubuk Mandau a Dalam Pusako IR 21,53 8,45 11,89 13,98 18,65 22,58 23,68 23,93 25,89 26,08 26,99 32,74 36,22 46,62 47,09 51,4 3. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. Penyakit yang termasuk kelompok PD3I yang dibahas dalam bab ini mencakup Tetanus Neonatorum, Campak, Difteri, Polio dan AFP. a. Tetanus Neonatorum Tetanus Neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kejadian Tetanus Neonatorum dapat dicegah dengan upaya pertolongan persalinan yang higiene ditunjang dengan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil. Pada tahun 2014 tidak dijumpai adanya laporan kasus Tetanus Neonatorum di Kabupaten Siak. b. Campak Campak merupakan salah satu penyakit PD3I yang disebabkan oleh virus campak. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh sekret orang yang telah Profil Kesehatan Kab. Siak

24 terinfeksi. Pada tahun 2014 dijumpai sebanyak 5 kasus campak di Kabupaten Siak. Tidak ada kasus meninggal karena campak (CFR = 0%). c. Difteri Penyakit Difteri disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphteriae yang menyerang sistem pernafasan bagian atas. Penyakit ini memiliki gejala sakit leher, demam ringan, sakit tekak. Difteri juga kerap ditandai dengan tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernafasan. Sepanjang tahun 2014 tidak dijumpai adanya laporan kasus Difteri di Kabupaten Siak. d. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut) Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk ke dalam PD3I yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem syaraf hingga penderita mengalami kelumpuhan. Penyakit yang umumnya menyerang anak umur 0-3 tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan. AFP merupakan kelumpuhan yang sifatnya flaccid yang bersifat lunglai, lemas atau layuh (bukan kaku) atau terjadi penurunan kekuatan otot dan terjadi secara akut (mendadak). Sedangkan Non Polio AFP adalah kasus lumpuh, layuh, akut yang diduga kasus Polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan kasus Polio. Kementerian Kesehatan menargetkan penemuan Non AFP Rate minimal 2 per populasi anak usia kurang dari 15 tahun. Jumlah kasus Non Folio AFP ditemukan di Kabupaten Siak tahun 2014 sebanyak 1 kasus di Kecamatan Mempura (AFP Rate = 0,67 per penduduk usia kurang dari 15 tahun). Target penemuan kasus AFP Non Polio > 2 pada tahun 2014 tidak tercapai. Angka ini masih di bawah angka penemuan AFP Non Polio di Propinsi Riau yang mencapai 2,00 per dan angka Nasional 2,38 per Berikut gambaran penemuan Non Polio AFP Rate per penduduk pada anak usia < 15 tahun periode tahun Profil Kesehatan Kab. Siak

25 Gambar 3.11 Non Polio AFP Rate per pada Anak Usia < 15 Tahun di Kabupaten Siak Tahun , ,55 2, ,59 2,33 0, Kemenkes, ,38 Riau Nasional Gambar 3.11 menunjukkan bahwa pada tahun 2012 dan tahun 2014 target penemuan kasus AFP Non Polio di Kabupaten Siak tidak tercapai. 4. Penyakit Bersumber Binatang a. Malaria Malaria disebabkan oleh Parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (Anhopeles) betina, dapat menyerang semua orang baik laki-laki ataupun perempuan pada semua golongan umur dari bayi, anak-anak hingga orang dewasa. Malaria positif adalah kasus Malaria dengan gejala klinis Malaria (demam tinggi disertai menggigil) dengan pemeriksaan sediaan darah di laboratorium. Pada tahun 2014 jumlah suspek Malaria yang ditemukan sebanyak 157 suspek dengan jumlah suspek yang diperiksa sebanyak 130 suspek. Dari hasil pemeriksaan diketahui sebanyak 16 suspek dinyatakan positif Malaria. Berdasarkan angka tersebut diketahui Angka Kesakitan Malaria atau Annual Parasite Incidence (API) sebesar 0,06 per penduduk beresiko. Trend API di Kabupaten Siak tahun dapat dilihat pada Gambar 3.12 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak

26 Gambar 3.12 Annual Parasite Incidence (API) per Penduduk Beresiko di Kabupaten Siak Tahun ,81 1,61 1,41 1,21 1,01 0,81 0,61 0,41 0,21 0,01 Target Kemenkes 2014 : < 1 1,81 1,61 1,15 1,41 1,21 1,01 0,81 0,89 0,61 0,41 0,55 0,05 0,06 0,37 0,36 0,21 0, Kemenkes, ,13 Riau Nasional Gambar 3.12 menunjukkan target Kementerian Kesehatan yaitu API kurang dari 1 per penduduk beresiko tahun 2014 sudah tercapai. Suspek Malaria tahun 2014 di Kabupaten Siak ditemukan di 7 (tujuh) wilayah Puskesmas dengan suspek terbanyak ditemukan di wilayah Puskesmas Perawang sebanyak 61 suspek, dan Puskesmas Koto Gasib sebanyak 38 suspek. Distribusi penemuan suspek Malaria menurut Puskesmas tahun 2014 selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.13 berikut ini Siak Sungai Apit Gambar 3.13 Jumlah Kasus Malaria menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2014 Dayun Sungai Mandau Bunga Raya Sabak Auh Mempur a Pusako Tualang Kandis Minas Lubuk Dalam Kerinci Kanan Malaria Koto Gasib Perawan g Profil Kesehatan Kab. Siak

27 b. Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam Berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk keperedaran darah manusia melalui gigitan nyamuk genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus Dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam tubuh nyamuk selama 8 10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya. Jumlah kasus DBD di Kabupaten Siak tahun 2014 sebanyak 407 kasus (Incidence rate/ir = 82,7 per penduduk). Jumlah kematian dilaporkan sebanyak 7 orang (Case Fatality Rate/CFR = 1,72%). Terjadi peningkatan jumlah kasus yang cukup signifikan pada tahun 2014 ini dibanding tahun Jumlah kasus tahun 2013 sebanyak 134 kasus (IR = 28,39 per penduduk) dan kasus meninggal sebanyak 1 orang (CFR = 0,75%). Semua penderita DBD yang ditemukan sudah ditangani sesuai standar. Target SPM penemuan dan penanganan DBD sebesar 100% sudah terpenuhi. Berikut gambaran Incidence Rate dan Case Fatality Rate DBD periode tahun sebagaimana pada Gambar 3.14 berikut ini. Gambar 3.14 Incidence Rate (IR) dan Case Fatality Rate (CFR) DBD di Kabupaten Siak Tahun IR CFR 82, , , ,14 36,75 37, ,86 23, , ,54 1,32 0 1,27 2,56 0,81 0,62 0, , Kemenkes, ,83 39,8 1,32 0,9 Riau Nasional Profil Kesehatan Kab. Siak

28 Gambar 3.14 menunjukkan adanya peningkatan Incidence Rate DBD yang signifikan pada tahun 2014 ini dan tertinggi dalam kurun waktu 8 tahun terakhir. Incidence Rate DBD tahun 2014 ini juga lebih tinggi dibandingkan Incidence Rate DBD Propinsi Riau dan Nasional. Kasus DBD pada tahun 2014 ini ditemukan disemua wilayah kerja Puskesmas. Kasus terbanyak terjadi di wilayah Puskesmas Perawang yakni sebanyak 84 kasus, kemudian Puskesmas Dayun sebanyak 67 kasus. Sementara kasus paling sedikit terjadi di wilayah Puskesmas Pusako yakni sebanyak 2 kasus, padahal tahun 2013 di wilayah Puskemas Pusako tidak dijumpai kasus DBD. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.15 di bawah ini. Gambar 3.15 Jumlah Kasus DBD menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun Pusako Sungai Apit Sungai Mandau Koto Gasib Lubuk Dalam Mempur a Kerinci Kanan Tualang Sabak Auh DBD Kandis Minas Bunga Raya Siak Dayun Perawan g Dalam kurun waktu 11 tahun terakhir, setiap bulan dijumpai adanya kasus DBD. Kasus terbanyak selalu terjadi pada Bulan Oktober dan Nopember setiap tahunnya. Perlu langkah-langkah antisipasi sebelum masa penularan, terutama untuk daerah-daerah yang sebelumnya tidak pernah ada kasus DBD seperti Kecamatan Pusako, Kecamatan Bunga Raya dan Kecamatan Sungai Mandau. Demikian juga dengan daerah-daerah yang endemis DBD seperti Kecamatan Tualang dan Kecamatan Kandis. Berikut trend kasus DBD selama 11 tahun terakhir di Kabupaten Siak dari tahun sebagaimana Gambar 3.16 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak

29 Gambar 3.16 Rata-Rata Kasus DBD setiap Bulan di Kabupaten Siak Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nop Des c. Rabies Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus rabies yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kera, musang dan serigala yang dalam tubuhnya mengandung virus rabies. Indikator yang digunakan dalam memantau upaya pengendalian rabies, yaitu: kasus Gigitan Hewan Pembawa Rabies (GHPR), pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Lyssa. Pada tahun 2014 dilaporkan terjadi 317 kasus GHPR dengan jumlah pemberian VAR sebanyak 245 keur. Sedangkan jumlah kasus penyakit GHPR yang menyebabkan kematian (lyssa) tidak dijumpai sepanjang tahun Jumlah kasus GHPR dan pemakaian VAR periode tahun akan disajikan pada Gambar 3.17 berikut ini Gambar 3.17 Jumlah Kasus GHPR dan Pemakaian VAR di Kabupaten Siak Tahun GHPR VAR Profil Kesehatan Kab. Siak

30 Kasus gigitan terbanyak tahun 2014 terjadi di wilayah Puskesmas Minas sebanyak 76 kasus, kemudian Puskesmas Perawang sebanyak 48 kasus dan Puskesmas Dayun sebanyak 40 kasus. Sementara di wilayah Puskesmas Sungai Mandau tidak ada dilaporkan kasus GHPR selama tahun Selengkapnya sebagaimana Gambar 3.18 di bawah ini Sungai Mandau Pusako Kerinci Kanan Gambar 3.18 Jumlah Kasus GHPR menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2014 Sabak Auh Lubuk Bunga Dalam Mempura Raya Tualang GHPR Siak Koto gasib Sungai Apit Kandis Dayun Perawang Minas d. Filariasis Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria yang terdiri dari Wuchereria bancrofi, Brugia malayi dan Brugia timori. Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan di lengan dan organ genital. Jumlah penderita Filariasis di Kabupaten Siak tahun 2014 sebanyak 19 orang. Tidak dijumpai adanya kasus baru. Pada tahun 2014 sudah dilaksanakan pemberian obat massal filariasis. Distribusi penderita filariasis menurut kecamatan selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.19 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak

31 Gambar 3.19 Distribusi Penderita Filariasis menurut Kecamatan di Kabupaten Siak Tahun Sungai Apit Pusako Sungai Mandau Sabak Auh Kerinci Kanan Jumlah kasus e. Flu Burung atau Avian Influenza (AI) Avian Influenza atau Flu Burung disebabkan oleh infeksi virus influenza tipe A (H5N1) yang umumnya menginfeksi unggas dan sedikit kemungkinan menginfeksi babi. Penyakit ini bisa menular kepada manusia dan dapat menimbulkan penyakit flu yang berakibat kematian. Pada tahun 2014 tidak dijumpai adanya kasus suspek Flu Burung pada manusia atau pada hewan. D. STATUS GIZI 1. Balita ditimbang Balita ditimbang (D/S) adalah Balita yang ditimbang berat badannya di sarana pelayanan kesehatan termasuk di Posyandu dan tempat penimbangan lainnya. Tujuan penimbangan Balita adalah : (1) mengidentifikasikan dan mengantisipasi masalah yang berhubungan dengan berat lahir rendah; (2) memasukkan ke grafik berat badan atau Kartu Menuju Sehat (KMS) guna memantau pertumbuhan; (3) menghitung dosis dan jumlah cairan, bila diperlukan. Jumlah Balita ditimbang tahun 2014 sebanyak Balita atau 52,17% dari Balita yang dilaporkan. Persentase jumlah Balita ditimbang tahun 2014 meningkat dibandingkan tahun 2013 yang hanya 41,53%. Cakupan Balita ditimbang tahun dapat dilihat pada Gambar 3.20 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak

32 Gambar 3.20 Persentase Cakupan Balita Ditimbang (D/S) di Kabupaten Siak Tahun ,72 52,71 61, , ,89 43,14 44,42 41, Kemenkes, ,5 80,8 Riau Nasional Gambar 3.20 menunjukkan persentase cakupan Balita ditimbang (D/S) di Kabupaten Siak tahun 2014 masih di bawah cakupan Propinsi Riau yang sudah mencapai 74,5% dan Nasional sebesar 80,8%. Persentase tertinggi cakupan Balita ditimbang dilaporkan dari Puskesmas Minas yakni 80,55% dan yang terendah adalah Puskesmas Perawang yakni 38,67%. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.21 berikut ini. Gambar 3.21 Persentase Cakupan Balita Ditimbang (D/S) menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun Perawan g Siak Dayun Sungai Apit Kerinci Kanan Kandis Tualang Sabak Auh Lubuk Dalam Koto Gasib Pusako Bunga Raya Mempur a Sungai Mandau Minas KAB. SIAK D/S 38,67 40,35 42,9 43,87 45,63 48,61 54,72 57,13 58,03 60,91 61,98 75,41 78,31 78,46 80,55 52,17 Profil Kesehatan Kab. Siak

33 2. Balita Bawah Garis Merah (BGM) Balita BGM adalah Balita yang ditimbang berat badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada KMS. Pada tahun 2014 ditemukan sebanyak 399 Balita BGM atau 1,75% dari seluruh Balita yang ditimbang. Terjadi penurunan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai 7,19%. Selengkapnya disajikan pada Gambar Gambar 3.22 Persentase Cakupan Balita Bawah Garis Merah (BGM) di Kabupaten Siak Tahun ,19 5,61 3,8 3,7 3,1 3,5 3,82 2 2,2 1, Persentase tertinggi Balita BGM pada tahun 2014 terjadi di wilayah Puskesmas Lubuk Dalam yaitu sebesar 9,06% dan persentase terendah ditemukan di wilayah Puskesmas Kerinci Kanan yaitu 0,50%. Selengkapnya ditampilkan dalam Gambar 3.23 berikut ini. Gambar 3.23 Persentase Cakupan Balita Bawah Garis Merah (BGM) menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun Kerinci Kanan Koto Gasib Bunga Raya Kandis Siak Tualang Minas Perawa ng Dayun Sungai mempur Sungai Mandau a Apit Sabak Auh Pusako Lubuk Dalam KAB. SIAK Cakupan 0,5 0,6 0,65 0,81 1,16 1,2 1,29 1,41 1,6 2 2,09 2,55 2,85 3,24 9,06 1,75 Profil Kesehatan Kab. Siak

34 Masalah gizi dipengaruhi banyak faktor yang saling terkait secara komplek. Ditingkat rumah tangga, keadaan gizi dipengaruhi oleh kemampuan rumah tangga menyediakan pangan dalam jumlah dan jenis yang cukup. Asupan gizi ibu dan anak juga dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan perilaku, serta keadaan kesehatan anggota rumah tangga. 3. Balita dengan Gizi Buruk Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-score <-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor dan marasmus-kwasiorkor). Pada tahun 2014 ditemukan sebanyak 25 kasus Balita gizi buruk dengan prevalensi sebesar 0,11% dari Balita yang ditimbang. Jumlah Balita gizi buruk tahun 2014 lebih banyak dari tahun 2013 yang hanya 22 orang. Target prevalensi Balita gizi buruk tahun 2014 kurang dari 1% sudah tercapai. Prevalensi kasus gizi buruk periode tahun selengkapnya disajikan pada Gambar 3.24 berikut. Gambar 3.24 Prevalensi Balita Gizi Buruk di Kabupaten Siak Tahun ,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 0,16 0,1 0,11 0,08 0,1 0,06 0,08 0,03 0,01 0, Menurut hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi gizi buruk Propinsi Riau tahun 2013 mencapai 9% dan Nasional sebesar 5,7%. Profil Kesehatan Kab. Siak

35 BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Siak seperti pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Pelayanan Imunisasi. 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin dalam kandungannya hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya. Target Pelayanan Kesehatan Dasar terkait pelayanan kesehatan ibu dan anak yang harus dicapai sampai tahun 2015 sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah : 1) cakupan kunjungan ibu hamil (K4) sebesar 95%, 2) cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani sebesar 80%, 3) cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan sebesar 90%, dan 4) cakupan pelayanan nifas sebesar 90%. Sedangkan target yang sudah harus tercapai sampai tahun 2010 adalah: 1) cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani sebesar 80%, 2) cakupan kunjungan bayi sebesar 90%, 3) cakupan pelayanan anak Balita sebesar 90%, 4) cakupan pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin sebesar 100%, 5) cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan sebesar 100%, 6) cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat sebesar 100%, dan 7) cakupan peserta KB Aktif sebesar 70%. Profil Kesehatan Kab. Siak

36 a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) Cakupan kunjungan ibu hamil K1 adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan pada masa kehamilan. Sedangkan cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga umur kehamilan. Cakupan kunjungan ibu hamil (K1) di Kabupaten Siak pada tahun 2014 sebesar 101,43%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan cakupan tahun 2013 yang hanya 97,01%. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) tahun 2014 sebesar 95,18%, sedikit meningkat dibanding cakupan K4 tahun 2013 yang hanya 95,07%. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) Kabupaten Siak tahun 2014 lebih tinggi jika dibanding cakupan ibu hamil (K4) Propinsi Riau yang hanya 80,37% dan Nasional hanya 89,33%. Target SPM tahun 2015 sebesar 95% untuk cakupan K4 sudah tercapai. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4 periode tahun dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut. Gambar 4.1 Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4 di Kabupaten Siak Tahun , ,96 102,26 101, ,6 99,45 97, ,1 103, ,87 94, ,07 95,18 82, K4 K1 Kemenkes, ,33 97,86 88,65 80,37 Riau Nasional K4 K1 Dari Gambar 4.1 terlihat adanya kesenjangan antara cakupan K1 dengan K4. Pada tahun 2011 terjadi selisih antara cakupan K1 dengan K4 sebesar 8,81% Profil Kesehatan Kab. Siak

37 dan pada tahun 2014 menurun menjadi 6,24%. Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 menunjukkan angka drop out K1-K4, jika kesenjangan K1 dan K4 kecil maka hampir semua ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama meneruskan hingga kunjungan keempat pada triwulan 3, sehingga kehamilannya dapat terus dipantau oleh petugas kesehatan. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 tahun 2014 yang tertinggi adalah Puskesmas Tualang sebesar 115,05%, kemudian Puskesmas Mempura sebesar 113,59% dan Puskesmas Sungai Mandau sebesar 112,50%. Puskesmas dengan cakupan terendah adalah Puskesma Kerinci Kanan yang masih 93,35%. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 menurut Puskesmas selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.2 dibawah ini. Gambar 4.2 Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1) menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2014 Dari Gambar 4.2 terlihat hanya Puskesmas Kerinci Kanan dengan cakupan kunjungan ibu hamil K1 masih di bawah 95%. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Kabupaten Siak tahun 2014 sebesar 95,18% sudah di atas target SPM. Sebanyak 9 Puskesmas cakupan K4 nya sudah di atas 95%, sedangkan 6 Puskesmas lainnya masih di bawah 95%. Selengkapnya disajikan pada Gambar 4.3 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak

38 Gambar 4.3 Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2014 SPM = 95% Dari Gambar 4.2 dan 4.3 tersebut di atas dapat diketahui angka drop out K1-K4 yang tertinggi adalah Puskesmas Sungai Mandau sebesar 21,43%, kemudian Puskesmas Tualang sebesar 19,75% dan Puskesmas Siak sebesar 16,52%. b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan. Periode persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi besar terhadap angka kematian ibu. Kematian saat bersalin dan satu minggu pertama diperkirakan 60% dari seluruh kematian ibu. Salah satu target MDGs adalah meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 90% pada tahun Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2014 di Kabupaten Siak sebesar 93,31%. Target SPM dan MDGs sebesar 90% pada tahun 2015 sudah tercapai. Cakupan tahun 2014 lebih tinggi jika dibandingkan cakupan tahun 2013 yang hanya 90,26%. Gambaran cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan periode selengkapnya seperti terlihat pada Gambar 4.4 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak

39 Gambar 4.4 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Kabupaten Siak Tahun Target SPM = 90% Kemenkes, ,1 90,21 90,9 99,16 94,27 90, , ,1 88, ,73 91, Riau Nasional Dari Gambar 4.4 terlihat fluktuasi cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Siak. Target sebesar 90% selalu tercapai sejak tahun Cakupan Kabupaten Siak tahun 2014 lebih tinggi dibanding cakupan Propinsi Riau yang hanya 77,73% dan Nasional sebesar 91,36% Puskesmas dengan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan paling tinggi tahun 2014 adalah Puskesmas Mempura (110,51%) dan yang terendah adalah Puskesmas Sungai Apit (81,80%). Gambaran selengkapnya seperti terlihat pada Gambar 4.5. berikut ini. Gambar 4.5 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2014 Target SPM = 90% Profil Kesehatan Kab. Siak

40 c. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu: 1) kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari; 2) kunjungan nifas ke-2 (KF2) dilakukan pada minggu ke-2 setelah persalinan; dan 3) kunjungan nifas ke-3 (KF3) dilakukan minggu ke-6 setelah persalinan. Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan pada saat dilaksanakannya kegiatan di Posyandu dan dilakukan bersamaan pada kunjungan bayi. Cakupan pelayanan ibu nifas tahun 2014 di Kabupaten Siak sebesar 90,67%. Terjadi sedikit peningkatan jika dibandingkan dengan cakupan tahun Target SPM sebesar 90% sudah berhasil dicapai. Jika dibandingkan dengan hasil cakupan pelayanan Nifas Propinsi Riau dan Nasional tahun 2014, cakupan pelayanan nifas Kabupaten Siak masih lebih tinggi. Gambaran hasil cakupan pelayanan ibu nifas tahun dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut. Gambar 4.6 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas di Kabupaten Siak Tahun ,62 Target SPM = 90% 90,26 90, Kemenkes, ,14 83,12 78,14 86,03 87, ,54 89, Riau Nasional Puskesmas dengan cakupan pelayanan ibu nifas tertinggi pada tahun 2014 adalah Puskesmas Mempura sebesar 114,58%, kemudian Puskesmas Lubuk Dalam sebesar 102,68% dan Puskesmas Sungai Mandau sebesar 102,48%. Selengkapnya akan disajikan pada Gambar 4.7 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak

41 Gambar 4.7 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2014 Target SPM = 90% Dari Gambar 4.7 di atas terlihat bahwa Puskesmas Perawang (89,97%), Pukesmas Kerinci Kanan (88,34%), Puskesmas Dayun (85,31%), Puskesmas Sabak Auh (84,82%), Puskesmas Sungai Apit (84,62%), Puskesmas Siak (80,16%) dan Puskesmas Sungai Apit (64,15%) merupakan Puskesmas dengan hasil cakupan pelayanan ibu nifas yang masih di bawah target SPM sebesar 90%. d. Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) Bayi sampai umur 28 hari merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan Kunjungan neonatal lengkap (KN Lengkap) yaitu pelayanan kesehatan pada neonatal, minimal 3 kali yaitu 1 kali pada usia 6-48 jam, 1 kali pada 3 7 hari, dan 1 kali pada 8-28 hari sesuai standar. Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) Kabupaten Siak tahun 2014 sebesar 97,98%. Target Kementerian Kesehatan tahun 2014 sebesar 88% sudah tercapai. Jika dibandingkan dengan cakupan KN Lengkap Propinsi Riau tahun 2014 sebesar 85,47% dan Nasional sebesar 93,33%, maka cakupan Kabupaten Siak masih lebih tinggi. Gambaran hasil cakupan kunjungan neonatal (KN Lengkap) tahun disajikan pada Gambar 4.8 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak

42 Gambar 4.8 Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) di Kabupaten Siak Tahun ,2 96,1 98,22 89,18 90,97 97,35 96, , ,1 Target Kemkes : 88% ,47 93, Riau Nasional Gambar 4.8 menunjukkan cakupan KN Lengkap di Kabupaten Siak sejak tahun 2010 sampai tahun 2014 sudah mencapai target 88%. Puskesmas dengan cakupan tertinggi pelayanan neonatal (KN Lengkap) adalah Puskesmas Koto Gasib sebesar 103,92% dan yang terendah adalah Puskesmas Sabak Auh sebesar 88,56%. Hasil cakupan KN Lengkap menurut Puskesmas selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.9 berikut ini. Gambar 4.9 Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2014 Kemenkes = 88% Profil Kesehatan Kab. Siak

43 e. Pelayanan Kesehatan pada Bayi Pelayanan kesehatan pada bayi minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan, 1 kali pada umur 6-8 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, Campak), pemantauan pertumbuhan, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK), pemberian vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan, penyuluhan pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MP ASI). Cakupan pelayanan kesehatan bayi tahun 2014 di Kabupaten Siak sebesar 105,41%, meningkat dibanding tahun 2013 yang hanya 102,29%. Target SPM sebesar 90% tahun 2010 sudah tercapai. Jika dibandingkan dengan cakupan Propinsi Riau sebesar 85,15% dan Nasional sebesar 92,93%, maka cakupan pelayanan kesehatan bayi di Kabupaten Siak jauh lebih tinggi. Gambaran hasil cakupan pelayanan kesehatan bayi tahun di Kabupaten Siak disajikan pada Gambar Gambar 4.10 Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Kabupaten Siak Tahun ,95 99,73 102,29 105, Kemenkes, ,9 84,42 88,63 Target SPM = 90% ,15 92, Riau Nasional Gambar 4.10 menunjukkan trend peningkatan cakupan pelayanan kesehatan bayi dari 88,63% tahun 2011 menjadi 105,41% tahun Puskesmas dengan cakupan tertinggi pelayanan kesehatan bayi tahun 2014 adalah Puskesmas Perawang sebesar 127,97% dan Puskesmas Mempura sebesar 127,65%. Sedangkan Puskesmas yang belum memenuhi target SPM sebesar 90% Profil Kesehatan Kab. Siak

44 adalah Puskesmas Pusako (49,14%), Puskesmas Koto Gasib (75%), Puskesmas Minas (78,72%) dan Puskesmas Sungai Mandau (89,84%). Cakupan pelayanan kesehatan bayi menurut Puskesmas tahun 2014 selengkapnya terlihat pada Gambar 4.11 di bawah ini. Gambar 4.11 Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2014 Target SPM= 90% f. Pelayanan Kesehatan pada Anak Balita Pelayanan kesehatan pada anak Balita adalah pelayanan kesehatan bagi anak umur bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, dan pemberian vitamin A 2 x setahun. Cakupan pelayanan kesehatan anak Balita tahun 2014 di Kabupaten Siak sebesar 80,49%. Terjadi peningkatan jika dibanding tahun 2013 yang hanya 73,38%. Target SPM sebesar 90% pada tahun 2010 sampai saat ini belum tercapai. Cakupan Kabupaten Siak tahun 2014 lebih tinggi jika dibandingkan dengan cakupan Propinsi Riau yang hanya 73,08% dan Nasional hanya 75,82%. Gambaran hasil cakupan pelayanan kesehatan anak Balita tahun di Kabupaten Siak disajikan pada Gambar Profil Kesehatan Kab. Siak

45 Gambar 4.12 Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita di Kabupaten Siak Tahun Target SPM = 90% Kemenkes, ,58 50,58 72,06 60,89 65,54 73,38 80, ,08 75, Riau Nasional Gambar 4.12 menunjukkan trend peningkatan cakupan pelayanan kesehatan anak Balita dari 60,89% tahun 2011 menjadi 80,49% tahun 2014, meskipun target SPM sebesar 90% belum tercapai. Puskesmas dengan cakupan tertinggi pelayanan kesehatan anak Balita tahun 2014 adalah Puskesmas Koto Gasib yakni sebesar 134,12%, kemudian Puskesmas Sabak Auh sebesar 130,52% dan Puskesmas Sungai Apit sebesar 121,98%. Selengkapnya terlihat pada Gambar 4.13 di bawah ini. Gambar 4.13 Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2014 Target SPM= 90% Profil Kesehatan Kab. Siak

46 g. Pelayanan Kesehatan pada Siswa SD dan Setingkat Cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat meliputi pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD/MI. Target Renstra dan target SPM tahun 2010 sebesar 100%. Cakupan penjaringan kesehatan murid kelas 1 SD dan setingkat di Kabupaten Siak tahun 2014 sebesar 100% atau sebanyak murid kelas 1 SD dan setingkat sudah diperiksa kesehatannya. Target SPM sebesar 100% sudah tercapai. Gambaran cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat tahun disajikan pada Gambar 4.14 di bawah ini. Gambar 4.14 Persentase Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD/Setingkat di Kabupaten Siak Tahun Target SPM = 100% 55,67 29, , Kemenkes, ,46 82,17 Riau Nasional 2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Tingkat pencapaian pelayanan Keluarga Berencana dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang/pernah menggunakan alat kontrasepsi (peserta KB aktif), tempat pelayanan KB dan jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menjadi peserta KB aktif di Kabupaten Siak Tahun 2014 sebanyak pasangan atau 71,16% dari PUS yang terdata. Persentase peserta KB aktif di Kabupaten Siak masih di bawah persentase peserta KB aktif Propinsi Riau tahun 2014 yang mencapai angka 72,70% dan Nasional sebesar 74,87%. Target SPM tahun 2010 sebesar 70% sudah tercapai. Profil Kesehatan Kab. Siak

47 Gambaran peserta KB aktif di Kabupaten Siak tahun dapat dilihat pada Gambar 4.15 berikut ini. Gambar 4.15 Persentase Peserta KB Aktif di Kabupaten Siak Tahun Target SPM = 70% 71,92 71,16 80 Kemenkes, ,71 45,13 49,56 30,13 56, ,7 74, Riau Nasional Gambar 4.15 menunjukkan trend peningkatan peserta KB aktif di Kabupaten mulai dari 30,13% tahun 2011 menjadi 71,16% tahun Proporsi peserta KB aktif menurut alat/cara KB yang sedang digunakan tahun 2014 di Kabupaten Siak seperti terlihat pada Gambar 4.16 di bawah ini. Gambar 4.16 Persentase Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi di Kabupaten Siak Tahun ,90% 7,65% 2,65% 1,20% 0,02% 23,26% Suntik Pil Kondom Implant IUD MOW MOP 62,32% Profil Kesehatan Kab. Siak

48 Dari Gambar 4.16 di atas terlihat bahwa jenis kontrasepsi yang paling banyak diminati di Kabupaten Siak adalah suntik sebesar 62,32%, kemudian pil sebesar 23,26% dan Implant sebesar 7,65%. Sedangkan yang paling sedikit diminati adalah jenis kontrasepsi Medis Operatif Pria (MOP) atau vasektomi hanya 0,02% dan Medis Operatif Wanita (MOW) atau Tubektomi sebesar 1,20%. 3. Pelayanan Imunisasi Bayi dan anak-anak memiliki resiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular yang dapat mematikan seperti Difteri, Tetanus dan Hepatitis B. Salah satu pencegahan yang terbaik agar kelompok bersiko ini terlindung adalah dengan imunisasi. Imunisasi dasar pada bayi terdiri dari : Imunisasi Hepatitis B diberikan pada bayi usia 0-7 hari Imunisasi BCG diberikan pada bayi usia 0-11 bulan Imunisasi Polio diberikan pada bayi usia 0-11 bulan dengan interval minimal 1 bulan Imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib diberikan pada bayi usia 2-11 bulan dengan interval minimal 1 bulan Imunisasi Campak diberikan pada bayi usia 9-11 bulan Cakupan imunisasi dasar pada bayi tahun 2014 di Kabupaten Siak dapat dilihat pada Gambar 4.17 berikut ini. Gambar 4.17 Persentase Cakupan Imunisasi Dasar pada Bayi di Kabupaten Siak Tahun ,95 104,32 99,71 101,52 101,26 97,32 DPT1+HB1 BCG DPT3+HB3 Polio 4 Cambak Imunisasi dasar lengkap Profil Kesehatan Kab. Siak

49 Imunisasi dasar lengkap adalah bayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap meliputi satu dosis imunisasi Hepatitis B, satu dosis imunisasi BCG, tiga dosis imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, empat dosis imunisasi polio, dan satu dosis imunisasi campak. Cakupan imunisasi dasar lengkap tahun 2014 di Kabupaten Siak sebesar 97,32%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan cakupan Propinsi Riau yang hanya 82,2% dan Nasional hanya 86,9%. Cakupan imunisasi dasar lengkap menurut Puskesmas tahun 2014 dapat dilihat pada Gambar 4.18 di bawah ini. Gambar 4.18 Persentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2014 Target jangkauan imunisasi bayi ditunjukkan dengan jangkauan imunisasi DPT1 karena imunisasi ini merupakan salah satu antigen kontak pertama dari semua imunisasi yang diberikan kepada bayi. Sedangkan target tingkat perlindungan imunisasi bayi ditunjukkan dengan cakupan imunisasi campak karena imunisasi ini merupakan antigen kontak terakhir dari semua imunisasi yang diberikan kepada bayi. Cakupan imunisasi campak di Kabupaten Siak tahun 2014 sudah mencapai 101,26%. Jika dibandingkan dengan cakupan imunisasi campak Propinsi Riau tahun 2014 sebesar 87,1% dan Nasional sebesar 94,7%, maka hasil cakupan Profil Kesehatan Kab. Siak

50 imunisasi campak Kabupaten Siak masih jauh lebih tinggi. Realisasi cakupan imunisasi campak tahun dapat dilihat pada Gambar 4.19 berikut ini. Gambar 4.19 Persentase Pencapaian Imunisasi Campak di Kabupaten Siak Tahun ,84 104,58 100,21 95,44 99,69 101,67 103, , ,1 Kemenkes, , Riau Nasional Puskesmas dengan cakupan imunisasi campak tertinggi tahun 2014 adalah Puskesmas Sabak Auh yakni 128,81% dan cakupan terendah adalah Puskesmas Minas yakni 87,01%. Hasil cakupan imunisasi campak per Puskesmas akan disajikan pada Gambar 4.20 berikut ini. Gambar 4.20 Persentase Pencapaian Imunisasi Campak menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2014 Profil Kesehatan Kab. Siak

51 Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Suatu desa/kelurahan telah mencapai target UCI apabila 80% bayi di desa/kelurahan tersebut mendapat imunisasi dasar lengkap. Desa/Kelurahan UCI tahun 2014 sebanyak 122 desa/kelurahan atau 93,13% dari 131 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Siak. Persentase desa/kelurahan UCI tahun 2014 lebih tinggi dibanding tahun Target SPM sebesar 100% belum tercapai. Pencapaian UCI tingkat desa/kelurahan di Kabupaten Siak tahun akan disajikan pada Gambar 4.21 berikut ini. Gambar 4.21 Persentase Pencapaian UCI di Tingkat Desa/Kelurahan di Kabupaten Siak Tahun Target SPM= 100% Kemenkes, ,06 82,3 91,15 81,42 62,52 68,25 91,47 86, , ,08 81, Riau Nasional Dari Gambar 4.21 di atas terlihat persentase Desa/Kelurahan UCI Kabupaten Siak tahun 2014 lebih tinggi dari pada persentase Desa/Kelurahan UCI di Propinsi Riau tahun 2014 yang hanya sebesar 74,08% dan Nasional hanya sebesar 81,82%. Idealnya seorang anak mendapatkan seluruh imunisasi dasar sesuai umurnya, sehingga kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dapat optimal. Namun kenyataannya, sebagian anak tidak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap. Anak-anak inilah yang disebut dengan drop out imunisasi. Imunisasi DPT1-HB adalah jenis imunisasi yang pertama kali diberikan pada bayi. Sebaliknya, imunisasi campak adalah imunisasi dasar yang terakhir diberikan pada bayi. Diasumsikan bayi yang mendapat imunisasi campak telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Untuk itu maka Profil Kesehatan Kab. Siak

52 angka drop out imunisasi bayi dapat diketahui dengan perhitungan yang didasarkan atas persentase penurunan cakupan imunisasi campak terhadap cakupan imunisasi DPT1-HB. B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN Beberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan adalah peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di kelas III di rumah sakit, cakupan pelayanan gawat darurat, dan lain-lain. 1. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR), rata-rata lama hari perawatan (Average length of Stay/ALOS), ratarata tempat tidur dipakai (Bed Turn Over/BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn of Interval/TOI), persentase pasien keluar yang meninggal (Gross Death Rate/GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal < 24 jam perawatan (Net Death Rate/NDR). Data tahun 2014 tentang indikator pelayanan RSUD Siak dengan 102 tempat tidur adalah : BOR = 64,11%, ALOS = 2,88 hari, TOI = 2,17 hari, GDR = 1,23% dan NDR = 2,20%. 2. Jaminan Kesehatan Daerah Sejak tahun 2012, Pemerintah Kabupaten Siak sudah mengalokasikan anggaran untuk menjamin seluruh masyarakat Kabupaten Siak mendapatkan pelayanan kesehatan gratis mulai dari pelayanan kesehatan dasar di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik Pemerintah sampai ke pelayanan kesehatan tingkat lanjut (rujukan) ke Rumah Sakit yang sudah melakukan Perjanjian Kerja Sama dengan Pemerintah Kabupaten Siak. Profil Kesehatan Kab. Siak

53 Rumah Sakit yang sudah melakukan Perjanjian Kerja Sama dengan Pemerintah Kabupaten Siak Tahun 2014 untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat lanjut adalah sebagai berikut: 1. Pelayanan Kesehatan PPK I yaitu RSUD Siak, RSUD Mandau Duri dan RSUD Selasih Pelalawan. 2. Pelayanan Kesehatan PPK II yaitu RSUD Arifin Propinsi Riau, RSI Ibnu Sina Pekanbaru, RS Jiwa Tampan. 3. Pelayanan Kesehatan PPK III yaitu RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta, RSAB Harapan Kita Jakarta, dan RS Ortopedi Solo. Jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan rujukan tahun 2014 sebanyak orang dengan rincian sebangai berikut : 1. RSUD Siak sebanyak orang 2. RSUD Arifin Ahmad Riau sebanyak orang 3. RSUD Selasih Pelalawan sebanyak 543 orang 4. RSI Ibnu Sina Pekanbaru sebanyak 111 orang 5. RSJ Tampan Pekanbaru sebanyak 66 orang 6. RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta sebanyak 20 orang 7. RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta sebanyak 13 orang 8. RSUD Mandau Duri sebanyak 6 orang 9. RS Ortopedi Solo sebanyak 2 orang 10. RSAB Harapan Kita Jakarta sebanyak 2 orang C. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR Upaya pemberantasan penyakit menular lebih ditekankan pada pelaksanaan surveilans epidemiologi dengan penemuan penderita secara dini yang ditindaklanjuti dengan penanganan secara cepat melalui pengobatan penderita. Di samping itu pelayanan lain yang diberikan adalah upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi, upaya pengurangan faktor risiko melalui kegiatan untuk peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan. Uraian singkat berbagai upaya tersebut seperti berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak

54 1. Pengendalian Penyakit Polio Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi Polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur < 15 tahun untuk mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. Pada tahun 2014, cakupan imunisasi Polio 4 pada bayi di Kabupaten Siak sebesar 101,52%. Hasil cakupan imunisasi Polio 4 tahun 2014 menurut Puskesmas dapat dilihat pada Gambar 4.22 berikut ini. Gambar 4.22 Persentase Cakupan Imunisasi Polio 4 menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun Minas Lubuk Dalam Kerinci Mempur Sungai Perawan Bunga Tualang Dayun Kanan a Apit g Raya Kandis Sabak Auh Koto Gasib Pusako Sungai KAB.SI Mandau AK Polio 3 81,38 86,93 88,48 90,17 91,15 94,71 97,23 102,03 109, ,83 114,89 115,52 131,69 101,52 Gambar 4.22 menunjukkan semua Puskesmas persentase cakupan imunisasi Polio 4 sudah di atas 80%. Puskesmas dengan cakupan tertinggi adalah Puskesmas Sungai Mandau yakni mencapai 131,69%, sedangkan Puskesmas Minas dengan cakupan paling rendah sudah mencapai 81,38%. 2. Pengendalian TB-Paru Tujuan utama pengendalian TB Paru sesuai target MDGs tahun 2015 adalah: 1) dihentikan atau mulai berkurangnya angka kejadian, prevalensi dan tingkat kematian akibat TB; 2) sedikitnya 70% kasus TB Paru BTA+ terdeteksi dan diobati melalui program Directly Observed Treatment Shortcource Profil Kesehatan Kab. Siak

55 Chemotherapy (DOTS) atau pengobatan TB Paru dengan pengawasan langsung Pengawas Minum Obat (PMO); dan 3) sedikitnya 85% kasus Tuberkulosis yang diobati dan sembuh dalam program DOTS. Kesembuhan penderita TB Paru adalah pasien yang telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap dan hasil pemeriksaan apusan dahak ulang (follow-up) dengan hasil negatif pada akhir pengobatan dan pada satu pemeriksaan sebelumnya. Jumlah penderita BTA + yang diobati tahun 2014 sebanyak 204 kasus dan sebanyak 153 kasus dinyatakan sembuh, dengan angka kesembuhan (cure rate) sebesar 75,00%. Angka ini sedikit lebih tinggi dibanding tahun 2013 yang hanya 73,81%. Trend angka kesembuhan dari tahun dapat dilihat pada Gambar 4.23 berikut ini. Gambar 4.23 Angka Kesembuhan (Cure Rate) Penderita TB Paru di Kabupaten Siak Tahun MDGs 2015 = 85% Kemenkes, ,48 59,8 75,14 71,43 73, ,3 74, Riau Nasional Gambar 4.23 menunjukan trend Cure Rate penderita TB paru di Kabupaten Siak. Cure Rate Kabupaten Siak tahun 2014 lebih tinggi dari Cure Rate Propinsi Riau yang hanya 72,3% dan Nasional hanya 74,2%. Target angka kesembuhan sebesar 85% belum pernah tercapai. Capaian angka kesembuhan menurut Puskesmas tahun 2014 dapat dilihat pada Gambar 4.24 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak

56 Gambar 4.24 Angka Kesembuhan (Cure Rate) Penderita TB Paru menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2014 KAB. SIAK Sungai Apit Sungai Mandau Bunga Raya Koto Gasib Sabak Auh Pusako Perawang Minas Lubuk Dalam Dayun Tualang Kandis Siak Kerinci Kanan , ,64 60,61 92,54 85,71 77,78 MDGs 2015 = 85% Dari Gambar 4.24 di atas terlihat sebanyak 6 (enam) Puskesmas angka kesembuhan penyakit TB Paru masih di bawah target 85% dan 6 (enam) Puskesmas lainnya angka kesembuhannya sudah mencapai 100%. Keberhasilan pengobatan (Success Rate) adalah jumlah penderita yang sembuh dan pengobatan lengkap. Success Rate penderita TB Paru di Kabupaten Siak tahun 2014 sebesar 83,33%. Angka ini meningkat dibanding tahun 2013 yang hanya 76,19%. Gambaran Success Rate periode tahun dapat dilihat pada Gambar 4.25 berikut ini. Gambar 4.25 Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap (Success Rate) Penderita BTA (+) di Kabupaten Siak Tahun MDGs 2015 = 85% 85, Kemenkes, ,6 76, , ,4 81, ,48 59, Riau Nasional Profil Kesehatan Kab. Siak

57 Angka kesembuhan dan pengobatan lengkap (Success Rate) TB Paru menurut Puskesmas tahun 2014 dapat dilihat pada Gambar 4.26 berikut ini. Gambar 4.26 Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap (Success Rate) menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2014 KAB. SIAK Sungai Apit Sungai Mandau Kerinci Kanan Bunga Raya Koto Gasib Sabak Auh Pusako Tualang Perawang Minas Siak Lubuk Dalam Dayun Kandis 83, ,94 92,54 85,71 83,33 77,78 72,73 56,82 MDGs 2015 = 85% Dari Gambar 4.26 di atas terlihat bahwa masih ada 4 Puskesmas dengan success rate kurang dari 85%, yaitu Puskesmas Siak, Puskesmas Lubuk Dalam, Puskesmas Dayun dan Puskesmas Kandis. 3. Pengendalian ISPA Program pemberantasan penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam dua golongan yaitu Pneumonia dan bukan Pneumonia. Penyakit batuk pilek seperti rhinitis, faringitis, tonsillitis dan penyakit jalan nafas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan Pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan nafas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan antibiotik. Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan harus ditatalaksanakan sesuai standar, dengan demikian angka penemuan kasus ISPA juga menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA. Hasil cakupan penemuan penderita Pneumonia Balita pada tahun 2014 sebesar 48,60% atau kasus dari perkiraan kasus (10% dari jumlah Balita yang ada). Semua kasus yang ditemukan sudah ditangani sesuai standar. Profil Kesehatan Kab. Siak

58 4. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS Upaya penanggulangan HIV yang dilakukan tahun 2014 oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Siak adalah meningkatkan kompetensi petugas Puskesmas melalui pelatihan Penyegaran Pelatih Konselor PITC (ProviderInitiative Test and Counselling). Pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kesehatan di Puskesmas agar mampu melakukan konseling pra tes, tes HIV, konseling pasca tes dan konseling berkelanjutan yang dibutuhkan oleh penderita HIV/AIDS. Jumlah petugas Puskesmas yang sudah dilatih sebanyak 30 orang. 5. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Upaya pengendalian penyakit DBD lebih dititikberatkan pada penggerakkan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan pemeriksaan jentik berkala. Keberhasilan kegiatan PSN antara lain dapat diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ). Hasil kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) yang dilakukan terhadap rumah/bangunan di 14 Kecamatan diketahui sebanyak rumah/bangunan atau 67.22% bebas dari jentik aedes aegypti. Angka ini menurun dibanding ABJ tahun 2013 yang mencapai 70,30%. Gambar 4.27 menyajikan perkembangan ABJ di Kabupaten Siak Tahun Gambar 4.27 Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes di Kabupaten Siak Tahun ,2 86,25 91,13 74,83 70, ,07 74,5 73,13 69,74 67, Profil Kesehatan Kab. Siak

59 6. Pengendalian Penyakit Malaria Malaria sebagai salah satu penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Siak. Penegakan diagnosa penderita secara cepat dan pengobatan yang tepat merupakan salah satu upaya penting dalam rangka pemberantasan penyakit Malaria di samping pengendalian vektor pontensial. Upaya yang dilakukan dalam pengendalian penyakit Malaria di Kabupaten Siak disamping pengobatan penderita antara lain adalah Malariometric Survey ke sekolah-sekolah, supervisi dan penyuluhan tentang penyakit malaria di daerahdaerah yang banyak penderita Malaria, penyemprotan rumah sebagai tindakan preventif yang dilaksanakan di 12 desa di Kabupaten Siak. 7. Pengendalian Penyakit Kusta Upaya pengendalian penyakit Kusta yang dilaksanakan di Kabupaten Siak tahun 2014 antara lain melalui kegiatan chase survey Kusta di 6 sekolah dasar, pemeriksaan intensif penderita yang datang ke Puskesmas dengan keluhan atau kontak dengan penderita penyakit Kusta. 8. Pengendalian Penyakit Filaria Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Upaya pengendalian penyakit Filariasis melalui pengobatan massal Filariasis bagi semua masyarakat di Kabupaten Siak tahun 2014 sudah dilaksanakan di 131 desa/kelurahan. Program pengobatan massal Filariasis dilaksanakan sekali dalam setahun selama lima tahun berturut-turut. D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 1. Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Anemia gizi adalah kekurangan kadar Haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Profil Kesehatan Kab. Siak

60 HB tersebut. Sebagian besar anemia disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut anemia kekurangan zat besi atau anemia gizi besi. Pelayanan pemberian tablet Fe dimaksudkan untuk mengatasi kasus Anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil. Cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil Fe-1 dan Fe-3 periode tahun dapat dilihat pada Gambar 4.28 di bawah ini. Gambar 4.28 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil di Kabupaten Siak Tahun ,3 82,6 83,2 75, ,75 102,26 99,6 100,02 93,66 111,95 103,14 99,45 94,86 97,01 95,07 101,43 97, ,9 72,8 73,8 65, Fe-1 Fe-3 Dari Gambar 4.28 terlihat bahwa trend cakupan pemberian tablet besi (Fe- 1 dan Fe-3) dari tahun fluktuatif. Cakupan Fe-1 Periode tahun cenderung menurun dari 111,95% tahun 2011 menjadi 97,01% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 101,43%. Demikian juga dengan cakupan Fe-3, pada periode tahun cenderung menurun dari 99,6% pada tahun 2008 menjadi 93,66% pada tahun 2010, tetapi pada tahun 2011 kembali naik menjadi 103,14% dan pada tahun 2012 kembali menurun menjadi 94,86%. Tahun 2014 ini meningkat menjadi 97,50%. Puskesmas dengan cakupan Fe-3 tertinggi tahun 2014 adalah Puskesmas Lubuk Dalam sebesar 127,56%, kemudian Puskesmas Mempura sebesar 112,30%, dan Puskesmas Dayun sebesar 107,15%. Sementara Puskesmas dengan cakupan Fe-3 terendah tahun 2014 adalah Puskesmas Sungai Apit yakni sebesar 87,85%. Hasil selengkapnya disajikan pada Gambar 4.29 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak

61 Gambar 4.29 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe-3) pada Ibu Hamil menurut Puskemas di Kabupaten Siak Tahun 2014 KAB. SIAK Lubuk Dalam Mempura Dayun Minas Pusako Perawang Tualang Koto Gasib Sabak Auh Kandis Sungai Mandau Bunga Raya Siak Kerinci Kanan Sungai Apit 97,5 127,56 112,3 107,15 101,53 101,53 96,53 96,24 95,88 95,93 94,51 92,26 91,6 90,61 89,24 87, Pemberian Kapsul Vitamin A Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan mata. Salah satu upaya perbaikan gizi adalah pemberian kapsul vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan diberikan kapsul vitamin A dosis 100 μa 1 kali per tahun, dan anak Balita umur bulan diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi 200μA 2 kali per tahun dan diberikan pada Bulan Februari dan Bulan Agustus. Gambaran cakupan pemberian Vitamin A pada bayi dan anak Balita periode tahun disajikan pada Gambar 4.30 berikut ini. Gambar 4.30 Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita di Kabupaten Siak Tahun , , , , , , , , Anak Balita Bayi Kemenkes, ,8 86,3 85,5 89 Riau Anak Balita Nasional Bayi Profil Kesehatan Kab. Siak

62 Dari Gambar 4.30, terlihat bahwa cakupan pemberian Vitamin A pada bayi fluktuatif sejak tahun Tahun 2014 meningkat cukup signifikan menjadi 97,96% dibanding tahun 2013 yang hanya 48,48%. Cakupan pemberian vitamin A pada bayi tahun 2014 di Kabupaten Siak lebih tinggi dibanding cakupan Propinsi Riau dan Nasional. Target Kementerian Kesehatan sebesar 85% sudah tercapai. Cakupan pemberian vitamin A pada anak Balita cenderung menurun dari 119,76% tahun 2012 menjadi 81,87% tahun 2013 dan tahun 2014 meningkat menjadi 87,69%. Jika dibanding dengan cakupan Propinsi Riau sebesar 87,8% maka cakupan Kabupaten Siak sedikit lebih rendah, tetapi jika dibanding dengan cakupan Nasional tahun 2014 sebesar 85,5% maka cakupan Kabupaten Siak lebih tinggi. Target Kementerian Kesehatan sebesar 85% tahun 2014 sudah tercapai. Puskesmas dengan cakupan pemberian Vitamin A pada Anak Balita tertinggi tahun 2014 adalah Puskesmas Mempura sebesar 120,68% dan yang terendah adalah Puskesmas Siak sebesar 46,69%. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.31 berikut ini. Gambar 4.31 Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2014 Kemkes = 85% Profil Kesehatan Kab. Siak

63 3. Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara ekslusif sejak lahir sampai usia 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai usia 24 bulan. Mulai usia 6 bulan, bayi mendapatkan makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai kebutuhan tumbuh kembangnya. Pelaporan pemberian ASI dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dihitung dengan mengakumulasi pembilang (bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI ekslusif) dan penyebut (jumlah bayi 0-6 bulan yang tercatat dalam register pencatatan pemberian ASI) berdasarkan laporan bulan Februari dan Agustus. Pada tahun 2008 jumlah bayi yang mendapatkan ASI Ekslusif sebanyak bayi, tahun 2009 sebanyak bayi, tahun 2010 sebanyak bayi, tahun 2011 sebanyak bayi, tahun 2012 sebanyak bayi, tahun 2013 sebanyak bayi dan tahun 2014 sebanyak bayi. Terjadi peningkatan jumlah bayi yang mendapatkan ASI Ekslusif setiap tahunnya. Gambaran pemberian ASI Ekslusif di Kabupaten Siak dari tahun 2013 dan tahun 2014 dapat dilihat pada Gambar 4.32 berikut ini. Gambar 4.32 Persentase Cakupan Pemberian ASI Ekslusif di Kabupaten Siak Tahun ,78 65,1 55,7 52, Siak 2013 Siak 2014 Riau 2014 Nasional 2014 Dari Gambar 4.32 di atas terlihat adanya penurunan persentase pemberian ASI Ekslusif pada tahun 2014 dibanding tahun Jika dibanding dengan cakupan Propinsi Riau dan Nasional, cakupan Kabupaten Siak masih lebih tinggi. Profil Kesehatan Kab. Siak

64 Cakupan tertinggi pemberian ASI Ekslusif tahun 2014 adalah Puskesmas Bunga Raya yakni sebesar 88,82% dan yang terendah adalah Puskesmas Mempura hanya 28,33%. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.33 berikut ini. Gambar 4.33 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2014 E. STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan adalah tolok ukur kinerja pelayanan kesehatan Daerah Kabupaten/Kota. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, terdapat 4 (empat) jenis pelayanan dengan 18 indikator. Hasil capaian kinerja SPM Kabupaten Siak tahun 2014 menunjukkan bahwa dari 18 indikator SPM yang ditetapkan, ada 1 (satu) indikator yang belum tercapai yaitu cakupan pelayanan anak Balita dan 2 sub indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit. Realisasi pencapaian indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal tahun 2014 Kabupaten Siak selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak

65 Tabel 4.1 Indikator Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten Siak Tahun 2014 Realisasi Kab. Siak Target Indikator Nasional A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR : 1. Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 95,07% 95,18% 95% 2. Cakupan komplikasi kebidanan yg ditangani 90,13% 91,73% 80% 3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga 90,26% 93,31% 90% kesehatan yg memiliki kompetensi kebidanan 4. Cakupan pelayanan nifas 90,26% 90,67% 90% 5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yg 93,86% 89,31% 80% ditangani 6. Cakupan kunjungan bayi 102,29% 105,41% 90% 7. Cakupan desa/kelurahan Universal ChiId 86,26% 93,13% 100% Immunization 8. Cakupan pelayanan anak balita 73,38% 80,49% 90% 9. Cakupan pemberian MP-ASI pd anak usia % 100% 100% bulan keluarga miskin 10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% 100% 100% 11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan 100% 100% 100% setingkat 12. Cakupan peserta KB Aktif 71,92% 71,16% 70% 13. Cakupan penemuan & penanganan penderita penyakit : a. AFP Rate per penduduk <15 th 2,03 0,67 >2 b. Penemuan dan penanganan penderita pnemonia 47,33% 48,60% 100% Balita c. Penemuan dan pengobatan pasien baru BTA (+) 36,51% 71,18% 70% d. Penderita DBD yg ditangani 100% 100% 100% e. Penemuan penderita diare 134,76% 100,59% 100% 14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar 100% 100% 100% masyarakat miskin B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN: 15. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien 100% 100% 100% masyarakat miskin 16. Cakupan pelayanan Gawat darurat level 1 yang 100% 100% 100% harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/kota C. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN KLB 17. Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang 100% 100% 100% dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 jam D. PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 18. Cakupan desa siaga aktif 89,31% 92,37% 80% Profil Kesehatan Kab. Siak

66 BAB 5 SUMBER DAYA KESEHATAN Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada bab ini, sumber daya kesehatan diulas dengan menyajikan gambaran keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan. A. SARANA KESEHATAN 1. Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan. Puskesmas memiliki fungsi sebagai : 1) pusat pembangunan berwawasan kesehatan; 2) pusat pemberdayaan masyarakat; 3) pusat pelayanan kesehatan primer; dan 4) pusat pelayanan kesehatan perorangan. Pada tahun 2014 jumlah fasilitas pelayanan kesehatan dasar milik Pemerintah yang ada di Kabupaten Siak terdiri dari Puskesmas sebanyak 15 unit yang terdiri dari 7 unit Puskesmas Perawatan dan 8 unit Puskesmas Non Perawatan, Puskesmas Pembantu sebanyak 87 unit, Polindes/Poskesdes sebanyak 103 unit. Semua Kecamatan di Kabupaten Siak sudah memiliki 1 unit Puskesmas dan khusus di Kecamatan Tualang memiliki 2 unit Puskesmas. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Siak, pada tahun 2012 melalui dana APBD Propinsi Riau telah dibangun gedung baru Puskesmas Siak. Pada tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Siak juga telah membangun gedung baru Puskesmas Perawang dan Puskesmas Bunga Raya. Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terutama yang tinggal di pedesaan, Pemerintah Kabupaten Siak pada tahun 2014 juga telah membangun 12 unit Puskesmas Pembantu dan merehab 8 unit gedung Puskesmas Pembantu yang rusak dan 4 unit Polindes. Profil Kesehatan Kab. Siak

67 Tabel 5.1 Pembangunan Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Siak Tahun NO Jumlah Jumlah Fasilitas Kesehatan Jumlah FASILITAS Tahun 2010 dibangun (Tahun) sampai KESEHATAN tahun 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Puskesmas Pustu Polindes/Poskesdes Dari Tabel 5.1 di atas dapat dijelaskan bahwa dari tahun 2011 sampai tahun 2014 telah dibangun gedung baru Puskesmas sebanyak 7 unit dengan rincian sebagai berikut : - Tahun 2011 telah dibangun satu unit Puskesmas di Kecamatan Pusako karena saat itu di Kecamatan Pusako belum ada Puskesmas. - Tahun 2012 telah dibangun satu unit gedung baru Puskesmas Siak bersumber dana dari APBD Propinsi Riau, karena sebelumnya Puskesmas Siak belum memiliki gedung sendiri dan menumpang di gedung bekas RSUD Siak. - Tahun 2013 melalui dana APBD Kabupaten Siak telah dibangun 2 unit gedung baru Puskesmas yaitu (1) Puskesmas Perawang (relokasi) karena lokasi gedung lama sudah tidak memadai dan kondisi bangunan lama juga rusak berat; (2) Puskesmas Bunga Raya karena kondisi gedung lama yang sudah tidak memadai. Melalui dana APBD Propinsi Riau juga dibangun tiga unit gedung baru Puskesmas yaitu : (1) Puskesmas Kandis (relokasi), (2) Puskesmas Lubuk Dalam (relokasi) dan (3) Puskesmas Sabak Auh Adapun jumlah Puskesmas Pembantu yang sudah dibangun dari tahun 2011 sampai dengan 2014 sebanyak 16 unit dan 2 unit diantaranya adalah relokasi sehingga jumlah Puskesmas Pembantu sampai tahun 2014 adalah 87 unit. Sedangkan Polindes dan Poskesdes yang dibangun oleh Dinas Kesehatan melalui APBD Kabupaten Siak dari tahun 2011 sampai dengan 2014 sebanyak 2 unit dan 20 unit lainnya dibangun oleh Kecamatan melalui dana Kelompok Masyarakat (Pokmas). Rasio fasilitas kesehatan per satuan penduduk di Kabupaten Siak tahun dapat dilihat pada Tabel 5.2 dan Tabel 5.3 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak

68 Tabel 5.2 Rasio Puskesmas, Pustu, Polindes/Poskesdes per satuan Penduduk di Kabupaten Siak Tahun No Fasilitas Kesehatan Jumlah/Tahun (1) (2) (5) (6) (7) (8) 1. Puskesmas Pustu Polindes/Poskesdes Jumlah Penduduk Rasio Puskesmas per satuan penduduk 1 : : : : : Rasio Pustu per satuan penduduk 1 : : : : : Rasio Polindes/Poskesdes per satuan penduduk 1 : : : : : Tabel 5.3 Rasio Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan di Desa/Kelurahan Per satuan Penduduk di Kabupaten Siak Tahun 2014 Jumlah Penduduk Jumlah Desa/Kel PUSKESMAS Fasilitas Kesehatan di Desa/Kelurahan No Kecamatan Jumlah Rasio Jumlah Rasio (1) (2) (3) (4 (5) (6) (7) (8) 1 Siak : : Sungai Apit : : Minas : : Tualang : : Sungai Mandau : : Dayun : : Kerinci Kanan : : Bunga Raya : : Koto Gasib : : Kandis : : Lubuk Dalam : : Sabak Auh : : Mempura : : Pusako : : 842 Jumlah : Dari Tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa semua Kecamatan dan Desa/kelurahan di Kabupaten Siak sudah memiliki fasilitas kesehatan dasar, kecuali Kecamatan Sabak Auh karena jarak Puskesmas dengan 2 desa yang tidak memiliki fasilitas kesehatan tersebut berdekatan yaitu Desa Bandar Sungai dan Desa Sabak Permai. Akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di dua desa tersebut langsung ke Puskesmas Sabak Auh. Profil Kesehatan Kab. Siak

69 2. Rumah Sakit Jumlah rumah sakit yang ada di Kabupaten Siak hanya 1 (satu) unit yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siak. RSUD Siak merupakan rumah sakit Type C dan menjadi rumah sakit rujukan pertama di Kabupaten Siak. 3. Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Posyandu aktif adalah Posyandu yang melaksanakan kegiatan hari buka dengan frekuensi lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader 5 orang atau lebih, cakupan utama (KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare) lebih dari 50% dan sudah ada satu atau lebih program tambahan, serta cakupan dana sehat <50%. Jumlah Posyandu aktif merupakan penjumlahan antara Posyandu Purnama dan Posyandu Mandiri. Jumlah Posyandu di Kabupaten Siak tahun 2014 sebanyak 392 unit, terdiri dari 44 Posyandu Pratama, 205 Posyandu Madya, 119 Posyandu Purnama dan 24 Posyandu Mandiri. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui jumlah Posyandu Aktif sebanyak 143 Posyandu. Persentase Posyandu menurut strata tahun 2014 dapat dilihat pada Gambar 5.1 berikut ini. Gambar 5.1 Persentase Posyandu menurut Strata di Kabupaten Siak Tahun 2014 Profil Kesehatan Kab. Siak

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, mengamanatkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan informasi dan edukasi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2013 No amount of guilt can change the past and no amount of worrying can change the future, by. Umar Ibn Al -Khattab Profiill Kesehatan Kabupaten Siiak Tahun 2013

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

Penyakit Endemis di Kalbar

Penyakit Endemis di Kalbar Penyakit Endemis di Kalbar 1. Malaria Penyakit Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009 (tabel 11) terdapat

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN TREND JAWA TIMUR TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 2011 Jl. A. Yani 118 Surabaya HTTP://dinkes.jatimprov.go.id Email : info@dinkesjatim.go.id DINAS Tahun KESEHATAN 2012 PROVINSI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2011-2015 adalah Kepulauan Anambas Sehat, sedangkan untuk mencapai visi tersebut diperlukan misi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Jalan Poros Andoolo Kel.

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI RIAU TAHUN 2010

PROFIL KESEHATAN PROVINSI RIAU TAHUN 2010 PROFIL KESEHATAN PROVINSI RIAU TAHUN 2010 Dinas Kesehatan Provinsi Riau Jl. Cut Nyak Dien III Pekanbaru Telp. (0761) 47968-23810, Fax. (0761) 47968 TIM PENYUSUN Pengarah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN DALAM PENCAPAIAN RPJMD KABUPATEN MALANG 2010-1015 Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu

Lebih terperinci

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENYUSUN : ROSMERI PALEBA, S.Si., Apt SAID KUDO, SKM., MPH YONGKI ANU, SST DEBBY JUALITA LEAUA JAMES MAKANONENG PENGUMPUL DATA : JOHANA AIPIPIDELI, SKM Hj.

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN Konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa salah satu hak asasi manusia adalah memperoleh manfaat, mendapatkan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI DINAS KESEHATAN 2015 KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), atas Asung

Lebih terperinci

yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelyaanan kesehatan

yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelyaanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 211-215 adalah Kepulauan Anambas Sehat, sedangkan untuk mencapai visi tersebut diperlukan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang tersebar hampir di sebagian besar negara di seluruh dunia dan menjadi masalah kesehatan masyarakat,

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 695 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 104 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 421.900 424.831

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I 1 DERAJAT KESEHATAN (AHH, AKB DAN AKI) 2 STATUS GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA 3 JUMLAH RUMAH SAKIT BERDASARKAN KEPEMILIKAN DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

KABUPATEN TANAH LAUT

KABUPATEN TANAH LAUT KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Tanah Laut Tahun 2014 dapat diselesaikan dengan baik. Profil Kesehatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2011 NO KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat di Mandar 2007-2009 Indikator 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 Tujuan Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Menurunkan Proporsi

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak umur bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi (Notoatmodjo, 2011). Gangguan kesehatan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta atas berkat dan rahmat-nya, buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 dapat diterbitkan. Profil Kesehatan

Lebih terperinci

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan telah. tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Bener Meriah tahun 2016.

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan telah. tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Bener Meriah tahun 2016. Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan telah tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Bener Meriah tahun 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Bener Meriah Tahun 2016 ini merupakan kelanjutan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di dunia. Pneumonia diperkirakan membunuh sekitar 1,2 juta anak usia dibawah lima tahun (balita) dalam setiap tahunnya,

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KOTA SUBULUSSALAM TIM PENYUSUN Pengarah Adri, SKM, M.Kes Kepala Dinas Kesehatan Kota Subulussalam Ketua Satria Darma, SKM Kasubbag Program dan Pelaporan Tim Analisis dan Interpretasi Widiarti

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS KESEHATAN Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 KESEHATAN Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Sarana Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 Profil Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BARITO SELATAN TAHUN 2013 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO SELATAN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BARITO SELATAN TAHUN 2013 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO SELATAN PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN Jl. Pelita Raya No.01 Buntok 73712 Telp. (0525) 21041. Faksimil 21236 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI DINAS KESEHATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), atas Asung Kerta

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH SINGKIL

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH SINGKIL PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH SINGKIL SIE DATA & INFORMASI 2014 D I N A S K E S E H A T A N K A B U P A T E N A C E H S I N G K I L J L. B A H A R I N O. 55 P U L O S A R O K S I N G K I L KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat PROFIL KESEHATAN. Sulawesi Barat TAHUN 2015

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat PROFIL KESEHATAN. Sulawesi Barat TAHUN 2015 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat PROFIL KESEHATAN Sulawesi Barat Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321) DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) 321957, FAX. (0321) 390113 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kata Pengantar Puji syukur

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI MALUKU UTARA

PROFIL KESEHATAN PROVINSI MALUKU UTARA PROFIL KESEHATAN PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2012 The book fills a much-needed gap Moses Hadas, 1900-1966 1 BAB I PENDAHULUAN Satu dekade telah berlalu sejak berakhirnya era orde baru tahun 1999, Indonesia

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO SELATAN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO SELATAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO SELATAN Jalan Bandara Sanggu 73751 Buntok-Kalimantan Tengah PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BARITO SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO SELATAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA PALEMBANG TAHUN 2012 PEMERINTAH KOTA PALEMBANG

PROFIL KESEHATAN KOTA PALEMBANG TAHUN 2012 PEMERINTAH KOTA PALEMBANG PEMERINTAH KOTA PALEMBANG PROFIL KESEHATAN KOTA PALEMBANG TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KOTA PALEMBANG JL. MERDEKA NO. 72 PALEMBANG www.dinkes.palembang.go.id DAFTAR ISI HALAMAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2008 Kepala Pusat Data dan Informasi. DR. Bambang Hartono, SKM, MSc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2008 Kepala Pusat Data dan Informasi. DR. Bambang Hartono, SKM, MSc. NIP KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2007 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap individu masyarakat yang harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk memproteksi masyarakatnya

Lebih terperinci

dr. ZULMAN ZURI AMRAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu

dr. ZULMAN ZURI AMRAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu dr. ZULMAN ZURI AMRAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu TIM PENYUSUN Penasehat (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu) Pengarah (Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan) Penanggung Jawab (Kepala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu terciptanya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI DINAS KESEHATAN 2016 KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), atas Asung Kerta

Lebih terperinci