PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2014"

Transkripsi

1 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI DINAS KESEHATAN 2015

2 KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), atas Asung Kerta Wara NugrahaNya sehingga Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2014 ini dapat tersusun Profil Kesehatan Kabupaten Bangli merupakan salah satu bagian dari sistem informasi kesehatan yang penting bagi proses perencanaan sampai dengan evaluasi program kesehatan dan merupakan bagian penting strategi pembangunan kesehatan untuk mencapai tujuan keberhasilan pembangunan kesehatan. Namun, hal yang lebih penting adalah bahwa data-data yang disajikan dalam profil ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kinerja khususnya Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli dan masyarakat secara umum. Profil Kesehatan ini berupaya menampilkan capaian kinerja maupun data lain yang termuat dalam table Standar Pelayanan Minimal yang merupakan indikator yang dipakai untuk mengukur kemajuan pembangunan bidang kesehatan. Data-data yang ditampilkan diupayakan dapat menampilkan lokus masalah kesehatan pada puskesmas maupun unit pelayanan kesehatan lain yang ada di Kabupaten Bangli. Hal ini penting mengingat peran dan kontribusi sektor lain termasuk swasta dalam pemberian pelayanan kesehatan di Kabupaten Bangli cukup besar. Pada Profil tahun 2014 ini juga dicoba untuk menampilkan data terpilah berdasarkan Gender, hanya saja belum optimal. Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2014 tersusun atas kerjasama banyak pihak yang telah turut ambil bagian dalam pengumpulan data serta proses konsultasi yang memperkaya isi profil. Dalam penyusunan ini, kami yakin tidak semua pihak sepakat dengan seluruh data ataupun analisa yang disampaikan. Walaupun demikian kami berharap semoga pembaca profil ini menemukan keseluruhan kajian serta kesimpulan dalam profil sebagai sumbangan yang berarti dalam wacana pengambilan kebijakan tentang pembangunan kesehatan Kabupaten Bangli. Upaya penyempurnaan penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2014 akan terus dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli terutama dalam pendataan, mengingat pentingnya data dalam proses manajemen dan pengambilan keputusan. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli dr. I Nengah Nadi, M.Kes. NIP Profil Kesehatan Kabupaten Bangli 2014 i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Profil Kesehatan Kabupaten Bangli... 2 C. Sistematika... 2 BAB II GAMBARAN UMUM A. Geografi... 3 B. Kependudukan... 3 C. Tingkat Pendidikan... 5 D. Keadaan Sosial Ekonomi... 6 E. Status Gizi... 7 F. Keadaan Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Penduduk... 8 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. Mortalitas B. Morbiditas Atau Angka Kesakitan BAB IV UPAYA KESEHATAN A. Pelayanan Kesehatan Dasar B. Pelayanan Kesehatan Rujukan C. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit D. Perbaikan Gizi Masyarakat BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN A. Sarana Kesehatan B. Tenaga Kesehatan C. Pembiayaan Kesehatan BAB VI PENUTUP A. Simpulan B. Saran Profil Kesehatan Kabupaten Bangli 2014 ii

4 DAFTAR TABEL Tabel II.1 Tabel II.2 Tabel II.3 Tabel II.4 Tabel II.5 Tabel II.6 Tabel III.1 Tabel III.2 Tabel III.3 Tabel V.1 Tabel V.2 : Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio,Kepadatan Serta Rata-rata Jiwa per Keluarga, Dirinci per Kabupaten/Kota Keadaan Terakhir Tahun 2014 : Rekapitulasi Penduduk Kelompok Produktif & Non Produktif Per Kecamatan Di Kabupaten Bangli Tahun : Presentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Bangli Tahun : Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Tahun 2012 dan : Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Per Kecamatan Di Kabupaten Bangli Tahun 2014 : Balita ditimbang, Berat Badan Naik, BGM dan Gizi Buruk Per Kecamatan Di Kabupaten Bangli Tahun 2014 : Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH Per Kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun : Angka Kematian Balita (AKABA) per 1000 KH Per Kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2014 : Angka Kematian Ibu (AKI) per KH Per kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2014 :Ratio Tenaga Kesehatan per Penduduk Menurut Jenis Tenaga Di Kabupaten Bangli Tahun 2014 : Persentase APBD Dinas Kesehatan & RSU Terhadap APBD Kabupaten Di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Profil Kesehatan Kabupaten Bangli 2014 iii

5 DAFTAR GAMBAR Gambar II.1 : Jumlah Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Tahun Gambar II.2 : Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Gambar III.1 : Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH di Kabupaten Bangli Tahun Gambar III.2 : Angka Kematian Balita (AKABA) per 1000 KH di Kabupaten Bangli Tahun Gambar III.3 : Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) per KH di Kabupaten Bangli Tahun 2010 s/d 2014 Gambar IV.1 : Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil Tahun Gambar IV.2 : Persentase Cakupan Pelayanan K1 Ibu Hamil Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Gambar IV.3 : Persentase Cakupan Pelayanan K4 Ibu Hamil Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Gambar IV.4 : Persentase Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Bangli Tahun Gambar IV.5 : Persentase Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Gambar IV.6 : Persentase Cakupan Pelayanan Nifas di Kabupaten Bangli Tahun Gambar IV.7 : Cakupan Kunjungan Nifas (KF3) Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Gambar IV.8 : Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN3) di Kabupaten Bangli Tahun Gamabar IV.9 : Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3) Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Gambar IV.10 : Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan di Kabupaten Bangli Tahun Gambar IV.11 : Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Gambar IV.12 : Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal di Kabupaten Bangli Tahun Profil Kesehatan Kabupaten Bangli 2014 iv

6 Gambar IV.13 : Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Gambar IV.14 : Persentase Cakupan Kunjungan Bayi di Kabupaten Bangli Tahun Gambar IV.15 : Persentase Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun Gambar IV.16 : Persentase Pelayanan Kesehatan Anak Balita di Kabupaten Bangli Tahun Gambar IV.17 : Persentase Cakupan Anak Balita yang Mendapat Pelayanan Kesehatan (Minimal 8 Kali) Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun Gambar IV.18 : Persentase Cakupan KB Aktif Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun Gambar IV.19 : Persentase Cakupan KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi di Kabupaten Bangli Tahun Gambar IV.20 : Persentase Cakupan Imunisasi Campak Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun Gambar IV.21 : Persentase Cakupan Desa/ Kelurahan UCI Per Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun Gambar IV.22 : Persentase Cakupan TT 2+ Pada Ibu Hamil Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun Gambar IV.23 : Cakupan Jaminan Kesehatan Menurut Jenis Jaminan Tahun Gambar IV.24 : Persentase Cakupan BTA (+) Terhadap Suspek Menurut Puskesmas Tahun 2014 Gambar IV.25 : Persentase Cakupan Pneumonia Pada Balita yang Ditemukan dan Ditangani Menurut Puskesmas Tahun Gambar IV.26 : Proporsi HIV AIDS Berdasarkan Kelompok Umur Tahun Gambar IV.27 : Jumlah Kasus DBD Menurut Puskesmas Tahun Gambar IV.28 : Persentase Cakupan Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe3 (90 Tablet) Menurut Puskesmas di KabupatenTahun Gambar IV.29 : Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita Menurut Puskesmas Tahun Gambar IV.30 : Persentase Cakupan ASI Eksklusif Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun Gambar IV.31 : Persentase Cakupan Kunjungan Balita yang Ditimbang Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun Gambar V.1 : Jumlah Puskesmas, Pustu, Poskesdes, Polindes dan Pusling Tahun 2014 Profil Kesehatan Kabupaten Bangli 2014 v

7 Gambar V.2 : Ratio Tenaga Kesehatan per Penduduk Menurut Jenis Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Bangli Tahun Profil Kesehatan Kabupaten Bangli 2014 vi

8 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tercantum jelas citacita bangsa Indonesia yang sekaligus merupakan tujuan nasional bangsa Indonesia. Tujuan nasional tersebut adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi serta keadilan sosial. Untuk mencapai tujuan nasional tersebut diselenggarakanlah upaya pembangunan yang berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh terarah dan terpadu, termasuk di antaranya pembangunan kesehatan. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Oleh karena itu, setiap kegiatan dan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan, dan berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi pembentukan sumber daya manusia Indonesia, peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa, serta pembangunan nasional. Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya penyembuhan penyakit, kemudian secara berangsur-angsur berkembang ke arah keterpaduan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan mengikutsertakan masyarakat secara luas yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang bersifat menyeluruh terpadu dan berkesinambungan. Untuk itu, sudah saatnya kita melihat persoalan kesehatan sebagai suatu faktor utama dan investasi berharga yang pelaksanaannya didasarkan pada sebuah paradigma baru yang biasa dikenal dengan paradigma sehat, yakni paradigma kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. Seiring dengan bergulirnya reformasi di bidang kesehatan, maka Program Kabupaten Bangli Sehat telah melibatkan peran aktif masyarakat, sehingga seluruh potensi masyarakat dapat mendukung pengembangan yang ada di daerahnya. Dengan berbagai pendekatan yang ada, maka tujuan Kabupaten Bangli Sehat diharapkan dapat meningkatkan prilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat di dalam upaya mendorong paradigma sehat melalui peningkatan kualitas lingkungan fisik dan sosial budaya sehingga pada akhirnya akan dapat mendukung peningkatan produktifitas dan perekonomian Bangli. Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

9 B. TUJUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Bangli tahun 2014 ini berupaya untuk menggambarkan secara umum tentang kondisi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan faktor-faktor terkait lainnya. Merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan standar pelayanan minimal di bidang kesehatan, dan perencanaan target indikator Millenium Development Goals bidang kesehatan yang diselenggarakan lintas sektor seperti Badan Pusat Statistik. C. SISTEMATIKA Bab I Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang acuan diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Bangli ini serta sistimatika penyajiannya. Bab II Gambaran Umum. Bab ini menyajikan tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya missal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan. Bab III Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat. Bab IV Situasi Upaya Kesehatan.Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pembrantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota. Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Bab VI Kesimpulan. Bab ini berisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten Bangli tahun 2014 selain keberhasilan juga diungkap hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan Lampiran. Berisi resume/angka pencapaian Kabupaten dan 81 tabel data yang merupakan gabungan tabel Indikator Kabupaten sehat dan Indikator pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan. Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

10 A. GEOGRAFI Kabupaten Bangli secara administrasi terdiri dari empat kecamatan yaitu Kecamatan Bangli, Kecamatan Tembuku, Kecamatan Susut dan Kecamatan Kintamani sebagai kecamatan terluas. Batas-batas Kabupaten Bangli di sebelah Utara adalah Kabupaten Buleleng,di sebelah selatan adalah Kabupaten Klungkung, di sebelah Timur adalah Kabupaten Karangasem dan di sebelah Barat adalah Kabupaten Gianyar. 1. Letak Wilayah Secara geografis Kabupaten Bangli terletak pada posisi antara sampai Bujur Timur dan 8 o 8 30 sampai 8 o Lintang Selatan. Posisinya berada di tengahtengah Pulau Bali, dan Kabupaten Bangli merupakan satu-satunya kabupaten di Bali yang tidak memiliki pantai/laut. Ketinggian dari permukaan laut antara m. 2. Luas Wilayah Luas wilayah Kabupaten Bangli 520,81 Km 2 atau 9,25% dari luas wilayah Propinsi Bali. Kecamatan Kintamani memiliki luas terbesar yaitu sebesar 366,97 Km 2 atau 70,45% dari luas kabupaten, diikuti oleh Kecamatan Bangli: 56,26 Km 2 (10,80%), Kecamatan Susut 49,31 Km 2 (9,48%), Kecamatan Tembuku 48,32% (9,28%). Secara fisik di sebelah selatan merupakan daerah dengan dataran rendah dan daerah sebelah utara adalah daerah pegunungan. Puncak tertinggi adalah Puncak Penulisan. Di Kabupaten Bangli juga terdapat Gunung Batur dengan kepundannya dan Danau Batur yang mempunyai luas sekitar 1.067,50 Ha. Jarak dari ibukota kabupaten ke ibu kota propinsi sekitar 40 km. Bila dilihat dari penggunaan tanahnya dari luas wilayah yang ada sekitar Ha merupakan lahan sawah, Ha merupakan lahan kering, Ha merupakan hutan Negara, Ha merupakan tanah perkebunan dan sisanya seluas Ha merupakan lahan lain-lain (jalan, sungai dan lain-lain). 3. Iklim Kabupaten Bangli sebagian besar daerahnya merupakan dataran tinggi, hal ini berpengaruh terhadap keadaan iklim di wilayah ini. Keadaan iklim dan perputaran atau pertemuan arus udara yang disebabkan karena adanya pegunungan di daerah ini yang menyebabkan curah hujan di daerah ini pada Tahun 2014 relatif tinggi. Hal ini terjadi pada bulan-bulan Januari, Maret, April dan bulan Desember. BAB II GAMBARAN UMUM B. KEPENDUDUKAN Jumlah penduduk di Kabupaten Bangli pada Tahun 2014 sebesar jiwa bersumber dari kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangli. Adapun keadaan penduduk di Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

11 Kabupaten Bangli secara garis besar dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Kecamatan Tabel II.1 Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta Rata-rata Jiwa per Keluarga, Dirinci per Kabupaten/Kota Keadaan Terakhir Tahun 2014 Luas Wilaya h Jumla h KK Laki Penduduk Perempu an Jumlah Sex Ratio Kepadata n Pendudu k/ km 2 Rata -rata Bangli Tembuku Susut Kintamani 56,26 48,32 49,31 366, ,4 102,2 101,3 103,7 890,15 712,33 893,94 252, Tahun , , Akhir th 2014 Akhir th 2013 Akhir th 2012 Akhir th 2011 Akhir th ,81 520,81 520,81 520,81 520,81 Sumber: BPS Tahun Pertumbuhan Persebaran, Kepadatan dan Sex Ratio Penduduk a. Laju Pertumbuhan Penduduk 102,5 52,58 102,39 99,42 99, Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 penduduk Kabupaten Bangli sebanyak jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk tahun sebesar 0,88% pertahun. Sedangkan laju pertumbuhan untuk tahun sebesar 0,46%. b. Persebaran Penduduk Persebaran penduduk di Kabupaten Bangli tidak merata terbesar terdapat di Kecamatan Kintamani (42,85%), Kecamatan Bangli (20,97%), Kecamatan Susut (19,94%), sedangkan wilayah dengan jumlah penduduk paling kecil di Kecamatan Tembuku (16,23%). c. Kepadatan Penduduk. Mengenai kepadatan penduduk Kabupaten Bangli tergolong kabupaten terendah kepadatannya yaitu 425 jiwa/km 2. Kepadatan penduduk per kecamatan untuk Tahun 2014 terpadat adalah Kecamatan Susut yaitu 893,94 jiwa/km 2 dan terendah Kecamatan Kintamani 252,7 jiwa/km 2, sedangkan Kecamatan Bangli 890,15 jiwa/km 2 dan Kecamatan Tembuku 712,33 jiwa/km 2. d. Sex Ratio Perbandingan penduduk laki-laki dengan perempuan (sex ratio) di Kabupaten Bangli Tahun 2014 adalah 102,5%, sex ratio masing-masing kecamatan sudah mencapai di atas 100%. e. Struktur Penduduk Menurut Umur Distribusi penduduk pada Tahun 2014 menurut kelompok umur bersumber dari BPS Kabupaten Bangli menunjukkan: dari perhitungan proporsi menunjukkan bahwa penduduk di Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

12 Kabupaten Bangli berusia muda (0-14 tahun) sebesar jiwa (25%) dan berusia 65 tahun ke atas jiwa (9%). Sedangkan kelompok umur produktif (15-64 tahun) berjumlah jiwa (66%), sehingga beban tanggungan (dependency ratio) penduduk sebesar 52,58% artinya 53 penduduk non produktif ditanggung oleh 100 penduduk produktif. Kelompok penduduk usia muda (0-14 tahun) dengan proporsi tertinggi adalah Kecamatan Kintamani (28,7%) dan terendah di Kecamatan Susut (22%). Kecamatan Susut dan Bangli menunjukkan proporsi penduduk berusia produktif yang paling tinggi (68%) di ikuti oleh Tembuku (65%) dan terakhir Kecamatan Kintamani (63,6%). Selengkapnya gambaran penduduk kelompok produktif dan non produktif dapat dilihat pada tabel II. Tabel II. 2 Rekapitulasi Penduduk Kelompok Produktif & Non Produktif Per Kecamatan Di Kabupaten Bangli Tahun 2014 No Kecamatan Non Produktif Produktif Total 0-14 th > 65 th TOTAL th Penduduk 1 Bangli (23) (9) (68) L P Tembuku (24) (11) (65) L P Susut (22) (10) (68) L P Kintamani (28,7) (7,7) (63,6) L P Kab. Tahun L P Sumber: BPS Kabupaten Bangli Tahun 2014 C. TINGKAT PENDIDIKAN Pendidikan adalah salah satu sektor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikannya diharapkan kualitas sumber daya manusia semakin baik. Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia pada umumnya dan Bangli pada khususnya mempunyai tingkat pendidikan minimal 9 tahun. Ini berarti sudah tamat/berijasah SLTP/MTS. Berikut ini dapat diperhatikan berdasarkan: Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

13 Kab. Bangli Tabel II.3 Presentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Bangli Tahun 2013 Tidak Punya Ijazah IJAZAH TERAKHIR SD/MI SMP/MTS SMA AK/ DIP Tahun 11,82 45,1 19,79 17,97 2,04 3, Sumber: BPS Kab. Bangli Th.2013 Univ Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, semakin tinggi tingkat pendidikannya diharapkan kualitas sumber daya manusianya semakin baik pula. Parameter penduduk berusia 15 tahun keatas di kabupaten Bangli untuk penduduk yang belum tamat SD/ Tidak punya ijazah 11,82%, yang tamat SMP/MTS 19,79%, untuk yang tamat SMA 17,97%, untuk yang tamat AK/Diploma 2,04%, untuk yang tamat universitas 3,29%. Di Kabupaten Bangli terdapat 109 buah TK, Sekolah Dasar sebanyak 165 sekolah, Sekolah Menengah Pertama sebanyak 31 sekolah dan Sekolah menengah umum sebanyak 21 sekolah. Rasio murid dan guru untuk tingkat TK sebesar 8,25. Rasio murid dan guru untuk tingkat sekolah dasar adalah 18,82 dan rasio murid dan guru untuk tingkat sekolah lanjutan pertama adalah 17,83, sedangkan untuk tingkat sekolah menengah atas rasionya sebesar 15,07 murid per guru. (Bangli Dalam Angka 2014). D. KEADAAN SOSIAL EKONOMI 1. Tingkat Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gambaran mengenai keadaan perekonomian suatu daerah. Demikian halnya perkembangan perekonomian di Kabupaten Bangli ditunjukkan dengan perkembangan PDRB -nya. Perkembangan PDRB per kapita harga berlaku menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar 10,43 persen yaitu Rp ,63 di tahun 2011 menjadi Rp di tahun Kenaikan PDRB per kapita secara riil 5,34 persen untuk tahun 2012 yang nilai kenaikannya ini meningkat signifikan dibandingkan pada tahun 2011 sebesar 3,69 persen dan di tahun 2013 menjadi Rp (Bangli Dalam Angka 2014) 2. Penduduk Miskin Kemiskinan merupakan sebuah masalah yang multidimensi dan kompleks, menyentuh berbagai aspek kehidupan, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam upaya Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

14 pengentasan kemiskinan, namun belum bisa mengatasi masalah kependudukan ini dengan tuntas. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Tahun 2011 dan Tabel II.4 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Tahun 2012 dan Tingkat Kemiskinan Perubahan Garis Kemiskinan (Rp/ Kapita/Bulan) ,22 Jumlah Pebduduk 9, ,21 Miskin (000 org)* Persentase Penduduk 4,52 5,45 20,58 Miskin *)Data Susenas E. STATUS GIZI 1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR < 2500 gram) Hasil kompilasi laporan program pada Bidang Bina. Kes. Mas di dapat angka BBLR untuk Kabupaten Bangli Tahun 2014 sebesar 112 (3,2 %) dari jumlah kelahiran, hasil ini menurun dari tahun 2013 sebesar 144 (3,9 %) dari jumlah kelahiran seperti tergambar pada tabel berikut: Tabel II. 5 Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Per Kecamatan Di Kabupaten Bangli Tahun 2014 No Kecamatan Jumlah Lahir Jumlah BBLR Bangli Tembuku Susut Kintamani % BBLR 2,65 3,09 2,3 3,8 Tahun ,2 Tahun ,9 Sumber: Seksi Kesga Dinkes Bangli 2. Status Gizi Balita Persentase status gizi dengan berat badan rendah/dibawah garis merah dari balita yang ditimbang di Kabupaten Bangli berdasarkan laporan Bidang Bin. Kes. Mas, tertinggi terjadi di Kecamatan Kintamani dengan jumlah 253 orang (4,38 %) dan terendah di Kecamatan Bangli dengan jumlah 12 orang (0,39%) dengan rincian: Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

15 Tabel II. 6 Balita ditimbang, Berat Badan Naik, BGM dan Gizi Buruk Per Kecamatan Di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Jumlah BGM (Bawah No Kecamatan Balita Garis Merah) Gizi Buruk ditimbang Jml % Jml % 1 Bangli Tembuku ,73 1 0,04 3 Susut ,03 2 0,08 4 Kintamani ,38 3 0,05 Tahun ,04 Tahun ,4 4 0,03 Sumber: Seksi Gizi Dikes Bangli Tahun 2014 Dari data diatas tergambar balita BGM pada tahun 2014 sebesar 3% meningkat dari tahun 2013 yang hanya 0,4 % dan balita dengan gizi buruk meningkat tahun 2014 sebesar 0,04 dari tahun 2013 hanya 0,03 %. F. KEADAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PERILAKU PENDUDUK Dalam menggambarkan keadaan lingkungan untuk pembangunan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Ada beberapa indikator sebagai berikut: 1. Rumah Sehat Dari laporan program tahun 2014 jumlah rumah yang memenuhi syarat adalah dan yang belum memenuhi syarat adalah sebanyak Sanitasi Tempat Tempat Umum Keadaan Sarana TTU Sehat di Kabupaten Bangli dilihat dari keadaan hotel, restaurant, pasar dan TUPM lainnya untuk Tahun 2014 mencapai 91,8 %. 3. Akses Terhadap Air Bersih Salah satu tujuan pembangunan prasarana penyediaan air baku untuk memastikan komitmen pemerintah terhadap Millenium Development Goals (MDGs) yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup dengan menurunkan target hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Penyelenggaraan air minum dapat berasal dari badan usaha milik negara/ badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat dan/ atau individual yang melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum. Syarat-syarat kualitas air minum sesuai dengan Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

16 BANGLI TEMBUKU SUSUT KINTAMANI Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010, diantaranya adalah sebagai berikut : - Parameter mikrobiologi E coli dan total Bakteri Koliform, kadar maksimum yang diperbolehkan 0 jumlah per 100 ml sampel, - Syarat fisik : Tidak bau, tidak berasa dan tidak berwarna, - Syarat kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, kesadahan ( maks 500 mg/ l), ph 6,5-8,5. Di kabupaten Bangli terdapat 53 penyelenggara air minum pada tahun 2014 dan sebanyak 42 diambil sebagai sampel pemeriksaan. Hasil pemeriksaan secara fisik, bakteriologi dan kimia penyelenggara air minum yang memenuhi syarat adalah sebanyak 36 diantaranya 11 di Kecamatan Bangli, 7 di Kecamatan Tembuku dan 18 di Kecamatan Susut, sedangkan di Kecamatan Kintamani tidak ada yang memenuhi syarat. Gambar II.1 Jumlah Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Tahun JUMLAH PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN TAHUN Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat Keluarga mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, karena dalam keluarga terjadi komunikasi dan interaksi antara anggota keluarga yang menjadi awal penting dari suatu proses pendidikan perilaku. Pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini dalam keluarga dapat menciptakan keluarga yang sehat dan aktif dalam setiap upaya kesehatan di masyarakat. Dalam upaya meningkatkan kesehatan anggota keluarga, Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes berupaya meningkatkan persentase rumah tangga ber-phbs. PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat. PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

17 gerakan kesehatan di masyarakat. Untuk mencapai rumah tangga ber-phbs, terdapat 10 perilaku hidup bersih dan sehat yang dipantau, yaitu: a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, b. Memberi ASI ekslusif, c. Menimbang balita setiap bulan, d. Menggunakan air bersih, e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, f. Menggunakan jamban sehat, g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu, h. Makan buah dan sayur setiap hari, i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan j. Tidak merokok di dalam rumah. Manfaat Rumah Tangga Ber-PHBSBagi Rumah Tangga : a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit. b. Anak tumbuh sehat dan cerdas. c. Anggota keluarga giat bekerja. d. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga. Bagi Masyarakat: a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat. b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan. c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada. d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain. Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

18 Capaian rumah tangga ber-phbs di Kabupaten Bangli tahun 2014 adalah sebagai berikut Gambar II.2 Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Kabupaten/ Kota 76,68 Kintamani VI Kintamani V Kintamani IV Kintamani III Kintamani II Kintamani I Susut II Susut I Tembuku II Tembuku I Bangli Utara Bangli 73,37 57,26 80,71 74,91 82,52 79,01 74,29 76,07 89,64 77,71 66,10 88,45 Tatanan rumah tangga yang menerapkan PHBS untuk Tahun 2014 mencapai 76,7% meningkat dibandingkan Tahun 2013 mencapai 71,9 %. Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

19 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Gambaran situasi derajat kesehatan masyarakat kerap dipaparkan dengan berbagai indikator yang secara garis besar terdiri dari 2 (dua) aspek yaitu mortalitas dan morbiditas. Data dan informasi tentang derajat kesehatan untuk Tahun 2014 dinyatakan dalam angka kematian bayi, angka kematian balita, angka kematian ibu maternal dan angka kematian kasar berdasarkan data yang terkumpul, sehingga dapat memberikan gambaran tentang derajat kesehatan yang lebih banyak diperoleh dari laporan program puskesmas di Kabupaten Bangli. A. MORTALITAS Kejadian kematian dalam suatu kelompok populasi dapat mencerminkan kondisi kesehatan masyarakatnya. Keberhasilan pelayanan kesehatan dan berbagai program pembangunan kesehatan lainnya juga dapat diukur melalui tingkat kematian yang ada. Angka kematian secara umum sangat berhubungan/dipengaruhi oleh tingkat kesakitan dan status gizi. Sebab-sebab kematian ada yang dapat diketahui secara langsung dan tidak langsung diantaranya adalah faktor-faktor lain yang secara bersama-sama atau sendiri berpengaruh terhadap tingkat kematian di masyarakat. Gambaran kejadian kematian di Kabupaten Bangli dapat dilihat dari: 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Angka Kematian Bayi tidak hanya mencerminkan besarnya masalah kesehatan berkaitan dengan penyakit diare, ISPA, masalah gizi dan penyakit infeksi lainnya tetapi juga berhubungan dengan tingkat kesehatan ibu, gizi keluarga, tingkat pendidikan ibu, serta pendapatan dan sosial ekonomi keluarga. Gambaran perkembangan angka kematian bayi di Kabupaten Bangli dapat dilihat dari gambar berikut: Gambar III.1 Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH di Kabupaten Bangli Tahun ,28 13, ,2 6,77 7,21 7,7 5,09 5, AKB Bangli AKB Bali Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

20 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Bangli periode cenderung berfluktuasi dari 14,28 per 1000 KH pada Tahun 2010, 13,2 per 1000 KH pada Tahun 2011, 7,7 per 1000 KH Tahun 2012, 10,2 per 1000 KH Tahun 2013 dan 12 per 1000 KH Tahun Angka Kematian Bayi Tahun 2013 dan Tahun 2014 mengalami peningkatan dari Tahun 2012 yg hanya 7,7 per 1000 KH. Tabel III. 1 Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH Per Kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2014 No Kecamatan Jml Lahir AKB per Jml Bayi Mati Hidup 1000 KH Bangli Tembuku Susut Kintamani ,08 8,99 21,24 14,5 Tahun ,6 Tahun ,2 Sumber: Seksi Kesga Dikes Kab. Bangli Tahun 2014 AKB tertinggi terjadi di Kecamatan Susut sebesar 21,24 per 1000 KH dan terendah di Kecamatan Tembuku 8,99 per 1000 KH. Kesehatan ibu waktu hamil sangat berperanan terhadap besarnya angka kematian bayi. Gangguan perinatal adalah salah satu dari sekian faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan ibu selama hamil sedangkan gangguan pernafasan kemungkinan besar disebabkan reflek yang kurang baik dan berhubungan dengan perkembangan fungsi dan organ janin yang kurang sempurna, hal-hal tersebut juga berhubungan dengan kesehatan ibu selama hamil serta asfiksia pada penanganan proses persalinan. 2. Angka Kematian Balita (AKABA) Angka kematian balita (umur 0-5 tahun) menggambarkan tingkat permasalahan anak balita pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) atau posyandu. Dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan. Gambaran perkembangan angka kematian balita di Kabupaten Bangli dapat dilihat dari gambar berikut: 20 Gambar III.2 Angka Kematian Balita (AKABA) per 1000 KH di Kabupaten Bangli Tahun , ,45 6,76 9,41 11,3 5,44 5,97 13 AKABA Bangli AKABA Bali Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

21 Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Bangli periode cenderung berfluktuasi dari 14,58 per 1000 KH pada Tahun 2010, 14 per 1000 KH pada Tahun 2011, 9,41 per 1000 KH Tahun 2012, 11,3 per 1000 KH Tahun 2013 dan 13 per 1000 KH Tahun Angka Kematian Balita Tahun 2013 dan Tahun 2014 mengalami peningkatan dari Tahun 2012 yg hanya 9,41 per 1000 KH. Tabel III. 2 Angka Kematian Balita (AKABA) per 1000 KH Per Kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2014 No Kecamatan Jumlah Lahir Jumlah AKABA per Hidup Balita Mati 1000 KH Bangli Tembuku Susut Kintamani ,36 12,59 12,14 15,71 Tahun Tahun ,3 Sumber: Seksi Kesga Dikes Kab. Bangli Tahun 2014 Dari laporan LB 3 KIA Kabupaten Bangli AKABA tertinggi di Kecamatan Kintamani yaitu 15,71 per 1000 KH dan terendah di Kecamatan Bangli sebesar 4,36 per 1000 KH. 3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) menggambarkan tingkat kesadaran prilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas, serta kondisi sosial ekonomi masyarakat. Gambaran perkembangan angka kematian bayi di Kabupaten Bangli dapat dilihat dari gambar berikut: Gambar III. 3 Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) per KH di Kabupaten Bangli Tahun 2010 s/d ,8 134,6 110,7 76,49 84,2 89,67 73,1 57, AKI Bangli AKI Bali Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Bangli periode cenderung berfluktuasi dari 76,49 per KH pada Tahun 2010 meningkat menjadi 134,6 per KH pada Tahun 2011, menurun menjadi 110,7 per KH Tahun 2012, kembali meningkat Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

22 menjadi 160,8 per KH Tahun 2013 dan Tahun 2014 mengalami penurunan kembali menjadi 57 per KH. Tabel III.3 Angka Kematian Ibu (AKI) per KH Per kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2014 No Kecamatan Jumlah Lahir Jml Kematian AKI per Hidup Ibu Maternal KH Bangli Tembuku Susut Kintamani ,28 181, Tahun Tahun ,8 Sumber: Seksi Kesga Dikes Bangli Tahun 2014 AKI tertinggi terjadi di Kecamatan Tembuku (181,49 per kelahiran hidup) sedangkan yang terendah terjadi di Kecamatan Susut dan Kintamani tidak ada kematian ibu tahun Umur Harapan Hidup Waktu Lahir Umur harapan hidup bermanfaat untuk mengetahui berapa lama orang dapat hidup sejak dari usia baru lahir. Hal ini dianggap sebagai indikator umum bagi taraf hidup. Angka tersebut diperoleh secara langsung melalui sensus penduduk yang dilakukan sekali setiap 10 tahun dan survey nasional lainnya. Untuk Kabupaten Bangli umur harapan hidup (UHH) Tahun 2013 menunjukan 72,18 tahun, meningkat dibandingkan tahun 2012 UHH Kabupaten Bangli menunjukkan 71,81 tahun. Sedangkan secara konseptual indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indeks komposit yang dihitung sebagai rata-rata sederhana dari indeks harapan hidup, indeks pendidikan (melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan indeks standar hidup layak, sehingga IPM tahun 2013 Kabupaten Bangli relatif baik yaitu 72,28. (Bangli Dalam Angka 2013) B. MORBIDITAS ATAU ANGKA KESAKITAN Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat. 1. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA (+) Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi hasil TB. Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDG s. Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Disamping itu untuk mengukur keberhasilan pengobatan Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

23 TB digunakan Angka Keberhasilan Pengobatan (SR=Succes Rate) yang mengindikasikan persentase pasien baru TB paru BTA positif yang menyelesaikan pengobatan, baik yang sembuh maupun yang menjalani pengobatan lengkap diantara pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat. Succes Rate dapat membantu dalam mengetahui kecenderungan meningkat atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut. SR tahun 2014 hanya mencapai 68,09% menurun dari tahun 2013 yang mencapai 104,08%. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA (+) di Kabupaten Bangli tahun 2014 mencapai 23,40 % (11 orang) dari 47 orang yang mendapat pengobatan, menurun dibandingkan tahun 2013 angka kesembuhan penderita TB Paru BTA (+) yaitu 32,65% (16 orang) dari 49 orang yang mendapat pengobatan dari tahun Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Persentase Balita dengan Pneumonia yang ditangani di kabupaten Bangli tahun 2014 mencapai 39,2 % dari 227 perkiraan balita pneumonia. Berbeda dengan pencapaian Penanganan Balita tahun 2013 hanya 9,7% dari perkiraan balita pneumonia. 3. Persentase HIV/AIDS Ditangani HIV/AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh penderita yang terjadi melalui proses hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi secara bergantian, dan penularan dari ibu ke anak dalam kandungan melalui plasenta dan kegiatan menyusui. Kumulatif penderita HIV/AIDS di Kabupaten Bangli tahun 2014 sebanyak 37 penderita dan semuanya sudah mendapat penanganan. Meningkat dibanding tahun 2013 kumulatif penderita HIV/AIDS sebanyak 12 orang dan semuanya sudah mendapat penanganan. 4. Persentase Diare Ditangani Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam Persentase diare ditangani tahun 2014 di Kabupaten Bangli mencapai 76,4% (3.619 penderita), meningkat dibandingkan tahun 2013 diketahui kasus diare pada balita ditangani hanya mencapai 59,3% (3.409 penderita). Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

24 5. Persentase Penderita Kusta selesai Berobat Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata Ditemukan penderita Kusta pada tahun 2014 sebanyak 2 kasus (RFT 100%), di wilayah Puskesmas Bangli (1 kasus) dan Puskesmas Susut II (1 kasus), angka tersebut tetap sama dengan tahun 2013 ditemukan 2 penderita kusta yang tersebar di wilayah Puskesmas Bangli 1 kasus dan Puskesmas Tembuku I 1 kasus. 6. Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) Pada Anak usia <15 Tahun per Anak Kasus Lumpuh layu (AFP) yang ditemukan di Kabupaten Bangli pada tahun 2014 ditemukan 1 kasus (1,78 per anak usia <15 tahun), yaitu terjadi di wilayah kerja Puskesmas Kintamani III (1 kasus), sedangkan pada tahun 2013 ditemukan sebanyak 3 kasus (5,31 per anak usia < 15 tahun). 7. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) a. Tetanus Neonatorum Tetanus Neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kasus TN banyak ditemukan di negara berkembang khususnya dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang rendah. Pada tahun 2014 tidak ada kasus TN yang dilaporkan, demikian juga dengan kasus tetanus (non Neonatorum). Kasus TN antara tahun 2014 dan 2013 tidak terjadi peningkatan kasus karena sama-sama tidak ada kasusnya. Situasi seperti ini harus tetap dipantau agar tidak terjadi kelengahan sehingga sedapat mungkin menghindari terjadinya KLB pada tahun-tahun mendatang. b. Difteri Penyakit Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyerang sistem pernafasan bagian atas. Penyakit ini memiliki gejala sakit leher, demam ringan, sakit tekak. Difteri juga kerap ditandai dengan tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernafasan. Pada tahun 2014 tidak ada kasus Difteri yang dilaporkan. Kasus Difteri antara tahun 2014 dan 2013 tidak terjadi peningkatan kasus karena sama-sama tidak ada kasusnya. Situasi seperti ini harus tetap dipantau agar tidak terjadi kelengahan sehingga sedapat mungkin menghindari terjadinya KLB pada tahun-tahun mendatang. c. Campak Campak disebabkan oleh virus campak. Sebagian besar kasus campak menyerang anakanak. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh sekret orang yang telah terinfeksi. Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

25 Tahun 2014 ditemukan 13 kasus yang dilaporkan, 13 kasus di wilayah Puskesmas Kintamani V, sedangkan tahun 2013 tidakada kasus campak yang dilaporkan. 8. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per Penduduk Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar menyerang anak berumur < 15 tahun, namun dapat juga menyerang orang dewasa. Tahun 2014 angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bangli yang mencapai 47,9 per penduduk. 9. Angka Kesakitan Malaria per-1000 Penduduk Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Millenium Development Goals (MDGs). Malaria disebabkan oleh hewan bersel satu (protozoa) plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Wilayah endemis malaria pada umumnya adalah wilayah terpencil dengan kondisi lingkungan yang tidak baik, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit, akses pelayanan kesehatan kurang, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang rendah serta buruknya perilaku masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehat. Ditjen PP&PL Kementerian Kesehatan telah menetapkan stratifikasi endemisitas malaria suatu wilayah di Indonesia menjadi 4 strata yaitu : - Endemis Tinggi bila API > 5 per 1000 penduduk - Endemis Sedang bila API berkisar antara 1 - < 5 per 1000 penduduk - Endemis Rendah bila API 0 1 per 1000 penduduk - Non Endemis adalah daerah yang tidak terdapat penularan malaria (Daerah pembebasan malaria) atau API = 0. Di Kabupaten Bangli pada tahun 2014 tidak ditemukan kasus malaria positif (angka kesakitan 0) sama dengan Tahun 2013 tidak ditemukan kasus malaria positif. 10. Kasus Penyakit Filaria Ditangani. Filariasis adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di wilayah tropika seluruh dunia. Penyebabnya adalah sekelompok cacing parasit nemtoda yang tergolong superfamilia Filarioidea yang menyebabkan infeksi sehingga berakibat munculnya edema. Gejala yang umum terlihat adalah terjadinya elefantiasis, berupa membesarnya tungkai bawah (kaki) dan kantung zakar (skrotum), sehingga penyakit ini secara awam dikenal sebagai penyakit kaki gajah. Walaupun demikian, gejala pembesaran ini tidak selalu disebabkan oleh filariasis. Tidak ada kasus filariasis yang ditemukan pada tahun 2014, begitu juga pada tahun 2013 tidak ditemukan kasus filariasis. Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

26 BAB IV UPAYA KESEHATAN Berbagai upaya kesehatan telah dilakukan dalam rangka melaksanakan paradigma sehat sesuai dengan kebijakan pembangunan kesehatan sekarang ini. Paradigma Sehat lebih mengutamakan upaya-upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Upaya-upaya kesehatan yang dilaksanakan di Kabupaten Bangli adalah dalam rangka mewujudkan strategi utama Departemen Kesehatan yaitu meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di Kabupaten Bangli adalah: A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat kepada masyarakat oleh fasilitas pelayanan kesehatan diharapkan dapat mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang ada. Pelayanan Kesehatan Dasar yang dilaksanakan di Kabupaten Bangli adalah: 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Pelaksanaan Kesehatan Ibu dan Bayi baru lahir secara khusus berhubungan dengan pelayanan antenatal persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan semua fasilitas kesehatan dari posyandu, puskesmas, rumah sakit pemerintah maupun fasilitas kesehatan swasta. a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan seperti pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, Imunisasi tetanus toxoid (TT) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama kehamilannya sesuai pedoman pelayanan antenatal ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hal ini dilakukan untuk menghindari gangguan sedini mungkin terhadap segala sesuatu yang membahayakan kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Hasil pelayanan dapat dilihat dari cakupan pelayanan kunjungan ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua dan duakali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil. Cakupan K1 dan K4 dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut. Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

27 Gambar IV.1 Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil Tahun ,51 96,1 94,6 91,5 92,8 89,74 86,9 85,5 83,3 82, K1 K4 Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa ada kesenjangan yang terjadi antara cakupan K1 dan K4 pada lima tahun terakhir yang hampir mencapai angka 10%. Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 menunjukkan angka drop out K1-K4, dengan kata lain jika kesenjangan K1 dengan K4 kecil maka hampir semua ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal selalu berkunjung ke pelayanan kesehatan sampai pada kunjungan ke dua trisemester ketiga kehamilannya dengan kata lain seluruh ibu hamil telah mendapatkan pelayanan kehamilannya sesuai dengan standar. Hal ini dapat meminimalisir kematian ibu melahirkan. Cakupan pelayanan K1 ibu Hamil menurut puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar IV.2 Persentase Cakupan Pelayanan K1 Ibu Hamil Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Kabupaten/ Kota 92,8 Kintamnai VI Kintamani V Kintamani IV Kintamani III Kintamani II Kintamani I Susut II Susut I Tembuku II Tembuku I Bangli Utara Bangli 71,5 99,2 97,8 84,6 102,6 92,4 90,3 91,5 88,8 87,7 106,1 91,8 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 Cakupan K1 Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

28 Persentase cakupan K1 tertinggi tahun 2014 adalah Puskesmas Bangli Utara yaitu sebesar 106,06 % sedangkan cakupan K1 Terendah adalah Puskesmas Kintamani IV yaitu 71,54%. Cakupan pelayanan K4 ibu Hamil menurut puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar IV.3 Persentase Cakupan Pelayanan K4 Ibu Hamil Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Kabupaten/ Kota 82,92 Kintamnai VI Kintamani V Kintamani IV Kintamani III Kintamani II Kintamani I Susut II Susut I Tembuku II Tembuku I Bangli Utara Bangli 78,48 81,94 65,04 72,50 94,25 79,33 87,98 85,31 86,69 75,47 92,42 84,79 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 Cakupan K4 Pada Tahun 2014, Puskesmas dengan persentase cakupan pelayanan K4 tertinggi adalah Tembuku II, sedangkan yang paling rendah adalah Puskesmas Kintamani IV. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan terutama yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar IV.4 Persentase Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Bangli Tahun Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

29 ,49 94,8 94,9 92,1 92,1 Cakupan Persalinan Nakes Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Bangli cenderung berfluktuasi dari tahun 2010 mencapai 99,49% menurun secara berturut-turut di tahun 2011 dan 2012 menjadi 94,8%, dan 92,1%, tahun 2013 meningkat menjadi 94,9% dan terakhir di tahun 2014 mengalami penurunan lagi menjadi 92,1%. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut puskesmas tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar IV.5 Persentase Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun Kintamani V Kintamani III Kintamani I Susut I Tembuku I Bangli Cakupan Persalinan Nakes Pada Tahun 2014, hanya tiga puskesmas dengan persentase cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di atas 95% yaitu Puskesmas Bangli Utara, Puskesmas Susut I dan Puskesmas Kintamani II. b. Kunjungan Ibu Nifas Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu : 1) kunjungan pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari; 2) kunjungan nifas (KF2) dilakukan pada minggu ke 2 setelah persalinan; 3) kunjungan nifas ke 3 (KF3) dilakukan pada minggu ke 6 setelah persalinan. Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

30 Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan pada saat dilaksanakannya kegiatan di posyandu dan dilakukan bersamaan pada kunjungan bayi. Cakupan pelayanan nifas dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar IV.6 Persentase Cakupan Pelayanan Nifas Di Kabupaten Bangli Tahun , ,8 90,4 92,4 91,9 Pelayanan Nifas Pencapaian pelayanan nifas Kabupaten untuk tahun mengalami penurunan dari tahun 2010 yang mencapai 99,8%. Bangli : Adapun persentase cakupan pelayanan nifas di masing-masing puskesmas di Kabupaten Gambar IV.7 Cakupan Kunjungan Nifas (KF3) Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Kabupaten/ Kota 91,9 Kintamnai VI Kintamani V Kintamani IV Kintamani III Kintamani II Kintamani I Susut II Susut I Tembuku II Tembuku I Bangli Utara Bangli 87,2 93,0 77,0 93,4 101,5 89,0 97,5 86,3 93,5 83,5 101,9 92,6 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 Pelayanan Nifas Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

31 Puskesmas dengan persentase cakupan pelayanan nifas terendah adalah puskesmas Kintamani IV yaitu sebesar 77 %. c. Kunjungan Neonatus Bayi sampai umur 28 hari merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal tiga kali, yaitu pada 6 jam 48 jam setelah lahir; pada hari ke 3-7 hari, dan hari ke 8 28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatal, petugas kesehatan di samping melaksanakan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi); pemberian vitamin K; manajemen terpadu balita muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA. Cakupan kunjungan neonatal (KN3) dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar IV.8 Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN3) Di Kabupaten Bangli Tahun ,2 102,66 100,3 98,2 94, Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3) dikabupaten Bangli Tahun Persentase cakupan kunjungan neonatal (KN3) oleh tenaga kesehatan untuk tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan tahun Cakupan kunjungan neonatal (KN3) oleh tenaga kesehatan menurut puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

32 Gambar IV.9 Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN3) Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Kabupaten/ Kota 100,33 Kintamnai VI Kintamani V Kintamani IV Kintamani III Kintamani II Kintamani I Susut II Susut I Tembuku II Tembuku I Bangli Utara Bangli 94,42 94,80 80,36 95,87 107,59 87,04 101,29 141,24 97,72 87,15 106,39 98,14 Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN3) Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli 0,00 50,00 100,00 150,00 Puskesmas dengan persentase kunjungan neonatus lengkap (KN3) terendah adalah Puskesmas Kintamani IV yaitu hanya sebesar 80,36 %. d. Penanganan Komplikasi Kebidanan Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan Puskesmas, ibu hamil yang memiliki risiko tinggi (risti) dan memerlukan pelayanan kesehatan, karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan pelayanan, maka kasus tersebut perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai. Risti/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Risti/komplikasi kebidanan meliputi Hb < 8 g%, tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmhg, diastole > 90 mmhg, oedeme nyata, eklampsia, perdarahan per vaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, dan persalinan prematur. Gambar berikut memperlihatkan cakupan penanganan komplikasi kebidanan menurut Puskesmas tahun 2014, ada lima puskesmas yang cakupannya melampaui target SPM 2015 (80%), yaitu Puskesmas Bangli Utara, Puskesmas Tembuku I, Puskesmas Kintamani II, Puskesmas Kintamani III dan Puskesmas Kintamani VI, sedangkan tujuh puskesmas lainnya belum mencapai target SPM 2015 dan yang paling rendah terjadi di Puskesmas Kintamani V yaitu hanya sebesar 12,5 %. Secara Kabupaten tahun 2014 angka capaiannya sebesar 75,43% Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

33 meningkat jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 yaitu sebesar 69,9 % namun belum mencapai target SPM. Yang perlu mendapatkan perhatian bersama terutama pemegang program, untuk puskesmas yang capaiannya masih dibawah target, agar diberikan perhatian khusus agar penanganan komplikasi kebidanan terus meningkat, sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar IV.10 Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Di Kabupaten Bangli Tahun ,4 69,9 66,8 67,1 65, Komplikasi Obstetri yang Ditangani Persentase cakupan penanganan komplikasi kebidanan ddalam lima tahun terakhir berturut-turut mengalami peningkatan dari tahun 2010 yang baru mencapai 65,6%, meningkat menjadi 66,8% pada tahun 2011, meningkat menjadi 67,1 % pada tahun 2012, meningkat menjadi 69,9 % pada tahun 2013 dan data terakhir pada tahun 2014 meningkat menjadi 75,4%. Adapun cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani menurut puskesmas di Kabupaten Bangli adalah sebagai berikut : Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

34 Gambar IV.11 Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Kabupaten/ Kota 75,4 Kintamnai VI 139,2 Kintamani V 12,5 Kintamani IV 14,2 Kintamani III Kintamani II Kintamani I Susut II 75,6 58,7 135,4 130,7 Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Susut I 56,7 Tembuku II 50,3 Tembuku I 88,1 Bangli Utara 111,1 Bangli 53,5 0,0 50,0 100,0 150,0 Persentase Cakupan penanganan komplikasi kebidanan yang terendah adalah Puskesmas Kintamani V yang hanya mencapai 12,5%. e. Penanganan Komplikasi Neonatal Neonatus risti/komplikasi meliputi asfksia, tetanus neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan dan kelainan neonatal. Neonatus risti/komplikasi yang ditangani adalah neonatus risti/komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih yaitu dokter dan bidan di polindes, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit. Cakupan Penanganan komplikasi neontal dalam lima tahun terakhir adalah sebagai berikut : Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

35 Gambar IV.12 Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Di Kabupaten Bangli Tahun , ,6 73, Komplikasi Neonatal yang Ditangani Secara berturut-turut tahun 2013 dan 2014 persentase penanganan komplikasi neonatal mengalami peningkatan dari tahun 2012 yang hanya mencapai 45%. Berikut ini adalah persentase pencapaian penanganan komplikasi neonatal menurut puskesmas se-kabupaten Bangli : Gambar IV.13 Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Kabupaten/ Kota 73,54 Kintamnai VI Kintamani V Kintamani IV Kintamani III Kintamani II Kintamani I Susut II Susut I Tembuku II Tembuku I Bangli Utara Bangli 6,12 17,65 13,04 35,42 28,26 62,50 66,67 96,83 111,54 127,27 135,19 181,25 0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 Persentase Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut Puskesmas Tahun 2014 Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

36 Pada tahun 2014 cakupan penanganan neonatal komplikasi yang dilaporkan sebesar 73,5 % meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar 61,6 %, dengan kisaran cakupan terendah sebesar 6,1% di Puskesmas Kintamani V dan tertinggi sebesar 181,3 % di wilayah Puskesmas Kintamani III. f. Kunjungan Bayi Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan dan perawat) minimal 4 kali dalam setahun, yaitu satu kali pada umur 29 hari 3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi imunisasi dasar (BCG, DPT / HB1-3, Polio 1-4 dan campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Indikator ini merupakan penilaian terhadap upaya peningkatan akses bayi memperoleh pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi. Cakupan kunjungan bayi dalam lima tahun terakhir adalah sebagai berikut : Gambar IV.14 Persentase Cakupan Kunjungan Bayi Di Kabupaten Bangli Tahun , ,6 92,6 101,8 100, Kunjungan Bayi Pada tahun 2013 dan 2014 persentase cakupan kunjungan bayi meningkat mencapai lebih dari 100 % dibandingkan tahun 2011 dan 2012 yang berturut-turut pencapaiannya masih di bawah 100% yaitu 91,6% dan 92,6%. Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

37 Gambar IV.15 Persentase Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Cakupan Kunjungan Bayi Cakupan Kunjungan Bayi Kabupaten/ Kota 100,5 Kintamnai VI 91,6 Kintamani V Kintamani IV 104,0 116,5 Kintamani III 94,5 Kintamani II 105,7 Kintamani I 82,4 Susut II Susut I Tembuku II Tembuku I Bangli Utara Bangli 102,6 96,9 98,0 103,8 106,9 107,9 Cakupan kunjungan bayi di Kabupaten Bangli tahun 2014 mencapai 100,5 % sedangkan tahun 2013 yang mencapai 101,8%. Pencapaian tertinggi adalah di Puskesmas Kintamani IV yang mencapai 116,5% sedangkan terendah di Puskesmas Kintamani I yang baru mencakup 82,4%. g. Pelayanan Kesehatan Anak Balita Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan pada anak umur bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 kali setahun dan pemberian vitamin A 2 kali setahun (bulan Februari dan Agustus). Pemantauan pertumbuhan dilakukan melalui penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan di Posyandu, Puskesmas dan Rumah Sakit, Bidan Praktek Swasta serta sarana / fasilitas kesehatan lainnya. Pemantauan perkembangan dapat dilakukan melalui SDIDTK oleh petugas kesehatan. Pemberian vitamin A dilaksanakan oleh petugas kesehatan di sarana kesehatan. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita dalam empat tahun terakhir adalah : Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

38 Gambar IV.16 Persentase Pelayanan Kesehatan Anak Balita Di Kabupaten Bangli Tahun , ,8 54, Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita (min 8 kali) Pada tahun 2014 cakupan pelayanan kesehatan anak balita (12-59 bulan) sebesar 86,8% meningkat dibandingkan tahun 2013 yang hanya sebesar 54,8%, sementara yang harus dicapai berdasarkan target renstra kemenkes 2014 adalah 85%. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita per kabupaten/kota dapat dilihat pada Gambar di bawah ini. Gambar IV.17 Persentase Cakupan Anak Balita yang Mendapat Pelayanan Kesehatan (Minimal 8 Kali) Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Cakupan Anak Balita yang Mendapat Pelayanan Kesehatan (Minimal 8 Kali) Kabupaten/ Kota 86,84 Kintamnai VI Kintamani V Kintamani IV Kintamani III Kintamani II Kintamani I Susut II Susut I Tembuku II Tembuku I Bangli Utara Bangli 80,81 58,77 61,30 48,19 86,70 87,53 72,04 93,14 91,65 93,24 109,29 150,09 Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

39 Puskesmas dengan presentase cakupan pelayanan kesehatan anak balita terendah adalah puskesmas Kintamani I yang hanya sebesar 48,19%. h. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah Monitoring pertumbuhan terhadap anak balita dan pra sekolah dilakukan melalui pemantauan secara dini perkembangan anak, penanganan masalah pertumbuhan dan juga pelayanan rujukan ke tingkat yang lebih mampu. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat Masalah kesehatan anak usia sekolah semakin komplek, yang biasanya berkaitan dengan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun. Beberapa masalah kesehatan yang sering dialami anak usia sekolah adalah karies gigi, kecacingan, kelainan refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah gizi. Sebelum dilakukan pelayanan kesehatan terhadap siswa SD dan setingkat terlebih dahulu dilakukan penjaringan sasaran. Untuk tahun 2014 jumlah siswa SD dan setingkat yang mendapatkan pelayanan kesehatan (penjaringan) mencapai 100% meningkat dari tahun 2013 yang baru mencapai 93,5%. 2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita biasanya antara tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/pasangan ini lebih diprioritas untuk menggunakan alat/cara KB Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana salah satunya dapat dilihat dari cakupan peserta KB aktif dan jenis kontrasepsi yang digunakan oleh akseptor, seperti terlihat pada gambar berikut ini. Jumlah peserta KB baru di Kabupaten Bangli tahun 2014 sebanyak orang (4,9%) dari pasangan Usia Subur, sedangkan cakupan peserta KB aktif tahun 2014 sebesar 93,1 %. Tidak terjadi disparitas yang tinggi antara cakupan tertinggi dengan cakupan terendah di puskesmas, hal ini menunjukkan telah terjadi pemerataan pelayanan KB di seluruh Puskemas di Kabupaten Bangli, seperti terlihat pada gambar dibawah ini: Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

40 Gambar IV.18 Persentase Cakupan KB Aktif Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Cakupan Peserta KB Aktif Menurut Puskesmas Tahun 2014 Kabupaten/ Kota 93,07 Kintamnai VI Kintamani V Kintamani IV Kintamani III Kintamani II Kintamani I Susut II Susut I Tembuku II Tembuku I Bangli Utara Bangli 93,54 95,03 93,51 91,76 92,38 81,68 88,27 87,45 92,95 92,05 81,65 143,92 Adapun persentase cakupan KB aktif menurut jenis kontrasepsi di Kabupaten Bangli tahun 2014 tertinggi adalah akseptor KB IUD sebesar 48%, yang kedua akseptor KB Suntik sebesar 39%, ketiga akseptor KB Pil sebesar 7%. Gambar IV.19 Persentase Cakupan KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi di Kabupaten Bangli Tahun 2014 IUD MOP MOW IMPLANT KONDOM SUNTIK PIL 7% 39% 48% 3% 1% 1% 1% Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

41 3. Pelayanan Imunisasi Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif, munisasi aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio atau campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya penyuntikan ATS pada orang yang mengalami luka kecelakaan. a. Imuniasi Dasar pada Bayi Diantara penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan imunisasi, campak adalah penyebab utama kematian pada balita. Oleh karena itu pencegahan campak merupakan faktor penting dalam mengurangi angka kematian balita. Oleh karena itu harus dipertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90%. Target tersebut sejalan dengan target Renstra Kemenkes 2014 yang menetapkan target cakupan imunisasi campak sebesar 90%. Kabupaten Bangli tahun 2014 telah mencapai target cakupan imunisasi campak sebesar 100,4%, meningkat dari tahun 2013 yaitu sebesar 98%.Dengan demikian Bali telah mampu mencapai target imunisasi campak yang ditetapkan oleh WHO dan target Kemenkes RI Cakupan imunisasi campak per puskesmas dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar IV.20 Persentase Cakupan Imunisasi Campak Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Cakupan Imunisasi Campak Menurut Puskesmas Tahun 2014 Kabupaten/ Kota 100,44 Kintamnai VI Kintamani V Kintamani IV Kintamani III Kintamani II Kintamani I Susut II Susut I Tembuku II Tembuku I Bangli Utara Bangli 92,02 107,69 97,30 97,69 100,64 97,78 103,25 94,57 92,79 107,32 110,92 99,07 Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

42 Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan atas imunisasi dasar lengkap pada bayi (0-11 bulan). Desa UCI merupakan gambaran desa/kelurahan dengan 80% jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap dalam kurun waktu satu tahun. Gambar IV.21 Persentase Cakupan Desa/ Kelurahan UCI Per Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Cakupan Desa/ Kelurahan UCI Per Puskesmas Tahun 2014 Kabupaten/ Kota 90,3 Kintamnai VI 66,7 Kintamani V Kintamani IV 100,0 100,0 Kintamani III 85,7 Kintamani II 100,0 Kintamani I 87,5 Susut II 100,0 Susut I 80,0 Tembuku II Tembuku I Bangli Utara Bangli 100,0 100,0 100,0 100,0 b. Imunisasi pada Ibu Hamil Tetanus disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh bakteri yang disebut Clostridium tetani. Tetanus juga bisa menyerang pada bayi baru lahir (Tetanus Neonatorum) pada saat persalinan dan perawatan tali pusat. Masih banyak calon ibu di masyarakat terutama yang tinggal di daerah-daerah terpencil berada dalam kondisi yang masih jauh dari kondisi steril saat persalinan. Hal inilah yang bisa menimbulkan risiko ibu maupun bayinya terkena tetanus. Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan program eliminasi tetanus pada neonatal dan wanita usia subur termasuk ibu hamil. Strategi yang dilakukan untuk mengeliminasi tetanus neonatorum dan meternal adalah 1) pertolongan persalinan yang aman dan bersih; 2) cakupan imunisasi rutin TT yang tinggi dan merata; dan 3) penyelenggaraan surveilans. Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

43 Beberapa permasalahan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) pada wanita usia subur yaitu pelaksanaan skrining yang belum optimal, pencatatan yang dimulai dari kohort WUS (baik kohort ibu mapun WUS tidak hamil) belum seragam. Cakupan TT2+ di Provinsi Bali dari tahun ke tahun cenderung. Berikut ini distribusi cakupan TT2+ menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2014: Gambar IV.22 Persentase Cakupan TT 2+ Pada Ibu Hamil Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Cakupan TT 2+ Pada Ibu Hamil Menurut Puskesmas Tahun 2014 Kabupaten/ Kota 134,4 Kintamnai VI Kintamani V Kintamani IV Kintamani III Kintamani II Kintamani I Susut II Susut I Tembuku II Tembuku I Bangli Utara Bangli 108,4 104,7 142,3 157,9 106,0 129,1 162,8 136,3 116,0 99,7 173,2 171,3 4. Pelayanan Pengobatan/Perawatan a. Cakupan Rawat Jalan Pemanfaatan sarana kesehatan di Kabupaten Bangli oleh masyarakat untuk rawat jalan tahun 2014 sudah mencapai orang (104,1%) dari jumlah penduduk. b. Cakupan Rawat Inap. Cakupan rawat inap pada tahun 2014 di Kabupaten Bangli sudah mencapai orang (7,5%). cakupan ini lebih banyak diperoleh dari pelayanan pengobatan di rumah sakit sedangkan untuk puskesmas baru mencapai 139 orang yang memanfaatkan puskesmas perawatan. c. Pelayananan Kesehatan Jiwa Pelayanan kesehatan jiwa merupakan pelayanan pada pasien yang mengalami gangguan kejiwaan meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Tahun 2014 di Kabupaten Bangli mencapai jiwa (7,8%) hasil ini lebih banyak dikontribusi dari rumah Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

44 sakit jiwa yang terletak di Kabupaten Bangli sedangkan gangguan jiwa yang terdeteksi di Puskesmas mencapai jiwa (0,69%). 5. Pelayanan Kesehatan Usila Pencapaian cakupan pelayanan kesehatan terhadap pra dan Usila di Kabupaten Bangli Tahun 2014 yaitu 87,19%. 6. Penanganan Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainya) Penanganan penyalahgunaan NAPZA di kabupaten Bangli dilakukan dengan kegiatan penyuluhan yang dipakai sebagai sasaran adalah remaja yaitu anak-anak sekolah SLTP dan SLTA yang sangat rawan terhadap penyalahgunaan NAPZA. Penanggulangan napza ini memerlukan pendekatan komprehensif multidisiplin, serta keterpaduan lintas sektor pemerintahan, komitmen kuat semua pihak serta peran serta seluruh masyarakat. B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN Salah satu upaya untuk melaksanakan pembangunan di bidang kesehatan adalah melaksanakan upaya kesehatan yang bertujuan meningkatkan akses, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan perorangan (puskesmas, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya) dengan beberapa kegiatan pokoknya adalah peningkatan pelayanan kesehatan rujukan melalui pemanfaatan rumah sakit, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin dan lain-lain seperti diuraikan berikut: a. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Di Kabupaten Bangli terdapat 3 buah rumah sakit, 1 buah RSUD, 1 buah Rumah Sakit Jiwa dan 1 buah Rumah Sakit Swasta. Rumah Sakit Umum Daerah Bangli mempunyai 310 buah tempat tidur. Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator yaitu: 1) Kunjungan baru rawat jalan Kunjungan rawat jalan di rumah sakit RSUD Bangli pada Tahun 2014 mencapai pasien dan untuk rawat inap Tahun 2014 mencapai orang. 2) Angka Kematian Neto / Net Death Rate (NDR) NDR adalah kematian 48 jam pasien rawat inap per 1000 pasien keluar hidup dan mati. Pada tahun 2014 angka NDR di RSUD Bangli mencapai 21,9 per 1000 pasien. 3) Angka Kematian Umum / Groos Death Rate (GDR) GDR adalah angka kematian total pasien rawat inap yang keluar RS per 1000 penderita keluar hidup dan mati. Tahun 2014 GDR mencapai 11,8 per 1000 pasien. 4) Angka Penggunaan Tempat Tidur / Bed Occupany Rate (BOR) BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu, indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. BOR ideal (60-80%). Untuk tahun 2014, BOR RSUD Bangli mencapai 50,1%. Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

45 5) Angka Rata-Rata Lama Perawatan / Length Of Stay (LOS) LOS adalah rata-rata perawatan seorang pasien, Indikator ini menggambarkan hasil pengukuran tingkat efisiensi dan mutu pelayanan suatu rumah sakit. Untuk Tahun 2014 LOS mencapai 4,2 hari. 6) Angka Frekuensi Pemakaian Tempat Tidur / Bed Turn Over (BTO) BTO merupakan frekuensi rata-rata tempat tidur dipakai dalam satuan waktu. Indikator ini memberi indikasi efisiensi pemakaian tempat tidur. BTO ideal kali. Untuk Tahun 2014 BTO mencapai 28,81 kali. 7) Angka Selang Waktu Antara Penggunaan Tempat Tidur / Turn Over Interval (TOI). TOI adalah rata-rata jumlah hari tempat tidur RS tidak dipakai dari saat kosong ke saat terisi berikutnya. Idealnya 1-3 hari, tahun 2014 TOI di RSUD Bangli mencapai 6,3 hari. b. Pelayanan Kesehatan Jaminan Kesehatan Nasional Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. Berikut adalah Cakupan Jaminan Kesehatan menurut Jenis Jaminan tahun 2014 di Kabupaten Bangli. Gambar IV.23 Cakupan Jaminan Kesehatan Menurut Jenis Jaminan Tahun Cakupan Jaminan Kesehatan Menurut Jenis Jaminan Tahun 2014 Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

46 C. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT 1. Pengendalian Penyakit Polio Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi polio. Upaya itu ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur <15 tahun dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. Tahun 2014 ditemukan 1 kasus AFP (Non Polio) di Puskesmas Kintamani III. 2. Pengendalian TB Paru Upaya dalam penanggulangan TB paru tahun 2014 menurut puskesmas adalah sebagai berikut. Gambar IV.24 Persentase Cakupan BTA (+) Terhadap Suspek Menurut Puskesmas Tahun 2014 Cakupan BTA (+) Terhadap Suspek Menurut Puskesmas Tahun 2014 Kabupaten/Kota 6,31 Kintamnai VI Kintamani V Kintamani IV Kintamani III Kintamani II Kintamani I Susut II Susut I Tembuku II Tembuku I Bangli Utara Bangli 0,00 2,86 4,69 1,99 2,27 3,08 11,48 10,00 9,38 8,24 15,79 19,61 Persentase BTA+ terhadap suspek di Kabupaten Bangli Tahun 2014 adalah 6,31 %. Menurut standar persentase BTA+ diperkirakan 10% dari suspek yang diperkirakan dimasyarakat dengan nilai yang ditoleransi 5-15%. Bila angka ini terlalu kecil (<5%) kemungkinan disebabkan penjaringan suspek terlalu longgar. Banyak orang tidak memenuhi kriteria suspek atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (negatif palsu). Sedangkan bila angka ini terlalu besar (>15%) kemungkinan disebabkan penjaringan terlalu ketat atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (positif palsu). Dengan demikian, sejak tahun 2014 persentase BTA+ terhadap suspek dalam batas yang ditolerir, atau petugas kesehatan mampu mendiagnosis kasus BTA+ sesuai standar. Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

47 3. Pengendalian Penyakit ISPA Menurut hasil survei mortalitas subdit ISPA pada tahun 2005, sebanyak 22,30% bayi maupun balita meninggal karena ISPA. Dari angka tersebut sebanyak 23,60% kematian disebabkan oleh pneumonia. Program pemberantasan penyakit ISPA membagi ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan nafas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan nafas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan harus ditatalaksanakan sesuai standar, dengan demikian angka penemuan kasus pneumonia juga menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA Tahun 2014, angka cakupan penemuan penderita pneumonia pada balita sebesar 39,2% mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 sebesar 9,7%, namun angka ini masih jauh dari harapan SPM yaitu sebesar 100%, yang kemungkinan disebabkan karena jumlah penderita sasaran menggunakan angka perkiraan dari jumlah balita yang juga merupakan angka estimasi yang belum tentu kebenarannya. Berikut ini gambaran cakupan pneumonia pada balita yang ditemukan dan ditangani tahun Gambar IV.25 Persentase Cakupan Pneumonia Pada Balita yang Ditemukan dan Ditangani Menurut Puskesmas Tahun Cakupan Pneumonia Pada Balita yang Ditemukan dan Ditangani Kabupaten/Kota 39,2 Kintamnai VI Kintamani V Kintamani IV Kintamani III Kintamani II Kintamani I Susut II Susut I Tembuku II Tembuku I Bangli Utara Bangli 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 18,3 32,4 27,8 72,6 87,2 100,7 127,2 Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

48 4. Penanganan Penyakit HIV, AIDS dan IMS Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV dan AIDS, disamping ditujukkan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Gambar IV.26 Proporsi HIV AIDS Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2014 Proporsi HIV AIDS Berdasarkan Kelompok Umur 43,24 18,92 27,03 0,00 2,70 0,00 2,70 5,41 0,00 < 1 TAHUN 1-4 TAHUN 5-14 TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 60 TAHUN Proporsi HIV AIDS tertinggi berdasarkan kelompok umur adalah pada umur tahun yaitu sebesar 43,24 % dari jumlah penderita HIV AIDS, urutan kedua adalah kelompok umur tahun yaitu sebesar 27,03% dari jumlah penderita HIV AIDS dan urutan ketiga adalah kelompok umur tahun sebesar 18,92% dari jumlah penderita HIV AIDS. 5. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Upaya pemberantasan DBD terdiri dari 3 hal yaitu : 1) peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vektor; 2) diagnosis dini; dan 3) peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD. Upaya pemberantasan vektor dilakukan melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pemeriksaan jentik berkala. Keberhasilan PSN antara lain dapat diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ). Apabila ABJ 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi. Berikut ini jumlah kasus DBD menurut Puskesmas Tahun Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

49 Gambar IV.27 Jumlah Kasus DBD Menurut Puskesmas Tahun 2014 Jumlah Kasus DBD Menurut Puskesmas Tahun Pengendalian Penyakit Malaria Malaria merupakan masalah kesehatan dunia termasuk Indonesia karena mengakibatkan dampak yang luas dan berpeluang menjadi penyakit emerging dan re-emerging. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya kasus import, resistensi obat dan beberapa insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor, serta adanya vektor potensial yang dapat menularkan dan menyebabkan malaria. Selain itu, malaria umumnya merupakan penyakit di daerah terpencil, sulit dijangkau dan banyak ditemukan di daerah miskin atau sedang berkembang. Oleh karena itu, malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi sasaran prioritas komitmen global dalam MDGs. Pemberantasan malaria digalakkan melalui gerakan masyarakat yang dikenal dengan Gerakan Berantas Kembali Malaria atau Gebrak Malaria telah dicetuskan pada tahun Gerakan ini merupakan embrio pengendalian malaria yang berbasis kemitraan dengan berbagai sektor dengan slogan Ayo Berantas Malaria. a. Kasus Baru Malaria Berdasarkan Riskesdas 2013 Insiden Malaria pada penduduk Indonesia tahun 2013 adalah 1,9 persen menurun dibanding tahun 2007 (2,9%), tetapi di Papua Barat mengalami peningkatan tajam jumlah penderita malaria. Prevalensi malaria tahun 2013 adalah 6,0 persen. Dari 33 provinsi di Indonesia, 15 provinsi mempunyai prevalensi malaria di atas angka nasional, sebagian besar berada di Indonesia Timur. Jawa-Bali merupakan daerah dengan prevalensi malaria lebih rendah dibanding provinsi lain, tetapi sebagian kasus malaria di Jawa-Bali terdeteksi bukan berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan. Di Kabupaten Bangli tahun 2014 terdapat 1 (satu) Kasus Malaria yaitu di Puskesmas Kintamani V. b. Persentase Penderita Malaria yang Diobati Persentase Penderita Malaria yang Diobati Pengobatan malaria harus dilakukan secara efektif. Pemberian jenis obat harus benar, dan cara meminumnya harus tepat waktu yang sesuai dengan acuan program pengendalian malaria. Pengobatan efektif adalah pemberian ACT pada 24 jam pertama pasien panas dan obat harus diminum habis dalam 3 hari. Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

50 Riskesdas 2013 proporsi pengobatan efektif Indonesia adalah 45,5 persen. Dalam lima tahun terakhir ( ), persentase penderita malaria yang diobati sebagain besar sudah mencapai 100%, kecuali tahun 2009 dengan pencapaian 93,94%, berarti sebagian besar tersangka malaria dan/atau positif malaria yang datang ke sarana kesehatan diobati sesuai pengobatan standar. Persentase Malaria yang diobati di Kabupaten Bangli untuk tahun 2014 adalah 1 kasus (100%). D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Upaya perbaikan gizi masyarakat dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat antara lain anemi gizi besi, kekurangan vitamin A dan gangguan akibat kekurangan yodium. 1. Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Anemi gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut. Di Indonesia sebagian besar anemi ini disebabkan karena kekurangan zat besi (fe) hingga disebut anemi kekurangan zat besi atau anemi gizi besi dan kelompok yang paling rentan adalah wanita hamil. Cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah Fe3(90 tablet) tahun 2014 menurut puskesmas adalah sebagai berikut. Gambar IV.28 Persentase Cakupan Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe3 (90Tablet) Menurut Puskesmas di KabupatenTahun 2014 Cakupan Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet FE3 (90Tablet) Menurut Puskesmas Tahun 2014 Kabupaten/ Kota 82,1 Kintamnai VI Kintamani V Kintamani IV Kintamani III Kintamani II Kintamani I Susut II Susut I Tembuku II Tembuku I Bangli Utara Bangli 76,4 69,1 75,5 76,7 65,7 71,3 100,0 100,0 100,0 91,1 87,7 95,3 Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

51 2. Pemberian Kapsul Vitamin A Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah bayi (umur 6-11 bulan) diberikan kapsul vitamin A SI, anak balita (umur 1-4 tahun) diberikan kapsul vitamin A SI, dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A SI, sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pada bayi (6-11 bulan) diberikan setahun sekali pada bulan Februari atau Agustus; dan anak balita enam bulan sekali, yang diberikan secara serentak pada bulan Februari dan Agustus. Sedangkan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas diharapkan dapat dilakukan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas atau dapat pula diberikan di luar pelayanan tersebut selama ibu nifas belum mendapatkan kapsul vitamin A. Persentase cakupan pemberian vitamin A balita menurut puskesmas tahun 2014 adalah sebagai berikut. Gambar IV.29 Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita Menurut Puskesmas Tahun 2014 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita Menurut Puskesmas Tahun 2014 Kabupaten/ Kota 98,0 Kintamnai VI Kintamani V Kintamani IV Kintamani III Kintamani II Kintamani I Susut II Susut I Tembuku II Tembuku I Bangli Utara Bangli 88,9 93,3 98,0 100,0 100,0 100,0 99,4 99,4 98,0 100,0 98,6 99,9 3. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Cara pemberian makaan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapatkan makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya. Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

52 Gambar IV.30 Persentase Cakupan ASI Eksklusif Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Cakupan ASI Eksklusif Menurut Puskesmas Tahun 2014 Kabupaten/ Kota Kintamnai VI Kintamani V Kintamani IV Kintamani III Kintamani II Kintamani I Susut II Susut I Tembuku II Tembuku I Bangli Utara Bangli 72,21 85,64 63,49 94,24 77,69 83,96 57,48 65,77 54,58 73,41 62,65 69,11 73,80 Puskesmas dengan cakupan ASI eksklusif tertinggi adalah Puskesmas Kintamani IV yaitu mencapai 94,24%, sedangkan terendah adalah Puskesmas Susut I hanya sebesar 54,58%. 4. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering) secara dini. Untuk mengetahui pertumbuhan tersebut, penimbangan balita setiap bulan sangat diperlukan. Penimbangan balita dapat dilakukan di berbagai tempat seperti Posyandu, Polindes, Puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain. Pada Riskesdas 2013, informasi tentang pemantauan pertumbuhan anak diperoleh dari frekuensi penimbangan anak umur 6-59 bulan selama enam bulan terakhir. Idealnya dalam enam bulan anak balita ditimbang minimal enam kali. Sedangkan untuk status gizi anak balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Variabel BB dan TB/PB anak balita disajikan dalam bentuk tiga indeks antropometri, yaitu BB/U, TB/U, dan BB/TB. Untuk menilai status gizi anak balita, maka angka berat badan dan tinggi badan setiap anak balita dikonversikan ke dalam nilai terstandar (Zscore) menggunakan baku antropometri anak balita WHO Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

53 Gambar IV.31 Persentase Cakupan Kunjungan Balita yang Ditimbang Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Persentase Kunjungan Balita yang Ditimbang Menurut Puskesmas Tahun 2014 Kabupaten/ Kota 75,63 Kintamnai VI Kintamani V Kintamani IV Kintamani III Kintamani II Kintamani I Susut II Susut I Tembuku II Tembuku I Bangli Utara Bangli 76,74 65,57 87,66 78,98 81,22 57,63 85,72 79,21 71,25 82,86 70,41 78,14 Cakupan D/S balita tertinggi adalah di Puskesmas Kintamani IV yaitu 87,66%, sedangkan cakupan D/S yang terendah adalah di Puskesmas Kintamani I hanya sebesar 57,63%. Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

54 BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan di kelompokan menjadi sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan. A. SARANA KESEHATAN Sarana kesehatan meliputi puskesmas, rumah sakit (rumah sakit umum dan rumah sakit khusus), sarana Upaya kesehatan bersumberdaya Masyarakat (UKBM), sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan. 1. Puskesmas dan Jaringannya Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan Kabupaten yang berada di wilayah kecamatan yang melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan. Puskesmas mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai penggerak pembangunan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di tingkat kecamatan di Kabupaten Bangli, pada tahun 2012 sudah ada 12 buah puskesmas, 5 buah diantaranya adalah puskesmas dengan layanan rawat inap sedangkan 7 buah puskesmas yang lainnya adalah puskesmas tanpa layanan rawat inap. Jaringan puskesmas yang lainnya yaitu Poskesdes, Puskesmas Pembantu dan Polindes yang memberikan pelayanan kesehatan strata pertama tingkat desa/kelurahan. Sampai tahun 2014 Puskesmas Pembantu (Pustu) yang ada di Kabupaten Bangli sebanyak 59 buah, jumlah poskesdes 25 buah, jumlah polindes 6 buah dan puskesmas keliling roda empat 15 buah. Jumlah puskesmas dan jaringannya di Kabupaten Bangli adalah sebagai berikut: Gambar V.1 Jumlah Puskesmas, Pustu, Poskesdes, Polindes dan Pusling Tahun 2014 Puskesmas Pustu Poskesdes Polindes Pusling Bangli Tembuku Susut Kintamani Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

55 2. Rumah Sakit Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan menghitung jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk. Jumlah rumah sakit di Kabupaten Bangli ada 3 buah yaitu 1 rumah sakit umum milik Pemerintah Kabupaten Bangli dengan jumlah tempat tidur 310 buah, 1 rumah sakit khusus jiwa milik Pemerintah Propinsi Bali dengan 340 buah tempat tidur dan 1 buah rumah sakit swasta BMC dengan 62 buah tempat tidur. 3. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Gambaran sarana kesehatan juga dapat dilihat dari ketersediaan sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan. Di Kabupaten Bangli terdapat 5 buah toko obat dan 7 buah apotik. 4. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada termasuk yang ada dimasyarakat. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah posyandu (Pos Pelayanan terpadu), Polindes (Pondok Bersalin Desa) Toga (Taman Obat Keluarga), POD (Pos Obat Desa). Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya posyandu dikelompokkan ke dalam 4 strata, yaitu Posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri. Pada tahun 2014 jumlah posyandu di Kabupaten Bangli sebanyak 353 buah, dengan kriteria pratama 3,12%, madya 27,76%, purnama 68,27%, dan mandiri 0,85%. Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan, melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga berencana. Pengelompokan tingkat perkembangan polindes juga seperti posyandu. Untuk tahun 2014 di Kabupaten Bangli jumlah polindes yang ada yaitu 6 buah. Untuk poskesdes di Kabupaten Bangli sampai tahun 2014 sudah ada 25 buah dan untuk Desa Siaga sebagai pendukung untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat sudah ada 72 desa/kelurahan sebagai Desa Siaga di kabupaten Bangli dan semua desa siaga itu aktif. Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

56 B. TENAGA KESEHATAN Upaya kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila pemenuhan sumber daya tenaga, pembiayaan dan sarana kesehatan dapat memadai dan seimbang dengan kebutuhan. Sumber daya kesehatan dapat diukur dengan beberapa indikator. Distribusi dan kecukupan tenaga kesehatan sangat menentukan terpenuhinya standar kesehatan masyarakat. Ratio Tenaga Kesehatan per penduduk menurut jenis Tenaga Kesehatan di Kabupaten Bangli Tahun 2014 dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel V.1 Ratio Tenaga Kesehatan per Penduduk Menurut Jenis Tenaga Di Kabupaten Bangli Tahun 2014 No Jenis Tenaga Jumlah Tenaga Ratio per penduduk Persebaran th Dokter Spesialis 34 15,364 2 Dokter umum 95 42,93 3 Dokter Gigi 32 14,48 4 Perawat Bidan ,11 6 Apoteker 15 6,78 7 Asisten apoteker 35 15,82 8 Sarjana Kesmas 22 9,94 9 Sanitarian 47 21,24 10 Gizi 44 19,88 11 Keterapian Fisik 5 2,26 12 Keteknisan Medis 60 27,11 Sumber : Kepegawaian Dikes Bangli Tahun 2014 Gambar V.2 Ratio Tenaga Kesehatan per Penduduk Menurut Jenis Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Bangli Tahun 2014 Ratio Tenaga Kesehatan per penduduk menurut Jenis Tenaga Kesehatan Tahun ,33 246,11 15,36 42,93 14,46 6,78 15,82 9,94 21,24 19,88 2,26 27,11 Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI DINAS KESEHATAN 2016 KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), atas Asung Kerta

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI DINAS KESEHATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), atas Asung Kerta

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI DINAS KESEHATAN 2013 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-nya

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI DINAS KESEHATAN 2014 BAB I PENDAHULUAN Seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tercantum jelas citacita bangsa Indonesia

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN TREND JAWA TIMUR TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 2011 Jl. A. Yani 118 Surabaya HTTP://dinkes.jatimprov.go.id Email : info@dinkesjatim.go.id DINAS Tahun KESEHATAN 2012 PROVINSI

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Jalan Poros Andoolo Kel.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat di Mandar 2007-2009 Indikator 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 Tujuan Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Menurunkan Proporsi

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai dengan Visi Departemen Kesehatan Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat dengan Misinya Membuat Rakyat Sehat diperlukan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321) DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) 321957, FAX. (0321) 390113 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kata Pengantar Puji syukur

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENYUSUN : ROSMERI PALEBA, S.Si., Apt SAID KUDO, SKM., MPH YONGKI ANU, SST DEBBY JUALITA LEAUA JAMES MAKANONENG PENGUMPUL DATA : JOHANA AIPIPIDELI, SKM Hj.

Lebih terperinci

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain dari 7

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN DALAM PENCAPAIAN RPJMD KABUPATEN MALANG 2010-1015 Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta atas berkat dan rahmat-nya, buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 dapat diterbitkan. Profil Kesehatan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta KATA PENGANTAR Profil Kesehatan merupakan data dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi Kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI

KATA PENGANTAR PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI KATA PENGANTAR Puji Astiti Angayubagia dipanjatkan atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015 dapat diterbitkan untuk merespon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Dinas Kesehatan Kota Malang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2013. Profil Kesehatan ini disusun untuk

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA TEGAL TAHUN 2013 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KESEHATAN

PROFIL KESEHATAN KOTA TEGAL TAHUN 2013 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KESEHATAN PROFIL KESEHATAN KOTA TEGAL PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KESEHATAN Jl. Proklamasi No. 16 Tegal (0283) 353351 Website : http://dinkes.tegalkota.go.id PROFIL KESEHATAN KOTA TEGAL PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan bidang kesehatan menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012 PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman tingkat persaingan di bidang kesehatan semakin meningkat demikian

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

dr. ZULMAN ZURI AMRAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu

dr. ZULMAN ZURI AMRAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu dr. ZULMAN ZURI AMRAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu TIM PENYUSUN Penasehat (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu) Pengarah (Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan) Penanggung Jawab (Kepala

Lebih terperinci

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

BAB IV P E N U T U P

BAB IV P E N U T U P BAB IV P E N U T U P 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Pengarah Dr. Media Yulizar, MPH Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh

TIM PENYUSUN. Pengarah Dr. Media Yulizar, MPH Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh TIM PENYUSUN Pengarah Dr. Media Yulizar, MPH Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Ketua Dr. Safriati, M.Kes Kepala Bidang Penelitian Pengembangan & Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh

Lebih terperinci

Malang, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. SUPRANOTO, M.Kes. Pembina Tingkat I NIP

Malang, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. SUPRANOTO, M.Kes. Pembina Tingkat I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Dinas Kesehatan Kota Malang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2012. Profil Kesehatan ini disusun untuk

Lebih terperinci

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Malinau diarahkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung system manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BALI TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BALI TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI BALI KATA PENGANTAR Puji Astiti Angayubagia dipanjatkan atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, maka penyusunan Profil Kesehatan Propinsi

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 695 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 104 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 421.900 424.831

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2017 Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem KATA PENGANTAR Berkat Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sanghyang Widhi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2015 Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem KATA PENGANTAR Berkat Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sanghyang Widhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam tujuan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam tujuan pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam tujuan pembangunan Millenium (MDG s), tepatnya pada tujuan ke-4 dan tujuan ke-5, yaitu menurunkan angka kematian anak dan

Lebih terperinci