DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321)"

Transkripsi

1 DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321)

2 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 ini dapat di selesaikan dengan baik. Profil ini merupakan bentuk pelaporan dari Dinas Kesehatan yang berisikan uraian kegiatan tahun 2013 yang memberikan gambaran kinerja sektor kesehatan baik pemerintah maupun swasta selama satu tahun dan juga membandingkan pencapaian tahun-tahun sebelumnya. Profil Kesehatan juga merupakan salah satu indikator dari Renstra yaitu tersedianya buku Profil di tingkat Kabupaten dalam upaya mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan dan pengembangan upaya kesehatan melalui pemantapan dan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan. Dengan tersusunnya Profil Kesehatan ini, diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi pengelola program dalam melaksanakan evaluasi dan perencanaan program kesehatan dimasa mendatang, maupun bagi petugas kesehatan pada umumnya dan instansi terkait. Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu untuk meningkatkan mutu penyajian kami mengharapkan saran, tanggapan dan peran serta dari semua pihak, khususnya untuk penyusunan pada tahun mendatang yang harus ditingkatkan secara terus menerus. Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan fikiran dan tenaganya dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 ini, kami mengucapkan terima kasih. Mojokerto, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO Dr. Rr. ENDANG SRI WOELAN, M.Kes PEMBINA UTAMA MUDA NIP

3 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Daftar Isi KATA PENGANTAR.... DAFTAR ISI... I II BAB I : PENDAHULUAN... 1 BAB II : VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN.... A. Visi... B. Misi... C. Tujuan... D. Sasaran BAB III : GAMBARAN UMUM KABUPATEN MOJOKERTO... A. Geografis... B. Keadaan Penduduk... BAB IV : PENCAPAIAN DAN KINERJA PEMBANGUNAN KESEHATAN... A. Derajat Kesehatan... B. Morbiditas/Angka Kesakitan... C. Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi... D. Keadaan Lingkungan... E. Keadaan Perilaku Masyarakat... F. Status Gizi BAB V : SITUASI UPAYA KESEHATAN BAB VI : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN... A. Sarana Kesehatan... B. Tenaga Kesehatan... C. Pembiayaan Kesehatan BAB VII : PENUTUP

4 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Daftar Gambar Gambar 1 : Jumlah Kematian Bayi Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 2 : Jumlah Kematian Ibu Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 3 : Kasus AFP di Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 4 : Penderita TB Paru BTA+ Di Kab. Mojokerto Tahun Gambar 5 : Penderita Pnemonia ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 6 : Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 7 : Penderita Diare ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 8 : Penderita Kusta PB+MB di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 Gambar 9 : Penderita DBD ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 10 : Rumah Diperiksa dan Bebas Jentik Nyamuk Aedes di Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 11 : Penderita Malaria Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 Gambar 12 : Jenis Sarana Air Bersih di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 Gambar 13 Gambar 14 Gambar 15 Gambar 16 Gambar 17 : Rumah yang diperiksa dan bebas jentik nyamuk Aedes Kabupaten Mojokerto Tahun : Jumlah bayi yang diberi ASI Ekslusif Kabupaten Mojokerto Tahun : Data Posyandu Menurut Strata di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Pemberian Fe 1 dan Fe 3 Bumil di Kabupaten Mojokerto Tahun : Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan di Kabupaten Mojokerto Tahun

5 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Daftar Tabel Tabel 1 : Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan, Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 : Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio Beban tanggungan, Rasio Jenis Kelamin dan Kecamatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Presentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas yang Melek Huruf Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 Tabel 5 : Presentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Kecamatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 10 A Tabel 11 Tabel 11 A Tabel 12 : Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Kematian Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabuaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Kasus AFP (Non Polio) dan AFP Rate (Non Polio) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Kasus TB Paru dan Kematian Akibat TB Paru Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Kasus Kasus Baru Tb Dan Kematian Penderita Tb Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Suspek Dan Kasus Tb Serta Angka Penemuan Kasus Tb Paru Bta+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Kasus dan Kesembuhan TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto 4

6 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 24 A : Jumlah Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS, dan Infeksi Menular Seksual Lainnya Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Presentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Kasus Diare yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Kasus Baru Kusta 0 4 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Kasus Penyakit yang Daat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 Tabel 25 : Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 Tabel 26 Tabel 27 : Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Status Gizi Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun

7 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 33 Tabel 34 Tabel 35 : Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tabelt FE1 dan FE3 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah dan Persentase Komplikasi Kebidanan dan Neonatal Resiko Tinggi/Komplikasi Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi, Anak Balita, dan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 Tabel 36 : Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 Tabel 37 : Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 Tabel 38 : Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 Tabel 39 Tabel 40 Tabel 41 Tabel 42 Tabel 43 : Cakupan Imunisasi DPT, HB, dan Campak pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Cakupan Imunisasi BCG dan Polio pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Bayi yang diberi ASI Ekslusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Pemberian Makanan Pendamping ASI dan Anak Usia 6-23 Bulan Keluarga Miskin Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, 6

8 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 Tabel 44 Tabel 44 A Tabel 45 Tabel 46 Tabel 47 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 50 Tabel 51 Tabel 55 Tabel 53 Tabel 54 Tabel 55 Tabel 56 Tabel 56 a : Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Lansia dan Lansia Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (GADAR) Level I Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB Menurut Jenis KLB Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Desa/Kelurahan Terkena KLB yang Ditangani < 24 Jam Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut Jenis Jaminan, Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Cakupan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Cakupan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin, Kecamatan 7

9 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dan Puskesmas yang Dicakup Melalui Program JAMKESDA Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 Tabel 57 Tabel 57a Tabel 58 : Cakupan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Cakupan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas yang Dicakup Melalui Program JAMKESDA Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Kunjungan rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 Tabel 59 : Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Kabupaten Tahun 2013 Tabel 60 Tabel 61 Tabel 62 Tabel 63 Tabel 64 : Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Kabupaten Tahun 2013 : Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih yang Digunakan Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 Tabel 65 : Persentase Keluarga Menurut Sumber Air Minum yang Digunakan Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 Tabel 66 Tabel 67 Tabel 68 Tabel 69 Tabel 70 : Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Ketersediaan Obat Munurut Jenis Obat Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan 8

10 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 Tabel 71 Tabel 72 Tabel 73 Tabel 74 Tabel 75 Tabel 76 Tabel 77 Tabel 78 Tabel 79 : Sarana Pelayanan Kesehatan dengan Kemampuan Laboratorium dan Memiliki 4 Spesialisasi Dasar Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan dan Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Sarana Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapi di Sarana Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 : Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Kabupaten Mojokerto Tahun

11 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Bab1 Pendahuluan Pembangunan kesehatan di Jawa Timur sebagai program berkelanjutan yang bertujuan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan sosial, selalu mendapatkan prioritas dalam pembangunan daerah Jawa Timur. Mengacu pada RPJMD Jawa Timur serta Sistem Kesehatan Provinsi Jawa Timur tanpa mengabaikan RPJMN , maka pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan arah dan kebijakan pembangunan daerah yang dilakukan oleh semua potensi yang terdiri dari masyarakat, swasta dan pemerintah secara sinergis dan berhasil guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Guna mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut dibutuhkan adanya ketersediaan data dan informasi yang akurat bagi proses pengambilan keputusan dan perencanaan program, karena dengan data yang akurat maka keputusan dan perencanaan yang dibuat juga menghasilkan dampak yang baik. Dalam Rencana Pokok Program Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RP3JPK) disebutkan bahwa Sistim Informasi Kesehatan perlu dimantapkan dan dikembangkan untuk menunjang sepenuhnya pelaksanaan manajemen dan pengembangan upaya kesehatan melalui penerapan teknologi dari yang sederhana sampai yang mutakhir. Oleh karena itulah tujuan disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto adalah untuk menyediakan data/informasi yang akurat, situasi dan kondisi kesehatan masyarakat yang sesuai kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna. Dengan pembangunan yang lebih intensif, merata dan berkesinambungan dengan ditunjang oleh informasi kesehatan yang makin mantap, maka diharapkan derajat kesehatan masyarakat yang telah dicapai tersebut dapat semakin ditingkatkan serta dapat menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat. 10

12 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Bab2 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran A. Visi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pasal 1 ayat 12, Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Penetapan visi sebagai bagian dari proses perencanaan pembangunan merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di daerah. Pada hakikatnya membentuk visi organisasi adalah menggali gambaran bersama tentang masa depan ideal yang hendak diwujudkan oleh organisasi yang bersangkutan. Visi adalah mental model masa depan, dengan demikian visi harus digali bersama, disusun bersama sekaligus diupayakan perwujudannya secara bersama, sehingga visi menjadi milik bersama yang diyakini oleh seluruh elemen organisasi dan pihak-pihak yang terkait dengan upaya mewujudkan visi tersebut. Visi yang tepat bagi masa depan suatu organisasi diharapkan akan mampu menjadi akselerator bagi upaya peningkatan kinerja organisasi. Dengan memperhatikan arti dan makna visi serta melalui pendekatan membangun visi bersama, maka ditetapkan Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun yakni : Terwujudnya Masyarakat Mojokerto Mandiri Dalam Hidup Sehat Untuk dapat menangkap arti dan makna dari visi tersebut maka perlu diberikan penjelasan visi sebagai berikut : Masyarakat yang mandiri dalam hidup sehat adalah suatu kondisi di mana masyarakat Mojokerto menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit ataupun termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat. B. Misi Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai satu organisasi instansi pemerintah harus memastikan agar visi yang telah ditetapkan bersama dapat diupayakan perwujudannya. Untuk kepentingan itu harus disusun suatu tahapan yang secara umum akan terbagi kedalam dua tahapan yakni apa yang hendak dicapai 11

13 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dan bagaimana upaya untuk mencapainya. Salah satu unsur dalam tahapan tersebut adalah penetapan misi organisasi yang dalam hal ini adalah misi Dinas Kesehatan. Dalam rangka mewujudkan visi-nya maka ditetapkan misi yang diemban Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun sebagai berikut : 1. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat; 2. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau; 3. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan; 4. Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan. C. Tujuan Tujuan organisasi merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi organisasi yang mengandung makna : 1) Merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu sampai tahun terakhir renstra; 2) Menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai tugas pokok dan fungsi organisasi; 3) Meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah sasaran dan strategi organisasi berupa kebijakan, program operasional dan kegiatan pokok organisasi selama kurun waktu renstra. Berdasarkan arahan arti dan makna penetapan tujuan organisasi tersebut maka dalam kedudukannya sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah, Dinas Kesehatan dalam mewujudkan misinya menetapkan tujuan sebagai berikut : 1) Untuk mewujudkan misi Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat maka ditetapkan tujuan : a) Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) 2) Untuk mewujudkan misi Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau maka ditetapkan tujuan : a) Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit, Puskesmas dan jaringannya b) Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat. c) Menjamin ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu makanan. 12

14 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto 3) Untuk mewujudkan misi Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan maka ditetapkan tujuan : a) Mencegah, menurunkan dan mengendalikan penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya. 4) Untuk mewujudkan misi Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan maka ditetapkan tujuan : a) Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar. D. Sasaran Sasaran adalah merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan secara operasional. Oleh karenanya rumusan sasaran yang ditetapkan diharapkan dapat memberikan fokus pada penyusunan program operasional dan kegiatan pokok organisasi yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai. Sasaran organisasi yang ditetapkan pada dasarnya merupakan bagian dari proses perencanaan strategis dengan fokus utama berupa tindakan pengalokasian sumber daya organisasi ke dalam strategi organisasi. Oleh karenanya penetapan sasaran harus memenuhi kriteria terinci, terukur, bertujuan, berorientasi dan tepat guna (specific, measurable, agresive but attainable, result oriented and time bond). Guna memenuhi kriteria tersebut maka penetapan sasaran harus disertai dengan penetapan indikator sasaran, yakni keterangan, gejala atau penanda yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan upaya pencapaian sasaran atau dengan kata lain disebut sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran. Berdasarkan makna penetapan sasaran tersebut maka sampai dengan akhir tahun 2015, Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto menetapkan sasaran dengan rincian sebagai berikut : 1) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 1 Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) maka ditetapkan sasaran : a. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta pemberdayaan masyarakat ke arah kemandirian 2) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 2 Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit, Puskesmas dan jaringannya maka ditetapkan sasaran : a. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja dan lanjut usia serta kesehatan reproduksi 13

15 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto b. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya serta pelayanan kesehatan penunjang 3) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 2 Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat maka ditetapkan sasaran : a. Meningkatkan keluarga sadar gizi dan perbaikan gizi masyarakat 4) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 2 Menjamin ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu makanan maka ditetapkan sasaran : a. Meningkatkan pengelolaan obat, perbekalan kesehatan dan makanan 5) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 3 Mencegah, menurunkan dan mengendalikan penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya maka ditetapkan sasaran : a. Menurunnya angka kesakitan dan kematian penyakit menular, tidak menular dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi serta pengamatan penyakit dalam rangka sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/wabah, ancaman epidemi serta bencana 6) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 4 Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar maka ditetapkan sasaran : a. Meningkatnya jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar 14

16 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Bab3 Gambaran Umum Kabupaten Mojokerto A. GEOGRAFIS 1. Letak Kabupaten Mojokerto ditinjau dari astronomi dan geografis berada antara 7 o sampai dengan 7 o Lintang Selatan dan 5 o 52 0 Bujur Timur, tepatnya 50 km sebelah barat Ibukota Kabupaten Mojokerto yaitu Surabaya, dengan batas-batas : a. Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik b. Sebelah Timur : Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik c. Sebelah Selatan : Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan d. Sebelah Barat : Kabupaten Jombang dan Kabupaten Malang Dengan Pusat Pemerintahan terletak didalam wilayah Kota Mojokerto. 2. Iklim Seperti wilayah Jawa Timur pada umumnya, Kabupaten Mojokerto beriklim tropik, namun dalam tiga tahun terakhir lama musim penghujan dan musim kemarau mulai tidak seimbang. Sehingga mengakibatkan pergantian musim yang tidak tentu. B. KEADAAN PENDUDUK Data kependudukan sangat penting dan mempunyai arti yang sangat strategis dalam pembangunan pada umumnya dan bidang kesehatan pada khususnya. Hampir semua kegiatan pembangunan kesehatan obyek sasarannya adalah masyarakat atau penduduk. Kondisi data Kependudukan di Kabupaten Mojokerto sebagai berikut : 1. Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Mojokerto seperti tercatat pada Kantor Statistik Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 sebanyak jiwa. Dengan jumlah rumah tangga Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Distribusi penduduk menurut jenis kelamin adalah sebagai berikut : Laki-laki Perempuan : jiwa : jiwa 15

17 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Sex Ratio : 99,37 Rasio Beban Tanggungan : 44,97 Jumlah penduduk laki-laki usia (1 4 tahun) sebesar jiwa, usia (5 9 tahun) sebesar jiwa, usia ( tahun) sebesar jiwa, usia (20 59 tahun) sebesar jiwa dan usia (> 60 tahun) sebesar jiwa. Perempuan usia (1 4 tahun) sebesar jiwa, usia (5 9 tahun) sebesar jiwa, usia ( tahun) sebesar jiwa, usia (20 59 tahun) sebesar jiwa dan usia (> 60 tahun) sebesar jiwa (Tabel 3). 3. Kepadatan Penduduk Luas wilayah Kabupaten Mojokerto adalah km 2, dengan jumlah penduduk jiwa. Dimana terdapat 304 desa dan kelurahan, dengan 299 desa dan 5 kelurahan. Kepadatan penduduk per Km 2 adalah 1.516,96 (Tabel 1). 4. Penduduk Usia 5 Tahun yang Melek Huruf Melek huruf diartikan bahwa penduduk berusia 5 tahun ke atas yang mampu membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. Jumlah lakilaki yang melek huruf usia 5 tahun ke atas yaitu jiwa dari jumlah laki-laki (94,45%). Jumlah perempuan yang melek huruf usia 5 tahun ke atas yaitu jiwa dari jumlah perempuan (90,41%) (Tabel 4). 5. Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Di Kabupaten Mojokerto tingkat pendidikan yang paling banyak di tamatkan adalah Sekolah Dasar (SD/MI). Dimana jumlah laki-laki yang tamat SD/MI adalah jiwa dan jumlah perempuan yang tamat SD/MI adalah jiwa. Jika berdasarkan jenis kelamin maka perempuan lebih bayak yang tamat SD/MI dibanding laki-laki. Sehingga masih banyaknya masyarakat Kabupaten Mojokerto yang tidak melanjutkan tingkat pendidikan lanjutan setelah SD/MI. Hal ini bertentangan dengan aturan yang mengharuskan untuk bersekolah minimal 9 tahun. 16

18 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Bab4 Pencapaian dan Kinerja Pembangunan Kesehatan A. DERAJAT KESEHATAN Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya produktif secara sosial dan ekonomis sesuai dengan Undang-Undang No. 36 tahun Keberhasilan Pembangunan Kesehatan dapat dilihat dari berbagai indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai evaluasi keberhasilan pelaksanaan program. Untuk mengetahui gambaran derajat kesehatan masyarakat dapat diukur dari indikator-indikator yang digunakan antara lain angka kematian, angka kesakitan serta status gizi. Indikator tersebut dapat diperoleh melalui laporan dari fasilitas kesehatan (fasility based) dan dari masyarakat (community based). Perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dan kesakitan dalam masyarakat dari waktu kewaktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian. 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Kematian bayi yang dimaksud adalah kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun. Angka kematian bayi (AKB) atau Infan Mortality Rate adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per kelahiran hidup. Penyebab dari kematian bayi di Kabupaten Mojokerto diakibatkan oleh BBLR (berat badan lahir rendah), asfiksia, kongenital, infeksi, dan lain-lain. Selama tahun 2013 dilaporkan terjadi kelahiran. Dari seluruh kelahiran, tercatat 67 kasus lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 129, diantaranya laki-laki sebanyak 77 bayi dan sebanyak 52 bayi perempuan (Tabel 7). Jumlah kematian tertinggi ada pada Kecamatan Puri yaitu 15 bayi dan tidak adanya kematian bayi atau nol (0) ada pada Kecamatan Bangsal dan Ngoro. Dibandingkan dengan tahun 2012 kasus kematian bayi sebesar 178 bayi, maka telah terjadinya penurunan angka kematian bayi. Penurunan angka ini dikarenakan sudah tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari 17

19 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto tenaga medis yang terampil, serta sudah tersedianya ruang PONED di beberapa Puskesmas. Menurunnya AKB dalam beberapa waktu terakhir memberi gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Kematian balita yang dimaksud adalah Kematian yang terjadi pada balita sebelum usia 5 (lima) tahun (bayi + anak balita). Angka kematian balita adalah jumlah anak yang meninggal sebelum usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per kelahiran hidup. Jumlah kematian balita tahun 2013 sebanyak 145 anak, dengan jumlah laki-laki 84 anak dan perempuan 61 anak. Jumlah kematian anak balita tahun 2013 sebanyak 16 anak, dimana jumlah laki-laki 7 anak dan perempuan 9 anak (Tabel 7). Kasus kematian bayi yang terjadi selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, dapat dilihat pada diagram di bawah ini : Gambar 1. Jumlah Kematian Bayi Kabupaten Mojokerto Tahun Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian perempuan pada saat hamil dan atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebabsebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll. Angka kematian ibu dihitung per kelahiran hidup. Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi bahkan tertinggi diantara negara tetangga. Penyebab kematian ibu di sarana pelayanan kesehatan, pada umumnya disebabkan karena 3 T (terlambat mengambil keputusan, terlambat mendapatkan transportasi dan terlambat penanganan di sarana pelayanan kesehatan) dan 4 Terlalu (terlalu tua, terlalu banyak, terlalu muda, terlalu dekat jarak kehamilannya). 18

20 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Jumlah kematian ibu di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 sebanyak 22 kasus yang terdiri dari 6 kasus pada Kematian Ibu Hamil, 2 kasus pada Kematian Ibu Bersalin dan 14 kasus pada Kematian ibu Nifas. Jika dirinci menurut kelompok umur kesemua kasus kematian ibu tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut, kematian pada Ibu Hamil 5 orang meninggal pada usia tahun dan 1 orang lagi meninggal pada usia 35 tahun. Pada kematian Ibu Bersalin terdapat 2 orang yang meninggal pada usia tahun. Pada kematian Ibu Nifas terdapat 2 orang yang meninggal pada usia < 20 tahun, 9 orang yang meninggal pada usia tahun, dan 3 orang pada usia 35 tahun (Tabel 8). Secara keseluruhan terdapat peningkatan angka kematian ibu jika dibandingkan dari tahun 2012 yang mana jumlah kasus kematian sebanyak 19 kasus, sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 22 kasus. Beberapa penyebab terjadinya kematian pada ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan, keracunan kehamilan (Pre eklamsi), infeksi dan penyebab yang lainnya bila dilihat dari hasil laporan tersebut. Perlu dicermati bahwa masyarakat masih belum memahami secara benar penanganan ibu hamil, masyarakat masih menganggap perdarahan yang dialami bumil merupakan suatu hal yang biasa, keadaan ini berdampak pada keterlambatan merujuk ke fasilitas kesehatan terdekat serta persiapan rujukan yang dilakukan oleh keluarga serta penanganan perdarahan di fasilitas kesehatan perlu dilakukan secara adequat sehingga kesiapan peralatan yang memadai serta ketrampilan petugas merupakan sesuatu yang wajib ada di fasilitas pelayanan kesehatan. Kasus kematian maternal yang terjadi selama 4 tahun berturut-turut dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, dapat dilihat pada diagram dibawah ini (gambar 2). Dari diagram tersebut, terlihat terjadi peningkatan kematian pada ibu maternal di wilayah Kabupaten Mojokerto. Upaya Dinas Kesehatan untuk menurunkan AKI dan AKB : Pembinaan teknis berkala (pertemuan bidan,evaluasi kinerja,validasi data dll) Kemitraan Bidan dan Dukun Pengembangan desa pelaksana P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) terintegrasi dengan Desa Siaga (Poskesdes) Peningkatan Ketrampilan Tenaga Kesehatan: APN (Asuhan Persalinan Normal), SDIDT (Stimulasi Dini Intervensi Deteksi Tumbuh Kembang Anak), Pemasangan dan Pencabutan IUD dan Implan, Konseling. Peningkatan kerjasama Lintas Sektor dan Lintas Program Pengembangan pelayanan persalinan baik melalui BPJS maupun JAMKESDA. 19

21 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Gambar 2. Jumlah Kematian Ibu Kabupaten Mojokerto Tahun B. Morbiditas/ Angka Kesakitan Morbiditas diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga dihadapkan pada transisi epidemiologi yang menyebabkan beban ganda (double burden). Di satu sisi masih dihadapi tingginya penyakit infeksi (baik re-emerging maupun new emerging) serta gizi kurang, namun disisi lain dihadapi pula meningkatnya penyakit non infeksi dan degeneratif. Bagi kelompok usia produktif, kesakitan sangat mempengaruhi produktivitas dan pendapatan keluarga, yang pada akhirnya menyebabkan kemiskinan. Angka kesakitan diperoleh dari laporan yang ada pada sarana pelayanan kesehatan baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas melalui pencatatan dan pelaporan maupun dari community based data yang diperoleh melalui pengamatan (surveilance). 1. AFP (Acute Flaccid Paralysis) Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk ke dalam PD3I yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem syaraf hingga penderita mengalami kelumpuhan. AFP yang dimaksud adalah kelumpuhan pada anak berusia < 15 tahun yang bersifat layuh (flaccid) yang terjadi secara akut, mendadak dan bukan disebabkan ruda paksa. Kejadian AFP pada saat ini diproyeksikan sebagai indikator untuk menilai program eradikasi polio (erapo). Upaya memantau keberhasilan erapo adalah dengan melaksanakan surveilans secara aktif untuk menemukan kasus AFP sebagai upaya mendeteksi secara dini munculnya virus polio liar yang mungkin ada di masyarakat agar dapat segera dilakukan penanggulangan, cakupan vaksinasi polio rutin yang tinggi dan sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan. Jumlah kasus AFP 20

22 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto (non polio) di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 sebanyak 4 kasus dari jumlah penduduk < 15 tahun (Tabel 9). Terjadi peningkatan kasus dari tahun 2012 yang terdapat 1 kasus AFP. Sehingga perlu dilakukan evaluasi dalam penanganan dan kesigapan penanggulangan kasus AFP. Kasus penderita AFP yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun , dapat dilihat dari diagram dibawah ini : Gambar 3. Kasus AFP di Kabupaten Mojokerto Tahun Tuberkulosis (TB) Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Kasus baru TB merupakan jumlah seluruh pasien TB Paru baik BTA positif maupun negatif yang ditemukan dan diobati pada tahun 2013 (tidak termasuk TB Ekstra Paru) yang dikelompokkan sesuai jenis kelamin dan total/jumlahnya. Pengendalian TB di Kabupaten Mojokerto memakai strategi Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS). Dengan program ini kita berusaha mencapai target penemuan penderita sebesar 70% dari perkiraan penderita TB BTA+ kasus baru dengan tingkat kesembuhan sebesar 85 %. Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Jumlah Penderita TB BTA+ Paru Baru Kab. Mojokerto tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, dapat dilihat dari diagram dibawah ini : 21

23 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Gambar 4. Penderita TB Paru BTA+ Di Kab. Mojokerto Tahun Pemberantasan penyakit tuberculosis paru dilaksanakan mengacu pada komitmen nasional yaitu menggunakan pendekatan Directly Observe Treatment Shortcourse (DOTS) atau pengobatan TB paru dengan pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat (PMO). Jumlah kasus TB paru baru sebesar 646 dengan angka insiden per.000 penduduk sebesar 60,86 dengan jumlah kematian sebesar 10 jiwa (Tabel 10A). Angka CDR pada tahun 2013 adalah 56,88% dengan jumlah kasus dan penemuan TB paru BTA+ di seluruh Puskesmas dan Rumah Sakit sebesar 646 jiwa (Tabel 11A). Jumlah kasus TB paru BTA + yang diobati sebesar 722, dengan total kesembuhan 63,43%, dan yang mendapat pengobatan lengkap sebesar 119 (16,48 %) (Tabel 12). 3. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian balita yang utama, selain diare. Penyakit ini merupakan bagian dari penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA sebagai penyebab utama kematian pada bayi dan balita diduga karena pnemonia dan merupakan penyakit yang akut dan kualitas penata laksanaannya masih belum memadai. Upaya pemberantasan penyakit ISPA dilaksanakan dengan fokus penemuan dini dan tata laksana kasus secara cepat dan tepat. Upaya ini dikembangkan melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Kasus penderita Pnemonia yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun , dapat dilihat dari diagram dibawah ini : 22

24 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Gambar 5. Penderita Pnemonia ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun Jumlah balita penderita pnemonia yang dilaporkan dan dapat ditangani di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 sebanyak penderita, terjadi penurunan dibandingkan pada tahun 2012 sebesar Tahun 2013 dari perkiraan penderita yang mendapatkan penanganan sebesar penderita (43,61%), prosentase balita yang ditangani belum mencapai target yang telah ditentukan yaitu mencapai % seluruh penderita, hal ini dimungkinkan kualitas penata laksanaannya masih belum memadai (Tabel 13). 4. HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) HIV merupakan Human Immunodeficiency Virus adalah virus penyebab AIDS. Virus ini menyerang dan menghancurkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh tidak mampu melindungi diri dari penyakit lain. Sedangkan AIDS adalah Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh HIV. Perkembangan penyakit HIV-AIDS terus menunjukkan peningkatan, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Kasus penderita HIV-AIDS yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun , dapat dilihat dari diagram dibawah ini : Gambar 6. Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Mojokerto Tahun

25 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Jumlah kasus HIV/AIDS tahun 2013 sudah dapat dilihat secara terpisah, yaitu kasus HIV sebanyak 88 jiwa dan AIDS sebanyak 39 jiwa. Dimana kasus HIV laki-laki sebanyak 45 jiwa dan perempuan sebanyak 43 jiwa. Kasus AIDS laki-laki sebanyak 24 jiwa dan perempuan sebanyak 15 jiwa. Jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 15 jiwa pada tahun (Tabel 14) Terjadi peningkatan kasus dari tahun 2012 ke tahun 2013, hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kasus HIV-AIDS, selain itu pesatnya jumlah kasus juga didasarkan dengan adanya mobil layanan keliling untuk tes darah secara sukarela, sehingga penemuan penderita HIV cepat terdeteksi. Untuk penanganan kasus HIV/AIDS bekerjasama dengan klinik VCT RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari dan UPIPI RS Dr. Soetomo Surabaya. Hasil skrining yang dilakukan di unit transfusi darah PMI Kabupaten Mojokerto selama tahun 2013 menunjukkan jumlah pendonor sebesar diantaranya laki-laki dan perempuan, dan sampel darah yang diperiksa %. (Tabel 15). Kasus kematian pada pasien HIV terus meningkat, namun diharapkan dengan pemberian anti retrovirus, kematian pasien HIV dapat ditekan dan diharapkan usia hidup serta kualitas hidup akan meningkat. 5. Diare Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita Diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih. Perkiraan Jumlah Kasus Diare adalah perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan dan kader adalah 10% dari angka kesakitan dikali jumlah penduduk di suatu wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Angka kesakitan adalah angka kesakitan nasional hasil survei Morbiditas Subdit Diare dan ISP Kementerian Kesehatan RI tahun 2012 yaitu sebesar 214/1.000 penduduk. Penyakit diare masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita. Jumlah penderita diare di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 sebesar penderita, dengan jumlah penderita pada balita dan ditangani penderita (206,30%) (Tabel 16). Jumlah kasus pada tahun 2013 menurun dari tahun 2012, hal ini dikarenakan sudah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan kebersihan bagi bayi dan balita. 24

26 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kasus penderita Diare pada balita yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun dapat dilihat dari diagram dibawah ini : Gambar 7. Penderita Diare ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun Penyakit Kusta Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Jumlah penderita baru penyakit Kusta tahun 2013 yang dilaporkan sebanyak 71 orang dimana kasus MB+PB laki-laki sebesar 44 orang dan perempuan sebesar 27 orang (Tabel 17). Yang mengalami cacat tingkat 2 sebanyak 10 orang, dimana laki-laki sebanyak 8 orang dan perempuan 2 orang (Tabel 18). Jumlah kasus kusta yang tercatat sebanyak 77 orang, PB sebesar 47 orang dan MB sebesar 30 orang, dengan angka prevalensi per penduduk sebesar 0,73. (Tabel 19). Kasus penderita Kusta PB+MB di Kabupaten Mojokerto tahun 2013, dapat dilihat dari diagram dibawah ini : Gambar 8. Penderita Kusta PB+MB di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 Penderita kusta yang selesai berobat atau menjalani pengobatan RFT sebanyak 55 orang. Dengan rincian RFT PB sebanyak 3 orang laki-laki ( %) RFT PB perempuan sebanyak 1 orang, dan RFT MB sebesar laki-laki sebanyak 36 orang 25

27 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto (90 %) dan perempuan 15 orang ( %) (Tabel 20). Kasus Penderita Kusta belum bisa mencapai eliminasi. Tetapi ada kecenderungan menurun, dikarenakan upaya pencarian lebih intensif. Setelah kasus yang ditemukan semakin banyak dan diobati, maka diharapkan pada tahun tahun berikutnya prevalensi kusta akan menurun sampai terjadi eliminasi. 7. Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar menyerang anak berumur < 15 tahun, namun dapat juga menyerang orang dewasa. Kabupaten Mojokerto termasuk Kabupaten endemis DBD. Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) ada kecenderungan menurun, kasus DBD tidak lagi hanya menyerang anak-anak, namun juga orang dewasa. Pada tahun 2013 penderita di Kabupaten Mojokerto 59 penderita, dengan rincian laki-laki sebanyak 29 penderita dan perempuan sebanyak 30 penderita. Jumlah kasus penderita yang meninggal sebanyak 4 orang, laki-laki 3 orang dan perempuan 1 orang (Tabel 23). Pada tahun 2012 penderita DBD sebanyak 291 penderita dan yang meninggal sebanyak 2 orang. Terjadi penurunan kasus DBD dari tahun 2012 ke tahun Hal ini menunjukkan bahwa antisipasi untuk penyebaran kasus dilakukan fogging focus dari Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto yang bertujuan untuk memutus mata rantai penularan. Disamping itu tetap di sarankan pada masyarakat untuk tetap melakukan PSN di rumah maupun desa masing masing. Kasus penderita Demam Berdarah Dengue ( DBD ) yang terjadi selama 5 Tahun berturut-turut dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, dapat dilihat pada diagram berikut : Gambar 9. Penderita DBD ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun Upaya penanggulangan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan ; Surveilans aktif di Rumah Sakit dan Puskesmas Rawat Inap Se-Kabupaten Mojokerto 26

28 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Pelacakan Kasus dilokasi penderita Penanggulangan Fokus di lokasi penderita mulai dari pemeriksaan jentik, penyuluhan, pemberantasan sarang nyamuk, abatisasi dan foging. Upaya pencegahan telah dilakukan dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk. Pemberantasan sarang nyamuk telah dilakukan di tiap rumah di seluruh kecamatan di Kabupaten Mojokerto. Jumlah rumah yang diperiksa pada tahun 2013 sebanyak dan jumlah rumah yang bebas jentik sebanyak (87,50 %) (Tabel 63). Gambar 10. Rumah Diperiksa dan Bebas Jentik Nyamuk Aedes di Kabupaten Mojokerto Tahun Malaria Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersenut. Kasus malaria di Kabupaten Mojokerto tertinggi terjadi di Kecamatan Kemlagi dan Gondang. Jumlah penderita malaria di Kecamatan Kemlagi adalah 8 orang dan jumlah penderita malaria di Kecamatan Gondang adalah 5 orang. Penderita malaria tertinggi menurut jenis kelamin adalah laki laki yaitu sebanyak 24 orang, sedangkan perempuan 2 orang. Jumlah penderita Malaria menurut jenis kelamin di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 dapat dilihat pada diagram berikut : 27

29 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Gambar 11. Penderita Malaria Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 Penyakit malaria yang positif dengan pemeriksaan darah pada tahun 2013 sebanyak 26 orang dan yang meningggal dunia ada 1 orang yaitu di Kecamatan Gondang (Tabel 24), terjadi peningkatan kasus dari tahun 2012 yang dinyatakan positif 8 penderita tersebar di 6 Kecamatan. Adanya kasus malaria di Kabupaten Mojokerto sendiri adalah berasal dari penderita yang bekerja di daerah endemis malaria seperti di daerah timur Indonesia. Antisipasi perlu dilakukan dengan memetakan vektor dan surveilans yang baik. 9. Penyakit Filariasis Filariasis adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di wilayah tropika seluruh dunia. Penyebabnya adalah sekelompok cacing parasit nemtoda yang menyebabkan infeksi sehingga berakibat munculnya edema. Jumlah kasus Filariasis di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 adalah nihil atau tidak ditemukannya kasus filariasis (Tabel 25). Pada tahun 2012 kasus filariasis sebanyak 5 orang, hal ini menunjukkan terjadi penurunan yang sangat drastis di tahun Hal ini menunjukkan adanya upaya pencegahan yang telah. 10. Kejadian Luar Biasa (KLB) Kejadian Luar Biasa (KLB) yang dimaksud adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu desa /kelurahan dalam waktu tertentu. Kejadian luar biasa di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 terjadi di 15 desa/kelurahan dari total 304 desa/kelurahan, dimana sudah ditangani % <24 jam. Rata-rata kejadian desa/kelurahan KLB per jumlah desa/kelurahan 0,05 (Tabel 51). Jumlah penderita dan kematian pada KLB menurut jenis KLB di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 dengan jenis KLB yaitu Difteri. Kejadian Difteri di 8 kecamatan dan 10 desa, dimana jumlah penduduk yang terancam , laki-laki dan 28

30 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto perempuan Jumlah penderita sebanyak 15 orang, laki-laki sebanyak 9 orang dan perempuan sebanyak 6 orang dengan attack rate 0,14% (Tabel 50). Attack rate adalah angka pengukuran yang dipakai untuk menghitung insidens kasus baru selama kejadian wabah. Angka serangan sekunder dihitung berdasarkan jumlah kasus baru yang sebelumnya mengadakan kontak dengan kasus primer (kasus yang menjadi sumber penularan) dalam masa inkubasi penyakit tersebut. Penyebut merupakan jumlah total orang yang terpapar dengan kasus primer pada masa yang sama. C. PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) adalah penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus non neonatorum, Tetanus neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B. PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit difteri, pertusis, tetanus, campak, polio dan hepatitis. 1. Difteri Difteri adalah Infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphteriae, yang ditandai dengan pembentukan membran di kerongkongan dan aliran udara lainnya yang menyebabkan sulit bernafas. Termasuk Difteri pada mata, kulit, telinga, hidung dan vagina. Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah. Rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Jumlah kasus penyakit difteri di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 yaitu sebanyak 15 kasus, diantaranya 9 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Dimana terjadi peningkatan dari tahun 2012 (Tabel 21). 2. Pertusis Pertusis adalah penyakit membran Mukosa pernafasan dengan gejala demam ringan, bersin, hidung berair dan batuk kering. Disebut juga batuk rejan atau batuk seratus hari. Di Kabupaten Mojokerto tidak ditemukan penderita pertusis (Tabel 21). 3. Tetanus Tetanus adalah penyakit infeksi akut dan sering fatal yang mengenai sistem saraf yang disebabkan infeksi bakteri dari luka terbuka. Ditandai dengan kontraksi otot Tetanik dan Hiperrefleksi, yang mengakibatkan Trismus (rahang terkunci), Spasme Glotis, Spasme otot umum, Opistotonus, Spasme Respiratoris, serangan kejang dan Paralisis. Tetanus dibedakan menjadi dua yaitu tetanus non neonatorum dan tetanus neonatorum. Di Kabupaten Mojokerto tidak ditemukan penderita tetanus (Tabel 21). 29

31 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto 4. Campak Campak adalah Penyakit akut yang disebabkan Morbili virus ditandai dengan munculnya demam tinggi (>38 C), bintik merah (ruam), disertai salah satu gejala seperti batuk, pilek dan mata merah. Untuk jumlah kasus campak di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 mengalami peningkatan dari tahun 2012, hasil dari pelaporan Subdin P2PL untuk tahun 2013 terdapat 24 kasus, jika dilihat berdasarkan jenis kelaminnya maka 10 kasus terjadi pada laki-laki dan 14 kasus terjadi pada perempuan (Tabel 22). 5. Polio Polio adalah Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Polio. Dapat menyerang semua umur, tetapi biasanya menyerang anak-anak usia kurang dari 3 tahun yang menyebabkan kelumpuhan sehingga penderita tidak dapat menggerakkan salah satu bagian tubuhnya. Gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dalam rangka Eradikasi Polio dan wujud dari kesepakatan global bertujuan membasmi penyakit polio. Keberhasilan dari program tersebut bisa dicapai dengan dilaksanakan surveilance secara aktif untuk dapat menemukan kasus secara dini terhadap munculnya virus polio liar yang mungkin terdapat di masyarakat sehingga dapat segera dilakukan penanggulangan. Kasus polio di tahun 2013 tidak ditemukannya penderita polio/nihil. Pada tahun 2012 juga tidak ditemukan kasus polio, sedangkan pada tahun sebelumnya seperti pada tahun 2009 terdapat 7 kasus polio dan tahun 2010 terdapat 5 kasus. Hal ini menunjukkan bahwa penanggulangan yang dilakukan tepat sasaran dan sudah meratanya pemberian imunisasi polio di tiap kecamatan di Kabupaten Mojokerto (Tabel 22). D. KEADAAN LINGKUNGAN Keadaan lingkungan yang sehat tercipta dengan terwujudnya kesadaran individu dan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), untuk mencapai tujuan tersebut dijabarkan dalam sasaran meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyaakat untuk hidup sehat dengan indikator rumah tangga sehat, institusi kesehatan yang berperilaku sehat, institusi pendidikan yang sehat, tempat kerja yang sehat, tempat tempat umum yang sehat, posyandu purnama dan mandiri. Serta meningkatkan kemandirian masyarakat sebagai peserta jaminan pemeliharaan kesehatan. 1. Rumah Sehat Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat 30

32 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak berbuat dari tanah. Di Kabupaten Mojokerto tahun 2013, seluruh jumlah rumah , jumlah rumah yang diperiksa sebanyak (3,70 %), dan jumlah rumah yang dinyatakan yang sehat (72,43 %). Terjadi peningkatan sebesar 0,09 % dari tahun Perlu upaya program terkait untuk meningkatkan persentase rumah sehat, dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pemeliharaan dan perbaikan lingkungan (Tabel 62). Keadaan rumah sehat juga perlu didukung keadaan rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Jumlah rumah tangga sebanyak Distribusi rumah tangga yang ber PHBS tahun 2013 dari (45,18 %), jumlah rumah yang dipantau yaitu sebesar (21,95 %) dan terjadi peningkatan rumah tangga yang ber PHBS dari tahun 2012 sebesar 11,65 % (Tabel 61). 2. Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan ( TUPM ) Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi banyak orang, dan berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit. Oleh karena itu tujuan penyehatan TUPM adalah mewujudkan kondisi tempat umum dan pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan agar masyarakat pengunjung terhindar dari kemungkinan bahaya penularan penyakit terhadap kesehatan masyarakat sekitarnya. TTU meliputi hotel, pasar, terminal, stasiun, kolam renang, rumah sakit, tempat ibadah dan pondok pesantren. Sedangkan TPM sehat adalah tempat umum dan tempat pengelolaan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruangan) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang memadai. Data yang ada di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 jumlah TUPM yang ada 762 dan jumlah yang diperiksa 442 sedangkan jumlah yang sehat 337 ( 76,24 % ). Dari beberapa TUPM yang diperiksa (hotel, restoran dan pasar dan TUPM lainnya) didapatkan, jumlah Hotel 15 buah yang diperiksa 12 buah dan yang sehat 12 buah (80,00 %), Restoran yang ada 153, yang diperiksa 119 buah dan yang menunjukan sehat 96 (62,75 %), jumlah Pasar yang ada 21 buah, jumlah yang diperiksa 21, yang menunjukkan sehat 21 buah ( %), TUPM lainnya jumlah yang ada 573 buah, jumlah yang diperiksa ada 290 buah, dan sehat ada 208 buah (36,30 %) (Tabel 67). 3. Institusi Yang Dibina Beberapa institusi yang dibina di Kabupaten Mojokerto yang mendapat pembinaan kesehatan lingkungan oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas. Institusi tersebut antara lain, sarana pelayan kesehatan yang dibina 85 (%), instalasi 31

33 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto pengolahan air minum ada 115 dan yang dibina 115 ( %), sarana pendidikan ada 975 dan yang dibina 827 (84,82 %), sarana ibadah ada 587 dan yang dibina ada 438 (74,62 %), sarana perkantoran tidak ada yang dibina atau nihil, sarana lain ada 118 yang dibina 116 (98,31 %). Jumlah sarana yang ada sebesar dan yang dibina sebesar (84,10 %) (Tabel 68). 4. Akses terhadap Air Minum Sumber air minum yang digunakan rumah tangga dibedakan menurut air kemasan, air isi ulang, leding meteran, leding eceran, pompa, sumur terlindung, sumur tidak terlindung, mata air terlindung, mata air tidak terlindung, air sungai, air hujan dan lainnya. Air Kemasan adalah air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol dan kemasan gelas serta air minum isi ulang. Air Ledeng adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM, PDAM, atau BPAM, baik dikelola pemerintah maupun swasta. Sumur Terlindung adalah sumur yang lingkar mulutnya dilindungi oleh tembok paling sedikit 0,8 meter di atas tanah dan sedalam 3 meter di bawah tanah dan di sekitar mulut sumur ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar mulut sumur. Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 sesuai tabel 64 dari jumlah keluarga yang ada sebanyak , jumlah keluarga yang diperiksa sumber air minumnya sebesar (2,73%) dan keluarga dengan sumber air terlindung 88,34%. Sedangkan yang dapat mengakses air bersih sebanyak keluarga dengan rincian berturutturut yang terbanyak menggunakan pompa (37,03%) diikuti sumur terlindung (36,18%), ledeng meteran (15,13%), sumur tak terlindungi (11,66%) (Tabel 65). Jenis sarana air bersih yang dapat digunakan oleh keluarga meliputi kemasan, ledeng, SPT, SGL, mata air, PAH dan lainnya. Di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 jenis sarana air bersih yang digunakan terbanyak dengan rincian berturut-turut adalah SPT sebanyak 3.888, dan ledeng sebanyak 743 (Tabel 64). Jenis sarana air bersih di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013: 32

34 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Gambar 12. Jenis Sarana Air Bersih di Kabupaten Mojokerto Tahun Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Sanitasi dasar adalah syarat kesehatan lingkungan minimal yang harus dipunyai oleh setiap keluarga untuk memenuhi keperluan sehari-hari. Ruang lingkup sanitasi dasar yakni sarana penyediaan air bersih, sarana jamban keluarga, sarana pembuangan sampah, dan sarana pembuangan air limbah. Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga (Tabel 66) meliputi SPAL Rumah Tangga, tempat sampah dan pengelolaan air limbah (PAL). Jumlah keluarga yang ada di Kabupaten Mojokerto, jumlah keluarga yang diperiksa 2,73%, tidak semuanya bisa diperiksa karena keterbatasan sumber daya yang ada. PAL Rumah Tangga, jumlah KK diperiksa sebanyak 8.159, yang sehat (2,97 %) dan yang memiliki Jamban sebanyak , yang sehat (67,15%). Untuk Tempat Sampah, jumlah KK yang diperiksa sebanyak dan yang sehat (3,02%) (Tabel 66). 6. Pemeriksaan Jentik Nyamuk Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin luas daerah penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Sampai saat ini penyakit DBD belum ada vaksin pencegahnya dan obatnyapun juga masih diusahakan. Satu-satunya cara efektif adalah mencegah dan menanggulanginya dengan cara memberantas nyamuk penularnya. Jumlah rumah/bangunan di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 sebanyak bangunan. Jumlah bangunan yang diperiksa 76,98% dari bangunan yang ada. Hasil pemeriksaan rumah/bangunan yang bebas jentik (87,50 %) (Tabel 63). Terjadi penurunan jumlah rumah/bangunan yang diperiksa dan bebas jentik nyamuk dari tahun 2012, dimana jumlah rumah/bangunan yang ada sebanyak bangunan menjadi bangunan. Pemeriksaan Jentik Nyamuk pada 33

35 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto rumah/bangunan perlu dilakukan mengingat dengan makin pentingnya digalakan sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M (Menutup, Menguras, Mengubur) dan meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk hidup bersih agar dapat menurunkan incidence rate penyakit DBD. Jumlah Rumah yang diperiksa dan bebas jentik nyamuk aedes Kab. Mojokerto tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, dapat dilihat dari diagram dibawah ini : Gambar 13. Rumah yang diperiksa dan bebas jentik nyamuk Aedes Kab. Mojokerto Tahun E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat, disajikan dalam beberapa indikator yaitu persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan menurut cara pengobatan, persentase penduduk yang berobat jalan menurut tempat berobat, persentase anak 2 4 tahun yang pernah disusui, kebiasaan merokok, persentase penduduk yang melakukan aktivitas fisik, dan kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan sehat. 1. ASI Eksklusif ASI Eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi mulai 0 6 bulan dalam rangka mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan bahkan terbukti memberi manfaat bagi bayi baik dari sisi/aspek gizi (kolostrum yang mengandung imunoglobulin A/IgA, wheicasein, decosahexanoic/dha dan arachidonic/aa dengan komposisi sesuai), aspek imunologik (selain IgA, terdapat laktoferin, lysosim dan 3 jenis leucosit yaitu brochusassociated lymphocyte/balt, Gut associated lymphocyte tissue/galt, mammary 34

36 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto associated lymphocyte tissue/malt serta faktor bifidus), aspek psikologik (interaksi dan kasih sayang antara anak dan ibu), aspek kecerdasan, aspek neurologik (aktifitas menyerap ASI bermanfaat pada koordinasi syaraf bayi), aspek ekonomik serta aspek penundaan kehamilan (metode amenorea laktasi/mal). Selain aspek-aspek tersebut, dengan ASI juga dapat melindungi bayi dari sindrom kematian bayi secara mendadak (sudden infant death syndrome/sids). Jumlah bayi (yang diperiksa) yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 sebesar bayi, cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar (66,58 %). Terjadi peningkatan dari tahun 2012, hal ini dapat disebabkan dari berbagai faktor, yaitu semakin meningkatnya pengetahuan Ibu akan pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi ( Tabel 41 ). Gambar 14. Jumlah bayi yang diberi ASI Ekslusif Kab. Mojokerto Tahun Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak usia 6-23 bulan setelah mendapatkan ASI eksklusif (0-6 bulan) perlu mendapatkan makanan pendamping agar kecukupan gizinya terpenuhi. Distribusi pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) anak usia 6-23 bulan pada keluarga miskin tahun 2013 sebanyak 108 4,97% dari keluarga miskin yang ada di Kabupaten Mojokerto (Tabel 42). Pemberian makanan pendamping ASI telah mencakup semua anak usia 6-23 bulan dari keluarga miskin, sehingga diharapkan tidak ada anak yang mengalami kurang gizi. 3. Posyandu Posyandu merupakan kependekan dari Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu. Kegiatan di Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partispasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapat pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. 35

37 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Pemberdayaan masyarakat dalam bentuk pelayanan pada masyarakat, advokasi kesehatan dan pengawasan sosial dalam pembangunan kesehatan belum banyak berkembang. Sementara itu kemampuan masyarakat dalam mengemukakan pendapat dan memilih dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan juga masih terbatas. Potensi masyarakat baik berupa organisasi, upaya, tenaga, dana, sarana, teknologi, maupun dalam mekanisme pengambilan keputusan belum secara optimal dimanfaatkan untuk percepatan pencapaian program kesehatan. Perkembangan peran serta masyarakat di bidang kesehatan, antara lain dimulai dengan tumbuhnya PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat dan Desa) dan sekarang berkembang menjadi Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM). Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), untuk mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat melalui wadah keterpaduan lintas sektor dan masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas. Posyandu di kelompokan menjadi 4 strata yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Jumlah posyandu 2012 sebanyak 1.271, dimana jumlah posyandu puri 702 (55,23 %) (Tabel 72). Posyandu Purnama yaitu posyandu dengan cakupan 5 program atau lebih dengan melaksanakan kegiatan 8 kali atau lebih pertahun. Jumlah Posyandu Pratama 37 buah, Posyandu Madya 532 buah, Posyandu Purnama 645 buah dan Posyandu Mandiri 57 buah. Prosentase Posyandu Pratama 2,91%, Posyandu Madya 41,86 %, Posyandu Purnama 50,75 % dan Posyandu Mandiri 4,48% (Tabel 72). Strata Posyandu mengalami peningkatan dari tahun 2012, hal ini menunjukkan bahwa sudah dilakukan pembinaan dengan baik untuk meningkatkan kualitas posyandu. Berikut data posyandu menurut strata di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 : 36

38 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Gambar 15. Data Posyandu Menurut Strata di Kab. Mojokerto Tahun Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang berada di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 diantaranya adalah Desa Siaga sebesar 304 ( %), Desa Siaga Aktif sebesar 294 (96,71 %), dan Poskesdes sebanyak 304 dari 304 desa/kelurahan (Tabel 73). Jumlah Desa Siaga yang aktif mengalami peningkatan dari tahun 2012, dimana tahun 2012 sebesar 293 desa/kelurahan. Pembinaan dilakukan tiap tahun di desa/kelurahan untuk meningkatkan jumlah Desa Siaga. 5. Pembiayaan Kesehatan oleh Masyarakat Sumber biaya kesehatan berasal dari Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten, sedangkan biaya kesehatan bersumber swasta terdiri dari masyarakat dan pihak swasta. Dari tinjauan yang ada pembiayaan kesehatan lebih banyak berasal dari masyarakat, yang tampaknya belum dikelola dengan baik, masih bersifat out of pocket, sehingga belum efektif dan efisien. Sistem pembiayaan kesehatan yang sedang berjalan di Indonesia masih sangat tergantung pada mekanisme pembayaran fee for service, sedangkan mekanisme asuransi masih sedang dalam proses dikembangkan, mengingat jumlah penduduk yang memiliki asuransi masih sangat rendah. Kedepan sistem pembiayaan kesehatan diarahkan kepada sistem jaminan kesehatan sosial atau sistem asuransi sosial yang diharapkan dapat lebih efektif dan efisien pada tahun 2014 dengan diberlakukannya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dalam rangka meningkatkan kepesertaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan, sejak lama telah dikembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat diantaranya dana sehat, asuransi kesehatan PNS, asuransi tenaga kerja (Astek)/Jamsostek, dan asuransi kesehatan untuk masyarakat miskin (Jamkesmas). 37

39 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Dari hasil tabel 55, jumlah seluruh peserta jaminan kesehatan pra bayar pembiayaan kesehatan sebesar , dengan rincian jumlah peserta Askes sebesar , jumlah peserta Askeskin/Jamkesmas sebesar , jumlah peserta Jamkesda sebesar Cakupan pelayanan kesehatan masyarakat miskin Kabupaten Mojokerto yang mendapat pelayanan dasar di Puskesmas sebanyak , yang dicakup Askeskin/Jamkesmas sebanyak Cakupan pelayanan rawat jalan masyarakat miskin (dan hampir miskin) menurut strata sarana kesehatan, yang dicakup Askeskin/Jamkesmas sebesar Masyarakat miskin yang mendapat yankes rawat jalan dengan pelayanan kesehatan dasar (pasien maskin di sarkes strata 1) sebesar (45,86 %), pelayanan kesehatan rujukan di (pasien maskin di sarkes strata 2 dan 3) sebesar 219 (0,05 %) (Tabel 56). Cakupan pelayanan rawat jalan masyarakat miskin (dan hampir miskin) menurut strata sarana kesehatan, yang dicakup Jamkesda Masyarakat miskin yang mendapat yankes rawat jalan dengan pelayanan kesehatan dasar (pasien maskin di sarkes strata 1) sebesar (2,06 %), pelayanan kesehatan rujukan (pasien maskin di sarkes strata 2 dan 3) sebesar (0,97 %) (Tabel 56 A). Cakupan pelayanan rawat inap masyarakat miskin (dan hampir miskin) menurut strata sarana kesehatan yang dicakup Askeskin Masyarakat miskin yang mendapat yankes rawat inap dengan pelayanan kesehatan dasar (pasien maskin di sarkes strata 1) sebesar (1,19 %), pelayanan kesehatan rujukan (pasien maskin di sarkes strata 2 dan 3) sebesar (0,49 %) (Tabel 57). Cakupan pelayanan rawat inap masyarakat miskin (dan hampir miskin) menurut strata sarana kesehatan yang dicakup Jamkesda Masyarakat miskin yang mendapat yankes rawat inap dengan pelayanan kesehatan dasar (pasien maskin di sarkes strata 1) sebesar 665 (2,25 %), pelayanan kesehatan rujukan (pasien maskin di sarkes strata 2 & 3) sebesar 198 (0,41%) (Tabel 57 A). 6. Penyuluhan Kesehatan Upaya penyuluhan adalah semua usaha secara sadar dan berencana yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai prinsip-prinsip pendidikan dalam bidang kesehatan. Kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 2 yaitu penyuluhan kelompok dan penyuluhan massa. Penyuluhan kelompok adalah penyampaian pesan melalui pertemuan dengan sasaran orang. Contoh : Kelompok Tani, Kelompok Arisan, Kelompok PKK, Kelompok Agama dan sebagainya. Penyuluhan massa adalah Penyampaian pesan pada sasaran yang lebih besar dari penyuluhan kelompok yang jumlahnya bisa sampai tidak terhitung banyak orang. Pada penyuluhan massa biasanya tidak terjadi tanya jawab (komunikasi satu arah), peserta yang satu dengan yang lain tidak saling kenal. Penyuluhan keseluruhan yang 38

40 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto telah dilakukan diantaranya, penyuluhan kelompok sebanyak kali dengan rincian penyuluhan yang dilakukan oleh Puskesmas kali, Dinkes 84 kali dan kegiatan penyuluhan massa sebanyak 22 kali yang dilakukan oleh Dinkes (Tabel 54). Kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Kabupaten Mojokerto terjadi penurunan dari tahun 2012 ke tahun F. STATUS GIZI Status gizi seseorang mempunyai hubungan yang erat dengan permasalahan kesehatan secara umum, disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi secara langsung juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan individu. Status gizi pada janin/bayi sangat ditentukan oleh status gizi ibu hamil atau ibu menyusui. 1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Status gizi janin ditentukan oleh kesehatan ibu waktu hamil, sehingga akan berpengaruh pada berat badan waktu lahir, berat badan lahir bayi akan berpengaruh pada bayi. Berat bayi lahir rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 katagori yaitu BBLR karena premature atau BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria dan menderita penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat kehamilan. Sementara itu jumlah BBLR yang dilaporkan di Kabupaten Mojokerto dari bayi lahir hidup sebanyak 489 (4,26%) diantaranya bayi laki-laki 265 (3,17 %) dan bayi perempuan 224 (2,78 %) (Tabel 26). Terdapat kenaikan jumlah BBLR dari tahun Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran ibu hamil untuk hidup sehat dan mengkonsumsi makanan yang bergizi masih kurang. 2. Status Gizi Balita Kekurangan gizi terutama pada anak-anak balita dapat menyebabkan meningkatnya risiko kematian, terganggunya pertumbuhan fisik dan perkembangan mental serta kecerdasan. Dalam beberapa hal dampak kekurangan gizi bersifat permanen yang tidak dapat diperbaiki walaupun pada usia berikutnya kebutuhan gizinya terpenuhi. Status gizi balita di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 dengan rincian jumlah balita yang ada, balita yang ditimbang sebesar Balita yang mengalami gizi lebih sebesar (4,22 %), yang mengalami gizi baik sebesar (84,35 %), 39

41 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto yang mengalami gizi kurang (10,09 %), yang mengalami gizi buruk 907 (1,34 %) (Tabel 27), jumlah berat badan naik (79 %) dari jumlah balita yang ditimbang D (N+T), yang BGM 907 (1,27 %) dari jumlah balita yang ditimbang (D) (Tabel 44 dan Tabel 44A) dan balita gizi buruk yang mendapat perawatan 139 ( %) (Tabel 45). 3. Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Balita, dan Ibu Nifas Tujuan pemberian kapsul vitamin A pada balita adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A pada balita. Pendistribusian Vitamin A dilakukan pada bulan Pebruari dan Agustus. Vitamin A diberikan pada bayi usia 6-12 bulan dan anak Balita 1-5 tahun. Dari seluruh jumlah balita yang ada yaitu sebesar , cakupan distribusi kapsul vitamin A selain pada kebutaan juga berperan pada tingginya kematian bayi dan balita. Jumlah bayi (usia 6 11 bulan) sebanyak bayi dan yang mendapatkan Vitamin A 1 kali, dimana laki-laki sebesar , perempuan sebesar dan balita (1 4 tahun) yang mendapatkan vitamin A 2 kali di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 sebanyak (90,56 %) dengan rincian laki-laki sebesar , perempuan sebesar Ibu nifas yang ada di Kabupaten Mojokerto sebesar yang mendapatkan Vitamin A sebanyak (76,75 %) ( Tabel 32 ). 4. Bumil Mendapatkan Fe Pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, selain pemeriksaaan kehamilan juga disertai dengan pemberian tablet Fe untuk mencegah terjadinya anemia besi pada bumil. Tablet Fe diberikan pada awal perikasa kehamilan dengan pemberian pertama tablet Fe 1 dan selanjutnya sampai tablet Fe 3. Salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian adalah kekuranga Fe pada ibu hamil dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin yang dikandungnya. Ibu hamil yang menderita kekurangan zat Fe akan merasa, lemah, letih, lesu, dan tentu saja akan mengganggu janin yang dikandungnya. Jumlah Ibu Hamil sebesar orang, pemberian Fe 1 di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 sebanyak ( 81,74 % ), sedangkan pemberian Fe 3 sebanyak (76,36 % ) (Tabel 30). 40

42 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Gambar 16. Pemberian Fe 1 dan Fe 3 Bumil di Kab. Mojokerto Tahun Bumil Mendapatkan Imunisasi TT Imunisasi TT pada Ibu Hamil diartikan Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan) yang berguna bagi kekebalan seumur hidup. Untuk pencegahan terjadinya Tetanus Toksoid pada ibu hamil dilakukan imunisasi TT. Pemberian TT2 diartikan selang waktu pemberian minimal 4 minggu setelah TT1 dengan masa perlindungan 3 tahun. Pemberian TT3 diartikan selang waktu pemberian minimal 6 bulan setelah TT2 dengan masa perlindungan 5 tahun. Pemberian TT4 diartikan selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT3 dengan masa perlindungan 10 tahun. Pemberian TT5 diartikan selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT4 dengan masa perlindungan 25 tahun. Sedangkan pemberian TT2+ diartikan Imunisasi Tetanus yang diberikan minimal 2 kali saat kehamilan (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan). Imunisasi TT diberikan pada Bumil, jumlah ibu hamil yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 sebesar Bumil yang mendapatkan Imunisasi TT-1 sebesar (285,57 %), TT-2 sebesar (5,18 %), TT-3 sebesar (9,61 %), TT-4 sebesar (10,45 %), TT-5 sebesar (28,09 %), dan TT2+ sebesar (53,33 %) (Tabel 29). 41

43 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Bab5 Situasi Upaya Kesehatan Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan khususnya pada tahun Pelayanan Kesehatan Dasar Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Kunjungan Ibu Hamil (K4) Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ke tiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil. Jumlah seluruh ibu hamil sebanyak orang, persentase cakupan pelayanan K4 Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 sebesar (81,44 %). Untuk tahun 2012 jumlah absolut K4 sebesar (78,89 %). Kunjungan K4 pada tahun 2013 mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan sosialisasi maupun pendekatan masyarakat sering dilakukan sehingga masyarakat sadar akan pentingnya menjaga kesehatan bayi yang dikandungnya (Tabel 28). 42

44 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto 2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Nifas Pertolongan persalinan juga merupakan salah satu kualitas pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Hal ini dapat menggambarkan bahwa masyarakat mau dan tahu tentang pentingnya keamanan dalam pertolongan persalinan oleh nakes Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Pesan kunci MPS (Making Pregnancy Safer) yaitu persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, maka keadaan ini belum sepenuhnya dapat dilakukan di Kabupaten Mojokerto, karena masih diperlukan dukungan kegiatan APN dan kemitraan antara bidan dan dukun. Jumlah ibu bersalin sebesar orang, yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 sebesar (87,99 %) (Tabel 28). Ibu yang telah melahirkan juga perlu ditangani saat masa nifas oleh tenaga kesehatan. Distribusi pelayanan kesehatan pada ibu nifas tahun 2013 yaitu sebesar (85,50 %) dari total ibu nifas (Tabel 28). 3. Komplikasi Kebidanan Dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani Jumlah dan persentase Komplikasi Kebidanan dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 dari jumlah ibu hamil yaitu sebanyak , dimana untuk 20% ibu hamil sebesar Komplikasi kebidanan yang ditangani dari 20% ibu hamil yaitu sebesar (89,70 %). Sasaran bayi yaitu sebesar , dimana 15% sasaran bayi sebesar Dan neonatal risti yang ditangani untuk bayi adalah sebanyak (50,41 %), dimana laki-laki sebanyak 706 dan perempuan 607 (Tabel 31). 4. Kunjungan Neonatus Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari). Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013, cakupan kunjungan neonatus sebesar (95,47 %), diantaranya laki-laki dan perempuan dari seluruh neonatus sejumlah Terjadi kenaikan dari tahun 2012, hal ini dikarenakan para Ibu sudah mengerti tentang menjaga kesehatan bayi dari usia baru 43

45 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto lahir sampai 28 hari, yang mana usia ini bayi membutuhkan perhatian ekstra untuk menjaga kesehatannya (Tabel 36 ). 5. Kunjungan Bayi Kunjungan bayi di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 minimal 4 kali sebesar (94,37 %), diantaranya bayi laki-laki dan bayi perempuan dari seluruh jumlah bayi yang ada Terdapat penurunan dibandingkan dengan cakupan tahun 2012, hal ini dikarenakan adanya penurunan jumlah bayi/sasaran di tahun 2013 (Tabel 37). 6. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah Pelayanan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS dan Dokter kecil. Dari hasil pengumpulan data (tabel 43) di Kabupaten Mojokerto menunjukan bahwa cakupan pelayanan kesehatan anak balita dan pra sekolah (usia bulan) sebesar (84,57 %) dimana laki-laki sebesar dan perempuan sebesar , cakupan penjaringan pelayanan kesehatan siswa kelas 1 SD dan setingkat sebesar ( %) diantaranya laki-laki siswa dan perempuan sebesar siswa dari total siswa (Tabel 46). Murid SD/MI dan setingkat yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standart dari jumlah seluruh siswa anak sebesar ( %), diantaranya laki-laki sebesar siswa dan perempuan siswa (Tabel 47). 7. Pelayanan Keluarga Berencana Peserta Keluarga Berencana terbagi menjadi peserta KB Baru dan Peserta KB Aktif. Dari jumlah PUS yang ada , jumlah Peserta KB Baru (5,57 %) dan Jumlah Peserta KB Aktif (75,46 %) (Tabel 35). Peserta keluarga berencana aktif dibagi menjadi peserta KB dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang jenisnya adalah, MOP/MOW, IUD, implant dan peserta KB Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) yang jenisnya suntik, pil, kondom, obat vagina dan lainnya. Peserta KB Aktif di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 yang paling banyak memilih Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) jenis IUD sebesar 7,45 %, sedangkan KB Non MKJP yang paling banyak dipilih adalah jenis suntik sebesar 64,27 % (Tabel 33). Peserta KB baru di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 sebanyak , yang paling banyak memilih Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) jenis IUD sebesar 12,90 %, sedangkan KB Non MKJP yang paling banyak dipilih adalah jenis suntik sebesar 65,41 % (Tabel 34). 44

46 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto 8. Pelayanan Imunisasi Pencapaian universal child immunization pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I.. Pada tahun 2013 di Kabupaten Mojokerto telah mencapai desa/kelurahan UCI sebesar 94% dari 304 desa/kelurahan yang ada (Tabel 38). Banyaknya Puskesmas yang belum mencapai target dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain kurang lengkapnya pencatatan dan pelaporan dari Puskesmas, selain itu banyaknya masyarakat memilih memberikan imunisasi pada anaknya ke Bidan Praktek Swasta, Balai Pengobatan (BP) atau Klinik maupun Rumah Sakit sehingga tidak terlaporkan. Namun pencapaian UCI tahun 2013 lebih tinggi dibanding tahun Pelayanan imunisasi diberikan pada bayi yaitu diantaranya imunisasi DPT1+HB1, DPT3+HB3, Campak, BCG dan Polio 3. Jumlah cakupan imunisasi DPT, HB, dan campak pada bayi di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 dimana jumlah bayi Bayi yang mendapat imunisasi DPT1+HB1 sebesar (97,24 %), bayi yang mendapat imunisasi DPT3+HB3 sebesar (98,85 %), campak sebesar (97,11 %) (Tabel 39). Cakupan imunisasi BCG dan polio pada bayi di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 dimana jumlah bayi Bayi yang mendapat imunisasi BCG sebesar (95,88 %), Polio 3 sebesar (98,88 %) (Tabel 40). 9. Pelayanan Kesehataan Usia Lanjut Pelayanan Kesehatan Pra Lansia dan Lansia diartikan pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada pedoman pada pra lansia (45 59 tahun) dan lansia (60 tahun ke atas), di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan pelayanan kesehatan pra lansia dan lansia (60 tahun +) di kabupaten Mojokerto tahun 2013 dari total yang mendapat pelayanan kesehatan sebesar (23,57 %), diantaranya laki-laki (22,74 %) dan perempuan (24,30 %) (Tabel 48). 10. Pemanfaatan Obat Generik Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin diartikan persentase tersedianya obat dan vaksin selama 18 bulan bagi pelayanan kesehatan dasar di sarana pelayanan kesehatan Pemerintah. Obat yang tersedia di Puskesmas dan jaringannnya adalah obat-obatan untuk pelayanan kesehatan dasar. Kebutuhan akan jenis obat dan jenis obat generik yang tersedia cukup bervariasi pada setiap Puskesmas. Perbedaan kebutuhan baik untuk jenis dan jumlah obat tergantung pada situasi dan kondisi masyarakat dan lingkungan disekitar pelayanan kesehatan. Jumlah jenis obat tahun 2013 yang tersedia sebanyak 144 jenis obat (Tabel 69). 45

47 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto 11. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pemeriksaan Gigi dan Mulut diartikan Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk upaya promotif, preventif dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi tetap, pengobatan dan penambalan sementara yang dilakukan di sarana pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 meliputi pelayanan tumpatan gigi tetap dan pencabutan gigi tetap. Dengan jumlah tumpatan gigi tetap dengan rincian laki-laki sebesar dan perempuan sebesar Pencabutan gigi tetap dengan rincian laki-laki sebesar dan perempuan sebesar 3.155, rasio tumpatan/pencabutan 0,97 (Tabel 52). Pelayanan kesehatan gigi dan mulut juga dilakukan pada anak SD dan setingkat. Dimana dilakukan upaya promotif dan preventif. Jumlah murid SD/MI yang mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebanyak Murid SD/MI yang diperiksa sebanyak siswa, yang memerlukan perawatan , dan siswa yang mendapatkan perawatan (94,03 %) (Tabel 53). 12. Keluarga Miskin yang mendapatkan Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin dapat diperoleh melalui porogram Jamkesmas dan Jamkesda di sarana kesehatan baik Puskesmas maupun Rumah Sakit. Jumlah keluarga miskin yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Kabupaten Mojokerto, untuk Rawat Jalan, pelayanan kesehatan dasar (pasien maskin di sarkes strata 1) sebesar jiwa (45,86 %), sedangkan pelayanan kesehatan rujukan (pasien maskin di sarkes strata 2 dan 3) sebesar 219 jiwa (0,33 %) dari total masyarakat miskin (dicakup Jamkesmas/Askeskin) sebanyak (Tabel 56). Untuk rawat Inap, pelayanan kesehatan dasar (pasien maskin di sarkes strata 1) sebesar jiwa (1,19 %) (Tabel 57). Total dari maskin yang mendapat pelayanan kesehatan seharusnya %, hal ini disebabkan pencatatan dan pelaporan yang masih belum tertata dengan baik dan masih ada perbedaan persepsi tentang keluarga miskin ( Tabel 56 ). 13. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan Sarana pelayanan kesehatan yang terdapat di Kabupaten Mojokerto terdiri dari Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan Swasta,dll. Jika dilihat berdasarkan kepemilikannya Rumah Sakit di Kabupaten Mojokerto terdiri dari 1 Rumah Sakit milik Pemprov, 2 Rumah Sakit milik Pemkab dan 9 Rumah Sakit milik swasta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini : 46

48 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Gambar 17. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan di Kab. Mojokerto Tahun 2013 Selain Rumah Sakit masih terdapat sarana pelayanan kesehatan yang lainnya yaitu 12 Rumah Bersalin, 34 Klinik, 5 praktik pengobatan tradisional, 67 apotek, 415 industri rumah tangga makanan, 2 industri farmasi, 1 industri obat tradisional, 2 industri kecil obat tradisional, 1 industri alat kesehatan, 2 industri perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT), dan 1 industri kosmetik (Tabel 70). 14. Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Labkes dan Memiliki 4 Spesialis Dasar Untuk Sarana Kesehatan dengan kemampuan Labkes di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 sebanyak 32 sarana yang ada, dan yang mempunyai Labkes 39 buah ( %). Yang memiliki 4 spesialis dasar ada 2 buah ( 22,22 % ) yaitu berada di Rumah Sakit Umum (Tabel 71). 15. Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level1 Presentase sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat (Gadar) level 1 di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 dengan rincian sebagai berikut, Rumah Sakit Umum terdapat 9 buah dan yang memiliki Gadar 9 ( %), Rumah Sakit Khusus terdapat 3 buah dan yang memiliki Gadar 3 ( %) (Tabel 49). 16. Pemanfaatan Sarana Puskesmas dan Rumah Sakit Jumlah total untuk kunjungan rawat inap dan rawat jalan di Puskesmas sebanyak jiwa dengan jumlah kunjungan rawat inap jiwa dengan rawat jalan jiwa. Total untuk kunjungan rawat inap dan rawat jalan di Rumah Sakit sebanyak jiwa dengan jumlah kunjungan rawat inap jiwa dengan rawat jalan jiwa, dengan rincian pengunjung rawat inap laki-laki jiwa dan perempuan jiwa, pengunjung rawat jalan laki-laki

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL TAR TABEL

DAFTAR TABEL TAR TABEL DAFTAR TABEL TAR TABEL Tabel 1 : Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan, Kabupaten Mojokerto Tahun 2012 Tabel 2 : Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya penyusunan

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

Jln. RA Basuni No. 04, Sooko, Mojokerto Telp. (0321) Fax.

Jln. RA Basuni No. 04, Sooko, Mojokerto Telp. (0321) Fax. http://dinkes.mojokertokab.go.id/ Email : dinkeskabmojokerto@gmail.com Jln. RA Basuni No. 04, Sooko, Mojokerto Telp. (0321) 321957 - Fax. (0321) 390113 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 Profil Kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Jln. R A Basoeni No. 04 Sooko MOJOKERTO Profil Kesehatan Tahun 2015 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN 3.1. TUJUAN UMUM Meningkatkan pemerataan, aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat terutama kepada masyarakat miskin dengan mendayagunakan seluruh

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung system manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100. Berdasarkan uraian mengenai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah selama periode 2011-2015, maka telah ditetapkan target agregat untuk

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta atas berkat dan rahmat-nya, buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 dapat diterbitkan. Profil Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai Pasal 13 dan 14 huruf j Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dikatakan bahwa Kesehatan merupakan urusan wajib dan dalam penyelenggaraannya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 695 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 104 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 421.900 424.831

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 06 TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Meningkatkan Meningkatkan Upaya Upaya Kesehatan Kesehatan Masyarakat melalui program melalui Program Kesehatan

Lebih terperinci

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran

Lebih terperinci

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA I.Upaya Promosi Kesehatan A. Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat 1. Rumah Tangga : Rumah di Periksa : 1050 Target : 75 % x 1050 = 788 2. Institusi Pendidikan sekolah

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN TREND JAWA TIMUR TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 2011 Jl. A. Yani 118 Surabaya HTTP://dinkes.jatimprov.go.id Email : info@dinkesjatim.go.id DINAS Tahun KESEHATAN 2012 PROVINSI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR [ ] PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR [ ] PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 2014 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR [ ] 20 13 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 i PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Buku ini diterbitkan oleh DINAS KESEHATAN PROVINSI

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 )

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 ) LAMPIRAN 1 LUAS WILAYAH,, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH RUMAH JIWA / RUMAH PENDUDUK DESA KELURAHAN DESA+KEL. PENDUDUK (km 2 ) TANGGA

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Jalan Poros Andoolo Kel.

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I 1 DERAJAT KESEHATAN (AHH, AKB DAN AKI) 2 STATUS GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA 3 JUMLAH RUMAH SAKIT BERDASARKAN KEPEMILIKAN DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS No 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan 1 Penurunan Angka 17 pada ibu, neonatus, bayi, balita

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang. Dr. ALI SYOFII NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang. Dr. ALI SYOFII NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2013 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1.281 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 460 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 586.021

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso telah dapat menyusun Profil Kesehatan Kabupaten Bondowoso Tahun 2012, yang berisi apa yang telah dikerjakan oleh Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci